PEMBUATAN IKLAN TELEVISI DENGAN MENGGABUNGKAN KARAKTER 3D DAN LIVE SHOOT STUDI KASUS PADA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Tri Setyo Ary Wibisono 10.12.4394
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
MAKING OF TV COMMERCIAL BY COMBINE 3D CHARACTER AND LIVE SHOOT CASE STUDY BADAN NARKOTIKA NASIONAL PEMBUATAN IKLAN TELEVISI DENGAN MENGGABUNGKAN KARAKTER 3D DAN LIVE SHOOT STUDI KASUS PADA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
Tri Setyo Ary Wibisono Amir Fatah Sofyan Jurusan Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakarta
ABSTRACT Public service advertising is a form of advertising, solicitation or appeal to the public to do or not doing an act in the public interest or change unacceptable behavior to become better. National Narcotics Agency is an abbreviated BNN government agencies (LPNK) Indonesia which has the task of carrying out government duties in the field of prevention and combating abuse and illicit psychotropic substances precursors and other addictive substances addictive ingredients except for tobacco and alcohol One area that handled BNN is prevention prevention can be done by the socialization to the public. It required a the socialization media that can reach all levels of society one through public service announcements. Visual effects will make an ad more attractive and help messages conveyed in a more ad. . Keyword : Advertising, BNN, Visual Effect
1.
Latar Belakang Masalah Saat ini penggunaan iklan sebagai alat sosialisasi uintuk sebuah lembaga
pemerintahan sudah banyak digunakan dan semakin berkembang, terutama penggunaan iklan di televisi. Semakin berkembangnya metode yang digunakan agar menarik para penonton iklan tersebut. Media televisi merupakan salah satu media yang efektif untuk beriklan. Hal ini dikarenakan iklan televisi mempunyai karakteristik khusus yaitu kombinasi gambar, suara dan gerak. Iklan televisi yang sifatnya untuk sosialisasi sering disebut iklan layanan masyarakat yaitu iklan yang menyajikan pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keselarasan dan kehidupan umum. Iklan layanan masyarakat dapat dikampanyekan oleh organisasi dengan tujuan sosial ekonomis yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.. Iklan yang dibuat penulis ini adalah iklan televisi dengan memasukan karakter 3D. Karakter 3D juga sering disebut animasi 3D yang merupakan pengembangan dari animasi 2D. Dengan animasi 3D, karakter yang diperliharkan semakin hidup dan nyata, mendekati wujud aslinya. Iklan ini nantinya akan menggunakan penggabungan karakter 3D dengan live shoot. Live shoot dapat diartikan pengambilan gambar bergerak yang dilakukan secara langsung, atau yang biasa disebut video shooting.
2.
Landasan Teori
2.1.
Periklanan
2.1.1.
Pengertian Periklanan Periklanan merupakan salah satu tahap dalam pemasaran. Produk barang ataupun
jasa, baik penamaanya, pengemasannya, penetapan harga, dan distribusinya tercemin dalam kegiatan periklanan. Tanpa periklanan berbagai produk tidak akan dapat mengalir secara lancar ke para distributor, apalagi sampai ketangan konsumen. Periklanan adalah penggunaan media bayaran oleh seorang penjual untuk mengkomunikasikan informasi persuasive tentang produk (ide, barang, jasa) ataupun organisasi yang merupakan alat promosi yang kuat (Suyanto, 2004, hal. 3). 2.1.2.
Definisi Iklan Menurut William Wells, John Burnett, dan Sandra Moriarty dalam buku Advertising
Principles and Practice (2003), definisi standar periklanan memiliki lima elemen. Pertama,
1
iklan adalah bentuk komunikasi dibayar, meskipun beberapa bentuk iklan, seperti iklan layanan masyarakat (ILM), menggunakan ruang dan waktu. Kedua, tidak hanya pesan yang dibiayai, tapi identifikasi sponsor. Ketiga, sebagian besar iklan mencoba untuk membujuk atau mempengaruhi konsumen sadar akan produk atau perusahaan. Keempat, pesan yang disampaikan melalui berbagai macam media massa, dan kelima, iklan mencapai konsumen audiens potensial. Iklan adalah dari komunikasi massa. 2.1.3.
Jenis Iklan Ada 9 jenis iklan menurut William Wells, John Burnett, dan Sandra Moriarty dalam
buku Advertising Principles and Practice (2003): 2.1.3.1. Iklan Bermerek (Brand advertising Iklan merek. Iklan merek berfokus pada pengembangan identitas merek dan citra jangka panjang. Salah satu iklan TV untuk Worldspan menggambarkan bagaimana iklan dapat menggunakan humor untuk menciptakan pencitraan tersendiri. 2.1.3.2. Ritel atau Iklan Lokal (Retail or Local Advertising) Banyak iklan berfokus pada pengecer atau produsen topi menjual barang dagangan mereka di area terlarang. Dalam kasus iklan ritel, pesanya mengumumkan fakta tentang produk yang tersedia di toko-toko dekat. Tujuanya cenderung memusatkan perhatian untuk toko-toko, dan menciptakan distributor yang menawarkan produk di area yang cukup terbatas. 2.1.3.3. Iklan Politik (Political advertising) Iklan untuk membujuk orang untuk memilih mereka atau ide-ide mereka, sehingga merupakan bagian penting dari proses
politik. Contohnya iklan kampanye pemilihan
presiden. 2.1.3.4. Iklan Langsung Respon (Direct-Response Advertising) Iklan Langsung Respon dapat menggunakan media iklan, termasuk direct mail, tetapi pesan yang berbeda dari iklan nasional dan eceran dalam mencoba untuk merangsang penjualan langsung. Konsumen dapat merespon dengan citra. 2.2.
Pengertian Iklan Televisi Adanya iklan televisi akan memperbaiki keterbatasan penyiaran radio dan kebekuan
karakter iklan cetak. Selain itu, iklan televisi menjadikan jangkauan penyiaran lebih luas dan membuat karakter lebih hidup (Suyanto, 2005, hal. 1).
2
2.3.
Animasi
2.3.1.
Pengertian Animasi Kata animasi berasal dari kata dalam bahasa latin animus, yang artinya dalam
kondisi hidup (Tereza, 2007, hal. 36). Chris Patmore dalam buku The Complete Animation Course:Tthe Principles, Practice and Techniques of Successful Animation (2003) mengatakan animasi dapat diartikan sebagai seni menangkap serangkaian gerakan tunggal, baik dalam pita film atau dalam bentuk digital, memutarnya secara berurutan dan cepat untuk membuat ilusi gerakan. Hal tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan gambar yang digambar pada cel, kertas atau media lainnya; dengan tokoh yang terbuat dari tanah liat atau boneka kertas; atau menggunakan gambar yang dihasilkan komputer (Computer-Gereted Images). Ada juga yang mengatakan animasi didasarkan pada persepsi ketika serangkaian gambar diperlihatkan secara berurutan dengan cepat dimana setiap gambar berubah dalam suatu waktu, sehingga gambar terlihat gerakan yang berlangsung (Stephen dan Christine, 2003, hal. 12). 2.4.
Konsep 3 Dimensi Menurut Simon Danaher dalam buku 3D Wizardry: Quick and Easy 3D Techniques
(2003) sebuah model 3 dimensi (3D) terdiri dari titik seri, yang masing-masing memiliki lokasi dalam ruang 3D yang didefinisikan oleh satu set koordinat. Stephen J. Ethier dan Christine A. Ethier dalam bukunya yang berjudul 3D Studio Max in Motion: Basic Using 3D Studio Max 4.2 (2003) menyatakan ketika membuat objek dalam tiga dimensi, digunakan tiga sumbu: X, Y dan Z. Tiga sumbu mengendalikan bentuk, proporsi, dan posisi objek. Objek 3D didefinisikan dalam ruang 3D dengan sistem koordinat Cartesian. Sistem ini didasarkan pada sumbu asal (0, 0, 0) di mana X, Y, Z adalah 0, dan X ,Y , Z positif dan negatif ditarik dari sumbu asal. Ketika melihat dari atas atau plan view pada layar komputer, sumbu X berjalan dari kiri ke kanan secara horizontal pada layar, sumbu Y berjalan secara vertikal di layar dari atas ke bawah, dan sumbu Z menjauh dari viewer dan menuju viewer, tampaknya mundur kedalam layar atau keluar menuju layar mendeketi viewer. 2.4.1.
Geometri Matematika geometri digunakan oleh komputer untuk menentukan apa yang di lihat
di layar. Untuk
membangun adegan yang kompleks, perlu dipahami bagaimana
memanipulasi geometri dan bagaimana geometri akan dianimasikan dan dipetakan teksturnya (texture mapped).
3
2.4.1.1. Elemen Dasar Geometri Menurut team autodesk dalam buku The Art of Maya 4th Edition: An Introduction to 3D Computer Graphic (2000) ada 3 elemen dasar geometri yang bisa digunakan untuk membuat dan memanipulasi objek 3D di komputer: 1.
Points
Points dalam 3 dimensi didefinisikan menggunakan koordinat X, Y Dan Z. kontrol points digunakan untuk membantu menentukan bentuk seperti curves, surfaces dan lattice deformers. 2.
Curves
Curves adalah
dua atau lebih poin yang terhubung. Curves berguna untuk
menentukan bentuk suatu objek. Curves juga dapat digunakan sebagai path untuk menganimasikan objek. Karena curves hanya memiliki satu dimensi, mereka tidak dapat render, sebaliknya, curves dapat memainkan peran kunci dalam menentukan bagaimana surfaces bekerja dalam ruang 3D. 3.
Surfaces
Surfaces adalah serangkaian garis yang terhubung dalam dua arah. Surfaces dapat diberi tekstur dalam gambar 3D. Ketika surfaces disinari cahaya, surfaces akan terlihat bergradasi dan tampak tersorot cahaya 2.5.
Modeling Ada banyak pilihan cara untuk melakukan modeling. Sebagian besar pemodelan
dilakukan dengan menggunakan polygon (representasi geometris permukaan dan object), namun cara-cara khusus yang digunakan untuk
membuat model akan tergantung pada
modeler. 2.5.1.
Jenis-jenis Modeling Berikut adalah salah satu jenis permodelan menurut Randi L. Derakhshani dan
Dariush Derakshani dalam bukunya Introducing Autodesk 3ds Max 2011 (2010): 2.5.1.1. Character Modeling Character modeling mencakup pemodelan dari setiap karakter dalam adegan, dari manusia dampai hewan dan benda biasa yang dianimasikan untuk hidup. Dengan ini penulis memahami bahwa penggabungan iklan televisi yang berjenis iklan layanan masyarakat dengan Character Modeling dinilai cukup efektif dalam menyampaikan maksud dari iklan tersebut. 2.6.
Alur Kerja Produksi Iklan Televisi
4
Ada 3 tahapan dalam pembuatan Iklan Televisi dengan menggabungkan karakter 3D dan live shoot yaitu : 2.6.1.
Pra Produksi Tahap praproduksi adalah tahap dimana kita mengerjakan semua pekerjaan dan
aktivitas sebelum iklan televisi diproduksi secara nyata. Pemesan iklan televisi dapat menghemat biaya iklan. Pertama-tama yang harus dipikirkan produser pada tahap praproduksi adalah memelajari naskah, storyboard, dan menganalisa teknik produksi yang akan diterapkan dalam produksi iklan televisi. Dalam pembuatan Iklan untuk BNN penulisan naskah/skenario dan pembuatan storyboard masuk dalam tahap praproduksi. 2.6.1.1. Menulis Skenario Menurut Syd Field dalam bukunya The Foundation of Screenwriting, skenario adalah sebuah naskah cerita yang menguraikan urut-urutan adegan, tempat, keadaan, dan dialog, yang disusun dalam konteks struktur dramatik. Dalam hal ini langkah awal dalam tahap praproduksi adalah menulis skenario untuk menentukan alur cerita pembuatan iklan. 2.6.1.2. Storyboard Storyboard adalah langkah berikutnya dalam mendefinisikan action dalam script. Storyboard menunjukkan waktu dan framing di kamera, serta action dan dialog (jika ada). Untuk membuat storyboard yang efektif,
naskah harus dibedah kedalam adegan, dan
selanjutnya adegan dibedah ke dalam shot, dengan masing-masing shot menyajikan view yang berbeda dari kamera atau pemotongan (cut) action yang berbeda. Setiap panel storyboard menggambarkan apa yang terjadi di shot itu. Panel menunjukkan action keseluruhan proyek secara linear, shot-by-shot fashion, dan bagaimana adegan akan diedit nantinya. 2.6.2.
Produksi Produksi adalah inti dari setiap proyek. Produksi Iklan dengan Menggabungkan
Karakter 3d dan Live Shoot dimulai ketika shooting dilakukan. 2.6.3.
Pasca Produksi Pascaproduksi adalah periode di mana pekerjaan dan aktivitas yang terjadi setelah
iklan televisi diproduksi secara nyata untuk keperluan soaialisasi BNN. Kegiatan pascaproduksi pembuatan Iklan untuk BNN meliputi animasi, kompositing, pembuatan sound, editing, dan render. Berikut langkah-langkah proses pascaproduksi pada pembuatan iklan 3.
Analisis dan Perancangan
3.1.
Gambaran Umum
5
3.1.1. Badan Narkotika Nasional Badan Narkotika Nasional (BNN) adalah sebuah lembaga pemerintah nonkementrian (LPNK) Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan, dan peredaran gelap psikotropika, prekursor, dan bahan adiktif lainya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol. BNN pusat beralamat di Jl. MT. Haryono no. 11 Cawang, Jakarta Timur, sedangkan di tingkat propinsi dinamakan BNP dan BNK untuk tingkat Kabupaten/Kota. BNN dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada presiden melalui koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. 3.1.2. Visi dan Misi 1.
Visi Mewujudkan masyarakat Indonesia bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
2.
Misi a. Menyusun
kebijakan
nasional
Pencegahan,
Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran gelap Narkoba (P4GN). b. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat, organisasi bukan pemerintah, media massa dan sektor usaha serta masyarakat luas dalam program pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dan prekusor. c. Melaksanakan kerjasama regional dan internasional baik bilateral maupun multilateral d. Menyelenggarakan
pengembangan
kapasitas
SDM
melaui
program
pelatihan, dan pengadaan prasarana dan sarana, serta piranti lunak, termasuk pengembangan system informasi nasional narkoba yang terpadu dengan system informasi narkoba regional dan internasional. e. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan tentang narkoba. 3.2.
Analisis Kebutuhan Informasi Dalam merancang iklan diperlukan data dan informasi dari BNN untuk menghindari
kesalahan pada saat perancangan iklan, selain itu data dan informasi adalah kunci utama terbentuknya ide dan konsep perancangan iklan ini. 3.2.1. Kebutuhan Perangkat Lunak Perangkat lunak digunakan untuk mengerjakan atau mengolah aplikasi yang dibuat dan mendukung bekerjanya sistem komputer sehingga sistem dapat bekerja. Adapun
6
perangkat lunak sistem operasi yang dibutuhkan adalah perangkat lunak yang mampu menjalankan iklan televisi ini. Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan iklan televisi ini adalah: 1.
Microsoft Windows 7 Ultimate
2.
Adobe After Effect CS6
3.
Adobe Premiere Pro CS6
4.
Adobe Audition CS5
5.
Adobe Photoshop CS6
6.
Autodesk Maya 2013
3.2.2. Kebutuhan Perangkat Keras Perangkat keras adalah semua bagian dari komputer dan kamera berupa benda fisik yang mendukung proses kerja sistem. Perangkat keras yang digunakan adalah sebagai berikut: 1.
Processor Intel Core I5 2550k
2.
Mainboard MSI B75MA-645
3.
Memory TEAM 8GB KIT 1333
4.
Graphic Card MSI GTS 450 DDR3 1GB
5.
Harddisk WDC 500 GB Blue
6.
ODD DVDRW SAMSUNG 22x
7.
Casing XIGMATEK ASGARD
8.
Power Supply ENERMAX 450 WATT
9.
Monitor DELL 17” LED
10.
Keyboard dan mouse Logitech MK 100
11.
Kamera DSLR Cannon 550D
4. Implementasi dan Pembahasan 4.1.
Produksi Tahapan ini merupakan tahapan pembuatan Iklan setelah melewati praproduksi.
Setelah semua persiapan baik peralatan, talent, perlengkapan selesai. Selanjunya beralih pada proses eksekusi ide cerita yang telah tertuang dalam skenario dan storyboard. Skenario yang sudah ada divisualisasikan dalam bentuk audiovisual yang berupa video. Proses eksekusi ini biasanya disebut dengan kegiatan shooting. Shooting iklan Badan Narkotika Nasional dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2013 berlokasi di Benteng Vredeburg dan 0km Yogyakarta.
7
Gambar 4.1. Proses Shooting 4.2.
Pasca Produksi Tahap pasca produksi adalah tahap dimana dilakukan proses editing terhadap file
hasil produksi. Pada tahap ini akan dilakukan pengkomposisian file hasil produksi, animasi, modeling dan proses editing dengan sound yang kemudian akan dijadikan file video sehingga dapat dimainkan pada software video player.
Gambar 4.2. Bagan Pasca Produksi Iklan
8
4.2.1.
Compositing dan Editing Compositing dan Editing dilakukan untuk menyusun dan mengatur file animasi yang
telah dirender sekaligus video yang telah diimport. Dalam hal ini penulis menggunakan Adobe After Effect CS6 untuk melakukan Compositing dan Adobe Premiere Pro CS6 untuk Editing.
1.
Setelah di replace Adobe After Effect Compositing di video talent yang tidak menggunakan narkoba di import di Adobe Premiere Pro CS6, maka file karakter 3D yang telah dirender tadi juga di import di Adobe After Effect Composition.
Gambar 4.3. replace Adobe After Effect Compositing 2.
Setelah di replace Adobe After Effect Compositing, file karakter malaikat 3D yang telah dirender dimasukkan ke dalam timeline dan mulai di mask dengan menggunakan pen tool untuk menyeleksi karakter malaikat 3D agar nampak di belakang talent 2 dan 3. Kemudian klik keyframe mask path dan klik tombol next frame setelah diseleksi.
9
Gambar 4.4. masking karakter malaikat dibelakang talent 2
Gambar 4.5. masking karakter malaikat dibelakang talent 3 3.
Selanjutnya memberi animasi teks dengan tujuan memperjelas tentang apa yang dimaksudkan dalam video ini. Untuk animasi teks dengan memasukan animasi position dan opacity.
10
Gambar 4.6. animasi teks 4.
Untuk video yang memperlihatkan pengguna narkoba akan di Compositing langkahnya juga sama seperti video sebelumnya.
Gambar 4.7. Compositing video pengguna narkoba 5.
Selanjutnya langkah yang sama seperti video sebelumnya, dengan import animasi 3D dan memberi animasi teks. Untuk video ini tidak dilakukan mask dengan menggunakan pen tool seperti video yang menjelaskan talent yang tidak menggunakan narkoba karena karakter 3D tidak melewati bagian belakang dari talent 4.
11
Gambar 4.8. Compositing dan import animasi 3D dan teks 6.
Proses Closing dengan menggunakan logi BNN adalah Compositing yang terakhir, sebelum masuk ke Adobe After Effect CS6 dilakukan proses seleksi file gambar logo BNN di Adobe Photoshop CS6 dan diubah dalam file output layer.
Gambar 4.9. seleksi logo BNN di Adobe Photoshop CS6
12
Gambar 4.10. Compositing logo BNN 7.
Langkah selanjutnya setelah selesai di Compositing maka otomatis video yang sudah di Compositing di Adobe After Effect CS6 akan muncul di Adobe Premiere Pro CS6. Kemudian untuk memberi warna atau colouring pada video, dengan menggunakan plugin Magic Bullet Looks.
Gambar 4.11. memberi warna dengan Magic Bullet Looks. 8.
Berikutnya
memilih
warna
Blockbuster,
karena
menurut
penulis
warna
Blockbuster cocok untuk iklan ini.
13
Gambar 4.12. pemilihan warna
Gambar 4.13. hasil setelah diwarnai 9.
Tahap berikutnya melakukan rekaman narasi dengan menggunakan Adobe Audition CS6, setelah selesai melakukan perekaman, selanjutnya editing narasi dengan menggunakan normalize dan mengatur volume sesuai yang dibutuhkan, setelah selesai file narasi yang sudah di eksport dalam file output berupa mp3 dimasukan dalam Adobe Premiere Pro CS6 di video iklan yang sudah di Compositing dan Editing sesuai dengan storyboard yang dibuat.
14
Gambar 4.14. Proses rekaman dengan Adobe Audition CS6
Gambar 4.15. memasukan narasi ke dalam video iklan 10.
Langkah selanjutnya memasukan backsound yang telah dibuat oleh composer Sudarmaji S. ke dalam Adobe Premiere Pro CS6 dan mengenai backsound sebagaimana mestinya sudah izin untuk memakai backsound ini dan dari pihak BNN juga menyetujui dengan pemilihan backsound.
15
Gambar 4.16. memasukan backsound 5.
Penutup
5.1.
Kesimpulan Berdasarkan pembuatan iklan televisi untuk Badan Narkotika Nasional, dapat ditarik
beberapa kesimpulan yaitu : 1. Pembuatan iklan televisi ini melewati tiga tahap, yaitu tahap pra produksi, tahap produksi, dan tahap pasca produksi. 2. Iklan televisi untuk Badan Narkotika Nasional menggunakan penggabungan karakter 3D dan live shoot, dimana terdapat tahap-tahap modeling dalam pembuatan karakter tiga dimensi. 3. Untuk menggabungkan karakter 3D ke dalam video hasil live shoot diperlukan
16
DAFTAR PUSTAKA
Danaher , Simon, 2003, 3D Wizardry: Quick and Easy 3D Techniques, Cambridge: Focal Press. Ethier, Stephen J. dan Ethier, Christine A., 2003, 3D Studio Max in Motion: Basic Using 3D Studio Max 4.2, New Jersey: Pearson Education Introducing Autodesk 3ds Max 2011 (2010) Field, S. 2005. The Foundation of Screenwriting, New York: A Division of Random House, Inc. Flaxman, Tereza, 2007. Maya Character Modeling and Animation: Principles and Practices. Boston: CarlesRiver Media. Patmore, Chris, 2003. The complete animation course: The Principles, Practice and Techniques of Successful Animation. Barron's Educational Series. Suyanto, M. 2004. Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan. Yogyakarta: Andi Offset. Suyanto, M. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia. Yogyakarta: Andi Offset. William Wells, et.al, 2003, Advertising Principles and Practice, New Jersey : Pearson Education LTD
17