PEMBUATAN FILM PENDEK ACTION “WILD” DENGAN PENERAPAN TEKNIK COLOR CORRECTION DAN COLOR GRADING PADA LUMETRI ADOBE PREMIERE PRO CC
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Arief Darmawan 13.11.6899
kepada FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017
PEMBUATAN FILM PENDEK ACTION “WILD” DENGAN PENERAPAN TEKNIK COLOR CORRECTION DAN COLOR GRADING PADA LUMETRI ADOBE PREMIERE PRO CC Arief Darmawan1), Yuli Astuti2) 1,2)
Fakultas Ilmu Komputer Universitas AMIKOM Yogyakarta Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 Email :
[email protected]),
[email protected])
Iklan, documenter dan Multimedia lainnya. Film saat ini telah menjadi bagian yang tak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Sebagai salah satu sarana hiburan favorit, film telah terbukti tak lekang oleh masa. Dari masa hitam – putih sampai warna bahkan tiga dimensi, dari bisu sampai bersuara, film masih bisa ‘menghipnotis’ jutaan pencintanya untuk merogoh kantung demi tiket bioskop, membeli atau menyewa video, vcd atau dvd, menghabiskan kuota data internet hanya untuk mengakses film di youtube, atau sekedar memencet tombol remote televisi untuk menikmati. Film adalah salah satu media komunikasi yang modern dan efektif sebagai penyampaian informasi atau pesan yang baik dan benar, dengan didukungnya cerita yang menarik, suara yang jernih, gambar yang jelas, dan video dengan resolusi tinggi, serta proses editing film yang akan sangat membantu untuk membuat film menjadi lebih nyata dalam mewujudkan maksud dan tujuan film yang akan dibuat. Perkembangannya pun begitu cepat, hal ini terjadi dalam segala aspek, baik dari segi cerita sampai eksekusinya, sehingga menyebabkan variasi film yang beredar sangatlah beragam. Seperti film life-action yang mempresentasikan realitas fisik. Action adalah jenis film yang mengandung banyak gerakan dinamis para actor dan aktris dalam sebagian besar adegan film, seperti halnya adegan baku tembak, perkelahian, kejar mengejar, ledakan, perang dan lainnya. Life-action di Indonesia masih jarang untuk diproduksi, bahkan Indonesia sendiri lebih sering memproduksi film horror, drama, romantic, sinetron, dan komedi yang sering kali tidak disambut baik oleh masyarakat Indonesia sendiri, berbeda dengan film film Hollywood bergenre action, adventure, Sci-Fi, fiksi yang banyak sekali dinantikan oleh masyarakat akan rilisnya, film Hollywood begitu mudahnya menarik hati masyarakat. Salah satu alasan mengapa film-film Hollywood itu disukai adalah karena hasil pewarnaan pada film yang begitu menakjubkan sekaligus detail dan mereka mengemasnya dengan begitu bagus. Untuk itulah topic ini diangkat, yaitu dengan tujuan untuk merancang, membuat sebuah audio visual yang baik dalam sebuah wadah film pendek action “wild” yang unik dan imajinatif, dengan penggabungan unsur liveshoot, effect dan teknik pewarnaan color correction
Abstract - The film is one of the modern communication media and effective as delivery information or message that is good and right, it supports an interesting story, a clear voice, clear pictures, and video with high resolution, as well as the film editing process will greatly help to make film become more evident in realizing the goals and purpose of the film to be made. Its development ever so quickly, this is the case in all aspects, both in terms of the story until his execution, thus causing the variations circulating film is very diverse. Film Indonesia more horror film production, drama, romance, comedy and soap operas, which were often not welcomed by the people of Indonesia itself, unlike the movie Hollywood movie genre action, adventure, Sci-Fi, fiction that many once eagerly anticipated by the community will be the release of the Hollywood movie, so easy it is to draw the hearts of the people. One of the reasons why Hollywood movies it is preferred because the results of staining on the film that is so stunning in their detail and put it at the same time with so good. In this thesis the author as a colorist and an audio visual research and exsperimen in color correction and color grading as a solution for creating digital video quality like professional film writers felt this issue was interesting to be discussed because the result will be a lot of help to improve the quality of digital video. For that is what this topic was made, namely with a view to devising, make a good audio visual in a container with the results of action short film "the wild" in a unique and imaginative, with the incorporation of elements liveshoot, effect and coloring techniques for color correction and color grading capable of delivering new color in film Indonesan. Keyword : Filmmaking, design, color correction, color grading, lumetri color, adobe premiere, after effect 1.Pendahuluan 1.1
Latar Belakang Pada Era Digital seperti sekarang begitu berkembangnya teknologi di bidang Audio visual atau Video, yang menghasilkan sebuah karya berupa Film,
1
dan color grading yang mampu memberikan warna baru di dunia perfilman Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah bagaimana cara membuat film pendek action “Wild” dengan mengkoreksi dan mewarnai film dengan penerapan teknik Color Correction dan Color Grading ?”
2.3
Teori Warna pada Film Banyak pilihan professional colorists yang membuat berdasarkan pada teori warna. Teori warna upaya untuk mengungkapkan alasan bahwa kita mengasosiasikan warna tertentu dengan suasana hati tertentu, karakteristik dan barang atau jenis lainnya. Ia berpendapat bahwa warna adalah bahasa itu sendiri yang dapat membantu kita untuk menavigasikan dunia dan membuat keputusan tentang segala sesuatu yang dapat berinteraksi dengannya. Warna juga memberi kita begitu banyak informasi bahwa sadar, yang dapat digunakan untuk menimbulkan suasana hati tertentu pada penonton tanpa mereka menyadarinya [4].
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan skrips ini ini adalah sebagai berikut : 1. Membuat film pendek action “Wild” dengan Penerapan Teknik Color Correction dan Color Grading pada Lumetri Adobe Premiere Pro CC. 2. Pembuatan film pendek action “wild” dengan mengangkat cerita bahaya narkoba yang memberi pesan pada anak muda penerus bangsa. 3. Menjadikan pembuat film pendek ini lebih tahu dan mengerti akan struktur dan lebih mengenal dunia perfilman. 4. Berharap kepada penikmat karya dapat sama – sama belajar mengenai teknik – teknik pada proses pembuatan film.
2.3.1
Color Correction Ada dua tujuan utama dalam color correction dasarnya adalah menyebarkan tonal range dan keseimbangan warna. Dan juga ada banyak tujuan penting lainnya, termasuk untuk pencocokan warna shot video dari satu ke yang lain, membantu juga untuk bercerita, dan membuat gambar menjadi lebih “bermunculan” atau “membaca”. Mengoreksi warna tidak selalu harus menjadikan dari 0% hitam sampai 100% putih [5]. Dalam menyeimbangkan warna berarti bahwa setiap warna yang tidak diinginkan akan dieliminasi pada tahap proses koreksi. Alasannya pada istilah balancing akan menjadi lebih jelas saat mulai meneliti dan menganalisa gambar[5]. Setelah mengatur dan mengedit video dan klip audio ke urutan, mulai siap untuk koreksi warna. Koreksi warna merupakan langkah dalam proses editing film yang dapat membuat perbedaan besar. itu adalah proses menyesuaikan hue (warna dan kroma) dan pencahayaan (brightness dan eksposur) dari suatu gambar. Tujuannya adalah untuk memperbaiki video yang terlalu gelap atau terang, atau menghilangkan suatu warna dalam klip. Itu juga dapat digunakan untuk menekankan atau tidak menekankan detail pada klip. Jangan bingung pada bagian ini berbeda dengan gradasi warna, yang merupakan proses editing warna yang stylizes (gaya) video [6].
2 Landasan Teori 2.1 Tinjauan Pustaka Pada penelitian yang berjudul Pembuatan Film Indie “JALANMU BUKAN JALANKU” membahas tentang teknik dalam pengambilan gambar dan editing simple pada pembuatan film (pengambilan gambar dari sudut kamera / angle camera dan pengeditan menggunakan software Adobe Premiere Pro secara simple)[1]. Pada penelitian yang berjudul Perancangan Promosi dan Pembuatan Film Pendek “AKU MASIH LELAKI” membahas tentang cerita film yang dibuat peneliti, dalam karyanya peneliti focus dalam hal produksi dan promosi sebuah film dan peneliti tidak membahas tentang editing dalam karya (pentingnya cerita atau naskah sebuah film agar audience tertarik untuk menikmati alur cerita film yang ditunjukan)[2]. Pada penelitian yang berjudul Pembuatan Film Indie “CIMENG : Ketika Justifikasi menjadi sebuah Lereng” membahas tentang cara memproduksi sebuah film pendek dengan baik dan benar agar memproduksi film pendek menjadi lebih terstruktur dengan semua jadwal yang dibuat untuk mendapatkan Post Produksi, Produksi dan Pasca Produksi. Pembuatan film menggunakan software Adobe Premiere [3].
2.3.2
Color Grading Color grading adalah proses mengubah warna gambar yang sesuai dengan gaya dan selera. Ini adalah proses kreatif yang benar-benar terserah pada editor untuk dapat memperkuat dalam menciptakan penampilan pesan atau pun tujuan dalam mencapai emosi tertentu. Dalam film romantis, biasanya warna tampak menjadi hangat dan merah, sementara dalam film action dan film super hero ada banyak biru dan teal. Pikiran kita cenderung mengasosiasikan emosi tertentu dengan warna tertentu. Di sini adalah daftar warna dan sesuai emosi atau persepsi berdasarkan teori warna [6].
2.2
Konsep Dasar Film Film merupakan bahasa gambar. Pengertian tersebut didasari oleh kesadaran bahwa segala sesuatu yang berada di dalam frame harus bermakna dan memiliki kontinuitas yang akurat dengan gambar sebelum dan sesudahnya. Sebuah kontinuitas dalam mempunyai pengertian ruang waktu dan peristiwa yang bermuatan elemen dramatic baik secara visual maupun auditif. 2
Table 1 Warna sesuai emosi & Persepsi teori
3.2.1
Kebutuhan Fungsional Dalam pembuatan film pendek action “Wild” dibutuhkan ide cerita yang terkonsep dengan jelas. Agar teknik yang digunakan juga dapat digunakan sebagaimana mestinya. 1. Film berupa video live shoot yang di edit. 2. Berdurasi 15-20 menit. 3. Menggunakan format video mp4. 4. Recording video di 60fps, Output 30fps 1280 x 720 5. Mengintikan kepada koreksi dan memberi warna film. Film ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran coloring, sebagai media hiburan, dan motivasi membuat film. 3.2.2 Kebutuhan Non Fungsional 3.2.2.1 Kebutuhan Perangkat Keras Hardware merupakan piranti yang digunakan dalam melakukan pengolahan, penyimpanan dan penyajian data. Hardware yang digunakan berbeda-beda spesifikasinya berdasarkan kebutuhan masing-masing. Spesifikasi yang digunakan dalam pembuatan film indie action “WILD” ini adalah sebagai berikut : 1. Kamera DSLR 6D 2. Tripod 3. Monopod 4. Glidecam 5. Lensa 18-55mm, 35mm dan 85mm 6. Satu unit laptop dengan spesifikasi : Processor : intel core i3 1,8 Ghz VGA : Nvidia geforce 2GB 720M RAM 8GB SSD 120GB dan Harddisk 1TB 7. Headphone 8. Mouse dan keyboard 9. Monitor : AOC 22 Inch
3 3.1
Analisis & Perancangan Analisis Referensi Film Dalam pembuatan film pendek kategori action yang berjudul “wild” penulis akan menganalisis dari film – film yang telah ada sebelumnya, dengan berbagai referensi yang ada penulis akan menggabungkan berbagai teknik dalam pembuatan film, baik dalam teknik editing, teknik pengambilan gambar dan akting sang talen. Setelah mencari berbagai referensi akhirnya penulis mendapatkan referensi film dari Gareth Evans sebagai Sutradara asal wales, Ario Sagantoro sebagai Produser asal Indonesia, mereka yang paling berhasil pada tahun 2009 – 2014 di Indonesia tentang filmnya yang berkategori action tersebut, dari film – filmnya yang berjudul Merantau (2009), The Raid 1 (2011), The Raid 2 “Berandal” (2014). Penulis mengambil contoh dari film yang pernah penulis analisis dan tonton, yaitu dari film The Raid 1 dan The Raid 2 “Berandal”, dalam film ini Gareth Evans dan Ario Sagantoro memanfaatkan ide cerita yang bertema Perperangan antara gangster atau mafia dengan para organisasi yang ingin menyelesaikan permasalahan yang tidak benar yang terjadi di kota Jakarta. Dengan setting tempat dan actor yang luar biasa yang sengaja dibangun untuk memenuhi karakter di film The Raid ini film ini pun dapat memvisualisasikan dengan begitu baik dan bagus, dengan memanfaatkan teknik yang luar biasa seperti settingan tempat, pengambilan angle (angle) yang baik, serta sinematografi yang bagus dan teknik editing yang luar biasa seperti memanfaatkan teknik color correction dan color grading yang baik untuk menjadikan suasana film begitu dramatis dan nyata, dan teknik editing lainnya sehingga dalam pembuatan film ini sang sutradara dan produser tidak perlu bersusah payah dengan adanya teknik – teknik editing yang ada.
3.3
Analisis Kelayakan Operasional Film pendek action “Wild” layak dari segi operasional, karena dari semua perancangan sampai tahap produksi maupun finishing film dilakukan atas dasar persetujuan semua pihak yang bersangkutan dan sama sekali tidak ada pihak yang dirugikan. 3.4
Analisis Kelayakan Hukum Film pendek action “Wild” layak dari segi hukum, karena konten video maupun audio film “Wild” ini merupakan karya asli/orisinil dan berbagai menggunakan free royalty, bukan jiplakan dari karya lain yang sudah ada, sehingga film pendek ini tidak melanggar hak cipta. Dan isi film pendek action “Wild” ini tidak mengandung unsur sara dan tidak pula merugikan pihak lain.
3.2 Analisis Kebutuhan Analisis sistem dilakukan untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan film pendek atau film action “WILD”. Kebutuhan ini meliputi hardware dan software.
3.5 3
Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan dari pra-produksi, produksi, dan pasca produksi. Daftar kegiatan tersebut antara lain: Tabel 2 Jadwal Kegiatan
3.6.3 3.6
Perancangan Film Tahap Pra-Produksi Hal yang perlu dilakukan dalam pembuatan sebuah film adalah melakukan perancangan ide cerita dan teknik pembuatannya agar film yang dihasilkan dapat sesuai dan terarah sesuai dengan alur cerita yang diinginkan.
Gambar 1 contoh naskah Perancangan Storyboard Tabel 3 Perancangan Storyboard
3.6.1
Tema Cerita Film pendek action “WILD” bertema tentang entertainment edukatif, aksi perkelahian, dan action, dengan menceritakan seseorang yang terjangkit dan menjadi pecandu sekaligus ketergantungan pada narkoba, film ini mengajarkan tentang betapa pentingnya peran keluarga, edukasi, pergaulan sekitar dalam membangun masa depan yang baik, memberikan pelajaran bahwa pentingnya belajar bela diri untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain, dan juga memberikan informasi betapa buruknya tergabung dengan hal yang negatif berupa geng narkoba atau komplotan yang tidak baik. 3.6.2
Naskah (Script) Setelah mendapatkan sebuah ide cerita dan tema yang akan digunakan untuk membuat film indie maka tahapan selanjutnya adalah pembuatan sebuah naskah cerita film agar dalam proses pembuatan storyboard nantinya akan menjadi lebih mudah. Naskah dapat membantu penulis agar dapat menentukan setiap adegan (scene) serta setiap potongan (cut). Contoh naskah cerita :
4 4.1 4.1.1
Implementasi Tahap Produksi
Pengambilan Gambar Dalam tahapan produksi, shooting menjadi awal dari pembuatan film. Peneliti berfokus hanya pada satu lokasi shoot yaitu Gedung bangunan yang belum jadi dan menggunakan seluruh akses pada gedung, seperti lantai dasar maupun sampai rooftop pada gedung. Pengambilan dan teknik kamera ataupun angle (sudut kamera) sesuai dengan perancangan yang telah di rancang melalui storyboard. Adapun teknik pengambilan gambar atau shooting sebagai berikut :
4
1.
Video live shoot Live shoot dapat diartikan dengan pengambilan gambar bergerak secara langsung. 2. Tipuan kamera Tipuan kamera ini sering dilakukan di berbagai film action, seperti memanfaatkan angle dari kamera yang khusus untuk merekayasa akan kejadian, seperti memukul, menendang dan sebagainya agar terlihat seperti seakan akan saat memukul itu seperti nyata dan benar adanya. 3. Slow motion Slow motion adalah gerakan yang terlihat lebih lambat dari biasanya. Hal ini biasanya digunakan untuk menampilkan adegan yang sangat dramatis. Misalnya adegan seorang tokoh tertembak dari belakang, dipukul, ditendang, matrik, atau pun untuk objek yang akan dibuat lebih detail. Disini peneliti menggunakan settingan 60fps pada resolusi 1280 x 720.
4.2.2
Color Correction & Grading Setelah selesai semua tahap penyusunan, pemotongan, penambahan dan pengemasan seluruh shoot hingga menjadi sebuah clip film, selanjutnya adalah memberi sentuhan warna dan mengoreksi setiap warna dari masing-masing shoot. Masing-masing shoot akan di koreksi seperti mengatur cahaya, menerangi yang gelap, dan menggelapkan yang terlalu terang, sehingga shoot dapat terkoreksi dengan baik dan dapat seimbang dengan shoot-shoot lainnya. Disini peneliti hanya menggunakan Lumetri pada Adobe Premiere Pro CC 2015.
4.2 4.2.1
Editing Film Menyusun dan Menambah efek gambar Sebelum melakukan editing film, terlebih dahulu mengimport file video dan merapikan file pada library. Dengan cara klik File > Import (Ctrl+I), dan membuat folder.
Gambar 6 koreksi warna film Gambar 2 Proses Penggabungan dan Pemotongan
Gambar 3 Memberikan Adjustment Layer
Gambar 4 Proses Fade In & Fade Out Audio
Gambar 7 Memberi warna film Tahap koreksi dan mewarnai video pun selesai. Terdapat begitu banyak tools dan effect yang bisa dipakai untuk melakukan coloring, hanya saja peneliti menggunakan Lumetri sebagai sarana Color Correction
Gambar 5 Menggabungkan seluruh sequence 5
dan Color Grading pada film dikarenakan di Lumetri sendiri sudah mewakili semuanya, jadi peneliti tidak perlu lagi menginputkan begitu banyak plugin dan effect, yang sebenarnya di lumetri sendiri sudah lumayan lengkap adanya.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan pada Bab I, maka pembuatan film pendek indie “wild” action ini dapat ditarik kesimpulannya sebagai berikut. 1. Film pendek indie “WILD” Action sudah sesuai dengan penerapan dan perancangan. 2. Tahapan dalam pembuatan film pendek indie “WILD” Action meliputi pembuatan konsep, perancangan storyboard, editing, penerapan Color Correction dan Color Grading menggunakan Lumetri color, rendering. 3. Film ini terdapat bagaimana cara pembuatan film, mengedit sebuah film, memberi efek, audio dan video dan penerapan.
Gambar 8 Sebelum & Sesudah Coloring
Daftar Pustaka 4.3
Rendering Film Peneliti memilih menggunakan H.264 dikarenakan codec tersebut dapat menghasilkan kualitas yang masih bagus dengan size kecil, dan MP4 juga sudah fleksibel dan hampir bisa diputar disemua media. Cara render project dari Adobe Premiere Pro CC 2015 ini adalah Klik File > Export > Media (Ctrl+M).
[1]
[2]
[3]
[4] [5] [6] Gambar 9 Proses Render 4.4
Adita Prima Meyshinta Devi dan David Nofendri yudo Utomo STMIK Amikom Yogyakarta, Pembuatan Film Indie “JALANMU BUKAN JALANKU” Undaki Ariestian Pratama Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perancangan promosi dan pembuatan film pendek “Aku Masih Lelaki” Aditya Noor Kusuma STMIK Amikom Yogyakarta “pembuatan film indie “CIMENG : Ketika Justifikasi menjadi sebuah lereng.” Joann eckstut dan Arielle eckstus, the secret language of color Steve Hullfish, Jaime fowler. Color correction for video second edition Student Digital Life, EMORY Libraries & Information Technology
Biodata Penulis
Hasil Film
Arief Darmawan, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Ilmu Komputer Universitas AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2017. Yuli Astuti, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2006. Memperoleh gelar Magister Teknologi Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta. Pada saat ini menjadi Dosen di Universitas AMIKOM Yogyakarta.
Gambar 10 Hasil Film 4.5
Mastering Mastering merupakan proses dimana file yang telah jadi akan dipindahkan ke dalam bentuk kaset VCD, DVD atau lainnya. Sebelum melakukan konversi ke VCD atau DVD, sebaiknya file dikonversikan dalam bentuk MPG1 untuk VCD dan MPG2 untuk DVD
5
Kesimpulan 6