PEMBUATAN FILM KARTUN “PERJALANAN MENUJU POHON” DENGAN TEKNIK 2D HYBRID ANIMATION
Naskah Publikasi
diajukan oleh Dwi Susanti 04.11.0545
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011
1
2
Production Cartoon Animation Movie Perjalanan Menuju POhon With Hybryd Animation Technic PEMBUATAN FILM KARTUN “PERJALANAN MENUJU POHON” DENGAN TEKNIK 2D HYBRID ANIMATION
Dwi Susanti Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
In the world of animation, the animation is a medium that is widely used in various ways. One of them is used in the film world 2D.Film 2D animation can be used as a medium for the delivery manners are quite effective for the audience, so it can provide an interesting and raises treats especially positive effect on the fans, especially for children. There are two animations that have been known at this time that is animated twodimensional (2D) and three-dimensional (3D). The second difference lies in the animation point coordinates are used. 2D animation using the coordinates x and y, while the 3D animation using the coordinates x, y and z which allows us to see the point of view in a more tangible object. To make a good story and very interesting story structure is clearly needed. Many of the stages that need to make a 2D film, the first is to research and data collection is to determine an idea / theme of the story and write a logline, synopsis create, create charts scane, make a screenplay / scripts and display the character traits or character development. Later stages of preproduction, such as by making the character standard, making the color standards and property standards, making loyout of the film, and storyboards. The next stage is the production, which makes drawing keys, make the timing, make the image inbetwen, making background, then the process of cleaning / inker. The next stage is post production, namely by mescane drawing, coloring, editing dubing and the latter is the rendering and Composing. The results of cartoon-making "trip to the tree" with a hybrid 2D animation techniques look less smooth movements that look broken because of insufficient numbers of images yangdibutuhkan. The accuracy of the sound effects are used to give added value to the suppression situation or atmosphere in the animation.
Keywords: Animation, Cartoon Film, Technique, Character
3
1.
Pendahuluan Dewasa ini teknologi informasi khususnya teknologi multimedia, berkembang
semakin pesat hingga membuat kehidupan manusia menjadi sedemikian mudah dan menyenangkan. Hasil teknologi multimedia yang cukup dikenal manusia adalah berupa film. Terdapat dua jenis film yang diproduksi manusia, yaitu film yang ditokohkan atau diperankan oleh manusia, dan film kartun yang diperankan oleh karakter-karakter yang dibuat sedemikian rupa hingga mempunyai sifat dan tingkah laku seperti layaknya manusia. Perkembangan film kartun berawal dengan teknologi yang sangat sederhana yaitu berupa sekumpulan gambar bergerak yang digambar dalam kertas, kemudian gambar tersebut difilmkan satu per satu. Film kartun adalah salah satu jenis film yang banyak dibuat dan diproduksi hingga sekarang. Perkembangan film ini pun mulai pesat sejak komputer mulai berubah fungsi dari sekedar alat komputasi biasa hingga menjadi sebuah alat yang dapat menangani berbagai keperluan pembuatan film. Film kartun adalah sebuah jenis film yang lebih mementingkan keahlian menggambar karakter yang berjalan, berlari, melompat, berbicara dan sebagainya. Walaupun terlihat rumit dalam pembuatannya namun film jenis ini lebih banyak dibuat dikarenakan biaya pembuatannya lebih murah dari pada jenis film selain film kartun. 2.
Landasan Teori Multimedia merupakan gabungan dari lima elemen yaitu teks, gambar,
suara (audio), animasi, dan video yang disampaikan dengan komputer atau peralatan manipulasi elektronik dan digital lainnya untuk menyampaikan suatu informasi. 1 Animasi adalah membuat gambar mati seolah-olah bergerak, sehingga objek yang dihasilkan tampak berkesan hidup.2 Kesan hidup ini dikarenakan penyusunan gambar-gambar yang secara teratur disusun sesuai pergerakan yang diinginkan. Dalam pembuatan animasi terdapat beberapa prinsip-prinsip dasar yang perlu animator ketahui, yaitu timing, Arcs, Slow in and Slow out, Squash and Strecth, Follow Through and overlapping action, Secondary Action, Exaggeration, Anticipation, Solid Drawing, Staging, Appeal Teknik-teknik dalam produksi suatu animasi 2D terdapat berbagai cara yaitu Stop Motion Animation, 2D Hybrid Animation, 2D Digital Animation
2
Tay Vaughan, 2004, Multimedia : Making It Work, Yogyakarta, Penerbit Andi, halaman 2-3
4
3. Analisis 3.1
Ide Ide cerita sangat dibutuhkan dalam pembuatan film kartun yaitu untuk
memberikan suatu suguhan cerita yang menarik. Dalam membuat film kartun Perjalanan Menuju Pohon, penulis memperoleh ide cerita dari ilmu pendidikan yaitu mengenai sebuah metamorfosis. 3.2
Tema Setelah ide cerita telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan tema
cerita. Tema merupakan pesan atau makna yang akan disampaikan dari cerita yang dikembangkan. Tema yang penulis tentukan dalam pembuatan film kartun Perjalanan Menuju Pohon adalah tentang “jiwa sosial”. 3.3
Menulis Logline Logline merupakan plot atau alur cerita yang dituangkan dalam sedikit mungkin
kata-kata yang digunakan. Logline dari film kartun
Perjalanan Menuju Pohon yang
penulis buat yaitu bagaimana jika seekor kupu yang sedang melakukan proses bertelur, tiba-tiba disambar oleh seekor burung, dan kemudian dalam keadaan dibawa terbang, si kupu mengeluarkan terlurnya dan terjatuh diladang jagung. 3.4
Sinopsis Langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis. Sinopsis merupakan gambaran
keseluruhan cerita kasar dari cerita film yang dibuat. Sinopsis dari film Perjalanan Menuju Pohon antara lain : 1.
Siapakah tokoh utama dalam film kartun Perjalanan Menuju Pohon ? Jawab : Si Ulat
2.
Apa yang diinginkan tokoh utama ? Jawab : Dapat kembali ke pohon dimana seharusnya dia berada.
3.
Siapa /apa yang menghalangi tokoh utama untuk mendapatkan apa yang diinginkannya ? Jawab : Seorang petani dan seekor ular cobra yang sangat besar.
4.
Bagaimana pada akhirnya tokoh utama berhasil mendapatkan apa yang diingikankan dengan cara yang luar biasa, menarik dan unik ? Jawab : Si ulat berhasil kembali ke pohon dimana semestinya dia berada, dengan bantuan dari teman-temannya (tuang jangkrik dan kunang-kunang) yang dia temui dalam perjalanan menuju pohon.
5
5.
Apa yang ingin anda sampaikan dengan mengakhiri cerita seperti ini ?
Jawab
: Jiwa social untuk menolong setiap mahkluk yang membutuhkan pertolongan, selain itu memberikan nilai pendidikan yaitu bagaimana suatu metamorphosis dari seekor kupu-kupu. 6.
Bagaimana anda mengisahkan cerita anda? Jawab : Menggunakan sudut pandang orang ketiga, tanpa flashback, dan musik yang digunakan untuk menekankan tema, adegan, dan pola.
7.
Bagaimana tokoh utama dan tokoh-tokoh pendukung lain mengalami perubahan dalam cerita ini? Jawab : Si ulat akhirnya mengerti bahwa dalam menjalankan kehidupan dia tidak dapat melakukan semua hal sendiri tanpa bantuan dari mahkluk lain.
3.5
Diagram Scene Diagram scene digunakan dalam melakukan penentuan ide atau judul cerita dari
tiap babak yang akan disuguhkan dalam film kartun. DIAGRAM SCENE PERJALANAN MENUJU POHON
Karya : Dwi
Si ulat terlahir diladang jagung Judul Babak I lahirnya si ulat
Sebuah telur terjatuh diladang jagung
Telur menetas dan lahirlah si ulat
Keyakinan dan jurus sakti.
Judul Babak II perjalanan menuju pohon
Si ulat heran kenapa dia lahir diladang jagung
Si ulat Menyela matkan diri dari petani
Si ulat bertemu dengan tuan jangkrik
Judul Babak III metamorphosis
Si ulat dan tuan jangkrik bertualan g
Menyelamatkan diri dari ular cobra
Mendap atkan bantuan dari kunangkunang
Sang kupu sedang bertelur kemudian disambar burung Perjuangan
3.6
Lari dari petani
Bertemu tuan jangkrik
Perjalanan menuju pohon
Si ulat akhirnya sampai di pohon dan beberapa hari kemudian bermetamorfosis
Screenplay /Script
Screenplay/script merupakan naskah cerita yang merupakan kumpulan dari ide-ide yang dituangkan dalam sebuah cerita. Pembuatan naskah cerita dilakukan dengan memperhatikan sinopsis dan character development yang ada.
6
Ukuran kertas: US format letter sized (8.5 x 11 inch) paper, sedangkan UK format A4 (8.27 x 11.69 inch) Cover
: biru atau merah
Printed
: single side
Font
: Courier atau Courier New Typeface
Size
: 12 point
Format
: tanpa huruf tebal dan tanpa cetak miring3
3.7
Character Development Character development atau pembuatan karakter tokoh-tokoh animasi dibuat setelah
proses pembuatan storyboard telah selesai dikerjakan.
Si Ulat Nama
: Si Ulat
Usia
: 1 hari
Sifat
: sopan, pemberani.
Kulit
: hijau keputihan
Mata
: hitam
Keterangan
: si ulat terlahir dari telur seekor kupu yang terjatuh di ladang jagung. Ulat
heran melihat tempat lahirnya yang tidak sesuai dengan yang semestiya dia berada.
Tuan Jangkrik Nama
: Jangkrik
Usia
: 1 bulan
7
Sifat
: sabar, bijaksana, penolong.
Kulit
: coklat kehitaman
Mata
: hitam
Keterangan
: jangkrik merupakan penghuni di daerah ladang jagung tempat si ulat
terlahir. Jangkrik merasa kasihan kepada si ulat dan ingin membantu mengantarkan si ulat ke pohon di suatu bukit, dimana si ulat itu semestinya berada.
Kunang-kunang Nama
: Kunang-kunang
Usia
: sekitar 5 hari
Sifat
: baik hati, penolong.
Kulit
: coklat muda
Mata
: hitam
Keterangan
: kunang-kunang merupakan binatang yang memiliki cahaya di bagian
belakang tubuhnya. Dia melihat tuan jangkrik dan si ulat yang ketakutan bertemu ular cobra. Dia akhirnya memberikan pertolongan dengan memberi penerangan jalan bagi tuan jangkrik dan si ulat.
Ular Cobra Nama
: Ular Cobra
Usia
: sekitar 2 tahun
Sifat
: penguasa, pemarah, kejam
8
Kulit
: hitam
Mata
: hitam
Keterangan : cobra merupakan tokoh yang ditakuti. Dia akan sangat marah jika ada yang berusaha mendekati tempat dia berada. 3.8 Analisis Kebutuhan Sistem Analisis kebutuhan sistem dibutuhkan dalam rangka memaksimalkan kegiatan produksi film. Fungsi analisis sistem yang penulis buat ini adalah untuk memberikan kemudahan bagi para animator untuk membuat film kartun dengan teknik hybrid animation. 4
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1
Pra Produksi
4.1.1
Standar Karakter Sebelum proses penggambaran karakter pada setiap frame, diperlukan
adanya panduan standar karakter yang digunakan sebagai patokan untuk membuat animasi. Patokan utama dari ukuran badan disesuaikan dengan ukuran kepala karakter. Desain karakter yang dibuat minimal memuat tampak depan, samping, belakang, dan posisi karakter harus sama sesuai dengan perputaran sendi tulang.
4.1.2
Standar Warna Karakter Setelah standar karakter telah selesai dikerjakan, maka langkah selanjutnya
adalah menentukan standar warna dari karakter-karakter yang telah dibuat tadi. Merancang dan menentukan warna pada tokoh-tokoh kartun adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dalam membayangkan visual bentuk jadi suatu karakter,
9
karena terkadang dalam menentukan salah satu warna pada tokoh karakter tidak sesuai dengan background atau foreground maupun properti.
4.1.3
Standar Properti dan Vegetasi Desain standar properti adalah perlengkapan pendukung para tokoh karakter,
seperti rumah yang ditempati, pakaian yang dikenakan, kendaraan, kursi, senjata, dan gambaran benda-benda lain yang bersangkutan dengan karakter tersebut.
4.1.4
Membuat Layout
Layout digunakan untuk menggambarkan hasil jadi dari visual film yang akan dibuat. Dengan adanya pembuatan layout ini seorang animator dan pembuat background diharapkan realisasi animasinya tidak melenceng jauh dari yang diharapkan, karena layout ini harus digambar menggunakan warna aslinya.
10
Layout dari Film Perjalanan Menuju Pohon 4.1.5
Storyboard Storyboard merupakan rancangan visual dari naskah atau script yang
memperlihatkan setiap adegan. Yang disertai keterangan adegan, sudut pandang pengambilan gambar, sound, percakapan, dan perkiraan durasi.
Storyboard Film Perjalanan Menuju Pohon 4.2 4.2.1
Produksi Membuat Gambar Key Gambar key adalah sebuah awal dari bentuk animasi dalam frame sebagai
patokan oleh animator untuk meneruskan sebuah adaegan dan gerakan, disamping menyelesaikan key animasi, seorang key animator biasanya juga memiliki kemampuan untuk menghitung timing. Pembuatan gambar key bertujuan untuk mempermudah inbetween animator dalam menentukan gerakan yang akan terbentuk antara key awal dengan key akhir.
11
A1
A2 Posisi Key Awal dan Akhir
4.2.2
Menentukan Timing
Dengan memperhatikan key awal dan key akhir, dalam menentukan gambar inbetween seorang inbetweener harus mempertimbangkan pewaktuan dari tiap gambar atau frame yang ditentukan sesuai dengan sifat fisikal, estetikal dan durasi gerakan yang akan dibuat. 4.2.3
Membuat Gambar Inbetween
Inbetween merupakan gambar-gambar yang melengkapi arah gerakan dari gambar key yang telah dibuat oleh key animator. Dengan ketepatan timing yang ditentukan dan banyaknya gambar inbetween yang dibuat akan memberikan hasil gerakan animasi yang halus. Terdapat dua macam inbetween yaitu : 1. Unlimited Yaitu animasi yang digambar dan digerakkan secara utuh dalam satu atau lebih pada suatu karakter. Inbetween digambar menurut panduan Time Mapping dari keynya dengan langkah traching frame by frame. Seperti halnya teknik seluloid pada roll film negative. Dalam prosesnya, inbetween dengan cara ini akan memakan waktu cukup lama.
Gambar 4.8 Contoh Unlimited
12
2. Limited Yaitu animasi yang digambar terbatas pada gerakan tertentu atau penggambaran dilakukan hanya pada bagian yang bergerak saja dan tidak secara utuh.
A1
a
i
B1
u
e
o
Gambar 4.9 Contoh Limited
4.2.4
Pembuatan Background Setelah semua gambar key dan gambar inbetween selesai, langkah selanjutnya
adalah menciptakan background. Background merupakan lokasi dan setting di mana animasi itu berada
Gambar 4.10 Background (Kiri) dan Foreground (Kanan)
Gambar 4.11 Setelah Penggabungan 4.2.5
Proses Inker (Cleaning)
Setelah proses tracing ulang selesai dikerjakan, langkah berikutnya adalah melakukan proses inker atau cleaning, yaitu memebersihkan gambar dari goresan atau outline yang dihasilkan dari pensil 2B sehingga hanya tersisa gambar dengan outline dari drawing pen.
13
4.3
Post Produksi
4.3.1
Proses Scanning Proses scanning merupakan tahap dalam menggunakan teknik 2D hybrid
animation untuk memperoleh gambar digital dari gambar-gambar yang telah digambar secara manual di atas kertas. Spesifikasi yang penulis gunakan dalam proses scanning adalah : Mode scan
: grayscale
Line
: art setting
Resolution
: 300 dpi
Penyimpanan hasil gambar scan film Perjalanan Menuju Pohon disimpan dalam format *.bmp.
4.3.2
Pewarnaan Proses pewarnaan atau coloring dapat dilakukan menggunakan teknik analog
yaitu dengan menggunakan cat air dan dapat menggunakan teknik digital yaitu dengan bantuan software-software komputer, seperti Adobe Photoshop, Macromedia Flash, Macromedia Freehand, Adobe Illustrator, atau CorelDraw X3. Gambar yang telah diwarnai penulis simpan kedalam format *.png
4.3.3
Dubbing
Setelah proses animasi selesai dikerjakan maka langkah selanjutnyaa adalah proses dubbing. Dubbing merupakan proses pengisian suara atau ucapan dari tiap tokoh animasi tersebut.
4.3.3
Editing
Editing dilakukan untuk mengemas hasil akhir sebuah film, mensinkronkan suara dengan visual, memberikan special effect, dan mengeksport dalam media yang ditentukan. 4.3.4
Rendering atau Composing
Rendering dilakukan setelah penyusunan animasi, pemberian effect-effect serta pemberian suara selesai. Rendering merupakan proses untuk menggabungkan animasi, effect serta suara kedalam bentuk movie. 5
Kesimpulan Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pembuatan film kartun yang
menarik dan lebih efektif, sehingga memberikan manfaat atau pengaruh yang positif terhadap perilaku anak-anak yaitu dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
14
1. Riset dan Pengumpulan Data a. Menentukan ide/tema cerita dan menulis logline b. Membuat sinopsis, diagram scene dan screenplay/ skrip c.
Memunculkan karakter sifat-sifat dan ciri/character development
2. Pra Produksi a. Membuat standard karakter tokoh b. Membuat standard warna c. Standard property d. Membuat layout dari film itu e. Storyboard 3. Produksi a. Membuat gambar key b. Menentukan timing c. Membuat gambar inbetween a. Inbetwen Unlimited b. Inbetwen limited d. Pembuatan background e. Proses cleaning /inker 4. Post Produksi a. Gambar scan b. Pewarnaan c. Dubbing d. Editing e. Rendring dan Composing
15
Saran 1. Gerakan dalam film kartun Perjalanan Menuju Pohon yang penulis buat masih terlihat kurang halus atau terdapat gerakan patah-patah, yang disebabkan kurangnya jumlah gambar yang dibutuhkan. Untuk itu bagi pembaca yang ingin membuat film kartun, agar gerakannya lebih halus maka perbanyaklah jumlah gambar yang digunakan dalam penganimasian film tersebut. 2. Ketepatan efek suara yang digunakan dalam pembuatan film kartun dapat memberikan nilai tambah terhadap film yang dibuat. Masih kurang tepatnya efek suara yang digunakan dalam pembuatan film kartun Perjalanan Menuju Pohon, menyebabkan kurangnya penekanan situasi atau suasana dalam animasi tersebut. 3. Akan lebih baik jika dalam setiap film yang dibuat memiliki pengaruh positif yang labih besar disbanding dengan pengaruh negatifnya. 5
Daftar Pustaka
Amir F. Sofyan, 2005, Mengolah Suara dengan Adobe Audition 1.0, STMIK AMIKOM. 2005, Modul Multimedia, STIMIK AMIKOM. Ciptono Setyobudi, 2006, Teknologi Broadcasting TV, Yogyakarta, Graha Ilmu. Madcom, 2006, Adobe Photoshop CS2, Madiun, Madcom. M.Suyanto dan Aryanto Yuniawan, 2006, Merancang Film Kartun Kelas Dunia, Yogyakarta, Penerbit Andi. M. Suyanto, 2004, Analisis dan Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran, Yogyakarta, Penerbit Andi. 2003, Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Yogyakarta, Penerbit Andi. Modul Film Kartun, 2003, Drawing Animator, PT. Mataram Surya Visi, STMIK AMIKOM. Rifky, 2004, Membuat Film Kartun Dengan Flash MX, Jakarta, Elex Media komputindo. Tim Penerbit Andi, 2004, Mudah dan Cepat Mengolah Audio Menggunakan Cool Edit 2000, Yogyakarta, Penerbit Andi. Tay Vaughan, 2004, Multimedia : Making It Work, Yogyakarta, Penerbit Andi. http://www.babaflash.com/forum/listreply.asp http://mti.ugm.ac.id/~gora/BAB-I-LangkahPraktisWMM2.pdf http://en.wikipedia.org/wiki/Limited_animation
16