PEMBERIAN AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny. N DENGAN INTRANATAL DI RUANG VK RSUD SUKOHARJO
DI SUSUN OLEH :
FITRI ISNAINI NIM. P12. 027
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
PEMBERIAN AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny. N DENGAN INTRANATAL DI RUANG VK RSUD SUKOHARJO Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Progam Diploma III Keperawatan
DI SUSUN OLEH :
FITRI ISNAINI NIM. P12 027
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP
PENURUNAN
KECEMASAN
PADA
ASUHAN
KEPERAWATAN INTRANATALPADA Ny.N DI RUANG VK RSUD SUKOHARJO”. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1.
Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan dan dosen penguji yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Sekretaris Program studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3.
Siti Mardiyah, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
4.
Alfyana Nadya Rachmawati, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberi masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan demi sempurnanya stadi kasus ini.
5.
Semua dosen Program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.
6.
Kedua orang tuaku, kakak dan adikku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. v
7.
Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin.
Surakarta,
Mei 2015
Fitri Isnaini
vi
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.......................................................................... ............
i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME...................................... ............
ii
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................. ............
iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................. ..........
iv
KATA PENGANTAR ..................................................................... ..............
v
DAFTAR ISI ...................................................................................... ............
vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. .......
ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... ...........
x
BAB 1
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN A. LatarBelakang ........................................................................
1
B. TujuanPenulisan .....................................................................
3
C. ManfaatPenulisan ...................................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ........................................................................
6
1. Intranatal...........................................................................
6
2. Asuhan Keperawatan Intranatal........................................
11
3. Kecemasan........................................................................
18
4. Aromaterapi Lavender......................................................
22
B. Kerangka Teori.......................................................................
24
C. Kerangka Konsep....................................................................
25
METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET A. Subjek aplikasi riset................................................................
26
B. Tempat dan waktu....................................................................
26
C. Media atau alat yang digunakan.............................................. .
26
D. Prosedur tindakan berdasarkan aplikasi riset.......................... .
26
E. Alat ukur evaluasi tindakan aplikasi riset............................... .
27
vii
BAB IV
BAB V
BAB VI
LAPORAN KASUS A. Pengkajian ..............................................................................
29
B. Analisa Data ...........................................................................
35
C. PerencanaanKeperawatan ......................................................
37
D. ImplementasiKeperawatan .....................................................
41
E. EvaluasiKeperawatan .............................................................
44
PEMBAHASAN A. Pengkajian ..............................................................................
47
B. DiagnosaKeperawatan............................................................
51
C. IntervensiKeperawatan ...........................................................
54
D. ImplementasiKeperawatan .....................................................
59
E. EvaluasiKeperawatan .............................................................
64
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................
67
B. Saran.......................................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR GAMBAR
2.1. Gambar Kerangka Teori 2.2. Gambar Kerangka Konsep
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Usulan Judul Aplikasi Jurnal
Lampiran 2
Lembar Konsultasi
Lampiran 3
Surat Pernyataan
Lampiran 4
Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 5
Jurnal
Lampiran 6
Asuhan Keperawatan
Lampiran 7
Lembar Observasi
Lampiran 8
Lembar Log book
Lampiran 9
Lembar Pendelegasian
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran plasenta, dan proses tersebut merupakan proses alamiah (Rohani, 2011). Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi secara sempurna. Persalinan bisa saja berjalan secara normal, namun tidak jarang proses persalinan mengalami hambatan dan harus dilakukan operasi. Artinya janin dan ibu dalam keadaan gawat darurat dan hanya dapat diselamatkan jika persalinan dilakukan dengan cara operasi (Kasdu,2003). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2010, sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat persalinan. Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang, dengan rasio kematian ibu paling tinggi yaitu sebesar 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup (Hasuki, 2010). Rata – rata Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup, rata – rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2012).
1
2
Di Indonesia terdapat 373.000.000 orang ibu hamil, yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan ada sebanyak 107.000.000 orang
(28,7%). Seluruh populasi di Pulau Jawa terdapat
679.765 ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan 355.873 orang (52,5%) (Depkes RI, 2008). Berdasarkan studi kasus yang dilakukan penulis di RSUD Sukoharjo pada tahun 2014 jumlah ibu yang melahirkan adalah sebesar 110 orang (13,2%). Perubahan – perubahan dan adaptasi psikologis pada masa menghadapi persalinan ibu merasa ketidaknyamanannya bertambah, kekhawatiran bertambah karena takut bayi lahir cacat (Mitaya, 2009). Setiap ibu hamil yang akan melahirkan anak pertama akan merasakan kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang sudah pernah melahirkan anak pertamanya. Kecemasan pada ibu disebabkan adanya rasa takut terhadap kesehatan, usia kehamilan, kesulitan keuangan dan masalah-masalah pokok lain dalam kehidupan (Kartono, 2002). Kecemasan (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Kehamilan dapat merupakan sumber stressor kecemasan, terutama pada seorang ibu yang labil jiwanya (Viebeck, 2012 ) Dalam jurnal Suprijati (2011) yang berjudul “Efektifitas pemberian aromaterapi lavender untuk menurunkan kecemasan ibu hamil trimester III dalam
persiapan menghadapi persalinan”. Dalam penelitian tersebut,
peneliti memberikan aromaterapi lavender untuk menurunkan kecemasan
3
dan menunjukkan pengaruh yang signifikan antara pemberian aromaterapi dalam menurunkan kecemasan menghadapi persalinan. Hasil penelitian tersebut adalah nilai rata – rata kecemasan
menghadapi persalinan
sebelum diberi aroma terapi 26,41%dan setelah diberikan aromaterapi menjadi 23,41%. Nilai rata – rata ini dapai diinterprestasikan bahwa ada penurunan kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan sesudah diberi aromaterapi. Berdasarkan studi kasus yang penulis lakukan pada tanggal 10 Maret 2015 pada Ny.N dengan inpartudi RSUD Sukoharjo bahwa Ny.N mengalami kecemasan dengan kelahiran bayinya. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengaplikasikan penelitian dari jurnal Suprijati (2011) yang akan dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul “Pemberian aromaterapi lavender terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan Ny.N dengan intranatalDi ruang VK RSUD Sukoharjo”. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melaporkan pemberian aromaterapi lavender terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan Ny.N dengan intranatal di Ruang VK RSUD Sukoharjo. 2. Tujuan khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. N dengan intranatal.
4
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.Ndengan intranatal. c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan pada Ny.N dengan intranatal. d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada Ny.N dengan intranatal e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Ny.N dengan intranatal. f. Penulis mampu menganalisa hasil pemberian aromaterapi lavender terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan Ny.N dengan intranatal. C. Manfaat Penulisan 1. Bagi Rumah Sakit Sebagai
bahan
masukan
khususnya
untuk
perawat
dalam
memberikanasuhan keperawatan yang komprehensif pada klien yang mengalamikecemasan
dalam
menghadapi
persalinan
dan
sebagai
pertimbanganperawat dalam mendiagnosa kasus sehingga perawat mampu memberikantindakan yang tepat kepada klien. 2. Bagi instansi pendidikan Memberikan
kontribusi
laporan
kasus
bagi
pengembangan
praktikkeperawatan dan pemecahan masalah khususnya dalam bidang atau profesikeperawatan.
5
3. Bagi pembaca Menambah
pengetahuan
dan
wawasan
bagi
para
pembaca
dalampenanganan kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan. 4. Bagi Penulis Karya
tulis
ini
diharapkan
dapat
digunakan
sebagai
acuan
dalammenambah pengetahuan dan memperoleh pengalaman khususnya dibidangkeperawatan Maternitas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1.
Intranatal a.
Definisi Intranatal adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran plasenta, dan proses tersebut merupakan proses alamiah(Rohani, 2011). Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelepasan plasenta (Varney, 2007).
b.
Jenis persalinan 1) Menurut cara persalinan a) Persalinan spontan Proses lahir bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan dan alat, serta tidak melukai ibu dan bayi yang berlangsung kurang dari 24 jam. b) Persalinan buatan Persalinan pervaginam dengan bantuan alat – alat atau melalui dinding perut dengan operasi sectio caesaria.
6
7
c) Persalinan anjuran Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan seperti pemberian pitocin atau prostaglandin atau pemecahan ketuban. 2) Menurut usia atau tua kehamilan a) Abortus Pengeluaranbuah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram. b) Partus imaturus Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram. c) Partus prematurus Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau dengan berat badan 1000 gram dan 2499 gram. d) Partus matures atau aterm Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi dengan berat badan 2500 gram atau lebih. e) Partus post matures atau serotinus Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 minggu.
8
c. Sebab – sebab proses persalinan 1) Teori keregangan Otot rahim yang mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Keadaan uterus
yang
terus
membesar
dan
menjadi
tegang
mengakibatkan iskemia otot – otot uterus. 2) Teori penurunan progesteron Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Villi Koriales mengalami perubahan – perubahan dan produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu. 3) Teori oksitosin internal Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise parst posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi braxson hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dimulai.
9
4) Teori prostaglandin Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga terjadi persalinan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan. 5) Teori hipotalamus – pituitary dan glandula suprarenalis Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. 6) Teori berkurangnya nutrisi Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh Hippokrates untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan. 7) Faktor lain Tekanan
pada
ganglion
servikal
dari
pleksus
fraankenhauser yang terletak dibelakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan. d.
Gejala Persalinan 1) Rasa sakit oleh adanya HIS yang datang lebih kuat, sering dan teratur. 2) Keluarnya lendir bercampus darah lebih banyak, hal ini terjadi karena robekan – robekan kecil yang terjadi pada serviks.
10
3) Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya. 4) Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar, lunak dan terdapat pembukaan. e. Faktor yang mempengaruhi persalinan 1) Passage (jalan lahir) Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul, vagina, introitus (luban luar vagina). Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan –lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. 2) Passenger (janin dan plasenta) Passenger atau janin beregerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka ia dianggap juga sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan dalam kehamilan normal. 3) Power (kekuatan) Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janindan plasenta dari uterus. Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer, menandai dimulainya persalinan.
11
Apabila serviks berdilatasi, ysaha volunter dimulai untuk mendorong, yang disebut kekuatan sekunder, dimana kekuatan ini memperbesar kekuatan kontraksi involunter.
2.
Asuhan Keperawatan a.
Pengkajian Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yangbertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah – masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik mental, sosial dan lingkungan. Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan untuk mengenal masalah klien agar dapat memberi arah kepada tindakan keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data, pengelompokkan data dan perumusan diagnosa keperawatan (Lismidar,2003). Beberapa pengkajian : 1) Kaji riwayat kesehatan, riwayat keluarga, riwayat obstetri dan riwayat ginekologi. 2) Tanyakan tentang HPHT (hari pertama haid terakhir), ANC (antenatal care), hasil laboratorium. 3) Kaji riwayat kontraksi. 4) Pengkajian persistem secara umum.
12
5) Pemeriksaan leopold. 6) Pemeriksaan kontraksi uterus 7) Pemeriksaan diagnostic dan laboratorium 1) Pengkajian pada kala I a) Alasan datang b) Kapan taksiran persalinan c) Kapan mulai tanda – tanda persalinan : (1) Tanda – tanda persalinan (2) Riwayat tanda – tanda persalinan (3) Pemeriksaan fisik : (a) TTV ( tanda – tanda vital ) (b) Palpasi leopold (c) Ukuran panggul (d) Dilatasi serviks (e) Kontraksi atau HIS (f) Sekret (g) DJJ (h) Varises 2) Pengkajian pada kala II a) Klien mengatakan tekanan semakin kuat b) Perineum menonjol c) Vulva dan anus menonjol d) Kaki gemetar
13
e) Lelah f) Respon emosi atau takut g) Kontraksi uterus kuat 4- 5 selama 50 – 70 detik h) Dilatasi 10 cm i) Frekuensi pernafasan j) Tekanan darah meningkat k) Janin, bradikardi selama HIS l) Rasa nyeri m) Gangguan oksigen n) Potensi trauma pada ibu dan janin 3) Pengkajian pada kala III a)
Perilaku gembira dan letih
b)
Tremor kaki menggigil
c)
Perdarahan pervaginam
d)
Tali pusat memanjang
e)
Uterus berubah bentuk menjadi bulat dan keras
f)
Kehilangan darah (normal 250 – 300 ml)
g)
Jalan lahir lecet dan sobek
h)
Luka episiotomi
i)
Hipotensi
j)
Nadi lambat
4) Pengkajian pada kala IV a)
Nadi
14
b) Uterus c)
Lochea
d) Perineum e) b.
Rectum
Diagnosa keperawatan 1) Kala I a) Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis (kontraksi) b) Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional (proses persalinan) 2) Kala II a) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses persalinan) 3) Kala III a) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (pengeluaran plasenta). 4) Kala IV a) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
c.
Rencana keperawatan 1) Kala I a)
Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis (adanya HIS)
15
Kriteria hasil : (1) Tampak rileks dengan adanya kontraksi (2) Dapat mengontrol nyeri Intervensi : (1) Kaji pola nyeri (PQRST) (2)Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan (3)Ajarkan klien cara mengontrol nyeri mengunakan tehnik relaksasi nafas dalam (4)Monitor tanda – tanda vital b) Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional ( proses persalinan ). Kriteria hasil : (1) Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas. (2) Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas. (3) Vital sign dalam batas normal (4) Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas
kecemasan.
menunjukkan
berkurangnya
16
Intervensi : (1) Gunakan pendekatan yang menenangkan. (2) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur (3) Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut (4) Libatkan keluarga untuk mendampingi klien (5) Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi dan pemberian aromaterapi. (6) Identifikasi tingkat kecemasan (7) Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan. 2) Kala II a.
Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses persalinan ). Kriteria hasil : (1) Pasien dapat mengontrol nyeri (2) Tanda – tanda vital dalam batas normal Intervensi : (1) Kaji pola nyeri ( PQRST ) (2) Monitor Tanda – tanda vital dan HIS (3) Berikan posisi nyaman (litothomi)
17
(4) Anjurkan klien untuk nafas panjang dan meneran dengan benar. (5) Kolaborasi dengan bidan dalam pertolongan persalinan. 3) Kala III a) Nyeri
akut
berhubungan
dengan
agen
cidera
fisik
(pengeluaran plasenta) Kriteria hasil : (1) Pasien mampu mengontrol nyeri (2) Tanda – tanda vital batas normal Intervensi : (1) Kaji kontraksi uterus (2) Pertahankan posisi litothomi (3) Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam (4) Kolaborasi dengan bidan dalam pengeluaran plasenta 4) Kala IV a) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif. Kriteria hasil : (1) Turgor kulit baik (2) Tanda – tanda vital dalam batas normal (3) Mukosa bibir lembab Intervensi : (1) Posisikan klien dorsal recumben.
18
(2) Massase fundus uteri bila lunak (3) Monitor tanda – tanda vital (4) Berikan minum (5) Kolaborasi pemberian infus RL
3.
Kecemasan a.
Definisi Kecemasan adalah perasaan yang tidak jelas tentang keprihatinan dan khawatir karena ancaman pada sistem nilai atau pola
keamanan
mengidentifikasi
seseorang. situasi
Individu
(misal,
mungkin
persalinan),tetapi
dapat pada
kenyataannya ancaman terhadap diri berkaitan denan khawatir dan keprihatinan yang terlibat di dalam situasi. Situasi tersebut adalah sumber dari ancaman, tetapi bukan ancaman itu sendiri (Carpenito, 2007). Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang kadang – kadan kita alami dalam tingkat yang berbeda (Atkinson,1996 dalam Maimunah, 2011). b.
Stressor pencetus kecemasan Menurut Stuart (2007), stressor pencetus dari kecemasan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori :
19
1) Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis yan akan terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari. 2) Ancaman terhadap sistem dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu. c.
Respon fisiologis kecemasan Menurut Stuart (2007),
respon fisiologis
terhadap
kecemasan antara lain : 1) Kardiovaskuler ditandai palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, rasa ingin pingsan, denyut nadi menurun. 2) Pernafasan ditandai dengan napas cepat, sesak napas, tekanan pada dada, napas dangkal, pembengkakan pada tenggorokan, sensasi tercekik, terengah – engah. 3) Neuromuskuler refleks meningkat, reaksi terkejut, mata berkedip – kedip, insomnia, tremor, rigiditas, gelisah, mondar – mandir, wajah tegang, kelemahan umum, tungkai lemah, gerakan yang janggal. 4) Gastrointestinal ditandai dengan kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, nyeri ulu hati, diare.
20
5) Saluran perkemihan ditandai dengan tidak dapat menahan kencing, sering berkemih. 6) Kulit ditandai dengan wajah kemerahan, berkeringat setempat (telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh. d.
Tingkat kecemasan (Ansietas) Menurut Stuart (2007), tingkatan kecemasan adalah sebagai berikut : 1) Ansietas ringan Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari – hari. Ansietas ini menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. 2) Ansietas sedang Ansietas memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit lapang persepsi individu. Individu tidak mengalami perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.
21
3) Ansietas berat Ansietas berat sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain. 4) Tingkat panik Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, kekuatan dan teror. Hal yang rinci terpecah dari proporsinya. Individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian. e.
Faktor yang mempengaruhi kecemasan Menurut Sloane dan Benedict (1997) dalam Maimunah (2011) kecemasan yang terjadi pada ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
22
1) Pengambilan keputusan 2) Usia ibu hamil 3) Kemampuan ibu 4) Kesiapan keluarga 5) Kesehatan ibu 6) Pengalaman Kecemasan
dalam
masa
kehamilan
adalah
sangat
merugikan bagi ibu hamil, karena dapat mempengaruhi janin yang sedang dikandungnya. Sifat – sifat mudah menangis, mudah tersinggung dan mudah cemas dapat menyebabkan kelahiran premature yang mengakibatkan terjadinya hambatan intelektual, perkembangan motorik, perkembangan bicara dan perkembangan emosi. Calon ibu yang cemas dalam keadaan hamil maka harus dicari sumber kecemasannya agar tidak membebani. 4.
Aromaterapi Lavender a. Definisi Menurut Argi dan Susi (2013) aromaterapi adalah terapi komplementer dalam praktek keperawatan dan menggunakan minyak esensial dari bau harus tumbuhan untuk mengurangi masalah kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup. Aromaterapi adalah suatu metode dalam relaksasi yang menggunakan minyak essensial dalam pelaksanaannya berguna untuk meningkatkan kesehatan fisik, emosi, dan spirit seseorang
23
(Monahan,
Sands,
Neighbors,
Marek,
green,2007
dalam
koensoemardiyah,2009). Aromaterapi lavender adalah salah satu tehnik pengobatan atau perawatan menggunakan bau-bauan yang menggunakan minyak essential aromaterapi berbau lavender (Dewi, 2007). b. Efek pemberian lavender Indra penciuman memiliki peran yang sangat penting dalam kemampuan kita untuk bertahan hidup dan meningkatkan kualitas hidup. Bau-bauan juga dapat memberikan efek relaksasi. Tubuh dikatakan dalam keadaan relaksasi apabila otot-otot di tubuh kita tidak dalam keadaan tegang, keadaan relaksasi adalah dapat dicapai dengan menurunkan tingkat stress, baik stress fisik maupun psikis, serta siklus tidur yang cukup dan teratur (Dewi, 2007). Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek menenangkan, dengan kandungan linaloolnya lavender adalah aromaterapi yang banyak digunakan saat ini., baik secara inhalasi atau dengan pemijatan pada kulit. Aromaterapi yang digunakan melalui inhalasi atau dihirup akan masuk ke dalam system limbic atau struktur bagian
dalam dari otak, sistem ini
sebagai pusat nyeri, senang, marah, takut, depresi dan berbaga emosi lainnya (Dewi, 2007).
24
B. Kerangka teori
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan: 1. Passage (jalan lahir) 2. Passenger (janin dan placenta) 3. Power (kekuatan)
Nyeri Akut
Intranatal : 1. 2. 3. 4.
Kala I Kala II Kala III Kala IV
Ansietas ( Kecemasan )
Aromaterapi Lavender
Gambar 2.1 Kerangka Teori (Suprijati, 2011)
Tanda –tanda persalinan : 1. Adanya HIS 2. Keluarnya lendir darah 3. Ketuban pecah dengan sendirinya 4. Pembukaan serviks
25
C. Kerangka konsep
Cemas
Aromaterapi Lavender
Cemas Teratasi
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET
A. Subjek Aplikasi Riset Subjek dari aplikasi riset adalah Ny.N dengan G1P0A0, usia pasien 16 tahun B. Tempat dan Waktu Ruang VK RSUD Sukoharjo, tanggal 10 Maret 2015 C. Media dan Alat Yang Digunakan Dalam aplikasi riset ini media dan alat yang digunakan sebagai berikut : 1. Minyak aromaterapi lavender 2. Jam tangan 3. Tissue 4. Lembar Pengukuran Skala HARS D. Prosedur Tindakan 1. Sebelum melakukan tindakan pemberian aromaterapi lavender pastikan pasien menyukai dengan bau lavender 2. Ciptakan suasana yang nyaman dan usahakan tetap rileks dan tenang 3. Posisikan pasien untuk duduk yang nyaman 4. Anjurkan pasien menarik nafas dalam dari hidung dan menghirup aromaterapi lavendermelalui hitungan 1,2,3 (sebelumnya perawat memberi contoh)
26
27
5. Anjurkan pasien untuk menghembuskan nafas perlahan lahan melalui mulut 6. Anjurkan pasien mengulangi poin 4 dan 5 sebanyak 3 kali. E. Alat Ukur Tindakan Alat ukur yang digunakan menggunakan HRS-A (Halminton Rating Scale for Anxiety). Skala kecemasan tersebut terdiri dari 14 pertanyaan dengan jumlah skoring item antar 0 (tidak ada kecemasan) hingga 4 (kecemasan tinggi) dengan total skor yang memiliki interval antara 0 sampai 56. Dengan kriteria skala kecemasan sebagai berikut : 1. Tidak cemas bila skor kurang dari 14 2. Cemas ringan bila skor 15-20 3. Cemas sedang bila skor 21-27 4. Cemas berat bila skor 28-41 5. Cemas berat sekali bila skor 42-56 Skala Kecemasan Hamilton No. Gejala Kecemasan 1
Perasaan cemas (ansietas)
2
Ketegangan
3
Ketakutan
4
Gangguan tidur
5
Gangguan kecerdasan
6
Perasaan depresi
7
Gejala somatik/ fisik (otot)
0
1
2
3
4
28
8
Gejala somatik/ fisik (sensorik)
9
Gejala
kardiovaskuler
(jantung
dan
pembuluh darah 10
Gejala respiratory (pernafasan)
11
Gejala gastrointestinal (pencernaan)
12
Gejala
urogenital
(perkemihan
dan
kelamin) 13
Gejala autonom
14
Tingkah laku (sikap) pada wawancara
Jumlah Nilai Angka (Total Score)= Keterangan : <14
: tidak ada kecemasan
14-20 : kecemasan ringan 21-27 : kecemasan sedang 28-41 : kecemasan berat 42-56 : kecemasan sangat berat Penilaian : 0 : tidak ada (tidak ada gejala sama sekali) 1 : ringan (satu gejala dari pilihan yang ada) 2 : sedang (separuh dari gejala yang ada) 3 : berat (lebih dari separuh gejala yang ada) 4 : sangat berat (semua gejala ada)
BAB IV LAPORAN KASUS
Pada bab ini penulis akan menuliskan tentang laporan “Asuhan Keperawatan pada Ny.N Dengan Intranatal di Ruang VK RSUD Sukoharjo”. Klien masuk rumah sakit pada hari selasa, 10 Maret 2015 jam 11.00 WIB dan dilakukan pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Maret 2015 jam 12.00 WIB. Pengkajian yang dilakukan dengan metode autoanamnesa dan alloanamnesa. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan,
implementasi
keperawatan
sampai
evaluasi
keperawatan.Observasi dilakukan secara langsung, catatan medis dan catatan keperawatan. A. Pengkajian Klien bernama Ny.N, belum menikah, umur 16 tahun, pendidikan terakhir SMP, dengan alamat Joho, Sukoharjo. Klien beragama Islam, suku
jawa,
pekerjaan
sebagai
buruh.,
nomor
rekam
medic
293046.Penanggungjawab ibu klien adalah Ny. S, umur 52 tahun. Ny.N tinggi badannya 150 cm dan berat badannya 60 kg, berat badan klien sebelum hamil 50 kg. Tidak ada masalah kesehatan khusus, tidak memakai obat – obatan dan juga tidak ada alergi dengan obat, makanan dan bahan tertentu. Eliminasi buang air kecil 4 kali sehari warna kuning jernih dan berbau amoniak. Eliminasi buang air besar 1 kali sehari konsistensi lunak berbentuk dan berbau khas. Klien tidur 6 jam sehari,
29
30
tidak nyenyak karena cemas dengan kehamilannya karena suaminya tidak mau bertanggung jawab akan kehamilannya. Dari data umum kebidanan didapatkan hasil kehamilan klien tidak direncanakan. Riwayat haid dengan siklus normal 28 hari. Status obstetrikus G1P0A0, HPHT tanggal 27 Juni 2014, HPL tanggal 4 April 2015, usia kehamilan 36 minggu. Selama hamil klien belum pernah memeriksakan kehamilannya. Tidak ada masalah kehamilan sebelumnya dan kehamilan sekarang. Tidak ada riwayat KB dan riwayat menyusui. Pelajaran yang diinginkan klien
saat ini relaksasi, manfaat ASI dan
metode KB. Setelah lahir yang diharapkan kilen membantu dalam pengasuhannya adalah orang tuanya. Ny.N mulai kontraksi dan pengeluaran pervaginam tanggal 10 Maret 2015 jam 09.00 WIB. kontraksinya 2 kali dalam 10 menit dengan durasi 45 detik. Denyut jantung janin 144x/menit kualitas kuat. Kenaikan BB selama hamil 10 kg. Keadaan umum baik, kesadaran composmentisatau sadar penuh dengan nilai Glasgow Coma Scale (GCS)15(E4V5M6). Pemerikasaan tanda- tanda vital didapat tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 84 x/menit, irama teratur dan teraba kuat, frekuensi pernapasan 22 x/menit, irama teratur, suhu 36,70C. Pada pemeriksaan fisik kepala sampai leher didapat konjungtiva tidak anemis, sklera non ikterik, pupil isokor, tidak menggunakan alat bantu penglihatan,simestris kanan kiri, bersih, tidak ada polip, tidak menggunakan alat bantu pernafasan, mulut bersih, mukosa bibir lembab,
31
telinga kanan dan kiri simetris, bersih tidak ada serumen, tidak menggunakan alat bantu pendengaran tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Pada pemeriksaan jantung yaitu inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus cordis teraba di SIC 5 mid clavicula sinistra, perkusi pekak, auskultasi bunyi jantung I dan II murni, reguler. Pada pemeriksaan paru yaitu inspeksisimetris, ekspansi paru kanan dan kiri sama, tidak menggunakan otot bantu pernafasan palpasi vokal fremitus kanan dan kiri sama, perkusi sonor, auskultasi vesikuler. Pada pemeriksaan payudara yaitu payudara tampak membesar, puting susu menonjol, ASI belum keluar. Pada pemeriksaan abdomen yaitu uterus membesar sesuai usia kehamilan. Kontraksi uterus 2 kali dalam 10 menit dengan durasi 45 detik. Leopold I tinggi fundus uteri 30cm teraba bokong. Leopold 2 kanan teraba bagian memanjang seperti papan yaitu punggung, kiri teraba 1 bagian kecil yaitu ekstremitas. Leopold 3 teraba keras, bulat dan melenting yaitu kepala. Leopold 4 kepala belum masuk pintu atas panggul. Denyut jantung janin 144x/menit, status janin hidup dan tunggal. Pigmentasi warna kulit kecoklatan, ada lineanigra dan striae. Ekstremitas atas sebelah kanan dan kiri didapat kekuatan otot penuh dengan skor 5,Range of Motion (ROM)kanan dan kiri aktif dan tidak ada edema, akral teraba hangat. Ekstermitas bawah sebelah kanan dan kiri didapat kekuatan penuh dengan skor 5 ,Range of Motion (ROM) kanan dan
32
kiri aktif,tidak ada perubahan bentuk tulang, tidak ada edema, tidak ada varises,akral teraba hangat. Pada pemeriksaan genetalia didapatkan jam 12.30 WIB dilakukan pemeriksaan dalam
pertama oleh bidan hasil pembukaan 2cm.
Pengeluaran pervaginam lendir darah. Pendarahan pervaginam tidak ada. Pada tanggal 10 Maret 2015 didapatkan pemeriksaan laboraturium darah pada Ny.N yaitu : Hemoglobin 10,00 g/dl (normal 11,7-15,5), hematokrit35,2 % (normal 35-47), leukosit9,8 10ˆ3/uL(normal 4,5-12,5), eritrosit 3,89 10ˆ6/ uL (normal 3,8-5,2), trombosit286 10ˆ3/uL (normal 150-450), MCV 85,2 fl (normal 80-100), MCH 26,6 pg (normal 26-34), MCHC 32,4 g/dl (normal 36-52). Terapi yang diberikan pada tanggal 10 Maret 2015 yaitu: infus Ringer Laktat(RL) dengan dosis 20 tetes per menit merupakan golongan larutan elektrolit yang memiliki kandungan natrium klorida, kalium, kalsium, natrium laktat, air dan memilki fungsi farmakologi untuk pengobatan kekurangan cairan dimana rehidrasi oral secara oral tidak dimungkinkan. Injeksi intravena yang diberikan yaituampicillindengan dosis 1gram/8 jam merupakan antibiotik golongan penisilin memiliki kandungan ampicillin trihidrat dan memiliki fungsi farmakologi pengobatan untuk infeksi yang disebabkan bakteri patogen gram positif dan negatif, injeksi dexametasone dengan dosis 0,8 mg per 8 jam.
33
LAPORAN PERSALINAN KALA I Mulai persalinan tanggal 10 maret 2015 jam 12.00 WIB. Tanda dan gejala kenceng – kenceng dan keluarnya lendir bercampur darah. Pemeriksaan tanda – tanda vital tekanan darah 110/80mmHg, frekuensi nadi 82x/menit, suhu 36,5ºC dan frekuensi pernafasan 20x/menit. Hasil pemeriksaan dalam pada jam 14.00 WIB oleh bidan didapatkan hasil pembukaan 5cm. Keadaan psikososial kilen cemas dan ingin ditemani ibunya. Tindakan yang dilakukan observasi tanda – tanda vital setiap 4jam,
HIS setiap 30 menit, denyut jantung janin setiap 30 menit,
pembukaan
serviks,pengeluaran
pervaginam,
pemberian
counter
pressure,aromaterapi, dan relaksasi nafas dalam. Pengobatan dengan injeksi intravena ampicilin 1gr/8jam. KALA II Mulai tanggal 10 Maret 2015 jam 16.00 WIB, lama kala 1 4jam. Tanda dan gejala pembukaan lengkap, vulva membuka, ibu ingin mengejan seperti buang air besar, anus terbuka, ibu mengatakan perutnya semakin kenceng – kenceng seperti diremas – remas, skala nyeri 8 dan semakin kuat. Klien meneran jika ada HIS, klien berusaha sekuat tenaga dan sedikit cemas. Tindakan yang dilakukan mengatur posisi dorsal recumben, memimpin meneran, memotivasi dan mendampingi klien.
34
CATATAN KELAHIRAN : Bayi lahir tanggal 10 Maret 2015 jam 16.15 WIB jenis kelamin perempuan. Nilai APGARnya 1 menit pertama 8, 5 menit pertama 9 dan 10 menit pertama 10, scor bonding ibu dan bayi baik. Pemeriksaan tanda – tanda vital tekanan darah 110/70mmHg, frekuensi nadi 84x/menit, suhu 36,4ºC, dan frekuensi pernafasan 22x/menit. Perineum utuh dan diberikan injeksi oksitosin 1 ampul. KALA III Tanda dan gejala tali pusat memanjang, uterus globuler, klien mengatakan perutnya terasa sakit seperti diremas – remas dengan skala 3, nyeri dirasakan menetap dan terus – menerus. Plasenta lahir jam 16.30 WIB dengan spontan, panjang 25cm, lebar 18cm, tinggi 3cm dan kotiledon utuh. Panjang tali pusat 100cm, 2 arteri dan 1 vena, tidak ada kelainan. Perdarahan ±150cc warna merah segar. Klien tampak lega setelah melahirkan bayinya, klien ingin mengetahui jenis kelamin dan keadaaan bayinya. Tindakan yang diberikan pemberian oksitosin, pengeluaran plasenta, peregangan tali pusat, memonitor kelengkapan plasenta, memonitor adanya robekan jalan lahir, dan massase uterus. KALA IV Mulai jam 16.45 WIB, pemeriksaan tanda – tanda vital tekanan darah 110/80mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, suhu 36,5ºC, frekuensi pernafasan 20x/menit. Uterus keras, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah umbilikus. Perdarahan sedikit ±50cc merah segar, bonding ibu dan bayi
35
baik. Tindakan yang dilakukan mengobservasi perdarahan dan kontraksi uterus, perineal hygiene, merapikan alat. BAYI : Bayi Lahir 10 Maret 2015 jam 16.15 WIB, berat badan bayi 2600gram, panjang bayi 48cm, lingkar kepala 34cm dan lingkar dada 32cm. Bayi sehat, pemeriksaan tanda – tanda vital frekuensi nadi 142x/menit, frekuensi pernafasan 48x/menit dan suhu 36ºC. Anus berlubang, tali pusat ditutup dengan kasa, dan mata dilap dengan kasa kering. B. Analisa Data Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 10 Maret 2015 jam 12.00 WIB diperoleh data subyektif klien mengatakan nyeri karena adanya kontraksi, nyeri terasa dipinggang seperti diremas – remas dengan skala nyeri 6 dan nyeri saat his datang. Data obyektif yang didapat klien tampak merintih menahan nyeri, tekanan darah 110/80mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, suhu 36,7ºC, frekuensi pernafasan 20x/menit. His 2 kali dalam 10 menit dengan durasi 45 detik, pembukaan 2cm. Berdasarkan analisa data diatas, maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut behubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi). Jam 12.20 WIB diperoleh data subyektif klien mengatakan cemas akan melahirkan anaknya karena tidak punya suami dan tidak mengerti tentang persalinan. Data obyektif yang didapat pasien tampak tegang, gelisah, tidak ada yang menemani saat persalinan, nilai HARS 22
36
(kecemasan sedang). Tekanan darah 110/80mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, suhu 36,7ºC, frekuensi pernafasan 20x/menit. Berdasarkan analisa
data
diatas
dirumuskan
diagnosa
keperawatan
ansietas
berhubungan dengan krisis situasional (proses persalinan). Jam 15.50 WIB diperoleh data subyektif klien mengatakan “sakit bu sakit”. Data obyektif di dapat pasien tampak meringis kesakitan, His 3x dalam 10 menit dengan durasi 45 detik, pembukaan lengkap. Tekanan darah 110/70mmHg, frekuensi nadi 82x/menit, suhu 36,5ºC, frekuensi pernafasan 20x/menit. Berdasarkan analisa data diatas dirumuskan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses persalinan). Jam 16.30 WIB diperoleh data subyektif kilen mengatakan perutnya terasa seperti diremas – remas dengan skala nyeri 4, nyeri dirasakan terus – menerus. Data obyektif didapat pasien tampak meringis kesakitan, plasenta keluar sempurna, kotiledon utuh. Berdasarkan analisa data diatas dirumuskan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (pengeluaran plasenta). Jam 16.55 WIB diperoleh data subyektif klien mengatakan badannya lemas, klien mengatakan haus dan ingin minum. Data obyektif didapat klien tampak lemas, klien banyak mengeluarkan keringat, perdarahan sedikit ±50cc, mukosa bibir kering. Tekanan darah 110/70mmHg, frekuensi nadi 84x/menit, suhu 36,5ºC, frekuensi pernafasan 20x/menit. Berdasarkan analisa data diatas dirumuskan
37
diagnosa keperawatan resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif. C. Prioritas diagnosa keperawatan Berdasarkan rumusan masalah keperawatan dari hasil analisa data, maka dapat diprioritaskan diagnosa keperawatan sebagai berikut pada kala I adalah nyeri akut behubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi) dan ansietas berhubungan dengan krisis situasional (proses persalinan), kala II adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses persalinan), kala III adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses pengeluaran plasenta), kala IV adalah resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif. D. Intervensi keperawatan Setelah penulis memprioritaskan diagnosa keperawatan, penulis membuat intervensi keperawatan dengan tujuan keperawatan pada diagnosa pertama kala I, setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8 jam masalah keperawatan kala I yaitu nyeri akut berkurang dengan kriteria hasil klien tampak rileks, klien mampu mengontrol rasa nyeri, his menjadi adekuat, pembukaan serviks lengkap (10cm), tanda – tanda vital dalam batas normal. Intervensi atau perencanaan keperawatan berdasarkan diagnosa kala I yaitu kaji pola nyeri (penyebab nyeri, kualitas nyeri, letak nyeri, skala nyeri dan waktu terjadinya nyeri) klien dengan rasional untuk mengetahui tingkatan nyeri. Pantau tanda-tanda vital dengan rasional
38
untuk mengetahui keadaan umum klien dan merencanakan intervensi selanjutnya. Berikan posisi nyaman dengan rasional untuk menurunkan spasme otot. Ciptakan lingkungan yang nyaman dengan rasional meningkatkan kenyamanan klien. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam dengan rasional membantu klien meningkatkan kemampuan koping dalam manajemen nyeri. Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik dengan rasional menurunkan atau menghilangkan nyeri. Pada diagnosa kedua pada kala I, penulis membuat tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8 jam masalah keperawatan cemas (ansietas) dapat teratasi dengan kriteria hasil kilen mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas, klien mampu mengontrol cemas, tanda tanda vital normal (tekanan darah 120/80mmHg, nadi 60-100x/menit, pernapasan 16-24x/menit, suhu 36,5-37,50C). Intervensi atau perencanaankeperawatan berdasarkan diagnosa kedua observasi penyebab kecemasan dan identifikasi kecemasan klien dengan rasional untuk mengetahui penyebab dan tingkat kecemasan klien. Bina
hubungan
saling
percaya
dan
gunakan
pendekatan
yang
menenangkan dengan rasional untuk membina hubungan saling percaya sehingga pasien mau mengungkapkan masalahnya. Berikan aromaterapi lavender dengan rasional untuk memberikan ketenangan. Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dengan rasional untuk menenangkan pikiran. Mengukur tingkat kecemasan klien dengan skala HARS dengan rasional untuk mengetahui timgkat kecemasan klien. Libatkan keluarga untuk
39
mendampingi klien selama proses persalinan dengan rasional agar pasien tidak merasa sendiri dan lebih tenang. Pada diagnosa kala II, penulis membuat tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x1 jam masalah keperawatan nyeri akut dapat terkontrol dengan kriteria hasil pasien mampu mengontrol nyeri (mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi,tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60-100x/menit, pernapasan 16-24x/menit, suhu 36,5-37,50C). Intervensi atau perencanaan keperawatan berdasarkan diagnosa kala II yaitu kaji pola nyeri dengan rasional untuk mengetahui penyebab, kualitas, lokasi, skala, dan waktu terjadinya nyeri. Monitor his dan tanda – tanda vital dengan rasional untuk mengetahui frekuensi his dan mengetahui tekanan darah, frekuensi nadi, suhu dan frekuensi pernafasan. Beri posisi nyaman litothomi dengan rasional agar pasien lebih nyaman. Anjurkan klien untuk nafas panjang dan meneran dengan benar dengan rasional agar pasien kebih terarah untuk meneran. Kolaborasi dengan bidan dalam pertolongan persalinan dengan rasional mempercepat proses persalinan. Pada diagnosa kala III, penulis membuat tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit masalah keperawatan nyeri akut dapat terkontrol dengan kriteria hasil pasien mampu mengontrol nyeri (mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi,tanda-tanda vital dalam
40
batas normal (tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60-100x/menit, pernapasan 16-24x/menit, suhu 36,5-37,50C). Intervensi atau perencanaan keperawatan berdasarkan diagnosa kala III yaitu kaji kontraksi uterus (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi) dengan rasional untuk mengetahui adanya his dan frekuensinya. Pertahankan posisi litothomi pada klien dengan rasional agar pasien tetap nyaman. Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dengan rasional untuk mengontrol nyeri. Kolaborasi dengan bidan dalam pertolongan
pengeluaran
plasenta
dengan
rasional
mempercepat
pengeluaran plasenta. Kaji tanda – tanda vital dengan rasional untuk mengetahui tekanan darah, frekuensi nadi, suhu dan frekuensi pernafasan. Pada diagnosa kala IV, penulis membuat tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x2 jam masalah keperawatan resiko kekurangan volume cairan tidak terjadi dengan kriteria hasil turgor kulit baik,tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60-100x/menit, pernapasan 16-24x/menit, suhu 36,5-37,50C), mukosa bibir lembab. Intervensi atau perencanaan keperawatan berdasarkan diagnosa kala IV yaitu posisikan klien tetap dorsal recumbent dengan rasional agar pasien tetap nyaman. Massase fundus uteri bila lunak dengan rasional untuk mengembalikan involusi uteri. Monitor tanda - tanda vital dengan rasional untuk mengetahui tekanan darah, frekuensi nadi, suhu dan frekuensi pernafasan. Berikan minum dengan rasional untuk mengganti
41
cairan yan hilang. Kolaborasi pemberian infus RL dengan rasional untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit. E. Implementasi Penyusunan intervensi atau perencanaan keperawatan telah dilakukan, penulis kemudian melakukan implementasi atau tindakan keperawatan pada Ny.N, yang dilakukan hari pertama tanggal 10 Maret 2015 jam 12.15 WIB pada diagnosa keperawatan kala I persalinan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (adanya kontraksi), penulis mengkaji pola nyeri pasien dengan respon subyektif klien mengatakan nyeri karena adanya his, nyeri seperti diremas – remas , nyeri dibagian pinggang, skala nyeri 6, nyeri datang saat his, respon obyektif pasien tampak meringis kesakitan menahan nyeri. Jam 12.25 WIB penulis memberikan tehnik counter pressure dengan respon subyektif pasien mengatakan bersedia diberikan tehnik counter pressure, respon obyektif pasien tampak rileks diberikan tehnik counter pressure. Jam 12.35 WIB penulis memonitor tanda – tanda vital, dengan respon subyektif klien mengatakan bersedia diperiksa dan respon obyektif tekanan darah 110/80mmHg, frekuensi nadi 84x/menit, suhu 36,7ºC, dan frekuensi pernafasan 20x/menit. Jam 12.55 WIB penulis mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dengan respon subyektif pasien mengatakan bersedia diajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, dengan respon obyektif klien tampak melakukan tehnik relaksasi nafas dalam.
42
Implementasi atau tindakan keperawatan pada diagnosa kedua kala I persalinan ansietas berhubungan dengan krisis situasional (proses persalinan), jam 12.45 WIB penulis mengukur tingkat kecemasan pasein dengan skala HARS dengan respon subyektif pasien mengatakan bersedia dan respon obyektif nilai HARS 22 (kecemasan sedang), jam 13.00WIB penulis memberikan aromaterapi lavender dengan respon subyektif pasien mengatakan bersedia diberikan aromaterapi lavender dan respon obyektif pasien tampak tenang saat diberikan aromaterapi lavender. Pada jam 13.20 WIB penulis menganjurkan keluarga untuk menemani pasien dengan respon subyektif keluarga bersedia untuk menemani yaitu ibu pasien dan respon obyektif keluarga tampak menemani pasien. jam 15.45 WIB penulis mengukur tingkat kecemasan pasein dengan skala HARS dengan respon subyektif pasien mengatakan bersedia dan respon obyektif nilai HARS 15 (kecemasan ringan), Implementasi
atau
tindakan
keperawatan
pada
diagnosa
keperawatan kala II nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses persalinan) ,jam 16.00 WIB penulis mengajarkan klien untuk nafas panjang dan meneran yang benar dengan respon subyektif pasien mengatakan bersedia dan respon obyektif pasien tampak mau meneran dengan benar. Jam 16.10 WIB penulis melakukan kolaborasi dengan bidan dalam pertolongan persalinan dengan respon obyektif pasien tampak mengikuti instruksi bidan.
43
Implementasi
atau
tindakan
keperawatan
pada
diagnosa
keperawatan kala III nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (pengeluaran plasenta), jam 16.45 WIB penulis menganjurkan pasien untuk mempertahankan posisi litothomi dengan respon subyektif pasien mengatakan bersedia dan respon obyektif pasien tampak masih dalam posisi litothomi. Jam 17.00 WIB penulis mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dengan respon subyektif pasien bersedia diajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, dengan respon obyektif pasien tampak melakukan tehnik relaksasi nafas dalam. Jam 17.10 WIB penulis melakukan kolaborasi dengan bidan dalam pertolongan pengeluaran plasenta dengan respon obyektif pasien tampak mengikuti intruksi bidan, plasenta keluar sempurna. Implementasi
atau
tindakan
keperawatan
pada
diagnosa
keperawatan kala IV resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, jam 17.25 WIB penulis memeriksa tanda – tanda vital pasien dengan respon subyektif pasien mengatakan bersedia diperiksa dan respon obyektif tekanan darah 110/80 mmHg, suhu 36,7ºC, frekuensi nadi 82x/menit dan frekuensi pernafasan 20x/menit. Jam 17.30 WIB memberikan pasien minum dengan respon subyektif pasien bersedia dan respon obyektif pasien tampak minum.
44
F. Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan yang dilakukan dengan metode subyektif, obyektif, analisa dan perencanaan (SOAP). Pada hari selasa, tanggal 10 Maret 2015 pada diagnosa kala I yang pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi), jam 15.45 WIB didapatkan hasil evaluasi sebagai berikut, untuk subyektif klien mengatakan nyeri pinggang berkurang, klien mengatakan nyeri pinggang saat kenceng - kenceng, skala nyeri 5 dan nyeri saat ada his. Obyektif klien tampak merintih menahan nyeri, lamanya his 2x dalam 10 menit dengan durasi 45 detik, klien mampu melakukan relaksasi napas dalam. Pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 82 x/menit, tertur dan teraba kuat, pernapasan 20x/menit, teratur dan suhu 36,4ºC.Analisa masalah nyeri akut teratasi sebagian, perencanaan keperawatan dilanjutkansebagai berikut observasi skala nyeri pasien, pantau tanda-tanda vital klien, ciptakan kondisi lingkungan yang nyaman, berikan posisi nyaman, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam. Pada diagnosa kala I yang kedua yaitu ansietas berhubungan dengan krisis situasional (proses persalinan),jam 15.50 WIB di dapatkan hasil evaluasi sebagai berikut, untuk subyektif klien mengatakan lebih tenang dan cemas berkurang. Obyektifklien tampak tenang, klien didampingi ibunya, pemeriksaan tanda-tanda vital didapat tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 82 x/menit, teratur dan teraba kuat, pernapasan 20 x/menit, teratur dan suhu 36,40C. Analisa masalah ansietas
45
teratasi, perencanaan keperawatan dilanjutkan sebagai berikut ingatkan klien untuk menghirup aromaterapi agar lebih tenang, anjurkan keluarga untuk mendampingi klien. Pada diagnosa kala II yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cifera fisik (proses persalinan), jam 16.30 WIB didapatkan hasil evaluasi sebagai berikut, untuk subyektif klien mengatakan “sakit bu sakit”. Obyektif
klien mengejan sekuat tenaga saat ada his, klien tampak
meringis menahan nyeri, bayi lahir spontan (2.600gr) . Pemeriksaan tandatanda vital didapat tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 84 x/menit, teratur dan teraba kuat, pernapasan 18 x/menit, teratur, suhu 36,70C. Analisa masalah nyeri akut sebagian, perencanaan keperawatan dilanjutkan sebagai berikut observasi skala nyeri pasien, pantau tandatanda vital klien, ciptakan kondisi lingkungan yang nyaman, berikan posisi nyaman, ajarkan teknik relaksasi napas dalam. Pada diagnosa kala III yaitu nyeri akut berhubungan dengan proses persalinan (pengeluaran plasenta), jam 16.55 WIB di dapatkan hasil evaluasi sebagai berikut, untuk subyektif klien mengatakan sudah lega setelah bayinya lahir, tetapi masih merasakan nyeri dengan skala 3, nyeri terus - menerus. Obyektifklien tampak meringis menahan nyeri, plasenta keluar sempurna, kotiledon utuh, pemeriksaan tanda-tanda vital didapat tekanan darah 110/80 mmHg, frekuensi nadi 82 x/menit, teratur dan teraba kuat, pernapasan 20 x/menit, teratur dan suhu 36,70C. Analisa masalah nyeri akut teratasi, perencanaan keperawatan dilanjutkan sebagai berikut
46
observasi skala nyeri pasien, pantau tanda-tanda vital klien, ciptakan kondisi lingkungan yang nyaman, berikan posisi nyaman, ajarkan teknik relaksasi napas dalam. Pada diagnosa kala IV yaitu resiko kekurangan cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, jam 17.30 WIB di dapatkan hasil evaluasi sebagai berikut, untuk subyektif klien mengatakan sudah tidak haus dan agak nyaman. Obyektifklien mukosa bibir lembab, klien tampak minum, terpasang infus RL 20tpm, pemeriksaan tanda-tanda vital didapat tekanan darah 110/80 mmHg, frekuensi nadi 80 x/menit, teratur dan teraba kuat, pernapasan 22 x/menit, teratur dan suhu 36,40C. Analisa masalah resiko kekurangan volume cairan teratasi, perencanaan keperawatan dilanjutkan sebagai berikut observasi tanda – tanda dehidrasi, pantau tanda-tanda vital klien.
BAB V PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang pemberian aromaterapi lavender yang disukai terhadap penurunan kecemasan pada asuhan keperawatan Ny. N dengan intranatal di ruang VK RSUD Sukoharjo.
Pembahasan
disini
meliputi
pengkajian,
diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. A. Pengkajian Pengkajian adalah pemikiran dasar yang bertujuan untuk mengumpulkaninformasi
atau
data
tentang
klien,
agar
dapat
mengidentifikasi, mengenalmasalah-masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental,sosial dan lingkungan (Dermawan, 2012). Pengkajian dalam kasus ini dilaksanakan tanggal 10 Maret 2015 jam 12.00 WIB. Dalam pengambilan kasus ini penulis mengumpulkan data denganmenggunakan metode autoanamnesa yaitu pengkajian yang dilakukan secaralangsung kepada Ny. N, alloanamnesa yaitu pengkajian yang melihat di dasarkan data dalam status Ny. N dan dari keluarga. Pada kasus yang diambil oleh penulis didapatkan data pada kala I yaituNy. N mengatakan punggung bawah sangat nyeri dan perut terasa kenceng, nyerikarena kontraksi, nyeri seperti diremas – remas , nyeri pada punggung bawah, skalanyeri 6, nyeri saat ada his.
47
48
Nyeri ibu pada kala I persalinan tersebut disebabkan karena tertekannya ujung saraf sewaktu rahim berkontraksi dan terenggangnya rahim bagian bawah, vagina danperineum (Indrawan, dkk, 2013). Nyeri merupakan hal yang disebabkan oleh ibu kala I persalinan karenakontraksi uterus pada persalinan itu mempengaruhi kontraksi otot fisiologis yangmenimbulkan nyeri pada tubuh. Kontraksi ini merupakan kontraksi yanginvolunter karena berada dibawah pengaruh saraf intrinsik, wanita tidakmemiliki kendali fisiologis terhadap frekuensi dan durasi (Sukarni dan Wahyu P,2013). Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Nyeri persalinan merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadi selama proses persalinan. Secara fisiologis, nyeri persalinan mulai timbul pada persalinan kala I fase laten dan fase aktif, pada fase aktif terjadi pembukaan mulai dari 3cm – 10cm. Pada primigravida kala I persalinan bisa berlangsung ±20 jam, pada multigravida berlangsung ±14 jam. Nyeri disebabkan oleh kontraksi uterus dan dilatasi serviks. Makin lama nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat, puncak nyeri terjadi pada fase aktif dimana pembukaan lengkap sampai 10cm. Intensitas nyeri selama persalinan mempengaruhi kondisi psikologis ibu, proses persalinan, dan kesejahteraan janin (Potter & Perry, 2005). Pada kasus Ny. N didapatkan data bahwa Ny. N mengalami kecemasankarena takut dan cemas dalam menghadapi persalinan pertamanya dan anaknya lahir tanpa seorang ayah. Ny. N tampakgelisah,
49
raut wajah tampak tegang. Ansietas mungkin dapat terjadi pada nyeripersalinan karena hubungan nyeri dan ansietas bersifat kompleks, ansietasseringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkansuatu perasaan ansietas. Suatu bukti bahwa stimulus nyeri mengaktifkan bagiansistem limbic yang diyakini mengendalikan emosi seseorang, khususnyaansietas. Sistem limbic dapat memproses reaksi emosi terhadap nyeri, yaknimemperburuk atau menghilangkan nyeri (Potter&Perry, 2006). Ansietas adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang kadang – kadangkita alami dalam tingkat yang berbeda (Atkinson,1996 dalam Maimunah, 2011). Pada pengkajian kala II persalinan didapatkan data nyeri karena agen cidera fisik (proses persalinan), Ny. N tampak merintih kesakitan, berteriak-teriak,menangis karena adanya proses meneran. Nyeri tersebut terjadi karena hissemakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, Ny. N merasa ingin meneranbersamaan dengan terjadinya kontraksi, Ny. N merasakan makin meningkatnyatekanan pada rectum dan/ atau vagina, perineum menonjol, vulva vagina dansfringter ani terlihat membuka, dan peningkatan lendir darah (Rohani, dkk,2011). Pada Pengkajian kala III persalinan didapatkan data nyeri karena pengeluaran plasenta, Ny.N mengatakan nyeri saat plasenta keluar, plasenta keluar sempurna, kotiledon utuh. Nyeri tersebut terjadi karena
50
ketika plasenta terlepas atau sepenuhnya terlepas tetapi tidak keluar, maka pendarahan terjadi dibelakang plasenta sehingga uterus tidak dapat sepenuhnya berkontraksi karena plasenta masih didalam. Kontraksi pada otot uterus merupakan mekanisme fisiologis yang menghentikan perdarahan. Begitu plasenta lepas, jika ibu tidak dapat melahirkan sendiri, atau petugas tidak dapat menolong mengeluarkan plasenta, mungkin salah satu didiagnosis sebagai retensi plasenta. Seringkali plasenta terperangkap dibawah
serviks
dan
hanya
diperlukan
sedikit
dorongan
untuk
mengeluarkannya (Sarwono, 2009). Pada pengkajian kala IV persalinan didapatkan data resiko kekurangan volume cairan, Ny. N mengatakan lemas dan haus karena tenaganya terkuras saat persalinan. Resiko kekurangan volume cairan tersebut terjadi karena masa post partum merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu, terutama kematian disebabkan perdarahan. Selama kala IV, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus dipantau lebih sering. Apakah ibu membutuhkan minum atau apakah ibu ingin memegangi bayinya (Sarwono, 2009).
51
B. Diagnosa Keperawatan Menurut Kusuma, H dan Nurarif (2012) diagnosa keperawatan merupakan sebuah label singkat yang menggambarkan kondisi pasien yang diobservasi di lapangan. Setelah penulis mendapatkan data-data dari pengkajian Ny. N tanggal 10 Maret 2015 jam 12.00 WIB, Penulis dapat merumuskan beberapa diagnosa keperawatan. Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan oleh penulis dapat ditegakkan prioritas diagnosa keperawatan utama adalah ansietas berhubungan dengan krisis situasional (proses persalinan). Pada kala I penulis merumuskan diagnosa keperawatan yang pertamayaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi). Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau gambaran dalam hal kerusakan yang sedemikian rupa (International for the Study of pain), awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari 6 bulan. (Nurarif, 2012). Batasan karakteristik nyeri akut antara lain : perubahan tekanan darah,perubahan frekuensi jantung, perubahan frekuensi pernafasan, perubahan selera makan perilaku berjaga-jaga atau perilaku melindungi daerah yang nyeri, dilatasi pupil, fokus pada diri sendiri, indikasi nyeri yang dapat diamati, perubahan posisi untuk menghindari nyeri, gangguan tidur, melaporkan nyeri secara verbal (NANDA, 2012).
52
Pada kala I penulis merumuskan diagnosa keperawatan yang kedua yaituansietas berhubungan dengan krisis situasional ( proses persalinan ). Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons : perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan syarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman (Nurarif, 2012). Batasan karakteristik ansietas adalah penurunan produktivitas, gelisah,mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup,
kesedihan
yang
mendalam,
ketakutan,
rasa
nyeri
yang
meningkatkan ketidakberdayaan, wajah tegang, peningkatan keringat, peningkatan ketegangan, gemetar, krisis situasional (NANDA, 2012). Pada kala II penulis merumuskan diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses persalinan).Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau gambaran dalam hal kerusakan yang sedemikian rupa (International for the Study of pain), awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari 6 bulan. (Nurarif, 2012). Batasan karakteristik nyeri akut antara lain : perubahan tekanan darah,perubahan frekuensi jantung, perubahan frekuensi pernafasan, perubahan selera makan perilaku berjaga-jaga atau perilaku melindungi
53
daerah yang nyeri, dilatasi pupil, fokus pada diri sendiri, indikasi nyeri yang dapat diamati, perubahan posisi untuk menghindari nyeri, gangguan tidur, melaporkan nyeri secara verbal (NANDA, 2012). Pada kala III penulis merumuskan diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses pengeluaran plasenta). Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau gambaran dalam hal kerusakan yang sedemikian rupa (International for the Study of pain), awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari 6 bulan (Nurarif, 2012). Batasan karakteristik nyeri akut antara lain : perubahan tekanan darah,perubahan frekuensi jantung, perubahan frekuensi pernafasan, perubahan selera makan perilaku berjaga-jaga atau perilaku melindungi daerah yang nyeri, dilatasi pupil, fokus pada diri sendiri, indikasi nyeri yang dapat diamati, perubahan posisi untuk menghindari nyeri, gangguan tidur, melaporkan nyeri secara verbal (NANDA, 2012). Pada kala IV penulis merumuskan diagnosa keperawatan yaitu resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif. Resiko kekurangan volume cairan adalah beresiko mengalami dehidrasi vaskular, selular, atau intraselular (NANDA, 2012). Batasan karakteristik resiko kekurangan volume cairan (NANDA, 2012) antara lain : perubahan status mental, penurunan tekanan darah,
54
penurunan frekuensi nadi, penurunan turgor kulit, penurunan haluaran urine, membran mukosa kering, peningkatan hematokrit, peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi nadi, peningkatan konsentrasi urine, penurunan berat badan tiba – tiba, haus dan kelemahan.
C. Intervensi Keperawatan Tujuan adalah pernyataan pasien dan perilaku keluarga yang dapat diukuratau diobservasi. Tujuan keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan suatu tindakan yang dapat diukur berdasarkan kemampuan dan kewenangan perawat (Dermawan, 2012). Menurut Dermawan (2012), penulisan tujuan dan kriteria hasilberdasarkan ”SMART” meliputi specific yaitu dimana tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda, measurable yaitu dimana tujuan keperawatan harus dapat diukur, khususnya tentang perilaku pasien (dapat dilihat, didengar, dirasakan, dan dibau), achievable yaitu tujuan harus dapat dicapai, dan hasil yang diharapkan, ditulis perawat, sebagai standar
mengukur
respon
reasonable/realistic
yaitu
klien
terhadap
dimana
asuhan
tujuan
keperawatan, harus
dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, tujuan dan hasil yang diharapkan singkat dan realistis dengan cepat memberikan klien dan perawat suatu rasa pencapaian, time yaitu batas pencapaian harus dinyatakan dalam penulisan kriteria hasil dan mempunyai batasan waktu yang jelas.
55
Perencanaan
merupakan
langkah
berikutnya
dalam
proses
keperawatan. Pada langkah ini, perawat menetapkan tujuan dan kriteria hasil
yang diharapkan bagi klien dan merencanakan intervensi
keperawatan. Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa dalam membuat perencanaan perlu mempertimbangkan tujuan, kriteria diperkirakan atau diharapkan dan intervensi keperawatan (Andarmoyo, 2013). Menurut Rohmah (2012) Penulis menuliskan Intervensi yang dilakukan pada pasien dengan menggunakan prinsip ONEC (O: Observasi, N:Nurcing, E:Edukasi, C:Colaboration). Dalam intervensi keperawatan ini, penulis akan membahas tentangdiagnosa pada kala I yang pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi). Tujuan dan kriteria hasil keperawatan ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit diharapkan nyeri dapat berkurang atau teratasi dengan kriteria hasil yaitu mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
teknik
non
farmakologi
untukmengurangi
nyeri),
melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan nyeri, mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri). Intervensi pada kala I yang pertama dengan diagnosa nyeri akutberhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi) adalah kaji nyeri P,Q,R,S,T secara komprehensif dengan rasional mengetahui kualitas nyeri yang dirasakan Ny. N, observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan dengan rasional mengetahui skala nyeri, memonitor vital sign dan DJJ
56
dengan rasional untuk mengetahui keadaan umum dan denyut jantung janin, anjurkan Ny. N untuk miring ke kiri dengan rasional untuk mempercepat proses persalinan, anjurkan Ny. N untuk tarik nafas panjang dengan rasional untuk mengurangi nyeri saat proses persalinan berlangsung, kolaborasi dengan dokter pemberian analgesik dengan rasional untuk mengurangi nyeri persalinan kala I (Kusuma, H dan Nurarif, 2012). Intervensi keperawatan pada diagnosa kala I yang kedua yaitu ansietasberhubungan dengan krisis situasional (proses persalinan), Tujuan dan kriteria hasilkeperawatan ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 1jam diharapkan ansietas dapat teratasi dengan kriteria hasil yaitu Ny.N mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas, mengidentifikasi,mengungkapkan, menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas, vital sign dalambatas normal. Tujuan keperawatan pada kala I yang kedua dengan diagnosa ansietasberhubungan dengan krisis situasional (proses persalinan) adalah gunakanpendekatan yang menenangkan dengan rasional membuka kepercayaan kepadaperawat, jelaskan upaya prosedur selama tindakan dengan rasional mengurangi kecemasan Ny. N, beri informasi tentang persiapan persalinan dengan rasional membuka pengetahuan Ny. N, observasi vital sign dengan rasional mengetahuistatus kesehatan, beri dukungan dan support kepada Ny. N dengan rasionalmemotivasi dan mengontrol perasaan Ny. N (Kusuma, H dan Nurarif, 2012).
57
Tujuan keperawatan pada diagnosa kala II yang kedua yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses persalinan). Tujuan dan kriteria hasil keperawatan ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 1 jam diharapkan nyeri dapat berkurang atau teratasi dengan kriteria hasil yaitu mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
nyeri,
mampu
menggunakan
teknik
non
farmakologi
untukmengurangi nyeri), melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan nyeri, mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri), vital sign dalam batas normal (Kusuma, H dan Nurarif, 2012). Intervensi keperawatan pada kala II dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses persalinan) adalah kaji nyeri P,Q,R,S,T secara komprehensif dengan rasional mengetahui kualitas nyeri yang dirasakan Ny. N, monitor his dan vital sign dengan rasional mengetahui frekuensi his dan ,mengetahui tekanan darah, suhu, frekuensi nadi dan frekuensi pernafasan Ny. N, Beri posisi nyaman lithotomi dengan rasional agar Ny. N lebih nyaman, anjurkan Ny. N untuk nafas panjang dan meneran dengan benar dengan rasional agar Ny. N lebih terarah untuk meneran, kolaborasi dengan bidan dalm pertolongan persalinan dengan rasional mempercepat proses persalinan. Tujuan keperawatan pada kala III dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses pengeluaran plasenta). Tujuan dan kriteria hasil keperawatan ini adalah setelah dilakukan
58
tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit diharapkan nyeri dapat berkurang atau teratasi dengan kriteria hasil yaitu mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik non farmakologi untukmengurangi nyeri), melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan nyeri, mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri), vital sign dalam batas normal (Kusuma, H dan Nurarif, 2012). Intervensi keperawatan pada kala III dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses pengeluaran plasenta) adalah kaji kontraksi uterus dengan rasional mengetahui iran aadanya his dan frekuensinya, pertahankan posisi lithotomi pada Ny. N dengan rasional agar Ny. N tetap nyaman, ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dengan rasional mengontrol nyeri, kaji vital signuntuk mengetahui tekanan darah, frekuensi nadi, suhu dan frekuensi pernafasan Ny. N, kolaborasi dengan bidan
dalam
pertolongan
pengeluaran
plasenta
dengan
rasional
mempercepat pengeluaran plasenta. Tujuan
keperawatan pada kala IV dengan diagnosa resiko
kekurangan cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif. Tujuan dan kriteria hasil keperawatan ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 jam diharapkan resiko kekurangan volume cairan tidak terjadi dengan kriteria hasil yaitu turgor kulit baik, vital sign dalam batas normal, dan mukosa bibir lembab.
59
Intervensi keperawatan pada diagnosa kala IV dengan diagnosa resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif adalah posisikan klien tetap dorsal recumbent dengan rasional agar pasien tetap nyaman. Massase fundus uteri bila lunak dengan rasional untuk mengembalikan involusi uteri. Monitor tanda - tanda vital dengan rasional untuk mengetahui tekanan darah, frekuensi nadi, suhu dan frekuensi pernafasan. Berikan minum dengan rasional untuk mengganti cairan yan hilang. Kolaborasi pemberian infus RL dengan rasional untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
D. Implementasi Keperawatan Implementasi adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat dan pasien, merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Dermawan, 2012). Pada jam 12.15 WIB implementasi yang dilakukan pada kala I persalinanadalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi) adalah mengkaji nyeri P,Q,R,S,T, nyeri dibagian punggung bawah. Tujuan dilakukan tindakan untuk mengetahui tingkat nyeri, karakteristik nyeri P : provocate, tenaga kesehatan harus mengkaji tentang penyebab terjadinya nyeri pada penderita yang mengalami cidera termasuk menghubungkan antara nyeri yang diderita dengan faktor psikoisnya. Q: quality, kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subyektif yang
60
diungkapkan oleh klien, seringkali klien mendeskripsikan nyeri dengan kalimat nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit nyeri dalam atau superfisal, atau bahkan seperti digencet. R: region, untuk mengkaji lokasi, tenaga kesehatan meminta penderita untuk menunjukkan semua bagian/ daerah yang dirasakan tidak nyaman. S: scale, tingkat keparahan merupakan hal yang paling subyektif yang dirasakan oleh penderita, karena akan diminta bagaimana kualitas nyeri, kualitas nyeri harus bisa digambarkan menggunakan skala yang sifatnya kuantitas. T : time, tenaga kesehatan mengkaji tentang awitan, durasi dan rangkaian nyeri, perlu ditanyakan kapan mulai muncul adanya nyeri, berapa lama menderita, seberapa sering kambuh (Iyer, Patricia 2005). Pada jam 12.25 WIB penulis memberikan teknik non farmakologis pemberian teknik counterpresure selama 30 menit, tujuan dari pemberian teknik counterpresure ini untuk mengurangi nyeri yang dirasakan Ny.N. Pemberian teknik counterpresure pada Ny. N dengan keluhan nyeri ini sesuai dengan penelitian Rejeki (2011) dalam jurnalnya “penurunan tingkat nyeri pinggang pada persalinan kala Idengan menggunakan tehnik back effluerage dan counter pressure”. Pada jam 12.45 WIB penulis mengajarkan untuk relaksasi nafas dalam. Relaksasi merupakan suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stress sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama, pasien dapat memejamkan
61
matanya dan bernafas dengan perlahan dan nyaman. Nafas yang lambat, berirama, juga dapatdigunakan sebagai teknik distraksi (Andarmoyo, 2013). Berdasarkan diagnosa keperawatanansietas tindakan keperawatan pada kala I yang dilakukan pada tanggal 10 Maret 2015 jam 13.25 WIB adalah mengajarkan relaksasi nafas dalam dan memberikan aromaterapi lavender. Relaksasi merupakan suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stress sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama, pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan nyaman. Nafas yang lambat, berirama, juga dapatdigunakan sebagai teknik distraksi (Andarmoyo, 2013). Aromaterapi
adalah
suatu
metode
dalam
relaksasi
yang
menggunakan minyak esensial dalam pelaksanaannya berguna untuk meningkatkan kesehatan fisik, emosi, dan spirit seseorang (Monahan, Sands, Neighbors, Marek,Green, 2007 dalam koensoemardiyah, 2009). Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek menenangkan,dengan kandungan linaloolnya lavender adalah aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, baik saat inhalasi atau dengan pemijatan kulit. Aromaterapi yang digunakan melalui inhalasi atau dihirup akan masuk ke dalam system limbic atau struktur bagian dalam
62
dari otak, sistem ini sebagai pusat nyeri, senang, marah, takut, depresi dan berbagai emosi lainnya (Dewi, 2007). Indra penciuman memiliki peran yang sangat penting dalam kemampuan kita untuk bertahan hidup dan meningkatkan kualitas hidup. Bau – bauan juga dapat memberikan efek relaksasi. Tubuh dikatakan dalam keadaan relaksasi apabila otot – otot di tubuh kita tidak dalam keadaan tegang, keadaan relaksasi adalah dapat dicapai dengan menurunkan tingkat stress, baik stress fisik maupun psikis, serta siklus tidur yang cukup dan teratur (Dewi, 2007). Pada jam 15.45 WIB penulis mengukur tingkat kecemasan dengan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing – masing kelompok dirinci lagi dengan gejala – gejala kecemasan yang lebih spesifik. Dari pengukuran kecemasan dengan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) maka nantinya akan didapatkan penilaian klien mengalami tingkat kecemasan ringan, sedang, berat, dan juga tingkat panik (Saryono, 2013). Dalam jurnal Suprijati(2011) yang berjudul “Efektifitas pemberian aromaterapi lavender untuk menurunkan kecemasan ibu hamil trimester III dalam persiapan menghadapi persalinan”. Dalam penelitian tersebut, peneliti memberikan aromaterapi lavender untuk menurunkan kecemasan dan menunjukkan pengaruh yang signifikan antara pemberian aromaterapi dalam menurunkan kecemasan menghadapi persalinan. Hasil penelitian tersebut adalah nilai rata – rata kecemasan
menghadapi persalinan
63
sebelum diberi aroma terapi 26,41% dan setelah diberikan aromaterapi menjadi 23,41%. Nilai rata – rata ini dapai diinterprestasikan bahwa ada penurunan kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan sesudah diberi aromaterapi. Prosedur pemberian aromaterapi adalah sebelum melakukan tindakan pemberian aromaterapi lavender pastikan pasien menyukai dengan bau lavender, ciptakan suasana yang nyaman dan usahakan tetap rileks dan tenang, posisikan pasien untuk duduk yang nyaman, anjurkan pasien menarik nafas dalam dari hidungmelalui hitungan 1,2,3 (sebelumnya
perawat
memberi
contoh),
anjurkan
pasien
untuk
menghembuskan nafas perlahan lahan melalui mulut, anjurkan pasien mengulangi sebanyak 3 kali. Berdasarkan diagnosa nyeri akuttindakan keperawatan pada kala II yang dilakukan pada tanggal 10 Maret 2015 jam 15.55 WIB adalah mengajarkan klien untuk nafas panjang dan meneran dengan benar. Pada pengenalan kala II his datang 4-5 kali dalam 10 menit dengan lama 40 – 50 detik, anus membuka, dan perineum menonjol. Setiap ada his, pimpin ibu meneran pada puncak his dan minta ibu untuk menarik lipat sendi lutut dengan mengaitkan pada lipat siku agar tekanan abdomen menjadi efektif (Sarwono, 2009). Berdasarkan diagnosa nyeri akuttindakan keperawatan pada kala III yang dilakukan pada tanggal 10 Maret 2015 jam 16.45 WIB adalah mempertahankan posisi lithotomi.Pemberian atau pengaturan posisi
64
sangatlah penting membiarkan ibu bersalin untuk memilih posisi persalinan memiliki banyak keuntungan, misalnya mengurangi rasa tidak nyaman, mengurangi traumaperineum, dan menjadi lebih mudah meneran. Posisi juga merupakan salah satu dasar yang mempengaruhi keutuhan perineum. Oleh karena itu, ibu bersalin harus di perbolehkan memilih posisi mereka sendiri saat persalinan (Rohani, dkk 2011). Berdasarkan diagnosa resiko kekurangan volume cairan tindakan keperawatan pada kala IV yang dilakukan pada tanggal 10 Maret 2015 jam 17.15 WIB adalah memeriksa tanda – tanda vital dan memberikan minum Ny.N. Pada pemantauan kala IV hal yang perlu dilakukan adalah memantau tanda – tanda vital pasien, memberi obat – obatan yang diperlukan dan minum secukupnya. Bila setelah 2 jam kondisi ibu stabil dan tidak ada komplikasi, pasangkan kasa penyerap dan celana, bawa keruang perawatan dan lakukan rawat gabung sesegera mungkin (Sarwono, 2009).
E. Evaluasi Keperawatan Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan asuhan keperawatan antaradasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon perilaku klien yang tampil (Deden, 2012 : 128). Evaluasi yang akan dilakukan oleh penulis disesuaikan dengan kondisipasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat
65
dilaksanakan dengan SOAP, subjective, objective, analisa, planning (Deden, 2012 : 136). Evaluasi yang diterapkan dalam proses asuhan keperawatan yang diberikan pada Ny. N ini dilakukan dalam bentuk catatan perkembangan, dengan membandingkan tujuan yang ingin dicapai dan kenyataan yang ada secara obyektif serta rasional. Evaluasi pada tanggal 10 Maret 2015 masalah keperawatan nyeri akutberhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi), dengan subyektif Ny.N mengatakan nyeri berkurang, Provocate/ paliatif : nyeri karena kontraksi, Quality : nyeri seperti diremas - remas, Regio : nyeri pada bagian punggung bawah, Skala : skala nyeri 5, Time : nyeri saat adanya his. Obyektif, Ny. Ntampak merintih menahan nyeri, Ny.N mampu melakukan relaksasi nafas dalam, lamanya his 2x dalam 10 menit dengan durasi 45 detik, vital sign dalam batas normal maka masalah nyeri akut sudah teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan. Evaluasi pada tanggal 10 Maret 2015 masalah keperawatan ansietasberhubungan dengan krisis situasional ( proses persalinan) dengan subyektif Ny.N mengatakan lebih tenang dan cemas berkurang. Obyektif Ny. N terlihat lebih rileksdan tenang, Ny.N didampingi oleh ibunya, vital sign dalam batas normal maka masalah ansietas sudah teratasi dan intervensi dilanjutkan. Evaluasi pada tanggal 10 Maret 2015 masalah keperawatan nyeri akutberhubungan dengan agen ciderafisik(proses persalinan), dengan
66
subyektif Ny.N merintih dan berteriak kesakitan. Obyektif, Ny. Ntampak mengejan sekuat tenaga saat ada his, Ny.N tampak merintih kesakitan, bayi lahir spontan (2.600gr). Maka masalah nyeri akut sudah teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan. Evaluasi pada tanggal 10 Maret 2015 masalah keperawatan nyeri akutberhubungan dengan agen cidera fisik(proses pengeluaran plasenta), dengan subyektif Ny.N mengatakan sudah lega setelah bayinya lahir, tetapi masih merasakan nyeri dengan skala 3 dan nyeri terus menerus. Obyektif, Ny. Ntampak meringis menahan nyeri,plasenta keluar sempurna, kotiledon utuh, vital sign dalam batas normal maka masalah nyeri akut sudah teratasi dan intervensi dilanjutkan. Evaluasi pada tanggal 10 Maret 2015 masalah keperawatan resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, dengan subyektif Ny.N mengatakan sudah tidak haus dan agak nyaman. Obyektif, Ny. N terlihat lebih rileks, mukosa bibir lembab , Ny.N tampak minum, terpasang infus RL 20tpm maka masalah resiko kekurangan volume cairan tidak terjadi.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah penulis melakukan pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi tentang pemberian aromaterapi lavender pada asuhan keperawatan Ny.N dengan Intranatal di ruang VK RSUD Sukoharjo secara metode studi kasus, maka dapat ditarik kesimpulan. A. KESIMPULAN Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengkajian Pengkajian pada Ny. N pada kala I diperoleh data subyektif klien mengatakan nyeri karena kontraksi, nyeri terasa dipinggang seperti diremas – remas dengan skala nyeri 6 dan nyeri saat adanya his, dengan data obyektif klien tampak meringis menahan nyeri, tekanan darah 110/80mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, suhu 36,7ºC, frekuensi pernafasan 20x/menit, his 2 kali dalam 10 menit dengan durasi 45 detik, pembukaan 2cm. Klien mengatakan cemas dengan kelahiran anak pertamanya karena anaknya terlahir tanpa seorang ayah, dengan data obyektif klien tampak cemas dan gelisah, tekanan darah 110/80 mmHg, suhu 36,7ºC, frekuensi nadi 80x/menit dan frekuensi pernafasan 20x/menit.
67
68
Pada kala II diperoleh data subyektif klien mengatakan “sakit bu sakit”, dengan data obyektif klien tampak meringis kesakitan, his 3x dalam 10 menit dengan durasi 45 detik, pembukaan lengkap, tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 82x/menit, suhu 36,5ºC, dan frekuensi pernafasan 20x/menit. Pada kala III diperoleh data subyektif klien mengatakan perutnya terasa seperti diremas – remas dengan skala nyeri 4, nyeri dirasakan terus – menerus, dengan data obyektif klien tampak meringis kesakitan, plasenta keluar sempurna, kotiledon utuh. Pada kala IV diperoleh data subyektif klien mengatakan badannya lemas, klien mengatakan haus dan ingin minum, dengan data obyektif klien tampak lemas, klien banyak mengeluarkan keringat, perdarahan sedikit ±50cc, mukosa bibir kering, tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 84x/menit, suhu 36,5ºC, dan frekuensi pernafasan 20x/menit. 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus Ny. N adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi), ansietas berhubungan dengan krisis situasional, nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik (proses persalinan), nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik (pengeluaran plasenta), dan resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
69
3. Intervensi Intervensi untuk diagnosakala I nyeri akut pada Ny. N adalah observasi karakteristik nyeri PQRST (Provoking incident, Quality of pain, Region, Severity of pain, Time), berikan tehnik counter pressure, ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, monitor vital sign. Intervensi untuk diagnosa kala I ansietas pada Ny. N yaitu observasi penyebab kecemasan dan identifikasi cemas klien, bina hubungan saling percaya, berikan aromaterapi lavender, ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, libatkan keluarga untuk mendampingi klien. Intervensi untuk diagnosa kala II nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses persalinan) pada Ny. N adalah observasi karakteristik nyeri PQRST (Provoking incident, Quality of pain, Region, Severity of pain, Time), monitor his dan vital sign, beri posisi nyaman (lithotomi), anjurkan klien untuk nafas panjang dan meneran dengan benar, kolaborasi dengan bidan dalam pertolongan persalinan. Intervensi untuk diagnosa kala III nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses pengeluaran plasenta) adalah kaji kontraksi uterus, pertahankan posisi lithotomi,ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, monitor vital sign, kolaborasi dengan bidan dalam pengeluaran plasenta. Intervensi untuk diagnosa kala IV resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif adalah posisikan klien tetap dorsal recumbent, massase fundus uteri, monitor vital sign, beri minum klien, kolaborasi pemberian cairan infus.
70
4. Implementasi Tindakan keperawatan yang dilakukan pada kala I dengan diagnosa nyeri akut adalah mengkaji pola nyeri (P, Q, R, S, T) dan memberikan tehnik counter pressure. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada kala I dengan diagnosa ansietas adalah mengajarkan tehnik relaksasi, memberikan aromaterapi lavender dan menganjurkan keluarga untuk mendampingi klien. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada kala II dengan diagnosa nyeri akut adalah memimpin meneran dengan benar dan berkolaborasi dengan bidan. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada kala III dengan diagnosa nyeri akut adalah mempertahankan klien posisi lithotomi dan berkolaborasi dengan bidan dalam pengeluaran plasenta. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada kala IV dengan diagnosa resiko kekurangan volume cairan adalah memantau tanda – tanda vital dan memberikan minum. 5. Evaluasi Evaluasi yang dilakukan sudah dilakukan secara komprehensif dengan acuan rencana asuhan keperawatan, serta telah berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya didapatkan hasil evaluasi keadaan klien dengan kriteria hasil belum tercapai, pada kala I diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi) pada Ny. N teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan.
71
Pada diagnosa kala I ansietas berhubungan dengankrisis situasional (proses persalinan) hasil evaluasi keadaan klien dengan kriteria hasil belum tercapai, sehinggaansietas pada Ny. Nsudah teratasi dan intervensi dilanjutkan. Pada diagnosa kala II Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses persalinan) hasil evaluasi keadaan klien dengan kriteria hasil belum tercapai, sehingganyeri akut pada Ny. N teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan. Pada diagnosa kala III nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses pengeluaran plasenta) hasil evaluasi keadaan klien dengan kriteria hasil belum tercapai, sehingganyeri akut pada Ny. N belum teratasi dan intervensi dilanjutkan. Pada diagnosa kala IV Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif hasil evaluasi keadaan klien kriteria hasil tercapai, sehingga resiko kekurangan volume cairan tidak terjadi. 6. Analisa Hasil tindakan keperawatan pemberian aromaterapi lavender pada asuhan keperawatan Ny. N dengan kecemasan adalah efektif.
72
B. SARAN Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberi saran sebagai berikut : 1. Bagi Rumah Sakit Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien lebih optimal dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan
institusi
pendidikan
memberikan
kemudahan
dalam
pemakaian sarana dan prasarana yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya dalam melalui praktek klinik dan pembuatan laporan. 3. Bagi Penulis selanjutnya Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu lebih efektif, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Bobak, Lowdermilk & Jensen.2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:EGC Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Perencanaan Konsep dan Kerangka Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Dewi, P. (2007). Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi.Bagian Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. unud.ac.id/index.php/eum/article/viewFile/4871/3657. Diakses tanggal 18 April 2015 jam 19.00. Dwijayanti, wening, dkk. (2013). Efek Aromaterapi Lavender Inhalasi Terhadap Intensitas Nyeri Pasca Sectio Caesaria. Semarang : Jurnal Keperawatan Henderson,C.2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta:EGC Hermawati. 2009. Hubungan Antara Kecemasan Pada Kehamilan Akhir Triwulan Dengan Lama Persalinan Pada Ibu yang Melahirkan Anak Pertama. Vol IX (34). Anima : Media Psikologi Indonesia Hutasoit,A. 2002. Aromatherapy Untuk Pemula. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Herdman, T. Heather. 2012. Nanda Internasional Diagnosa Keperawatan Defenisidan Klasifikasi 2011-2014. Ahli Bahasa : Sumarwati Made, Subekti Nike. EGC, Jakarta Ikatan Apoteker Indonesia. 2012. Informasi Spesialis Obat (ISO) Indonesia. ISFI, Jakarta Kartono, K. 2002. Psikologi Wanita : Mengenal Wanita Sebagai Ibu Dan Nenek, Jilid 2, Mandar Maju, Bandung. Koensoemandiyah. 2009. Aromaterapi Untuk Kesehatan, Kebugaran, dan Kecantikan. Yogyakarta: Lily Publisher. Maimunah, 2011. Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan Pertama. Jurnal: Fakultas Psikologi. Universitas Muhammadiyah Malang Nurarif Amin Huda dan Kusuma Hardhi. 2012. Handbook health Student. Mediaction Publishing. Yogyakarta.
Nurarif Amin Huda & Kusuma Hardhi. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda. Jilid 2. Media Action.Yogyakarta Prawiroharjo, S. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Keperawatan Fundamental. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Rohmah, dkk. 2012. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Arruzz media. Saifuddin,A.B. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Saryono. 2011. Kumpulan Instrumen Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Huka Medika. SDKI. 2012. Angka Kematian Ibu (AKI) Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta : EGC. Viebeck, S. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC Wanda, Asri, dkk. (2014).Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan di Poli KIA Puskesmas Tuminting. Manado: Jurnal Keperawatan