58
STAIN Palangka Raya
Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) Pada MIN Pahandut dan MIN Langkai Kota Palangka Raya Abdul Azis Abstract The purpose of this study is to find out the implementation of computer asissted instruction at MIN Pahandut and MIN Langkai Palangka Raya. The study used qualitative approach. The object of this study was the instructional process by using computer asissted instruction. The subjects of the study were teachers and students that used CAI (ComputerAssisted Instruction). Data were taken by using observation, interview, and documentation technique. To analyse the data used the qualitative descriptive analysis which used Miles and Huberman’s model. They were reduction, display, and verification data. The findings showed that the implementation of computer asissted instruction at MIN Pahandut and MIN Langkai have been employed, although they still used limited to the special subjects by using the classical instruction model. The implementation of the computer asissted instruction at the both of schools have been agreed with the principle of instruction media selection. There were some problems when employing of CAI as follows: the number of instruction CD and computers were limited, there was no computer lab, and that not all the teacher had the capability in operating computer. Key word: CAI.
A. Pendahuluan Perkembangan ilmu dan teknologi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Pendidikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia harus siap menghadapi perubahan tersebut, karena konsekuensi dari suatu perubahan adalah munculnya berbagai masalah yang terjadi terutama karena ketidakbiasaan dan ketidaksiapan manusia dalam menghadapinya. Masalah-masalah yang muncul tersebut harus dilihat sebagai bagian dari perubahan itu sendiri yang harus dihadapi dan disikapi dengan bijak. Kehadiran ilmu dan teknologi dengan segala fasilitas yang disediakan pada hakikatnya adalah untuk kemudahan manusia dan hendaknya dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pendidikan merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dihindari dan diharapkan akan membantu di dalam proses belajar mengajar. Salah satu produk teknologi yang dinilai tepat digunakan oleh pendidik guna meningkatkan keefektifan proses pembelajaran adalah media pembelajaran berbantuan komputer yang berupa Compact Disk (CD) pembelajaran.
Penulis adalah dosen STAIN Palangka Raya. Menyelesaikan program Magister Pendidikan (M.Pd) di Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2007 Program Studi Teknologi Pembelajaran Konsentrasi Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer. Alamat kantor: STAIN Palangka Raya, Jalan G. Obos Komplek Islamic Centre Palangka Raya Kalimantan Tengah, Kode Pos 73111, Telepon: (0536) 3222105. Alamat Rumah: Jalan Temanggung Tilung Menteng 25 Nomor 14 B, Palangka Raya, Kode Pos 73111.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 3, Nomor 1, Juni 2009
59
STAIN Palangka Raya
Banyak penelitian yang telah dilakukan tentang keefektifan CAI (Computer-Assisted Instruction/Pembelajaran Berbantuan Komputer), dan hasilnya pun cenderung menyimpulkan bahwa belajar dengan menggunakan CAI akan lebih meningkatkan prestasi belajar dibandingkan dengan paket pembelajaran lainnya. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Bright1 yang menyimpulkan bahwa bila dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran tradisional, CAI sangat efektif dan efisien. Anak didik akan belajar lebih cepat, menguasai materi pelajaran lebih banyak dan mengingat lebih banyak dari apa yang sudah dipelajari. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan pengkajian lebih mendalam tentang pembelajaran berbantuan komputer di MIN Pahandut dan MIN Langkai Kota Palangka Raya sebab berdasarkan hasil penelitian Rodhatul Jennah2 menunjukkan bahwa ada dua MIN di Kota Palangka Raya yang telah memiliki media pembelajaran berbantuan komputer berupa CD pembelajaran yaitu MIN Pahandut dan MIN Langkai Kota Palangka Raya. Beberapa hal yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pembelajaran berbantuan komputer di MIN Pahandut dan MIN Langkai Palangka Raya dilakukan?, (2) Apakah pembelajaran berbantuan komputer di MIN Pahandut dan MIN Langkai Palangka Raya sesuai dengan prinsip pemilihan media pembelajaran?, dan (3) Apakah problem-problem yang dihadapi dalam pembelajaran berbantuan komputer? B. Kajian Pustaka 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari Bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan 3. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT)4, memberi batasan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Sedangkan Asosiasi Pendidikan Nasional (Nation Educational Association/NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektivitas program instruksional5.
1
Herman Dwi Surjono, Pengembangan Program Pengajaran Berbantuan Komputer untuk Pelajaran Elektronika. Jurnal Kependidikan Nomor 2 Tahun XXV. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP, 1995, h. 96. 2 Rodhatul Jennah, Survey Media: Identifikasi Media Pembelajaran pada MIN/MIS di Kota Palangka Raya, Hasil Penelitian, Palangka Raya, 2007, 28-30. 3 Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa, 2006, h. 6. 4 Association of Education and Communication Technology (AECT), Definisi Teknologi Pendidikan, Terjemahan, Jakarta: CV. Rajawali, 1986. 5 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, h. 11.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 3, Nomor 1, Juni 2009
60
STAIN Palangka Raya
Menurut Gagne dalam Miarso6, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Selanjutnya, Briggs7 menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar terjadi. Ada kesamaan pendapat antara Gagne dan Briggs tentang pengertian media yaitu sama-sama alat atau sarana yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali. 2. Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa seorang pembelajar memilih salah satu media dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan antara lain (1) ia merasa sudah akrab dengan media itu, misalnya: papan tulis atau proyektor transparansi, (2) ia merasa bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik dari pada dirinya sendiri misalnya diagram pada flip chart, atau (3) media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian pebelajar, serta menuntunnya pada penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi. Pertimbangan ini diharapkan oleh pem belajar dapat memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan8. Selanjutnya menurut Koesnandar9 ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran yang tepat, yaitu: Access, Cost, Technology, Interactivity, Organization, dan Novelty. 3. Prinsip Pemanfaatan Media Pembelajaran Media pembelajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya, antara lain: 1) Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan, 2) Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar, 3) Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan, 4) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran, 5) Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang 6
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 457. 7 Ibid. 8 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, 67. 9 Ade Koesnandar, Unsur-Unsur Pokok dalam Penilaian Kualitas Program Multimedia, Jakarta: Pustekkom Diknas, 2004, h. 3.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 3, Nomor 1, Juni 2009
61
STAIN Palangka Raya
menggunakannya, dan 6) Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari satu macam media, maka guru harus dapat memanfaatkan multy media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar10. 4. Media Pembelajaran Berbantuan Komputer Model pembelajaran berbantuan komputer yang ada sekarang merupakan kelanjutan dari belajar berprogram (programmed instruction) atau istilah AECT adalah pembelajaran arah diri (individually prescribed instruction). Dalam pembelajaran berbantuan komputer pebelajar berhadapan dan berinteraksi secara langsung dengan komputer. Interaksi antara komputer dengan pebelajar terjadi secara individu dan kelompok. Komputer dapat membangkitkan perhatian pebelajar dan meningkatkan partisipasinya dalam pembelajaran. Inilah potensi yang dimiliki oleh teknologi komputer yang dapat dimanfaatkan dalam aktivitas pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Criswell11 … to any use of computer to present instructional material, provide for active participation of the student, and respond to student action. Very simply, the goal of Computer-Based Instruction (CBI) is to teach. Dalam kaitan membantu pembelajaran pebelajar, komputer dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal, yakni dengan penemuan dan pemanfaatan mesin mengajar (teaching machine) untuk menerapkan pengajaran berprogram pada tahun 1950-1960-an hingga kemudian kemajuan bidang teknik komputer mampu menterjemahkan aplikasi ke dalam program CAL (Computer-Assisted Learning), CAI (Computer-Assisted Instruction), CBT (Computer-Basic Training) dan sebagainya. Semua program tersebut bertujuan sebagai bantuan dalam pembelajaran. Menurut Elida dan Nugroho12, CAI (Computer-Assisted Instruction) adalah suatu program aplikasi interaktif yang dapat digunakan sebagai media penyampai informasi maupun sebagai media evaluasi dalam proses pembelajaran. Jonassen13 menjelaskan pembelajaran berbantuan komputer atau CAI adalah suatu pembelajaran yang dirancang untuk menghasilkan bentuk lingkungan interaksi belajar khusus dengan tujuan memberikan fasilitas belajar dengan perangkat lunak atau bentuk-bentuk aplikasi komputer. Sementara itu, CAI menurut Nasution14 adalah pengajaran yang menggunakan komputer sebagai alat bantu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pembelajaran berbantuan komputer adalah suatu sistem penyampaian materi 10
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002,
h. 19. 11
Criswell, E.L., The Design of Computer-Based Instruction, New York: Macmillan Publishing Company, 1989, h. 1. 12 Tetty Elida dan Widyo Nugroho, Pengembangan Computer Assited Instruction (CAI) pada Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran, tanggal 22-23 Agustus 2003 di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, h. 1. 13 Jonassen, D.H., Instructional Design for Microcomputer Courseware, London: Lawrence Erlbaum Associates Publishers, 1988, h. xi. 14 Nasution, S., Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003, h. 60.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 3, Nomor 1, Juni 2009
62
STAIN Palangka Raya
dengan menggunakan komputer sebagai alat bantunya, yang materi-materi tersebut disimpan dalam bentuk digital dan bukan dalam bentuk cetak. Selanjutnya tentang manfaat dari pembelajaran menggunakan komputer menurut Woolfolk15, adalah: (1) pebelajar dapat menyesuaikan diri dengan kecepatan belajarnya (self-pacing), (2) dapat melatih dengan sabar (drill and practice), (3) dapat dipakai untuk belajar mandiri (personalized feedback and instruction), (4) dapat disajikan berbagai macam penginderaan dalam presentasi (multisensory presentation), (5) dapat melakukan simulasi (simulations), (6) dapat disajikan pembelajaran dalam bentuk permainan sehingga menambah motivasi belajar (games), (7) dapat dikembangkan keterampilan pemecahan masalah (developing problem solving skills), (8) dapat memberikan pujian untuk memperkuat perilaku positif (reinforcement) dan (9) dapat membantu manajemen kelas dan sekolah (management). Roblyer & Hannafin16 mengklasifikasikan karakteristik pembelajaran berbantuan komputer yang efektif dalam dua belas sifat sebagai berikut: (1) program pembelajaran berbantuan komputer efektif karena program ini dirancang berdasarkan tujuan instruksional, (2) program pembelajaran berbantuan komputer dirancang sesuai dengan karakteristik mahasiswa, (3) program pembelajaran berbantuan komputer efektif dalam memaksimalkan interaksi, (4) program pembelajaran berbantuan komputer bersifat individual, (5) program pembelajaran berbantuan komputer efektif dalam mempertahankan minat siswa, (6) program pembelajaran berbantuan komputer efektif karena dapat mendekati siswa secara positif, (7) program pembelajaran berbantuan komputer efektif dalam menyiapkan bermacam-macam umpan balik, (8) program pembelajaran berbantuan komputer efektif karena cocok dengan lingkungan pembelajaran, (9) program pembelajaran berbantuan komputer efektif dalam menilai penampilan secara patut, (10) program pembelajaran berbantuan komputer efektif karena menggunakan sumber-sumber komputer secara maksimal, (11) program pembelajaran berbantuan komputer efektif karena dirancang berdasarkan prinsip desain pembelajaran, dan (12) program pembelajaran berbantuan komputer efektif karena seluruh program sudah dievaluasi. Kulik, et al. (1980) mengemukakan tentang keefektifan pembelajaran berbantuan komputer yaitu: (1) siswa belajar lebih banyak materi dari komputer (melalui pembelajaran berbantuan komputer), (2) siswa mengingat apa yang telah dipelajari melalui pembelajaran berbantuan komputer lebih lama, (3) siswa membutuhkan waktu lebih sedikit, (4) siswa lebih betah di kelas, dan (5) mereka memiliki sikap lebih positif terhadap komputer. Berdasarkan beberapa manfaat pembelajaran berbantuan komputer di atas, dapat dipahami bahwa pembelajaran berbantuan komputer dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, memberikan feedback kepada siswa, siswa membutuhkan waktu lebih sedikit, mengatasi rasa malu siswa yang lambat atau kurang 15
nd
Woolfolk, A.E., Educational Psycology for Techers (2 ed), Englewood cliffs, New jersey: Prentice Hall, Inc., 1984, h. 421-425. 16 Hannafin, Michael J. & Peck Kyle L., The Design, Development and Evaluation of Instructional Media. New York: Macmillan Publishing Company, 1988, h. 85-89.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 3, Nomor 1, Juni 2009
63
STAIN Palangka Raya
konsentrasi dalam belajar serta siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Ada beberapa bentuk pembelajaran berbantuan komputer, menurut Kemp & Dayton17, ada lima bentuk pembelajaran berbantuan komputer yang dapat dilakukan dalam bidang apapun, yaitu tutorials, drill and practice, problem solving, simulations dan games, sedangkan Heinich, et al.18 berpendapat hampir sama dengan Kemp & Dayton hanya terdapat satu tambahan, discovery yaitu suatu bentuk pembelajaran berbantuan komputer yang dirancang untuk mencari dan menemukan data atau materi pembelajaran dengan pendekatan induktif, uji hipotesis dan trial and error. Kemudian Criswell19 menyebutkan pembelajaran berbantuan komputer ada sepuluh macam, yakni lesson or tutorial, reinforced drill and practice, intelligent CBI, training simulations (presented on a computer screen), instructional games, training simulator (pieces of equipment built for training purposes), expert systems, embedded training, adaptive testing, and computer-managed instruction. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa bentuk pembelajaran berbantuan komputer dapat dipilih dan dikembangkan sesuai dengan kompetensi pembelajaran yang akan dicapai, sarana yang tersedia serta siswa yang akan menggunakan program pembelajaran berbantuan komputer tersebut. C. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 (empat) bulan bertempat di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pahandut (MIN Pahandut) dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Langkai (MIN Langkai) Kota Palangka Raya. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif, dengan objek penelitian adalah proses pembelajaran dengan menggunakan media PBK dan subjek penelitian adalah guru dan siswa yang menggunakan media PBK tersebut. Data digali dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman20 meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. D. Hasil Penelitian 1. Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) di MIN Pahandut dan MIN Langkai Palangka Raya a. Penggunaan media PBK di MIN Pahandut Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) di MIN Pahandut telah dilakukan meskipun hanya pada beberapa mata pelajaran saja. Penggunaan media PBK ini 17
Kemp, J.E. & Dayton, D.K., Planning and Producing Instructional Media, New York: Harper & Row Publishers Cambridge, 1985, h. 246. 18 Heinich, et al., Instructional Media and Technologies for Learning (5th ed), Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc., 1996, h. 238-241. 19 Criswell, E.L., The Design of Computer-Based Instruction, New York: Macmillan Publishing Company, 1989, h. 6-7. 20 Miles, Matthew B., & Huberman, A. Michael, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Pres), 1992, h. 15-21.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 3, Nomor 1, Juni 2009
64
STAIN Palangka Raya
sangat tergantung pada ketersediaan CD pembelajaran yang ada, sebab tidak semua mata pelajaran dan materi pelajaran memiliki CD pembelajaran. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh beberapa guru, seperti guru Bahasa Inggris, Matematika, PPKn, Bahasa Arab dan Fiqih.21 Beberapa CD pembelajaran yang telah dimiliki di MIN Pahandut antara lain untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, IPA, Matematika dan SKI. CD pembelajaran Bahasa Inggris membahas materi tentang Nama Benda-benda dalam Bahasa Inggris yang dikemas dalam bentuk toturial, pelajaran IPA membahas materi tentang Sumber Daya Alam (yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui) dalam bentuk toturial, pelajaran Matematika membahas materi tentang Bangun Datar dan Faktor Prima dalam bentuk drill and practice, dan pelajaran SKI membahas materi tentang Hijrahnya Nabi Muhammad Saw dalam bentuk toturial. CD-CD pembelajaran tersebut sebagian besar diperoleh dari bantuan Diknas Pusat yang diproduksi oleh Pustekkom Jakarta, dan ada juga yang diperoleh dengan membeli di toko buku. Dari sisi peralatan, MIN Pahandut hingga kini telah memiliki 4 (empat) buah laptop yang dapat digunakan untuk pembelajaran, namun keberadaan laptoplaptop tersebut masih mempunyai fungsi ganda yaitu di samping sebagai media juga dimanfaatkan untuk bekerja (mengerjakan tugas kantor), dan dipegang/diserahkan kepada wakil-wakil kepala sekolah untuk menunjang pelaksanaan tugas mereka. Ketika guru ingin mengajar dengan menggunakan media PBK, laptop ini dapat dipinjam dan dipergunakan secara bergantian. Sedangkan untuk media proyektor di MIN Pahandut sudah ada 1 (satu) buah LCD. 22 Alasan menggunakan media PBK, menurut guru Bahasa Inggris dan Matematika media ini digunakan untuk memberikan kemudahan kepada siswa dalam memahami materi yang diajarkan, supaya lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar serta memudahkan bagi guru yang mengajar.23 Hal di atas didukung oleh keterangan yang diberikan oleh siswa yang mengatakan belajar menjadi mudah, menyenangkan dan tidak bosan jika belajar dengan memanfaatkan media PBK.24 Berdasarkan pengamatan di lapangan, ketika guru mengajar dengan menggunakan media PBK menunjukkan bahwa peran guru menjadi lebih ringan, materi dapat disampaikan lebih kongkrit, contoh-contoh yang diberikan jelas dan mudah dipahami oleh para siswa. Kemudian para siswa juga tampak sangat senang dan mengikuti pelajaran dengan baik. Meskipun dalam pelaksanaannya masih ada beberapa kendala yang dihadapi, baik oleh siswa maupun guru itu sendiri. Model pembelajaran dengan menggunakan media PBK di MIN Pahandut adalah dengan menggunakan model pembelajaran klasikal, yaitu para siswa dikumpul di satu kelas kemudian secara bersama-sama mereka mengikuti materi pelajaran dari CD pembelajaran yang diputar dengan menggunakan komputer dan 21
Hasil wawancara, 16 Agustus 2008. Dokumentasi TU MIN Pahandut 2008. 23 Hasil wawancara, 16 Agustus 2008. 24 Hasil wawancara, 16 Agustus 2008. 22
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 3, Nomor 1, Juni 2009
65
STAIN Palangka Raya
ditampilkan dengan LCD. Dalam pelaksanaannya peran guru di samping sebagai fasilitator juga informator. Misalnya ketika guru mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris, uraian materinya telah banyak tertuang dalam CD pembelajaran dan pada saat itu peran guru lebih banyak sebagai fasilitator. Ketika ada hal yang belum jelas maka guru dapat memutar ulang CD pembelajaran tersebut. Tapi dalam pembelajaran yang lain dengan karakteristik materi yang berbeda seperti pelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Faktor Prima, di sini peran guru lebih banyak sebagai informator karena berkaitan dengan rumus dan contoh-contoh lain yang perlu diberikan sebagai penjelasan tambahan dari apa yang sudah diuraikan dalam CD pembelajaran. Selanjutnya, penggunaan media PBK di MIN Pahandut pada dasarnya telah sesuai dengan prinsip penggunaan media. Hal ini dapat dilihat dari tujuan penggunaan media itu sendiri yakni untuk memecahkan masalah belajar siswa dan media itu digunakan sesuai dengan materi yang sedang diajarkan pada saat itu. Meskipun di sisi lain, masih ada guru yang belum menguasai teknik penggunaan media komputer bahkan belum bisa mengoperasikan komputer secara baik sehingga masih memerlukan bantuan dari guru atau orang lain. Kemudian pengorganisasian media yang masih belum terorganisir secara baik, seperti keberadaan laptop yang memiliki fungsi ganda yakni untuk media pembelajaran dan kegiatan administrasi (pekerjaan kantor). Beberapa hal di atas merupakan bagian dari problem yang dihadapi di MIN Pahandut berkaitan dengan penggunaan media PBK, di samping keterbatasan komputer yang ada dan belum adanya ruang khusus untuk laboratorium komputer untuk belajar siswa. b. Penggunaan media PBK di MIN Langkai Palangka Raya Di Madarasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Langkai, PBK juga telah dilakukan namun seperti halnya di MIN Pahandut penggunaan media ini masih terbatas pada beberapa mata pelajaran tertentu saja. Hal ini sangat tergantung dari keberadaan atau ketersediaan CD pembelajaran yang ada, sebab tidak semua mata pelajaran dan materi pelajaran memiliki CD pembelajaran. Hal ini diungkapkan oleh beberapa guru, seperti guru IPA, SKI, Matematika, Fiqih dan Bahasa Arab.25 Beberapa CD pembelajaran yang telah dimiliki oleh MIN Langkai antara lain: CD pembelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan SKI. CD pembelajaran Matematika membahas materi tentang Hitung Bilangan Bulat dan Geometri/Bangun Ruang yang dikemas dalam bentuk drill and practice, pelajaran IPA tentang Alat Indra dan Fungsinya, Macam-macam Bagian Tumbuhan, Alat Pencernaan pada Manusia, dan Fotosintesis yang dikemas dalam bentuk toturial, pelajaran Bahasa Indonesia dalam bentuk torurial, dan pelajaran SKI tentang Peristiwa Hijrahnya Nabi Muhammad Saw dalam bentuk toturial. Perangkat komputer yang telah dimiliki oleh MIN Langkai untuk kegiatan pembelajaran dengan media PBK ada 2 (dua) buah laptop dan 1 (satu) buah media proyektor LCD. 26 Laptop-laptop tersebut di samping digunakan sebagai media PBK juga digunakan untuk melaksanakan kegiatan administrasi (pekerjaan 25 26
Hasil Wawancara, 12 September 2008. Dokumen TU MIN Langkai 2008.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 3, Nomor 1, Juni 2009
66
STAIN Palangka Raya
kantor) oleh wakil kepala madrasah dan ketika guru ingin mengajar dengan menggunakan media PBK laptop ini dapat dipinjam. Penggunaan media PBK, menurut guru IPA, Matematika dan SKI adalah untuk membantu memberikan penjelasan terhadap materi yang diajarkan, memudahkan siswa dan sekaligus untuk menarik perhatian mereka supaya tidak bosan mengikuti pelajaran.27 Senada dengan yang diungkapkan guru-guru di atas, beberapa siswa juga mengatakan sangat senang dan mudah serta menarik jika belajar dengan menggunakan media PBK.28 Berdasarkan pengamatan di lapangan, ketika pembelajaran berlangsung di kelas dengan menggunakan media PBK nampak bahwa para siswa memperhatikan pelajaran, senang dan tidak bosan hingga pelajaran selesai. Kemudian tugas guru juga menjadi lebih ringan karena tidak harus menjelaskan dari awal hingga akhir, melainkan hanya penjelasan-penjelasan tambahan saja. Meskipun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa kendala baik dari sisi guru maupun siswa. Model pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media PBK di MIN Langkai adalah dengan menggunakan model pembelajaran klasikal, yaitu para siswa dikumpul di satu kelas kemudian secara bersama-sama mereka mengikuti materi pelajaran dari CD pembelajaran yang diputar dengan menggunakan komputer dan ditampilkan dengan LCD. Setelah selesai guru pun memberikan penjelasan dari apa yang sudah ditayangkan, dan ada juga guru menghentikan film sejenak saat itu dan memberikan penjelasan terus filmnya dilanjutkan kembali. Hal ini dilakukan sesuai dengan materi dan keperluan guru itu masing-masing. Sebagaimana halnya di MIN Pahandut, penggunaan media PBK di MIN Langkai secara umum telah mengikuti prinsip penggunaan media seperti media digunakan sebagai sumber belajar dan sesuai dengan materi yang sedang diajarkan, untuk membantu siswa dalam belajar. Namun demikian di sisi lain, masih ada guru yang belum menguasai teknik penggunaan media komputer secara baik sehingga dapat menjadi kendala dalam proses pembelajaran karena masih memerlukan bantuan orang lain. Di samping itu, belum terorganisirnya media komputer (laptop) yang khusus untuk pembelajaran, terbatasnya komputer yang ada dan belum adanya ruang khusus laboratorium komputer untuk belajar bagi para siswa merupakan beberapa problem atau kendala yang dihadapi dalam penggunaan media PBK di MIN Langkai Palangka Raya. E. Penutup Beberapa kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah: 1. Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) di MIN Pahandut dan MIN Langkai telah dilakukan meskipun masih terbatas pada beberapa mata pelajaran tertentu. PBK dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran klasikal. 27 28
Hasil Wawancara, 12 September 2008. Hasil Wawancara, 12 September 2008.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 3, Nomor 1, Juni 2009
67
STAIN Palangka Raya
2. PBK MIN Pahandut dan MIN Langkai dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pemilihan media seperti media digunakan sebagai sumber belajar dan untuk memecahkan belajar siswa. 3. Beberapa problem yang dihadapi dalam penggunaan media PBK di MIN Pahandut dan MIN Langkai, antara lain: a. CD pembelajaran yang ada masih terbatas pada beberapa mata pelajaran dan materi tertentu saja. b. Masih terbatasnya jumlah komputer yang dimiliki. c. Masih belum adanya ruang khusus laboratorium komputer untuk siswa belajar. d. Belum semua guru menguasai teknik atau kemampuan dalam pengoperasian komputer.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 3, Nomor 1, Juni 2009
68
STAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA Koesnandar, Ade. Unsur-unsur Pokok dalam Penilaian Kualitas Program Multimedia. Jakarta: Pustekkom Diknas, 2004. Association of Education and Communication Technology (AECT). Definisi Teknologi Pendidikan. Terjemahan. Jakarta: CV. Rajawali, 1986. Sadiman, Arief S., dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa, 2006. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Criswell, E.L. The Design of Computer-Based Instruction. New York: Macmillan Publishing Company, 1989. Hannafin, Michael J. & Peck Kyle L. The Design, Development and Evaluation of Instructional Media. New York: Macmillan Publishing Company, 1988. Heinich, et al. Instructional Media and Technologies for Learning (5th ed). Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc., 1996. Surjono, Herman Dwi. Pengembangan Program Pengajaran Berbantuan Komputer untuk Pelajaran Elektronika. Jurnal Kependidikan, Nomor 2 Tahun XXV, Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP, 1995. Ismaniati. Pengembangan Program Pembelajaran Berbantuan Komputer. Yogyakarta: FIP UNY, 2001. Jonassen, D.H. Instructional Design for Microcomputer Courseware. London: Lawrence Erlbaum Associates Publishers, 1988. Kemp, J.E. & Dayton, D.K. Planning and Producing Instructional Media. New York: Harper & Row Publishers Cambridge, 1985. Klassen, J. & Drummond, D. Human Resources Skills: Learning Through an Interactive Multimedia Business Simulation. International Journal of Educational Technology (IJET), July, Vol. 2 No. 1, 2001. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003. Miles, Matthew B., & Huberman, A. Michael. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Pres), 1992. Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 3, Nomor 1, Juni 2009
69
STAIN Palangka Raya
Jennah, Rodhatul. Survey Media: Identifikasi Media Pembelajaran pada MIN/MIS di Kota Palangka Raya. Hasil Penelitian. Palangka Raya, 2007. Elida, Tetty dan Widyo Nugroho. Pengembangan Computer Assited Instruction (CAI) pada Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran, tanggal 22-23 Agustus 2003 di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, 2003. Woolfolk, A.E. Educational Psycology for Teachers (2nd ed). Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc., 1984. Miarso, Yusufhadi. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media, 2004.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 3, Nomor 1, Juni 2009