BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Lajtax Belakang
Pemerintah
pembangunan dan
Orde
baru
masyarakat
integral
dari
pendidikan
rangka
nomor
pemerintah itu
dioperasionalkan
Pertama
pendidikan
luar
pendidikan
sekolah.
menyebutkan pendidikan
bagian
di
bidang
adalah
untuk
mencerdaskan
sistem
pendidikan
persekolahan
Peraturan
ketentuan
pasal 10 ayat 3
jalur
pendidikan
luar
dua
jalur
dan
kedua
Pemerintah
tahun 1991 telah mengisyaratkan
pelakasana
terpadu
satu
2 tahun 1989 telah ditetapkan
pendidikan.
73
melanjutkan
mensejahterakan
Salah
bangsa. Dalam undang-undang
nasional
nomor
dalam
dan bangsanya.
upaya yang
kehidupan
berusaha
nasional secara menyeluruh, terarah,
berkesinambungan
kehidupan
terus
bahwa
UUSPN
yang diselenggarakan di luar
sebagai
tahun
sekolah
(PP)
1989
merupakan
sekolah
melalui
kegiatan belajar mengajar yang tidak harus berjenjang
dan
bersinambungan.
Pendidikan semakin
berkembang,
kehidupan
dalam
luar
manusia.
melanjutkan
sekolah disingkat PLS
dewasa
seirama dengan kemajuan dan Eksistensi
Pendidikan
pembangunan dewasa ini
ini
tuntutan
luar
semakin
sekolah
terus
dibutuhkan, karena dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
berbangsa
dan
bernegara,
penguasaan
pengetahuan
kejuruan,
keterampilan
dan
Adikusumo
(1977
mengemukakan
berikut
: 4)
status
sosial.
umum,
Soepardjo
pendapat
sebagai
:
Pendidikan
luar
sekolah
adalah
setiap
kesempatan
dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di
luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi penge tahuan, latihan, atau
dan kebutuhan tingkat
bimbingan
hidupnya,
keterampilan,
sesuai
dengan tujuan sikap
dan
dengan
usia
mengembangkan
nilai-nilai
yang
memungkinkan baginya menjadi peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarganya bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
Batasan
pendidikan
yang
bahwa
pengetahuan,
latihan, atau bimbingan dengan tujuan untuk
mengembangkan
akan
keterampilan
memperoleh
berdayaguna Untuk
umum
masyarakat
tambah yang
berhasil
bagi kehidupannya sekarang dan
tidak
anut.
dan kemampuan
nilai
mengantisipasi
sekolah, kita
sekolah
memandang
mentransformasi
tingkat
luar
dikemukakan di atas
sehingga guna
masa
dan
datang.
pemahaman tentang
pendidikan
luar
terlepas dari pandangan
pendidikan
yang
H.D. Sudjana (1989 : 3)
pendidikan
dapat
diartikan
mengemukakan sebagai
secara
komunikasi
terorganisasi dan berkelanjutan untuk menumbuhkan belajar.
Selanjutnya
dalam
GBHN
1988
yang
berkenaan
dengan
pendidikan masyarakat menyebutkan :
Pendidikan
luar
sekolah
termasuk
pendidikan
yang
bersifat kemasyrakatan seperti kepramukaan dan berbagai latihan keterampilan, perlu ditingkatkan dan diperluas dalam rangka mengembangkan minat dan kemam puan serta memberikan kesempatan yang lebih luas untuk bekerja atau berusaha bagi anggota masyarakat.
Seirama
dengan
pendapat
,di
atas,
(1992
: 3)
mengemukakan : 1). Pendidikan
harus
mampu menyelenggarakan program yang
perkembangan masyarakat
luar
tuntutan
dunia
kerja
pada umumnya. 2).
pada
Soedijarto luar
sekolah
sesuai
dengan
khususnya
Penyelenggaraan
pendidikan
sekolah harus terus menerus mengamati perubahan
mennyesuaikan
Lulusan
programnya dengan perubahan
dan
tersebut.
pendidikan luar sekolah, baik yang sudah
dan
3).
bekerja
maupun yang belum bekerja, harus memiliki kemampuan
untuk
memilih dan mengikuti program pendidikan luar sekolah yang terus berubah sesuai dengan perubahan tuntutan dunia kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Mengacu kepada pendapat di atas maka banyak terlihat
program
tempat
kegiatan pendidikan luar sekolah
strategis dalam pelaksanaan
pendidikan manusia
luar
sangat
sekolah
sebagai
relevan dengan
membantu
pengembangan
daerah.
Hal
ini
usaha
terlihat
yang
pembangunan. penggrak
bersikap
industri
dengan
menempati
Kiranya
sumber
daya
inovatif
kecil
jelas
di
dari
dalam
setiap
program
pendidikan luar sekolah (PLS) untuk meningkatkan kemampuan
kerja
bagi
mereka yang telah
mempunyai
pekerjaan,
dan
mempersiapkan angkatan kerja, terutama bagi generasi muda, untuk
memperluas
dan meningkatkan
pemahaman
masyarakat
tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap tentang kerja.
dunia
Suatu
dalam
konsep
yang
cenderung
dapat
pendidikan luar sekolah mengadakan
penyuluhan
terhadap
kelompok pengusaha
diaplikasikan
pembinaan
industri
adalah pendidikan lanjutan, dimana konsep ini
meliputi dalam
peningkatan
pengetahuan yang
kecil,
kegiatannya
terus
berkembang
pekerjaan atau kegiatan seseorang, misalnya
kepemimpinan,
mengolah
peningkatan
personil
kemampuan
bidang
manajerial
keuangan, fasilitas, dan
dan
untuk
sumber
daya
manusia. Untuk kelancaran hal tersebut di atas tentu
saja
dituntut
adanya
sana
sehingga
akan
pembinaan
melahirkan
dan
penyuluhan
pengelola yang
kearah
andal,
cakap,
mampu, dan profesional dalam bidang yang ditekuninya. Pembahasan
tentang
pendidikan luar
sekolah
tidak
terlepas dari apa yang menjadi tujuan dari pendidikan luar
sekolah itu sendiri, apa programnya, dan siapa sasarannya. Tujuan pendidikan luar sekolah sebagaimana dirumuskan oleh pemerintah yang dituangkan dalam peraturan nomor 73 1991 sebagai berikut
Melayani
warga
tahun
:
belajar
supaya
dapat
tumbuh
dan
berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayat guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya, dan membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan bersikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau melan
jutkan
ketingkat/atau
jenjang
pendidikan yang lebih
tinggi. (PP-RI, 1991 : 1-2).
Dengan peranan
nasional
demikian pendidikan luar
penting dalam mendukung
sekolah
tercapainya
secara menyeluruh, karena
mempunyai
pembangunan
kehadirannya
membawa
program yang relevan dan dibutuhan masyarakat,
programnya
cukup fleksibel artinya dapat diikuti oleh semua dengan
golongan
pengendalian dan pengawasan secara terpusat
dilakukan bermakna
sesederhana
mungkin. Tujuan lain
dari pendidikan luar sekolah
latihan
keterampilan
industri,
perdagangan
kepada
yang
adalah
yang lebih khusus
sangat
memberikan
untuk
berbagai
serta
pekerjaan
kelompok
kerja,
menyebarkan pengetahuan yang diperlukan. Sedangkan program yang baik untuk dituangkan dalam kegiatan pendidikan
sekolah manusia,
banyak berorientasi pada pengembangan hal
ini dimaksudkan
untuk
luar
sumberdaya
memenuhi
kebutuhan
tenaga kerja dan lapangan kerja, wirausaha dan pembangunan pada umumnya. Selanjutnya penmyelenggaraan pendidikan luar sekolah
harus
terus
menerus
mengamati
perubahan
dan
menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
Konsep pengembangan sumber daya manusia,
bahwa dari
program
pendidikan luar sekolah
menganggap
merupakan
bagian
sistem pendidikan dan latihan kerja. Dalam
hubungan
ini pula program tersebut harus merupakan bagian
integral
dari
konsep
pengembangan dikemukakan
dari
pendidikan dan latihan kerja produktivitas dalam
ketenagakerjaan.
tulisan ini bahwa salah
pendidikan luar sekolah adalah
miskin,
dengan
tujuan
Perlu satu
masyarakat
baik yang berada di pedesaan maupun yang
pula
sasaran
penduduk berdiam
di perkotaan, terutama orang-orang dewasa yang membutuhkan
bimbingan
dan penyuluhan. Hal ini senada dengan apa
yang
dikemukakan
1)
sebagai
Manusia yang tumbuh dan berkembang dari waktu
kewaktu
berikut
oleh Nursid Sumaatmadja, (1988 :
:
dalam
memenuhi
permukaan
bumi
tuntutan hidupnya,
telah
mulai dari daerah yang
menjelajah
secara
ideal
menjamin kehidupan, sampai kewilayah-wilayah yang tidak layak huni. Pertumbuhan dan perkembangan demikian
itu, membawa dampak terhadap alam
kepada
manusia
lingkungan
sendiri. Hal tersebut
telah
dan
menjadi
masaiah yang kita rasakan sendiri.
Bertitik tolak menjadi
untuk akan
alasan
bagi
dari pandangan di atas kiranya cukup praktisi
pendidikan
luar
sekolah
menyususn dan menetapkan program serta daearh dijadikan
sasaran,
terutama
dalam
pembinaan
penyuluhan dengan harapan kehidupan masyarakat akan
meningkat.
Untuk
mengaplikasikan program
dan lebih
pembinaan
penyuluhan terhadap industri kecil, menurut
yang
dan
Suryadinegara
(1984 : 57-58) ada beberapa konsep pendidikan luar sekolah yang dapat
dijadikan pedoman yaitu :
1). Pendekatan fungsional, adalah memberikan gambaran sebagai usaha pembinaan yang meliputi program peneiptaan iklim, pemberian bantuan untuk mendorong perkembangan industri kecil tersebut.
2). Pendekatan sektoral, adalah memberikan prioritas pengembangan jenis-jenis komoditi yang diharapkan dapat berkembang pesat.
3). Pendekatan wilayah, adalah
memberikan
kemungkinan
berkembangnya indsustri kecil yang serasi dalam satu wilayah dan kaitannya dengan wilayah lain
dengan memanfaatkan secara maksimal
semua
potensi
dan sumber yang tersedia.
Lebih
luas H.D. Sudjana,
atas dasar rumusan
dan Ahmed (1974) menyebutkan sebagai berikut :
Coombs
1). Pendekatan pendidikan perluasan
(extension
appro
ach),
2). Pendekatan latihan (training
3). Pendekatan
pengembangan
approach),
swadaya
masyarakat
(the
cooperative self-help approach),
4). Pendekatan pembangunan terpadu (integrated develop ment approach). (H.D. Sudjana, 1989 : 19).
Mempedomani beberapa pandangan-pandangan tersebut di atas
dalam
pembinaan
dan
hakekatnya ideal
rangka pendidikan luar
penyuluhan terhadap
sekolah
industri kecil,
konsep-konsep pendekatan
pembangunan
masyarakat,
penting
sesuai
pendidikan
sepanjang hayat (life long
pendidikan
mencakup perkembangan semua aspek
(fisik,
pada
tersebut dipandang
sebagai pendekatan dasar dan bagian
gerakan
melaksanakan
dalam
dengan
education),
asas
yaitu
kepribadian
intelektual, afektif, dan spiritual) serta
semua
peranan dalam kehidupan pribadi, sosial, profesional.
Program
pendekatan kebutuhan dapat
luar
yang selalu dapat masyarakat memiliki
aplikasikan
penyuluhan yang
pendidikan
termasuk
dalam
dalam
semua
sekolah dengan
menyesuaikan
kelompok pengusaha
penelitian ini
diri
berbagai bentuk kegiatan
sasarannya
beberapa
dengan
aktivitas
pembinaan
industri adalah
dan
kecil,
pengusaha
industri kecil kain besurek di Kotamadya Bengkulu.
Keberadaan industri kecil memang membawa dampak yang positif
terlihat relatif
bagi masyarakat golongan ekonomi lemah.
bahwa cepat
industri kecil dan
mampu
telah
menghadapi
Hal
ini
berkembang dengan beragam
persoalan
pembangunan Oleh
ekonomi, khususnya masaiah kesempatan
karenanya
pembinaan dan penyuluhan
kerja.
industri
kecil
penting maknanya dalam rangka pembangunan ekonomi nasional
dan menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin komplek.
Pengamatan
empiris
menunjukkan
bahwa
para
kelompok
pengusaha industri kecil tidak memperlihatkan perkembangan yang
menggembirakan,
tidak pula sedikit
para
pengusaha
industri kecil tersebut terpaksa menutup usahanya', hal ini disebabkan berbagai faktor yang mempengharuhinya. seperti
tersebut
terlihat juga
pada
Kondisi
kelompok
industri
kecil kain besurek di Propinsi Bengkulu. Sehubungan dengan hal
itu maka penelitian ini akan mengarah
mana
kepada
pendekatan pendidikan luar sekolah dalam
pembinaan
dan
penyuluhan
kepada
sejauh
memberikan
kelompok
pengusaha
industri kecil, sehingga dapat menjalankan usahanya dengan baik dan mengenai sasaran.
Di kecil
Propinsi ini
Bengkulu
masaiah
pengusaha
belum mendapat perhatian
sepenuhnya
oleh
semua
pihak, pada
yang
hal
masaiah
pengusaha
lapangan
industri
kerja,
salah
satu
kecil kain besurek.
serius
dengan
perkembangan penduduknya yang suatu saat akan
Propinsi
positif,
aspeknya
Dengan
para
terjadinya
peningkatan
pengusaha, pendapatan daerah,
kesempatan
keadaan
adalah
hadirnya
Bengkulu dapat mendatangkan berbagai
seperti
atau
menimbulkan
kelompok - kelompok pengusaha industri kecil kain
di
industri
besurek
dampak
pendapatan kerja
dan
peningkatan status daerah.
Industri
merupakan
kecil
kerajinan
daerah.
Akibat
maupun
terbatasnya
terungkap
mencoba
kain besurek di
Propinsi
tradisional sebagai
terbatasnya
warisan
komunikasi
penggali -
Bengkulu
antara
penggali
budaya generasi
budaya
dan teriventarisir dengan pasti, maka
belum
peneliti
adakan pengamatan langsung ke lokasi dimana
para
pengrajin kain besurek mengadakan kegiatan usahanya.
Pada
kesempatan
Dalam
itu
dialog
secara
dialog tersebut terungkap kian hari
kegenerasi
yang
pula diadakan
cenderung
dijalankan
berarti,
besurek
dari
memudar dan menjadi
tidak pula sedikit para
generasi
langka.
itu tidak memperlihatkan
bahkan
informal.
usaha
kemajuan
yang
pengrajin
kain
menutup usahanya. Keadaan ini kalau
tidak
cepat
disentuh dan dibina dengan memberikan bimbingan dan penyu
luhan dikhawatirkan hilangnya nilai-nilai yang tinggi yang terkandung pada
dalam
akhirnya
aneka
ragam kebudayaan
mengurangi warisan
budaya
daerah, bangsa,
dan serta
tertutupnya lapangan pekerjaan. Dalam upaya penyebarluasan
pengetahuan
tentang
dan
melengkapi informasi
kain
Perindustrian
besurek
Daerah
di
kepada
Propinsi
Tingkat I Propinsi
masyarakat
Bengkulu,
Dinas
Bengkulu
telah
menyampaikan maksudnya kepada seluruh masyarakat Indonesia
pada
umumnya
sebagai berikut
dan masyarakat :
Bengkulu
pada
khususnya
Untuk menyegarkan kembali ingatan masyrakat Bengkulu yang sudah sejak lama mengenal kain besurek dengan cirikhas bermotif tulisan Arab (Kaligrafi). Menginformasikan kepada generasi muda dan masyarakat pada umum nya
diseluruh nusantara kita,
keberadaan
suatu
seni
kerajinan tradisional lama yang tinggi sekali nilainya yang sudah menunjukkan kelangkaan dan hampir terlupakan dari ingatan, yang perlu mendapatkan perhatian untuk melestarikannya serta dikembangkan kembali khususnya oleh para generasi penerus. (Thamrin Yakub, 1989
: 1)
Mengantisipasi maksud uraian tersebut di atas, yaitu menyampaikan pada
informasi
generasi
Bengkulu,
muda
kepada khalayak
masyarakat
untuk memahami serta menyadari akan
eksistensi
kecil
membawa
perubahan
umumnya
-khususnya
seluruh
industri
dan
ramai
dan nilai-nilai budaya dengan
daerah
tumbuhnya
sehingga
semangat
meneruskan dan meningkatkan usaha industri kecil jin
kain
besurek.
mengembangkan
Dalam usaha
untuk
untuk pengra-
melestarikan
dituntut
adanya
kemampuan profesional terhadap para pengelola, dan
tenaga
kerja
dalam
pemasaran,
usaha tersebut tentu saja
dan
bnidang peningkatan mutu,
hasil,
penggunaan modal, keterampilan
produksi,
tenaga
kerja,
kerjasama organisasi manajemen, dan perlakuan administrasi serta
kewiraswastaan.
mewujudkan
penyuluhan
Menurut
analisis
hal tersebut diperlukan adanya
dalam
meberi
bekal
kepada
peneliti
pembinaan
para
untuk
dan
kelompok
pengrajin tersebut.
Pendidikan luar sekolah
sebagai lembSga
pendidikan
nonformal sangatlah diharapkan intervensinya dengan segala program
dan
konsepnya untuk
ikut
andil
berpartisipasi
memberikan
bimbingan
dan
penyuluhan
dengan
mengadakan
pendekatan. Dikatakan bahwa pendidikan luar sekolah adalah salah
satu
sarana
untuk
memberikan
melaksanakan
pendidikan
yang dapat
disembarang
waktu, dengan aneka ragam sponsor akan
membantu
dilakukan
dan
disembarang
masyarakat memperoleh keterampilan,
masyarakat
adil dan
makmur
dapat
pengetahuan
guna meningkatkan taraf hidup mereka, sehingga
tercapainya
tempat,
diharapkan
sesuai
dengan
cita-cita kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Di
ini
Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu
menurut data yang diperoleh dari Dinas
pada
saat
Perindustrian
Daerah Tingkat I Bengkulu tahun 1989 - 1992, ada sebanyak 28
kelompok
pengusaha industri
kecil
pengrajin
besurek dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 560 Dalam
orang.
rangka meningkatkan gairah dan motivasi kerja para
pengusaha
tersebut,
Perindustrian berikut
kain
dalam
tahun 1993
memprogramkan
-
1994
pengembangannya
Dinas
sebagai
:
1). Menciptakan keterkaitan dengan BUMN dan swasta
Bapak
antara industri kecil yang bertindak sebagai angkat mitra usaha industri kecil, sebagai
pembinaan/pengembangan hasil produk industri kecil maupun
pemasaran.
2). Peningkatan
keterampilan
dan
pengetahuan
bagi
pengusaha/pengrajin industri kecil.
3). Meningkatkan keterpaduan usaha sejenis dalam bentuk kelompok/organisasi di sentra-sentra industri kecil.
4). Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi industri kecil. (Kandep / Dinas Perindustrian, 1992 : 2).
Mempedomani
program
tersebut di
atas,
pendidikan
luar sekolah sebagai penggerak sumber daya manusia
sangat
relevan untuk bersikap inovatif dalam membantu pengembang an
usaha industri kecil di Kotamadya bengkulu, yang
saat-saat
dan
sekarang ini sedang
pada
giat-giatnya
melaksanakan
membenahi daerah dengan berbagai sektor
pembangunan.
Presiden Soeharto, (1984:64) menyatakan bahwa suatu
bangsa
akan
berhasil jika
bangsa
pembangunan
itu
berhasil
membangun sumber daya manusianya.
Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa menjadi
andalan
nasional
maupun
utama
keberhasilan
daerah bukan hanya
suatu
kekayaan
yang
pembangunan
alam
yang
raelimpah, melainkan kualitas manusia yang merupakan faktor utama
dalam
menentukan keberhasilan
pembangunan
daerah
tersebut.
B. Identifikasi Masaiah dan. Perimnaan Masaiah 1. Identifikasi Masaiah
Beberapa penerapan konsep
pembinaan
dan
isyu
permasalahan,
sehubungan
dengan
pendidikan luar sekolah dalam memberikan
penyuluhan
terhadap
kelompok
pengusaha
industri kecil kain besurek di Kotamadya Bengkulu. Masaiah
yang mendasar dihadapi olehnya adalah segi pemasaran sangat
terbatas, pemodalan yang digunakan
proses
produksi
produksi
bersifat
tradisional,
rendah, corak dan motif belum
yang
sangat
minim,
kualitas
hasil
mengenai
sasaran
dengan
tuntutan
jaman,
profesional. Hal
ini
dan
tidak
ketenagakerjaannya terlepas
dari
belum
keterbatasan
kemampuan kelompok pengrajin, yang diduga kurangnya penge tahuan, keterampilan dan wawasan, akibat dari itu usahanya tidak berkembang. Untuk mewngubah sikap kelompok pengusaha
industri
kecil kain besurek di Kotamadya
ditempuh
dengan
sekolah
menggunakan pendekatan
Bengkulu pendidi-kan
yaitu dengan memberikan pembinaan dan
secara terarah,
(continuity),
menyeluruh,
sesuai
dengan
terpadu
dan
kebutuhan,
dapat luar
penyuluhan
berkelanjutan
kemampuan
dan
sumber daya yang tersedia.
Dalam
kaitannya
pembelajaran
di
dengan uraian
di
kegiatan
dalam lingkungan pengelola dan tenaga
sentra-sentara industri kecil kain
satuan
atas,
program
pendidikan
luar
besurek sekolah
kerja
merupakan
yang
perlu
dibina dan dikembangkan terus menerus sebagai upaya
untuk
meningkatkan potensi sumber daya manusia. 2.
Rumusan Masaiah
Mengacu
kepada
identifikasi
masaiah
yang
dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan
adalah
sebagai berikut : "Bagaimana
Pendidikan
Luar
Pengusaha Industri
Sekolah
Dalam
Proses
Meningkatkan
Kecil kain Besurek".
telah
diteliti
Pembelajaran
Kemampuan
Secara
dituangkan berikut
lebih
dalam
rinci
bentuk
permasalahan
pertanyaan
tersebut
penelitian
akan
sebagai
:
a. Bagaimana binaan
para
dan
sumber belajar
penyuluhan
untuk
menyelenggarakan meningkatkan
pem
kemampuan
pengusaha industri kecil kain besurek ?
b. Faktor-faktor pendukung dan penghambat apa sajakah yang mempengaruhi
proses
pembelajaran
terhadap
pengusaha
industri kecil kain besurek ?
c. Bagaimana
sekolah
hasil
yang
proses pembelajaran
dilaksanakan
pendidikan
oleh pembina
luar
dan penyuluh
terhadap pengusaha industri kecil kain besurek ?
d. Apakah
dampak penerapan konsep pendidikan luar sekolah
dalam memberikan pembinaan dan penyuluhan pada industri kecil kain besurek ?
Penelitian
terhadap
masaiah
ini,
secara
rinci
luar
sekolah
dalam
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1). Tujuan
pembelajaran pendidikan
pembinaan dan penyuluhan
2). Bentuk pembinaan
industri kecil kain besurek.
pembelajaran pendidikan dan penyuluhan industri
3). Peran pembina
luar
sekolah
dalam
kecil.
dan penyuluh bagi industri
kecil
kain
besurek.
4). Peran kelompok pengusaha
14
industri kecil kain besurek.
5). Materi pembinaan industri kecil
6). Metode yang
dan
penyuluhan
terhadap
pengusaha
kain besurek.
diterapkan dalam pembinaan dan penyuluhan
industri kecil kain besurek.
7). Waktu dan
tempat pelaksanaan pembinaan dan penyuluhan
bagi industri kecil kain besurek.
Adapun
aspek-aspek
yang
kecil
diamati
kelompok
pengusaha
Kotamadya
Bengkulu adalah sebagai berikut :
pembelajaran
industri
akan
kain
terhadap
besurek
a).
di
Proses
pendidikan luar sekolah dalam pembinaan
dan
penyuluhan terhadap pengusaha industri kecil kain besurek, b).
Cara
kain
mendesain, meningkatkan mutu, motif
besurek,
dan
corak
c). Cara promosi dan pemasaran hasil
pro
duksi .
Selanjutnya dari identifikasi masaiah dan
masaiah,
sasaran
penelitian ini adalah
kepada
perumusan
kelompok
pengusaha industri kecil kain besurek, kepada pembina penyuluh
masyarakat
pengrajin
industri
kecil
kain
besurek,
dan kepada tenaga kerja serta pada
1 berikut
ini
:
pada
masyarakat
yang dianggap relevan, untuk jelasnya dapat dilihat tabel
dan
dalam
Tabel
1
i
KELOMPOK SASARAN PENELITIAN No
Kelompok
Aspek-aspek yang diteliti
Sasaran
Pengusaha
1. Sejarah
dan perkembsngsn indus
tri kecil kain besurek.
2. Modal
yang
diperlukan
dalam
kegiatan usaha kain besurek.
3. Kebutuhan
belajar
meningkatkan
dalam
upaya
pengetahuan
dan
keterampilan.
4. Hambatan-ahambatan apa saja yang dihadapi kain
dalam
kegiatan
usaha
besurek.
5. Sudahkah mengikuti diklat.
6. Bagaimana tenaga kerjanya. 7. Bagaimana penghasilan yang
di-
capainya perbulan.
8. Pemdapat tentang proses pembina an dan penyuluhan.
9. Kelebihan dan kelemahan yang dirasakan dalam
proses
pembinaan
dan penyuluhan.
10. Bagaimana
rencana
pengembangan
selanjutnya. Pembina dan penyuluh
1. Bagaimana
proses
pembelajaran
sekolah
penyelenggaan
pendidikan
berdasarkan
luar
kebijakan
yang dilaksanakan.
2. Bagaimana cara penentuan materi dan metode pembelajaran. 3. Hambatan-hambatan apa yang diha dapi dalam proses pembelajaran. 4. Upaya-upaya yang dilakukan. 5. Bagaimana saran perbaikan untuk memperoleh hasil yang optimal. Masyarakat/ pemakai
1. Masaiah kualitas, motif, corak. 2. Motivasi apa untuk membeli/memakai kain besurek.
3. Masaiah harga yang dijual. 4. Bagaimana pendapat mengenai kemungkinan perluasan usaha indus tri kecil kain besurek.
C. Definiisi Operational
Agar terjalin kesatuan pemikiran dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang perlu diberikan definisi
operasional. berikut
Istilah-istilah tersebut adalah
sebagai
:
1. Penerapan konsep. Istilah konsep sudah sering
dipakai
orang, baik di lembaga pemerintahan, lembaga
swasta, organisasi, apakah dia seorang ahli pendidikan,
ahli ekonomi, ahli hukum dan ahli politik. Sri Wurjan, (1990 : 424) mengemukakan konsep adalah suatu abstraksi tentang sesuatu yang dapat diterima oleh setiap orang secara umum.
Dalam Ensiklopedi Indonesia (hal : 1856)
disebutkan konsep biasanya hanya ada dalam alam pikiran, atau
kadang-kadang
tertulis
secara singkat,
dalam
penyusunan ilmu pengetahuan diperlukan kemampuan menyusun
konsep-konsep dasar yang dapat diuraikan terus menerus; kemampuan dasar itu disebut konseptual. Konsep merupakan sautu hasil pengenalan (kognisi) yang berkembang secara
historis dan meningkat, makin mendalam dan maju sampai pada
pantulan
realitas yang memadai.
Dalam konteks penelitian ini konsep dimaksudkan
adalah pokok-pokok pemikiran yang tertulis secara singkat yang bermakna bagi pembinaan dan penyuluhan industri kecil pengrajin kain besurek di Kotamadya Bengkulu.
2. Pendidikam Luar Sekolah, adalah kegiatan membelajarkan,
diselenggarakan di luar
jalur
sekolah dengan tujuan untuk membantu peserta
belajar
pendidikan didik
untuk
mengaktualisasikan potensi diri berupa pengetahuan,
sikap
keterampilan, keluarga, Sudjana,
yaitu
dan aspirasi yang bermanfaat bagi
masyarakat, lembaga, bangsa dan
negara.
1989 : 50). Adapun ciri pendidikan luar
memiliki
bentuk dan isi program
dirinya,
yang
(H.D. sekolah
bervariasi,
diselenggarakan dalam waktu yang relatif singkat dan tidak
terus
menerus, proses belajar mengajar
berkaitan
dengan
kehidupan peserta didik dan masyarakat. Selain hal di atas sebagian
oleh
besar
program pendidikan luar
sekolah
remaja dan orang-orang dewasa secara
diikuti
terbatas
pada
kehidupan dan pekerjaan.
Untuk
memperdalam
pemahaman
tentang
pengertian
Pendidikan luar sekolah, berikut ini dikemukakan beberapa ciri-cirinya yaitu :
a. The
diverse types
of out-of school
education
are
designed to accomplish many purposes.
b. Responsibility for the runing of out-of school educational institution is diffused, consisting of public control or combinations of these.
c. Documentation-on
imrollments, teachers and
leaders
credentials, suceer of chose involved in learning, their conseqwent increased economic productivity or improved
well-being
and the
costs to the
learners
an the sponsors is rare.
d. Investment
in
particular
types
of out-of
school
education many have more pronounced effects economic productivity and social change in short run than is the case with formal school.
on the
Dari
ciri-ciri
pendidikan
luar
sekolah
di
atas
terkandung makna yang esiensial dalam pelaksanaannya yaitu
ditandai untuk mencapai bermacam-macam tujuan,
tanggung-
jawab pemyelenggaraannya diawasi oleh masyarakat,
atau
pribadi
kombinasi keduanya. Selanjutnya pencatatan tentang
pemasukan
warga belajar, sumber belajar dan
keberhasilan
Pimpinan,
kesuksesan latihan, membawa akibat peningkatan
produksi ekonomi, peningkatan kesejahteraan dan pendapatan peserta, dan terakhir dengan pemantapan bentuk
luar
sekolah mempunyai dampak pada produksi
pendidikan
ekonomi
dan
perubahan sosial dalam waktu singkat dari pada pendidikan persekolahan.
3.
Pembinaan adalah suatu
kegiatan
mempertahankan
dan menyempurnakan apa yang telah ada. (Hendayat Soetopo dan Wasty Soemanto, (1986:43). Pengertian lain dikemukakan oleh A. Mangunhardjana (1989 : 12) sebagai berikut :
Pembinaan adalah suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dan mempelajari hal-hal yang baru yang belum dimiliki, dengan tujuan membantu orang yang menjalaninya, untuk membetulkan dan mengem
bangkan pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada serta mendapatkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang sedang dijalani secara lebih efektif.
Seirama dengan
pandangan di atas oleh
William
Castetter (1981:312) member! arti pembinaan dalam
B.
konteks
pengembangan kemampuan individu sebagai berikut :
Development increase
includes and
all
individual's
aktivities ability
designed to
to
perform
assignments efectively, whatever the role and
whatever
the level at which they are performed.
Pengertian
di
atas menggambarkan
bahwa
mencakup seluruh kegiatan yang disusun untuk
pembinaan
meningkatkan
kemampuan individu agar menampilkan ke efektifannya menjalankan keinginan
tugas,
dan
dapat
bersikap
dalam
sesuai
dengan
peran.
Mengacu
kepada
beberapa
pengertian di atas, dalam
kajian ini pembinaan bertujuan untuk membantu meningkatkan pengetahuan,
kecakapan tujuan
mengembangkan keterampilan
yang
dan
dibutuhkan warga belajar
untuk
sasaran hidup dan kerjanya. Dalam hal
pembinaan
besurek
mendapatkan
mencapai
ini
adalah
ditujukan kepada pengusaha industri kecil
di Kotamadya Bengkulu.
Untuk kelancaran
pembinaan tersebut diperlukan suatu pereneanaan.
naan pembinaan sangat penting karena pembinaan
kain
program Perenca-
menyangkut
para peserta, mempunyai tujuan dan menuntut suatu keahlian
khusus. Oleh karena itu sesuai dengan tujuan dan kecakapan penyusun
program,
rencana pembinaan dapat
disusun
oleh
pembina,
pembina bersama warga belajar atau panitia yang
khusus dibentuk untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut.
4.
Penyuluhan,
adalah pemberian
kepada
warga
belajar,
pengetahuan
dasar,
dapat
berupa tanya jawab, diskusi kelompok dengan
tujuan
agar
warga
lewat
yang belum mempunyai
informasi
kegiatan-kegiatan ini sebagian
atau
belajar dapat memperoleh pertolongan dan
seluruh
kemampuan
memecahkan masaiah, dapat
dilaksanakan
secara perorangan
maupun secara kelompok.
Dalam
penelitian
adalah kegiatan
ini,
yang
dimaksud
penyuluhan
pendidikan luar sekolah yang berupaya
memberikan informasi tentang petunjuk, teknis
pengetahuan
dan
kecil
keterampilan
kepada pengusaha
industri
besurek, serta bagaimana cara yang baik untuk kegiatan
usaha dalam rangka meningkatkan
kain
menjalankan
pendapatan
dan
penghasilannya.
5.
Industri Kecil. Irsan Azhary Saleh, (1991
mengemukakan
sebagai
berikut
: industri
kecil
: 1) adalah
sebagai
unit usaha yang meneyerap tenaga kerja
antara
samapai
dengan
keputusan
49
orang.
Berdasarkan
surat
Menteri Perindustrian RI. nomor 268/1989 dan no.
5
13/1990
ciri-ciri kelompok industri kecil adalah sebagai berikut : a. Pada umumnya berdasarkan
keterampilan
tradisional-
b. Peralatan produksi pada umumnya sederhana; c. Pola usaha pada umumnya sederhana;
d. Perusahaan
pada
umumnya
terorganisir
menurut
struktur usaha tradisional;
e. Umumnya melayani pasar lokal;
f. Umumnya memerlukan bantuan kewiraswastaan; g. Umumnya memerlukan bantuan bahan baku dan'pemasaran• h. Umumnya terletak di pedesaan;
i. Mengolah
bahan
mentah;
bahan
baku
dan
barang
setengah jadi/barang jadi;.
j. Umumnya penghasil benda seni;
k. Memproduksi
bahan-bahan
dan barang-barang beraneka
ragam.
Memperhatikan
ciri-ciri tersebut di
atas
industri
kecil kain besurek di Kotamadya Bengkulu dimaksudkan suatu
unit
usaha
dengan
kain
20
yang menyerap tenaga kerja
orang. kegiatan usahanya mengola
biasa
barang
antara
atau kain sutra sebagai
desain,
selerah
disebut
"kain
yang disenangi
besurek".
bahan
bahan
jadi dengan bentuk motif dan corak oleh
5 sampai
baku
menjadi
sesuai
dengan
pemakai,
Pengolahannya
dasar
hasilnya
masih
bersifat
tradisional dengan mempergunakan peralatan yang sederhana, masih
membutuhkan
swasta
untuk
permodalan,
intervensi
pihak
mengembangkannnya.
pemasaran,
tenaga
pemerintah*
Misalnya
ahli,
maupun
dalam
bidang
peralatan
yang
6. Pembelajaran. Istilah pembelajaran menurut
Gagne
diperlukan.
(1977)
adalah seperangkat acara peristiwa eksternal
dirancang
belajar,
untuk
mendukung
terjadinya
beberapa
yang sifatnya internal (Margaret, 1986
yang proses
: 207).
Proses pembelajaran terjadi melalui interaksi antara warga belajar Warga
belajar
belajar upaya
yang
disatu
pihak dan sumber melakukan
melakukan
belajar di lain pihak.
kegiatan
belajar
kegiatan membelajarkan,
yang dilakukan dengan sengaja oleh
dapat menyebabkan warga belajar
dan
sumber
yakni
setiap
sumber
melakukan
belajar
kegiatan
belajar. Upaya sumber belajar oleh H.D. Sudjana (1993:67) disebutkan dapat berwujud bantuan, dorongan (motivasi) dan atau bimbingan belajar.
Dalam
penelitian ini, yang dimaksud
dengan
proses
pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan pembinaan dan
Penyuluhan pengusaha
rangka
oleh sumber belajar dengan membelajarkan industri
memperoleh
kecil pengrajin
pengetahuan,
kain
besurek
p.ara dalam
keterampilan,
pemahaman
secara teknis dan praktis yang diperlukan dalam
memajukan
peningkatan dan pengembangan usahanya.
6. Pengusaha. Yang dimaksud dengan pengusaha seseorang
kecakapannya
dengan
mendirikan
membuka bengkel, membuka yang
kemampuan
modal
kegiatan
bioskop,
dan
usaha,
hotel,
usaha
toko dan usaha produksi kain dimaksudkan
perseorangan
dalam
tesis
keahlian
antara
atau
laian
pengangkutan,
besurek.
ini
adalah
Pengusaha
adalah pengusaha
industri kecil kain besurek,
yang
memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Mempunyai modal, kecakapan dan prakarsa sendiri.
b. Bekerja atau berjalan atas usaha dan kegiatan sendiri. c. Keuntungan atau laba yang diperoleh untuk diri sendiri.
d. Apabila ada kesulitan usahannya,
atau
maka harus dihadapi
terjadi sebagai
kerugian dalam tanggungjawab
sendiri.
D. Tujuan dan MnlaaL Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menemukan suatu konsep yang dapat diimplemantasikan dalam pembinaan
dan penyuluhan pengusaha industri kecil pengrajin kain besurek
untuk meningkatkan hasil usahanya.
Secara
khusus
a. Memperoleh
gambaran
penerapan konsep naan
dan
penelitian
bertujuan
mendalam
un,tuk :
tentang
pola
pendidikan luar sekolah dalam
penyuluhan
besurek di Kotamadya
b. Mengetahui
yang
ini
industri
kecil
pembi kain
pengrajin
Bengkulu.
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kelompok
pengusaha pengrajin kain besurek dalam proses.pembinaan dan penyuluhan
industri kecil.
c. Mengetahui hasil yang dicapai dalam
pelaksanaan proses
pembelajaran pendidikan luar sekolah terhadap pembinaan dan penyuluhan industri kecil.
d. Mengetahui industri
dampak kecil
proses
kain
pembelajaran pada pengusaha
besurek
setelah
pembinaan
dan
penyuluhan. 2.
Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
secara
teoretik
diharapkan
dimanfaatkan untuk meningkatkan aktivitas kelompok
dapat
pengu
saha sehingga usahanya dapat terus berjalan dan berkembang dengan para
baik serta memberikan sumbangan untuk perencana program dalam pembinaan
industri efektif
pembina
pengembangan
kecil sehingga diperoleh hasil yang lebih
baik,
dan efesien.
Secara
dapat
dan
kepentingan
praktis
memberikan dan
ini
diharapkan
kontribusi dan inovasi bagi
perencana,
penyuluh
hasil
dari
penelitian
Dinas
Perindustrian
daerah
tingkat I Propinsi Bengkulu
untuk melaksanakan
pembinaan
dan penyuluhan terhadap para pengusaha industri kecil kain
besurek,
yang
membelajarkan
Gambaran
seirama dalam
dengan konsep
prinsip-prinsip pendidikan
tentang proses pembelajaran
luar
terhadap
belajar sekolah.
pengusaha
industri kecil kain besurek, dapat pula dijadikan
bagi
petugas
pendidikan
luar
sekolah
masukan
(para 'penyusun
program). Hal ini dimaksudkan guna untuk
meningkatkan dan
penyempurnaan
pembinaan
dalam
penyuluhan selanjutnya.
penyelenggaraan
dan