119
PEMBAHASAN UMUM
Konsep Pengembangan Teknik Budidaya Tanaman Menggunakan Strip Olah Tanah Terbatas Beririgasi Bawah Permukaan Lahan kering merupakan salah satu sumberdaya lahan yang mempunyai peluang untuk pengembangan pertanian pangan, terutama pada lahan-lahan yang memiliki hambatan teknis sedang dan ringan. Salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas tanah diperlukan masukan berupa bahan organik, pupuk buatan disertai pengelolaan tanah yang baik dan dengan penerapan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air. Pengembangan teknologi pemanfaatan lahan marjinal agar menjadi lahan produktif masih menjadi peluang besar dalam pembangunan pertanian di Indonesia. a
b
c
Gambar 56 a) Pengolahan tanah di Indonesia umumnya secara konvensional, b) Tanah-tanah marjinal merupakan sasaran dalam usaha perluasan areal pertanian (ekstensifikasi) di masa yang akan datang, dan c) Salah satu tanah yang digolongkan pada marginal tersebut adalah tanah podsolik merah kuning bertekstur tanah lempung berliat Perbaikan media tanam berupa hasil olahan tanah dan teknologi irigasi tanaman yang tepat merupakan salah satu upaya pemecahan masalah di lahan marjinal. Upaya perbaikan lahan marjinal dapat difokuskan pada usaha reklamasi lahan tambang menjadi lahan pertanian produktif. Teknik budidaya yang melakukan perbaikan teknologi pengolahan tanah beserta teknologi aliran air irigasi tanaman dapat menjadi salah satu alternatif bagi pengembangan perbaikan kualitas lahan. Hal-hal yang telah disebutkan di atas menjadi dasar dilakukan penyempurnaan dan perbaikan teknik budidaya tanaman semusim yang bersifat spesifik lokasi kondisi lahan antara lain dengan aspek-aspek sebagai berikut:
120
• Aspek pertama adalah teknologi pengolahan tanah yang menjadi pertimbangan alternatif merupakan pengolahan tanah terbatas (secara strip). Secara umum pengolahan tanah merupakan usaha membentuk keadaan fisik tanah yang baik dengan membetuk hasil olahan tanah yang efektif guna mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah terbatas (secara strip) memilki beberapa keuntungan dibandingkan dengan metode pengolahan tanah lainnya. • Aspek kedua adalah pengairan ruang olah tanah di mana dengan mempertimbangkan penerapan pada kondisi lahan marginal lempung berliat yang diaplikasikan bersama irigasi bawah permukaan. • Aspek
ketiga
adalah
memodifikasi
kedua
teknik
diatas
dengan
mengkombinasikan keduanya sehingga menjadi suatu teknik budidaya bagi tanaman semusim yang bersifat menyediakan kebutuhan air tanaman dari bawah perakaran serta pengolahan tanah yang terbatas bersifat konservasi lahan, selain itu memberikan kemudahan ruang diantara strip olahan bagi operator perawatan budidaya tanaman. Aspek-aspek di atas dalam penelitian ini dibuat rancangan konsep dari suatu teknik budidaya tanaman semusim bentuk modifikasi paduan teknik strip olah tanah terbatas dan teknik irigasi bawah permukaan seperti ditunjukkan pada Gambar 57. Aplikasi penelitian ini merupakan alternatif perbaikan lahan marjinal yang dikembangkan kearah aplikasi suatu invensi teknik budidaya tanaman pada lahan tanah lempung berliat. Teknik budidaya difokuskan pada upaya pengaliran irigasi yang menyebabkan distribusi pergerakan air dalam tanah olahan dari dasar olahan tanah (irigasi bawah permukaan) pada agregat tanah berliat. Pergerakan air pada tanah olahan dengan pembatasan dimensi ruang olah tanah merupakan suatu yang baru
serta
membuka
peluang
pengembangan
teknik
budidaya
lanjutan.
Pengembangan didasarkan pada tipe pengolahan tanah yang diadaptasi dari hasil pengolahan
tanah
terbatas,
sehingga
menjadi
perbedaan
mendasar
dari
pengembangan teknik budidaya tanaman semusim sebelumnya. Bentuk novelti penelitian difokuskan pada teknik budidaya tanaman semusim dari paduan strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan pada dasar olahannya serta cara pemberian air untuk kebutuhan air tanaman melalui dasar suatu
121
strip atau parit pengolahan tanah terbatas untuk lahan kering berupa tegalan atau lahan kecil yang bersifat konservasi (perbaikan lahan).
Konsep pengembangan di
Gambar 57 Konsep awal pengembangan teknik budidaya tanaman semusim dengan strip olah tanah terbatas beririgasi permukaan Konsep pengembangan teknik dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu: (a) tanaman dan media tanam; (b) parit atau strip; dan (c) sistem pengairan (irigasi) dan drainase. Berikut deskripsi konsep teknik budidaya tanaman semusim yang dikembangkan dalam penelitian ini: tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman semusim (cabai keriting) yang dapat dipanaen ≤ 4 bulan. Media tanam berupa tanah yang dapat berasal dari tanah galian strip (parit) dicampur
dengan perlakuan penambahan bahan organik kompos. Strip berbentuk cetakan balok berukuran panjang 2 – 4 m, lebar 0.2 m dan tinggi 0.2 m dengan sisi atas, kanan dan kirinya terbuka dan dibuat dari tanah yang dipadatkan. Sisi-sisi parit dapat dibuat
secara permanen atau semi permanen agar dapat digunakan berulang-ulang dengan melakukan perbaikan media tanam saja. saja. Dasar parit dibuat kedap air dengan
122
kemiringan 2-3o yang dapat dibuat hanya dengan tanah yang dipadatkan. Sistem pengairan
(irigasi
bawah
permukaan)
dibuat
dengan
metode
pengairan
manual/tradisional (intermiten) dimana pada bagian hulu strip olahan tanah terbatas terdapat wadah penyalur air yang dapat disiram langsung. Bagian sisi dasar wadah terdapat lubang pengalir irigasi menghadap kearah strip olahan tanah terbatas. Sistem drainase terletak pada bagian hilir strip yang berfungsi untuk mencegah kelebihan air, khususnya pada musim hujan. Menimbang hal diatas maka penelitian disertasi ini dikuatkan dengan analisaanalisa ilmiah sebagai dasar pengembangan penelitian lanjutan. Analisa-analisa tersebut diantaranya telah dibuatnya model pergerakan air pada suatu tanah liat yang diolah terbatas dengan irigasi bawah permukaan, dimana dihasilkan informasi datadata analisa sifat fisik tanah juga telah dibuat suatu alat ukur (interface) beserta rangkaian apparatus uji pergerakan air pada strip tanah olah yang dilanjutkan dengan analisa pergerakan air dalam suatu pengujian di laboratorium serta validasi di lapangan terhadap kinerja irigasi bawah permukaan pada strip tanah olah dangkal di lapangan dan pengujian teknik budidaya terhadap pertumbuhan tanaman uji.
Penelitian Pergerakan Air pada Strip Olah Tanah Terbatas Beririgasi Bawah Permukaan Penelitian ini masih bersifat pengembangan awal sehingga menjadi informasi penting dalam upaya memberikan data-data dasar untuk pengembangan selanjutnya. Sebelum masuk pada tahap-tahap pada penelitian utama dilakukan beberapa penelitian pendukung. Hubungan kegiatan penelitian pendukung pada tahapan penelitian utama dalam disertasi ditunjukkan pada Tabel 18. Penelitian berdasar pada pengembangan konsep kearah aplikasi suatu alternatif teknik budidaya tanaman pada lahan kering dengan tanah bertekstur lempung liat berdebu. Permasalahan selain tekstur dan penambahan bahan organik dalam konsep ketersediaan air bagi tanaman, fenomena pola pergrakan sebaran air pada kondisi tidak jenuh dalam tanah.
123
Tabel 18 Hubungan kegiatan penelitian pendukung pada tahapan penelitian utama dalam disertasi dan luaran yang dihasilkan Penelitian pendukung
• Studi awal karakterisrik sebaran kadar air pada strip olahan tanah lempung berliat yang dialirkan air • Mempelajari pengaruh pengolahan tanah dan cara pemberian air terhadap pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum annuum L). • Pengaruh pemberian bahan organik pada tanah liat dan lempung berliat terhadap kemampuan mengikat air • Permodelan pergerakan kadar air dalam tanah untuk irigasi bawah permukaan dangkal (review)
Bahasan utama disertasi
Luaran yang dihasilkan
Karakteristik tanah pada olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan
Informasi data-data ilmiah
Penambahan bahan organik pada tanah berliat dalam pengolahan tanah terbatas beririgasi bawah permukaan untuk tanaman semusim
Nomor pendaftaran paten: P00201100496
Model pergerakan sebaran kadar air pada strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan
Program simulasi “Model pergerakan kadar air pada strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan” dibuat dalam visual basic editor Ms. Excel
Perancangan aparatus uji dengan interface rangkaian mikrokontroler AT89S52 pengukur pergerakan kadar air
Perankat keras interface 48 kanal pengukuran
Sebaran air pada kondisi tidak jenuh dalam tanah merupakan pergerakan air kapiler. Air kapiler dalam tanah dapat terjadi karena daya kohesi dan adhesi lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak ke samping atau ke atas karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman. Pada penelitian pendukung didapat informasi data sifat fisik tanah untuk tanah tidak diolah (padat) dan tidak diolah sangat penting untuk menjelaskan harapan kepentingan drainase yang baik pada tanah padat dan drainase yang kurang baik pada strip olah tanah terbatas (air diserap agregat olah tanah terbatas). Hasil efesiensi kinerja irigasi pada apparatus box strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan menunjukkan kurang efesien disebabkan tekstur tanah yang
124
kurang stabil. Selanjutnya pada tahap penelitian utama di lahan terhadap kinerja irigasi dan percobaan pada tanaman semusim menunjukkan lahan yang dipilih dan tekstur tanah sangat cocok mencerminkan kondisi lahan marjinal guna aplikasi perbaikan lahan menggunakan metode strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan (Gambar 58).
Gambar 58 Pemilihan lahan penelitian yang cocok untuk pendekatan lahan sempit (tradisional) dengan tekstur tanah lempung liat berdebu dari jenis podsolik Kinerja irigasi menunjukkan pembasahan efektif dengan menggunakan strip olah tanah terbatas hanya dapat dikembangkan dengan lintasan pengairan irigasi yang pendek < 5 m, sehingga cocok diaplikasikan pada pegelolaan lahan subsistem atau perbaikan bentuk tradisional. Penelitian pendukung mengenai pemilihan tekstur tanah dan penambahan bahan organik terhadap ketersediaan air menunjukkan tanah dengan tekstur liat memiliki tingkat evaporasi yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan tanah lempung berliat dan pemberian bahan organik (kompos) pada tanah dengan tekstur liat dapat meningkatkan kadar air tanah dan kapasitas air tersedia serta dapat menurunkan berat volume tanah. Penelitian dilanjutkan pada penelitian utama dalam merealisasikan pendekatan konsep pengembangan teknik budidaya tanaman yang di ujikan di lahan merupakan pengelolaan kelembaban tanah di zona perakaran dimaksudkan untuk mempertahankan kelembaban atau kadar air tanah agar tersedia pada saat dibutuhkan oleh tanaman. Rekapitulasi data rancangan percobaan pada pengujian menggunakan tanaman cabai menunjukkan bahwa pada perlakuan penambahan bahan organik dinilai berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman cabai sedangkan untuk perlakuan pemberian air menunjukkan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman
125
cabai sebagai tanaman uji. Hal tersebut menunjukkan bahwa perhitungan statistik secara kuantitatif menunjukkan kearah penjelasan agronomis sedangkan pengamatan grafik pertumbuhan tanaman secara kualitatif menunjukkan bahwa pada level pemberian air satu kali memberikan pengaruh lebih baik terhadap kondisi air tersedia bagi tanaman, kecuali terhadap penambahan bahan organik terbanyak (K3) yang meyebabkan air terikat lebih banyak sehingga dapat memberikan pegaruh negatif ketika pertumbuhan akar tanaman mencapai zona pembasahan aliran air. Tanaman-tanaman pada perlakuan kontrol (K0) tanpa penambahan bahan organik menunjukkan kondisi stagnasi pertumbuhan sangat berbeda dengan perlakuan penambahan bahan organik (K2 dan K3) tampak tumbuh normal baik batang maupun perakarannya, kondisi demikian disebabkan oleh konsentrasi air dalam tanah dapat berfluktuasi sesuai dengan jumlah penambahan air oleh penambahan air irigasi dan konsentrasi air dalam tanah tergantung pada faktor lingkungan (termasuk penambahan bahan organik). Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah tanaman cabai sebagai tanaman uji pada teknik budidaya strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan memiliki karakteristik tanaman semusim yang sensitif terhadap kelebihan pemberian air.
Pengembangan Model Pergerakan Sebaran Kadar Air pada Strip Olah Tanah Terbatas Beririgasi Bawah Permukaan Pembangunan
novelty
penelitian
difokuskan
pada
pembuatan
model
pergerakan kadar air pada strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan. Hasil fitting by eyes terhadap grafik difusifitas dan kadar air didapatkan nilai-nilai parameter yang dibutuhkan dalam memenuhi sifat fisik tanah penelitian yang selanjutnya disimulasikan pada model pergerakan air horizontal pada strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan. Data yang dihasilkan tersebut diaplikasikan pada pembangunan konsep simulasi pergerakan air pada strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan menggunakan konsep untuk kuantifikasi jumlah air dalam tanah, yang terdiri dari 2 pendekatan yaitu volumetric water content, θ (volume air) dan besaran hisapan matriks (matrix suction (cm)) atau pressure head, h (-cm). Langkah selanjutnya mengkonversi data hasil simulasi ke bentuk kontur
126
setelah diolah menggunakan software Surfer 8 menjadikan tampilan lebih mudah dipelajari pola pergerakan yang terjadi. Pola pergerakan yang ditampilkan pada pola kontur menunjukan proses pembasahan dapat mencapai zona kedalaman (– 5 cm) untuk zona perakaran bibit tanaman semusim menjadi temuan penting guna pengembangan konsep strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan. Proses pergerakaan air yang terjadi menurut model dalam bentuk kontur dapat dijelaskan sebagi berikut; pada celah akan mengalami turbulensi desakan air di sekitar daerah pangkal sesuai tekanan penuangan air. Selanjutnya terjadi proses penyebaran, penyimpanan dan penipisan kadar air. Hasil validasi pola sebaran pergerakan kadar air pada setiap tahap penelitian utama ditunjukkan pada Gambar 59. Pada sistem model yang dibangun tersebut menunjukkan pola pembasahan air membutuhkan waktu untuk penyebaran kadar air yang seimbang, hal ini menegaskan bahwa sistem yang dikembangkan dalam bentuk novelti penelitian adalah pergerakan kadar air bawah permukaan untuk menjaga kelembaban pada strip tanah olahan sehingga memberikan ketersediaan air bagi tanaman seperti tampak pada Gambar 60. Pada sistem manual pola pembasahan air dimungkinkan kurang seimbang pada awalnya dimana di daerah pangkal akan mengalami proses pembasahan lebih banyak sedangkan pada daerah ujung dekat pengeluaran (outlet) pembasahan kurang sempurna. Pada celah akan mengalami turbulensi desakan air di sekitar daerah pangkal sesuai tekanan penuangan air. Selanjutnya terjadi proses penyebaran, penyimpanan dan penipisan kadar air dimana aliran dalam sistem tersebut dapat dijelaskan dengan beberapa fase (Jansen 1983) yaitu: 1. Fase penyebaran yaitu terjadi pada total waktu selama irigasi, air menyebar didalam strip olahan tanah dari pangkal hingga ujung strip olahan. 2. Fase penyimpanan yaitu terjadi pada total waktu antara akhir dari penyebaran air dan penghentian pemberian air irigasi. 3. Fase penipisan yaitu terjadi pada total waktu antara penghentian pemberian air dan permulaan resesi di bagian pangkal. Hal tersebut terjadi karena jumlah air pada sistem manual terbatas namun sudah dapat menjaga kelembaban tanah pada media olah tanah diperkirakan terbatas hingga ± 8 jam
Kedalaman olah tanah pada strip olah tanah terbatas
127
Pola pembasahan secara visual pada irisan membujur kotak akrilik apartus uji 0
-5
-10
-15
-20 20
30
40
50
60
70
80
Pola sebaran kadar air hasil pembacaan interface dan elektroda blok gypsum
90
0
-10
-20
-30 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pola sebaran kadar air dari program simulasi model pergerakan kadara air 0
-5
-10
-15
-20 10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pola sebaran kadar air di lahan pengujian menggunakan tanaman cabai Jarak pergerakan kadar air pada strip olah tanah terbatas
Gambar 59 Validasi bentuk pola sebaran kadar air (baasis volume) yang dihasilkan dalam peneitian pergerakan air pada strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan
128
Gambar 60 Ilustrasi perubahan pola sebaran pembasahan oleh kadar air (basis volume) terhadap waktu pada strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan untuk menjaga kelembaban tanah dalam memberikan ketersediaan air tanaman
129
Peta Jalan Pengembangan Hasil Penelitian untuk Pembangunan Pertanian Indonesia Penelitian pengembangan teknologi budidaya tanaman menggunakan strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan ini disusun berdasarkan hasil studi awal terhadap aspek pengembangan konsep, survey lapangan, dan studi pustaka. Pengembangan teknologi budidaya tanaman menggunakan strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan selanjutnya dapat berisikan upaya peningkatan moderenisasi sarana budidaya tanaman menggunakan strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan yang saat ini masih bersifat manual (tradisional). Teknologi budidaya tanaman menggunakan strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan termasuk didalamnya modifikasi pengembangan teknologi merupakan pilihan yang tepat, optimal dan efektif untuk acuan pengembangan ke arah moderenisasi selanjutnya. Teknologi budidaya tanaman menggunakan strip olah tanah
terbatas
beririgasi
bawah
permukaan
merupakan
suatu
teknologi
multidisipliner yang merupakan gabungan beberapa ilmu pengetahuan yang berkaitan. Pembuatan kriteria pengembangan teknologi budidaya tanaman menggunakan strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan sedemikian rupa sehingga nantinya dapat memenuhi keinginan pengguna dalam mengaplikasikan teknologi yang efektif, efisien dan ekonomis. Hasil pengembangan teknologi ini nantinya akan sangat bermanfaat bagi perkembangan moderenisasi teknologi budidaya tanaman menggunakan strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan yang sangat dibutuhkan pada pembangunan pertanian di daerah lahan marjinal karena akan sangat membantu dan petani lahan kering. Ruang lingkup pengembangan teknologi budidaya tanaman menggunakan strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan adalah: studi sifat karakteristik lahan, aspek budidaya tanaman dan aspek strip olah tanah terbatas dan irigasi bawah permukaan, pemilihan teknologi dan pembuatan teknologi serta kerjasama antar instansi terkait. Sasaran pengembangan teknologi budidaya tanaman menggunakan strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan adalah:
130
•
Tersusunnya upaya pengembangan teknologi budidaya tanaman menggunakan strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan menuju moderenisasi sebagai
capaian-capaian
yang
harus
direalisasikan
dalam
peningkatan
pengembangan selanjutnya •
Integrasi bidang ilmu dan teknologi yang strategis (layak, perlu dan harus dilakukan) yang diperlukan penguasaannya untuk meningkatkan kemandirian dan keunggulan dalam pengembangan moderenisasi teknologi budidaya tanaman menggunakan strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan.
•
Menciptakan sarana pendukung dalam pengembangan dan implementasi moderenisasi teknologi budidaya tanaman menggunakan strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan Manfaat penelitian yang didapat dari hasil pengembangan teknologi budidaya
tanaman menggunakan strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan selanjutnya diaplikasikan untuk mendapatkan kelebihan-kelebihannya dibandingkan teknologi saat ini dan prospek pengembangan ke depan. Hasil yang positif tersebut menjadi penguatan rekomendasi penerapan lebih luas teknologi budidaya tanaman menggunakan strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan. Terkait dengan penerapannya
maka
beberapa
komponen-komponen
spesifik
pendukung
pengembangan budidaya tanaman menggunakan strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan dapat diproduksi dalam bentuk pembukaan lapangan-lapangan usaha dari komponen tersebut. Pengembangan yang lebih moderenisasi terhadap teknologi tersebut dalam bentuk penambahan ke arah mekanisasi, kontrol otomatik dan suatu traktor pencetak alur strip. Hal tersebut dapat dilakukan oleh para peneliti dan institusi-institusi yang ingin melanjutkannya. Pada masa mendatang program ekstensifikasi pertanian di Indonesia yang sebagian besar lahan marjinal atau lahan reklamasi tambang dapat mengadaptasi sekaligus juga menjadi pusat pengembangan teknologi budidaya tanaman menggunakan strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan. Peta jalan penelitian ini selanjutnya seperti tampak pada Tabel 19 berikut:
131
Tabel 19 Tahapan dan peta jalan penelitian No
Rute
Tahap inisiasi
Tahap pengembangan dan aplikasi
1
Studi karakteristik tanah
Pengumpulan sifat fisik tanah dan lahan yang menjadi fokus penelitian
Mempelajari kelemahan dan keunggulan konsep olah tanah terbatas dan teknik pemberian air tanaman di lahan
2
Kajian model pergerakan kadar air pada strip olah tanah
Perumusan variabel penting dalam model simulasi pergerakan kadar air pada strip olah tanah
Program simulasi pergerakan kadar air pada olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan
3
Konsep strip olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan untuk tanaman semusim
Pengembangan modifikasi olah tanah terbatas (strip tillage) dipadukan dengan irigasi bawah permukaan untuk konsep yang lebih efektif dan efesien
Menganalisis tingkat kelayakan pengembangan teknik budidaya tanaman semusim menggunakan konsep olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan
4
Pemilihan teknologi dan pengembangan dan perbaikan konsep
Modifikasi dan pengujian aspek-aspek perancangan dalam pendekatan aplikasi di lapangan
Pembuatan teknik olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman semusim
5
Kajian tekno ekonomi teknik budidaya tanaman semusim dengan olah tanah terbatas beririgasi bawah permukaan
Integrasi hasil pengamatan dan pengujian aplikasi di lahan spesifik, terdiri dari: aspek kondisi liat dan teknik pemberian air, aspek iklim dan sosial masyarakat serta rekomendasi perbaikan konsep
Analisa didasarkan pada aspek sosbud, aspek teknis, aspek manej emen/ organisasi dan aspek finansial untuk rekomendasi kelayakan usaha pertanian
6
Kajian kelayakan operasi suatu unit pengembangan
Menganalisis kelayakan usaha pertanian tanaman semusim menggunakan teknik tersebut dilihat dari kriteria NPV, Net B/C ratio, IRR dan Payback Period
Analisa kriteria NPV, Net B/C ratio, IRR dan Payback Period, merupakan salah satu aspek kelayakan investasi
7
Kajian alternative teknik budidaya di lahan marjinal
Menganalisis kembali usaha pertanian tanaman semusim menggunakan teknik tersebut untuk pertanian lahan marjinal lebih luas
Analisa mengenai bila terjadi perubahan dalam komponen manfaat dan biaya (analisis nilai pengganti) dan rekomendasi alternatif usaha pada unit tersebut
8
Kajian inovasi baru yang efisien dan efektif
Rancangan flowchart perbaikan dan penambahan teknologi yang efisien dan efektif berdasarkan aspek internal dan eksternal suatu usaha
Produksi per unit kelengkapan teknologi (skala kecil) dan peluang bagi pengusaha yang telah mengadopsi teknik tersebut agar menambah kelengkapan teknologi sebagai produk tambahan
132