PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN DI DESA JAYAPURA KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA Drs. H. Nedi Sunaedi, M.Si 1 (
[email protected]) Sani Nur Amalia 2 (
[email protected]) Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRACT Utilization of organic fertilizer for rice cultivation in the village of Jayapura by farmers with the aim to improve the quantity and quality of land and crops such as rice plants. Utilization of organic fertilizer in the form of compost, manure or other organic fertilizers need to be developed and promoted more intensively both in terms of positive and negative terms. Issues raised in this study were (1) Geographical Factors What are supporting the use of organic fertilizer in the village of Jayapura Cigalontang District Tasikmalaya District? (2) Does the use of organic fertilizers can increase agricultural productivity in the village of Jayapura Cigalontang District Tasikmalaya District ?. This study used a descriptive method, with data collection through observation, interviews and equipped with secondary data from a variety of relevant sources. The population in this study were all farmers who use organic fertilizer in the village of Jayapura Cigalontang District Tasikmalaya District of 189 farmers. The sampling technique used is simple random sampling with a sample size of 20% proposition that the sample size to 38 people. The results showed geographic factors that support the use of organic fertilizers in Jayapura village consists of Availability Raw Materials which as many as 71.05% of respondents said raw material for organic fertilizer in the village of Diman Jayapura very abundant raw materials that are obtained from private farms with a percentage of 60 , 53% and as much as 81.58% of respondents said the main raw material is an organic fertilizer manure waste. Availability of raw materials is supported by the skills of farmers to produce their own organic fertilizer which as many as 76.31% of respondents said the farmers in the village of Jayapura has been able to produce organic fertilizer independently. According to 65.79% of the respondents, the skills acquired through pelatiah and coaching of BP3K Cigalontang District. Utilization of organic fertilizer can increase the productivity of agricultural land in the village of Jayapura include Organic Fertilizer Usage rate where as many as 60.53% of respondents said the use of organic fertilizers is not optimal because too many things that influence it. And to the productivity of agricultural land has increased by as much as 81.58% percentage. The productivity of the land is supported with the harvest from each area will also be increased based on the yield obtained from each unit area of land in which to land with an area of over 300 bricks using fertilizer doses above 600 kg can produce rice with the amount above 20 quintals. Comparison of rice price when not using the organic fertilizer price is 5,000 / kg, and when pengeloaannya already using organic fertilizer price to rise, namely Rp.8.500 / Kg. resulting in a price difference of Rp.3.500. The development of Jayapura Village area which is now more dynamic, should be offset by a pattern of development that can promote the progress of rural areas.
Keywords: Agriculture Rice, Rice, Organic Fertilizer, Jayapura Village
1 1 | Nedi Sunaedi dan Sani Amalia., Geografi, Pemanfaatan Pupuk Organik Siliwangi Dosen Program StudiNur Pendidikan FKIP Universitas 2
Mahasiswa Pendidikan Geografi, FKIP Universitas Siliwangi
ABSTRAK Pemanfaatan pupuk organik untuk pertanian sawah di Desa Jayapura oleh petani dengan tujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas lahan serta hasil panen berupa tanaman padi. Pemanfaatan pupuk organik baik berupa kompos, pupuk kandang atau pupuk organik lainnya perlu dikembangkan dan dipromosikan lebih intensif baik dilihat dari segi positif maupun dari segi negatif. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) Faktor-faktor geografis apa sajakah yang mendukung pemanfaatan pupuk organik di Desa Jayapura Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya? (2) Apakah pemanfaatan pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Jayapura Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya?. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara dan dilengkapi dengan data sekunder dari berbagai sumber yang relevan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang memanfaatkan pupuk organik di Desa Jayapura Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 189 petani. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Simple Random Sampling dengan proposisi sampel sebesar 20% sehingga jumlah sampelnya menjadi 38 orang. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor geografis yang mendukung pemanfaatan pupuk organik di Desa Jayapura terdiri dari Ketersediaan Bahan Baku dimana sebanyak 71,05% responden menyatakan bahan baku pembuatan pupuk organik di Desa Jayapura sangat melimpah dimana bahan baku itu didapat dari peternakan pribadi dengan persentase 60,53% serta sebanyak 81,58% responden menyatakan bahan baku utama pembuatan pupuk organik tersebut merupakan limbah kotoran ternak. Ketersediaan bahan baku tersebut ditunjang dengan keterampilan petani untuk memproduksi pupuk organik sendiri dimana sebanyak 76,31% responden menyatakan petani di Desa Jayapura telah mampu untuk memproduksi pupuk organik secara mandiri. Menurut 65,79% responden, keterampilan tersebut diperoleh melalui pelatiah dan pembinaan dari BP3K Kecamatan Cigalontang. Pemanfaatan pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian di Desa Jayapura meliputi Tingkat Pengunaan Pupuk Organik dimana sebanyak 60,53%responden menyatakan penggunaan pupuk organik belum terlalu optimal dikarenakan berbagai hal yang mempengaruhinya. Dan untuk produktivitas lahan pertanian telah meningkat dengan persentase sebanyak 81,58%. Produktivitas lahan tersebut di tunjang dengan hasil panen dari setiap lahan juga menjadi meningkat yang didasarkan pada hasil panen yang diperoleh dari setiap satuan luas lahan dimana untuk lahan dengan luas diatas 300 bata dengan menggunakan dosis pupuk diatas 600 kg dapat menghasilkan padi dengan jumlah diatas 20 kwintal. Perbandingan harga padi ketika belum menggunkan pupuk organik harganya adalah Rp.5.000/Kg, dan ketika pengeloaannya sudah menggunakan pupuk organik harganya menjadi meningkat yaitu Rp.8.500/Kg. sehingga menghasilkan selisih harga sebesar Rp.3.500. Perkembangan kawasan Desa Jayapura yang saat ini semakin dinamis, harusnya dapat diimbangi dengan pola pembangunan yang dapat mendorong kemajuan wilayah pedesaan.
Kata Kunci : Pertanian Sawah, Tanaman Padi, Pupuk Organik, Desa Jayapura
PENDAHULUAN Latar Belakang Pemupukan adalah pemberian pupuk terhadap tanaman, sedangkan pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik.
2 | Nedi Sunaedi dan Sani Nur Amalia., Pemanfaatan Pupuk Organik
Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak unsur hara. Terlalu sedikit atau terlalu banyak unsur hara dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Pupuk organik sudah lama dikenal para petani yaitu sebelum diterapkannya revolusi hijau. Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih menggunakan pupuk anorganik atau kimia karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganyapun relatif murah, dan mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk anorganik atau kimia, sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian. Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk anorganik atau kimia dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat sebagian petani beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik. Meskipun demikian, agar kuantitas produksi tetap terjaga maka penggunaan pupuk anorganik atau kimia tetap digunakan secara berimbang. Menurut Permentan Nomor 70 Tahun 2011, Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Salah satu jenis pupuk yang menjadi alternatif dan mulai popular kembali setelah cukup lama tidak pernah digunakan dalam perkembangan pertanian organik yaitu pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik banyak memberikan keuntungan ditinjau dari peningkatan kesuburan tanah dan peningkatan produktifitas tanaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk pertanian adalah dengan mensubstitusi pupuk anorganik secara bertahap dengan pupuk organik. Sehingga diharapkan dapat mengembalikan keseimbangan agroekosistem secara alami. Selain itu juga, pupuk organik memberikan manfaat yang besar terhadap daya dukung lingkungan dimana pupuk organik tidak hanya dapat menyuburkan lahan tetapi juga tidak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan untuk masa yang akan datang. 3 | Nedi Sunaedi dan Sani Nur Amalia., Pemanfaatan Pupuk Organik
Pemanfaatan pupuk organik baik berupa kompos, pupuk kandang atau pupuk organik lainnya perlu dikembangkan dan dipromosikan lebih intensif baik dilihat dari segi positif maupun dari segi negatif, Sehingga diperlukan adanya peraturan pemerintah mengenai standar mutu pupuk organik agar memberi kesadaran bagi para petani dan mengurangi dampak negatif bagi kesehatan serta pencemaran lingkungan. Desa Jayapura adalah salah satu Desa di Kecamatan Cigalontang yang mempunyai potensi lahan pertanian yang cukup melimpah. Potensi lahan pertanian di Desa Jayapura Kecamatan Cigalontang sangat bervariasi mulai dari komoditas padi sampai tanaman hortikultur lain seperti cabai, jagung, singkong dan lainnya. Sejalan dengan program nasional untuk meningkatkan hasil produksi bagi para petani, maka diadakan program penerapan pertanian secara organik dengan pupuk alami dan pemeliharaan yang ramah lingkungan. Pertanian organik merupakan praktik bertani secara alami tanpa pupuk kimia (anorganik) dan pestisida. Pelaksanaan pertanian organik yang ada di Desa Jayapura ini, di fokuskan pada komoditas tanaman padi. Hal ini di dasarakan pada keunggulan tanaman padi yang merupakan komoditas yang paling mudah untuk dipupuk dengan menggunakan pupuk organik, selain itu juga faktor bahwa tanaman padi merupakan tanamn pangan yang paling bermanfaat karena merupakan makanan pokok serta didukung pula oleh tingkat kemampuan dan pengetahuan petani yanga ada di Desa Jayapura. Untuk komoditas sayuran sendiri, terbilang cukup sulit jika dipupuk dengan menggunakan pupuk rganik. Sehingga kurang dikembangkan sebagai komoditas utama yang menggunakan pupuk organik. Sebagian petani di Desa Jayapura sudah mulai menerapkan program ini, dengan memberikan pupuk organik pada pertaniannya. Pupuk tersebut mereka dapat baik dari Desa setempat ataupun pupuk yang mereka beli dari distributor penyedia pupuk organik. Tetapi ada juga petani yang membuat pupuk sendiri dengan ketersediaan bahan yang ada. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk menjelaskan dan menganalisis pemanfaatan pupuk organik di Desa Jayapura Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya. 2) Untuk menganalisis dan menjelaskan faktor-faktor geografis apa saja yang mendukung pemanfaatan pupuk organik di Desa Jayapura Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya.
4 | Nedi Sunaedi dan Sani Nur Amalia., Pemanfaatan Pupuk Organik
METODE PENELITIAN Metode yang di gunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan memanipulasi variabel penelitian.
PEMBAHASAN 1. Faktor-faktor geografis yang mendukung pemanfaatan pupuk organik di Desa Jayapura Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya adalah: a. Ketersediaan Bahan Baku Baku merupakan bahan mentah yang menjadi dasar pembuatan suatu produk yang mana bahan tersebut dapat diolah melalui proses tertentu untuk dijadikan wujud yang lain. Bahan baku juga bisa diartikan bahan langsung, bahan pokok, bahan utama yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku merupakan bagian terpenting dari kelangsungan dan proses produksi pembuatan pupuk organik di Desa Jayapura, karena tanpa bahan baku maka proses produksi tidak akan berjalan atau menghasilkan suatu barang. Penyediaan bahan baku erat kaitannya dengan sumber bahan baku itu sendiri. Adapun sumber perolehan bahan baku untuk pembuatan pupuk organik di Desa Jayapura ini diperoleh petani dengan cara mencari dilingkungan sekitar desa, mengambil dari peternakan dan kebun sendiri, serta membeli dari para peternak atau bahkan kios yang menyediakan bahan baku pupuk organik. Ketersediaan bahan baku pembuatan pupuk organik yang ada di Desa Jayapura juga cukup banyak, sehingga dapat menjaga keberlangsungan proses produksi pembuatan pupuk organik tersebut. Untuk bahan baku yang didapat dengan cara membeli, para petani membelinya dengan kisaran harga antara Rp. 400 sampai Rp. 500/ kg atau Rp.20.000 sampai Rp.25.000/karung. Untuk jenis bahan baku pembuatan pupuk organik tersebutpun relatif merupakan bahan-bahan yang mudah di dapat, dimana bahan-bahan tersebut terdiri dari limbah kandang peternakan seperti limbah dari kandang ayam, sapi, kambing dan domba.
5 | Nedi Sunaedi dan Sani Nur Amalia., Pemanfaatan Pupuk Organik
Kemudian juga bahan hijauan seperti jerami, serta dedaunan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik. b. Keterampilan Petani Pada dasarnya, keterampilan petani sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, kecakapan dan sikap mental petani itu sendiri. Keterampilan memang harus dimiliki oleh setiap petani, karena dengan memiliki keterampilan yang cakap maka petani tersebut dapat mengembangkan pertaniannya menjadi pertanian yang dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan taraf hidup petani itu sendiri. Selain itu juga, keterampilan yang dimiliki dalam bidang pertanian dapat memacu petani mengembangkan dan menciptakan inovasi-inovasi baru di bidang pertanian. Kemampuan petani di Desa Jayapura, dalam mengolah dan menggarap lahan pertanian memang tidak berbeda dengan petani di daerah lainnya. Hanya, yang membedakannya adalah keterampilan tambahan dalam menciptakan alternatif sarana dan
prasarana pendukung dalam melakukan
kegiatan
pertaniannya. Petani di Desa Jayapura dituntut untuk dapat menghasilkan prodak pupuk organik sendiri. Dengan bantuan pelatihan serta dukungan pendampingan dari Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Cigalontang para petani di Desa Jayapura telah mampu untuk menghasilkan pupuk organik sendiri. Proses pembuatan pupuk organik tersebutpun memang masih menggunakan peralatan dan metode sederhana, sehingga proses produksinya cenderung memakan waktu yang relatif lama. Berikut proses pembuatan pupuk organik di Desa Jayapura: 1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan pupuk seperti cangkul, golok, ember, terpal dan bahan organik yang dapat difermentasi, yaitu pupuk kandang 30 kg, jerami atau rumput sisa tanaman 250 kg, sekam 200 kg, dedak 20 kg, gula atau molase 1 kg, air 300 liter dan mikroorganisme lokal (MOL) atau EM4 sebanyak 10 liter, 2) Setelah bahan siap jerami atau rumput sisa tanaman dipotong-potong 5 – 10 cm dan campurkan dengan bahan lain sampai merata,
6 | Nedi Sunaedi dan Sani Nur Amalia., Pemanfaatan Pupuk Organik
3) Larutkan bahan fermentasi yaitu MOL/EM4 + gula + air dengan perbandingan 1 liter + 2 ons + 10 liter, 4) Siramkan air ke bahan organik secara merata sampai kandungan air mencapai 30 %, 5) Bahan organik ditumpuk setebal 50 cm, kemudian pinggirnya ditahan dengan papan kayu atau gedeg bambu agar tidak berceceran dan di atasnya pada tumpukan terakhir ditutup dengan karung goni atau terpal; 6) Pertahankan suhu antara 40 – 50 % dengan cara dibolak-balik setiap 6 jam sekali atau diberi selongsong bambu, dan 7) Setelah 10 – 15 hari pupuk sudah siap digunakan. Begitulah proses pembuatan pupuk organik di Desa Jayapura. Selain itu BP3K Kecamatan Cigalontang selalu mengadakan pelatihan secara intensif kepada para petani yang ada di Desa Jayapura dan desa-desa lainnya.
2. Pemanfaatan pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Jayapura Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya dilihat dari : a. Tingkat Pengunaan Pupuk Organik Dewasa ini, pengelolaan lahan pertanian selalu dikaitkan dengan pertanian yang berbasis organik. Artinya, pertanian yang saat ini berkembang diarahkan untuk kembali menggunakan bahan-bahan yang tidak menimbulkan efek samping dalam jangka panjang baik itu untuk segi kesehatan dan lingkungan. Pupuk organik memang telah lama dikenal oleh petani karena memang sumber bahan bakunya yang mudah di dapat dan ada di lingkungan sekitar petani itu sendiri. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi, kemudian dikenal pupuk kimia yang berasal dari bahan-bahan serta zat-zat yang telah melalui proses pengolahan secara kimiawi dengan menggunakan teknologi yang canggih.
7 | Nedi Sunaedi dan Sani Nur Amalia., Pemanfaatan Pupuk Organik
Oleh karena itu, timbul konversi penggunaan pupuk dari pupuk organik ke pupuk kimia. Karena memang pupuk kimia dinilai lebih praktis serta harganya yang relatif murah dengan kuantitas yang banyak pula. Sedangkan pupuk organik dinilai lebih sulit digunakan karena memerlukan waktu pengolahan yang relatif lama serta biaya yang cukup besar. Begitu pula dengan yang terjadi terhadap pertanian di Desa Jayapura, dimana kebanyakan petani masih lebih memilih menggunakan pupuk kimia dari pada pupuk organik. Menurut Permentan Nomor 70 Tahun 2011, Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Hal ini menjadi ironi tersendiri, artinya para petani yang masih lebih memilih menggunakan pupuk kimia dari pada pupuk organik belum memahami manfaat jangka panjang dari penggunaan pupuk organik itu sendiri serta dampak negatif jangka panjang dari penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Berangkat dari permasalahan itu lah, Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K)
Kecamatan
Cigalontang
dibawah
Dinas
Pertanian
Kabupaten
Tasikmalaya kembali menggalakan penggunaan pupuk organik, dengan tujuan utamanya adalah peningkatan pendapatan masyarakat melalui sektor pertanian tetapi tanpa mengesampingkan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan. Tetapi, dengan seringnya diadakan pelatihan serta penyuluhan yang oleh BP3K Kecamatan Cigalontang para petani khususnya petani yang ada di Desa Jayapura mulai menyadari pentingnya penggunaan pupuk organik untuk lahan pertanian yang mereka miliki. Pada kenyataannya, tidak serta merta seluruh petani di Desa Jayapura langsung beralih mnggunakan pupuk orgaik karena memang pola pikir petani tersebut sudah tertanam pada penggunaan pupuk kimia yang memang lebih mudah didapatkan serta efisien. Dari hasil penelitian, responden pun menyatakan bahwa penggunaan pupuk organik di Desa Jayapura belum sepenuhnya optimal. Dengan kata lain, responden berpendapat masih benyak
8 | Nedi Sunaedi dan Sani Nur Amalia., Pemanfaatan Pupuk Organik
keterbatasan dalam aplikasi penggunaan pupuk organik sehingga belum dapat di aplikasikan dengan baik dan menyeluruh. Memang penggunaan pupuk organik saja tidak serta merta dapat langsung meningkatkan produktivitas lahan pertanian, dan hal ini pula lah yang menjadi alasan petani di Desa Jayapura tidak langsung menggunakan pupuk organi secara signifikan. Maka dari itu, untuk dapat memecahkan permasalahan tersebut BP3K Kecamatan Cigalontang bekerjasama dengan para petani termasuk di dalamnya para responden untuk mengembangkan metode pengelolaan terpadu yang memadukan pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik atau yang di kenal dengan sistem SL-PTT (Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu). Selain itu juga, dikembangkan pola pertanian dengan basis pupuk organik murni dimana perawatan tanaman baik itu pemupukan dan lainnya seluruhnya menggunakan pupuk organik tanpa campuran pupuk kimia. Metode ini dimaksudkan untuk menjadi percontohan pengelolaan pertanian dengan menggunakan pupuk organik murni, yang kemudian akan terus dikembangkan dengan tujuan menciptakan pertanian berwawasan lingkungan. Dari segi harga jual pun, hasil pertanian yang menggunakan murni pupuk organik jelas akan berbeda dengan yang menggunakan pupuk kimia atau dengan yang menggunakan campuran keduanya. Intinya, dari hasil penelitian penggunaan pupuk organik di Desa Jayapura belum dapat dilaksanakan secara optimal dikarenakan berbagai hal yang salah satu di antaranya adalah penggunaan pupuk organik saja, tidak dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian dan tanaman. b. Produktivitas Lahan Pertanian Produktivitas lahan pertanian merupakan baik atau tidaknya hasil pertanian yang didapatkan dari satuan lahan tertentu, atau dengan kata lain merupakan bagus atau tidaknya hasil pertanian yang dihasilkan oleh lahan tertentu. Produktivitas lahan pertanian erat kaitannya dengan pengelolaan serta perawatan lahan itu sendiri, sehingga hasil yang didapatkan dari lahan tersebut juga ditentukan oleh perawatan lahan yang menjadi media tanam. Produktivitas pertanian adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan suatu tanaman yang sedang diusahakan dengan sistem pengelolaan tertentu.
9 | Nedi Sunaedi dan Sani Nur Amalia., Pemanfaatan Pupuk Organik
Produktivitas disebut juga dalam faktor produksi, karena dapat menunjang pertumbuhan tanaman yang di budidayakan, (Sutedjo, 2010:145). Untuk menentukan suatu lahan produktif atau tidak memang tidak mudah, karena dibutuhkan berbagai aspek untuk menentukan hal tersebut. Begitu pula dengan yang terjadi di Desa Jayapura, untuk menentukan keberhasilan penggunaan pupuk organik untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian membutuhkan waktu yang relatif lama. Hal ini dikarenakan harus meninjau berbagai aspek penunjang untuk menentukan subur atau tidaknya lahan pertanian di Desa Jayapura. Salah satu aspek yang digunakan untuk menentukan hal tersebut adalah kualitas serta kuantitas hasil panen dari lahan tersebut, yang kemudian dibandingkan dengan hasil panen sebelumnya. Artinya, kualitas dan kuantitas hasil panen akan dibandingkan antara sebelum dan sesusdah menggunakan pupuk organik. Berdasarkan hasil penelitian, lahan pertanian di Desa Jayapura menjadi subur serta tinggi tingkat produktifitasnya setelah menggunakan pupuk organik. Untuk luas lahan 100-250 bata bata sebanyak 42,10% responden menyatakan lahan tersebut memerlukan pupuk organik 100-300 kg, dimana pendapat ini dikemukakan oleh petani atau responden yang memiliki luas lahan pertanian sawah antara 100-250 bata sehingga kebutuhan pupuk pun disesuaikan dengan luas lahan tersebut. Selanjutnya, sebanyak 28,95% responden menyatakan untuk luas lahan antara 251-300 bata memerlukan pupuk organik dengan dosis sebanyak 301-600 kg, dan sebanyak 28,95% responden juga menyatakan dosis pupuk yang sama untuk luas lahan yang berbeda yaitu >350 bata yang memerlukan pupuk dengan dosis >601 kg. Dan mayoritas responden pun, menyatakan bahwa setelah menggunakan pupuk organik produktivitas lahan pertaniannya menjadi meningkat. Selain itu juga, hasil panen dari setiap lahan juga menjadi meningkat serta lahan pertanian menjadi lebih subur, ditambah dengan harga jual hasil panen yang cenderung lebih tinggi. hasil produksi padi untuk lahan yang menggunakan pupuk organik di Desa Jayapura mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan pendapat responden yang menyatakan bahwa produktivitas lahan pertanian di Desa Jayapura menjadi meningkat setelah menggunakan pupuk organik dengan ditandai
10 | Nedi Sunaedi dan Sani Nur Amalia., Pemanfaatan Pupuk Organik
oleh meningkatnya hasil panen padi atau hasil produksi padi persatuan luas lahan yang digarap. Sebanyak 55,27% responden menyatakan bahwa hasil produksi padi sawah setelah menggunakan pupuk organik menjadi meningkat dengan hasil yang diperoleh sebanyak lebih dari 21 kwintal untuk luas lahan diatas 350 bata, sebanyak 36,84% responden menyatakan hasil yang didapat adalah 11 sampai 20 kwintal untuk luas lahan sawah antara 100-250 bata. Dan sebanyak 7,89% responden menyatakan bahwa hasil yang di dapat adalah kurang dari 10 kwintal juga untuk luas lahan antara 100-250 bata. Selain itu, harga gabah atau padi sebelum dan sesudah menggunakan pupuk oganik mengalami perbedaan yang memang tidak begitu signifikan. Untuk harga padi atau gabah ketika belum menggunkan pupuk organik harganya adalah Rp.5.000/Kg, dan ketika pengeloaannya sudah menggunakan pupuk organik harganya menjadi meningkat yaitu Rp.8.500/Kg. Peningkatan harga ini, didasarkan pada jumlah modal yang dikeluarkan selama masa produksi, sehingga menghasilkan seslisih hrga sebesar Rp.3.500 yang dari selisih harga tersebut jelas dapat mendorong tingkat kesejahteraan petani dari hasil penjualan padi atau gabah tersebut Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa penggunaan pupuk organik pada tanaman dan lahan pertanian dapat meningkatkan kesejahteraan petani karena dengan menggunakan pupuk organik dapat meningkatkan hasil panen dan harga jual hasil pertanian organik pun juga lebih mahal dibandingkan dengan hasil pertanian non-organik. Tentunya diikuti dengan cara pengolahan tanaman yang benar, dan jika menggunakan pupuk organik juga tidak akan merusak lingkungan karena pupuk organik ramah lingkungan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Faktor-faktor geografis yang mendukung pemanfaatan pupuk organik di Desa Jayapura Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya adalah, Ketersediaan Bahan Baku yang tingkat ketersedinnya di Desa Jayapura cukup melimpah sehingga
11 | Nedi Sunaedi dan Sani Nur Amalia., Pemanfaatan Pupuk Organik
cara mendapatkannyapun relatif tidak sulit. Selain itu juga, ketersediaan bahan baku pembuatan pupuk organik tersebut pun di tunjang dengan keterampilan petani di Desa Jayapura dalam mengolah dan menjadikan bahan baku tersebut menjadi pupuk organik. Sehingga terbentuk suatu keterkaitan yang saling mendukung. 2. Pemanfaatan Pupuk Organik Dapat Meningkatkan Produktivitas Pertanian di Desa Jayapura Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya dilihat, Dari Tingkat Penggunaan Pupuk Organik Dan Produktivitas Lahan Pertanian. Tingkat penggunaan pupuk organik di Desa Jayapura ini memang belum optimal dikarenakan berbagai kendala yang menghambatnya. Selain itu juga, untuk melihat tingkat penggunaan pupuk organik di Desa Jayapura peneliti juga menyajikan data mengenai jangka waktu pemakaian pupuk organik yang dipakai oleh petani di Desa Jayapura. Di Desa Jayapura sendiri, produktivitas lahan pertanian merupakan suatu hal yang sangat dibuuhkan oleh petani. Karena jika lahan pertanian produktif, maka secara otomatis akan meningkatkan hasil panen dan meningkatkan pendapatan petani itu sendiri. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan produktivitas lahan pertanian para petani di Desa Jayapura menggunakan pupuk organik dengan tujuan untuk memperbaiki sifat kimia, biologi, serta fisik tanah sehinga lahan pertanian di Desa Jayapura dapat menjadi subur serta tinggi tingkat produktivitasnya.
Saran Adapun saran yang hendak penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Kebijakan yang berkaitan dengan kondisi sarana dan prasarana pertanian sebagai suatu cara untuk membangun wilayah seharusnya dapat memberikan aspek positif terhadap wilayah itu sendiri, oleh karena itu perencanaan suatu kebijakan dalam pembangunan haruslah melalui penelaahan yang luas dan mendalam, sehingga hasil dari perencanaan pembangunan tersebut akan tepat dan efisien serta tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan baru. Perkembangan kawasan Desa Jayapura yang saat ini semakin dinamis, harusnya dapat diimbangi dengan pola pembangunan yang dapat mendorong kemajuan wilayah pedesaan terutama dalam hal sarana dan prasarana pertanian. 2. Perlu adanya percepatan pembangunan yang disesuaikan dengan karakteristik wilayah Desa Jayapura sehingga potensi yang ada di Desa Jayapura dapat
12 | Nedi Sunaedi dan Sani Nur Amalia., Pemanfaatan Pupuk Organik
dikembangkan secara baik serta dapat mengankatkan perekonomian masyarakatnya khususnya petani, dan dapat mendorong perkembangan wilayah Desa Jayapura ke arah yang lebih maju. 3. Meningkatkan intensitas penyuluhan kepada para petani di Desa Jayapura agar mereka sadar bahwa menggunakan pupuk organik dapat meningkatkan hasil panen. 4. Petugas Penyuluh Pertanian perlu meningkatkan penyuluhan semaksimal mungkin, supaya masyarakat mendapatkan perubahan ke yang lebih baik serta warga masyarakat dapat melaksanakan pertanian organik secara menyeluruh sehingga dapat meningkatkan keterampilan petani. 5. Pemerintah Desa Jayapura harus lebih tanggap lagi terhadap keluhan-keluhan para petani, terutama yang menyangkut pemberantasan hama dan pupuk. 6. Diharapkan para petani menanam bibit padi unggul secara berselang-seling dan menggunakan pupuk organik secara maksimal untuk memperoleh inovasi baru serta lahan pertanian lebih subur sehingga menghasilkan hasil panen padi yang meningkat. 7. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis sangat menyadari sepenuhnya jika hasil penelitian ini belum dapat mencapai keberhsilan yang sempurna, oleh karena itu penulis berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembanding untuk mereka yang hendak melakukan penelitian yang sama, guna mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA Hartatik, Wiwik, Dn Setiorini D. 2011. “Pemanfaatan Pupuk Organik Untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah Dan Kualitas Tanaman”. Bogor. Badan Litbang Pertanian. Peraturan Mentri Pertanian. 2011. “Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah”. perundangan.pertanian.go.id/admin/file/Permentan-70-11.pdf. Sutedjo, Mul Mulyani. 2010. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Jakarta. Rineka Cipta. TIM. 2008. Pembuatan Pupuk Organik. Tasikmalaya. Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Cigalontang.
13 | Nedi Sunaedi dan Sani Nur Amalia., Pemanfaatan Pupuk Organik