PEMANFAATAN KOTORAN KELELAWAR (GUANO) SEBAGAI PUPUK ORGANIK UNTUK LAHAN PERTANIAN DI DESA WANGUNSARI KECAMATAN BANTARKALONG KABUPATEN TASIKMALAYA 1
M. Muplihin Nurhikmat (
[email protected]) 2 H. NediSunaedi, Drs.M.Pd(
[email protected])
Program StudiPendidikanGeografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRACT This research background problems in the Village District of Bantarkalong Wangunsari Tasikmalaya Regency ie Potential agricultural land is a commodity in the field of rice farmers, thus the first step in increasing the productivity of the soil poses done by means of organic fertilizer from bat droppings (guano), with the aim to improve revenue yields. As for the problem in this research is how the potential utilization of bat droppings and bat droppings Are utilization can increase agricultural productivity in the Village District of Bantarkalong Wangunsari Tasikmalaya District. Goals to be achieved in this research is to determine how the potential utilization of bat droppings and to examine the use of bat droppings can increase agricultural productivity. The author uses descriptive method is the method used to assess and analyze a variety of data, symptoms, and existing events and happening right now in the space of the earth's surface. Data collection techniques used were observation, questionnaires and interviews on 25 respondents with a sampling random sampling technique. The results showed that the bat droppings can be used as organic fertilizer and organic fertilizer from bat droppings abundant in one day or less reached 3-4kg / day with so would be sufficient for the use of fertilizers in the region. The use of organic fertilizer from bat droppings are very lucrative and promising result, in one hectare can obtain rice yields approximately 3-8 tons / ha, and the influence of the soil is very good and not destructive and the use of manure bat is great for plants whatever, and organic fertilizers are environmentally friendly and not abusive. In addition, organic fertilizer from bat droppings can increase the income of farmers, sales of organic fertilizer from bat droppings in one year to reach Rp. 6,500,000.00 in sales and dipersentasekan three times to the people involved in this sale with a number of 7 people, including collectors. On the basis of these studies researchers suggest to the people in the village Wangunsari Bantarkalong District of Tasikmalaya District in order to exploit the potential of existing resources well andcan cultivate organic farming and improve their skills in farming with the achievement of satisfactory results obtained.
Key word:exploiting of bat dirt ( guano) as organic manure.
1 | H. N e d i S u n a e d i D r s . , M . S i d a n I m a n H i l m a n M . P d [ M . Muplihin Nurhikmat]”Pemanfaatan Kotoran Kelelawar (guano) sebagai Pupuk Organik untuk Lahan pertanian di Desa Wangnsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya
ABSTRAK M. MUPLIHIN NURHIKMAT. 2015. Pemanfaatan Kotoran Kelelawar (Guano) sebagai Pupuk Organik untuk Lahan Pertanian di Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. Program Studi Geografi Fakutlas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi. Penelitian ini berlatar belakang masalah di Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya yaitu Potensi lahan pertanian merupakan komoditas dalam bidang petani padi, dengan demikian langkah awal dalam poses meningkatkan produktivitas tanah dilakukan dengan cara pemberian pupuk organik dari kotoran kelelawar (guano), dengan tujuan agar dapat meningkatkan pendapatan hasil panen. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana potensi pemanfaatan kotoran kelelawar dan Apakah pemanfaatan kotoran kelelawar dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu Untuk mengetahui bagaimana potensi pemanfaatan kotoran kelelawar dan untuk mengetahui pemanfaatan kotoran kelelawar dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Penulis menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang dipakai untuk mengkaji dan menganalisis berbagai data, gejala, dan peristiwa yang ada dan terjadi sekarang ini pada ruang permukaan bumi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi lapangan, kuesioner dan wawancara pada 25 responden dengan teknik pengambilan sampel random sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara acak. Hasil penelitian menunjukan bahwa kotoran kelelawar dapat dijadikan sebagai pupuk organik dan pupuk organik dari kotoran kelelawar jumlahnya melimpah dalam satu hari kurang lebih mencapai 3-4kg/hari dengan begitu akan sangat mencukupi kebutuhan penggunaan pupuk di wilayah tersebut. Penggunaan pupuk organik dari kotoran kelelawar sangat menguntungkan dan menjanjikan hasilnya, dalam satu hektar dapat memperoleh hasil panen padi kurang lebih 3-8 ton/ha, dan pengaruh terhadap tanah sangat baik dan tidak bersifat merusak serta penggunaan pupuk dari kotoran kelelawar sangat bagus untuk tanaman apasaja dan pupuk organik sangat ramah lingkungan dan tidak bersifat merusak. Selain itu pupuk organik dari kotoran kelelawar dapat menambah penghasilan petani, penjualan pupuk organik dari kotoran kelelawar dalam satu tahun mencapai Rp. 6.500.000,00 dalam tiga kali penjualan dan dipersentasekan kepada orang yang terlibat dalam penjualan ini dengan jumlah 7 orang termasuk pengepul. Atas dasar penelitian tersebut peneliti menyarankan kepada masyarakat di Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya agar dapat memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada dengan baik dan dapat membudidayakan pertanian organik serta meningkatkan kemampuan dalam bertani dengan pencapaian hasil yang didapat memuaskan.
Kata Kunci: Pemanfaatan kotoran kelelawar (guano) sebagai pupuk organik.
2 | H. N e d i S u n a e d i D r s . , M . S i d a n I m a n H i l m a n M . P d [ M . Muplihin Nurhikmat]”Pemanfaatan Kotoran Kelelawar (guano) sebagai Pupuk Organik untuk Lahan pertanian di Desa Wangnsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pupuk organik merupakan salah satu jenis pupuk yang terbuat dari bahan alami yang sangat baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman, karena pupuk organik bersifat alami dan tidak ada unsur kimiawi, adapun jenis pupuk organik yaitu baik itu kotoran hewan ternak, misalnya kotoran kambing, kotoran ayam, kotoran kuda, kotoran sapi, dan kotoran kelelawar,
dan ada juga pupuk organik yang terbuat dari tumbuhan
dengan proses pengomposan, pupuk ini tidak bisa digunakan dengan langsung dikarnakan harus melalui proses penguraian atau pembusukan terlebih dahulu. Ada dua jenis pupuk yang digunakan oleh masyarakat di Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya merupakan jenis pupuk kimia dan pupuk organik, dengan harapan pencapaian hasil yang menguntungkan terhadap pendapatan. Ada yang membedakan antara pupuk kimia dan pupuk organik yaitu hasil dari tanaman yang menggunakan pupuk kimia atau pupuk organik, dan selain itu yang menjadi pembeda antara pupuk kimia dan pupuk organik yaitu dilihat dari nilai harga pembelian pupuk. Dilihat dari harga pembelian pupuk, pupuk kimia merupakan pupuk yang tergolong mahal, karena biaya produksi yang tinggi dan bila dibandingkan dengan penggunaan pupuk organik, pupuk organik merupakan pupuk yang mudah didapat dan tidak harus mengeluarkan banyak biaya sehingga para petani tidak terbebani dalam penggunaan pupuk untuk lahan pertaniannya. Akan tetapi penggunaan pupuk organik untuk lahan pertanian dibutuhkan dalam jumlah banyak sedangkan pupuk kimia dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Dengan mengolah kotoran hewan menjadi pupukorganik, maka diperoleh nilai tambah dan manfaatnya semakin tinggi karena dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tanaman dan lebih ramah lingkungan, dikarnakan 3 | H. N e d i S u n a e d i D r s . , M . S i d a n I m a n H i l m a n M . P d [ M . Muplihin Nurhikmat]”Pemanfaatan Kotoran Kelelawar (guano) sebagai Pupuk Organik untuk Lahan pertanian di Desa Wangnsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya
penggunaan pupuk organik tidak mengandung unsur kimiawi yang dapat merusak atau bahkan mencemari lingkungan. Disamping itu juga penggunaan pupuk organik akan menghasilkan produk organik pula. 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telahdiuraikandiatas penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana potensi pemanfaatan kotoran kelelawar di Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. 2. Untuk mengetahui pemanfaatan kotoran kelelawar dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. 2. PROSEDUR PENELITIAN 2.1 Metode Penelitian Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif merupakan metode yang dipakai untuk mengkaji dan menganalisis berbagai data, gejala, dan peristiwa yang ada dan terjadi sekarang ini pada ruang permukaan bumi. (Ahman, Sya. 2011:49). 2.2 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian sebagai berikut: 1. Potensi pemanfaatan kotoran kelelawar (guano) di Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya sebagai berikut: a. Potensi kotoran kelelawar (guano) b. Jumlah kotoran kelelawar (guano) c. Lokasi gua serta proses pengambilan d. Pendapatan petani 2. Pemanfaatan kotoran kelelawar (guano) terhadap produktivitas pertanian di Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. a. Produktivitas hasil panen b. Kesuburan tanah 4 | H. N e d i S u n a e d i D r s . , M . S i d a n I m a n H i l m a n M . P d [ M . Muplihin Nurhikmat]”Pemanfaatan Kotoran Kelelawar (guano) sebagai Pupuk Organik untuk Lahan pertanian di Desa Wangnsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya
3. PEMBAHASAN Pupuk organik merupakan pupuk yang berbahan dasar dari alam dan tidak menggunakan bahan kimia. Pupuk organik bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, mengembalikan kesuburan tanah, menjaga kontaminasi kimia, melestarikan
alam
dan
menjaga
keseimbangan
ekosistem.
Dengan
menggunakan pupuk organik unsur hara dalam tanah akan terjaga dan dapat mudah terserap oleh tanaman sehingga kebutuhan unsur hara akan terpenuhi dengan tanah yang diperlakukan dengan cara organik. Kotabe (1970) dalam jurnal tanah dan lingkungan Suwarno dan Komaruddin (2007:38) Berdasarkan asalnya, guano di bagi menjadi dua jenis yaitu guano burung laut (Sea-Brid Guano), dan guano kelelawar (Bat Guano). Sea-Brid Guano adalah gano yang berasal dari kotoran burung laut, sedangkan Bet Guano adalah guano yang berasal dari kotoran kelelawar. [Secara Online]. Pupuk guanoadalah pupuk yang berasal dari kotoran kelelawar dan sudah mengendap lama didalam gua dan telah bercampur dengan tanah dan bakteri pengurai. berdasarkan
Guano merupakan bahan yang kaya akan nitrogen dan fosfor, komposisi
kimianya
dan
tingkat
hancuran
iklimnya,
mengklasipikasikan guano menjadi dua kelompok, yaitu guano nitrogen (nitrogenous guano) yang juga di sebut guano segar ( fresh guano) dan guano fosfat (phosphatic guano). Selanjutnya, guano fosfat dibedakan atas guano residu (residual guano) atau guano tercuci (leached guano) dan guano kerak (crust guano), disebut juga guano atol (atoll guano) atau guano purba (ancient guano). Guano nitrogen merupakan hancuran iklim tahap pertama dari timbunan kotoran burung laut atau kotoran kelelawar, guano fosfat merupakan hancuran iklim tahap keduanya, dan hasil akhir hancuran iklimnya adalah batuan fosfat berasal dari guano (guano derived phosphate rock). Menurut Lingga, P dan Marsono (2013:72) Pupuk ini kaya akan unsur hara seperti nitrogen 8-13%, fosfor 5-12%, kalium 1,5-2,5%, kalsium 7,5-11%, magnesium 0,5-1%, dan sulfur 2-3,5%. Oleh karena itu sangat optimal sebagai
5 | H. N e d i S u n a e d i D r s . , M . S i d a n I m a n H i l m a n M . P d [ M . Muplihin Nurhikmat]”Pemanfaatan Kotoran Kelelawar (guano) sebagai Pupuk Organik untuk Lahan pertanian di Desa Wangnsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya
penyubur tanah dan kaya akan unsur sehingga banyak orang memburunya sampai ke gua-gua. Pupuk guano mengandung semua unsur atau mineral mikro yang dibutuhkan oleh tanaman, jika dibandingkan dengan pupuk kimia buatan pupuk guano tidak mengandung zat pengisi. Pupuk guano tinggal lebih lama dalam jaringan tanah, meningkatkan produktivitas tanah dan menyediakan makanan bagi tanaman lebih lama dari pada pupuk kimia buatan. Pengolahan tanah yang baik dan teratur dapat meningkatkan kesuburan fisik tanah tersebut. Pemupukan yang sesuai dengan unsur hara tanah dapat meningkatkan kesuburan kimiawi tanah sehingga sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemupukan bisa dilakukan dengan pemberian pupuk buatan dan pupuk alam atau pupuk organis. Pupuk organik lebih besar manfaatnya daripada jenis opupuk buatan oleh karena dapat meningkatkan kesuburan kimiawi, juga dapat meningkatkan kesuburan fisik dan biologis tanah. Sarief. (1989:3). 3.1 Deskripsi Objek Penelitian Berdasarkan penelitian dilapangan menurut responden menyatakan bahwa penggunaan pupuk organik yang terbuat dari kotoran kelelawar sudah lama digunakan sejak tahun ±1970 oleh masyarakat terdahulu. Pupuk organik dari kotoran kelelawar sangatbagus digunakan untuk tanaman ataupun pengaruhnya terhadap tanah. Gua Sodonggana merupakan gua khars yang terdapat di Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki potensi untuk dapat dimaanfaatkan oleh masyarakat sebagai penghasil pupuk organik dari kotoran kelelawar yang ada di Gua Sodonggana tersebut. Menurut responden bahwa akses menuju lokasi Gua Sodonggana tidaklah sulit untuk dilewati, karena lokasinya sangat dekat dengan lahan pertania dan juga mulut Gua Sodonggana sangat terbuka lebar sehingga memudahkan masyarakat untuk dapat dengan mudah keluar-masuk kedalam gua tersebut. 6 | H. N e d i S u n a e d i D r s . , M . S i d a n I m a n H i l m a n M . P d [ M . Muplihin Nurhikmat]”Pemanfaatan Kotoran Kelelawar (guano) sebagai Pupuk Organik untuk Lahan pertanian di Desa Wangnsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya
Banyak atau sedikitnya jumlah kotoran kelelawar dapat dipengaruhi oleh jumlah kelelawar yang ada, adapun jumlah kelelawar yang terdapat di Gua Sodonggana Kampung Ciwalet Dusun Ciwalet Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya kurang lebih sebanyak 9.900 ekor dengan jenis kelelawar yaitu kelelawar pemakan serangga dan tumbuhan atau buah-buahan. Pupuk organik dari kotoran kelelawar selain dapat dijadikan sebagai pupuk organik dapat juga menambah penghasilan masyarakat setempat, dengan adanya yang membutuhkan atau ingin membeli pupuk organik kotoran kelelawar (goano) dari luar Desa Wangunsari sehingga ada peluang usaha untuk menambah penghasilan bagi masyarakat setempat. Berdasarkan responden bahwa dapat disimpulkan penggunaan pupuk organik terhadap lahan pertanian yang terdapat di Desa Wangunsari Kecamatan Batarkalong Kabupaten Tasikmalaya tidaklah optimal dalam penggunaannya, karena keterbatasan dalam ilmu pengetahuan pertanian yang baik dan benar. Para petani selama ini hanya mengandalkan kemampuan bertani dengan cara belajar dari kesalahan dan selalu memperbaiki setiap kesalahan tersebut, sehingga terciptalah kebudayaan bertani yang sudah lama dilakukan secara turun-temurun dari nenek moyang terdahulu. Dengan begitu maka hasil yang diperoleh akan sangat ditentukan dari cara bertani masyarakat itu sendiri. Berdasarkan responden bahwa penggunaan pupuk organik sangat baik untuk lahan pertanian, karena pupuk organik yang bersifat alami dan tidak mengandung unsur yang dapat merusak lingkungan itu sendiri. Pengaruh pupuk organik dari kotora kelelawar terhadap lahan pertanian salah satunya dapat mempertahankan unsur hara yang terdapat didalam tanah sehingga kemampuan lahan dapat meningkatkan produktivitas yang tinggi dan pupuk organik dari kotoran kelelawar sangat berpengaruh terhadap lajunya pertumbuhan yang cepat, warna tanaman terlihat sangat hijau dan
7 | H. N e d i S u n a e d i D r s . , M . S i d a n I m a n H i l m a n M . P d [ M . Muplihin Nurhikmat]”Pemanfaatan Kotoran Kelelawar (guano) sebagai Pupuk Organik untuk Lahan pertanian di Desa Wangnsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya
juga hasil yang diperoleh dari produk tanaman tersebut sangat bagus dan berkualitas. 3.2 Pembahasan 3.2.1 Potensi Pemanfaatan Kotoran Kelelawar a. Potensi Kotoran Kelelawar (Guano) Penggunaan pupuk organik yang terbuat dari kotoran kelelawar sudah lama digunakan sejak tahun ± 1970 oleh masyarakat terdahulu atau nenek moyangnya. Pupuk organik dari kotoran kelelawar sangat bagus digunakan untuk tanaman baik itu untuk lahan pertanian atau untuk lahan perkebunan ataupun pengaruhnya terhadap tanamannya dan juga terhadap produktivitas tanah ataupun hasil panen, selain itu juga pupuk organik dari kotoran kelelawar dapat menghasilkan pendapatan bagi yang memanfaatkannya. b. Jumlah Kotoran Kelelawar (Guano) Kotoran kelelawar yang dihasilkan oleh kelelawar tersebut dalam satu harinya kurang lebih 34 kg dengan lebar dan panjang Gua Sodonggana 7 x 22 m2. dapat diketahui jumlah kotoran kelelawar yang dihasilkan dalam satu bulan yaitu kurang lebih 124 kg pupuk dan dalam jangka waktu satu tahun dapat diperkirakan penghasilan pupuk kurang lebih 1.488 kg. Untuk itu kebutuhan pupuk organik dari kotoran kelelawar dapat mencukupi kebutuhan penggunaan pupuk organik yang ada di Dusun Ciwalet Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. c. Lokasi Gua dan Proses Pengambilan Akses menuju lokasi Gua Sodonggana tidaklah sulit untuk di lewati, karena lokasinya sangat dekat dengan lahan pertania dan juga mulut Gua Sodonggana sangat terbuka lebar sehingga memudahkan masyarakat untuk dapat dengan mudah keluar-masuk ke gua sehingga memudahkan untuk pengambilan kotoran kelelawar tersebut, selain itu juga proses pengambilan kotoran kelelawar dilakukan secara 8 | H. N e d i S u n a e d i D r s . , M . S i d a n I m a n H i l m a n M . P d [ M . Muplihin Nurhikmat]”Pemanfaatan Kotoran Kelelawar (guano) sebagai Pupuk Organik untuk Lahan pertanian di Desa Wangnsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya
tradisional tidak menggunakan alat khusus dikarnakan keadaan fisik gua yang sangat mudah untuk di masuki serta lokasi gua atau keadaan fisik gua akan sangat mempengaruhi terhadap alat yang digunakan. d. Pendapatan Petani Berdasarkan responden yang terlibat dalam penjualan pupuk organik dari kotoran kelelawar berjumlah 7 orang bahwa pendapatan dari hasil penjualan kotoran kelelawar tidaklah menentu penghasilannya, karena tergantung dari banyak atau sedikitnya yang akan membeli pupuk tersebut. Penjualan kotoran kelelawar dalam satu tahun kurang lebih 1-3 kali penjualan,banyak sedikitnya tergantung kebutuhan yang akan membeli pupuk organik tersebut, pupuk kotoran kelelawar dihargai sebesar Rp. 25.000/karung. Menurut respondon dalam satu kali penjualan satu orang responden mencapai Rp. 150.000,00 dengan jumlah 2 orang (28,57%), Rp. 200.000,00 berjumlah 4 orang (57,14%) dan Rp. 1.000.000,00 berjumlah satu orang (14,28%), jumlah ini masing-masing dikali tiga dalam satu tahun penjualan dengan banyak jumlah pupuk yang terjual 290 karung. 3.2.2 Pemanfaatan Kotoran Kelelawar terhadap Produktivitas Pertanian a. Produktivitas Hasil Panen Berdasarkan reponden bahwa pendapatan yang dihasilkan dari setiap satu hektar lawah sawah yaitu kurang lebih 38 ton/ha, namun penghasilan ini sudah tergolong cukup baik karena kemampuan masyarakat dalam bertani di Desa Wangunsari masih rendah dan juga pendapatan hasil panen dapat ditentukan oleh penggunaan pupuk yang maksimal dan pengelolaan. Menurut responden bahwa pendapatan dalam satu kali hasil panen mencapai 3-5 ton/ha (64%) dengan jumlah responden 16 orang, dan 6-8 ton/ha (36%) dengan jumlah responden 9 orang.
9 | H. N e d i S u n a e d i D r s . , M . S i d a n I m a n H i l m a n M . P d [ M . Muplihin Nurhikmat]”Pemanfaatan Kotoran Kelelawar (guano) sebagai Pupuk Organik untuk Lahan pertanian di Desa Wangnsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya
b. Kesuburan Tanah Berdasarkan responden bahwa penggunaan pupuk organik sangat baik untuk lahan pertanian dan perkebunan, karena pupuk organik yang bersifat alami dan tidak mengandung unsur yang dapat merusak lingkungan itu sendiri. Pengaruh pupuk organik dari kotoran kelelawar
terhadap
lahan
pertanian
salah
satunya
dapat
mempertahankan unsur hara yang terdapat didalam tanah sehingga kemampuan lahan dapat meningkatkan produktivitas yang tinggi dan pupuk organik dari kotoran kelelawar sangat berpengaruh terhadap lajunya pertumbuhan yang cepat, warna tumbuhan sangat hijau dan juga hasil yang diperoleh dari produk tanaman tersebut sangat bagus dan berkualitas. Selain itu juga penggunaan pupuk tidak hanya menggunakan pupuk organik saja namun sekarang ini banyak para petani dan hampir sebagian besar petani menggunakan pupuk anorganik atau pupuk kimia, karena pupuk anorganik/kimia lebih praktis digunakan dan tidak memerlukan jumlah pupuk yang banyak, pupuk anorganik dapat diperoleh dengan mudah asalkan ada uang untuk membelinya. Namun penggunaan pupuk anorganik apabila dilakukan secara terus-menerus dan tidak mengikuti aturan pakai akan berdampak terhadap kualitas tanah pertanian, dalam hal ini sebaiknya diimbangi dengan pemberian pupuk organik dengan tujuan unsur hara dalam tanah tidak hilang terkikis oleh efek dari penggunaan pupuk anorganik tersebut. Pupuk anorganik yang biasa digunakan untuk lahan pertanian yaitu : Urea, Nitrogen, Fosfor, dan Kalium. 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis analisis dalam BAB IV tentang Pemanfaatan Kotoran Kelelawar (guano) sebagai Pupuk Organik untuk Lahan Pertanian di Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 10 | H. N e d i S u n a e d i D r s . , M . S i d a n I m a n H i l m a n M . P d [ M . Muplihin Nurhikmat]”Pemanfaatan Kotoran Kelelawar (guano) sebagai Pupuk Organik untuk Lahan pertanian di Desa Wangnsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya
1. Berdasarkan penelitian dilapangan bahwa penggunaan pupuk organik yang terbuat dari kotoran kelelawar sudah digunakan sejak tahun ±1970 oleh masyarakat terdahulu. Lokasi Gua Sodonggana berjarak 1 km dari pemukiman penduduk dan dari lahan pertanian kurang lebih 10-200 meter, selain itu tidaklah sulit untuk keluar-masuk gua karena keadaan gua sangat terbuka lebar dan panjang mencapai 7x22 m2 dengan jumlah kelelawar yang ada kurang lebih 9.900 ekor sehingga perharinya dapat menghasilkan kotoran 3-4 kg/hari. Selain itu dapat menambah penghasilan,
pupuk
kotoran
kelelawar
dihargai
sebesar
Rp.
25.000,00/karung. pendapatan secarakeseluruhan mencapai kurang lebih Rp. 6.500.000,00/tahun dalam tiga kali penjualan dengan jumalah kotoran kelelawar yang dijual mencapai 260 karung. 2. Berdasarkan penelitian bahwa pendapatan yang dihasilkan dari setiap satu hektar lawah sawah yaitu kurang lebih 38 ton/ha dalam satu kali panen, namun penghasilan ini sudah tergolong cukup baik karena kemampuan masyarakat dalam bertani di Desa Wangunsari masih rendah dan juga pendapatan hasil panen dapat ditentukan oleh penggunaan pupuk yang maksimal dan pengelolaannya dengan baik dan benar, sehingga akan sangat mempengaruhi terhadap penghasilan dari setiap kali panennya. Selain itu pupuk organik ini digunakan untuk memupuk sayuran buncis, dalam satu kantung bibit buncis kurang lebih 100 biji bila ditanam dan menggunakan pupuk kotoran kelelawar dapat mencapai 35 kg dalam satu kali panen. Pupuk organik sangat ramah lingkungan dan tidak mencemari lingkungan, kemudian produk yang diperoleh dari tanaman organik sangat aman dan tidak mengandung unsur kimia, sehingga produk organik akan sangat berbeda dari rasa, nilai gizi, dan jumlah panen serta dari harga penjualannya serta berpengaruh terhadap lahan pertanian dan pertumbuhan tanaman.
11 | H. N e d i S u n a e d i D r s . , M . S i d a n I m a n H i l m a n M . P d [ M . Muplihin Nurhikmat]”Pemanfaatan Kotoran Kelelawar (guano) sebagai Pupuk Organik untuk Lahan pertanian di Desa Wangnsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya
4.2 Saran-saran Berdasarkan hasil observasi dilapangan dan hasil penelitian yang penulis peroleh, maka perlu untuk memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Pemanfaatan kotoran kelelawar sebagai salah satu alternatif dalam mengurangi beban pengeluaran, karena tidak memerlukan biaya untuk memperoleh pupuk tersebut melainkan hanya mengambil dan mempergunakannnya. Pupuk organik telah lama digunakan namun sangat disayangkan sebagian besar pengguna pupuk tersebut telah beralih menggunakan pupuk kimia. 2. Pupuk oganik sangat bagus digunakan untuk tanaman apasaja, namun dalam reaksinya yang agak lambat karena proses dekomposis atau penguraian oleh mikroorganisme terlebih dahulu. Selain itu pupuk organik sangat ramah lingkungan dan tidak bersifat merusak lingkungan itu sendiri dikarnakan pupuk organik tidak mengandung unsur kimiawi. 3. Kepada warga Dusun Ciwalet khususnya agar dapat memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada dengan baik, dengan pencapaian agar dapat membantu dalam segi pengeluaran pembelian pupuk dan juga hasil pendapatan yang diperoleh akan sangat menentukan kemakmuran dan kesejahtraan masyarakat itu sendiri. 4. Dalam hal ini peran pemerintah kurang begitu optimal dalam pemberdayaan sumberdaya yang terdapat di Desa Wangunsari, dengan begitu akan sangat menentukan kesejahtraan masyarakat serta keadaan sarana dan prasarana pembangunan yang ada di Desa Wangunsari tersebut. 5. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan kotoran kelelawar sebagai pupuk organik untuk lahan pertanian dengan menggunakan metode yang lebih baik dan sumber pustaka yang lebih banyak untuk menyempurnakan penelitian ini. 12 | H. N e d i S u n a e d i D r s . , M . S i d a n I m a n H i l m a n M . P d [ M . Muplihin Nurhikmat]”Pemanfaatan Kotoran Kelelawar (guano) sebagai Pupuk Organik untuk Lahan pertanian di Desa Wangnsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya
DAFTAR PUSTAKA Ahman, Sya, (2011).Pengantar Geografi. Bandung : LPPM Universitas Bina Sarana Informasi (BSI) Lingga, P dan Marsono. (2013). Petunjuk Penggunaan Pupuk, Cet. 1 (Edisi Revisi). Jakarta : Penebar Swadaya. Sarief, Saripuddin. (1989). Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung : Pustaka Buana Suwarno dan Komaruddin. (2007). Potensi dan Kemungkinan Penggunaan Guano Secara Langsung Sebagai Pupuk Di Indonesia. [Online]. Terdapat di http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtanah/article/download/2387/1393.pdf. Update : April 2007.
13 | H. N e d i S u n a e d i D r s . , M . S i d a n I m a n H i l m a n M . P d [ M . Muplihin Nurhikmat]”Pemanfaatan Kotoran Kelelawar (guano) sebagai Pupuk Organik untuk Lahan pertanian di Desa Wangnsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya