KENDALA DAN UPAYA PETANI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KARET DI DESA SARI MULYA KECAMATAN RIMBO ILIR KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI
JURNAL
SITI MASRIFATUN NA’IM NIM : 09030274
Pembimbing I
Pembimbing II
Slamet Rianto, M.Pd
Leni Zahara, S.Pd M.P
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2013
PROBLEMS AND EFFORTS TO IMPROVE PRODUCTIVITY OF FARMERS IN SARI MULYA RUBBER IN THE VILLAGE DISTRICT RIMBO ILIR TEBO JAMBI PROVINCE by : Siti Masrifatun Na’im,1Slamet Rianto, M.Pd,2Leni Zahara, S.Pd, M.P3 1 Geography Education College Student STKIP PGRI Western Sumatera 2,3 Education Instructor staffs STKIP PGRI’S Geographies Western Sumatras ABSTRACT The rubber plantation in the village of Mulya Sari is basic agricultural sector for the surrounding of community, where most of the inhabitants work as rubber farmers, either as tenant laborers, plantation owners, or tenants as well as owners of rubber plantations, but it is also as an activity that has been carried down from generation to generation. This study aims to gain an overview of the constraints and efforts to increase the productivity of rubber farmers in view of : 1) land preparation, 2) breeding, 3) planting, 4) treatment, 5) intercepts, 6) marketing. The research is qualitative, the subject of this study through snowball sampling, data were collected through : 1 ) interviews, 2 ) observations, 3 ) documentation. Informants in this study were Mulya Sari villagers work as farmers rubber and rubber plantations have as many as 22 people. Testing the validity of the data in the study used data analysis techniques, data validity, and triangulation. Based on the analysis of data and discussion of matters concluded as follows : 1) the farmers in preparing the land constraint is the cost, effort was good but the farmers still use simple tools, 2) the problems that encountered by farmers get seeds is the cost, distance, and doubts or fraud, the efforts made by farmers themselves by finding and buying from local estate agencies, 3) The constraints encountered in planting farmers are pests, farmers applied effort started from making holes in tillage after planting was carried out, 4) The constraints farmers encountered in the treatment of pests and fungus is the root , the efforts of farmers ranging from cleaning , fertilization , and trimming, 5 ) obstacles encountered farmers are tapping season, farmers efforts for maximum results must be balanced with care, caution in tap, tapping is done 1 week 4-5 times, tapping between the hours of 5:00 to 10:00 am, 6) The constraints encountered farmers in marketing is the distance, cost, and time to wait, the efforts of farmers in marketing is through intermediaries and can only to middlemen and to unit rubber gatherers (upk). Key word : Problems, Efforts, Productivity
48.969 juta ton, dan untuk tahun 2011
PENDAHULUAN Penduduk Indonesia sebagian besar bertempat
tinggal
di
daerah
pedesaan
dengan mata pencaharian bertani atau
ekspor karet meningkat hingga 177.000 ton. (http://heropurba.blogspot.com/2013/02/pem asaran-ekspor-karet-indonesia).
berkebun, baik sebagai pemilik tanah, penggarap, maupun buruh tani.
mempunyai kondisi suhu udara berkisar
Salah satu sektor pertanian yang merupakan
sektor
unggulan
adalah
perkebunan karet. Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur 30 tahun. Tanaman ini merupakan pohon
dengan
tinggi
tanaman
dapat
mencapai 15 – 20 meter dengan diameter batang yang besar dan lurus keatas dengan percabangan dibagian atasnya. Pada batang inilah terkandung lateks
Selanjutnya provinsi Jambi yang
yang dikenal
dengan nama lain getah. Tanaman karet
antara 23 °C s.d 31 °C dan luas wilayah 53,435 km2 di antaranya sekitar 60% lahan merupakan
kawasan
perkebunan
dan
kehutanan yang menjadikan kawasan ini merupakan salah satu penghasil produk perkebunan utama di wilayah Sumatera, salah satu hasil perkebunannya adalah karet 240,146 , disusul dengan kelapa 119,34, casiavera 69,65, serta teh 5,6 ribu ton per tahun (http://id.wikipedia.bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).
memiliki masa belum menghasilkan selama
Desa Sari Mulya merupakan desa
lima tahun dan sudah mulai dapat disadap
yang terletak di kecamatan Rimbo Ilir,
pada awal tahun keenam. Secara ekonomis
kecamatan
tanaman karet dapat disadap selama 15
kecamatan yang berada di kabupaten Tebo
sampai 20 tahun (Setiawan, 2008).
provinsi Jambi. Perkebunan karet di desa ini
Tanaman karet merupakan salah satu komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan devisa Negara RI. Ekspor karet Indonesia selama 3 tahun terakhir terus menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun, untuk tahun 2009 ekspor karet mencapai 10,664 juta ton, tahun 2010 ekspor karet sebesar
ini
merupakan
salah
satu
merupakan sektor pertanian pokok bagi masyarakat sekitar. Desa ini memiliki jumlah penduduk sekitar 1106 rumah tangga di
mana
sebagian
besar
penduduknya
berprofesi sebagai petani karet atau sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya dengan mata pencaharian sebagai petani karet,
baik
sebagai
buruh
penggarap,
pemilik kebun, atau penggarap sekaligus
prilaku, persepsi, cara berpakaian, cara
pemilik kebun karet, (Rimbo Ilir dalam
bergaul, dan lain-lain (Moleong, 2010).
Angka, 2012). Berdasarkan observasi awal
Informan
adalah
orang
yang
yang saya lakukan pada salah seorang warga
dimanfaatkan untuk memberi informasi
desa Sari Mulya menjelaskan bahwa masih
tentang situasi dan kondisi latar penelitian
ada permasalahan yang di hadapai oleh
(Moleong, 2010). Informan penelitian di
petani
ambil secara Snowball sampling yaitu teknik
karet
seperti
menurunnya
produktivitas atau getah yang dihasilkan
pengambilan
oleh karet rakyat, kualitas karet yang masih
awalnya
rendah seperti adanya campuran sisa dari
menjadi banyak. Dalam penelitian ini yang
irisan batang yang disadap, serta kondisi
menjadi informan adalah manyarakat yang
pohon karet yang tidak mengeluarkan getah.
bekerja sebagai petani karet dan mempunyai
Berdasarkan
latar
belakang
permasalahan di atas diduga permasalahan ini disebabkan karena kendala dan upaya pada pembudidayaan karet itu sendiri, oleh karena
itu
penulis
tertarik
untuk
menggangkat masalah ini dan melakukan penelitian yang akan penulis tuangkan dalam sebuah skripsi, yakni “Kendala dan Upaya
Petani
dalam
Meningkatkan
Produktivitas Karet di Desa Sari Mulya Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi”
yang
sedikit,
pada
lama-lama
kebun karet. Teknik
pengumpulan
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dokumentasi. Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah display data dan penarikan
kesimpulan
(sugiono,
2009).
Untuk pemeriksanaan data menggunakan perpanjangan pengamatan, referensi.
keikutsertaan,
ketekunan
dan
menggunakan
bahan
Teknik
triangulasi
adalah
pemeriksaaan
keabsahan
data
yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini di kategorikan kedalam penelitian
jumlahnya
data,
memanfaatkan sesuatu diluar data.
METODOLOGI PENELITIAN
jenis
sumber
kualitatif.
A. Ganbaran Umum Daerah Penelitian.
Penelitian
Kecamatan Rimbo Ilir merupakan
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
salah satu kecamatan di kabupaten Tebo.
untuk memahami fenomena tentang apa
Secara astronomis, Kecamatan Rimbo Ilir
yang di alami oleh subjek peneliti, misalnya
terletak antara 01o18’30” sampai 01o27’30”
LS
dan
antara
101o58’41”
sampai
pembuatan lubang, pemberian pupuk dasar,
102o11’41” BT. Luas Kecamatan Rimbo Ilir
sebelum
adalah 214,34 km2 atau 14,42 % dari luas
dibiarkan terlebih dahulu dengan jarak
Kabupaten Tebo.
waktu antara1-4 minggu.
Batas
Kecamatan
Rimbo
Ilir
Kabupaten Tebo sebagai berikut : Sebelah Utara
: Kecamatan Tebo Ulu
Sebelah Selatan : Kecamatan Tebo Tengah Sebelah Barat
: Kabupaten Bungo
Sebelah Timur : Kecamatan Rimbo Bujang B. Pembahasan
melakukan penanaman
lubang
Hal ini sesuai dengan pendapat Ariyantoro (2006), persiapan lahan diawali dengan
membersihkan
membakar
alang-alang
Pembuatan
lubang
pohon-pohon, dan
tanam
gulma. sebaiknya
dilakukan 2-6 bulan sebelum tanam, tanah subur dipisahkan dari lapisan tanah dibagian
Berdasarkan hasil analisis data dan
bawah yang kurang subur, kedalam lubang
temuan dilapangan maka hasil tersebut akan
tanam
dibahas lebih lanjut dalam uraian tentang
dengan
kendala
dicampur dengan galian tanah dan dibiarkan
dan
upaya
petani
dalam
meningkatkan produktivitas karet di desa Sari Mulya kecamatan Rimbo Ilir kabupaten Tebo provinsi Jambi.
diberikan dosis
pupuk
100
g
rock-phosphat /lubang.
Pupuk
memadat selama beberapa hari. Kedua, Kendala yang dihadapi oleh petani karet dalam mendapatkan bibit adalah
Pertama, Kendala yang dihadapi
biaya, jarak, keraguan jika membeli. Bila
petani dalam persiapan lahan karet adalah
dilihat dari jenis bibit yang ditanam sudah
keterbatasan biaya oleh karena itu petani
baik karena bibit yang ditanam beragam ada
lebih memilih menerapkan cara dan alat
jenis gt1, pb260 (okulasi), dan apros (alami),
yang sederhana yang bisa dilakukan sendiri.
gt1 merupakan bibit yang dianjurkan oleh
Upaya dalam persiapan lahan karet sudah
BPP. Dalam mendapatkan bibit upaya yang
baik tetapi masih tradisional begitu juga
dilakukan petani diantaranya mencari dan
untuk mengatasi kendala masih sederhana
melakukan
seperti cara mengatasi hama babi yaitu
menghindari keraguan, membeli dari Disbun
dengan cara pemagaran keliling lahan.
dan tempat pembibitan setempat untuk
Persiapan lahan karet yang dilakukan petani
menghindari mahal dan jauhnya jarak, selain
diawali dengan membersihkan, pengaciran,
okulasi
sendiri
untuk
itu membeli ke provinsi lain dengan cara
ditanam berupa bibit yang diambil dari
dipesan.
lahan, akar tunggang harus masuk lurus
Hal ini sesuai dengan pendapat Bina Produksi
Perkebunan
(2004)
dalam
Setiawan (2008), menjelaskan bahwa untuk mendapatkan
tanaman
karet
dengan
kedalam tanah. Cara penanamannya adalah plastik pembungkusnya dibuka kemudian bibit dimasukan ke dalam lubang tanam dan di urug dengan tanah yang ada disekitarnya.
produktivitas tinggi penggunaan bibit tidak
Keempat, Kendala dalam perawatan
boleh sembarangan. Produktivitas tinggi
karet adalah jamur akar, selain itu hama
hanya bisa diperoleh dari bibit varietas
yaitu binatang babi dan monyet pada saat
unggul yang telah melewati ujicoba di
perawatan tanaman berumur 2 tahun yang
laboratorium.
dikendalikan petani dengan cara pemagaran
Ketiga,
Kendala
yang
dihadapi
petani dalam penanaman karet adalah hama yaitu binatang babi dan monyet yang dikendalikan petani dengan cara pemagaran keliling lahan dan pemagaran /tanaman, selain itu dengan cara ditunggu. Upaya penanaman yang diterapkan mulai dari pembuatan
lubang,
pemberian
pupuk,
keliling lahan dan pemagaran /tanaman, selain itu dengan cara ditunggu. Upaya perawatan yang dilakukan petani mulai dari yang
pertama
sekitar
tanaman
karet
dibersihkan, pemupuakan 1 tahun 2-3 kali, kemudian
pemangkasan
batang
setelah
batangnya sudah setinggi 3 m dipangkas ½1 m supaya bercabang.
kemudian lubang didiamkan dengan jarak
Hal ini sesuai dengan pendapat
waktu antara 1-4 minggu, setelah itu
Ariyantoro (2006), tujuan perawatan antara
dilaksanakan penanaman dengan cara bibit
lain untuk mendapatkan hasil lateks yang
dibawa
merata sesuai di setiap pohon, mencegah
kelokasi
kemudain
polybag
pembungkus bibit dibuka kemudian bibit
erosi,
dimasukan kedalam lubang lalu ditimbun
tanaman penutup tanah, dan mencegah
tanah, dilakukan pada saat musim hujan.
terjadinya serangan hama dan penyakit.
Hal ini sesuai dengan pendapat
mempertahankan
Kelima,
Kendala
pertumbuhan
yang
dihadapi
Indyah dalam Setiawan (2008), Setelah bibit
petani dalam penyadapan karet adalah
dan lubang tanam siap maka penanaman
musim hujan yang dikendalikan petani
bisa segera dilaksanakan. Jika bibit yang
dengan cara menunggu kering batang untuk
menghemat hasil. Upaya penyadapan yang
membutuhkan biaya dan waktu untuk
dilakukan petani sudah baik sesuai dengan
menunggu,
penjabaran
beberapa
bahwa
menjaga kualitas yaitu karet yang k3nya
penyadapan
maksimal
diimbangi
bagus (kadar, karet, kering), getah bersih
dengan perawatan, hati-hati agar umur
tanpa adanya campuran irisan sadapan dan
produktif karet panjang, penyadapan 1
unsur lainnya (murni).
petani harus
minggu 4-5 kali, dan petani melakukan penyadapan antara pukul 05:00-10:00 pagi, pada
saat
musim
hujan
getah
diberi
campuran obat pembeku atau asamsemut yang terdiri dari bermacam-macam merk yaitu 61, ts, dan gentong. Hal ini sesuai dengan pendapat Ariyantoro (2006) yang menyatakan bahwa penyadapan merupakan kegiatan pokok dalam
pengusahaan
penyadapan untuk lateks
pada
kulit
karet.
Tujuan
agar
tidak
itu
petani
berusaha
Hal ini sesuai dengan pendapat (Kotler, 2008) Pemasaran adalah sebuah proses
sosial
di
mana
individu
dan
kelompok memeperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan
dan
secara
mepertukarkan
produk
dan
jasa
bebas yang
bernilai dengan orang lain. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diatas
membuka pembuluh pohon
selain
peneliti
menarik
beberapa
kesimpulan
menimbulkan kerusakan pada tanaman yang
sehubungan dengan kendala dan upaya
berakibat menurunkan produksi tanaman.
petani dalam meningkatkan produktivitas
Kegiatan
pelukaan
karet di desa Sari Mulya kecamatan Rimbo
pembuluh lateks dikulit pohon, sehingga
Ilir kabupaten Tebo Provinsi Jambi sebagai
dari luka tersebut akan keluar lateks.
berikut :
pemutusan
atau
Keenam, pemasaran adalah kegiatan
1. Kendala dalam persiapan lahan karet
terakhir dalam sebuah produksi. Kendala
adalah hama babi yang dikendalikan
dalam pemasaran adalah jarak, biaya, dan
petani dengan cara pemagaran keliling
waktu untuk menunggu. Upaya pemasaran
lahan. Upaya dalam persiapan lahan
yang dilakukan petani karet masih melaui
yang dilakukan petani sudah baik tetapi
perantara dan hanya bisa memasarkan hasil
masih tradisional begitu juga untuk
karet ketengkulak dan (upk) yang tidak
mengatasi kendala masih sederhana
karena masih memanfaatkan alat yang
ditunggu.
Upaya
sederhana.
dilakukan
perawatan
petani
mulai
yang dari
2. Kendala dalam mendapatkan bibit karet
membersihkan, pemupuakan 1 tahun 2-3
adalah biaya, jarak, dan keraguan jika
kali, kemudian pemangkasan batang
membeli,
setelah batangnya sudah setinggi 3 m
yang
dikendalikan
petani
dengan cara mencari sendiri dari biji
dipangkas 2 m supaya bercabang.
pohon karet unggul dan diokulasi sendiri
5. Kendala dalam penyadapan karet adalah
untuk menghindari keraguan. Upaya
musim hujan yang dikendalikan petani
yang
dengan cara menunggu kering batang
dilakukan
petani
diantaranya
mencari dan melakukan okulasi sendiri,
untuk
membeli
tempat
penyadapan yang dilakukan petani karet
pembibitan setempat, dan ke provinsi
sudah baik, sesuai dengan penjelasan
lain dengan cara dipesan.
petani bahwa penyadapan agar hasilnya
dari
Disbun
dan
3. Kendala dalam penanaman karet adalah
menghemat
maksimal
harus
hasil.
diimbangi
dengan
hama yaitu binatang babi dan monyet
perawatan,
yang dikendalikan petani dengan cara
pencegahan hama dan penyakit, hati-hati
pemagaran keliling lahan dan pemagaran
agar umur produktif karet panjang,
/tanaman,
selain
itu
cara
penyadapan dilakukan 1 minggu 4-5
ditunggu.
Upaya
penanaman
yang
kali, dan petani melakukan penyadapan
dengan
diterapkan oleh petani yaitu dimulai dari
pemupukan
Upaya
rutin,
antara pukul 05:00-10:00 pagi.
pembuatan lubang pada saat persiapan
6. Kendala dalam pemasaran adalah jarak,
lahan, pemberian pupuk dan didiamkan
biaya, dan waktu untuk menunggu.
dengan jarak waktu antara 1-4 minggu,
Upaya pemasaran yang dilakukan petani
setelah itu dilaksanakan penanaman.
karet masih melaui perantara dan hanya
4. Kendala dalam perawatan karet adalah
bisa memasarkan hasil karet ketengkulak
jamur akar, cara mengatasinya yaitu
dan (upk) yang tidak membutuhkan
dengan cara pembongkaran tanaman,
biaya dan waktu untuk menunggu, selain
hama yaitu binatang babi dan monyet
itu petani berusaha menjaga kualitas
yang dikendalikan petani dengan cara
karet yaitu karet yang k3nya bagus
pemagaran keliling lahan dan pemagaran
(kadar, karet, kering), getah bersih tanpa
/tanaman,
selain
itu
dengan
cara
adanya campuran irisan sadapan dan
kepasar
lelang
karet
resmi
dan
unsur lainnya (murni).
menangung biaya secara bersama untuk meningkatkan nilai jual dan pendapatan
SARAN
petani.
1. Penulis menyarankan agar pemerintah desa mendirikan sebuah lembaga yang menyediakan
pinjaman
uang
untuk
dipinjamkan kepada masyarakat untuk kepentingan pertanian. 2. Penulis menyarankan kepada petani untuk
mencari
informasi
sebelum
membeli untuk menghindari penipuan, selain itu disarankan kepada petani agar
DAFTAR PUSTAKA Ariyantoro. Hadi. 2006. Budidaya Tanaman Perkebunan. Yogyakarta : Citra Aji Parama Kotler. 2008. Manajemen Jakarata : Erlangga
Pemasaran.
Moleong. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya
mencari dan melakukan okulasi sendiri,
Rimbo Ilir Dalam Angka : 2012
untuk menghemat tenaga, waktu, dan
Setiawan. Heru Didit. 2008. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. Jakarta: Agromedia Pustaka
biaya. 3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk memberikan penyuluhan tentang kendala
dan
upaya
petani
dalam
meningkatkan produktivitas karet agar ada
perkembangan baik dari segi
penanaman atau perawatan. 4. Diharapkan
kepada
petani
agar
melakukan penyadapan dengan cara yang baik agar umur produktif karet panjang diimbangi dengan perawatan rutin agar produktivitas karet meningkat. 5. Diharapkan kepada petani agar dapat bekerja sama dengan sesama petani karet dalam
melakukan
pemasaran
karet,
misalnya dengan berkelompok pergi
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta http://id.wikipedia.bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (diakses 23 Januari 2013) http://heropurba.blogspot.com/2013/02/pem asaran-ekspor-karet-indonesia dalam.html (diakses 29 April 2013)
i