1
KERAGAAN PEREKONOMIAN DAN KONTRIBUSI PERTANIAN DI KECAMATAN PANCATENGAH KABUPATEN TASIKMALAYA Siti Nur Carlis1)
[email protected] Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Suyudi2)
[email protected] Fakultas pertanian universitas siliwangi Suprianto3)
[email protected] Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
This Analyis purposed to know about the economical structure the movement of the economy growth, percavity income the way of society consumption and the contribution of the agriculture sector and Analysis Location Quetientwhich it was located at KecamatanPancatengah where as the method that used in this Analysis was a case study. The economical structure at KecamatanPancatengah is still distincitived by the traditional economical structure, so it can be seen from the contribution result of the business groups of the primary sector (Agriculture, mineral and excavation) to the PDRB, the growth movement of PDRB at KecamatanPancatengah from growt movement of PDRB at Kecamatan Pancatengah from year to pointed that itβs still inclining to be increased, it just has twice decreasing in five years. The percapita income as long as five years has the result a verage Rp 670.853,39 the society consumption at KecamatanPancatengah to the food is still too more accordanced with the non food consumption, that is 57,58 percent a budget for the food. So it was received by the people at Kecamatan Pancatengah still an a low level, more of their income spent to comply their primary life needs, till the budget percentage for the food cosumption was too much. The contribution result of the agriculture sec for into PDRB at Kecamatan Pancatengah is 69,14 percent, and so the agriculture sector was to be basic at Kecamatan Pancatengah. keywoard: structure the movement of the economy growth, percavity income, contribution of the agriculture.
1
2
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Struktur perekonomian dan laju pertumbuhan ekonomi; Pendapatan perkapita; pola konsumsi masyarakat; Kontribusi sektor pertanian dan Analysis Location Quetientyang berada di Kecamatan Pancatengah. Adapunmetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.Struktur perekonomian Kecamatan Pancatengah masih bercirikan struktur perekonomian pedesaan. Hal ini bias dilihat dari besarnya sumbangankelompok usaha sektor primer (pertanian, pertambangan dan penggalian) terhadap PDRB, laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Pancatengah dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan yang cenderung meningkat, hal ini terlihat dalam kurun waktu 5 tahun hanya mengalami 2 kali penurunan.Besarnya pendapatan per kapita selama lima tahun memiliki rata-rata Rp. 670.853,39. Konsumsi masyarakat Kecamatan Pancatengah untuk makanan dibandingkan konsumsi bukan makanan, adalah 57,58 persen. Hal ini merupakan suatu tanda bahwa pendapatan yang diterima oleh penduduk Kecamatan Pancatengah masih pada level yang rendah, sebagian besar dari pendapatan msyarakat lebih banyak dibelanjakan untuk pemenuhan kebutuhan pokok.Besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kecamatan Pancatengah 69,14 persen, dan sektor pertanian menjadi sektor basis di Kecamatan Pancatengah. Kata Kunci: Struktur ekonomi, Laju Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Perkapita, Kontibusi Sektor Pertanian. I. PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Perkembangan perekonomian menurut Saefudin AM (1981) terbagi kedalam empat tahapan, yaitu dimulai dengan tahap era perburuan, berlanjut ke era pertanian, selanjutnya masuk di era industri dan akhirnya sampai pada era perdagangan. Pada masa era perburuan, semua kebutuhan dasar manusia untuk dirinya sendiri, keluarga dan komunitasnya dipenuhi dengan cara berburu atau dengan penangkapan di alam
3
bebas. Hasil tangkapan atau perburuan dikonsumsi dalam bentuk primer. Kalaupun ada proses pengolahan masih sangat sederhana. Memasuki era pertanian, barang pemuas kebutuhan manusia diperoleh dengan cara budidaya (pertanian), sementara aktivitas perburuan intensitasnya semakin berkurang. Todaro (2000), menyatakan bahwa secara tradisional, peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi hanya di pandang pasif dan sebagai unsur panunjang semata. Artinya, peran utama sektor pertanian hanya dianggap sebagai sumber tenaga kerja dan penyediaan bahan-bahan pangan yang murah demi berkembangnya sektor-sektor industri yang dinobatkan sebagai βsektor industriβ dinamis dalam strategi pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Dengan kata lain, pada awal pertumbuhannya, perekonomian suatu negara atau daerah, biasanya dominan ditunjang
oleh kelompuk sektor primer, yaitu sektor pertanian dan
pertambangan. Tahap selanjutnya perekonomian dominan ditunjang oleh sektor sekunder, yaitu sektor industri. Pada tahapan berikutnya, sektor tersier yang berbasiskan pada sektor jasa yang lebih dominan dibandingkan dengan sektor primer ataupun sektor sekunder. Pembangunan pertanian di Kecamatan Pancatengah diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan industri, meningkatkan ekspor dan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja, serta mendorong pemerataan pendapatan di Kabupaten Tasikmalaya. Namun peranan sektor pertanian belum tentumemberikan sumbangan terhadap PDRB yang paling besar untuk beberapa daerah tapi untuk sebagian daerah lagi pertanian memberikan sumbangan terbesar terhadap PDRB. 1.2. IdentifikasiMasalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut di atas, maksud dilaksanakannya penelitian ini ingin melihat keragaan perekonomian Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya, dengan pokok permasalahan sebagai berikut :
4
1) Bagaimana struktur perekonomian dan laju pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Pancatengah? 2) Berapa besar pendapatan perkapita penduduk di Kecamatan Pancatengah? 3) Bagaimana proporsi konsumsi makanan dan bukan makanan penduduk di Kecamatan Pancatengah? 4) Berapa besar kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Kecamatan Pancatengah? 1.3. TujuanPenelitian Sesuai dengan identifikasi masalah tersebut di atas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) Struktur perekonomian
dan laju
pertumbuhan ekonomi
di
Kecamatan
Pancatengah. 2) Besarnya pendapatan perkapita penduduk di Kecamatan Pancatengah. 3) Komposisi pengeluaran untuk konsumsi makanan dan bukan makanan penduduk di Kecamatan Pancatengah. 4) Besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Kecamatan Pancatengah. 1.4. KegunaanPenelitian Kegunaan penelitian diuraikan sebagai berikut : 1) Kegunaan bagi peneliti, sebagai wahana pengembangan wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan keragaan ekonomi wilayah, khususnya yang berkaitan dengan kontribusi sektor pertanian dalam perekonomian. 2) Adapun kegunaan yang diharapkan bagi para penentu kebijakan dilingkungan pemerintah, adalah sebagai sumbangan pemikiran yang dapat menjadi bahan masukan yang mungkin dapat di pertimbangkan dalam pembangunan wilayah. 1.5.PendekatanMasalah Sadono Sukirno (2002) menyatakan bahwa salah satu indikator untuk melihat kondisi atau perkembangan perekonomian suatu wilayah tertentu dapat dilakukan dengan pendekatan
analisis besarnya produksi barang dan jasa yang dihasilkan
5
wilayah tersebut dalam periode satu tahun. Besarnya produksi barang dan jasa tersebut biasanya dinyatakan dalam PDRB pada tahun tertentu. Mengacu pada BPS Kabupaten Tasikmalaya (2013)PDRB memuat sumbangan aktivitas masing-masing sektor usaha terdapat pendapatan secara keseluruhan, struktur perekonomian dapat dilakukan dengan melihat atau menganalisis kontribusi masing-masing kelompok sektor usaha terhadap PDRB. Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) dapat dilakukan dengan analisis data time series PDRB dari tahun 2008-2012. Sedangkan Pendapatan Perkapita dapat dilihat dari besarnya PDRB dengan jumlah penduduk untuk periode waktu yang sama. Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian dilihat dari kontribusi sektor usaha pertanian terhadap PDRB. Peran sektor pertanian memiliki kontribusi yang cukup besar tehadap PDRB kecamatan maupun kabupaten, untuk itu sektor pertanian penting untuk terus dikembangkan dalam upaya meningkatkan pembangunan perekonomian wilayah dengan terus memperhatikan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki suatu wilayah. II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. MetodePenelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.Penentuan kecamatan sebagai lokasi penelitian dilakukan dengan cara purposive dengan pertimbangan wilayah tersebut memiliki daerah penghasil pertanian yang besar. 2.2. JenisdanTeknikPengumpulan Data Penelitian ini berbasis pada data sekunder, yang diperoleh dari Kantor Kecamatan Pancatengah, Balai Penyuluhan Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Pancatengah, Badan Pusat Stastitik (BPS) Kabupaten Tasikmalaya, BAPPEDA Kabupaten Tasikmalaya 2.3. Kerangka Analisis Analisis data yang dilakukan sebagai berikut:
6
1.
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dilakukan dengan analisis data time serie tahun 2008-2012 (BAPPEDA, 2012)
LPE
=
ππ·π
π΅π‘ βππ·π
π΅(π‘β1)
Keterangan : LPE PDRBt PDRB (t-1)
ππ·π
π΅π‘
x 100%
= Laju Pertumbuhan Ekonomi = Produk Domestik Regional Bruto tahun ke t = Produk Domestik Regional Bruto tahun sebelumnya
2. Pendapatan Perkapita dapat dilihat dari besarnya PDRB dibagi dengan jumlah penduduk untuk periode waktu yang sama. (BPS, 2010) ππ·π
π΅ ΖΈπππππ’ππ’π 3. Kontribusi sector pertanian terhadap perekonomian dian alisis dengan ππππππππ‘ππ ππππππππ‘π =
menggunakan rumus (BPS,2010) Y=
ππ ππ
x 100%
Keterangan : Y Ps Pr
= Kontribusi sektor pertanian = Besarnya subangan pendapatan dari sektor pertanian terhadap PDRB Kecamatan Pencatengah = Besarnya PDRB Kecamatan Pancatengah
4. Metode Location
Quotient Robinson
Tarigan,
(2005)
digunakan untuk
mengetahui sektor basis atau potensi suatu daerah tertentu. Metode ini menyajikan perbandingan relative antara kemampuan sektor di daerah (kabupaten/kota) dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih luas. RumusLocation Quotient( LQ ) adalah (Robinson Tarigan, 2005). : 1
LQ
=
Si / S Ni / N
7
Keterangan : Si = Nilai tambah sektor i di Kota Tasikmalaya S = PDRB di Kota Tasikmalaya Ni = Nilai tambah sektor i di Provinsi Jawa Barat N = PDRB di Provinsi Jawa Barat
Dari perhitungan LQ, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
2. 3.
Jika nilai LQ > 1, maka sektor tersebut merupakan sektor basis. Sektor tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan di dalam daerah saja namun juga kebutuhan di luar daerah karena sektor ini sangat potensial untuk dikembangkan. Jika nilai LQ = 1, maka sektor tersebut hanya cukup memenuhi kebutuhan di daerahnya saja. Jika nilai LQ < 1, maka sektor tersebut merupakan sektor non basis dan perlu impor produk dari luar daerah karena sektor ini kurang prospektif untuk dikembangkan.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi Struktur perekonomian Kecamatan Pancatengah saat ini masih bercirikan struktur
perekonomian
pedesaan,
hal
ini
dapat
terlihat
dari
besarnya
sumbangankelompok usaha PDRB kecamatan yang masih cukup dominan yaitu mencapai kurang lebih 68,16 persen. Gambar 1.Struktur Perekonomian Kecamatan Pancatengah Tahun 2012 25.09
primer
68.97 5.94
sekunder tersier
Sumber : Kecamatan Pancatengah Diolah 2012
Sumbangan per sektor lapangan usaha terhadap PDRB Kecamatan Pancatengah tersaji pada Tabel 1.
8
Tabel 1. Peran PDRB Kecamatan Pancatengah menurut Kelompok Sektor Tahun 2008-2012 Sektor/lapangan usaha Primer Sekunder Tersier
2008 70,15 5,17 25,03
2009 69,39 5,56 25,06
2010 69,25 5,68 25,05
2011 69,11 5,81 25,08
2012 68,16 5,94 25,09
Sumber : BAPPEDA Kabupaten Tasikmalaya, 2014
Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Pancatengah dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan yang cenderung meningkat, hal ini terlihat dalam kurun waktu 5 tahun hanya mengalami 2 kali penurunan yaitu tahun 2010 sebesar 7,18 persen dan pada tahun 2012 menjadi 7,91 persen. Penurunan kontribusi tiap sektor terhadap laju pertumbuhan ekonomi Kecamatan Pancatengah yang mengakibatkan terjadinya penurunan laju pertumbuhan ekonomi secara pluktuatif. Jika di bandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya Laju pertumbuhan ekonomi
Kecamatan Pancatengah rata-rata dalam lima tahun 9,90
persen, jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya yang hampir mendekati 9,92 persen rata-rata dalam kurun waktu lima tahun 4.2. Pendapatan Perkapita Tabel 2. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Kecamatan Pancatengah tahun 2008-2012 Tahun
PDRB (Rp)
Jumlah penduduk
Pendapatan perkapita (Rp)
2008
23.990.234,00
41.549
577.396,18
2009
27.428.377,00
42.850
640.102,14
2010
29.648.563,00
43.923
675.012,24
2011
32.254.376,00
45.053
715.920,71
2012
34.803.490,00
46.664
745.831,69
Sumber : Data Sekunder, 2014
9
Data tabel tersebut di atas, PDRB menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Dengan kecenderungan PDRB yang terus meningkat, sehingga dimasa yang akan datang diharapkan memiliki kesetaraan dengan kondisi rata-rata seluruh Kabupaten Tasikmalaya. 4.3. Konsumsi Makanan dan Bukan Makanan Data dari BPS tahun 2008, menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat Kecamatan Pancatengah untuk makanan masih lebih besar dibandingkan konsumsi bukan makanan, yaitu 57,58 persen pengeluaran belanja untuk makanan dan 42,42 persen pengeluaran belanja untuk bukan makanan. Hal ini merupakan suatu tanda bahwa pendapatan yang diterima oleh penduduk Kecamatan Pancatengah masih pada level yang rendah, sebagian besar dari pendapatan msyarakat lebih banyak dibelanjakan untuk pemenuhan kebutuhan pokok sehingga persentase pengeluaran konsumsi makanan besar. 4.3.Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan penduduk di Kecamatan Pancatengah dapat dilihat dari besarnya proporsi sektor pertanian terhadap PDRB Kecamatan Pancatengah. Tabel 3. Persentase Kontribusi Per Sektor Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 Lapangan usaha
2008
2009
2010
2011
2012
Rata-rata
(%) 1
Pertanian
69,65
69,23
69,09
68,95
68,81
69,14
2
Pertambangan dan penggalian
0,5
0,16
0,16
0,16
0,16
0,22
3
Industri pengolahan
3,70
3,89
3,95
4,01
4,07
3,92
4
Listrik, gas dan air bersih
0,48
0,47
0,47
0,47
0,47
0,66
5
Bangunan
0,99
1,20
1,26
1,33
1,40
1,23
6
Perdagangan, hotel dan restoran
14,52
14,77
14,86
14,94
15,03
14,82
7
Pengangkutan dan komunikasi
1,12
1,12
1,12
1,12
1,12
1,12
8
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
1,90
1,81
1,76
1,75
1,72
1,78
9
Jasa-jasa
7,49
7,36
7,31
7,27
7,22
7,33
Sumber: Data sekunder, 2014
10
4.4.
AnaliysisLocation QuotientLQ TiapSektor Peranan sektor-sektor perekonomian dalam suatu wilayah diketahui melalui
perhitungan atau metode Location Quotient (LQ). Hasil dari analisis LQ sector perekonomian, dalam Sektor Pertanian, meliputi 5 (lima) sub-sektor, yaitu sub-sektor tanaman pangan dan hortikultura; sub-sektor perkebunan; sub-sektor kehutanan; sub-sektor peternakan; dan sub-sektor perikanan. Kondisi potensi pertanian yang berada di Kecamatan Pancatengah memiliki kontribusi yang cukup besar dilihat dari nilai LQ yang menunjukan sector pertanian menjadi sektor basis. Tabel 4. Nilai LQ KecamatanPancatengahtahun 2008-2012 1
Lapangan usaha Pertanian
2008 5,8
2009 5,2
2010 5,3
2011 5,6
2012 5,7
Rata-rata 5,52
2 3
Klasifikasi sektor Basis
pertambangan dan penggalian
0,05
0,05
0,04
0,00
0,01
0,04
Non Basis
industri pengolahan
0,06
0,06
0,07
0,09
0,09
0,08
Non Basis
4
listrik, gas dan air bersih
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
Non Basis
5
bangunan
0,00
0,33
0,33
0,33
0,25
0,24
Non Basis
6
perdagangan, hotel dan restoran
0,73
0,73
0,66
0,66
0,66
0,68
Non Basis
7
pengangkutan dan komunikasi
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
Non Basis
8
keuangan, persewaan dan jasa
0,33
0,33
0,33
0,33
0,33
0,33
Non Basis
1,16
1,16
1,16
1,16
1
1,12
Basis
perusahaan 9
jasa-jasa
Sektor pertanian menjadi sektor basis di Kecamatan Pancatengah karena memiliki nilai LQ lebih dari satu. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Struktur perekonomian Kecamatan Pancatengah masih bercirikan struktur perekonomian pedesaan. Hal ini bias dilihatdari besarnya sumbangan kelompok usaha sektor primer (pertanian, pertambangan dan penggalian) PDRB, laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan Pancatengah dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan yang cenderung meningkat, hal ini terlihat dalam kurun waktu 5 tahun hanya mengalami 2 kali penurunan.
11
2. Besarnyapendapatan per kapitaselama lima tahunmemiliki rata-rataRp. 670.853,39 pe kapita 3. Konsumsi masyarakat Kecamatan Pancatengah untuk makanan dibandingkan konsumsi bukan makanan, adalah 57,58 persen. Hal ini merupakan suatu tanda bahwa pendapatan yang diterima oleh penduduk Kecamatan Pancatengah masih pada level yang rendah, sebagian besar dari pendapatan msyarakat lebih banyak dibelanjakan untuk pemenuhan kebutuhan pokok. 4. Besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kecamatan Pancatengah 69,14 persen, dan sector pertanian menjadi sektor basis di Kecamatan Pancatengah. 5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka penulis dapat menyarankan kepada
para
pihak
pengambil
kebijakan
dalam
pembangunan,
khususnya
pembangunan dibidang ekonomi Harus didorong agar terjadi transformasi bertahap dari struktur perekonomian Kecamatan Pancatengah seperti : 1) Hasil-hasil pertanian sub sektor perkebunan dan perhutanan, yang selama ini dijual masih dalam bentuk primer, untuk masa yang akan datang harus diolah terlebih dahulu sebelum dipasarkan keluar wilayah kecamatan. Misal, kayu tidak dijual dalam bentuk gelondongan, namun harus diolah terlebih dahulu, paling tidak, dijual dalam bentuk palet, usuk, tiang kusen dan sebagainya. Hasil karet dijual setidaknya dalam bentuk leum. 2) Investasi mesin-mesin pengolah hasil pertanian merupakan upaya untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian dan penyerapan tenaga kerja. Pada gilirannya pengolahan hasil diharapkan akan meningkatkan kontribusi kelompok usaha sektor industri dan penyerapan tenga kerja akan mendorong terjadinya pemerataan
12
DAFTAR PUSTAKA
Sadono Sukirno, 2002. Pengantar Mikro Ekonomi. Edisi ketiga, PT Raja Grafindo. Jakarta Saefudin AM, 1981. Pengantar Tataniaga Hasil Pertanian Departemen Social Ekonomi. Institut Pertanian Bogor. Bogor Tarigan, Robinson. 2002. Perencanaan Pembangunan Wilayah: Pendekatan Ekonomi dan Ruang. Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Todaro, Michael, 2000. Ekonomi Untuk Negara Berkembang Suatu Pengantar TentangPrinsip-prinsip Masalah dan Kebijakan Pembangunan. Bumi Aksara, Jakarta.