Pemanfaatan Peta Geologi dalam Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan Yogyakarta, 21 September 2012
BAPPEDA DIY
Latar Belakang – UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Seluruh kegiatan pembangunan harus direncanakan berdasarkan data dan informasi (spasial dan nonspasial) yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan. – UU No.17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025. Aspek wilayah/spasial harus diintegrasikan ke dalam – dan menjadi bagian – kerangka perencanaan pembangunan di semua tingkatan pemerintahan. Terdapat 33 provinsi dan 456 kabupaten/kota yang harus mengintegrasikan rencana tata ruangnya ke dalam perencanaan pembangunan daerahnya masing-masing).
Lanjutan – Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 15/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi; Secara garis besar ada dua rangkaian analisis utama yang harus dilakukan dalam penyusunan RTRW Provinsi. Pertama, analisis untuk menggambarkarkan karakteristik tata ruang wilayah provinsi. Kedua, analisis untuk menyusun rencana struktur ruang dan rencana pola ruang wilayah Provinsi. Karakteristik fisik wilayah, sekurang-kurangnya meliputi: 1. Karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, morfologi wilayah ) 2. Potensi rawan bencana alam (longsor, banjir, tsunami dan bencana alam geologi) 3. Potensi sumberdaya alam (mineral, batubara, migas, air tanah) 4. Kesesuaian lahan pertanian (tanaman pangan, perkebunan, dsb)
Manfaat Geoscience untuk Pemerintah Daerah GEOLOGI: Ilmu yang mempelajari tentang komponen fisik pembentuk bumi dan sejarah pembentukannya; Dengan ilmu tersebut Pemerintah dapat lebih efisien dan efektif dalam: 1. merencanakan tata ruang wilayah. 2. mengelola sumberdaya kebumian (mineral dan air tanah), 3. mitigasi bencana geologi (gempa, tsunami, letusan gunung api, tanah longsor) 4. mengatasi permasalahan lingkungan dengan bijaksana.
Lanjutan GEO RESOURCE ● Migas ● Mineral ● Batubara ● Air Tanah
GEO HAZARD ● Letusan Gunungapi ● Gempa Bumi ● Tsunami ● Gerakan Tanah
GEO ENVIRONMENT REKOMENDASI
USAHA PENAMBANGAN
RTRW
MITIGASI
Isu Utama • • • •
Memiliki Gunungapi aktif Keberadaan jalur sesar Opak Berbatasan langsung dengan Samudera Hindia Ketersediaan data geologi dalam berbagai level skala yang masih terbatas, sementara kebutuhan penyusunan rencana tata ruang diperlukan skala sampai dengan 1:25.000
Peta Geologi DIY Endapan Vulkanik Gunung Merapi Tua
Formasi Kebobutak
Endapan Vulkanik Gunung Merapi Muda
Formasi Jonggrangan
Formasi Sambipitu Formasi Semilir
Andesit
Aluvium Formasi Oyo
Formasi Sentolo Formasi Wonosari Formasi Nglanggran
Karakteristik Fisik DIY R AWAN BAHAYA GUNUNG MERAPI KAWASAN RESAPAN AIR RAWAN LONGSOR & EROSI
RAWAN BENCANA GEMPA BUMI RAWAN LONGSOR & EROSI
PERTANIAN LAHAN KERING
RAWAN TSUNAMI & BANJIR PERTANIAN LAHAN BASAH
TANDUS & KERING EXPANDED URBAN AREA
DIY merupakan wilayah yang tergolong kompleks jika ditinjau dari kondisi fisik lahannya seperti morfologi, tatanan batuan dengan sifat fisik dan keteknikannya, sumberdaya air dan bahan galian, masalah lingkungan beraspek geologi (erosi, longsor , gempa bumi, erupsi gunungapi dan banjir).
Lanjutan Wilayah DIY yang terbagi menjadi empat kabupaten dan satu kota dengan ciri khas masing-masing pada daerah tersebut, baik dalam proses alam yang terjadi maupun respon dari masyarakat dan kehidupan sosialnya. •
Kabupaten Sleman Secara geografis Gunungapi Merapi terletak di Kabupaten Sleman dengan ketinggian ± 2.911 m, susunan material dari endapan aktivitas Gunungapi Merapi. Penggunaan lahan di pada lereng tengah sampai lereng bawah biasanya dimanfaatkan untuk persawahan, sedangkan pada lereng tengah sampai lereng atas sangat terbatas pemanfaatannya, hanya sesuai untuk hutan lindung atau cagar alam dan dimanfaatkan untuk kawasan resapan air
•
Kabupaten Kulon Progo Secara geologis tersusun dari 6 formasi batuan (Koluvium (Qc), Formasi Endapan Gunungapi Merapi Muda (Qmi), Formasi Andesit Tua (Tmoa), Formasi Nanggulan (Teon), Formasi Sentolo (Tmps) dan Formasi Jonggrangan (Tmj) ). Berbagai macam batuan penyusun tersebut, berpengaruh terhadap geomorfologisnya. Secara umum, Kabupaten Kulon Progo memiliki kerawanan terhadap beberapa bencana, seperti tanah longsor di bagian utara dan banjir di bagian selatan
•
Kabupaten Gunungkidul Dataran Tinggi Gunungkidul, yang meliputi bagian tenggara DIY. Bagian utara daerah ini dibatasi oleh pegunungan Batur Agung dengan garis yang terjal dan memanjang. Bagian tengah merupakan ledok Wonosari dengan topografi datar bergelombang dan pada bagian selatan merupakan perbukitan karst yang disebut Gunung Sewu.
Pada dasarnya, Kabupaten Gunung Kidul memiliki bencana tahunan, yaitu kekeringan. Karakteristik yang tersusun dari batugamping yang mudah meloloskan air menyebabkan cadangan air tersimpan dalam tanah yang cukup dalam
•
Kabupaten Bantul Relief dari daerah ini relatif datar yang terbentuk akibat adanya proses erosi dan sedimentasi di dataran aluvial kepesisiran (coastal alluvial plain). Berdasarkan karakteristik tersebut, maka potensi bencana yang mungkin terjadi adalah bencana banjir. Potensi gempa di jalur sesar Opak sehingga membutuhkan kesiapan dini terhadap gempa
•
Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta memiliki kerawanan bencana terhadap potensi letusan gunungapi meskipun tidak sebesar Kabupaten Sleman. Selain kerawanan terhadap letusan gunungapi, juga berpotensi terhadap bencana banjir lahar dingin. Beberapa sungai yang melewati Kota Yogyakarta, yaitu Sungai Winongo, Sungai Code, Sungai Gajah Wong. Sempitnya wilayah dan tingginya kebutuhan ruang hidup akibat semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk khususnya penduduk urban, berpotensi adanya permukiman liar di lahan yang seharusnya bukan untuk tempat tinggal
Penataan Ruang VS Geologi ● Aglomerasi Perkotaan ● Permukiman ● Peruntukan Hutan
VS
● Daerah Resapan Air ● Daerah Gempa ● Penambangan
Penataan ruang dapat optimal, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan maka diperlukan berbagai informasi baik fisik dan non fisik, termasuk informasi geologi. Inventarisasi dan evaluasi informasi geologi yang dikandung di suatu wilayah mencakup sumber daya geologi dan aspek bahaya geologi menjadi salah satu informasi yang tersaji untuk perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang. (Dr. Ir. Djumarma Wirakusumah)
Lanjutan • Informasi Geologi merupakan salah satu masukan dalam penataan ruang sebagai faktor pembatas • Di sisi lain informasi geologi menjadi salah satu pendukung pengembangan ekonomi wilayah.
Implementasi Informasi Geologi dalam RTRW DIY PETA RAWAN BENCANA
GUNUNGAPI AKTIF BAHAYA G.A UTAMA
LONGSOR DAN EROSI
BAHAYA G.A I & II LONGSOR DAN EROSI
TSUNAMI
BANJIR
KEKERINGAN
GEMPA BUMI
PETA RENCANA POLA RUANG HUTAN LINDUNG
HUTAN LINDUNG
KAW. RESAPAN AIR KAW. PERMUKIMAN KOTA KAW. CAGAR BUDAYA HUTAN LINDUNG
KAW. PERUNTUKAN INDUSTRI
KAW. RESAPAN AIR
KAW. PERTANIAN LAHAN BASAH
CAGAR ALAM GEOLOGI KAW. PERTANIAN LAHAN KERING
KESIMPULAN • Perlu Pemanfaatan Peta Geologi terutama Geologi Lingkungan dalam Penyusunan RTRW • Sosialisasi kepada Pemerintah Daerah dan Masyarakat tentang pentingnya aspek geologi dalam penataan ruang. • Integrasi semua sektor untuk meminimalkan konflik dalam penataan ruang • Pengembangan teknologi Early Warning System aktivitas bencana geologi yang mudah diakses masyarakat.
TERIMA KASIH