DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UNTUK PENATAAN RUANG Setyo S. Moersidik Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (
[email protected])
DDL • Adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya (UU 32/2009 – PPLH) • Dua tipe daya dukung, yaitu daya dukung ekologi dan daya dukung ekonomi (Caughley, 1979) – daya dukung ekologi menjelaskan ukuran herbivora dan populasi tanaman yang dapat dicapai secara alami apabila keduanya dibiarkan berinteraksi tanpa ada intervensi manusia. – daya dukung ekonomi menjelaskan suatu kesetimbangan yang ditimbulkan oleh kelestarian pemanenan populasi herbivora. Dalam konteks ini, perbedaan manajemen dapat berimplikasi pada ukuran populasi optimal yang diperoleh.
DDL & SUMBERDAYA ALAM • Pengertian daya dukung lingkungan (carrying capacity) dalam konteks ekologi adalah jumlah populasi atau komunitas yang dapat didukung oleh sumberdaya dan jasa yang tersedia dalam ekosistem tersebut. • Faktor yang mempengaruhi keterbatasan ekosistem untuk mendukung perikehidupan adalah faktor jumlah sumberdaya yang tersedia, jumlah populasi dan pola konsumsinya. • Konsep daya dukung lingkungan ekologi tersebut terkait erat dengan modal alam.
BATASAN EKOLOGI • Jumlah sumberdaya alam yang tersedia dalam ekosistem tersebut • Jumlah / ukuran populasi atau komunitas • Jumlah sumberdaya alam yang dikonsumsi oleh setiap individu dalam komunitas tersebut.
MODAL ALAM • Sumberdaya alam yaitu semua yang diambil dari alam dan digunakan dengan atau tanpa melalui proses produki yang meliputi air, tanaman, hewan, dan material alam seperti bahan bakar fosil, logam dan mineral. Penggunaan sumberdaya alam ini akan menghasilkan produk akhir dan limbah. • Jasa ekosistem yaitu proses alami yang dibutuhkan bagi kehidupan, seperti sumberdaya perikanan, lahan untuk budidaya, kemampuan asimilasi air dan udara dan sebagainya. • Estetika dan keindahan alam yang memiliki kontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup dan adalah potensi ekonomi untuk pengembangan pariwisata dan rekreasi.
DDL & PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN • Suatu komunitas tidak hanya memiliki modal alam, melainkan juga modal manusia, modal sosial dan modal lingkungan buatan. • Daya dukung lingkungan kota adalah jumlah populasi atau komunitas yang dapat didukung oleh sumberdaya dan jasa yang tersedia karena terdapat modal alam, manusia, sosial dan lingkungan buatan yang dimilikinya.
DDL & TEKNOLOGI • Daya dukung dapat berubah sesuai dengan asupan manajemen dan teknologi. • Daya dukung tidaklah tetap, melainkan berkembang sesuai dengan waktu, perkembangan serta dapat dipengaruhi oleh teknik-teknik manajemen dan pengontrolan (Saveriades, 2000).
Potret Sumberdaya sebagai Aset Ekonomi dan Daya Dukung Kehidupan (Kartodihardjo, 2004)
6
bentang alam/jasa lingkungan sumber daya lahan basah
sumber daya hutan
sumber daya lahan
3
2
sumber daya mi neral (5)
1
7
Sumberdaya manusia Sumberdaya finansial dan teknologi
8
sumber daya air (4)
9
Sumberdaya sosial
PENGELOLAAN SUMBERDAYA MELALUI JASA EKOLOGI YANG DIPERHITUNGKAN PADA KELESTARIAN RUANG FISIK LINGKUNGAN
DDL sebagai Acuan Pembangunan Berkelanjutan (KLH) Pertumbuhan Ekonomi Kualitas Hidup
Output
Aktivitas Pembangunan
Limbah/residu
Input
Lingkungan
Sumber daya alam
Kapasitas penyediaan sumber daya alam
Kapasitas tampung limbah
Supportive capacity
Assimilative capacity Daya Dukung (Supportive capacity)
DD & KERUSAKAN LINGKUNGAN • Faktor internal • Kerusakan karena faktor internal adalah kerusakan yang berasal dari alam itu sendiri. Kerusakan karena faktor internal pada daya dukung alam sulit untuk dicegah karena adalah proses alami yang terjadi pada alam yang sedang mencari keseimbangan dirinya, misalnya letusan gunung berapi, gempa bumi, dan badai.
DD & KERUSAKAN LINGKUNGAN • Faktor eksternal • Kerusakan karena faktor eksternal adalah kerusakan yang diakibatkan oleh ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidupnya, misalnya kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan industri berupa pencemaran darat air, laut dan udara.
NEEDS vs LIMITATIONS • Konsep dasar dari pembangunan berkelanjutan ada dua: konsep kebutuhan (concept of needs) dan konsep keterbatasan (concept of limitations). • Konsep pemenuhan kebutuhan difokuskan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, sementara konsep keterbatasan adalah ketersediaan dan kapasitas yang dimiliki lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
NEEDS vs LIMITATIONS • Pembangunan dapat berkelanjutan apabila terjadi keseimbangan antar kebutuhan dan keterbatasan yang ada saat itu. • Upaya keseimbangan itu dapat dilakukan dua arah yaitu dengan mengendalikan kebutuhan dengan mengubah perilaku konsurnsi dan sebaliknya meningkatkan kemampuan untuk meminimalkan keterbatasan melalui pengembangan teknologi, finansial dan institusi (Hart, 2006b dalam Endrawati, 2009).
Pilar Pembangunan Berkelanjutan (Serageldin & Steer, 1994) Economic • sustainable growth • capital efficiency
Ecologicial
Social • Equity
• Social mobility • Participation • Empowerment
• • • •
Ecosystem integrity Natural resources Biodiversity Carrying capacity
ISUE DALAM RTRW DKI (Diskusi Dewan Pakar DKI, 2010) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Dasar penetapan dan kajian akademiknya belum diketahui oleh sebagaian besar peserta DKI Jakarta sebagai Ibukota RI, Kota Jasa dan fungsi lain yang melekat apakah menjadi bahan pertimbangan penetapan RTRWP? Penetapan visi dan misi menjadi penting untuk dikaitkan dengan daya dukung , zonasi dan intensitas bangunan Trend kependudukan menurun dipertimbangkan? RTRW pendekatannya masih 2D – dimensi lain belum terfikirkan? RTH 30% apakah diterjemahkan? Daerah reklamasi apakah tercakup? RTHijau dan RTBiru apakah sudah terfikirkan dan disinkronkan Water land ratio apakah dipertimbangkan? Pertimbangan geologis (jalur gempa), geografi apakah sudah dipertimbangkan? Zonasi infrastruktur lingkungan yang vital (TPA misalnya..) apakah sudah terfikirkan? Implikasi UU 26/2007; PP 26/2008 dan Perpres 54/2008 apakah sudah diharmonisasikan Konsistensi tata ruang dari RTRW dipertanyakan Kebijakan tanah perkotaan sebagai land banking dalam konsep urban land policy agar dipertimbangkan
MENGAPA RTRW DKI JAKARTA HARUS BERBEDA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA? Terkait ke-khusus-an DKI Jakarta: 1. Status Administrasi “Ibukota Negara” 2. Skala Sistem Wilayah “Pusat Kegiatan Nasional (PKN)” 3. Skala Fungsional Kawasan: “Megalopolitan”
ISU –ISU STRATEGIS DALAM PENYUSUNAN RTRW DKI JAKARTA 2030 1. Isu-isu Strategis 20 Tahun Mendatang: a) b) c) d) e) f) g)
Sistem dan prasarana transportasi Tata air dan pengendalian banjir Ruang terbuka hijau Global warming dan keterbatasan energi Krisis & pasang-surut ekonomi dan keuangan dunia Tekanan sosial-kependudukan dan urbanisasi (urban sprawl) Tuntutan penyediaan prasarana dan sarana: air bersih, limbah cair dan padat, telekomunikasi, energi h) Perlunya mitigasi bencana i) Keterbatasan pendanaan publik 2. Pendalaman Isu-isu Strategis: a) b) c) d)
Sistem dan Prasarana Transportasi Sistem Penanggulangan Banjir dan Drainase Kota Penyediaan Utilitas Kota: air bersih, limbah cair dan padat, telekomunikasi, energi Ruang Terbuka Hijau
PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RTRW DKI JAKARTA 2030 1. Pengelolaan Pertumbuhan (Growth Management), bukan ‘Pembangunan’ biasa. 2. Basis Perencanaan Fungsional adalah Megalopolitan Jabodetabekpunjur
3. Pergeseran Dari Stakeholders Ke Shareholders
PERENCANAAN STRATEGIS RTRW DKI
BATASAN (OPERASIONAL BAGI PEMPROV DKI JAKARTA)
LINGKUP DAN OPSI POSISI IBUKOTA RI
IBUKOTA NEGARA DAN PKN: WILAYAH ADMINISTRATIF YANG MEMPUNYAI KOMITMEN POLITIK UNTUK MENJALANKAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BERLANDASKAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA YANG DIMILIKI MAUPUN SUMBERDAYA PENDUKUNG AGAR FUNGSI KEPEMERINTAHAN BERJALAN SECARA OPTIMAL MEMANFAATKAN SUMBERDAYA ALAM , MODAL MANUSIA, MODAL SOSIAL, MODAL BUATAN DAN TEKNOLOGI SEBAGAI LANDASAN PEMBANGUNAN WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK EKOSISTEM LINTAS WILAYAH, DKI JAKARTA MENJADI BAGIAN YG TIDAK TERPISAHKAN DARI KOMITMEN POLITIK WILAYAH-WILAYAH ADMINISTRATIF LAINNYA SEBAGAI KESATUAN EKOSISTEM, KOMITMEN NASIONAL MAUPUN GLOBAL
STRATEGI DALAM PENETAPAN TATA-RUANG WILAYAH
KEPASTIAN RUANG (HAK , MANFAAT DAN FUNGSI) WILAYAH PENYANGGA DKI SEBAGAI BAGIAN INTEGRAL DARI FUNGSI EKOLOGI DAN FUNGSI SOSIAL EKONOMI BAGI DKI PENGUATAN KELEMBAGAAN BIDANG SDA DAN LINGKUNGAN HIDUP LINTAS WILAYAH PENGATURAN DAYA DUKUNG DAN BEBAN WILAYAH SEBAGAI SISTIM
Komitmen Kerjasama Lintas Wilayah + Ideal
Saat ini
II
I
-
MS*
+ DDL III
IV
MS* = Modal manusia, modal sosial dan teknologi
Terima kasih