PEMANFAATAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN KALBIS INSTITUTE JAKARTA Sinta Amelia dan DR. Zulfikar Zen, MA Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424 E-mail:
[email protected] [email protected]
Abstrak Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan koleksi pada salah satu perpustakaan perguruan tinggi di Jakarta. Tujuan dari penilitian ini untuk mengetahui tingkat pemanfaatan koleksi, dan penyebab kurangnya pemanfaatan koleksi pada perpustakaan tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengukur tingkat pemanfaatan koleksi adalah dengan melakukan evaluasi koleksi. Evaluasi koleksi dilakukan dengan cara mengambil sampel pada setiap kelas koleksi perpustakaan kemudian dihitung tingkat pemanfaatan relatifnya. Hasil dari evaluasi pemanfaatan koleksi dapat dijadikan bahan pertimbangan pengembangan koleksi pada perpustakaan. Pada perpustakaan Kalbis Institute pemanfaatan koleksi terfokus pada beberapa subjek tertentu. Subjek ilmu sosial, matematika dan sains, serta subjek kesusasteraan merupakan subjek yang tingkat pemanfaatan koleksinya paling tinggi. Sedangkan tingkat pemanfaatan koleksi terendah ada pada subjek seni dan pariwisata yang. Bila dilihat dari tahun terbit, koleksi dengan tingkat pemanfaatan tertinggi berasal dari koleksi terbitan tahun 2007-2012, sedangkan untuk tingkat pemanfaatan yang rendah berasal dari koleksi terbitan tahun 2013.
Abstract Collection Usage in Library of KALBIS Institute Jakarta. This study examine about collection usage on one of university libraries in Jakarta. The purpose of this research is to examine the level of usage, and the causes lack of the library collection. Collection evaluation become one of ways to know the level of collection usage. Evaluation of the collection done by taking samples at any class library collection and then calculated the relative usage rate. The results of the collection usage evaluation can be use in collection development policy. In KALBIS Institute library, collection usage focused on several specific subject. Social science, mathematics and science, and linguistic are the subject with the highest usage. Art and tourism subject is the lowest collection usage. According to year of publication, a collection of the highest usage rate is derived from the collection that published in 2007-2012, while for the low usage rate is derived from a collection published in 2013.
Keywords: Academic Library, Collection Evaluation, Collection Usage.
1. Pendahuluan Keberadaan perpustakaan di perguruan tinggi adalah hal yang sangat penting. Perpustakaan dapat diibaratkan sebagai jantung dari segala kegiatan akademis yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi tersebut. Perpustakaan pada perguruan tinggi juga memiliki peran penting dalam mewujudkan tercapainya tujuan utama perguruan tinggi yang terkandung dalam Tri 1
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dalam menjalankan peran tersebut, perpustakaan harus didukung dengan segala komponen yang memadai, salah satunya adalah bahan pustaka. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia untuk perpustakaan perguruan tinggi (SNI 73302009),bahan pustaka adalah semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemubalik dan didayagunakan
bagi pemustaka guna memenuhi kebutuhan pemustaka.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan pemustaka perpustakaan perlu memiliki koleksi bahan pustaka yang sesuai. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pustakawan untuk dapat memiliki koleksi yang sesuai denga kebutuhan pemustaka adalah dengan melakukan studi pemustaka. Studi pemustaka merupakan tahapan awal dalam proses pengembangan bahan pustaka. Melalui studi pemustaka. Setelah kebutuhan pemustaka terpenuhi, tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi bahan pustaka. Evaluasi pemanfaatan bahan pustaka di perpustakaan perlu dilakukan untuk mengukur sejauh mana bahan pustaka di perpustakaan telah digunakan oleh para pemustaka. Hasil evaluasi tentang pemanfaatan bahan pustaka juga dibutuhkan untuk melakukan pengembangan bahan pustaka agar sesuai dengan kebutuhan pemustaka, karena kualitas dan kepuasan pemustaka perpustakaan banyak bergantung pada tersedianya bahan pustaka yang dapat mendukung kebutuhan mereka (Basuki, 1991:427). Hal yang menjadi fokus utama dari perpustakaan adalah bagaimana perpustakaan dapat menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka, sehingga bahan pustaka tersebut dimanfaatkan secara maksimal oleh pemustaka. Namun hal yang banyak terjadi pada perpustakaan justru seringkali tidak sesuai dengan perkiraan awal. Banyak perpustakaan yang telah menyediakan bahan pustaka dengan jumlah judul dan eksemplar yang cukup banyak namun hanya sedikit dari bahan pustaka tersebut yang dimanfaatkan oleh pemustaka. Bahan pustaka yang tidak sesuai dengan kebutuhan pemustaka menjadi salah satu faktornya, hal tersebut terjadi dikarenakan perpustakaan tidak melakukan evaluasi pada bahan pustaka. Perpustakaan hanya mempertimbangkan jumlah judul dan eksemplar yang banyak untuk dimiliki tanpa mempertimbangkan kegunaan dari bahan pustaka-bahan pustaka tersebut. Selain itu banyaknya jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan tidak selalu berbanding lurus dengan jumlah bahan pustaka yang dimanfaatkan. Banyaknya pengunjung yang datang ke perpustakaan tidak dapat dijadikan patokan bahwa pemanfaatan bahan pustaka 2
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
perpustakaan tersebut telah maksimal. Banyak pengunjung yang hanya datang ke perpustakaan untuk sekedar memanfaatkan fasilitas lain yang disediakan oleh perpustakaan, seperti layanan internet, atau memanfaatkan ruang diskusi dibandingkan dengan memanfaatkan bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan tersebut. Perpustakaan KALBIS Institute Jakarta merupakan salah satu jenis perpustakaan perguruan tinggi yang menghadapi masalah yang sama seperti banyak perpustakaan pada umumnya yakni belum maksimalnya pemanfaatan bahan pustaka perpustakaan oleh pemustaka. Banyak pemustaka yang datang ke perpustakaan hanya untuk menggunakan fasilitas internet atau ruang diskusi yang disediakan oleh perpustakaan. Hal tersebut membuat jumlah kunjungan pada perpustakaan mencapai angka yang cukup tinggi namun jumlah pemanfaatan bahan pustakanya masih belum mencapai angka yang ditargetkan, dapat dikatakan jumlah pemanfaatan bahan pustaka pada perpustakaan masih berada pada tingkat yang cukup rendah. Jumlah kunjungan per bulan mencapai angka 300 kali kunjungan, tetapi jumlah peminjaman hanya per bulan hanya berkisar 35 kali peminjaman atau sekitar 10 persen dari total kunjungan. Oleh karena itu masalah yang akan dirumuskan disini adalah tentang bagaimana tingkat pemanfaatan bahan pustaka di perpustakaan KALBIS Institute oleh pemustaka. Untuk itu penulis akan menyajikan melalui tulisan yang dikemas dalam bentuk skripsi dengan judul Pemafaatan Koleksi Pada Perpustakaan KALBIS Institute Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Mengetahui tingkat pemanfaatan bahan pustaka oleh mahasiswa di Perpustakaan KALBIS Institute Jakarta.
2.
Mengetahui penyebab kurangnya pemanfaatan bahan pustaka oleh pemustaka di Perpustakaan KALBIS Institute Jakarta.
2. Tinjauan Teoritis Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang melekat pada lembaga pendidikan tinggi yang memiliki dua tujuan yakni saling melengkapi untuk mendukung kurikulum perguruan tinggi dan untuk mendukung penelitian dari fakultas universitas dan mahasiswa (Curzon, Susan: 2009). Untuk mencapai tujuan tersebut perpustakaan perpustakaan tinggi perlu didukung oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang paling penting adalah tersedianya 3
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
bahan pustaka yang tepat guna bagi pemustaka. Agar bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pemustaka, perpustakaan perlu mengetahui bahan pustaka apa saja yang dibutuhkan pemustaka dan bahan pustaka apa saja yang sering digunakan oleh pemustaka. Evaluasi koleksi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan pemustaka. Pustakawan dapat mengetahui bahan pustaka apa saja yang sering digunakan dan yang jarang atauh bahkan tidak pernah digunakan oleh pemustaka. Menurut borin dan yi (2008) terdapat enam indikator yang dominan digunakan dalam melakukan evaluasi bahan pustaka. Enam indikator tersebut dapat diadaptasi sepenuhnya ataupun dikombinasikan dengan kategori lainnya dalam proses evaluasi bahan pustaka. Pemilihan kategori disesuaikan dengan jenis dan keadaan perpustakaa, hal itu dikarenakan setiap perpustakaan memiliki keunikan tersediri, setiap peraturan, dana dan bahan pustaka yang dimiliki akan berbeda. Seperti yang tergambarkan pada gambar 1.2.
Gambar 1.2 Diagram Indikator Evaluasi Pemanfaatn Bahan pustaka Gambar tersebut menjelaskan tentang enam indikator yang dapat dikombinasikan dalam proses evaluasi pemanfaatan bahan pustaka perpustakaan, enam indikator tersebut antara lain: 1. General capacity (Kapasitas umum) Kapasitas umum perpustakaan terkait dengan ukuran, umur dan pertumbuhan bahan pustaka. Sampai saat ini fokus dari banyak perpustakaan riset adalah mengembangkan dan melengakapi bahan pustaka secara komprehensif. Bahan pustaka yang tidak terus up-to-date menjadi usang dan salah satu cara untuk 4
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
mengukur ini terlihat pada jumlah penambahan bahan pustaka versus jumlah item yang memenuhi syarat yang bisa saja ditambahkan (Robinson, 2005). Namun, sekarang fokus pengembangan bahan pustakan yang terfokus pada jumlah , menjadi pengembangan bahan pustaka yang terfokus untuk memenuhi kebutuhan pengguna (Borin dan Yi, 2008). Kapasitas umum menjadi salah satu indikator dasar yang dapat dikombinasikan dengan indikator lainnya. 2. Subject-specific standard (Standar subjek khusus) Standar subjek khusus ini termasuk standar asosiasi profesional seperti daftar buku inti pada bidang studi, persyaratan akreditasi dan review lembaga terkait (Borin dan Yi, 2008). 3. Scholarly publishing (Terbitan ilmiah) Hal ini terkait dalam mengukur kepemilikan perpustakaan terhadap daftar otoritatif, misalnya, apa yang telah diterbitkan di daerah tersebut, volume judul buku apa saja yang diterbitkan dan harga rata-rata; standar bibliografi, indeks dan daftar terbitan berkala, laporan, dll Contohnya meliputi: ulasan Penghargaan; Publishers Weekly; Journal Citation, Index;Web of Science dan Review Tahunan. 4. Usage (Penggunaan) Penggunaan bahan pustaka dapat dibagi menjadi tiga tingkatan. tingkat pertama mempelajari bagaimana pengguna mengakses bahan pustaka. Tingkat kedua untuk melihat beberapa indikasi kepentingan pengguna dalam menggunakan bahan pustaka dalam berbagai format yang telah diakses. Tingkat ketiga mempelajari bukti pengguna benar-benar menggunakan informasi untuk pembelajaran atau penelitian. 5. Users (Pengguna) Mengetahui kebutuhan pengguna merupakan hal yang penting salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan studi pengguna. Studi pengguna dapat dilakukan dengan berbagai metode salah satunya dengan metode survei. Survei mungkin metode yang paling banyak digunakan dalam studi pengguna
5
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
untuk mengetahui sikap dan persepsi mereka tentang pemanfaatan bahan pustaka. 6. Environmental factors/social constructs (Faktor lingkungan sosial) Beberapa faktor lingkungan yang dapat dipertimbangkan dalam studi evaluasi bahan pustaka antara lain: a. b. c. d. e.
sifat lembaga (pengajaran, atau penelitian), tingkat dan program yang tersedia, anggaran-anggaran yang tersedia, arah program baru dan pertumbuhan di masa depan. konsorsium, sebagai bentuk kerjasama antar perpustakaan.
Enam kategori tersebut dapat dikombinasikan, seperti mengkombinasikan survey pengguna dan penggunaan bahan pustaka untuk mengetahui kebutuhan pengguna dan merencanakan untuk membuat pengembangan bahan pustaka selanjutnya. Survey pengguna dapat dilakukan dengan menggunakan metode penyebaran kuesioner, dan menghitung penggunaan relatif bahan pustaka menjadi salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat penggunaan bahan pustaka. Pemanfaatan relatif dihitung dengan rumus:
Ri=
!"!!" !"
!100%
Ri= Penggunaan relatif suatu bahan pustaka buku yang diteliti. Hi= Jumlah sampel peminjaman di rumah dari suatu bahan pustaka yang diteliti. Li= Jumlah sampel pemakaian di perpustakaan dari suatu buku yang diteliti. Si= Jumlah sampel bahan pustaka dari seluruh buku yang diteliti. Apabila hasil penghitungan R agkanya sedikit berarti buku tersebut kurang digunakan. Penggunaan relatif akan berkurang menurut umur terbitan, makin tua suatu terbitan maka akan semakin berkurang penggunaannya. Buku atau bahan pustaka yang tidak pernah dipakai karena sudah tua atau tidak relevan lagi harus diweeding sehingga bahan pustaka perpustakaan tersebut hanya berisi bahan pustaka yang memang diperlukan oleh pengguna. 3. Metode Penelitian
6
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan fakta, identifikasi, dan meramalkan hubungan antar variabel (Basuki, 2006). Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel (Creswell, 2012). Subjek dari penelitian ini adalah pengguna potensial dari perpustakaan Kalbis Institute Jakarta. Pengguna potensial perpustakaan tersebut terdiri dari mahasiswa dan dosen. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah koleksi perpustakaan Kalbis Intitute yang berbentuk buku teks dan fiksi. Metode pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari data statistik dan kuesioner. Informasi dari data statistik diperlukan untuk melihat tingkat pemanfaaatan koleksi buku perpustakaan. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data-data buku beserta catatan peminjaman yang diperoleh dari setiap slip peminjaman dan juga catatan peminjaman yang ada di database bagian sirkulasi. Catatan peminjaman yang akan diteliti adalah peminjaman selama 10 tahun, dari tahun 2004-2014. Data buku yang akan dikumpulkan mencakup subjek, judul, pengarang, penerbit, tahun terbit dan catatan peminjaman pada setiap buku. Koleksi buku yang akan dijadikan sampel terdiri dari kelas 000-900. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan tabel Krejcie, dan rumus yang digunakan yaitu: !"#$%ℎ !"#$%& !"#$ !"#$% =
!"#$!%& !"# !"#$% × !"#$%$ℎ !"#$!%&
!"#$%& !"#$ !"#$%"&
Setelah menentukan jumlah sampel yang harus diambil, hal selanjutnya adalah mengambil buku di rak koleksi, pengambilan buku akan ditentukan berdasarkan interval. Interval pengambilan buku dihitung dengan rumus: !"#$%& !"# !"#$% !"#$%! !"#" !"# !"#
%$Pengumpulan data dengan kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi dari pengguna perpustakaan yakni mahasiswa. Kuesioner ini berutujuan mengetahui pendapat mereka tentang koleksi buku yang dimiliki perpustakaan dan juga untuk mengetahui sejauhmana mahasiswa telah memanfaatkan koleksi buku di perpustakaan. Pertanyaan pada kuesioner akan bersifat terstruktur. Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner akan berisi tentang (1) alasan pengguna datang ke perpustakaan,(2) apakah pengguna sering menggunakan/meminjam koleksi di perpustakaan, (3) koleksi apa yang sering digunakan/dipinjam oleh pengguna, (4) apakah koleksi tersebut 7
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
berhubungan dengan studi pada mata kuliah tertentu, (5) apa yang menjadi alasan pengguna jarang memanfaatkan buku di perpustakaan. Pengambilan sampel untuk kuesioner akan dilakukan dengan cara kebetulan (accidential sampling). 4. Karakteristik Perpustakaan KALBIS Institute Sebagai sebuah perguruan tinggi KALBIS Institute tidak dapat terlepas dari peran perpustakaan. KALBIS Institute memiliki perpustakaan yang terletak di lantai lima gedung kampus KALBIS Institute. Perpustakaan KALBIS Institute memiliki tujuan dan fungsi untuk mendukung visi dari KALBIS Institute, yakni untuk menjadi perguruan tinggi pilihan di bidang sains, ilmu terapan, dan bisnis, serta menghasilkan lulusan berkualitas dan siap terap, serta berorientasi pada inovasi, kewirausahaan dan globalisasi. Perpustakaan KALBIS Institute telah berdiri sejak tahun 1992, seiring dengan berdirinya STIE Kalbe. Perpustakaan KALBIS Institute kemudian berkembangan dan mengikuti perubahan nama sesuai dengan lembaga induknya. Perpustakaan KALBIS Institute sempat berganti nama menjadi perpustakaan STIE Supra, Perpustakaan ITBK hingga sekarang berganti nama menjadi Perpustakaan KALBIS Institute. Perpustakaan KALBIS Institute memiliki bahan pustaka yang terdiri dari buku teks, buku fiksi, buku referensi, jurnal, koleksi multimedia, majalah, koran, skripsi, dan tesis. Total koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan KALBIS Institute yakni 8870 judul dan terdiri dari 13950 eksemplar. Jumlah bahan pustaka buku yang dimiliki adalah 8814 judul, dan berjumlah 13818 eksemplar. Buku-buku tersebut dibagi dan diklasifikasikan ke dalam kelas 000-999. 5. Pemanfaatan Bahan Pustaka Dari jumlah koleksi yang cukup banyak tersebut kemudian diambil beberapa sampel pada tiap kelas bahan pustaka untuk didata catatan peminjaman bahan pustaka tersebut selama tahun 2004-2014. Melalui catatan peminjaman tersebut akan diketahui seberapa besar pemanfaatan bahan pustaka tersebut dalam kurun waktu 2004-2014. Komposisi sampel bahan pustaka pada perpustakaan KALBIS Institute dapat dilihat pada tabel 5.1.
8
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
TABEL 5.1 Komposisi Bahan Pustaka dan Jumlah Sampel di Perpustakaan KALBIS Institute Jakarta Kelas
Jumlah Jumlah Sampel Per kelas Judul 000-099 1195 1195/8814 X 365 = 49,5 = 50 s 100-199 200-299 300-399
181 86 2198
181/8814 X 365 = 7,4 = 7 s 86/8814 X 365 = 3,5 = 4 s 2198/8814 X 365 = 91 = 91 s
400-499
249
249/8814 X 365 = 10,3 = 10 s
500-599
161
161/8814 X 365 = 6,6
600-699
4161
4161/8814 X 365 = 172,3 = 172 s
700-799 800-899
131 309
131/8814 X 365 =5,4 = 5 s 309/8814 X 365 = 12,7 = 13 s
900-999 Jumlah
143 8814 Judul
143/8814 X 365 = 5,9 = 6 s 365
= 7s
Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari total 8814 judul buku yang dimiliki oleh perpustakaan Kalbis Institute, kelas 600 atau kelas ilmu terapan memiliki jumlah bahan pustaka yang paling banyak. Kelas ilmu terapan memiliki total judul 4161 judul atau sekitar 47,20 persen dari total bahan pustaka buku keseluruhan. Dari keseluruhan jumlah bahan pustaka pada kelas ilmu terapan, jumlah buku terbanyak dimiliki oleh subjek manajemen, akuntansi, dan public relation. Kelas selanjutnya yang mendominasi dengan jumlah bahan pustaka yang cukup banyak adalah kelas 300 atau kelas ilmu sosial. Kelas ilmu sosial memiliki jumlah bahan pustaka sebanyak 2198 judul atau sekitar 24,93 persen dari total bahan pustaka buku yang dimiliki perpustakaan. Judul buku terbanyak dimiliki oleh subjek ilmu sosiologi dan antropologi, komunikasi, statistik, ekonomi, politik, administrasi dan hukum. Kelas yang juga memiliki jumlah bahan pustaka cukup banyak adalah kelas 000 atau kelas umum. Kelas umum memiliki jumlah bahan pustaka sebanyak 1195 judul atau sekitar 13,55 persen dari total jumlah judul bahan pustaka buku perpustakaan. Pada kelas umum jumlah judul buku terbanyak didominasi oleh subjek ilmu komputer, jurnalistik dan metodologi penelitian. Sedangkan kelas yang paling sedikit jumlah bahan pustakanya adalah kelas agama atau kelas 200. Kelas agama hanya memiliki jumlah judul buku sebanyak 86 judul atau sekitar 0,97 persen dari total judul bahan pustaka buku yang dimiliki oleh perpustakaan. Hal 9
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
tersebut sungguh sangat kontras bila dibandingkan dengan jumlah bahan pustaka buku yang terdapat pada kelas ilmu terapan, ilmu sosial dan kelas umum. Jumlah bahan pustaka yang cukup dominan yang dimiliki oleh kelas ilmu terapan, kelas ilmu sosial dan kelas umum dipengaruhi oleh dominasi dari program studi yang dimiliki oleh KALBIS Institute. KALBIS Institute memiliki tujuh jurusan akuntansi, manajemen, bisnis kreatif, komunikasi, broadcasting, sistem informasi, dan teknik informatika. Untuk memenuhi kebutuhan pengguna maka perpustakaan lebih banyak melakukan pengadaan bahan pustaka buku berdasarkan ketujuh program studi tersebut, sehingga bahan pustaka buku yang dimiliki oleh perpustakaan KALBIS Institute menjadi terfokus pada kelas ilmu terapan (600), ilmu sosial (300), dan kelas umum (000). Bila dilihat dari catatan peminjaman selama tahun 2004-2014 yang ada pada bahan pustaka yang dijadikan sampel, terlihat jelas bahwa pemanfaatan bahan pustaka perpustakaan KALBIS Institute belum maksimal. Bahkan terdapat bahan pustaka yang belum pernah dimanfaatkan oleh pengguna, yakni pada kelas ilmu seni dan pariwisata atau kelas 700. Dari lima sampel yang diambil pada kelas seni dan pariwisata, tercatat bahwa dari lima sampel tersebut terdapat bahan pustaka yang tersirkulasikan dalam kurun waktu 2004-2014. Dari 365 sampel yang diambil, total bahan pustaka yang telah dimanfaatkan oleh pengguna selama tahun 2004-2014 berjumlah 173 sampel atau sekitar 47,39 persen dari total sampel. Sedangkan jumlah bahan pustaka yang belum dimanfaatkan oleh pengguna berjumlah 192 sampel atau sekitar 52,61 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa dari total 365 sampel yang diambil, lebih dari setengah sampel atau sejumlah 192 sampel belum dimanfaatkan oleh pengguna selama tahun 2004 sampai awal tahun 2014. Data total pemanfaatan bahan pustaka perpustakaan KALBIS Institute dapat dilihat pada tabel 5.2. TABEL 5.2 Pemanfaatan Keseluruhan Bahan Pustaka Jumlah Sampel Kelas 000-099 100-199 200-299 300-399 400-499 500-599 600-699 700-799 800-899 900-999 Jumlah
50 7 4 91 10 7 172 5 13 6 365
Pemanfaatan Sampel 22 3 2 47 4 4 81 0 7 3 173
% 44 42,85 50 51,64 40 57,14 47,09 0 53,84 50 47,39
Tidak Dimanfaatkan Sampel % 28 56 4 57,14 2 50 44 48,35 6 60 3 42,85 91 52,9 5 100 6 46,14 3 50 192 52,61
10
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
Data yang terdapat pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa hanya terdapat tiga kelas yang memiliki tingkat pemanfaatan bahan pustaka cukup tinggi yakni mencapai lebih dari 50 persen. Selanjutnya terdapat lima kelas dengan tingkat bahan pustaka yang tidak dimanfaatkan mencapai lebih dari 50 persen. Dan terdapat dua kelas dengan jumlah bahan pustaka yang telah dimanfaatkan dan tidak dimanfaatkan seimbang, yakni sama-sama 50 persen. Bila diperinci, jumlah bahan pustaka yang mencapai total pemanfaatan lebih dari 50 persen adalah kelas ilmu sosial, kelas matematika dan sains, serta kelas kesusastraan. Untuk kelas ilmu sosial, jumlah pemanfaatan bahan pustaka pada kelas tersebut berjumlah 47 sampel atau sekitar 51,64 persen dari total 91 sampel yang diambil pada kelas tersebut. Sementara jumlah bahan pustaka yang tidak dimanfaatkan berjumlah 41 sampel atau sekitar 48,35 persen. Untuk kelas matematika dan sains, jumlah bahan pustaka yang dimanfaatkan mencapai 4 sampel atau sekitar 57, 14 persen. Dari total 7 sampel yang diambil, 3 sampel atau sekitar 42,85 persen pada kelas tersebut tidak dimanfaatkan. Sedangkan untuk kelas kesusastraan, bahan pustaka yang telah dimanfaatkan berjumlah 7 sampel atau sekitar 53,84 persen dari total 13 sampel yang diambil. Untuk bahan pustaka yang tidak dimanfaatkan pada kelas kesusastraan berjumlah 6 sampel atau sekitar 46,14 persen. Untuk kelas agama dan kelas sejarah, jumlah bahan pustaka yang dimanfaatkan dan tidak dimanfaatkan pada kelas tersebut seimbang. Dari total 4 sampel yang diambil pada kelas agama, 2 sampel atau sekitar 50 persennya telah dimanfaatkan, dan 2 sampel tidak dimanfaatkan. Kelas sejarah pun demikian, dari total 6 sampel yang diambil, hanya 3 sampel yang dimanfaatkan, 3 sampel lainnya tidak dimanfaatkan oleh pengguna. Untuk jumlah bahan pustaka yang tingkat pemanfaatannya kurang dari 50 persen selama tahun 2004-2014 mencapai lima kelas. Bahan pustaka-bahan pustaka tersebut berasal dari kelas umum, kelas filsafat dan psikologi, kelas bahasa, kelas ilmu terapan serta kelas seni dan pariwisata. Untuk kelas umum, dari total 50 sampel yang diambil hanya 22 sampel atau sekitar 44 persen yang telah dimanfaatkan, sebanyak 28 sampel atau sekitar 56 persen bahan pustaka pada kelas tersebut belum dimanfaatkan. Sedangkan untuk kelas filsafat dan psikologi dari total 7 sampel yang diambil, 3 sampel atau sekitar 42,85 persen telah dimanfaatkan dan 4 sampel atau sekitar 57,14 persen belum dimanfaatkan oleh pengguna.
11
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
Bahan pustaka pada kelas ilmu terapan serta kelas seni dan pariwisata tingkat pemanfaatannya juga cukup rendah. Dari total 172 sampel yang diambil pada kelas ilmu terapan hanya 81 sampel atau sekitar 47,09 persen yang telah dimanfaatkan, dan jumlah sampel yang tidak dimanfaatkan berjumlah 91 sampel atau sekitar 52,90 persen. Pada kelas seni dan pariwisata, tidak ada jumlah sampel yang telah dimanfaatkan, dari total 5 sampel yang diambil tidak ada satupun sampel yang dimanfaatkan, sehingga total bahan pustaka yang tidak dimanfaatkan mencapai 100 persen. Pemanfaatan bahan pustaka pada perpustakaan KALBIS Institute ternyata terfokus pada beberapa kelas dan subjek tertentu. Kelas ilmu sosial, kelas matematika dan sains serta kelas kesusastraan menjadi kelas dengan jumlah pemanfaatan bahan pustaka yang cukup besar. Pemanfaatan bahan pustaka pada kelas dengan jumlah bahan pustaka yang dominan seperti kelas umum dan kelas ilmu terapan justru tidak besar. Pola pemanfaatan bahan pustaka yang terjadi pada perpustakaan KALBIS Institute hampir menyerupai pola pemanfaatan bahan pustaka yang dikemukakan oleh Lancaster (1993:52), yakni pola pemanfaatan 80/20. Sebanyak 80 persen bahan pustaka yang tersirkulasikan berasal dari 20 persen bahan pustaka yang ada di perpustakaan. Hal tersebut juga terjadi pada perpustakaan KALBIS Institute, 80 persen bahan pustaka yang tersirkulasikan berasal dari 21,62 persen dari bahan pustaka yang dijadikan sampel. Lancaster juga menyatakan bahwa pola pemanfaatan bahan pustaka akan menyerupai distribusi hiperbola walaupun kecuramannya akan berbeda di tiap institusi. Hal ini yang terjadi pada pola pemanfaatan bahan pustaka perpustakaan KALBIS Institute. Bila dibuatkan kurva perbandingan antara total presentase pemanfaatan dengan total presentase jumlah sampel yang diambil, maka kurva yang tergambar akan membentuk pola hiperbola menyerupai kurva yang digambarkan oleh Lancaster. Menganalisa pemanfaatan relatif bahan pustaka merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menganalisa pemanfaatan bahan pustaka perpustakaan. Tingkat pemanfaatan relatif tiap kelas dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pengembangan bahan pustaka. Penghitungan pemanfaatan relatif bahan pustaka akan memberikan gambaran yang jelas mengenai tingkatan pemanfaatan bahan pustaka melalui besaran tingkat sirkulasi bahan pustaka tersebut. Seperti yang digambarkan pada tabel 5.3.
12
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
Tabel 5.3 Pemanfaatan Relatif dan Frekuensi Pemanfaatan Bahan Pustaka Frekuen si Sirkulasi 0X 1X 2X 3X 4X 5X 6X 7X 8X 9X 10 X 11 X 12 X 13 X 14 X 15 X 16 X 19 X 20 X 21 X 22 X 27 X 29 X Jumlah
Koleksi
0 28 8 1 3 1 2 1 3 1 1
100 4 1
200 2 2
1
1
300 44 11 9 5 2 3 3 2
400 6 1 1
500 3 1
2
600 91 27 8 10 9 6 5 2 2 3
700 5
800 6 3 1
900 3
1 1 1
1 1 1
1
1 2
1
1 1
1 2
2 1
2
1 1
50
7
4
1 1 1 1 91
10
7
172
5
13
6
Total Koleksi
%
192 54 20 18 13 12 9 5 5 7 2 3 3 1 3 6 1 1 1 1 1 1 1 365
52,61 14,8 5,48 4,94 3,56 3,29 2,46 1,36 1,36 1,91 0,54 0,82 0,82 0,27 0,82 1,64 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 100%
Total % Frek. Kumulat Koleksi if Koleksi 0X 0 54 X 5,96 40 X 4,41 54 X 5,96 52 X 5,74 60 X 6,62 54 X 5,96 35 X 3,86 40 X 4,41 63 X 6,96 20 X 2,2 33 X 3,64 36 X 3,97 13 X 1,43 42 X 4,64 90 X 9,94 16 X 1,76 19 X 2,09 20 X 2,2 21 X 2,32 22 X 2,43 27 X 2,98 29 X 3,2 905 X 100%
Pada tabel 5.3 terlihat jumlah bahan pustaka yang tidak tersirkulasikan antara tahun 20042014 sebesar 192 judul atau sekitar 52,61 persen dari jumlah keseluruhan sirkulasi. Sedangkan tingkat frekuensi sirkulasi bahan pustaka antara 1 sampai 5 kali berjumlah 117 judul atau sekitar 32,07 persen dari jumlah frekuensi sirkulasi keseluruhan. Dan jumlah bahan pustaka yang tersirkulasikan lebih dari 10 kali berjumlah 56 judul atau sekitar 15,32 persen dari jumlah sirkulasi keseluruhan. Bila dilihat dari pemanfaatan relatif bahan pustaka berdasarkan kelas, kelas ilmu terapan merupakan kelas dengan frekuensi pemanfaatan bahan pustaka tertinggi. Dari 81 sampel yang diambil jumlah sirkulasinya sebesar 361 kali atau sekitar 33, 88 persen, dan untuk kelas dengan jumlah sirkulasi terendah terdapat pada kelas seni dan pariwisata yang bahan pustakanya belum pernah dimanfaatkan sama sekali. Kelas dengan frekuensi pemanfaatan bahan pustaka yang juga cukup tinggi adalah kelas ilmu sosial, kelas umum, dan kelas kesusastraan. Untuk kelas ilmu sosial total bahan pustaka yang dimanfaatkan sebanyak 47 sampel dengan jumlah sirkulasi sebesar 307 kali atau sekitar 33,92 dari total sirkulasi. Untuk kelas umum, total bahan pustaka yang dimanfaatkan adalah 22 sampel dengan jumlah sirkulasi sebesar 96 kali atau sekitar 10,60 persen. Dan untuk kelas kesusastraan jumlah bahan pustaka yang dimanfaatkan sebesar 7 sampel dengan total sirkulasi 40 kali atau sekitar 4,41 persen dari total sirkulasi. 13
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
Bahan pustaka pada kelas seni dan pariwisata menjadi kelas dengan tingkat pemanfaatan bahan pustaka terendah. Dari lima bahan pustaka yang dijadikan sampel, belum ada sampel yang dimanfaatkan oleh pengguna. Sedangkan kelas matematika dan sains menjadi kelas dengan pemanfaatan relatif yang tertinggi dengan 5,42 kali lipat dari total sampel yakni sebesar 38 kali sirkulasi. Kelas dengan pemanfaatan relatif yang cukup tinggi lainnya adalah kelas ilmu sosial. Pemanfaatan relatif pada ilmu sosial sebesar 3,37 kali lipat dari jumlah sampel, atau sebesar 307 kali sirkulasi. Sedangkan untuk kelas umum dan ilmu terapan, jumlah pemanfaatan relatif pada dua kelas tersebut hanya 1,92 kali lipat jumlah sampel pada kelas umum, atau hanya sekitar 96 kali sirkulasi. Dan 2,09 kali lipat jumlah sampel pada kelas ilmu terapan atau sebesar 361 kali sirkulasi. Bila dilihat dari tahun terbit bahan pustaka, jumlah sampel terbanyak berasal dari bahan pustaka buku yang diterbitkan antara tahun 2007-2012 yakni sebanyak 129 judul atau sekitar 35,34 persen. Jumlah sampel terbanyak selanjutnya berasal dari buku-buku terbitan tahun 2002-2006 sebanyak 105 judul atau sekitar 28,76 persen. Jumlah sampel yang paling sedikit berasal dari buku terbitan tahun 1980-1984 dan tahun 1984-1989. Buku terbitan tahun 19801984 berjumlah enam sampel atau sekitar 1,64 persen, sama halnya dengan buku terbitan tahun 1984-1989 yang juga berjumlah 6 sampel atau sekitar 1,64 persen dari total sampel keselurutuhan.Bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan KALBIS Institute sebagian besar merupakan buku-buku terbaru dan mutakhir. Hal ini terlihat dari jumlah sampel yang sebagian besar berasal dari buku-buku terbitan tahun 2002-2012, namun demikian perpustakaan KALBIS Institute juga memiliki buku-buku terbitan tahun 1980-1989 dengan kondisi buku yang masih cukup baik. Bahan pustaka dengan tingkat pemanfaatan tertinggi berasal dari buku-buku terbitan tahun 1985-1989, dari total 6 sampel yang diambil 5 sampel atau sekitar 83,33 persen dari total sampel. Bahan pustaka dengan pemanfaatan bahan pustaka yang cukup tinggi lainnya berasal dari buku-buku terbitan tahun 2007-2012 dengan jumlah pemafaatan sebesar 67 sampel atau 51,93 persen dari total 129 sampel yang diambil. Sedangkan bahan pustaka dengan tingkat pemanfaatan bahan pustaka cukup rendah berasal dari bahan pustaka buku terbitan tahun 2013, dari total 17 sampel hanya 6 sampel atau 35,29 persen saja yang telah dimanfaatkan. Bahan pustaka terbitan tahun 2002-2006 menjadi bahan pustaka dengan tingkat pemanfaatan bahan pustaka paling tinggi, yakni sebanyak 321 kali atau sekitar 3,05 kali lipat jumlah sampel keseluruhan. Bahan pustaka yang tingkat pemanfaatannya cukup tinggi lainnya adalah bahan pustaka terbitan tahun 2007-2012 yakni sebanyak 308 kali atau sekitar 2,38 kali lipat 14
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
dari total sampel yang diambil. Bahan pustaka dengan pemanfaatan relatif paling tinggi adalah bahan pustaka terbitan tahun 1985-1989 dengan tingkat pemanfaatan 4,83 kali lipat dari total sampel yang diambil, yakni sebanyak 29 kali pemanfaatan. Sedangkan tingkat pemanfaatan relatif paling rendah adalah bahan pustaka terbitan tahun 2013 yakni hanya 1,23 kali lipat dari total bahan pustaka atau hanya setara dengan 21 kali pemanfaatan. Pemanfaatan bahan pustaka pada Perpustakaan KALBIS Institute yang hanya terpusat pada beberapa kelas tertentu erat kaitannya dengan program studi yang terdapat pada KALBIS Institute. Kelas matematika dan sains yang banyak berisi buku-buku untuk program studi pada Fakultas Ilmu komputer dan Fakultas Ekonomi menjadi subjek yang total pemanfaatannya sangat tinggi. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa, jumlah mahasiswa yang sedang melakukan penyusunan skripsi pada kedua fakultas cukup banyak. Banyaknya jumlah mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi tersebut membuat angka peminjaman buku pada subjek tersebut menjadi sangat tinggi. Selain untuk mendukung proses penyusunan skripsi, tingginya tingkat pemanfaatan bahan pustaka pada beberapa kelas tertentu juga dipengaruhi oleh beberapa bidang studi baru yang membutuhkan buku-buku pendukung perkuliahan, diantaranya adalah program studi Bisnis Kreatif, Sistem Informasi dan Teknik Informatika. Ketiga program studi tersebut tidak hanya membutuhkan literatur perkuliahan yang cukup banyak tetap juga membutuhkan literatur dari buku-buku terbitan terbaru. Kebutuhan literatur tersebutlah yang menjadi salah satu faktor mengapa tingkat pemanfaatan koleksi pada Perpustakaan KALBIS Institute tidak merata, hanya terfokus pada beberapa kelas tertentu dan lebih banyak berasal dari buku-buku terbitan terbaru. Secara menyeluruh pemanfataan bahan pustaka pada perpustakaan KALBIS Institute terfokus pada beberapa kelas tertentu, jumlah pemanfaatan bahan pustaka diatas 50 persen hanya terdapat pada kelas ilmu sosial, kelas matematika dan sains, serta kelas kesusateraan. Sedangkan untuk terbitan bahan pustaka yang paling sering digunakan adalah bahan pustaka dengan tahun terbit 2006-2012. Untuk mengemukakan alasan mengapa pemanfaatan bahan pustaka hanya terfokus pada kelas dan tahun terbit tertentu, peneliti mengadakan kuesioner kepada mahasiswa yang KALBIS Institute. Melakukan analisis pemanfaatan bahan pustaka dan melihat alasan pengguna memanfaatkan bahan pustaka merupakan salah kombinasi indikator yang dapat dilakukan dalam mengevaluasi kinerja perpustakaan dan juga untuk melakukan perencanaan pengembangan bahan pustaka selanjutnya (Borin & yi, 2008). 15
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
Berdasarkan hasil kuesioner, dari 30 responden mahasiswa yang berasal dari jenjang strata satu dan strata dua, sebelas responden atau sekitar 36,67 persen datang ke perpustakaan setiap hari, dan sepuluh responden atau sekitar 33,33 persen hanya datang ke perpustakaan satu kali per minggu. Selebihnya, dua responden datang 2-3 kali perminggu, dan tujuh responden lainnya datang ke perpustakan sebanyak empat kali per minggu. Sebanyak sebelas responden (36,37%) datang ke perpustakaan untuk menggunakan fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan, dan sebanyak sembilan responden (30%) datang ke perpustakaan untuk membaca dan meminjam buku, tujuh (23,33%) responden lainnnya datang ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas, dan tiga responden (10%) datang ke perpustakaan hanya untuk sekedar menunggu waktu masuk kelas. Bila dilihat dari frekuensi kunjungan pengguna, jumlah kunjungan perpustakaan KALBIS Institute dapat dikatakan cukup tinggi, hal ini terlihat dari banyaknya responden yang datang ke perpustakaan sebanyak lebih dari empat kali per minggu. Namun mayoritas alasan utama responden datang ke perpustakaan untuk menggunakan fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan, hanya 30 persen responden saja yang alasan utamanya datang ke perpustakaan untuk membaca atau meminjam buku yang dimiliki oleh perpustakaan. Kendati demikian dari total seluruh responden, 60 persen diantaranya menyatakan cukup sering menggunakan bahan pustaka perpustakaan. Sebesar 33,33 persen atau setara enam orang responden menyatakan sering menggunakan bahan pustaka buku teks. Selain itu masing-masing empat orang responden memilih bahan pustaka koran, majalah, jurnal dan bahan pustaka skripsi dan tesis sebagai bahan pustaka yang paling sering mereka gunakan. Dari total responden yang sering menggunakan bahan pustaka perpustakaan, 14 orang diantaranya atau sekitar 77,78 persen menyatakan sering meminjam bahan pustaka perpustakaan untuk memenuhi keperluan perkuliahan. Mayoritas dari responden yakni sebanyak 11 orang atau 78,57 persen meminjam bahan pustaka dikarenakan untuk mengerjakan tugas dari mata kuliah tertentu, dan sebanyak tiga responden atau 21,42 persen meminjam bahan pustaka perpustakaan hanya untuk sekedar membaca sebagai bahan penunjang perkuliahan. Bila 60 persen responden menyatakan sering menggunakan bahan pustaka perpustakaan, 40 persen diantaranya menyatakan tidak terlalu sering menggunakan bahan pustaka perpustakaan. Mayoritas dari responden tersebut juga menyatakan jarang menggunakan bahan pustaka perpustakaan untuk keperluan kuliah mereka. Sebanyak tujuh responden atau 43,75 16
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
persen menyatakan alasan utama mereka jarang menggunakan bahan pustaka di perpustakaan karena bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan kurang memadai, sehingga tidak memenuhi kebutuhan informasi yang mereka butuhkan. Lima orang responden atau 31,25 persen, menyatakan alasan utama mereka jarang menggunakan bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan karena sudah memiliki buku-buku yang mereka inginkan. Tiga orang responden atau 18,75 persen menyatakan alasan utama mereka dikarenakan sulitnya menemukan buku-buku yang mereka inginkan di perpustakaan. Ketersediaan buku di rak tentunya menjadi salah satu faktor yang cukup berpengaruh. Pola pemanfaatan bahan pustaka perpustakaan KALBIS Institute yang membentuk pola hiperbolik memunculkan permasalahan shelf bias seperti yang diungkapkan oleh Lancaster (1993:59). Pola peminjaman dengan bentuk hiperbolik menyebabkan hanya sebagian buku perpustakaan yang tersirkulasikan, hal tersebut membuat sebagian rak yang bahan pustakanya sering dipinjam menjadi kosong. Sehingga saat pengguna mencari buku yang dibutuhkan, mereka tidak dapat menemukan bahan pustaka yang mereka karena buku yang mereka butuhkan tidak ada di rak atau sedang dipinjam oleh pengguna lain. Permasalahan shelf bias tersebut relevan dengan pendapat pengguna yang menyatakan bahwa bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan belum memadai, pendapat ini dikemukakan oleh 24 orang responden (80%). Dua belas responden menyatakan alasan utama mereka menilai bahan pustaka perpustakaan kurang memadai dikarenakan jumlah eksemplar yang sedikit, sedangkan sebanyak sepuluh responden menyatakan bahwa alasan utama mereka adalah menilai edisi buku yang dimiliki oleh perpustakaan masih kurang lengkap. Didasarkan pada pendapat tersebut, sebanyak delapan belas responden menyarankan perpustakaan untuk menambah jumlah edisi dan eksemplar buku di perpustakaan. Selain menambah jumlah eksemplar dan edisi pada bahan pustaka perpustakaan, sebelas responden menyarankan agar perpustakaan juga menambahkan judul buku-buku terbaru terutama untuk bahan pustaka fiksi, karena mereka menilai jumlah
bahan pustaka fiksi yang dimiliki
perpustakaan masih kurang beragam. 6. Kesimpulan Koleksi pada Perpustakaan KALBIS Institute secara menyeluruh telah dimanfaatkan sebanyak 173 sampel atau sekitar 47,39 persen dan belum dimanfaatkan sebanyak 192 sampel atau sekitar 52,61 persen selama periode 2004-2014. Hal tersebut menandandakan bahwa koleksi pada perpustakaan KALBIS Institute belum dimanfaatkan secara maksimal oleh 17
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
pemustaka. Secara lebih rinci jumlah koleksi yang mencapai total pemanfaatan lebih dari 50 persen adalah kelas ilmu sosial, kelas matematika dan sains, serta kelas kesusastraan. Untuk kelas ilmu sosial, jumlah pemanfaatan koleksi pada kelas tersebut berjumlah 47 sampel atau sekitar 51,64 persen sementara jumlah koleksi yang tidak dimanfaatkan berjumlah 44 sampel atau sekitar 48,35 persen. Selanjutnya kelas matematika dan sains, jumlah koleksi yang dimanfaatkan mencapai 4 sampel atau sekitar 57, 14 persen dan 3 sampel atau sekitar 42,85 persen pada kelas tersebut tidak dimanfaatkan. Sedangkan untuk kelas kesusastraan, koleksi yang telah dimanfaatkan berjumlah 7 sampel atau sekitar 53,84 persen dan untuk koleksi yang tidak dimanfaatkan berjumlah 6 sampel atau sekitar 46,14 persen. Bila dilihat dari frekuensi pemanfaatan, kelas ilmu terapan merupakan kelas dengan frekuensi pemanfaatan koleksi tertinggi. Dari 81 sampel yang diambil jumlah sirkulasinya sebesar 361 kali atau sekitar 33,88 persen, dan untuk kelas dengan jumlah sirkulasi terendah terdapat pada kelas seni dan pariwisata yang koleksinya belum pernah dimanfaatkan sama sekali. Koleksi yang paling banyak tingkat pemanfaatannya adalah koleksi yang berasal dari buku-buku terbitan tahun 2007-2012 yakni sebanyak 308 kali atau sekitar 2,38 kali lipat dari total sampel yang diambil. Sedangkan tingkat pemanfaatan relatif paling rendah adalah koleksi terbitan tahun 2013 yakni hanya 1,23 kali lipat dari total koleksi atau hanya setara dengan 21 kali pemanfaatan. Buku-buku koleksi dengan tahun terbit terbaru tesebut masih membutuhkan promosi yang lebih sering agar pengguna dapat memanfaatkan secara maksimal. Pola pemanfaatan koleksi yang terjadi pada perpustakaan KALBIS Institute hampir menyerupai pola pemanfaatan 80/20. Sebanyak 80 persen koleksi yang tersirkulasikan berasal dari 20 persen koleksi yang ada di perpustakaan. Hal tersebut juga terjadi pada perpustakaan KALBIS Institute, 80 persen koleksi yang tersirkulasikan berasal dari 21,62 persen dari koleksi yang dijadikan sampel. Hal ini terlihat pada koleksi bahan pustaka kelas 600, jumlah frekuensi pemanfaatan pada kelas tersebut cukup besar yakni sebesar 361 kali tersirkulasikan akan tetapi jumlah total koleksi yang tersikulasikan hanya sebanyak 81 sampel atau sekitar 47,09 persen. Hal tersebut menandakan bahwa total bahan pustaka yang tersikulasikan hanya berasal dari buku-buku yang kemungkinan sama dan tersirkulasikan secara berulang-ulang. Pola pemanfaatan tersebut membentuk pola pemanfaatan hiperbolik yang menyebabkan beberapa persoalan, diantaranya shelf bias. Permasalahan shelf bias tersebut menjadi salah satu faktor pendorong bagi beberapa pengguna berpendapat bahwa jumlah koleksi di perpustakaan belum memadai, dan juga menjadi salah satu alasan utama mereka jarang memanfaatkan koleksi perpustakaan. 18
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
Selain itu, jumlah eksemplar koleksi yang masih belum memadai juga menyebabkan beberapa pengguna datang ke perpustakaan hanya untuk sekadar memanfaatkan fasilitas yang disediakan perpustakaan dibandingkan menggunakan koleksi yang ada di perpustakaan, hal tersebut menyebabkan jumlah kunjungan perpustakaan lebih tinggi dibanding pemanfaatan koleksi pada perpustakaan. Sudah memiliki buku yang dibutuhkan, sulitnya menemukan buku di rak dan kurangnya jumlah eksemplar buku menjadi beberapa hal yang mempengaruhi rendahnya faktor pemanfaatan bahan pustaka oleh pemustaka pada Perpustakaan KALBIS Institute Jakarta 7. Daftar Acuan Abdul, Rahman Saleh...dkk. 2005. Pedoman Pengukuran Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta: Forum Perpustakaan Peguruan Tinggi. Agee, Jim. 2005. Collection Evaluation: a Foundation for Collection Development. Collection Building: 92-95. Badan Standarisasi Nasional. 2009. SNI 7330:2009: Perpustakaan Perguruan Tinggi. 6 Maret 2014. http://sisni.bsn.go.id/?/sni_main/sni/index_sniptspt/851 Borin, Jacqueline & Hua Yi. 2008. Indicator for Collection Evaluation: a New Dimensional Framework. Collection Evaluation, Vol. 27 No. 4 : 136-143. -------------------------------------. 2011. Assesing an Academic Library Collection Through Capacity and Usage Indicators: Testing a Multi-dimensional Model. Collection Building, Vol.30 No.3 : 120-5 Brophy, Peter. 2005. The Academic Library. Londong: Facet Publishing. Curzon, Susan. 2009. Academic Library. Encyclopedia of Library and Information Sciences. 15 April 2014. Henry, Jo. 2012. Academic Library Liaison Programs: Four Case Studies. Library Review, Vol. 11 No. 9 : 485-496. Henry, Elizabeth, Longstaff, Rachel dan Kampen, Doris. 2008. Collection Analysis Outcomes In an Academic Library. Collection Building, Vol. 27 No. 3 : 113-7.
19
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014
Hyö dynmaa, Merja, Aniita Ahlholm-Kannisto & Hannele Nurminen. 2010. How to Evaluate Library Collection: A Case Study of Collection Mapping. Collection Building, Vol. 29 No.2 : 43-9. Garbarino, Sabine & Jeremy Holland. 2009. Quantitative and Qualitative Methods in Impact Evaluation and Measuring Results. Governnace and Social Development Resource Center. 15 April 2014. http://www.gsdrc.org/docs/open/EIRS4.pdf Jain, A.K. 1966. Sampling and Short-Period Usage in the Purdue Library. College Reasearch Library, Vol. 27 No. 5 : 211-9. Lancaster, F.W. 1993. If You Want To Evaluate Your Library. USA : University of Illinois Patel, Parina. 2009. Introduction to Quatitative Methods. Empirical Law Seminar. 15 April 2014. Pendit, Putu Laksman. 2003. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi Sebuah Pengantar Diskusi Epistomologi dan Metodologi. Jakarta: JIP-FSUI Sulistyo- Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka. ----------------------. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Supranto, J. 2000. Teknik Sampling untuk Survey dan Eksperimen. Jakarta: Rineka Cipta.
20
Pemanfaatan koleksi pada..., Sinta Amelia, FIB UI, 2014