PELATIHAN
MENDESAIN
SLIDE PRESENTASI UNTUK PERSIAPAN SEMINAR SKRIPSI
IBNU KHAYATH FARISANU, SE, MM
STIE WIDYA PRAJA TANAH GROGOT Tana Paser, 18 April 2015
oleh
Ibnu Khayath Farisanu, SE, MM Merupakan sebuah kesalahan umum penyajian slide presentasi, seorang penyaji (presenter) menulis dan membaca materi dari slide yang ditampilkan. Slide penuh dijejali dengan tulisan dan menjadi teks bacaan bagi penyaji. Ketika pemirsa (audience) duduk dan penyaji mulai menampilkan slide pertamanya, seketika terbayang dalam diri pemirsa, “Oh tidak, jangan presentasi PowerPoint lagi - BOSAN!” (Cora, 2014). Itulah kenyataan yang kerap ditemukan hampir di setiap presentasi saat ini. Presentasi dengan menggunakan teknologi komputer telah menjadi “kewajiban”. Diperkirakan lebih dari 500 juta pengguna PowerPoint, 30 juta presentasi dibuat setiap hari dan 120 juta orang membuat presentasi bisnis dan pendidikan (PowerPointInfo, 2012). Penggunaannya memang memberikan banyak kemudahan. L. Daniels dalam artikel Introducing technology in the classroom: PowerPoint as a first step yang dipublikasikan dalam Journal of Computing in Higher Education, sebagaimana dikutip oleh Axtell, Maddux dan Aberasturi (2008) menyatakan tampilan dengan gambar kompleks dan rumit akan mudah dibuat dengan cepat dan gampang. Grafik hasil scan dari media tradisional atau unduhan dari internet bisa seketika dikombinasikan dengan teks tulisan atau materi lainnya. Kemampuan untuk memanfaatkan materi multimedia akan jauh lebih mudah bagi instruktur untuk memberikan variasi gaya pembelajaran. Disampaikan untuk Mahasiswa STIE Widya Praja Tanah Grogot pada tanggal 18 April 2015 untuk Persiapan Seminar Proposal Skripsi Tahun Akademik 2014/2015
Tulisan ini akan memaparkan bagaimana kemudahan yang diberikan PowerPoint bukan menjadi masalah dalam setiap presentasi. Ini merupakan pengenalan dasar bagaimana membuat slide presentasi yang lebih baik dan menarik sehingga mempermudah dalam penyajian suatu presentasi.
PARADIGMA DASAR PRESENTASI Sebelum membahas lebih dalam, ada beberapa paradigma dasar dalam presentasi. Ini penting untuk pemahaman konsep dasar dari presentasi itu sendiri sehingga mempermudah pemahaman dalam mendesain slide presentasi nantinya. Merujuk arti kata presentasi, secara leksikal Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan presentasi adalah penyajian atau pertunjukan (tentang sandiwara, film, dan sebagainya) kepada orang-orang yang diundang. Mempresentasikan berarti menyajikan; mengemukakan (dalam diskusi dan sebagainya) (Pusat Bahasa, 2008). Sementara merriamwebster.com mengartikan presentation is an
activity in which someone shows, describes, or explains something to a group of people [suatu aktivitas dimana seseorang menampilkan, menggambarkan, atau menjelaskan sesuatu ke sekelompok orang]. Arti lain diberikan oleh ldoceonline.com dimana presentation is an
event at which you describe or explain a new
IBNU KHAYATH FARISANU product or idea [suatu kegiatan dimana kamu menggambarkan atau menjelaskan suatu produk atau ide baru]. Dari arti dasar di atas, pada dasarnya presentasi merupakan bagian komunikasi lisan (oral communication), sebagai suatu proses membagi informasi, pemikiran dan perasaan diantara orang-orang melalui perkataan, tulisan atau bahasa tubuh ... yang dapat memanfaatkan alat bantu visual dan elemen non-verbal untuk mendukung penyampaian inti pesan yang disampaikan. (Velentzas & Broni, 2014). Dengan presentasi menggunakan slide, seorang penyaji memiliki “kekuatan” mengontrol pandangan, memainkan emosi dan bahkan mengejutkan pemirsa ... dimana penelitian kuantitatif pada tahun 1986 menemukan bahwa penyaji yang menggunakan alat bantu visual 43% lebih efektif mengarahkan pemirsa untuk melakukan sesuatu yang diperintahkan bila dibandingkan dengan yang tidak menggunakan (Hanke, 1998).
SLIDE PRESENTASI SEBAGAI “MATERI”? Akan tetapi, sebagaimana dikemukakan di awal tulisan, masalah umum dalam penyajian presentasi adalah bagaimana hubungan antara penyaji dengan alat bantu visualnya. Ini merupakan dua aspek dasar yang menentukan keberhasilan presentasi (Young, 2014). Kebanyakan pengguna PowerPoint saat ini menjadikan slide presentasi sebagai “materi” yang ditampilkan di layar, bukan yang dikatakan. Atau dalam bahasa lain, penggunaan alat bantu visual dengan penyampaian langsung penyaji menjadi terbalik. Saat ini banyak penyaji yang tidak berdaya tanpa kehadiran PowerPoint (Chapman, ). Lalu bagaimana seharusnya yang dilakukan dalam suatu presentasi? Seth Godin (2002) mengungkapkan: When you show up to give a presentation, people want to use both parts of their brain. So they use the right side to judge the way you talk, the way you dress
and your body language. Often, people come to a conclusion about your presentation by the time you’re on the second slide. After that, it’s often too late for your bullet points to do you much good. You can wreck a communication process with lousy logic or unsupported facts, but you can’t complete it without emotion. PowerPoint presents an amazing opportunity. You can use the screen to talk emotionally to the audience’s right brain (through their eyes), and your words can go through the audience’s ears to talk to their left brain. [Saat Anda tampil menyampaikan suatu presentasi, orang ingin menggunakan kedua bagian otaknya. Jadi mereka akan menggunakan otak kanan untuk memutuskan cara bicara, berpakaian dan bahasa tubuh Anda. Umumnya orang telah menarik kesimpulan tentang presentasi Anda saat Anda menampilkan slide kedua. Setelah itu, kebanyakan menjadi sia-sia bagi bullet points untuk menunjukkan bahwa Anda adalah bagus. Anda boleh menghancurkan proses komunikasi dengan logika yang salah atau tanpa fakta pendukung, tetapi Anda jangan melengkapinya tanpa emosi. PowerPoint memberikan kesempatan luar biasa. Anda dapat menggunakan tampilan untuk berbicara emosional kepada otak kanan pemirsa (melalui matanya) dan menggunakan kata-kata langsung didengar oleh telinga pemirsa untuk mengaktifkan otak kirinya.]
SATU JALINAN CERITA Anne Morrow Lindberg, seorang penulis menyatakan “komunikasi yang baik membuat orang menjadi ‘melek’, bagaikan meminum secangkir kopi kental yang membuat susah tidur” (Kusrianto, 2009). Salah satu cara sederhana mewujudkan komunikasi yang baik
STIE WIDYA PRAJA TANAH GROGOT
2
IBNU KHAYATH FARISANU melalui presentasi adalah menjadikannya sebagai satu jalinan cerita.
kekuatan besar. Penelitian 3M menemukan bahwa pemahaman dan ketertarikan pemirsa meningkat drastis ketika tampilan hitam-putih digantikan dengan warna-warni. Yang terpenting dalam pemilihan kombinasi warna adalah warna gambar dan teks tulisan haruslah kontras dengan warna latar belakangnya (background) (Hanke, 1998). Jika presentasi dilakukan di ruangan gelap (seperti aula besar) maka gunakan warna latar belakang (background) gelap (seperti biru tua, abu-abu gelap, dan sejenisnya) dengan warna teks putih atau terang akan sangat baik. Akan tetapi jika presentasi dilakukan di ruangan dengan lampu yang dihidupkan (dimana ini sangat disarankan) maka warna latar belakang putih dengan warna tulisan hitam atau gelap akan sangat baik. (Reynolds, ).
Sebagaimana telah dipaparkan di atas bahwa presentasi adalah komunikasi lisan sehingga pada dasarnya presentasi adalah mengobrol bercerita tentang sesuatu sebagaimana lazimnya obrolan di warung, misalnya. Akan tetapi dalam konteks formal maka obrolan tersebut bukan sekedar obrolan ngolor-ngidul melainkan obrolan yang memiliki tujuan pasti yang diketahui sedari awal. Misalnya dalam konteks seminar pengajuan proposal skripsi seperti saat ini, tujuan yang ingin dicapai adalah meyakinkan kepada pemirsa bahwa proposal yang diajukan telah sesuai dengan metode ilmiah dan layak untuk dilanjutkan menjadi suatu penelitian.
PENGELOLAAN KOMPONEN SLIDE PRESENTASI Ketika sudah terbayang dan tercipta cerita yang akan disampaikan dalam presentasi nantinya, langkah selanjutnya adalah mewujudkannya dalam slide PowerPoint. Mendesain suatu slide PowerPoint membutuhkan ilmu pengetahuan dan seni. Ilmu pengetahuan digunakan untuk menjadikan cerita sebagai suatu materi presentasi yang sesuai untuk ditampilkan dengan sentuhan seni untuk mempercantiknya. Sebagai suatu alat bantu visual, slide presentasi akan membutuhkan gambar dan tulisan menarik sebagai pendukung penyajian presentasi lebih efektif. Untuk itu ada beberapa komponen dasar desain slide presentasi yang harus dikelola dan diperhatikan sebagai berikut: 1.
PEMILIHAN WARNA YANG TEPAT Percaya atau tidak, warna adalah alasan utama presentasi visual memiliki
2.
PENGGUNAAN JENIS HURUF (FONT) YANG PROPORSIONAL Jenis huruf bukan sekedar tulisan teks belaka. Jenis huruf merupakan pernyataan visual (visual statement) sebagaimana gambar atau elemen grafik lainnya yang dipilih penuh kehati-hatian (Presentitude, ). Penelitian oleh Universitas Washingthon yang mempelajari 210 jenis huruf terhadap perasaan orang terhadapnya menghasilkan 6 kategori umum jenis huruf: konservatif, hangat, sembrono, tidak ramah, kokoh, dan tidak tenang (Gabrielle, 2011). Meskipun ada begitu banyak jenis huruf namun secara sederhana dibagi menjadi 2 kelompok, serif dan sans-serif. Perbedaan dasar keduanya terletak adanya lekukan garis kecil yang menempel di akhir huruf. Serif berarti memiliki lekukan kecil, sedangkan sans-serif berarti tanpa lekukan kecil.
STIE WIDYA PRAJA TANAH GROGOT
3
IBNU KHAYATH FARISANU Huruf serif dirancang untuk digunakan dalam dokumen penuh tulisan teks sehingga mudah dibaca pada ukuran yang kecil. Namun ketika digunakan untuk presentasi, huruf serif seringkali sukar dibaca karena resolusi rendah pada proyektor. Huruf sans-serif umumnya terbaik untuk presentasi PowerPoint (Reynolds, ).
3.
Satu hal yang harus dihindari adalah slide dengan banyak teks tulisan, terutama jika itu akan dikatakan kembali dengan keras saat penyajian. Sadarilah bahwa pemirsa akan cepat membaca setiap slide sesaat setelah ditampilkan.
Ukuran huruf harus dipastikan cukup besar agar seluruh pemirsa dapat membacanya, meskipun duduk di kursi paling belakang. Ukuran huruf <24 poin umumnya terlalu kecil untuk ditampilkan dalam presentasi. Dave Paradi, pakar presentasi dunia menyatakan:
Presentasi ada semata-mata untuk mempermudah pemirsa. Akan sangat membosankan apabila poin-poin yang disampaikan tidak menarik dan hanya dipenuhi oleh teks tulisan. Slide presentasi terbaik saat ini boleh dikatakan sedikit memiliki teks tulisan karena materinya akan disampaikan secara lisan oleh sang penyaji. Ingat, slide presentasi adalah untuk mendukung penyampaian oleh penyaji bukan menjadikan penyaji tidak berguna saat presentasi tersebut (Reynolds, )
I would prefer to see most text at a 28 or 32 point size, with titles being 36 to 44 point size. The only reason I would use a font less than 24 point is when adding explanatory text to a graph or diagram, where you could use a 20 point font size. [Saya lebih menyukai kebanyakan teks di ukuran 28 atau 32 poin, dengan judul berukuran 36 sampai 44 poin. Alasan utama saya menggunakan ukuran huruf <24 adalah saat menambahkan teks penjelasan untuk grafik atau diagram, dimana Anda bisa menggunakan ukuran 20 poin]
Satu hal penting yang harus diingat, apapun jenis dan ukuran huruf yang dipilih harusnya cocok dengan gaya dan pesan yang disampaikan dalam presentasi. Karena ini akan terkait dengan kepribadian pemirsa yang menikmati penyajian presentasi tersebut (Cournoyer, 2012), sebagaimana pertanyaan apa pakaian yang seharusnya dipakai pada suatu waktu tertentu. Ketika akan menghadiri pertemuan bisnis penting, tentu pakaian jas resmi pilihannya. Ketika akan berbicara di forum teknologi, hiburan dan desain, celana jeans dengan kaos casual jadi pilihan terbaik. Apapun pilihan jenis hurufnya seharusnya mempertimbangkan dengan matang imej apa yang ingin diperlihatkan (Gabrielle, 2011).
PEMBATASAN BULLET POINTS & TEKS TULISAN
Apa yang dituliskan dalam slide adalah pokok-pokok pikiran dalam paragraf atau kalimat sehingga hanya terdiri dari kata atau beberapa kata bukan dalam bentuk paragraf utuh. Ingatlah pelajaran Bahasa Indonesia semasa sekolah dasar dulu tentang ini. 4.
PENGGUNAAN GAMBAR KUALITAS TINGGI Kerap terjadi dalam presentasi menampilkan gambar -baik foto, kartun atau animasiyang pada awalnya dimaksudkan untuk menarik perhatian pemirsa malah menjadi olok-olokan karena tidak sesuai dengan pesan yang disajikan. Bahkan bukan tidak mungkin, pemirsa akan menganggap penyaji tidak profesional atau kekanakkanakan karena memasukkan gambar kartun Donal Bebek, misalnya, ketika presentasi membahas soal pelajaran. Penggunaan gambar dalam presentasi sebenarnya memancing dua sisi pendapat. Satu sisi menyatakan gambar mampu menambah ketertarikan secara visual dan menjaga perhatian pemirsa, namun di sisi lain menyatakan gambar hanyalah penarik
STIE WIDYA PRAJA TANAH GROGOT
4
IBNU KHAYATH FARISANU pergantian slide. Ampun!
perhatian yang tidak penting. Sebagai jalan tengah kedua pendapat tersebut maka gambar sebaiknya digunakan hanya ketika memang memiliki informasi penting yang harus ditampilkan atau untuk mempermudah pemahaman abstrak menjadi lebih konkrit dan jelas (Wax, 2008).
Kreativitas itu memang sesuatu yang bagus namun membuat teks tulisan berputar-putar atau berjoget di layar itu bukan kreativitas. Faktanya bahwa penggunaan animasi sembarangan membuktikan kepada pemirsa bahwa penyaji tidak mengerti bagaimana cara menggunakannya. Steve Jobs dikenal sebagai penyaji presentasi paling mengesankan di dunia ketika memperkenalkan iPhone. Pernahkan terdengar dia menggunakan animasi dalam slidenya? Tidak, dia tidak menggunakannya! (Newbold, 2013)
Untuk itu, gunakan gambar kualitas tinggi terutama foto yang bisa diambil dengan memotret menggunakan kamera digital pribadi, membeli dari penyedia foto profesional, atau unduh gambar yang tersedia daring (online) dengan bantuan mesin pencari. Jangan gunakan gambar kualitas rendah karena akan pecah saat ditampilkan. Hindari penggunaan kartun clip-art yang tersedia dalam PowerPoint, terutama untuk penyajian presentasi profesional. Itu memang menarik di tahun 1993 tetapi hari ini akan menurunkan imej profesional (Reynolds, ) 5.
Untuk itu, bagi para pengguna PowerPoint pemula sangat tidak disarankan untuk memasukkan animasi ke slide presentasi, apapun itu animasinya. Perlu tambahan waktu dan pengalaman belajar desain visual untuk dapat memahami animasi dengan baik yang tidak mengganggu penyajian presentasi.
DILARANG [DULU] PAKAI ANIMASI Menambahkan gerakan animasi dalam slide presentasi memang menyenangkan di saat desain awal, namun hati-hati saat disajikan nantinya. Terlampau banyak animasi dalam suatu slide presentasi akan menjengkelkan pemirsa. Apalagi jika animasi yang didesain menggunakan banyak gerakan, misalnya slide pertama menggunakan animasi terbang (fly) di setiap bullet point kemudian di slide berikutnya menggunakan animasi spiral (spiral) di setiap huruf yang tampil. Makin diperparah dengan page
transition dengan suara (sound) menjengkelkan yang berubahubah di setiap
6.
PENGATURAN TATA LETAK (LAYOUT) KREATIF Saat memulai PowerPoint, secara default tersedia beberapa pilihan tata letak yang bisa digunakan. Ini sebenarnya bukanlah mutlak yang tidak bisa diutak-atik. Judul (title) misalnya, tidak selalu harus diletakkan di atas tetapi bisa saja diletakkan di bawah, kiri, kanan, atau tengah. Demikian pula terhadap teks, gambar atau apa saja yang ingin ditampilkan pada slide presentasi tersebut. Ibarat penataan perabot rumah, anggaplah komponen yang ada sebagai suatu perabot yang bisa digeser bebas sesuai kehendak hati.
STIE WIDYA PRAJA TANAH GROGOT
5
IBNU KHAYATH FARISANU Meskipun demikian, setiap komponen yang diletakkan haruslah terhubung secara visual melalui garis tidak terlihat. Menjadikannya selaras adalah tentang menjadikan satu kesatuan dalam satu slide yang tampil. Banyak orang tidak paham untuk mewujudkan prinsip keselarasan. Ini memang bukanlah hal penting tetapi tanpa keselarasan akan membuat slide presentasi tampak kurang memuaskan dan jauh dari kesan profesional. (Reynolds, 2008)
5.
KONTRAS (CONTRAST)
Suatu elemen yang ingin ditonjolkan atau diperkuat dari suatu desain haruslah tampak secara kontras. 6.
RUANG (SPACE)
Ruang dalam seni mengacu pada jarak atau daerah antara sekitar, atas, bawah atau dalam elemen. Kedua sisi baik secara positif maupun negatif haruslah menjadi pertimbangan penting yang diputuskan pada setiap desain.
PRINSIP DASAR DESAIN SLIDE PRESENTASI Membuat slide presentasi PowerPoint pada akhirnya lebih kepada sebagai suatu seni desain. Untuk itu beberapa prinsip dasar desain yang harus dipahami antara lain (J6 Design, 2014): 1.
KESEIMBANGAN (BALANCE)
Keseimbangan dalam desain mirip dengan keseimbangan secara fisik. Sebuah batu besar akan seimbang ketika diletakkan batu kecil pada setiap ujungnya. Keseimbangan memberikan kekuatan stabil dan struktur suatu desain. Ini diterapkan dalam desain dengan penempatan seluruh elemennya. 2.
KECOCOKAN (PROXIMITY)
Kecocokan menciptakan hubungan antar elemen di dalamnya. Cocok bukan berarti harus selalu ditempatkan bersama melainkan terhubung tanpa disadari. 3.
KESAMAAN (ALIGNMENT)
Ini terkait dengan pengurutan dan pengoragnisasian dalam desain yang menjadikannya saling terkait satu sama lainnya. 4.
PENGULANGAN (REPETITION)
Pengulangan akan memperkuat suatu desain ketika menjadi satu kesatuan. Ini untuk menciptakan asosiasi dan konsistensi yang seirama.
KESIMPULAN Presentasi merupakan bagian komunikasi lisan (oral communication), sebagai suatu proses membagi informasi, pemikiran dan perasaan diantara orang-orang melalui perkataan, tulisan atau bahasa tubuh ... yang dapat memanfaatkan alat bantu visual dan elemen non-verbal untuk mendukung penyampaian inti pesan yang disampaikan. PowerPoint hadir memberikan kemudahan sebagai alat bantu visual yang tidak dicapai pada teknologi sebelumnya (transparansi overhead, foto slide, kapur dan papan tulis) menjadi lebih efisien dan penuh fitur. Mendesain suatu slide PowerPoint membutuhkan ilmu pengetahuan dan seni. Ilmu pengetahuan digunakan untuk menjadikan cerita sebagai suatu materi presentasi yang sesuai untuk ditampilkan dengan sentuhan seni untuk mempercantiknya. Perpaduan ini akan menciptakan suatu slide yang menawan dan memperkuat proses komunikasi yang terjadi. Namun demikian, sebagaimana ungkapan Latin menyatakan De gustibus non est disputandum (tidak ada yang patut diperdebatkan menyangkut selera) memberikan kebebasan bagi pengguna PowerPoint mengekspresikan ilmu pengetahuan dan seni yang dimilikinya.
STIE WIDYA PRAJA TANAH GROGOT
6
IBNU KHAYATH FARISANU SUMBER BACAAN Axtell, Kulwadee; Maddux, Cleborne & Aberasturi, Suzanne. The Effect of
Presentation Software on Classroom Verbal Interaction and on Student Retention of Higher Education Lecture Content. 2008. International Journal of
Technology in Teaching and Learning Chapman, Gary. Thought on Using PowerPoint Effectively. https://www.utexas.edu/lbj/21cp/syllabus/ powerpoint_tips2.htm diakses 15 April 2015 Cora, Clint. Six Major Mistakes When Doing PowerPoint Presentation. 10 Oktober 2014. http://www.lifehack.org/articles/technolog y/six-major-mistakes-when-doingpowerpoint-presentations.html diakses 15 April 2015 Cournoyer, Brendan. What Are the Best PowerPoint Fonts for Killer Presentations?. 29 Maret 2012. http://www.brainshark.com/IdeasBlog/2012/March/best-powerpoint-fontsfor-killer-presentations.aspx diakses 17 April 2015 Gabrielle, Bruce. The #1 Best Advice for Choosing PowerPoint Fonts. 5 Desember 2011. http://speakingppt.com/2011/ 12/05/the-1-best-advice-for-choosingpowerpoint-fonts/ diakses 17 April 2015 Godin, Seth. Really Bad PowerPoint (and how to avoid it). 2002. http://www.sethgodin.com/freeprize/reall ybad-1.pdf diakses 17 Januari 2015 Hanke, Jon. The Psychology of Presentation Visuals. Mei 1998. http://www.ou.edu/class/bc2813/Presenta tionTips/ PsychologyOfPresentationVisuals.html diakses 18 Desember 2014 http://www.ldoceonline.com/dictionary/presenta tion http://www.merriamwebster.com/dictionary/pres entation J6Design. 6 principles of design. 2014. http://www.j6design.com.au/ClientArea/6f undamentalprincipleofdesign diakses 17 Januari 2015
Kusrianto, Adi. Pengantar Desain Komunikasi Visual. 2009. Yogyakarta: ANDI. ISBN 979763-809-X. Newbold, Curtis. Top 12 Most Annoying PowerPoint Presentation Mistakes. 24 September 2013. http://thevisualcommunicationguy.com/2 013/09/24/top-12-most-annoyingpowerpoint-presentation-mistakes/ diakses 17 April 2015 PowerPoint Info. PowerPoint usage statistics and market share. 15 Februari 2012. http://powerpointinfo. blogspot.com/2012/02/powerpointusage-statistics-and-market.html diakses 16 Januari 2015 Presentitude. 44 safe fonts & 74 safe combos. http://www.presentitude.com/fonts/ diakses 17 April 2015 Reynolds, Garr. Top Ten Slide Tips. http://www.garrreynolds.com/presotips/design/ diakses 17 April 2015 ---. Presentation Design: Principles and Techniques. 2008. http://www.presentationzen.com/chapter6 _spread.pdf diakses 17 April 2015 Tim Redaksi. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Cetakan pertama Edisi IV. 2008. Jakarta: PT. Gramedia. ISBN 978-979-22-3841-9 Velentzas, John & Broni, Georgia.Communication Cyle: Definition, process, models and examples. 2014. http://www.wseas.us/elibrary/conferences/2014/Istanbul/FINAN CE/FINANCE-17.pdf diakses 16 April 2015 Wax, Dustin. 10 Tips for More Effective PowerPoint Presentations. 24 November 2008. http://www.lifehack.org/ articles/technology/10-tips-for-moreeffective-powerpoint-presentations.html diakses 17 April 2015 Young, Graham. The Presenter and The Visual Aid. 17 Februari 2014. http://youngmarkets.wordpress. com/2014/ 02/17/thepresenterandthevisualaid/ diakses 18 Desember 2014
STIE WIDYA PRAJA TANAH GROGOT
7
IBNU KHAYATH FARISANU
PELATIHAN
STIE WIDYA PRAJA TANAH GROGOT Tana Paser, 18 April 2014 IBNU KHAYATH FARISANU, SE, MM
Merupakan sebuah kesalahan umum penyajian slide presentasi, seorang penyaji (presenter) menulis dan membaca materi dari slide yang ditampilkan. Slide penuh dijejali dengan tulisan dan menjadi teks bacaan bagi penyaji. Ketika pemirsa (audience) duduk dan penyaji mulai menampilkan slide pertamanya, seketika terbayang dalam diri pemirsa, “Oh tidak, jangan presentasi PowerPoint lagi BOSAN!” (Cora, 2014). Itulah kenyataan yang kerap ditemukan hampir di setiap presentasi saat ini. Presentasi dengan menggunakan teknologi komputer telah menjadi “kewajiban”. Diperkirakan lebih dari 500 juta pengguna PowerPoint, 30 juta presentasi dibuat setiap hari dan 120 juta orang membuat presentasi bisnis dan pendidikan (PowerPointInfo, 2012). Penggunaannya memang memberikan banyak kemudahan. L. Daniels dalam artikel Introducing technology in the classroom: PowerPoint as a first step yang dipublikasikan dalam Journal of Computing in Higher Education, sebagaimana dikutip oleh Axtell, Maddux dan Aberasturi (2008) menyatakan tampilan dengan gambar kompleks dan rumit akan mudah dibuat dengan cepat dan gampang. Grafik hasil scan dari media tradisional atau unduhan dari internet bisa seketika dikombinasikan dengan teks tulisan atau materi lainnya. Kemampuan untuk memanfaatkan materi multimedia akan jauh lebih mudah bagi instruktur untuk memberikan variasi gaya pembelajaran.
ALAT BANTU
PESAN
PRESENTASI = KOMUNIKASI LISAN
STIE Widya Praja Tanah Grogot Tana Paser, 18 April 2015
1
IBNU KHAYATH FARISANU
BERCERITALAH!
STIE Widya Praja Tanah Grogot Tana Paser, 18 April 2015
2
IBNU KHAYATH FARISANU
TEKS
TEKS
TEKS TEKS
STIE Widya Praja Tanah Grogot Tana Paser, 18 April 2015
3
IBNU KHAYATH FARISANU
UKURAN HURUF 18
INI TEKS TULISAN
20
INI TEKS TULISAN
24
INI TEKS TULISAN
28
INI TEKS TULISAN
32
INI TEKS TULISAN
36
INI TEKS TULISAN
40
INI TEKS TULISAN
44
INI TEKS TULISAN
SITUASIONAL
TULISAN JUDUL
GUNAKAN GAMBAR
KUALITAS
TINGGI
STIE Widya Praja Tanah Grogot Tana Paser, 18 April 2015
4
IBNU KHAYATH FARISANU
Clik to add title • Click to add text
PRINSIP DASAR DESAIN KESEIMBANGAN
PENGULANGAN
KECOCOKAN
KONTRAS
KESAMAAN
RUANG
De gustibus non est disputandum [tidak ada yang patut diperdebatkan menyangkut selera]
STIE Widya Praja Tanah Grogot Tana Paser, 18 April 2015
5
PELATIHAN
STIE WIDYA PRAJA TANAH GROGOT 18 APRIL 2015
1
JUDUL
2
BAB I
3
BAB I
4
BAB I
5
BAB II
6
BAB II
7
BAB II
8
BAB III
9
BAB III
10
PENUTUP
PERENCANAAN SLIDE PRESENTASI NAMA MAHASISWA