Ade Heryana, S.ST, M.KM
Mendesain dan Mengevaluasi Pelatihn
MENDESAIN DAN MENGEVALUASI PELATIHAN Ade Heryana Dosen Prodi Kesmas FIKES Universitas Esa Unggul Jakarta Email:
[email protected]
Setelah mempelajari materi pada
Candra adalah seorang staff ahli keselamatan
paper ini, diharapkan mahasiswa dapat: 1.
Mengetahui
bagaimana
dan kesehatan kerja yang baru saja diterima di perusahaan konstruksi nasional pada proyek
menganalisis
pembuatan pabrik kimia. Candra melalui
kebutuhan terhadap pelatihan; 2.
Mengidentifikasi
berbagai
berbagai tahapan seleksi untuk diterima
metode
sebagai karyawan di sana. Dalam tugas sehari-
pelatihan; 3.
Mengetahui
bagaimana
hari ia bekerja dengan rekan satu tim yang
menyusun
bernama
program pelatihan; 4.
Memahami
teori
psikologi
Hendry
adalah
staff
sanitarian yang sudah 5 tahun bekerja di
yang
perusahaan tersebut. Berdasarkan catatan
melatarbelakangi pelatihan yang sukses;
saat seleksi karyawan, Candra yan baru lulus
dan 5.
Hendry.
Mengevaluasi
efektivitas
memiliki
program
beberapa
kelemahan
dalam
keterampilan di bidang K3. Candra tetap
pelatihan.
diterima bekerja karena HRD menganggap ia Pada materi sebelumnya telah dibahas
memiliki
tentang seleksi karyawan untuk memprediksi
akademis yang memadai. Karena dedikasinya
bagaimana mengevaluasi kinerja karyawan.
perusahaan sedang mempertimbangkan untuk
Salah satu tujuan seleksi karyawan dan karyawan
dikembangkan.
bekerja namun belum memiliki kemampuan
perusahaan. Kemudian telah dibahas pula
kinerja
untuk
Sementara Hendry meskipun sudah 5 tahun
perilaku dan kinerja karyawan jika diterima di
evaluasi
potensi
memberikan
adalah
beasiswa
pendidikan
atau
memberikan pelatihan secara intensif.
meningkatkan kemampuan atau kompetensi Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa
karyawan dengan memberikan pelatihan.
seluruh karyawan membutuhkan peningkatan
Paper ini akan mengulas tentang aspek-aspek
kompetensi
yang berhubungan dengan pelatihan beserta teori
psikologi
yang
(pengetahuan,
keterampilan,
sikap) untuk menyelesaikan tugasnya dengan
melatarbelakangi
baik. Sebuah perusahaan terkadang sangat
kesuksesan program pelatihan.
sulit mendapatkan karyawan yang memiliki Untuk
memudahkan
pemahaman,
pengetahuan
sebuah ilustrasi penulis buat sebagai berikut:
dan
keterampilan
yang
memadai. Pada ilustrasi di atas, Candra adalah 1
Ade Heryana, S.ST, M.KM
Mendesain dan Mengevaluasi Pelatihn
contoh karyawan dengan keterampilan yang
kemampuan karyawan (mis: kesanggupan,
belum memadai, sedangkan Hendry adalah
komitmen, motivasi, dsb)3.
contoh karyawan dengan pengetahuan yang belum cukup. Pelatihan berfungsi untuk menutupi permasalah tersebut.
Analisis Organisasi
Per definisi, pelatihan atau trainings adalah proses sistematik untuk menambah
•Tujuan organisasi •Analisis ekonomi •Analisis tenaga kerja •Iklim organisasi dan sikap karyawan •Analisis sumberdaya
keterampilan, peran, konsep, atau sikap yang baru dalam rangka meningkatkan kinerja1. MENENTUKAN KEBUTUHAN PELATIHAN
Analisis Tugas
Meskipun pelatihan bermanfaat bagi perusahaan, bukan berarti hal tersebut bisa
•Daftar tugas-tugas •Wawancara •Pengukuran kinerja •Observasi •Job Descriptions
langsung diterapkan. Hal pertama yang sebaiknya dilakukan adalah melakukan analisis apakah
organisasi
membutuhkan
atau
perusahaan
pelatihan
(training
needs
dilakukan
training
needs
Analisis Personal
anaysis). Tujuan
•Pengukuran kinerja •Survey •Wawancara •Tes keterampilan dan pengetahuan •Insiden kritis
analysis adalah menentukan jenis pelatihan yang dibutuhkan agar sesuai dengan tujuan perusahaan. Ada tiga jenis analisis kebutuhan
Gambar 1. Proses Analisa Kebutuhan Pelatihan (Sumber: Aamodt, 2010:289)
pelatihan yaitu: 1) organizational analysis; 2) task analysis; dan 3) person analysis2. Analisis
(organization
sebenarnya perusahaan ingin memberikan
analysis) bertujuan menentukan faktor-faktor
beasiswa kepada Hendry untuk melanjutkan
organisasi yang mendorong dan menghambat
pendidikan S1 Teknik Lingkungan, namun
efektivitas program pelatihan. Faktor-faktor
karena
tersebut
organisasi,
tersebut masih belum terealisir. Masalah
kemampuan organisasi (mis: finansial, tempat,
lainnya adalah perusahaan akan kehilangan
waktu), serta keterbatasan penerimaan dan
jam kerja karena umumnya jam pendidikan di
1
2
antara
organisasi
Contoh kasus pada ilustrasi di atas,
lain:
tujuan
Goldstein & Ford (2002) dalam Aamodt (2010:288)
keterbatasan
anggaran
rencana
Goldstein & Ford (2002) dalam Aamodt (2010:288) 3 McCabe (2001) dalam Aamodt (2010:289)
2
Ade Heryana, S.ST, M.KM
Mendesain dan Mengevaluasi Pelatihn
perguruan tinggi berbarengan dengan jam
Tabel 1. Contoh Tugas dan Jenis Pelatihan yang Sesuai pada Ahli K3 Konstruksi Muda4
kerja perusahaan. Perusahaan juga belum memastikan
kesiapan
mendapatkan Sementara
Hendry
pendidikan
untuk
Chandra
untuk
tambahan. masih
perlu ada
dipertimbangkan
kembali
karena
kekhawatiran
yang
bersangkutan
mengundurkan
diri
Tugas
setelah
1. Menerapkan peraturan perundangan K3 2. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi 3. Merencanakan dan menyusun program K3
menerima
pelatihan. Task analysis atau analisis tugas-tugas dilakukan
jika
hasil
analisis
4. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja K3 5. Melakukan sosialisasi, penerapan & pengawasan pelaksanaan program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3 6. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3 konstruksi 7. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3 8. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan darurat
organisasi
menunjukkan hasil yang positif. Tujuan dari analisa tugas adalah menentukan: - Kinerja dalam menjalankan tugas pada masing-masing
karyawan
yang
akan
diberikan pelatihan - Kondisi-kondisi kerja yang melingkupi tugas karyawan - Kompetensi
yang
dibutuhkan
untuk
menjalankan tugas - Cara
bagaimana
menyelesaikan
seorang
tugas
yang
karyawan diberikan
Bagaimana cara Tugas dipelajari Pelatihan kebijakan di bidang K3 Kursus penyusunan kontrak kerja konstruksi Kursus manajemen program K3 Kursus membuat SOP Kursus manajemen program K3
Pelatihan SMK3 konstruksi
Pelatihan ergonomi
Pelatihan AK3 Umum dan AK3 khusus konstruksi
kepadanya. Person
Contoh pada kasus Candra di atas.
sudah
dijalankan
personal dilakukan berdasarkan pertimbangan
serta
bahwa tidak semua karyawan membutuhkan
mendapatkan jenis pelatihan yang akan diberikan,
tahap
selanjutnya
untuk
mana sebaiknya pelatihan diberikan. Analisis
disajikan pada tabel 1 di samping. Jika hasil tugas
ditujukan
menentukan karyawan mana dan pada area
Tugas Candra sebagai staff K3 antara lain
analisis
analysis
pelatihan lebih lanjut untuk menjalankan
adalah
tugasnya. Contoh pada kasus Hendry di atas.
melakukan person analysis.
Jika Hendry dapat mengoperasikan peralatan pengukur kualitas lingkungan (debu, air, udara)
4
Disadur dari uraiantugas.com
3
Ade Heryana, S.ST, M.KM
Mendesain dan Mengevaluasi Pelatihn
dengan baik sesuai dengan buku manual, maka
Analisis
personal
dengan
tidak perlu dilakukan pelatihan. Beberapa
menggunakan
metode
metode dapat digunakan untuk melakukan
menanyakan
kepada
analisis personal, antara lain menggunakan
pengetahun dan keterampilan yang sebaiknya
skor pengukuran kinerja, survey, wawancara,
diberikan
tes keterampilan & pengetauan, dan/atau
menggunakan
catatan insiden kritis.
menghindari
Analisis
personal
metode
Kelebihan
survey
permasalahan
perusahaan
adalah
analisis
jika
yang
belum
menerapkan
pengukuran kinerja dan job analysis dengan
pelatihan yang sebaiknya diberikan kepada
baik. Kelemahannya adalah karyawan dapat
karyawan. Contoh kasus pada tabel 2 yang
berlaku tidak jujur, dan ada kemungkinan
menyajikan skor kinerja staff K3. Dari tabel 2
untuk
pelatihan5.
saat
jenis
dan kelebihannya, dan dapat dilakukan pada
mudah. Skor rendah menandakan jenis
mempertimbangkan
karyawan
biasanya memahami dengan baik kelemahan
kinerja merupakan metode yang paling
perusahaan
bertujuan
menggunakan pengukuran kinerja, karyawan
dengan
menggunakan skor dari hasil pengukuran
tersebut,
survey
perusahaan tidak sepenuhnya menyanggupi
sebaiknya
jenis pelatihan yang diingikan karyawan.
memberikan
pelatihan dokumentasi yang berhubungan
Analisis personal dengan metode
dengan K3. Namun demikian, analisis dengan
wawancara dilakukan hanya untuk beberapa
metode
yang
karyawan terpilih saja. Meski tidak dilakukan
disebabkan oleh cara pengukuran kinerja
kepada seluruh karyawan, metode wawancara
dilakukan.
kelemahan-kelemahan
memberika informasi yang mendalam tentang
pengukuran kinerja pada paper tentang
kebutuhan pelatihan pada karyawan6. Dengan
mengukur kinerja karyawan.
demikian
ini
memiliki
Lihat
kelemahan
Safety patrol Sosialisasi Tanggap darurat Dokumentasi Identifikasi risiko RATA-RATA
Karyawan Rafi
Tom
Jim
Roy
Ratarata
2 5 5
1 5 5
2 5 5
5 1 5
2,5 4 5
2 5
2 3
2 1
2 2
2 2,75
3,8
3,2
3,8
3,0
metode
wawancara
adalah perusahaan dapat mengetahui lebih
Tabel 2. Contoh Hasil Skor Pengukuran Kinerja Staff K3 untuk Menentukan Kebutuhan Pelatihan Dimensi Kinerja
kelebihan
jelas perasaan dan sikap karyawan terhadap kebutuhan
pelatihan
dibanding
metode
survey. Namun kelemahannya adalah data hasil wawancara umumnya sulit dikuantifikasi dan dianalisis7. Analisis
personal
dengan
menggunakan data hasil tes keterampilan dan pengetahuan dilakukan untuk mengetahui
5 6
7
Kroehnert (2000) dalam Aamodt (2010:292) Patton&Pratt (2002) dalam Aamodt (2010:292)
4
Brown (2002) dalam Aamodt (2010:292)
Ade Heryana, S.ST, M.KM seberapa
banyak
Mendesain dan Mengevaluasi Pelatihn
karyawan
memerlukan
pada organisasi, tugas, dan pernonal. Jika hasil
pelatihan. Jika hampir seluruh karyawan
analisis organisasi menunjukkan bahwa karena
memiliki nilai yang buruk pada tes, maka
alasan biaya dan waktu perusahaan/organisasi
dibutuhkan pelatihan dengan skala organisasi.
hanya sanggup menjalankan pelatihan paling
Jika hanya sedikit yang bernilai buruk, maka
lama 4 jam dalam sehari, maka tujuan
pelatihan diberikan hanya kepada beberapa
pelatihan harus disesuaikan. Dengan demikian
karyawan saja. Kelamahan metode ini adalah
bila
hanya
tes
menyelenggarakan pelatihan bagi supervisor
keterampilan dan pengetahuan yang dapat
tentang keterampilan mengelola konflik, maka
dijalankan.
tujuan yang ideal adalah supaya supervisor
terdapat
beberapa
Analisis
jenis
personal
sekali
dilakukan.
Metode
alokasi waktu yang diberikan selama lebih dari 4 hari, maka tujuan pelatihan bisa ditingkatkan
ini
hingga supervisor bisa memediasi konflik antar
menganalisis catatan insiden kritis, kemudian diurutkan dimensinya
atau
diklasifikasikan
dan
karyawan.
menurut
dikelompokkan
tingkat
Dalam menentukan tujuan pelatihan
kinerjanya.
terdapat tiga hal yang harus disampaikan kepada peserta8:
MENGEMBANGKAN PROGRAM PELATIHAN Setelah pelatihan
bermaksud
dapat megidentifikasi penyebab konflik. Bila
dengan
menggunakan metode catatan insiden kritis jarang
perusahaan
mengetahui
seperti
apa,
a.
kebutuhan
jika
Apa
yang
diharapkan
dari
peserta
pelatihan dalam pembelajaran
memang b.
perusahaan membutuhkan pelatihan, maka
Kondisi
yang
melatarbelakangi
pencapaian pembelajaran
tahap selanjutnya adalah mengembangkan c.
program pelatihan yang akan dijalankan.
Tingkatan pembelajaran yang diharapkan
Dalam pengembangan program pelatihan, ada
Misalnya untuk menentukan tujuan pelatihan
beberapa
1)
“Menjadi Tenaga Penjual Terbaik” maka perlu
menentukan tujuan pelatihan; 2) memotivasi
disampaikan hasil yang diharapkan yaitu
karyawan terhadap pelatihan; dan 3) memilih
meningkatkan kontrak pelanggan sebanyak
metode pelatihan yang terbaik.
10% dan menambah konsumen baru sebanyak
1.
tahap
dijalankan
yaitu:
5%.
Menentukan Tujuan Pelatihan Tujuan
pelatihan
disusun
2.
sesuai
Pelatihan
dengan hasil analisis kebutuhan pelatihan baik
8
Memotivasi
Mager (1997) dalam Aamodt (2010:293)
5
Karyawan
terhadap
Ade Heryana, S.ST, M.KM
Mendesain dan Mengevaluasi Pelatihn
Untuk mencapai pelatihan yang efektif
- Menyediakan insentif. Jenis insentif yang
maka, perusahaan sebaiknya memberikan
bisa diberikan antara lain: sertifikat, uang
motivasi kepada karyawan dalam:
saku/transport, kesempatan promosi, dan kredit (SKP). Contohnya adalah yang
a.
Mengikuti pelatihan
b.
Menunjukkan prestasi terbaik dalam
dilakukan Microsoft dengan memberikan poin kepada peserta pelatihan yang bisa
pelatihan c.
ditukar dengan merchandise, travel, dan
Mengaplikasikan hasil pelatihan dalam
sertifikat. Strategi ini mampu meningkatkan
pekerjaannya
angka partisipasi pelatihan hingga 2000%10; Memotivasi karyawan untuk mengikuti
- Menyediakan
pelatihan bisa dilakukan dengan berbagai
akomodasi
berbentuk
makanan;
strategi, seperti:
- Mengurangi tekanan/stress saat pelatihan.
- Menghubungkan jenis pelatihan dengan
Perusahaan
sebaiknya
memberikan
pekerjaan karyawan saat ini atau yang
toleransi keringanan beban kerja karena
berpengaruh
waktu terbuang akibat pelatihan, atau
langsung
terhadap
penyelesaian masalah pekerjaan. Misalnya
dengan
pada studi kasus di awal paper, sebagai
menggantikan
seorang yang bekerja menangani sanitasi
pelatihan.
industri tentu Hendry lebih memilih
bertema
yang
karyawan
saat
karyawan agar menunjukkan prestasi ketika
terkini kadar debu lingkungan” dibanding yang
tugas
asisten
Sedangkan strategi untuk memotivasi
pelatihan yang bertema “Tekni pengukuran
pelatihan
menyediakan
melakukan pelatihan antara lain:
“Kondisi - Memberikan insentif untuk belajar. Jenis
lingkungan industri pada abad 22”;
instentif dapat berbentuk: uang, jaminan
- Mendesain pelatihan agar menyenangkan
pekerjaan, peningkatan karir, bersenang-
peserta, misalnya dengan mengundang
senang
pembicara tenaga ahli di bidangnya;
(berbentuk
menyenangkan),
- Melibatkan karyawan dalam menentukan
berkembang.
jenis atau topik pelatihan. Sebuah studi
pelatihan dan
Insentif
yang
kesempatan tersebut
bisa
diberikan jika memenuhi persayaratan-
menunjukkan karyawan lebih termotivasi
persyaratan seperti menyelesaikan seluruh
jika diberi pilihan terhadap jenis pelatihan
sesi
yang akan diberikan9;
pelatihan,
mendemonstrasikan
pengetahuan baru, mendemonstrasikan
9
10
Baldwin, Magjuka, & Loher (1991) dalam Aamodt (2010:294)
6
Renk (2004) dalam Aamodt (2010:294)
Ade Heryana, S.ST, M.KM keterampilan
baru,
Mendesain dan Mengevaluasi Pelatihn
atau
peningkatan
- Menjaga reputasi pelatihan agar peserta
kinerja.
merasa puas dan mau menerapkan hasil
- Menciptakan
pelatihan
yang
menarik
pelatihan pada pekerjaannya;
keinginan peserta untuk belajar. Misalnya:
- Memberikan
pelatihan
kepada
satu
trainer yang tidak efektif memberikan
tim/area pada waktu yang sama. Hal ini
pelatihan
Topik
dimaksukan agar peserta pelatihan bisa
pelatihan sebaiknya juga dibuat semenarik
saling mengingatkan/mendorong peserta
mungkin disesuaikan dengan pekerjaan
yang
sehari-hari peserta;
pelatihan.
sebaiknya
- Memberikan
diganti.
umpan
balik.
lain
3.
Berbagai metode pelatihan memiliki
lain:
kelemahan
a. Umpan balik positif. Umpan balik ini ketika
hasil
Memilih Metode Pelatihan Terbaik
diberikan kepada peserta pelatihan, antara
diberikan
menerapkan
Terdapat
bebagai jenis umpan balik yang bisa
cocok
untuk
penerapannya
peserta
tujuan
pelatihan berhasil menjalankan tugas
dan
kelebihan
sehingga
harus disesuaikan
pelatihan.
Terkadang
dengan
perusahaan
menggunakan kombinasi metode pelatihan
saat berlangsungnya training; dan
untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
b. Umpan balik negatif. Umpan balik ini sebaiknya
diberikan
untuk
sugesti
peserta
meningkatkan pelatihan
dalam
Berbagai metode pelatihan yang akan dibahas pada paper ini adalah: classroom training, distance learning, dan on-the-job
menyelesaikan
training.
tugasnya. Untuk memotivasi karyawan agar
REFERENSI
mengaplikasikan apa yang didapat selama pelatihan
pada
pekerjaannya
sebaiknya
Aamodt, Michael G. Industrial/Organizational
dilakukan sebagai berikut: - Melibatkan
atasan/supervisor
Psychology, Sixth Edition. CA: Cengage Learning, 2010
dalam
menerapkan hasil pelatihan, bukan hanya
Levy,
menjadi tugas trainer;
Paul
E.,
Psychology:
- Memberi kesempatan yang luas bagi
Workplace,
karyawan untuk menerapkan pengetahuan
Industrial
Understanding New
Publishers, 2010.
dan keterampilan baru yang didapat, segera setelah menyelesaikan pelatihan;
7
Organizational
York:
the Worth