BAB V
PEMBAHASAN,
KESIHPULAN, IMPLIKASI
DAN
REKOMENDASI
HASIL PENELITIAN
A.
Pembahasan
Pembahasan yang dikemukakan pada
menyangkut
dua
kecenderungan
profil
hal
siswa
pokok,
bagian berikut
yaitu
sebagaimana tampak
ini
kecenderungandalam
deskripsi
untuk setiap variabel dan hubungan antar
variabel
yang menjadi fokus studi ini. 1. Perencanaan Karir Siswa
Hasil studi ini menunjukkan bahwa perencanaan karir
siswa
pada
umumnya
kristalisasi.
menjajagi berbagai
mencapai
baru
Artinya
dan
sampai
siswa
mengevaluasi
tahap
baru
eksplorasi
sampai
pada
dari
aspek karir yang ada. Dalam hal ini siswa
sudah
bentuk
alternatif-alternatif
keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dan
upaya
umum
suatu pola dalam
bentuk-bentuk
dan
pada tahap ini siswa sudah
memasukkan
tertentu;
pertimbangan-
pertimbangan berguna - tidak, untung - rugi, dan
bernilai
- tidaknya pola-pola alternatif yang telah dicapainya
itu
melalui eksplorasi dan evaluasi yang dilakukannya terhadap bentuk-bentuk
umum
dari
berbagai
aspek
karir
yang
demikian, temuan ini menunjukkan pula
bahwa
tersedia.
Namum
pada
umumnya
siswa
belum sampai pada
tahap
menentukan
alternatif-alternatif dari berbagai aspek karir yang
ditempuhnya,
baik
itu bentuk-bentuk yang masih
163
akan
bersifat
164
umum
sebagai
persiapan pemilihan alternatif
karir
yang
lebih khusus, maupun bentuk-bentuk khusus dari aspek karir yang akan dipilih.
Temuan
ini
mengisyaratkan bahwa perlu
ada
upaya
untuk meningkatkan perencanaan karir siswa, agar persiapan
mereka untuk menentukan pilihan terhadap aspek karir
ditempuh hanya
yang
menjadi lebih terarah. Upaya ini tentunya merupakan
tanggung
jawab
lembaga
tidak
pendidikan,
melainkan perlu ada keterpaduan dengan lingkungan keluarga dan masyarakat.
Khusus
salah
satu
secara
untuk konteks persekolahan
yang
lembaga pendidikan (formal),
eksplisit
konseling,
yang
ada
dalam
dalam
upaya
layanan
konteks
merupakan
tersebut
bimbingan
karir
dan
sebagai
suatu
rentangan aktivitas kehidupan, layanan ini pada hakikatnya
bertujuan
untuk
membantu
siswa
untuk
memperoleh
penyesuaian pribadi secara lebih konstruktif dalam rangka mempersiapkan semakin
kata
diri
untuk
menghadapi
kompleks dan selalu mengalami
kehidupan perubahan.
lain, salah satu tujuan dari layanan
konseling
di sekolah adalah membantu siswa
yang Dengan
bimbingan dalam
dan
proses
mempersiapkan karirnya untuk menghadapi kehidupan di
masa
depan.
Dalam
konseling
ini,
kaitannya
studi
dengan
layanan
ini juga memberi
bimbingan
gambaran
dan
bahwa
layanan bimbingan yang siswa peroleh di sekolah mempunyai
165
andil
dalam
mereka.
membantu
Hal
kuadrat
ini
yang
perencanaan layanan
siswa
mempersiapkan
tercermin dari
menunjukkan
karir
bimbingan
hasil
bahwa
masa
perhitungan
terdapat
siswa jika dilihat
siswa;
dari
perbedaan
dan konseling yang mereka peroleh di
yang diperoleh siswa dengan
dan
chi
perbedaan
sekolah. Hal ini berarti ada keterhubungan antara
bimbingan
depan
layanan
perencanaan
setelah diuji lebih jauh,
ternyata
karir
terdapat
keterkaitan yang signifikan antara tahap perencanaan karir siswa dengan layanan bimbingan yang diperoleh.
mengisyaratkan
bahwa
bimbingan
maka
konseling
di
memperoleh tinggi.
kalau dilihat
semakin intensif
dari
Temuan ini
sudut
layanan
layanan
bimbingan
sekolah maka perencanaan karir
siswa
layanan tersebut semakin terarah dan
Sedangkan
kalau dilihat dari
sudut
dan yang
semakin
siswa yang
memanfaatkan layanan bimbingan yang disediakan di sekolah, maka
siswa
konseling
karir
yang
yang
memanfaatkan
layanan
di sekolah relatif memiliki
yang
bimbingan
tahap
lebih tinggi bila dibandingkan
tidak memanfaatkan layanan bimbingan
dan
perencanaan
dengan
dan
siswa
konseling
yang tersedia di sekolahnya.'
Ulasan
ini
diperkuat
pula
dengan
hasil
temuan
mengenai kecenderungan perencanaan karir siswa berdasarkan
perbedaan
intensitas
menunjukkan
layanan III
layanan bimbingan di
bahwa pada sekolah yang
sekolah yang
tidak
menyediakan
bimbingan secara khusus, 61% jumlah siswa kelas
berada pada
tahap
perencanaan
karir
eksplorasi
166
(paling rendah), hanya
3%
berada
kecenderungan
menyediakan
berada pada tahap kristalisasi, dan
pada
tahap
spesifikasi.
perencanaan karir siswa pada
waktu
khusus
untuk
layanan
Sebaliknya sekolah
yang
bimbingan
dan
45% berada pada tahap spesifikasi, 20%
konseling,
pada
36%
tahap
kristalisasi,
dan
35%
berada
berada
pada
tahap
eksplorasi. Berdasarkan besarnya persentase tersebut, maka rata-rata
tahap perencanaan karir siswa
menyediakan
waktu
konseling
khusus
berkisar
antara
spesifikasi.
Artinya
alternatif
keputusan
siswa
layanan
tahap
sudah
yang
pertimbangan-pertimbangan alternatif-alternatif
untuk
yang
sekolahnya
bimbingan
kristalisasi
mencapai
suatu
dibentuk
dan dan
pola
berdasarkan
tertentu, dan sudah
menentukan
karir yang akan ditempuh baik
yang
masih bersifat umum sebagai persiapan pemilihan alternatif
karir
yang lebih khusus maupun bentuk-bentuk khusus
dari
aspek
karir yang akan dipilih. Sedangkan rata-rata
tahap
perencanaan karir siswa yang sekolahnya tidak waktu
khusus
berkisar
yang
dan
layanan
bimbingan
dan
antara tahap eksplorasi dan tahap
artinya
berbagai
untuk
siswa
baru
sampai
pada
menyediakan konseling
kristalisasi;
tahap
menjajagi
hal yang diperlukan untuk persiapan masa
mengevaluasi bentuk-bentuk umum dari
berbagai
depan,
aspek
karir dengan memasukkan pertimbangan-pertimbangan tertentu
yang dengan
dipandang penting buat diri sendiri dalam pihak-pihak
lain
yang
mempunyai
kaitannya
andil
dalam
167
persiapan masa depannya.
Sedangkan
berdasarkan
latar
belakang
lokasi
sekolah, ditemukan pula bahwa siswa yang lokasi sekolahnya di
kota,
perencanaan
dibandingkan
dengan
karirnya
cenderung
lebih
tahap perencanaan karir
tinggi
siswa
yang
lokasi sekolahnya di luar kota.
Hasil
dengan
ini mengisyaratkan bahwa
segala
fasilitas
dan
faktor
kemudahan
lingkungan
lainnya
yang
dimilikinya, diduga membantu siswa mempersiapkan apa
akan
ditempuhnya
setelah lulus SMA demi
masa
atau
dapat juga justru menghambat perencanaan masa
yang
depannya;
depan
seseorang karena minimnya fasilitas yang tersedia. Dari
lima
penelitian,
SMA
Negeri
yang
menjadi
tempat
tiga SMA Negeri berada di kota yang
memiliki
fasilitas dan sumber-sumber lingkungan yang relatif
banyak
bila
dibandingkan
dengan dua
SMA
lainnya
lebih
yang
berada di luar kota. Di kota, arus informasi relatif lebih
lancar,
hubungan
dengan
daerah
lain
lebih
mudah,
alternatif jenis sekolah lebih banyak, tersedianya tempat yang dapat dijadikan sumber informasi,
kegiatan-kegiatan
yang dapat ditempuh
banyak
tersedianya
sebagai
persiapan
melanjutkan studi atau memilih pekerjaan di kemudian hari, serta
kemudahan-kemudahan
banyak,
menyediakan
dipertimbangkan mana
yang
sarana
lainnya
banyak
yang
relatif
lebih
yang
dapat
pilihan
oleh siswa sebelum memutuskan
akan dipilih. Sebaliknya di luar
komunikasi
yang
terbatas,
alternatif kota
transportasi
dengan yang
168
menghubungkannya sulit,
dengan
kota Kupang
yang
terbatas
jenis sekolah dan pekerjaan yang sangat
kemampuan
ekonomi
yang
informasi
mengenai
terbatas,
berbagai hal
tidak yang
dan
terbatas,
adanya
sumber
berkaitan
dengan
persiapan masa depan selain sekolah, serta norma kehidupan masyarakat
(adat
yang sangat kuat membatasi
istiadat),
menyebabkan
kurang
terarah, serta
menjadi
pilihan
perencanaan tidak
seseorang
karir
banyak
siswa
alternatif
pilihan yang tersedia bagi mereka. 2. Orientasi Nilai Siswa
Hasil
keseluruhan
belakang
studi
ini menunjukkan
maupun
menurut kelompok
perbedaan
orientasi
siswa
bahwa
lokasi sekolah
cenderung terarah
baik
secara
berdasarkan
dan
program
kepada
latar
studi,
semua
jenis
nilai yang dalam hal ini adalah nilai ekonomis, keilmuan, sosial,
kekuasaan, estetis, dan
religius.
Kecenderungan
seperti ini mengandung arti bahwa orientasi siswa terhadap nilai dan
yang satu tidak terlepas dari nilai pada
menetapkan tersedia
saat menghadapi situasi di
pilihan sebagai
atas
persiapan
lainnya;
mereka
harus
alternatif-alternatif
yang
masa
mana
yang
depan,
kecenderungan
tersebut dapat diartikan pula bahwa siswa mengaitkan nilai yang satu dengan nilai yang lainnya. Temuan
ini
sejalan
dengan
penelititan
yang
dilakukan oleh Sunaryo Kartadinata (1988) yang menunjukkan bahwa
orientasi mahasiswa cenderung terarah kepada
semua
169
jenis
nilai,
dan
mahasiswa
cenderung
mempertimbangkan
kaitan nilai yang satu dengan yang lain.
Apa sejalan 1988:
yang
ditemukan
dengan
pemikiran
dalam
studi
Spranger
ini
(Sumadi
tampaknya Suryabrata,
104) tentang penggolongan tipe manusia
atas
dasar
enam jenis nilai tersebut, hanya merupakan tipe ideal yang tak dapat ditemukan dalam kenyataan sehari-hari. Namun hal itu
tidak
berarti
bahwa
setiap
intensitas
yang
laku
proses pengambilan
atau
nilai
sama yang berpengaruh
itu
mempunyai
terhadap
keputusan
tingkah
tertentu,
dalam
hal ini dalam rangka persiapan dan pemilihan
karir
yang
akan ditempuh.
Jadi
yang
aspek
kecenderungan
dominasi
bahwa
ekonomis
nilai tertentu tetap tampak.
Hasil
studi
menunjukkan
merupakan
nilai
orientasi
nilai siswa. Tingkah laku dasar nilai
adalah
dari
bekerja
segi
mempersiapkan
urutan
(Sumadi Suryabrata, 1988:
tingkah
kecenderungan
studi,
yang berada pada
nilai
laku dasar itu,
yang
paling
dominan
dapat bagi
pertama
dalam
ekonomis
104).
Dilihat
diduga
bahwa
siswa
dalam
masa depan melalui rencana pemilihan
jenis pekerjaan, calon teman hidup, dan
jenis
kegiatan-
kegiatan persiapan masa depan lainnya, adalah upaya
untuk
mencapai
lebih
tingkat
kehidupan yang
secara
ekonomis
baik.
Apabila dilihat dari segi budaya, dan kembali
pemikiran
Spranger
memandang
kebudayaan
(Sumadi Suryabrata, 1988: sebagai kumpulan
pada
103)
yang
nilai-nilai
yang
170
tersusun
atau
diatur menurut
kekayaan budaya ekonomis,
tersebut akan
keilmuan,
sosial,
struktur
mencakup
tertentu,
kekayaan
kekuasaan,
maka
budaya
estetis,
dan
religius. Dengan demikian, kecenderungan yang tampak
dari
hasil studi ini ialah apabila dibandingkan dengan kekayaan
budaya
lainya,
kekayaan
budaya
ekonomis
tampak
menonjol dalam kehidupan siswa; sehingga mereka
lebih
cenderung
menjadikan kekayaan budaya ekonomis tersebut sebagai dasar
pemilihan
berbagai
alternatif karir yang
akan
ditempuh
demi kehidupanya di masa yang akan datang.
Masih dalam konteks ini, bila dikaitkan dengan
penelitian yang
dari Tokan G.T.S. (1988) tentang
digunakan
Kupang,
dalam
perencanaan
karir
diperoleh bahwa perencanaan
hasil
pertimbangan siswa
SMA
karir SMA di
di
Kupang
(Nusa Tenggara Timur) cenderung berorientasi budaya;
maka
salah satu faktor budaya yang dijadikan pertimbangan dalam
perencanaan karir siswa adalah kebudayaan ekonomis.
Lebih
lanjut dikemukakan bahwa banyak angkatan kerja dan lulusan SMA
di
Nusa
meninggalkan penghidupan asal.
Hal
secara
Tenggara
Timur
cenderung
daerahnya
untuk
mencari
berusaha
penghasilan
yang relatif lebih baik dari pada ini disebabkan oleh
ekonomis
untuk
tingkat
rendah, karena kekayaan
di
tempat
kehidupan
budaya
dan
yang
ekonomi
yang cukup sulit diolah.
Temuan
dan
nilai
ini juga menunjukkan bahwa
sosial berada pada urutan
nilai
kedua
dan
keilmuan
ketiga.
171
Dengan
orientasi siswa yang dominan pada nilai
ekonomis,
maka secara tidak langsung segi-segi ilmu pengetahuan bentuk-bentuk akan
serta
aspek-aspek kehidupan bermasyarakat
lebih dipandang dari segi bermanfaat
bagi peningkatan
dan
atau
tidaknya
ekonomi (St. Takdir Alisjahbana,
204). Dengan kata lain,
1974:
ilmu dan pendidikan serta
aspek-
aspek kehidupan sosial masih merupakan pemenuhan kebutuhan ekonomis
dan
bukan
pengembangan
hakikat
nilai
itu
sendiri.
3. Aspirasi Karir
Aspirasi dari
sudut
harapan
Orang Tua
karir orang tua dalam studi ini dihampiri
persepsi oleh siswa
orang
tua
terhadap
akan persiapan
dan
keinginan
pemilihan
anaknya, yang tergambar dalam penampilan atau
dan
karir
aspek-aspek
karir yang ingin dicapai, kegiatan yang dilakukan agar hal itu
dapat
tercapai,
dan
ganjaran
atau
insentif
yang
diberikan terhadap hasil yang diperoleh.
Temuan ini menunjukkan bahwa keinginan dan
harapan
orang tua berperanan dalam persiapan karir mereka. Hal ini berarti bahwa dalam mempersiapkan kehidupan masa
melalui
penyusunan
pendidikan maupun siswa
rencana yang akan ditempuh
lanjutan,
kegiatan
pekerjaan,
lainnya yang
betul-betul
kehidupan
mendukung
mempertimbangkan
dan
depannya
baik
itu
berkeluarga,
persiapan
itu,
memperhitungkan
keinginan dan harapan orang tua.
Temuan
Kandel
(1976)
ini
sejalan
yang hasil
dengan
penemuan
penelitian
Lesser
menunjukkan
dan
bahwa
172
rencana
pendidikan,
pekerjaan,
dan
aspek-aspek
karir
lainnya yang diinginkan atau yang akan dipilih siswa, pada umumnya
sesuai
dengan
saran
orang
tuanya.
Selain itu
ditemukan pula bahwa 83% dari siswa yang ingin melanjutkan
pendidikannya
ke
perguruan
tinggi
menyatakan
bahwa
keinginan tersebut adalah keinginan orang tua mereka, bahwa
mereka
jenis
dan
memutuskan untuk melanjutkan
jurusan tertentu karena
orang
dan
sekolah
tua
pada
mendukung
bahkan menyuruh mereka.
Hasil
ini mengisyaratkan bahwa sampai dengan
saat
ini faktor orang tua sangat menentukan dalam konteks karir
anaknya. Berdasarkan hal ini dapat dikatakan bahwa keinginan
tuanya,
anak
merupakan gambaran dari
banyak
keinginan
orang
karena bagi anak adalah sesuatu yang mudah
untuk
menerima keyakinan orang tua sebagai sesuatu yang dan
diyakini
sebagai sesuatu yang
baik;
positif
apalagi
dalam
masyarakat yang masih relatif sederhana dimana
kebiasaan
turun
(termasuk
temurun
dan
tuntutan
kelompok
sosial
keluarga) merupakan sesuatu yang tak dapat dibantah. Dalam
hal
identifikasi
ini
bagi
peran
orang
tua
anak (significant
sebagai
others),
tokoh
merupakan
tokoh yang paling dekat bagi anak, sehingga anak cenderung
mengidentifikasi
keyakinan
agama,
yang
filsafat
aspirasi;
yang
dirinya
dengan orang tua
dimiliki orang tua
baik
dan
yang
hidup, nilai-nilai, sikap, kadang-kadang dirasakan
menerima
berbentuk
tujuan,
sebagai
dan
tekanan
173
oleh
batas
anak bila tuntutan orang tua terlalu jauh melampaui
penerimaan oleh anak bila dikaitkan dengan
kebutuhan,
atau
nilai yang diyakini
oleh
tujuan,
anak
sendiri
sebagai sesuatu yang bermakna bagi dirinya sendiri. Temuan
oleh
ini
Tokan
juga sejalan dengan apa
G.T.S.
perencanaan
karir
(1988)
yang
didalamnya kata
menemukan
siswa SMA di Kupang,
berorientasi pada pertimbangan
yang
(termasuk
Atau
lanjutan
hidup, dan' aspek-aspek
dalam
cenderung
sosial budaya
lain dalam menentukan alternatif
teman
bahwa
siswa
keinginan dan harapan keluarga).
pekerjaan,
ditemukan
dengan sekolah,
karir
lainnya,
siswa lebih mempertimbangkan faktor-faktor budaya baik itu
dalam kelompok besar masyarakat tempat di mana ia
tinggal
maupun faktor-faktor keluarga dan orang tua yang membentuk 'budaya'
sendiri;
diharapkan
lebih
memperhatikan
oleh orang tua, anggota keluarga
lingkungannya
dalam
ditempuhnya
dimilikinya
siswa
daripada
sendiri
menentukan
rencana
faktor-faktor
(kemampuan,
apa
lainnya dan yang
akan
"pribadi
nilai,
yang
yang
kebutuhan,
keinginan, motivasi, dsbnya).
Bila ditinjau lagi persepsi siswa terhadap aspirasi
karir orang tua berdasarkan perbedaan lokasi sekolah, maka diperoleh
tua
menurut
siswa yang lokasi sekolahnya di kota, menunjukkan
tingkat
yang sedang, sedangkan menurut persepsi siswa yang
lokasi
sekolahnya di luar kota, aspirasi karir orang tua
rendah.
Perbedaan
hasil
ini
bahwa aspirasi karir orang
diduga
disebabkan
oleh
perbedaan
pola
174
interaksi
berbagai
antara
orang tua dengan anak, di
mana
dengan
perubahan sosial budaya yang lebih cepat
akibat
masuknya pengaruh orang luar atau berbagai alat komunikasi
yang
semakin canggih, hubungan orang tua dengan
kota
cenderung lebih bebas dalam arti orang
bersikap
lebih
memilih;
memberikan kebebasan
demikian
berpendapat
dan
orang
Selain
tua.
pentingnya
pula
anak
upaya
itu,
tua
kepada
cenderung
mengajukan keinginannya orang
tua
anak
semakin
anak
untuk
lebih
bebas
sendiri
kepada
semakin
menyadari
dan dorongan yang diberikan
pada
supaya berhasil dalam mempersiapkan kehidupan masa Sedangkan
memegang
di
luar
teguh
kota
dengan
kebiasaan turun
masyarakat
temurun
di
anak
depan.
yang
yang
masih
cenderung
menciptakan jarak dalam hubungan orang tua-anak, maka anak lebih
dituntut untuk menerima apa yang
telah
ditetapkan
baginya.
4. Kesempatan yang Tersedia di dalam Masyarakat
Kesempatan yang tersedia di dalam masyarakat studi
ini
dihampiri dari sudut
tersedianya kemungkinan,
dapat
berbagai dan
dimanfaatkan
pendapat
sumber,
fasilitas,
faktor-faktor lingkungan
untuk
membantu
siswa
dalam tentang
peluang,
lainnya
terwujudnya
yang
rencana
karir yang diinginkannya.
Temuan ini menunjukkan
siswa
bahwa
di lingkungan
terdapat kesamaan
masyarakat
tersedia
pendapat
sumber-
sumber, fasilitas, peluang, kemungkinan, dan faktor-faktor
175
lingkungan
yang
terwujudnya
rencana
berarti
bahwa
dapat
dimanfaatkan
karir yang
untuk
membantu
diinginkannya.
siswa mempertimbangkan
Hal
faktor
ini
kesempatan
tersebut dalam rangka persiapan dan pemilihan jenis studi
lanjutan,
jenis
pekerjaan,
calon
teman
hidup,
dan
kegiatan-kegiatan yang mendukung persiapan tersebut. Hasil
struktur
ini
kesempatan
kemungkinan) akan
mengisyaratkan pula
tersedianya
fasilitas,
peluang,
yang memadai di dalam lingkungan
masyarakat
membantu
siswa
(sumber,
bahwa
untuk
raenyesuaikan
'faktor-faktor
dirinya (kemampuan, kebutuhan, nilai, aspirasi) dan konsep karir
yang
dimilikinya,
dengan apa yang
ada
di
dalam
kenyataan di masyarakat.
Temuan
(1951)
ini sejalan dengan penemuan Miller
yang
kecenderungan
dipandang
mengemukakan untuk mengejar
mudah
baginya,
bahwa
dan
individu
Form
mempunyai
alternatif-alternatif
dan
menyambar
yang
kesempatan-
kesempatan yang muncul di lingkungannya.
Berdasarkan
dikatakan
bahwa
hasil studi ini, secara sederhana
secara tidak
langsung
siswa
dapat
memahami
pentingnya dan strategisnya faktor lingkungan dalam proses persiapan semua
masa
konsep
depannya; sebab
mereka
menyadari
karir yang terbentuk dalam
diri
merupakan
sintesis dari berbagai faktor pribadi, hanya akan
bila
diwujudkan
secara nyata. Untuk mewujudkan
bahwa
berarti
hal
dibutuhkan suatu wadah yang menyediakan berbagai hal
dibutuhkan.
Di
dalam lingkunganlah semua
itu
itu yang
tersedia,
176
tergantung
bagaimana
memanfaatkannya;
dan
dalam
hal
kesempatan ini yang meliputi berbagai sumber (jenis lanjut, norma
jenis pekerjaan, kegiatan pendukung, tertentu),
peluang
untuk
studi
aturan
dan
meraihnya, kemungkinan-
kemungkinan untuk mengembangkan diri, tempat, dan berbagai fasilitas
yang
diperlukan merupakan faktor
yang
sangat
penting.
Bila
ditelusuri
kesempatan
perbedaan bahwa
kota.
siswa
yang tersedia di dalam masyarakat
terhadap
berdasarkan
latar belakang lokasi sekolah, diperoleh
kesempatan yang tersedia di kota
memadai
bila
kota
cenderung
Hal ini diduga disebabkan oleh perbedaan
informasi dan fasilitas-fasilitas
sumber
relatif
lebih
informasi
yang
sumber-sumber
dan
berkaitan
di
di
cepat
memperoleh
dengan
peluang-peluang
yang tersedia serta
tersedianya
relatif lebih lengkap dan banyak
bila
lebih luar
kecepatan
komunikasi
yang tersedia; di mana keadaan mudah
hasil
menunjukkan
dibandingkan dengan yang tersedia
berbagai
yang
pendapat
siswa .yang lokasi sekolahnya di
faktor
arus
lagi
serta
kota
berbagai
dan
fasilitas
dibandingkan
dengan di luar kota.
5. Hubungan Antara Perencanaan Nilai, Aspirasi Karir Orang
Karir Dengan Orientasi Tua, Dan Kesempatan Yang
Tersedia Di Dalam Masyarakat
Bukti-bukti
menunjukkan
perencanaan
bahwa
statistik
semua
di
hubungan
dalam
studi
antara
ini
variabel
karir dengan tiga variabel tersebut di
atas,
177
berada
pada
taraf
Kecenderungan berikut
yang
sedang
dan
signifikan.
hubungan tersebut dapat dianalisis
sebagai
:
a. Hubungan
Antara
Orientasi
Nilai
Dengan
Perencanaan
Karir
Hasil studi ini menunjukkan bahwa ada hubungan
yang
signifikan antara orientasi nilai dengan perencanaan karir siswa.
Berdasarkan hal ini, dapat dikatakan
sebagai
suatu
sehingga
aspek
dijadikan
yang
luhur
pedoman
dan
dalam
bahwa
nilai
dijunjung
bertindak,
tinggi
dijadikan
pedoman dalam memutuskan dan memilih alternatif-alternatif pilihan jenis studi, jenis pekerjaan, calon teman maupun
jenis-jenis
kegiatan persiapan
masa
hidaup,
depan
oleh
siswa.
Bila
'yang
ditelusuri kembali dari hakikat nilai
terbaik'
yang
mencakup
seluruh
aspek
sebagai
kehidupan
manusia, dan karir yang adalah rentangan aktivitas manusia
yang
mencakup
dikatakan
hubungan
berbagai
aspek
kehidupan,
antara
nilai
dengan
bahwa
yang
erat dan timbal balik,
maka
karir
dalam
dapat terdapat
arti
bahwa
nilai menjadi hal yang utama yang dijadikan panduan
untuk
menimbang dan memilih aspek-aspek karir tertentu yang akan
ditempuh; untuk
sebaliknya aspek karir manakah yang
dipilih
dan . ditempuh,
dipilih
diputuskan berdasarkan
pertimbangan apakah bermakna atau tidak bagi seseorang. Kebermaknaan
nilai yang dimaksud di
atas
sangat relatif sebab apa yang diutamakan dan yang
bersifat
terbaik
178
bagi seseorang berbeda dengan apa yang bermakna bagi orang
yang
lain.
Hal ini terbukti dalam kecenderungan
individu
yang dalam hal ini siswa kelas III SMA Negeri di kabupaten Kupang, yang
yang
menunjukkan kecenderungan
berbeda
orientasi
dalam
upaya
mempersiapkan
alternatif-alternatif
karir
yang akan
dan
memilih
ditempuh
persiapan kehidupannya di masa yang akan datang. dengan
hal
bahwa
nilai
keinginan,
ini, Ginzberg
(Tolbert,
merupakan sintesa
harapan,
dari
keutamaan,
pada akhirnya
1986)
sebagai
Berkaitan
mengemukakan
tujuan,
kebutuhan,
dan faktor-faktor
lainnya,
yang
akan
individu
dalam aspek kehidupan yang
nilai
mengarahkan
pribadi
tindakan
dijalaninya,
dengan
peranan tertentu dan dalam lingkup kehidupan tertentu yang dimasukinya.
Berdasarkan pemikiran dan pembahasan di atas,
logis
dapat
tribusi
ditafsirkan bahwa
terhadap
studi lanjutan,
proses persiapan
dan
nilai
berkon-
pemilihan
jenis
rencana pekerjaan yang akan dipilih, calon
teman hidup yang diinginkan, yang
orientasi
secara
aktivitas-aktivitas persiapan
akan ditempuh (perencanaan karir),
walaupun
secara
statistis kontribusi yang dimaksud tidak diuji.
b. Hubungan Antara Aspirasi Karir Orang Tua Dengan canaan
Peren
Karir
Hasil studi menunjukkan ada hubungan yang signifikan
antara persepsi siswa terhadap keinginan dan harapan
dari
orang
oleh
anak
tua akan aspek-aspek karir yang akan ditempuh dengan proses persiapan untuk
menempuh
aspek-aspek
179
karir tersebut. Dapat
harapan
dan
persiapan
dikatakan
keinginan
karirnya,
dari
bahwa
orang
semakin
tua
yang
maka semakin kuat dan
tinggi
mendukung
tinggi
tahap
perencanaan karir siswa.
Aspirasi karir orang tua yang tergambar dalam aspek-
aspek karir yang diinginkan dipilih oleh anak, usaha
atau
kegiatan yang dilakukan oleh orang tua untuk membantu anak mencapai aspek karir tersebut, dan insentif atau
ganjaran
yang diberikan kepada anak apabila anak menentukan rencana
pilihan
karir yang sejalan dengan keinginan
dan
harapan
dari orang tua, menjadi salah satu patokan yang
digunakan
oleh
karirnya,
anak
dalam
proses
menentukan
pilihan
bergantung seberapa jauh anak menghayati dan menerimanya. Witherington keinginan
tuanya,
anak
(1986)
mengemukakan
merupakan gambaran dari
bahwa
banyak
keinginan
sebab bagi anak adalah sesuatu yang
mudah
orang
untuk
menerima keyakinan orang tua; apalagi bila keinginan orang tua
tersebut
proses
didukung dengan upaya membantu
persiapan
karir mereka,
memberi
anak
perhatian
dalam
pada
permasalahan-permasalahan yang dialami anak yang berkaitan dengan persiapan tersebut; sehingga dapat dikatakan aspirasi karir orang tua merupakan salah satu faktor
bahwa yang
menentukan dalam proses persiapan karir anak.
c. Hubungan
Antara
Kesempatan
Yang
Tersedia
Di
Dalam
Masyarakat Dengan Perencanaan Karir Hasil
signifikan
studi
antara
ini
menunjukkan
pendapat
siswa
bahwa
tentang
ada
hubungan
tersedianya
180
berbagai
sumber,
kemudahan
kemungkinan,
dan
kemudahan-
yang tersedia di lingkungan masyarakat,
perencanaan
karir
memadainya dalam
peluang,
berbagai
masyarakat,
siswa.
Dapat
dikatakan
faktor kesempatan yang maka
akan
dengan
semakin
tersedia
membantu
di
siswa
dalam
secara
logis
merencanakan karir secara lebih terarah. Bertolak
dari
hasil studi tersebut,
dapat ditafsirkan bahwa faktor kesempatan dengan komponen-
komponennya untuk
memberikan
kemudahan bagi
siswa
mempersiapkan dan memilih rencana
jenis pekerjaan, calon teman hidup, dan persiapan
lainnya
tergantung
untuk
bagaimana
studi
lanjutan,
kegiatan-kegiatan
persiapan
individu
(individu)
masa
depannya,
(siswa)
menghayati
manfaatnya dan memanfaatkannya.
Super
(Tolbert,
1986: 41 -
47)
menegaskan
perkembangan karir merupakan proses yang dan
merupakan proses mengsintesiskan
pribadi
berkesinambungan
kebutuhan-kebutuhan
di satu pihak, dan tuntutan-tuntutan ekonomi
sosial budaya di lain
pihak. Untuk itu, proses
dan pemilihan karir juga individu
bahwa
dan
persiapan
sangat ditentukan oleh pemahaman
terhadap diri sendiri dan pemahamannya
terhadap
berbagai kemungkinan yang tersedia di lingkungan (termasuk di dalam sumber sosial budaya).
Berdasarkan
pada
ditafsirkan
bahwa penghayatan terhadap faktor
di dalam
atas,
pemikiran
oleh
tersedia
di
dan
dikemukakan
yang
Super
hasil studi
masyarakat
secara
tentu
logis
yang
dapat
kesempatan
berkontribusi
181
terhadap perencanaan karir seseorang.
Dari
pembahasan terhadap hasil studi di atas
hubungan antara variabel, tampak bahwa pemahaman terhadap
diri
sendiri (dalam hal ini
diutamakannya),
dan
pemahaman
yang
individu
nilai-nilai obyektif
yang
tepat dalam aspek-aspek
yang
terhadap
faktor-faktor lingkungan, akan membantu seseorang
pilihan
serta
karir
membuat
yang
akan
ditempuhnya.
Dikatakan
demikian karena pemahaman tersebut
akam
mempermudah seseorang untuk menyusun strategi kehidupannya yang terwujud dalam kemampuan merencanakan karirnya. B.
Kftgnmpulan
Kesimpulan yang dirumuskan berikut ini tidak semata-
mata
didasarkan
atas
hasil
uji
hipotesis
dan
bukti
statistis, melainkan dipadukan dengan hasil analisis logis
tentang studi
kecenderungan-kecenderungan ini.
Beberapa
dirumuskan sebagai
1. Dalam
diri
kesimpulan
yang
dari
tampak
studi
ini
siswa kelas III SMA
diri
dapat
berikut :
Negeri
di
kabupaten
Kupang telah tumbuh kesadaran akan pentingnya
siapkan
dalam
untuk
kehidupannya di
masa
memper
yang . akan
datang, yang tampak dalam adanya upaya-upaya yang telah dilakukannya aspek karir
dalam
mempersiapkan
tertentu
setelah
diri untuk menempuh
lulus SMA; yang
secara
eksplisit ada dalam tahap-tahap perencanaan karir yang mereka
lalui,
walaupun
belum
semuanya
sudah
dapat
182
menentukan
rencana pilihan terhadap aspek-aspek
karir
yang spesifik.
2. Perbedaan latar belakang lokasi sekolah siswa
ternyata
menjadi'sumber perbedaan perencanaan karir; keadaan ini
mengisyaratkan
bahwa faktor lokasi
atribut
melatarbelakangi
yang
perencanaan intensitas
sekolah,
karir.
Demikian
sekolah
merupakan
timbulnya
pula
keragaman
dengan
perbedaan
layanan bimbingan yang diperoleh
siswa
melatarbelakangi perbedaan perencanaan
di
karir
r
siswa.
3. Orientasi nilai siswa terarah kepada semua nilai nilai dan
ekonomis, keilmuan, sosial, kekuasaan, religius;
dan
nilai
ekonomi
yaitu
estetis,
menduduki
urutan
pertama dalam orientasi nilai siswa.
4. Aspirasi memadai
karir orang tua menurut persepsi siswa dalam
Perbedaan
latar
mendukung perencanaan belakang
lokasi
karir
sekolah
menjadi sumber persepsi siswa terhadap
cukup mereka.
ternyata
aspirasi karir
orang tua mereka.
5. Kesempatan
dengan berbagai unsurnya yang
tersedia
di
dalam masyarakat menurut pendapat siswa, cukup
memadai
dalam
memper
membantu mereka mengembangkan diri
siapkan
kehidupannya di masa depan.
Perbedaan
sekolah ternyata menjadi atribut yang
perbedaan
persepsi siswa terhadap
yang tersedia di dalam masyarakat.
dan
lokasi
melatarbelakangi
faktor
kesempatan,
183
6. Variabel-variabel orientasi nilai, aspirasi karir orang
tua, dan kesempatan yang tersedia di dalam
masyarakat,
berhubungan secara signifikan dengan perencanaan
karir
siswa.
bahwa
dalam
aspek-aspek
karir
Dengan
demikian dapat
mempersiapkan tertentu
diri
untuk
yang
pemahaman
ketiga
yang
tersebut,
memilih
akan
mempertimbangkan
ditempuhnya,
faktor
mendalam
akan
dikatakan
individu
tersebut;
terhadap
membantu memudahkan
sebaliknya
ketiga
faktor
individu
membuat
perencanaan karirnya.
C.
TthpI ikasi
1. Implikasi Teoritis Secara
teoretik,
perencanaan
karir
seseorang
dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan luar diri konselor. Faktor
dalam
diri berupa konsep
tujuan
hidup,
dan
karakteristik
diri,
nilai-nilai
kepribadian
lainnya.
Sedangkan
faktor luar diri dapat pula berupa harapan
keinginan
orang
proses
dan
yang
kondisi
kesempatan-kesempatan
dekat yang ada
dengannya, di
yang
sistem
sekitar
tersedia
dan
dan
sosial,
siswa,
serta
di
dalam
lingkungannya.
Dalam
keterkaitan
dengan
orientasi
kesempatan temuan
yang
yang
penelitian
signifikan
ini
ditemukan
antara
dalam
ini didekati dari pendekatan
ada
perencanaan
nilai, aspirasi karir
tersedia di
bahwa
orang
karir
tua,
masyarakat. perkembangan
dan
Apabila karir,
184
tampak
bahwa
karir.
temuan
Super
perkembangan
ini
mendukung
(Tolbert,
1986)
teori
perkembangan
mengemukakan
karir seseorang merupakan salah
bahwa
satu
aspek
dari keseluruhan perkembangan dirinya, dan ditentukan oleh faktor-faktor kondisi
fisik
dan
psikologisnya,
lingkungannya, termasuk di
signifikan
(orang
tua
dan
serta
dalamnya
orang
dewasa
kondisi-
tokoh-tokoh
lainnya
yang
mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam membentuk konsep diri dan minat individu).
Di samping itu, penelitian
ini secara berturut-
turut juga menemukan bahwa siswa yang lokasi sekolahnya di luar
kota menunjukkan tahap perencanaan karir yang
rendah
bila dibandingkan dengan siswa di
kota.
lebih
Demikian
pula jika ditelaah dari intensitas layanan bimbingan
yang
diperoleh dan dimanfaatkan oleh siswa di sekolah
terdapat
perbedaan yang menunjukkan bahwa semakin intensif
layanan
bimbingan
yang
perencanaan
diperoleh
karir
maka
semakin
siswa; dan sebaliknya
tinggi
tahap
semakin
rendah
intensitas layanan bimbingan yang diperoleh semakin rendah pula tahap perencanaan karir siswa.
Dengan
karena
demikian,
temuan
ini
bersifat
lingkungan tempat seorang berpijak
kondisinya tantangan
menyediakan bagi
berbagai
seseorang dalam
dengan
kemudahan
logis
segala
sekaligus
mempersiapkan
kehidupan
bantuan
diperoleh
masa depan yang diinginkannya.
Demikian
seseorang
juga
merupakan
dengan
jawaban
terhadap
yang
ketidakmampuan
185
seseorang
untuk
menyelesaikan
semua
masalah
yang
dialaminya, khususnya dalam persiapan masa depannya. Bahwa
setiap
orang
membutuhkan
campur
tangan
orang
lain
bagaimanapun kecilnya adalah merupakan hal yang tak
dapat
ditolak.
Maka
sekolah
kehadiran
bimbingan
dan
konseling
merupakan hal yang sangat esensial sebagai
di
salah
satu layanan optimasi dalam rangka membantu siswa mencapai perkembangan yang tinggi dan bermakna. Terkandung implikasi bahwa fungsi utama
bimbingan skill
dan
konseling mengembangkan
individu
melaksanakan
dan
meningkatkan
dalam proses persiapan diri
tugas
hidup dengan peranan
layanan
untuk
dapat
tertentu
yang
harus dimainkannya, dalam lingkup kehidupan tertentu
yang
dimasukinya,
dan
yang
dialaminya;
dengan
memanfaatkan sendiri
serta
dengan peristiwa
terlebih
faktor-faktor memahami
dan
hidup
dahulu
pribadi
tertentu
memahami yang
memanfaatkan
dan
dimilikinya faktor-faktor
sosial dan budaya yang ada di sekelilingnya.
2. Implikasi Praktis
Semua temuan penelitian ini mengisyaratkan bahwa
perlu siswa.
adanya upaya untuk meningkatkan Tak dapat disangkal bahwa
perencanaan
kemampuan
karir
intelektual
saja tidak cukup bagi seorang siswa untuk s'iap.
menghadapi
masa depan; tetapi dituntut kemampuan untuk mengantisipasi berbagai
kemungkinan, mengolah informasi,
dan
kemampuan
186
memanfaatkan
potensi-potensi
lingkungan
yang
mendukung
persiapan masa depannya. Sudah
khususnya
saatnya
layanan
upaya
yang
hanya
semata
layanan
bimbingan
bimbingan
karir
siswa,
mengandalkan pihak sekolah
pendekatan
sekolah
berorientasi
menyeluruh dalam membantu
dibutuhkan
di
dan kerjasama
kepada
dan
sendiri
dengan
tidak tetapi
pihak-pihak
lain yang terkait agar hal-hal baru yang dibutuhkan
dalam
membantu
dapat
siswa
dalam
merencanakan
karir
mereka
terpenuhi.
Dan
sudah
saatnya pula,
sekolah-sekolah
belum
memiliki layanan bimbingan dan
untuk
mulai
konseling
mengembangkannya demi siswa
yang
berupaya
sebagai
subyek
pendidikan.
3. Implikasi bagi Penelitian Lebih Lanjut Dari
permasalahan lanjut,
penelitian
baru
yang
ini
menarik
timbul
untuk
permasalahan-
ditelaah
khususnya berkaitan dengan aspek-aspek
perencanaan kebutuhan,
karir siswa, seperti sikap,
kreativitas,
karakteristik maupun
lebih
di
balik
pribadi,
kemampuan
untuk
memanfaatkan perencanaan yang sudah dilakukannya pada saat
ini bagi keberhasilannya di saat mendatang, baik itu dalam memilih
dan
menempuh studi lanjutan, dalam
memilih
dan
menempuh jenis pekerjaan, maupun dalam memilih calon teman hidup.
Dalam
kaitannya
dengan
hal
tersebut,
mak a
187
penelitian siswa
tentang kebutuhan yang paling
dalam
serta
merencanakan masa
kaitan
terhadap secara
perencanaan
dirasakan
depannya,
karir yang
dan
oleh
sumbangan
dibuat
saat
ini
keberhasilannya dalam menempuh aspek-aspek karir keseluruhan
diteliti.
Karena
keberhasilan
merupakan
hal
perencanaan
maupun
yang
penting
karir
kegagalan
untuk
merupakan
dalam
awal
karir
secara
bervariasi
seperti
keseluruhan.
Penggunaan
pendekatan yang
pendekatan takstatistik untuk mengungkap perencanaan karir siswa
akan
memberikan hasil yang
lebih
obyektif.
D . Rekomendasi
Berdasarkan
direkomendasikan 1.
hasil
dan
implikasi
penelitian,
kepada pihak-pihak berikut.
Pembimbing Di SMA
Dengan
bahwa
tahap
tahap
yang
perencanaan
pertama.
melihat
hasil penelitian
perencanaan karir siswa rendah, maka perlu adanya karir
siswa
memberikan
yang
masih
menunjukkan
berada
upaya
pada
peningkatan
melalui
informasi
tentang
hal-hal
yang
berkaitan dengan persiapan masa depan;
kedua.
mengembangkan kegiatan bimbingan
kesempatan
kepada
siswa untuk
mengamati
yang
memberikan
dan
dunia kerja, dengan jalan mengadakan kunjungan ke
tempat
kerja tertentu, tempat-tempat kursus
mengalami tempat-
keterampilan
yang ada, maupun kesempatan untuk mengalami sendiri
dalam
188
pekerjaan
tertentu.
ketiga:
dengan
lembaga
mengadakan
pendekatan dan
pendidikan lanjutan
dengan meminta brosur-brosur dan
yang
dapat
jurusan
memberikan
(perguruan
sama
tinggi),
mendatangkan nara sumber
mengenai
jenis-jenis
yang ada di perguruan tinggi dengan
persyaratan-
persyaratan dari
kerja
untuk memasukinya; mendatangkan
departemen
informasi
informasi
tenaga
kerja
dalam
nara
rangka
yang .berkaitan dengan jumlah
sumber
memberikan
angkatan
kerja,
lowongan-lowongan pekerjaan yang tersedia, masalah-masalah
yang
berkaitan
dengan
jumlah
dengan
ketakseimbangan
angkatan
kemungkinan-kemungkinan
pekerjaan lapangan
dari
sehingga
kerja
yang
untuk
lapangan
kerja
tersedia,
serta
mengembangkan
tidak bergantung
pada
kerja yang sudah ada; mendatangkan
lapangan
lowongan nara
sumber
departemen sosial guna memberikan informasi
permasalahan-permasalahan
sosial
di masyarakat
dan
tentang baik
di
desa maupun di kota, yang masih membutuhkan banyak bantuan dari tenaga yang memiliki keterampilan dan dedikasi
mengatasinya; serta mengadakan kerja sama dengan
lembaga
pendidikan
dengan
mendatangkan
mengunjunginya melihat
sendiri,
sendiri
meningkatkan
keterampilan nara
sumber
yang
keterampilan dasar guna
untuk terjun di masyarakat.
lembaga-
(kursus-kursus) maupun
untuk memperoleh
kursus-kursus
untuk
baik dengan
informasi
bertujuan
mempersiapkan
dan untuk
diri
189
2. Kepala
Sekolah
Dan
Personil
Sekodah
Berkaitan Langsung Dengan Upaya Bimbingan Dan Penyuluhan
pertama:
Lainnya
Pengembangan
dengan memperhatikan hasil studi ini
menunjukkan bahwa tahap perencanaan karir siswa oleh
intensitas layanan bimbingan yang
yang
dimanfaatkan oleh siswa di sekolah,
banyak
Yang
Layanan
bimbingan
di
layanan
bimbingan
sekolah, bagi sekolah yang
dapat
mulai
ditunjang
diperoleh
pihak yang sangsi terhadap peranan
yang
maupun
maka
sekalipun
dan
kehadiran
belum
memiliki
dikembangkan
dan
dilaksanakan seoara terorganisir dan teratur, mengingat di sekolah-sekolah
memiliki
tiga
studi
ini
dilakukan
semuanya
guru pembimbing (lulusan jurusan BP, lebih
orang). Guru pembimbing yang ada di sekolah,
kesempatan untuk
tempat
untuk
mengikuti latihan-latihan
meningkatkan
keterampilan,
atau
pra
dari
diberi jabatan
mengamati
dan
mengalami langsung pelaksanaan layanan bimbingan karir sekolah-sekolah
yang layanan bimbingannya sudah
Dir.ekomendasikan
perbedaan
intensitas
sekolahnya memiliki
demikian
tidak tahap
karena
kalau
layanan bimbingan,
tersedia
bimbingan
dari
yang
di
cenderung
karir
yang
yang
memperoleh
layanan
kedua: melengkapi fasilitas bimbingan, dan
mengupa-
dibandingkan
perencanaan
layanan
teratur.
dilihat
siswa
di
dengan
siswa
rendah
bila
bimbingan secara teratur di sekolah.
yakan
tempat khusus untuk bimbingan sehingga siswa
tidak
190
takut
mengadakan
pertemuan
tatap
muka
secara
pribadi
dengan pembimbing. Dari pengamatan dan wawancana sepintas,
diperoleh
bahwa
enggan
datang
mengemukakan masalah pribadi khusus yang berkaitan
dengan
persiapan orang
cukup banyak siswa
yang
karir, karena takut didengar dan dilihat
lain
(guru-guru
atau
teman
lain)
sebab
oleh ruang
bimbingan menempati sebagian dari ruang guru atau
bersatu
dengan perpustakaan.
ketiga:
bimbingan tentang mereka
melibatkan
khususny kemampuan
dalam
orang
tua
kaitannya
yang dimiliki anak
dalam
dengan
kegiatan
informasi
dengan
untuk berbicara dalam rapat-rapat guru
mengundang dan
orang
tua; sehingga orang tua dapat mengetahui kemampuan anaknya dan hal-hal yang diperlukan oleh anak dalam persiapan masa
depan;
dengan
keinginan
demikian
dan
harapan
orang
tua
mereka
dapat
dengan
menyelaraskan
kemampuan
yang
dimiliki anaknya.
keempat:
yang
kegiatan
bimbingan
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati
mengalami ke
perlu dikembangkannya
dunia kerja, dengan jalan mengadakan
tempat-tempat
keterampilan
yang
kerja
tertentu,
kunjungan
tempat-tempat
ada, atau kesempatan
untuk
dan
kursus
mengalami
sendiri dalam pekerjaan tersebut. Oleh sebab itu, hubungan dengan dunia kerja perlu dibina. Uelima: dalam kaitannya dengan lokasi sekolah di
mana
siswa
yang
berada
di
luar
kota
memiliki
tahap
191
perencanaan
karir
yang lebih
rendah
bila
dibandingkan
dengan siswa yang berada di kota, maka sekolah yang ada di luar
kota perlu menyadari keterbatasan
kiat-kiat
dalam
membantu
siswa;
informasi
dan
dengan
maupun
kesadaran
tersebut mendorong sekolah untuk mengadakan tukar
menukar
informasi dengan sekolah yang ada di kota berkaitan dengan kiat-kiat
mengembangkan
siswa-siswanya. brosur
dari
Selain
kegiatan
bimbingan
itu, senantiasa
karir
meminta
lembaga pendidikan tinggi yang ada
atau
mendatangkan nara sumber untuk memberikan
yang
aktual
mengenai
perkembangan
bagi
brosurdi
kota
informasi
pendidikan
lanjutan
kepada siswa.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Ditemuinya keterbatasan prosedur, proses, dan
penelitian
ini,
sehingga diperlukan
adanya
hasil
rekomendasi
untuk peneliti selanjutnya.
Dalam
penelitian
ini,
upaya
pelacakan
perencanaan
karir siswa baru ditelaah
siswa
tahap-tahap kegiatan
akan
Dengan
melalui
yang
demikian yang diperoleh baru
terhadap
telah
pengakuan dilakukan.
merupakan
deskripsi
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pada saat sekarang dalam rangka mempersiapkan karirnya. Untuk mempertajam dan
memperkuat hasil ini, perlu dilakukan penelitian
lanjutan
yang menekankan pada :
a. Follow-up
yang
study
(studi lanjutan)
diteliti sekarang ini beberapa
terhadap
responden
tahun .mendatang,
192
untuk
mengetahui
sukses atau
tidaknya
upaya
mereka
menempuh aspek-aspek karir yang sudah direncanakan
dan
dipersiapkan pada saat ini. Hal ini menjadi umpan balik yang
positif bagi pengembangan konsep
maupun
layanan
bimbingan karir khususnya dan bimbingan konseling
pada
umumnya.
b. Pelacakan
karir
secara kualitatif terhadap proses
persiapan
yang dilalui siswa, sehingga lebih jelas
tahap-
tahap kegiatan yang telah ditempuh siswa. c. Dalam kaitannya dengan variabel orientasi nilai, diteliti lebih lanjut pemaknaan siswa terhadap
dari
setiap
kaitannya
nilai yang
dengan
cenderung
pemilihan
aspek
perlu hakikat
diutamakan,
karir
dalam
yang
akan
karir
orang
ditempuhnya.
d. Dalam
tua,
kaitannya dengan variabel aspirasi
perlu diteliti lebih lanjut dari sudut orang
sendiri untuk dapat dibandingkan dengan"persepsi
sehingga
dapat
diketahui
selaras
atau
tua anak,
tidaknya
pernyataan dari dua pihak.
e.
Akhirnya,
untuk
memperluas
hasil
penelitian
ini,
dipandang perlu mengembangkan penelitian lanjutan dalam kaitannya dengan variabel-variabel lain yang lebih luas dan untuk populasi yang lebih luas pula.