PELAKSANAAN SISTEM PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN (Studi kasus Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Padang) 1
Lukman firnando, 1Syafridatati, 1Deaf Wahyuni Ramadhani 1 Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta Email:
[email protected]
ABSTRACT
Prisons are correctional institutions in implementing guidance to citizens auxiliaries. Penitentiary system of coaching in the form of personality development (spiritual, national and state awareness, intellectual ability, legal awareness, to integrate themselves with society), independence and physical development (gymnastics, sports) Problems in this study: 1) How does the system implementation guidance inmates Prison Class IIA in Padang? 2) Are the obstacles encountered Prison Class IIA Padang in efforts coaching prisoners? 3) Are efforts made by Penitentiary officers of Class IIA Padang in overcoming obstacles that arise in the development of prisoners? This study uses sociological research methods, data sources derived from primary and secondary data, engineering data collection using interviews and document study, and the data were analyzed qualitatively. The results showed that the implementation of the guidance system of the inmates seen coaching conducted by the Correctional Institution personality development, fostering independence and physical development. In this case the constraints encountered such a problem Excess capacity, facilities and infrastructure, the budget is less addressed by the local government and human resources are not maximized. Efforts made Penitentiary in overcoming obstacles that arise in the development of inmates that given a freedom and conditional remission. Keywords: Systems, Development, Inmates, Prison
ketenangan dalam masyarakat, namun
Pendahuluan Kejahatan merupakan gejala
dalam kenyataannya kejahatan tersebut
masyarakat yang sangat mengganggu
tetap ada sebagai pelengkap adanya
ketenteraman,
kebaikan dan keburukan. Manusia
kedamaian,
serta
1
sebagai makhluk yang paling mulia di
Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan,
antara ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
(selanjutnya
tidak luput dari kesalahan misalnya
Pemasyarakatan).
melakukan kejahatan, karena dalam
Pemasyarakatan adalah sebagai tempat
pemenuhan
pembinaan
sering
kebutuhannya
mengalami
rintangan,
oleh
manusia
hambatan
sebab
itu
disebut
UU Lembaga
dengan
tujuan
agar
dan
narapidana dapat kembali menjadi
untuk
warga masyarakat yang baik. Supaya
memenuhi kebutuhan tersebut bisa saja
tujuan
tersebut
dilakukan dengan cara yang tidak
tergantung
sesuai dengan undang-undang ataupun
Perundang-undangan,
norma-norma yang berlaku dalam
prasarana, petugas narapidana dan
masyarakat.
masyarakat.
terlaksana,
kepada
Pembinaan
Di Indonesia, pelaku tindak
dapat
Peraturan sarana
diatur
dan
secara
pidana tersebut di proses menurut
khusus dari Pasal 5 sampai Pasal 9 UU
hukum yang berlaku, dan bagi para
pemasyarakatan, jika dilihat Pasal 6
pelaku yang telah dijatuhi hukuman
ayat (1) UU pemasyarakatan tentang
berupa
pemasyarakatan
mengatur
tentang
umumnya dimasukkan atau dibina
pembinaan
warga
binaan
pada
lembaga
pemasyarakatan dilakukan di Lembaga
tersebut kita kenal dengan Lembaga
Pemasyarakatan dan pembimbingan
Pemasyarakatan. Dasar hukum dari
warga
pelaksanaan sistem pemasyarakatan ini
dilakukan di BAPAS. Selanjutnya di
adalah Undang-undang Nomor 12
pertegas oleh Pasal 7 ayat (1) UU
hukuman
sebuah
penjara,
lembaga,
pada
binaan
pemasyarakatan
2
menyatakan
dari data statistik. Akibat pengakuan
bahwa pembinaan dalam pembimbing
dari terpidana sendiri atau si residivis
warga
di
melakukan tindak pidana di lain
dan
tempat, yang tidak terpantau oleh
pemasyarakatan
yang
binaan
selenggarakan
pemasyarakatan oleh
dilaksanakan
menteri
oleh
petugas
aparat
penegak
hukum
atau
pemasyarakatan.
pemasyarakatan. Sistem
Begitu
pemasyarakatan
juga
dengan
sekarang, berangkat dari konsepsi
menurunnya angka angka kejahatan
pemasyarakatan.
dan tindak pidana, bukan hanya karena
Konsepsi
pemasyarakatan
ini
melahirkan
semata
mata
keberhasilan
disiplin ilmu pemasyarakatan, sebagai
pemasyarakatan.
Masih banyak hal
ilmu
hal
menyebabkan
pembinaan
narapidana
di
lain
yang
hal
Indonesia dan mencari tolak ukur dari
demikian, oleh sebab itu tolak ukur
keberhasilan
dari
dari keberhasilan atau kegagalan dari
sistem pemasyarakatan sangatlah sulit.
sistem pemasyarakatan masih sulit
Sementara ahli kriminologi, sosiologi
untuk dilakukan. Tetapi bukan berarti
dan
bahwa pemasyarakatan tidak banyak
atau
kegagalan
pemasyarakatan
mengatakan maka
berbuat. Pemasyarakatan harus tetap
ini
diakui sebagai suatu dobrakan dalam
belum bisa menjadi tolak ukur yang
memperlakukan para pelanggar hukum
pasti. Banyak sekali hal-hal yang dapat
suatu kemajuan dalam usaha dan
menyebabkan menurunnya residivis.
kemauan
bahwa
residivis
pemasyarakatan
menurun berhasil.
Hal
untuk
mengembalikan
minsalnya adanya angka yang luput 3
narapidana
kedalam
masyarakat
melalui bimbingan dan pembinaan.
Kambangan
dengan
keagamaannya,
pembinaan
dengan
mendirikan
pemikiran
pondok pesantren di dalam Lembaga
modern tentang tujuan pemidanaan ini,
Pemasyarakatan yang diberi nama
pemerintah
pondok pesantren Attaubah, di pondok
Dengan
adanya
merumuskan
suatu
program untuk narapidana agar tetap
pesantren
dapat bersosialisasi dengan kehidupan
keagamaan
di luar tembok penjara. Program ini
guru dari luar dan bekerjasama dengan
disebut dengan asimilasi, yang dari
depertemen agama setempat.
terminologi katanya dapat diartikan
Perumusan masalah
sebagai pembauran. Program asimilasi
permasalahan
ini secara tertulis dituangkan dalam pasal 6 ayat 1 Undang-undang Nomor 12
tahun
Pemasyarakatan,
1995 sedangkan
terdapat
Peraturan
dalam
Pemerintah
yang
akan
dibahas adalah: 1. Bagaimanakah
pelaksanaan
di Lembaga Pemasyarakatan
Surat
Klas IIA Padang? 2. Apakah kendala-kendala yang ditemui oleh petugas Lembaga Pemasyarakatan
Salah satu contoh Lembaga yang
mendatangkan
untuk
Edaran Menteri terkait.
Pemasyarakatan
dengan
belajar
sistem pembinaan narapidana
beberapa dan
narapida
tentang
peraturan pelaksananya dan peraturan teknis
inilah
sistem
pembinaannya bagus adalah Lembaga pemasyarakatan Batu kepulauan Nusa
Padang
Klas
dalam
IIA upaya
pembinaan narapidana? 3. Apakah upaya yang dilakukan oleh
petugas
Lembaga 4
Pemasyarakatan Padang
Klas
dalam
IIA
Metode Penelitian
mengatasi
Dalam
penulisan skripsi ini
kendala yang timbul dalam
penulis
pembinaan narapidana?
yuridis sosiologis yaitu pendekatan
menggunakan
penelitian
masalah melalui peraturan dan teori
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan:
yang
1. Untuk mengetahui pelaksanaan
ada
kemudian
dihubungkan
dengan kenyataan atau fakta yang ada
sistem pembinaan narapidana
dalam masyarakat.
di Lembaga Pemasyarakatan
Sumber Data Data Primer adalah data
Klas IIA Padang.
yang Diperoleh melalui wawancara
2. Untuk
mengetahui
kendala-
dengan Bapak Elfiandi, A. Md. , IP.,
kendala yang ditemui dalam
S.H. Sebagai Kasi Pembinaan dan
Lembaga Pemasyarakatan Klas
bapak Afrizal sebagai Polsuspas, dan
IIA
wawancara dengan narapidana “NS
Padang
dalam
upaya
pembinaan narapidana.
dan narapidana “MY” di Lembaga
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan
oleh
Pemasyarakatan Padang
dalam
Lembaga Klas
IIA
mengatasi
Pemasyarakatan Klas IIA Padang. Data
Sekunder
criminal
yang
Berupa ada
di
statistic Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Padang, dan
kendala yang timbul dalam
dokumen-dokumen
yang
pembinaan narapidana.
dengan penulisan skripsi ini.
berkaitan
Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara secara terarah 5
dan sistematis, Jenis wawancara yang
jabarkan dan disusun secara sistematis
digunakan
dalam bentuk skripsi.
adalah
semi-terstruktur,
yaitu merupakan gabungan antara
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
interview
1. Pelaksanaan
sistem
penulis akan mengajukan pertanyaan
narapidana
di
yang telah disusun terlebih dahulu
Pemasyarakatan Klas IIA Padang.
terstruktur
kemudian
yang
dikembangkan
mana
sesuai
dengan masalah yang diteliti. Studi
dokumen
pengumpulan
adalah data
pembinaan Lembaga
Dari hasil penelitian yang penulis
lakukan
dan
Teknik
wawancara dengan Bapak Elfiandi,
dengan
Amd. IP.S.H, Pelaksanaan pembinaan
mengadakan studi penelaahan terhadap
narapidana
di
buku-buku, literatur-literatur, catatan-
Pemasyarakatan
Klas
catatan, dan laporan-laporan yang ada
dimulai
masuknya
hubungannya dengan masalah yang
narapidana
pecahkan
Pemasyarakatan
Setelah
data
diperoleh
disertai
atau
dari
Lembaga IIA
ke
penerimaan
Padang seorang Lembaga
ini,
narapidana
dimana tersebut
dikumpulkan dari penelitian, maka
dimulai
dalam
tersebut
pencatatan
penulis menggunakan metode analisis
pencatatan
secara kualitatif,
dimana penulis
narapidana atau yang disebut juga
mempelajari hasil penelitian tersebut
dengan warga binaan pemasyarakatan
baik yang berupa data primer maupun
dikirim ke divisi KPLP (Kesatuan
data sekunder yang kemudian di
Pengamanan
menganalisis
data
atau
diawali
dengan
administrasi.
Setelah
itu
selesai,
terhadap
Lembaga 6
Pemasyarakatan),
pada
devisi
ini
narapidana yang baru masuk akan
binaan pemasyarakatan agar tujuan pembinaan dapat tercapai. Dalam melaksanakan tugas
ditempatkan di sel karantina selama 13 hari, setelah masa itu narapidana
tersebut
tersebut baru ditempatkan di blok-blok
berfungsi:
yang
a.
tersedia.
Pada
tahap
ini
kewajibannya
binaan
sebagai
pemasyarakatan,
tata
warga
b.
c.
bimbingan, sarana
d.
Melakukan
pemeliharaan
Padang dilaksanakan dengan tujuan
keamanan
agar narapida setelah selesai menjalani
Lembaga Pemasyarakatan.
pidananya,
pembinaan
dan
/ anak
didik.
di
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA
dan
Melakukan bimbingan sosial / kerohanian narapidana
akan diberikan kepadanya. narapidana
Memberikan
mengelolah hasil kerja.
hidup di Lembaga Pemasyarakatan
Pembinaan
Melakukan pembinaan narapidana
mempersiapkan
cara
juga bentuk dan cara pembinaan yang
Pemasyarakatan
atau anak didik.
narapidana juga diberitahu tentang hak dan
Lembaga
e.
dan tata tertib
Melakukan urusan tata usaha dan
bimbingannya dapat menjadi warga
rumah tangga.
negara yang baik. Pada dasarnya arah
Sistem
Pemasyarakatan
yang
pelayanan, pembinaan dan bimbingan
merupakan suatu tatanan mengenai
yang
adalah
arah dan batas serta cara pembinaan
warga
warga binaan Pemasyarakatan yang
dilakukan
memperbaiki
petugas
tingkah
laku
7
didasarkan
pada
pancasila
dan
dilaksanakan secara terpadu oleh: 1.
Pembina
atau
e.
Kementerian tenaga kerja,
f.
Organisasi/Lembaga masyarakat lainnya,
aparat
Bentuk-bentuk
pemasyarakatan. 2.
3.
sosial
pembinaan
Warga binaan pemasyarakatan,
narapidana yang dilaksanakan di
dapat berupa narapidana, anak
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA
didik pemasyarakatan, dank lien
Padang, yaitu:
pemasyarakatan.
1. Pembinaan kepribadian
Masyarakat, sebagai tempat asal
Bentuk pembinaan kepribadian
dan kembalinya warga binaan
yang
pemasyarakatan kelak
Pemasyarakatan Klas IIA Padang
setelah
Lembaga
a. Pembinaan rohani
pidananya. yang
Pembinaan rohani ini diperlukan
dilakukan
terhadap narapidana dalam sistem
agar
pemasyarakatan
narapidana
dilaksanakan
di
adalah sebagai berikut:
bebas atau selesai menjalani
Pembinaan
dilakukan
dapat
melalui
kerja
pula sama
dapat
meneguhkan terutama
iman
memberikan
pengertian kepada narapida agar dapat
dengan instansi atau lembaga yang
menyadari
akibat-akibat
terkait seperti:
perbuatan-perbuatan rohani
yang pada
dari salah.
a.
Kementrian agama,
Pembinaan
b.
Dinas pendidikan,
Pemasyarakatan
c.
Dinas sosial,
dilakukan
d.
Balai pemasyarakatan,
pembelajaran iqra’ dan baca tulis Al-
Klas dengan
IIA
Lembaga Padang kegiatan
8
quran, bimbingan pelaksanaan ibadah setiap hari, ceramah atau diskusi
d. Pembinaan kemampua intelektual (Kecerdasan) Usaha
agama, konseling secara pribadi atau
ini
diperlukan
agar
kelompok, kegiatan zikir bersama atau
pengetahuan dan kemampuan berfikir
tabligh pada hari besar keagamaan
warga
bagi yang beragama Islam.
semakin meningkat sehingga dapat
b. Pembinaan jasmani
menunjang kegiatan-kegiatan positif
Kegiatan
pembinaan
yang
yang
Binaan
diperlukan
Pemasyarakatan
selama
masa
Lembaga
pembinaan. Bentuk pendidikan yang
Pemasyarakatan Klas IIA Padang yang
paling mudah adalah kegiatan-kegiatan
saat ini dilaksanakan adalah antara lain
ceramah
adalah Olahraga dan Senam kesegaran
ketinggalan narapidana selama dalam
jasmani
oleh
Lembaga Pemasyarakatan. Pemerintah
Lembaga
juga menyediakan Paket A dan Paket
Permasyarakatan setiap hari Sabtu dan
B untuk narapidana yang sebelum
dipandu
masuk ke Lembaga Pemasyarakatan
dilaksanakan
di
yang
narapidana
dilaksanakan
dan
oleh
petugas
petugas
Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIA Padang.
umum.
Untuk
mengejar
masih belajar atau sekolah, dan untuk
dilaksanakan
narapidana yang buta huruf di ajarkan
melalui pendidikan Pancasila termasuk
baca tulis, pembinaan ini dilakukan
menyadarkan
bekerja sama dengan Dinas Pendidikan
c.
Usaha
ini
mereka
agar
dapat
menjadi warga negara yang baik yang dapat
berbakti
bagi
bangsa
setempat.
dan
negaranya. 9
narapidana mudah kembali diterima
e. Pembinaan kesadaran Hukum Pembinaan kesadaran hukum Warga
Binaan
dilaksanakan
Pemasyarakatan
dengan
memberi
dalam
masyarakat
lingkungannya.
Untuk mencapai ini, kepada mereka selama
dalam
Lembaga
penyuluhan hukum yang bertujuan
Pemasyarakatan dibina terus untuk
untuk
kesadaran
patuh beribadah dan dapat melakukan
hukum yang tinggi sehingga sebagai
usaha-usaha kerja sosial secara gotong
anggota masyarakat mereka menyadari
royong, sehingga pada waktu mereka
hak dan kewajibannya dalam rangka
kembali ke masyarakat mereka telah
menegakkan hukum dan keadilan,
memiliki sifat-sifat positif untuk dapat
perlindungan
berpartisipasi
mencapai
kadar
terhadap
harkat
dan
dalam
pembangunan
ketertiban,
masyarakat lingkungannya.
ketentraman, kepastian hukum dan
2) Pembinaan kemandirian
martabat
manusia,
terbentuknya prilaku disetiap warga
Pembinaan
kemandirian
Negara Indonesia yang taat kepada
diberikan agar narapidana mendapat
hukum, bimbingan ini dilakukan oleh
bekal keterampilan selama menjalani
lembaga
pembinaan
di
hukum.
Pemasyarakatan,
sehingga
f. Pembinaan mengintegrasikan diri
mereka
konsultasi
dan
bantuan
Masyarakat Pembinaan dibidang ini
dikatakan
juga
pembinaan
kelua
Pemasyarakatan mereka
Lembaga
dari
apabila Lembaga
sekurang-kurangnya
mempunyai
keterampilan
kemasyarakatan,
untuk memulai usaha baru dalam
yang bertujuan pokok agar bekas
melanjutkan hidup lebih baik lagi.
kehidupan
sosial
10
Pembinaan kemandirian yang saat ini
keluar dari Lembaga Pemasyarakatan
dilaksanakan
ini mereka telah bisa menjadi manusia
di
Pemasyarakatan
Lembaga
Klas
IIA
Padang
yang
baik
dan
bargaul
dengan
seperti pembinaan keahlian pembuatan
masyarakat
aluminium seperti lemari, jemuran,
mestinya, dengan membuka suatu
pembuatan
usaha menurut keahlian kami masing-
pot
bunga,
kerajinan
serbuk, laundry, menjahit pakaian,
masing.
kerajinan sandal dan lain lain.
2. Adapun
Menurut
di sekitar sebagaimana
masalah-masalah
yang
ditemui dalam upaya pembinaan
narapidana ”MY”
narapidana
yang mengatakan bahwa:
sebagaimana
yang
ini
dikemukakan oleh Bapak Elfiadi,
yang sangat dibutuhkan pada saat
selaku kasi pembinaan di Lembaga
sekarang ini bagi narapidana karena
Pemasyarakatan Klas IIA Padang
ketika pada suatu saat narapidana
adalah sebagai berikut.
Pembinaan
kemandirian
keluar dari Lembaga Pemasyarakatan
1.
Kurangnya sarana dan prasarana
ini narapidana tersebut telah memiliki
a) Sarana yang kurang dalam upaya
bekal untuk kelansungan hidupnya
pembinaan seperti gergaji, kayu,
dengan keahlian yang mereka dapat
masin jahit, dan lain-lain.
selama
di
b) Terbatasnya alat-alat kesehatan,
Pemasyarakatan
ini,
hal ini membuat pihak Lembaga
kemandirian
ini
Pemasyarakatan kerepotan dalam
menjalani
Lembaga pembinaan
pembinaan
mempunyai dampak yang positif bagi
menanggulangi
mereka,
narapidana, dengan terbatasnya
karena
ketika
narapidana
kesehatan
11
jumlah dokter yang hanya 2 orang
2014, sedangkan dari keseluruhan
dan
yang
pegawai hanya terdapat 40 orang
belum memadai yang ada di
petugas pengaman, jadi dapat dilihat
Lembaga Pemasyarakatan.
bahwa
perbedaannya
sekali
antara
alat-alat
kesehatan
2. Terbatasnya anggaran Untuk tahun 2014 ini anggaran
sangat
narapidana
dengan
petugas, sehingga petugas Lembaga
untuk kegiatan pembinaan di Lembaga
Pemasyarakatan
Pemasyarakatan
dalam mengurusi narapidana.
Klas
IIA
Padang
jauh
sangat
kerepotan
belum ada sama sekali, tentunya
Adapun upaya-upaya yang dilakukan
kondisi
oleh pemerintah dalam hal ini pihak
ini
membuat
Lembaga
Pemasyarakatan tidak dapat berbuat
Lembaga Pemasyarakatan adalah:
lebih banyak lagi dalam kegiatan
1. Masalah kurangnya sarana dan
pembinaan. 3) Terbatasnya sumber
prasarana, pemerintah juga sedang
daya manusia
berusaha sekuat tenaga untuk Lembaga
melengkapi semua sarana dan
Pemasyarakatan Klas IIA Padang tidak
prasarana yang ada, semoga cepat
tersedia Sumber Daya Manusia yang
mendapat bantuan dari pemerintah
berlatar
setempat.
Saat
ini
belakang
di
pendidikan
keagamaan, maka keberadaan konselor
2. Untuk masalah anggaran, pihak
Agama dari IAIN sangat penting
Lembaga
Pemasyarakatan
sekali. Jumlah seluruh pegawai di
berupaya
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA
dana yang tersedia secara efektif
Padang adalah 116 pada bulan Juni
dan efisien untuk mencapai hasil
untuk
memanfaatkan
12
yang
optimal.
tersebut
sangat
Dimana
dana
Simpulan
berguna
bagi
1. Pelaksanaan sistem pembinaan
program pembinaan narapidana
narapidana
selama
Pemasyarakatan
menjalani
Lembaga
pidana
Pemasyarakatan
di ini,
di
Lembaga Klas
IIA
Padang terdiri dari pembinaan
seperti biaya kebutuhan hidup
kepribadian
narapidana,
program
kemandirian, selain itu juga ada
kemandirian serta kebutuhan lain
pembinaan fisik seperti senam
yang diperlukan.
dan
biaya
3. Untuk masalah terbatasnya Sumber Daya
Manusia
yang
dan
olahraga.
kepribadian
pembinaan
Pembinaan terdiri
dari
berlatar
pembinaan rohani, pembinaan
belakang pendidikan keagamaan
jasmani, pembinaan kesadaran
ini, pemerintah telah berupaya
berbangsa
menjalin kerjasama dengan IAIN
pembinaan
Iman Bonjol Padang yang pada
intelektual, pembinaan kesadaran
saat sekarang ini sudah terjalin
hukum,
dengan baik. Kedepannya mudah-
mengintegrasikan diri
mudahan
masyarakat.
pemerintah
dapat
merekrut tenaga konselor Agama Islam
yang
nantinya
akan
dan
bernegara, kemampuan
dan
pembinaan dengan
2. Kendala-kendana yang di temui oleh Lembaga Pemasyarakatan
melaksanakan kegiatan pembinaan
dalam
Agama
yaitu (1) terbatasnya sarana dan
di
Pemasyarakatan.
Lembaga
pembinaan
narapidana
prasarana, (2) faktor anggaran 13
juga menjadi hambatan dalam
itu diharapkan pada masyarakat luar
pembinaan,
agar dapat berperan aktif dalam
(3)
kurangnya
menyukseskan program pembinaan
Sumber Daya Manusia. 3. Upaya
penanggulangan
narapidana pada sebuah Lembaga
permasalahan yang timbul dalam
Pemasyarakatan,
pembinaan
narapida tersebut bebas nanti dapat
narapidana
pada
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA
bergabung
Padang:
kehidupan
Anggaran: pemerintah berupaya untuk memanfaatkan dana yang tersedia secara
efektif
dan
efisien
untuk
mencapai hasil yang optimal dalam pembinaan
narapidana.
SDM:
pemerintah telah melakukan kerjasama
untuk
melakukan
kerohanian
pembinaan
di
Lembaga
2. Pembinaan
pada
lagi supaya tidak adanya residivis. DAFTAR PUSTAKA A. Widiada Gunakaya, S.A. 1988, dan
Konsepsi
Pemasyarakatan, Armico Adi
Sujatno,
2004,
Pemasyarakatan
Pemasyarakatan
1. Dukungan dari masyarakat luar membantu
pembinaan
berhasilnya
narapidana
pada
Lembaga Pemasyarakatan. Untuk
Lembaga
Pemasyarakatan lebih ditingkatkan
Mandiri),
Saran
kedalam
bermasyarakat,
(Membangun
Pemasyarakatan Klas IIA Padang.
sangat
kembali
setelah
berbangsa dan bernegara.
Sejarah dengan IAIN Iman Bonjol Padang
agar
Kehakiman dan HAM RI,
Sistem Indonesia Manusia Dirtjen
Departemen Jakarta.
Adami Chazawi, 2002. Pelajaran Hukum Pidana Bagian 2. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
14
C.I Harsono Hs. 1995, Sistem Baru Pembinaan Narapidana, Djambatan, Jakarta. Dwidja
Priyatno,
Pelaksanaan Indonesia,
Sistem
2006,
Pidana
Penjara
Refika
di
Aditama,
Jakarta. Martiman
prodjohamidjojo,
Memahami
Dasar-Dasar
1997, Hukum
Pidana II, Pratnya Paramita, Jakarta. Muladi, kebijakan
1998,
Teori-Teori
Pidana.
P.T
dan
Alumni,
Bandung. Moeljatno, 2000, Asas-Asas Hukum Pidana, rineka cipta. M. Nazir,2003, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia, cet.ke-5. M. Sholehuddin, 2003, sistem sanksi dalam Hukum Pidana, Rajawali Pers, Jakarta. Soejono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian
Hukum,
Universitas
Indonesia (UI press), Jakarta,
15