PEMBINAAN NARAPIDANA DENGAN PEMBINAAN KERJA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A PADANG
ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh: HARYANTO 0810012111186
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2013 1
2
PEMBINAAN NARAPIDANA DENGAN PEMBINAAN KERJA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II PADANG Haryanto1 Syafridatati1 Yetisma Saini2 Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected]
1)
ABSTRACT Correctional is to conduct training activities prisoners based systems, institutions, and how coaching is the final part of the guidance system in the criminal justice system. One form of guidance to inmates is through job training or job training that is expected to be equipped inmates back into society. The research problem is (1). Is the form of prison labor coaching program.? (2). How does the implementation of prison labor coaching.? (3). The constraints are encountered by officers in fostering inmate labor.? This study uses a socio-juridical approach that is research, Data were collected on primary data obtained through interviews, and secondary data obtained by the study of documents. Data were analyzed qualitatively. From the research conducted it can be concluded: (1). Shape coaching program of work has not been optimal because of the many items that have been damaged job training, and the need for special attention to inmates who are undergoing vocational training. (2). Implementation of development work is the development of personality and independence coaching coaching program organized by a form of work activity. The program should be carried out continuously in order inmates have the provision of a return to society. (3). constraints encountered by the officers, the lack of expertise and training tools work much damaged it resulted in inmate job training process is hampered. Keyword: coaching, prisoners, penitentiary
Kebijakan
Pendahuluan
pembinaan
dengan
Sistem
Pembangunan hukum sebagai upaya
Pemasyarakatan ini mencerminkan bahwa
untuk menegakkan keadilan, kebenaran dan
Negara Indonesia adalah Negara yang
ketertiban dalam Negara hukum Indonesia
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
(HAM).
undang
Dasar
1945,
diarahkan
untuk
Putusan Hakim yang bersifat pidana
meningkatkan kesadaran hukum, menjamin
penjara
penegakan, pelayanan dan kepastian hukum
Pemasyarakatan.
nasional yang mengabdi pada kepentingan
Pemasyarakatan (LAPAS) ini Narapidana
nasional.
(NAPI) dibina dan dididik serta dibekali
Pelaksanaan
pemidanaan
dilaksanakan
pidana di
atau
Lembaga
dengan
dijalankan Di
pengetahuan
di
Lembaga
dalam
Lembaga
dan
keterampilan
Pemasyarakatan melalui suatu pembinaan
sebagai bekal baginya apabila ia selesai
dan bimbingan yang diberikan kepada
masa pidananya. Dengan bekal ini nantinya
mereka
bekas
yang telah
melanggar
hukum. 1
Narapidana
dapat
kembali
ke
masyarakat menjadi anggota masyarakat
mengatasi segala macam tantangan hidup,
yang baik dan berguna bagi Bangsa dan
sehingga ia berfungsi kembali sebagai
Negara. Dalam menjalani masa pidananya
anggota masyarakat yang baik dan taat
Narapidana
dalam
kepada norma-norma yang berlaku. Jika
lingkungan yang kondisi dan situasinya
Sistem Pemasyarakatan sebagai mana telah
berbeda dengan pergaulan yang ada di
disebutkan diatas dikaitkan dengan pendapat
tengah-tengah masyarakat. Sebab sebagian
Sahardjo ada penyesuaian yakni:
harus
berada
di
“Di samping menimbulkan rasa derita pada narapidana karena dihilangkannya kemerdekaan bergerak. Membimbing narapidana agar bertaubat. mendidik supaya ia menjadi anggota masyarakat”. (Sahardjo, 1963. Rumah Pengayom Sukasamiskin)
haknya dicabut dan ruang geraknya dibatasi dengan tembok yang mengelilinginya. Perilaku terhadap Narapidana dalam Sistem Pemasyarakatan lebih titik beratkan pada segi kemanusiaan. Hal ini sesuai dengan Sistem Pemasyarakatan dalam Pasal
Setiap
1 angka 2 Undang-undang No. 12 Tahun 1995
tentang
Pemasyarakatan
“Sistem
menyebutkan:
cara
pembinaan
kejahatan
pemasyarakatan
warga
dan
meningkatkan
masyarakat
kualitas
warga
untuk
Pemasyarakatan
individu
maupun
adanya
perseteruan
lebih
diatas,
kelompok tindakan
melahirkan kejahatan.
dapat
menggagalkan segala macam kejahatan dan berbagai modus operandinya dengan cara
dan
menangkap para pelaku kejahatan agar dihukum
kutipan
secara
petugas keamanan serta masyarakat dalam
bertanggung jawab”. Dari
individu
dengan meningkatkan kewaspadaan para
dalam pembangunan dan dapat hidup secara baik
maupun
menanggulangi kejahatan-kejahatan tersebut
lingkungan masyarakat. Dapat aktif berperan
yang
secara
diemban oleh pemerintah untuk
tindak pidana sehingga dapat diterima oleh
warga
dilakukan
Kenyataan ini menjadi suatu isu yang
binaan
memperbaiki diri. Dan tidak mengulangi
sebagai
yang
kejahatan yang dapat merenggut korban baik
pemasyarakatan agar menyadari, kesalahan,
wajar
penemuan
terang-terangan melakukan suatu tindakan
binaan
dilaksanakan secara terpadu antara Pembina, dibina
baik
berkelompok
pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang
yang
adanya
berbagai pemberitaan mengenai tindakan
,
adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas
hari
Sistem
sesuai
dengan
ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, namun
menekankan
hal demikian tersebut tidak memberikan efek
pentingnya pembinaan Narapidana dengan
jera
harapan agar nantinya setelah narapidana
terhadap
pelaku
kejahatan.
Kenyataannya setelah mereka bebas masih
selesai menjalani masa pidananya. Sanggup 2
saja kerap melakukan lagi pelanggaran dan
kembali.
Hal
tersebut
tindakpidana. AndyHermansyah,
disesuaikan antara potensi yang ada pada diri
http://bloghukumumum.blogspot.com/p/h
narapidana
ak-hak-warga-binaan-dalam-
Pemasyarakatan dengan sumber daya yang
menjalani.htm)
ada dalam masyarakat. Dengan kata lain
sebagai
harus
penghuni
dapat
Lembaga
Keberadaan mereka buat sementara
bahwa pemberian pendidikan keterampilan
waktu di dalam Lembaga Pemasyarakatan
dan kerja harus mengikuti perkembangan
antara
tindak
teknis yang ada di masyarakat umum, namun
tindak
ada anggapan dari penulis bahwasanya
kriminal ini dapat terlihat dengan jelas, jika
pembinaan narapidana ini belum optimal.
membaca beberapa media massa atau sarana
Hal ini dapat dilihat dari masih adanya
informasi lainnya, baik secara kuantitas
narapidana
yang
maupun kualitas serta motif dan cara-cara
pembinaan
secara
melakukan tindak kejahatan (first crime)
pembinaan kerja, padahal narapidana sangat
atau oleh mereka yang telah berulang kali
membantu mereka dalam menjalani hidup
melakukan tindak pidana (second crime).
dalam lingkungan masyarakat sebagaimana
Kecenderungan peningkatan ini sama sekali
yang
tidak dikehendaki oleh masyarakat akan
pemasyarakatan.
lain
karena
kriminal/kejahatan.
melakukan Timbulnya
tetapi sedikit banyaknya peranan anggota
dapat
dipisahkan
diamanatkan
dalam
khususnya
sistem
1. Apakah bentuk program pembinaan
dari
kerja di Lembaga Pemasyarakatan Klas
masyarakat. Dalam
penuh
masalah adalah:
menjadi jahat karena prilaku kejahatan tidak
memperoleh
Dari uraian latar belakang rumusan
masyarakat dapat menciptakan seseorang
tersebut
tidak
II.A Padang ? pelaksanaan
pendidikan
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembinaan
keterampilan dan kerja secara teori melalui
kerja di Lembaga Pemasyarakatan Klas
pembinaan
II.A Padang ?
kerja,
memegang
peranan
penting bagi bekal narapidana. Penyiapan
3. Kendala-kendala apakah yang ditemui
dari segi mental, khususnya penyiapan
oleh
keterampilan teknis dapat meliputi bidang,
pembinaan
keterampilan bidang industri, pertukangan,
Pemasyarakatan Klas II.A Padang ?
perkebunan,
dan
Pelaksanaan
ini
petugas
dalam
kerja
di
melakukan Lembaga
kerajinan
tangan.
disesuaikan
dengan
1. Untuk mengetahui program pembinaan
lingkungan dan kondisi lingkungan budaya
kerja di Lembaga Pemasyarakatan Klas
masyarakat
II.A Padang.
dimana
narapidana
Tujuan Penelitian
akan 3
2. Untuk
mengetahui
pembinaan
kerja
pelaksanaan
kerja yang diberikan oleh petugas
Lembaga
Lembaga Pemasyarakatan Klas II.A
di
Pemasyarakatan Klas II.A Padang. 3. Untuk yang
mengetahui ditemui
Padang.
kendala-kendala
oleh
petugas
2. Teknik Pengumpulan Data
dalam
Adapun teknik pengumpulan data
melakukan pembinaan kerja di Lembaga
yang di gunakan dalam penulisan ini
Pemasyarakatan Klas II.A Padang.
adalah: a. Wawancara
Metode Penelitian Untuk mendapatkan data atau bahan
Cara untuk mendapatkan data,
yang berhubungan dengan materi penelitian
penulis
yang
yaitu
langsung terhadap narapidana yang
kemudian
memperoleh pembinaan kerja di
bersifat
menggambarkan
deskriptif yang
ada
dianalisa menurut aspek-aspek yang diteliti
b. Studi Dokumen
untuk mendapatkan kesimpulan yang relevan berhubungan
dengan
wawancara
Lembaga Pemasyarakatan.
dengan menggunakan data yang ada, dan serta
melakukan
Penelitian dengan mempelajari
penelitian
masalah yang diproses di kantor
lapangan.
Lembaga Pemasyarakatan Klas II.A
1. Sumber Data
Padang
yang bersifat mendukung
Data yang penulis gunakan dalam
atau
penelitian ini adalah:
masalah yang diteliti dan juga
a. Data Primer
peraturan perundang-undangan yang
Merupakan diperoleh lapangan
dari
hasil
dengan
wawancara
yang di
yang
dengan
c. Obsevasi
melakukan
Pengamatan/observasi
dengan
sebagai
alat pengumpulan data (seyogyanya)
mendapatkan
dalam
berhubungan
berkaitan dengan materi penelitian.
penelitian
langsung
narapidana pembinaan
data
yang
sebaiknya
Lembaga
mempertimbangkan
relevansinya dengan masalah yang
Pemasyarakatan Klas II.A Padang
diteliti
Narapidana dan Petugas Lembaga
keterampilan
Pemasyarakatan.
karakteristik objek pengamatan yang
b. Data sekunder Merupakan diperoleh
dari
serta
tujuan
penelitian,
pengamatan
serta
menyangkut hal-hal apa saja dan data kantor
yang
atau
Lembaga
siapa
(Maiyestati,
Pemasyarakatan Klas II.A Padang
yang
2005.
Penelitian Hukum.)
mengenai pembinaan keterampilan 4
akan
diteliti. Metode
3. Analisis Data
humanistis dalam penggunaan sanksi
Semua data yang telah terkumpul, baik
primer
maupun
pidana, tidak hanya berarti bahwa
sekunder
pidana
yang
dikenakan
kepada
si
dikelompokkan kemudian diolah dan
pelanggar harus sesuai dengan nilai-
dianalisa secara kualitatif, sehingga
nilai kemanusiaan yang beradab, tetapi
dapat
juga
diberikan
jawaban
terhadap
permasalahan yang akan dibahas.
harus
dapat
membangkitkan
kesadaran si pelanggar akan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai pergaulan
Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Bentuk Program Pembinaan Kerja di
hidup bermasyarakat. Lingkungan yang
Lembaga Pemasyarakatan Klas II.A
menyatu dengan lingkungan masyarakat
Padang
akan Tujuan dilaksanakan pembinaan
ketaqwaan
dan
ketuhanan
dapat
melahirkan
kesadaran
bermasyarakat bagi narapidana. Sistem
yang
Pembinaan
diberikan kepada narapidana adalah
pembaruan
supaya
akan
lingkungan masyarakat pada LAPAS
kesalahannya dan tidak mengulangi lagi
secara teoritis memang terlihat mengacu
perbuatan yang pernah dilakukannya
kepada tujuan Sistem Pemasyarakatan
atau tidak melakukan tindak pidana lain.
yang
Pihak
Pemasyarakatan. Namun, pemanfaatan
narapidana
menyadari
Lembaga
Pemasyarakatan
menyediakan
petugas
untuk
memberikan
pendidikan
dan
pembimbing
keagamaan
yang
yang
narapidana
diatur
LAPAS
mengarah
oleh
Terbuka
melaksanakan
kepada dengan
Undang-undang
sebagai masih
tempat kurang
mendapatkan perhatian pemerintah. Hal
semestinya.
tersebut dapat dilihat baik dari segi
Lingkungan tempat pembinaan
pengaturan secara khusus tentang pola
yang terbuka dan berdekatan dengan
pembinaannya
lingkungan
sarana dan prasarana pembinaan.
masyarakat
diciptakan
untuk
narapidana
kembali
masyarakat.
Situasi
sengaja
mempersiapkan
maupun
pembenahan
Meskipun Sistem Pemasyarakatan
ke
tengah
selama ini telah dilaksanakan, tetapi
dan
kondisi
berbagai perangkat hukum yang secara
pembinaan pada lingkungan seperti ini
formal melandasinya masih berasal dari
tentu saja merupakan suatu bentuk
masa
perlakuan
merupakan sistem dan ciri kepenjaraan.
yang
baik
kepada
Hindia
Narapidana. Hal ini sesuai dengan
Oleh
pandangan
pemasyarakatan
bahwa
“Pendekatan 5
Belanda
karena
itu, telah
yang
lebih
praktek dilaksanakan
dengan pemikiran baru dan nilai-nilai
secara
terkandung dalam Pancasila. Dalam
bahwa pidana penjara yang dijatuhkan
Sistem Pemasyarakatan, Narapidana,
kepada mereka bukanlah dimaksudkan
Anak Didik Pemasyarakatan berhak
untuk
mendapatkan pembinaan rohani dan
dilakukan oleh warga binaan itu, akan
jasmani serta dijamin hak-hak mereka
tetapi
untuk
ibadahnya,
memasyarakatkan narapidana itu ke
berhubungan dengan pihak luar baik
jalan yang benar agar mereka menjadi
keluarga
manusia yang baik dan bertanggung
menjalankan
maupun
pihak
lain,
sungguh-sungguh
membalas
untuk
memperoleh informasi baik melalui
jawab
media
martabatnya.
cetak
maupun
elektronik,
memperoleh pendidikan yang layak dan
sesuai
menyadari
perbuatan
yang
mengayomi
dengan
serta
harkat
dan
3. Kendala-kendala yang ditemui oleh
lain sebagainya.
petugas dalam melakukan Pembinaan
2. Pelaksanaan pembinaan kerja di
kerja di Lembaga Pemasyarakatan
Lembaga Pemasyarakatan Klas II.A
Pembinaan narapidana ini tidak
Padang
akan ada artinya jika tidak ada respon Lembaga
Pemasyarakatan
positif dari narapidana itu sendiri,
merupakan tempat untuk melaksanakan
meskipun sebagai besar narapidana
pengayoman
pemasyarakatan
mengaku dapat mengikuti pembinaan
narapidana, akan tetapi di sisi lain
dengan baik, namun tetap saja petugas
Lembaga
terkadang menemukan kesulitan dalam
serta
Pemasyarakatan
memang
tidak bisa memberikan suatu jaminan,
memberikan
bahwa warga binaan yang sudah dibina
mereka
itu pasti mau mentaati peraturan dan
pembinaan, sehingga petugas harus
tidak melakukan kejahatan lagi, serta
bekerja
juga tidak ada jaminan bahwa program
mendapatkan pembinaan dengan baik.
yang
dilaksanakan
pengayoman
serta
dalam
rangka
tidak
ekstra
Harus
Terkadang
serius
keras
menerima
agar
diakui
mereka
perbedaan
karakteristik
yang
warga binaan pasti membawa hasil yang
narapidana
merupakan
memuaskan.
terbesar dalam kelangsungan proses
Pembinaan
pemasyarakatan
pembinaan.
yang
diberikan
pembinaan
ada
terhadap
pada
diri
hambatan
narapidana
itu
kepada narapidana yang berorientasi
sendiri, namun dengan usaha yang
pada masa depan yang cerah dapat
maksimal,
perbedaan
diwujudkan, apabila narapidana itu
hambatan
melainkan
6
itu
menjadi
menjadikan
pelengkap, saling mengisi dengan yang
dibina oleh petugas. Dengan peralatan yang
lain. Terlepas dari hambatan yang
cukup dan boleh dikatakan rusak semua
ditemui
tetaplah
maka pemasaran hasil produksi narapidana
sebuah proses pembelajaran yang tetap
tidak mempunyai promosi yang begitu
berarti dan berguna. Dengan fakta yang
banyak, dan latihan kerja narapidana ada
demikian akan sangat sulit bagi mereka
yang rutin dan tidak ada rutin. Hal ini karna
untuk
alat
proses
pembinaan
berkiprah
dalam
masyarakat
untuk
latihan
kerja
di
Lembaga
ketika bebas dari hukuman, apalagi
Pemasyarakatan Klas IIA Padang banyak
untuk
yang rusak.(Wawancara dengan Bapak
memperoleh
pekerjaan
yang
layak. Status narapidana sesungguhnya
Indra
sudah
tingkat
Pemasyarakatan Klas IIA Padang, pada
kepada
hari Sabtu tanggal 22 juni 2013, Jam
sangat
memangkas
kepercayaan
masyarakat
mereka, oleh karena itu diperlukan
mereka
terlanjur
hilang.
Giaja
Lembaga
Tujuan
dilaksanakan
pembinaan
sudah
ketaqwaan dan ketuhanan yang diberikan
Lembaga
kepada narapidana adalah supaya narapidana
IIA
Padang
menyadari akan kesalahannya dan tidak
peran
penting
sebagai
mengulangi lagi perbuatan yang pernah
mental
mereka
dalam
dilakukannya atau tidak melakukan tindak
menciptakan pembinaan yang efisien
pidana lain. Pihak Lembaga Pemasyarakatan
dan efektif.
menyediakan petugas untuk memberikan
Pemasyarakatan mempunyai pencucian
yang
Kasi
10:00 WIB.)
keinsyafan yang baik untuk merebut kepercayaan
selaku
Klas
Dalam melaksanakan pembinaan terhadap
pendidikan dan pembimbing keagamaan
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
yang semestinya.
Klas IIA Padang ini masih ada beberapa hal
Lingkungan tempat pembinaan yang
yang harus diperhatikan, setelah dilihat dan
terbuka dan berdekatan dengan lingkungan
diteliti saat ini gedung untuk latihan kerja
masyarakat
perlunya renovasi kembali karena adanya
mempersiapkan
suatu hal yang kegiatan kerja saat ini kurang
tengah masyarakat. Situasi dan kondisi
memadai. Dan di saat bekerja perlunya
pembinaan pada lingkungan seperti ini tentu
kebersihan
tidak
saja merupakan suatu bentuk perlakuan yang
Semakin
baik kepada Narapidana. Hal ini sesuai
Lembaga
dengan
mendapatkan banyaknya
agar
warga
suatu warga
binaan
penyakit. binaan
di
sengaja
diciptakan
narapidana
pandangan
bahwa
untuk
kembali
ke
“Pendekatan
Pemasyarakatan Klas IIA Padang yang
humanistis dalam penggunaan sanksi pidana,
mengikuti latihan kerja dalam upaya ingin
tidak hanya berarti bahwa pidana yang 7
dikenakan kepada si pelanggar harus sesuai
hak-hak
dengan
nilai-nilai
yang
ibadahnya, berhubungan dengan pihak luar
beradab,
tetapi
dapat
baik
kemanusiaan juga
harus
mereka
keluarga
untuk
menjalankan
maupun
pihak
lain,
membangkitkan kesadaran si pelanggar akan
memperoleh informasi baik melalui media
nilai-nilai
cetak
kemanusiaan
dan
nilai-nilai
pergaulan hidup bermasyarakat. Lingkungan yang
menyatu
elektronik,
memperoleh
pendidikan yang layak dan lain sebagainya.
lingkungan
Penggolongan narapidana di Lembaga
masyarakat akan dapat melahirkan kesadaran
Pemasyarakatan Klas IIA Padang menurut
bermasyarakat Pembinaan
dengan
maupun
bagi yang
narapidana.
Sistem
usia Dewasa Pemuda dan Anak-anak. adalah
mengarah
kepada
sebagai berikut:
pembaruan narapidana dengan lingkungan
1. Golongan anak-anak yang berusia 18
masyarakat pada LAPAS secara teoritis
tahun. 2. Golongan pemuda yang berusia 18 – 21
memang terlihat mengacu kepada tujuan Sistem Pemasyarakatan yang diatur oleh
tahun.
Undang-undang Pemasyarakatan. Namun, pemanfaatan
Terbuka
sebagai
masih
kurang
Undang-undang No. 12 Tahun 1995
mendapatkan perhatian pemerintah. Hal
tentang Pemasyarakatan Pasal 14, sangat
tersebut
jelas
tempat
LAPAS
3. Golongan dewasa yang berusia 21
melaksanakan
dapat
dilihat
baik
dari
tahun.
segi
pengaturan secara khusus tentang pola
selama
ini
telah
Pemasyarakatan
dilaksanakan,
2. Mendapat perawatan, baik perawatan
tetapi
rohani maupun jasmani; 3. Mendapatkan
formal melandasinya masih berasal dari
pengajaran;
masa Hindia Belanda yang lebih merupakan
pendidikan
makanan yang layak;
praktek pemasyarakatan telah dilaksanakan
5. Menyampaikan keluhan;
dengan
6. Mendapatkan
dan
dan
4. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan
sistem dan ciri kepenjaraan. Oleh karena itu,
baru
di
kepercayaannya.
berbagai perangkat hukum yang secara
pemikiran
narapidana
1. Melaukan Ibadah sesuai agama atau
dan prasarana pembinaan. Sistem
hak-hak
Lembaga Pemasyarakatan adalah:
pembinaannya maupun pembenahan sarana
Meskipun
mengatur
nilai-nilai
bahan
bacaan
dan
terkandung dalam Pancasila. Dalam Sistem
mengikuti siaran media massa lainnya
Pemasyarakatan, Narapidana, Anak Didik
yang tidak dilarang;
Pemasyarakatan
berhak
mendapatkan
7. Mendapatkan upah atau premi atas
pembinaan rohani dan jasmani serta dijamin
pekerjaan yang dilakukan; 8
8. Menerima
kunjungan
keluarga,
Padang adalah pembinaan kemandirian
penasehat hukum, atau orang tertentu
diselenggarakan oleh suatu program
lainnya;
pembinaan yang berupa kegiatan kerja
9. Mendapatkan pengurangan masa pidana
membuat pot bunga, lemari alumunium,
(remisi);
konsen pintu, perikanan, serbuk gergaji,
10. Mendapatkan kesempatan berasimilasi
menjahit,
laundry,
yang
terutama
termasuk cuti mengunjungi keluarga;
penggelesan tiang listrik, dan panel
11. Mendapatkan pembebasan bersyarat;
listrik bekerja kerja sama dengan pihak
12. Mendapat cuti menjelang bebas; dan
ke tiga yaitu PT kurnia, dan membuat
13. Mendapatkan
sesuai
baut, salon mobil. Program tersebut
dengan peraturan perundang-undangan
harus dilaksanakan terus-menerus agar
yang berlaku.
narapidana
memiliki
kembalinya
ke
hak-hak
lain
Keputusan Wali Kota Padang No 17 Tahun
2008
tentang
Pembentukan
masyarakat.
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan.
2. Pelaksanaan
bekal
akan
tengah-tengah
pembinaan
narapidana
Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai
dengan pembinaan kerja di Lembaga
tugas melakukan pembinaan kesehatan ibu
Pemasyarakatan
anak dan anak usia sekolah, pemantauan dan
belum berjalan secara optimal karena
penanggulangan
di
banyaknya alat latihan kerja yang sudah
puskesmas, puskesmas pembantu dan pusat
rusak, dan perlunya perhatian khusus
pelayanan
serta
terhadap warga binaan yang sedang
pelayanan khusus dan pelayanan kesehatan
menjalani latihan kerja di Lembaga
dasar rujukan.
Pemasyarakatan Klas IIA Padang.
gizi
terpadu
masyarakat
(Posyandu)
Klas
IIA
Padang,
Selain itu sarana dan prasarana yang
3. Kendala-kendala yang ditemui oleh
memadai akan bisa menunjang program
petugas di Lembaga Pemasyarakatan
kerja tersebut terlaksana dengan baik dan
Klas IIA Padang, kurangnya tenaga ahli
lebih terarah. Walaupun dengan keter-
dan alat latihan kerja banyak yang rusak
batasan sarana dan prasarana tersebut, Dinas
maka mengakibatkan proses latihan
Kesehatan Kota Padang tetap melaksanakan
kerja
sebaik mungkin program kerja yang telah
narapidana
ada.
kerja.
Simpulan 1. Bentuk program pembinaan kerja di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA 9
terhambat, yang
dan
kurangnya
mengikuti
latihan
Saroso, 1975. Pekerjaan Terpidana di Bidang Produksi Kumpulan Prasarana Lokakarya Evaluasi Sistim Pemasyarakatan, Bina Cipta, Jakarta.
Daftar Pustaka A. Buku-buku Andi Hamzah, 2010. Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Rineka Cipta, Jakarta.
Soedjono Dirdjosisworo, 1984. Sejarah dan azas-azas Penologi, CV. Armivo, Bandung.
Andi Hamzah dan Siti Rahayu, 1983. Suatu Tinjauan Ringkasan Sistim Pemidaaan di Indonesia, Akademi Press Indonesia.
B. Perundangan-undangan
Adami Chazawi, 2002. Pelajaran Hukum Pidana. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Kitab
Undang-Undang (KUHP) .
Hukum
Pidana
Undang-undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
Bambang Poernomo, 1986. Pelaksanaan Pidana Penjara dengan sistem Pemasyarakatan. Liberty, Yogyakarta.
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M. 02-PK.04.10 Tahun 1990, tentang Pola Pembinaan Narapidana.
Barda Nawawi Arief, 1996. Kebijakan Legislatif dengan Pidana Penjara. Badan Penerbit UNDIP. Semarang.
C.
_____,2002. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Citra Aditya Bakti. Bandung
Sumber Lain
Andy Hermansyah, http://bloghukumumum.blogspot.co m/p/hak-hak-warga- binaan-dalammenjalani.htm, diakses 13 Mei 2013.
______,2003. Beberapa Masalah Perbandingan Hukum Pidana. PT Raja Grafika Persada. Jakarta.
Aris Irawan, http://arisirawan.wordpress.com/Pene litian-tentang-PembinaanNarapidana, diakses 13 Mei 2013.
Dwidja Priyatno, 2006. Sistem Pelaksanaan Pidana penjara di Indonesia. PT Refika Aditama, Bandung.
Sahardjo, dikutip dari Warta Pemasyarakatan, Pemasyarakatan sebagai Upaya Perlindungan terhadap Masyarakat, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Nomor 19-Thn. VISeptember 2005.
______. 2005. Kapita Selekta Hukum Pidana. STHB Press. Bamdung. Maiyestati, 2005. Metode Penelitian hukum. Universitas Bung Hatta. Padang. R.Soeroso, 2006. Pengantar Ilmu Hukum. Sinar Grafika, Jakarta. Sahardjo, 1963. Rumah Pengayoman Sukamiskin. Pohon Beringin Pengayoman. Bandung. 10