PELAKSANAAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH PASCASARJANA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh : Winda Fatmaela Risa NIM : 1110025000070
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakaan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari hasil orang lain, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Oktober 2014
Winda Fatmaela Risa
ABSTRAK
Winda Fatmaela Risa Pelaksanaan Literasi Informasi di Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini dilakukan di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh perpustakaan dalam pelaksanaan literasi informasi, untuk mengetahui pendapat mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pelaksanaan literasi informasi yang ada, dan untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi pustakawan dalam pelaksanaan literasi informasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang pengambilan datanya melalui observasi atau pengamatan langsung dan wawancara dengan pustakawan dan pemustaka. Untuk pengambilan sampel ditetapkan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perpustakaan melakukan literasi informasi dengan mengadakan program kegiatan orientasi perpustakaan yang dilakukan setiap penerimaan mahasiswa baru. Upaya-upaya yang dilakukan berupa pengenalan fasilitas perpustakaan, pengenalan kebijakan perpustakaan, sumber daya manusia, dan sumber daya informasi, yang di dalamnya terdapat pengajaran strategi penelusuran informasi. Sedangkan, pendapat dari beberapa mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai program kegiatan orientasi perpustakaan, merasa puas dan merespon baik kegiatan tersebut. Adapun kendala yang dihadapi pustakawan dalam melaksanakan program literasi informasi sangat beragam, yaitu berupa masih banyaknya jurnal Islam yang belum dilanggan, koneksi internet yang masih sering terganggu, dan jumlah koleksi perpustakaan yang kurang, serta penambahan ruang perpustakaan yang masih dalam proses pengajuan kepada lembaga induk yang menaungi perpustakaan.
Kata kunci : literasi informasi
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Ilahi Rabbi, yang telah memberikan nikmat, hidayah dan inayahnya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya dari kegelapan hingga terang benderang yang penuh cahaya hidayah, juga kepada keluarga dan para sahabatnya, semoga kami semua mendapatkan syafaatnya dihari kiamat nanti, amin. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan baik moril maupun materiil terhadap penulis. Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada : 1. Bpk. Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.HUM, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bpk. Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan. 3. Bpk. Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan. 4. Ibu Ida Farida, MLIS, selaku dosen pembimbing penulis yang membantu, mengarahkan, dan menuntun penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah mencurahkan ilmunya begitu banyak untuk masa depan penulis.
ii
6. Ibu Alfida, MLIS, selaku Dosen UIN Jakarta dan Kepala Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia menerima penulis untuk melakukan penelitian. Terima kasih atas kerjasamanya, dan segala motivasi dan informasi yang telah ibu berikan kepada penulis. 7. Orang tuaku, Bapak Cecep Kurniawan dan Ibu Lilis Setyo Murni yang senantiasa memberikan dorongan penuh serta do’a ikhlas dalam sepanjang hidupku, semoga Allah selalu melindungi dan memberikan kesehatan kepada Bapak dan Mamah sepanjang masa. 8. Kakakku Yuyun Lisa Kurnia Dewi dan adikku Anna Amalia, terima kasih canda tawa dan do’a kalian menjadi semangat tersendiri bagiku. 9. Seluruh keluarga besar penulis. Terima kasih atas segala do’a, perhatian, dan dukungannya yang diberikan selama ini, semoga Allah akan memberikan balasannya atas kebaikan kalian selama ini. 10. Terima kasih pula kepada teman-teman penulis Rochmah, Agista, Ludfia, Rinda, Nurun, Vidi, Syifa, Irma, Tiwi, dan seluruh teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan 2010 terutama IPI C, yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsinya. 11. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat penulis.
iii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis perlukan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
Ciputat, 29 Oktober 2014 Winda Fatmaela Risa
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………………………... i KATA PENGANTAR …………………………………………………………….ii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... v DAFTAR TABEL ………………………………………………………………... viii DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………...ix DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………...x
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………………….... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………………. 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………... 5 D. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian …………………………... 6 2. Sumber Data a. Data Primer ……………………………………………. 6 b. Data Sekunder …………………………………………. 7 3. Informan ……………………………………………………7 4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi ……………………………………………….8 b. Wawancara ……………………………………………..8 c. Studi Pustaka …………………………………………...9 5. Teknik Analisa Data a. Reduksi Data …………………………………………... 9 b. Penyajian Data ………………………………………… 9 c. Penarikan kesimpulan …………………………………. 9 E. Daftar Istilah …………………………………………………... 9 F. Sistematika Penulisan …………………………………………. 10
v
BAB II
TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Perguruan Tinggi ……………………………….. 12 1. Definisi Perpustakaan Perguruan Tinggi ………………….. 12 2. Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi ……………………. 13 3. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi …………………… 14 4. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ……………………15 B. Literasi Informasi ………………………………………………17 1. Sejarah Literasi Informasi ………………………………….17 2. Definisi Literasi Informasi ………………………………… 19 3. Model Literasi Informasi ………………………………….. 21 4. Standar Kompetensi Literasi Informasi untuk Perguruan Tinggi …………………………………………………........24 5. Manfaat Literasi Informasi ………………………………... 38 6. Program Literasi Informasi ...............................................
40
7. Hambatan Pengajaran Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi di Indonesia ................................................... ........... 43 C. Penelitian Relevan …………………………………………….. 49
BAB III
GAMBARAN
UMUM
PERPUSTAKAAN
SEKOLAH
PASCASARJANA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA A. Sejarah
Perpustakaan
Sekolah
Pascasarjana
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta …………………………………………………………. 51 B. Visi, Misi, dan Tujuan Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta …………………………………….53 1. Visi
Perpustakaan
Sekolah
Pascasarjana
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta ……………………………………..…53 2. Misi
Perpustakaan
Sekolah
Pascasarjana
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta …….………………………………….53 3. Tujuan Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Hidayatullah vi
Jakarta ……......……………………………………………. 54 C. Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta …………………………………….54 D. Sumber Daya Manusia ………………………………………… 55 E. Layanan
Perpustakaan
Sekolah
Pascasarjana
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta ………………………………………........55 1. Sistem Layanan …………………………………………… 55 2. Jam Layanan ………………………………………………. 56 3. Jenis Layanan ………………………………………………56 F. Koleksi
Perpustakaan
Sekolah
Pascasarjana
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta …………………………………………. 59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ………………….................................. 64 B. Hasil Penelitian ………………………………………………... 65 1. Upaya Perpustakaan dalam Melaksanakan Literasi Informasi ..........……………………………………............. 65 2. Pendapat Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Pelaksanaan Literasi Informasi di Perpustakaan .................................................................... 70 3. Kendala yang dihadapi Pustakawan dalam Pelaksanaan Literasi Informasi di Perpustakaan .................................................... 73 C. Pembahasan .................................................................... ........... 74
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………. 77 B. Saran …………………………………………………………... 78
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..80 LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1
Jam Layanan ............................................................. 56
2. Tabel 2
Jumlah Koleksi Tesis dan Disertasi ......................... 60
3. Tabel 3
Jumlah Koleksi Multimedia ......................................63
4. Tabel 4
Kriteria Informan ...................................................... 64
5. Tabel 5
Hasil Wawancara ...................................................... 65
6. Tabel 6
Hasil Wawancara ...................................................... 67
7. Tabel 7
Pendapat Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .......................................70
8. Tabel 8
Kendala Pelaksanaan Literasi Informasi ...................73
viii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1
Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ...............................55
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1
Surat Izin Penelitian
2. Lampiran 2
Surat Tugas Menjadi Pembimbing
3. Lampiran 3
Surat Penggantian Judul Skripsi
4. Lampiran 4
Pengajuan Dosen Pembimbing Skripsi
5. Lampiran 5
Surat Penguji Skripsi
x
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Dalam kegiatan sehari-harinya sebuah organisasi, perusahaan, maupun
individu menghasilkan dokumen yang berisi informasi. Hal itu ditambah pula dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang secara langsung membuat jumlah informasi semakin banyak. Teknologi yang ada sekarang ini semakin memudahkan kita untuk mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja dan dalam bentuk apapun. Ribuan dan bahkan jutaan informasi berada di sekitar kita. Berbagai jenis media menyampaikannya hingga sampai kepada setiap orang. Media penghantarnya antara lain : lisan, media cetak, media non cetak. Lisan atau komunikasi dapat mengakibatkan pertukaran informasi. Macam media cetak, seperti surat kabar, majalah, tabloid, selebaran, spanduk, papan iklan. Sedangkan, media non cetak, seperti televisi, radio, telepon genggam, internet. Informasi setiap hari berkembang, untuk itu kita sebagai individu harus selalu dapat mengupdatenya. Sekarang ini berita luar negeri dapat langsung diketahui seluruh dunia dalam hitungan menit saja. Dari sekian banyak informasi yang ada di sekitar kita, tidak semuanya merupakan informasi yang kita butuhkan. Untuk mendapatkan informasi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan kita, kita membutuhkan kemampuan khusus. Kemampuan inilah yang kita sebut “literasi informasi” atau dengan kata lain melek informasi.
1
2
Untuk mendapatkan kemampuan ini seseorang perlu mendapat pendidikan dan
bimbingan
terlebih
dahulu.
Pendidikan
literasi
informasi
hendaknya
diperkenalkan sejak dini agar seseorang nantinya terbiasa dengan pencarian informasi yang dibutuhkan sehari-hari terutama dalam bidang akademik. Kemampuan literasi semacam ini bersifat longlife learning atau dengan kata lain pembelajaran yang berguna sepanjang hayat. Literasi juga dapat membentuk pribadi yang berpikir kritis. Untuk itu sangat penting kemampuan berpikir kritis karena seseorang tidak percaya begitu saja dengan informasi yang ada serta didapatnya. Kemampuan seperti inilah yang dapat mendorong seseorang untuk selalu ingin tahu terhadap segala informasi yang selalu berkembang dan terus mencari kebenarannya, kemudian ia mencari informasi dari berbagai sumber dan akhirnya dapat menemukan kebenaran informasi. Dengan demikian, seseorang dapat mengembangkan analisis kritis dan kemampuan komunikasi, mengenali dan menghargai berbagai format informasi yang tersedia di masyarakat saat ini dan mengevaluasi secara kritis dan etis dengan menggunakan informasi yang dibutuhkan.1 Pada dasarnya perpustakaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses penyelenggaraan pendidikan, baik formal maupun non formal. Oleh sebab itu, perpustakaan
penting
bagi
pengembangan
literasi
informasi,
pengajaran,
pembelajaran dan kebudayaan. Sejak pendidikan dasar, menengah pertama, menengah atas sampai perguruan tinggi, perpustakaan sangat dibutuhkan.
1
Alfred Loo and C.W. Chung, “A Model for Information Literacy Course Development : a liberal arts university perspective,” emeraldinsight, 24 October 2005, h. 3.
3
Perumpamaan perpustakaan sebagai sebuah jantung bagi instansi pendidikan tinggi (perguruan tinggi) bahwa keberadaan perpustakaan mutlak sangat diperlukan dan sangat penting serta berperan sekali untuk menunjang proses pendidikan dan kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan penunjang Tri Dharma perguruan tinggi yaitu sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian, dan informasi. Seperti yang tertuang dalam Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 010:2011, dinyatakan bahwa “jenis layanan perpustakaan perguruan tinggi, meliputi : layanan sirkulasi, layanan referensi, literasi informasi, layanan teknologi informasi dan komunikasi.”2 Dan salah satu contoh perpustakaan perguruan tinggi yang telah menerapkan literasi informasi kepada pemustakanya adalah perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan ini mempunyai koleksi dan fasilitas yang sangat beragam dan telah terotomasi. Dengan melihat tujuan dari diterapkannya literasi informasi di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu agar pemustaka secara mandiri dapat menelusur informasi yang dibutuhkan. Akan tetapi, pada kenyataannya masih saja ada kendala dalam menerapkan literasi informasi tersebut, sehingga menyebabkan ada beberapa pemustaka yang belum dapat menelusur informasi yang dibutuhkannya secara mandiri.
2
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Standar Nasional Perpustakaan (Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2011)
4
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas tentang penerapan literasi informasi. Untuk itu penulis menuangkannya dalam sebuah penelitian skripsi sebagai tugas akhir dari perkuliahan, yang berjudul “Pelaksanaan Literasi Informasi di Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah Batasan masalah yang akan diteliti oleh penulis, yaitu : 1. Pelaksanaan literasi informasi. 2. Perpustakaan yang dijadikan tempat penelitian adalah perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian ini, maka penulis merumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana peran dan upaya pustakawan dalam melaksanakan literasi informasi yang ada di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? 2. Bagaimana pendapat mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pelaksanaan literasi informasi yang ada di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? 3. Kendala apa saja yang dihadapi oleh pustakawan dalam melaksanakan literasi informasi yang ada di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
5
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Agar permasalahan yang telah dirumuskan menjadi lebih jelas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah : 1. Untuk memperoleh gambaran mengenai peran dan upaya pustakawan dalam melaksanakan literasi informasi yang ada di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Untuk mengetahui pendapat mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pelaksanaan literasi informasi yang ada di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh pustakawan dalam melaksanakan literasi informasi yang ada di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun manfaat dari penelitian ini di antaranya adalah dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Dapat digunakan sebagai acuan bagi pustakawan di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam meningkatkan kegiatan literasi informasi. 2. Dapat menambah wawasan dalam hal penelitian, khususnya bagi penulis. 3. Menjadi sumbangan bagi ilmu perpustakaan pada khususnya, sehingga dapat memperkaya khazanah keilmuan.
6
D.
Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang diterapkan adalah penelitian deskriptif, sebagaimana menurut Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat dalam buku Metode Penelitian, metode penelitian deskriptif yaitu suatu metode yang digunakan untuk mencari fakta status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan interpretasi yang tepat.3 Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian kualitatif sebagaimana menurut Bogdan dan Taylor, metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.4 2. Sumber Data Pada penelitian ini, sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua data, yaitu : a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh melalui penelitian langsung dengan melakukan penelitian yang terdiri atas hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan pustakawan dan sivitas akademika di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3 4
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, Bandung : Mandar Maju, 2002, h. 33. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007, h. 4.
7
b. Data Sekunder Data sekunder adalah data-data yang tersedia dan telah diolah terlebih dahulu seperti buku-buku dan literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang bertemakan tentang literasi informasi. 3. Informan Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.5 Penentuan informan ditentukan dengan mencari tahu pihak yang paling memahami objek penelitian di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia memiliki posisi penting, sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.6 Penulis menggunakan beberapa informan dalam penelitiannya, yaitu : a. Pustakawan
di
perpustakaan
Sekolah
Pascasarjana
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta, dalam hal ini pustakawan merupakan orang yang paling berperan penting dalam pelaksanaan literasi informasi yang ada di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5 6
Ibid, 2011, h. 90. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung : Alfabeta, 2012), h. 218.
8
Adapun pustakawan di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terdiri dari : 1. Kepala perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu Ibu Alfida, MLIS. 2. Bapak Ainurofiq, S.IP, dan 3. Ibu Nurhasanah, S.Pd. b. Mahasiswa
di
perpustakaan
Sekolah
Pascasarjana
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta yang pernah mengikuti kegiatan literasi informasi, karena pemustakalah yang menjadi obyek utama dari pelaksanaan literasi informasi di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Disini penulis membatasi mahasiswa yang menjadi informan berjumlah 3 orang. 4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini, yaitu : a. Observasi, dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti dalam hal ini literasi informasi yang ada di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Wawancara, yaitu dengan mengadakan pembicaraan dan tanya jawab dengan orang-orang yang berhubungan dengan penelitian ini khususnya adalah dengan pustakawan dan mahasiswa baru yang ada di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9
c. Studi Pustaka, yaitu dilakukan dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai bahan acuan. 5. Teknik Analisa Data Data akan dianalisis melalui tiga tahapan, yaitu : a. Reduksi data Data yang diperoleh penulis melalui wawancara dan kajian pustaka dicatat dengan rinci, mengelompokkan atau memilah-milah dan memfokuskan pada hal penting dengan demikian data yang didapat bisa memberikan gambaran yang jelas. b. Penyajian data Setelah data direduksi, penulis melakukan penyajian dalam bentuk teks bersifat naratif. c. Penarikan kesimpulan Data-data yang terangkum dan dijabarkan dalam bentuk teks naratif, penulis buatkan kesimpulan. Kesimpulan digunakan untuk menjawab rumusan masalah. E.
Daftar Istilah Literasi informasi adalah kemampuan untuk mengenal kebutuhan informasi
untuk memecahkan masalah, mengembangkan gagasan, mengajukan pertanyaan penting, menggunakan berbagai strategi pengumpulan informasi, menetapkan informasi yang cocok, relevan, dan otentik.
10
F.
Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan ini akan menguraikan secara sistematis mulai
dari Bab I sampai Bab V dengan rincian sebagai berikut : Bab I
Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur Bab ini memuat teori-teori yang berasal dari kajian mengenai definisi perpustakaan perguruan tinggi, fungsi dan tujuan perpustakaan perguruan tinggi. Sejarah literasi informasi, definisi literasi informasi, model literasi informasi, standar kompetensi literasi informasi untuk perguruan tinggi, manfaat literasi informasi, program literasi informasi, dan hambatan pengajaran literasi informasi untuk perguruan tinggi. Bab III Gambaran Umum Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bab
ini
memuat
gambaran
umum
tentang
perpustakaan
Sekolah
Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berisi : sejarah singkat, visi; misi; dan tujuan, struktur organisasi, sumber daya manusia, layanan, dan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
11
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan literasi informasi, seperti upaya yang dilakukan, bentuk kegiatan, dan pendapat mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap kegiatan literasi informasi di perpustakaan, serta kendala dalam melaksanakan kegiatan literasi informasi. Bab V Penutup Pada bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran yang dibuat oleh penulis setelah melakukan penelitian di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
12
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Pada bab 2 ini akan dibahas mengenai teori yang berkaitan dengan penelitian ini, disajikan literatur yang mendukung dan beberapa istilah yang muncul dalam kajian ini.
A.
Perpustakaan Perguruan Tinggi 1. Definisi perpustakaan perguruan tinggi Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di
lingkungan perguruan tinggi (akademi, sekolah tinggi, universitas, institut, politeknik) dimana para penggunanya adalah para mahasiswa, dosen, dan karyawan suatu perguruan tinggi.7 Perpustakaan perguruan tinggi didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.8 Oleh karena pentingnya lembaga perpustakaan perguruan tinggi, maka perpustakaan tersebut sering disebut sebagai jantungnya universitas yaitu dalam rangka penelitian ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan.
7
Abdul Rahman Saleh, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi (Jakarta : Universitas Terbuka, 1995), h. 17. 8 F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007), h. 7.
12
13
Pada hakikatnya perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya, yang bersama-sama dengan unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan tri dharmanya. 9 2. Tugas, fungsi, dan tujuan perpustakaan perguruan tinggi a. Tugas perpustakaan perguruan tinggi Pada dasarnya perpustakaan tidak berdiri sendiri, melainkan berada di dalam suatu ruang lingkup atau di bawah koordinasi suatu lembaga atau organisasi yang mempunyai tugas yang tidak jauh berbeda. Menurut Sutarno NS, tugas perpustakaan secara garis besar ada tiga, yaitu : 1. Tugas menghimpun informasi, meliputi kegiatan mencari, menyeleksi, mengisi, perpustakaan dengan sumber informasi yang memadai atau lengkap baik dalam arti jumlah, jenis, maupun mutu yang disesuaikan dengan kebijakan organisasi, ketersediaan dana, dan keinginan pemakai serta mutakhir. 2. Tugas
mengelola,
meliputi
proses
pengolahan,
penyusunan,
penyimpanan, pengemasan agar tersusun rapih, mudah ditelusuri kembali (temu kembali informasi) dan diakses oleh pemakai, dan merawat bahan pustaka. 3. Tugas memberdayakan dan memberikan layanan secara optimal. Perpustakaan sebagai pusat informasi yang menyimpan berbagai ilmu pengetahuan, memberikan layanan informasi yang ada untuk 9
Noerhayati Soedibyo, Pengelolaan Perpustakaan jilid 1 ( Bandung : Alumni, 1987), h. 1.
14
diberdayakan kepada masyarakat pengguna, sehingga perpustakaan menjadi agen perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, teknologi dan budaya masyarakat. Termasuk dalam tugas ini adalah upaya promosi dan publikasi serta sosialisasi agar masyarakat pengguna mengetahui dengan jelas apa yang ada dan dapat dimanfaatkan dari perpustakaan.10
Secara umum tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat bahan pustaka serta mendayagunakannya baik bagi sivitas akademika maupun masyarakat di luar kampus. b. Fungsi perpustakaan perguruan tinggi
Fungsi sebuah perpustakaan merupakan penjabaran lebih lanjut dari semua tugas perpustakaan. Fungsi-fungsi itu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan perpustakaan. Karena perpustakaan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan suatu lembaga. Menurut Abdul Rahman Shaleh, fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat ditinjau sedikitnya dari dua segi, yaitu : 1. Dari segi layanan, perpustakaan mempunyai enam fungsi yaitu sebagai pusat :
10
Sutarno NS, Tanggung Jawab Perpustakaan Dalam Mengembangkan Masyarakat Informasi (Jakarta : Pantai Rei, 2005), h. 61.
15
a. Pengumpulan informasi b. Pengolahan informasi c. Penelusuran informasi d. Pemanfaatan informasi e. Penyebarluasan informasi f. Pemeliharaan serta pelestarian informasi 2. Dari segi program kegiatannya, perpustakaan mempunyai tiga macam fungsi, yaitu : a. Sebagai pusat layanan informasi untuk program pendidikan dan pengajaran. b. Sebagai pusat layanan informasi untuk program penelitian, dan c. Sebagai pusat layanan informasi untuk program pengabdian pada masyarakat.11 c. Tujuan perpustakaan perguruan tinggi Secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi, yaitu : 1. Memenuhi
keperluan
informasi
masyarakat
perguruan
tinggi,
lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi. 2. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referens) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun angkatan pertama hingga ke mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar.
11
Abdul Rahman Saleh, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi (Jakarta : Universitas Terbuka, 1995), h. 18
16
3. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan. 4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai. 5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal. 12
Secara khusus tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk menunjang atau mendukung, memperlancar, serta mempertinggi pelaksanaan program pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi, dengan melalui pelayanan informasi yang meliputi lima aspek, yaitu : a. Pengumpulan informasi b. Pengolahan informasi c. Pemanfaatan informasi d. Penyebarluasan informasi e. Pemeliharaan atau pelestarian informasi13 Tujuan tersebut akan dapat terlaksana sebagaimana mestinya, apabila : a. Terjalin hubungan kerjasama yang harmonis antara perpustakaan dengan dosen atau asisten.
12
Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 52 Abdul Rahman Saleh, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi (Jakarta : Universitas Terbuka, 1995) h. 17 13
17
b. Diketahui tujuan instruksional dari mata kuliah yang diasuh oleh dosen atau asisten yang bersangkutan. c. Diketahui secara pasti strategi mengajar, kebutuhan perkuliahan dan penelitian para dosen atau asisten dan terjalin hubungan kerjasama antara perpustakaan dengan mahasiswa dari masing-masing bidang studi dengan menetapkan kebutuhan umum maupun individual sebagai persiapan tugastugas kelas atau penelitian lainnya.14
B.
Literasi Informasi 1. Sejarah Literasi Informasi Seorang berkebangsaan Amerika bernama Paul Zurkowski, Presiden Information Industry Association, adalah orang pertama yang menggunakan istilah literasi informasi. Dijelaskan bahwa individu yang melek informasi adalah orang yang terlatih dalam penerapan sumber daya informasi untuk pekerjaan
mereka.
Mereka
belajar
teknik-teknik
dan
keterampilan-
keterampilan untuk memanfaatkan cakupan yang luas dari sarana informasi sebagaimana juga sumber-sumber utama dalam memecahkan permasalahan mereka.15 Pustakawan sudah sejak lama mempunyai perhatian terhadap isu perlunya mengajar keterampilan kepada pemakai untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya. Pengajaran perpustakaan sudah dimulai sejak 14
Noerhayati Soedibyo, Pengelolaan Perpustakaan jilid 1 (Bandung : Alumni, 1987), h. 3. Edward K. Owusu-Ansah, “Debating Definitions of Information Literacy : Enough is Enough”,” Emeraldinsight, Vol 54, no. 6 (March 2005) : h. 2. 15
18
tahun 1858, ketika Ralph Waldo Emerson memberikan pengajaran mengenai penggunaan perpustakaan di Harvard College. Sejak itu istilah yang digunakan untuk pengajaran keterampilan ini pun beragam, seperti : pendidikan pemakai perpustakaan, keterampilan perpustakaan, pengajaran perpustakaan, dan instruksi bibliografi. Istilah-istilah ini berkaitan dengan pengajaran perpustakaan secara tradisional. Pendekatan pengajaran tradisional didesain untuk mengajarkan mahasiswa mengenai pentingnya penggunaan perpustakaan secara efektif. Keterampilan perpustakaan yang diajarkan meliputi pengetahuan mengenai gedung, lokasi, fasilitas yang dimiliki perpustakaan serta pengetahuan bagaimana mengakses sumber-sumber yang terdapat di perpustakaan, seperti pengajaran mengenai katalog perpustakaan yang merupakan wakil dokumen dari koleksi perpustakaan, indeks terbitan berkala yang merupakan panduan mencari koleksi berkala, dan koleksi referensi. Mahasiswa juga diajarkan mengenai tajuk subjek dan kata kunci, mengenal nomor panggil buku dan menemukan buku di perpustakaan. Tujuan pengajaran keterampilan ini masih terbatas yaitu agar para mahasiswa dapat menggunakan koleksi di perpustakaan untuk tugas-tugas akademik mereka. Kini dengan kemajuan teknologi informasi, pendekatan pengajaran perpustakaan secara tradisional dianggap kurang memadai. Dan hal ini juga mempunyai pengaruh yang sangat mendalam terhadap perpustakaan akademik dan perpustakaan perguruan tinggi. Pengaruh dari perubahan-perubahan ini merupakan saat yang tepat untuk transformasi dari misi tradisional pengajaran
19
“keterampilan perpustakaan” ke mandat pengajaran yang lebih luas yaitu “information literacy”. Pengajaran information literacy yang dalam bahasa Indonesia diartikan dengan beragam istilah, seperti di antaranya keberaksaraan informasi, melek informasi, keterampilan informasi, informasi literasi, dan lain sebagainya, tidak hanya terbatas pada penggunaan sumber-sumber di perpustakaan pada perguruan tinggi tetapi juga berkaitan dengan pengajaran bagaimana mengakses informasi dalam berbagai jenis, dimana saja tanpa dibatasi oleh dinding perpustakaan.16 Setelah munculnya beragam tulisan seperti ini, banyak yang menyadari pentingnya kemampuan literasi informasi bagi masyarakat umum. Terlebih lagi dengan pesatnya teknologi yang menuntut kemampuan ini mutlak dimiliki.
2. Definisi Literasi Informasi Literasi informasi sering disebut juga dengan keberaksaraan informasi atau kemelekan informasi. Dalam bidang ilmu perpustakaan dan informasi, literasi informasi sering dikaitkan dengan kemampuan mengakses dan memanfaatkan secara benar informasi yang tersedia. Wacana tersebut semakin menyeruak di panggung pendidikan Indonesia.
16
Ida Farida, “Urgensi Pengajaran Information Literacy pada Tingkat Perguruan Tinggi”, AlMaktabah, vol. 8, no. 2 (Oktober 2006) : h. 36
20
Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 010:2011, literasi informasi adalah kemampuan untuk mengenal kebutuhan informasi untuk memecahkan masalah, mengembangkan gagasan, mengajukan pertanyaan penting, menggunakan berbagai strategi pengumpulan informasi, menetapkan informasi yang cocok, relevan, dan otentik. Definisi lainnya diberikan oleh ACRL (Association of College and Research Libraries), menurutnya literasi informasi adalah seperangkat kemampuan yang diperlukan individu untuk mengenali, menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan secara efektif informasi yang dibutuhkan. 17 Jika pendidikan pemakai adalah melatih pemakai bagaimana menggunakan perpustakaan dan koleksinya, maka literasi informasi ini berfokus pada strategi dan proses pencarian informasi serta kompetensi penggunaan informasi.18 Maka perbedaan yang mendasar antara kedua istilah tersebut adalah literasi informasi lebih luas karena yang tercakup di dalam literasi informasi tidak saja informasi yang berada di dalam perpustakaan saja, tetapi juga informasi di luar perpustakaan. Dan nilai edukasi di dalam literasi informasi lebih banyak.
17
The Association of College and Research Libraries (ACRL), Information Literacy Competency Standards for Higher Education (Amerika : ACRL, 2000), h. 4. 18 Morteson and Lau, Jesus (2006). Informasion Competencies : bridging the North South Knowledge Gap. Diakses 22 Oktober 2014 dari http://www.library.uiuc.edu/mortenson/pdf/laulecture.pdf.
21
3. Model Literasi Informasi Ada beberapa model literasi informasi atau disebut juga sebagai pendekatan dalam pengajaran keterampilan information literacy yang sudah berkembang saat ini. Berikut adalah beberapa model yang sudah dikenal baik tentang literasi informasi. a. The Big Six Adalah model literasi informasi yang dikembangkan oleh Michael B. Eisenberg dan Robert E. Berkowitz pada tahun 1987.19 Model literasi informasi yang ditawarkan oleh the big six ialah seperti di bawah ini, yaitu : 1. Menerjemahkan tugas, yaitu menentukan tujuan dan kebutuhan informasi. 2. Strategi mencari informasi, yaitu menguji pendekatan alternatif untuk mendapatkan informasi yang sesuai guna memenuhi
kebutuhan
informasi
pada
tugas
yang
dibebankan. 3. Menemukan
dan
mendapatkan
informasi,
yaitu
menemukan sumber informasi yang berasal dari sumber referensi, terbitan berseri, media, komputer dan informasi yang terkandung dalam sumber-sumber tersebut.
19
Liao Ai Lien, dkk., Literasi Informasi : Tujuh Langkah Knowledge Management (Jakarta : Universitas Atma Jaya, 2010), h. 4.
22
4. Menggunakan informasi, yaitu menggunakan informasi dalam satu sumber melalui kegiatan-kegiatan seperti membaca dengan teliti, melihat, mendengarkan, serta mengapresiasi sastra (cerita rakyat, fiksi, dan juga biografi). 5. Melakukan sintesa, yaitu mengintegrasikan informasi yang
digambarkan dari sejumlah sumber-sumber dengan cara mengorganisasikannya dari berbagai sumber dengan cara membuat kerangka dan melukiskannya. 6. Melakukan evaluasi, yaitu membuat suatu keputusan
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, dengan cara membuat
perbandingan,
menentukan
kriteria,
dan
sebagainya.20 b. Empowering 8
Adalah model literasi informasi yang dihasilkan dari dua lokakarya (workshop). Lokakarya yang diadakan di Kolombo pada bulan November 2004 dan yang kedua di Patiala (India) pada bulan November 2005 (International Workshop on Information Skill for Learning “Empowering 8”). Lokakarya tersebut dihadiri oleh Negara Banglades, India, Indonesia, Maldiva, Malaysia, Nepal, Pakistan, Singapura, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam.
20
Rizal Saiful Haq, dkk., Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 152-153.
23
Empowering 8 menggunakan pendekatan pemecahan masalah berupa resource-based learning, yaitu suatu kemampuan untuk belajar berdasarkan pada sumber datanya. Menurut model ini, literasi informasi terdiri atas kemampuan untuk : 1. Mengidentifikasi topik/subjek, sasaran audiens, format yang relevan, jenis sumber. 2. Mengeksplorasi sumber dan informasi yang sesuai dengan topik. 3. Menyeleksi dan merekam informasi yang relevan dan mengumpulkan kutipan yang sesuai. 4. Mengorganisasi, mengevaluasi, dan menyusun informasi menurut susunan yang logis, membedakan antara fakta dan pendapat, dan menggunakan alat bantu visual yang membandingkan dan mengkontraskan informasi. 5. Menciptakan informasi dengan menggunakan kata-kata sendiri, mengedit dan membuat daftar pustaka ataupun menghasilkan karya baru. 6. Mempresentasi,
menyebarkan
atau
menyampaikan
informasi yang dihasilkan. 7. Menilai luaran (output) berdasarkan pada masukan (input) dari orang lain. 8. Menerapkan masukan, penilaian dan pengalaman yang diperoleh
untuk
kegiatan
yang
akan
datang
dan
24
menggunakan pengetahuan baru yang diperoleh untuk berbagai situasi.21 c. From Library Skills to Information Literacy (California School
Library Association) The
California
School
Library
Association
telah
mengembangkan dan menerbitkan sebuah handbook untuk para guru
dan
pustakawan
penggabungan
information
yang
memperlihatkan
literacy
ke
dalam
bagaimana kurikulum
(California School Library Association 1997). From Library Skills to Information Literacy : a handbook for the 21th Century menguraikan sebuah model information literacy dengan tiga komponen yang saling terkait satu sama lain, yaitu : 1. Pemikiran si pencari 2. Proses pencarian 3. Strategi-strategi pengajaran.22
4. Standar Kompetensi Literasi Informasi untuk Perguruan Tinggi Dalam buku yang berjudul “Information Literacy Competency Standards for Higher Education” yang dikutip oleh Ida Farida, standar kompetensi yang ditetapkan oleh ACRL ini terdiri dari lima standar dan 24
21
Liao Ai Lien, dkk., Literasi Informasi : Tujuh Langkah Knowledge Management (Jakarta : Universitas Atma Jaya, 2010), h. 5. 22 Ida Farida, dkk., Information Literacy Skill : Dasar Pembelajaran Seumur Hidup (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005), h. 37.
25
indikator kinerja yang kemudian dijabarkan ke dalam beberapa hasil yang diharapkan, sebagai gambaran untuk mengukur keberhasilan program literasi informasi. Berikut standar kompetensi literasi informasi di perguruan tinggi, yaitu :23 Standar Pertama Mahasiswa yang melek informasi dapat menentukan kebutuhan informasinya. Indikator kinerja : 1. Mahasiswa
yang
melek
informasi
dapat
mendefinisikan
dan
mengartikulasikan informasi yang dibutuhkan. Hasil yang diharapkan meliputi : a. Melakukan perundingan dengan instruktur dan berpartisipasi dalam diskusi kelas, kelompok kerja teman sebaya, dan diskusi elektronik untuk mengidentifikasi topik penelitian, atau kebutuhan informasi lainnya. b. Membangun
sebuah
pernyataan
tesis
(thesis
statement)
dan
memformulasikan pertanyaan berdasarkan informasi yang dibutuhkan. c. Mengekplorasi sumber informasi secara umum untuk meningkatkan pemahaman tentang topik tertentu. d. Mendefinisikan atau memodifikasi kebutuhan informasi untuk mencapai fokus yang terarah.
23
Ida Farida, “Urgensi Pengajaran Information Literacy pada Tingkat Perguruan Tinggi”, AlMaktabah, vol. 8, no. 2 (Oktober 2006) : h. 36.
26
e. Mengidentifikasikan
konsep
kunci
dan
istilah
yang
dapat
menggambarkan kebutuhan informasi. f. Mengenal bahwa informasi yang ada dapat dikombinasikan dengan pemikiran
orisinil,
eksperimentasi,
dan/atau
analisa
untuk
memproduksi informasi yang baru. 2. Mahasiswa yang melek informasi dapat mengidentifikasi berbagai jenis dan bentuk sumber informasi yang berpotensi. Hasil yang diharapkan meliputi : a. Mengetahui bagaimana informasi secara formal dan non formal diproduksi, diorganisasikan dan disebarkan. b. Mengenal bahwa pengetahuan dapat diorganisasikan ke dalam disiplin keilmuan yang mempengaruhi cara dalam mengakses informasi. c. Mengidentifikasi nilai dan perbedaan sumber-sumber dalam beragam bentuk yang berpotensi (seperti multimedia, pangkalan data, website, set data, audio/visual, buku). d. Mengidentifikasi tujuan dan audiens dari sumber-sumber yang berpotensi (seperti popular vs. ilmiah, terkini vs. masa lalu). e. Membedakan antara sumber-sumber pertama dan kedua (primary and secondary
sources),
mengenali
bagaimana
penggunaan
dan
kepentingannya yang beragam bagi setiap disiplin keilmuan. f. Menyadari bahwa informasi mungkin memerlukan konstruksi dari data mentah yang berasal dari sumber pertama.
27
3. Mahasiswa yang melek informasi dapat mempertimbangkan biaya dan keuntungan dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Hasil yang diharapkan meliputi : a. Menentukan keberadaan informasi yang dibutuhkan dan membuat keputusan dalam memperluas proses pencarian informasi di luar sumber-sumber lokal (seperti peminjaman antar perpustakaan, penggunaan sumber pada lokasi lain, mendapatkan gambar, video, teks, atau suara). b. Mendefinisikan rencana keseluruhan yang realistis dan menyusun jadwal untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. 4. Mahasiswa yang melek informasi dapat mengevaluasi kembali informasi yang dibutuhkannya. Hasil yang diharapkan meliputi : a. Melihat kembali kebutuhan informasi awal untuk mengklarifikasi, merivisi, atau memperbaiki pertanyaan. b. Menggambarkan kriteria yang digunakan untuk mengambil keputusan tentang informasi dan pilihan-pilihan. Standar Kedua Mahasiswa yang melek informasi dapat mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien. Indikator kinerja :
28
1. Mahasiswa yang melek informasi dapat memilih metode investigasi yang paling tepat atau sistem temu kembali informasi untuk mengakses informasi yang dibutuhkan. Hasil yang diharapkan meliputi : a. Mengidentifikasi metode investigasi yang tepat (misalnya eksperimen di laboratorium, simulasi, lapangan/fieldwork). b. Menginvestigasi keuntungan dan keterpakaian/applicability beragam metode investigasi. c. Menginvestigasi cakupan, isi, dan organisasi sistem temu kembali informasi. d. Menyeleksi pendekatan yang efisien dan efektif untuk mengakses informasi yang dibutuhkan dari metode investigasi atau sistem temu kembali informasi. 2. Mahasiswa yang melek informasi dapat mengkonstruksikan dan mengimplementasi
secara
efektif
strategi-strategi
pencarian
yang
terdesain. Hasil yang diharapkan meliputi : a. Membangun
rencana
penelitian
yang
sesuai
dengan
metode
investigasi. b. Mengidentifikasi kata kunci, sinonim dan istilah yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan. c. Memilih kosa kata yang spesifik (controlled vocabulary specific) untuk disiplin keilmuan atau sumber informasi temu kembali.
29
d. Mengkonstruksikan strategi pencarian menggunakan perintah yang tepat untuk sistem informasi temu kembali yang dipilih (misalnya operator Boolean, pemotongan (truncation), pengorganisasian internal seperti indeks untuk buku. e. Mengimplementasikan strategi penelusuran ke dalam berbagai sistem temu kembali informasi menggunakan user interface dan mesin pencari yang berbeda, bahasa perintah yang berbeda, dan parameterparameter pencarian. f. Mengimplementasikan
penelusuran
menggunakan
investigative
protocols yang sesuai dengan disiplin keilmuan. 3. Mahasiswa yang melek informasi dapat menemukan kembali informasi terpasang (information online) atau secara individu menggunakan metode yang beragam. Hasil yang diharapkan meliputi : a. Menggunakan beragam sistem penelusuran untuk mendapatkan informasi dalam bentuk yang bervariasi. b. Menggunakan skema klasifikasi yang beragam dan sistem lainnya (misalnya sistem nomor panggil atau indeks) untuk mendapatkan sumber-sumber informasi
di
dalam
perpustakaan
atau untuk
mengidentifikasi situs tertentu dalam rangka eksplorasi fisik (physical exploration). c. Menggunakan ahli layanan terpasang atau layanan perorangan yang ada pada institusi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
30
(misalnya
peminjaman
antar
perpustakaan/layanan
pengiriman
dokumen, asosiasi profesional, institusi penelitian,
community
resources, ahli dan praktisi). d. Menggunakan survei, surat, interview, dan bentuk pertanyaan lainnya untuk mendapatkan informasi pertama. 4. Mahasiswa yang melek informasi dapat memperbaiki strategi penelusuran jika diperlukan. Hasil-hasil meliputi : a. Mengukur kuantitas, kualitas, dan relevansi hasil penelusuran untuk menentukan apakah sistem temu kembali informasi alternatif atau metode investigasi harus digunakan. b. Mengidentifikasi kesenjangan (gaps) dalam informasi yang ditemukan dan menentukan jika strategi penelusuran harus diperbaiki. c. Mengulang penelusuran menggunakan strategi yang sudah diperbaiki jika diperlukan. 5. Mahasiswa yang melek informasi dapat mensarikan (extracts), merekam (records), dan mengelola informasi dan sumber-sumbernya. Hasil yang diharapkan meliputi : a. Memilih teknologi yang paling sesuai diantara beragam teknologi yang ada untuk tugas mensarikan informasi yang dibutuhkan (misalnya fungsi software copy/paste/mesin fotocopy, scanner, peralatan audio/visual, atau alat untuk mengeksplor (exploratory). b. Menciptakan sebuah sistem untuk mengorganisasikan informasi.
31
c. Membedakan antara jenis sumber-sumber yang disitir dan memahami elemen dan sintaksis yang benar ketika menyitir dari sumber-sumber yang luas. d. Merekam semua informasi mengenai sitiran yang bersangkutan untuk referensi. e. Menggunakan teknologi yang beragam untuk mengelola informasi yang terpilih dan terorganisasi. Standar Ketiga Mahasiswa yang melek informasi dapat mengevaluasi informasi dan sumber-sumber informasi secara kritis dan menyatukan informasi terseleksi ke dalam pengetahuan dasarnya dan sistem lainnya. Indikator kinerja : 1. Mahasiswa yang melek informasi dapat meringkas ide-ide utama yang disarikan dari informasi yang dikumpulkan. Hasil yang diharapkan meliputi : a. Membaca teks dan memilih ide utama. b. Mengungkapkan kembali konsep teks dengan kata-katanya sendiri dan memilih data secara akurat. c. Mengidentifikasi bahan secara kata demi kata atau harfiah yang dapat dikutip kemudian dengan tepat. 2. Mahasiswa
yang
melek
informasi
dapat
mengartikulasikan
dan
mengaplikasikan kriteria awal untuk mengevaluasi informasi dan sumbersumbernya.
32
Hasil yang diharapkan meliputi : a. Menguji dan membandingkan informasi dari beragam sumber untuk mengevaluasi realibilitas, validitas, akurasi, otoritas, ketepatan, dan sudut pandang atau bias. b. Menganalisa struktur dan logika dalam mendukung argumen atau metode. c. Mengenali prejudis, kebohongan atau manipulasi. d. Mengenali secara budaya, fisik, atau konteks lainnya
yang
mempengaruhi pembentukkan informasi dan memahami pengaruh konteks tersebut dalam menginterpretasikan informasi. 3. Mahasiswa yang melek informasi dapat mensintesa atau mengumpulkan dan menjadikan satu ide-ide utama untuk menggagas konsep baru. Hasil yang diharapkan meliputi : a. Mengenali hubungan antara konsep-konsep dan menggabungkannya menjadi pernyataan utama yang berpotensi dan berguna dengan bukti yang mendukung. b. Memperluas sintesa awal, jika memungkinkan, pada tingkatan abstraksi yang lebih tinggi untuk menggagas hipotesa baru, yang mungkin membutuhkan informasi tambahan. c. Menggunakan komputer dan teknologi lain (misalnya spreadsheets, database, multimedia, dan peralatan audio/visual) untuk mengkaji interaksi ide dan fenomena lainnya.
33
4. Mahasiswa yang melek informasi dapat membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya untuk menentukan nilai tambah, kontradiksi, atau karakteristik unik dari informasi. Hasil yang diharapkan meliputi : a. Menentukan apakah informasi memuaskan penelitian atau kebutuhan informasi lainnya. b. Menggunakan secara sadar kriteria terpilih untuk menentukan apakah informasi kontradiksi atau mengukuhkan informasi yang digunakan dari sumber-sumber lain. c. Mengambil kesimpulan berdasarkan informasi yang dikumpulkan. d. Menguji teori dengan teknik-teknik yang sesuai dengan disiplin keilmuan (misalnya simulator, eksperimen). e. Menentukan kemungkinan akurasi dengan mempertanyakan sumber data, keterbatasan peralatan atau strategi pengumpulan informasi, dan kesimpulan yang ada. f. Mengintegrasikan informasi baru dengan informasi atau pengetahuan sebelumnya. g. Memilih informasi yang memberikan bukti-bukti untuk topik tertentu. 5. Mahasiswa yang melek informasi dapat menentukan apakah pengetahuan yang baru mempunyai pengaruh terhadap sistem nilai individu dan mengambil langkah-langkah untuk menyelaraskan perbedaan. Hasil yang diharapkan meliputi :
34
a. Menginvestigasi sudut pandang yang berbeda yang ditemukan dalam literatur. b. Menentukan apakah akan menyetujui atau menolak sudut pandang yang ditemukan. 6. Mahasiswa yang melek informasi dapat memvalidasi pemahaman dan interpretasi informasi melalui diskusi dengan individu lain, ahli dalam subyek tertentu, dan/atau praktisi. Hasil yang diharapkan meliputi : a. Berpartisipasi dalam diskusi di kelas dan diskusi lainnya. b. Berpartisipasi dalam kelas yang menggunakan forum elektronik komunikasi yang didesain untuk mendorong diskusi mengenai suatu topik (misalnya email, bulletin, boards, chat rooms). c. Mencari opini ahli melalui mekanisme yang beragam (misalnya interviews, email, listservs). 7. Mahasiswa yang melek informasi dapat menentukan apakah pertanyaan awal perlu direvisi. Hasil yang diharapkan meliputi : a. Menentukan apakah informasi orisinil telah memuaskan atau jika informasi tambahan dibutuhkan. b. Mereview strategi penelusuran dan menggabungkan konsep tambahan jika diperlukan. c. Mereview sumber-sumber temu kembali informasi yang digunakan dan memperluas untuk meliput yang lain sesuai keperluan.
35
Standar Keempat Mahasiswa yang melek informasi, secara perorangan atau sebagai anggota dari sebuah kelompok, dapat menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Indikator kinerja : 1. Mahasiswa yang melek informasi dapat mengaplikasikan informasi yang baru dan informasi yang sebelumnya untuk merencanakan dan menciptakan produk atau kinerja tertentu. Hasil yang diharapkan meliputi : a. Mengorganisasikan isi dengan cara yang mendukung tujuan dan bentuk dari produk atau kinerja (misalnya outline, draft, storyboard). b. Mengartikulasikan pengetahuan dan keterampilan yang ditransfer dari pengalaman sebelumnya untuk merencanakan dan menciptakan produk atau kinerja. c. Mengintegrasikan informasi baru dan informasi sebelumnya, termasuk kutipan dan pharaphrase, dengan cara yang mendukung tujuan produk atau kinerja. d. Memanipulasi teks digital, gambar, dan data sesuai kebutuhan, mentransfernya dari lokasi orisinil dan bentuknya ke konteks yang baru. 2. Mahasiswa yang melek informasi dapat merevisi proses pengembangan untuk produk atau kinerja. Hasil yang diharapkan meliputi :
36
a. Mempunyai jurnal atau catatan aktifitas yang berkaitan dengan penelusuran informasi, evaluasi, dan proses komunikasi. b. Merefleksikan pada kesuksesan terdahulu, kegagalan, dan strategi alternatif. 3. Mahasiswa yang melek informasi dapat mengkomunikasikan produk dan kinerjanya secara efektif kepada orang lain. Hasil yang diharapkan meliputi : a. Memilih media dan bentuk komunikasi yang terbaik dalam mendukung produk atau kinerja dan audiens yang dimaksud. b. Menggunakan
beragam
aplikasi
teknologi
informasi
dalam
menciptakan produk atau kinerja. c. Menggabungkan prinsip desain dan komunikasi. d. Mengkomunikasikan dengan jelas dan dengan gaya yang mendukung tujuan dari audiens yang dimaksud. Standar Kelima Mahasiswa yang melek informasi dapat memahami isu-isu ekonomi, legal, dan sosial yang melingkupi penggunaan informasi dan akses dan penggunaan informasi menurut etika dan hukum. Indikator kinerja : 1. Mahasiswa yang melek informasi dapat memahami isu-isu etika, hukum, dan sosial ekonomi yang melingkupi informasi dan teknologi informasi. Hasil yang diharapkan :
37
a. Mengidentifikasi dan mendiskusikan isu-isu yang berhubungan dengan privasi dan keamanan baik dalam lingkungan tercetak maupun elektronik. b. Mengidentifikasikan dan mendiskusikan isu-isu yang berkaitan dengan akses informasi gratis vs. akses informasi bayar. c. Mengidentifikasi dan mendiskusikan isu-isu yang terkait dengan sensor dan kebebasan berbicara. d. Mendemonstrasikan
pemahaman
tentang
properti
intelektual,
copyright, dan fair use dari bahan yang mempunyai of copyright. 2. Mahasiswa yang melek informasi dapat mematuhi hukum, regulasi, kebijakan institusi dan etika yang berkaitan dengan akses dan penggunaan sumber informasi. Hasil yang diharapkan meliputi : a. Berpartisipasi dalam diskusi elektronik mematuhi praktek-praktek yang ada (misalnya “Netiquette”/etika saat menggunakan internet). b. Menggunakan password yang disetujui dan bentuk lain ID untuk mengakses sumber informasi. c. Menuruti kebijakan institusi ketika mengakses sumber informasi. d. Memelihara integritas sumber informasi, peralatan, sistem, dan fasilitas. e. Mendapatkan, menyimpan, dan menyebarkan teks, data, gambar, atau suara secara legal.
38
f. Mendemonstrasikan pemahaman mengenai apa yang dimaksud dengan plagiat dan tidak mewakili pekerjaan yang dilakukan orang lain sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh dirinya sendiri. g. Mendemonstrasikan pemahaman tentang kebijakan institusi yang berkaitan dengan manusia sebagai subyek penelitian. 3. Mahasiswa yang melek informasi dapat mengakui penggunaan sumber informasi dalam mengkomunikasikan produk atau kinerja. Hasil yang diharapkan meliputi : a. Memilih gaya (style) dokumentasi yang sesuai dan menggunakannya secara konsisten dalam menyitir sumber-sumber yang digunakan. b. Mengirim permintaan izin, sesuai yang dibutuhkan, untuk bahan yang mempunyai copyright.
5. Manfaat Literasi Informasi Menurut Association of College and Research Libraries (ACRL), manfaat setelah menguasai keterampilan literasi informasi, yaitu : a. Menentukan sejauh mana informasi yang dibutuhkan. b. Mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien. c. Mengevaluasi informasi dan sumber-sumber secara kritis. d. Memasukkan informasi yang dipilih ke basis pengetahuan seseorang. e. Menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
39
f. Memahami isu-isu ekonomi, hukum, dan sosial menggunakan informasi yang ada di sekitar, serta menggunakan informasi secara etis dan sah.24 Manfaat lain literasi informasi dalam dunia pendidikan, yaitu : a. Menyediakan metode yang lebih teruji untuk dapat memandu murid kepada berbagai sumber informasi yang terus berkembang. Sekarang ini individu berhadapan dengan informasi yang beragam dan berlimpah. b. Meningkatkan pembelajaran sepanjang hayat. Hal ini adalah misi utama literasi informasi dan Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 serta Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. c. Mampu memperoleh, mencerna, dan mendayagunakan informasi dengan menggunakan etika. d. Mampu untuk mencari, mengolah, menggunakan dan menyampaikan informasi secara efektif dan etis. e. Menentukan banyaknya informasi yang akan diserap. f. Seseorang akan mampu menyelesaikan masalah secara kritis, logis, dan tidak mudah diperdaya oleh informasi tanpa evaluasi terlebih dahulu.
24
The Association of College and Research Libraris (ACRL), Information Literacy Competency Standards for Higher Education (Amerika : ACRL, 2000), h. 5.
40
g. Hasil proses belajar akan maksimal dan seseorang terlatih untuk belajar secara mandiri. h. Mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Lingkungan belajar yang proaktif mensyaratkan setiap mahasiswa memiliki kompetensi literasi informasi. Dengan keahlian tersebut mereka dapat mengikuti perkembangan di sekelilingnya yang akhirnya akan menunjang karirnya dalam dunia kerja.
Melalui jasa perpustakaan, diharapkan dapat menanamkan sikap untuk terus menerus belajar sepanjang hayat (long life education). Perpustakaan merupakan wadah yang mutlak harus ada. Perpustakaan adalah salah satu keharusan guna mendukung terwujudnya minat membaca yang berlanjut pada budaya membaca dan pada akhirnya tercapainya keterampilan membaca guna menghasilkan kemampuan keberaksaraan informasi (information literacy).25
6. Program Literasi Informasi Program
perpustakaan
yang
berkaitan
dengan
keterampilan
menggunakan perpustakaan yang dikemas dalam pendidikan pemakai, pengantar komputer, pelatihan penelusuran, dan lainnya. Namun, dengan meluasnya informasi, selain keterampilan-keterampilan yang disebutkan di 25
“Literasi Informasi : Kunci Kemajuan yang Terbuang”, artikel diakses pada 19 April 2014 dari http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/literasi-informasi-kunci-kemajuan-yangterbuang
41
atas, siswa perlu dibekali dengan keterampilan yang membuat siswa mampu menemukan, menggunakan, dan mengevaluasi informasi yang semua itu terkandung dalam keterampilan literasi informasi.26 Program-program berikut dapat dilaksanakan oleh pustakawan atau kerjasama antara pustakawan dan guru dalam membantu siswa menguasai keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjadi siswa yang information literate. a. Keterampilan menganalisa Menganalisa berarti membedakan antara fakta dan hipotesa, untuk melihat hubungan, susunan yang khusus, susunan dan teknik yang digunakan. Dalam menggunakan bahan pustaka, keterampilan menganalisa sangatlah diperlukan. Keterampilan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam situasi pengajaran. Beberapa kegiatan yang tercakup dalam proses ini : 1. Melakukan diskusi, pustakawan dapat melakukan diskusi ini dengan membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil, dan setiap kelompok dipimpin oleh seorang pemimpin diskusi. Langkah-langkah diskusi telah dipersiapkan pustakawan dan diberitahukan
kepada
siswa.
Setiap
siswa
diwajibkan
mempersiapkan pertanyaan mengenai suatu topik yang telah
26
Rizal Saiful Haq, dkk, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 158.
42
disampaikan oleh pustakawan sebelumnya. Dengan sumbersumber yang tersedia di perpustakaan, siswa dapat mencari penjelasan untuk membangun pendapat mengenai topik tersebut. 2. Membuat pengamatan, pustakawan dapat memulainya dengan meminta siswa membaca suatu cerita, kemudian siswa mempelajari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. Kemudian siswa membuat kesimpulan tentang karakter tokoh-tokoh tersebut. 3. Melakukan permainan, siswa dalam kelompok kecil ini diminta untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua benda yang ditunjukkanoleh pustakawan. b. Keterampilan membedakan informasi Keterampilan merupakan proses yang dilaksanakan dengan cara menentukan ide yang sama dan mengidentifikasikan perbedaannya. Kegiatan yang dapat dilakukan di antaranya : 1. Penggunaan sistem Dewey Decimal Classification (DDC). 2. Penggunaan ensiklopedi c. Orientasi perpustakaan Materi yang diajarkan berupa pengenalan terhadap perpustakaan secara umum, biasanya diberikan ketika siswa baru memasuki suatu
43
lembaga pendidikan bersangkutan.27 Kegiatan ini bertujuan agar siswa mengerti tentang konsep fiksi dan non fiksi perpustakaan, seperti layout perpustakaan, sumber, layanan dan petugas perpustakaan, sarana yang dibutuhkan seperti : peta perpustakaan. d. Pengenalan katalog perpustakaan Pengenalan tentang katalog perpustakaan akan sangat bermanfaat sekali bagi siswa khususnya pada saat mereka melakukan penelitian. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui mengapa mereka perlu menggunakan katalog, bagaimana menggunakan katalog perpustakaan sehingga mereka dapat menemukan koleksi yang terdapat dirak dan menerapkannya dalam teknik penelusuran.
7. Hambatan Pengajaran Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi di Indonesia Pengajaran literasi informasi pada jenjang perguruan tinggi di Indonesia menjadi sangat penting karena pendidikan dasar dan menengah, dari SD, SMP sampai dengan SMU belum menekankan pentingnya proses belajar secara independen, misalnya proses belajar yang mendidik siswa membuat makalah atau tugas independen mengenai suatu topik dengan menggunakan sumber-sumber yang ada tanpa terjebak dengan plagiat atau sekedar copy dan paste. Kebanyakan pendidikan dasar dan menengah masih 27
Ade Abdul Hak, “Pendidikan Pemakai : perubahan perilaku pada siswa madrasah dalam sistem pembelajaran berbasis perpustakaan”, Perpustakaan sebagai Centre for Learning Society, (Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2005), h. 103.
44
menggunakan pendekatan pendidikan yang berorientasi pada guru dan buku teks. Tetapi, ketika memasuki perguruan tinggi mahasiswa diharapkan belajar lebih mandiri dan pada setiap mata kuliah mahasiswa biasanya diberikan tugas independen dimana mereka harus menulis makalah dengan topik-topik tertentu dengan menggunakan sumber-sumber yang ada di perpustakaan. Sayangnya, kebanyakan mahasiswa tidak mempunyai bekal yang cukup untuk membuat makalah, bagaimana mencari informasi yang diperlukan, bagaimana mengutip dan membuat pharafrase, dan menggabungkan dengan pengetahuan yang ada, bahkan kebanyakan dari mereka tidak tahu bagaimana cara menyitir sumber informasi yang digunakan dengan benar dan konsisten. Fenomena lain yang mendorong urgensi pengajaran literasi informasi adalah kehadiran internet. Sebuah survey yang dilakukan tahun 1997 di University of Texas menemukan 75 % dari 531 mahasiswa menggunakan internet setidaknya seminggu sekali. Mereka juga kebanyakan (lebih dari 91 %) menggunakan internet untuk tujuan akademis (Scherer, 1997). Pada tahun 1998, American Council on Education dan Graduate School of Education and Information Studies di universitas California Los Angeles melaksanakan survey dan mereka menemukan bahwa 82,9 % mahasiswa baru mengatakan mereka menggunakan internet untuk mengerjakan tugas atau penelitian. Survey ini menerima respon dari 275.811 mahasiswa di 469 kolej dan universitas yang berbeda di seluruh Amerika Serikat (Honan, 1999). Kedua penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa menggunakan internet tidak
45
hanya untuk hiburan, tetapi mereka juga menggunakannya untuk kebutuhan akademis. Ada beberapa alasan mengapa internet populer dikalangan mahasiswa dan dosen, di antaranya : a. Mereka dapat mengakses informasi yang belum ada dalam bentuk tercetak dan informasi yang belum diterbitkan. b. Mereka dapat mengakses kapan saja, tidak dibatasi oleh waktu. c. Mereka dapat berinteraksi dengan para ahli melalui internet. d. Mereka dapat mengakses informasi dari universitas, badan pemerintah dan sumber-sumber lainnya. Namun sayangnya, penggunaan internet oleh mahasiswa tidak dibarengi dengan kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi secara kritis informasi yang didapat melalui internet. Beberapa penelitian (Rothemberg, 1999; Damton, 1999; Thome, 1996 pada Browne, 2000) menunjukkan bahwa penggunaan internet oleh para mahasiswa untuk tugas mereka tidak selalu meningkatkan kualitas tugas tersebut. Karena mudahnya mendapatkan informasi seringkali tugas mereka hanya merupakan kumpulan hasil-hasil copy dan paste dari beberapa sumber di internet yang belum tentu merupakan sumber yang dapat dipercaya. Internet merupakan teknologi yang dapat membantu proses belajar dan mengajar jika dipergunakan secara tepat guna. Karenanya penyediaan fasilitas internet perlu dibarengi dengan pengajaran penggunaan internet melalui program literasi informasi di perguruan tinggi.
46
Tidak dapat dipungkiri kehadiran internet merupakan salah satu sumber informasi yang banyak digunakan di kalangan mahasiswa di Indonesia. Beberapa perpustakaan perguruan tinggi memberikan layanan internet gratis sementara beberapa yang lainnya memberikan layanan internet dengan mengenakan biaya pada penggunanya. Ada juga perpustakaan yang tidak memberikan layanan internet tetapi mahasiswa mempunyai tempat alternatif untuk menggunakan informasi melalui layanan yang diberikan oleh warung internet (warnet). Situasi seperti ini memberikan gambaran bahwa mahasiswa di Indonesia memerlukan pengajaran bagaimana mencari dan menelusur informasi di internet dan menggunakannya untuk kepentingan akademis melalui pengajaran literasi informasi. Namun demikian, pengajaran literasi informasi di kebanyakan perguruan tinggi di Indonesia masih menghadapi berbagai kendala yang beragam, seperti terbatasnya Sumber Daya Manusia Perpustakaan yang mumpuni dalam pengajaran literasi informasi, anggaran perpustakaan yang terbatas untuk menyediakan informasi yang up to date melalui penyediaan teknologi informasi yang terkini, sistem pendidikan Indonesia yang masih berorientasi pada guru dan tidak adanya kebijakan nasional mengenai pengajaran literasi informasi. a. Sumber Daya Manusia Pengajaran literasi informasi membutuhkan pustakawan yang mempunyai wawasan luas mengenai teknologi informasi terkini sehingga dapat mengajarkan kepada pemakainya. Selain itu,
47
pustakawan harus mempunyai keterampilan dalam mengajar dan berkolaborasi dengan fakultas untuk mengintegrasikan pengajaran ke dalam
kurikulum
pendidikan. Sayangnya,
jumlah pustakawan
Indonesia yang memiliki keterampilan sebagai pakar informasi dan sebagai pendidik literasi informasi masih sangat terbatas. b. Anggaran Perpustakaan yang Terbatas Anggaran
perpustakaan
untuk
Perguruan
Tinggi
menurut
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi adalah minimal 5 % dari total anggaran universitas. Sebenarnya jumlah ini sudah cukup memadai, namun sayangnya kebanyakan perguruan tinggi tidak merealisasikan kebijakan ini. Hal ini juga berkaitan erat dengan kedudukan perpustakaan yang kebanyakan masih setara dengan kepala bagian sehingga seringkali mereka tidak diikutkan dalam mengambil kebijakan penting yang berkaitan dengan anggaran perpustakaan. Anggaran
yang ada
di
perpustakaan
yang
ada
kebanyakan
diperuntukkan untuk mengembangkan koleksi tercetak perpustakaan. Hanya segelintir perpustakaan yang mampu untuk berlangganan online service, membeli CD ROM database, dan menyediakan layanan internet
secara
membutuhkan
gratis. dana
Padahal
untuk
pengajaran
menyediakan
literasi
fasilitas,
pengajaran dan mempromosikan kegiatan tersebut.
informasi mendesain
48
c. Sistem Pendidikan Sistem pendidikan di Indonesia masih menggunakan pola yang berorientasi kepada guru atau dosen. Guru adalah sumber informasi sementara peserta didik atau mahasiswa adalah penerima informasi yang pasif, mereka hanya menerima saja apa yang diberikan oelh gurunya. Meskipun kurikulum Berbasis Kompetensi telah diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Salah satu perangkat untuk menuju suksesnya kurikulum tersebut yaitu perpustakaan tidak menjadi agenda utama sehingga kurikulum yang ada hanya menjadi asesori belaka. Sementara dalam realitasnya pembelajaran secara pasif masih berlangsung dihampir sebagian besar institusi pendidikan termasuk di dalamnya Perguruan Tinggi. Metode pembelajaran seperti ini membuat mahasiswa tidak tertantang untuk mendapatkan pengetahuan di luar kelas. Mahasiswa sangat bergantung pada ceramah dosen, catatan mata kuliah, buku teks dan menghapal pengetahuan tanpa memahaminya. d. Kebijakan Nasional mengenai Pengajaran Literasi Informasi Sejauh ini belum ada kebijakan nasional mengenai pengajaran literasi informasi pada lembaga pendidikan dari mulai pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Perhatian kebijakan pemerintah masih berkisar pada banyaknya koleksi perpustakaan dan jumlah judul buku yang dimiliki oleh perpustakaan berbanding dengan jumlah siswa atau mahasiswanya. Bagaimana sivitas akademikanya
49
dapat melakukan riset dengan baik tanpa didukung fasilitas dan keterampilan literasi informasi yang baik.28
C.
Penelitian Relevan Penelitian dengan tema literasi informasi, pernah dilakukan oleh beberapa
peneliti lainnya, antara lain : 1. Edward K. Owusu-Ansah (2005). Debating Definitions of Information Literacy : enough is enough. Penelitian tersebut bertujuan untuk menunjukkan ada konsensus definisi tentang literasi informasi dan menguraikan bidang utama dan keprihatinan yang unik akibat konsensus tersebut untuk perpustakaan yang ingin berkontribusi dalam kegiatan literasi informasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sejak perpustakaan Amerika Asosiasi 1989, pada kegiatan literasi informasi masih menunjukkan adanya perbedaan antara definisi tentang literasi informasi itu sendiri dengan kegiatan di lapangannya. Sehingga muncul usulan agar pustakawan berkonsentrasi pada harapan apa yang ingin dicapai oleh para pemustaka dari kegiatan literasi informasi tersebut agar sesuai dengan definisi yang ada. 2. Alfred Loo and C.W. Chung (2005). A Model for Information Literacy Course Development : a liberal arts university perspective. Tujuan dari
28
Ida Farida, “Urgensi Pengajaran Information Literacy pada Tingkat Perguruan Tinggi”, AlMaktabah, vol. 8, no. 2 (Oktober 2006) : h. 47.
50
penelitian ini adalah untuk melaporkan suatu model baru untuk pengembangan program melek informasi yang berasal dari seni liberal perspektif universitas. Metode penelitian yang digunakan adalah penggabungan hasil temuan metode terbaru literasi informasi yang kemudian
diterapkan
menunjukkan
bahwa
dalam setiap
praktek.
Hasil
universitas
penelitian
perlu
tersebut
menyelaraskan
pengembangan program literasi informasi dengan misi individu dan lingkungannya yang unik.
Dari beberapa hasil penelitian di atas, penulis menyimpulkan bahwa upaya yang dilakukan oleh perpustakaan sebagai salah satu yang berperan aktif dalam pengembangan dan peningkatan kemampuan informasi mahasiswa, selain yang dilakukan oleh dosen belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebagaimana di atas yang mana dalam penelitian tersebut mengungkapkan bahwa adanya beberapa kendala dalam penerapan literasi informasi, tidak segera dicari jalan keluarnya. Hal ini dipastikan dikarenakan oleh beberapa hal yang perpustakaan sendiri perlu mendapat persetujuan dari lembaga induk yang menaungi perpustakaan tersebut. Selain itu, untuk menggambarkan pengalaman bagaimana memberikan kegiatan literasi informasi.
51
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH PASCASARJANA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
A.
Sejarah Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang adalah semula Program Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, didirikan pada tahun 1982, dengan nama Fakultas Pascasarjana, berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam (Dirjen Binbaga Islam) Departemen Agama No. KEP/E/422/81. Kemudian surat keputusan Dirjen Binbaga Islam ini dikuatkan oleh Surat Keputusan Menteri Agama No. 78 tahun 1982 yang berisi ketetapan tentang pembukaan Fakultas Pascasarjana pada IAIN Jakarta dan mengangkat Prof. Dr. Harun Nasution sebagai Dekan. Pada tahun 1992 nama Fakultas Pascasarjana diubah menjadi Program Pascasarjana (PPs) dan jabatan Dekan Fakultas sebagai pimpinan diubah menjadi Direktur Program Pascasarjana. Program Pascasarjana IAIN Jakarta pada awalnya (tahun akademik 1982/1983) adalah dosendosen yang berasal dari berbagai IAIN di Indonesia. Pada tahun
1985/1986
menerima peserta dari tenaga pengajar mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum (PTU) Negeri, dan sejak tahun 1990/1991 menerima peserta dari tenaga pengajar agama Islam di Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta. Program
51
52
Pascasarjana IAIN Jakarta menerima mahasiswa dari luar negeri, dari lembagalembaga dalam negeri, alumni IAIN atau perguruan tinggi lainnya selama persyaratan masuk dapat dipenuhi. Ide dan pemikiran dari Prof. Dr. Harun Nasution, yang pada waktu itu adalah Rektor IAIN Jakarta untuk mendirikan lembaga yang menyelenggarakan pengkajian Islam secara komprehensif, mendalam dan rasional sehingga dapat melahirkan ulama yang mampu berijtihad untuk menjawab masalah-masalah yang timbul pada zamannya telah menggagas pendirian lembaga Program Pascasarjana yang menjadi PPs yang pertama di lingkungan IAIN di Indonesia. Arah pengembangan PPs IAIN Jakarta dirumuskan dan diletakkan dasar-dasarnya oleh Prof. Dr. Harun Nasution dengan mendirikan program studi pengkajian Islam. Program studi ini selanjutnya dikembangkan dalam berbagai bidang konsentrasi, mengacu kepada pembidangan ilmu agama Islam yang berlaku ketika itu (ditetapkan dalam SK Menteri Agama), yang meliputi Pemikiran Islam, Syari’ah, Tafsir-Hadis, Dakwah, Pendidikan Islam, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Bahasa dan Sastra Arab dan Perkembangan Modern dalam Islam. Program yang dikembangkan pada tingkat Master adalah Pengkajian Islam (Dirasat Islamiyyah atau Islamic Studies) tahun 1982; Konsentrasi Syari’ah pada tahun 1996/1997; Konsentrasi Pemikiran Islam, Tafsir dan Hadis; Sejarah dan Peradaban Islam, dan Islam dan Modernitas 1997/1998; Pendidikan Islam, Bahasa dan Sastra Arab, dan Dakwah dan Komunikasi 1988/1999; Penggabungan konsentrasi Islam dan Modernitas 1999/2000; Ekonomi Islam 1999/2000
53
Sedangkan pada tingkat Doktor, program yang dikembangkan adalah Studi pengkajian Islam pada tahun 1984; Konsentrasi Syari’ah pada tahun 1998/1999; Tafsir Hadis tahun 1998/1999; dan Pemikiran Islam pada tahun 1998/1999. Perpustakaan Sekolah Pascasarjana secara resmi mulai dilayankan Pada tahun 1999, mengingat berbagai program studi yang sudah dikembangkan pada tahun-tahun sebelumnya. Pada akhir tahun 1999 itu pula perpustakaan pps dikelola oleh Bapak Suali Fuad dan dibantu oleh Syukron. Kepemimpinan program pascasarjana ini yang diawali oleh Prof. Dr. Harun Nasution (1982), Prof. Dr. H. Said Agil Husin al Munawar, MA, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (2004). Seiring dengan berubahnya nama lembaga ini pada kepemimpinan Bapak Prof. Dr. Azyumardi Azra menjadi Sekolah Pascasarjana, maka nama perpustakaan pun disebut dengan Perpustakaan Sekolah Pascasarjana. Kini perpustakaan Sekolah Pascasarjana dikelola oleh 3 orang.
B.
Visi, Misi, dan Tujuan Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 1. Visi Perpustakaan Sekolah Pascasarjana sebagai pusat informasi dan sumber referensi terkemuka dalam berbagai ilmu pengetahuan terutama dalam pengkajian Islam secara komprehensif, mendalam dan rasional. 2. Misi a) Menyediakan koleksi yang lengkap dalam bidang ke-Islaman dan bidangbidang umum, sebagai pendukung kegiatan perkuliahan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
54
b) Menyediakan berbagai layanan berkualitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi bagi seluruh sivitas akademika UIN Jakarta. c) Mewujudkan pemberdayaan informasi dalam menciptakan komunitas ilmiah baik mahasiswa, staff akademik dan non-akademik serta masyarakat secara luas melalui berbagai program literasi informasi. d) Menyediakan sarana penyebaran dan pelestarian informasi serta pengetahuan secara efektif dan efisien dengan menggunakan fasilitas elektronik dan non elektronik. e) Membangun kerjasama yang efektif dengan masyarakat kampus dan institusi atau organisasi lain baik di dalam maupun di luar negeri. 3. Tujuan Secara umum tujuan Perpustakaan Sekolah Pascasarjana adalah mendukung keberhasilan semua aktivitas Tri Darma Perguruan Tinggi yang berlangsung di UIN Jakarta baik dalam bidang pengajaran dan pendidikan, penelitian maupun pengabdian pada masyarakat.
C.
Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Semua staf perpustakaan bertanggung jawab langsung kepada kepala perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam struktur organisasi berikut ini :
55
KEPALA PERPUSTAKAAN
PENGADAAN DAN
SIRKULASI
PENGOLAHAN
KEBERSIHAN
D.
Sumber Daya Manusia Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dikepalai
oleh Ibu Alfida, MLIS. Staf perpustakaan terdiri dari 3 orang pustakawan yaitu Bapak Ainurofiq, S.IP, Bapak Imron, dan Ibu Nurhasanah, S.Pd.
E.
Layanan Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 1. Sistem Layanan Perpustakaan Sekolah Pascasarjana menerapkan sistem layanan terbuka (open access), sehingga memungkinkan pengunjung mengakses koleksi yang ada di perpustakaan ini secara langsung. Sistem ini diharapkan setiap pengunjung dapat melakukan browsing (pencarian informasi) sepuaspuasnya.
56
2. Jam Layanan Perpustakaan Sekolah pascasarjana berupaya meningkatkan kualitas layanan melalui berbagai cara. Salah satunya adalah melalui peningkatan jam buka perpustakaan yang terdiri dari layanan pagi hingga sore hari. Adapun jam buka perpustakaan dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah: Tabel 1 Jam Layanan
Hari
Jam Layanan
Senin – Kamis
08.00 – 16.00
Jum’at
08.00 – 11.00 13.30– 16.00
3. Jenis Layanan a) Layanan Sirkulasi. Layanan ini meliputi kegiatan peminjaman dan pengembalian buku kepada pengguna perpustakaan, dengan kriteria sebagai berikut : 1) Setiap anggota berhak meminjam buku koleksi umum 2) Jumlah pinjaman maksimal 5 buah buku untuk program Master, dan 7 buah buku untuk program Doktor 3) Masa pinjam buku selama satu minggu, dan dapat diperpanjang satu minggu berikutnya jika tidak ada yang memesan
57
b) Layanan Referensi meliputi : 1) Penyediaan
berbagai
sumber
referens
yang
meliputi
kamus,
ensiklopedi, sumber biografi, bibliografi, sumber geografi, indeks, abstrak, direktori, dan sumber-sumber referens lainnya. Layanan Referensi yang terdapat di perpustakaan Sekolah Pascasarjana meliputi: : (a) Jasa Informasi Dan Bimbingan Pemakai.
Jasa informasi ini
memberikan layanan secara terperinci mengenai seluruh informasi yang dimiliki perpustakaan. Bimbingan pemakai memberikan layanan berupa bimbingan kepada pemakai dalam memanfaatkan pemakaian koleksi yang ada di perpustakaan termasuk di dalamnya teknik penemuan kembali informasi dengan menggunakan sarana komputer. (b) Jasa Penelusuran Informasi. Layanan informasi ini memberikan bantuan kepada pemakai dalam menemukan informasi berasal dari buku ataupun majalah/jurnal. Sumber informasi dapat berasal dari koleksi yang ada di lingkungan perpustakaan dan juga lembaga informasi di luar Universitas Islam Negeri Jakarta. Jasa penelusuran ini juga mencakup penelusuran dari perkembangan informasi yang dikemas
dalam
bentuk
CD
melalui
CD-ROM,
dan
juga
melaksanakan penelusuran jarak jauh dengan menggunakan jasa Internet. Penelusuran informasi dengan hanya memberikan topik, subyek dan kata kunci dari suatu informasi maupun sumber informasi
58
tertentu. Pencetakan hasil penelusuran informasi baik yang telah dilakukan oleh pemakai sendiri maupun oleh pihak perpustakaan. Semua bahan untuk sumber informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan dari pemakai. Melalui penelusuran catalog, penelusuran katalog, penelusuran CDROM, dan penelusuran internet. (c) Jasa
Informasi
Terbaru.
Memberikan
layanan
berkaitan
perkembangan ilmu pengetahuan terbaru yang dimuat pada jurnaljurnal ilmu pengetahuan yang telah dimiliki perpustakaan. Jasa ini juga memungkinkan seorang pemakai memperoleh terbitan daftar isi dari suatu jurnal yang dikehendaki secara rutin. c) Layanan Multi Media Penelusuran koleksi audio visual saat ini masih dilakukan secara manual. Akses terhadap koleksi ini adalah akses tertutup (Close Access). Untuk memanfaatkan koleksi jenis ini, pengguna perpustakaan dapat : 1) Mencari informasi yang dibutuhkan melalui catalog 2) Kemudian meminta petugas agar dapat memberikan sesuai dengan informasi yang dibutuhkan d) Layanan Penelusuran OPAC Perpustakaan Sekolah Pascasarjana saat ini menyediakan OPAC (Online Public Access Catalogue) dengan menggunakan software Athaenium versi 6.0. Katalog pada Athaenium, telah disesuaikan dengan standar AACR (Anglo-American Cataloguing Rules). Basis data yang
59
disediakan dalam OPAC ini meliputi : basis data buku, tesis, dan disertasi. Cantuman informasi atau deskripsi bibliografi yang termuat dalam katalog terdiri dari judul, pengarang (penanggung jawab), tempat terbit, nama penerbit, dan tahun terbit. Selain itu, informasi tentang jumlah eksemplar dan kondisi bahan apakah sedang dipinjam atau tidak, juga dapat anda lihat pada katalog OPAC. e) Layanan Administratif Perpustakaan Sekolah Pascasarjana melayani pendaftaran anggota baru, layanan bebas pustaka, dan lain-lain.
F.
Koleksi Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Koleksi Perpustakaan Sekolah Pascasarjana diupayakan secara lengkap dan mendalam agar dapat menunjang tujuan dan program lembaga ini di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Berikut ragam koleksi yang selayaknya tersedia di perpustakaan. 1. Koleksi Umum Koleksi ini terdiri dari buku-buku yang dapat dipinjam untuk dibawa pulang. Sampai Juli 2013, Perpustakaan Sekolah Pascasarjana memiliki lebih kurang 10.442 koleksi umum yang siap dipinjamkan kepada para anggota.
60
2. Koleksi Referens (Rujukan) Koleksi referens (bahan rujukan) adalah berbagai bahan yang hanya bisa digunakan atau dibaca di perpustakaan, tidak untuk dipinjamkan (dibawa pulang). Hingga saat ini Perpustakaan Utama memiliki kurang lebih 105 judul (216 eks) buku rujukan (referens) yang meliputi rujukan tentang kajian Islam, tafsir, hadis, rujukan dalam ilmu-ilmu sosial seperti pendidikan, hukum, politik, ekonomi, dan berbagai biografi para tokoh. 3. Koleksi Tesis dan Disertasi Koleksi tesis dan disertasi merupakan koleksi lokal konten (berasal dari depsoit karya para alumni Sekolah Pascasarjana). Mahasiswa diwajibkan menyerahkan format tercetak dan elektronik (disimpan dalam CD) tesis atau disertasi sebagai hasil akhir program studi yang ditempuh. Jumlah koleksi jenis yang sudah siap untuk dilayankan sampai Desember sebagai berikut : Tabel 2 Jumlah Koleksi Tesis dan Disertasi
No Jenis Bahan 2
Tesis
3
Disertasi
Jumlah 1639 Judul 925 Judul
2013 adalah
61
4. Koleksi Serial Yang dimaksud koleksi jenis ini adalah jurnal ilmiah, majalh dan surat kabar koleksi serial berjumlah 57 judul meliputi jurnal berbahasa Indonesia, Arab dan Inggris. ini terdiri dari Jurnal Ilmiah, Majalah Populer dan Surat Kabar.
Beberapa judul jurnal ilmiah yang dikoleksi oleh Perpustakaan
Sekolah Pascasarjana berbahasa Indonesia, diantaranya adalah
Dialog,
Koordinat, Dinika, Da’wah, Kreatif, Etionomi, Indo-Islamika, Migunani, Tazkiya, Salom, Mimbar, Madaniya, Kultur, Jurnal kajian wilayah eropa, Narasi, Ulumuna, hadharah, Afaq Arabiyah, Al hikmah, Saistika, Al qur’an 3 Dimensi, Paramadina, Ilmu Dakwah, Al-iqtishadiyah, Ahkom, Al fikra, Fajar, Zaitun, Al Banjari, Studi Al qur’an, Perta, Madrasah, Islamia, Medika Islamika. Jurnal berbahasa Inggris adalah Lingua Franca, Al-jamiah, Campus Asia, Deutschland, Res gas. Jurnal berbahasa Arban, di antaranya Risalatul almasjid, Amaniyah Saqafiyah, Al-Kuwait, Al-Qanaash, Aluu Indonesia, Al Bayana, Al Azhar, Al Zahra’u, Al ’arabiy, Mulhati ’irabi, Al-arkhabil. Adapun majalah populer yang dilanggan saat ini adalah: Tempo, Amanah, dan Alo Indonesia (berbahasa Arab). Perpustakaan Sekolah Pascasarjana melanggan beberapa surat kabar harian yaitu Republika, Media Indonesia, Tempo, dan Kompas. Koleksi majalah sebanyak 17 judul, dan jurnal ada 41 judul. 5. Koleksi Digital Untuk memenuhi kebutuhan studi dan penelitian mahasiswa, perpustakaan Sekolah Pascasarjana mulai mengembangkan koleksi digital
62
dengan fokus pada lokal konten lembaga ini. Tetapi, karena beberapa hal, koleksi jenis ini belum bisa dilayankan kepada para pengguna perpustakaan. 6. Koleksi Multi Media Perpustakaan Sekolah Pascasarjana juga mengembangkan koleksi Multi Media yang sangat membantu para mahasiswa menyelesaikan tugastugasnya dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Perpustakaan memiliki berbagai macam koleksi multi media yang tercakup dalam berbagai bidang ilmu diantaranya Tafsir dan Ulumul Qur’an, dalam Holy Quran Library; Asy-Syâthibiyyah fi ‘Ilm al-Qirâ’ât ; Al-Qur’an alKarim, Tilâwatan wa Tafsîran; Maktabah at-Tafsîr wa ‘Ulûmul Qur’an; Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an li Sayyid Quthb; Jâmi' (Tafsir Syiah); Hadis dan Ulumul Hadis dalam Subul as-Salâm, Mausû’ah al-Hadis asy-Syarîf; al-Kutub atTis’ah, Al-Maktabah al-Alfiyyah li as-Sunnah an-Nabawiyyah, Maktabah alAjzâ’ al-Haditsiyyah; Fiqh dan Ushul Fiqh dalam Maktabah al-Fiqh wa Ushûluh, Al-Fiqh wa Ushûluh, Al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuh, Mukhtârat min Jâmi' Al-Fiqh al-Islâmi; Kalam dan Aliran dalam Maktabah al-‘Aqâ’id wal Milal; Akhlaq dan Tashawwuf dalam Al-Akhlâq wat-Tazkiyah (Yûsuf al-Qardhâwî), Maktabah al-Akhlâq waz-Zuhd, Khuluq al-Muslim; Sejarah dan Peradaban dalam Maktabah as-Sîrah an-Nabawiyyah, Shafahat min Tarikh al-Hadharah al-Islamiyyah, Maktabah al-Târîkh wal-Hadhârah alIslâmiyyah, Târikh Dimasyq li Ibn ‘Asâkir, Al-Athlas al-Tarikhi; Bahasa dan Sastra dalam Al-Mu’allaqât (Tahfîzh al-Mutûn), Maktabah al-Adab al‘Arabi, Maktabah an-Nahwu wash-Sharaf; Kamus dan Ensiklopedi dalam
63
Maktabah al-Ma’âjim wal-Gharib wal-Mushthalahât, Encyclopaedia of Islam (Brill), Jâmi’ Ma’âjim al-Lughah al-‘Arabiyyah, Al Mawrid 2002 Dictionary; edisi digital dari Kamus Al-Maurid (Englis-Arabic); Kumpulan Karya Tokoh Mu’allafât Ibn Taimiyah wa Tilmidzih Ibn al-Qayyim, Mu’allafat Ibn Hajar al-‘Asqallani. Adapun jumlah format yang mengemas masing-masing bidang subjek itu adalah sebagaimana tabel di bawah : Tabel 3 Jumlah Koleksi Multimedia
No Jenis Bahan
Jumlah
1
CD-ROM
91 judul (117 CD)
2
Kaset Audio
11 judul (15 kaset)
3
Kaset Video
3 judul (24 kaset)
7. Koleksi Abstrak Promosi Doktoral Untuk memudahkan penyebaran informasi tentang hasil akhir program doktoral, perpustakaan Sekolah Pascasarjana menghimpun sejumlah abstraksi promosi doktoral secara reguler. Abstraksi ini akan memudahkan pengguna perpustakaan yang ingin mempelajari lebih jauh tentang disertasi yang dimiliki oleh perpustakaan. Sampai saat ini ada abstraksi yang tersedia di perpustakaan.
64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Pelaksanaan Penelitian Pada bab ini peneliti akan menjelaskan hasil penelitian yang dilakukan di
perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengenai pelaksanaan literasi informasi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Peneliti memilih informan dengan beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah informan yang menjabat sebagai kepala perpustakaan, staf perpustakaan, dan mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 4 Kriteria Informan Nama
Jabatan
Kriteria
1. AFD
Pustakawan
Kepala perpustakaan
2. RFQ
Pustakawan
Staff perpustakaan
3. NUR
Pustakawan
Staff perpustakaan
4. ANT
Pemustaka
Mahasiswa SPs UIN Jakarta
5. FLN
Pemustaka
Mahasiswa SPs UIN Jakarta
6. ZHT
Pemustaka
Mahasiswa SPs UIN Jakarta
64
65
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk mendapatkan deskripsi yang tepat dari semua keadaan objek yang diteliti, meliputi upaya pelaksanaan program literasi informasi, pendapat mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pelaksanaan program literasi informasi yang ada, dan kendala dalam pelaksanaan program literasi informasi. Observasi ini dilakukan selama 1 bulan sejak 21 Agustus sampai dengan 21 September 2014.
B.
Hasil Penelitian 1. Upaya perpustakaan dalam melaksanakan literasi informasi Upaya pelaksanaan literasi informasi berdasarkan hasil wawancara dengan informan AFD, RFQ, dan NUR, sehingga diajukan pertanyaan usaha atau upaya apa saja yang telah dilakukan perpustakaan Sekolah Pascasarjana dalam melaksanakan literasi informasi? Tabel 5 Hasil Wawancara No. 1.
Kategori Persiapan materi
Hasil Wawancara -
“Ee...ya pertama kita tentu menyediakan bahannya,
berupa
materi
orientasi
perpustakaan, memastikan koneksi internet tidak
terganggu,
menyiapkan
ruangan
66
perpustakaan, kemudian melaksanakannya” (AFD) 2.
Penelusuran
-
informasi
“Kita awali dengan mahasiswa sudah mempunyai topik yang ingin mereka bahas, maka dia akan menemukan
keyword-
keyword yang akan dia butuhkan untuk pencarian informasi” (AFD)
3.
Strategi
-
“Keterampilan browsing seperti itu” (RFQ)
-
“Kita
penelusuran
ajarkan
eueu...menggunakan seperti
Boolean,
bagaimana beberapa
kemudian
operator, transcation,
ee...apalagi ya semacam itu lah” (AFD) 4.
Sumber
-
“Ya kita mencarikan sumber-sumber yang
informasi
berkualitas, yang sesuai dengan kompetensi
yang up to
mereka” (RFQ)
date
-
”Kalau dari sisi materi ya Saya sendiri selalu meng-update ya. Dan kalau ada bahan atau materi baru, Saya selalu mengupdate-nya” (AFD)
5.
Orientasi perpustakaan
-
“Menurut Saya itu-itu aja, kayak kemarenkemaren itu kayak orientasi mahasiswa baru” (NUR)
67
6.
Evaluasi
-
informasi
“Satu atau dua orang, kita perlihatkan bagaimana misalnya artikel ini ditulis oleh siapa, ee...dia sudah memenuhi syarat akademik ngga, misalnya ada abstrak, ada bibliografi, kemudian ditulis oleh siapa, kapan
ee...memang
kita
mengenalkan
limiting atau pembatasan dari tahun, other, dan sebagainya”(AFD)
Hal tersebut di atas diperjelas dengan hasil wawancara peneliti dengan mahasiswa SPs UIN Jakarta yang pernah mengikuti program literasi informasi di perpustakaan SPs UIN Jakarta. Maka diajukan pertanyaan apakah Saudara pernah mengikuti program literasi informasi yang diadakan oleh perpustakaan Sekolah Pascasarjana ini? Tabel 6 Hasil Wawancara No. 1.
Kategori Orientasi
Hasil Wawancara -
perpustakaan
“pernah, waktu awal masuk perkuliahan” (ANT)
-
“Iya,
eee…kita
sebagai
apa
namanya
mahasiswa baru baik S2 atau S3 itu di awal e…sosialisasi
itu
kita
eee…memang
68
dianjurkan untuk mengikuti” (FLN) -
“Pernah, di awal ketika masuk sini. Jadi, itu termasuk dalam agenda orientasi mahasiswa baru waktu itu” (ZHT)
2.
Penelusuran
-
informasi
“Waktu orientasi itu untuk jurnal, kita langsung akses di perpustakaan seperti itu” (ANT)
-
“Dikenalkan dengan nama-nama jurnal yang mungkin kita akses dan bagaimana mengaksesnya” (ZHT)
3.
Sumber
-
“Banyak juga buku-buku disini” (ANT)
informasi
-
“Mungkin yang kitabnya memang baru-baru selesai ujian, jadi memang belum masuk ke perpustakaan” (FLN)
-
“Saat Saya mencari informasi dan Saya ingin
langsung
mendapatkan
jurnal
internasional, itu cepet dapetnya gitu” (ZHT) 4.
Evaluasi informasi
-
“Membedakan mana jurnal yang resmi dan tidak resmi, dan jurnal yang otoritatif sama ngga yang otoritatif untuk yang bisa dijadikan rujukan” (ZHT)
69
Dari hasil wawancara di atas, terlihat bahwa upaya pustakawan dalam melaksanakan program literasi informasi di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah dengan melaksanakan program, yaitu : a. Orientasi Perpustakaan 1. Pengenalan Perpustakaan Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa baru mengerti tentang konsep fisik dan non fisik
perpustakaan, seperti layout
perpustakaan, layanan, dan petugas perpustakaan. Program ini diberikan
pada
masa
penerimaan
mahasiswa
baru,
yang
mengajarkan tentang fungsi dan layanan perpustakaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian di bawah ini : a. Mengenalkan fasilitas-fasilitas fisik gedung dan fungsinya Pustakawan menjelaskan tentang fasilitas-fasilitas yang tersedia di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, seperti : ruang pustakawan, ruang baca, ruang multimedia, mushola, toilet, dan sebagainya. b. Mengenalkan kebijakan-kebijakan perpustakaan Pustakawan menjelaskan tentang cara-cara pembuatan kartu anggota perpustakaan, jam layanan perpustakaan, dan tata tertib perpustakaan. c. Sumber Daya Manusia Pada tahap ini pemustaka dikenalkan dengan para pustakawan
yang
bekerja
di
perpustakaan
Sekolah
70
Pascasarjana, serta tugas dari masing-masing pustakawan yang ada. d. Sumber Daya Informasi Pada tahap ini pemustaka diberikan materi orientasi perpustakaan berupa pengenalan jurnal online apa saja dilanggan oleh perpustakaan dan dapat diakses oleh pemustaka. Selain itu, pemustaka juga diajarkan strategi penelusuran informasi, mulai dari penentuan topik, perumusan tesis, analisa informasi, pembuatan daftar kata kunci,
pencarian
di
katalog;
internet;
database
perpustakaan, evaluasi informasi, sampai pada tahap mengorganisasi informasi.
2. Pendapat Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pelaksanaan literasi informasi di perpustakaan
Tabel 7 Pendapat Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta No. 1.
Kategori Keterlibatan pustakawan
Hasil Wawancara -
“Tatkala
disini
(perpustakaan
Sekolah
Pascasarjana), semuanya turun” (ANT)
71
-
“Langsung
ketua
atau
pimpinan
perpustakaan juga terlibat dalam hal ini” (FLN) -
“Pustakawannya kebetulan
terlibat
menjadi
langsung
moderatornya
dan juga”
(ZHT) 2.
Sikap
-
pustakawan
“iya, mereka membantu saat ada pemustaka yang memerlukan bantuan pustakawan” (ANT)
3.
Fasilitas
-
“Iya, cukup baik” (FLN)
-
”Iya, sangat user friendly” (ZHT)
-
“Harus banyak meng-update buku-buku
perpustakaan
terbaru ya dan wifi sering empot-empotan gitu, hahaaa” (ANT) -
“Cuman satu komputer untuk penelusuran. Jadi, kalau bisa ada dua atau tiga lah” (FLN)
4.
Layanan
-
perpustakaan
“Pengennya perpustakaan itu dibuka sampe malem, terutama yang Sekolah Pascasarjana ya” (ZHT)
5.
Jumlah koleksi
-
“Iya, kalau menurut saya masih kurang” (FLN) “Kalau koleksi buku, Saya pikir lebih
72
lengkapan di Perpustakaan Utama ya” (ZHT) 6.
Praktek langsung
-
“Menurut Saya maksimal, karena dibantu dengan komputer. Ngga secara teori aja, praktek juga” (ANT)
Ketiga informan mengatakan bahwa penerapan literasi informasi ini sudah maksimal dan mereka merasa sangat terbantu dalam penelusuran informasi yang mereka butuhkan berkat sikap semua pustakawan yang user friendly dan terlibat langsung dalam kegiatan orientasi perpustakaan. Selain itu, adanya praktek langsung dalam penelusuran informasi pada jurnal-jurnal yang sudah dilanggan oleh perpustakaan, membuat mahasiswa baru Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sangat antusias mengikuti program literasi informasi yang ada. Walaupun masih ada beberapa fasilitas dan layanan perpustakaan yang kurang memadai.
73
3. Kendala yang dihadapi pustakawan dalam pelaksanaan literasi informasi di perpustakaan
Tabel 8 Kendala Pelaksanaan Literasi Informasi No. 1.
Kategori Koneksi
Hasil Wawancara -
internet
“ee…kalau Saya lebih kepada pertama jaringan internet ya, koneksinya” (AFD)
-
“Ketika ada sumber yang bagus, dan kita tidak bisa mengakses” (RFQ)
2.
Koleksi non
-
cetak
“Dan ee…jurnal-jurnal yang kita langgan itu banyak juga yang tidak mengkaji tentang Islam, ada beberapa yang tampaknya harus kita miliki, tapi itu belum” (AFD)
-
“Sumber-sumber
yang
sifatnya
seperti
jurnal, belum banyak yang bisa kita langgan” (RFQ) 3.
Penambahan
-
ruangan
“Saya senang sekali kalau di perpustakaan ini ada ruangan khusus. Perbaikan lantai 1 dan
lantai
2
ya
untuk
dijadikan
perpustakaan” (AFD) 4.
Status koleksi
-
“Kalo pemakai itu mencari di apa ya katalog
74
di katalog
itu, disitu tersedia, tapi pas dicari dirak ngga ada” (NUR)
5.
Jumlah koleksi
-
“Pasti kurang, ngga pernah ada yang merasa cukup setiap perpustakaan” (RFQ)
Ketiga informan mengatakan bahwa kendala dalam penerapan program literasi informasi ini adalah fasilitas perpustakaan yang masih kurang memadai, seperti koneksi internet, koleksi perpustakaan berupa jurnal-jurnal Islam yang belum banyak dilanggan, penambahan ruangan, dan status ketersediaan koleksi di katalog yang dikarenakan penempatan koleksi di rak yang masih tidak beraturan, serta jumlah koleksi yang kurang.
C.
Pembahasan Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan pembahasan dari hasil penelitian
pada bab IV. Hasil penelitian pelaksanaan program literasi informasi di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu dengan melaksanakan program orientasi perpustakaan. Dimana di dalam orientasi perpustakaan, materi yang diajarkan berupa pengenalan terhadap perpustakaan secara umum, biasanya diberikan ketika siswa baru memasuki suatu lembaga pendidikan bersangkutan. 29
29
Ade Abdul Hak, “Pendidikan Pemakai : perubahan perilaku pada siswa madrasah dalam sistem pembelajaran berbasis perpustakaan “, Perpustakaan sebagai Centre for Learning Society, (Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2005), h. 103.
75
Menurut hasil wawancara peneliti dengan informan 1 yaitu AFD, menjelaskan bahwa model literasi informasi yang digunakan di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara umum adalah model literasi informasi the big six yang dikembangkan oleh Michael B. Eisenberg dan Robert E. Berkowitz30, sebagaimana yang sudah peneliti jelaskan pada bab II di atas. Selain itu, tujuan dari pelaksanaan literasi informasi di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara umum adalah agar pemustaka dapat menelusur informasi yang dibutuhkan secara mandiri dan dapat melakukan kegiatan evaluasi terhadap informasi tersebut, serta dapat menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien. Dan hal ini sesuai dengan teori standar kompetensi literasi informasi untuk perguruan tinggi, yang tertuang pada standar kedua dan ketiga.31 Kendala yang dihadapi pustakawan dalam melaksanakan program literasi informasi di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu fasilitas perpustakaan yang masih kurang memadai, seperti koneksi internet, koleksi perpustakaan berupa jurnal-jurnal Islam yang belum banyak dilanggan, penambahan ruangan, dan status ketersediaan koleksi di katalog, serta jumlah koleksi yang kurang. Hal ini sesuai dengan hambatan pengajaran literasi informasi pada
30
Diao Ai Lien, dkk., Literasi Informasi : tujuh langkah knowledge management (Jakarta : Universitas Atma Jaya, 2010), h. 4. 31 Ida Farida, “Urgensi Pengajaran Information Literacy pada Tingkat Perguruan Tinggi”, Al-Maktabah, vol. 8, no. 2 (Oktober 2006) : h. 36.
76
perguruan tinggi, yaitu berupa kebijakan nasional mengenai pengajaran literasi informasi dan anggaran perpustakaan yang terbatas.32
32
Ida Farida, “Urgensi Pengajaran Information Literacy pada Tingkat Perguruan Tinggi”, Al-Maktabah, vol. 8, no. 2 (Oktober 2006) : h. 47.
77
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Berdasarkan uraian dari hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dan setelah peneliti menggabungkan antara keadaan lapangan dengan teori yang sudah dijabarkan sebelumnya, dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Upaya yang telah dilakukan pihak perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam melaksanakan program literasi informasi yaitu dengan orientasi perpustakaan, yang di dalamnya ada kegiatan pengenalan fasilitas perpustakaan, pengenalan kebijakan perpustakaan, sumber daya manusia, dan sumber daya informasi dimana pada kegiatan tersebut pemustaka diajarkan strategi penelusuran informasi. Dalam kegiatan orientasi perpustakaan, pustakawan terlibat langsung di dalamnya yang bertugas sebagai mentor. 2. Pendapat mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pelaksanaan literasi informasi di perpustakaan, merasakan semua upaya yang telah dilakukan oleh perpustakaan sudah maksimal. Dan manfaat yang didapat oleh pemustaka setelah mengikuti kegiatan orientasi
perpustakaan berupa literasi
77
informasi
adalah
78
pemustaka dapat menelusur informasi yang dibutuhkan secara mandiri, dan dapat mengevaluasi serta menggunakan informasi tersebut secara efektif dan efisien, walaupun masih saja ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. 3. Kendala berupa jurnal Islam yang ingin dilanggan oleh perpustakaan masih belum dapat terealisasi. Selain itu, gangguan koneksi internet pada saat pengaksesan jurnal yang telah dilanggan perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta masih sering terjadi.
B.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan tentang hasil
tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Untuk lebih meningkatkan intensitas literasi informasi sivitas akademika Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan harus lebih memperhatikan pada keragaman jenis jurnal yang dilanggan dan koleksi
yang digunakan, agar senantiasa diperbaharui dan
dikembangkan menjadi lebih baik. 2. Meningkatkan kerjasama antar pimpinan, pustakawan, dan dosen untuk saling memberi motivasi kepada sivitas akademika Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar dapat memanfaatkan perpustakaan secara efektif dan efisien. 3. Untuk
meningkatkan
kualitas
penerapan
literasi
informasi
di
perpustakaan, pimpinan dan pustakawan juga harus dapat lebih
79
memperhatikan dimensi layanan, sarana prasarana yang berkualitas yang meliputi beberapa kriteria antara lain : sarana penunjang belajar, layanan online, kegiatan promosi perpustakaan. 4. Penambahan tenaga ahli pengelola perpustakaan yang mampu mengelola perpustakaan dan mengembangkannya sebagai sumber belajar bagi sivitas akademika Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Ade Abdul Hak. Pendidikan Pemakai : perubahan perilaku pada siswa madrasah dalam sistem pembelajaran berbasis perpustakaan, perpustakaan sebagai centre for learning society. Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2005. Abdul Rahman Saleh. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta : Universitas Terbuka, 1995. F. Rahayuningsih. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007. Ida Farida. “Urgensi Pengajaran Information Literacy pada Tingkat Perguruan Tinggi.” Al-Maktabah, vol. 8, no. 2 (Oktober 2006), h. 36-47. _________. Information Literacy Skill : Dasar Pembelajaran Seumur Hidup. Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005. Diao Ai Lien, dkk. Literasi Informasi : Tujuh Langkah Knowledge Management. Jakarta : Universitas Atma Jaya, 2010. “Literasi Informasi : Kunci Kemajuan yang Terbuang.” Artikel diakses pada 19 April 2014 dari http://www.bit.lipi.go.id/masyarakatliterasi/index.php/literasi-informasi-kunci-kemajuan-yang-terbuang Loo, Alfred and C.W. Chung. “A Model for Information Literacy Course Development : A Liberal Arts University Perspective.” Emeraldinsight, 24 October 2005, h. 3. Moleong, Lexy J.. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007. Morteson and Lau, Jesus (2006). Informasion Competencies : bridging the North South Knowledge Gap. Diakses 22 Oktober 2014 dari http://www.library.uiuc.edu/mortenson/pdf/laulecture.pdf.
Noerhayati Soedibyo. Pengelolaan Perpustakaan, Jilid 1. Bandung : Alumni, 1987. Owusu, Edward K. and Ansah. “Debating Definitions of Information Literacy : Enough is Enough.” Emeraldinsight, vol. 54, no. 6 (March 2005), h. 2. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Standar Nasional Perpustakaan. Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2011.
80
81
Rizal Saiful Haq, dkk. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah. Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006. Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. Metodologi Penelitian. Bandung : Mandar Maju, 2002. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta, 2012. Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1993. Sutarno NS. Tanggung Jawab Perpustakaan dalam Mengembangkan Masyarakat Informasi. Jakarta : Pantai Rei, 2005. The Association of College and Research Libraries (ACRL). Information Literacy Competency Standards for Higher Education. Amerika : ACRL, 2000, h. 45.
LAMPIRAN
TRANSKRIP WAWANCARA Nama
: Alfida, MLIS
Jabatan
: Kepala Perpustakaan
Tanggal
: Sabtu, 28 Juni 2014
Peneliti : Sebelumnya Saya Winda Fatmaela Risa, mahasiswa S1 UIN Jakarta, jurusan Ilmu Perpustakaan, semester akhir. Disini Saya sedang mengadakan penelitian untuk skripsi Saya yang bertemakan tentang Literasi Informasi yang diadakan di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta. Sebelumnya bisa ibu perkenalkan diri dulu, nama dan jabatan. Pustakawan : oke Saya Alfida, K.A Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta. Peneliti : yang ingin Saya tanyakan disini : 1.
Apa yang Ibu tahu tentang literasi informasi atau melek informasi?
Jawab : melek informasi atau yang lebih sering dikenal literasi informasi itu adalah suatu
program/konsep
yang
tujuannya
adalah
eee…mengenalkan
kepada
ee…mahasiswa atau boleh juga pengguna yang menggunakan perpustakaan tentang bagaimana melakukan penelitian. Diawali dengan ee…bagaimana kita bisa melocated informasi kemudian melakukan berbagai strategi untuk mengakses, kemudian mengevaluasi, menggunakan, dan men-share atau mempresentasikannya kepada orang lain. Sebagai seorang pelajar atau dalam konteks masyarakat itu adalah masyarakat yang bertanggung jawab. (peneliti : pertanyaan selanjutnya….)
2.
Dalam penerapan literasi informasi di perpustakaan Sekolah Pascasarjana,
apakah ada standar tertentu yang digunakan? Jawab : standar…ee…kita memakai secara umum yah ee…ya misalnya yang digunakan oleh eemmm…ACRL atau juga The Big Six. Tapi itu secara umum kan, walaupun berbeda-beda namanya, umumnya sama ya. Jadi diawali dengan bagaimana ee…mereka bisa ee…mengenal atau mengetahui apa yang mereka butuhkan, awalnya dengan melakukan istilah pendefinisian, penelitian apa yang ingin mereka cari, kemudian mereka bisa melakukan pemilihan-pemilihan ee…tentang kata-kata atau konsep atau berupa sinonim, antonim, dan kelompok kata lainnya yang digunakan untuk memudahkan pencarian. (peneliti : serta bisa mengevaluasi ya bu?) Jawab : iya, nanti berikutnya ee…iya tentu setelah dia bisa mengakses, tentu dia bisa mengevaluasi untuk mana yang ee…dikatakan otoritatif, current, atau juga reliable informasi yang sudah didapat, sehingga dapat digunakan papernya atau kebutuhan informasinya. (peneliti : pertanyaan ketiga…) 3.
Bagaimana awal terbentuknya kegiatan literasi informasi di perpustakaan
Sekolah Pascasarjana ini? Jawab : oke..ee…disini ee…apa namanya ya itu eueu….awalnya sih hanya berupa satu atau dua orang yang melakukan e…tanya jawab tentang informasi yang dibutuhkan, kemudian ee…ketika dikelas ada keinginan-keinginan mahasiswa dan juga dosen yang merasakan bahwa ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang harusnya diadakan untuk ee…agar proses belajar mengajar itu bisa dilakukan dengan baik, dan
salah satunya ya itu bagaimana program literasi informasi itu bisa dilakukan dan itu jadi munculnya itu tidak hanya dari perpustakaan, tapi juga dari dosen-dosen yang kebetulan memandang itu perlu. (peneliti : jadi ada masukan dari dosen dan pemustaka?) Jawab : ya betul, dan berjalannya dengan ee…sekarang ini ya yang artinya terorganisir, terjadwal itu juga terlaksana berkat ee…koordinasi dengan ini e…apalah ya pimpinan disini. (peneliti : pertanyaan selanjutnya…) 4.
Apakah kegiatan literasi informasi sudah menjadi salah satu kegiatan rutin di
perpustakaan Sekolah Pascasarjana? Jawab : kalau sifatnya klasikal sih ngga ya ee…klasikal itu dilakukan per semester ya ee…jika dipandang itu dibutuhkan, maka kita melakukan lebih dari satu semester. Tapi kalau sifatnya individual itu sering sekali. Jadi sebenarnya literasi informasi itu tidak harus dilakukan secara klasikal dengan banyak orang, tapi kan orang butuh informasi itu berbeda-beda. Jadi, kalo sifatnya individual, setiap saat kita melakukan. (peneliti : jadi ngga harus dari awal perkuliahan ya?) Jawab : ngga…ngga…kapan mereka butuhkan. (peneliti : secara umum tujuan kegiatan literasi informasi ini untuk pemustaka itu seperti apa bu?) Jawab : ee…secara umum ya eueu…itu pertama dia bisa memanfaatkan apa yang sebenarnya sudah ada, baik itu e…koleksi-koleksi serta ee…kemampuan dirinya, karna literasi informasi tidak hanya sekedar dia tau e…apa namanya apa yang ada, tapi e…bagaimana caranya dia bisa menghubungkan apa yang dia ketahui itu kepada
orang lain, jadi itu sifatnya sudah pada konsep teaching itu lebih jelas ya, dan kemudian eueu….gunanya lagi ya untuk mempromosikan apa yang ada di perpustakaan dan didirinya sendiri dengan bagaimana dia sebenarnya tampil, artinya eueu…bahwa ee…fungsi perpustakaan atau pustakawan itu sendiri tidak dipandang sesuatu yang ee…marginal. Tapi bisa berdiri bersama-sama untuk kesuksesan mahasiswa. (peneliti : pertanyaan selanjutnya…) 5.
Keterampilan literasi informasi apa saja yang diajarkan kepada pemustaka?
Apakah ada tahapan-tahapan tertentu dalam mengajarkan literasi informasi tersebut? Jawab : pertama ee…kita awali dengan saat-saat seperti ACRL melakukannya ya. Jadi kita awali dengan mahasiswa sudah mempunyai konsep/tujuan, artinya sudah punya topik/katakanlah bukan topik, tapi ada sesuatu yang sebenarnya ingin mereka bahas dengan datang ke perpustakaan, dan bagaimana kita bisa mengarahkan mereka. Apa yang mereka ingin teliti. Oleh karena itu, kalau dia sudah tau apa yang ingin diteliti, maka dia akan menemukan keyword-keyword yang akan dia butuhkan untuk pencarian informasi, karena tanpa dia mengetahui apa yang dia inginkan itu, ee…pencarian ee…ngga akan kemana-mana, sia-sia ya, kemana-mana ngga fokus. Jadi yang paling penting adalah mengetahui apa yang akan mereka teliti, kemudian ee…dengan itu pula mereka bisa memilih konsep-konsep yang paling penting, prioritas tentunya untuk dijadikan pencarian, baik itu sinonimnya. Nah…kadangkadang mahasiswa tidak menemukan eee….satu konsep itu. Dengan konsep yang dijadikan untuk judul, tapi mereka akan menemukan ketika mereka gunakan sebagai sinonim, antonim, atau kelompok kata atau sebagainya. Ya kemudian ya setelah
mereka kita arahkan untuk menemukan konsep mereka, kita ajarkan bagaimana eueu…menggunakan beberapa operator, seperti Boolean, kemudian transcation, ee…apalagi ya semacam itu lah. (peneliti : tapi yang sering digunakan oleh pemustaka itu sendiri apa bu? Boolean atau apa?) Jawab : bermacam-macam, karna kan ee… satu database itu tidak menyediakan semua fasilitas itu. Seperti google itu tidak begitu perlu dengan Boolean ya, dia lebih banyak menggunakan transcation. Biasanya database yang profit ya, makanya ee…mahasiswa sebaiknya mengenal karakteristik dan itu kadang-kadang ngga terjamah oleh mahasiswa. Sampai kita mengenalkan kalau kamu menggunakan misalnya proquest, sebaiknya menggunakan operator yang ini. Kalau google yang kayak gini. Itu kan ngga jadi perhatian oleh mahasiswa, tapi Saya kira itu adalah kewajiban apa ya pustakawan lah ya untuk mengenalkan kepada mereka. Setelah mengenalkan operator, ee…kita melakukan mencoba menunjukkan itu tadi. Kemudian, ee….kalau memungkinkan sih biasanya mereka melakukan sendiri, mereka mencoba, satu atau dua orang kita perlihatkan bagaimana misalnya artikel ini ditulis oleh siapa, ee…dia sudah memenuhi syarat akademik ngga, misalnya ada abstrak, ada bibliografi, kemudian ditulis oleh siapa, kapan ee…memang kita mengenalkan limiting atau pembatasan dari tahun, other, dan sebagainya. Tapi kita juga mengenalkan kalau tahunnya segini memang dianggap current atau ee…sudah tidak current. Jadi hal-hal seperti itu juga termasuk dalam kategori evaluasi ya. Baru mereka menggunakan dan ketika presentasi memang ee…lebih banyak kepada dosen ya itu kita arahkan tugasnya kepada dosen.
(peneliti : pertanyaan selanjutnya…) 6.
Sejauh mana penerapan literasi informasi di perpustakaan Sekolah
Pascasarjana ini? Jawab : penerapannya? Oke…kalau dari sisi materi ya Saya sendiri selalu mengupdate ya, misalnya begini ee…paling tidak Saya akan cek semua database-database yang sudah ada atau saya sudah punya materinya, kemudian Saya cek lagi apakah dia masih oke atau tidak. Kadang-kadang kan suka ada under contraction, ada yang harus bayar. Yang tadinya benar-benar free berapa tahun lalu, sekarang sudah tidak free lagi. Makanya kita harus cek untuk memastikan bahwa itu oke. Dan kalau ada bahan atau materi baru, Saya selalu meng-update-nya. Dan Saya kira itu juga dilakukan oleh teman-teman yang kebetulan bareng, seperti bu Ida ya. Memastikan bahwa ini ee…apa yang biasanya kita sharing, kemudian apa yang bisa dikembangkan lagi tentang bahan atau materi, karna kita bertanggung jawab tentang materi ya. (peneliti : jadi selalu berkembang ya bu ya dari tahun ke tahun?) Jawab : ee…iya ee…secara materinya iya. Kayak strateginya pun Saya kira ada lah kita melakukan penyegaran ya. Jadi ngga itu-itu aja. 7.
Usaha atau upaya apa saja yang telah dilakukan perpustakaan Sekolah
Pascasarjana dalam menerapkan literasi informasi ini? Jawab : usaha ya? Ee...ya pertama kita tentu menyediakan bahannya, kemudian melaksanakan, dan juga kita ee…belum kita upload sih. Kita ingin membuatnya itu menjadi online tutorial di website.
Jadi, yang terakhir kita masih dalam tahap menyiapkan, bahannya udah ada ya, menyiapkan untuk menjadi online tutorial, jadi kapan saja dan dimana saja orang bisa ee…mengaksesnya, bagaimana cara untuk memanfaatkan database-database. (peneliti : tapi dalam pengaksesan itu ada apa kayak kendala atau apa gitu bu? Respon dari pemustaka yang selama mengakses itu mengalami kesulitan atau bagaimana?) Jawab : ya kesulitannya itu ee…pertama ya ee…kalau internetnya lagi tidak oke. Yang kedua, ee…ini kalau mereka ngga tau ee…ngga dapet ya itu selalu mereka temui. Misalnya ini yang Saya inginkan gitu ya, tapi ngga dapet. Mereka kadangkadang tidak mau mencari alternatif lain ya. Mungkin sudah terlalu pusing ya atau apa. Tapi kita berusaha memberikan alternatif yang lain gitu ya, jadi itu juga bisa dimanfaatkan. 8.
Kendala apa saja yang dihadapi Ibu selaku pustakawan dalam menerapkan
literasi informasi ini? Dan bagaimana cara Ibu menanggulangi semua kendala tersebut? Jawab : ee…kalau Saya lebih kepada pertama jaringan internet ya, koneksinya. Yang kedua, yang dibutuhkan disini ee…karna dia ee…institusi Islam ya, jadi mahasiswa itu walaupun background-nya apa, kajiannya apakah ekonomi, perpustakaan, kemudian ee…manajemen, tetap itu harus mengutamakan bagaimana konsep Islam itu harus ada di dalamnya. Dan ee…jurnal-jurnal yang kita langgan itu banyak juga yang tidak mengkaji tentang Islam, ada beberapa yang tampaknya harus kita miliki, tapi itu belum. JSTOR ee…sudah oke, tapi ada lagi yang lain seperti Project News, itu kajian-kajian yang cukup baik untuk ee…studi-studi Islam. Saya sudah anjurkan,
tetapi kan tidak ee…secepat itu bisa dicanangkan. Dan cara Saya untuk ee…mengatasinya ya Saya arahkan dulu, misalnya cari aja di google scoolar atau di academic.edu atau ditempat lain atau abstraknya atau bisa aja ada temennya ada yang kuliah dimana, minta tolong lah seperti itu. Tapi Saya tetep memberikan informasi tentang hal ini kepada kepala perpustakaan, supaya ini bisa dijadikan masukan untuk bisa dibeli ditahun yang akan datang. (peneliti : selain itu, apa ada kendala lain bu?) Jawab : kalo kendala lain ya ee…ini ya apa namanya misalnya fasilitas kita ini, ditempat ini Saya senang sekali kalau di perpustakaan ini ada ruangan khusus, karna kalau ada ya artinya tidak mengorbankan orang yang tidak mau ikut gitu ya. Kadangkadang kan dalam satu sesi itu kan orang tidak nyaman belajar ya, karna rame, dan sebagainya. (peneliti : untuk hal itu bagaimana Ibu menanggulanginya?) Jawab : oke ee…sudah diajukan sih, pasca sudah mengajukan juga untuk perbaikan lantai 1 dan lantai 2 ya untuk dijadikan perpustakaan, tapi ya itu lagi masih dalam proses. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ya, amin. (peneliti : apa itu saja atau ada kendala yang lain bu?) Jawab : Saya kira itu ya. (peneliti : kiranya itu saja yang Saya tanyakan. Sebelumnya terima kasih atas informasinya).
Nama
: Mohammad Ainur Rofiq, S.IP
Jabatan
: Staff Perpustakaan
Tanggal
: Jumat, 27 Juni 2014
Peneliti : Sebelumnya Saya Winda Fatmaela Risa, mahasiswa S1 UIN Jakarta, jurusan Ilmu Perpustakaan, semester akhir. Disini Saya sedang mengadakan penelitian untuk skripsi Saya yang bertemakan tentang Literasi Informasi yang diadakan di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta. Sebelumnya bisa Bapak perkenalkan diri dulu, nama dan jabatan. Nama Saya Rofiq, jabatannya staf perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta. Peneliti : yang ingin Saya tanyakan… 1.
Apa yang Bapak tahu tentang literasi informasi atau melek informasi?
Jawab : literasi informasi menurut Saya itu ee…kemampuan seseorang untuk mengetahui kebutuhan informasi terus ee…mencari, menemukan informasi tersebut dan menggunakan informasi tersebut. (peneliti : mengevaluasi gitu ya pak?) Jawab : he’emm… 2.
Dalam penerapan literasi informasi di perpustakaan Sekolah Pascasarjana,
apakah ada standar tertentu yang digunakan? Jawab : eemmm….kalau Saya ngga. (peneliti : terus berdasarkan apa pak kalo ngga ada standarnya?) Jawab : maksudnya?
(peneliti : dari penerapan literasi informasi yang ada, kalau ngga berpedoman pada standar tertentu, jadi… Jawab : ya berdasarkan kebutuhan aja. Jadi misalkan eee…ada ee…seseorang, kalo misalkan itu mahasiswa ya…dia butuh informasi ya kita bantu sebisa kita. Misalkan ee…kebutuhannya apa, nanti kita bantu. Jadi ngga berpedoman seperti AACR, dan lain-lain itu ngga. Itu kalau Saya pribadi ngga menggunakan itu. (peneliti : itu pemustaka datang sendiri atau Bapak yang mendatangi pemustaka itu?) Jawab : ya ada dua konsep, dia bisa tidak kondisional berarti dia datang pada waktu yang tidak terduga dan yang kondisional ya pada waktu orientasi mahasiswa baru. 3.
Bagaimana awal terbentuknya kegiatan literasi informasi di perpustakaan
Sekolah Pascasarjana ini? Atau apa yang mendorong perpustakaan Sekolah Pascasarjana menerapkan kegiatan literasi informasi ini? Jawab
:
kalo…yang
tidak
terduga
kan
ee…membantu
mahasiswa,
baik
pustakawannya sendiri ya melek informasi. Jadi mahasiswa tahu informasi yang dibutuhkan untuk apa. (peneliti : jadi ngga ada saran atau apa dari pemustaka atau dosen untuk diadakannya literasi informasi ini?) Jawab : ya ada (peneliti : jadi salah satunya itu ya pak yang mendorong?) Jawab : he’em… 4.
Apakah kegiatan literasi informasi sudah menjadi salah satu kegiatan rutin di
perpustakaan Sekolah Pascasarjana?
Jawab : kalau kegiatan rutin tahunan ada, kalau kegiatan yang jadi tugas harian juga termasuk, seperti membantu mahasiswa mencari, menemukan informasi yang dibutuhkan juga ada. Dan kalo yang tahunan ee…eh…bukan tahunan, maksudnya tahun ajaran baru, setiap penerimaan mahasiswa baru ya ada, itu rutin. 5.
Keterampilan literasi informasi apa saja yang diajarkan kepada pemustaka?
Apakah ada tahapan-tahapan tertentu dalam mengajarkan literasi informasi tersebut? Jawab : ya browsing, ee…keterampilan browsing, keterampilan menggunakan e…informasinya, informasi tersebut ee…seperti itu. (peneliti : sedangkan tahapan-tahapan itu sendiri ada atau ngga?) Jawab : biasanya browsing dulu ya, ketika misalkan dia mencari tentang apa, nanti ketika e…ditemukan oh…ini terdapat di ensiklopedi, nanti baru diajarkan bagaimana menggunakan ensiklopedi itu seperti apa. (peneliti : itu diajarkan pada awal perkuliahan atau orientasi ya pak?) Jawab : di orientasi seperti itu, disini (perpustakaan) juga seperti itu. Misalkan mau cari tentang apa, browsing dulu dikatalog, nanti setelah ketemu, terus dia merasa kesulitan, baru dikasih tau bagaimana cara menggunakannya. (peneliti : itu dia kalau merasa kesulitan, datang langsung ke pustakawan atau bagaimana?) Jawab : kalau yang ee…biasanya sih datang langsung. 6.
Sejauh mana penerapan literasi informasi di perpustakaan Sekolah
Pascasarjana ini?
Jawab : eemm….kalau yang maksudnya orientasi mahasiswa baru ya diberikan tentang sumber-sumber apa yang bisa diakses, yang bisa digunakan dalam masa studi dia. (peneliti : itu aja pak?) Jawab : he’em…untuk sementara. 7.
Usaha atau upaya apa saja yang telah dilakukan perpustakaan Sekolah
Pascasarjana dalam menerapkan literasi informasi ini? Jawab : ya kita mencarikan sumber-sumber yang berkualitas, yang sesuai dengan kompetensi mereka. (peneliti : itu selalu update atau gimana?) Jawab : ya iya, kalo misalkan ada yang terbaru yang di update, ya kita berikan. Kalau ada yang terbaik, kenapa tidak. 8.
Kendala apa saja yang dihadapi Bapak selaku pustakawan dalam menerapkan
literasi informasi ini? Dan bagaimana cara Bapak menanggulangi semua kendala tersebut? Jawab : kalo kendala biasanya kita ketika ada sumber yang bagus, dan kita tidak bisa mengakses, itu jadi kendala juga. Terus kadang-kadang walaupun kita sudah langganan, ada beberapa yang ngga bisa diakses, ee…dan itu ya penanggulangannya butuh ee…kerjasama beberapa pihak. Jadi mengusahakan ee…bagaimana sumbersumber yang dilanggan bisa diakses secara full atau melanggan sesuatu yang baru gitu. (peneliti : itu cara Bapak menanggulanginya bagaimana?)
Jawab : ya karna kan kita struktural ya, jadi ke pimpinan, lalu pimpinan mengajukan lagi ke yang lebih tingginya lagi seperti itu, dikoordinasikan. (peneliti : selain kendala yang tadi, apakah ada kendala lain pak?) Jawab : kendala yang lain? Eemmm…ngga tuh. (peneliti : tentang fasilitas atau apa?) Jawab : fasilitas ya sudah memenuhi. Ya kalo misalkan dari segi akses ya, ya kalo dari sumber yang online sudah tersedia, komputer sudah tersedia, wifi sudah tersedia. (peneliti : jadi sudah merasa cukup ya pak?) Jawab : he’emm…. (peneliti : itu aja atau ada lagi kendala lain pak?) Jawab : kendala lain ee….kalo misalkan sumber-sumber yang sifatnya seperti jurnal, belum banyak yang bisa kita langgan. Maksudnya jurnal-jurnal lokal, kita belum bisa menyediakan banyak. (peneliti : kalo dari jumlah koleksi dan jenis-jenis koleksi itu sendiri?) Jawab : ya pasti kurang, ngga pernah ada yang merasa cukup setiap perpustakaan pasti maunya yang lebih bagus, lebih komplit, lebih luas, yang sesuai dengan kebutuhannya lah. (peneliti : tapi kalo tentang tahun terbit koleksi, koleksi perpustakaan termasuk koleksi lama atau bagaimana?) Jawab : kalau untuk pengadaan, kita usahakan yang terbaru, paling ngga 3 tahun terakhir atau 4 tahun terakhir. (peneliti : itu aja atau ada yang lain?) Jawab : itu aja.
(peneliti : sebelumnya terima kasih atas informasi yang diberikan).
Nama
: Nurhasanah, S.Pd
Jabatan
: Staff Perpustakaan
Tanggal
: Jumat, 27 Juni 2014
Peneliti : Sebelumnya Saya Winda Fatmaela Risa, mahasiswa S1 UIN Jakarta, jurusan Ilmu Perpustakaan, semester akhir. Disini Saya sedang mengadakan penelitian untuk skripsi Saya yang bertemakan tentang Literasi Informasi yang diadakan di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta. Sebelumnya bisa ibu perkenalkan diri dulu, nama dan jabatan. Pustakawan : ya nama Saya Nurhasanah, jabatan pustakawan. Yang ingin Saya tanyakan disini : 1.
Apa yang Ibu tahu tentang literasi informasi atau melek informasi?
Jawab : ya kayak penelusuran informasi, cari dikatalog, cari langsung dirak 2.
Dalam penerapan literasi informasi di perpustakaan Sekolah Pascasarjana,
apakah ada standar tertentu yang digunakan? Jawab : ya liat dikatalog 3.
Bagaimana awal terbentuknya kegiatan literasi informasi di perpustakaan
Sekolah Pascasarjana ini? Jawab : udah lama lah…ya karna Saya baru ya disini. Jadi kurang tau Saya. 4.
Apakah kegiatan literasi informasi sudah menjadi salah satu kegiatan rutin di
perpustakaan Sekolah Pascasarjana? Jawab : iya
(peneliti : berarti dari tahun ke tahun pasti ada ya bu kegiatan literasi informasi ini?) Jawab : iya 5.
Sejauh mana penerapan literasi informasi di perpustakaan Sekolah
Pascasarjana ini? Jawab : mungkin setau Saya ya mungkin dulu dia tertutup ya, sekarang sudah terbuka. Mungkin kalau dulu harus liat di perpustakaan, sekarang secara online kan sudah bisa. 6.
Usaha atau upaya apa saja yang telah dilakukan perpustakaan Sekolah
Pascasarjana dalam menerapkan literasi informasi ini? Jawab : kalo menurut Saya itu-itu aja, kayak kemaren-kemaren itu (orientasi mahasiswa baru). 7.
Kendala apa saja yang dihadapi Ibu selaku pustakawan dalam menerapkan
literasi informasi? Dan bagaimana cara Ibu menanggulangi semua kendala tersebut? Jawab : hhmmm…salah satunya kalo pemakai itu mencari di apa ya katalog itu, disitu tersedia, tapi pas dicari dirak ngga ada. Ya kita paling ee…menyarankan untuk ke perpustakaan lain, misalnya ke perpustakaan utama atau perpustakaan fakultas. (peneliti : selain ke perpustakaan utama dan perpustakaan fakultas, apakah Ibu menyarankan ke perpustakaan lain?) Jawab : oh…ngga..ngga (peneliti : kalau seperti perpustakaan nasional gitu bu?) Jawab : ngga (peneliti : selain itu, apakah ada kendala lain?) Jawab : udah itu aja.
(peneliti : kiranya itu saja yang Saya tanyakan, terima kasih atas informasinya).
Nama
: Arianto
Jabatan
: Pemustaka
Tanggal
: Senin, 23 Juni 2014
(peneliti : sebelumnya Saya Winda Fatmaela Risa, mahasiswa S1 UIN Jakarta, jurusan Ilmu Perpustakaan, semester akhir. Saya sedang mengadakan penelitian tentang program literasi informasi yang diadakan di perpustakaan Sekolah Pascasarjana ini) 1.
Apakah Saudara pernah mengikuti program literasi informasi yang diadakan
oleh perpustakaan Sekolah Pascasarjana ini? Jawab : pernah, waktu awal masuk perkuliahan. (peneliti : kira-kira itu yang diajarkan perpustakaan tentang apa saja?) Jawab : hanya ditunjukkan dimana lokasi buku fiqih, buku pendidikan, buku tafsir, dan buku-buku lainnya. (peneliti : oh…jadi cuma peletakkan koleksinya ya?) Jawab : he’em….he’em…hanya seperti itu aja, hanya ditunjukkan sini posisi buku pendidikan Islam, disana buku pendidikan umum, disana buku-buku tafsir begitu. (peneliti : kalau tentang penelusuran informasi, penelusuran jurnal itu juga diajarkan?) Jawab : oh iya, diajarkan. Waktu orientasi di ruangan eueu…..di ruangan Pascasarjana
106.
Nah….untuk
prakteknya
disini
(perpustakaan
Sekolah
Pascasarjana), tapi kalau untuk jurnal, kita langsung akses. Itu salah satunya jurnal
JSTOR, kemudian eueuu….OXFORD, kemudian apalagi selain JSTOR, kayak Proquest, seperti itu. 2.
Apakah menurut Saudara, semua upaya yang telah dilakukan pihak
perpustakaan dalam menerapkan kegiatan literasi informasi sudah maksimal dalam pembentukkan program atau layanan perpustakaan? Jawab : hhmmm….begini kalau untuk seperti itu maksimal, tapi bagaimana kita memflow-up setelah itu. (peneliti : Saudara bisa mengatakan itu sudah maksimal itu ukurannya itu apa?) Jawab : begini, tatkala di ruang 106 itu kita pertama-tama menghidupkan komputer, kemudian dibimbing bagaimana cara
membukanya seperti itu. Menurut Saya
maksimal, karena dibantu dengan komputer. Ngga secara teori aja, praktek juga. (peneliti : dalam penerapan literasi informasi itu sendiri, pustakawan terlibat langsung atau hanya beberapa pustakawan saja?) Jawab : eueu….kalau untuk di ruang 106 itu hanya satu, ibu Alfida ya. Tatkala disini (perpustakaan Sekolah Pascasarjana), semuanya turun. Pak Opik sama ibu Alfida. Dibuat 2 group, satu pak Opik, satu ibu Alfida. Dikenalkan oleh mereka, seperti itu. (peneliti : jadi menurut kakak sudah maksimal ya?) Jawab : iya, sudah maksimal 3.
Sejauh mana pengaruh perpustakaan terhadap kemampuan literasi informasi
Saudara dalam menelusur informasi yang dibutuhkan? Jawab : eueuu….kalau begini, kalau untuk tugas-tugas mata kuliah cukup berperan. Tapi, kalau untuk penulisan tesis itu kurang mendukung, karena buku-bukunya juga belum komplit. Kalau untuk tugas-tugas sudah cukup lah. Tapi, banyak juga buku-
buku disini, Saya tidak temukan, yang barusan Saya cari juga itu ngga Saya temukan. Mungkin di perpustakaan utama ada ya. (peneliti : tapi kalau pas kakak lagi di perpustakaan, kakak nyari buku tentang ini, eueu….ngga ada atau belum ada mungkin ya, terus kakak langsung ke pustakawan, itu pustakawan langsung tanggap untuk membantu atau bagaimana?) Jawab : iya, mereka membantu. Apalagi kalau kita perginya lebih dahulu ya, tatkala mereka lagi merapihkan buku-buku setelah hari ini dibaca, otomatis pagi mereka merapihkan. Itu mereka membantu mencarikan. Tapi ada kalanya buku itu memang tidak ada, meski tersedia. Apakah karna letaknya acak-acakan atau bagaimana, banyak juga seperti itu. Disana (perpustakaan utama) Saya juga menemukan. Padahal Saya butuh banget buku itu. 4.
Apa yang Saudara sarankan kepada pihak perpustakaan dalam menerapkan
kegiatan literasi informasi? Jawab : kalau saran Saya mungkin harus banyak meng-update buku-buku terbaru ya, kemudian susunannya juga harus rapih, biar kita ngga bingung nyarinya. (peneliti : jadi selama ini menurut kakak belum rapih?) Jawab : iya, ada lah satu, dua, tiga, empat buku mah. Tersedia, barang itu tersedia, tapi kita tidak temukan. Ngga ada dirak. Dan selalu update buku. (peneliti : jadi menurut kakak itu saja yang kakak sarankan untuk perpustakaan? Kalau tentang fasilitas lainnya bagaimana? Jawab : hhmmm….wifi sering empot-empotan gitu, hahaaa. Udah itu aja, semuanya baik, udah itu aja. (peneliti : selain dua itu, menurut Saudara sudah baik ya?)
Jawab : iya, he’emm…he’em (peneliti : terima kasih banyak)
Nama
: Fadhlina Ariefwangsa
Jabatan
: Pemustaka
Tanggal
: Senin, 23 Juni 2014
1.
Apakah Saudara pernah mengikuti program literasi informasi yang diadakan
oleh perpustakaan Sekolah Pascasarjana ini? Jawaban : iya, eee…kita sebagai apa namanya mahasiswa baru baik S2 atau S3 itu di awal e…sosialisasi itu kita eee…memang dianjurkan untuk mengikuti, kayaknya bagian e…pembelajaran kita, bagian sosialisasi yang dibuat oleh UIN Pascasarjana itu sendiri. Jadi, saya sendiri secara pribadi eee…hadir dalam e…apa namanya program literasi informasi tadi. (peneliti : jadi program literasi informasi itu sendiri diadakan eee…pada awal apa?) Jawaban : sebelum perkuliahan, awal iya sebelum eee…awal perkuliahan pada masa sosialisasi itu sendiri. (peneliti : itu kira-kira dalam satu tahun itu ada berapa kali program literasi informasi yang ibu tahu?) Jawaban : ya selama saya satu tahun kuliah di eee….Pascasarjana ya baru sekali itu. Baru sekali pada waktu mahasiswa baru itu saja. 2.
Apakah menurut Saudara semua upaya yang telah dilakukan pihak
perpustakaan dalam menerapkan kegiatan literasi informasi sudah maksimal dalam pembentukkan program literasi / layanan perpustakaan itu sendiri?
Jawaban : menurut saya cukup, cukup bagus lah yah kalau menurut saya cukup bagus karena eee….apa namanya langsung ketua atau pimpinan perpustakaan juga terlibat dalam hal ini. Jadi saya rasa sudah cukup baik. (peneliti : program seperti apa yang pernah ibu apa ini apa namanya ikuti, seperti pengenalan perpustakaan itu sendiri atau cuma koleksi ini disini, gitu-gitu?) Jawaban : ya iya yang kita diberikan briefing kemaren itu bagaimana cara ee…mencari buku atau apa namanya tesis atau disertasi yang kita inginkan kan. Nah….disitu kita diajarkan di dalam komputer sana bagaimana mencari literatur yang kita inginkan, kemudian setelah itu juga bisa langsung dibawa ee…diperkenalkan kepada tempat-tempat ee…kitab-kitab tertentu yang mungkin e…merupakan tempat kumpulan e…kitab-kitab agama, kemudian juga e…ditempat-tempat apa tertentu yang mana disitu ada e…disimpan kitab-kitab apa penelitian-penelitian tesis ataupun disertasi-disertasi. Jadi kan memang kami e…secara berkelompok diperkenalkan satu per satu oleh pihak e…apa petugas perpustakaan. (peneliti : jadi menurut ibu e…program literasi informasi itu sudah maksimal cuma apa hanya ukuran karena kepala perpustakaan terlibat langsung di dalamnya atau ada ukuran lain yang menurut ibu itu sudah maksimal?) Jawaban : ee…kalau menurut saya e…apa yang saya, yang saya paham selama ini saya sudah cukup terbantu, misalnya saya ingin mencari e…disertasi atau tesis kan saya tinggal mencari kata kunci, kemudian disitu akan dilihat apa namanya ee…ada apa e…huruf yang ditempelkan pada buku itu, misalnya 2X2 atau kemudian apa kan…iya call number itu kan kita bisa langsung tahu ya memudahkan saya secara
pribadi untuk menemukan gitu. Jadi, saya kalau saya e…secara pribadi cukup terbantu dengan hal ini gitu. 3.
Sejauh mana pengaruh perpustakaan terhadap kemampuan literasi informasi
Saudara dalam menelusur informasi yang dibutuhkan? Jawaban : bisa diulangi sejauh mana? (peneliti : sejauh mana pengaruh perpustakaan terhadap kemampuan literasi informasi Saudara dalam menelusur informasi yang dibutuhkan? sudah sejauh mana peran perpustakaan dalam membantu ibu menemukan informasi yang ibu butuhkan itu sendiri?) Jawaban : ee…saya kira mungkin hampir sama tadi ya pertanyaannya. Jadi saya piker e…yang tadi saya sudah jelaskan bahwa e…karna ada call numbernya, kemudian kita juga langsung diarahkan, diperkenalkan dengan tempat-tempat kitab-kitab, koleksi kitab-kitab perpustakaan. Disini tempatnya untuk kitab-kitab ini, disini tempat untuk kitab-kitab umum, disini tempatnya untuk e…surat kabar, artikel, dan sebagainya seperti itu. Jadi, ee…pengaruhnya menurut saya cukup baik untuk mahasiswa terutama, kalau saya secara pribadi melihat seperti itu. (peneliti : jadi sejauh ini ibu tidak mengalami kesulitan dalam menemukan informasi yang ibu butuhkan ?) Jawaban : kalau yang saya pribadi selama ini belum menemukan kesulitan. (peneliti : jadi, peran perpustakaan cukup mambantu ya bu?) Jawaban : iya, ada mungkin yang e…misalnya yang saya pernah menanyakan kitabnya, kemudian belum tercantum, ternyata menurut petugas e…memang baru-
baru selesai ini selesai ujian, jadi memang belum masuk ke sini kitabnya, penelitiannya belum masuk ke perpustakaan. Sehingga itu mungkin yang e…saya pikir sudah ada, ternyata saya cari kok ngga ada. Ternyata dari pemberitahuan itu belum masuk. Jadi saya kira ngga ada kendala yang berarti kalau saya pribadi ya. (peneliti : berarti ibu cukup terbantu ya intinya ?) Jawaban : iya 4.
Apa yang Saudara sarankan kepada pihak perpustakaan dalam menerapkan
kegiatan literasi informasi ini? Jawaban : kalau menurut saya, disana e…cuman satu komputer untuk penelusuran e…apa namanya kitab yang ingin kita cari. Jadi, kalau bisa jangan satu. Kadangkadang kita sambil ngantri disitu. Jadi, kalau bisa ada dua atau tiga lah. Disebarkan dimana gitu. (peneliti : Cuma karena jumlah komputer yang kurang atau ada lagi menurut Ibu?) Jawaban : e…ya kalau e…apalagi yang kurang ya? Cuma itu yang bisa saya berikan ya apalagi, mungkin kalau dari segi masalah ee…kitab-kitab mungkin masih banyak yang harus di ini, masih banyak kekurangan lah. Artinya belum apa namanya karena ilmu apa kitab ini kan terus bertambah, harus terus di update istilahnya. (peneliti : jadi berarti jumlah koleksi kitab yang kurang gitu ya bu?) Jawaban : iya, kalau menurut saya masih kurang. Karena kitab penelitian Syi’ah Saidiyah dan Syi’ah Imamiyah sangat kurang sekali, dan saya kesulitan untuk mendapatkan. (peneliti : jadi keterbatasan koleksi dan komputer?) Jawaban : iya, he’em…he’em itu.
(peneliti : jadi menurut Ibu cuma itu saja atau ada lagi?) Jawaban : ee…ya setahu saya itu, cuma itu saja menurut saya ya. (peneliti : kalau dari pihak pustakawannya sendiri, sikap pustakawan dalam menerapkan literasi informasi ini, apakah ada saran untuk pustakawannya?) Jawaban : ee…pokoknya semua petugas karyawan dan pimpinannya terlibat langsung dalam hal ini untuk memberikan arahan-arahan kepada kita. Pada waktu itu cukup, artinya cukup berpartisipasi untuk memberikan arahan. Jadi, kalaupun saya pribadi mengalami kesulitan itu akan langsung dibantu ke tempat-tempat e…yang saya ada kesulitan, misalnya saya ada kesulitan mendapatkan kata kunci mungkin, nah…saya langsung diarahkan. (peneliti : jadi sikap pustakawan disini juga terbuka ya bu? Langsung tanggap ya bu?) Jawaban : iya, iya (peneliti : jadi, apa lagi ya…jadi kalau peran pustakawannya sendiri dalam menerapkan literasi informasi, ngga ada masalahnya ya bu? Dalam menjelaskan cukup jelas, atau ya cukup jelas saja gitu ya bu?) Jawaban : ee…kalau saya tidak tahu persis apakah semuanya ini. Tapi yang jelas pada waktu itu memang tidak semuanya terlibat, ada beberapa orang, kalau ngga salah pustakawan disini ada 4 atau 5 ya? (peneliti : 4…) Jawaban : nah…kalau ngga salah dulu yang anu itu cuma 3 orang, yang ketiga ini saya kira cukup ini, tapi yang ngga terlibat, saya ngga tahu kapasitasnya seperti apa. (peneliti : cukup friendly?) Jawaban : iya, cukup baik.
(peneliti : ya sudah bu, kiranya itu aja yang saya tanyakan. Terima kasih sebelumnya). Jawaban : sama-sama.
Nama
: Zahrotus Saidah
Jabatan
: Pemustaka
Tanggal
: Senin, 23 Juni 2014
Peneliti : sebelumnya saya Winda Fatmaela Risa, mahasiswa S1 dari UIN Jakarta, jurusan Ilmu Perpustakaan, semester akhir. Saya sedang menyusun BAB 4 untuk penelitian saya tentang literasi informasi. Yang ingin saya tanyakan disini… 1.
Apakah Saudara pernah mengikuti program litersi informasi yang diadakan
oleh perpustakaan Sekolah Pascasarjana ini? Jawab : pernah (peneliti : kalau pernah itu kapan kak?) Jawab : di awal ketika masuk sini. Jadi, itu termasuk dalam agenda orientasi mahasiswa baru waktu itu. (peneliti : berarti kayak semacam pendidikan pemakai ya?) Jawab : iya (peneliti : tentang pengenalan perpustakaan, koleksi?) Jawab : iya (peneliti : dan disitu kakak diajarkan tentang penelusuran informasi itu sendiri ngga?) Jawab : iya diajarkan juga. Dikenalkan dengan nama-nama jurnal yang mungkin kita akses, membedakan mana jurnal yang resmi dan tidak resmi, dan jurnal yang otoritatif sama ngga yang otoritatif untuk yang bisa dijadikan rujukan. Semuanya dijelaskan disitu.
(peneliti : dari penerapan literasi informasi itu sendiri, pustakawan disini terlibat langsung atau bagaimana?) Jawab : pustakawannya terlibat langsung dan kebetulan menjadi moderatornya juga. Dan beliau juga yang membimbing kita e…ketika harus akses ke apa saja gitu kan. Dan sampe pengenalan di perpustakaannya juga bagaimana memilih dan menemukan buku dengan cepat buku yang kita cari. (peneliti : dan kepala perpustakaannya itu terlibat langsung ya?) Jawab : e…kurang tahu ya beliau itu sebagai kepala perpustakaan atau ngga. Tapi setahu saya beliau sebagai petugas perpustakaan sini, itu aja. 2.
Apakah menurut Saudara, semua upaya yang telah dilakukan pihak
perpustakaan dalam menerapkan kegiatan literasi informasi sudah maksimal dalam pembentukkan program atau layanan perpustakaan? Jawaban : menurut Saya, kalau apa sih orientasi atau pengenalannya itu sudah maksimal, cuman mungkin fasilitas saja yang mungkin terganggu aksesnya. Ada JSTOR dulu aksesnya cuman dikampus aja, tapi 2 tahun belakangan ini udah bisa diakses di semua tempat. (peneliti : fasilitas yang menurut kakak kurang itu fasilitas yang seperti apa?) Jawab : hhhmmm…kalau dulu sih karna akses JSTOR itu kan cuman bisa diakses di ruang-ruang tertentu gitu, sedangkan JSTOR dan jurnal-jurnal internasional kan butuh kita. Nah…waktu itu masih belum bisa diakses di sembarang tempat, Cuma di ruang-ruang tertentu aja. Tapi, sekarang di perpustakaan udah bisa. (peneliti : jadi aksesnya sekarang udah terbuka ya?) Jawab : iya terbuka
3.
Sejauh mana pengaruh perpustakaan terhadap kemampuan literasi informasi
Saudara dalam menelusur informasi yang dibutuhkan? Jawaban : sangat berperan (peneliti : perannya seperti apa?) Jawab : sangat membantu Saya (peneliti : contohnya seperti apa?) Jawab : ya contohnya seperti Saya mencari informasi, misalnya tentang pembelajaran, dan Saya ingin langsung mendapatkan jurnal internasional, itu cepet dapetnya gitu. (peneliti : jadi sangat user friendly ya?) Jawab : iya 4.
Apa yang Saudara sarankan kepada pihak perpustakaan dalam menerapkan
kegiatan literasi informasi? Jawaban : kalau kegiatan orientasi sih Saya pikir sudah cukup. Cuman tinggal bagaimana kita memanfaatkan literasi informasi yang sudah disediakan aja. Dan kalau saran Saya sih pengennya perpustakaan itu dibuka sampe malem, terutama yang Sekolah Pascasarjana ya. Soalnya kan disini cuma sampe jam 4. Tapi kemaren udah ada alternatif hari sabtu dibuka. Jadi, udah ada tambahan. (peneliti : dan tambahannya itu tutup jam berapa?) Jawab : tetep jam 4, cuman kalau dulu kan cuma sampe hari jumat. Kita pengennya dibuka sampe malem, biar kita lebih banyak aksesnya. Kan jurnal internasional jarang bisa diakses di internet, kayak kita punya modem, ngga bisa. Makanya harus
berlangganan. Dan kita ngga kuat untuk bayar itu kan. Jadi, pengennya perpustakaan dibuka sampe malem. (peneliti : jadi menurut kakak hanya itu yang kakak sarankan atau ada lagi?) Jawab : iya, sebenernya itu aja. Kalau literasi informasi, mereka udah maksimal kan ngasih informasi, tinggal bagaimana memanfaatkannya. (peneliti : kalau tentang ketersediaan koleksinya itu sendiri, kakak udah merasa cukup atau ada yang kurang? Koleksi buku atau jurnal? Jawab : kalau koleksi buku, Saya pikir lebih lengkapan di Perpustakaan Utama ya. Ada beberapa yang mungkin Saya tidak temukan disini. Tapi kalau masalah akses jurnal, ee….diinternet Saya pikir, disini lebih enak. Mungkin disini lebih sedikit yang mengaksesnya, jadi aksesnya cepet. (peneliti : jadi menurut kakak cuma itu yang kakak sarankan?) Jawab : iya, tapi kalau jumlah koleksi bukunya ditambah ngga papa. Tapi udah ada akses internet sih, jadi cukup. (peneliti : terima kasih kakak udah mau jadi informan Saya) Jawab : sama-sama
Wawancara peneliti dengan pustakawan
Kegiatan orientasi perpustakaan berupa pengenalan fasilitas fisik gedung dan fungsinya
Kegiatan orientasi perpustakaan berupa sumber daya manusia
Kegiatan orientasi perpustakaan berupa sumber daya informasi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Peneliti lahir di Brebes, pada tanggal 04 Mei 1991, putri kedua dari Bapak Cecep Kurniawan dengan Ibu Lilis Setyo Murni. Peneliti bertempat tinggal di Karang Anyar Pos Rt 003/Rw 004 Tonjong, Kec. Tonjong, Kab. Brebes, Jawa Tengah. Peneliti menyelesaikan pendidikan dasar di Tonjong, Sekolah Dasar Negeri 1 Tonjong (tahun 2003). Kemudian, melanjutkan sekolah menengahnya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tonjong (tahun 2006) dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Paguyangan (tahun 2009). Pada tahun 2010 peneliti melanjutkan pendidikan pada program studi (S1) Jurusan Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Adab dan Humaniora di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi berjudul “Pelaksanaan Literasi Informasi di Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Peneliti pernah melakukan Praktek Kerja Lapangan di Perpustakaan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) selama satu bulan pada tahun 2013. Dan aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang ciputat sebagai anggota.