PELAJARAN FIQIH MELALUI METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS V MI ARROSYIDIN KEBONREJO CANDIMULYO MAGELANG TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh ERTI MURTININGSIH NIM : 114 08 116
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA TAHUN 2010
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka Skripsi saudara: Nama
: Erti Murtiningsih
NIM
: 11408116
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi Judul
: Pendidikan Agama Islam
:UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PELAJARAN FIKIH MELALUI METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS V MI ARROSYIDIN KEBONREJO CANDIMULYO MAGELANG TAHUN 2010
Telah kami setujui untuk dimunaqasahkan
Salatiga, ……………………. 2010 Pembimbing
Achmad Maimun, M.Ag NIP.197005101998031003
ii
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http/www.salatiga.ac.id e-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara Erti Murtiningsih dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408116 yang berjudul Upaya Peningkatan Pemahaman Materi Pelajaran Fiqih Melalui Metode Tanya Jawab pada Kelas V MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo Magelang tahun 2010 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.). Salatiga,16 Syawwal 1431 H 25 September 2010 Panitia ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002 Penguji I
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005 Penguji II
Tri Wahyu Hidayati, M.Ag NIP. 19741123 200003 2 002
Fatchurrahman, M.Pd NIP.19710309200003 1 001 Pembimbing
Achmad Maimun, M.Ag NIP. 19700510 199803 1 003
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Erti Murtiningsih
NIM
: 11408116
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, ………………….2010 Yang menyatakan
Erti Murtiningsih
iv
MOTTO
Berpikir dan berjiwa besar serta bersikap positif adalah kunci sukses Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama
v
PERSEMBAHAN Skripsi ini, peneliti persembahkan untuk : 1. Belahan jiwa suamiku tercinta ( Asrofi Masrur) 2. Buah Cinta anakku tersayang ( Faiz Adam Pratama ) 3. Kedua orang tuaku (Sumedi dan Mursidah) 4. Semua keluargaku yang selalu memberi semangat 5. Almamater STAIN Salatiga 6. Keluarga besar MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo Magelang 7. Para pembaca yang budiman
vi
ABSTRAK
Murtiningsih, Erti, 2010, Upaya Peningkatan Pemahaman Materi Pelajaran Fiqih melalui Metode Tanya Jawab pada Siswa Kelas V MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo Magelang tahun 2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Achmad Maimun, M.Ag. Kata kunci : Peningkatan Pemahaman Siswa dan Metode Tanya Jawab. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan metode pembelajaran bervariasi yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran mata pelajaran fiqih khususnya pada kelas V. Siswa dapat tertarik dan terlibat langsung selama mengikuti pembelajaran mulai persiapan sampai proses pembelajaran berakhir, sehingga mampu meningkatkan kreatifitas dan perhatian siswa serta prestasi belajar dalam mengikuti pembelajaran. Untuk melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan data pengamatan dan dokumendokumen tertulis pada kelas V. Dalam melaksanakan penelitian digunakan 3 siklus dengan hasil yang berbeda dan selalu meningkat. Metode yang digunakan adalah Tanya Jawab. Faktor utama yang diharapkan adalah meningkatnya pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqih kelas V. Untuk dapat menilai sebuah pemahaman diperlukan beberapa tahap, antara lain keaktifan bertanya, menjawab pertanyaan, keberanian berpendapat dan perhatian siswa selama proses pembelajaran. Untuk mengetahui peningkatan dalam pembelajaran yaitu dengan penilaian di setiap siklus. Jumlah nilai pretest pada siklus I adalah 1220, dengan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 80. Jumlah nilai postest pada siklus I adalah 1365 dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90. Jumlah nilai pretest pada siklus II adalah 1260 dengan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 90. Jumlah nilai postest siklus II adalah 1505 dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100. Jumlah nilai pretest siklus III adalah 1370 dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90. Jumlah nilai postest siklus III adalah 1625 dengan nilai terendah 75 dan nilai tertinggi 100. Dari peningkatan nilai diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan metode Tanya Jawab dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqih kelas V MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo Magelang tahun 2010.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim, Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat dan hidayah-Nya kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan lancar dan selamat. Skripsi yang berjudul “UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PELAJARAN FIQIH MELALUI METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS V MI ARROSYIDIN KEBONREJO CANDIMULYO MAGELANG TAHUN 2010” ini, disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga. Dalam menyusun skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini kiranya patut bagi peneliti menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada yang terhormat : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga 2. Ketua Program Studi PAI Ekstensi, Bapak Drs. Joko Sutopo. 3. Bapak Drs. Achmad Maimun, M.Ag selaku Dosen Pembimbing, yang selalu sabar dan telaten membimbing peneliti. 4. Kepala MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo Magelang, Bapak Sumedi A.Ma 5. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga 6. Suami, si kecil manisku dan seluruh keluarga yang tiada henti membantu dan mensupport peneliti.
viii
7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa peneliti sebut satu persatu. Tidak ada yang dapat peneliti sampaikan kepada beliau yang tersebut diatas, kecuali ucapan doa semoga segala bantuannya mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Akhirnya peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, namun
demikian peneliti berharap dan berdoa, semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca yang budiman. Amin.
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. RPP 2. Soal Evaluasi 3. Surat Keterangan Penelitian 4. Surat ijin Penelitian 5. Lembar Observasi 6. Silabus kelas V
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah siswa MI Arrosyidin Kebonrejo kelas 1-6 Tahun 2010 Table 3.2 Data Obsevasi Siklus I Table 3.3 Data Obsevasi Siklus II Tabel 3.4 Data Observasi Siklus III Tabel 4.1 Keaktifan siswa bertanya dalam pembelajaranFiqih dengan metode tanya jawab Tabel 4.2. Persentase keaktifan
siswa bertanya dalam pembelajaran dengan
metode tanya jawab Tabel 4.3. Gambaran siswa yang dapat menjawab pertanyaan Tabel 4.4.Persentase keaktifan
siswa bertanya dalam pembelajaran dengan
metode tanya jawab Tabel 4.5.Keberanian siswa berpendapat dalam pembelajaran menggunakan metode tanya jawab Tabel 4.6.Persentase keberanian siswa berpendapat dalam pembelajaran Fiqih menggunakan metode tanya jawab Tabel 4.7. Perhatian siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan metode tanya jawab Tabel 4.8. Persentase perhatian siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan metode tanya jawab Tabel 4.9. Pemahaman siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan metode tanya jawab Tabel4.10.Persentase peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan metode tanya jawab Tabel 4.11Peningkatan prestasi siswa antara pretest dan post test Pada Siklus I Tabel 4.12. Peningkatan prestasi siswa antara pretest dan post test Pada Siklus II Tabel 4.13 Peningkatan prestasi siswa antara pretes dan post tes pada siklus III
xi
DAFTAR GAMBAR
3.1 Gambar tempat penelitian 3.2 Gambar subyek penelitian 3.3 Gambar subyek penelitian 3.4 Gambar pelaksanaan siklus I 3.5 Gambar pelaksanaan siklus II 3.6 Gambar pelaksanaan siklus III
xii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia, artinya pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membentuk manusia yang berbudi luhur dan dapat berkembang secara wajar. Pendidikan dapat mengubah manusia dari yang belum baik menjadi baik, juga faham dan mengerti. Selain itu pendidikan juga menjadi media perbekalan keterampilan, pengetahuan teknologi dan pembentukan karakter dan watak peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, maka pendidikan agama merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk watak, karakter dan kepribadian. Pendidikan agama Islam adalah suatu proses yang mengajarkan tata cara berkehidupan yang sesuai dengan ajaran agama Islam berlandaskan pada AlQur'an dan Hadits. Dalam pendidikan agama Islam ada materi khusus yang mengatur tentang ibadah dan juga muamalah yang terangkum dalam materi pelajaran fiqih. Pelajaran fiqih merupakan salah satu pelajaran yang dianggap oleh siswa atau guru sebagai materi hafalan saja, sehingga proses pembelajarannya sangat menjemukan dan banyak membutuhkan waktu. Hal ini mengakibatkan pembelajaran kurang menarik perhatian siswa dan terkesan hanya monoton saja. Agar hal tersebut tidak berlangsung berkepanjangan maka perlu inovasi metode dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran fiqih. Salah satunya adalah
melalui pemilihan dan penggunaan metode yang tepat sehingga siswa dapat tertarik dengan mata pelajaran fiqih. Setelah siswa tertarik dengan mata pelajaran fiqih maka pemahaman siswa tentang fiqih tentunya akan meningkat. Permasalahan-permasalahan yang ada selama ini antara lain guru yang selalu aktif pada proses pembelajaran sedang berlangsung, sehingga siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran. Metode guru yang digunakan selalu monoton, maka pemikiran dan pemahaman siswa sulit untuk berkembang, sehingga motivasi dan prestasi siswa rendah. Untuk menggali, memotivasi dan juga mengawasi perkembangan tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran fiqih maka siswa tersebut harus diikutsertakan aktif dalam pembelajaran. Metode yang memungkinkan terjadi komunikasi langsung antara guru dan siswa atau antara siswa dengan siswa atau imbal balik secara langsung, yang dikenal dengan metode tanya jawab. Karena metode tersebut sangat berguna untuk mencapai banyak tujuan antara lain: 1. Mengetahui penguasaan siswa terhadap pengetahuan yang telah lalu. 2. Memotivasi siswa untuk selalu aktif berpikir pada proses belajar mengajar . 3. Mendorong
siswa
untuk
berbuat,
menunjukkan
kebenaran
dan
membangkitkan semangat untuk maju. Berdasarkan tinjauan di atas, maka peneliti berusaha mengadakan penelitian dengan judul : UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PELAJARAN FIQIH MELALUI METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS V MI ARROSYIDIN KEBONREJO CANDIMULYO MAGELANG TAHUN 2010.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang peneliti paparkan di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah penerapan metode tanya jawab dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran fiqih?
C. Tujuan Penelitian Dengan mendasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian tindakan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran fiqih kelas V MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo Magelang Tahun 2010 melalui metode tanya jawab.
D. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data terkumpul. 1 Adapun hipotesis dalam penelitian adalah: Metode tanya jawab dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran fiqih kelas V MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo Magelang Tahun 2010.
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut : 1
Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hlm.71
1. Madrasah / Sekolah MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo Magelang dapat meningkatkan pemahaman siswa dan perlu diujicobakan pada kelas yang lain khususnya pada mata pelajaran fiqih. 2. Guru Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya dan dapat menambah kreatifitas guru dalam pembelajaran. 3. Siswa Sebagai masukan bagi siswa untuk mengikuti pelajaran fiqih dengan metode tanya jawab terbukti dapat meningkatkan pemahaman dan meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih. Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan pada pengembangan metode dan pembelajaran di MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo Magelang.
F. Definisi Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman antara penafsiran dan maksud dari penulis, maka akan dijelaskan definisi istilah dalam judul skripsi ini. 1. Materi pelajaran fiqih Materi pelajaran fiqih adalah materi yang mencakup dimensi pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan nilai (values) yang bertujuan untuk mangarahkan peserta didik menjadi muslim yang taat dan saleh dengan mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hokum
Islam, sehingga menjadi pandangan hidup melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta pengalaman peserta didik. 2 Jadi, mata pelajaran fiqih merupakan salah satu dari rangkaian mata pelajaran agama Islam di madrasah atau di sekolah 2. Metode Tanya Jawab Metode adalah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada pelajar 3. Tanya jawab adalah penyampaian materi yang terjadi komunikasi langsung antara guru dan pelajar 4. Metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir diantara peserta didik. 3. Pemahaman Pemahaman adalah suatu tingkatan yang lebih tinggi dari pada pengetahuan karena pengetahuan sifatnya hanya hafalan sedangkan pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna dari suatu konsep. Oleh sebab itu diperlukan adanya hubungan antara konsep dan makna yang ada didalamnya. 5
2 3 4 5
Kementrian Agama RI. 2010. Pedoman Implementasi PAI Madrasah Ibtidaiyah. hlm.4 Dirjen Kelembagaan Agama Islam. 2002. Op Cit. hlm.88 Ibid. hlm. 107. Ibid. hlm.58.
G. Metode Penelitian 1. Rancangan penelitian Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah penelitian menemukan titiktitik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung6. Secara rinci, pada tahap perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti. b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan. c. Merumuskan masalah secara jelas baik dengan kalimat tanya maupun kalimat pertanyaan. d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban berupa hipotesis tindakan. 2. Subyek Penelitian Subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas V MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo Magelang Tahun 2010, yang berjumlah 17 siswa, terdiri dari 11 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki.
6
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hlm. 99.
3. Siklus Penelitian Siklus I a. Perencanaan Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah meliputi: 1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). 2) Menentukan pokok bahasan. 3) Mengembangkan scenario pembelajaran. 4) Menyusun Lembar Kerja Murid (LKM). 5) Menyiapkan sumber belajar. 6) Mengembangkan format observasi. b. Tindakan Tindakan mengacu pada scenario LKM. Scenario LKM yang digunakan peneliti adalah: 1) Pretest (soal-soal pada pretest sama dengan soal-soal pada observasi). 2) Guru bertanya pada siswa. 3) Siswa bertanya pada guru. 4) Siswa bertanya pada siswa. 5) Penyampaian kesimpulan materi 6) Post tes.
c. Pengamatan 1) Melakukan observasi dengan memakai format observasi (format observasi sama dengan format pretes). 2) Menilai hasil pengamatan dengan menggunakan format LKM. d. Refleksi 1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi suatu jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. 2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang scenario LKM dan lain-lain. 3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya. 4) Evaluasi tindakan I. Siklus II a. Perencanaan Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. b. Tindakan Pelaksanaan program tindakan II. c. Pengamatan Pengumpulan data tindakan II. d. Refleksi Evaluasi tindakan II.
Siklus III a. Perencanaan Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. b. Tindakan Pelaksanaan program tindakan III c. Pengamatan Pengumpulan data tindakan III. d. Refleksi Evaluasi tindakan III. Siklus III a. Perencanaan Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah b. Tindakan Pelaksanaan program tindakan III c. Pengamatan Pengumpulan data tindakan III d. Refleksi Evaluasi tindakan III 4. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini digunakan lembar soal berbentuk : Multi choice dan lembar observasi dan kriteria pendidikan/scoring.
5. Pengumpulan Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran alat-alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. 7 Adapun data primer dari penelitian diperoleh dengan beberapa macam cara: 1. Data lapangan meliputi : wawancara terhadap siswa, metode guru, nilai hasil penelitian pada siklus I, siklus II dan siklus III 2. Data dokumen meliputi : nilai ulangan harian, daftar hadir siswa, hasil observasi. b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain tidak langsung diperoleh penelitian dari subyek penelitiannya. 8 1. Data lapangan meliputi : metode guru dalam pembelajaran mata pelajaran fiqih, pemahaman siswa terhadap materi, kondisi siswa waktu pembelajaran berlangsung. 2. Data dokumen meliputi : gambar pelaksanaan penelitian pada siklus I, siklus II dan siklus III, nilai hasil penelitian siklus I, siklus IIdan siklus III.
7
8
Azwar,Syaifudin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Yogyakarta: hlm. 91. Ibid.
6. Analisis Data Tahapan sesudah pengumpulan data adalah menganalisis data yang telah diperoleh. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini kelas ada data yang dapat ditampilkan peneliti yakni : a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif. b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran ekspresi tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif) pandangan atau sikap siswa terhadap suatu metode belajar yang baru (afektif) aktifitas siswa dalam mengikuti pelajar, antusias dalam belajar, motivasi belajar dan sejenisnya.
Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini memuat sebagai berikut : Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Hipotesis tindakan, Kegunaan penelitian, Definisi istilah, Metode penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan mendiskripsikan tentang mata pelajaran fiqih, meliputi : 1. Pengertian mata pelajaran fiqih, antara lain tujuan dan fungsi mata pelajaran fiqih, ruang lingkup mata pelajaran fiqih. 2. metode pembelajaran, meliputi : pengertian metode, kedudukan metode pembelajaran, pemilihan dan penentuan metode, macammacam metode pembelajaran dan metode Tanya jawab. 3. Tinjauan tentang pemahaman siswa, meliputi : pengertian pemahaman,
indicator
pemahaman
dan
factor-faktor
yang
mempengaruhi pemahaman siswa. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Dalam bab ini memuat tentang hasil penelitian, meliputi : 1. Subyek penelitian, antara lain : lokasi dan waktu penelitian, Sejarah berdirinya MI Arrosyidin Kebonrejo, keadaan fisik dan keadaan non fisik. 2. Pelaksanaan penelitian meliputi : pelaksanaan siklus I, siklus II dan siklus III.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini memuat dua bagian yaitu : Kelemahan dan kelebihan metode Tanya jawab dan peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran fiqih dengan metode Tanya jawab.
BAB V
PENUTUP Kesimpulan dan saran
Jadwal Penelitian dimulai Tanggal
No
Bulan
Kegiatan 1
1.
Persiapan
2.
Pelaksanaan siklus I
X
a. Perencanaan tindakan
X
b. Pelaksanaan dan tindakan
X
c. Observasi interprestasi
X
d. Analisis interprestasi
X
3.
4
5
6
2
3
Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan tindakan
X
b. Pelaksanaan dan tindakan
X
c. Observasi interprestasi
X
d. Analisis interprestasi
X
Pelaksanaan siklus III a. Perencanaan tindakan
X
b. Pelaksanaan tindakan
X
c. Observasi interprestasi
X
d. Analisis interprestasi
X
Penyusunan Laporan Hasil Penelitian a. Menyusun draf hasil penelitian
X
b. Menyelenggarakan draf hasil penelitian
X
Ujian
X
4
5
6
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Materi Pelajaran Fiqih 1. Pengertian materi pelajaran fiqih Pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian dari mata pelajaran pendidikan agama islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum islam yang kemudian dijadikan dasar pandangan hidup (way of life ). Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan, pengalaman dan pembiasaan.9. 2. Tujuan dan fungsi pelajaran fiqih Tujuan dan fungsi pelajaran fiqih di Madrasah sesuai dengan kurikulum Madrasah adalah : a. Tujuan Fiqih Tujuan fiqih di Madrasah Ibtidaiyah adalah : 1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok islam secara terperinci dan menyeluruh,
baik
berupa dalil naqli
maupun aqli.
Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. 2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. 9
Dirjen Kelembagaan Agama Islam. 2004. Pedoman Khusus Fiqih. Jakarta. hlm. 2
b. Fungsi Fiqih Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah berfungsi untuk : 1) Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran peserta didik kepada Allah SWT. 2) Membiasakan pengalaman terhadap hukum Islam pada peserta didik dengan ikhlas dan berperilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Madrasah dan masyarakat. 3) Meneguhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. 4) Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam melaksanakan ibadah dan muamalah dalam kehidupan sehari-hari. 5) Membekali peserta didik dalam bidang Fiqih atau hukum Islam untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. 10 3. Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan hal-hal sebagai-berikut : a. Hubungan manusia dengan Allah b. Hubungan manusia dengan sesame manusia c. Hubungan manusia dengan alam dan lingkungan11
Namun materi pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah kelas V adalah : 10 11
Ibid. hlm.4 Ibid. hlm.6
1) Sedekah dan infaq 2) Makanan dan minuman halal 3) Makanan dan minuman haram 4) Binatang halal 5) Binatang haram 6) Khitan B. Metode Pembelajaran 1. Pengertian Metode Arti harfiah kata “metode” berasal dari metados, meta artinya menuju, melalui, sesudah, mengikuti, dan hodos artinya jalan, cara atau arah. Jadi metode secara umum adalah cara bertindak menurut sistem atau aturan tertentu. Sedangkan secara khusus adalah cara berpikir menurut aturan atau sistem tertentu12. Metode dalam bahasa Arab, dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah metode dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. 13 Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka metode tersebut haruslah diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka pengembangan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik. Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat
12 13
Sudarto. 1997. Metodologi penelitian filsafat. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. hlm 7 Sudjana S. dkk.. 2005. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production. hlm. 7.
berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian metode mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses pembelajaran. Para ahli mendefenisikan metode sebagai berikut : a. Hasan Langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan. b. Abd. Al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah caracara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran. c. Al-Ahrasy mendefinisikan bahwa metode adalah, jalan yang diikuti untuk memberikan pengertian kepada peserta didik tentang segala macam metode dalam berbagai pelajaran. 14 Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabi mata pelajaran. Menurut Depag RI dalam buku Metodologi Pendidikan Agama Islam metode adalah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran pada pelajar.15 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam memilih metode. Antara lain Tujuan dan anak didik dengan berbagai kematangannya situasi dengan keadaannya, fasilitas dengan berbagai kualitas
14 15
Ramayulis. 2008. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia. hlm. 3 Dirjen Kelembagaan Agama Islam. 2004. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Departemen Agama RI. hlm. 58.
dan kualitasnya, serta pribadi guru dengan kemampuan profesionalnya yang berbeda. 2. Kedudukan Metode dalam Pembelajaran Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses mencapai tujuan pengajaran. Guru harus mengatur lingkungan belajar agar anak didiknya lebih bersemangat dalam belajar. Dengan teori dan pengalamannya guru menyiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis. Menurut Jamaroh kedudukan metode meliputi: a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik. b. Sebagai motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar siswa. c. Metode sebagai strategi pengajaran yaitu guru harus memiliki strategi pengajaran agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi tersebut adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian (metodologi). d. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan. 3. Pemilihan dan Penentuan Metode Metode yang digunakan oleh guru dalam setiap pertemuan di dalam kelas tidak asal pakai, tetapi melalui seleksi yang sesuai dengan perumusan tujuan khusus. Berkaitan dengan pemilihan dan penentuan metode dalam kegiatan belajar perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Nilai Strategi Metode Metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar. b. Efektifitas Penggunaan Metode Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang dirumuskan. Guru yang senang berceramah dan biasanya keluar dari materi akan menghambat tercapainya tujuan pembelajaran .Oleh karena itu, efektifitas penggunaan metode harus disesuaikan dengan setiap pembelajaran. c. Pentingnya Pemilihan dan Penentuan Metode Pemilihan dan penentuan metode untuk mencapai tujuan pengajaran harus disesuaikan dengan karakteristik dari masing-masing materi pelajaran. 4. Macam-macam Metode Pembelajaran dan Pembahasan Macam-macam metode mengajar diantaranya: a. Ceramah b. Tanya Jawab c. Diskusi d. Demontrasi e. Tugas (resitasi)
f. Kerja kelompok g. Sosio drama h. Pemecahan masalah (problem solving) i.
Stimulasi
j.
Tutorial
k. Latihan (drill) l. Karya wisata (field-trip) 5. Metode Tanya Jawab a. Pengertian Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab ialah cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir diantara siswa. b. Penggunaan dan Cara Penyampaian Metode Tanya Jawab 1) Pertanyaan awal pelajaran, yaitu pertanyaan pendahuluan yang maksud untuk menghubungkan pengetahuan yang telah lalu dengan pengetahuan yang baru, merangsang minat belajar untuk menerima pelajaran baru, dan memusatkan perhatian mereka pada pelajaran. 2) Pertanyaan di tengah-tengah berlangsungnya proses belajar mengajar. Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendiskusikan bagian-bagian pelajaran dan menarik sebagian fakta baru. 3) Pertanyaan
akhir
pelajaran,
yaitu
pelajaran
penutup
yang
dimaksudkan untuk mengulang, menghubungkan bagian-bagian topik bahasan, dan menarik kesimpulan pelajaran sehingga pelajar dapat memahami pelajaran dengan mudah16. Dilihat dari sasarannya, pertanyaan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran. 17 a) Pertanyaan
ingatan
dimaksudkan
untuk
mengetahui
sampai
sejauhmana pengetahuan sudah dikuasai oleh pelajar. Kata tanya yang digunakan ialah: apa, siapa, dimana, bilamana, (kapan), dan berapa. b) Pertanyaan
pikiran
dimaksudkan
untuk
mengetahui
sampai
sejauhmana cara berpikir pelajar dalam menanggapi suatu persoalan. Kata tanya yang digunakan ialah: mengapa dan bagaimana. c. Metode tanya jawab akan tepat digunakan untuk: 1). Menyimpulkan pelajaran yang telah lalu. Setelah guru menguraikan suatu persoalan, kemudian guru mengajukan beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu dijawab oleh peserta didik sedangkan hasil jawaban peserta didik yang betul dan benar disusun dengan baik sehingga merupakan ikhtisar pelajaran yang akan menjadi milik peserta didik. 2). Melanjutkan pelajaran yang sudah lalu. Dengan mengulang pelajaran yang sudah diberikan dalam bentuk pertanyaan, guru akan dapat menarik perhatian peserta didik kepada pelajaran baru. 16 17
Ramayulis. Op Cit. hlm.276 Dirjen Kelembagaan Agama Islam. Op Cit. hlm. 60
3). Menarik perhatian peserta didik untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman. 4). Memimpin pengamatan atau pemikiran peserta didik. Ketika peserta didik menghadapi suatu persoalan maka pemikiran peserta didik dapat dibimbing dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau seorang peserta didik yang tidak memperhatikan pembicaraan guru yang dapat mengusahakan supaya perhatiannya kembali kepada keterangan guru dengan mengejutkannya dengan memberikan beberapa pertanyaan. 5). Menyelingi pembicaraan untuk merangsang perhatian peserta didik dalam belajar sehingga dengan jalan demikian ada kerjasama antara peserta didik dengan guru dan dapat menimbulkan semangat peserta didik. 6). Meneliti kemampuan peserta didik dalam memahami suatu bacaan yang dibacanya atau ceramah yang sudah didengarnya. 18 d. Pelaksanaan metode tanya jawab kurang tepat untuk hal-hal sebagai berikut: 1) Menilai taraf kemampuan peserta didik mengenai pelajaran mereka. Metode tanya jawab hanya dapat memberikan gambaran secara kasar saja dan hanya bisa untuk mengingatkan kembali apa yang dipelajarinya atau menghubungkannya dengan pelajaran itu.
18
Ramayulis. Loc Cit. hlm.277
2) Persoalannya sangat kompleks sedangkan jawabannya dibatasi oleh guru. Apabila pertanyaan yang diajukan oleh guru banyak menimbulkan jawaban, maka janganlah jawabannya dibatasi. Tetapi berilah kesempatan untuk menjawab seluas-luasnya atau kalau perlu laksanakan dengan metode diskusi. 3) Pertanyaan yang diajukan jangan hendaknya terbatas pada jawaban “ya” atau “tidak” semata, tetapi hendaknya jawabannya dapat mendorong pemikiran peserta didik untuk memikirkan jawaban yang tepat. 4) Memberikan giliran hanya kepada peserta didik tertentu saja. Hendaknya pertanyaan harus diajukan kepada seluruh peserta didik, jangan hanya kepada peserta didik yang tertentu saja. Begitu juga dalam menjawabnya harus kepada seluruh peserta didik diberikan kesempatan, jangan hanya yang pandai-pandai saja. Bahkan peserta didik yang pendiam atau pemalulah yang lebih didorong untuk menjawabnya supaya ia dapat membiasakan dirinya. e. Keuntungan Metode Tanya Jawab Beberapa keuntungan metode tanya jawab adalah sebagai berikut: 1) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk dapat menerima penjelasan lebih lanjut. 2) Guru dapat dengan segera mengetahui kemajuan peserta didiknya dari bahan yang telah diberikan.
3) Pertanyaan-pertanyaan yang sulit dan agak baik dari peserta didik dapat mendorong guru untuk memahami lebih mendalam dan mencari sumber-sumber lebih lanjut. f. Kelemahan Metode Tanya Jawab Beberapa kelemahan metode tanya jawab 1) Pemakaian waktu lebih banyak jika dibandingkan dengan metode ceramah. Jalan pelajaran lebih lambat dari metode ceramah, sehingga kadang-kadang menyebabkan bahan pelajaran tak dapat dilaksanakan menurut yang ditetapkan. 2) Mungkin terjadi perbedaan pendapat antara guru dan peserta didik. Hal ini terjadi karena pengalaman peserta didik berbeda dengan guru. Kalau hal itu terjadi guru dan peserta didik harus dapat membuktikan kebenaran jawaban-jawabannya. 3) Sering terjadi penyelewengan dari masalah pokok. Karena pertanyaan selalu sulit dan kurang oleh peserta didik maka kadang-kadang jawaban peserta didik menyimpang dari persoalan. Kalau terjadi hal seperti itu guru harus menjaganya supaya jangan timbul persoalan yang baru dengan jalan mengusahakan baik supaya perhatiannya tertuju kepada masalah semula. Kalau perlu boleh berubah susunan pertanyaannya atau memperinci pokok persoalan dalam beberapa perincian.Apabila peserta didik terlalu banyak tidak cukup waktu memberi giliran kepada setiap peserta didik. 19
19
Ibid. hlm. 280
g. Langkah-langkah dalam Pelaksanaan 1) Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan metode tanya jawab: a) Tujuan pelajaran harus dirumuskan terlebih dahulu dengan sejelas-jelasnya. b) Guru harus menyelidiki apakah metode tanya jawab satu-satunya metode yang paling tepat dipakaikan. c) Guru harus meneliti untuk apa metode ini dipakaikan, apakah: 1) Dipakaikan untuk menghubungkan pelajaran lama dengan pelajaran baru. 2) Untuk mendorong peserta didik supaya mempergunakan pengetahuan untuk pemecahan suatu masalah. 3) Untuk menyimpulkan suatu uraian. 4) Untuk mengingatkan kembali terjadi apa yang dihafalkan peserta didik. 5) Untuk menuntun pemikirannya. 6) Untuk memusatkan perhatiannya. 2) Kemudian Guru harus meneliti pula, apakah: a) Corak pertanyaan itu mengandung banyak permasalahan atau tidak. b) Terbatasnya jawaban atau tidak. c) Hanya dijawab dengan ya atau tidak atau ada untuk mendorong peserta didik berpikir untuk menjawabnya.
d) Guru memilih mana diantara jawaban-jawaban yang banyak itu dapat diterima. 3) Guru harus mengajarkan cara-cara pembuktian jawaban, dengan: a) Mengemukakan suatu fakta yang dikutip dari buku, majalah, harian dan lain sebagainya. b) Meneliti setiap jawaban dengan menggunakan sumbernya. c) Dengan menjelaskan di papan tulis dengan berbagai argumentasi. d) Membandingkan dengan apa yang pernah dilihat peserta didik. e) Menguji kebenarannya terhadap orang-orang yang ahli. f) Melakukan eksperimen untuk membuktikan kebenaran. 20
C. Tinjauan tentang Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih1. 1. Pengertian pemahaman Pemahaman adalah
suatu tingkatan dalam
pendidikan
yang
kedudukannya lebih tinggi satu tingkat dari pengetahuan, karena pengetahuan hanya sekedar bersifat hafalan, sedangkan pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna dari suatu konsep. Oleh sebab itu diperlukan adanya hubungan antara konsep dan makna yang ada didalamnya 21. 2. Indikator pemahaman Pemahaman digolongkan menjadi 3, yaitu : a. Pemahaman kognitif
20 21
Ibid hlm. 279 H. Mustaqim. 2001. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm.36
Yaitu Siswa dapat menjelaskan dan menyebutkan hal-hal yang bersifat khusus, aplikasi dan evaluasi. Misalnya siswa dapat menjelaskan dan menyebutkan binatang yang haram dimakan. b. Pemahaman Afektif Pemahaman ini meliputi menyimak, merespon dan menghargai serta mengaplikasikan pemahaman pembahasan tentang binatang yang haram dimakan. c. Pemahaman Psikomotor Yaitu siswa dapat mempraktikkan dalam kehidupan seharihari. 22 Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa jika siswa dapat menguasai ketiga aspek pemahaman tersebut, maka siswa diharapkan dapat memahami materi pelajaran fiqh sehingga prestasi belajarnya meningkat. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman siswaantara lain : a. Faktor lingkungan yang kurang mendukung b. Pendidikan orang tua yang rendah c. Pengetahuan agama yang kurang Hal-hal tersebut di atas yang membuat rendahnya pemahaman siswa tentang agama terutama pada masalah fiqih atau hukum Islam.
22
ibid. hlm. 38
29
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas V MI Arrosyidin Kebonrejo Desa Kebonrejo Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Sekolah tersebut terletak di Dusun Kebonrejo, Desa Kebonrejo, Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Jarak dari kota Kecamatan 1,5 km, jarak dari pusat kota 10 km. a. Identitas Madrasah Nama Madrasah
: MI Arrosyidin
Alamat
: Kebonrejo, Candimulyo Magelang
NSM
: 152030815227
Status/ Terakreditasi
: Swasta / B
Berdiri
: Tahun 1949
Status Tanah/ Luas
: Tanah wakaf/ 560 m2
Nama Yayasan
: Lembaga Pendidikan Ma’arif
Alamat Yayasan
: Jl. Magelang-Jogja km 12 Palbapang Mungkid Magelang
b. Visi dan Misi Visi : Terbentuknya manusia yang beriman, taqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berguna bagi diri sendiri, masyarakat dan agama. Misi : 1) Melaksanakan Pembelajaran Aktif Inofatif Kreatif dan Menyenangkan (PAIKEM) 2) Menanamkan aqidah yang benar pada anak 3) Membentuk anak berbudi luhur 4) Membiasakan pembelajaran yang tertib. 2. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah MI Arrosyidin didirikan pada tahun 1949 atas inisiatif masyarakat Desa Kebonrejo yang dimotori oleh Kyai Sa’roni sesepuh agama di desa setempat. Pada mulanya lembaga pendidikan ini didirikan sebagai respon atas kebutuhan masyarakat akan pendidikan agama terutama berkaitan dengan pelajaran Al-Qur'an. Oleh karenanya pendidikan lembaga tersebut pada mulanya berstatus diniyah yang pelaksanaan proses belajar mengajarnya dilakukan pada sore hari dan tenaga pengajarnya diambilkan dari anggota masyarakat setempat yang rata-rata lulusan pondok pesantren atau yang telah menguasai baca Al-Qur'an yang dengan sukarela mengabdikan diri di lembaga tersebut.
Demikian kuatnya keinginan masyarakat untuk mendirikan diniyah ini mempercepat terwujudnya sarana dan prasarana yang pada waktu itu masih sangat sederhana yang dibangun dengan sistem gotong royong secara swadaya untuk memenuhi materialnya. Sementara tanah yang digunakan untuk mendirikan bangunan diniyah tersebut, wakaf dari Bapak Kambali. Setelah melakukan tukar guling dengan tanah milik Bapak Abdullah Buchori yang luas tanahnya 1100 m2. Dari tanah luas itu, tanah wakaf ini diberikan kepada diniyah seluas 320 m2 sementara sisanya diwakafkan untuk halaman masjid dan diniyah, sehingga hak untuk mendirikan bangunan diniyah hanya 320 m2. Dalam perkembangannya pada tahun 1969, lembaga Madrasah Diniyah berubah status menjadi Madrasah Ibtidaiyah yang kemudian diberi nama menjadi Madrasah Ibtidaiyah Arrosyidin Kebonrejo. Demikian pesatnya perkembangan lembaga ini sampai pada tahun 1969, sarana dan gedung yang ada untuk dibuat ruang kelas 1-6. Oleh karena itu, dibangunlah gedung lain sebanyak 4 lokal yang terpisah dari bangunan utama. Pada tahun 1986 di atas tanah 240 m2 untuk dibuat 3 lokal lantai 1, dan 1 lokal lantai 2, atas pemberian wakaf dari Bapak Sudipiro. Bangunan kedua ini kemudian diperuntukkan bagi kelas 1 dan 2 sementara yang 2 lokal dipinjamkan pada TK Muslimat NU Kebonrejo. Hal ini karena dilatarbelakangi oleh keberadaan TK Muslimat NU yang sampai saat ini menjadi tumpuan untuk kelanjutan murid-murid Madrasah Ibtidaiyah Arrosyidin. 23
23
Hasil Wawancara dengan Bp. Muhasyim selaku Tokoh Masyarakat.
3. Keadaan Fisik a. Tanah
:
Wakaf dengan luas 560 m2
b. Gedung
:
Ruang Kelas = 6 ruang Ruang guru
= 1 ruang
Ruang tamu
= 1 ruang
c. Sarana dan Prasarana
: - Ruang belajar - Sarana olahraga - Sarana pramuka - Alat-alat peraga - Perpustakaan
4. Keadaan Non Fisik a. Siswa Kelas
2005/2006
2006/2007
2007/2008
2008/2009
2009/2010
1
22
17
12
9
10
2
12
15
16
12
8
3
20
20
17
15
11
4
19
10
18
17
14
5
17
18
12
10
17
6
19
10
17
16
10
Jumlah
109
90
92
79
70
b. Guru Jumlah
: 8 orang
Guru PNS
: 2 orang
Guru Honorer / GTT
: 6 orang
Gambar 3.1 Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dimulai tanggal 21 April 2010 sampai 2 Juni 2010 c. Mata pelajaran Mata pelajaran yang menjadi obyek penelitian adalah pelajaran fiqih materi tentang binatang haram sesuai dengan kompetensi dasar/ silabus pada saat penelitian ini dilaksanakan, maka pokok bahasan yang diambil adalah binatang yang haram dengan standar kompetensi sebagai berikut, mampu memahami ketentuan binatang yang halal dan yang haram serta indikatornya yaitu : 1) Menunjukkan contoh binatang haram. 2) Membiasakan untuk menghindari makan binatang yang haram. d. Karakteristik siswa Jumlah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Arrosyidin Kebonrejo terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Adapun daftar siswa tersebut adalah:
Daftar Siswa Kelas V Jenis Kelamin No
Nama Siswa
Kelas L
P √
1
Nasihatus Sani
V
2
Astiningrum
3
Ahmad Irham Bisri
√
4
Budi Santoso
√
5
Dwi Prayogo
√
6
Dewi Zuliyanti
√
7
Ervina Fahmayanti
√
8
Fika Kamaliyatun Nasikha
√
9
Fitriya Mila Safika
√
10
Khairika Latfiniati
√
11
Istiharoh Wiji Rahayu
√
12
Mahfud Heri Purwanto
13
Rina Dwi Atanti
14
Safuan
15
Rafa Awalia
√
16
Krisdiyanti
√
17
Zaenul Mawahib
√
√ √ √
√
Gambar 3.2 subyek penelitian
Gambar 3.3 subyek penelitian Karakteristik siswa kelas V MI Arrosyidin Kebonrejo secara lebih detail dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Usia siswa rata-rata 11 tahun. 2) Latar belakang keluarga / orang tua mayoritas berpendidikan madrasah Ibtidaiyah / yang sederajat dan berprofesi sebagai petani.
3) Tingkat kemampuan siswa berdasarkan pengamatan dari peneliti mengajar adalah 5 siswa pandai. 4) 8 siswa berkemampuan sedang dan lainnya agak lambat dalam belajar (berdasarkan nilai semester I). Data terlampir.
B. Pelaksanaan Penelitian Dalam penelitian ini dilaksanakan dari perencanaan penelitian yang masing-masing dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Gambaran pelaksanaan ketiga siklus tersebut adalah sebagai berikut: Siklus I 1. Perencanaan Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pada pokok bahasan mampu memahami ketentuan binatang yang halal dan yang haram dengan sub pokok bahan menjelaskan binatang yang haram dagingnya. Peneliti menggunakan metode tanya jawab dengan disertai format penelitian dan observasi. 2. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan beberapa langkah yaitu: a. Sebagai apersepsi guru memberikan penjelasan tentang hukum-hukum Islam mengenai makanan khusus binatang. b. Siswa disuruh mendeskripsikan tentang binatang yang haram dagingnya.
c. Untuk
mengetahui
keseriusan
siswa
dalam
pembelajaran
guru
mengadakan tanya jawab secara bergilir. d. Mengadakan evaluasi dengan menjawab latihan. e. Pendalaman materi 3. Pengamatan atau Observasi Selama
proses
belajar
mengajar
berlangsung,
peneliti
juga
mengadakan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui tingkat keseriusan dalam mengikuti pelajaran fiqih. Adapun hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada lembar pengamatan sebagai berikut: Lembar observasi pelaksanaan penelitian siklus I Nama Madrasah
: MI Arrosyidin
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas/Semester
: V/II
Hari/ Tanggal
: Rabu, 21 April 2010
Kemunculan No
Aspek yang diamati Ya
Tidak
Komentar / Catatan Pengamatan
1.
Keaktifan bertanya
9 siswa : 52,94%
2.
Menjawab pertanyaan
7 siswa : 41,17%
3.
Keberanian berpendapat
5 siswa : 29,41%
4.
Perhatian siswa
13 siswa : 76,47%
5.
Pemahaman siswa
6 siswa : 35,29%
Sesuai dengan tujuannya yaitu untuk meningkatkan pemahaman materi pelajaran fiqih kelas V MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo tahun 2010 dengan menggunakan metode tanya jawab maka observasi difokuskan pada penguasaan materi dan pembahasan. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan guru/ rekan sejawat untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga mendapatkan data yang valid.
4. Refleksi Refleksi yang dilakukan oleh peneliti berdasar dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran dan perbandingan peningkatan nilai post tes dibandingkan pre test. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut: a. Pelaksanaan post test belum sesuai yang diharapkan karena perhatian siswa belum sepenuhnya terfokus pada pembelajaran. b. Kemauan siswa untuk bertanya dan menjawab belum
maksimal,
sehingga guru harus mengulang-ulang materi. Meskipun demikian pembelajaran ini telah menunjukkan perubahan/ peningkatan yaitu dalam hal: 1. Siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran bisa mengerti akan materi yang dianjurkan.
2. Siswa banyak bertanya tentang hal-hal yang ada hubungannya dengan materi tapi tidak tercantum dalam teks. Selanjutnya perbandingan nilai post test terhadap nilai pretest ada peningkatan tetapi belum maksimal. Dari hal tersebut di atas maka yang akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus kedua adalah : 1. Mengupayakan siswa, agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran yang diharapkan pemahaman siswa meningkat. 2. Memberikan rangsangan (stimulant) agar siswa bertanya jawab baik dengan sesama siswa atau dengan peneliti.
Pelaksanaan siklus I
Pelaksanaan siklus II
Pelaksanaan Siklus III Siklus kedua penelitian dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2010, dengan pokok bahasan binatang haram. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: Siklus II 1. Perencanaan a. Refleksi kedua yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran fiqih pada siklus pertama yang belum maksimal.
b. Penentuan fokus permasalahan dan mengkaji kelemahan pembelajaran pada siklus pertama. c. Penyusunan proposal penelitian lengkap dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian tindakan dilaksanakan. d. Penyiapan materi pembelajaran fiqih tentang binatang haram. 2. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian kedua peneliti menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan RPP yaitu menggunakan metode tanya jawab. Pokok-pokok bahasan yang diajarkan adalah tentang binatang haram. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi: a. Melakukan pre test tentang kemampuan siswa dalam memahami binatang haram/ binatang yang diharamkan menurut agama Islam. Adapun soal pre test sebagaimana terlampir. b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP yang dimulai dengan pembelajaran menggunakan metode tanya jawab guru mengulang-ulang materi yang telah dipelajari sebelumnya. Selanjutnya siswa diharapkan mampu memahami tentang binatang yang diharamkan menurut syariat Islam. c. Melaksanakan post test tentang kemampuan siswa dalam memahami binatang haram. Di dalam post test ini dilaksanakan sama dengan pre test.
3. Observasi Lembar observasi pelaksanaan penelitian siklus II Nama Madrasah
: MI Arrosyidin
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas/Semester
: V/II
Hari/Tanggal
: Rabu, 26 Mei 2010 Kemunculan
No
Aspek yang diamati Ya
Tidak
Komentar / Catatan Pengamatan
1.
Keaktifan bertanya
10 siswa : 58,82%
2.
Menjawab pertanyaan
9 siswa : 52,94%
3.
Keberanian berpendapat
8 siswa : 47,05%
4.
Perhatian siswa
15 siswa : 88,23%
5.
Pemahaman siswa
15 siswa : 88,23%
Sesuai dengan tujuannya yaitu untuk meningkatkan pemahaman pada materi pelajaran fiqih siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo tahun 2010 dengan menggunakan metode tanya jawab, maka observasi pada siklus kedua difokuskan pada penguasaan materi dan pembahasan. Jenis yang diamati sama dengan siklus pertama yang diharapkan ada peningkatan pemahaman dalam pembelajaran. Peneliti meminta bantuan rekan sejawat untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid.
4. Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dari hasil penelitian yaitu hasil pengamatan situasi kelas/ pembelajaran dan hasil perbandingan nilai pretest. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus kedua ini, peneliti menemukan peningkatan pemahaman siswa pada materi pelajaran fiqih dengan menggunakan metode tanya jawab pada siswa kelas V MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo sebagai berikut: a. Hasil post test lebih bagus dari hasil post test siklus pertama. b. Pemahaman siswa pada materi pelajaran fiqih dengan metode tanya jawab ada peningkatan. Dengan demikian akan ada peningkatan bila pembelajaran fiqih menggunakan metode tanya jawab seperti hal-hal berikut: a. Dalam pembelajaran fiqih siswa dapat aktif bertanya dan menjawab pertanyaan. b. Tumbuh keberanian berpendapat. c. Perhatian siswa dalam pembelajaran fiqih juga meningkat. d. Karena siswa dapat aktif dalam pembelajaran, ada keberanian berpendapat dan perhatian siswa juga meningkat secara otomatis pemahaman ssiwa dalam pembelajaran fiqih juga meningkat. Siklus ketiga penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2010, dengan pokok bahasan binatang haram. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan a. Refleksi ketiga yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran fiqih pada siklus kedua yang belum maksimal. b. Penentuan
fokus
permasalahan
dan
mengkaji
kelemahan
pembelajaran pada siklus kedua. c. Penyusunan proposal penelitian lengkap dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP)
sesuai
pokok
bahasan
dan
instrumen
pengumpulan data selama penelitian tindakan dilaksanakan. d. Penyiapan materi pembelajaran fiqih tentang binatang haram. 2. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian ketiga peneliti menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan RPP yaitu menggunakan metode tanya jawab. Pokok-pokok bahasan yang diajarkan adalah tentang binatang haram. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi: a. Melakukan pre test tentang kemampuan siswa dalam memahami binatang haram/ binatang yang diharamkan menurut agama Islam. Adapun soal pre test sebagaimana terlampir. b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP yang dimulai dengan pembelajaran menggunakan metode tanya jawab guru mengulang-ulang materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Selanjutnya siswa diharapkan mampu memahami tentang binatang yang diharamkan menurut syariat Islam. c. Melaksanakan post test tentang kemampuan siswa dalam memahami binatang haram. Di dalam post test ini dilaksanakan sesuai dengan evaluasi pada RPP. 3. Observasi Lembar observasi pelaksanaan penelitian siklus III Nama Madrasah
: MI Arrosyidin
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas/Semester
: V/II
Hari/Tanggal
: Rabu, 2 Juni 2010 Kemunculan
No
Aspek yang diamati Ya
Tidak
Komentar / Catatan Pengamatan
1.
Keaktifan bertanya
15 siswa : 88,23%
2.
Menjawab pertanyaan
13 siswa : 76,47%
3.
Keberanian berpendapat
16 siswa : 94,11%
4.
Perhatian siswa
17 siswa : 100%
5.
Pemahaman siswa
16 siswa : 94,11%
Sesuai dengan tujuannya yaitu untuk meningkatkan pemahaman pada materi pelajaran fiqih siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo tahun 2010 dengan menggunakan metode tanya jawab, maka observasi pada siklus ketiga difokuskan pada penguasaan materi dan pembahasan.
Jenis yang diamati sama dengan siklus ketiga, yang diharapkan ada peningkatan pemahaman dalam pembelajaran. Peneliti meminta bantuan rekan sejawat untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid. 4. Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dari hasil penelitian yaitu hasil pengamatan situasi kelas/ pembelajaran dan hasil perbandingan nilai pretest. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus ketiga ini, peneliti menemukan peningkatan pemahaman siswa pada materi pelajaran fiqih dengan menggunakan metode tanya jawab pada siswa kelas V MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo sebagai berikut: a. Hasil post test lebih bagus dari hasil post test siklus kedua. b. Pemahaman siswa pada materi pelajaran fiqih dengan metode tanya jawab ada peningkatan. Dengan demikian akan ada peningkatan bila pembelajaran fiqih menggunakan metode tanya jawab seperti hal-hal berikut: 1) Dalam pembelajaran fiqih siswa dapat aktif bertanya dan menjawab pertanyaan. 2) Tumbuh keberanian berpendapat. 3) Perhatian siswa dalam pembelajaran fiqih juga meningkat.
4) Karena siswa dapat aktif dalam pembelajaran, maka ada keberanian berpendapat dan perhatian siswa juga meningkat secara otomatis pemahaman ssiwa dalam pembelajaran fiqih juga meningkat.
48
BAB IV HASIL PENELITIAN
Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan tujuan penelitian yaitu: 1. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan metode tanya jawab pada materi Pelajaran Fiqih di MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo Magelang tahun 2010. 2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran fiqih kelas V MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo Magelang tahun 2010.
A. Kelebihan dan Kelemahan Metode Tanya Jawab Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran fiqih di kelas V MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo tahun 2010. Metode yang ditempuh adalah dengan tanya jawab kepada siswa mengenai materi yang diajarkan berkaitan dengan penguasaan awal siswa. Inti materi serta kaitannya dengan konteks kehidupan sehari-hari. Untuk mengumpulkan data mengenai hal ini menggunakan observasi langsung kepada siswa dengan metode Tanya jawab dan meminta bantuan rekan sejawat untuk memperlancar penelitian serta untuk memperoleh data yang valid. Hasil pengamatan pada tiap-tiap siklus disajikan dalam tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1. Keaktifan siswa bertanya dalam pembelajaran Fiqih dengan metode tanya jawab No
Nama Siswa
Kemunculan Respon Siklus I Siklus II Siklus III
1.
Nasihatus Sani
2. 3.
Astiningrum Ahmad Irham Bisri
4.
Budi Santoso Dwi Prayogo
-
5.
-
6.
Dewi Yulianti
7.
Ervina Fahmayanti Fika Kamaliatun Fitri Mita Safika Khoirika Latfiniati Istikharoh Wiji Rahayu
-
8. 9. 10. 11.
13. Rina Dwi Atanti
-
-
14. Safuan 15. Rafa Awalia
-
-
16. Tri Krisdiyanti
17. Zainul Mawahib
12. Mahfud Heri Purwanto
Tabel 4.2. Persentase keaktifan siswa bertanya dalam pembelajaran Dengan metode tanya jawab
No
Siklus
Kemunculan Frekuensi
Persentase
1.
Pertama
9 siswa
52,94%
2.
Kedua
10 siswa
58,82%
3
Ketiga
15 Siswa
88,23%
Tabel 4.3. Gambaran siswa yang dapat menjawab pertanyaan
No
Nama Siswa
Kemunculan Respon Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Nasihatus Sani
-
-
2.
Astiningrum
-
-
3.
Ahmad Irham Bisri
-
-
4.
Budi Santoso
-
-
5.
Dwi Prayogo
6.
Dewi Yulianti
7.
Ervina Fahmayanti
8.
Fika Kamaliatun
9.
Fitri Mita Safika
-
-
-
10. Khoirika Latfiniati
11. Istikharoh Wiji Rahayu
-
12. Mahfud Heri Purwanto
-
13. Rina Dwi Atanti
14. Safuan
-
-
-
15. Rafa Awalia
16. Tri Krisdiyanti
-
-
17. Zainul Mawahib
-
-
Tabel 4.4. Persentase keaktifan siswa bertanya dalam pembelajaran Dengan metode tanya jawab
No
Siklus
Kemunculan Frekuensi
Persentase
1.
Pertama
7 siswa
41,17%
2.
Kedua
9 siswa
52,49%
3
Ketiga
15 Siswa
88,23%.
Tabel 4.5. Keberanian siswa berpendapat dalam pembelajaran menggunakan metode tanya jawab
No
Nama Siswa
Kemunculan Respon Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Nasihatus Sani
2.
Astiningrum
3.
Ahmad Irham Bisri
-
-
4.
Budi Santoso
5.
Dwi Prayogo
-
-
6.
Dewi Yulianti
-
-
7.
Ervina Fahmayanti
-
-
8.
Fika Kamaliatun
-
9.
Fitri Mita Safika
-
-
-
10. Khoirika Latfiniati
-
-
11. Istikharoh Wiji Rahayu
-
-
12. Mahfud Heri Purwanto
-
-
13. Rina Dwi Atanti
14. Safuan
-
-
15. Rafa Awalia
-
-
16. Tri Krisdiyanti
17. Zainul Mawahib
-
Tabel 4.6. Persentase keberanian siswa berpendapat dalam pembelajaran Fiqih menggunakan metode tanya jawab
No
Siklus
Kemunculan Frekuensi
Persentase
1.
Pertama
5 siswa
29,41%
2.
Kedua
8 siswa
47,05%
3
Ketiga
16 Siswa
94,11%
Tabel 4.7. Perhatian siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan metode tanya jawab
No
Nama Siswa
Kemunculan Respon Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Nasihatus Sani
2.
Astiningrum
3.
Ahmad Irham Bisri
4.
Budi Santoso
-
5.
Dwi Prayogo
6.
Dewi Yulianti
7.
Ervina Fahmayanti
8.
Fika Kamaliatun
9.
Fitri Mita Safika
-
-
10. Khoirika Latfiniati
11. Istikharoh Wiji Rahayu
12. Mahfud Heri Purwanto
-
13. Rina Dwi Atanti
14. Safuan
-
-
15. Rafa Awalia
16. Tri Krisdiyanti
17. Zainul Mawahib
Tabel 4.8. Persentase perhatian siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan metode tanya jawab No
Siklus
Kemunculan Frekuensi
Persentase
1.
Pertama
13 siswa
76,47%
2.
Kedua
15 siswa
88,23%
3
Ketiga
17 Siswa
100%
Tabel 4.9. Pemahaman siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan metode tanya jawab
No
Nama Siswa
Kemunculan Respon Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Nasihatus Sani
-
2.
Astiningrum
-
3.
Ahmad Irham Bisri
4.
Budi Santoso
-
5.
Dwi Prayogo
-
6.
Dewi Yulianti
7.
Ervina Fahmayanti
-
8.
Fika Kamaliatun
9.
Fitri Mita Safika
-
-
-
10. Khoirika Latfiniati
-
11. Istikharoh Wiji Rahayu
12. Mahfud Heri Purwanto
-
13. Rina Dwi Atanti
14. Safuan
-
-
15. Rafa Awalia
16. Tri Krisdiyanti
-
17. Zainul Mawahib
-
Tabel 4.10. Persentase peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan metode tanya jawab No
Siklus
Kemunculan Frekuensi
Persentase
1.
Pertama
6 siswa
35,29%
2.
Kedua
15 siswa
88,23%
3
Ketiga
16 Siswa
94,11%
Dalam dunia pendidikan mengenal adanya tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pendidikan yang juga disebut tujuan akhir pendidikan adalah suatu yang menjadi sasaran dari keseluruhan kegiatan mendidik dan mengajar. Tujuan umum perlu dijabarkan menjadi tujuan khusus, sebab dengan demikian guru akan mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang hendak dicapainya. Meskipun metode tanya jawab ada kelemahan tapi juga ada kelebihannya. Namun penggunaan metode tanya jawab sangat bermanfaat bagi guru maupun siswa. Penggunaan metode tanya jawab akan dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa kelas V MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo Magelang tahun 2010 dalam pembelajaran fiqih.
B. Peningkatan Pemahaman Materi Pelajaran Fiqih Menggunakan Metode Tanya Jawab. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran fiqih kelas V MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo Magelang tahun 2010. Dalam penyampaian materi peneliti menggunakan metode tanya jawab yang dianggap sesuai dengan karakteristik siswa dan juga disesuaikan dengan materi pokok bahasan serta indikator yang akan dicapai. Hasil observasi penelitian mengenai peningkatan pemahaman siswa pada materi pelajaran fiqih kelas V terhadap pretest dan posttest yang dilakukan oleh peneliti secara tertulis di akhir pembahasan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran fiqih kelas V. Hasil observasi tersebut
dapat dilihat pada tabel 4.9, sedangkan hasil prosentase peningkatan pemahaman siswa pada materi pelajaran fiqih dengan metode tanya jawab terdapat pada tabel 4.10. Peningkatan persentase pemahaman siswa pada materi pelajaran fiqih kelas V MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo tahun 2010 dari siklus I, siklus II dan siklus III adalah adanya peningkatan pemahaman siswa dari siklus I hingga siklus III, tidak lepas dari refleksi guru terhadap kelemahan-kelemahan tanya jawab akan ada peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran fiqih kelas V MI Arrosyidin Kebonrejo Candimulyo. Dalam buku Metodologi PAI dijelaskan bahwa pemahaman adalah lebih tinggi satu tingkat dari pengetahuan yang sekedar bersifat hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna dari suatu konsep. Oleh sebab itu, diperlukan adanya hubungan diantara konsep dan makna yang ada didalamnya. Tabel 4.11 Peningkatan prestasi siswa antara pretest dan post test Pada Siklus I No
Nama Siswa
Pretest (a)
Post test (b)
x
x2
1.
Nasihatus Sani
60
70
10
100
2.
Astiningrum
80
85
5
25
3.
Ahmad Irham Bisri
70
80
10
100
4.
Budi Santoso
70
85
15
225
5.
Dwi Prayogo
80
85
5
25
6.
Dewi Yulianti
80
90
10
100
7.
Ervina Fahmayanti
80
90
10
100
8.
Fika Kamaliatun
80
85
5
25
9.
Fitri Mita Safika
50
60
10
100
Pretest (a)
Post test (b)
x
x2
Khoirika Latfiniati
70
85
15
225
11.
Istikharoh Wiji Rahayu
80
85
5
25
12.
Mahfud Heri Purwanto
80
85
5
25
13.
Rina Dwi Atanti
80
90
10
100
14.
Safuan
50
60
10
100
15.
Rafa Awalia
70
80
10
100
16.
Tri Krisdiyanti
70
75
5
25
17.
Zaiul Mawahib
70
75
5
25
Jumlah
1220
1365
145
1425
Nilai terendah
50
60
Nilai tertinggi
80
90
No
Nama Siswa
10.
Nilai rata-rata pada siklus I :
Keterangan: Mx = Nilai rata-rata siklus I x = Peningkatan prestasi Nx = Jumlah subyek pada siklus I
Tabel 4.12 Peningkatan prestasi siswa antara pretest dan post test Pada Siklus II No
Nama Siswa
Pretest (a)
Post test (b)
x
x2
1.
Nasihatus Sani
60
80
10
100
2.
Astiningrum
90
100
10
100
3.
Ahmad Irham Bisri
60
80
20
400
4.
Budi Santoso
80
90
10
100
5.
Dwi Prayogo
80
90
10
100
6.
Dewi Yulianti
90
100
10
100
7.
Ervina Fahmayanti
80
100
20
400
8.
Fika Kamaliatun
70
90
20
400
9.
Fitri Mita Safika
50
65
15
225
10.
Khoirika Latfiniati
70
85
15
225
11.
Istikharoh Wiji Rahayu
80
90
10
100
12.
Mahfud Heri Purwanto
80
90
10
100
13.
Rina Dwi Atanti
80
100
20
400
14.
Safuan
50
60
10
100
15.
Rafa Awalia
80
95
15
225
16.
Tri Krisdiyanti
80
100
20
400
17.
Zaiul Mawahib
80
90
10
100
Jumlah
1260
1505
235
3575
Nilai terendah
50
60
Nilai tertinggi
80
100
Nilai rata-rata pada siklus II :
Keterangan: Mx = Nilai rata-rata siklus II Nx = Jumlah subyek pada siklus I Tabel 4.13 Peningkatan prestasi siswa antara pretest dan post test Pada Siklus III No
Nama Siswa
Pretest (a)
Post test (b)
Z
Z2
1.
Nasihatus Sani
70
90
20
400
2.
Astiningrum
80
100
20
400
3.
Ahmad Irham Bisri
70
95
25
625
4.
Budi Santoso
90
100
10
100
5.
Dwi Prayogo
80
100
20
400
6.
Dewi Yulianti
90
100
10
100
7.
Ervina Fahmayanti
90
100
10
100
8.
Fika Kamaliatun
80
100
20
400
9.
Fitri Mita Safika
60
80
20
400
10.
Khoirika Latfiniati
80
95
15
225
11.
Istikharoh Wiji Rahayu
90
100
10
100
12.
Mahfud Heri Purwanto
80
95
15
225
13.
Rina Dwi Atanti
90
100
10
100
14.
Safuan
60
75
15
225
15.
Rafa Awalia
80
95
15
225
16.
Tri Krisdiyanti
90
100
10
100
17.
Zaiul Mawahib
90
100
10
100
Jumlah
1370
1625
260
3575
Nilai terendah
60
75
Nilai tertinggi
90
100
Nilai rata-rata pada siklus III :
=
= 15,30 Keterangan: Mx = Nilai rata-rata siklus III Nx = Jumlah subyek penelitian
Dari tabel di 4.13 di atas dapat diketahui bahwa beda (y) pada siklus kedua adalah 13,82. Beda (z) pada siklus ketiga adalah 15,30. Jadi peningkatan beda jumlah adalah 1,48. 1. Langkah selanjutnya adalah menghitung deviasi (d) pada siklus I, siklus II dan siklus III . a. Deviasi pada siklus I
d = 188,24
Nilai deviasi pada siklus I adalah 188,24 b. Deviasi pada siklus II
= 326,48 Nilai deviasi pada siklus II adalah 326,48 Deviasi pada siklus III =
-
= 4250 –
= 4250 – 3976,47 = 273,53 Nilai deviasi pada siklus III adalah 273,53 2. a .Langkah selanjutnya menerapkan t-test (t) siklus I dengan siklus II
t= 4,06 b. Penerapan t-tes siklus II dan siklus III
t=
=
=
=
t = 1,48
3. Perbedaan nilai rata-rata pretes pada siklus I dan siklus II a. Penghitungan nilai rata-rata pretes siklus I
b. Penghitungan nilai rata-rata post test pada siklus I
ningkatan rata-rata adalah 80,29-71,76=8,53 poin
c. Penghitungan nilai rata pretest siklus II
d. Penghitungan dengan nilai rata-rata post test pada siklus II
Peningkatan nilai rata-rata : 88,52 – 74,11 = 14,41 poin e. Penghitungan nilai rata-rata pre tes pada siklus III Ma =
=
= 80,59 Peningkatan nilai rata-rata = 80,59 – 74,11 = 6,48 f. Nilai rata-rata pos tes pada siklus III Mb =
=
= 95,59 Peningkatan nilai rata-rata = 95,59 – 88,52 = 7,07 Keterangan: x
= Peningkatan prestasi siklus I
Nx
= Jumlah subyek pada siklus I
Mx = Nilai rata-rata pada siklus I y
= Peningkatan prestasi siklus II
My = Nilai rata-rata siklus II Mz
= Nilai rata-rata siklus III
Z
= peningkatan prestasi siklus III
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat diambil kesimpulan yaitu: Penerapan metode Tanya jawab ternyata mampu meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran fiqih.
B. Saran Berdasar kesimpulan di atas maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Guru hendaknya menerapkan metode ini dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran yang ada kaitannya dengan hukum-hukum agama dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. 2. Guru hendaknya benar-benar mempersiapkan diri dalam kegiatan belajar mengajar.
