Pecahan
A. Konsep Pecahan Konsep pecahan ada 2, yaitu: 1. Konsep bagian dari keseluruhan Pada umumnya pecahan dinyatakan dengan konsep bagian dari suatu keseluruhan. Pecahan dalam bentuk a/b, bilangan pada bagian bawah yang dinotasikan dengan b merupakan bilangan yang menunjukkan banyaknya bagian yang sama dari suatu keseluruhan. Sedangkan a merupakan banyaknya bagian yang dimaksud.
2. Konsep pembagian Konsep pembagian yang dapat digunakan dalam pecahan adalah konsep partisi. Yaitu memisahkan suatu keseluruhan dalam bagian-bagian yang sama ukurannya. Untuk menyelesaikan pembagian 25 : 50 dapat dilakukan dengan cara βAda berapa 50an dalam 25?β. Jika kita membagi 25 tongkat kepada 50 orang sehingga tiap orang mendapat gia yang sama, maka tiap orang akan 1
mendapatkan setengah sehingga 25 Γ· 50 = 2. B. Penjumlahan Pecahan Penjumlahan pada pecahan ada dua macam, yaitu penjumlahan pecahan yang penyebutnya sama ataupenjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda. 1. Penjumlahan pecahan berpenyebut sama Penjumlahan
berpenyebut
sama
dapat
dilakukan
dengan
menggambarkan media. Penjumlahan dapat diilustrasikan sebagai berikut:
2 8
3 8
+
5 8
=
Penjumlahan pecahan berpenyebut sama dapat dilakukan dengan cara bilangan-bilangan pada pembilang dijumlahkan, sedangkan penyebutnya tetap. π
π
Untuk setiap a, b, c bilangan bulat dengan c β 0, maka π + π =
π+π π
Contoh: ο·
1
ο·
1
2 4
1
2
1
2
+2 =2 =1 +4 =4
2. Penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda Penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dapat diilustrasikan sebagai berikut:
1 4
+
3 8
Pada gambar di atas,
= 1 4
2 8
3 8
+ 2
senilai dengan 8, sehingga
2
= 1 4
5 8 dapat diganti
dengan 8. Karena penyebutnya sudah sama, maka operasi tersebut dapat 5
langsung diselesaikan. Hasilnya adalah 8.
Penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dapat dilakukan dengan cara menyamakan penyebut pecahan-pecahan tersebut, selanjutnya menjumlahkan sebagaimana penjumlahan pecahan berpenyebut sama yang telah dibicarakan sebelumnya. 1
1
Contoh: 4 + 2 =
1+2 4
3
=4
Secara umum penjumlahan pecahan dapat diselesaikan dengan aturan π
π
berikut: βUntuk a, b, c, d bilangan bulat dengan c β 0, maka π + π =
ππ +ππ ππ
.
C. Pengurangan Pecahan 1. Pengurangan pada pecahan berpenyebut sama Pengurangan pecahan berpenyebut sama dilakukan dengan cara mengurangkan bilangan-bilangan pada pembilang dan penyebutnya tetap. Aturan penyelesaian operasi pengurangan pada pecahan berpenyebut sama π
π
adalah βUntuk a, b, c bilangan bulat dengan c β 0, maka π β π =
πβπ π
.
Contoh: ο·
2
ο·
3
1
1
1
2
β3 =3 3 4
β4 =4
2. Pengurangan pada pecahan berpenyebut berbeda Pengurangan pecahan berpenyebut berbeda dapat dilakukan dengan cara menyamakan
penyebut
pecahan-pecahan
tersebut,
selanjutnya
mengurangkannya sebagaimana pengurangan pecahan berpenyebut sama yang telah dibicarakan sebelumnya. 1
1
3
2
1
Contoh: 2 β 3 = 6 β 6 = 6 Secara umum pengurangan pecahan dapat diselesaikan dengan aturan π
π
berikut: βUntuk a, b, c, d bilangan bulat c, d β 0, maka π β π =
ππ βππ ππ
.
D. Perkalian Pecahan 1. Perkalian bilangan asli dengan pecahan Pada kasus ini perkalian dinyatakan sebagai penjumlahan berulang. 1
1
1
2
Contoh: 2 Γ 2 = 2 + 2 = 2 = 1 2. Perkalian pecahan dengan bilangan asli Perkalian
1 3
makna perkalian
Γ 3 dapat diselesaikan dengan terlebih dahulu memberi 1
Γ 3. 3
1 3
Γ 3 artinya adalah sepertiga dari 3, sehingga
diperoleh hasil akhir 1 sebagai jawabannya.
3. Perkalian pecahan dengan pecahan Secara umum perkalian pada pecahan dapat diselesaikan dengan aturan berikut: βUntuk a, b, c, d bilangan bulat dengan c β 0 dan d β 0, maka π π
π
Γπ =
ππ ππ 2
. 4
2Γ4
8
Contoh: 3 Γ 5 = 3Γ5 = 15 E. Pembagian Pecahan Pembagian pecahan dapat ditunjukkan sama seperti pembagian bilangan cacah. Makna pembagian bilangan cacah direpresentasikan dengan konsep pengukuran (engurangan berulang sehingga sisanya nol). Contoh, unutk menjelaskan 15 : 3 dinyatakan dengan berapa kali harus mengurangkan 3 dari 15? Itu serupa dengan 4 : Β½ yang juga dapat dikatakan berapa kali harus mengurangkan Β½ dari 4?
Sehingga 4 : Β½ = 8 Interpretasi ini dilanjutkan bagaimana jika pecahan dibagi dengan pecahan yang hasilnya bilangan bulat. Misalnya 1
3 5
1
Γ· 10 yang artinya berapa kali harus
3
mengurangkan 10 dari 5. Itu dapat diilustrasikan seperti gambar di bawah ini.
3 5
Γ·
1 10
=6
Hal ini dilanjutkan bagaimana jika hasilnya bukan bilangan bulat, misalnya 5 6
1
Γ· 3. Hal itu dapat diilustrasikan sebagai berikut:
5 6
Γ·
1 3
=2
1 2
Selanjutnya bagaimana jika hasilnya pecahan sempurna. Contoh ΒΌ : Β½. Yang maknanya ada berapa Β½ dalam ΒΌ. Hal itu dapat diilustrasikan seperti gambar di bawah ini. 1 4
Γ·
1 2
=
1 2
1
1
1
Ternyata ada Β½ setengahan dalam ΒΌ sehingga 4 Γ· 2 = 2. Pembagian pecahan dapat diselidiki dengan pendekatan sebagaimana yang dikemukakan DβAugustin (1992) dalam Musrikah (2010, 65), yaitu: (1)
pembagian diubah ke bentuk pecahan; (2) mengalikan penyebut dengan kebalikannya sehingga hasil perkalian itu 1 dan pembilang juga dikalikan dengan bilangan yang sama yang digunakan untuk mengalikan penyebut agar pecahan tersebut tetap sama nilainya; (3) menyelesaikan operasi perkalian pecahan. Contoh: ΒΌ : Β½ 1 1 2 1 2 1 1 4 4Γ1 4Γ1 1 2 2 1 Γ· = = = = Γ = = 4 2 1 1Γ2 1 4 1 4 2 2 2 1 Dari sini tampak bahwa tanda bagi berubah menjadi tanda kali dan bilangan sesudah tanda bagi merupakan kebalikannya. Secara umum pembagian dapat diselesaikan dengan sebagaimana yang dikemukakan oleh Bennet (2004, 312) dalam Musrikah (2010, 65) yaitu: Untuk π
π
π
π
π
π
π
sebarang pecahan π dan π dimana π β 0, maka π Γ· π = π Γ π =
ππ ππ
.
DAFTAR PUSTAKA
Musrikah. 2010. Diktat: Matematika MI-1. Tulungagung: STAIN Tulungagung.