P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
ISSN 1979 - 7168
PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGELOLAAN TANAMAN HIAS UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI SELATAN Oleh: MUH. KASIM Politeknik Pariwisata Makassar, Jl. Gunung Rinjani, Metro Tanjung Bunga, Makassar Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan tanaman hias dalam rangka mendukung pengembangan pariwisata di Sulawesi Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat lokal masih sangat kuat, karena usaha ini merupakan mata pencaharian utama dalam menghidupi keuarga meraka. Pengelolaan ini masih banyak dijumpai di sekitar wilayah Kota Makassar. Partisipasi masyarakat semakin meningkat seiring dengan perkembangan kegiatan kepariwisataan di Sulawesi Selatan sejak pemerintah merencanakan program green tourism. Namun, dukungan dari pihak pemerintah dan swasta masih belum maksimal, karena sarana dan prasarana usaha pengelolaan masih ditanggung oleh pihak pengelola, masyarakat lokal itu sendiri, serta pihak swasta. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pihak hotel dan restoran belum banyak memamfaatkan hasil usaha mereka secara berkelanjutan. Kata kunci: Tanaman hias, partisipasi, masyarakat lokal, pariwisata penghijauan Abstract The aims of this research are to analise the participation the local people in flowers planting business; to find out the government policy in supporting the local people in flowers planting business; to know the participation of the tourism industry in using the product of this business to support the green tourism program in Indonesia. The research indicates that participation of the local people is still high because this business is the main income of the local people to fulfill their family needs. This business can be found around the edge of Makassar city and Gowa Regency. Local people are more interested to do the flowers planting business after the tourism industries grow in South Sulawesi. This is also supported by the implementation of “green tourism”, a program by the government in developing tourism. However, support from the goverment and non-goverment institutions is still low. Infrastructure is mostly prepared by the local people. The research also reveals that limited hotels and restaurants utilize the products of the local people flower planting business in South Sulawesi. Keywords: Flowers Planting, Participation, Local people, Green Tourism
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 96 - 104
96
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sektor usaha pengelolaan tanaman hias adalah salah satu sumber pendapatan masyarakat pada suatu daerah , terutama pada daerah yang kegiatan pariwisatanya sangat dominan, dan sudah menjadi unsur pendukung utama dalam rangka memperindah suatu tempat atau lokasi kegiatan pariwisata, karena tanpa unsur ini, maka suatu lokasi wisata tidak akan nyaman dan menyenangkan. Oleh karena itu usaha di sektor pariwisata tentu akan membutuhkan unsur ini, dalam rangka memberikan kenyamanan bagi mengunjung atau tamu yang ingin menikmati fasilitas kepariwisataan yang tersedia pada suatu daerah atau negara. Usaha pengelolaan tanaman hias akhir-akhir ini semakin berkembang seiring dengan perkembangan kegiatan kepariwisataan, dan tentu saja akan meningkatkan pendapatan daerah pada khususnya dan Nasional pada umumnya. Namun usaha ini kemunkinan mengalami beberapa kendala dalam mendatangkan bibit dan benih tanaman dari berbagai tempat, karena Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai pulau atau disebut dengan negara kepulauan yang tentu saja membutuhkan biaya transportasi yang begitu banyak. Bahkan persediaan itu didatangkan dari negara lain. Oleh karena itu, peranan pihak pemerintan dan swasta sangat diperlukan dalam mendukung usaha ini .
ISSN 1979 - 7168
Pulau-pulau yang ada di Indonesia memiliki banyak potensi tanaman hias yang bisa dikembangkan, serta beragamnya tanaman hias yang menjadi pendukung daya tarik tersendiri untuk dikunjungi oleh wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Hal ini merupakan salah satu modal besar dari berbagai sumber daya yang diharapkan mampu untuk menambah devisa negara khususnya dalam bidang pariwisata serta merupakan suatu sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar bangsa. Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tanaman hias yang cukup beragam, keindahan tanaman hias dan pesona keteduhan yang bersumber dari tanaman ini, akan memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang ada disekitanya. Oleh karena itu, tanpa tanaman hias dapat dikatakan bagaikan minum tanpa gula dan bagaikan makan tanpa bumbu. Hal inilah yang menjadikan tanaman hias dapat dikatakan aset bangsa dan menjadi nilai tambah pariwisata di Sulawesi Selatan. Industri pariwisata adalah industri yang kegiatannya meliputi penyediaan jasa (service) yang dibutuhkan wisatawan. Kegiatan dari jasa (service) meliputi jasa perjalanan (travel), transportasi (transportation), penginapan (accommodation). Tanaman hias merupakan unsur yang tidak kalah penting bagi industri pariwisata, karena dengan adanya tanaman hias sehingga dapat mempercantik lingkungan sekitar hotel, restaurant serta ruang pertemuan
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 96 - 104
96
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
dan lain sebagainya, penyediaan tanaman hias untuk suatu kegiatan sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan suatu acara atau kegiatan, karena unsur tersebut dapat memberikan nilai tambah terhadap ruang atau suatu tempat pertemuan. Pengelolaan tanaman hias sekarang ini semakin berkembang seiring dengan pembangunan dan perkembangan kota serta kegiatankegiatan kepariwisataan, karena tanaman hias merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama dalam sektor kegiatan kepariwisataan, dalam rangka menerapkan sapta pesona. Keterlibatan Pemerintah dalam pengelolaan tanaman hias.Usaha pengelolaan tanaman hias tidak akan dapat berkembang tanpa dukungan dari pihak pemerintah, karena tanaman hias sangat membutuhkan berbagai macam pendukung, dari segi tempat maupun dari unsur penyiapan bibit yang akan dikembangkan, serta kebutuhan tanaman itu sendiri dengan berbagai macan bahan, bahan tersebut dapat diperoleh baik didalam negeri maupun di luar negeri, yang berarti bahwa untuk mendatangkan kebutuhan bahan tersebut sangat membutuhkan dana atau biaya yang tidak sedikit. Sebenarnya pembangunan dan kegiatan kepariwisataan lebih banyak kita jumpai di kota Makassar namun penyediaan tanaman banyak didatangkan dari berbagai daerah baik dari Provinsi Sulawesi sendiri maupun dari luar provinsi, bahkan dari luar pulau Sulawesi, seperti Pulau Jawa dan
ISSN 1979 - 7168
sebagainya. Namun karena keterbatasan waktu dan biaya sehingga penelitian ini diambil sampel daerah yang paling dekat Kota Makassar yakni Kabupaten Gowa, dan Kabupaten Maros karena kabupaten memiliki keadaan alamnya yang memungkinkan untuk mengembangkan berbagai tanaman hias. Telah diketahui bersama bahwa pembangunan sektor dan kegiatan pariwisata semakin berkembang di Kota Makassar dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Sulawesi Selatan, tentu saja akan semakin dibutuhkan hasil dari pengelolaan tanaman hias, sebagai pendukung utama dalam mempercantik berbagai tempat wisata, oleh karena itu perlu diketahui apakah pengelolaan usaha ini dapat menyediakan semua permintaan dari berbagai pengguna dalam hal ini semua industri pariwisata yang ada di kota Makassar. Dengan keterlibatan dari berbagai pihak. Telah diketahui bersama bahwa pembangunan sektor dan kegiatan pariwisata semakin berkembang di Kota Makassar dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Sulawesi Selatan, tentu saja akan semakin dibutuhkan hasil dari pengelolaan tanaman hias, sebagai pendukung utama dalam mempercantik berbagai tempat wisata, oleh karena itu perlu diketahui apakah pengelolaan usaha ini dapat menyediakan semua permintaan dari berbagai pengguna dalam hal ini semua industri pariwisata yang ada di kota Makassar. Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka masalah
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 96 - 104
97
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut : 1. Peranan pemerintah dalam mendukung pengelolaan tanaman hias di Kota Makassar serta Kabupaten yang ada disekitarnya. 2. Peranan pihak swasta dalam menggunakan tanaman hias di Kota Makassar serta Kabupaten yang ada disekitarnya . 3. Partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan tanaman hias di Makassar serta Kabupaten yang terdapat disekitarnya. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas maka rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana peran pemerintah untuk mendukung masyarakat dalam pengembangan tanaman hias di Kabupaten Gowa? 2. Bagaimana peranan pihak swasta yang bergerak dalam industri pariwisata dalam menggunakan tanaman hias sebagai pendukun g utama setiap kegiannya? 3. Bagaimana peranan msyarakat lokal dalam mengambangkan tanaman hias? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yaitu menjawab masalah yang dikemukakan dalam batasan masalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana peran pemerintah dalam mengembangkan tanaman hias di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan
ISSN 1979 - 7168
2. Untuk Mengetahui peran an pihak swasta yang bergerak dalam industri pariwisata dalam menggunakan tanaman hias sebagai pendukun g utama setiap kegiannya. 3. Untuk mengetahui peranan msyarakat lokal dalam mengambangkan tanaman hias sebagai sumber pendapatan mereka . Manfaat Penelitian dan Penulisan 1. Bagi instansi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Privinsi Sulawesi Selatan, serta para pihak swasta sebagai bahan masukan dalam rangka pemamfaatan tanaman hias di Sulawesi Selatan. 2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan akan meningkatkan minat pemerintah dalam mendukung masyarakat lokal dalam mengelola tanaman hias . 3. Sumbangan pemikiran dan contoh bagi daerah lainnya untuk mengembangkan tanaman hias sebagai sumber pendapatan yang cukup menjanjikan. KAJIAN TEORITIS Pengertian Tanaman Hias. Tanaman hias merupakan segala tanaman yang dikembangkan yang bertujuanuntuk memberikan keindahan dan kesejukan pada suatu tempat, tanaman ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda serta memerlukan perlakuan yang berbeda-beda pula, sehingga nilainya pun berbeda-beda, tergantung pada keindahan , keunikan
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 96 - 104
98
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
dan tingkat pemeliharaan.
kesulitan
ISSN 1979 - 7168
dalam
Pengelolaan Tanaman Hias Sekarang ini pengelolaan tanaman hias semakin berkembang seiring dengan pembangunan dan perkembangan kota serta kegiatankegiatan kepariwisataan, karena tanaman hias merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu kehidupan, terutama dalam sektor kegiatan kepariwisataan , dalam rangka menerapkan sapta pesona. Menurut Ardianto Gunawan bahwa “Dalam mengembangkan tanaman hias ada beberapa alternative yang bisa kita lakukan adalah sebagai berikut. Menyediakan bibit baik dari generatif (biji), maupun vegetatif, misalnya stek, cangkokan, atau okulasi. Menanam dan mengembang biakan tanaman hias, misalnya anggrek, kaktus, succulent, sansievera, dsb.”. Menjual keperluan atau perlengkapan berkebun, misalnya menjual pot, tanah, pupuk, peralatan (cangkul, cetok, garpu, penyemprot hama), dan tali penggantung pot. Menyewakan tanaman hias untuk keperluan reguler, misalnya untuk hotel, rumah makan, perusahaan dan instansi atau untuk keperluan insidental, seperti acara pernikahan, rapat atau konferensi. Menjadikan tanaman untuk souvenir dan parcel tanaman. Membuat acara pelatihan menanam dan merawat tanaman hias. Ardianto Gunawan lebih lanjut menyatakan bahwa; khusus untuk jenis usaha. Yang menyediakan bibit serta menanam dan mengembangbiakan tanaman terdapat beberapa tips yang
perlu menjadi perhatian, yakni:Fokus pada beberapa jenis tanaman saja. Jenis tanaman bersifat abadi di pasaran. Memilih lokasi sesuai karakter tanaman hias. Membangun kerjasama dengan pelaku usaha hilir,. Misalnya; pelaku usaha pertamanan (hotel, tempat wisata, gedung perkantoran, perumahan eksklusif, dan taman kota. Membangun kerjasama dengan sesama pelaku usaha budidaya. Membangun usaha dengan pengepul tanaman hias. Mengikuti tren dan perkembangan pasar. Menyediakan jalur penjualan cadangan. Keterlibatan Pemerintah dalam pengelolaan tanaman hias. Usaha pengelolaan tanaman hias tidak akan dapat berkembang tanpa dukungan dari pihak pemerintah, karena tanaman hias sangat membutuhkan berbagai macam pendukung, dari segi tempat maupun dari unsur penyiapan bibit yang akan dikembangkan, serta kebutuhan tanaman itu sendiri dengan berbagai macam bahan, bahan tersebut dapat diperoleh baik didalam negeri maupun di luar negeri, yang berarti bahwa untuk mendatangkan kebutuhan bahan tersebut sangat membutuhkan dana atau biaya yang tidak sedikit. Pengertian Partisipasi Masyarakat Partisipasi merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yaitu participation, berarti pengambilan bagian, pengikut sertaan (Echols, 1992). Sedangkan dalam bahasa Indonesia, partisipasi berarti turut berperan serta dalam suatu kegiatan. Menurut ahli ekonomi, Mabyarto (1984) dalam Hasbi (2015), partisipasi
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 96 - 104
99
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
secara umum berarti kesediaan untuk membantu keberhasilan suatu program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa mengorbankan kepentingan diri sendiri, sedangkan ahlki sosiologi, (Santoso (1986) dalam Hasbi (2015) partisipasi merupakan keterlibatan mental serta kesediaan memberikan sumbangan dan rasa tanggung jawab dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan dari usaha yang bersangkutan. Berdasarkan pada tingkatan organisasi partisipasi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu partisipasi yang terorganisasikan, yakni partisipasi yang terjadi bila suatu struktur organisasi dan sepengkat tata kerja dikembangkan atau dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan dari usaha bersangkutan. Berdasarkan pada tingkatan organisasi participasi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu partisipasi yang terorganisasikan, yakni partisipasi yang terjadi bila suatu struktur organisasi dan seperangkat tata kerja dikembangkan atau dalam proses persiapan. Partisipasi tidak terorganisakan yakni partisipasi yang terjadi karena peristiwa temporer seperti bencana alam dan kebakaran. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1998), masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluasluasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Beberapa ahli mendefenisikan masyarakat dalam perspektif yang berbeda, seperti: Menurut Bouman (tanpa tahun), masyarakat adalah sekelompok manusia dengan cara teratur bekerjasama atas dorongan hasrat-hasrat sosial yang bisa disebut
ISSN 1979 - 7168
sebagai sifat-sifat naluriah manusia. Menurut Wiriatmadja (tanpa tahun), masyarakat adalah segolongan manusia dalam keadaan berhubungan yang tetap atau agak tetapi yang diorganisir aktivitas-aktivitas bersanya dan yang merasa terikat kepadanya. Pada saat ini partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan menjadi aktivitas yang dianggap penting berkenaan dengan meningkatnya jumlah program yang bersifat publik. Pembangunan sebagai proses peningkatan kemampuan manusia untuk menentukan masa depanyya yang mengandung arti bahwa masyarakat perlu dilibatkan dalam proses tersebut, artinya masyarakat perlu berperan serta (Bryanc dan White, 1987 dalam Hasbi). Dengan demikian partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan tidak dapat diingkarikeberadaannya. Tanpa adanya partipasi masyarakat pembangunan tidak akan mendapat dukungan dan hal ini akan mengancam berkelanjutan proses pembangunan itu sendiri. Berdasarkan pengertian ini partisipasi masyarakat menekankan pada beberapa masalah pokok, yaitu: Partisipasi menghendaki adanya keterlibatan individu baik secara mental maupun emosional, artinya kehadiran fisik individual dalam suatu kelompok perlu diikuti dengan keterlibatan mental dan emosional. Kehadiran individu tersebut diharapkan dengan kesungguhan hati memberi sumbangan pada pencapaian tujuan kelompok. Individu dalam kelompok diharapkan dengan sungguh-sungguh mau menerima
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 96 - 104
100
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
pembagian tanggung jawab atau diberi tangguing jawab demi kepentingan umum. Permasalahan yang muncul dari pengertian ini adalah sampai pada tahap dan derajat yang bagaimana keterlibatan tersebut diperlukan. Berdasarkan para ahli, maka yang dimaksud dengan “ partisipasi masyarakat baik fisik maupun mental, yang diekspresikan melalui sikap dan prilaku yang konsisten dan berkelanjutan dalam proses pembangunan masyarakat, sehingga menghasilkan aktualisasi pribadi maupun kelompok atas pilihan terbakinya”. Ada beberapa karakteristik penting yang harus diperhatikan dalam menganalisis partisipasi masyarakat, yaitu adanya keterlibatan masyarakat baik secara fisik, mental maupun emosional yang perwujudannya dapat secara individu atau kelompok. Partisipasi merupakan keterlibatan dalam tindakan administrasi yang memiliki nuansa partisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam implementasi program, partisipasi dalam memanfaatkan keuntungan yang diperolleh dari suatu program. Adanya kejelasan program partisipasi, artinya bahwa program yang ditawarkan dapat memberi kejelasan manfaat bagi masyarakat. Adanya kepuasan masyarakat terhadap program tertentu. Adanya kesempatan untuk ikut dalam proses pengambilan keputusan. Berkaitan dengan karakteristik tersebut, Santropoetro dalam Hasbi
ISSN 1979 - 7168
mengemukakan lima unsur penting perlu diperhatikan dalam meningktkan partisipasi masyarakat: 1. Adanya komunikasi yang menimbulkan pengertian yang efektif 2. Adanya perubahan sikap, pendapat dan tingkat laku yang dikaitkan dengan pengertian yang menimbulkan kesadaran. 3. Kesadaran yang didasarkan pada perhitungan dan pertimbangan tertentu 4. Antusiasnisme yang menumbuhkan spontaitas, yaitu ketersediaan untuk melakukan sesuatu yang tumbuh dari lubuk hati sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. 5. Adanya tanggung jawab untuk kepentingan bersama. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh adanya kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi didalamnya, karena pembangunan merupakan suatu upaya secara sadar dan terencana untuk meperbaiki kesejahteraan atau kualitas hidup manusia. Peningkatan taraf hidup masyarakat lokal dalam usaha pengelolaan tanaman hias sangat dipengaruhi oleh keterlibatan pemerintah dalam pendukung usaha ini, serta keterlibatan pihak swasta dalam menggunakan tanaman hias. Partisipasi masyarakat lokal adalah partisipasi masyarakat yang berada disekitar daerah tujuan wisata yang instrumen hubungan timbal balik dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan lingkungan.
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 96 - 104
101
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Hubungan timbal balik antara pemerintah dan pengusaha dengan masyarakat dapat dijadikan instrument untuk mewujudkan keselarasan hubungan sosial antara dua kelompok beda kepentingan dalam upaya pengelolaan usaha tanaman hias secara profesional. Dalam pengelolaan suatu usaha sebaiknya didukung oleh Suatu konsep yang matang agar supaya dalam melakukan setiap kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Ardianto Gunawan mengemukakan bahwa ; suatu bentuk usaha memerlukan konsep dan rencana yang matang untuk merealisasikannya. Konsep atau rencana yang akan kita buat tersebut bisa kita diskusikan dengan pihak-pihak terkait yang menguasai jenis usaha yang akan kita jalankan agar makin matang. Dalam membuat konsep bisnis kita sebaiknya menunjukkan konsep yang akan kita jalankan tersebut . Technical partner yakni orang yang menguasai secara teknis bidang usaha yang berhubungan dengan tanaman hias., jika kita akan membuat usaha pengembangbiakan anggrek, carilah technical partner yang menguasai secara tehnis baiki pembibitan, penyilangan, pengembangbiakan, perawatan, permanenan, maupun pengiriman atau distribusi angrek ke luar kota bahkan ke luar negeri. Network partner, yakni orang yang memiliki jaringan pemasaran atau kemampuan untuk memasarkan bisnis tanaman hias. Kita bisa menggandeng perorangan, media online dan offline. Komunitas, penulis buku, event organizer, sekolah, atau
ISSN 1979 - 7168
perguruan tinggi. Hal tersebut dilakukan agar usaha yang akan kita jalankan diketahui oleh orang banyak, baik lokal, nasinal atau internasional, misalnya event orginizer atau wedding organizer. Financial partner, orang yang memiliki kemampuan dalam pembiayaan. Baik pemilik modal maupun pengelolaannya. Jika kita kekurangan modal financial maka kita dapat menggandeng rekan bisnis yang memiliki modal dalam arti keuangan dan sekaligus memiliki kemampuan untuk mengelola keuangannya.. Dengan menggandeng financial partner maka kita akan mendapat dukungan atau perhatian dari mereka yang benar-benar menguasai aspek keuangan dalam usaha kita. Management partner, yaitu orang yang memiliki skill di bidang manajemen., kita perlu menggandeng orang yang memiliki kemampuan dalam manajemen dan organisasi sehingga saat kita sedang melakukan kegiatan doi luar bisnis kita, bisnis tetap berjalan dengan baik.. Leadershop partner; yakni orang yang dapat memimpin dan menyatukan fungsi-fungsi dia atas. Selain , kita juga perlu menunjukkan konsep ini kepada pihak-pihak penting yang terkait, seperti calon mitra. Hasil Observasi Pada proses observasi dilapangan sampai pengumpulan dokumen, dokumen yang ada di sekitar objek penelitian yakni Kota Makassar dan Kabupaten Gowa, dan Kabupaten Maros sebagai daerah pengelolaan tanaman hias yang paling dekat
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 96 - 104
102
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
dengan Kota Makassar, khususnya partisipasi masyarakat lokal dalam mengelola tanaman hias, yang meliputi pembelian, pembibitan, pemupukan, penyewaan , pembuatan taman dan penjualan. Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni adanya keterkaitan antara pihak pemerintah, swasta dan masyarakat lokal dalam pengelolaan tanaman hias di daerah ini, ternyata pihak pemerintah turut mendukung dari aspek tempat dan sarana saja, namun segala kegiatan yang berhubungan dengan pembelian bibit, pembibitan, pemupukan, pemeliharaan dan penjualan diserahkan penuh kepada masyarakat yang mengelolah tanaman hias. Dalam kerangka konsep, penelitian ini menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat Sulsel dalam mengelola usaha tanaman hias saling berhubungan yang saling mempengaruhi yang menimbulkan beberapa korelasi diantaranya dapat dilihat pada gambar 1. GAMBAR 1. ALUR PIKIR Pengelolaan tanaman hias
Keterlibatan Pemerintah dalam pengelolaan tanaman hias
Keterlibatan pihak swasta dalam menggunakan tanaman hias
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan tanaman hias
Sumber: Hasil olah, 2015
ISSN 1979 - 7168
Dari gambar tersebut menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat saling berhubungan dengan usaha pengelolaan tanaman hias , keterlibatan pemerintah dalam pendukung usaha ini, serta keterlibatan pihak swasta dalam menggunakan tanaman hias. KESIMPULAN Masyarakat setempat menjadikan usaha pengelola tanaman hias sebagai tempat mata pencaharian utama mereka, namun dukungan dari pihak pemerintah dan pihak swasta belum begitu maksimal, karena menurut mereka bahwa penyedian lokasi, bibit dan pupuk tanaman masih swadaya mereka, hanya perizinan penggunaan lokasi tempat usaha mereka dilakukan dalam bentuk lisan dan tidak ada retribusi tertentu yang mereka harus bayar dalam periode tertentu. Pihak pemerintah dan swasta kadang-kadang memesan dalam jumlah begitu banyak, tergantung dari adanya pembuatan taman, karena ada beberapa perusahaan yang menggunakan bunga plastik, sehingga tidak sering kedua pihak memesan dalam jumlah yang cukup banyak secara rutin, serta tidak ada perjanjian baik tertulis maupun lisan dengan pihak pemerintah dan swasta bahwa ada ketentuan retribusi yang pengelola harus bayar dalam waktu tertentu. SARAN Sebaiknya dukungan dari pihak pemerintah dan pihak swasta dimaksimalkan dalam hal pengelolaan
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 96 - 104
103
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
tanaman hias , agar supaya mereka dapat memperoleh hasil yang maksimal juga terutama dalam hal penyedian lokasi, bibit dan pupuk tanaman hias. Serta sebaiknya ada perjanjian yang disepakati bersama, baik secara tertulis maupun lisan dengan pihak pemerintah dan swasta bahwa ada ketentuan retribusi yang pengelola harus bayar dalam waktu tertentu, agar supaya pendapatan daerah juga dapat meningkat. Sebaiknya pihak pemerintah dan swasta menggunakan tanaman Hias yang alami, jangan yang terbuat dari plasik sehingga pemesanan dalam jumlah begitu banyak secara rutin, agar supaya mereka dapat memberikan pelayanan yang maksimal. Sebaiknya dukungan dari pihak pemerintah tentang produksi dimaksimalkan, agar supaya pengelolaan tanaman hias dapaat berkembang dengan baik, sehingga masyarakat pengelola itu sendiri dapat meningkatkan tarap hidup mereka dengan baik.
ISSN 1979 - 7168
Southeast Asia Ashworth & Tunbridge United Kingdom. Buhalis, Dimitrois dan Costa Carlos (2006), Tourism Management Dynamics, Trend Management and Tools. Elsevier Butterworh Heinemann British London Butler, Pearce, 1999, Contemporary Issues in Tourism Development, Routledge, London. Dinamik, Janianton dan Weber Helmut, F. 2006. Perencanaan Ekowisata dari teori Ke Aplikasi. Andy Offset, Yokyakarta. Hasbi, Andi. 2015. Analisis Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Mengelola Usaha Jasa Makanan dan Minuman Ramah Lingkungan Di Sulawesi Selatan. Honey, Martha. 1999. Ecotourism and Sustainable Development (Who own paradise). Island Press Washington DC-USA. Isdaryono, 2013. Wajah Pariwisata Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan. Kepariwisataan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Anugrah Adi, 2014. Tips & Triks Merawat & Memelihara Taman, PT Adi Tata Nusa Bekasi. Ardianto Gunawan, 2015. (My Hobby/ business) Tanaman Hias. Tiga serangkai Pustaka Mandiri Solo. Chang. T.C dkk, 2001. Internasional Wordl tourism dalam in
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 96 - 104
104