X.196 DIFUSI MODEL PENGELOLAAN TERPADU KEBUN JERUK SEHAT MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA DI SENTRA JERUK SULAWESI SELATAN Ir. Mutia Erti Dwiastuti, MS. Ir. Otto Endarto, MS. Lizia Zamzami, SP. Yenni, SSi, M.Si. Drs. M. Jawal A, MS.
BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA 2012
LATAR BELAKANG
• Kondisi yang menjadi latar belakang kegiatan litbangyasa Tingkat pengelolaan kebun jeruk yang belum optimal, belum sepenuhnya menerapkan inovasi teknologi anjuran, mutu buah yang dihasilkan tidak memuaskan, tidak seragam dan penampilan buah yang kurang baik. • Kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan yang perlu dipenuhi
Kebutuhan teknologi untuk mendukung pengembangan kawasan agribisnis jeruk hasil inovasi dari Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat merupakan strategi pengendalian penyakit CVPD untuk mempercepat proses diseminasi dan alih inovasi teknologi hasil penelitian ke pihak pengguna. • Kebutuhan metode – peralatan teknologi yang perlu dipenuhi
Proses transfer dan penyebaran teknologi dilakukan melalui publikasi ataupun pelatihan, melalui kerjasama yang aktif dari pihak terkait seperti Balit, BPTP, Pemda, serta partisipasi aktif dari pelaku agribisnis jeruk diharapkan proses difusi teknologi ini dapat lebih efektif. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
1
PERMASALAHAN
• Pertanyaan Penelitian yang menjadi pijakan perlunya kegiatan litbangyasa Walaupun teknologi ‘PTKJS” sudah tersedia, tetapi proses transfer dan penyebaran teknologi yang selama ini banyak dilakukan seperti melalui publikasi ataupun pelatihan, dinilai banyak pihak kurang efektif. Disamping itu jalur informasi dari penghasil teknologi hingga ke penyuluh, melewati jalur atau birokrasi yang cukup panjang. Selain itu informasi tentang kondisi pengelolaan, permasalahan, perilaku petani dan hal-hal yang dihadapi pelaku agribisnis jeruk pada suatu lokasi perlu digali dan diperhatikan untuk menunjang perbaikan pengelolaan kebun komoditas tersebut. Untuk mengatasi permasalahan ini, melalui kerjasama yang aktif dari pihak terkait seperti Balit, BPTP, Pemda, serta partisipasi aktif dari pelaku agribisnis jeruk diharapkan proses difusi teknologi ini dapat lebih efektif dan juga dapat meningkatkan pengetahuan petugas lapang serta petani jeruk untuk menunjang perbaikan produktivitas dan kualitas produksi. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
METODOLOGI
• Ruang Lingkup Kegiatan Teknologi pengelolaan kebun jeruk sehat akan dilaksanakan dalam bentuk review hasil dan temu lapang
• Fokus Kegiatan Daerah sentra produksi dan pengembangan jeruk di Sulawesi Selatan
• Desain Penelitian Membangun kebun percontohan pengelolaan tanaman jeruk sehat pada daerah sentra produksi terpilih, Menginisiasi proses transfer dan pengembangan inovasi teknologi jeruk ke petani dengan jalur yang lebih singkat. • Tahapan – Metode Pelaksanaan Kegiatan Penentuan lokasi - pembentukan kebun percontohan – sosialisasi Difusi 4 komponen PTKJS – analisa data dan pelaporan – diseminasi ke pengguna • Perkembangan dan Hasil Kegiatan
PTKJS dapat terdifusi dengan lebih banuk dan berkembang secara bertahap pada koloni-koloni kelompok tani yang lebih luas. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
SINERGI KOORDINASI
• Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan Komunikasii, konsultasi, penyuluhan/sosialisasi, pelatihan PTKJS, release inovasi PTKJS dan pembuatan plot PTKJS • Nama lembaga yang diajak koordinasi Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto dan Bantaeng Sulawesi Selatan, Balai Proteksi tanaman Sulawesi Selatan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan • Strategi pelaksanaan koordinasi
Untuk kegiatan sinergi koordinasi, dilakukan pertemuan koordinasi yang menentukan target-target yang ingin dicapai. Selain itu dalam kegiatan pengambilan data yang melibatkan kerjasama dengan petugas lapang di daerah Kabupaten Jeneponto dan Bantaeng Sulawesi Selatan. • Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan
Penelitian berjalan sesuai dengan proposal Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
• Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan Sosialisasi, pelatihan dan temu lapang pelaksanaan PTKJS • Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan Paket teknologi PTKJS • Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan
9 Kelompok tani 90 orang dg luasan 147 ha • Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan
Kegiatan ini dapat menjadi pengungkit pengembangan pertanaman jeruk unggulan daerah dan mendorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan pelaku agribisnis dan petani jeruk.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
5
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
• Rancangan Pengembangan ke depan Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran petani akan pentingnya komponen teknologi PTKJS sehingga implementasi teknologi PTKJS dapat dikembangkan lebih luas lagi secara bertahap dan multi years. • Strategi Pengembangan ke depan
Hasil penelitian digunak sebagai model untuk mereplikasi PTKJS di lokasi lain, Digunakan sebagai demoplot, Pengelolaan PTKJS kerjasama dengan kelompokkelompok tani, penyuluh dan Dinas pertanian. • Tahapan Pengembangan ke depan Memperbaiki pengelolaan budidaya jeruk di Bantaeng dan Jeneponto melalui PTKJS dengan cara mereplikasi teknologi dari kebun percontohan, Menawarkan pembuatan rancang bangun pengembangan jeruk sehat di Sulawesi Selatan, Pengawalan teknologi pada lokasi pengembangan diatas 100 ha.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
6
FOTO KEGIATAN • Foto Koordinasi dengan pihak terkait
• Foto Pelaksanaan dan Hasil kegiatan
• Foto Pemanfaatan Hasil Kegiatan – Sosialisasi – Pelatihan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
7
TERIMA KASIH Ir. Mutia Erti Dwiastuti, MS Ir. Otto Endarto, MS. Lizia Zamzami, SP. Yenni, SSi, M.Si. Drs. M. Jawal A, MS.