Paradigma
E
POLISTAAT tssN 1410-6787
JURNAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
mdung.
Kholifatulloh fil Ardhi (World Government): Antara Harapan dan Kenyataan Oleh: Kunkunrat
Pendahuluan
Kholifah adalah induk semua lembaga, kondisi esensialnya. Thnpa induk
ini semua lembaga kehilangan asas dan penopang. Secara internal, justifikasi Kholifah adalah pelalsanaan syari'at, yang
penerapan komprehensif individual dan instifusionalnya merupakan mmna pertama untuk mewujudkan keadilan. Secara elstemal, Kholifah bertanggung jawab atas kesejahteraan dan ketentraman umat, bertanggung jawab menyeru manusia kepada Alloh dan menyeru untuk tunduk kepada kehendak-Nya. Kholifah juga bertanggung jawab menegakkan tata dunia baru yang adil dan damai di muka bumi. Semua esensi mengalir dari esensi pengalaman religius dalam Islam. Mereka dengan mudah dikenali sebagai implikasi tauhid oleh kaum musliml. Secara etimologis, Kholifah berarti wakil, seperti yang dapat kita baca dalam Kalamulloh: Dan ingatlah ketika Robb-mu
berfirman kepada para malikat, 'sesungguh
nya Aku hendak menjadikan
seorang u:akll (kholtfah) di muka bumi', (QS. 2 :30). Manusia sebagai wakil Alloh
SWT, dalam setiap fikiran, ucapan, dan tindakannya harus dinisbatkan untuk atas nama Alloh semata, bukan untuk yang lainnya. Manakala tindakannya melenceng dari kehendak llahi, tidak menegakkan agama Alloh atau enggan bercengkrama dengan al-KitahF, sesungguhnya orang yang
bersangkutan sudah tidak lagi dianggap sebagai Kholifah-Nya di bumi.
Kholifah, secara terminologis memiliki konotasi sebagai institusi yang memiliki legalitas, otoritas dan kekuasaan
(legality, outhority, power) dalam
mengejawantahkan apa yang menjadi kehendak Alloh SWT bagi terciptanya manusia di muka bumi. Legalitas, artinya bahwa eksistensi intstifusi tersebut legal, absah, valid, dan legitimet dalam pandangan Alloh dengan bersandar pada
2 lGtakanlah, "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipondang beragoma sedikit pun hingga kamu menegokkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan al-Quron
yang diturunkan kepadamu dari Robb-mu". 1
lsma'il R. Al-Faruqi & Lois Lamya al-Faruqi, Atlas Budaya lslam Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang, The Culture Atlas of Islam, hj. llyas Hasan, cetakan ke lll Mizan, Bandung, 2001, hal. 191.
1
69
Fakultas Ilmu Sosial
';#i ,$i.$,'
lltilt,
Sesunguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Robb-mu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari
mereka; maka janaganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir ihr. (QS. 5: 68)
danllmu Polihk Universitas Pasundan
170
teks otoritatif Islam yakni al Qur-an dan
Hadits. Selanjutnya tentu saja perlu
dipertangungjawabkan secara ilmiah, baik rnelalui kajian sosiologis, politis, dan lain sebagainya. Otoritas, di mana institusi ini memilikikewibawaan ke dalam dan keluar.
Kewibawaan ke dalam bermakna menjadikan dirinya (kekholifahan) ditaati dan dicintai oleh warganya, sedangkan kewibawaan ke luar berarti eksistensinya dihormati oleh kaum atau bangsa lain. Kekuasaan, atau power dibangun dari adanya kekuatan; baik kekuatan individual
maupun kekuatan jama'ah. Kekuatan individual berarti setiap individu memiliki idealisme Islam (ogid ah tauhid) yang tinggi, secara sadar - tidak terpaksa dan dipalsa - tentang apa yang dilakukannya. Kekuatan
jama'ah (komunal) berarti membangun
suatu kapabilitas sistemik secara strukhrral dan fungsional; seperti politik, ekonomi, pendidikan, keamanan, dan sebagainya.
konflik dan permusuhan yang terjadi diantara mereka. Tanpa Imam, manusia berada dalam keadaan choos dan tidak diperhitungkan bangsa lain . Kedua. Kholifah wajib adanya berdasarkan syari'at. Sebab Imam bertugas mengurusi urusanurusan agama, dan bisa jadi akal tidak mengkatagorikan Imamah (kepemimpinan
sebagai ibadah, kemudian tidak mewajibkannya. Akal hanya menghendal
menghendaki bahwa segala persoalan ifu harus diserahkan kepada fihak yang berwenang dalam agama, sesuai dengan firman-Nya "Hai orang-orang y ang benman. taatilah Alloh dan taatilah Rosu/, dan ulii amri diantara kalian..." (QS. 4: 58).
Pada wacana
ini yang
sebab syara' sholeh (QS. Manr
(kholifafulloi misi Risalah, oleh Alloh b untukmemh unsur maten fauna dan r (QS.33;72i. kemasyarak Qur-ani (Q unsurT
:
NIanusfu
yang telz Sang Per
ingin
diketengahkan bahwa Islam sebagai idiologi
yang khas memiliki semodel pranata mekanisme sistem tersendiri yang mandin
berkenaan dengan pengejawantahan Utopt Tatanan Nlasgarakat ldeal
Sesungguhnya Kholifah itu
diproyeksikan unfuk mengambil alih peran kenabian dalam menjaga agama dan mengatur dunia. Al Mawardi3 menyodorkan dua argumen tentang wajibnya Kholifah. Pertama, pengangkatan Kholifah hukumnya wajib berdasarkan akal, sebab watak orang-
pesan-pesan langit yang sakral. Dalam arii untuk menata diri dan lingkungannya tidak harus mencangkok dari institusi sistem
kemasyarakatan (sistem politik) yang tumbuh di Barat atau Timur, la syarqiyah la ghorbiyah illq lslam (QS. 2:177)a. Dan untuk menjadi penguasa bumi memiliki
"< ..^uafi orang yong ber:
amal-amal
yc;rry
akan meniad:
sebagaimana D't
sebelum merei< meneguhkan u. Nyo untuk rre menukar (keaic.
mempunyai
dalam ketakutt. mengabdi kepa
kecenderungan unfu k hrnduk kepada Imam
sesuafu apa pLtn
(Kholifah) yang melindungi mereka dari segala bentuk ketidakadilan, memufuskan
etap kafir sautk orang yang foix 6 "ses-n amanat kepco: maka semuan".c
orang yang berakal
don mereka 3 Imam al-Mawardi, Al Ahkam Al Sultoniyyah Prinsip-kinsip Peny elen ggaraan Nqgro /slam, judul asli al Ahlcam al Sulthoniyyah fi al Wilaayah adDiniiyyah, trj. Fadhi Bahri, Lc., Darul Falah, Jakarta, 2000, hal. 1-2.
a "Bukanlah suoJu kebajikon
kamu
menghadapkan wajah ke timur dan ke barat, akan tetapi sesungguhnga kebajikan itu ialah beriman kepada Alloh, han alchir, para malaikat, kitab-kitab. para nabi, ..."
Fakultas ILmu Sosial dan Ihnu Politik Universitas Pasundan
i'.
dipikullah omo
171
monusio itu cr=:
i ariik;
Bangunan ltics.n
no. 110iJun: Bandung
Fakultas Ilmu
sebab syarat yakni beriman dan beramal sholeh (QS. 24: 55i1. Manusia wakil Alloh SWT di bumi {kholit'atulloh fil ardhi) yang mengemban misi Risalah ilahiyah, ia diberi kepercayaan oleh Alloh berupa amanah kepengafuran unfuk memberdayakan bumi dengan segala unsur material yang dikandungnya, flora,
sekaligus sebagai pemegang amanat kepengafuran dunia. Manusia memiliki demjat lebih tinggi dari segala mahluk Tuhan yang ada di semesta buana. Mengingat eksistensinya yang sangat penting, manusia mukmin tidak hanya bertanggung jawab terhadap nasib
:ioai
fauna dan manusia yang mendiaminya
,ll€ OGO:i:
(QS. 33:72)6. Segmen dasar pembentukkan
manusia pada umumnya. Buml, sebagai tempat tinggal manusia
da:
kemasyarakatan dalam kaca mata yang
an'a:
Qur-ani (QS. 2:30) harus memenuhi
terjad; nanusia
r:: tidak t'.eAuc. sr'ari'a: urusan-
a. iidaii
ny'a 1 3;,
ralan ii"
lk ,'an: ie ngar. benrr,at'.
acn
). g r:
unsurT: IvI anu sla, sebagai subjek yang otonom yang telah diangkat martabatnya oleh Sang Pencipta sebagai wakil-Nya, thus
ingri-.
pra naia n-randlr e nta h a:.
- --^;,,-,'J'!.,/lee
7' Iltz
Dar. I I L.ti--
5 "Don Alloh telah beqanji kepada orangorong yang benman diantara kamu don mengerjakan amal-amal yang sholeh bahsa Dia sungguh-sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa
di
bumi,
sebagaimano Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka Diin yang telah diridhoiNyo unfuk mereka, dan Dia benar-benar okon menukar (keadaan) mereka, sesudoh mereka berada
mengabdi kepada-Ku dan tidak mempersekutukan pun dengan Aku. Dan borang siapa yang
sesuoru apo
etap kafir se-sudah janji itu, mako mereka {tulah orangorang gong /osiq" (QS. 24: 55) 6 "sasungguhnya Kami telah mengemukakan amonat kepada lang{t. bumi, dan gunung-gunung, maka semuanyo enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawaiir akan mengkhianatinga, dan dipikullah amanat itu oleh manusio. Sesungguhnyo monusia itu amat zalim dan amat bodoh'', (QS.33:72)
7 artikel Agus Herlambang "Khilafah,
Bangunan Masgarakat Madani" dalam jumal al Mizan
no. 11O/Juni 1999, Lemlit Universita Pasundan Bandung
171
untuk
memporak-porandakan lingkungan hidup, bukan untuk
ramah dan memberikan arti dan
dalam ketakutan menjadi amon senfoso. Mereka tetap
a,:T:..: : t:'-i"- a a' .- :C:- -,::-
tetap terpelihara. Mukmin tampil bukan
memberdayakan alam. Bagi mukmin pantang unfuk melakukan elrsploitasi alam (bumi) tapi dia hanya mau untuk mengeksplorasi alam sehingga alam
idiolo;
il s lsIe r. -li i,an!
dan mahluk Alloh yang lainnya. Bumi juga merupakan amanah yang harus dijaga oleh mukmin agar habitatnya
memperdayakan alam akan tetapi untuk
u;:.
aiam ar-l-"'a ficia.
saudaranya seagama, tetapi juga
manfaat bagi kelangsungan hidup. Kekhohfahan, adalah sebuah institusi yang otoritatif yang merupakan sistem
kepengaturan hubungan diantara manusia dengan manusia, manusia dengan alam/lingkungannya, manusia dengan al Kholiq (Pencipta). Khilafah ini dipimpin oleh seorang Kholifah dengan
wilayah kekuasaannya
seluruh hamparan bumi dan sejauh mata memandang. Kholifah dipilih dari dan
oleh umat Islam yang telah memenuhi syarat iman, ilmu, dan amalnya. Kalau saja ada anggapan bahwa khilafah itu sesuai dengan kerajaan maka pandangan ih-r keliru, salah, sesat dan menyesatkan. Institusi keKhoiifahan bukanlah dinasti sehingga pengangkatan seorang Kholifah bukan berdasarkan garis keturunan karena Alloh menilai manusia berdasarkan
Fakultas Ihnu Sosial dan lhnu PoLitik Universitas Pasundan
172
ketaqwaannyas, akan tetapi siapa saja umat Islam yang telah memenuhi syarat,
Kholifah harus bertanggung jawab terhadap jalannya mekanisme sistem ini, tersiamya Dinulloh, tegaknya syai'at
Islam kepada Alloh Rabbul 'alamin.
Altoh, adalah sebagai
penentu
(legalisasi) institusi khilafah, tindakan Kholifah khususnya dan mukminin pada umumnya. Artinya standar benar
dan salahnya tindakan manusia (khususnya Kholifah) adalah Alloh SWT
dengan mengacu kepada konsep konstruk (blue print) Ilahi yang disampaikan kepada Nabi Muhamad. Acuan utama dan pertama perilaku umat Islam hanyalah Nabi Sucie, bam kemudian para sahabat dan para tabi'in. Kepimpinan umatlo (imomoh) telah diketahui sebagai hal yang wajib menurut syari'at, maka status wajibnya imamah
8 "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dan seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangso don bersuku-sulcu supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Alloh ialah orang yang paling bertaqwa di antaro komu. Sesungguhnya Alloh Maha Mengdahui lagi Maha Mengenal" (QS. 49: 13) e Sesungguh nga telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Alloh dan kedatangan hari kiamat dan dio banyak menyebut Ailoh (QS. 33: 21). 10 Prof. Dr. Ali Syari'ati, cendekiawan muslim sekaligus motor Revoli,rsi lslam lran, mengupas persoalan.pentingnya imamah atas umat lslam, sebab antara umat dan imam memiliki akar sosiologis yang sulit dipisahkan. Ada umat berarti ada imam, ada imam pasti ada umat, bila dalam suatu ruang dan wal
adalah fardhu kit'ayahl t, artinya jika imamah telah dijalankan oleh orang yang berhak menjalankannya, maka kewajiban itr: telah gugur bagi umat Islam lain. Namun jika tidak ada yang menjalankan fuagas imamah maka harus ada dua fihak; 1). Dewan pemilih yang bertugas memilih Kholifah bagi umat, dan 2). Dewan imam (Kholifah) yang bertugas mengangkat salah seorang dari mereka sebagai Kholifah.12
berkewajiban Manusia menyelaraskan dirinya dan dunia dengan pola llahiyah, berkewajiban membangun kebudayaan dan peradaban, dan berkewajban me mberikan tambahan pada nilai total kosmos. Semua ini wajib karena dunia diciptakan sebagai teater dan material bagi manusia unfuk membuktikan akhlak mereka dengan berbuat kebajikan, dan karena manusia diberi kesempumaan, kemampuan, kapasitas, dan wahyu tentang kehendak-Nyu. Kaum muslim harus mengafur diri, menciptakan sistem unfuk mengafur hubungan antar manusia, unfuk menyelesaikan perselisihan dengan adil, dan untuk melaksanakan maksud Alloh di dunia, dalam sejamh. Karena pola Alloh dan aktualisasi pola itu dalam sejarah bersifat individual, sosial, intensional dan
al<sional. spr
ekstemal. Rua:
(wakil Alloh
yang riil in bangsa. kepercayaar
penguasa dr-
yang direncr Ketika khilr bukan bemr dari tanggr menjadi gu
belum
ma
kekholifahar membangur Islam) mer loncatan ur tersebut. Kecu
modem
ga-n5
melalui pen kapan dan
bahwa nega: dan memafu syari'at. 1i A
departemen perlu dijuniu
negara. Me tanpa negaft
11
Fardhu kffoyah adalah kewajiban
secara
jama'i fiama'ah, communify, kolektif) yang teknis pelaksanaanya dalam satu komunitas cukup beberapa orang saja sehingga yang lain gugur kewajibannya, contohnya mengurus jenazah. Adapun yang dinamakan fardhu 'oln yakni kewajiban individual yang melekat kepada setiap diri muslim, contoh sholat fardhu yang pelaksanaannta tidak bisa diwakilkan.
t2 Imam al-Mawardi, Al Ahkam
A!
Sultoniyyah Prinsip-Prinsip Pengelenggaraan N egrc
Islom, judul asli o/ Ahkam al Sulthoniyyah fi al Wilaagah ad-Diniiyyah, tj. Fadhi Bahri, Lc., Darul Falah. Jakarta. 2000. hal. 2-3.
Fakultas Ihnu Sosial dan lbnu Politik Universitas Pasundan
dilaksanaka yang dikutu.l saja denga: karenan5la (QS.5:44. 4
13
lsrr,a
Buci*: Gemilang. :ez Atlas
r92.
kepada
rn=.
-
Janganlah <:-.
173
Fakultas
lhr
,rtinya jika
aksional, spirifual dan material, intemal dan
orang yang r kewajiban ain, Namun
ekstemal.
kan tuagas a fihak; 1). as memilih ewan imam
rrgkatsalah ftrolifah.12
I<ewajiban rma dengan
nembangun
Ruang ker1a Kholit'atulloh fil ardhi (wakil Alloh di bumi) adalah di alam dunia yang riil ini yang terdiri dari berbagai bangsa, etnis, budaya, agama, kepercayaan, dan lain sebagainya. Menjadi penguasa dunia bukan peke{aan gampang yang direncanakan dengan serampangan. Ketika khilafah dunia belum terbentuk bukan berarti umat Islam bebas mengelak
Pemikir Islam (mutakallim) memandang negara sebagai suatu keharusan msional yang murni. Baik ahli hukurn maupun pemikir islam bahwa organisasi pertahanan dan perlindungan
rnisi negara mutlak diperlukan jika kehidupan itu sendiri, beserta kebudayaan dan peradabanya, ingin terus berlangsung dan berkembang. Mereka berkesimpulan bahwa negara merupakan keharusan Islami
maupun manusiawi. Yang lain juga dari tanggung jawab, kewajiban tidak memandang negara selain dituntut oleh
r,embuktikan
menjadi gugur. Logikanya, ketika umat pertimbangan perdagangan dan keamanan, belum mampu untuk membangun juga difuntut pertimbangan manfaat dan kekholifahan (pemerintahan dunia) maka kesejahteman umum. Ini menjadikan negarel membangun Daulah Islamiyah (Negara bukan suatu keharusan rasional namun Islam) menjadi target antara sebagai suatu sarana amat penting bagi loncatan untuk menggapai target akhir kekholifahan manusia di muka bumi. Apa
rt kebajikan,
tersebut.
empumaan, rhyu tentang
Kecuali segelintir orang di zaman modem yang telah kehilangan akarlslamnya
slim harus
melalui pendidikan Barat, kaum muslim kapan dan di mana pun memandang
,ban, dan bahan pada uajib karena
teater dan
;istem untuk nusia, unfuk iengan adil, sud Alloh di
a pola Alloh lam sejarah rsional dan
g*aiiban secam
3f', yang teknis
nunitas cukup e:rg lain gugur 1.:rus jenazah. ru 'oin yaknr apaCa setiap diri pelai<sanaannya
i' .lhkam
A:
r,g_ecroon Negrc
::itcniygah ft a, lah:':. Lc., Daru:
173
pun alasannya, semua Muslim memandang pembenfukan negara dan partisipasi dalam
urusan negara sebagai tugas moral dan agama, syarat iman Islam itu senndiri.
Menurut mereka, sikap mereka ini
bahwa negam Islam merupakan keharusan, dan memahami kekhususan ini berdasarkan syari'at.13 Ahli hukum menyebut sejumlah
ditegaskan oleh hadits Nabi, bahwa inilah
departemen atau ketenfuan hukum yang perlu dijunjung tinggi dan ditegakkan oleh negara. Mereka berkesimpulan bahwa tanpa negara segmen syari'at ini tidak akan dilaksanakan. Ini merupakan kegagalan yang dikutuk oleh al Qur-an sebagai sama saja dengan mengabaikan agama dan karenanya mengakibatkan kemurtadan (QS. 5:44, 45,47).14
(pemilihan khalifah) dalam proses politik.l5
esensi Islam yaitu agar orang dalam hidupnya setidaknya pernah berbai'at
ta "... Karena itu janganlah kamu takut kepada monusiq, (tetapt) takutlah kepado-Ku.
gang sedikit. Barang siapa yang tidak memutuskan menurut opo gang diturunkan Alloh, maka mereko itu adalah orang-orang yang kafir" (QS. 5: 44) "... Barang siopa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Alloh, mako mereka itulah orang-orang yang zalim" (QS. 5: 45) "Dan hendaklah orang-orang mengilatti Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Alloh di dalamnga. Barang siapa tidak memutuskan perkaro menurut apo yang diturunkan Alloh, maka mereka itulah orang-orang yang /'asiq" (QS. 4: 47) 15lsma'il R. Al Faruqi & Lois Lamya al Faruqi, Atlas Budaya lslam Menjelajah Khazonah Budaya Gemilang, cetakan lll, Mizan, Bandung, 2001, hal.
Janganlah kamu menukar ayt-ayat-Ku dengan harga
1.92.
lillsma'il R. Al Faruqi & Lois Lamya al Faruqi, Atlas Budaya lslam Menjelajah Khazanah Budaga Gemilang, cetakan lll, Mizan, Bandung, 2001, hal. L92.
Fakultas Ilmu Sosial dan llmu Pohtik Universitas Pasundan
174
Penutup Al-Khilafah adalah tata sosial yang aktualisasinya diperintahkan oleh Alloh.
Sultonigyah Prinsip-Prinsip
Kehendak Alloh satu dan universal, kehendak ini berlaku untuk semua manusia-melewati batas negeri dan
melaksanakan kehendak-Nya. Karena ifu , semuanya harus barada dalam tata sosial yang dibentuk untuk memenuhi kehendak itu. Karena daulah Islam ifu tansenden, maka daulah Islam berlaku untuk dan mencakup semua manusia, seluruh ciptaan. Karena al Khilafah adalah tata dunia di mana semua manusia adalah warganya, atau bakal warganya. Semua negara adalah provinsi federainya, atau bakal unitunit federalnya. Baik secara akfual atau secara potensial, kekholifahan meliputi dunia.
Daftar Pustaka
1.
Isma'il R. Al-Faruqi & Lois Lamya
al-Faruqi, Atlas Budaya Islam Menjelajah Khazanah Peradaban 'Gemilang, The Culture Atlas of Islam, trj. Iiyas Hasan, cetakan ke
11. Karl
Trc;
judul Sulthoniyyah asli al Ahkam al fi al Wilaayah ad-Diniiyyah, hi. Fadhi Bahri, Lc., Darul Falah, Jakarta. 2000.
3.
mengetahui bahwa manusia saling berbeda
dalam banyak hal, secara fisik maupun mental sehingga melahirkan sukuisme, nasionalisme, rasisme, dan setiap benfuk partikularisme sosial. Namun mereka memandang bahwa tidak satu pun dari semua ini menjadi alasan adanya diskriminasi antar manusia. Orang Timur dan Barat, Utara dan Selatan, hitam dan putih, fuia atau Afrika semuanya samasama mahluk Alloh, yang berkewajiban
ra^,, rsu-
Peny el enggaraan N egr a Islam,
benuaian
tidak me mbeda-bedakannya. Karena'ifu Islam melihat negara sebagai kosmis dan universal. Kaum muslim
Ncs:
III Mizan, Bandung, 2001. 2. imam al-Mawardi, Al Ahkqm Al
5.
di Ja
Islcr
Inat
Agus Herlambang "Khilafah, Bangunan Masyarakat Madani" dalam jurnal alMizan no. 11OlJuni
4,
Pern
7999, Lernlit Unpas Bandung. Ali Syari'ati, Antara Ummah & lmamah, Mizan, Bandung, 1989. Bahtiar Effendy, Islam dan Negara: Transf ormasi Pemikiran dan Praktik
Pilitik Is/om di
Indonesia.
Gmi 12,
Hrrt
Peru 19E
73. Del Asse
Re.fo
Inte Stoc
Paramadina, Jakarta, 1998. 6.
Fachry Ali,
"Keharusan
Demokratisasi dalam Islam Indonesia", dalam Nasrulloh Ali Fauzi, lCMl: AntsraSratus Quo dan Demokratisosi, Mizan, Bandung. 7995. 7.
Aminudin. Kekuatan lslam dan Pergulatan Kekuasaan di Indonesia Sebelum dan Sesudah Runtuhnya
Rezim Soeharto, Pustaka Pelajar. ,1999. 8. Muhammad AS Hikam, "Gus Dur dan Pemberdayaan Politik Umat". dalam Arief Afandi, lslam Demokrasi Atss Bawah: Polemik Stategi Umat Model Gus Dur dan Amien Rais, Pustaka Pelajar. Yogyakarta , 7997 9. Virgin, Ehka Moral, Pembenaran Yogyakarta
.
Tindakan Sosiol, Erlangga, Jakarta,
7987. 10. Dhurorudin Mashad, Frogmentasi Polihk lslam Pasca Orde Baru: suatu Kajian Dalam Perspekit' Ketahanan
Fakultas Ii:nu Sosial dan Ihnu Politik Universitas Pasundan
175
Fakultas Ii:-
Vwm AI
Prinsip rn, judul
fi al Fadhi Jakarta, i i3nh
[-
hilafah,
[adani" ftO/.luni lrng
*& 5
1989.
lNegoro:
iPratdik lonesio. B. harusan I Islam
Nosiona/, Jurnal Ilmu Politik 18, Agustus 2002, hal.85. 11. Karl D. Jackson, Kewibawaan Tradisional, lslam, dan Pemberontakan Kosus Darul lslam di Jawa Barat (Tiaditional Authority, lslam, and Rebellion: A study of Indonesian political behauior), Gmfiti, Jakarta, 1990. 12. Hiroko Horikoshi, Kyai dan Perubahan Sosisl, P3M, Jakarta, 1987. 73. Democratizqtion in lndonesia An Assessment Forum t'or Democratic Ref orm, Capacity-Building Series 8, International IDEA, S-103 34 Stockholm, Sweden, 2000, p. 208.
b[oh Ati [Quo dan
hndung, Jam dan hdonesia lnd.thnga L klajar, I
FGtrs Dtrr
l Urrnt". [, Islom t,
hlemik
l"Dur dan rPelajar.
funo.ran LJakarb, gmentasi brr: sudr lr'c,hanan
175
i
Fakultas Ibnu Sosial dan Ilmu Polirik Universitas Pasundan
176