Paradigma
Pertumbuhan
Sir
Roy
Harrod
(1900‐1978)
Evsey
Domar
(1914‐1997)
John
Maynard
Keynes
(1883‐1946)
Model
Pertumbuhan
Harrod‐Domar
• Roy
Harrod
(1939)
Evsey
Domar
(1946)
• Konsumsi
• John
Maynard
Keynes
• Tabungan
bruto
(Gross
Savings)
• Tingkat
tabungan
(Saving
rates)
• Capital/Output
ratio
atau
Capital
Productivity
• Cadangan
modal
• PDB
(Produk
Domestik
Bruto)
atau
GDP
• Investasi
bruto
(Gross
Investment)
• Investasi
netto
(Net
Investment
atau
Akumulasi
Modal)
• Penyusutan
(Depresiasi)
Model
Pertumbuhan
Keynes
• Model
Keynes
dan
model
Keynesian
dibangun
untuk
menjelaskan
daur
bisnis
(business
cycles)
• Sebuah
fenomena
jangka
pendek
• Maka
mereka
mengutamakan
peran
penting
belanja
agregat
(sisi
permintaan,
demand
side)
• Mengenai
sisi
penawaran
(supply
side),
diandaikan
bhw
selalu
ada
pengangguran;
produksi
akan
cepat
menanggapi
permintaan
agregat
karena
modal
dan
tenagakerja
menganggur.
Penjelasan
dlm
Rumus
• Aggregate
Demand,
AD
• • • • •
AD
=
C
+
I
+
G
+
X‐M
C,
Consumption
expenditures
I,
Investment
expenditures
G,
Government
expenditures
X‐M,
Foreigners’
Expenditures
• Aggregate
Supply
• AS
<
ASfe
• Aggregate
Supply,
at
full
employment
• Macroeconomic
Equilibrium
• AS
=
AD
• Atau
• S
=
I
Model
Keynesian
• Model
pertumbuhan
Keynesian
melihat
perspektif
jangka‐panjang.
• Aggregate
demand
(atau
savings=investment)
tetap
penting,
tetapi
• Juga
memasukkan
aggregate
supply
• Investasi
mempengaruhi
dua
hal:
• Belanja
(dalam
jangka
pendek)
• Cadangan
modal
(dalam
jangka
panjang)
Daur
bisnis
yang
tumbuh
PDB Riil
Trend Satu daur bisnis
Tahun
Proposisi
Utama
• Pertumbuhan
ekonomi
dapat
dipercepat:
• Menambah
tingkat
tabungan
(saving
rate)
• Memperbaiki
teknologi
• Tingkat
tabungan
dapat
ditambah
dengan:
• Intervensi
pemerintah
tanpa
mempertimbangkan
harga
• Memfasilitasi
lembaga
perantara
(intermediary
institutions).
Mis:
perbankan,
pasar
modal.
Bagan‐Alir
Model
Pertumbuhan
Harrod‐Domar
Depreciation Rate
d
Saving Rate
Ig
S
s C
D
GDP v= K/Y or Capital/Output a=Y/K Ratio or Productivity
In Capital
Production function
Faktor‐faktor
yg
Menjelaskan
Tingkat
Pertumbuhan
menurut
Harrod‐Domar
s
+ Rate of Economic Growth
+
g _
Explained variable
Saving rate
a
Capital productivity
d
Capital depreciation
Explanatory Variables
Penjelasan
Aritmetika
(Tanpa
Depresiasi)
If we know total savings S, we know how much we can invest (I) in new capital (dK)
s=dS/dY
S=Y.s
dY Y=K.a I know dK and If we a, we know growth of output dY
dK
K
If we know output Y, and we know s, which is the saving rate, then we know total savings S.
If we know the initial capital stock K; and we know a, (how much output increases when capital increases 1 unit) then we know what will total output Y be.
a=dY/dK
Penjelasan
Dengan
Angka
If we know output Y=1 and we know the saving rate s=.10, then we know total savings S=.10
(Tanpa
Depresiasi)
If we know total savings S=.10 we know that we can invest I=.10 in new capital (dK=.10)
Or … S=.10 dY = s.as=.10 dY=.02=2% By approximation:
dY/Y=s.a/Y Y=1 g=s.a Since Y=1
If we know the initial capital stock K=5; and we know its productivity a=.20 then we know total output Y=1
.10 If we know dK=.10 and a=.20, we know growth of output dY=0.02=2%
dK=.10
K=5
a=.20
Rumus
Pertumbuhan
Ekonomi
Menurut Harrod-Domar tingkat pertumbuhan ekonomi dapat ditunjukkan dengan rumus:
g = s.a – d Jika s=10% dan a=0,20 dan d =1%, maka g=0,10*0,20 – 0,01 = 0,02 -0.01 = 0,01 = 1% Apa yg terjadi jika tabungan (s) sebesar 20% ? Apa yg terjadi jika produktivitas modal (a) sebesar 0,40? Apa yg terjadi jika penyusutan (d) adalah 2% ?
Penjelasan Matematis model .
Harrod-Domar Model Keynes Konvensional Spesifikasi Fungsi tabungan (sisi permintaan) S = s.Y dimana s adalah rerata kecenderungan menabung (average propensity to save atau average saving rate). Dalam model investasi Keynes konvensional untuk jangka-pendek, investasi (I) adalah tetap (given). I = Ia Dalam ekuilibrium: S=I Model dapat diuraikan sbb: s.Y = Ia Y = 1/s.Ia = m.Ia dimana m adalah pengganda investasi (investment multiplier)
Argumentasi
Teoretis
Dalam
model
ini
PDB
nasional
meningkat
karena
permintaan
otonom
(I)
meningkat.
Diandaikan
bahwa
penawaran
agregat
merespon
berapapun
tingkat
produksi
yang
diminta.
Tetapi,
apa
yang
akan
terjadi
jika
ekonomi
sudah
sampai
tahap
full
employment,
semua
tenagakerja
telah
digunakan?
Satu‐satunya
cara
untuk
meningkatkan
produksi
dalam
situasi
ini
adalah
dengan
meningkatkan
cadangan
modal.
Dengan
modal
(dan
tenagakerja)
yang
lebih
banyak,
maka
ekonomi
akan
menghasilkan
PDB
yang
lebih
tinggi.
Penjelasan
matematis
dari
model
Harrod‐Domar
(2)
Model Keynes Diperluas dengan Memperhitungkan Pertumbuhan Harrod dan Domar menjelaskan bagaimana penawaran agregat meningkat. Dalam hal ini, investasi membawa dua pengaruh, di sisi permintaan agregat (pelaku usaha membelanjakan lebih banyak) dan di sisi lain adalah penawaran agregat (bertambahnya investasi akan meningkatkan cadangan modal dan karena itu bisnis memproduksi lebih banyak pada periode selanjutnya) Karena itu, kita perlu menambahkan fungsi produksi: Y = a.K
fungsi produksi
Dimana a adalah produktivitas modal: ΔY/ ΔK, yang bersifat konstan. Sekarang kita bisa menentukan bagaimana perubahan tingkat modal juga berpengaruh terhadap perubahan pendapatan: ΔY = a.ΔK
Penjelasan
Matematis
model
Harrod‐Domar
(3)
Yang perlu diketahui adalah bagaimana modal bertambah. Perubahan itu ditunjang oleh bisnis, dan juga investasi pemerintah:
ΔK = Ia Diasumsikan bahwa modal tidak berkurang dengan sendirinya, atau tidak ada depresiasi. Kembali ke kondisi ekuilibrium (S=I) kita dapat memperoleh model untuk jangka-panjang sbb:
s.Y = Ia = ΔK, dan kita tahu bhw ΔK = ΔY/a, maka s.Y = ΔY/a s.a = ΔY/Y Kita
menyebut
ΔY/Y = g : tingkat pertumbuhan PDB.
Penjelasan
Matematis
model
Harrod‐Domar
(IV)
g = s.a Jika kita mengakui bahwa modal mengalami penyusutan: g = s.a – d Dimana d adalah tingkat penyusutan per tahun.
Perhatikan bahwa dalam model ini tingkat pertumbuhan (g) adalah konstan. Mengapa?
Inferensi
atas
penjelasan
matematis
Menurut
Harrod:
K
=
v.Y
dimana
v
=
1/a
g
=
s/v
Dengan
adanya
penyusutan:
g
=
s/v
‐
d
Production
function
K
GDP GDP2> GDP1 GDP1
Production function
GDP
Productivity rate
N
K
Asumsi
• Proporsi
tenagakerja/modal
adalah
tetap.
K
GDP GDP GDP2> GDP1 GDP1
Production function
Productivity rate
N
• Tingkat
tabungan
adalah
tetap.
K
S
S Saving rate
Income = GDP
Saving function
Non‐existence
of
equilibrium
Y
Y,S,D,I
C
S In
D
D
K
Contoh
Kasus
Seandainya sebuah negara memiliki tingkat tabungan/investasi sebesar 4 persen dari PDB dan nilai ICOR adalah 4, maka mereka akan mengalami tingkat pertumbuhan sebesar 1 persen. Tetapi jika tingkat pertumbuhan penduduk juga sebesar 1 persen, maka negara tersebut akan memiliki tingkat pertumbuhan PDB per kapita sebesar no. Asumsi ini bermakna bahwa jika sebuah negara ingin tumbuh ekonominya, dia harus memiliki tingkat investasi antara 12-15 persen dari PDB, yang selanjutnya akan menghasilkan pertumbuhan PDB sebesar 3 persen. Dalam kasus ini negara hanya melakukan investasi sebesar 4 persen. Perbedaan antara tingkat investasi yang dibutuhkan (12 persen) dengan investasi yang sesungguhnya dilakukan (4 persen) itu disebut celah pembiayaan (financing gap). Catatan: sebagian negara berkembang mengandalkan utang luar negeri dari Barat untuk menutup celah pembiayaan itu. Tetapi, betapapun jika investasi itu tidak dilakukan secara produktif, tidak ada jaminan bahwa investasi itu akan menghasilkan output yang dikehendaki. Bagaimana di Indonesia?