Paradigma Pembangunan Berkelanjutan :Pertumbuhan Ekonomi, Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Peningkatan Kualitas Hidup Manusia Iwan Budhiarta
ISBN : 979-99302-0-0
PARADIGMA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MANUSIA * Iwan Budhiarta * Program Studi Magister Manajemen Teknologi - ITS E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Sejak awal Abad 19 yang lalu, beberapa perwakilan negara-negara maju yang tergabung dalam International Institute for Sustainable Development (IISD) telah memasyarakatkan sebuah paradigma baru, yang dikenal dengan istilah Sustainable Development. Pada tahun 90-an, The Word Business Council for Sustainable Development (WBCSD), sebuah badan dunia yang beranggotakan 170 perusahaan multinasional se-Eropa yang berkomitmen untuk mengaplikasikan paradigma Pembangunan Berkelanjutan, telah menyusun sebuah konsep eko-efisiensi yang menjelaskan adanya korelasi positif antara pembangunan sektor ekonomi dan pengelolaan lingkungan hidup. Lebih lanjut, konsep tersebut diharapkan membawa nilai tambah bagi perusahaan masing-masing. Era globalisasi yang telah berjalan beberapa waktu ini dengan dukungan teknologi informasi yang dapat dengan cepat diakses oleh penduduk di seluruh dunia ternyata membawa angin paradigma ke Indonesia. Hanya saja, sambutan dari berbagai pihak di negara kita sendiri kurang menggembirakan. Walaupun isu Pembangunan Berkelanjutan sudah didengungkan sejak Era Soeharto yang lalu, wujud nyata dari implementasi paradigma tersebut belum nampak dan kurang membuahkan hasil. Pengelolaan sumberdaya alam yang kacau balau, kualitas lingkungan hidup yang semakin parah, angka kemiskinan semakin bertambah banyak, dan kualitas sumberdaya manusia yang kurang dapat diandalkan merupakan beberapa kendala yang masih harus diselesaikan. Kerjasama terpadu antara Pemerintah, para usahawan baik dari dalam negeri maupun asing, LSM dan masyarakat masih sekedar sebuah wacana belaka. Oleh karena itu, sudah saatnya Pemerintah bersama-sama dengan para usahawan, LSM, dan kalangan ilmuwan yang didukung oleh masyarakat mengkoordinasikan suatu strategi Pembangunan Berkelanjutan Nasional yang mencakup proses transisi kepemimpinan, perencanaan pembangunan dan pengelolaan lingkungan, pengawasan dan implementasi kebijakan, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia secara menyeluruh.
Kata kunci: Paradigma, Pembangunan Berkelanjutan, Ekonomi, Lingkungan Hidup, Manusia
____________________________________________________________________ Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Paradigma Pembangunan Berkelanjutan :Pertumbuhan Ekonomi, Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Peningkatan Kualitas Hidup Manusia Iwan Budhiarta
ISBN : 979-99302-0-0
PENDAHULUAN Teori Pembangunan Paradigma Pembangunan Berkelanjutan tidak terlepas dari konsep pembangunan yang sedang dianut oleh suatu pemerintahan. Konsep Pembangunan yang dianut oleh negara kita mengacu pada konsep yang dijalankan oleh negara Amerika Serikat, yaitu Pembangunan dengan sistem Kapitalis. Beberapa sifat dasar dari sistem Kapitalis adalah Pemilikan Perorangan, Perekonomian Pasar, Persaingan dan Keuntungan. Pemilikan Perorangan memungkinkan seseorang menguasai alat-alat produksi, mesin industri, sistem informasi mutakhir dan sumberdaya alam. Perekonomian Pasar membuat seseorang bebas memproduksi apa saja, membeli dan menjual apa saja dengan jumlah berapa saja dan harus mau menanggung sendiri kerugian yang dialami sebagai konsekuensinya. Persaingan sudah tidak dapat dihindari lagi. Setiap pihak dituntut untuk memiliki kreatifitas yang tinggi, serta dapat menghasilkan inovasi produk yang lebih efektif dan efisien dalam mempermudah proses kehidupan sehari-hari. Inti dari sistem ekonomi Kapitalis adalah mengumpulkan keuntungan sebesar-besarnya untuk ditanamkan kembali sebagai modal untuk membiayai penemuan-penemuan baru yang berguna untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya. Akhirnya, kunci sukses dari sistem Kapitalis adalah perkembangan teknologi yang tiada hentinya, yang selalu menciptakan produk-produk baru yang semakin inovatif untuk mengeksploitasi Sumberdaya Alam (SDA) agar dapat dimanfaatkan untuk pembangunan yang dapat memberikan hasil positif bagi kehidupan manusia. Di dalam negara yang menganut sistem Kapitalis, pihak swasta memegang peranan penting dalam melaksanakan pembangunan, sementara pihak pemerintah hanyalah sebagai katalisatornya. Saat ini, Kapitalisme telah mengalami beberapa kali modifikasi dengan memberikan tugas tambahan kepada negara untuk mengatur pertumbuhan bersama, seperti mengatur kemakmuran seluruh masyarakat, menjamin kehidupan rakyatnya, melindungi kesehatan penduduknya, dan menjaga kualitas lingkungan hidup untuk kesejahteraan bersama. Berdasarkan konsep yang sudah dimodifikasi inilah kemudian timbul Teori Negara Kemakmuran, yang mana negara harus aktif mengendalikan perekonomian negera sehingga pengangguran menjadi berkurang, terjaminnya kehidupan dan kesejahteraan rakyat tanpa mengabaikan kualitas lingkungan hidupnya. Konsep Pembangunan yang dianut setiap negara mempunyai permasalahan yang sama, yaitu bagaimana mengatasi problema kemiskinan dan meningkatkan kemakmuran. Problema kemiskinan dan kemakmuran memiliki latar belakang yang berbeda, tetapi jika ditarik garis biru terdapat satu persamaan, yaitu berusaha memanfaatkan segala sumberdaya yang dimiliki, baik SDA maupun sumberdaya manusia (SDM), untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidupnya sendiri, keluarganya, masyarakatnya dan negaranya. Kemiskinan selalu identik dengan negara sedang berkembang, yang mewarisi kemiskinan dari penjajahan masa lalu oleh negara-negara maju. Disini, problema kemiskinan membawa implikasi terhadap kualitas SDM yang rendah, kemajuan teknologi dan pembangunan ekonomi yang tertinggal puluhan tahun dengan negara maju.
____________________________________________________________________ Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Paradigma Pembangunan Berkelanjutan :Pertumbuhan Ekonomi, Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Peningkatan Kualitas Hidup Manusia Iwan Budhiarta
ISBN : 979-99302-0-0
Paradigma Pembangunan Berkelanjutan Istilah pembangunan berkelanjutan telah dikenal luas dan dipakai dalam berbagai laporan ilmiah setelah diterbitkannya laporan mengenai pembangunan dan lingkungan serta sumberdaya alam. Laporan ini diterbitkan oleh Komisi Dunia untuk Lingkungan Hidup dan Pembangunan - PBB (UN World on Environment and Development - WCED) yang diketuai oleh Harlem Brundtland (Conrad, 1999), dimana dalam laporan tersebut didefinisikan istilah pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Adapun definisi pembangunan berkelanjutan tersebut adalah "Pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan generasi yang akan datang untuk dapat memenuhi kebutuhannya." Pembangunan berkelanjutan memberi tekanan bahwa pembangunan tersebut harus dapat menggambarkan adanya keselarasan dan keserasian di dalam penggunaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia maupun sumberdaya artificial yang memperhatikan usaha-usaha konservasi berkesinambungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka bukan hanya orang-perorang yang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan serta dalam pengelolaan lingkungan, tetapi juga sekelompok orang atau badan usaha/hukum yang terlibat di dalam pemanfaatan sumberdaya hayati maupun nonhayati. Secara harfiah, pembangunan berkelanjutan mengacu pada upaya memelihara/mempertahankan kegiatan membangun (development) secara terus menerus. Pembangunan selalu memiliki implikasi ekonomi, serta pada kenyataannya, pembangunan memiliki dimensi sosial dan politik yang kental. Pembangunan, dapat dikatakan sebagai vektor dari tujuan sosial dari suatu masyarakat (society), dimana tujuan tersebut merupakan atribut dari apa yang ingin dicapai atau dimaksimalkan oleh masyarakat tersebut. Atribut tersebut dapat mencakup: kenaikan pendapatan per kapita, perbaikan kondisi gizi dan kesehatan, pendidikan, akses kepada sumberdaya, distribusi pendapatan yang lebih merata, dan sebagainya. Sehingga konsep berkelanjutan dapat diartikan sebagai persyaratan umum dimana karakter vektor pembangunan tadi tidak berkurang sejalan dengan waktu (Pearce et al., 1992) . Selama lebih dari satu dekade, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah meminta negara-negara anggotanya untuk membuat suatu rencana strategi dan koordinatif dalam hal Pembangunan Berkelanjutan. Inisiatif pertama kali datang dari United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) pada tahun 1992 dengan meluncurkan programnya yang terkenal dengan Agenda 21. Pihak UNCED melalui salah satu divisinya, UN Division for Sustainable Development, meminta seluruh negara mengadopsi strategi Pembangunan Berkelanjutan di dalam tujuan nasionalnya sedemikian hingga tercipta suatu kondisi dan hubungan yang harmonis antara berbagai sektor ekonomi, kebijakan sosial, politik dan lingkungan beserta perencanaan pembangunan yang sedang berjalan. Sebagai tindaklanjutnya, beberapa negara telah mengaplikasikan strategi Pembangunan Berkelanjutan dalam setiap proses pembangunannya. Sementara beberapa negara lainnya masih akan mengaplikasikan strategi tersebut, termasuk Indonesia.
____________________________________________________________________ Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Paradigma Pembangunan Berkelanjutan :Pertumbuhan Ekonomi, Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Peningkatan Kualitas Hidup Manusia Iwan Budhiarta
ISBN : 979-99302-0-0
Konsep Ekonomi dalam Pembangunan Berkelanjutan Dalam definisi ekonomi, kata “berkelanjutan” (sustainable) memiliki implikasi rentang waktu. Arti berkelanjutan secara ekstrim dapat dikatakan sebagai keseimbangan statis, dimana dalam keseimbangan tersebut tidak terdapat perubahan, meskipun tentu saja terdapat perubahan dalam lokasi dari waktu ke waktu (Boulding, 1991, Pezzey, 1992) . Berkelanjutan dapat pula berarti keseimbangan yang dinamis (Clark, 1989) yang memiliki dua arti yaitu: pertama, keseimbangan sistem yang mengalami perubahan, dimana parameter perubahan dalam keseimbangan tersebut bersifat konstan; yang kedua adalah keseimbangan suatu sistem yang setiap parameternya mengalami perubahan, sehingga setiap perubahan, misalnya dalam populasi, akan memicu restorasi nilai populasi awal tersebut. Ekonomi seringkali didefinisikan sebagai ilmu pengalokasian sumberdaya di antara pihak-pihak yang berkepentingan (Clark, 1989) . Tujuan ekonomis dari alokasi sumberdaya (alam) adalah efisiensi, yaitu mendapatkan hasil yang tertinggi dari pemanfaatan dan ekstraksi sumberdaya tersebut. Dengan demikian, dalam kerangka ekonomi, pembangunan berkelanjutan merupakan suatu kerangka yang statis dan mengacu pada konsep keseimbangan (steady state) sebagai perangkat optimisasi (Daly, 1991) . Berlawanan dengan hal di atas, karakteristik dari sumberdaya alam adalah dinamis, demikian pula halnya dengan implikasi sosial dari pemanfaatan sumberdaya. Dengan demikian, ekstraksi optimal dari sumberdaya alam secara inheren adalah dinamis. Pada kenyataannya, efisiensi tidak dapat menjadi ukuran suatu pembangunan yang berkelanjutan. Dalam ukuran ekonomi, sediaan total dari sumberdaya digunakan dalam sistem ekonomi menentukan kesempatan ekonomi yang luas, yang juga berarti jaminan kesejahteraan bagi generasi kini dan yang akan datang. Seringkali, efisiensi ekonomi dan sustainability dianggap memiliki obyektif yang sama, yaitu menyinambungkan pembangunan dengan memastikan bahwa generasi yang akan datang memiliki kesempatan ekonomi yang sama. Meskipun suatu pembangunan dapat bersifat efisien secara ekonomi dan berkelanjutan pada saat yang sama, efisiensi tidak menjamin sustainability. Dengan demikian, bila kegiatan pembangunan ekonomi bertujuan berkelanjutan dan efisien, alokasi optimal dari sumberdaya ekonomi dan lingkungan (yaitu alam) harus memenuhi kriteria yang bertujuan untuk mencapai kedua objektif ini. Dalam kacamata ekonomi, dengan titik berat pada efisiensi, yang menjadi masalah bukanlah pada kondisi deplesi sumberdaya alam yang tidak dapat dikembalikan (irreversibility), tapi lebih pada bagaimana generasi mendatang dapat menerima kompensasi akibat kehilangan sediaan sumberdaya alam tersebut. Dapat dikatakan bahwa efisiensi ekonomi memiliki kriteria yang berbeda dengan konsep sustainability (Pearce and Barbier, 2000) . Masyarakat harus menentukan alokasi terbaik dari pemanfaatan sediaan sumberdaya total hari ini untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan, serta berapa banyak sumberdaya total ini harus ditabung, atau bahkan ditimbun, untuk esok hari, bagi kesejahteraan generasi yang akan datang.
____________________________________________________________________ Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Paradigma Pembangunan Berkelanjutan :Pertumbuhan Ekonomi, Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Peningkatan Kualitas Hidup Manusia Iwan Budhiarta
ISBN : 979-99302-0-0
Pembangunan berkelanjutan dapat dijabarkan dalam gambar berikut:
Gb 1. Sumberdaya Alam & Pembangunan Berkelanjutan (Pearce and Barbier, 2000) . Perpekstif Ekonomi – Ekologi Dari kenyataan di atas, sistem ekonomi dan sistem ekologi merupakan hal yang dapat dianggap sebagai sebab dan akibat. Dalam prinsip dasarnya, ekonomi-ekologi melingkupi karakter sistem ekonomi dan ekologi yang kompleks, adaptif, serta “hidup” yang harus dipelajari dalam sistem yang terpadu dan co-evolving. Pendekatan ekonomiekologi dalam telaah ekonomi berbeda dengan telaah ekonomi neoklasikal dalam hal (Hussen, 2000) : 1. Dalam ekonomi-ekologi, proses kehidupan ekonomi dipandang sebagai bagian dari subsistem dari sistem ekologis. Karakteristik pertukaran materi dan energi antara subsistem ekosistem dan subsistem ekonomi menjadi acuan utama. 2. Berkaitan dengan butir pertama, produksi (yang tidak lain adalah transformasi energi dan materi) dipandang sebagai titik awal dari kegiatan ekonomi (Ayres, 1978) . Seperti telah dikemukakan dalam bagian terdahulu, faktor proses produksi adalah aliran bahan mentah, energi, dan informasi, serta proses fisik dan biologis dalam sistem ekologi (ekosistem) yang esensial sebagi pendukung kehidupan. Dengan demikian, ekosistem merupakan sumber utama dari seluruh input materi terhadap subsistem ekonomi (i.e., ekonosfer). Dalam konteks ini, alam bisa dianggap sebagai sumber kekayaan (wealth) (Hussen, 2000) . Lebih jauh, dalam pendekatan ekonomi____________________________________________________________________ Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Paradigma Pembangunan Berkelanjutan :Pertumbuhan Ekonomi, Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Peningkatan Kualitas Hidup Manusia Iwan Budhiarta
ISBN : 979-99302-0-0
ekologi terdapat makna keterbatasan ekosistem alami dalam kemampuannya berregenerasi dan asimilasi yang timbul dari hukum fisika yang mengatur transformasi materi dan energi (Georgescu-Roegen, 1993 dalam (Hussen, 2000) . Dengan demikian, sumberdaya alam tidak dapat dianggap sebagai tanpa batas. Terdapat beberapa komponen dari konsep pembangunan berkelanjutan, yaitu: Pengetahuan. Pembangunan berkelanjutan menuntut terjaganya kesinambungan ekologis yang terkait erat dengan pengetahuan. Masalah kesinambungan ekologis memerlukan telaah yang mendalam, berkaitan dengan sistem sosial dan sistem nilai dalam masyarakat, dalam konteks keinginan manusia. Gaya hidup, sangat menentukan tingkat konsumsi dan kemudian berpengaruh kepada tingkat produksi SDA. Akumulasi pengetahuan dapat diharapkan sebagai peningkatan etika dan moral masyarakat sebagai pelaku dalam proses ekonomi. Ketidakpastian. Pembangunan berkelanjutan selalu berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dalam kondisi yang penuh ketidak pastian. Komponen sistem yang selalu berubah, materi – energi – informasi, memicu ketidak pastian ini. Perubahan komponen tersebut akan berakibat pada perubahan teknologi dan gaya hidup. Masalahnya bukan berada pada isu apakah perubahan itu terjadi atau tidak, tetapi lebih pada bagaimana dan kapan perubahan itu terjadi, serta lebih jauh, implikasi perubahan terhadap ketersediaan sumberdaya di masa datang. Dari beberapa poin di atas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan berkelanjutan tidak dapat dilihat sebagai konsep efisiensi ekonomi semata. Sistem ekonomi merupakan sistem yang dinamis yang memiliki komponen input dan output yang dinamis pula. Proses dalam sistem ekonomi merupakan bagian dari sistem yang lebih besar yaitu sistem kebumian yang bersifat tertutup. Output dari sistem ekonomi dapat merupakan input terhadap komponen sistem bumi yang lain, demikian seterusnya.. Sistem tertutup yang tidak memiliki cadangan sumberdaya atau ruang bagi buangannya. Dengan demikian, manusia harus menempatkan dirinya dalam suatu siklus sistem ekologis dan sistem geologis dimana sistem tersebut mampu melakukan reproduksi yang terus menerus tanpa input energi dari luar (Boulding, 1996) . Sehingga dapat dikatakan bahwa konsep pembangunan berkelanjutan memiliki komponen filosofis dalam kehidupan manusia. Ukuran keberhasilan prinsip pembangunan berkelanjutan ini sama sekali bukan produksi dan konsumsi, tetapi karakteristik, luas, kualitas, dan kompleksitas dari sediaan kapital total (total capital stock), termasuk kondisi fisik dan mental manusia/masyarakat dan yang menjadi bagian dari sistem. Dalam pandangan ini, yang menjadi isu utama adalah pemeliharaan sediaan, serta perubahan teknologi yang merupakan tujuan dasar penghematan sediaan kapital total merupakan suatu peningkatan manfaat. Hal ini beranjak dari kenyataan bahwa pertumbuhan subsistem ekonomi dibatasi oleh ekosfer (ecological sphere) yang terbatas dan tidak bertambah. Konsep pembangunan berkelanjutan, meskipun masih sulit untuk didefinisikan dan diinterpretasikan secara tegas, memiliki makna filosofi ekonomi yang mendalam dan sangat berkaitan dengan kelestarian, baik produksi dan konsumsi. Pembangunan berkelanjutan memiliki implikasi optimalisasi dua atau lebih tujuan secara bersamaan, yang berarti penurunan jumlah produksi maupun konsumsi. Hal ini mensyaratkan ____________________________________________________________________ Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Paradigma Pembangunan Berkelanjutan :Pertumbuhan Ekonomi, Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Peningkatan Kualitas Hidup Manusia Iwan Budhiarta
ISBN : 979-99302-0-0
perubahan fundamental dalam dogma pertumbuhan ekonomi konvensional, dimana ethos berkelanjutan dapat diterapkan secara sungguh-sungguh. Sehingga dalam penerapannya, konsep ini memerlukan pendekatan lebih menyeluruh. Pembangunan berkelanjutan, sebagai filosofi dasar kehidupan menuntut perubahan nilai-nilai etika dalam kehidupan ekonomi agar pemanfaatan sumberdaya alam yang secara total terbatas jumlahnya secara sukarela selalu ditekan pada tingkat optimum. Konsep Strategis untuk Pembangunan Berkelanjutan Pengenalan paradigma Pembangunan Berkelanjutan kepada pihak pemerintah dan pihak usahawan
DAFTAR PUSTAKA Ayres, R. U. (1978), Application of Physical Principles to Economics In Resources, Environment, and Economics: Application of the Materials/Energy Balance Principle (Ed, Ayres, R. U.) John Wiley, New York. Boulding, K. E. (1991), What Do We Want to Sustain?: Environmentalism and Human Evaluation In Ecological Economics: The Science and Management of Sustainability(Ed, Costanza, R.) Columbia University Press, New York, pp. 2231. Boulding, K. E. (1996), The Economics of the Coming Spaceship Earth In Valuing the Earth - Economics, Ecology, Ethics(Eds, Daly, H. E. and Towsend, K. N.) MIT Press, Cambridge, MA., USA, pp. 297-309. Burt, O. R. and Cummings, R. G. (1977), Natural Resources Management, the Steady State, and Approximately Optimal Decision Rules, Land Economics, 57, 1-22. Clark, J. M. C. a. C. W. (1989) Natural Resources Economics, Notes and Problem, Cambridge University Press, New York. Costanza, R. (1991a), Assuring Sustainability of Ecological Economic Systems In Ecological Economics: The Science and Management of Sustainability(Ed, Costanza, R.) Columbia University Press, New York, pp. 331-341. Daly, H. E. (1991), Elements of Environmental Macroeconomics In Ecological Economics: The Science and Management of SustainabilityColumbia University Press, New York, pp. 32-46. Daly, H. E. (1996) Beyond Growth, Beacon Press, Boston. Elliot, J. A. (1999) An Introduction to Sustainable Development, Routledge, New York. Grant, W. E., Pedersen, E. K. and Marin, S. L. (1997) Ecology and Natural resources Management: System Analysis and Simulation, John Willey & Sons, New York. Harnett, W. J. (1998), Sustainable Development: A Test of Good Government, . Holling, C. S., Schindler, D. W., Walker, B. W. and Roughgarden, J. (1997), Biodiversity in the functioning of ecosystem: an ecological sythesis In ____________________________________________________________________ Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Paradigma Pembangunan Berkelanjutan :Pertumbuhan Ekonomi, Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Peningkatan Kualitas Hidup Manusia Iwan Budhiarta
ISBN : 979-99302-0-0
Biodiversity Loss: Economic and Ecological issues (Eds, Perrings, C., Maller, k.-G., Folke, C., Holling, C. S. and Jansson, B.-O.) Cambridge University Press, New York, pp. 44-83. Hussen, A. M. (2000) Principles of Environmental Economics: Economics, Ecology, and Public Policy, Routledge, New York. Jacobs, J. (2000) The Nature of Economies, The Modern Library, New York. Pearce, D. and Barbier, E. (2000) Blueprint for Sustainable Economy, Earthscan Publications, London. Pearce, D., Barbier, E. and Markandya, A. (1992) Sustainable Development Economics and Environment in the Third World, Edward Elgar Publishing, Hants, England. Pearce, D. W., Markadya, D. and Barbier, E. B. (1989) Blueprint for a Green Economy, Earthscan Publication, London. Pezzey, J. (1992) Sustainable Development Concepts: An Economic Analysis, the World Bank Publication, Washington D.C.
____________________________________________________________________ Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember