SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GEOGRAFI
BAB VIII LINGKUNGAN HIDUP, SUMBERDAYA ALAM, DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Drs. Daryono, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017
BAB VIII LINGKUNGAN HIDUP, SUMBERDAYA ALAM, DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Kompetensi Inti
: Menunjukkan manfaat mata pelajaran geografi
Kompetensi dasar
: 1. Mengevaluasi tindakan yang tepat dalam pelestarian lingkungan hidup kaitannya dengan pembangunan yang berkelanjutan 2. Memahami sumber daya alam dan pemanfaatannya secara arif 3. Menganalisis sebaran barang tambang di Indonesia berdasarkan nilai strategisnya 3. Menganalisis bentuk-bentuk kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam bidang pertanian, pertambangan, industri, dan pariwisata
A. Lingkungan Hdup Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dakaitkan Negara Indonesia, maka ruang lingkup lingkungan hidup adalah meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya. Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Manusia bersama makluk hidup yang lain selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Keseluruhan komponene miliki peran yang sangat hidup (biotik) besama-sama dengan komponen
fisik (abiotik)
membentuk suatu ekosistem. Interaksi manusia dengan
lingkungannya memiliki peran yang sangat penting dalam ekosistem. Berkembangnya ilmu pengetahuaan dan teknologi telah membawa perubahan yang sangat besar terhadap lingkungan. Perubahan tersebut kadang-kadang menimbulkan dampak buruk bagi
1
kehidupan manusia. Di samping itu, pertumbuhan penduduk yang tinggi telah membawa dampak buruk bagi sumberdaya alam. Dalam ekologi, lingkungan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu lingkungan fisik (abiotik) dan lingkungan biotik. Lingkungan fisik adalah segala benda tak hidup dan keadaan fisik yang ada disekitar individu. Benda tidak hidup misalnya tanah dan air, sedangkan keadaan fisik antara lain suhu dan kelembaban. Lingkungan fisik ini sangat erat hubungannya dengan makluk hidup yang menghuninya. Misalnya, banyaknya tumbuhan hijau di suatu wilayah akan mempengaruhi kadar oksigen yang ada di wilayah tersebut. Lingkungan abiotik bagi individu dalam ekologi adalah semua makluk hidup lain yang ada di sekitar individu tersebut. Keberadaan individu lain dalam lingkungan bisa menguntungkan atau merugikan. Dalam ekologi dikenal adanya satuan fungsional dari makluk hidup dan lingkungannya yang disebut ekosistem. Dalam ekosistem makluk hidup saling berinteraksi baik diantara makluk hidup sejenis ataupun dengan yang berlainan jenis, dan juga dengan lingkungan fisik atau lingkungan biotiknya. Individu-individu yang sejenis yang ada pada suatu tempat pada saat tertentu disebut populasi. Bila suatu populasi sudah mencapai kapasitas tampung dari suatu tempat, maka akan terjadi persaingan dalam hal makanan, ruang tempat hidup, dan kebutuhan lainnya. Semua populasi dari semua jenis makluk hidup yang saling berinteraksi di antara berbagai populasi di suatu tempat disebut komunitas. Interaksi di antara berbagai populasi dapat saling menguntungkan, ada saling bersaing dan ada yang netral. Komunitas bersama-sama dengan faktor abiotik di tempatnya akan membentuk ekosistem.
Berbagai ekosistem terdapat di permukaan bumi, baik ekosistem daratan
maupun lautan saling berhbngan satu sama lain. Seluruh ekosistem ini di permukaan bumi membentuk lapisan kehidupan yang disebut dengan biosfer. Faktor lingkungan baik biotik maupun abiotik selalu mengalami perubahan. Populasi manusia yang terus berkembang dan penguasaan ilmu pengetahuannya, menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan yang cepat. Setiap makluk hidup menginginkan agar tempat hidupnya nyaman dan aman bagi kelangsungan hidup individu dan maupun bagi jenisnya. Suatu ekosistem memiliki stabilitas tertentu. Makin besar dan beraneka ragam 2
ekosistemnya, makin besar stabilitasnya. Contohnya hutan tropis yang banyak ragam tumbuhan dan hewannya, walaupun tanpa perawatan
tetap berlangsung hidupnya.
Sebaliknya sawah yang hanya terdiri dari satu jenis tanaman akan sangat rawan terhadap kelangsungan hidupnya. Meskipun hutan memiliki stabilitas yang tinggi tetapi memberikan daya dukung (carrying capacity) yang kecil sekali terhadap kehidupan manusia. Oleh karena itu manusia selalu berusaha untuk menaikkan daya dukung lingkungannya. Lingkungan hidup dapat memenuhi syarat kehidupan para penghuninya bila situasi dan kondisi lingkungan hidup dapat disesuaikan dengan kebutuhan minimal para penghuninya. Semakin moder masyarakat, berarti semakin kompleks kebutuhannya. Berkat teknologi yangdikembangkan, manusia semakin mudah untuk memenuhi hidupnya, namun semakin mencemari lingkungannya. B. Sumberdaya Alam 1. Pengertian Bumi sampai saat ini telah menunjukkan kemampuannya untuk memberikan bagi makluk idup penghuninya. Hal ini disebabkan terdapatnya sumberdaya alam yang dapat di bumi yang dapat digunakan makluk hidup, termasuk manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Katili (1983), mendifinisikan bahwa sumberdaya alam adalah semua unsur tata lingkungan biofisik yang dengan nyata atau potensial dapat memenuhi kebutuhan manusia, atau dengan perkataan lain sumberdaya alam adalah semua bahan yang ditemukan manusia dalam alam yang dapat dipakai untuk kepentingan hidupnya. 2. Klasifikasi Sumberdaya Alam Sumberdaya alam dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sumberdaya alam hidup (biotik dan sumberdaya alam tak hidup (abiotik). Sumberdaya alam biotik meliputi hewan liar maupun hewan ternak, hutan dan tumbuhan lainnya. Sumberdaya ini bersifat dapat diperbarui atau memperbarui dirinya. Artinya dapat memperbayak dirinya dengan berkembangbiak. Oleh karena itu sumberdaya biotik disebut juga renewable rosources. Sumberdaya alam abiotik tidak dapat memperbarui diri atau
3
bertambah banyak, oleh karena itu disebut juga norenewable resources. Contohnya adalah sumberdaya yang berupa mineral yang diperoleh dari kerak bumi. Sumberdaya abiotik sifatnya tidak bisa diperbarui dan keberadaannya terbatas dan tersebar secara tidak merata. Oleh karena itu, dalam menggunakannya harus bijaksana. Karena sekali sumberdaya itu habis, maka tidak akan ditemukan kembali. Manusia harus berhemat dalam menggunakan sumberdaya alam agar dapat mendukung kehidupan dipermukaan bumi lebih lama lagi. Meskipun sumberdaya alam biotik dapat memperbarui diri, namun juga harus berhati-hati. Manusia harus memberi kesempatan kepada hewan atau tumbuhan untuk berkembang biak. Karena pada saat ini ternyata ada beberapa spesies hewan yang lenyap dari permukaan bumi. Harimau Jawa misalnya, pada saat ini sudah sangat sulit ditemukan, bahkan diperkirakan sudah punah. 3. Potensi Sumberdaya Alam di Indonesia. Beberapa potensi sumberdaya alam yang ada di Indonesia dapat dideskripsikan sebagai berikut. a. Potensi Sumberdaya air. Sumberdaya air di samping berguna untuk keperluan kehidupan sehari-hari juga berfungsi untuk membantu berbagai usaha dalam rangka meningkatkan kesejahteraan manusia seperti pertanian, perindustrian pembangkit tenaga listrik, dan sebagainya. Disamping itu di dalam air dan di dasar laut terdapat sejumlah sumberdaya alam baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan seperti ganggang, ikan, mineral-mineral lepas pantai, minyak bumi, dan lain-lain. Sebagian air hujan, meresap ke dalam tanah menjadi air tanah dan dapat muncul di permukaan bumi sebagai sumber air atau dapat diambil sebagai air sumur. Lautan dan samudera mengandung potensi yang sangat besar akan sumberdaya energi dan mineral. Endapan-endapan minyak dan gas bumi banyak terdapat di landas kontinen. Usaha-usaha ke arah penambangan sumberdaya alam di laut dalam seperti minyak bumi dan mineral, antara lain cobalt, mangan,
4
tembaga, dan nikel yang dikenal dengan nodul-nodul mangan sedang giat dikembangkan. Di Indonesia curah hujan cukup besar. Di beberapa daerah mencapai 3000 mm/tahun. Hal ini merupakan potensi besar air tanah yang hingga kini belum banyak dimanfaatkan. Aquifer yang baik telah ditemukan pada aliran lava yang dalam kasus tertentu dapat menghasilkan lebih dari 2000 liter/detik. Dengan perkembangan sistem irigasi dan stasiun pembangkit tenaga listrik, maka danau buatan manusia atau waduk pun dibangun antara lain seperti Jatiluhur, Karangkates, Kedung Ombo, dan Gajahmungkur. Sumberdaya hayati indonesia memiliki potensi lestari sebesar 4 juta ton untk perairan laut dan 1,5 juta ton untuk perairan budidaya, dan 0,8 juta ton untuk perairan air tawar yang yang eksploitasinya masih di bawah potensi lestarinya. Di samping sumberdaya hayati, dasar lautan di Indonesia juga mengandung bahan mineral seperti timah dan minyak dan gas bumi (Katili 1983). b. Potensi Suberdaya Pertanian. Indonesia dilalui oleh jalur vulkanik aktif di dunia. Akibatnya wilayah-wilayah yang dilalui oleh jalur vulkan tersebut memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Meskipun Indonesia memiliki iklim tropis, namun karena wilayahnya terdiri dari relief yang sangat bervariasi, hasil pertaniannya menjadi lebih beragam. Beberapa jenis tanaman subtropis berhasil dibudidayakan di wilayah-wilayah tertentu di Indonesia. Tanaman apel dan gandum adalah jenis tanaman subtropis, tetapi dapat dibudidayakan dengan baik di beberapa wilayah, misalnya apel di Batu, gandum cocok di tanam di Dieng, Tengger, dan Tawangmangu. c. Potensi Sumberdaya Mineral Beberapa potensi sumberdaya mineral di Indonesia antara lain sebagai berikut. 1) Bijih besi Bijih besi di Indonesia yang diketahui terdapat dalam bentuk
Pasir besi hitam titan-magnetit terdapat di pantai selatan Yogyakarta dan Kedu. 5
Pasir besi laterit terdapat di Sulawesi dan Kalimantan.
Bijih besi magnetit-hematit terdapat di Lampung.
2) Nikel Digunakan sebagai unsur alloy digunakan dalam baja tahan karat, dan dalam pipa tekanan tinggi untuk bagian otomotif dan mesin. Di Indonesia terdapat di Pulau Gak, GEB, Pegunungan Cyclop di Papua dan Jazirah di Tenggara Sulawesi. 3) Mangan Termasuk unsur alloy yang penting dalam pembuatan baja. Mangan dalam jumlah kecil ditemukan di Pulau Jawa, Ternate, dan Nusa Tenggara Timur. 4) Chromium Digunakan sebagai unsur alloy dan juga digunakan untuk bahan pelapis pelat. Chromium ditemukan di Sulawesi bagian Tenggara, Kalimantan bagian Tenggara, Timor, dan beberapa pulau di sebalah barat Papua. 5) Molibdenium dan Vanadium Merupakan bahan alloy untuk pembuatan baja. Ditemukan di Sulawesi Tengah, Kaimantan Barat, Sumatera dan pulau-pulau Timah. 6) Wolfarm dan Kobalt Digunakan sebagai unsur alloy dalam pembuatan baja. Wolfarm memiliki titik lebur tertinggi dari semua logam. Sehingga digunakan untuk pembuatan alloysteel yang dapat menahan temperatur tinggi. Wolfarm ditemukan di Kepulauan Timah bersamaan dengan endapan timah. Kobalt juga terdapat bersama-sama dengan endapan nikel di Sulawesi bagian Tenggara dan Pulau Gap di Papua. 7) Tembaga Merupakan salah satu metal dasar (base metal) yang penting. Penggunaan terbesar adalah untuk industri alat-alat listrik. Di Indonesia ditemukan di Papua, Sulawesi bagian Utara dan Selatan, yang diperkirakan mengandung tembaga porfir seperti di Filipina. 8) Timbal
6
Digunakan untuk patri (plumbing), aki, amunisi, pelat, pipa, dan pelindung terhadap radiasi. Endapan-endapan kecil timbal tersebar di Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. 9) Seng Digunakan sebagai pelapis untuk melindungi baja dari korosi. Endapan-endapan kecil seng tersebar di Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. 10) Timah Digunakan secara luas dalam industri elektronik. Ditemukan di Kepulauan Riau, Bangka, Belitung, Singkep, dan di sebelah Timur Sumatera antaranya di Bangkinang. 11) Aluminium Karena sifatnya yang ringan, aluminium digunakan dalam industri dan konstruksi serta alat transportasi seperti kapal terbang, bis, dan kereta api. Ditemukan di Kalimantan Barat dan daerah Riau sebagai bauksit. 12) Bahan galian industri Adalah mineral bukan logam seperti pasir, lempung, gamping, dan intan. 13) Belerang Merupakan bahan baku yang sangat penting dalam industri kimia. Bahan penting dalam pembuatan pupuk dan industri kimia lainnya. Ditemukan sebagai endapan vulkanik di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara. 14) Fosfat Adalah mineral yang penting dalam industri pertanian, yaitu sebagai bahan untuk pupuk. Ditemukan di Pulau Jawa bagian Selatan, yaitu dalam goa-goa kapur sebagai hasil antara kotoran kelelawar dan batu kapur. 15) Batu kapur/gamping Memiliki penggunaan yang sangat luas, yaitu untuk pembuatan jalan, konstruksi bangunan, dan sebagai bahan baku semen. Terdapat di hampir semua pulau di Indonesia. 16) Kaolin 7
Tergolong bahan galian industri yang penggunaannya sangat luas dalam industri keramik dan bahan tahan api. Endapan kaolin terdapat di Pulau Jawa, Sumatera, Bangka, Belitung, Kalimantan, dan Sulawesi. d. Potensi Sumberdaya Energi 1) Minyak bumi Endapan minyak bumi di Indonesia berhubungan erat dengan cekungan-cekungan sedimen tersier yang berupa geosinklin, antara lain terdapat di Pulau Kalimantan bagian Timur, Pulau Jawa bagian Utara dan lepas pantai bagian Utara. Pada kegiatan eksplorasi minyak bumi di Indonesia pada umumnya ditemukan cadangan-cadangan gas bumi. Gas bumi ini terdapat pada satu reserfoir dan dihasilkan bersama minyak. Namun juga ada gas yang dihasilkan dari cadangan yang hanya menghasilkan gas tanpa minyak. 2. Batubara Endapan batubara yang memiliki nilai ekonomis terdapat di Pulau Kalimantan bagian Timur, Sumatera bagian Tengah dan Selatan. 3. Panas bumi Indonesia memiliki potensi panas bumi yang memiliki prospek yang cukup baik untuk pembangkit tenaga listrik di masa mendatang. Hal ini dimungkinkan karena kepulauan Indonesia dilintasi oleh jalur vulkanik dan beriklim tropik basah. Pulaupulau yang memiliki potensi antara lain Jawa, Bali, Sumtera, Sulawesi, Nusa Tenggara barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku. 4. Sumber Energi Matahari Indonesia terletak di daerah khatulistiwa sehingga memiliki potensi dalam pemanfaatan tenaga surya sebagai salah satu sumber energi. 5. Radioaktif Sebagai sumberdaya energi yang lain di Indonesia, radioaktif diharapkan dapat menjadi salah satu sumber energi di Indonesia dengan ditemukannya endapan uranium di beberapa tempat di Kalimantan.
8
4. Konservasi sumber alam. Untuk mendukung hidupnya, manusia memerlukan suberdaya alam. Keperluan sumberdaya alam terus meningkat antara lain karena dua alasan, yaitu karena adanya pertumbuhan penduduk dan semakin berkembangnya peradaban. Jumlah penduduk yang terus bertambah akan diikuti oleh semakin banyaknya kebutuhan hidup dengan mengeksploitasi sumberdaya alam. Karena pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak bijaksana banyak timbul bencana seperti banjir, tanah longsor, polusi, dan sebagainya. Jika hal ini berjalan terus, maka suatu saat akan berada dalam suatu kondisi planet bumi tidak layak dihuni lagi. Terkait dengan hal tersebut, maka perlu adanya usaha yang bijaksana yang berupa konservasi. Konservasi lingkungan merupakan suatu hal yang telah mendesak di Indonesia, terutama konservasi air, tanah, hutan, mineral dan margasatwa. Konservasi air bertalian erat dengan konservasi tanah. Jika berhasil mengatasi pencemaran air, maka pencemaran tanahpun teratasi. Masalah utama dari penggunaan air antara lain sebagai berikut. a. Menyimpan air sampai air tersebut digunakan b. mengangkutnya sampai ke tempat manusia yang memerlukan c. mencegah menumpumpuknya dan melenyapnya air di suatu tempat. Air hujan yang jatuh dapat menimbulkan erosi, terutama pada tempat-tempat yang tidak tertutup oleh vegetasi. Oleh karena itu menjaga menjaga kelestarian hutan pada daerah-daerah pegunungan sangat penting artinya. Konservasi hutan juga erat kaitannya dengan perlindungan margasatwa. Hewan liar dapat berkurang karena habitatnya yang semakin sempit dan adanya perburuan liar. punahnya
Untuk menghindari
hewan liar di Indonesia, maka keberadaan suaka margasatwa, seperti
Ujungkulon, Pangandaran, dan Baluran harus dujaga kelestariannya. 5. Pencemaran a. Pencemaran udara Pencemaran udara sebagian besar terjadi dari hasil pembakaran yang tidak lengkap dari bahan bakar fosil. Bahan bakar yang paling banyak menghasilkan 9
polutan adalah batubara dan yang paling sedikit polutannya adalah gas alam. Penghasil polutan ini terutama alat transportasi dan mesin-mesin industri. Jenis – jenis polutan yang dihasilkan antara lain karbon monoksida, sulfur dioksida, hidro karbon, dan nitrogen oksida. Pencemaaran udara ini sudah sedemikian seriusnya, sehingga menjadi isu global yang disebut dengan global warming atau pemanasan global. b. Pencemaran air Pencemaran air disebabkan antara lain oleh bahan buangan organis yang berasal dari sampah rumah tangga, buangan industri yang mengolah bahan makanan, racun yang berasal dari pestisida, dan lain-lain. Pencemaran air dapat mempengaruhi keseimbangan ekologis, terutama sampah yang berasal dari pabrik dan pertambangan yang bersifat racun seperti Hg, Pb, Zm, dan lain-lain. c. Pencemaran tanah. Pencemaran tanah identik dengan pencemaran air. Suatu tempat yang mengalami pencemaran air dapat dipastikan mengalami pencemaran tanah. Di samping itu pencemaran tanah dapat pula terjadi sebagai akibat pemupukan kimia dan penggunaan obat-obatan pembasmi hama (insektisida, pestisida, dan lain-lain) C. Pembangunan Berkelanjutan Beberapa definisi pembangunan berkelanjutan sebagaimana yang dikutip oleh Muta’Ali (2012) adalah sebagai berikut. 1. Komisi Burndtland Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk keperluan hidup manusia kini dengan tanpa mengabaikan keperluan hidup manusia masa datang. 2. Menurut Salim dalam Brata (1992) Pembangunan
berkelanjutan
(sustainable
development)
adalah
sebuah
proses
pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, dengan menyerasikan sumber alam dan manusia dalam pembangunan. Perlunya konsep pembangunan berkelanjutan ini didasari oleh lima ide pokok. Pertama, proses pembangunan mesti berlangsung secara berlanjut, terus menerus, dan kontinu, yang 10
ditopang oleh sumber alam, kualitas lingkungan, dan manusia yang berkembang secara berlanjut pula. Kedua, sumber alam (terutama udara, air, dan tanah) memiliki ambang batas, dimana penggunaannya menciutkan kuantitas dan kualitasnya. Ketiga, kualitas lingkungan berkorelasi langsung dengan kualitas hidup. Keempat, bahwa pola penggunaan sumber alam saat ini mestinya tidak menutup kemungkinan memilih opsi atau pilihan lain di masa depan. Kelima, pembangunan berkelanjutan mengandaikan solidaritas trans generasi sehingga kesejahteraan bagi generasi sekarang tidak mengurangi kemungkinan bagi generasi selanjutnya untuk meningkatkan kesejahteraannya pula. 3. Menurut Bon et al (2001) Adalah pembangunan dari kesepakatan multi dimensional untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik untuk semua orang dimana pembangunan ekonomi sosial dan proteksi lingkungan saling memperkuat dalam pembangunan. 4. Menurut Bosshard (2000) Mendefinisikan
pembangunan
berkelanjutan
sebagai
pembangunan
yang
harus
mempertimbangkan lima prinsip kriteria, yaitu 1) abiotik lingkungan, 2) biotik lingkungan, 3) nilai-nilai budaya, 4) sosiologi, dan 5) ekonomi. 5. Marten (2001) Mendefinisikan sebagai pemenuhan kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan kecukupan kebutuhan generasi. Pembangunan berkelanjutan tidak berarti berlanjutnya pertumbuhan ekonomi, karena tidak mungkin ekonomi tumbuh jika ia tergantung pada keterbatasan kapasitas sumberdaya alam yang ada. Menurut Muta’ali, pembangunan berkelanjutan memiliki tiga matra, yaitu sebagai berikut. 1. Keberlanjutan pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan fakta bahwa lingkungan hidup dan berbagai elemen di dalamnya memiliki keterkaitan dan juga memiliki nilai ekonomi (dapat dinyatakan dengan nilai uang). Pembangunan ekonomi berkelanjutan dapat mengelola lingkungan hidup dan sumberdaya alam secara efektif dan efisien dengan yang berkeadilan perimbangan modal masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha. 11
2. Keberlanjutan sosial budaya. Pembangunan berkelanjutan berimplikasi pada pembentukan nilai-nilai sosial budaya baru dan perubahan bagi nilai-nilai sosial budaya yang telah ada, serta peranan pembangunan yang berkelanjutan terhadap iklim politik serta stabilitasnya. 3. Keberlanjutan kehidupan lingkungan (ekologi) manusia dan segala eksistensinya. Sebagai penopang pembangunan ekonomi, lingkungan perlu dipertahankan kualitasnya, karena itu harus dijaga keselarasan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan. Sebagai satu upaya mempertahankan keberlanjutan, setiap kegiatan diminimasikan dampak lingkungannya, diupayakan menggunakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, mengurangi limbah dan meningkatkan penggunaan teknologi bersih. Untuk mendalami materi menganai pembangunan berkelanjutan, silahkan saudara membaca buku yang disusun oleh yang disusun oleh Lutfi Muta’Ali berjudul Daya dukung Lingkungan untuk Perencanaan Pengembangan Wilayah yang diterbitkan Badan Penerbit Fakultas Geografi(BPFG) Univesitas Gadjah Mada Yagyakarta tahun 2012.
D. Kerarifan Lokal 1. Pengertian Kearifan Lokal Menurut Antariksa (2009), kearifan lokal merupakan unsur bagian dari tradisibudaya masyarakat suatu bangsa, yang muncul menjadi bagian-bagian yang ditempatkan pada tatanan fisik bangunan (arsitektur) dan kawasan (perkotaan) dalam geografi kenusantaraan sebuah bangsa. Dari penjelasan itu dapat dilihat bahwa kearifan lokal merupakan langkah penerapan dari tradisi yang diterjemahkan dalam artefak fisik. Hal terpenting dari kearifan lokal adalah proses sebelum implementasi tradisi pada artefak fisik, yaitu nilai-nilai dari alam untuk mengajak dan mengajarkan tentang bagaimana ‘membaca’ potensi alam dan menuliskannya kembali sebagai tradisi yang diterima secara universal oleh masyarakat, khususnya dalam berarsitektur. Nilai tradisi untuk menselaraskan kehidupan manusia dengan cara menghargai, memelihara dan melestarikan alam lingkungan. Jadi pengertian kearifan lokal dapat dikatakan sebagai nilai-nilai budaya yang baik yang ada dalam masyarakat. Hal ini berarti, untuk mengetahui suatu kearifan lokal 12
di suatu wilayah maka kita harus bisa memahami nilai-nilai budaya yang ada di dalam wilayah tersebut. Oleh karena itu kearifan lokal adalah sebagian bentuk dari tradisi dan budaya yang mempunyai nilai-nilai luhur dan sudah diajarkan sejak lama secara turun temurun. Dengan demikian kearifan lokal adalah persoalan identitas. Sebagai sistem pengetahuan lokal, ia membedakan suatu masyarakat lokal dengan masyarakat lokal yang lainnya.
E. Bentuk Kearifan Lokal 1. Kearifan Lokal di Bidang Pertanian a. Pada Suku Bali terdapat subak yang yang mengatur sistem irigasi pada lahan persawan di pulau tersebut. b. Pada masyarakat Jawa terdapat istilah pranoto mongso yang diguanakan sebagai arahan kepada petani untuk bercocok tanam mengikuti tanda-tanda alam. Hal ini akan menghidarkan eksploitasi lahan secara berlebihan keseimbangan alam tetap terjaga. c. Pada masyarakat Jawa yang tinggal di daerah pegunungan terdapat istilah nyabuk gunung. Istilah ini identik dengan cara konservasi lahan yang sekarang dikenal dengan contour plowing, yaitu membajak tanah sesuai dengan garis kontur untuk mengurangi erosi. d. tumpangsari, yaitu pertanian ini dilakukan dengan cara menanam beberapa jenis tanaman yang berbeda dalam suatu areal pada saat yang bersamaan.
Dengan
bertani ini sama artinya dengan menciptakan keragaman hayati pada suatu lahan, sehingga jika salah satu jenis tanaman tertentu terkena serangan hama/penyakit, jenis tanaman yang lain masih bisa bertahan, dan hal ini sangat penting artinya bagi ketahan pangan di suatu wilayah.
2. Kearifan lokal di bidang pertambangan a. Suku Madura memanfaatkan potensi salinitas laut dan karakteristik iklim yang ada di pulau madura untuk dijadikannya sebagai tambang garam. 13
b. Pada daerah perdesaan Jawa yang ada di lereng gunung api pada masa lalu banyak yang masih mengkeramatkan batu besar yang ada di lereng atau tepi sungai, sehingga tidak ada orang yang mengusiknya. Hal ini penting artinya bagi lingkungan, yaitu untuk menghindari terjadinya erosi dan tanah longsor.
3. Kearifan lokal di bidang industri a. Adanya industri di beberapa wilayah yang keberadaannya secara karakteristik ada di wilayah tersebut. Di Kabupaten Bojonegoro yang potensial hasil hutan, yaitu kayu jati dimanfaatkan oleh penduduknya dalam industri/kerajinan mebel. Di Kecamatan Besole kabupaten Tulungagung muncul industri kerajinan marmer yang bahan mentahnya tersedia di wilayah tersebut. b. Penggunaan warna alami, misalnya dari tumbuh-tumbuhan atau dari bahan lain untuk kerajinan batik. c. Pembuatan desain batik berdasarkan potensi wilayah, bisa berupa motif tumbuhan atau hewan
4. Keraifan bidang pariwisata a. Pengembangan pariwisata yang berbasis potensi fisik, misalnya karena keindahan alamnya b. Pengembangan pariwisata yang berbasis budaya, misalnya karena tariannya, kekhasan bentuk rumahnya, upacara-upacara adatnya, dan lain
14