PENETAPAN Nomor
/Pdt.P/2013/PA.Pts
بسم هللا الرحمن الرحيم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Putussibau yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan penetapan wali adhal yang diajukan oleh : PEMOHON, umur 50 tahun, agama Islam, pekerjaan Mengurus rumah tangga, tempat tinggal di Kecamatan Bunut Hilir Kabupaten Kapuas Hulu, sebagai "PEMOHON"; Pengadilan Agama tersebut; Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara; Setelah mendengar keterangan Pemohon, calon suami Pemohon dan saksi di persidangan;
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Bahwa, Pemohon berdasarkan surat permohonannya tertanggal 11 Februari 2013 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Putussibau, dengan Nomor /Pdt.P/2013/PA.Pts, telah mengemukakan alasan / dalil-dalil sebagai berikut: 1. Bahwa Pemohon adalah adik kandung dari : Nama
:
WALI PEMOHON
Umur
:
43 tahun, agama Islam
Pekerjaan
:
PNS pada Kantor Kecamatan Bunut Hilir
Tempat tinggal di
:
Kecamatan Bunut Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu Selanjutnya disebut Wali Pemohon;
2. Bahwa Pemohon hendak melangsungkan pernikahan dengan calon suami Pemohon :
2
Nama
:
CALON SUAMI PEMOHON
Umur
:
52 tahun, agama Islam
Pekerjaan
:
PNS pada Kantor Kecamatan Bunut Hilir
Tempat tinggal di
:
Kecamatan Bunut Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu;
yang akan dicatat di hadapan Pegawai Pencatat Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunut Hilir. 3. Bahwa, Pemohon hendak melangsungkan pernikahan dengan calon suami Pemohon yang akan dicatat di KUA Kecamatan Bunut Hilir Kabupaten Kapuas Hulu, tetapi oleh Kepala KUA Kecamatan Bunut Hilir ditolak untuk menikahkan Pemohon dengan calon suaminya tersebut di atas berdasarkan Surat Keterangan Nomor NOMOR tanggal TANGGAL yang menerangkan ketidaksediaannya wali nasab dari Pemohon untuk bertindak sebagai wali nikah; 4. Bahwa, antara Pemohon dengan calon suaminya tersebut diatas sebelumnya adalah suami istri yang sah, kemudian bercerai di Pengadilan Agama Putussibau berdasarkan Putusan nomor
/Pdt.G/2012/PA.Pts dan telah berkekuatan hukum
yang tetap dengan Akte Cerai nomor
/AC/2012/PA.Pts;
5. Bahwa, orang tua kandung Pemohon ORANGTUA PEMOHON telah meninggal dunia sebelumnya di Bunut Hilir karena sakit; 6. bahwa, antara Pemohon dengan calon suaminya telah diketahui hubungan baiknya oleh adik kandung dan/wali Pemohon tersebut diatas, tetapi wali Pemohon tetap tidak mau menikahkan Pemohon dengan alasan tidak percaya kepada calon suami Pemohon untuk tidak mengulangi perangainya dalam hal berhubungan dengan wanita lain (berzina) sehingga membuat wali Pemohon tetap pada pendiriannya; 7. Bahwa Pemohon berpendapat penolakan wali Pemohon tersebut tidak berdasarkan hukum. Oleh karena itu Pemohon tetap bertekad bulat untuk melangsungkan pernikahan dengan calon suami Pemohon, dengan alasan :
3
a. Pemohon dengan calon suaminya telah bersepakat untuk kembali membina rumah tangga dengan rukun; b. Pemohon dan calon suami telah menyadari kekeliruan dan kekeruangannya masing-masing; c. Pemohon khawatir apabila antara Pemohon dengan calon suaminya jika tidak segera melangsungkan pernikahan akan terjadi hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan hukum Islam; 8. Bahwa Pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini; Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pemohon mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Putussibau cq. Majelis Hakim agar segera memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan penetapan sebagai berikut : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Menetapkan wali nikah Pemohon bernama WALI PEMOHON adalah adhal; 3. Menetapkan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunut Hilir untuk menikahkan Pemohon dengan calon suami Pemohon CALON SUAMI PEMOHON sebagai Wali Hakim; 4. Membebankan biaya yang timbul dalam perkara ini sesuai ketentuan hukum yang berlaku; Atau apabila Pengadilan Agama berpendapat lain, mohon putusan yang seadiladilnya; Bahwa, pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan, Pemohon datang menghadap dipersidangan; Bahwa, Majelis Hakim telah memberi nasihat
kepada Pemohon agar
mengurungkan niatnya untuk mengajukan wali adhol, namun tidak berhasil, maka dibacakanlah permohonan Pemohon yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon; Bahwa, calon suami Pemohon bernama CALON SUAMI PEMOHON didepan sidang telah memberikan keterangan sebagai berikut :
4
-
Bahwa, calon suami Pemohon dan Pemohon sebelumnya adalah suami istri namun telah bercerai di Pengadilan Agama Putussibau;
-
Bahwa, calon suami Pemohon dengan Pemohon akan menikah kembali karena antara calon suami Pemohon dengan Pemohon telah tercapai kesepakatan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga demi kepentingan anak yang masih memerlukan kasih sayang dari kedua orang tua yaitu calon suami Pemohon dan Pemohon;
-
Bahwa, calon suami Pemohon telah menghadap kepada adik kandung Pemohon untuk minta agar adik kandung Pemohon bersedia menjadi wali nikah, namun adik kandung Pemohon tidak menyetujui calon suami Pemohon dan Pemohon bersatu kembali dalam rumah tangga, dengan alasan
adik kandung Pemohon khawatir
calon suami Pemohon mengulangi lagi perbuatan berselingkuh dengan wanita lain; -
Bahwa, calon suami Pemohon dan Termohon pernah datang ke Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunut Hillir untuk menikah kembali namun di tolak dengan alasan wali Pemohon tidak bersedia menjadi wali nikah;
-
Bahwa, saat ini calon suami Pemohon dan Pemohon tidak terikat perkawinan dengan orang lain; Bahwa, untuk memperkuat dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan
bukti-bukti surat berupa : 1. Fotokopi Surat Keterangan yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunut Hilir, Nomor : NOMOR, tanggal TANGGAL, yang menerangkan bahwa nama CALON SUAMI PEMOHON akan melangsungkan pernikahan dengan seorang perampuan nama PEMOHON namun pernikahan tersebut tidak bisa dilaksanakan disebabkan Wali Nasab dari PEMOHON tidak bersedia (enggan) untuk bertindak sebagai wali nikah, bermeterai cukup dan telah dicocokkan dan telah sesuai dengan aslinya, lalu ditandai (P.1);
5
2. Fotokopi Akta Nomor :
Cerai yang dikeluarkan oleh Pengadilan agama Putussibau,
/AC/2012/PA/Pts, tanggal TANGGAL, yang menerangkan bahwa
telah terjadi perceraian antara PEMOHON dengan CALON SUAMI PEMOHON dengan cerai Gugat, bermeterai cukup dan telah dicocokkan dan telah sesuai dengan aslinya, lalu ditandai (P.2); Bahwa, disamping itu Pemohon juga mengajukan saksi sebagai berikut :
SAKSI, umur 39 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta (tukang), bertempat tinggal di Kecamatan Bunut Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu; Saksi tersebut memberikan keterangan dibawah sumpahnya yang pada pokoknya
sebagai berikut : -
Bahwa, Saksi kenal dengan Pemohon, karena Saksi adalah keluarga jauh Pemohon;
-
Bahwa, Saksi mengetahui Pemohon bermaksud akan menikah kembali dengan calon suami Pemohon bernama (CALON SUAMI PEMOHON) yang merupakan mantan suami Pemohon sendiri, namun adik kandung Pemohon tidak setuju dan menolak menjadi wali nikah bagi Pemohon, dengan alasan karena khawatir kalau mantan suami Pemohon mengulangi lagi perbuatannya berselingkuh dengan wanita lain seperti sewaktu masih menjadi suami istri;
-
Bahwa, Saksi mengetahui antara Pemohon dengan calon suami Pemohon sudah sepakat untuk kembali membina rumah tangga demi kepentingan anak;
-
Bahwa, calon suami Pemohon sudah pernah datang kepada adik kandung Pemohon untuk melamar Pemohon namun ditolak oleh adik kandung Pemohon bahkan Saksi pernah datang kepada adik kandung Pemohon dan meminta agar bersedia menjadi wali, namun tidak berhasil;
-
Bahwa, antara Pemohon dengan calon suami Pemohon tidak ada terikat perkawinan dengan orang lain;
6
-
Bahwa, Pemohon dan calon suami Pemohon sudah pernah datang ke Kantor Urusan Agama untuk menikah namun ditolak dengan alasan kakak kandung Pemohon sebagai wali nasab tidak bersedia menjadi wali nikah Bahwa, selanjutnya Pemohon menyatakan tidak lagi mengajukan sesuatu apapun
dan mohon putusan; Bahwa, untuk mempersingkat uraian penetapan ini, maka ditunjuk Berita Acara Sidang perkara ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari penetapan ini;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon pada pokoknya sebagaimana tersebut di atas; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan dengan menasihati Pemohon, namun tidak berhasil; Menimbang, bahwa Pemohon dalam permohonanannya telah mendalilkan yang pada pokoknya wali Pemohon tidak mau menikahkan Pemohon dengan alasan tidak percaya kepada calon suami Pemohon untuk tidak mengulangi perangainya dalam hal berhubungan dengan wanita lain (berzina) sehingga membuat wali Pemohon tetap pada pendiriannya tersebut; Menimbang, bahwa dalam persidangan Pemohon telah memberikan keterangan bahwa ia tetap pada permohonannya; Menimbang, bahwa dalam persidangan calon suami Pemohon telah memberikan keterangan yang pada pokoknya membenarkan dalil-dalil permohonan Pemohonan dan calon suami Pemohon menyatakan menyetujui dan bersedia menikahi Pemohon; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan alat bukti tertulis yaitu : P.1 dan P.2, serta seorang saksi sebagaimana telah diuraikan dalam duduk perkara;
7
Menimbang, bahwa terhadap alat-alat bukti tersebut Majelis memberikan pertimbangan sebagai berikut; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat (P.1), yaitu fotokopi Surat Keterangan yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunut Hilir, Nomor NOMOR, tanggal TANGGAL, yang menerangkan bahwa nama CALON SUAMI PEMOHON akan melangsungkan pernikahan dengan seorang perempuan nama PEMOHON namun pernikahan tersebut tidak bisa dilaksanakan disebabkan Wali Nasab dari PEMOHON tidak bersedia (enggan) untuk bertindak sebagai wali nikah, oleh karenanya Majelis Hakim menilai bahwa wali nasab Pemohon telah terbukti tidak bersedia (enggan) untuk bertindak sebagai wali; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat (P.2) berupa fotokopi AKTA CERAI yang dikeluarkan oleh Pengadilan agama Putussibau, Nomor :
/AC/2012/PA/Pts,
tanggal TANGGAL, yang menerangkan bahwa telah terjadi perceraian antara PEMOHON dengan CALON SUAMI PEMOHON dengan cerai Gugat, oleh karenanya Majelis Hakim menilai bahwa Pemohon dengan calon suami Pemohon pernah bercerai berdasarkan putusan Pengadilan Agama Putussibau; Menimbang, bahwa bukti tertulis P.1, dan P.2, yang berupa fotokopi telah dilegalisir dan bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya maka Majelis berpendapat bahwa alat-alat bukti tersebut telah memenuhi syarat formil sehingga sah dan dapat diterima sebagai alat bukti; Menimbang, bahwa Majelis telah mendengar keterangan seorang saksi yang dibawah sumpah menjelaskan bahwa, Pemohon akan menikah kembali dengan calon suami Pemohon namun adik kandung Pemohon tidak setuju dan menolak menjadi wali nikah, padahal antara Pemohon dan calon suami Pemohon sudah sepakat untuk kembali membina rumah tangga demi kepentingan anak; Menimbang, bahwa mengenai saksi yang diajukan oleh Pemohon, saksi tersebut memberikan keterangan di depan persidangan, bukan orang yang dilarang untuk
8
didengar keterangannya sebagai saksi, dan mengangkat sumpah menurut agama yang dipeluknya, dengan demikian saksi tersebut telah memenuhi syarat formil, juga keterangan yang disampaikan oleh saksi tersebut adalah mengenai peristiwa yang dialami, didengar dan dilihat sendiri oleh saksi, mempunyai sumber pengetahuan yang jelas, dan saling bersesuaian
dengan alat bukti yang lain, dengan demikian saksi
tersebut juga telah memenuhi syarat materiil sehingga keterangan saksi tersebut dinyatakan sah dan dapat diterima sebagai alat bukti; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon, calon suami Pemohon dan saksi serta alat bukti P.2, menunjukkan bahwa antara Pemohon dan calon suami Pemohon sebelum ada putusan perceraian dari Pengadilan Agama Putussibau adalah suami istri yang sah dan berdasarkan alat bukti P.1., yang menerangkan wali nasab dari Pemohon tidak bersedia menjadi wali nikah dalam pernikahan Pemohon dengan calon suami Pemohon, hal ini menunjukkan bahwa penolakan wali nikah Pemohon untuk menikahkan Pemohon dengan calon suami Pemohon adalah tidak beralasan hukum, karena antara Pemohon dan calon suami Pemohon tidak ada larangan untuk menikah sesuai hukum dan syar’i; Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang dipertimbangkan diatas telah diperoleh fakta di persidangan yang pada pokoknya sebagai berikut ; -
Bahwa Pemohon dan calon suaminya telah bertekat bulat dan bersepakat untuk melangsungkan pernikahan, karena mengingat kepentingan anak yang masih memerlukan kasih sayang dari kedua orang tua, Pemohon dan calon suami telah menyadari kekeliruan dan kekurangannya masing-masing, Pemohon khawatir apabila antara Pemohon dengan calon suaminya jika tidak segera melangsungkan pernikahan akan terjadi hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan hukum Islam;
-
Bahwa ternyata wali nikah Pemohon telah enggan (adlal) pernikahan Pemohon dengan calon suaminya;
menjadi wali dalam
9
Menimbang, bahwa karena wali nikah Pemohon telah enggan (adlal) menjadi wali nikah dalam pernikahan Pemohon dengan calon suaminya, sedangkan antara Pemohon dengan calon suaminya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas menurut Majelis telah memenuhi syarat-syarat perkawinan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan hukum syara', serta
tidak ada larangan untuk melakukan
perkawinan, maka permohonan Pemohon tersebut dapat dipertimbangkan dan karenanya penolakan pernikahan
oleh KUA Kecamatan Bunut
Hilir
tersebut
harus
dikesampingkan; Menimbang, bahwa karena wali nikah telah enggan (adlal), maka sesuai ketentuan Pasal 23 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam, jo Pasal 2 ayat (2) dan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri Agama Nomor. 2 Tahun 1987, maka yang menjadi Wali Nikah Pemohon adalah Wali Hakim; Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengetengahkan dalil dari hadits Rasullullah S.A.W. yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, At Tirmidzi, yang dikutip dari kitab Fiqh Sunnah Jilid 2 Halaman 84 yang diterbitkan oleh Al Fath Lil I’lam Al-Araby Kairo yang berbunyi:
فإن اشتجروافالسلطان ويل من الويل له Artinya : Apabila mereka (wali nasab) itu enggan untuk menikahkan, maka pemerintah menjadi wali bagi yang tidak mempunyai wali; Menimbang, bahwa Majelis sependapat dan mengambil alih pendapat ahli fiqih dalam Kitab I’anatut Tholibin Juz.III hal.319 menjadi pertimbangan Majelis Hakim yang berbunyi :
ﺕﺒﺛيﻮ ﻯراﻮﺘ ﻰلﻮلا ﻩﺰﺰﻌﺘﻮا ﺎﻬﺟﻮﺰ مﻜﺎﺤلا Artinya: Bila telah jelas wali itu bersembunyi dan membangkang, maka hakimlah yang mengawinkannya”;
10
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan undang-Undang Noor 50 Tahun 2009, maka biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Pemohon; Mengingat Pasal 6 dan 7 Undang-Undang Nomor. 1 Tahun 1974 jo. Pasal 2 ayat (1), 3 Peraturan Pemerintah Nomor. 9 Tahun 1975 dan segala ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku serta hukum Islam yang bersangkutan;
MENETAPKAN
1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Menyatakan Wali Nikah Pemohon bernama WALI NIKAH adalah adhol; 3. Menunjuk kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunut Hilir untuk menikahkan Pemohon (PEMOHON) dengan calon suami Pemohon CALON SUAMI PEMOHON, sebagai wali hakim; 4. Membebankan kepada Pemohon membayar biaya perkara ini sebesar Rp591.000,(lima ratus sembilan puluh satu ribu rupiah). Demikian penetapan ini dijatuhkan dalam rapat permusyawaratan Majelis pada hari Selasa tanggal 26 Februari 2013 M. bertepatan dengan tanggal 15 Rabiulakhir 1434 H. oleh kami DARDA ARISTO, S.H.I. sebagai Ketua Majelis, ERIK ASWANDI, S.H.I. dan TAUFIQUR RAKHMAN ALHAQ, S.H.I. masing – masing sebagai Hakim Anggota, serta H. HASIM, S.H.I. sebagai Panitera Pengganti, putusan mana pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum, dengan dihadiri oleh Pemohon; HAKIM ANGGOTA : TTD 1. ERIK ASWANDI, S.H.I.
KETUA MAJELIS, TTD DARDA ARISTO, S.H.I.
11
TTD 2. TAUFIQUR RAKHMAN ALHAQ, S.H.I. PANITERA PENGGANTI, TTD H. HASIM, S.H.I. Perincian Biaya Perkara : 1. biaya pendaftaran
: Rp. 30.000,-
2. Biaya Proses
:Rp. 50.000,-
3. Biaya Panggilan
:Rp. 500.000,-
4. Biaya redaksi
: Rp.
5.000,-
5. Biaya Meterai
: Rp.
6.000,-
Jumlah
: Rp. 591.000,-
