PUTUSAN NOMOR: 143/Pdt.G/2013/PA.Pkc.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang mengadili perkara cerai gugat pada tingkat pertama, dalam persidangan Hakim Majelis telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara: PENGGUGAT, umur 24 tahun, agama Islam, pendidikan S1 Ekonomi, pekerjaan Honorer Dinas Pertanian, tempat tinggal di Kabupaten PELALAWAN. Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT MELAWAN TERGUGAT, umur 26 tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan Wiraswasta, tempat tinggal dahulu di Kabupaten PELALAWAN. sekarang tidak diketahui lagi alamatnya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT; Pengadilan Agama tersebut; Setelah mempelajari berkas perkara; Setelah mendengar Penggugat dan keterangan saksi-saksi; TENTANG DUDUKPERKARANYA Menimbang, bahwa Penggugat berdasarkan surat gugatannya tertanggal 22 April 2013 yang telah terdaftar pada Kepaniteraan Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci dalam register dengan Nomor: 143/Pdt.G/2013/PA.Pkc. mengajukan hal-hal sebagai berikut: 1. Bahwa pada tanggal 10 Mei 2008, Penggugat dengan Tergugat melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak sebagaimana bukti berupa Duplikat Kutipan Akta Nikah Nomor : Kk.5/PW.06/07/2009, tertanggal 31 Maret 2009, yang dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak; 2. Bahwa sesaat setelah akad nikah, Tergugat mengucapkan sighat taklik talak yang isinya sebagaimana tercantum di dalam Buku Kutipan Akta Nikah;
Hal. 1 dari 13 hal. Putusan No. 143/Pdt.G/2003/PA.Pkc
3. Bahwa setelah akad nikah Penggugat dengan Tergugat hidup bersama sebagai suamiistri dengan bertempat tinggal di di rumah orang tua Penggugat di Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan; 4. Bahwa dari pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat telah dikaruniai seorang anak yang bernama : ANAK, Lahir tanggal 09 Oktober 2010, Anak tersebut saat ini ikut bersama Penggugat; 5. Bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sebenarnya berjalan rukun dan baik, akan tetapi pada tanggal 27 Agustus 2011 Tergugat pamit kepada Penggugat mau pulang kampung ke Palembang tempat orang tua Tergugat, namun sampai sekarang Tergugat tidak pernah kembali ke rumah kediaman bersama dan tanpa ada kabar berita sampai dengan sekarang; 6. Bahwa selama kepergiannya tersebut, Tergugat tidak pernah memberi nafkah wajib maupun khabar kepada Penggugat; 7. Bahwa Penggugat pernah berusaha menghubungi Tergugat lewat Hp, namun nomor Hp Tergugat sudah tidak aktif lagi; 8. Bahwa kepergian Tergugat seperti dijelaskan di atas telah menyusahkan Penggugat baik secara lahir maupun batin, karena Penggugat harus mencari nafkah sendiri yang seharusnya menjadi kewajiban Tergugat sebagai suami. Kepergian Tergugat tersebut sampai saat ini sudah lebih kurang 1 tahun 8 bulan tanpa ada tanda-tanda akan kembali, oleh sebab itu Penggugat sudah tidak lagi memiliki harapan akan dapat membina rumah tangga yang baik bersama Tergugat dimasa yang akan datang; 9. Bahwa Penggugat sanggup membayar seluruh biaya perkara yang timbul dalam perkara ini; Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, Penggugat mohon agar Ketua Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci segera memeriksa dan mengadili perkara ini dengan memanggil Penggugat dan Tergugat, dan selanjutnya menjatuhkan putusan sebagai berikut: PRIMAIR: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menyatakan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat putus karena perceraian; 3. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara menurut hukum yang berlaku;
SUBSIDAIR: Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya;
Hal. 2 dari 13 hal. Putusan No. 143/Pdt.G/2003/PA.Pkc
Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan Penggugat hadir dalam persidangan, sedangkan Tergugat tidak hadir dan tidak pula menyuruh orang lain sebagai wakil/kuasanya untuk hadir dalam persidangan meskipun Tergugat berdasarkan relaas panggilan Nomor: 143/Pdt.G/2013/PA.Pkc. tanggal 30 April 2013 dan tanggal 30 Mei 2013 telah dipanggil secara resmi dan patut, oleh karenanya perkara ini diperiksa dengan tanpa dihadiri Tergugat; Menimbang, bahwa Majelis telah melakukan upaya damai dengan cara menasehati Penggugat agar mengurungkan kehendaknya untuk bercerai dengan Tergugat, tetapi tidak berhasil. Sedangkan upaya damai melalui proses mediasi tidak dapat dilaksanakan karena Tergugat tidak hadir di persidangan. Selanjutnya dibacakan surat gugatan Penggugat dalam sidang yang tertutup untuk umum yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat; Menimbang, bahwa Penggugat guna memperkuat dalil-dalil gugatannya telah mengajukan alat-alat bukti surat berupa : 1. Fotokopi Duplikat Kutipan Akta Nikah Nomor: Kk.5/PW.0/07/2009 tertanggal 31 Maret 2009 yang dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Tualang Kabupaten Siak yang telah di nazzegelen Pejabat Kantor Pos dan Giro setempat serta telah dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci. Fotokopi tersebut oleh Ketua Majelis telah dicocokkan dengan aslinya dan ternyata cocok yang selanjutnya diberi tanda bukti P.1. Terhadap bukti surat tersebut Penggugat menjelaskan bahwa surat tersebut didapatkannya setelah Tergugat pergi meninggalkan Penggugat pada tahun 2011 karena Buku Nikah yang asli kedua-duanya dibawa pergi oleh Tergugat; 2. Asli surat Keterangan Tidak berdomisili an. TERGUGAT Nomor: 471.11/PEMLGM/115 yang dikeluarkan oleh Lurah Langgam pada tanggal 21 Maret 2013, oleh Ketua Majelis diberi tanda bukti P.2. Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti surat, Penggugat telah mengajukan 3 (tiga) orang saksi, masing-masing bernama SAKSI PERTAMA, SAKSI KEDUA dan SAKSI KETIGA. Saksi-saksi tersebut di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan secara terpisah, sebagai berikut : 1. SAKSI PERTAMA, umur 27 tahun, agama Islam, pekerjaan Guru Honorer di MTs Langgam, bertempat tinggal di Kabupaten Pelalawan: -
Bahwa saksi kenal dengan Penggugat karena saksi adalah kakak kandung Penggugat;
Hal. 3 dari 13 hal. Putusan No. 143/Pdt.G/2003/PA.Pkc
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah pasangan suami istri yang menikah pada tanggal 10 Mei 2008;
-
Bahwa pernikahan Penggugat dan Tergugat dilaksanakan di rumah paman Penggugat di Kulim Pekanbaru;
-
Bahwa saksi hadir pada pernikahan tersebut dan pada saat itu Tergugat ada mengucapkan shighat taklik talak;
-
Bahwa setelah pernikahan tersebut Penggugat dan Tergugat mendapatkan Buku Nikah sebanyak dua buah yaitu warna hijau dan kuning yang dukeluarkan oleh KUA Kulim, tetapi buku nikah tersebut dibawa oleh Tergugat pada saat ia pergi ke Palembang;
-
Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah paman di Kulim, kemudian pindah ke rumah orang tua Penggugat di Langgam sampai sekarang;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah dikaruniai seorang anak;
-
Bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat berjakan rukun dan baik, tetapi sejak tahun 2011 Tergugat telah pergi meninggalkan Penggugat;
-
Bahwa pada tahun 2011 tersebut Tergugat mengajak Penggugat pulang untuk berlebaran di Palembang, tetapi Penggugat tidak mau ikut. Setelah itu Tergugat pergi dan tidak pernah kembali lagi kepada Penggugat;
-
Bahwa pada saat Tergugat pergi, anak Penggugat dan Tergugat telah berusia 9 bulan;
-
Bahwa selama pergi meninggalkan Penggugat, Tergugat tidak pernah mengirim nafkah untuk Penggugat;
2. SAKSI KEDUA, umur 30 tahun, agama Islam, pekerjaan Tukang Pangkas Rambut, bertempat tinggal di Kabupaten Pelalawan: -
Bahwa saksi kenal dengan Penggugat karena saksi adalah kakak ipar Penggugat;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah pasangan suami istri yang menikah pada saat Penggugat masih kuliah;
-
Bahwa pernikahan Penggugat dan Tergugat dilaksanakan di rumah paman Penggugat di Kulim Pekanbaru;
-
Bahwa saksi tidak hadir pada pernikahan tersebut;
-
Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah paman di Kulim, kemudian pindah ke rumah orang tua Penggugat dai Langgam sampai sekarang;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah dikaruniai seorang anak;
Hal. 4 dari 13 hal. Putusan No. 143/Pdt.G/2003/PA.Pkc
-
Bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat berjakan rukun dan baik, saat ini Penggugat dan Tergugat sudah pisah tempat tinggal karena pada tahun saat lebaran 2011 Tergugat pergi dari keaman bersama untuk ulang ke Palembang dan sampai sekarang tidak pernah kembali;
-
Bahwa sejak kepergian Tergugat, Penggugat pernah menghubungi Tergugat melalui HP, tetapi HP Tergugat sudah tidak aktif lagi;
-
Bahwa selama pergi meninggalkan Penggugat, Tergugat tidak pernah mengirim nafkah untuk Penggugat;
3. SAKSI KETIGA, umur 62 tahun, agama Islam, pekerjaan Tani, bertempat tinggal di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru: -
Bahwa saksi kenal dengan Penggugat karena saksi adalah paman Penggugat;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah pasangan suami istri yang menikah di rumah saksi di Kulim pada tanggal 10 Mei 2013;
-
Bahwa saksi yang mengurus proses pernikahan Penggugat dan Tergugat;
-
Bahwa pernikahan Penggugat dan Tergugat tidak dilaksanakan di rumah orang tua Penggugat karena pada waktu itu Penggugat sudah hamil dan pihak keluarga tidak setuju;
-
Bahwa saksi hadir pada pernikahan tersebut dan pada saat itu Tergugat ada mengucapkan shighat taklik talak;
-
Bahwa sebelum Penggugat dan Tergugat menikah saksi tidak mengurus administrasi nikah di tempat kediaman saksi di Kulim, namun waktu itu saksi hanya diminta mengirim data Penggugat dan Tergugat kepada Pegawai Pencatat Nikah di KUA Perawang dan dialah yang mengeluarkan Buku Nikah Penggugat dan Tergugat;
-
Bahwa buku nikah Penggugat dan Tergugat dikeluarkan oleh KUA Perawang karena saksi kenal dengan Kepala KUA Perawang;
-
Bahwa untuk pengurusan Buku Nikah oleh KUA tersebut saksi hanya memberikan uang sebesar Rp. 700.000.- dikarenakan sudah saling kenal;
-
Bahwa saat ini Buku Nikah milik Penggugat dan Tergugat telah dibawa oleh Tergugat ke Palembang;
-
Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di saksi di Kulim, kemudian pindah ke rumah lain di samping rumah saksi. Setelah itu Tergugat pergi ke Palembang dan Penggugat pulang ke rumah orang tua Penggugat di Langgam sampai sekarang;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah dikaruniai seorang anak;
Hal. 5 dari 13 hal. Putusan No. 143/Pdt.G/2003/PA.Pkc
-
Bahwa anak tersebut lahir setelah 7 (tujuh) bulan Penggugat dan Tergugat menikah;
-
Bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat berjalan rukun dan baik, tetapi tak lama setelah menikah mereka berpisah;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat berpisah karena sejak 5 (lima) bulan setelah mereka menikah, Tergugat mengajak Penggugat untuk pulang ke Palembang, tetapi Penggugat tidak mau karena waktu itu Penggugat sedang kuliah dan sedang hamil besar;
-
Bahwa setelah kepergian Tergugat, Penggugat tidak pernah mencari Tergugat;
-
Bahwa enam bulan setelah kepergian Tergugat, saksi mengurus Duplikat Buku Nikah Penggugat dan Tergugat, itulah sebabnya Duplikat tersebut terbit pada tahun 2009;
-
Bahwa selama pergi meninggalkan Penggugat, Tergugat tidak pernah mengirim nafkah untuk Penggugat dan tidak diketahui lagi keberadaannya; Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi pertama dan kedua tersebut di atas,
Penggugat menyatakan tidak keberatan dan dapat menerima. Namun terhadap keterangan saksi ketiga Penggugat menyatakan membantahnya yaitu tentang anak dan pengurusan Duplikat Akta Nikah, bahwa yang benar menurut Penggugat adalah pada saat Tergugat pergi meninggalkan Penggugat anak Penggugat dan Tergugat sudah lahir, sedangkan mengenai Duplikat Akta Nikah diurus oleh saksi (paman Penggugat) pada tahun 2011; Menimbang, bahwa Penggugat menyatakan tidak lagi mengajukan sesuatu tanggapan mauopun bukti apapun lagi dan membuat kesimpulan yang pada intinya mohon diberikan putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka semua yang termuat dalam berita acara persidangan perkara ini dianggap telah termasuk dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari putusan ini; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana yang telah diuraikan di atas; Menimbang, bahwa Penggugat mengajukan gugatan perceraian yang termasuk dalam bidang perkawinan dan berdasarkan pengakuan Penggugat yang dikuatkan oleh keterangan saksi-saksi di persidangan telah terbukti bahwa Penggugat berdomisili di Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan yang merupakan wilayah Hukum Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci, maka Majelis Hakim berpendapat
Hal. 6 dari 13 hal. Putusan No. 143/Pdt.G/2003/PA.Pkc
bahwa Pangadilan Agama Pangkalan Kerinci secara absolut dan relatif mempunyai kewenangan untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo sebagaimana diatur oleh Pasal 49 dan Pasal 73 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Perubahan kedua dengan Undangundang Nomor 50 Tahun 2009 jo. Pasal 132 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam; Menimbang, bahwa bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan untuk pemeriksaan perkara ini, Penggugat hadir menghadap di muka persidangan sedangkan Tergugat tidak pernah hadir di persidangan sampai sidang pembacaan putusan, dan telah nyata ketidakhadirannya tersebut bukan karena alasan yang dibenarkan oleh hukum meskipun kepadanya telah dilakukan pemanggilan secara resmi dan patut oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci sesuai ketentuan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975. Dengan demikian Tergugat harus dinyatakan tidak hadir dan perkara ini diperiksa tanpa hadirnya Tergugat; Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 4 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, akan tetapi oleh karena Tergugat tidak hadir dalam persidangan, maka mediasi tersebut tidak dapat dilaksanakan; Menimbang, bahwa meskipun demikian Majelis Hakim tetap berusaha dengan sungguh-sungguh mendamaikan Penggugat dan Tergugat dengan cara menasehati Penggugat di setiap persidangan agar mengurungkan niatnya untuk bercerai sebagaimana diamanatkan Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 82 UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama akan tetapi usaha tersebut tidak berhasil sampai putusan ini dijatuhkan; Menimbang, permasalahan pokok yang diajukan oleh Penggugat adalah mohon agar perkawinannya dengan Tergugat dinyatakan putus karena perceraian sebagaimana petitum angka 2 gugatan Penggugat dengan alasan bahwa : (1) Penggugat dan Tergugat telah menikah dan dicatat oleh KUA Kecamatan Perawang Kabupaten Siak, (2) Pada saat pernikahan dilangsungkan Tergugat ada mengucapkan taklik talak; (3) Bahwa Tergugat telah pergi meninggalkan Penggugat sejak Agustus 2011 tanpa memberikan nafkah untuk Penggugat dan tidak pernah kembali kepada Penggugat sampai sekarang; (4) Bahwa Tergugat telah melanggar isi sighat taklik talak dan Penggugat merasa tidak ridha
Hal. 7 dari 13 hal. Putusan No. 143/Pdt.G/2003/PA.Pkc
sehingga mengadukan halnya ke Pengadilan Agama yang dalam hal ini Penggugat merasa sudah cukup alasan bagi Majelis Hakim untuk mangabulkan gugatan Penggugat; Menimbang, bahwa untuk mendapatkan putusan yang tepat terhadap perkara ini, maka Majelis Hakim harus terlebih dahulu mendapat jawaban yang meyakinkan secara hukum terhadap pokok masalah sebagai berikut: 1. Apakah benar Penggugat dan Tergugat telah menikah dan pada saat itu Tergugat ada mengucapkan taklik talak dan apakah pencatatan terhadap nikah tersebut di KUA Kecamatan Perawang Kabupaten Siak telah dilakukan secara benar? 2. Apakah benar Tergugat telah meninggalkan Penggugat sejak tahun 2011 dan melanggar isi sighat taklik talak? Menimbang, Penggugat mendalilkan bahwa Tergugat saat ini sudah tidak diketahui lagi alamatnya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Oleh karenanya pemeriksaan perkara ini berpedoman kepada ketentuan pasal 27 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 yang pada intinya mengatur bahwa dalam hal Tergugat telah dipanggil secara sah (baca: resmi dan patut) tetap tidak hadir, maka gugatan Penggugat diterima tanpa hadirnya tergugat, kecuali apabila gugatan itu tanpa hak atau tidak beralasan. Dengan demikian dapat atau tidaknya gugatan ini dikabulkan sangat tergantung kepada apakah gugatan ini didasarkan atas hak dengan beralasan hukum atau tidak yang jawabannya akan didapatkan berdasarkan fakta di persidangan berdasarkan bukti yang diajukan oleh Pengugat. Menimbang, bahwa dalam upaya pembuktian, Penggugat telah mengajukan 2 (dua) bukti surat yaitu bukti P.1 dan P.2 serta 3 (tiga) orang saksi masing-masing bernama SAKSI PERTAMA, SAKSI KEDUA dan SAKSI KETIGA. Terhadap bukti tersebut Majelis Hakim telah mempertimbangkan sebagai berikut: Pertama, Tentang bukti surat P.1 dan P.2: Menimbang, bahwa bukti P.1 adalah Fotokopi Duplikat Kutipan Akta Nikah Nomor: Kk.5/PW.0/07/2009 tertanggal 31 Maret 2009 yang dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Tualang Kabupaten Siak yang telah di nazzegelen Pejabat Kantor Pos dan Giro setempat serta telah dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci. Fotokopi tersebut oleh Ketua Majelis telah dicocokkan dengan aslinya dan ternyata cocok sehingga dapat dipersamakan dengan aslinya. Namun terhadap bukti surat tersebut Penggugat menjelaskan bahwa surat tersebut didapatkannya setelah Tergugat pergi meninggalkan Penggugat pada tahun 2011 karena Buku Nikah yang asli kedua-duanya dibawa pergi oleh Tergugat, sedangkan dalam surat tersebut jelas-jelas dinyatakan bahwa
Hal. 8 dari 13 hal. Putusan No. 143/Pdt.G/2003/PA.Pkc
surat tersebut dikeluarkan pada tanggal 31 Maret 2009. Dalam hal ini Majelis Hakim menilai bahwa terdapat kejanggalan dalam bukti surat tersebut meskipun surat ianya adalah akta otentik yang mempunyai kekuatan pembuktian sempurna. OLeh karena itu tentang hal ini Majelis Hakim akan mempertimbangkan lebih lanjut setelah menghubungkannya dengan keterangan saksi yang terkait ini yang diajukan Pengguat dalam perkara a quo; Menimbang, bahwa bukti P.2 berupa Asli surat Keterangan Tidak berdomisili an. Amri Nomor: 471.11/PEM-LGM/115 yang dikeluarkan oleh Lurah Langgam pada tanggal 21 Maret 2013 yang merupakan surat resmi berstempel pejabat dan dikeluarkan atas kewenangan jabatannya sehingga setara dengan akta otentik yang mempunyai kekuatan pembuktian sempurna. Dalam hal ini Majelis Hakim menilai bahwa telah terbukti Tergugat sudah tidak lagi diketahui alamatnya sebagaimana diterangkan oleh Penggugat dalam surat gugatannya; Kedua, Tentang bukti 2 (tiga) orang saksi Penggugat: Menimbang, bahwa 3 (tiga) orang saksi masing-masing bernama
SAKSI
PERTAMA (saksi I), SAKSI KEDUA (saksi II) dan SAKSI KETIGA (saksi III) adalah orang-orang yang dewasa, berakal dan bukan orang yang dilarang menjadi saksi sebagaimana diatur pasal 145 HIR. dan telah memberikan keterangan di bahwa sumpahnya di muka persidangan. Oleh karenanya saksi tersebut secara formil dinilai memenuhi syarat sebagai bukti saksi. Adapun secara materil, keterangan yang disampaikan masing-masing saksi di muka persidangan terdapat yang saling bekaitan dan saling menguatkan dan terdapat pula keterangan yang saling bertentangan satu sama lainnya. Sehingga dalam hal ini terhadap keterangan yang saling menguatkan dapat secara materiil dapat diterima kebenarannya sebagai fakta dan mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna sebagaimana maksud pasal 171 HIR dan terhadap keterangan yang saling bertentangan akan dipertimbangkan setelah dikaitkan dengan bukti surat yang ada; Menimbang, dari keterangan saksi-saksi Penggugat tersebut Majelis Hakim menemukan fakta yang dibenarkan oleh Penggugat sebagai berikut: 1. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah menikah pada tahun 2008 di rumah Paman Penggugat (saksi III) di Kulim (keterangan saksi I, II dan III); 2. Bahwa pernikahan Penggugat dan Tergugat tercatat di KUA yang mewilayahi Kelurahan Kulim Kota Pekanbaru (keterangan saksi I);
Hal. 9 dari 13 hal. Putusan No. 143/Pdt.G/2003/PA.Pkc
3. Bahwa pernikahan Penggugat dan Tergugat tercatat di KUA Kecamatan Perawang Kabupaten Siak karena Paman Penggugat (saksi III) kenal dengan Kepala KUA Perawang (keterangan saksi III) 4. Bahwa kelengkapan administrasi pencatatan hanya dilakukan dengan pengiriman data Penggugat dan Tergugat oleh Paman Penggugat (saksi III) kepada Kepala KUA dan memberikan uang sebesar Rp. 700.000.- (tujuh ratus ribu rupiah) (keterangan saksi III); 5. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat pernah tinggal di rumah Paman Penggugat (saksi III) di Kulim (keterangan saksi I, II dan III); 6. Bahwa setelah menikah, Tergugat ada mengucapkan shighat taklik talak (keterangan saksi I dan III); 7. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai seorang anak (keterangan saksi I dan III); 8. Bahwa anak Penggugat dan Tergugat lahir pada tahun 2011 (keterangan saksi I); 9. Bahwa anak Penggugat dan Tergugat lahir beberapa bulan setelah menikah (pada tahun 2008) karena pada saat menikah Penggugat dalam keadaan hamil (keterangan saksi III); 10. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di rumah paman Penggugat di Kulim, lalu pindah ke Langgam, setelah itu pada 2011 Tergugat pergi meninggalkan Penggugat dengan membawa serta buku nikah dan tidak pernah kembali lagi menemui Penggugat (keterangan saksi I dan II); 11. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di rumah paman Penggugat, lalu pindah ke rumah lain di samping rumah paman Penggugat. Kemudian setelah 5 (lima) bulan usia pernikahan mereka, pada saat itu Penggugat sedang hamil tua Tergugat mengajak Penggugat menetap di Palembang, namun Penggugat tidak mau, akhirnya Tergugat pergi meninggalkan Penggugat dengan membawa buku nikah dan tidak pernah kembali lagi kepada Penggugat. Setelah itu Penggugat kembali ke rumah orang tuanya di Langgam (keterangan saksi III); 12. Bahwa setelah Tergugat Pergi, Penggugat telah berusaha mencari Tergugat dengan cara menghubungi melalui telepon genggam (keterangan saksi I dan II); 13. Bahwa setelah Tergugat pergi, Penggugat tidak pernah mencari Tergugat (keterangan saksi III); 14. Bahwa 6 (enam) bulan setelah kepergian Tergugat, paman Penggugat (saksi III) mengurus duplikat buku nikah Penggugat sehingga KUA Perawang mengeluarkan duplikat tersebut pada tanggal 31 Maret 2009;
Hal. 10 dari 13 hal. Putusan No. 143/Pdt.G/2003/PA.Pkc
Menimbang, bahwa bahwa selain adanya fakta yang dibenarkan oleh Penggugat tersebut, Majelis Hakim menemukan pula keterangan saksi III yang dibantah oleh Penggugat sebagaimana terurai pada duduk perkara tersebut di atas yang ikut menjadi bahan pertimbangan tersendiri bagi Majelis Hakim sebagai berikut: 1. Bahwa tidak benar Tergugat pergi sebelum anak Penggugat dan Tergugat lahir, karena anak Penggugat dan Tergugat lahir pada bulan Agustus 2011; 2. Bahwa tidak benar duplikat buku nikah Penggugat dan Tergugat diurus Paman Penggugat (saksi III)
pada tahun 2009, karena duplikat tersebut diurus paman
Penggugat pada tahun 2011; Menimbang, bahwa terhadap fakta-fakta yang terungkap tersebut di atas yang dikaitkan dengan bukti surat yang ada Majelis Hakim telah menilai sebagai berikut: 1. Bahwa benar Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan pernikahan di rumah Paman Penggugat di Kelurahan Kulim Kota Pekanbaru dan tercatat di PPN Pada KUA Kecamatan Perawang Kabupaten Siak. Dalam hal ini Majelis Hakim melihat adanya kejanggalan dalam pernikahan ini, karena meskipun pernikahan tersebut memang terjadi, namun pencatatan yang dilakukan tersebut tidak dapat dibenarkan mengingat pernikahan tersebut tidak diberitahukan kepada dan/atau tidak dicatat oleh PPN pada KUA di tempat pernikahan dilangsungkan in cassu PPN pada KUA Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru yang mewilayahi Kelurahan Kulim dan tidak melalui prosedur yang sebenarnya sebagaimana diatur dalam pasal 3 s.d. 11 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975. Oleh karenanya Majelis Hakim memandang surat yang dihasilkan dari pencatatan yang illegal tersebut baik berupa akta nikah, kutipan maupun duplikatnya tidak dapat dijadikan bukti yang sah bagi adanya pernikahan Penggugat dan Tergugat; 2. Bahwa benar pernikahan Penggugat dan Tergugat dilaksanakan di rumah Paman Penggugat di Kelurahan Kulim dan bukan di rumah orang tua Penggugat di Langgam karena saat itu Penggugat dalam keadaan hamil, setelah itu Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di rumah Paman Penggugat dan tidak pernah menjauh dari tempat tersebut selama sekitar 5 (lima) bulan sampai Tergugat pergi meninggalkan Pengggugat yang masih dalam keadaan hamil dengan membawa serta semua buku nikah Penggugat dan Tergugat pada tahun 2008, yang untuk selanjutnya guna mendapatkan pengganti buku nikah tersebut paman Penggugat mengurus duplikatnya pada tahun 2009. Penilaian ini dihasilkan Majelis Hakim dengan meyakini kebenaran keterangan saksi III yang merupakan Paman Penggugat yang mengurus semua keperluan pernikahan mereka setelah tidak diperkenankan menikah
Hal. 11 dari 13 hal. Putusan No. 143/Pdt.G/2003/PA.Pkc
di tempat orang tua Penggugat di Langgam di mana adalah tidak mungkin jika saksi III tersebut berbohong dengan keterangannya meskipun keterangannya di bantah oleh Penggugat ataupun tidak berkesesuaian dengan keterangan saksi lainnya dan bukti P.2 yang rentan adanya unsur kebohongan baik secara sengaja maupun tidak sengaja yang menerangkan bahwa Tergugat meninggalkan Penggugat setelah anak mereka lahir yaitu pada tahun 2011. Hal ini dapat pula dikaitkan dengan tanggal penerbitan yang tertera dalam duplikat tersebut (bukti P.1) yaitu 31 Maret 2009. Dalam hal ini, dengan berpegang kepada sikap membenarkan keterangan saksi III Penggugat sebagaimana tersebut di atas dan melihat kepada sikap Penggugat yang mempertahankan dalilnya berikut keterangan saksi I dan II tersebut, Majelis Hakim menilai adanya itikad yang tidak baik dari Penggugat untuk menyembunyikan atau setidaknya mengaburkan fakta yang sebenarnya sebagaimana diungkapkan oleh saksi III dan bukti P.1 tersebut sehingga mengakibatkan fakta-fakta penting dalam perkara ini menjadi kabur (obscuur libel). Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan lebih jauh kepada substansi perkara a quo Majelis Hakim terlebih dahulu telah menilai tentang pencatatan pernikahan Penggugat dan Tergugat tidak dilakukan dengan cara yang seolah-olah benar menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, padahal pada kenyataannya tidak benar. Selain itu terdapat upaya Penggugat yang dikuatkan oleh bukti P.2 dan saksi-saksinya (saksi I dan II) untuk menyembunyikan atau setidaknya fakta-fakta penting yang sesungguhnya sangat diperlukan Majelis Hakim dalam menilai pokok perkara ini sehingga berpotensi menjadikan gugatan kabur (obscuur libel) yang merupakan salah satu bentuk adanya itikad tidak baik dari Penggugat dalam perkara a quo. Dengan pertimbangan tersebut Majelis Hakim sependapat untuk menyatakakan bahwa gugatan Penggugat tidak dapat diterima sebagaimana bunyi amar putusan ini; Menimbang, bahwa perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, maka semua biaya perkara yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Penggugatyang jumlahnya akan disebutkan dalam amar putusan ini; Mengingat segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan hukum syara' yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI 1. Menyatakan bahwa gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
Hal. 12 dari 13 hal. Putusan No. 143/Pdt.G/2003/PA.Pkc
2. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat sebesar Rp. 366.000,- (tiga ratus enam puluh enam ribu rupiah). Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci pada hari Selasa tanggal 10 September 2013 M bertepatan dengan tanggal 4 Zulkaidah 1434 H oleh kami yang Drs. Agusti ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci sebagai Ketua Majelis, M. Arqom Pamulutan, S.Ag., M.A dan Rahmi Mailiza Annur, S.HI masing-masing sebagai Hakim Anggota yang pada hari itu juga putusan tersebut dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Majelis tersebut dengan didampingi oleh Hakim Anggota yang turut bersidang dibantu oleh M.Yunus, SH sebagai Panitera Pengganti dan serta dihadiri oleh Penggugat tanpa hadirnya Tergugat; Ketua Majelis TTD Drs. AGUSTI
Hakim Anggota
Hakim Anggota
TTD
TTD
M. ARQOM PAMULUTAN, S.Ag., M.A
RAHMI MAILIZA ANNUR, S.HI
Panitera Pengganti TTD M.YUNUS,SH Rincian Biaya Perkara: 1.
Biaya Pendaftaran
: Rp.
30.000,-
2.
Biaya Proses
: Rp.
50.000,-
3.
Biaya Panggilan
: Rp.
275.000,-
4.
Biaya Redaksi
: Rp.
5.000,-
5.
Biaya Materai
: Rp.
6.000,-
Jumlah
: Rp.
366.000,-
(tiga ratus enam puluh enam ribu rupiah)
Hal. 13 dari 13 hal. Putusan No. 143/Pdt.G/2003/PA.Pkc