PANDUAN PENGUKURAN REALISASI FISIK OUTPUT KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017
KATA PENGANTAR Pada tahun 2017, pelaksanaan Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat akan dilaksanakan di 34 Satker provinsi (Dana Dekonsentrasi), 2 Satker Provinsi (Dana Tugas Pembantuan) dan 13 Satker Kabupaten/Kota (Dana Tugas Pembantuan), dengan fokus kegiatan strategis yaitu (1) Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dengan kegiatan utama adalah Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), tetap dilanjutkan pembinaannya kaena sangat penting dalam mendukung pengentasan kemiskinan dan kerawanan pangan; (2) Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) melalui Toko Tani Indonesia (TTI); (3) Penguatan Lembaga Distribusi Pangan (LDPM); (4) Pengembangan Desa dan Kawasan Mandiri Pangan (KMP). Hal ini untuk mendukung empat kunci sukses pembangunan pertanian, dimana diversifikasi pangan merupakan target strategis kedua dalam pembangunan pertanian. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 249/PMK.02/2011 menyebutkan bahwa dalam rangka pelaksanaan fungsi akuntabilitas dan fungsi peningkatan kualitas dilakukan evaluasi kinerja. Diharapkan dari kegiatan tersebut penggunaan anggaran dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan secara profesional kepada stakeholders, sekaligus untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor pendukung dan/atau kendala atas pelaksanaan program dan kegiatan ketahanan pangan. Terdapat 3 (tiga) aspek evaluasi kinerja, yaitu implementasi, manfaat dan konteks. Indikator yang diukur pada evaluasi implementasi adalah penyerapan anggaran, konsistensi perencanaan dan implementasi, pencapaian output, dan efisiensi. Salah satu data capaian dari keempat indikator tersebut yang masih sulit diperoleh secara benar dan tepat waktu adalah pencapaian output. Kesulitan tersebut antara lain disebabkan masih belum disediakan standar penghitungan capaian output fisik dari suatu kegiatan. Atas pertimbangan tersebut, Sekretariat Badan Ketahanan Pangan menerbitkan Buku Panduan Pengukuran Capaian Output Fisik Kegiatan yang dibiayai oleh APBN Tahun 2017. Panduan ini antara lain berisi tentang perhitungan pencapaian output kegiatan yang dilengkapi dengan contoh dan pembobotannya, seperti kegiatan pengadaan barang dan jasa, kegiatan belanja barang yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah, pembinaan, survei oleh pihak ketiga, konstruksi, dan pelayanan teknis pada kegiatan di bidang ketahanan pangan. Semoga Panduan ini bermanfaat.
Jakarta,
April 2017
Sekretaris Badan Ketahanan Pangan
Mulyadi Hendiawan
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang Pelaksanaan
penerapan
penganggaran
berbasis
kinerja
(performance based budgeting) mensyaratkan perlunya setiap unit kerja untuk memiliki indikator kinerja dalam dokumen perencanaan dan penganggaran, merencanakan program atau kegiatan
serta
melaksanakan
dan
mengevaluasi
capaian
indikator kinerja yang telah ditetapkan. Indikator kinerja tersebut tertuang dalam dokumen Renstra dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). Guna menganalisis capaian kinerja tersebut, kegiatan
monitoring
dan
evaluasi
menjadi
penting
untuk
dilakukan. Monitoring dan evaluasi dapat digunakan untuk menilai apakah suatu program atau kegiatan telah berjalan sesuai dengan rencana atau target, mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan program dan kegiatan dan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 249/2011 bahwa Evaluasi Kinerja terdiri dari 3 (tiga) aspek, yaitu : (1) implementasi, (2) manfaat, dan (3) konteks utamanya pada evaluasi implementasi, diukur menggunakan empat indikator, yaitu (1) penyerapan anggaran, (2) konsistensi perencanaan dan implementasi, (3) pencapaian output, dan (4) efisiensi.
Dalam
(konsentrasi,
operasionalnya,
dekonsentrasi,
kantor
pemanfaat daerah,
anggaran dan
tugas
1
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
pembantuan), seringkali menemui kesulitan untuk mengukur perkembangan capaian output. Sedangkan serapan anggaran pada setiap output kegiatan terlaporkan relatif lancar secara bulanan online dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
ke
Direktorat
Jenderal
Anggaran,
Kementerian
Keuangan.Data serapan anggaran tersebut kemudian dapat diakses oleh seluruh Kementerian/Lembaga. Kondisi demikian menyebabkan analisis terhadap capaian implementasi kegiatan tidak dapat dilakukan dengan baik, karena di satu pihak anggaran terserap, namun tidak disertai dengan laporan capaian output fisik. Salah satu penyebab tidak terlaporkannya perkembangan capaian output fisik adalah kesulitan pemanfaat anggaran ‘menilai’ tingkat capaian output, sementara pelaporan capaian output menjadi kewajiban seperti diamanatkan dalam PMK 249/2011, yang dilakukan secara bulanan. Untuk mengatasi hal itu Badan Ketahanan Pangan menerbitkan Buku Panduan Pengukuran Capaian Output Fisik Kegiatan. Panduan ini melengkapi instrumen Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART), yang telah mengakomodasi instrumen PMK 249/2011, sehingga dimungkinkan setiap pemanfaat APBN Badan Ketahanan Pangan dapat mengukur capaian output terhadap serapan anggarannya. Data tersebut sekaligus dapat digunakan untuk mengukur efisiensi setiap jenis output.
2
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
2. Maksud dan Tujuan Penyusunan panduan ini dimaksudkan untuk menyediakan acuan dalam mengukur capaian output fisik bulanan pada kegiatan yang didanai oleh APBN Badan Ketahanan Pangan Pusat dan Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) Tujuan dari panduan ini adalah : (a) Memudahkan para pemanfaat anggaran di setiap Satker Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota dalam mengukur perkembangan capaian output fisik setiap kegiatan per bulan, triwulan, semester dan tahunan; (b)
Memudahkan
penanggungjawab
kegiatan
memantau
perkembangan capaian output fisik dalam penggunaan anggaran per bulan, triwulan, semester dan tahunan; dan (c) Memudahkan penanggungjawab program dan kegiatan dalam mengendalikan pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang sesuai dengan POK dan ROPAK. 3. Sasaran Sasaran dari panduan ini adalah : (a) Pejabat yang bertanggung jawab terhadap kegiatan dan anggaran ketahanan pangan; dan (b) Petugas monitoring dan evaluasi dalam menginput aplikasi SMART. 4. Output Output dari kegiatan ini adalah laporan mingguan, triwulan, dan tahunan yang bersumber dari aplikasi SMART sebagai bahan
3
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
laporan kepada pimpinan, serta laporan lain yang bersifat insidentil. 5. Ruang Lingkup Ruang lingkup Panduan Pengukuran Capaian Fisik Kegiatan; meliputi : a) kegiatan, sub kegiatan, per output, b) target dan realisasi sasaran, c) target dan realisasi anggaran, d) kendala dan upaya penyelesaiannya. Masing-masing
penanggung
jawab
kegiatan
di
daerah
bertanggung jawab terhadap hasil pemantauan dan evaluasi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Hasil pemantauan dan evaluasi kegiatan dilaporkan kepada pimpinan lembaga yang menangani
Ketahanan
Pangan
Pusat,
Provinsi,
dan
Kabupaten/Kota melalui aplikasi Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (aplikasi SMART), maupun mekanisme lainnya. 6.
Pengertian a. Satuan Kerja adalah instansi yang dipimpin oleh pejabat yang ditetapkan sebagai kuasa pengguna anggaran yang bertanggungjawab melaksanakan Kegiatan dari Program
unit
eselon
I/Unit
Organisasi
dan/atau
Kebijakan Pemerintah. b. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari perencanaan sasaran terukur pada suatu program, terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya berupa personil (sumber daya manusia), barang
4
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut. c. Output (Keluaran) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis dan tujuan program dan kebijakan. d. Hasil
(outcome)
adalah
segala
sesuatu
yang
mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatankegiatan dalam satu program mengacu pada sasaran strategis dan tujuan yang telah ditetapkan. e. Kinerja adalah prestasi kerja berupa keluaran dari suatu kegiatan atau hasil dari suatu program dengan kuantitas dan kualitas terukur. f.
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan RKA-K/L yang selanjutnya disebut Evaluasi Kinerja adalah proses untuk menghasilkan informasi capaian kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen RKA-K/L.
g. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertical pusat di daerah.
5
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
h. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan. i.
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala
Kantor
Wilayah
Direktorat
Jenderal
Perbendaharaan atas nama Menteri keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). j.
Petunjuk
Operasional
Kegiatan
(POK)
adalah
dokumen yang memuat uraian rencana kerja dan biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, disusun oleh KPA sebagai penjabaran lebih lanjut dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). k. Rencana Operasional Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan (ROPAK) adalah dokumen yang menjabarkan seluruh kegiatan yang ada dalam DIPA dan POK yang mencakup : sasaran, tujuan, besaran biaya, penyediaan dana setiap bulan, untuk masing-masing kegiatan dan akun belanja sesuai dengan target fisik yang ditetapkan, serta jadwal palang masing-masing kegiatan.
6
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
BAB II PENGOPERASIAN APLIKASI SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KINERJA TERPADU (SMART)
Aplikasi Sistem Monitoring Dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART) terdiri atas 3 (tiga) layar, yaitu : 1. Layar satker, diperuntukkan bagi user di tingkat satker; 2. Layar eselon I, diperuntukkan bagi user di tingkat eselon I atau penanggung jawab program; dan 3. Layar K/L, diperuntukkan bagi user di tingkat K/L. Banyak fitur yang bisa diakses dalam aplikasi monev ini sebagai alat bantu untuk melakukan analisis dan evaluasi pelaksanaan RKA-K/L, namun panduan ini akan difokuskan pada menu “Entri Data” yang berfungsi untuk memasukkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam evaluasi RKA-K/L.
1. LOGIN (AKSES KE APLIKASI)
Untuk
dapat
akses
ke
aplikasi
monev
kinerja
penganggaran, lakukan login dengan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah
1
:
Buka
browser
dan
masukkan
alamat
:
monev.anggaran.depkeu.go.id, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
7
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
Gambar 1. Login Aplikasi PMK 249
Langkah 2 : Masukkan username dan password. Langkah 3 : Pilih tahun anggaran, kemudian muncul tampilan :
Gambar 2 : Halaman Pertama Aplikasi SMART
8
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
Setelah berhasil login, menu yang ada dalam aplikasi meliputi: Dashboard, Entri Data, Monitoring, Laporan, Logic Model, Business Intelligence (BI), Roadmap EKP, Informasi, dan Ubah Password. Khusus menu Logic Model dan Business Intelligence (BI) hanya terdapat pada layer Eselon I dan K/L. Tampilan awal aplikasi adalah sebagai berikut :
Gambar 3 : Dashboard PMK 249
Penilaian Kinerja pada prinsipnya merupakan langkah awal untuk mengkonversi angka-angka hasil pengukuran menjadi sebuah informasi untuk dianalisis lebih lanjut. Nilai Kinerja dihasilkan dari hasil pengukuran ditambah dengan bobot seperti dibawah ini :
9
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
2. TATA CARA PENGISIAN DATA DAN INFORMASI Mekanisme Pengisian Data Pada Layar Satker Pengisian data di layar satker adalah pengisian realisasi capaian output. Untuk mengisi realisasi capaian output tersebut, langkahnya adalah :
Langkah 1 : Klik menu Entri Data >> Entri Realisasi Output, selanjutnya akan muncul Program dan Kegiatan yang terdapat pada satker berkenaan seperti tampilan berikut :
Gambar 4 : Entri Data Langkah 2 : Pilih kegiatan yang akan diisi capaian outputnya dengan mengklik nama Kegiatan berkenaan dan pilih bulan yang akan diisi, yang selanjutnya akan muncul tampilan sebagai berikut :
10
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
Gambar 5 : Entri Data, Kegiatan Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitasi Harga Pangan Langkah 3 : Isi volume realisasi output yang telah dicapai.
Gambar 6 : Isian Entri Data
11
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
a.
Apabila suatu output telah selesai seluruhnya, isikan di kolom “Realisasi (Volume)”. Misalnya: target 5 dan telah selesai 4, maka isikan pada kolom dimaksud angka 4.
b.
Apabila suatu output belum selesai namun realisasi anggaran sudah ada, maka isikan capaian progress-nya di kolom “Progres (%). Misalnya : Apabila target output 5 dan yang telah selesai 4, sementara sisanya sudah mencapai 50%,
maka
isikan
pada
kolom
progres
:
[(4x100%)+(1x50%)]/5=90%. c.
Isikan keterangan atau penjelasan apabila diperlukan di kolom “Keterangan”. Penjelasan yang diisi bisa berupa penjelasan terkait capaian output dimaksud ataupun bisa pula berisi hambatan/kendala dan permasalahan lain yang ditemui terkait pencapaian output dimaksud.
Langkah 4 : Klik tombol “Simpan”. Lakukan proses yang sama untuk mengisi capaian output yang lain. Pengisian data tersebut dapat dilakukan setiap saat sepanjang ada realisasi capaian output. Jadi periode pengisiannya tidak perlu menunggu semesteran atau triwulanan. Setiap kali ada perkembangan realisasi capaian output, lakukan langkah yang sama seperti di atas dan replace (timpa) data sebelumnya dengan data baru. Khusus pada setiap akhir Februari, akan aktif tombol “Proses”. Menu ini untuk mengkonfirmasi bahwa seluruh realisasi pencapaian output selama satu tahun telah dilaksanakan. Dengan meng-klik tombol “Proses” tersebut, maka satker tidak dapat lagi melakukan
12
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
editing terhadap isian realisasi output, kecuali eselon I tidak mengesahkan isian tersebut. Tombol “Proses” terletak pada bagian kanan bawah disamping tombol “Simpan” seperti terlihat pada tampilan berikut :
Gambar 7 : simpan data yg sudah di entri Simpan
3. MEKANISME PENGISIAN DATA PADA LAYER UNIT ESELON I
Proses yang perlu dilakukan di layer Eselon I dalam hal ini adalah Badan Ketahanan Pangan adalah pengesahan atas capaian output yang diisi oleh setiap satker dan pengisian informasi analisis & rekomendasi. Proses Pengesahan Atas Capaian Output Proses ini dilakukan sekali setiap tahun;
13
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
biasanya dilakukan pada setiap akhir Februari. Sebelum waktu tersebut, menu pengesahan tidak diaktifkan. Pengesahan ini berfungsi sebagai alat konsolidasi akhir atas capaian output tahun sebelumnya. Capaian output yang telah disahkan mengandung pengertian bahwa isian realisasi capaian output yang dilakukan oleh setiap satker dianggap sudah final. Dengan demikian, satker tidak bisa lagi mengubah data realisasi capaian outputnya.
Untuk
mengesahkan
realisasi
capaian
output
tersebut, langkahnya adalah:
Langkah 1 : Pastikan login pada layer eselon I, selanjutnya klik menu Entri Data >> Entri Realisasi Output, selanjutnya akan muncul Program dan Kegiatan yang terdapat pada eselon I berkenaan seperti tampilan berikut :
Gambar 8 : Entri Data ealisasi Output
14
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
Langkah 2 : Pilih opsi “Disahkan” atau “Tidak Disahkan”. Apabila dipilih opsi “Disahkan”, maka satker tidak bisa lagi mengubah data realisasi outputnya, sementara apabila dipilih opsi “Tidak Disahkan”, maka satker bisa melakukan editing atas capaian outputnya.
Gambar 9 : Kolom pengesahan eselon I
Langkah 3 : Klik Proses, maka proses pengesahan selesai.
4. PROSES PENGISIAN ANALISIS & REKOMENDASI Menu ini disediakan untuk menyampaikan berbagai informasi atas evaluasi yang telah dilakukan khususnya informasi mengenai hambatan, faktor pendukung, dan rekomendasi. Untuk mengisi analisis & rekomendasi ini langkah yang dilakukan sebagai berikut:
15
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
Langkah 1 : Pastikan login pada layar eselon I, selanjutnya klik menu Entri Data >> Analisis & Rekomendasi. Langkah 2 : Pilih program yang sesuai sampai muncul 5 (lima) pertanyaan sebagai berikut :
A.
Pencapaian
Kinerja
(analisis
terhadap
pencapaian
kinerja) 1.
Apakah terdapat hambatan/kesulitan dalam pencapaian kinerja? Beri Penjelasan
2.
Apa saja faktor pendukung dalam pencapaian kinerja?
3.
Apa rekomendasi anda untuk peningkatan pencapaian kinerja?
B. Proses Evaluasi ( hambatan / masukan terhadap pelaksanaan evaluasinya ) 1.
Apakah
terdapat
hambatan/kesulitan
dalam
proses
evaluasi? Beri Penjelasan 2. Apa saran/masukan Anda untuk perbaikan sistem evaluasi kinerja (termasuk aplikasi) ini?
Tampilan pertanyaan tersebut seperti berikut :
16
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
Gambar 10 : Kolom Analisis dan Rekomendasi
Langkah 3 : Isilah informasi atas pertanyaan-pertanyaan tersebut secara singkat, padat, dan jelas.
Langkah 4 : Klik “Kirim”. Dengan melakukan pengisian pada menu “Analisis & Rekomendasi” di atas, maka eselon I sudah dianggap menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam PMK No. 249/PMK.02/2011 sehingga tidak diperlukan lagi penyampaian laporan berbentuk fisik ke Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan.
17
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
5. MEKANISME PENGISIAN DATA PADA LAYER K/L Proses yang perlu dilakukan di layar Eselon I adalah pengesahan atas capaian output. Periode waktu dan langkah pengoperasiannya sama dengan pengoperasian pada layar Eselon I.
18
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
BAB III METODOLOGI PENGUKURAN CAPAIAN OUTPUT FISIK KEGIATAN
Pelaksanaan
penerapan
penganggaran
berbasis
kinerja
(performance based budgeting) mensyaratkan perlunya setiap unit kerja untuk memiliki indikator kinerja dalam dokumen perencanaan dan penganggaran, merencanakan program atau kegiatan
serta
melaksanakan
dan
mengevaluasi
capaian
indikator kinerja yang telah ditetapkan. Indikator kinerja tersebut tertuang dalam dokumen Renstra dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). Guna menganalisis capaian kinerja tersebut, kegiatan
monitoring
dan
evaluasi
menjadi
penting
untuk
dilakukan. Monitoring dan evaluasi dapat digunakan untuk menilai apakah suatu program atau kegiatan telah berjalan sesuai dengan rencana atau target, mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan program dan kegiatan dan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sebagai wujud profesionalisme pertanggungjawaban kepada stakeholders, atas pemanfaatan anggaran melalui pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran yang bersumber dari APBN Badan Ketahanan Pangan, adalah dilakukannya evaluasi kinerja. Untuk mendapatkan hasil evaluasi kinerja yang kredibel maka dilakukan pengukuran dan penilaian atas data dan informasi, yang terkait dengan rencana dan realisasi penggunaan dana
19
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
dalam menghasilkan output dan manfaat, untuk dianalisis sehingga didapatkan rekomendasi. A.
Data dan Informasi yang diperlukan Data dan informasi yang diperlukan untuk mengevaluasi implementasi dan manfaat kegiatan adalah : a.
Pagu Anggaran, termasuk jika ada perubahan karena revisi
b.
Rencana Penarikan Anggaran
c.
Realisasi Anggaran
d.
Target Volume Output
e.
Realisasi Volume Output
f.
Capaian Progres Output kegiatan
Data pagu anggaran, target volume output, target kinerja output, dan rencana penarikan dana bersumber dari dokumen ROPAK dan dokumen pelaporan anggaran yang ditetapkan
atau
disahkan
oleh
Menteri
Keuangan.
Sedangkan data realisasi anggaran bersumber pada dokumen surat pengusulan pencairan dana (SP2D) yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Data realisasi volume output diperoleh berdasarkan bukti serah terima barang/jasa, surat pernyataan yang dibuat oleh Pejabat Pengelola Kegiatan, dan/atau dokumen lain yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penentuan realisasi volume
dan
realisasi
fisik
akan
dilakukan
melalui
perhitungan/pengukuran yang sudah ditetapkan.
20
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
B.
Pengumpulan Data Pengumpulan data realisasi anggaran dan realisasi volume kinerja output dilakukan setiap bulan, sesuai dengan realisasi yang telah dicapai. Dari hasil pengumpulan data tersebut
digunakan
sebagai
bahan
monitoring
atas
pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran pada tahun berjalan. Sumber dari data tersebut adalah Aplikasi SMART yang telah diinput oleh petugas monitoring dan evaluasi masing-masing Satker Pusat dan Daerah. C.
Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk menilai capaian kinerja setiap indikator dengan cara membandingkan data realisasi
dengan
data
target
yang
telah
dirancang
sebelumnya. Pengukuran dan pelaporan realisasi fisik dan keuangan kegiatan bulan berjalan dilakukan pada minggu pertama bulan berikutnya. Inilah yang kita gunakan sebagai patokan dalam pengukuran realisasi fisik untuk setiap kegiatan pada bulan berjalan. D.
Penilaian Kinerja Penilaian kinerja merupakan proses interpretasi atas seluruh nilai capaian kinerja hasil pengukuran ke dalam informasi
yang
menggambarkan
tingkat
keberhasilan
program untuk dianalisis lebih lanjut. Dalam penilaian kinerja dilakukan melalui pembobotan untuk setiap kegiatan,
21
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
output bahkan dimungkinkan detail kegiatan/detail output. Pemberian bobot disesuaikan dengan ROPAK masingmasing Satker. Pemberian bobot untuk setiap kegiatan dan tahapannya
diperlukan
nantinya
dalam
pengukuran
kemajuan realisasi fisik. Setiap output diberi bobot 100%, kemudian bobot ini didistribusikan ke seluruh tahapan kegiatan berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain : 1.
Tingkat kesulitan;
2.
Lama pengerjaan;
3.
Pembiayaan;
4.
Posisinya terhadap substansi kegiatan (utama atau pendukung), dan
5.
E.
Lainnya.
Pembobotan Tahapan Kegiatan Untuk memberikan pemahaman yang sama dalam menilai capaian output fisik, pada kegiatan dan anggaran, diuraikan pemberian bobot pada beberapa jenis kegiatan. Agar kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik, sebelumnya dirancang pentahapan pelaksanaannya. Penetapan tahapan dilakukan secara logis dan runtut, sekaligus sebagai kontrol untuk memastikan tidak ada tahapan kegiatan yang terlewati. Dengan memberikan bobot, maka perkembangan proses pencapaian sampai dengan terealisasinya output fisik dapat
22
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
dinilai persentasenya, untuk mendapatkan dua hal, yaitu: (1) gambaran pemanfaatan dana dalam menghasilkan output dan (2) capaian volume satuan output baik pada proses maupun akhir pelaksanaan kegiatan. F.
Pengukuran Capaian Kinerja Output Fisik Kegiatan Pengukuran capaian kinerja output fisik kegiatan dilakukan dengan
memperhatikan
capaian
output
fisik
yang
mendukung kegiatan tersebut. Jika tahapan suatu kegiatan telah selesai seluruhnya, maka capaian kinerja output selesai 100%. Namun jika masih ada tahapan kegiatan yang belum realisasi maka capaian kinerja output dihitung dengan mengakumulasi jumlah bobot sesuai dengan tahapan kegiatan yang sudah selesai. Apabila tahapan kegiatan tidak tercantum dalam struktur pembobotan maka penilaian capaian output dengan menjumlahkan bobot sub kegiatan sebelum atau sesudahnya. Apabila pada saat pengukuran capaian kinerja output fisik kegiatan belum selesai dilaksanakan dan masih pada tahap pelaksanaan, maka capaian fisiknya sama dengan jumlah kumulatif dari bobot tahapan sebelumnya (yang telah selesai dilaksanakan). Pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari beberapa sub tahapan kegiatan bobotnya tidak boleh dijumlahkan
dalam
penghitungan,
tahapan
sudah
dilaksanakan
ini
walaupun
misalnya
setengahnya.
Bobot
tersebut baru dijumlahkan apabila seluruh tahapan kegiatan sudah diselesaikan seluruhnya.
23
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
G.
Menghitung Total Capaian Kinerja Fisik Kegiatan Setiap kegiatan diberi bobot 100%, sehingga apabila pada satu Satker terdapat 4 kegiatan, total bobot seluruhnya adalah 400%. Total bobot dihitung menggunakan rumus : Total Bobot = Jumlah Kegiatan x 100%
Sebagai contoh : Satker Badan Ketahanan Pangan terdapat 4 kegiatan yaitu kegiatan Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Kerawanan Pangan, kegiatan Pengembangan Cadangan
Pangan
dan
Stabilisasi
Harga,
kegiatan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan segar, serta kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya; maka total bobot keempatnya adalah 4 x 100% = 400% Misalnya pada bulan Maret yang tercapai fisiknya kegiatan A sebesar 30%, sedangkan kegiatan lain belum tercapai, maka capaian output Satker tersebut adalah : 30 x 100% = 7,5 % 400 Bila pada bulan April, apabila kegiatan A sebesar 50%, kegiatan B 30%, maka capaian output Satker. (50 + 30) x 100% = 20 % 400
24
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
Selanjutnya akan dihitung sesuai capaian kegiatan dan diakumulasi, hingga mencapai output kegiatan 100 %.
H.
Menghitung Capaian Pekerjaan Ouput
Kinerja
Fisik
dan
Progres
Dalam menghitung capaian kinerja fisik dan progres fisik output harus memperhatikan ROPAK yang telah disusun, karena output tersebut terkait dengan capaian sub output, komponen dan sub komponen hingga output kegiatan tercapai.Untuk memudahkan dalam menghitung capaian progress pekerjaan output kegiatan, dapat dimulai dengan penjabaran rencana operasional anggaran dan kegiatan masing-masing satker yang disesuaikan dengan DIPA. Presentase Progress Output Bulanan :
Realisasi dana sub output bulanan x 100% pagu dana sub output Presentase
Total
Progress
Bulanan
:
merupakan
kompilasi atau penjumlahan prosentase dari bulan-bulan sebelumnya. Berdasarkan sistem aplikasi PMK 249, total progress bulanan akan dilakukan secara otomatis. Presentase realisasi fisik : realisasi fisik x 100 % target fisik
25
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
Dasar dalam menghitung progress output bulanan adalah realisasi keuangan apabila realisasi keuangan belum ada tetapi kegiatan tetap berjalan atau dilaksanakan, maka progress output bulanan disesuaikan dengan rencana proses pencairan kegiatan.
26
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
BAB IV PELAPORAN Pelaporan pencapaian kinerja output dilakukan setiap bulan bersamaan dengan pelaporan realisasi serapan anggaran. Setiap Satker wajib mengisi aplikasi pengukuran capaian kinerja (aplikasi SMART). Mekanisme pelaporan dapat dilakukan melalui sistem aplikasi maupun secara manual. Alur pelaporan dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
Menteri Pertanian
BKP Pusat
Keterangan:
Badan/Dinas/Instansi Ketahanan Pangan Provinsi
: Badan/Dinas/Kantor/ Instansi Ketahanan Pangan Kab/Kota.
ArusLaporan :
Umpan balik Kelompok Penerima Manfaat dan Penyuluh/Pendamping
Apabila ada permasalahan dengan aplikasi tersebut dapat menggunakan matrik pelaporan dengan program exel, dan format/matrik pengumpulan data disesuaikan dengan format aplikasi SMART. evaluasi
Satker
Selanjutnya, dapat
Petugas
mengirimkan
monitoring dan melalui
email
27
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
[email protected]
atau
[email protected],
atau
melalui jasa pengiriman lainnya kepada Sekretaris Badan Ketahanan Pangan cq. Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Gedung E Kantor Pusat Kementerian Pertanian Jl. Harsono RM No. 3, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
28
Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pengukuran Realisasi Fisik Output Kegiatan 2017
BAB V PENUTUP
Dengan disusunnya Panduan Pengukuran Capaian Kinerja Output Fisik kegiatan ini, diharapkan penanggungjawab kegiatan dapat menggunakannya sebagai acuan dalam mengukur capaian realisasi output fisik kegiatan yang telah dilaksanakan. Adanya perangkat dan panduan ini diharapkan dapat menyamakan pendekatan yang digunakan dalam pengukuran realisasi fisik. Mengingat keterbatasan sumberdaya/pegawai di Satker daerah, maka penjabaran capaian progress kegiatan sampai sub output. Namun, tidak menutup kemungkinan capaian progress kegiatan sampai detail kegiatan, sehingga capaian progress kegiatan lebih akurat dan sesuai dengan rencana kegiatan.
Jakarta,
April 2017
29