PROGRAM UNGGULAN KOTA SURAKARTA 2007 - 2012
Statistik Keuangan Kota Surakarta 2007 - 2012| 178
PROGRAM UNGGULAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA Background of Surakarta (Resources of Innovation) - Natural resources terbatas, hanya diuntungkan secara faktor lokasi sebagai jalur lalu lintas perdagangan dan jasa yang penting di kawasan Subosukawonosraten (7 kab/kota dimana Kota Surakarta sebagai hub bagi daerah hinterland-nya) - Strong Leadership of mayor - Kental sebagai kota budaya (intangible resources) - 26% GDP disumbang oleh sektor perdagangan, sebagai sektor basis - Warisan jiwa/semangat kewirausahaan dari para pedagang pendahulu (Pengusaha Batik Laweyan dan Serikat Dagang Islam - Tersedianya fasilitas pendidikan tinggi yang baik dan sumber daya SDM bidang vokasi/kejuruan yang baik Innovation Public Policy Based on a. Public Service 1. One Stop Service Perijinan (melalui pembentukan KPPT yang ditingkatkan menjadi BPMPT) 2. Pembangunan kantor kelurahan dalam menunjang layanan publik (KTP, KK) 3. PKMS (Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta) jaminan asusransi kesehatan bagi masyarakat miskin Kota Surakarta dan masyarakat umum Kota Surakarta pada umumnya) 4. BPMKS (Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta) mendukung program Wajar 9 Tahun dan peningkatan akses pendidikan bagi warga miskin 5. Pemberdayaan UMKM (PKL dan Pasar Tradisional)
1.
Bidang pelayanan Perijinan Sentralisasi pelayanan perijinan yang sebelumnya berada di masing-masing dinas teknis, sehingga membikin rantai proses yang berbelit dan makan waktu, disentralisasi melalui pendirian Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) pada tahun 2006 dan pada tahun 2011 dalam rangka menjawab efesiensi, efektivitas dan kinerja bidang investasi kedua lembaga tersebut di merger menjadi Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BPMPT) Sampai dengan tahun 2011 terdapat 21 perijinan yang ditangani seperti IMB, izin HO, TDP, TDG, izin bidang perindustrian dan perdagangan, izin reklame, pendiirian tempat usaha dll. Lama proses perijian dari selesai dalam 1 hari (reklame) sampai dengan paling lama dalam 6 hari (IMB dan HO) 2.
Pembangunan Kantor Kelurahan dan kecamatan beraksentuasi khas Jawa dalam konteks peningkatan layanan langsung kepada masyarakat Dari sebelumnya kantor kelurahan dan kecamatan yang langsung berhubungan dengan pelayanan langsung kepada masyarakat dicitrakan dengan kesan sarpras, proses layanan dan kesan berbelit secara pelan-pelan dibenahi melalui penataan sarpras yang mendukung bagi optimalisasi layanan langsung kepada masyarakat. Sampai dengan tahun 2012, seluruh kantor kecamatan telah terbangun baru dan dari 51 kelurahan telah terbangun sebanyak 22 gedung kantor kelurahan baru (Rumah dinas, kantor kelurahan dan pendopo). Anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan 1 kantor kelurahan kurang lebih sebesar 1,5 milyar rupiah
PROGRAM UNGGULAN KOTA SURAKARTA 2007 - 2012
Statistik Keuangan Kota Surakarta 2007 - 2012| 179
Alokasi Anggaran dan Realisasi Pembangunan Kantor Kelurahan 2007 - 2012 No 1 2 3 4 5 6 7
Kelurahan Mangkubumen Tegalharjo Kampungbaru
Anggaran 2007
Anggaran 2008
Anggaran 2009
Anggaran 2010
Anggaran 2011
Anggaran 2012
862.933.000
No 1
1.151.070.000 923.833.000
397.840.000
2
800.000.000
3
Kadipiro
1.192.380.000
1.159.257.111
4
Joyotakan
1.046.936.000
1.500.000.000
5
500.000.000
6
Sondakan
996.721.000
Mangkubumen
Realisasi 2007
Realisasi 2008
Realisasi 2009
Realisasi 2010
Realisasi 2011
Realisasi 2012
839.253.725
Tegalharjo
1.085.375.850
365.878.450
Kampungbaru
872.153.700
775.172.100
Kadipiro
1.057.579.000
1.085.844.282
Joyotakan
994.741.900
1.389.690.000
Sondakan
960.485.880
479.698.250
Joyosuran
1.500.000.000
Serengan
1.500.000.000
Panularan
1.438.590.000
10
Sumber
1.500.000.000
10
11
Pucangsawit
1.500.000.000
11
12
Gandekan
1.626.285.000
12
13
Gandekan
1.612.854.500
Kedunglumbu
1.652.665.000
13
14
Kedunglumbu
1.640.447.750
Keprabon
1.473.240.000
14
Keprabon
1.473.095.000
Danukusuman
1.159.455.000
15
16
Danukusuman
1.143.817.000
Pajang
1.700.000.000
16
17
Pajang
1.686.105.200
Mojosongo
2.001.050.000
17
18
Mojosongo
1.938.455.500
Semanggi
2.000.000.000
18
19
Semanggi
1.915.424.725
Kestalan
2.029.555.000
19
20
Kestalan
1.936.867.598
Banyuanyar
2.000.000.000
20
21
Banyuanyar
1.892.037.500
Kemlayan
1.471.860.000
21
22
Laweyan
2.000.000.000
Kemlayan
1.370.063.500
22
Laweyan
1.939.660.000
8 9
15
366.425.000
Kelurahan
7 8
606.500.000
9
538.000.000
Joyosuran
1.428.470.590
Serengan
1.421.942.834
Panularan
1.435.551.400
Sumber
1.417.886.875
Pucangsawit
1.495.149.075
342.127.750
599.409.600
519.033.000
PROGRAM UNGGULAN KOTA SURAKARTA 2007 - 2012 3. Bidang Kesehatan Pemerintah Kota Surakarta mengeluarkan perlindungan asuransi kesehatan bagi masyarakat yang belum tercover oleh asuransi kesehatan Jamkesmas, Askes bagi PNS ataupun asuransi kesehatan lainnya, melalui program PKMS (Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta). Penerima layanan PKMS, diklasifikasikan ke dalam pemegang kartu Gold dan kartu Silver. Pemegang kartu Gold ditujukan bagi warga miskin yang tidak tercover oleh layanan Jamkesmas, sedangkan pemegang kartu Silver adalah seluruh masyarakat Kota Surakarta yang belum memiliki asuransi kesehatan, diluar pemegang kartu Gold, Jamkesmas, Askes PNS ataupun asuransi lain. Dalam implementasinya Pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan RS Mitra untuk layanan kesehatan ini. Seiring dengan meningkatnya alokasi anggaran APBD bagi program PKMS, maka sejak tahun 2011 Pemerintah Kota Surakarta memutuskan untuk memperluas layanan PKMS ini, dengan mendirikan RSUD tipe C yang ditujukan bagi pasien PKMS. Langkah ini ditempuh sebagai salah satu upaya di dalam peningkatan layanan PKMS. Sejak dilaunching tahun 2008, telah teralokasikan anggaran sebesar 88 milyar, dengan rata rata alokasi anggaran per tahun sebesar 20 milyar
Statistik Keuangan Kota Surakarta 2007 - 2012| 180
DATA ANGGARAN DAN REALISASI KLAIM PKMS NO 1 2
TAHUN
URAIAN Anggaran Klaim Realisasi Klaim
2008
2009
2010
2011
2012
12.118.161.346
11.814.340.000
19.858.430.000
17.829.315.000
20.872.110.000
8.101.681.300
11.814.274.523
19.858.427.061
21.583.279.806
9.271.597.096
DATA JUMLAH PESERTA KLAIM PKMS BERDASARKAN JENIS KARTU NO
JENIS KARTU
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Silver
133.387
163.788
194.823
213.461
226.372
2
Gold
9.675
11.535
13.048
12.782
13.871
PROGRAM UNGGULAN KOTA SURAKARTA 2007 - 2012
Statistik Keuangan Kota Surakarta 2007 - 2012| 181
4.
Bidang Pendidikan Mengacu dari riset SMERU intitute yang melakukan riset kemiskinan di Kota surakarta yang mengkategorikan kemiskinan di Kota Surakarta sebagai urban poverty, salah satu hasil risetnya adalah dimana angka kemiskinan naik, pada saat terjadi penerimaan siswa baru, orang tua terbebani dalam menyekolahkan anak mereka. Jauh sebelum riset ini pada tahun 2009 Pemkot Surakarta mengeluarkan program BPMKS (Bantuan Pendidikan Masyarakat Surakarta) yang ditujukan bagi peserta didik keluarga tidak mampu diberikan bantuan operasional pendidikan ke dalam 3 klaifikasi atas pemegang kartu platinum, kartu gold dan silver. Sasaran kartu platinum dan gold adalah peserta didik dari keluarga miskin Kota Surakarta. Peserta didik pada Sekolah Plus pemegang Kartu platinum difasilitasi sepenuhnya kebutuhan biaya pendididikannya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (biaya operasional dan biaya personal), sedangkan pemegang kartu gold dibebaskan dari biaya operasional pendidikan mereka dan silver diberikan bantuan sebagian. BPMKS diberikan pada peserta didik untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. TAHUN NO
URAIAN
2010
2011
2012
1
Anggaran BPMKS
15,958,516,000
21,474,485,000
29,431,044,000
2
Realisasi BPMKS
15,799,250,000
17,830,884,000
26,254,009,500
Dalam mendukung Deklarasi Kota Surakarta sebagai kota vokasi (lulusan SMK sesuai dengan tuntutan pasar tenaga kerja bidang industri), maka Dinas pendidikan Kota Surakarta mengintegrasikan pengembangan vokasi ke dalam kawasan Solo Technopark, melalui pengembangan teaching factory yang mendekatkan pendidikan pada praktek industri melalui perakitan laktop, TV LCD, Mesin bubut CNC, perakitan sepeda motor dan mobil (mobil Rajawali)
PROGRAM UNGGULAN KOTA SURAKARTA 2007 - 2012
Statistik Keuangan Kota Surakarta 2007 - 2012| 182
5. Bidang ekonomi Kerakyatan melalui Optimalisasi UMKM (PKL dan Pasar Tradisional)
After
Before
Revitalisasi Pasar Tradisional Sampai dengan tahun 2011 telah terbangun/terehab 9 pasar tradisional dari 45 pasar tradisional di Kota Surakarta. Dari komposisi PAD Kota Surakarta, kontibusi pajak dan retribusi pasar tradisional memberikan pendapatan terbesar per tahun sebesar 20 milyar rupiah. Diharapkan dengan revitaliasi pasar tradisional ini, menjawab 2 permasalahan : pertama mempertahankan eksistensi pasar tradisional di tengah gempuran pasar tradisional dan kedua investasi jangka panjang dalam usaha kemandirian otonomi daerah melalui kontribusinya dalam peningkatan PAD Before (Monumen Banjarsari Area)
Proses (Uji Publik dan Rembug Warga) Penataan PKL dalam rangka pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan penguatan sektor informal mengubah paradigma PKL identik dengan kesemrawutan wajah kota menjadi PKL sebagai kekuatan ekonomi informal) Capaian terbesar dalam issue penataaan PKL yang dilakukan oleh Walikota adalah relokasi 1.500 PKL di sekitar Monomen Banjarsari ke lokasi pasar baru yang dibangun oleh Pemkot Surakarta di Pasar Klitikan Semanggi tanpa adanya konflik. Disamping melakukan relokasi PKL, strategi lain yang ditempuh oleh Pemkot Surakarta adalah melalui pembangunan shelter PKL di beberapa kawasan supaya tertata rapi (PKL kuliner di Kawasan Manahan) dan pemberian gerobak dan payung (di kawasasn kuliner Galabo dan Night market di Pasar Ngarsopuro) After
Proses (54 kali rapat, makan siang dan makan malam)
After
PROGRAM UNGGULAN KOTA SURAKARTA 2007 - 2012
SUMBER DANA
NO
TAHUN
1
2007
Sidodadi ( Kleco )
1.971.575.000
2
2008
Windujenar (Triwindu) Tahap I
3.271.703.000
Gading
1.260.221.000
Ngarsopuro
6.000.000.000
Panggung Rejo Tahap I
2.500.000.000
Windujenar Tahap II dan Blok Timur
2.005.068.000
Pucangsawit Tahap I
3.302.722.500
Panggung Rejo Tahap II
2.369.000.000
Pasar Ayu Tahap I
2.708.520.000
Pucangsawit Tahap II
1.447.860.000
3
4
2009
2010
NAMA PASAR
APBD KOTA
5
2011
Pasar Ayu Tahap II
1.146.414.000
6
2012
Pasar Kliwon
4.000.000.000
Depok
Statistik Keuangan Kota Surakarta 2007 - 2012| 183
APBD PROV
500.000.000
APBN
6.000.000.000
666.000.000
10.200.000.000
Pasar Ayu Tahap III
1.610.675.000
Turisari
1.200.000.000
5.000.000.000
PROGRAM UNGGULAN KOTA SURAKARTA 2007 - 2012 Innovation Product Management Based on b. Respon of current Issues 1. Eco Cultural City Pembangunan Kota yang berwawasan lingkungan 2. RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) respon terhadap issue percepatan penanggulangan kemiskinan melalui program fisik. 3. Car Free Day & City Walk 4. Railbus (mass transportaion) 5. Suporting for MICE City 1.
2. Before (bangunan dengan pagar beton)
Bidang lingkungan Hidup Eco Logical Friendly City : Kota yang kebijakan pemerintah dan aktivitas penduduknya mengutamakan perlindungan dan pelestarian ekosistem/lingkungan alamnya serta estetika. Implementasi kebijakan ini ditempuh dengan : peningkatan luas ruang terbuka hijau dari 16% menjadi 21% sampai dengan tahun 2011, dari target nasional sebesar 30%, pemanfaatan ruang dan bangunan yang ramah lingkungan (melalui kendali IMB dan evaluasi alih fungsi lahan dari RTH).
Statistik Keuangan Kota Surakarta 2007 - 2012| 184
After (bangunan tanpa pagar, pagar dengan vegetasi)
Bidang Penataan Kawasan Kumuh Mewujudkan “ Kota Surakarta Bebas Slum Area “. Dari data tahun 2006, terdapat 6.612 rumah tidak layak huni, untuk meujudkannya setiap tahun telah didsalurakan bantuan dari rumah tidak layak huni, diharapkan menjadi layak huni, namun demikian implementasinya masih menghadapi kendala, karena meskipun sudah diintervensi dengan bantuan rehab 2 juta per rumah, rumah tidak layak huni, secara langsung tidak berubah menjadil ayak huni. Strategi lain dalam penaataan kawasan kumuh adalahrel okasi warga yang mendiami bantaran sungai Bengawan Solo/daerah rawan bencana banjir dengan menyediakan tempat relokasi (hampir sama dengan modelrelokasi PKL) 3. Bidang Sarana Prasana Kota Before Car Free Day & City Walk
Program/kegiatan yang mendukung seperti : pembuatan taman kota, penataan vegetasi bangunan pemerintah dengan pagar tanaman,penataan koridor jalan, sungai dan bantaran rel bertema go green dan pembuatan urban forest. Balekambang Royal Park (go green) Balekambang Royal Park (awal) After
PROGRAM UNGGULAN KOTA SURAKARTA 2007 - 2012
3.
Statistik Keuangan Kota Surakarta 2007 - 2012| 185 5.
Penataan Ruang Publik Untuk menjaga dinamika Kota, terlebih Kota Surakarta sangat kuat dengan unsur budaya dengan tag line-nya “ Solo Past is Solo Future” penghargaan terhadap ruang publik yang merespon pergerakan dan interaksi warga masyarakat dalam dinamika tata ruang, ditempuh beberapa program inovasi sebagai berikut : a. Sayembara kawasan untuk meningkatkan kualitas penataan tata ruang kawasan (kawasan Jl_Sudirman – RE Martadinata dan Jl. Bhayangkara). Hasil dari desain kawasan selanjutnya akan dioperasionalkan oleh SKPD teknis. b. Pembangunan City Walk di jalan Slamet Riyadi penghargaaan terhadap sarpras pedestrian . c. Car Free Day di Jl. Slamet Riyadi setiap hari minggu pagi, sebagai ajang ruang publik masyarakat Surakarta bagi aktivitas olaghraga, rekreasi dan hiburan. 4.
Bidang Trasnportasi Massal Meski kemacetan belum menjadi masalah krusial di Surakarta, Pemkot melalui Dishub sudah mengarahkan moda transportasi darat ke moda transportasi umum, melalui pengoperasian Batik Solo Trans (bantuan dari Kemenhub) dan operasionalisasi Railbus yang melayani trayek Solo – Jogjakarta, meskipun masih belum ada kesepahaman dengan PT KAI, terkait dengan besaran tarif dan rute yang akan dilayani.
Surakarta Menuju MICE city Dalam rangka Penguatan city branding Kota Surakarta ditempuh dan diarahkan untuk menuju Kota Surakarta sebagai MICE (meeting incentive conference and exhibition). Implementasi dari strategi ini ditempuh melalui : a. Penyelenggaraan event-event budaya, yang mendukung Kota Surakarta sebagai Kota budaya dalam skala regional, nasional dan internasional (Penyelenggaraan calender event Budaya setiap Tahun melalui : Solo Batik Carnival, SIPA, SiEM, Festifal Kuliner, etc.) b. Penyelenggaran sebagai tuan rumah konferensi tingkat regional, nasional dan internasional c. Manjaga kondusivitas daerah dalam rangka peningkatan investasi di Kota Surakarta
PROGRAM UNGGULAN KOTA SURAKARTA 2007 - 2012
Statistik Keuangan Kota Surakarta 2007 - 2012| 186
c. Longterm Strategy Pembangunan Solo Technopark, yang diharapkan dengan Solo Technopark ini, Kota Surakarta memiliki sumber daya buatan (bidang Iptek), yang mampu menggerakkan sektor riil yang berimbas pada pertumbuhan ekonomi wilayah dan penurunan tingkat kemiskinan kota. History of Solo Technopark Pada tahun 2002 Pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) dan atas dukungan Indonesia German Instute (IGI) membentuk Surakarta Competency and Technology Center (SCTC), sebuah lembaga diklat dibidang mekanik untuk mendidik para pemuda dan guru-guru Sekolah Menengah Kejuruan dalam meningkatkan kompetensinya di bidang mekanik. Lembaga SCTC inilah yang menjadi embrio dari lahirnya Solo Technopark (STP). SOLO TECHNOPARK (STP) adalah pusat vokasi dan inovasi teknologi di Kota Surakarta, yang di bangun dari sinergi dan hubungan yang kokoh antara dunia pendidikan, bisnis dan pemerintah (the triple helix). STP memberikan layanan pendidikan dan pelatihan bidang industri, inkubator bisnis, jasa produksi serta penelitian dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), meningkatkan daya saing dan kinerja dunia usaha dan dunia industri, meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, dan memperluas lapangan pekerjaan melalui pembangunan ekonomi berkelanjutan.