PROGRAM UNGGULAN KOTA SURAKARTA 2007 - 2012
Statistik Keuangan Kota Surakarta 2009 - 2013| 108
PROGRAM UNGGULAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA Background of Surakarta (Resources of Innovation) - Natural resources terbatas, hanya diuntungkan secara faktor lokasi sebagai jalur lalu lintas perdagangan dan jasa yang penting di kawasan Subosukawonosraten (7 kab/kota dimana Kota Surakarta sebagai hub bagi daerah hinterland-nya) - Strong Leadership of mayor - Kental sebagai kota budaya (intangible resources) - 26% GDP disumbang oleh sektor perdagangan, sebagai sektor basis - Warisan jiwa/semangat kewirausahaan dari para pedagang pendahulu (Pengusaha Batik Laweyan dan Serikat Dagang Islam - Tersedianya fasilitas pendidikan tinggi yang baik dan sumber daya SDM bidang vokasi/kejuruan yang baik Program Unggulan 2009 - 2013 1. Pemberiaan Raskinda dan Pasar Murah untuk meningkatkan daya beli masyarakat miskin 2. Keberlanjutan pembangunan kantor kelurahan dalam menunjang layanan publik 3. PKMS (Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta) jaminan asusransi kesehatan bagi masyarakat miskin Kota Surakarta dan masyarakat umum Kota Surakarta pada umumnya) 4. BPMKS (Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta) mendukung program Wajar 9 Tahun dan peningkatan akses pendidikan bagi warga miskin 5. Pemberdayaan UMKM (Penataan PKL dan Pasar Tradisional) 6. Infrastruktur dan Sarpras Perkotaan
1.
Pemberian Raskinda Dalam mendukung upaya percepatan penanggulangan kemiskinan daerah, sesuai dengan garis utama kebijakan kepala daerah, dimana penanggulangan kemiskinan dititikberatkan pada prinsip-prinsip Waras, Wasis, Wareg, Mapan dan Papan. Guna mendukung salah satu dari prinsip utama kebijakan penanggulangan kemiskinan kepala daerah (Wareg) tersebut adalah pemberian Raskinda kepada Gakin yang belum menerima Raskin dari pemerintah pusat. Pada Perubahan APBD Tahun ANggaran 2013, telah dialokasikan pengadaan beras kota bagi masyarakat miskin sebesar 2,3 milyar rupiah dengan sasaran 17.259 Rumah Tangga Sasaran (RTS).
2.
Pembangunan Kantor Kelurahan dan kecamatan beraksentuasi khas Jawa dalam konteks peningkatan layanan langsung kepada masyarakat Dari sebelumnya kantor kelurahan dan kecamatan yang langsung berhubungan dengan pelayanan langsung kepada masyarakat dicitrakan dengan kesan sarpras, proses layanan dan kesan berbelit secara pelan-pelan dibenahi melalui penataan sarpras yang mendukung bagi optimalisasi layanan langsung kepada masyarakat. Sampai dengan tahun 2013, seluruh kantor kecamatan telah terbangun baru dan dari 51 kelurahan telah terbangun sebanyak 40 gedung kantor kelurahan baru (Rumah dinas, kantor kelurahan dan pendopo). Anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan 1 kantor kelurahan kurang lebih sebesar 1,5 – 2 milyar rupiah.
PROGRAM UNGGULAN KOTA SURAKARTA 2007 - 2012 3. Bidang Kesehatan Pemerintah Kota Surakarta mengeluarkan perlindungan asuransi kesehatan bagi masyarakat yang belum tercover oleh asuransi kesehatan Jamkesmas, Askes bagi PNS ataupun asuransi kesehatan lainnya, melalui program PKMS (Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta). Penerima layanan PKMS, diklasifikasikan ke dalam pemegang kartu Gold dan kartu Silver. Pemegang kartu Gold ditujukan bagi warga miskin yang tidak tercover oleh layanan Jamkesmas, sedangkan pemegang kartu Silver adalah seluruh masyarakat Kota Surakarta yang belum memiliki asuransi kesehatan, diluar pemegang kartu Gold, Jamkesmas, Askes PNS ataupun asuransi lain. Dalam implementasinya Pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan RS Mitra untuk layanan kesehatan ini. Seiring dengan meningkatnya alokasi anggaran APBD bagi program PKMS, maka sejak tahun 2011 Pemerintah Kota Surakarta memutuskan untuk memperluas layanan PKMS ini, dengan mendirikan RSUD tipe C yang ditujukan bagi pasien PKMS. Langkah ini ditempuh sebagai salah satu upaya di dalam peningkatan layanan PKMS. Sejak dilaunching tahun 2008, telah teralokasikan anggaran sebesar 106 milyar, dengan rata rata alokasi anggaran per tahun sebesar 20 milyar
Statistik Keuangan Kota Surakarta 2009 - 2013| 109 DATA ANGGARAN DAN REALISASI KLAIM PKMS NO
URAIAN
1 2
TAHUN 2009
2010
2011
2012
2013
Anggaran
11.814.340.000
20.024.550.000
18.062.390.000
21.035.400.000
18.533.512.500
Realisasi Klaim
11.814.274.523
19.858.430.000
17.829.315.000
20.872.110.000
18.317.525.000
DATA JUMLAH PESERTA KLAIM PKMS BERDASARKAN JENIS KARTU NO
JENIS KARTU
TAHUN 2009
2010
2011
2012
2013
1
Silver
163.788
195.391
213.436
226.481
225.530
2
Gold
11.535
13.037
12.818
13.871
26.497
Jumlah Total Kartu
175.323
208.428
226.254
240.352
252.027
PROGRAM UNGGULAN KOTA SURAKARTA 2007 - 2012
Statistik Keuangan Kota Surakarta 2009 - 2013| 110
4.
Bidang Pendidikan Mengacu dari riset SMERU intitute yang melakukan riset kemiskinan di Kota surakarta yang mengkategorikan kemiskinan di Kota Surakarta sebagai urban poverty, salah satu hasil risetnya adalah dimana angka kemiskinan naik, pada saat terjadi penerimaan siswa baru, orang tua terbebani dalam menyekolahkan anak mereka. Jauh sebelum riset ini pada tahun 2009 Pemkot Surakarta mengeluarkan program BPMKS (Bantuan Pendidikan Masyarakat Surakarta) yang ditujukan bagi peserta didik keluarga tidak mampu diberikan bantuan operasional pendidikan ke dalam 3 klaifikasi atas pemegang kartu platinum, kartu gold dan silver. Sasaran kartu platinum dan gold adalah peserta didik dari keluarga miskin Kota Surakarta. Peserta didik pada Sekolah Plus pemegang Kartu platinum difasilitasi sepenuhnya kebutuhan biaya pendididikannya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (biaya operasional dan biaya personal), sedangkan pemegang kartu gold dibebaskan dari biaya operasional pendidikan mereka dan silver diberikan bantuan sebagian. BPMKS diberikan pada peserta didik untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. TAHUN NO
URAIAN
2010
2011
2012
2013
1
Anggaran BPMKS
15,958,516,000
21,474,485,000
29,431,044,000
33.295.024.000
2
Realisasi BPMKS
15,799,250,000
17,830,884,000
26,254,009,500
31.578.279.000
Dalam mendukung Deklarasi Kota Surakarta sebagai kota vokasi (lulusan SMK sesuai dengan tuntutan pasar tenaga kerja bidang industri), maka Dinas pendidikan Kota Surakarta mengintegrasikan pengembangan vokasi ke dalam kawasan Solo Technopark, melalui pengembangan teaching factory yang mendekatkan pendidikan pada praktek industri melalui perakitan laktop, TV LCD, Mesin bubut CNC, perakitan sepeda motor dan mobil (mobil Rajawali)
PROGRAM UNGGULAN KOTA SURAKARTA 2007 - 2012
Statistik Keuangan Kota Surakarta 2009 - 2013| 111
5. Bidang ekonomi Kerakyatan melalui Optimalisasi UMKM (PKL dan Pasar Tradisional) Revitalisasi Pasar Tradisional revitaliasi pasar tradisional ini, menjawab 2 permasalahan pokok : pertama mempertahankan eksistensi pasar tradisional di tengah gempuran pasar modern dan kedua mendukung ekonomi kerakyatan, melalui penyediaaan ruang bagi sektor informal dalam mendukung aktivitas perekonomian (fungsi pasar) dan mendukung sektor unggulan kota Surakarta d ibidang perdagangan (grosir) sekaligus menjamin keberlangsungan fiskal daerah, melalui retribusi pasar bagi peningkatan PAD. SUMBER DANA
NO
TAHUN
NAMA PASAR
1
2009
Windujenar Tahap II dan Blok Timur
2.005.068.000
Pucangsawit Tahap I
3.302.722.500
Panggung Rejo Tahap II
2.369.000.000
Pasar Ayu Tahap I
2.708.520.000
Pucangsawit Tahap II
1.447.860.000
2
2010
APBD KOTA
3
2011
Pasar Ayu Tahap II
1.146.414.000
4
2012
Pasar Kliwon
4.000.000.000
Depok
5
2013
APBD PROV
APBN
666.000.000
10.200.000.000
Pasar Ayu Tahap III
1.610.675.000
Turisari Pasar Papsa Gilingan Rehab Pasar Ngemplak Finishing pembangunan Pasar Kliwon Pasar Depok Tahap II
1.200.000.000 5.980.882.000 384.600.000
5.000.000.000 5.000.000.000 900.000.000
Penataan PKL dalam rangka pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan penguatan sektor informal mengubah paradigma PKL identik dengan kesemrawutan wajah kota menjadi PKL sebagai kekuatan ekonomi informal) success story penataaan PKL adalah relokasi 1.500 PKL di sekitar Monomen Banjarsari ke lokasi pasar baru yang dibangun oleh Pemkot Surakarta di Pasar Klitikan Semanggi tanpa adanya konflik. Disamping melakukan relokasi PKL, strategi lain yang ditempuh oleh Pemkot Surakarta adalah melalui pembangunan shelter PKL di beberapa kawasan supaya tertata rapi (PKL kuliner di Kawasan Manahan) dan pemberian gerobak dan payung (di kawasan kuliner Galabo dan night market di Pasar Ngarsopuro).
PROGRAM UNGGULAN KOTA SURAKARTA 2007 - 2012
6.
Penataaan Infrastruktur Perkotaaan Dibidang Pekerjaan Umum, salah satu prioritasnya adalah penataan jaringan listrik penerangan jalan umum dengan program PJU pintar guna melakukan efisiensi operasional PJU. Peningkatan infrastruktur kota juga ditingkatkan khususnya dalam rangka peningkatan/ perbaikan jalan kota dan jalan lingkungan melalui alokasi belanja dalam Perubahan APBD TA. 2013 sebesar 41,5 milyar rupiah. Penataan Kali pepe, lebih lanjut dintegrasikan dengan konsep penataaan kawasan kumuh melalui pembangunan rumah deret dalam tahun anggaran selanjutnya.
Statistik Keuangan Kota Surakarta 2009 - 2013| 112 Penataan Kawasan Kumuh Mewujudkan “ Kota Surakarta Bebas Slum Area “. Dari data tahun 2006, terdapat 6.612 rumah tidak layak huni, untuk meujudkannya setiap tahun telah didsalurakan bantuan dari rumah tidak layak huni, diharapkan menjadi layak huni, namun demikian implementasinya masih menghadapi kendala, karena meskipun sudah diintervensi dengan bantuan rehab 2 juta per rumah, rumah tidak layak huni, secara langsung tidak berubah menjadil layak huni. Strategi lain dalam penaataan kawasan kumuh adalah relokasi warga yang mendiami bantaran sungai Bengawan Solo/daerah rawan bencana banjir dengan menyediakan tempat relokasi. Komitmen ini didukung melalui intervensi belanja guna mendukung penataaan/relokasi kawasan kumuh, melalui pembebasan tanah HM dikembalikan menjadi kawasan sempadan sungai.
PROGRAM UNGGULAN KOTA SURAKARTA 2007 - 2012
Penataan Ruang Publik Untuk menjaga dinamika Kota, terlebih Kota Surakarta sangat kuat dengan unsur budaya dengan tag line-nya “ Solo Past is Solo Future” penghargaan terhadap ruang publik yang merespon pergerakan dan interaksi warga masyarakat dalam dinamika tata ruang, ditempuh beberapa program inovasi sebagai berikut : a. Keberlanjutan penataaan kawasan. sampai dengan tahun 2013 telah dilakukan penataaan koridor kawasan untuk mempercantik wajah kota, diantaranya koridor bahayangkara dan kawasan sriwedari, Jl. Kapten Mulyadi dan koridor Jl. Jend. Sudirman. b. Pembangunan City Walk di jalan Slamet Riyadi penghargaaan terhadap sarpras pedestrian . c. Car Free Day di Jl. Slamet Riyadi setiap hari minggu pagi, sebagai ajang ruang publik masyarakat Surakarta bagi aktivitas olaghraga, rekreasi dan hiburan.
Statistik Keuangan Kota Surakarta 2009 - 2013| 113 Surakarta menjadi MICE CITY Dalam rangka Penguatan city branding Kota Surakarta ditempuh dan diarahkan untuk menuju Kota Surakarta sebagai MICE (meeting incentive conference and exhibition). Implementasi dari strategi ini ditempuh melalui : a. Penyelenggaraan event-event budaya, yang mendukung Kota Surakarta sebagai Kota budaya dalam skala regional, nasional dan internasional (Penyelenggaraan calender event Budaya setiap Tahun melalui : Solo Batik Carnival, SIPA, SIEM, Festifal Kuliner, etc.) b. Penyelenggaran sebagai tuan rumah konferensi tingkat regional, nasional dan internasional c. Pengembangan ekonomi kreatif, mendukung integrasi MICE City
Bidang Trasnportasi Massal Guna mendukung transportasi massal yang makin baik, terus dilakukan menuruju penerapan penyediaaan transportasi massal tunggal, meallui pembentukan konsorsium pengelola BST (batik Solo Trans) untuk 12 koridor yang melayani seluruh trayek bis umum. Diharapakan dengan sistem manajemen transportasi masaal yang makin baik, dapat mengurai potensi kemacetan di Kota Surakarta dan penataaan jaringan transportasi kota yang makin baik. Guna mendukung konektivitas wilayah, semakin dimatangkan rencana pengoperasian kereta batara kresna dari Solo – Wonogiri, yang ekonomis, guna mendukung aktivitas bisnis, pariwisata dan mobilitas penduduk di 2 kawasan tersebut.
PROGRAM UNGGULAN KOTA SURAKARTA 2007 - 2012
Statistik Keuangan Kota Surakarta 2009 - 2013| 114 PROYEK MERCUSUAR “ SOLO TECHNOPARK ‘
Longterm Strategy Pembangunan Solo Technopark, yang diharapkan dengan Solo Technopark ini, Kota Surakarta memiliki sumber daya buatan (bidang Iptek), yang mampu menggerakkan sektor riil yang berimbas pada pertumbuhan ekonomi wilayah dan penurunan tingkat kemiskinan kota. History of Solo Technopark Pada tahun 2002 Pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) dan atas dukungan Indonesia German Instute (IGI) membentuk Surakarta Competency and Technology Center (SCTC), sebuah lembaga diklat dibidang mekanik untuk mendidik para pemuda dan guru-guru Sekolah Menengah Kejuruan dalam meningkatkan kompetensinya di bidang mekanik. Lembaga SCTC inilah yang menjadi embrio dari lahirnya Solo Technopark (STP). SOLO TECHNOPARK (STP) adalah pusat vokasi dan inovasi teknologi di Kota Surakarta, yang di bangun dari sinergi dan hubungan yang kokoh antara dunia pendidikan, bisnis dan pemerintah (the triple helix). STP memberikan layanan pendidikan dan pelatihan bidang industri, inkubator bisnis, jasa produksi serta penelitian dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), meningkatkan daya saing dan kinerja dunia usaha dan dunia industri, meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, dan memperluas lapangan pekerjaan melalui pembangunan ekonomi berkelanjutan.