Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan
Kacang Tanah
PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016
OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KACANG TANAH ISSN : 1907 – 1507 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 93 halaman Penasehat : Dr. Ir. Suwandi, MSi Penyunting : Dr. Ir. Leli Nuryati, MSc Ir. Budi Waryanto, MSi Ir. Roch Widaningsih, M.Si Naskah : Siti Nur Sholihah, S.Si Design dan Layout : Tarmat Victor Saulus Bonavia H. Diterbitkan oleh: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian 2016
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
Outlook Kacang Tanah 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga Buku Analisis Outlook Komoditas Kacang Tanah Tahun 2016 dapat diselesaikan. Buku ini mengulas analisis diskriptif, analisis proyeksi penawaran dan permintaan komoditas kacang tanah beberapa tahun ke depan. Kegiatan ini dapat terlaksana atas kerjasama dengan beberapa instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, juga atas kerja sama tim teknis lingkup Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, serta kepada semua pihak yang telah membantu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penyusunan laporan akhir kegiatan. Untuk itu kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atas dukungannya sehingga kegiatan ini dapat terlaksana. Kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak guna memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan ini di waktu mendatang. Semoga hasil kegiatan ini dapat sebagai sumbangan pemikiran dan memberikan manfaat bagi pembaca semua.
Jakarta, Desember 2016 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,
Dr. Ir. Suwandi, MSi. NIP. 19670323.199203.1.003
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | v
Outlook Kacang Tanah 2016
Halaman ini sengaja dikosongkan
Page | vi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... v DAFTAR ISI ..................................................................................vii DAFTAR TABEL.............................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xv EXECUTIVE SUMMARY ..................................................................... xix
I.
II.
PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1.1.
LATAR BELAKANG.............................................................. 1
1.2.
TUJUAN ......................................................................... 1
1.3.
RUANG LINGKUP ............................................................... 2
METODOLOGI ............................................................................ 3 2.1.
SUMBER DATA DAN INFORMASI .............................................. 3
2.2.
METODE ANALISIS .............................................................. 4 2.2.1. Analisis Deskriptif .................................................... 4 2.2.2. Analisis Penawaran .................................................... 4 2.2.3. Analisis Permintaan ...................................................... 4 2.2.4. Kelayakan Model ......................................................... 5
III.
KERAGAAN KACANG TANAH NASIONAL .............................................. 7 3.1.
PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI, DAN PRODUKTIVITAS KACANGTANAH NASIONAL ............................... 7
3.2.
PROVINSI SENTRA LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TERTINGGI KACANG TANAH ............................12
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | vii
Outlook Kacang Tanah 2016
3.3.
KONSUMSI PERKAPITA DAN NASIONAL KACANG TANAH ............... 15
3.4.
HARGA PRODUSEN DAN KONSUMEN KACANG TANAH .................. 21
3.5.
EKSPOR DAN IMPOR KACANG TANAH DI INDONESIA .................... 22
IV. KERAGAAN KACANG TANAH DUNIA ............................................... 25 4.1.
PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI, DAN PRODUKTIVITAS KACANG TANAH DUNIA ................................. 25
4.2.
NEGARA SENTRA LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TERTINGGI DUNIA ....................................... 26
4.3.
PENYEDIAAN DAN KETERSEDIAAN PER KAPITA KACANG TANAH DI DUNIA ................................................. 29
4.4.
PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN KACANG TANAH DI DUNIA ......................................................................... 31
4.5.
PERKEMBANGAN EKSPOR - IMPOR KACANG TANAH DUNIA ......................................................................... 32
V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI ............................................... 39 5.1.
PRODUKSI ...................................................................... 39
5.2.
KONSUMSI ..................................................................... 42
5.3.
NERACA ....................................................................... 43
VI. KESIMPULAN .......................................................................... 47 LAMPIRAN ................................................................................... 49
Page | viii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
DAFTAR TABEL Halaman : Tabel 2.1. Sumber Data dan Informasi Yang Digunakan ............................ 3 Tabel 3.1. Perkembangan Rata-rata Luas Panen, Produktivitas, Produksi Kacang Tanah per Wilayah, ...................................11 Tabel 5.1. Proyeksi Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah di Indonesia, , 2016 -2021 ........................................41 Tabel 5.2. Proyeksi Konsumsi Kacang Tanah di Indonesia, 2016 2021............................................................................43 Tabel 5.3. Proyeksi Produksi dan Konsumsi Kacang Tanah, Tahun 2016 – 2021 ..................................................................44 Tabel 5.4. Proyeksi Surplus/Defisit Kacang Tanah, Tahun 2016 – 2021............................................................................45
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | ix
Outlook Kacang Tanah 2016
Halaman ini sengaja dikosongkan
Page | x
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
DAFTAR GAMBAR Halaman : Gambar 1.
Perkembangan Luas Panen Kacang Tanah Indonesia, Tahun Tahun 1980-2016 ....................................................... 8
Gambar 2.
Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah Indonesia, Tahun 1980 - 2016 .............................................................. 9
Gambar 3.
Perkembangan Produksi Kacang Tanah Indonesia, Tahun 1980 - 2016...................................................................... 10
Gambar 4.
Provinsi Sentra Luas Panen Kacang Tanah di Indonesia, Tahun 2012- 2016 .............................................................. 13
Gambar 5.
Produktivitas Kacang Tanah Tertinggi di Provinsi Indonesia, Tahun 2012- 2016 ................................................ 14
Gambar 6.
Sentra Produksi Kacang Tanah di Indonesia, Tahun 20122016 .............................................................................. 15
Gambar 7. Perkembangan Konsumsi Per Kapita Kacang Tanah Kupas Di Indonesia Berdasarkan SUSENAS, 2006 – 2015 ......................... 16 Gambar 8.
Perkembangan Konsumsi Nasional Kacang Tanah Kupas Di Indonesia berdasarkan SUSENAS, 2006 – 2015 ......................... 17
Gambar 9.
Perkembangan Ketersediaan Per Kapita Kacang Tanah Di Indonesia Berdasarkan NBM, Tahun 1993 – 2014.......................... 18
Gambar 10. Perkembangan Penggunaan Kacang Tanah Indonesia Berdasarkan NBM, 1993-2014 ................................................ 19 Gambar 11 Perkembangan Konsumsi Nasional Kacang Tanah Di Indonesia Berdasarkan NBM, 2000 – 2014 ..................................20 Gambar 12. Perkembangan Harga Produsen dan Konsumen Kacang Tanah di Indonesia, Tahun 1983 – 2014 ....................................21 Gambar 13. Perkembangan Volume Ekspor Impor Kacang Tanah Di Indonesia, Tahun 1980 – 2015 ............................................... 22 Gambar 14. Perkembangan Nilai Ekspor Impor Kacang Tanah Di Indonesia, Tahun 1980 – 2015 ............................................... 23 Gambar 15. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah Dunia, 1980 – 2014 ............................................................. 25 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | xi
Outlook Kacang Tanah 2016
Gambar 16. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah Dunia, 1980 – 2014 ..................................................................... 26 Gambar 17. Rata-rata Kontribusi Luas Panen Kacang Tanah Dunia, 2010 – 2014 ..................................................................... 27 Gambar 18. Rata-rata Produksi Kacang Tanah Dunia, 2010 – 2014 ................... 28 Gambar 19. Rata-rata Produktivitas Kacang Tanah Dunia, 2010 – 2014 ............. 29 Gambar 20. Rata-rata Kontribusi Penyediaan Kacang Tanah Dunia, Tahun 2006-2013 ( Kacang Tanah Tanpa Kulit ) .......................... 30 Gambar 21. Rata-rata Ketersediaan Kacang Tanah Per Kapita di Dunia, 2009-2013 ( Kacang Tanah Tanpa Kulit ) .................................. 31 Gambar 22. Rata-Rata Harga Produsen Kacang Tanah Dunia, 20102014 .............................................................................. 32 Gambar 23. Perkembangan Volume Ekspor - Impor Kacang Tanah Dunia, 1980 – 2013 ............................................................ 33 Gambar 24. Rata-rata Kontribusi Volume Ekspor Kacang Tanah Dunia, 2009 – 2013 ............................................................ 34 Gambar 25. Rata-rata Kontribusi Volume Impor Kacang Tanah Dunia, 2009 – 2013 ..................................................................... 35 Gambar 26. Rata-rata Kontribusi Nilai Ekspor Kacang Tanah Dunia, 2009 – 2013 ..................................................................... 36 Gambar 27. Rata-rata Kontribusi Nilai Impor Kacang Tanah Dunia, 2009-2013 ....................................................................... 37
Page | xii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Halaman ini sengaja dikosongkan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | xiii
Outlook Kacang Tanah 2016
DAFTAR LAMPIRAN Halaman : LAMPIRAN I Lampiran 1.
Perkembangan Luas Panen Kacang Tanah Di Indonesia, Tahun 1980-2016 ........................................................... 51
Lampiran 2.
Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah Di Indonesia, Tahun 1980-2016 ........................................................... 52
Lampiran 3.
Perkembangan Produksi Kacang Tanah Di Indonesia, Tahun 1980-2016 ........................................................... 53
Lampiran 4.
Perkembangan Luas Panen di Provinsi Sentra Kacang Tanah, 2012-2016 .......................................................... 54
Lampiran 5.
Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah di Provinsi Sentra, 2012-2016 .......................................................... 54
Lampiran 6.
Perkembangan Produksi Kacang Tanah di Provinsi Sentra, 2012-2016. .................................................................. 55
Lampiran 7.
Perkembangan Konsumsi Per Kapita Kacang Tanah di Indonesia Berdasarkan SUSENAS, 2006-2015........................... 55
Lampiran 8.
Konsumsi Nasional Kacang Tanah di Indonesia Berdasarkan SUSENAS, 2006-2015 ...................................... 56
Lampiran 9.
Perkembangan Ketersediaan Per Kapita Kacang Tanah di Indonesia Berdasarkan Neraca Bahan Makanan, 19932014 .......................................................................... 57
Lampiran 10.
Penggunaan dan Ketersediaan Kacang Tanah di Indonesia Berdasarkan Neraca Bahan Makanan, 1993-2014 .................... 58
Lampiran 11.
Konsumsi Nasional Kacang Tanah Berdasarkan Neraca Bahan Makanan di Indonesia , 1993-2014 .............................. 59
Lampiran 12.
Perkembangan Harga Produsen dan Konsumen Kacang Tanah di Indonesia, 1983 – 2015 ......................................... 60
Lampiran 13.
Perkembangan Volume Ekspor Impor Kacang Tanah di Indonesia, Tahun 1980 – 2015 ............................................ 61
Lampiran 14.
Perkembangan Nilai Ekspor Impor Kacang Tanah Di Indonesia, Tahun 1980 – 2015 ............................................ 62
Lampiran 15.
Perkembangan Luas Panen, dan Produksi Kacang Tanah Dunia, 1980 – 2014 ......................................................... 63
Page | xiv
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 16.
Perkembangan Produktvitas Kacang Tanah Dunia, 19802014 ..........................................................................64
Lampiran 17.
Perkembangan Luas Panen Kacang Tanah Dunia, 20102014 ..........................................................................65
Lampiran 18.
Perkembangan Produksi Kacang Tanah Dunia, 2010-2014........... 65
Lampiran 19.
Perkembangan Produktivtas Kacang Tanah Dunia, 20102014 ..........................................................................66
Lampiran 20.
Perkembangan Penyediaan Kacang Tanah Dunia, 20092013 ..........................................................................66
Lampiran 21.
Perkembangan Ketersediaan Per Kapita Kacang Tanah Dunia, 2009-2013 ........................................................... 67
Lampiran 22.
Perkembangan Harga Produsen Kacang Tanah Berkulit di Dunia, 2010-2014 ........................................................... 67
Lampiran 23.
Perkembangan Ekspor Impor Kacang Tanah Dunia, 1980 – 2013.........................................................................68
Lampiran 24.
Perkembangan Volume Ekspor Negara Eksportir Kacang Tanah Dunia, 2009-2013 .................................................. 69
Lampiran 25.
Perkembangan Volume Impor Negara Importir Kacang Tanah Dunia, 2009 -2013.................................................. 69
Lampiran 26.
Perkembangan Nilai Ekspor Negara Eksportir Kacang Tanah Dunia, 2009 -2013.................................................. 70
Lampiran 27.
Perkembangan Nilai Impor Negara Importir Kacang Tanah Dunia, 2009-2013.................................................. 70
LAMPIRAN II
a.
Blok Persamaan Pada Model Analisis Suplai Demand................................ 71
b.
Keterangan Variabel Dalam Model ..................................................... 72
c.
Hasil Pengolahan Dengan Metode Simultan Model Analisis Suplai Demand ..................................................................................... 73
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | xv
Outlook Kacang Tanah 2016
Halaman ini sengaja dikosongkan
Page | xvi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
EXECUTIVE SUMMARY Produksi kacang tanah tahun 2016 (Angka Ramalan II) diperkirakan sebesar 560,48 ribu ton biji kering, turun sebesar 44,97 ribu ton (turun 7,43%) dibandingkan tahun 2015. Turunnya produksi diperkirakan terjadi karena luas panen turun sebesar 30,03 ribu hektar (turun 6,61%), produktivitas juga turun menjadi sebesar 13,21 Ku/Ha (turun sebesar 0,90%). Luas panen turun cukup besar terdapat di Provinsi Jawa Timur 9,56 ribu hektar, Jawa Tengah sebesar 9,09 ribu hektar, Jawa Barat 3,31 ribu hektar, D.I.Yogyakarta 2,52 ribu hektar dan Nusa Tenggara Timur sebesar 796 hektar. Produksi kacang tanah tahun 2016 yang turun cukup besar terdapat di Provinsi Jawa Timur sebesar 15,13 ribu ton, Jawa Barat 11,42 ribu ton, D.I. Yogyakarta 8,87 ribu ton, Jawa Tengah 8,09 ribu ton, Sumatera Utara 3,71 ribu ton, dan Banten 2,98 ribu ton. Prediksi ketersediaan per kapita kacang tanah pada tahun 2015 sebesar 2,56 kg/kap/tahun dan pada tahun 2016 sebesar 2,71 kg/kap/tahun. Pada tahun 2016 - 2020, proyeksi ketersediaan kacang tanah cenderung menurun dengan rata-rata 2,09% per tahun atau sebesar 2,46 kg/kap/tahun, sehingga total kebutuhan kacang tanah pada tahun 2015 diprediksikan sebesar 653,93 ribu ton dan 2016 sebesar 700,39 ribu ton. Pada tahun 2016, dengan produksi kacang tanah sebesar 560,48 ribu ton, maka jumlah tercecer diperkirakan mencapai 28,02 ribu ton, pengunaan kacang tanah untuk bibit 16,81 ribu ton, penggunaan untuk diolah menjadi bahan makanan sebesar 47,69 ribu ton dan untuk konsumsi langsung 700,39 ribu ton. Pada tahun 2016 diperkirakan sebesar 232,44 ribu ton.
akan terjadi defisit kacang tanah
Sementara itu pada tahun 2017 dengan proyeksi
produksi kacang tanah sebesar 517,36 ribu ton, jumlah yang tercecer akan mencapai 25,87 ribu ton, penggunaan untuk bibit sebesar 15,52 ribu ton, diolah menjadi makanan sebesar 44,03 ribu ton, sementara untuk konsumsi langsung mencapai 655,27 ribu ton. Oleh karena itu pada tahun 2017 diperkirakan Indonesia masih akan mengalami defisit kacang tanah sebesar 223,32 ribu ton. Perkiraan produksi dan konsumsi pada tahun 2017 sampai 2021 semakin turun dengan rata-rata nilai pertumbuhan produksi dan konsumsi masing-masing bernilai negatif yaitu minus 11,82% dan minus 3,67%. Walaupun diperkirakan konsumsi semakin turun namun karena laju penurunan produksi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | xvii
Outlook Kacang Tanah 2016
lebih besar daripada laju penurunan konsumsi sehingga produksi tidak mampu mengimbangi konsumsi mengakibatkan defisit terus terjadi sampai tahun 2021. Diperkirakan pada tahun 2017 sampai tahun 2021 nilai defisit semakin naik dengan nilai rata-rata pertumbuhan defisit kacang tanah sebesar 9,33%. Kondisi tersebut dapat terjadi dengan asumsi tidak ada ekspor impor dan tidak ada stok, baik stok awal maupun akhir tahun.
Page | xviii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
I. PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Kacang tanah menjadi salah satu sumber gizi bagi masyarakat karena
mengandung sumber protein nabati. Kacang tanah dikonsumsi rumah tangga baik berupa kacang tanah dengan kulit maupun tanpa kulit. Industri makanan membutuhkan kacang tanah untuk diolah menjadi berbagai jenis makanan ringan. Kebutuhan dan permintaan kacang tanah dari sektor industri makanan olahan memacu peningkatan pendapatan petani di berbagai daerah. Makanan olahan dengan bahan baku kacang tanah mengalami permintaan yang semakin meningkat. Produksi kacang tanah dalam negeri selama tiga dekade terakhir menunjukkan pertumbuhan yang positif. Namun produksi tersebut belum bisa memenuhi permintaan yang semakin meningkat, sehingga jumlah impor kacang tanah pun meningkat tajam. Berdasarkan data FAO pada tahun 20092013 Indonesia menjadi negara importir nomor dua dunia yang mengimpor kacang tanah dengan rata-rata sebesar 137,17 ribu ton.
1.2
TUJUAN Tujuan
melakukan
penyusunan
analisis
data
outlook kacang
komoditas tanah
dengan
kacang
tanah
menggunakan
adalah model
ekonometrik, menyediakan bahan dan informasi bagi penyusunan kebijakan dan program pengembangan komoditas tanaman pangan khususnya kacang tanah di masa yang akan datang. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) mencoba menyusun Outlook Kacang Tanah yang berisi keragaan dan proyeksi penawaran serta permintaan kacang tanah berdasarkan keragaan dan perkembangan kacang tanah selama 30-40 tahun terakhir.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 1
Outlook Kacang Tanah 2016
1.3
RUANG LINGKUP Ruang lingkup outlook komoditas kacang tanah meliputi
variabel-
variabel terpenting dari komponen penawaran dan permintaan komoditas kacang tanah. Variabel-variabel tersebut meliputi : produksi, luas panen, produktivitas, harga konsumen, harga produsen, konsumsi, ekspor dan impor, baik dalam lingkup nasional maupun global. Keseimbangan 2020,
dengan
penawaran dan permintaan diprediksi hingga tahun
terlebih
dahulu
memproyeksi
variabel-variabel
yang
mempengaruhi maupun komponen-komponen yang menyusun penawaran dan permintaan kacang tanah.
Page | 2
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
II. METODOLOGI
2.1
SUMBER DATA DAN INFORMASI Outlook Komoditas kacang tanah tahun 2016 disusun berdasarkan data
dan informasi yang diperoleh baik dari data sekunder yang bersumber dari instansi terkait di lingkup Kementerian
Pertanian dan instansi di luar
Kementerian Pertanian seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Food and Agriculture Organization (FAO). Jenis variabel, periode dan sumber data disajikan pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Sumber Data dan Informasi Yang Digunakan No.
Variabel
Periode
Sumber Data
Keterangan
1
Luas Panen Kacang Tanah di Indonesia 1980-2016
BPS
2
Produksi Kacang Tanah di Indonesia
1980-2016
BPS
3
Produktivitas Kacang Tanah di Indonesia
1980-2016
BPS
4
Konsumsi Kacang Tanah di Indonesia
1993-2013
SUSENAS-BPS Biji Kering NBM, BKP-Kementan
5
Harga Kacang Tanah di Pasar Dalam Negeri Indonesia
1983-2014
BPS
6
Ekspor Impor Kacang Tanah Indonesia
1980-2014
BPS
7
Luas Panen Kacang Tanah Dunia
1980-2013
FAO
8
Produksi Kacang Tanah Dunia
1980-2013
FAO
9
Produktivitas Kacang Tanah Dunia
1980-2013
FAO
10
Konsumsi Kacang Tanah Dunia
2007-2011
FAO
Biji Kering
11
Harga Kacang Tanah di Pasar Dunia
2009-2013
FAO
Kacang Tanah Dengan Kulit
12
Ekspor Impor Kacang Tanah Dunia
1980-2012
FAO
Biji Kering
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Biji Kering
Kacang Tanah Segar Kacang Tanah Dengan Kulit Kacang Tanah Dengan Kulit Kacang Tanah Dengan Kulit
Page | 3
Outlook Kacang Tanah 2016
2.2.
METODE ANALISIS Metode yang digunakan dalam penyusunan Outlook Komoditas kacang
tanah adalah sebagai berikut : 2.2.1. Analisis Deskriptif Berdasarkan ketersediaan data series yang mencakup indikator luas panen, produktivitas, produksi, konsumsi, ekspor-impor serta harga di tingkat produsen maupun di tingkat konsumen disusun analisis deskriptif sederhana. 2.2.2. Analisis Penawaran Model merupakan simplifikasi dari dunia nyata, dimana setiap kegiatan dalam perekonomian pertanian yang akan dianalisis terangkum dalam model tersebut. Model ini disebut model ekonometrika suplai demand tanaman pangan, yang disusun dalam sistem persamaan simultan dan dinamis terbagi dalam dua blok, yaitu terdiri dari Blok Suplai dan Blok Demand. Blok Suplai Pada Model Analisis Suplai Demand 1.
Luas Panen Kacang Tanah LPKC = e0 + e1 LLPKC(t-1) + e2 LHRKC(t-1) + e3 LHRJ(t-1) + e4 LHRK(t-1) + µ5 Parameter estimasi yang diharapkan : e1, e2 > 0; e3, e4 > 0
2.
Produktivitas Kacang Tanah YKC = j0 + j1 LHRUREA(t-1) + j2 TEK + j3 DSLPTT + µ4 Parameter estimasi yang diharapkan : j1<0; j2, j3 > 0
3.
Produksi Kacang Tanah PRODKC= LPKC * YKC
4.
Suplai Kacang Tanah SKC= PRODKC + IKC
2.2.3. Analisis Permintaan Analisis permintaan komoditas kacang tanah merupakan analisis pemakaian kacang tanah dalam negeri meliputi kebutuhan bibit, diolah untuk makanan dan bukan makanan, tercecer, dan dikonsumsi langsung. Page | 4
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Blok Demand Pada Model Analisis Suplai Demand 1.
Konsumsi per kapita Kacang Tanah KONSKC = s0 + s1 LPDB + s2 IHK + s3 LKONSKC(t-1) + µ12 Parameter estimasi yang diharapkan: s3 > 0 ; s1,s2 < 0
2.
Konsumsi Nasional kc tanah KONNKC = POP * KONSKC
3.
Demand kacang tanah DKC = KONNKC + EKSKC + PAKKC + BKC + TCKC BKC = PRODKC*0,03 TCKC = PRODKC*0,05
4.
Neraca kc tanah NRCKC = SKC – DKC
2.2.4. Kelayakan Model Uji coba pemilihan model perlu dilakukan guna mendapatkan model yang paling tepat dan sesuai. Uji pemilihan model tersebut dilakukan dengan cara menguji beberapa variabel bebas yang diduga akan berpengaruh terhadap dua fungsi tersebut yaitu respon luas panen maupun fungsi produktivitas kacang tanah. Ketepatan sebuah model ANOVA dapat dilihat dari nilai signifikansi dan koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi diartikan sebagai besarnya keragaman dari peubah tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan oleh peubah– peubah tak bebas (X).
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 5
Outlook Kacang Tanah 2016
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
Page | 6
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
BAB III. KERAGAAN KACANG TANAH NASIONAL 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN,
PRODUKSI, DAN PRODUKTIVITAS
KACANG TANAH NASIONAL Perkembangan luas panen kacang tanah di Indonesia pada kurun waktu lima tahun terakhir (tahun 2012 – 2016) rata-rata turun sebesar 4,63% per tahun. Penurunan luas panen terbesar selama 5 (lima tahun) terakhir terjadi tahun 2011 sebesar 12,90% atau minus 80,07 ribu hektar dan penurunan cukup tinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar 9,01% atau minus 44,99 ribu hektar. Rata-rata luas panen kacang tanah selama periode 2012 – 2016 sebesar 491,32 ribu hektar dan kontribusi luas panen kacang tanah nasional didominasi oleh pulau Jawa sebesar 72,67%. Sebaliknya luas panen di Luar Pulau Jawa hanya berkontribusi 27,33%. Jika dilihat laju pertumbuhannya, luas panen kacang tanah tahun 1980 sampai 2016 di Jawa meningkat rata-rata 0,07% per tahun, sementara Luar Jawa hanya bertambah 0,04% per tahun. Pada periode tahun 2012-2016 terlihat luas panen di luar Pulau Jawa mengalami penurunan lebih tinggi yaitu minus 7,82%, sementara di pulau Jawa mengalami penurunan minus 3,31% (Gambar 1 dan Lampiran 1).
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 7
Outlook Kacang Tanah 2016
Gambar 1. Perkembangan Luas Panen Kacang Tanah Indonesia, Tahun 1980-2016
Pertumbuhan luas panen kacang tanah di Indonesia dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan penurunan rata-rata sebesar 4,63%. Penurunan di luar Pulau Jawa cenderung lebih tinggi yaitu minus 7,82% per tahun dengan rata-rata luas panen 134,29 ribu hektar, sedangkan di Jawa turun sebesar 3,31% dengan rata-rata luas panen 357,03 ribu hektar. Kondisi ini menunjukkan bahwa areal kacang tanah nasional selama ini separuh lebih berada dari Pulau Jawa. Laju rata-rata pertumbuhan yang terjadi 5 tahun terakhir di Indonesia karena dipicu oleh pesaing komoditas lain yang secara ekonomis lebih menguntungkan, seperti padi, jagung, dan kedelai. Faktor yang mempengaruhi daya saing
kacang tanah di antaranya adalah
harga,
ketersediaan benih, kualitas benih, pemasaran, dan resiko hama. Perkembangan produktivitas kacang tanah tingkat nasional pada periode 1980-2016 cenderung mengalami peningkatan. Pertumbuhan produktivitas kacang tanah secara nasional lima tahun terakhir yaitu periode 2012-2016 naik 1,17% per tahun. Produktivitas kacang tanah di Indonesia berdasarkan ARAM II tahun 2016 adalah 13,21 ku/ha atau turun sebesar 0,90% dibandingkan tahun sebelumnya ( Gambar 2 dan Lampiran 2 ).
Page | 8
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Secara umum pola perkembangan produktivitas kacang tanah per wilayah (Jawa dan Luar Jawa) cenderung sama, berkisar antara 12 kuintal per hektar. Rata-rata hasil kacang tanah di Pulau Jawa selalu lebih tinggi dibandingkan produktivitas di Luar Pulau Jawa. Produktivitas kacang tanah di Jawa mencapai puncak tertingginya pada tahun 2015, berdasarkan data Angka Tetap tahun 2015 yaitu sebesar 13,86 kuintal per hektar. Jika dicermati, produktivitas tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil kacang tanah di Indonesia kurun waktu 5 tahun terakhir yang hanya mencapai 13,09 ku/ha.
Gambar 2. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah Indonesia,
Tahun 1980 – 2016
Perkembangan produksi kacang tanah di Indonesia pada periode 2012– 2016 berfluktuasi dengan rata-rata pertumbuhan minus 3,58% per tahun (Gambar 3). Data ARAM II tahun 2016 menunjukan, produksi kacang tanah sebesar 560,48 ribu ton yaitu turun sebesar 7,43% dari tahun 2015.
Pada
Gambar 3 dapat dilihat bahwa produksi kacang tanah baik di Jawa maupun di
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 9
Outlook Kacang Tanah 2016
Luar Jawa cenderung mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012 - 2016 produksi kacang tanah mengalami penurunan dengan rata-rata minus 3,58% per tahun ( Lampiran 3). Produksi kacang tanah yang dihasilkan sangat terkait oleh produktivitas. Berdasarkan data ARAM II tahun 2016 yang dikeluarkan BPS, produktivitas kacang tanah turun 0,90% atau sebesar 13,21 ku/ha dari tahun 2015 sebesar 13,33 ku/ha (Lampiran 2) dan pada tahun yang sama luas panen turun sebesar 6,61% mengakibatkan produksi mengalami penurunan sebesar 7,43% atau sebesar 44,97 ribu ton dari tahun sebelumnya.(Lampiran 3 ).
Gambar 3. Perkembangan Produksi Kacang Tanah Indonesia, Tahun 1980– 2016.
Pertumbuhan produktivitas kacang tanah jauh lebih tinggi dari pada pertumbuhan luas panennya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata pertumbuhan produktivitas kacang tanah nasional dalam periode 2012 – 2016 mencapai 1,17% per tahun, sementara itu luas panen mengalami penurunan minus 4,63% per tahun. Kondisi tersebut mempengaruhi produksi kacang tanah 5 tahun terakhir dengan rata –rata pertumbuhan mengalami penurunan 3,58% per tahun.
Page | 10
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Jika dilihat dari peningkatan produksi cenderung dipengaruhi oleh produktivitasnya dimana produktivitas tertinggi terjadi pada tahun 2013 (Gambar 2).
Hal ini menandakan teknologi budidaya kacang tanah sudah
berjalan dengan baik. Tabel 3.1. Perkembangan Rata-Rata Luas Panen, Produktivitas, Produksi Kacang Tanah per Wilayah
Wilayah
Jawa
Luar Jawa
Indonesia
Tahun
L.Panen Pertumb. Produksi Pertumb. Produktivitas Pertumb. (Ha)
(%)
(Ton)
(%)
(Ku/Ha)
(%)
1980-2016
405.187
0,07
448.707
1,30
10,93
1,22
2012-2016
357.028
-3,31
476.841
-1,73
12,86
1,39
1980-2016
198.089
0,04
216.409
1,10
10,72
1,31
2012-2016
134.292
-7,82
166.273
-7,82
12,18
-0,12
1980-2016
603.276
0,00
664.990
1,13
11,04
1,10
2012-2016
491.320
-4,63
643.114
-3,58
13,09
1,17
Kontribusi (%), 2011 - 2015 Jawa
72,67
74,15
L. Jawa
27,33
25,85
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 11
Outlook Kacang Tanah 2016
3.2.
PROVINSI SENTRA KACANG TANAH Kontribusi komoditas kacang tanah dari beberapa provinsi di tanah air
pada 5 tahun terakhir dilihat dari sisi luasannya tersebar di 10 provinsi dengan kontribusi sebesar
88,41% terhadap total luas panen kacang tanah di
Indonesia. Dari sepuluh provinsi sentra tersebut, empat provinsi terluas berada di wilayah Jawa dengan kontribusi sebesar 70,91% atau mencapai ratarata luas 87,10 ribu hektar. Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan luas panen kacang tanah terbesar, dimana rata-rata luas panen mencapai 144,59 ribu hektar menyumbang 29,43% terhadap rata-rata luas panen nasional. Jawa Tengah pada peringkat ke dua dengan rata-rata luas panen sebesar 88,74 ribu hektar menyumbang sebesar 18,06% terhadap rata-rata luas panen nasional. Pada peringkat ke-3 dan ke-4 adalah D.I. Yogyakarta dan Jawa Barat dengan kontribusi masing-masing sebesar 13,56% dan 9,86% terhadap luas panen nasional. Enam provinsi sentra lainnya dengan kontribusi masing-masing di bawah 6% terhadap luas panen nasional. (Gambar 4 dan Lampiran 4). Sementara itu jika dilihat dari sisi rata-rata pertumbuhan luas panen di masing-masing daerah selama lima tahun terakhir, hampir semua provinsi mengalami penurunan, hanya Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan yang mengalami kenaikan, masing-masing sebesar 30,51%, 182,64% dan 52,29% per tahun. Provinsi dengan laju penurunan paling tinggi terjadi di Banten dengan
rata-rata sebesar
minus 25,45% per tahun, selanjutnya Nusa
Tenggara Timur dan Bali dengan penurunan minus 9,24% dan 7,42% per tahun (Lampiran 4).
Page | 12
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Gambar 4. Provinsi Sentra Luas Panen Kacang Tanah di Indonesia, Tahun 2011-2016
Dilihat
dari
produktivitas,
selama
5
tahun
terakhir,
rata-rata
produktivitas tertinggi ada di Jawa Barat sebesar 16,30 ku/ha, diurutan ke-2 Gorontalo 16,07 ku/ha dan diurutan ke-3 dan ke-4 adalah Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Barat, masing-masing sebesar 14,40 ku/ha. Jika dilihat ratarata pertumbuhan produktivitas per hektar tertinggi adalah Jawa Barat dengan rata-rata pertumbuhan 3,54% per tahun, sementara daerah dengan laju pertumbuhan produktivitas terendah adalah Gorontalo dan Sumatera Barat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar minus 2,26% per
tahun dan
minus 0,69% per tahun (Gambar 5 dan Lampiran 5).
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 13
Outlook Kacang Tanah 2016
Gambar 5. Produktivitas Kacang Tanah Tertinggi di Provinsi Indonesia, 2011-2016
Dari sepuluh provinsi sentra, kontribusi produksi kumulatif sebesar 72,55% tersebar di 4 provinsi, dimana Provinsi Jawa Timur memberikan kontribusi terbesar atau sebesar 30,39% dari produksi kacang tanah nasional. Selanjutnya Jawa Tengah, Jawa Barat, dan D.I Yogyakarta, berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 18,71%, 12,18% dan 11,28% terhadap produksi kacang tanah nasional. Adapun 6 Provinsi lainnya yaitu Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Banten, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Utara memberikan kontribusi dibawah 6% terhadap produksi kacang tanah nasional. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, hanya 2 provinsi sentra yang mengalami peningkatan produksi kacang tanah yaitu D.I. Yogyakarta dan Sulawesi Selatan masing-masing dengan kenaikan sebesar 3,88% dan 6,01% per tahun. Delapan provinsi sentra lainnya mengalami penurunan produksi kacang tanah. Penurunan produksi paling tinggi terjadi di Provinsi Sumatera Utara yaitu 15,25% per tahun, selanjutnya Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan penurunan sebesar 12,79% per tahun, sedangkam provinsi lainnya mengalami penurunan dibawah 7% per tahun. (Gambar 6 dan Lampiran 6).
Page | 14
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Gambar 6. Sentra Produksi Kacang Tanah Di Indonesia, 2011 – 2016
3.3.
KONSUMSI PERKAPITA DAN NASIONAL KACANG TANAH
Beragam produk olahan dengan bahan baku kacang tanah yang dihasilkan oleh industri rumah tangga maupun oleh industri sedang dan industri besar, menjadikan permintaan kacang tanah semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini menjadikan kacang tanah merupakan salah satu komoditi tanaman pangan bernilai strategis untuk meningkatkan pendapatan dan perbaikan gizi masyarakat. Konsumsi kacang tanah pada tingkat rumah tangga biasanya dalam bentuk makanan ringan seperti direbus, digoreng, dibuat sambal kacang. Kacang tanah biasa juga dikonsumsi
berupa olahan pabrikan baik masih
berupa kacang berkulit maupun berupa kacang tanpa kulit, maupun hasil olahan berupa selai. Konsumsi kacang tanah berdasarkan data Susenas, selama periode tahun 2006-2015 berfluktuatif dengan kecenderungan turun, rata-rata konsumsi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 15
Outlook Kacang Tanah 2016
kacang tanah kupas sebesar 0,31 kg/kapita/tahun. Konsumsi kacang tanah periode 2011-2015 rata-rata sebesar 0,23 kg/kapita/tahun. Pertumbuhan konsumsi kacang tanah baik periode 2006-2015 maupun periode 2011-2015 mengalami penurunan sebesar 1,39% per tahun dan 6,63% per tahun. (Gambar 7 dan Lampiran 7)
Gambar 7. Perkembangan Konsumsi Per Kapita Kacang Tanah Kupas Di Indonesia Berdasarkan SUSENAS, 2006 – 2015
Sesuai hasil Susenas maka konsumsi nasional kacang tanah bisa diperoleh dari
perkalian konsumsi per kapita pertahun dikalikan dengan jumlah
penduduk tengah tahun. Pada periode 2006-2015 konsumsi nasional kacang tanah berfluktuatif dengan kecenderungan menurun, dimana rata-rata konsumsi nasional kacang tanah sebesar 74,03 ribu ton, sedangkan pada periode 2011-2015 rata-rata sebesar 57,38 ribu ton. Pertumbuhan konsumsi kacang tanah nasional periode 2006-2015 mengalami kenaikan sebesar 0,19% per tahun sedangkan periode 2011-2015 mengalami penurunan sebesar 5,35% per tahun. (Gambar 8 dan Lampiran 8)
Page | 16
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Gambar 8. Perkembangan Konsumsi Nasional Kacang Tanah Kupas Di Indonesia Berdasarkan SUSENAS, 2006 – 2015
Data konsumsi kacang tanah bisa diperoleh dari Susenas maupun dari Neraca Bahan Makanan (NBM) dari Badan Ketahanan Pangan (BKP). Menurut NBM Konsumsi kacang tanah secara langsung dapat dihitung dengan cara perkalian antara ketersediaan kacang tanah per kapita dengan jumlah penduduk. Ketersediaan yang dimaksud dalam NBM adalah selisih produksi ditambah impor, dikurangi ekspor, tercecer, bibit dan untuk industri. Perkembangan ketersediaan kacang tanah per kapita di Indonesia dari tahun
1993-2014 berdasarkan NBM berfluktuasi cukup
tajam dengan
kecenderungan terus mengalami penurunan (Gambar 9). Pada periode tahun 1993-2014, ketersediaan perkapita tertinggi terjadi pada tahun 1995, yaitu sebesar 3,98 kg/kap/th. Ketersediaan per kapita cenderung terus menurun. Selama periode 2010 - 2014, ketersediaan per kapita rata-rata kacang tanah sekitar 2,87 kg/kap/th. Angka ketersediaan ini cenderung menurun dengan laju pertumbuhan minus 4,11% setiap tahunnya. (Lampiran 9).
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 17
Outlook Kacang Tanah 2016
Gambar 9.
Perkembangan Ketersediaan Per Kapita Kacang Tanah Di Indonesia, Berdasarkan NBM, Tahun 1993 - 2014
Berdasarkan data penggunaan dan penyediaan kacang tanah di Indonesia yang bersumber dari data Neraca Bahan Makanan (NBM) seperti tersaji dalam Lampiran 10. Penyediaan dalam negeri yang dimaksud adalah produksi kacang tanah dalam bentuk lepas kulit, ditambah impor, ditambah perubahan stok dan dikurangi ekspor.
Pemakaian dalam negeri meliputi penggunaan bibit
(lepas kulit), diolah untuk makanan (berkulit + lepas kulit) dan non makanan (lepas kulit), dimakan langsung (lepas kulit) dan tercecer baik dalam bentuk berkulit maupun lepas kulit. Penggunaan terbesar kacang tanah pada periode tahun 1993 – 2014 adalah sebagai bahan makanan atau dikonsumsi langsung dalam bentuk lepas kulit yang mencapai rata-rata 83,99% dari penyediaan dalam negeri, sementara penggunaan untuk sektor industri yaitu kacang tanah yang diolah lebih lanjut menjadi produk lain baik makanan maupun non makanan hanya mencapai 7,40%.
Penggunaan untuk benih maupun hilang karena tercecer
masing-masing sebesar 3,63% atau 31 ribu ton dan 4,98% atau 42 ribu ton (Lampiran 10).
Page | 18
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Pada periode
tahun
2001-2013 penggunaan
kacang
tanah
yang
dikonsumsi langsung (lepas kulit) lebih rendah dari produksi yang dihasilkan. Kondisi yang berbeda terjadi antara tahun 1993-1997 dan 1999-2000, dimana konsumsi kacang tanah lepas kulit dalam negeri lebih tinggi dibandingkan produksi kacang tanah dalam negeri dan begitu juga pada tahun 2013-2014 konsumsi kacang tanah lepas kulit lebih tinggi dari produksi dalam negeri. (Gambar 10).
Gambar 10.
Perkembangan Penggunaan Kacang Berdasarkan NBM, Tahun 1993-2014
Tanah
Indonesia
Konsumsi nasional kacang tanah pada tahun 2014 turun sebesar 7,15% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 719,08 ribu ton. Rata-rata konsumsi kacang tanah periode 5 (lima) tahun terakhir sebesar 703,70 ribu ton, ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan rata-rata konsumsi nasional kacang tanah dua dekade terakhir, yang hanya sebesar 552,81 ribu ton. Rata-rata pertumbuhan konsumsi nasional kacang tanah pada periode tahun 2011-2015 mengalami penurunan sebesar minus 2,38% per tahun. (Lampiran 11). Perkembangan konsumsi nasional kacang tanah periode tahun 20002014 cenderung fluktuatif. Konsumsi nasional terendah pada tahun 2002 yaitu sebesar 644,85 ribu ton, sedangkan konsumsi nasional tertinggi pada tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 19
Outlook Kacang Tanah 2016
2009 yaitu sebesar 758,78 ribu ton. Konsumsi pada tahun 2011 turun cukup tajam dibanding tahun 2010, dengan penurunan sebesar minus 10,07%, dimana konsumsi nasional kacang tanah sebesar 679,99 ribu ton. (Gambar 11)
Gambar 11
Perkembangan Konsumsi Nasional Kacang Tanah Di Indonesia Berdasarkan NBM, 2000 – 2014
Jika kita bandingkan konsumsi nasional kacang tanah berdasakan Susenas dan NBM, maka yang paling sesuai adalah NBM karena pada NBM konsumsi berdasarkan ketersediaan kacang tanah perkapita pertahun, memperhitungkan pemakaian kacang tanah untuk ekspor, bibit, tercecer, untuk bahan industri makanan dan non makanan.
Page | 20
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
3.4.
HARGA PRODUSEN DAN KONSUMEN KACANG TANAH
Perkembangan harga kacang tanah dalam bentuk polong baik untuk harga produsen maupun konsumen dalam kurun waktu 30 tahun maupun 10 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan meningkat (Gambar 12). Pada tahun 2011 sampai 2015 rata-rata laju pertumbuhan harga di tingkat produsen dan konsumen tersebut masing-masing sebesar 6,61% per tahun dan 11,87% per tahun, dengan selisih margin dari Rp. 5.015,- sampai Rp. 9.793,-. Pada tahun 2008 harga produsen kacang tanah turun menjadi sebesar Rp 8.084,per kg, tingkat penurunan harga tersebut sebesar 5,05% dari tahun 2007 merupakan pertumbuhan paling rendah. Pertumbuhan tertinggi kurun waktu tahun 2000-2015 di tingkat produsen terjadi tahun 2007 yang meningkat sebesar 14,15% dari tahun sebelumnya, sedangkan tahun 2015 meningkat sebesar 10,46% dibanding tahun sebelumnya. Harga konsumen pada tahun 2015 meningkat 25,83% dibanding tahun sebelumnya, dari harga Rp. 18.495,- menjadi Rp. 23.272,- pada tahun 2015. Tingginya
harga
kacang
tanah
disebabkan
oleh
adanya
peningkatan
permintaan yang belum diimbangi oleh produksi dalam negeri (Lampiran 12).
Gambar 12.
Perkembangan Harga Produsen dan Konsumen Kacang Tanah di Indonesia, Tahun 1983 – 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 21
Outlook Kacang Tanah 2016
3.5. EKSPOR DAN IMPOR KACANG TANAH DI INDONESIA
Perkembangan volume ekspor impor kacang tanah antara tahun 19802015 tersaji pada Gambar 13. Pada rentang waktu 1980-2015, volume impor kacang
tanah
berfluktuasi
cukup
tajam
di
beberapa
titik
dengan
kecenderungan terus mengalami peningkatan sampai tahun 2013. Bila dilihat perkembangannya tahun 2011-2015 mempunyai kecenderungan rata-rata volume impor lebih tinggi daripada volume ekspor. Perkembangan volume ekspor kacang tanah pada periode 2011-2015 ini mengalami kenaikan ratarata sebesar 18,30% per tahun, selama periode tersebut volume ekspor kacang tanah mencapai rata-rata 3,39 ribu ton sementara volume impornya hingga 235,81 ribu ton.
Gambar 13. Perkembangan Volume Ekspor Impor Kacang Tanah Di Indonesia, Tahun 1980 – 2015
Rata – rata volume ekspor periode 1980 – 2015 adalah 3,17 ribu ton dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 29,46% per tahun, sedangkan lima tahun terakhir rata-rata volume ekspor kacang tanah sebesar 3,39 ribu ton
Page | 22
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
dengan rata-rata pertumbuhan cenderung meningkat
sebesar 18,30% per
tahun. Pada periode waktu yang sama atau periode tahun 1980-2015 rata-rata volume impor kacang tanah adalah 116,07 ribu ton atau tumbuh sebesar 34,59% per tahun, periode selanjutnya tahun 2011-2015 dengan rata-rata volume impor sebesar 235,81 ribu ton atau rata-rata pertumbuhannya minus 0,52% per tahun (Lampiran 13). Neraca ekspor-impor kacang tanah baik dilihat dari sisi volume maupun nilainya baik pada periode 1980-2015 maupun 2011-2015 menunjukkan perkembangan
yang
bernilai
negatif.
Kecenderungan
ini
disebabkan
permintaan kacang tanah yang tinggi seperti industri makanan dan belum bisa dipenuhi oleh produksi kacang tanah dalam negeri. Pada rentang tahun 19802015 rata-rata neraca volumen ekspor-impor mengalami defisit 112,89 ribu ton atau senilai 78,57 (000 USD) per tahun. Sementara pada periode 2011 – 2015 rata-rata neraca volume ekspor-impor cenderung mengalami nilai defisit lebih besar dari pada rata-rata 3 dekade yaitu sebesar 232,43 ribu ton atau defisit senilai 257,20 (000 USD) per tahun. (Lampiran 14 dan Gambar 14)
Gambar 14. Perkembangan Nilai Ekspor Impor Kacang Tanah Di Indonesia, Tahun 1980 – 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 23
Outlook Kacang Tanah 2016
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
Page | 24
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
BAB IV. KERAGAAN KACANG TANAH DUNIA
4.1.
PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI, DAN PRODUKTIVITAS KACANG TANAH DUNIA Berdasarkan Data FAO, Perkembangan luas panen kacang tanah di dunia
selama kurun waktu 1980-2014 mempunyai pola yang berfluktuasi dengan trend mengalami pertumbuhan luas panen rata-rata 1% per tahun (Gambar 15). Penurunan luas panen terbesar terjadi pada tahun 2006 sebesar minus 10,43%. Rata-rata pertumbuhan luas panen kacang tanah 5 tahun terakhir (2010-2014) menurut data FAO terjadi kenaikan sebesar
1,45% per tahun.
(Lampiran 15).
Gambar 15.
Perkembangan Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah Dunia, 1980 – 2014
Perkembangan produktivitas kacang tanah kurun waktu 1980 – 2014 berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat (Gambar 16), dimana rata-rata pertumbuhan sebesar 1,68% per tahun (Lampiran 11). Nilai ini relatif lebih tinggi dibandingkan persentase penambahan luas panen kacang tanah dunia, sehingga
peningkatan
produksi
kacang
tanah
dunia
cenderung
lebih
dipengaruhi oleh peningkatan produktivitas. Produktivitas tertinggi dicapai
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 25
Outlook Kacang Tanah 2016
pada tahun 2013 yaitu 17,28 ku/ha sedangkan tahun 2014 sedikit lebih rendah yaitu 16,53 ku/ha. Angka produktivitas nasional kacang tanah tertinggi kurun waktu 5 tahun terakhir yaitu pada tahun 2013 sebesar 13,52 ku/ha lebih rendah dari angka produktivitas rata-rata kacang tanah dunia yaitu 16,72 ku/ha, sehingga berada pada urutan ke-32 (Lampiran 19).
Gambar 16.
4.2.
Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah Dunia, 1980 - 2014
NEGARA SENTRA LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TERTINGGI DUNIA
Empat negara dengan rata-rata luas panen terbesar di dunia, memberikan kontribusi sebesar
56,47% terhadap total luas panen kacang
tanah di dunia dapat dilihat pada Gambar 17 dan Lampiran 17. Dua negara di Asia dengan rata-rata memiliki luas panen cukup tinggi yaitu India dan China masing masing sebesar 5,28 juta hektar dan 4,59 juta hektar. Kontribusi dari dua negara tersebut mendominasi hampir 40% dari total luas panen kacang tanah dunia. Nigeria dan Sudan merupakan negara dengan luas panen kacang
Page | 26
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
tanah terbesar ketiga dan keempat mencapai 10,53% dan 6,91% dari luas panen kacang tanah di dunia. Sementara itu Indonesia menduduki urutan ke sembilan
dengan kontribusi sebesar 2,17% dari rata-rata total luas panen
kacang tanah di dunia ( Gambar 17). Rata-rata pertumbuhan per tahun luas panen pada negara produsen kacang tanah dunia, sebagian besar terjadi penurunan luas panen, kecuali di Nigeria, Sudan, Republik Tanzania, dan Amerika Serikat mengalami kenaikan berkisar 0,04% di Nigeria sampai 15,40% di Sudan. (Lampiran 17).
Gambar 17.
Rata-rata Kontribusi Luas Panen Kacang Tanah Dunia, 2010 – 2014
Komposisi negara produsen kacang tanah terbesar di dunia berbeda dengan komposisi negara yang memiliki luas panen kacang tanah terbesar di dunia. China menggeser kedudukan India pada posisi pertama sebagai negara penghasil kacang tanah dunia dengan rata-rata produksi kacang tanah sebesar 16,24
juta ton per tahun. Dengan tingkat produksi tersebut, China
memberikan kontribusi sebesar 38,41% terhadap total produksi kacang tanah dunia. Sementara itu India berada di posisi kedua dengan rata-rata produksi kacang tanah sebesar 7,19 juta ton per tahun atau menyumbang 17,01%
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 27
Outlook Kacang Tanah 2016
produksi kacang tanah dunia. Dari ke dua negara tersebut sudah mensuplay lebih dari separuh produksi kacang tanah dunia yaitu sebesar 55,42%. Pada urutan negara produsen dunia, Indonesia menduduki urutan ke enam dengan rata-rata produksi 1,20 juta ton atau mensuplay 2,84% produksi kacang tanah dunia.
Urutan sebelum Indonesia diduduki oleh Sudan dengan rata-rata
produksi sebesar 1,33 juta ton atau mensupport 3,14% produksi kacang tanah dunia ( Gambar 18 dan Lampiran 18 ).
Gambar 18.
Rata-rata Produksi Kacang Tanah Dunia, 2010 – 2014
Pertumbuhan produksi di beberapa negara produsen menunjukan sebagian besar negara mengalami kenaikan produksi pada kurun lima tahun (2010 – 2014).
Negara dengan rata-rata pertumbuhan produksi meningkat
berturut-turut
adalah Sudan (30,03% per tahun), urutan selanjutnya
Argentina (18,95%), Amerika Serikat (14,81% per tahun), dan yang lain dengan pertumbuhan dibawah 12% per tahun. Sedangkan Indonesia mengalami penurunan
produksi
kacang
tanah
sebesar
minus
4,87%
per
tahun.
Selengkapnya pada Lampiran 18. Komposisi negara dengan rata-rata produktivitas per hektar tertinggi, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 19.
Hanya satu negara produsen
kacang tanah dunia yang dipengaruhi produktivitasnya di dunia, yaitu Amerika
Page | 28
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Serikat. Kurun waktu 2010-2014 negara ini mempunyai hasil rata-rata per hektar 42,24 ku/ha, sementara Indonesia menduduki ranking ke 32 dengan rata-rata hasil per hektar kacang tanah sebesar 21,95 Ku/Ha ( Lampiran 19)
Gambar 19.
4.3.
Rata-rata Produktivitas Kacang Tanah Dunia, 2010 – 2014
PENYEDIAAN DAN KETERSEDIAAN PER KAPITA KACANG TANAH DI DUNIA
Penyediaan kacang tanah dunia dalam wujud kacang tanah kupas periode tahun 2009-2013 terdapat di 10 negara dengan penyediaan tertinggi dan memberikan kontribusi sebesar 82,74% terhadap penyediaan kacang tanah dunia. China menduduki peringkat pertama dengan rata-rata penyediaan kacang tanah sebesar 4,43 juta ton kacang tanah selanjutnya Indonesia dan Amerika Serikat masing-masing dengan rata-rata penyediaan kacang tanah sebesar 993,50 ribu ton dan 943,54 ribu ton. Tujuh negara terbesar lainnya dengan rata-rata penyediaan kacang tanah mulai 155,33 ribu ton di Meksiko sampai dengan 386,32 ribu ton di India. Rata-rata pertumbuhan penyediaan kacang tanah pada 10 negara dengan penyediaan tertinggi periode tahun 2097-2013 hampir semua negara terjadi kenaikan. Dengan kenaikan tertinggi yaitu di negara Tanzania sebesar 36,21% per tahun. Sedangkan 2 negara
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 29
Outlook Kacang Tanah 2016
terjadi penurunan pertumbuhan penyediaan kacang tanah yaitu Nigeria dan Burkina Faso, masing-masing turun sebesar minus 3,41% per tahun dan minus 0,10% per tahun. (Lampiran 20). China memberikan kontribusi terbesar terhadap penyediaan kacang tanah dunia yaitu sebesar 45,30%, selanjutnya pada urutan berikutnya yaitu Indonesia dan Amerika dengan kontribusi sebesar 10,17% dan 9,66%. Sedangkan tujuh negara tertinggi lainnya dengan kontribusi mulai dari 1,59% sampai 3,95% terhadap penyediaan kacang tanah dunia. ( Gambar 20 )
Gambar 20. Rata-rata Kontribusi Penyediaan Kacang Tanah Dunia, Tahun 2009-2013 ( Kacang Tanah Tanpa Kulit )
Ketersediaan kacang tanah per kapita terbesar di dunia pada periode tahun 2009-2013 didominasi oleh negara-negara di Afrika. Chad, sebuah negara di Afrika Tengah menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan ketersediaan per kapita kacang tanah tertinggi dengan rata-rata sebesar 13,06 kg/kap/th. Selanjutnya Burkina Faso, sebuah negara di Afrika Barat pada peringkat ke dua dengan rata-rata ketersediaan per kapita kacang tanah sebesar 11,25 kg/kap/th. Sedangkan 8 negara tertinggi lainnya dengan angka ketersediaan kacang tanah mulai dari 4,08 kg/kap/th sampai 4,64 kg/kap/th.
Page | 30
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Indonesia
jika dibandingkan dengan negara
lainnya, menduduki
peringkat ke 11 di dunia dengan rata-rata ketersediaan kacang tanah sebesar 4,08 kg/kap/th ( Lampiran 21 dan Gambar 21).
Rata-rata ( Kg/Kap/Th ) 4,08
Indonesia
2,61
Gambia
3,14
Malawi
3,69
Ghana
3,94
Vanuatu Benin
4,31
Cameroon
4,15 4,61
Niger
4,64
Gabon
Burkina Faso
11,25
13,06
12,00
14,00
Chad -
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
Gambar 21. Rata-rata Ketersediaan Kacang Tanah Per Kapita di Dunia, 2009-2013 ( Kacang Tanah Tanpa Kulit )
4.4.
PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN KACANG TANAH DI DUNIA Harga produsen kacang tanah pada 10 negara tertinggi di dunia kurun
waktu 2010-2014 menunjukkan kenaikan harga, yaitu dengan rata-rata kenaikan sebesar 3,07% per tahun. Negara dengan kenaikan harga produsen tertinggi adalah Palestina, yaitu naik 63,44% dan Ekuador dengan kenaikan 20,90% per tahun. Sedangkan enam negara lainnya dengan kenaikan rata-rata pertumbuhan dari 4,04% per tahun sampai dengan 15,96% per tahun. Sedangkan Jepang dan Ciprus terjadi penurunan rata-rata pertumbuhan sebesar minus 0,12% dan 4,83% per tahun.(Lampiran 22)
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 31
Outlook Kacang Tanah 2016
Saint Vincent and the Grenadines merupakan negara dengan rata-rata harga produsen tertinggi untuk periode 2010-2014 dengan rata-rata sebesar 5,27 ribu US$/ton. Sedangkan 9 negara dengan rata-rata harga produsen tertinggi lainnya dengan kisaran harga sebesar 1,64 ribu US$/ton di Bulgaria sampai dengan 5,26ribu US$/ton di Jepang. (Gambar 22).
Gambar 22. Rata-Rata Harga Produsen Kacang Tanah Dunia, 2010-2014
4.5. PERKEMBANGAN EKSPOR-IMPOR KACANG TANAH DUNIA Pertumbuhan ekspor impor dunia tahun 2009-2013 cenderung fluktuatif, baik pada periode 1980-2013 maupun 2009-2013. Rata-rata pertumbuhan keduanya mengalami kenaikan baik volume ekspor maupun volume impor, dengan kenaikan volume ekspor berturut-turut sebesar 3,42% per tahun dan 7,72% per tahun dan kenaikan volume impor berturut-turut 3,10% per tahun dan 2,08% per tahun. Namun jika dilihat dari neraca perdagangan baik periode 1980-2013 dan 2009-2013 keduanya mengalami defisit, berturut-turut sebesar 78,34 ribu ton dan 84,35 ribu ton. Nilai defisit pada periode 2009-2013 lebih besar dibanding pada periode 1980-2013 yaitu 224,37 juta US$, sedangkan
Page | 32
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
pada periode 1980-2013 defisit sebesar 138,28 juta US$. (Gambar 23 dan Lampiran 23).
Gambar 23.
Perkembangan Volume Ekspor - Impor Kacang Tanah Dunia, 1980 – 2013
Menurut data FAO tahun 2009-2013 tiga negara pengekspor kacang tanah terbesar dunia secara kumulatif memberikan kontribusi volume ekspor setengah dari total ekspor kacang tanah di dunia sebesar 61,60% . Tiga negara tersebut adalah India, Argentina dan Amerika Serikat, masing-masing dengan rata-rata volume ekspor kacang tanah sebesar 528,04 ribu ton, 214,58 ribu ton dan 183,92 ribu ton, masing-masing memberikan kontribusi sebesar 35,11%, 14,27% dan 12,23% terhadap volume ekspor kacang tanah dunia (Lampiran 23 dan Gambar 23). Negara ke empat terbesar pengekspor kacang tanah dunia, yaitu Cina memberikan kontribusi sebesar 8,24%, sementara itu pada urutan ke lima yaitu Netherland, berkontribusi sebesar 8% terhadap volume ekspor kacang tanah dunia. (Gambar 24).
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 33
Outlook Kacang Tanah 2016
Gambar 24.
Rata-rata Kontribusi Dunia, 2009 – 2013
Volume Ekspor Kacang Tanah
Indonesia dengan rata-rata ekspor 262 ton, merupakan pengekspor kacang tanah di dunia pada urutan ke-54 dan memberikan sumbangan volume ekspor sebesar 0,02% terhadap total ekspor kacang tanah dunia (Lampiran 24). Sebagian besar negara eksportir kacang tanah mengalami kenaikan pertumbuhan volume ekspor yaitu Mesir, Malawi, Amerika Serikat, India, Netherlands, Brazil, dan Nicaragua. Rata-rata pertumbuhan volume ekspor terbesar terjadi di Mesir
dengan rata-rata kenaikan sebesar 70,57% per
tahun, selanjutnya Malawi dengan kenaikan sebesar 45,99% per tahun, dan Amerika Serikat dengan kenaikan sebesar 27,23% per tahun sementara pertumbuhan terendah di Nikaragua sebesar 6,23% per tahun. Negara eksportir yang mengalami penurunan volume ekspor yaitu Vietnam, Cina, dan Argentina. Penurunan ekspor antara minus 0,85% sampai dengan minus 29,97% per tahun. (Lampiran 24). Berbeda pada keragaan impor dunia, volume impor dari 7 (tujuh) negara importir kacang tanah dunia memberikan kontribusi sebesar 56,15% dari total Page | 34
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
volume impor dunia selama kurun waktu 2009-2013. Netherlands memberikan kontribusi tertinggi pada volume impor dunia yaitu sebesar 18,98%,selanjutnya Indonesia merupakan negara pengimpor kacang tanah terbesar ke dua dengan kontribusi volume impor 8,64% dari total volume impor dunia sedangkan lima negara terbesar pengimpor lainnya memberikan kontribusi berkisar antara 5,07% sampai 6,74% terhadap volume impor dunia. Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 25. Pertumbuhan rata-rata di sepuluh negara pengimpor terbesar ini, hampir semuanya mengalami kenaikan cukup besar pada lima tahun terakhir. Sedangkan negara dengan rata-rata kenaikan tertinggi adalah Indonesia sebesar 9,50% per tahun, dan Netherlands 8,78% per tahun. Negara dengan penurunan volume impor tertinggi yaitu Malaysia, sebesar minus 16,84% per tahun. (Lampiran 25).
Gambar 25.
Rata-rata Kontribusi Volume Impor Kacang Tanah Dunia, 2009 – 2013
Volume impor kacang tanah di Indonesia kurun waktu 2009 - 2013 cenderung fluktuatif. Impor tertinggi pada tahun 2013 sebesar 177,03 ribu ton dan terendah pada tahun 2011 yaitu 120,72 ribu ton. Impor kacang tanah
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 35
Outlook Kacang Tanah 2016
Indonesia rata-rata sebesar 137,17 ribu ton. Indonesia dibandingkan dengan negara pengimpor lainnya di Asia yaitu Thailand dan Malaysia dengan rata-rata impornya selama lima tahun terakhir masing-masing negara tersebut hanya mengimpor kurang dari 40% dari impor Indonesia yaitu dibawah 52 ribu ton ( Lampiran 25). Bila dilihat nilai ekspor dari 4 (empat) negara eksportir kacang tanah dunia yang memberikan kontribusi sebesar 70,59% dari total nilai ekspor dunia selama kurun waktu 2009-2013, maka India dan Argentina memberikan kontribusi tertinggi pada nilai ekspor dunia yaitu sebesar 32,74 % dan 13,91% dari total nilai ekspor dunia sedangkan negara terbesar pengekspor lainnya berkisar 0,93% sampai dengan 12,10%. Data secara rinci dapat dilihat pada Gambar 26. Pertumbuhan rata-rata di sepuluh negara pengekspor terbesar ini, semua negara meningkat
cukup besar pada periode 2009-2013. Rata-rata
pertumbuhan tertinggi adalah Mesir sebesar 218,96% per tahun, Malawi 68,70% per tahun, India 34,95% dan Amerika Serikat 32,75% per tahun. Sedangkan 6 negara pengekspor tertinggi lainnya dengan pertumbuhan antara 1,38% per tahun sampai dengan 26,19% per tahun. (Lampiran 26).
Gambar 26. Rata-rata Kontribusi Nilai Ekspor Kacang Tanah Dunia, 2009-2013
Page | 36
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Rata-rata nilai ekspor kacang tanah kurun waktu 2009 - 2013 pada 10 negara pengekspor tertinggi diatas 100 juta $ yaitu India, Argentina, Netherlands, Amerika Serikat, dan China mainland dengan rata-rata nilai ekspor antara 181,24 juta $, sampai 624,77 juta $. Sedangkan 5 negara pengekspor tertinggi lainnya dengan rata-rata nilai ekspor dari 17,79 juta $ sampai dengan 91,76 juta $. (Lampiran 26). Nilai impor dari tujuh negara importir kacang tanah
terbesar dunia
memberikan kontribusi sebesar 59,84% dari total nilai impor dunia selama kurun waktu 2009-2013. Hanya Netherlands yang memberikan kontribusi tertinggi pada nilai impor dunia yaitu sebesar 21,81% dari total nilai impor dunia sedangkan negara terbesar pengimpor lainnya memberikan kontribusi di bawah 8% dari total nilai impor kacang tanah dunia. Dalam hal ini termasuk Indonesia yang menduduki sebagaai Negara dengan nilai impor tertinggi kedua memberikan kontribusi sebesar 7,01% terhadap nilai impor kacang tanah dunia. Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 27.
Gambar 27. Rata-rata Kontribusi Nilai Impor Kacang Tanah Dunia, 2009-2013
Pertumbuhan rata-rata nilai impor pada periode 2009-2013 di sepuluh negara
pengimpor
terbesar
hampir
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
semua
negara
dengan
rata-rata
Page | 37
Outlook Kacang Tanah 2016
pertumbuhan nilai impor yang cukup besar. Negara importir dengan rata-rata pertumbuhan tertinggi yaitu Netherlands sebesar 18,10% per tahun dan selanjutnya negara importir tertinggi lainnya dengan pertumbuhan di bawah 16% per tahun. Indonesia yang memiliki rata-rata pertumbuhan nilai impor pada urutan ketiga yaitu 13,83% per tahun. Hal ini sejalan dengan rata-rata pertumbuhan produksi kacang tanah pada kurun waktu yang sama dimana nilai pertumbuhannya negatif, artinya pada kurun waktu 2009-2013 mengalami penurunan produksi kacang tanah. (Lampiran 27). Rata-rata nilai impor kacang tanah kurun waktu 2009 - 2013 pada tujuh negara berkisar mulai 106,74 juta $ di Kanada sampai dengan 465,99 juta $ di Netherlands. Sedangkan 3 negara importir tertinggi lainnya dengan rata-rata nilai impor mulai 46,39 juta $ sampai dengan 53,79 juta $. (Lampiran 27).
Page | 38
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI
5.1
PRODUKSI Untuk menghitung produksi kacang tanah diperoleh melalui pendekatan
hasil kali antara luas panen dengan produktivitas. Untuk menduga proyeksi produksi tersebut maka dilakukan proyeksi terhadap luas panen dan produktivitas. Data series yang dibutuhkan adalah data luas panen dan produktivitas kacang tanah per tahun. Hasil analisis dengan metode persamaan simultan model análisis suplay demand menunjukkan bahwa luas panen kacang tanah dipengaruhi oleh luas panen kacang tanah tahun sebelumnya, harga riil kacang tanah tahun sebelumnya, harga riil Jagung tahun sebelumnya, dan harga riil kedelai tahun sebelumnya, sedangkan produktivitas kacang tanah dipengaruhi oleh
harga riil urea tahun
sebelumnya, Teknologi dan Dummy program SL-PTT. Persamaan pada Blok Produksi Model Analisis Produksi Konsumsi
Luas Panen Kacang Tanah LPKC = e0 + e1 LLPKC(t-1) + e2 LHRKC(t-1) + e3 LHRJ(t-1) + e4 LHRK(t-1) + µ5 LPKC = 11.758,60 + 0,91 LLPKC(t-1) + 3,89 LHRKC(t-1) – 33,44 LHRJ(t-1) + 11,68 LHRK(t-1)
Dimana : LPKC = Luas Panen Kacang Tanah LLPKC(t-1) = Luas Panen Kacang Tanah tahun ke-(t-1) LHRKC(t-1) = Harga Riil Kacang Tanah tahun ke-(t-1) LHRJ(t-1) = Harga Riil Jagung tahun ke-(t-1) LHRK(t-1) = Harga Riil Kedelai tahun ke-(t-1) Koefisien determinasi(R-Square) dari fungsi respon diperoleh sebesar 92,89% dan selebihnya dipengaruhi oleh peubah yang tidak digunakan dalam model.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 39
Outlook Kacang Tanah 2016
Produktivitas Kacang Tanah YKC = j0 + j1 LHRUREA(t-1) + j2 TEK + j3 DSLPTT + µ4 YKC = 9,92 + 0,001 LHRUREA(t-1) + 0,05 TEK + 0,32 DSLPTT Dimana : YKC = Produktivitas Kacang Tanah LHRUREA(t-1) = Harga Riil Urea tahun ke-(t-1) TEK = Teknologi DSLPTT = Dummy Program SLPTT Koefisien determinasi (R-Square) dari fungsi respon diperoleh sebesar 92,27% dan selebihnya dipengaruhi oleh peubah yang tidak digunakan dalam model
Persamaan pada Blok Konsumsi Model Analisis Produksi Konsumsi
Konsumsi per kapita Kacang Tanah KONSKC = s0 + s1 LPDB + s2 IHK + s3 LKONSKC(t-1) + µ12 KONSKC = 2,73 + 0 LPDB - 0,0012 IHK + 0,54 LKONSKC(t-1) Dimana : KONSKC = Konsumsi Kacang Tanah LPDB = Ln dari Produk Domestik Bruto IHK = Indeks Harga Konsumen KONSKC(t-1) = Konsumsi Kacang Tanah tahun ke-(t-1) Koefisien determinasi (R-Square) dari fungsi respon diperoleh sebesar 92,59% dan selebihnya dipengaruhi oleh peubah yang tidak digunakan dalam model
Hasil proyeksi luas panen tahun 2017 diperkirakan turun sebesar 10,20% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu menjadi 381,02 ribu hektar, pada tahun 2018 diperkirakan terjadi luas panen turun sebesar 10,71%, juga pada tahun 2019 diperkirakan luas panen turun sebesar 12,66%. Tahun 2020 masih diperkirakan turun sebesar 15,24%, dan tahun 2021 diperkirakan turun 18,88%.
Page | 40
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Selama periode 2017-2021 rata-rata pertumbuhan luas panen kacang tanah diperkirakan turun 13,54%. Tabel 5.1. Proyeksi Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah di Indonesia, 2016 – 2021
Tahun
Luas Panen (Ha)
Produktivitas (Ku/Ha)
2016*
424.319
13,21
560.483
2017 1)
381.020
13,46
517.363
2018 1)
340.197
13,56
468.083
2019 1)
297.137
13,66
415.066
2020 1)
251.839
13,74
358.311
2021 1)
204.303
13,83
297.820
Rata-rata
294.899
13,65
Produksi (Ton)
411.329
Sumber : Badan Pusat Satistik, Diolah Oleh Pusdatin Keterangan : *) : ARAM II 2016 1) : Angka Proyeksi
Sementara itu produktivitas kacang tanah pada tahun 2017 diperkirakan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya menjadi 13,46 ku/ha atau naik 1,89%. Tahun 2018 kembali meningkat sebesar 0,75%, dan tahun 2019 kembali meningkat sebesar 0,70%, begitu juga pada tahun 2020 kembali terjadi peningkatan produktivitas sebesar 1,20%, kembali meningkat pada tahun 2020 sebesar 0,65%, dan terus meningkat pada tahun 2021 sebesar 0,59%. Peningkatan angka produktivitas kacang tanah ini diharapkan mampu meningkatkan angka produksi kacang tanah tahun 2017. Namun diperkirakan yang terjadi sebaliknya bahwa pada tahun 2017, produksi turun menjadi sebesar 517,36 ribu ton atau turun sebesar 7,69%, di tahun 2018 produksi kembali turun seiring dengan turunnya luas panen yaitu menjadi 468,08 ribu ton atau turun sebesar 9,53%, dan pada tahun 2019 produksi kembali turun seiring dengan menurunnya luas panen yaitu menjadi 415,07 ribu ton atau
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 41
Outlook Kacang Tanah 2016
turun sebesar minus 11,33%. Pada tahun 2020 kembali terjadi penurunan produksi menjadi 358,31 ribu ton atau turun sebesar 13,67% per tahun dan tahun 2021 kembali turun menjadi sebesar 297,82 ribu ton (turun 16,88%). Pertumbuhan
rata-rata produksi tahun 2017-2021 yaitu minus 11,82% per
tahun (Tabel 5.1.).
5.2.
KONSUMSI Analisis konsumsi kacang tanah didekati dengan perhitungan total
konsumsi, yaitu permintaan kacang tanah dihitung dari ketersediaan per kapita per tahun yang diambil dari Neraca Bahan Makanan (NBM) dikalikan data jumlah penduduk yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS). Ketersediaan perkapita yang dimaksud adalah besarnya penggunaan kacang tanah di tingkat rumah tangga maupun yang digunakan di dalam industri makanan, seperti penggunaan kacang tanah untuk sambal juga olahan kacang tanah hasil industri pabrikan seperti kacang atom, kacang kulit berbagai rasa, kacang kulit panggang pasir dll. Proyeksi ketersediaan per kapita dilakukan dengan metode analisis SAS sementara proyeksi jumlah penduduk diambil dari data prediksi Pusdatin. Hasil proyeksi permintaan tersaji pada Tabel 5.2. Konsumsi kacang tanah antara tahun 2017 sampai tahun 2021 dengan memperhitungkan pertumbuhan jumlah penduduk diperkirakan akan turun dengan
rata-rata sebesar 2,77% per tahun atau diperkirakan rata-rata
konsumsi sebesar 632,58 ribu ton per tahun. Sementara itu untuk konsumsi per kapita mengalami penurunan dengan laju rata-rata 3,88% per tahun atau rata-rata per kapita sebesar 2,36 kilogram per kapita per tahun (Tabel 5.2).
Page | 42
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Tabel 5.2. Proyeksi Konsumsi Kacang Tanah di Indonesia, 2016 -2021 Ketersediaan Tahun
Perkapita
Pertumbuhan (%)
(Kg/Kapita/Th) 2016 1)
2,71
2017 1)
2,50
2018 1)
2,43
2019 1)
2,36
1
2020 ) 1
2,29
2021 )
2,22
Rata-rata (%/th)
2,36
Jumah Penduduk
Pertumbuhan (%)
(000 Orang)
Proyeksi
Pertumbuhan
Konsumsi
(%)
kacang Tanah (Ton)
5,76
258.705
1,27
700.389
7,10
-7,58
261.891
1,23
655.269
-6,44
-2,73
265.015
1,19
644.981
-1,57
-2,89
267.974
1,12
633.322
-1,81
-3,03
271.066
1,15
621.227
-1,91
-3,15
273.984
1,08
608.114
-2,11
-3,88
267.986
1,15
632.583
-2,77
Sumber : Badan Pusat Satistik, Diolah Oleh Pusdatin Keterangan : 1) : Angka Proyeksi
5.3.
NERACA Neraca produksi dan konsumsi kacang tanah di Indonesia pada periode
tahun 2016-2021 diperkirakan masih akan kekurangan kacang tanah pemenuhan kebutuhan nasional dari produksinya.
untuk
Laju kenaikan rata-rata
nilai defisit ini diperkirakan sebesar 9,33% per tahunnya, sehingga Indonesia masih akan bergantung dari impor kacang tanah dari negara lain. Pada tahun 2017 diperkirakan akan terjadi defisit kacang tanah sebesar 223,32 ribu ton, tahun 2018 diperkirakan masih akan defisit kacang tanah sebesar 254,18 ribu ton, tahun 2019 diperkirakan juga masih akan terjadi defisit kacang tanah sebesar 286,78 ribu ton, tahun 2020 diperkirakan juga masih akan terjadi defisit kacang tanah sebesar 322,07 ribu ton, serta tahun 2021 akan defisit sebesar 359,46 ribu ton. (Tabel 5.3). Hasil proyeksi konsumsi kacang tanah disajikan pada Tabel 5.4., dimana pada tahun 2017 Produksi kacang tanah diproyeksikan akan turun dari tahun sebelumnya menjadi 517,36 ribu ton sementara hasil proyeksi konsumsi kacang tanah adalah sebesar
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
740,69 ribu ton. Penggunaan kacang tanah
Page | 43
Outlook Kacang Tanah 2016
meliputi tercecer 25,87 ribu ton, bibit 15,52 ribu ton, diolah untuk makanan 44,03 ribu ton, dan konsumsi langsung sebesar 655,27 ribu ton. Sehingga diperkirakan, kacang tanah masih akan mengalami defisit sebesar 223,32 ribu ton. Tabel 5.3. Proyeksi Produksi dan Konsumsi Kacang Tanah, Tahun 2016 – 2021
Tahun
Produksi
Konsumsi
Surplus/Defisit
560.483
(Ton) 792.925
-232.442
2017
517.363
740.686
-223.323
20181)
468.083
722.261
-254.179
415.066
701.850
-286.784
2020
358.311
680.384
-322.073
20211)
297.820
657.284
-359.464
20161) 1)
1)
2019
1)
Sumber : Neraca Bahan Makanan (NBM), BKP diolah Pusdatin Keterangan : 1) : Angka Proyeksi
Pada tahun 2018 berdasarkan data hasil proyeksi, produksi kacang tanah diperkirakan turun menjadi 468,08 ribu ton dan untuk konsumsinya sebesar 722,26 ribu ton yang merupakan penggunaan dari konsumsi langsung sebesar 644,98 ribu ton, tercecer 23,40 ribu ton, bibit 14,04 ribu ton dan olahan makanan 39,83 ribu ton. Oleh karena itu pada tahun tersebut masih akan mengalami defisit sebesar 254,18 ribu ton. Pada tahun 2019 diperkirakan proyeksi produksi untuk kacang tanah turun menjadi 415,07 ribu ton dan untuk konsumsinya sebesar 701,85 ribu ton yang merupakan penggunaan dari konsumsi langsung sebesar 633,32 ribu ton, tercecer 20,75 ribu ton, bibit 12,45 ribu ton dan olahan makanan 35,32 ribu ton. Dengan demikian pada tahun tersebut masih akan mengalami defisit sebesar 286,78 ribu ton. Begitu juga pada tahun 2020 berdasarkan data hasil proyeksi produksi untuk kacang tanah diperkirakan turun menjadi 358,31 ribu ton dan untuk
Page | 44
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
konsumsinya sebesar
680,38 ribu ton yang merupakan penggunaan dari
konsumsi langsung sebesar 621,23 ribu ton, tercecer 17,92 ribu ton, bibit 10,75 ribu ton dan diolah untuk makanan 30,49 ribu ton. Dengan demikian pada tahun tersebut masih akan mengalami defisit sebesar 322,07 ribu ton. Terakhir pada tahun 2021 masih akan terjadi penurunan produksi menjadi 297,82 ribu ton dan untuk konsumsinya sebesar
657,28 ribu ton yang
merupakan penggunaan dari konsumsi langsung sebesar 608,11 ribu ton, tercecer 14,89 ribu ton, bibit 8,94 ribu ton dan diolah untuk makanan 25,34 ribu ton. Dengan demikian pada tahun tersebut masih akan mengalami defisit sebesar 359,46 ribu ton.
Tabel 5.4. Proyeksi Surplus/Defisit Kacang Tanah, Tahun 2016 – 2021 Kebutuhan Tahun
Produksi
Tercecer Bibit
Diolah untuk makanan
Konsumsi Langsung
Surplus/ Defisit
(Ton)
2016 1)
560.483
28.024
16.814
47.697
700.389
-232.442
2017 1)
517.363
25.868
15.521
44.028
655.269
-223.323
2018 1)
468.083
23.404
14.042
39.834
644.981
-254.179
1
415.066
20.753
12.452
35.322
633.322
-286.784
1
2020 )
358.311
17.916
10.749
30.492
621.227
-322.073
2021 1)
297.820
14.891
8.935
25.344
608.114
-359.464
2019 )
Sumber : Neraca Bahan Makanan (NBM), BKP diolah Pusdatin Keterangan : 1) : Angka Proyeksi
Berdasarkan hasil proyeksi konsumsi kacang tanah dari tahun 2017 sampai tahun 2021, laju pertumbuhan selama periode tersebut sebesar minus 3,67% per tahun. Nilai ini jika dibandingkan dengan proyeksi produksi kacang tanah pada kurun waktu yang sama diperkirakan turun
rata-rata 11,82% per
tahun. Pertumbuhan konsumsi kacang tanah per tahun selama periode 5 tahun terjadi penurunan, demikian juga laju produksi terjadi penurunan yang lebih besar, sehingga diperkirakan pada kurun waktu 2017-2021 masih terjadi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 45
Outlook Kacang Tanah 2016
defisit, dengan rata-rata defisit sebesar 9,33% per tahun. Hal ini dapat diartikan pula bahwa defisit akan terus bertambah setiap tahunnya, konsumsi tidak dapat diimbangi oleh produksi. Oleh karena itu produktivitas kacang tanah perlu ditingkatkan sehingga diharapkan akan meningkatkan produksi kacang tanah dan mampu memenuhi permintaan kacang tanah dalam negeri.
Page | 46
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
BAB VI. KESIMPULAN
Kacang tanah sebagai komoditas strategis, pada kurun waktu lima tahun terakhir produksi kacang tanah di Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan. Bila dilihat kontribusi antara luas panen dan produktivitas terhadap produksi, ternyata produksi lebih dipengaruhi oleh produktivitas dibandingkan dengan luas panen. Rata-rata pertumbuhan angka produksi kacang tanah di Jawa dibandingkan dengan luar Jawa pada lima tahun terakhir, menunjukkan ratarata pertumbuhan produksi kacang tanah di Jawa lebih tinggi dibandingkan luar Jawa. Begitu juga untuk rata-rata pertumbuhan luas panen dan produktivitas, di Jawa lebih tinggi dibandingkan luar Jawa. Laju pertumbuhan harga kacang tanah kurun waktu lima tahun terakhir (2011-2015) baik pada tingkat produsen maupun konsumen keduanya mengalami kenaikan yang cukup besar, dimana pertumbuhan kenaikan harga konsumen hampir dua kali lipat dari kenaikan harga produsen, kenaikan ini diperkirakan karena kebutuhan akan kacang tanah yang tinggi belum diimbangi dengan ketersediaan kacang tanah. Ekspor dan impor kacang tanah kurun waktu tahun 2011-2015 memiliki kecenderungan dimana rata-rata volume impor lebih tinggi daripada volume ekspor. Total volume ekspor pada kurun waktu tersebut hanya 1,43% dari total volume impornya. Rata-rata pertumbuhan volume ekspor bernilai positif dan lebih tinggi daripada pertumbuhan volume impornya yang bernilai negatif. Hal ini berarti pada kurun waktu lima tahun terakhir volume ekspor kacang tanah sudah meningkat dengan baik, namun disisi lain impor juga masih terus berjalan walaupun sudah berkurang.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 47
Outlook Kacang Tanah 2016
Ketersediaan kacang tanah per kapita pada lima tahun terakhir (20102014), terjadi penurunan sebesar 4,11% per tahun, begitu juga setelah diproyeksikan rata-rata pertumbuhan ketersediaan kacang tanah kurun waktu tahun 2017-2021 juga terjadi penurunan sebesar 3,88% per tahun. Proyeksi konsumsi kacang tanah
turun sebesar 3,67% per tahun. Proyeksi produksi
kacang turun sebesar 11,82% per tahun. Laju produksi diproyeksikan turun sehingga belum bisa mengimbangi laju konsumsi pertahun kacang tanah oleh karena itu diperkirakan pada tahun 2017 sampai dengan 2021 Indonesia masih membutuhkan impor kacang tanah. Diperkirakan desifit kacang tanah sebesar 1,45 juta ton dengan laju defisit sebesar 9,33% pertahun, dimana nilai defisit bertambah pada setiap tahunnya sampai tahun 2021.
Page | 48
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
LAMPIRAN
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 49
Outlook Kacang Tanah 2016
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
Page | 50
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 1.
Tahun
Perkembangan Luas Panen Kacang Tanah Di Indonesia, Tahun 1980-2016 Luas Panen (Ha) Jawa
Pertumb.
Luar Jawa
Pertumb.
Indonesia
Pertumb.
1980
363.687
5,56
142.714
10,87
506.401
7,01
1981
361.347
-0,64
146.611
2,73
507.958
0,31
1982
331.282
-8,32
130.055
-11,29
461.337
-9,18
1983
340.138
2,67
140.374
7,93
480.512
4,16
1984
370.396
8,90
167.195
19,11
537.591
11,88
1985
336.828
-9,06
173.209
3,60
510.037
-5,13
1986
393.865
16,93
207.396
19,74
601.261
17,89
1987
341.547
-13,28
209.207
0,87
550.754
-8,40
1988
372.345
9,02
235.257
12,45
607.602
10,32
1989
409.064
9,86
211.753
-9,99
620.817
2,17
1990
420.231
2,73
214.783
1,43
635.014
2,29
1991
403.012
-4,10
225.244
4,87
628.256
-1,06
1992
467.228
15,93
252.475
12,09
719.703
14,56
1993
395.439
-15,36
228.850
-9,36
624.289
-13,26
1994
396.033
0,15
246.965
7,92
642.998
3,00
1995
428.092
8,10
311.213
26,02
739.305
14,98
1996
421.617
-1,51
267.291
-14,11
688.908
-6,82
1997
400.327
-5,05
227.815
-14,77
628.142
-8,82
1998
423.132
5,70
227.966
0,07
651.098
3,65
1999
422.866
-0,06
202.114
-11,34
624.980
-4,01
2000
465.828
10,16
217.726
7,72
683.554
9,37
2001
450.704
-3,25
204.134
-6,24
654.838
-4,20
2002
444.959
-1,27
201.994
-1,05
646.953
-1,20
2003
449.328
0,98
234.209
15,95
683.537
5,65
2004
486.354
8,24
237.080
1,23
723.434
5,84
2005
490.440
0,84
230.086
-2,95
720.526
-0,40
2006
480.900
-1,95
225.853
-1,84
706.753
-1,91
2007
450.756
-6,27
209.724
-7,14
660.480
-6,55
2008
436.213
-3,23
197.709
-5,73
633.922
-4,02
2009
441.752
1,27
180.864
-8,52
622.616
-1,78
2010
432.667
-2,06
187.896
3,89
620.563
-0,33
2011
378.420
-12,54
162.069
-13,75
540.489
-12,90
2012
394.214
4,17
165.324
2,01
559.538
3,52
2013
371.770
-5,69
147.286
-10,91
519.056
-7,23
2014
357.355
-3,88
141.983
-3,60
499.338
-3,80
2015
343.202
-3,96
111.147
-21,72
454.349
-9,01
2016*
318.599
-7,17
105.720
-4,88
424.319
-6,61
1980-2016
405.187
0,07
198.089
0,04
603.276
-0,001
2012-2016
357.028
-3,31
134.292
-7,82
491.320
-4,63
Kontribusi (%)
72,67
27,33
Keterangan : * ARAM II Hasil Rakor BPS –Kementan. Sumber : BPS diolah Pusdatin
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 51
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 2.
Tahun
Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah Di Indonesia, Tahun 1980-2016 Produktivitas (Ku/Ha) Jawa
Pertumb.
Indo-
Pertumb.
1980
8,77
0,64
Luar Jawa Pertumb. 8,36
5,37
9,28
3,46
1981
9,08
3,63
8,76
4,80
9,34
0,65
1982
9,17
0,97
8,81
0,56
9,47
1,39
1983
9,27
1,07
9,44
7,07
9,58
1,16
1984
9,71
4,75
9,90
4,95
9,95
3,86
1985
10,23
5,33
9,98
0,73
10,35
4,02
1986
10,23
-0,02
11,22
12,44
10,68
3,19
1987
9,34
-8,68
10,10
-9,93
9,68
-9,36
1988
9,45
1,24
9,95
-1,48
9,70
0,21
1989
10,19
7,81
9,56
-3,92
9,98
2,89
1990
10,10
-0,90
9,76
2,05
10,24
2,61
1991
10,63
5,25
9,93
1,74
10,38
1,37
1992
10,49
-1,28
9,86
-0,70
10,27
-1,06
1993
10,38
-1,07
10,08
2,21
10,23
-0,39
1994
9,94
-4,28
9,60
-4,74
9,83
-3,91
1995
10,17
2,33
10,44
8,75
10,28
4,58
1996
10,68
5,01
10,75
2,97
10,71
4,18
1997
11,00
3,00
10,88
1,21
10,96
2,33
1998
10,26
-6,76
10,40
-4,40
10,63
-3,01
1999
10,35
0,96
10,01
-3,79
10,55
-0,75
2000
10,58
2,20
10,12
1,09
10,77
2,09
2001
10,82
2,25
10,87
7,45
10,84
0,65
2002
11,10
2,59
10,91
0,37
11,10
2,40
2003
11,07
-0,27
10,50
-3,73
11,49
3,51
2004
11,70
5,69
11,32
7,78
11,58
0,78
2005
11,69
-0,09
11,42
0,88
11,61
0,26
2006
11,95
2,23
11,66
2,12
11,86
2,15
2007
11,93
-0,20
11,99
2,82
11,95
0,76
2008
12,19
2,20
12,05
0,50
12,15
1,67
2009
12,54
2,87
12,38
2,74
12,49
2,80
2010
12,65
0,88
12,34
-0,32
12,56
0,56
2011
12,52
-1,03
12,53
1,54
12,52
-0,32
2012
12,72
1,60
12,38
-1,20
12,62
0,80
2013
11,53
-9,39
12,18
-1,62
13,52
7,13
2014
13,00
12,80
12,27
0,74
12,79
-5,40
2015
13,86
6,62
11,66
-4,97
13,33
4,22
2016*
13,21
-4,69
12,41
6,43
13,21
-0,90
1980-2016
10,93
1,22
10,72
1,31
11,04
1,10
2012-2016
12,86
1,39
12,18
-0,12
13,09
1,17
Keterangan : * ARAM II Hasil Rakor BPS –Kementan. Sumber : BPS diolah Pusdatin
Page | 52
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 3.
Tahun
Perkembangan Produksi Kacang Tanah Di Indonesia, Tahun 1980-2016 Produksi (Ton) Jawa
Pertumb.
Luar Jawa
Pertumb.
Indonesia
Pertumb.
1980
329.087
6,83
140.721
20,97
469.808
10,71
1981
334.906
1,77
139.685
-0,74
474.591
1,02
1982
309.994
-7,44
126.828
-9,20
436.822
-7,96
1983
320.355
3,34
140.066
10,44
460.421
5,40
1984
359.815
12,32
175.000
24,94
534.815
16,16
1985
343.575
-4,51
184.277
5,30
527.852
-1,30
1986
398.894
16,10
242.984
31,86
641.878
21,60
1987
315.518
-20,90
217.588
-10,45
533.106
-16,95
1988
352.898
11,85
236.367
8,63
589.265
10,53
1989
415.980
17,88
203.605
-13,86
619.585
5,15
1990
440.910
5,99
209.650
2,97
650.560
5,00
1991
428.485
-2,82
223.634
6,67
652.119
0,24
1992
490.130
14,39
248.920
11,31
739.050
13,33
1993
405.220
-17,32
233.488
-6,20
638.708
-13,58
1994
387.474
-4,38
244.497
4,72
631.971
-1,05
1995
435.236
12,33
324.912
32,89
760.148
20,28
1996
450.397
3,48
287.418
-11,54
737.815
-2,94
1997
440.529
-2,19
247.816
-13,78
688.345
-6,70
1998
446.063
1,26
246.294
-0,61
687.688
-0,10
1999
444.156
-0,43
215.430
-12,53
659.586
-4,09
2000
503.932
13,46
232.585
7,96
736.517
11,66
2001
487.803
-3,20
221.967
-4,57
709.770
-3,63
2002
497.636
2,02
220.435
-0,69
718.071
1,17
2003
516.945
3,88
268.581
21,84
785.526
9,39
2004
569.189
10,11
268.306
-0,10
837.495
6,62
2005
573.516
0,76
262.779
-2,06
836.295
-0,14
2006
574.714
0,21
263.382
0,23
838.096
0,22
2007
537.619
-6,45
251.470
-4,52
789.089
-5,85
2008
531.818
-1,08
238.236
-5,26
770.054
-2,41
2009
554.042
4,18
223.846
-6,04
777.888
1,02
2010
547.358
-1,21
231.843
3,57
779.228
0,17
2011
473.755
-13,45
203.144
-12,38
676.899
-13,13
2012
503.127
6,20
205.936
1,37
709.063
4,75
2013
511.218
1,61
190.462
-7,51
701.680
-1,04
2014
464.739
-9,09
174.157
-8,56
638.896
-8,95
2015
475.806
2,38
129.643
-25,56
605.449
-5,24
2016*
429.314
-9,77
131.169
1,18
560.483
-7,43
1980-2016
448.707
1,30
216.409
1,10
664.990
1,13
2012-2016
476.841
-1,73
166.273
-7,82
643.114
-3,58
Kontribusi (%)
74,15
25,85
Keterangan : * ARAM II Hasil Rakor BPS –Kementan. Sumber : BPS diolah Pusdatin
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 53
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 4.
Perkembangan Luas Panen di Provinsi Sentra Kacang Tanah, 2012-2016 Tahun
No.
Provinsi 2012
2013
1
Jawa Timur
163.513
2
Jawa Tengah
3 4
Rata-rata
Share
Komulatif
(Ha)
(%)
Share (%)
Rata-rata Pertumbu
2014
2015
2016
150.017
139.893
139.544
129.983
144.590
29,43
29,43
30,51
105.679
92.454
91.862
81.395
72.303
88.739
18,06
47,49
182,64
DI Yogyakarta
60.725
65.680
67.532
70.888
68.368
66.639
13,56
61,05
-4,69
Jawa Barat
53.569
54.346
50.007
43.761
40.452
48.427
9,86
70,91
-3,29
5
Nusa Tenggara Barat
25.508
30.772
26.458
20.249
22.400
25.077
5,10
76,01
-1,86
6
Sulawesi Selatan
23.351
18.812
24.459
19.203
20.228
21.211
4,32
80,33
52,29
7
Nusa Tenggara Timur
19.694
13.880
14.046
12.231
11.435
14.257
2,90
83,23
-9,24
8
Kalimantan Selatan
10.162
9.148
9.744
7.413
7.878
8.869
1,81
85,04
-4,05
9
Banten
10.727
9.273
8.061
7.614
7.493
8.634
1,76
86,80
-25,45
10 Bali Provinsi Lainnya Indonesia
han (%)
9.572
8.500
7.876
7.068
6.733
7.950
1,62
88,41
-7,42
77.038
66.174
59.400
44.983
37.046
56.928
11,59
100,00
-16,05
559.538
519.056
499.338
454.349
424.319
491.320
Keterangan : * ARAM II Hasil Rakor BPS –Kementan. Sumber : BPS diolah Pusdatin
Lampiran 5. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah di Provinsi Sentra, 2012-2016 Tahun No.
Rata-rata
Provinsi 2011
2012
2013
2014
2015
2016
(Ku/Ha)
Rata-rata Pertumbu han (%)
1
Jawa Barat
15,15
14,29
16,85
14,76
18,45
17,13
16,30
3,54
2
Gorontalo
16,52
15,44
18,39
15,60
16,88
14,03
16,07
-2,26
3
Sumatera Barat
15,09
14,07
15,40
13,62
14,59
14,34
14,40
-0,69
4
Nusa Tenggara Barat
14,42
15,25
13,61
12,96
15,38
14,78
14,40
1,00
5
Banten
12,92
13,60
13,85
13,08
13,42
13,99
13,59
1,68
6
DI Yogyakarta
12,82
13,07
13,86
13,47
13,73
13,57
13,54
1,19
7
Sulawesi Tengah
16,33
11,73
15,10
14,09
9,91
14,10
12,99
1,30
8
Kepulauan Bangka Belitung
12,72
12,70
12,85
13,01
13,19
13,13
12,98
0,64
9
Kepulauan Riau
12,78
12,76
13,03
12,83
12,97
12,87
12,89
0,15
Kalimantan Timur
12,00
12,23
13,13
12,78
12,78
12,78
12,74
1,32
12,81
12,74
13,52
12,79
13,33
13,21
10
Indonesia
13,12
Keterangan : * ARAM II Hasil Rakor BPS –Kementan. Sumber : BPS diolah Pusdatin
Page | 54
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 6. Perkembangan Produksi Kacang Tanah di Provinsi Sentra, 20122016.
No.
Tahun
Provinsi
Rata-rata
Share
Komulatif
(Ton)
(%)
Share (%)
Rata-rata Pertumbuhan (%)
2012
2013
2014
2015
2016
1
Jawa Timur
213.792
207.971
188.491
191.579
176.447
195.656
30,39
30,39
-3,67
2
Jawa Tengah
143.687
128.030
120.158
109.204
101.116
120.439
18,71
49,09
-6,71
3
Jawa Barat
76.574
91.573
73.808
80.719
69.297
78.394
12,18
61,27
-0,92
4
DI Yogyakarta
62.901
70.834
71.582
83.300
74.434
72.610
11,28
72,55
3,88
5
Nusa Tenggara Barat
38.890
41.889
34.284
31.142
33.097
35.860
5,57
78,11
-2,67
6
Sulawesi Selatan
27.402
28.408
34.464
19.024
28.513
27.562
4,28
82,40
6,01
7
Nusa Tenggara Timur
21.563
16.056
14.886
10.620
10.358
14.697
2,28
84,68
-12,79
8
Banten
11.691
12.810
10.700
11.004
8.020
10.845
1,68
86,36
-6,24
9
Kalimantan Selatan
12.377
11.238
11.835
9.121
9.638
10.842
1,68
88,05
-4,23
10
Sumatera Utara
12.074
11.351
9.777
8.517
4.810
9.306
1,45
89,49
-15,25
67.662
10,51
100,00
-13,01
Provinsi Lainnya Indonesia
91.906
81.520
68.911
51.219
44.753
712.857 701.680 638.896 605.449 560.483
643.873
Keterangan : * ARAM II Hasil Rakor BPS –Kementan. Sumber : BPS diolah Pusdatin
Lampiran 7. Perkembangan Konsumsi Per Kapita Kacang Tanah di Indonesia Berdasarkan SUSENAS, 2006 -2015 Juml.Penduduk
Konsumsi
Kapita
Tengah Tahun
Rumah Tangga
(Kg/Kap/Th)
(000 org)
(Ton)
Konsumsi Per Tahun 2006
0,37
222.051
81.049
2007
0,47
224.905
105.545
2008
0,37
227.779
83.139
2009
0,37
230.633
84.181
2010
0,42
238.519
99.496
2011
0,26
241.991
63.090
2012
0,21
245.425
51.189
2013
0,21
248.818
51.896
2014
0,21
252.165
54.137
2015
0,26
255.462
66.603
Rata-rata 2006-2015 Rata-rata 2011-2015
0,31
238.775
74.033
0,23
248.772
57.383
Sumber : SUSENAS Keterangan : Wujud Kacang Tanah Tanpa Kulit
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 55
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 8. Konsumsi Nasional Kacang Tanah di Indonesia Berdasarkan SUSENAS, Tahun 2006-2015
Tahun
Konsumsi Per
Juml.Penduduk
Kapita
Tengah Tahun
(Kg/Kap/Th)
Konsumsi Rumah
Tangga Pertumb. (000 org) Total(Ton) (%) 222.051 81.049
2006
0,37
2007
0,47
224.905
105.545
30,22
2008
0,37
227.779
83.139
-21,23
2009
0,37
230.633
84.181
1,25
2010
0,42
238.519
99.496
18,19
2011
0,26
241.991
63.090
-36,59
2012
0,21
245.425
51.189
-18,86
2013
0,21
248.818
51.896
1,38
2014
0,21
252.165
54.137
4,32
2015
0,26
255.462
66.603
23,03
Rata-rata 2006-2015 Rata-rata 2011-2015
0,31
238.775
74.033
0,19
0,23
248.772
57.383
-5,35
Sumber : SUSENAS Keterangan : Wujud Kacang Tanah Tanpa Kulit
Page | 56
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 9. Perkembangan Ketersediaan Per Kapita Kacang Tanah di Indonesia Berdasarkan Neraca Bahan Makanan, 1993 -2014 Ketersediaan Tahun
Juml.Penduduk Total Konsumsi
Per Kapita
Tengah Tahun
Rumah Tangga
(Kg/Kap/Th)
(000 org)
(Ton)
1993
3,54
1994
3,49
0
1995
3,98
0
1996
3,88
1997
3,66
0
1998
3,21
0
1999
3,34
2000
3,65
205.132
748.732
2001
3,28
207.928
682.002
2002
3,06
210.736
644.853
2003
3,20
213.551
683.362
2004
3,29
216.382
711.895
2005
3,30
219.205
723.376
2006
3,38
222.051
750.533
2007
3,30
224.905
742.186
2008
3,33
227.779
758.504
2009
3,29
230.633
758.782
2010
3,17
238.519
756.105
2011
2,81
241.991
679.994
2012
2,83
245.425
695.677
2,89
248.818
719.084
2,65
252.165
667.657
2013 2014*
)
189.135
198.320
669.538
769.482
0
Sumber : Neraca Bahan Makanan, diolah oleh Pusdatin *) Angka Sementara
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 57
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 10. Penggunaan dan Ketersediaan Kacang Tanah di Indonesia Berdasarkan Neraca Bahan Makanan, Tahun 1993-2014 (000 Ton) Diolah Tahun
Penyediaan dalam negeri
Bibit Produksi
(Lepas Kulit)
Makanan (Lepas Kulit)
Dimakan/
Non Makan an
Total Olah
Tercecer
Bahan
(Lepas
Makanan
Kulit)
(Lepas
(Lepas
Ketersediaan Total
Per Kapita
Penggunaan
(Kg/kap/th)
Kulit)
Jumlah Penduduk Tengah Tahun (000 orang)
1993
747
639
34
4
8
12
37
664
747
3,54
189.135
1994
783
632
37
3,5
41
44,5
39
666
786,5
3,49
0
1995
909
760
38
3
53
56
45
770
909
3,98
0
1996
900
738
31
35
26
61
45
763
900
3,88
198.320
1997
859
688
29
46
9
55
43
732
859
3,66
0
1998
731
688
26
10
7
17
37
651
731
3,21
0
1999
763
660
26
22
7
29
38
677
770
3,34
0
2000
848
737
28
27
35
62
42
751
883
3,65
205.132
2001
808
710
44
39
34
73
40
685
842
3,28
207.928
2002
832
718
39
71
35
106
42
646
833
3,06
210.736
2003
881
786
41
75
37
112
44,03
684
881
3,2
213.551
2004
902
837
30
77
38
115
45
712
902
3,29
216.382
2005
917
836
30
78
38
116
46
725
917
3,3
219.205
2006
901
838
27
77
0
77
45
752
901
3,38
222.051
2007
892
789
27
76
0
76
45
744
892
3,3
224.905
2008
909
770
26
77
0
77
45
761
909
3,33
227.779
2009
910
778
25
77
-
77
45
761
908
3,29
230.633
2010
914
779
24
78
0
78
46
766
914
3,17
238.519
2011
811
691
23
69
0
69
41
679
811
2,81
241.991
2012
831
713
23
71
0
71
42
696
831
2,83
245.425
2013
880
702
21
75
17
92
44
719
876
2,89
248.818
2014*)
795
639
20
68
0
68
40
668
795
2,65
252.165
Rata-rata
831
733
31
47
16
62
42
707
842
3,34
172.394
5,56
1,92
7,40
4,98
Penggunaan Kacang Tanah Terhadap Total (%) Share (%)
3,63
Total Share (%)
3,63
7,40
4,98
83,99 83,99
100
Sumber : Neraca Bahan Makanan, BKP diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka Sementara Wujud : Kacang tanah tanpa kulit
Page | 58
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 11. Konsumsi Nasional Kacang Tanah Berdasarkan Neraca Bahan Makanan di Indonesia, Tahun 1993-2014 Ketersediaan Tahun
Juml.Penduduk Total Konsumsi
Per Kapita
Tengah Tahun
Rumah Tangga
(Kg/Kap/Th)
(000 org)
(Ton)
(%)
1993
3,54
1994
3,49
0
1995
3,98
0
1996
3,88
1997
3,66
0
1998
3,21
0
1999
3,34
2000
3,65
205.132
748.732
2001
3,28
207.928
682.002
-8,91
2002
3,06
210.736
644.853
-5,45
2003
3,20
213.551
683.362
5,97
2004
3,29
216.382
711.895
4,18
2005
3,30
219.205
723.376
1,61
2006
3,38
222.051
750.533
3,75
2007
3,30
224.905
742.186
-1,11
2008
3,33
227.779
758.504
2,20
2009
3,29
230.633
758.782
0,04
2010
3,17
238.519
756.105
-0,35
2011
2,81
241.991
679.994
-10,07
2012
2,83
245.425
695.677
2,31
2013
2,89
248.818
719.084
3,36
2,65
252.165
667.657
-7,15
2014*
)
189.135
Pertumb.
198.320
669.538
769.482
0
Sumber : Neraca Bahan Makanan, BKP diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka Sementara
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 59
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 12.
Perkembangan Harga Produsen dan Konsumen Kacang Tanah di Indonesia, 1983-2015 Harga
Tahun
Produsen (Rp/kg)
1983
703
1984
825
1985 1986
Pertumb. (%)
Harga Konsumen (Rp/kg)
Pertumb.
Margin
Pertumb.
(%)
(Rp/Kg)
(%)
850
146
17,37
960
12,97
134
-8,16
877
6,20
1.081
12,66
205
52,29
985
12,37
1.192
10,25
207
1,16
1987
988
0,31
1.317
10,51
329
59,03
1988
1.187
20,18
1.633
23,96
446
35,32
1989
1.271
7,05
1.610
-1,42
339
-24,00
1990
1.429
12,43
1.755
9,02
326
-3,80
1991
1.532
7,20
1.920
9,41
388
19,11
1992
1.549
1,13
1.850
-3,63
301
-22,44
1993
1.802
16,29
2.035
9,96
233
-22,63
1994
1.876
4,13
2.225
9,35
349
49,74
1995
2.039
8,67
2.389
7,38
350
0,43
1996
2.252
10,47
2.496
4,46
243
-30,56
1997
2.463
9,33
2.742
9,87
279
14,93
1998
3.927
59,47
5.535
101,86
1.608
475,43
1999
5.003
27,41
7.261
31,18
2.258
40,41
2000
5.546
10,84
7.038
-3,07
1.493
-33,90
2001
5.884
6,11
7.474
6,19
1.589
6,49
2002
5.944
1,01
8.109
8,50
2.165
36,24
2003
6.051
1,80
7.507
-7,43
1.456
-32,76
2004
6.295
4,03
7.619
1,50
1.325
-9,03
2005
6.770
7,56
8.551
12,23
1.781
34,45
2006
7.458
10,16
9.597
12,23
2.139
20,12
2007
8.513
14,15
10.771
12,23
2.258
5,55
2008
8.084
-5,05
11.614
7,83
3.531
56,38
2009
9.057
12,05
12.456
7,24
3.399
-3,75
2010
9.806
8,26
13.465
8,10
3.659
7,67
2011
10.721
9,34
15.737
16,87
5.015
37,06
2012
11.210
4,56
16.577
5,34
5.367
7,02
2013
11.799
5,25
17.844
7,64
6.045
12,62
2014
12.203
3,42
18.495
3,65
6.292
4,08
2015
13.479
10,46
23.272
25,83
9.793
55,64
Rata-rata
Harga
Harga
Pertumb. (%)
Produsen
Konsumen
Margin
1983 - 2015
10,12
1983 - 2015
11,96
1983 - 2015
26,25
2011 - 2015
6,61
2011 - 2015
11,87
2011 - 2015
23,29
Sumber : BPS diolah Pusdatin
Page | 60
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 13.
Perkembangan Volume Ekspor Impor Kacang Tanah di Indonesia, 1980-2015 Volume
Pertumb.
Volume
Ekspor (ton)
(%)
Impor (ton)
1980
4.590
311,66
1981
1.451
-68,39
1982
1.365
1983 1984
Tahun
Pertumb. (%)
Neraca (ton)
7.325
46,47
-2.735
8.762
19,62
-7.311
-5,93
62.890
617,76
-61.525
1.649
20,81
42.307
-32,73
-40.658
1.598
-3,09
21.307
-49,64
-19.709
1985
1.674
4,76
16.799
-21,16
-15.125
1986
1.674
0,00
34.184
103,49
-32.510
1987
1.602
-4,30
46.356
35,61
-44.754
1988
3.452
115,48
28.399
-38,74
-24.947
1989
1.053
-69,50
14.482
-49,01
-13.429
1990
327
-68,95
49.769
243,66
-49.442
1991
152
-53,52
94.608
90,09
-94.456
1992
696
357,89
54.892
-41,98
-54.196
1993
1.251
79,74
108.097
96,93
-106.846
1994
2.565
105,04
150.902
39,60
-148.337
1995
2.760
7,60
148.853
-1,36
-146.093
1996
3.345
21,20
161.951
8,80
-158.606
1997
2.795
-16,44
170.777
5,45
-167.982
1998
4.840
73,17
41.312
-75,81
-36.472
1999
3.303
-31,76
103.086
149,53
-99.783
2000
2.837
-14,11
111.284
7,95
-108.447
2001
1.968
-30,63
98.483
-11,50
-96.515
2002
3.467
76,17
119.496
21,34
-116.029
2003
8.633
149,00
120.264
0,64
-111.631
2004
8.118
-5,96
90.016
-25,15
-81.898
2005
5.102
-37,15
121.644
35,14
-116.542
2006
2.520
-50,60
169.111
39,02
-166.591
2007
5.268
109,05
173.359
2,51
-168.091
2008
8.196
55,58
205.332
18,44
-197.135
2009
4.922
-39,95
194.002
-5,52
-189.079
2010
4.052
-17,68
229.393
18,24
-225.341
2011
4.210
3,90
251.004
9,42
-246.794
2012
2.246
-46,64
197.963
-21,13
-195.716
2013
2.364
5,26
282.423
42,66
-280.059
2014
2.510
6,15
253.236
-10,33
-250.726
2015
5.593
122,83
194.430
-23,22
-188.837
1980-2015
3.171
29,46
116.069
34,59
-112.899
2011-2015
3.385
18,30
235.811
-0,52
-232.426
Rata-rata
Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : Wujud Kacang Tanah Segar
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 61
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 14.
Perkembangan Nilai Ekspor Impor Kacang Tanah Di Indonesia, 1980-2015 Nilai Impor
Pertumb.
(000 US$)
(%)
(000 $)
(%)
1980
2.044
320,58
4.700
46,24
1981
787
-61,50
6.413
36,45
-5.626
1982
539
-31,51
43.651
580,66
-43.112
1983
770
42,86
26.267
-39,82
-25.497
1984
616
-20,00
13.915
-47,02
-13.299
1985
711
15,42
9.836
-29,31
-9.125
1986
711
0,00
18.100
84,02
-17.389
Tahun
Nilai Ekspor Pertumb.
Neraca (000 $) -2.656
1987
517
-27,29
21.736
20,09
-21.219
1988
1.420
174,66
13.621
-37,33
-12.201
1989
761
-46,41
8.057
-40,85
-7.296
1990
181
-76,22
22.482
179,04
-22.301
1991
99
-45,30
31.335
39,38
-31.236
1992
450
354,55
31.861
1,68
-31.411
1993
904
100,89
58.900
84,87
-57.996
1994
2.714
200,22
89.818
52,49
-87.104
1995
2.927
7,85
99.876
11,20
-96.949
1996
3.867
32,11
116.980
17,13
-113.113
1997
3.254
-15,85
112.082
-4,19
-108.828
1998
2.846
-12,54
22.347
-80,06
-19.501
1999
2.581
-9,31
36.754
64,47
-34.173
2000
2.202
-14,68
35.602
-3,13
-33.400
2001
1.728
-21,53
28.658
-19,50
-26.930
2002
2.564
48,38
40.010
39,61
-37.446
2003
4.462
74,01
40.539
1,32
-36.077
2004
5.352
19,96
28.875
-28,77
-23.523
2005
3.298
-38,38
39.613
37,19
-36.315
2006
2.579
-21,80
54.161
36,73
-51.582
2007
4.526
75,49
62.191
14,83
-57.665
2008
8.994
98,72
99.640
60,22
-90.647
2009
5.313
-40,93
176.740
77,38
-171.427
2010
5.105
-3,91
222.650
25,98
-217.544
2011
5.445
6,66
256.870
15,37
-251.425
2012
3.655
-32,87
232.560
-9,46
-228.904
2013
3.537
-3,24
332.256
42,87
-328.720
2014
4.351
23,02
284.268
-14,44
-279.917
2015
7.262
66,90
204.312
-28,13
-197.050
1980-2015
2.752
31,64
81.324
32,98
-78.572
2011-2015
4.850
12,09
262.053
1,24
-257.203
Rata-rata
Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : Wujud Kacang Tanah Segar Page | 62
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 15.
Perkembangan Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah Dunia, 1980 – 2014
Tahun
Luas Panen
Pertumb.
Produksi
Pertumb.
(Ha)
(%)
(Ton)
(%)
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata (%) 1980-2014
21.884.851
1,00
30.314.770
2,80
2010-2014
25.277.720
1,45
42.270.973
3,00
18.364.243 19.363.810 18.430.174 18.485.340 18.171.013 18.476.671 19.071.983 18.802.094 20.537.182 20.318.604 19.751.585 20.625.136 20.610.155 21.042.270 21.975.354 22.051.032 22.390.991 22.451.851 23.225.825 22.831.658 23.251.888 23.083.162 23.025.147 23.076.075 23.712.204 24.050.726 21.541.428 22.670.016 24.217.644 23.975.932 25.480.647 24.741.935 24.594.557 25.891.169 25.680.294
-0,86 5,44 -4,82 0,30 -1,70 1,68 3,22 -1,42 9,23 -1,06 -2,79 4,42 -0,07 2,10 4,43 0,34 1,54 0,27 3,45 -1,70 1,84 -0,73 -0,25 0,22 2,76 1,43 -10,43 5,24 6,83 -1,00 6,28 -2,90 -0,60 5,27 -0,81
16.891.257 20.584.511 18.066.535 19.118.318 19.926.792 20.946.671 21.503.814 21.638.337 25.603.990 23.110.376 23.087.546 23.737.872 24.463.429 26.070.870 28.651.353 28.617.503 31.152.701 29.405.046 33.828.820 31.897.179 34.741.482 35.894.544 33.148.968 36.334.067 36.483.431 38.553.985 33.376.717 37.154.451 38.504.777 37.166.758 42.736.261 40.766.963 40.674.431 44.732.856 42.444.356
-6,69 21,86 -12,23 5,82 4,23 5,12 2,66 0,63 18,33 -9,74 -0,10 2,82 3,06 6,57 9,90 -0,12 8,86 -5,61 15,04 -5,71 8,92 3,32 -7,65 9,61 0,41 5,68 -13,43 11,32 3,63 -3,47 14,99 -4,61 -0,23 9,98 -5,12
Sumber : FAO Keterangan : Wujud Kacang Tanah Dengan Kulit
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 63
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 16.
Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah Dunia, 1980 – 2014
Tahun
Produktivitas
Pertumb.
(Ku/Ha)
(% )
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata (%) 1980-2014
9,20 10,63 9,80 10,34 10,97 11,34 11,28 11,51 12,47 11,37 11,69 11,51 11,87 12,39 13,04 12,98 13,91 13,10 14,57 13,97 14,94 15,55 14,40 15,75 15,39 16,03 15,49 16,39 15,90 15,50 16,77 16,48 16,54 17,28 16,53
-5,88 15,57 -7,78 5,50 6,03 3,38 -0,55 2,07 8,33 -8,77 2,77 -1,54 3,14 4,38 5,23 -0,46 7,20 -5,87 11,21 -4,08 6,94 4,08 -7,41 9,36 -2,28 4,19 -3,34 5,78 -2,99 -2,50 8,19 -1,76 0,37 4,47 -4,34
13,62
1,68
2010-2014
16,72
1,39
Sumber : FAO Keterangan : Wujud Kacang Tanah Dengan Kulit
Page | 64
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 17. No.
Perkembangan Luas Panen Kacang Tanah Dunia, 2010-2014 Tahun
Negara 2010
2011
Rata-rata (ha)
2012
2013
Share (%)
2014
Komulatif Share (%)
Rata-rata Pertumb. (%)
1
India
5.860.000
5.310.000
4.770.000
5.250.000
5.200.000
5.278.000
20,88
20,88
-2,61
2
China, mainland
4.527.000
4.581.000
4.700.000
4.632.990
4.500.000
4.588.198
18,15
39,03
-0,13
3
Nigeria
2.789.180
2.353.680
2.659.800
2.732.700
2.770.100
2.661.092
10,53
49,56
0,04
4
Sudan
1.151.640
1.698.480
1.619.520
2.161.740
2.104.000
1.747.076
6,91
56,47
15,40
5
Senegal
1.195.573
865.770
708.950
916.750
878.659
913.140
3,61
60,08
-22,85
6
Niger
795.768
690.853
741.309
777.200
778.929
756.812
2,99
63,08
-0,20
7
United Republic of Tanzania
482.310
675.226
839.631
740.000
740.000
695.433
2,75
65,83
13,12
8
Myanmar
866.499
887.034
477.200
479.200
484.000
638.787
2,53
68,35
-10,60
9
Indonesia
620.563
539.230
559.532
519.056
499.079
547.492
2,17
70,52
-5,11
10
United States of America
507.890
437.310
649.120
422.090
536.210
510.524
2,02
72,54
6,65
27,46
100,00
Lainnya Total
6.684.224 25.480.647
6.703.352
6.869.495
24.741.935
7.259.443
24.594.557
25.891.169
7.189.317
6.879.129
25.680.294
25.277.720
Sumber : FAO Keterangan : Wujud Kacang Tanah Dengan Kulit
Lampiran 18. Perkembangan Produksi Kacang Tanah Dunia, 2010-2014 Tahun No
Negara
2010
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
Share
Komulatif
Rata-rata
(ton)
(%)
Share (%)
Pertumb. (%)
1
China, mainland
15.644.000
16.046.000
16.800.000
16.972.156
15.714.300
16.235.291
38,41
38,41
0,22
2
India
8.265.000
6.964.000
4.695.000
9.472.000
6.557.000
7.190.600
17,01
55,42
5,66
3
Nigeria
3.799.240
2.962.627
3.313.500
2.474.530
3.413.100
3.192.599
7,55
62,97
0,61
4
United States of America
1.885.510
1.659.510
3.063.510
1.892.920
2.363.260
2.172.942
5,14
68,11
14,81
5
Sudan
762.500
1.185.000
1.032.000
1.767.000
1.880.000
1.325.300
3,14
78,59
30,03
6
Indonesia
1.367.000
1.150.000
1.251.000
1.142.000
1.100.000
1.202.000
2,84
75,46
-4,87
7
Myanmar
1.362.452
1.399.625
843.500
853.000
865.900
1.064.895
2,52
72,61
-8,59
8
Argentina
611.040
701.535
685.722
1.025.857
1.165.924
838.016
1,98
70,09
18,95
9
Senegal
1.286.856
527.528
692.572
677.456
669.329
770.748
1,82
80,42
-7,78
465.290
651.397
810.000
600.000
657.000
636.737
1,51
81,92
11,98
100,00
10
United Republic of Tanzania Lainnya
7.287.373
7.519.741
7.487.627
7.855.937
8.058.543
7.641.844
18,08
Dunia
42.736.261
40.766.963
40.674.431
44.732.856
42.444.356
42.270.973
100
Sumber : FAO Keterangan : Wujud Kacang Tanah Dengan Kulit
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 65
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 19. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah di Dunia, 2010-2014
No
Tahun
Negara 2010
2011
2012
2013
Rata-rata (Ku/Ha)
2014
1
Cyprus
173,57
165,33
292,50
271,00
254,44
231,37
2
Israel
56,44
64,91
53,87
163,74
73,90
82,57
3
Barbados
17,78
17,00
18,00
13,33
180,00
49,22
4
Nicaragua
55,36
39,26
42,13
41,72
55,34
46,76
5
United States of America
37,12
37,95
47,20
44,85
44,07
42,24
6
Lebanon
39,01
40,49
40,91
43,48
45,42
41,86
7
Saudi Arabia
40,00
41,50
40,00
41,00
39,42
40,39
8
Malaysia
30,58
32,92
51,68
42,05
42,13
39,87
9
Spain
39,66
39,68
39,06
37,14
33,33
37,77
34,56
35,03
35,75
36,63
34,92
35,38
10 China, mainland … …
…
…
32 Indonesia Dunia
…
…
…
…
22,03
21,33
22,36
22,00
22,04
21,95
16,77
16,48
16,54
17,28
16,53
16,72
Sumber : FAO Keterangan : Wujud Kacang Tanah Dengan Kulit
Lampiran 20. Perkembangan Penyediaan Kacang Tanah di Dunia, 2009-2013 Penyediaan Kacang Tanah No
Negara
2009
2010
2011
2012
2013
Rata-rata
Share
Komulatif
(Ton)
(%)
Share (%)
Rata-rata Pertumb. (%)
1
China, mainland
3.659.103
4.346.472
3.974.460
4.797.354
5.355.386
4.426.555
45,30
45,30
10,64
2
Indonesia
1.008.692
1.036.852
909.395
931.560
1.080.995
993.499
10,17
55,47
2,24
3
United States of America
945.792
900.998
983.840
943.543
9,66
65,12
2,23
4
India
445.611
450.764
310.639
279.731
444.854
386.320
3,95
69,07
4,79
5
Nigeria
414.172
451.672
361.672
361.672
351.672
388.172
3,97
73,05
-3,41
6
Viet Nam
225.462
229.395
234.519
252.601
250.280
238.452
2,44
75,49
2,69
7
Burkina Faso
180.285
188.630
174.184
176.622
178.811
179.706
1,84
77,33
-0,10
8
Chad
153.264
165.022
171.876
137.095
160.215
157.494
1,61
78,94
2,11
9
United Republic of Tanzania
112.076
120.621
298.907
280.739
268.085
216.086
2,21
81,15
36,21
82,74
2,16
10
Mexico
143.749
143.559
159.818
175.792
153.740
155.332
1,59
Lainnya
2.718.245
3.013.012
3.125.478
765.986
698.254
2.064.195
21,12
Rata-rata Dunia
10.006.452
11.046.996
10.704.788
8.159.153
8.942.292
9.771.936
100,00
-1,72
Sumber : FAO (Kacang Tanah Kupas)
Page | 66
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 21.
No
Perkembangan Ketersediaan Per Kapita Kacang Tanah di Dunia, 2009-2013
Negara
Ketersediaan Per Kapita Per Tahun 2009
2010
2011
2012
Rata-rata 2013
(kg/kapita/t
1
Chad
13,48
14,08
14,23
11,01
12,49
13,06
2
Burkina Faso
11,94
12,14
10,89
10,73
10,56
11,25
3
Gabon
7,26
7,09
8,87
-
-
4,64
4
Niger
6,71
8,00
8,32
-
-
4,61
5
Cameroon
6,78
6,85
7,10
-
-
4,15
6
Benin
6,71
8,33
6,50
-
-
4,31
7
Vanuatu
6,43
6,49
6,80
-
-
3,94
8
Ghana
6,54
6,44
5,49
-
-
3,69
9
Malawi
5,01
5,71
4,97
-
-
3,14
10
Gambia
4,48
4,36
4,23
-
-
2,61
11
Indonesia
4,25
4,31
3,73
3,77
4,33
4,08
Rata - rata Dunia
1,36
1,42
1,44
1,72
1,78
1,54
Sumber : FAO (Kacang Tanah Kupas)
Lampiran 22.
No
Perkembangan Harga Produsen Kacang Tanah Berkulit di Dunia, 2010 – 2014 Negara
Harga Produsen 2010
2011
2012
Rata-rata 2013
1
Saint Vincent and the Grenadines
4.573
5.185
5.144
6.183
2
Japan
5.612
5.750
4.736
4.758
3
Republic of Korea
5.020
4
Cyprus
3.122
2.785
2.437
2.532
5
Suriname
2.182
2.202
2.324
6
Occupied Palestinian Territory
7
Jamaica
1.904
2.237
8
Ecuador
1.217
2014 5.436
(US$/ton)
Rata-rata Pertumb.
5.271
(%) 10,93
5.258
-0,12
5.020
0,00
2.534
2.682
-4,83
2.615
3.788
2.622
15,96
1.893
3.094
2.494
63,44
2.071
2.223
2.195
2.126
4,04
2.221
1.761
1.438
2.015
1.730
20,90
9
Cambodia
1.480
1.906
1.753
1.713
10,38
10
Bulgaria
1.633
1.557
1.163
2.263
1.597
1.642
8,80
22
Indonesia
1.006
1.223
1.195
1.135
1.029
1.118
1,22
1.182
1.242
1.273
1.326
1.333
1.271
3,07
Dunia
Sumber : FAO
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 67
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 23. Perkembangan Ekspor Impor Kacang Tanah Dunia, 1980 - 2013 Volume Tahun
Eksport (ton)
Pertumb.
Volume
Pertumb.
Neraca
(%)
Import (ton)
(%)
(ton)
666.667
Nilai Eksport (000 $)
Pertumb. Nilai Import Pertumb. (%)
(000 $)
(%)
547.564
Neraca (000 $)
1980
647.457
-19.210
451.926
1981
749.822
15,81
683.688
2,55
66.134
722.884
59,96
793.392
44,89
-95.638 -70.508
1982
669.128
-10,76
737.900
7,93
-68.772
466.404
-35,48
575.186
-27,50
-108.782
1983
718.617
7,40
707.375
-4,14
11.242
470.619
0,90
505.638
-12,09
-35.019
1984
692.908
-3,58
686.889
-2,90
6.019
507.678
7,87
560.687
10,89
-53.009
1985
810.262
16,94
738.072
7,45
72.190
475.827
-6,27
494.196
-11,86
-18.369
1986
872.918
7,73
833.951
12,99
38.967
524.566
10,24
554.826
12,27
-30.260
1987
801.419
-8,19
855.780
2,62
-54.361
480.553
-8,39
591.589
6,63
-111.036
1988
861.913
7,55
890.470
4,05
-28.557
493.307
2,65
582.396
-1,55
-89.089
1989
819.713
-4,90
816.913
-8,26
2.800
504.607
2,29
590.163
1,33
-85.556
1990
1.020.665
24,51
947.961
16,04
72.704
679.881
34,73
751.659
27,36
-71.778
1991
970.012
-4,96
1.053.617
11,15
-83.605
749.398
10,22
945.819
25,83
-196.421
1992
957.023
-1,34
950.431
-9,79
6.592
575.690
-23,18
716.397
-24,26
-140.707
1993
1.041.670
8,84
1.004.431
5,68
37.239
681.016
18,30
762.264
6,40
-81.248
1994
1.164.724
11,81
1.245.994
24,05
-81.270
851.409
25,02
991.853
30,12
-140.444
1995
1.282.804
10,14
1.234.085
-0,96
48.719
926.594
8,83
977.610
-1,44
-51.016
1996
1.198.345
-6,58
1.260.677
2,15
-62.332
894.671
-3,45
1.033.952
5,76
-139.281
1997
1.116.071
-6,87
1.243.516
-1,36
-127.445
827.556
-7,50
1.003.106
-2,98
-175.550
1998
1.014.081
-9,14
1.109.758
-10,76
-95.677
725.169
-12,37
889.326
-11,34
-164.157
1999
1.041.601
2,71
1.128.950
1,73
-87.349
692.356
-4,52
783.176
-11,94
-90.820
2000
1.199.316
15,14
1.222.654
8,30
-23.338
787.404
13,73
851.129
8,68
-63.725
2001
1.083.994
-9,62
1.243.023
1,67
-159.029
666.037
-15,41
800.585
-5,94
-134.548
2002
1.134.517
4,66
1.296.141
4,27
-161.624
656.334
-1,46
787.284
-1,66
-130.950
2003
1.063.473
-6,26
1.222.522
-5,68
-159.049
750.973
14,42
824.696
4,75
-73.723
2004
1.009.793
-5,05
1.258.561
2,95
-248.768
787.933
4,92
973.121
18,00
-185.188
2005
1.130.123
11,92
1.368.405
8,73
-238.282
811.795
3,03
1.017.510
4,56
-205.715
2006
1.070.947
-5,24
1.357.856
-0,77
-286.909
800.810
-1,35
999.416
-1,78
-198.606
2007
1.193.951
11,49
1.482.913
9,21
-288.962
1.119.011
39,73
1.291.059
29,18
-172.048
2008
1.196.346
0,20
1.526.165
2,92
-329.819
1.320.946
18,05
1.787.396
38,44
-466.450
2009
1.279.128
6,92
1.440.488
-5,61
-161.360
1.219.344
-7,69
1.533.836
-14,19
-314.492
2010
1.255.622
-1,84
1.551.848
7,73
-296.226
1.372.877
12,59
1.702.481
10,99
-329.604
2011
1.687.264
34,38
1.657.880
6,83
29.384
2.302.260
67,70
2.253.753
32,38
48.507
2012
1.627.011
-3,57
1.611.702
-2,79
15.309
2.450.856
6,45
2.705.754
20,06
-254.898
2013
1.671.318
2,72
1.680.197
4,25
-8.879
2.195.422
-10,42
2.466.799
-8,83
-271.377
Rata-rata (%) 1980-2013 1.060.410
3,42
1.138.749
3,10
-78.339
880.709
6,79
1.018.989
6,10
-138.280
2009-2013 1.504.069
7,72
1.588.423
2,08
-84.354
1.908.152
13,73
2.132.525
8,08
-224.373
Sumber : FAO *) Angka Perkiraan Pusdatin
Page | 68
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 24. Perkembangan Volume Ekspor Negara Eksportir Kacang Tanah Dunia, 2009 - 2013 Tahun No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 … 54
Rata-rata
Negara
India Argentina United States of America China, mainland Netherlands Nicaragua Brazil Malawi Viet Nam Egypt
Share Komulatif
(ton)
(%)
Share (%)
Rata-rata Pertumb.
2009
2010
2011
2012
2013
329.160
372.691
749.039
647.956
541.337
528.037
35,11
35,11
200.636
217.796
243.082
222.427
188.954
214.579
14,27
49,37
-0,85
171.917
154.519
136.132
138.979
318.046
183.919
12,23
61,60
27,23
174.655
126.574
115.674
103.294
99.151
123.870
8,24
69,84
-12,71
83.823
105.979
142.157
132.337
137.533
120.366
8,00
89,70
14,40
74.665
66.332
73.506
76.043
92.646
76.638
5,10
81,70
6,23
52.977
50.810
50.625
61.631
80.691
59.347
3,95
73,78
12,05
19.879
21.772
33.460
89.847
46.933
42.378
2,82
76,60
45,99
38.800
21.000
6.500
4.000
5.341
15.128
1,01
90,70
-29,97
21.606
3.804
17.687
9.089
13.482
13.134
0,87
91,58
70,57
262
0,02
(%) 21,06
… 236
Indonesia Negara Lainnya Dunia
258
582
66
168
111.010
114.345
119.402
141.408
147.204
1.279.128
1.255.622
1.687.264
1.627.011
1.671.318
126.674
8,42
1.504.069
100,00
100,00
Sumber : FAO Keterangan : Wujud Kacang Tanah Tanpa Kulit (Kupas)
Lampiran 25. Perkembangan Volume Impor Negara Importir Kacang Tanah Dunia, 2009 - 2013 No.
Tahun
Negara
Rata-rata (ton)
Share (%)
Komulatif Share (%)
Rata-rata Pertumb.
2009
2010
2011
2012
2013
1
Netherlands
255.126
295.770
297.235
305.488
354.057
301.535
18,98
18,98
8,78
2
Indonesia
132.069
134.666
120.719
121.365
177.031
137.170
8,64
27,62
9,50
107.030
6,74
34,36
1,65
90.714
5,71
40,07
3,08
89.626
5,64
45,71
7,46
51,09
-0,45
3 4 5
Mexico Russian Federation Germany
98.384 81.902 78.719
97.583 92.238 83.902
118.810 104.478 90.180
118.589 85.509 90.813
101.784 89.441 104.516
(%)
6
United Kingdom
86.019
86.432
91.537
79.505
83.444
85.387
5,38
7
Canada
79.992
86.799
81.709
69.699
84.197
80.479
5,07
56,15
2,19
8
Thailand
38.316
50.660
48.879
55.916
62.855
51.325
3,23
59,38
0,00
9
Algeria
46.175
25.790
41.051
31.049
41.123
37.038
2,33
61,72
5,78
63,83
-16,84
100,00
10
Malaysia Lainnya Dunia
40.142
43.479
45.993
22.496
15.661
33.554
2,11
503.644
554.529
617.289
631.273
566.088
574.565
36,17
1.440.488
1.551.848
1.657.880
1.611.702
1.680.197
1.588.423
Sumber : FAO Keterangan : Wujud Kacang Tanah Tanpa Kulit (Kupas)
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 69
Outlook Kacang Tanah 2016
Lampiran 26. Perkembangan Nilai Ekspor Negara Eksportir Kacang Tanah Dunia, 2009-2013. (000 $) No.
Tahun
Rata-rata ( 000 $ )
Negara
Share (%)
Komulatif Share (%)
Rata-rata Pertumb.
2009
2010
2011
2012
2013
1
India
287.229
392.065
932.485
888.733
623.337
624.770
32,74
32,74
34,95
2
Argentina
163.326
203.382
347.282
372.299
240.932
265.444
13,91
46,65
16,80
3
Netherlands
140.457
167.423
271.483
297.322
277.297
230.796
12,10
58,75
21,03
70,59
32,75
(%)
4
United States of America
175.366
179.926
174.072
184.361
416.161
225.977
11,84
5
China, mainland
165.094
172.384
193.706
205.095
169.906
181.237
9,50
80,09
1,38
6
Nicaragua
65.859
61.733
96.036
132.291
102.899
91.764
4,81
84,90
16,21
7
Brazil
48.546
47.862
71.903
111.357
112.539
78.441
4,11
89,01
26,19
8
Malawi
17.987
8.896
29.204
56.179
58.806
34.214
1,79
90,80
68,70
9
South Africa
11.889
25.619
21.803
20.302
13.046
18.532
0,97
91,77
14,49
31.422
2.071
21.831
13.200
20.417
17.788
0,93
92,71
218,96
177
299
566
66
145
251
0,01
53,95
10 Egypt
56 Indonesia
Lainnya Dunia
562.724
706.963 1.422.222
1.430.749 1.024.351 1.029.402
1.219.344
1.372.877 2.302.260
2.450.856 2.195.422 1.908.152
100,00
Sumber : FAO Keterangan : Wujud Kacang Tanah Tanpa Kulit (Kupas)
Lampiran 27. Perkembangan Nilai Impor Negara Importir Kacang Tanah Dunia, 2009-2013. (000 $) No.
Rata-rata
Share
Komulatif
2011
( 000 $ )
(%)
Share (%) 21,85
18,10
Negara 2009
2010
Rata-rata
Tahun 2012
2013
Pertumb. (%)
1
Netherlands
324.827
330.320
446.269
636.837
591.724
465.995
21,85
2
Indonesia
130.821
138.863
130.677
140.910
206.047
149.464
7,01
42,57
13,83
3
Mexico
105.137
110.615
167.014
217.130
138.987
147.777
6,93
35,56
12,55
4
Germany
119.710
98.539
145.475
175.579
183.825
144.626
6,78
28,63
13,58
5
Russian Federation
116.633
117.699
157.971
158.228
135.928
137.292
6,44
49,01
5,30
54,84
12,75 6,50
6
United Kingdom
86.714
104.179
148.546
151.067
130.761
124.253
5,83
7
Canada
86.262
94.055
116.441
131.369
105.548
106.735
5,01
59,84
8
Japan
40.650
47.631
60.689
64.279
55.718
53.793
2,52
62,36
9,30
9
Poland
39.779
44.262
54.970
65.326
60.526
52.973
2,48
64,85
11,74
10
Spain Lainnya Dunia
32.595
37.100
49.386
57.100
55.794
46.395
2,18
67,02
15,07
450.708
579.218
776.315
907.929
801.941
703.222
32,98
100,00
11,87
1.533.836
1.702.481
2.253.753
2.705.754
2.466.799
2.132.525
Sumber : FAO Keterangan : Wujud Kacang Tanah Tanpa Kulit (Kupas)
Page | 70
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
LAMPIRAN II a.
Blok Persamaan Pada Model Analisis Suplai Demand Nama Blok Persamaan
Blok Suplai 1.
2.
3.
4.
5.
Luas Panen Kacang Tanah LPKC = e0 + e1 LLPKC(t-1) + e2 LHRKC(t-1) + e3 LHRJ(t-1) + e4 LHRK(t-1) + µ5 Parameter estimasi yang diharapkan : e1, e2 > 0; e3, e4 > 0 Produktivitas Kacang Tanah YKC = j0 + j1 LHRUREA(t-1) + j2 TEK + j3 DSLPTT + µ4 Parameter estimasi yang diharapkan : j1, j2, j3 > 0 Impor Kacang Tanah IKC = no + n1 PRODKC + n2 KONSKC + n3 HIKC + n4 HRKC + µ14 Parameter estimasi yang diharapkan : n2, n4 > 0 n1, n3 < 0 Produksi Kacang Tanah PRODKC= LPKC * YKC Suplai Kacang Tanah SKC= PRODKC + IKC
Blok Demand 6.
Konsumsi per kapita Kacang Tanah KONSKC = s0 + s1 LPDB + s2 IHK + s3 LKONSKC(t-1) + µ12 Parameter estimasi yang diharapkan: s3 > 0 ; s1,s2 < 0
7.
Konsumsi Nasional kc tanah KONNKC = POP * KONSKC
8.
Demand kacang tanah DKC = KONNKC + EKSKC + PAKKC + BKC + TCKC BKC = PRODKC*0.03 TCKC = PRODKC*0.05
9.
Neraca kc tanah NRCKC = SKC – DKC
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Page | 71
Outlook Kacang Tanah 2016
b.
Page | 72
Keterangan Variabel Dalam Model
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
c. Hasil Pengolahan Dengan Metode Simultan c.1. Penghitungan Untuk Luas Panen Kacang Tanah The SAS System The SYSLIN Procedure Two-Stage Least Squares Estimation Model Dependent Variable Label
LPKC LPKC Luas panen kacang tanah
Analysis of Variance
Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
Model Error Corrected Total
4 8 12
1.115E11 8.5313E9 1.201E11
2.788E10 1.0664E9
Root MSE Dependent Mean Coeff Var
32655.9964 591077.000 5.52483
F Value
Pr > F
26.14
0.0001
R-Square Adj R-Sq
0.92894 0.89341
Parameter Estimates
Variable Intercept LLPKC kacang
DF
Parameter Estimate
Standard Error
t Value
Pr > |t|
1 1
11758.60 0.914787
229280.9 0.192336
0.05 4.76
0.9604 0.0014
Variable Label Intercept Luas panen tanah
tahun LHRKC kacang
1
3.886142
11.15188
0.35
0.7365
sebelumnya Harga riil tanah
tahun LHRJ jagung
1
-33.4445
24.88170
-1.34
0.2158
sebelumnya Harga riil tahun
sebelumnya LHRK kedelai
1
11.68002
33.42095
0.35
0.7357
Harga riil tahun
sebelumnya Durbin-Watson Number of Observations First-Order Autocorrelation
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
2.606449 13 -0.32902
Page | 73
Outlook Kacang Tanah 2016
c.2. Penghitungan Untuk Produktivitas Kacang Tanah The SAS System The SYSLIN Procedure Two-Stage Least Squares Estimation Model Dependent Variable Label
YKC YKC Produktivitas kacang tanah
Analysis of Variance
Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
Model Error Corrected Total
3 9 12
4.614460 0.361232 4.975692
1.538153 0.040137
Root MSE Dependent Mean Coeff Var
0.20034 12.50923 1.60155
F Value
Pr > F
38.32
<.0001
R-Square Adj R-Sq
0.92740 0.90320
Parameter Estimates
Variable Intercept LHRUREA urea
DF
Parameter Estimate
Standard Error
t Value
Pr > |t|
1 1
9.915026 0.001247
0.354521 0.000631
27.97 1.97
<.0001 0.0797
Variable Label Intercept Harga riil tahun
sebelumnya TEK DSLPTT program SLPTT
1 1
0.050150 0.315612
0.053137 0.216146
0.94 1.46
Durbin-Watson Number of Observations First-Order Autocorrelation
Page | 74
0.3699 0.1782
Teknologi Dummy
2.7041 13 -0.37138
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Outlook Kacang Tanah 2016
c.3. Penghitungan Untuk Konsumsi Kacang Tanah The SAS System The SYSLIN Procedure Two-Stage Least Squares Estimation Model Dependent Variable Label
KONSKC KONSKC Konsumsi kacang tanah
Analysis of Variance
Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
Model Error Corrected Total
3 9 12
1.156515 0.086808 1.243323
0.385505 0.009645
Root MSE Dependent Mean Coeff Var
0.09821 3.01538 3.25699
F Value
Pr > F
39.97
<.0001
R-Square Adj R-Sq
0.93018 0.90691
Parameter Estimates
DF
Parameter Estimate
Standard Error
t Value
Pr > |t|
Intercept LPDB IHK Harga
1 1 1
2.192054 -3.51E-6 -0.00134
0.940565 1.416E-6 0.002126
2.33 -2.48 -0.63
0.0447 0.0350 0.5455
Indeks
LKONSKC kacang
1
0.659422
0.171855
3.84
0.0040
Konsumen Konsumsi
Variable
Variable Label Intercept
tanah tahun sebelumnya
Durbin-Watson Number of Observations First-Order Autocorrelation
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
2.117073 13 -0.09688
Page | 75