UNIVERSITAS INDONESIA
OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU (STUDI KASUS PEKERJAAN PIPING PROYEK X PADA PT Y)
TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik
Disusun Oleh
MARUAHAL SIHOMBING 0806477560
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK JAKARTA JANUARI 2011
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
224/FT.01/TESIS/03/2011
UNIVERSITAS INDONESIA
OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU (STUDI KASUS PEKERJAAN PIPING PROYEK X PADA PT Y)
TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik
Disusun Oleh
MARUAHAL SIHOMBING 0806477560
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK JAKARTA JANUARI 2011
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Nama
: Maruahal Sihombing
NIM
: 0806477560
Tanda Tangan
:
Tanggal
:
ii
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
PENGESAHAN
Tesis ini diajukan oleh : Nama : Maruahal Sihombing NIM : 0806477560 Program Studi : Teknik Sipil Judul Tesis : Optimasi Biaya Mitigasi Faktor Risiko Dominan Yang Berpengaruh Pada Kinerja Waktu (Studi Kasus Pekerjaan Piping Proyek X Pada PT Y). Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknik pada Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.
Pembimbing
: Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, MT.
(
)
Pembimbing
: Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT.
(
)
Penguji
: Juanto Sitorus, S.Si, MT, CPM, PMP (
)
Penguji
: Ir. Wisnu Isvara, MT
(
)
Penguji
: Bayu Aditya, ST, MT
(
)
Ditetapkan di : Jakarta Tanggal
: ..........................
iii
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Teknik Jurusan Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan proposal tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan proposal tesis ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: (1) DR. IR. Yusuf Latief, MT selaku dosen mata kuliah metode penelitian sekaligus pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan proposal tesis ini; (2) IR. Eddy Subiyanto, MM. MT selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan proposal tesis ini, dan semua dosen-dosen yang telah memberikan masukan kepada saya dalam penyusunan proposal tesis ini; (3) Orang tua, istri tercinta dan semua keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan materil dan moral; dan (4) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan proposal tesis ini. Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Jakarta,
Januari 2011
Penulis
Maruahal Sihombing
iv
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Maruahal Sihombing
NPM
: 0806477560
Program Studi
: Manajemen proyek
Departemen
: Teknik Sipil
Fakultas
: Teknik
Jenis Karya
: Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif ( Non-Exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul “OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU (Studi Kasus Pekerjaan Piping Proyek X Pada PT Y)” Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama. Saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Jakarta
Pada tanggal :
Januari 2011
Yang menyatakan
(Maruahal Sihombing)
v
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Maruahal Sihombing NPM. 0806477560 Departemen Teknik Sipil
Dosen Pembimbing : Prof. DR. Ir. Yusuf Latief, MT Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT
OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU (Studi Kasus Pekerjaan Piping Proyek X Pada PT Y) ABSTRAK Faktor risiko dan ketidakpastian selalu ada pada setiap proyek yang mengakibatkan menurunnya kinerja dari sasaran proyek, salah satunya kinerja waktu dan biasanya kinerja waktu berdampak pada kinerja biaya. Pengontrolan dan pengendalian proyek merupakan hal yang mutlak dalam mencapai sasaran proyek Sehingga ketika terjadi penyimpangan maka sebaiknya melakukan mitigasi sedini mungkin. Mengingat biaya adalah salah satu sasaran penting dari proyek, maka usaha yang dilakukan untuk mitigasi harus memperhitungkan biaya yang optimal. Sebelum melakukan mitigasi terlebih dahulu kita harus memahami faktor - faktor risiko apa saja yang berpengaruh pada kinerja waktu dan harus dapat menentukan mana faktor risiko dominan, memahami dampak dan penyebab dari faktor risiko dominan tersebut dan juga melakukan tindakan preventive dan corrective. Dalam melakukan mitigasi seharusnya terfokus pada faktor risiko dominan saja sehingga tindakan perbaikan menjadi tepat guna dan biaya yang digunakan benar – benar biaya yang optimal Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan biaya mitigasi yang optimal keterlambatan pekerjaan piping yang diakibatkan oleh faktor risiko dominan. Lewat survei, validasi pakar dan kuesioner akan didapatkan dampak, penyebab, tindakan preventive dan corrective. Selanjutnya dengan bantuan software analisa risiko berbasis @risk 4.5 akan dilakukan analisa dan simulasi data sampai didapatkan sasaran sesuai tujuan penelitian. Hasil analisa dan simulasi menjadi pertimbangan bagi tim proyek dalam melakukan mitigasi. Dengan biaya preventive maka risiko dapat diantisipasi dan biaya corrective menjadi masukan buat tim proyek bahwa sebaiknya biaya mitigasi corrective ini sudah diperhitungkan dalam biaya risiko pada saat melakukan estimasi biaya proyek. Kata – kata kunci : Kinerja Waktu, Risiko Dominan dan Optimasi Biaya.
vi
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Maruahal Sihombing NPM. 0806477560 Departement of Civil Engineering
College Instructor : Prof. DR. Ir. Yusuf Latief, MT Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT
MITIGATION COST OPTIMIZATION OF DOMINANT RISK FACTORS THAT INFLUENCE ON TIME PERFORMANCE (Case Study : Piping Work Project X in PT Y) ABSTRACT Risk factors and uncertainties always exist in every project that resulted in a decreased performance of the project objectives, one of which the performance of the performance period of time and usually have an impact on cost performance. Control and project control is an absolute must in achieving project objectives so that when a deviation occurs then you should do as early as possible mitigation. Given the cost is one important goal of the project, the work done for mitigation must take into account the optimal cost. Before performing the mitigation we must first understand what are the risk factors that affect the performance of time and should be able to determine where the dominant risk factor, understanding the impact and causes of the dominant risk factor and also perform preventive and corrective actions. In doing mitigation should focus on the dominant risk factor just so appropriate corrective action to be used and the right optimal cost. This study aims to find optimal mitigation costs piping work delays caused by the dominant risk factor. Through the survey, and questionnaire validation experts will get the impact, causes, preventive and corrective actions. Furthermore, analysis and simulation with risk analysis software @ risk 4.5 to obtain objective data for their intended research. Results of analysis and simulation of a consideration for the project team to mitigate. With the cost of the risk can be anticipated preventive and corrective costs become inputs for the project team that this corrective mitigation costs should already be calculated into the cost of risk at the time of the estimated project cost.
Key Word : Time Performance, Dominant Risk and Cost Optimization.
vii
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
PERNYATAAN ORISINALITAS....................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................
iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................
iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH..........................
v
ABSTRAK ........................................................................................................
vi
ABSTRACT......................................................................................................
vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
1.1 Latar Belakang .............................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah .....................................................................
3
1.2.1 Deskripsi Masalah ...... .........................................................
3
1.2.2 Signifikansi Masalah
........................................................
5
1.2.3 Rumusan Masalah ..............................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian .... ......................................................................
6
1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................
6
1.5 Batasan Penelitian
......................................................................
7
1.6 Metodologi Penelitian ............ ......................................................
7
1.7 Sistematika Penulisan ............. ......................................................
8
1.8 Referensi Penulisan ................ ......................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................
10
2.1 Pendahuluan
...............................................................................
10
2.2 Project Scope Management ...........................................................
11
2.2.1 Project Scope Management ..................................................
11
2.2.2 Mengumpulkan informasi ..................................................
12
2.2.3 Mendefenisikan Ruang Lingkup Pekerjaan ......................... viii
12
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2.2.4 Menentukan Work Breakdown Structure (WBS).................
13
2.2.5 Verifikasi Ruang Lingkup Kerja ..........................................
13
2.2.6 Pengontrolan ........................................................................
13
2.3 Manajemen Waktu..........................................................................
13
2.3.1 Tinjauan Umum …...............................................................
13
2.3.2 Manajemen Waktu ...............................................................
15
2.3.2.1 Menentukan Kegiatan ...............................................
15
2.3.2.2 Menentukan Urutan Pekerjaan ..................................
15
2.3.2.3 Estimasi Sumber Daya Untuk Pekerjaan.................... 16
2.3.2.4 Estimasi Durasi Kegiatan....... ..................................
16
2.3.2.5 Menyiapkan Jadwal Pekerjaan ..................................
16
2.3.2.6 Mengontrol Jadwal Pekerjaan ..................................
24
2.3.2.7 Produktfitas ........................... ..................................
30
2.4 Manajemen Biaya ..........................................................................
32
2.4.1 General ................. ...............................................................
32
2.4.2 Cost Estimating ................. ..................................................
35
2.4.3 Menentukan Anggaran Proyek .............................................
36
2.4.4 Mengontrol Biaya .................................................................
36
2.5 Manajemen Risiko .........................................................................
37
2.5.1 General ................. ...............................................................
37
2.5.2 Manajemen Perencanaan Risiko ..........................................
38
2.5.3 Melakukan Identifikasi Risiko .............................................
39
2.5.4 Melakukan Analisa Risiko Kualitatif dan Kuantitatif ..........
40
2.5.5 Melakukan Respon Terhadap Risiko ...................................
40
2.5.6 Melakukan Pengontrolan dan Monitoring Risiko ................
41
2.5.7 Metode dan Cara dalam Manajemen Risiko ........................
41
2.6 Sensitivitas Analisa Risiko ............................................................
43
2.6.1 General ................. ...............................................................
43
2.6.2 @Risk Sebagai Alat Analisa Risiko .....................................
43
2.7 Kerangka Penelitian .......................................................................
47
2.8 Hipotesa Penelitian ........................................................................
48
ix
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
BAB III Metode Penelitian ...........................................................................
49
3.1. Pendahuluan .................................................................................
49
3.2. Kerangka Pemikiran …………......................................................
49
3.3. Pertanyaan Penelitian .....................................................................
50
3.4. Strategi Penelitian...........................................................................
51
3.5. Proses Penelitian ............................................................................
51
3.6. Variabel Penelitian .........................................................................
54
3.7. Instrumen Penelitian........................................................................
61
3.8. Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data ................................
65
3.9. Kesimpulan .....................................................................................
67
BAB IV Studi Kasus Proyek X ......................................................................
68
4.1. Pendahuluan ............ …………......................................................
68
4.2. Gambaran Umum EPC ...................................................................
68
4.3. Gambaran Umum Proyek X ...........................................................
69
BAB V Pengumpulan dan Analisa Data .......................................................
71
5.1. Pendahuluan ............ …………......................................................
71
5.2. Pengolahan Data dan Analisa Tahap Pertama ...............................
71
5.2.1 Uji Komparatif ......................................................................
72
5.2.2 Analisa Deskriptif .................................................................
72
5.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................
73
5.2.4 Uji Normalitas .......................................................................
73
5.2.5 Analisa Hierarchy Process (AHP) .........................................
74
5.2.6 Korelasi Non Parametris .......................................................
74
5.3. Pengolahan Data dan Analisa Tahap Kedua ..................................
75
5.3.1 Faktor Risiko Dominan .........................................................
75
5.3.2 Survey Lanjutan ....................................................................
76
5.3.3 Kuesioner Pendahuluan .........................................................
81
5.3.4 Analisa Kualitatif .................................................................. 100 5.3.4 Analisa Kuantitatif.................................................................. 108 5.4. Kesimpulan ....... ............................................................................ 153
x
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
BAB VI Pembahasan ...................................................................................... 155 6.1. Pendahuluan ............ …………...................................................... 155 6.2. Pembahasan ................................................... ............................... 155 6.2.1 Analisa Kualitatif dan Kuantitatif .................. ...................... 155 6.2.2 Validasi Data Aktual Dilapangan .................. ...................... 156 6.3. Kesimpulan dan Saran Saran .................. ...................................... 157 Daftar Acuan ..................................................................................................... 159 Daftar Pustaka ........... ....................................................................................... 164 Daftar Lampiran ........ ....................................................................................... 167
xi
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Urutan Pekerjaan Untuk Pekerjaan Konstruksi ........................
4
Gambar 2.1 : Project Scope Management Process .........................................
12
Gambar 2.2 : Gambaran Manajemen Waktu ..................................................
16
Gambar 2.3 : Precedence Diagram Method .................................................
17
Gambar 2.4 : Arrow Diagram Method ...........................................................
18
Gambar 2.5 : Pola Kebutuhan Sumber Daya (Berfluktuasi) ..........................
21
Gambar 2.6 : Pola Kebutuhan Sumber Daya (Tetap) ....................................
22
Gambar 2.7 : Pola Kebutuhan Sumber Daya (Bervariasi) ............................
23
Gambar 2.8 : Gambaran Umum Manajemen Biaya .......................................
33
Gambar 2.9 : Siklus Estimasi Biaya Menurut Asiyanto ................................
36
Gambar 2.10 : Diagram Manajemen Risiko ....................................................
39
Gambar 2.11 : Beberapa Grafik Distribusi Probabilitas Risiko ......................
46
Gambar 2.12 : Kerangka Berpikir Penelitian ..................................................
47
Gambar 3.1 : Proses dan Tahapan Penelitian .................................................
52
Gambar 4.1 : Hubungan EPC dalam Siklus Proyek .......................................
68
Gambar 5.1 : Grafik nilai mean, median dan modus .......................................
72
Gambar 5.2 : Grafik Nilai Mean, Median, Modus Preventif ..........................
103
Gambar 5.3 : Grafik Nilai Mean, Median, Modus Korektif............................
105
Gambar 5.4 : Hasil Simulasi Tindakan Preventif ...........................................
123
Gambar 5.5 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Pebruari 2010 ...........................................................................
146
Gambar 5.6 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Maret 2010 ...............................................................................
147
Gambar 5.7 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan April 2010 ................................................................................
148
Gambar 5.8 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Mei 2010 ..................................................................................
149
Gambar 5.9 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Juni 2010 .................................................................................. Gambar 5.10 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan
xii
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
150
Juli 2010 ................................................................................... 151 Gambar 6.1 : Biaya Korektif Terhadap Waktu................................................ 156 Gambar 6.2 : Perbandingan Analisa dan Data Aktual .................................... 157
xiii
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 :
Persentase Rencana vs Realisasi s/d Bulan Kesembilan Belas
3
Tabel 1.2 :
Progress Keseluruhan s/d Bulan Kesembilan Belas ............... .
3
Tabel 1.3 :
Rencana vs Realisasi Konstruksi Bulan Kesembilan Belas .....
4
Tabel 2.1 :
Faktor – Faktor Keterlambatan Pada Tiap Aspek....................
28
Tabel 3.1 :
Strategi Penelitian ....................................................................
51
Tabel 3.2 :
Variabel Awal Penelitian .........................................................
56
Tabel 3.3 :
Variabel Hasil Validasi Pakar ..................................................
59
Tabel 3.4 :
Skala Penelitian Kuesiner Pendahuluan ...................................
63
Tabel 3.5 :
Skala Penelitian Kuesiner Utama .............................................
64
Tabel 5.1 :
Faktor Risiko Dominan ............................................................
76
Tabel 5.2 :
Responden Survey Lanjutan ....................................................
77
Tabel 5.3 :
Survey Pendahuluan Detail Dampak dan Penyebab ................
77
Tabel 5.4 :
Skala Penilaian Kuesioner Pendahuluan...................................
81
Tabel 5.5 :
Kuesioner Pendahuluan.............................................................
82
Tabel 5.6 :
Profile Pakar .............................................................................
87
Tabel 5.7 :
Nilai Mean, Median dan Modus Hasil Validasi Pakar Untuk Variabel Dampak dan Penyebab ..............................................
Tabel 5.8 :
88
Ringkasan Perubahan Dampak dan Penyebab Setelah Validasi Pakar ..........................................................................
89
Tabel 5.9 :
Skala Penilaian Kuesioner Utama ...........................................
90
Tabel 5.10 :
Kuesioner Kualitatif .................................................................
91
Tabel 5.11 :
Profile Responden Untuk Kuesioner Utama ............................ 100
Tabel 5.12 :
Hasil Tabulasi Kuesioner Untuk Tindakan Preventif ..............
102
Tabel 5.13 :
Hasil Tabulasi Kuesioner Untuk Tindakan Korektif ...............
104
Tabel 5.14 :
Tindakan Preventif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus < 3 ............................................................................................
Tabel 5.15 :
Tindakan Korektif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus < 3 ............................................................................................
Tabel 5.16 :
108
Tindakan Preventif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus > 3 ............................................................................................
106
xiv
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
109
Tabel 5.17 :
Perhitungan Biaya Langsung Personil Proyek ........................
111
Tabel 5.18 :
Simulasi Perhitungan Biaya Langsung Personil Proyek .........
112
Tabel 5.19 :
Harga Satuan Manhour PT. X ........................................ ......... 112
Tabel 5.20 :
Biaya Langsung Personil Tahun 2008 untuk tenaga ahli S1/S2/S3.......................................................................... ......... 113
Tabel 5.21 :
Analisa perbandingan harga yg didapat dan dikeluarkan oleh kontraktor Proyek X ................................................................. 114
Tabel 5.22 :
Analisa Biaya Tindakan PX1 ................................................... 115
Tabel 5.23 :
Analisa Biaya Tindakan PX3 ................................................... 115
Tabel 5.24 :
Analisa Biaya Tindakan PX4 ................................................... 116
Tabel 5.25 :
Analisa Biaya Tindakan PX5 ................................................... 116
Tabel 5.26 :
Analisa Biaya Tindakan PX6 ................................................... 116
Tabel 5.27 :
Analisa Biaya Tindakan PX7 ................................................... 117
Tabel 5.28 :
Analisa Biaya Tindakan PX9 ................................................... 117
Tabel 5.29 :
Analisa Biaya Tindakan PX11.................................................. 117
Tabel 5.30 :
Analisa Biaya Tindakan PX13.................................................. 118
Tabel 5.31 :
Analisa Biaya Tindakan PX15.................................................. 118
Tabel 5.32 :
Analisa Biaya Tindakan PX16.................................................. 119
Tabel 5.33 :
Analisa Biaya Tindakan PX19.................................................. 119
Tabel 5.34 :
Analisa Biaya Tindakan PX20.................................................. 119
Tabel 5.35 :
Analisa Biaya Tindakan PX23.................................................. 120
Tabel 5.36 :
Analisa Biaya Tindakan PX24.................................................. 120
Tabel 5.37 :
Analisa Biaya Tindakan PX25.................................................. 120
Tabel 5.38 :
Analisa Biaya Tindakan PX26.................................................. 121
Tabel 5.39 :
Analisa Biaya Tindakan PX28.................................................. 121
Tabel 5.40 :
Tindakan Korektif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus > 3 ............... ....................... ....................... ....................... ....
125
Tabel 5.41 :
Analisa Biaya Tindakan CX1 ..................................................
127
Tabel 5.42 :
Analisa Biaya Tindakan CX2 ..................................................
127
Tabel 5.43 :
Analisa Biaya Tindakan CX7 ..................................................
128
Tabel 5.44 :
Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja ................ 129
Tabel 5.45 :
Simulasi-1 ................................................................................
xv
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
137
Tabel 5.46 :
Simulasi-2 ................................................................................
138
Tabel 5.47 :
Simulasi-3 ................................................................................
139
Tabel 5.48 :
Simulasi-4 ................................................................................
140
Tabel 5.49 :
Simulasi-5 ................................................................................
141
Tabel 5.50 :
Simulasi-6 ................................................................................
142
Tabel 5.51 :
Biaya Total Tindakan Korektif.................................................
143
xvi
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Simulasi Tindakan Korektif ............................................ 167 Lampiran 2 : Kuesioner Pendahuluan ............................................................ 168 Lampiran 3 : Kuesioner Utama ...................................................................... 169 Lampiran 4 : Lembar Asitensi .......................................................................
170
Lampiran 5 : Risalah Sidang Tesis ................................................................
171
xvii
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH Proyek adalah suatu kegiatan yang sifatnya unik yang dibatasi oleh
waktu dan sumber daya, baik berupa manusia, material, biaya ataupun alat sehingga hal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase awal proyek hingga fase penyelesaian proyek. Semakin tinggi tingkat kompleksitas proyek dan semakin langkanya sumberdaya maka dibutuhkan juga peningkatan sistem pengelolaan proyek yang baik dan terintegrasi. Suksesnya manajemen proyek ditentukan pencapaian sasaran proyek yang sesuai waktu, sesuai anggaran, pemakaian sumberdaya yang efektif dan memuaskan pengguna jasa [1] (Harold Kernzer, PhD,2003). Perencanaan maupun pengendalian biaya dan waktu merupakan bagian dari manajemen proyek secara keseluruhan. Kesuksesan proyek dapat diukur dari pencapaian sasaran proyek yaitu tercapainya kualitas pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, proyek dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan dan masih dalam batas anggaran yang disediakan, bahkan kalau bisa dibawah anggaran yang ada [2] (Ir. Asiyanto, MBA, IPM, 2005). Biaya yang telah dikeluarkan dan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan harus diukur secara kontinyu penyimpangannya terhadap rencana. Adanya penyimpangan waktu dan biaya yang signifikan mengindikasikan pengelolaan proyek yang buruk. Keterlambatan jadwal dan cost overrun dalam proyek menjadi perhatian utama bagi pemilik proyek maupun kontraktor [3] (Massimoluigi, 2005). Keterlambatan biasanya selalu berdampak pada biaya, sedangkan biaya selalu terkait dengan tingkat suku bunga dan laju inflasi yang selalu berubah setiap waktu sehingga keterlambatan proyek dapat menjadi faktor kritis dan menjadi kontribusi utama terhadap terjadinya pembengkakan biaya proyek. Dampak lain dari keterlambatan proyek adalah timbulnya masalah besar bagi semua tim proyek yang terlibat baik itu owner ataupun kontraktor, tim proyek owner akan dianggap gagal dalam mengelola proyek dan juga jadwal untuk pengoperasian akan
1 Universitas Indonesia Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
terlambat, tentunya akan berdampak pada sales value. Sedangkan kontraktor akan terkena denda penalti sesuai dengan kontrak, cash in yang akan bermasalah karena tidak bisa mengajukan invoice progres pekerjaan dan tentunya pihak lain juga akan mengalami dampak negatif seperti subkontraktor dan vendor material yang terlibat dalam proyek. Masalah keterlambatan dalam dunia konstruksi menjadi fenomena yang umum diseluruh dunia, hampir 60 – 70% proyek konstruksi mengalami keterlambatan [4] (Murali S, 2007). Menurut laporan dari Standish Group dan beberapa perusahaan konsultan bahwa 15% proyek gagal ditengah jalan dari 51% proyek yang mengalami masalah waktu dan biaya, rata rata 43% mengalami cost overrun [5] (Arlene, 2009). Hasil studi yang dilakukan oleh CH2M HILL membuktikan bahwa tingginya risiko dapat menyebabkan tutup beberapa perusahaan EPC di USA. Hasil studi yang disampaikan pada World Coal Gasification Conference EPC Company tanggal 12 April 2007, memaparkan di Amerika Serikat pada tahun 1967 terdapat 38 perusahaan yang bergerak dibidang Engineering Procurement Construction (EPC) dan pembangkit, sedangkan pada tahun 2007 hanya tinggal 18 perusahaan saja. Tutup atau konsolidasinya banyak perusahaan EPC di USA sebagian besar karena kegagalan menangani risiko dan mengendalikan proyek EPC [6] (www.ch2mhill.com). Demikian juga dengan kondisi proyek EPC di Indonesia cukup memprihatinkan, dari hasil survey pendahuluan pada beberapa perusahaan yang bergerak dibidang EPC di Indonesia, dari beberapa proyek yang berjalan selama tahun 2000 – 2007, terdapat 40% proyek mengalami keterlambatan dan berdampak pada pembengkakan biaya. Kegagalan memenuhi tujuan proyek sebagian besar disebabkan karena sistim pengontrolan yang kurang memadai sehingga tidak ada peringatan sedini mungkin bagi tim proyek, gagal menangani risiko dan juga strategi pengendalian risiko yang kurang bagus. Jika permasalahan seperti ini dibiarkan berlarut-larut, tidak menutup kemungkinan perusahaan EPC di Indonesia juga dapat mengalami kejadian yang serupa seperti yang dialami perusahaan-perusahaan EPC di Amerika. Banyaknya proyek yang mengalami kegagalan akibat tingginya risiko pada proyek EPC, menjadi sangat menarik untuk diteliti risiko apa saja yang paling dominan yang
Universitas Indonesia Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
3
berpengaruh pada kinerja waktu, mengetahui penyebab dari faktor risiko dominan, mengetahui dampak terhadap kinerja yang diukur, menghasilkan rekomendasi perbaikan dan menghitung biaya perbaikan yang optimal terhadap kinerja yang diukur.
1.2
PERUMUSAN MASALAH
1.2.1
Deskripsi Masalah Proyek X dengan scope pekerjaan EPC (Engineering, Procurement,
Conctruction) yang dikerjakan oleh PT. Y mengalami keterlambatan. Realisasi pekerjaan di lapangan selalu lebih rendah dari rencana semula dan berlangsung selama beberapa periode, seperti terlihat pada tabel 1.1 No
Deskripsi
Periode Bulan-12
Bulan-16
Bulan-17
Bulan-18
Bulan-19
1
Total Rencana
74,39%
80,02%
84,37%
87,92%
90,86%
2
Total Realisasi
72,80%
78,08%
83,62%
86,95%
90,41%
Deviasi
-1,59%
-1,94%
-0,75%
-0,97%
-0,45%
Tabel 1.1 Persentase Rencana vs Realisasi Sampai Bulan Kesembilan Belas Sumber : Laporan Bulanan Proyek X
Jika keterlambatan ini terus terjadi, tentu akan sangat berpengaruh dengan waktu penyelesaian akhir dari proyek tersebut. Sesuai dengan laporan proyek pada bulan kelima, dapat dilihat bahwa kumulatif progres lebih rendah jika dibandingkan dengan kumulatif rencana kontrak, terjadi deviasi sekitar 0.45% seperti terlihat pada tabel 1.2 di bawah ini : No
Scope of Work
WF (%)
Cumm Progress (%)
Cumm Plan (%)
Variance (%)
1
Engineering
15
99,95
99,71
0,24
2
Procurement
45
98,13
95,62
2,51
3
Construction
40
78,15
82,18
-4,03
100
90,41
90,86
-0,45
Overall
Tabel 1.2 Progress Keseluruhan Pada Bulan Kesembilan Belas Sumber : Laporan Bulanan Proyek X
Dari tabel 1.2 di atas keterlambatan itu sendiri terjadi pada tahap konstruksi, deviasi yang cukup besar yaitu sebesar 4.03%, sedangkan untuk pekerjaan engineering dan procurement sendiri tidak terjadi keterlambatan.
Universitas Indonesia Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
4
Keterlambatan pada tahap konstruksi akan menjadi masalah yang sangat besar karena tahap konstruksi tersebut memiliki bobot yang cukup besar. Dari detail progress konstruksi dapat diketahui komposisi masing - masing disiplin yang mempunyai konstribusi penyebab keterlambatan seperti terlihat pada tabel 1.3 di bawah ini : No
Scope of Work
WF (%)
Cumm Progress (%)
Cumm Plan (%)
Variance (%)
1
Site Preparation
8,83
100,00
100,00
0
2
Civil
24,67
92,78
95,70
-2,92
3
Mechanical
27,28
80,45
82,97
-2,52
4
Piping
28,83
69,37
77,96
-8,59
5
Electrical
4,29
49,86
49,61
0,25
6
Instrument
4,08
36,40
36,36
0,04
7
Insulation & Painting
2,02
40,45
50,49
-10,04
100
78,15
82,18
-4,03
Overall
Tabel 1.3 Rencana vs Realisasi Konstruksi Pada Bulan Kesembilan Belas Sumber : Laporan Bulanan Proyek X
Dari tabel 1.3 diatas terlihat sangat jelas bahwa keterlambatan yang cukup besar terjadi pada pekerjaan piping (8.59%) dan insulation & painting (10.04). Namun pengaruh terbesar adalah pada pekerjaan piping karena bobot pekerjaan tersebut paling besar diantara pekerjaan lainnya. Sedangkan untuk pekerjaan insulation & painting tidak berpengaruh besar walupun pekerjaan tersebut terlambat karena hanya memiliki bobot yang rendah. Pekerjaan antara engineering, procurement dan construction sangat berhubungan satu dengan yang lain, sehingga keterlambatan pekerjaan sebelumnya akan berdampak pada pekerjaan selanjutnya dan jika mengacu pada project detail schedule untuk pekerjaan konstruksi, urutan pekerjaan konstruksi seperti pada gambar 1.1 civil & building mechanical Piping instrument electrical insulation precomm
Gambar 1.1 Urutan Pekerjaan Untuk Pekerjaan Konstruksi Sumber : Schedule Proyek X
Universitas Indonesia Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
5
Dari gambar di atas jelas terlihat hubungan pekerjaan antara disiplin dan jika pekerjaan piping mengalami keterlambatan akan berdampak terhadap penyelesaian proyek secara keseluruhan dikarenakan peranan piping sebagai interkoneksi antar equipment.
1.2.2
Signifikansi Masalah Dengan mengacu pada identifikasi permasalahan dan data - data proyek
dapat disimpulkan ternyata pekerjaan piping memiliki kontribusi besar terhadap keterlambatan proyek. Tentu saja jika hal ini terus terjadi, maka kinerja waktu penyelesaian proyek akan bermasalah dan biaya akhir proyek kemungkinan besar akan bertambah. Oleh karena itu studi kasus masalah pekerjaan piping ini menjadi sangat penting untuk diteliti dikarenakan piping menjadi faktor dominan penyebab keterlambatan yang harus dikendalikan, dilakukan perbaikan untuk mencegah akibat yang ditimbulkan keterlambatan.
1.2.3
Rumusan Masalah Pengontrolan dan pengendalian proyek merupakan hal yang mutlak
dalam mencapai sasaran proyek. Sehingga ketika terjadi penyimpangan maka sebaiknya melakukan tindakan perbaikan sedini mungkin dan mengingat biaya adalah salah satu sasaran penting dari proyek, maka usaha yang dilakukan untuk mitigasi harus memperhitungkan biaya yang optimal. Sebelum melakukan mitigasi terlebih dahulu kita harus memahami faktor risiko apa saja yang berpengaruh pada kinerja waktu, selanjutnya menentukan mana faktor risiko dominan dan yang tidak dominan. Dalam melakukan mitigasi kita fokus pada faktor risiko dominan saja sehingga tindakan perbaikan menjadi tepat guna dan biaya yang digunakan merupakan biaya yang optimal. Sehingga dalam penyusunan karya tulis ini, timbul dua pertanyaan terhadap masalah yang terjadi, yaitu : -
Faktor risiko dominan apa saja yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping?
Universitas Indonesia Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
6
-
Bagaimana mendapatkan biaya mitigasi yang optimal dari faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping?”
1.3
TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk menjawab pertanyaan
yang timbul di dalam rumusan masalah yaitu : -
Mendapatkan
faktor
risiko
dominan
yang
berpengaruh
pada
keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Didapatkan dari hasil penelitian sebelumnya. -
Melakukan analisa dari faktor risiko dominan yaitu mendetailkan dampak dan penyebab, menjelaskan serta menentukan tindakan preventif dan korektif yang paling berdampak pada biaya dan selanjutnya melakukan analisa biaya tindakan preventif dan korektif sehingga dapat ditentukan biaya mitigasi yang optimal.
1.4
MANFAAT PENELITIAN Berdasarkan tujuan penelitian, penulis berharap penelitian yang disusun
ini dapat memberikan manfaat, diantaranya : 1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pasca sarjana Fakultas Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Proyek Universitas Indonesia. 2. Bagi bidang akademik Universitas Indonesia, untuk melanjutkan beberapa penelitian yang relevan yang dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda sesuai dengan masalah yang penulis angkat. Kemudian diharapkan penelitian ini akan dilanjutkan kembali untuk dianalisa lebih dalam dengan sudut pandang yang berbeda pula. 3. Bagi perusahaan jasa konstruksi dan EPC, untuk memberikan suatu masukan bagaimana menganalisa suatu peristiwa risiko yang kemungkinan terjadi pada proyek yang sedang berjalan.
Universitas Indonesia Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
7
1.5
BATASAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa faktor risiko dominan yang
berpengaruh pada kinerja waktu dan berdampak pada biaya pada salah satu proyek dari perusahaan EPC nasional yang ada. Di dalam penelitian ini dilakukan beberapa pembatasan masalah sesuai dengan fokus masalah yang ingin penulis angkat diantaranya : 1. Penelitian dilakukan dari sisi kontraktor. 2. Penelitian dilakukan pada proyek X. 3. Penelitian yang dilakukan adalah fokus pada tindakan preventif dan korektif yang berpengaruh pada kinerja waktu dan berdampak pada biaya.
1.6
METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus
keterlambatan proyek dengan data aktual dilapangan, kajian literatur yang barkaitan dengan penelitian, observasi, wawancara langsung dengan pelaksana proyek. Untuk identifikasi risiko sampai dengan didapatkannya faktor risiko dominan akan mengacu pada hasil penelitian sebelumnya untuk obyek proyek yang sama. Setelah semua data sudah dikumpulkan maka tahapan pertama yang dilakukan adalah survei kepada Proyek X untuk mendetailkan dampak dan penyebab terjadinya faktor risiko dominan, setelah itu variabel dampak dan penyebab divalidasi
dengan pakar untuk menentukan variabel dampak &
penyebab yang utama. Selanjutnya mendapatkan tindakan preventif dan korektif untuk setiap variabel dampak & penyebab. Selanjutnya variabel tindakan preventif dan korektif diolah menjadi kuesioner yang akan disebar kepada responden untuk mendapatkan mana tindakan preventif dan korektif yang paling berpengaruh pada waktu dan berdampak pada biaya. Selanjutnya dari hasil pendapat responden dilakukan analisa biaya yang optimal untuk tindakan preventif dan korektif. Simulasi untuk analisa biaya tindakan preventif dan korektif dilakukan dengan bantuan program analisa risiko @risk 4.5.
Universitas Indonesia Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
8
1.7
SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan dalam tesis ini adalah sebagai berikut
BAB I
PENDAHULUAN Berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA Menguraikan tentang teori teori yang berhubungan dengan penelitian dan dijadikan sebagai acuan dalam penelitian antara lain : manajemen ruang lingkup, manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen risiko, pengolahan data dan analisa sensitivitas.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Menguraikan alur dan metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan dan analisa data.
BAB IV
GAMBARAN PROYEK SEBAGAI STUDI KASUS Berisikan gambaran proyek yang dibahas sebagai obyek penelitian.
BAB V
PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA DATA Berisikan semua data pendukung untuk penelitian dan berisi tentang hasil analisa data.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan kesimpulan dan saran sesuai dengan topik penelitian.
Universitas Indonesia Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
9
1.8
REFERENSI PENELITIAN
1.
Feryan Fadhin (Skripsi 2010) “Strategi Pengendalian Waktu Berbasis Risiko Dalam Pelaksanaan Proyek EPC (Oil and Gas) (Studi Kasus : Proyek AB Pada PT. Y)”
2.
Sarjono Puro (Tesis 2006) “Tindakan Pencegahan Dan Perbaikan Terhadap Faktor Penyebab Keterlambatan Pada Pekerjaan Pondasi Dalam Di Wilayah Jabotabek”
3.
Praritama (Tesis 2005) “Tindakan Korektif Dan Preventif Terhadap Sumber Resiko Yang Menyebabkan Keterlambatan Pada Proyek Konstruksi Flyover Di Propinsi DKI Jakarta”
4.
Wahyu Hidayat (Tesis 2007) “Faktor Faktor Risiko Yang Menyebabkan Rendahnya Produktifitas Tenaga Kerja Terampil Yang Berpengaruh Terhadap Keterlambatan Waktu Proyek”
5.
Laode M Shaidin (Tesis 2003) “Pengaruh Tindakan Koreksi Pada Proses Pengendalian Biaya terhadap Kinerja Biaya Proyek”
6.
Zul Effendi (Tesis 2003) “Pengaruh Tindakan Koreksi Pada Proses Pengendalian Biaya Peralatan Terhadap Peningkatan Kinerja Biaya Proyek”
Universitas Indonesia Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PENDAHULUAN Untuk mendapatkan jawaban atas rumusan masalah yang sudah
ditentukan dalam bab 1, maka diperlukan dasar pemikiran ilmiah yang dilandasi dengan teori - teori ilmiah yang berhubungan dengan topik penelitian. Dalam bab ini akan difokuskan pembahasan teori yang meliputi manajemen scope, manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen risiko, analisa pengolahan data. Sebagai landasan dasar maka dalam bab ini juga akan dijelaskan kerangka berpikir untuk mendapatkan sasaran penelitian. Sasaran utama suatu proyek sering disebut dengan triple constraints, yaitu : waktu – biaya – ruang lingkup yang mencakup mutu. Batasan waktu adalah ketersediaan waktu dalam menyelesaikan proyek, batasan biaya adalah anggaran proyek yang sudah ditentukan sedangkan batasan ruang lingkup adalah ketentuan yang harus dihasilkan sesuai dengan sasaran proyek [7] (Jason, 2003). Mengacu pada PMBOK 4th edition, manajemen proyek terdiri dari 9 (sembilan) knowledge area yaitu [8] (PMBOK, 2008) : 1.
Project Integration Management.
2.
Project Scope Management.
3.
Project Time Management.
4.
Project Cost Management.
5.
Project Quality Management.
6.
Project Human Resources Management.
7.
Project Communication Management.
8.
Project Risk Management.
9.
Project Procurement Management.
Sembilan knowledge area di atas berhubugan dengan project management process groups yang terdiri dari [9] (PMBOK, 2008) : 1.
Initiating : mendefenisikan sebuah proyek baru atau sebuah tahapan baru dari proyek yang sudah ada untuk mendapatkan kapan proyek dimulai.
10 Universitas Indonesia Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
11
2.
Planning : menetapkan lingkup pekerjaan, menentukan sasaran dan menentukan cara yang diperlukan untuk mencapai sasaran proyek.
3.
Executing : melaksanakan pekerjaan yang sudah ditentukan pada rencana manajemen proyek sampai selesai dan sesuai dengan spesifikasi.
4.
Monitoring & Controlling : memonitor, mereview progres kemajuan pekerjaan dan kinerja proyek, mengidentifikasi kemungkinan adanya perubahan dari rencana dan menentukan hal yang berhubungan dengan perubahan.
5.
Closing : menyelesaikan semua kegiatan terhadap semua proses yang ada untuk menutup proyek secara formal.
2.2
PROJECT SCOPE MANAGEMENT Dalam sub bab ini akan dijelaskan proses dalam menentukan ruang
lingkup dalam satu proyek yang mencakup input, tools & technique dan outputnya. 2.2.1 Project Scope Management Project scope management adalah suatu proses untuk memastikan semua deliverable proyek sampai selesai. Mengelola ruang lingkup proyek menjadi perhatian utama dalam menentukan dan mengontrol mana yang termasuk ruang lingkup dan mana yang bukan. Proses dalam ruang lingkup manajemen proyek ada lima bagian seperti dijelaskan di bawah dan gambar 2.1 [10] (PMBOK, 2008) - Mengumpulkan Informasi : mendefenisikan dan mengumpulkan dokumen yang diperlukan stakeholder sesuai dengan sasaran proyek. - Mendefenisikan ruang lingkup kerja : menyiapkan detail gambaran proyek. - Menentukan work breakdown structure (WBS) : menyiapkan struktur pembagian kerja, pengelompokan paket paket pekerjaan dan menjadi komponen yang mudah dikontrol. - Memverifikasi ruang lingkup kerja : menyusun deliverable yang sudah pasti secara keseluruhan dari proyek.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
12
- Pengontrolan : memonitor status proyek dan ruang lingkup serta mengontrol jika ada perubahan.
Gambar 2.1 Project Scope Management Process Sumber : PMBOK, 2008
2.2.2 Mengumpulkan Informasi Suksesnya
sebuah
proyek
dipengaruhi
oleh
kemampuan
untuk
memahami dan mengelola apa yang diinginkan proyek termasuk mengukur, menentukan kebutuhan proyek dan keinginan dari semua stakeholder. Informasi ini menjadi landasan dalam menentukan work breakdown structure (wbs), biaya, jadwal, dan rencana pengendalian mutu [11] (PMBOK, 2008). 2.2.3 Mendefenisikan Ruang Lingkup Pekerjaan Menyiapkan detail dari ruang lingkup proyek menjadi faktor yang penting dalam suksesnya sebuah proyek dan menentukan deliverable yang utama,
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
13
asumsi asumsi yang berlaku dan batasan yang sudah ditentukan pada tahap inisiasi proyek [12] (PMBOK, 2008). 2.2.4 Menentukan Work Breakdown Structure (WBS) WBS adalah Pengelompokan elemen proyek yang berorientasi deliverable yang melingkupi semua kegiatan proyek. Pekerjaan yang tidak masuk dalam WBS merupakan pekerjaan diluar kegiatan proyek. Harus diidentifikasikan dalam satuan yang mudah dikelola, dibudgetkan, dischedulkan dan dikendalikan. WBS berfungsi sebagai baseline untuk pengukuran dan pengendalian kinerja proyek, meningkatkan akurasi estimasi cost, schedule dan resources [13] (Radian Z, 2009). 2.2.5 Verifikasi Ruang Lingkup Kerja Verifikasi ruang lingkup pekerjaan yaitu mereview kembali apa yang menjadi deliverable proyek dengan sponsor proyek dan menginformasikan ruang lingkup secara formal kepada semua yang terlibat pada proyek [14] (PMBOK, 2008). 2.2.6 Pengontrolan Pengontrolan
proyek
bertujuan
untuk
memonitor
yang
sudah
direncanakan dan memastikan semua perubahan, rekomendasi tindakan perbaikan berjalan dengan baik [15] (PMBOK, 2008).
2.3
MANAJEMEN WAKTU Dalam sub bab ini akan dijelaskan tinjauan teori yang mencakup proses
dalam manajemen waktu dan faktor - faktor yang berdampak pada manajemen waktu. 2.3.1 Tinjauan Umum Proses perencanaan adalah menentukan apa yang harus dikerjakan, dikerjakan oleh siapa dan kapan akan dikerjakan. Ada sembilan komponen utama dalam tahap perencanaan yaitu [16] (Harold Kernzer, 2003) : -
Objective (sasaran dan target).
-
Program (strategi).
-
Schedule (rencana mulai dan akhir pekerjaan).
-
Budget (rencana biaya untuk mencapai sasaran).
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
14
-
Forecast (proyeksi hal yang terjadi).
-
Organization (team yang terlibat dan tanggung jawab).
-
Policy (kebijakan yang berlaku).
-
Procedure (prosedur).
-
Standart (kriteria team atau individu yang memenuhi syarat).
Konsekwensi dari sebuah perencanaan yang tidak baik adalah [17] (Harold Kernzer, 2003) : -
Inisiasi proyek yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
-
Semangat yang tidak jelas.
-
Kekecewaan, kekacauan, mencari cari yang salah.
-
Hukuman bagi yang tidak bersalah.
-
Promosi team baru diluar proyek.
Beberapa masalah yang biasanya terjadi dalam menyiapkan sasaran proyek [18] (Harold Kernzer, 2003) : -
Sasaran proyek bukan merupakan persetujuan semua tim proyek dan sasaran proyek terlalu kaku untuk dirobah.
-
Waktu yang tidak cukup dalam menentukan sasaran proyek.
-
Sasaran yang tidak terukur dan dokumentasi yang kurang baik.
-
Usaha antara client dan personel proyek yang tidak terkoordinasi.
-
Keluar masuknya personil proyek.
Beberapa studi penelitian sudah dilakukan, bahwa adanya usaha yang dilakukan sebelum perencanaan (pre-project planning) sangat berhubungan dengan suksesnya suatu proyek, menetapkan hasil proyek dengan pre-project planning mengurangi risiko dan meningkatkan kinerja schedule sampai dengan 40% [19] (Dr. Janaka, 2006). Perencanaan sebuah proyek sama halnya dengan menyusun suatu puzzle, yaitu mendapatkan setiap potongan tanpa ada yang hilang dan menyusun tiap potongan dengan logika sehingga didapatkan suatu gambar yang bagus. Sama halnya dengan perencanaan dalam konstruksi, harus ditentukan list yang komplit dari semua kegiatan dan menyusun tiap kegiatan dengan berbagai cara untuk mendapatkan kebutuhan proyek yang sesuai. Detail kegiatan dapat langsung
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
15
diambil dari gambar, dokumen kontrak, pengalaman proyek sebelumnya, consultant dan masukan dari beberapa pihak [20] (Dr. Tarek Hegazi , 2006). 2.3.2 Manajemen Waktu Manajemen waktu adalah proses untuk mengelola waktu penyelesaian proyek dari awal sampai selesai, gambaran umum manajemen waktu menurut PMBOK dijelaskan pada gambar 2.2. Secara garis besar manajemen waktu dibagi menjadi enam bagian besar yaitu [21] (PMBOK, 2008) : -
Menentukan kegiatan.
-
Menentukan urutan pekerjaan.
-
Estimasi sumber daya untuk pekerjaan.
-
Estimasi durasi pekerjaan.
-
Menyusun jadwal kerja.
-
Pengontrolan jadwal kerja.
2.3.2.1 Menentukan Kegiatan Adalah proses identifikasi kegiatan yang spesifik untuk menghasilkan deliverable proyek dan akan menjadi landasan dasar untuk estimasi, penjadwalan, eksekusi dan pengontrolan [22] (PMBOK, 2008). 2.3.2.2 Menentukan Urutan Pekerjaan Adalah proses menentukan urutan kegiatan dalam satu proyek dimana antara kegiatan dihubungkan dengan masuk akal, tiap kegiatan harus dihubungkan paling tidak terhadap pekerjaan sebelum atau pekerjaan sesudahnya [23] (PMBOK, 2008). Ada empat jenis hubungan antara kegiatan dalam satu proyek [24] (PMBOK, 2008) : ¾ FS (Finish to Start) : Mulainya suatu kegiatan bergantung pada selesainya kegiatan pendahulunya. ¾ SS (Start to Finish) : Mulainya suatu kegiatan bergantung pada mulainya kegiatan pendahulunya. ¾ FF (Finish to Finish) : Selesainya suatu kegiatan bergantung pada selesai kegiatan pendahulunya. ¾ SF (Start to Finish) : Selesainya suatu kegiatan bergantung pada mulainya kegiatan pendahulunya.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
16
Gambar 2.2 Gambaran Manajemen Waktu Sumber : PMBOK, 2008
2.3.2.3 Estimasi Sumber Daya Untuk Pekerjaan Estimasi jenis dan jumlah untuk material, manpower, alat dan persediaan lain untuk mendukung pelaksanaan kegiatan [25] (PMBOK, 2008). 2.3.2.4 Estimasi Durasi Kegiatan Estimasi perkiraan lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan acuan informasi dari ruang lingkup kerja, jenis sumber daya, estimasi jumlah sumber daya dan kalender kerja [26] (PMBOK, 2008). 2.3.2.5 Menyiapkan Jadwal Pekerjaan.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
17
2.3.2.5.1 Tinjauan Umum. Untuk menyiapkan jadwal pekerjaan maka perlu menganalisa urutan pekerjaan, durasi, kebutuhan sumber daya dan batasan – batasan yang ada dan biasanya prosesnya bisa berulang. Menentukan rencana mulai dan selesainya proyek termasuk milestone [27] (PMBOK, 2008). Tujuan utama dari penjadwalan adalah memberi gambaran yang menjelaskan bagaimana dan kapan proyek akan selesai sesuai dengan yang sudah ditentukan pada project scope oleh tim proyek [28] (PMI, 2007). Kebanyakan orang cenderung langsung menggunakan software untuk scheduling dan berpikir bisa menghasilkan manager proyek yang instan, merupakan ide yang salah karena pada kenyataannya hampir tidak mungkin bisa menggunakan software scheduling kecuali sudah memahami tentang project management dan scheduling. Awalnya sistem penjadwalan hanya berupa diagram garis – garis (bar charts) yang dibuat pertama kali oleh Henry Gantt dan sering kita sebut dengan Gantt Chart, tetapi bar charts mempunyai kelemahan, susah menentukan dampak keterlambatan suatu pekerjaan karena bar charts tidak menunjukkan ketergantungan antar kegiatan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dibuatlah dua metode penjadwalan yaitu : Critical Path Method yang dibuat oleh Du Pont dan Program Evaluation and Review Technique yang dibuat oleh U.S Navy and The Booze, dua duanya menggunakan diagram panah untuk menjelaskan sequence kerja dan hubungan ketergantungan tiap aktivitas dalam proyek. Critical Path Method dibagi menjadi dua bagian yaitu : Precedence Diagram Method (diagram precedence) seperti dijelaskan pada gambar 2.3 dan Arrow Diagram Method (diagram anak panah) seperti dijelaskan pada gambar 2.4 [29] (James P Lewis, 2007).
Gambar 2.3 Precedence Diagram Method (diagram precedence) Sumber : Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
18
Precedence Diagram Method : informasi kegiatan dipresentasikan dalam kotak dan hubugan antar kegiatan dengan garis penghubung, biasanya dimulai dengan kegiatan yang paling kiri.
Gambar 2.4 Arrow Diagram Method (diagram anak panah) Sumber : Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007
Arrow Diagram Method : kegiatan digambarkan dalam bentuk panah yang menyatakan deskripsi kegiatan, durasi dan sumber dayanya. Keuntungan antara Precedence Diagram Method dan Arrow Diagram Method antara lain [30] (James P Lewis, 2007) : -
Mengetahui apakah completion date project dapat tercapai
-
Mengetahui mana kegiatan yang harus selesai pada waktunya, mana kegiatan yang masih bisa diundur
-
Mengetahui critical path (jalur kritis) dari suatu proyek yaitu kegiatan yang mempunya durasi terpanjang dan tidak bisa dilakukan paralel.
Teknik penjadwalan sangat membantu dalam mencapai sasaran proyek dan yang umum dipakai adalah [31] (Harold Kerzner, 2003) : 1.
Gantt or Bar Chart
2.
Milestone Chart
3.
Networks - Program Evaluation and Review Technique (PERT) - Arrow diagram method (ADM) - Precedence diagram method (PDM) - Graphical Evaluation and Review Technique (GERT)
Keuntungan dari network scheduling techniques antara lain : -
Formatnya menjadi landasan utama untuk perencanaan, prediksi dan acuan bagi manajemen dalam mengambil keputusan bagaimana
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
19
menyiapkan sumber daya untuk melakukan proyek tepat waktu dan sesuai sasaran. -
Membantu manajemen dalam mengevaluasi alternatif lain lewat beberapa
pertanyaan
yang
muncul
seperti
:
berapa
lama
keterlambatan yang berdampak pada penyelesain proyek, mana kegiatan yang kritis dan mana kegiatan yang punya waktu luang. -
Membantu untuk mendapatkan kerangka untuk pelaporan.
-
Membantu untuk mengidentifikasi jalur terpanjang, jalur kritis dan membantu untuk penjadwalan analisa risiko.
2.3.2.5.2 Penjadwalan Sumber Daya. Penjadwalan sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, material dan modal / biaya dapat merupakan bagian dari master schedul atau dapat juga sebagai bagian yang terpisah dari master schedule. Untuk proyek yang cukup kompleks, pemilahan schedule sumber daya dari master schedule, dengan detailnya dilakukan subschedule, adalah langkah terbaik untuk memudahkan monitoring. Tujuan penjadwalan sumber daya adalah memastikan jumlah atau jenis sumber daya dapat diketahui sejak awal dan tersedia biila dibutuhkan. Tetapi bila ketersediaan sumber daya terrbatas, maka biasanya durasi proyek menjadi lebih lambat dari yang direncanakan. Sebaliknya, dengan menambah jumlah sumber daya, durasi proyek dapaat dipercepat. Bila ketersediaan sumber daya cukup tetapi distribusi selama berlangsungnya proyek berfluktuasi, maka hal ini akan mengurangi tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya. Bila jumlah sumber daya yang dimiliki terbatas dan ketersediaannya tidak mencukupi, sedangkan durasi adalah batasan kurun waktu proyek, maka penjadwalan dapat dilakukan dengan perataan sumber daya (resources leveling) [32] (Ir. Abrar Husen, MT, 2009). 2.3.2.5.3 Penjadwalan Sumber Daya Yang Terbatas. Sumber daya yang terbatas adalah salah satu alasan mengapa penjadwalan diperlukan. Penjadwalan dimaksudkan supaya pelaksanaan proyek tetap dapat berlangsung, caranya dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
20
Sumber daya yang terbatas karena ketersediaannya yang memang langka dapat membuat masalah besar bagi pelaksanaan proyek, karena hal ini akan memengaruhi durasi proyek. Makin sedikit jumlah ketersediaannya, durasi proyek akan semakin lama karena banyak kegiatan yang tidak dapat dilakukan. Ujung – ujungnya adalah adanya sangsi dari pemilik proyek yang berupa denda atau pemutusan hubungan kerja sepihak karena keterlambatan proyek. Oleh karena itu, perencanaan sumber daya yang langka seperti peralatan / mesin dengan teknologi tinggi, tukang khusus ukir / pahat, dan material yang harus diimpor harus direncanakan dan dibuat sebaik mungkin agar kegiatannya, tidak terganggu [33] (Ir. Abrar Husen, MT, 2009). Ada dua jenis batasan (constraints) yang harus diperhatikan dalam penjadwalan proyek, karena batasan tersebut berpengaruh terhadap waktu kerja dari suatu kegiatan. Dua batasan tersebut adalah : 1.
Logical constraints, batasan yang diakibatkan oleh hubungan antar kegiatan
2.
Resources constraints, batasan yang diakibatkan oleh ketersediaan sumber daya
Selain itu, ada 4 aturan yang dapat diterapkan pada penjadwalan proyek dalam hubungannya, dengan alokasi sumber daya yang terbatas, yaitu : 1.
Aturan 1, memprioritaskan kegiatan yang mempunyai nomor J-node terkecil, lalu dilakukan penjadwalan terhadap kegiatan tersebut dengan basis kontinu (Continuous Basis)
2.
Aturan 2, memberikan prioritas pada kegiatan kritis atau mendekati kritis dengan total float paling rendah, lalu dilakukan penjadwalan terhadap kegiatan tersebut dengan cara basis kontinu (Continuous Basis)
3.
Aturan 3, memberikan prioritas pada kegiatan yang mempunyai durasi paling pendek, lalu dilakukan penjadwalan terhadap kegiatan tersebut dengan cara basis kontinu (Continuous Basis)
4.
Aturan 4, setelah salah satu dari 3 aturan diatas terpenuhi, diberikan prioritas pada kegiatan dengan prioritas rendah dengan cara basis
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
21
terputus (non continuous basis), kemudian dilakukan interupsi oleh kegiaatan yang lebih tinggi prioritasnya. 2.3.2.5.4 Perataan Sumber Daya (Resources Leveling). Perataan sumber daya adalah meratakan frekuensi alokasi sumber daya dengan tujuan memastikan bahwa jumlah / jenis sumber daya dapat diketahui dari awal dan tersedia bila dibutuhkan. Biasanya bila jumlah sumber daya dikurangi, durasi akan bertambah, begitu juga sebaliknya. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam perataan sumber daya adalah mengidentifikasikan sumber daya yang terbatas dan yang dibutuhkan untuk seluruh jumlah durasi dari suatu proyek. Ini karena alokasi sumber daya yang langka dan ketersediaannya terbatas harus diprioritaskan. Bila ketersediaannya tidak mencukupi, pengadaannnya akan menimbulkan biaya yang lebih tinggi. Perataan sumber daya dimaksudkan agar alokasi tingkat pemakaian sumber daya dapat diketahui sehingga penyelesaian proyek menjadi lebih logis. Dalam perataan sumber daya, biasanya durasi proyek dianggap tetap. Sedangkan jumlah sumber daya diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ketersediaan. Ada beberapa pola distribusi sumber daya selama durasi proyek, yaitu : 1.
Pola kebutuhan sumber daya sepanjang durasi proyek dengan bentuk berfluktuasi
Gambar 2.5 Pola Kebutuhan Sumber Daya (Berfluktuasi) Sumber : Ir. Abrar Husen, MT, 2009
Luas area = 1200 resources days adalah jumlah sumber daya yang dibutuhkan selama durasi proyek 120 hari. Pola di atas dapat dilakukan
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
22
bila sumber daya tertentu seperti tukang, yang dibutuhkan dengan jumlah maksimum 15 pada hari – hari tertentu, dikurangi pada hari yang lain. Namun untuk sumber daya mobile crane hal ini agak sulit dilakukan karena mobilisasi mobile crane terganggu dengan pemakaian yang berfluktuasi seperti di atas. 2.
Pola kebutuhan sumber daya sepanjang durasi proyek dengan jumlah tetap
Gambar 2.6 Pola Kebutuhan Sumber Daya (Tetap) Sumber : Ir. Abrar Husen, MT, 2009
Luas area = 1200 resources days adalah jumlah sumber daya yang dibutuhkan selama durasi proyek 120 hari. Pola ini mempunyai tingkat pemakaian sumber daya yang sama selama durasi proyek. Akan tetapi, agak sulit melakukan penjadwalan proyek dengan tingkat kebutuhan sumber daya yang selalu sama. 3.
Pola kebutuhan sumber daya sepanjang durasi proyek dengan bentuk bervariasi.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
23
Gambar 2.7 Pola Kebutuhan Sumber Daya (Bervariasi) Sumber : Ir. Abrar Husen, MT, 2009
Luas area = 1200 resources days adalah jumlah sumber daya yang dibutuhkan selama durasi proyek 120 hari. Pola ini mempunyai tingkat pemakaian sumber daya yang disesuaikan dengan kondisi proyek. Pada awal proyek jumlahnya sedikit, kemudian pada pertengahan proyek dibutuhkan sumber daya maksimum 12 per hari, dan turun hingga akhir proyek. Metode perataan sumber daya bertujuan mendapatkan pola kebutuhan sumber daya yang sesuai. Metode ini dapat dilakukan dengan cara : 1.
Memulai seluruh kegiatan proyek berada di antara waktu mulai paling awal (early start time) dan waktu mulai paling lambat (late start time), sehingga durasi proyek tidak bertambah.
2.
Berdasarkan ketersediaan waktu yang dibatasi dengan mengatur jumlah sumber daya yang dibutuhkan.
3.
Berdasarkan ketersediaan sumber daya yang terbatas dengan menambah durasi proyek.
4.
Berdasarkan
penjadwalan
dengan
membuat
diagram
batang
nonkontinu.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
24
2.3.2.6 Mengontrol Jadwal Pekerjaan. Mengontrol adalah memonitor status progres proyek dan mengontrol setiap perubahan jadwal terhadap baseline schedule. Pengontrolan fokus pada hal – hal di bawah ini [34] (PMBOK, 2008) : -
Menentukan status terbaru dari jadwal proyek.
-
Memahami faktor yang berdampak pada perubahan jadwal.
-
Menentukan jika ada perubahan jadwal kerja.
-
Mengelola setiap perubahan jadwal yang terjadi.
Mengontrol identik dengan kekuatan dan perintah tetapi tidak jarang seorang manajer proyek punya banyak tanggung jawab tetapi punya otoritas yang kecil, hal ini dibuktikan lewat survey kepada beberapa coorporate officer (presidents dan vice president) bahwa otoritas penuh pada coorporate office tidak menjamin orang lain melakukan apa yang mereka inginkan [35] (James P Lewis, 2007). Defenisi
controlling
dalam
suatu
proyek
adalah
tindakan
membandingkan aktual progress terhadap rencana semula sehingga tindakan perbaikan dapat dilakukan secepatnya pada saat terjadi penyimpangan rencana. Satu cara yang baik untuk mengontrol proyek adalah tiap individu dalam tim proyek harus mengontrol pekerjaan masing masing dan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh setiap individu dalam tim proyek adalah [36] (James P Lewis, 2007) : -
Apa yang harus dikerjakan harus jelas.
-
Memahami rencana bagaimana melakukan pekerjaan tersebut.
-
Pengalaman dan sumber daya yang cukup untuk melakukan pekerjaan tersebut.
-
Selalu ada masukan dari setiap pekerjaan yang dilakukan.
-
Otoritas yang jelas dalam mengambil tindakan perbaikan ketika ada penyimpangan rencana.
Project controlling pada dasarnya lebih sering berhubungan dengan jadwal, laporan progress, laporan biaya. Nilai tambah dalam project control selain sebatas laporan adalah analisa jadwal, analisa kecenderungan progres dan biaya
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
25
proyek,mengidentifkasi perubahan, dan tindakan koreksi ketika ditemukan adanya penyimpangan pada proyek [37] (Mr. Nicholas, JC, 2005). Beberapa tools dan technique dalam pengontrolan proyek [38] (PMBOK, 2008) : -
Project Review : membandingkan dan menganalisa kinerja jadwal seperti jadwal mulai dan jadwal selesai, presentasi pekerjaan yg sudah selesai, sisa waktu,biasanya dalam konsep earn value mangement disebut dengan schedule varian.
-
Varian Analysis : ukuran kinerja jadwal dalam hal ini schedule varian (SV) dan schedule performance index (SPI) biasanya digunakan untuk menilai besarnya penyimpangan terhadap baseline schedule.
-
Project Management Software : software manajemen proyek dapat membantu untuk mengetahui selisih antara rencana dan aktual dimulainya pekerjaan, juga mendapatkan prediksi berapa lama penyimpangan jadwal dikarenakan adanya perubahan jadwal.
-
Resources Leveling : mengoptimalkan pendistribusian sumber daya pada pekerjaan.
-
What if Scenario Analysis : dilakukan untuk keadaaan “apa yang harus dilakukan jika penyimpangan setelah perbaikan tetap terjadi” biasanya menggunakan sistim komputer untuk menemukan skenario yang lain, monte carlo salah satu alat yang umum dipakai.
-
Adjust Leads and Lags : digunakan untuk jadwal yang sudah terlambat supaya tetap mengacu pada jadwal yang sudah direncanakan.
-
Schedule Compression : digunakan untuk jadwal yang sudah terlambat supaya tetap mengacu pada jadwal yang sudah direncanakan.
Keterlambatan proyek konstruksi dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu [39] (Mr. Khalid, 2005) :
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
26
-
Excusable compensable delay : disebabkan oleh owner dan adanya perpanjangan waktu dan penambahan biaya yang akan dibayar owner.
-
Excusable noncompensable delay : disebabkan oleh bencana alam dan kontraktor bisa mengajukan perpanjangan waktu.
-
Non-excusable delay : disebabkan oleh kontraktor dan owner akan mengenakan finalti pada kontraktor.
Beberapa hal yang menyebabkan keterlambatan proyek [40] (Mr. Massimoluigi C, 2005) :
-
Pemahaman yang kurang tentang proyek (scope, technical, specification, project environment).
-
Pemahaman yang kurang terhadap kontrak.
-
Kurang pengalaman pada proyek yang sama.
-
Pengalaman manajerial yang kurang antara tim proyek.
-
Kadang kapasita keuangan yang tidak memadai.
Jika dilakukan identifikasi penyebab keterlambatan proyek, maka klasifikasi penyebab keterlambatan pada suatu proyek digunakan pendekatan melalui pihak – pihak yang berperan atas keterlambatan yakni sebagai faktor internal, serta faktor eksternal yang diuraikan sebagai berikut : 1.
Faktor Internal Faktor internal adalah penyebab keterlambatan yang disebabkan
pleh pihak pelaksana proyek. pada proyek konstruksi, pihak pelaksana proyek adalah kontraktor. Pada faktor internal atau faktor pelaksanaan, aspek – aspek yang potensial dapat menyebabkan keterlambatan diantaranya, karena faktor material, alat, pekerja serta manajemen pelaksanaan [41] (Ahuya, H.N, 1976). 2.
Faktor Eksternal Faktor
eksternal
merupakan
faktor
keterlambatan
yang
disebabkan oleh pihak – pihak diluar pihak pelaksana proyek, tetapi berperan secara langsung atas proses konstruksi. Faktor ekternal tersebut dapat meliputi keterlambatan yang disebabkan oleh pihak owner, pengawas, serta dari alam.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
27
-
Penyebab yang disebabkan oleh keadaan alam [42] (Clark Wilson, 2002) : •
Kondisi –kondisi lokasi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan
-
•
Cuaca yang kurang baik dan Peperangan
•
Bencana alami seperti banjir, api, dan gempa bumi
•
Tindakan dari pejabat negara
Penyebab dari pihak pemilik (Owner) [43] (CM Popescu, C Charoengam, 1995) : •
Pembebasan lahan di sekitar lokasi proyek
•
Keterlambatan memberikan Surat Perintah Kerja
•
Penyediaan dana yang tidak mencukupi
•
Kegagalan dalam menyediakan perlengkapan atau komponen material
•
Menghambat pekerjaan
Faktor – faktor keterlambatan yang mempengaruhi kinerja kontraktor dapat dirangkum dalam tabel dibawah ini [44] (MZ Abd Majid and Ronald MC Cafffer, 1998)
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
28
Tabel 2.1 Faktor – Faktor Keterlambatan Pada Tiap Aspek Sumber : MZ Abd Majid and Ronald MC Cafffer, 1998
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
29
Beberapa cara pengontrolan proyek yang dapat diaplikasikan pada kontraktor dan owner [45] (Mr. Nicholas J. Candela, 2005) : -
Update Process : diskusikan langsung tiap individu mengapa proyek terlambat dan temukan jawabanya jika akibat keterlambatan dikarenakan oleh pihak lain.
-
Standard Report : siapkan format laporan yang nyaman dipahami tim proyek setiap minggu.
-
Written Analysis : komunikasikan dan dokumentasikan hasil analisa, forecasting termasuk dampak dari keterlambatan schedule, cost overruns, cost under-runs.
-
Critical Path Analysis, schedule slippage and float analysis: analisa jalur kritis, schedule yang terlambat dan float analysis harus selalu dikomunikasikan dengan tim terkait.
-
Productivity Analysis : untuk mengevaluasi kinerja sumber daya terhadap waktu yang terpakai.
-
Change Management Analysis : harus proactive sebagai acuan manajemen dalam mengambil keputusan.
-
Cost Forecasting and Analysis : analisa biaya yang sudah terpakai dan rencana biaya sampai proyek selesai.
-
Analysis of Project Curve : diagram yang simpel (S-curve atau histogram) dapat menjelaskan ringkasan detail schedule, earn value dan cost report.
Menurut R.J Mockler (1972), pengontrolan didefinisikan sebagai usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran dan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan penyimpangan, kemudian melakukan tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaraan dan tujuan. Dari
definisi
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
pengendalian
membutuhkan standar atau tolak ukur sebagai pembanding, alaat ukur kinerja, dan tindakan koreksi yang akan dilakukan bila terjadi penyimpangan. Kegiatan yaang
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
30
dilakukan daalam proses pengendalian dapat berupa pengawasan, pemeriksaan serta tindakan koreksi, yang dilakukan selama proses implementasi. Sasaran dan tujuan proyek seperti optimasi kinerja biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja harus memiliki format standar dan kriteria sebagai alat ukur, agar dapat mengindikasikan pencapaian kinerja proyek. Alat ukur yang digunakan dapat berupa jadwal, kuantitas pekerjaan, standar mutu/spesifikasi pekerjaan, serta standar keselamatan dan kesehatan kerja, yang untuk selanjutnya diproses dalam suatu sistem informasi. Sistem informasi ini mengolah data – data yang kemudian menghasilkan informasi penting untuk pengambilan keputusan. Bila hasil informasi mengindikasikan terdapat penyimpangan terhadap standar yang telah ditentukan, tindakan selanjutnya adalah melakukaan koreksi, seperti mengubah metode pelaksanaan, mengeluarkan biaya untuk penaambahan tenaga kerja, peralatan, dan material serta perbaikan penjadwalan, perbaikaan mutu pekerjaan yang disesuaikan dengan standar dan kebutuhan sesungguhnya [46] (Ir. Abrar Husen, MT, 2009). 2.3.2.7 Produktifitas Produktivitas
memiliki
beberapa
pengertian.
Dalam
statistik
pembangunan nasional dinyatakan sebagai output yang dihasilkan dibagi dengan input, seperti jam tenga kerja atau biaya tenaga kerja. Bagi pemilik (owner) perusahaan atau proyek mungkin dapat berarti biaya per unit dari hasil yang diproduksi oelh fasilitas yang dimiliki. Bagi kontraktor, ukurannya adalah jumlah atau prosentase dari biaya lebih kecil atau dibawah dari pembayaran yang diterima dari pemilik proyek [47] (Oglesby, 1989). Nilai acuan dari produktivitas dihitung berdaasarkan setiap data lamanya durasi jam kerja dan jumlah yang terpasang atau dihasilkan dalam harian dimana tidak ada perubahan pekerjaan atau pekerjaan ulang, gangguan atau kerusakan dan cuaca buruk [48] (H. Randolph Thomas, Carmen L. Napolitan. 1995) Produktivitas mengacu pada total dari jumlah yang diproduksi dalam periode waktu tertentu, sedangkan produktivitas mengacu pada jumlah yang diproduksi per jam pekerja (work hour). Produktivitas yang buruk menghasilkan biaya yang tinggi per unitnya. Untuk meningkatkantotal produktivitas, total jam kerja harus dikurangi.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
31
Membicarakan produktivitas dalam konstruksi hendaknya pertama – tama dilihat dari pihak – pihak yang terlibat dan peraturan yang berlaku. Dalam proyek konstruksi, secara sederhana terdapat empat pihak atau grup penting yang mempengaruhi produktivitas, yaitu pemilik (owner), perancang (designer), kontraktor dan tenaga kerja (labor) [49] (Oglesby. Op.Cit h.13) Dalam rangka pengajuan tender, produktivitas akan sangat besar pengaruhnya terhadap biaya total proyek, minimal pada aspek jumlah tenaga kerja dan fasilitas yang diperlukan. Proyek konstruksi pada umumnya berlangsung dalam kondisi yang berbeda – beda, sehingga dalam merencanakan dan mengalokasikan tenaga kerja sebaiknya dilengkapi dengan analisis tingkat produktivitas berdasarkan faktor – faktor mempengaruhinya pada setiap lokasi proyek. Faktor – faktor tersebut misalnya keadaan geografis, iklim, keterampilan tenaga kerja yang ada, pengalaman dan pengaturan yang berlaku. [50] (Oglesby. Op. Cit. H.14). Nilai produktivitas merupakan suatu nilai prosentase dari seorang atau gruup tenga kerja berdasarkan suatu acuan berupa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Untuk mendapatkaan nilai tersebut, maka harus dilakukan pengukuran, sebab pengukuran tersebut merupakan suatu alat manajemen yang sangat penting dalam membantu mengevaluasi pengalokasian dan kebutuhan tenaga kerja serta penghematan waktu yang dapat direalisasikan. Produktivitas bervariasi berdasarkaan aplikasinya pada setiap pekerjaan yang berbeda di industri konstruks. Dalam mengukur nilai produktivitas ada beberapa model, yaitu economic models, project-specific models, dan activity oriented models. Pada pelaksanaan proyek di lapangan, kontraktor sering tertarik pada produktivitas tenaga kerja. Hal tersebut dapat dijelaskan dalam pengertian dibawah ini [51] (Thomas and Mathew 1985) : -
Produktivitas tenaga kerja = Output / Labour Cost
-
Produktivitas tenaga kerja = Output / Work – hour
Produktivitas juga dapat dijelaskan sebagai berikut : -
Produktivitas = Output / input
-
Produktivitas = Unit / work – hour
-
Produktivitas = Total output / Total work hours
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
32
2.4
MANAJEMEN BIAYA Dalam sub bab ini akan dijelaskan tinjauan teori yang mencakup proses
dalam manajemen biaya, faktor - faktor yang berdampak pada manajemen biaya dan beberapa jurnal penelitian yang membahas tentang pengaruh manajemen biaya pada proyek. 2.4.1
General Manajemen biaya proyek adalah suatu proses yang mencakup
perencanaan, estimasi, penganggaran dan pengendalian biaya agar proyek dapat diselesaikan dengan anggaran yang sudah ditentukan. Gambaran umum manajemen biaya dapat dijelaskan pada gambar 2.8 dan manajemen biaya dibagi atas tiga bagian besar [52] (PMBOK, 2008) : -
Estimasi biaya : melakukan penaksiran terhadap biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
-
Menentukan anggaran : mengumpulkan estimasi tiap kegiatan atau paket pekerjaan untuk menentukan total biaya yang akan dijadikan acuan anggaran proyek.
-
Mengontrol biaya : mengontrol status pengeluaran dalam proyek dan memonitor perubahan terhadap rencana awal biaya.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
33
Gambar 2.8 Gambaran Umum Manajemen Biaya Sumber : PMBOK, 2008
Pengontrolan biaya pada umumnya hal yang sama penting buat semua perusahaan tanpa memandang ukuran perusahaannya. Banyak orang tidak paham dengan istilah pengontrolan biaya karena pengontrolan biaya tidak hanya sebatas monitor dan menyalin data tetapi yang paling penting adalah menganalisa status keuangan untuk melakukan tindakan koreksi sebelum terjadi kesalahan. Secara komplit pengontrolan biaya menggambarkan manajeman biaya yang baik yang harus meliputi [53] (Harold Kerzner, 2003) : -
Cost Estimating.
-
Cost Accounting.
-
Project Cash Flow.
-
Company Cash Flow.
-
Direct Labor Costing.
-
Overhead Rate Costing.
-
Cara lain seperti : insentif, finalty, dan bagi hasil
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
34
Aspek yang sangat penting dari pengontrolan biaya proyek adalah memahami defenisi dari pengontrolan biaya. Dibawah ini merupakan hal- hal yang diharapkan dari pengontrolan biaya [54] (Bill G T) : -
Sistim yang bisa menampilkan pemasukan dan pengeluaran setiap satu produk selesai dilaksanakan.
-
Mudah diakses untuk proyek yang sedang berjalan dan mudah dianalisa status proyeknya setiap saat.
-
Mudah membandingkan antara progress proyek dengan besarnya pengeluaran.
-
Meminimalkan pembengkakan biaya dengan mendeteksi sedini mungkin dan mengarahkannya kembali.
Beberapa proyek mengalami kinerja yang tidak baik karena tidak tanggap pada risiko dan kurang adanya tanggung jawab dalam mengambil keputusan. Beberapa faktor yang menyebabkan suatu proyek overrun antara lain [55] (Dr. Janaka R, 2010) : -
Kurang realistis pada saat estimasi biaya.
-
Lama dan besarnya biaya dibawah estimasi.
-
Contingensi terlalu rendah.
-
Perubahan
project
specification
dan
design
yang
tidak
diperhitungkan pada biaya. -
Perbedaan nilai mata uang terabaikan.
-
Perubahan quantity dan harga tidak dievaluasi.
-
Tidak mempertimbangkan risiko lingkungan.
-
Alokasi biaya untuk safety dan kebutuhan lingkungan terlalu rendah.
-
Estimasi yang rendah pada inovasi teknologi yang berisiko tinggi.
Penelitian lain mengungkapkan beberapa faktor penyebab terjadinya overruns biaya proyek antara lain [56] (Indriani Santoso) : -
Data dan informasi proyek yang kurang lengkap.
-
Manajer proyek yang tidak kompeten.
-
Kenaikan harga material.
-
Kualitas tenaga kerja yang buruk.
-
Tingginya harga sewa peralatan.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
35
-
Cara pembayaran yang tidak tepat waktu.
-
Selalu terjadi penundaan pekerjaan.
-
Adanya kebijakan keuangan dari pemerintah.
Secara garis besar biaya suatu proyek dibagi menjadi dua bagian besar yaitu [57] (Ir. Asiyanto, 2005) : -
Biaya langsung : seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan fisik proyek, yaitu meliputi seluruh biaya dari kegiatan yang dilakukan diproyek dan biaya mendatangkan seluruh sumber daya yang diperlukan oleh proyek tersebut.
-
Biaya tidak langsung : seluruh biaya yang terkait secara tidak langsung, yang dibebankan pada proyek. Biaya ini biasanya terjadi diluar proyek seperti pemasaran, biaya overhead dikantor pusat, jumlahnya relatif sama tiap bulannya.
2.4.2
Cost Estimating Estimasi biaya melakukan penaksiran terhadap biaya yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan proyek, menggunakan prediksi berdasarkan informasi yang ada saat itu. Biaya jual beli dan risiko juga harus dipertimbangkan seperti pengadaan sendiri atau beli, beli atau sewa, berbagi sumber daya untuk mengoptimalkan biaya proyek [58] (PMBOK, 2008). Faktor yang mempengaruhi keakuratan dalam menyiapkan estimasi biaya konstruksi seperti di bawah ini dan proses pembuatan estimasi sering diulang bila mendapat angka yang kurang diinginkan, prosesnya merupakan suatu siklus yang dapat ditunjukkan pada gambar 2.9 [59] (Ir. Asiyanto, 2005) : -
Jadwal konstruksi dan Metode kerja konstruksi.
-
Dasar produktivitas tenaga kerja dan Metode estimasi.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
36
Gambar 2.9 Siklus Estimasi Biaya Menurut Asiyanto Sumber : Asiyanto, 2005
2.4.3
Menentukan Anggaran Proyek Cost Budgeting adalah mengumpulkan estimasi tiap kegiatan atau paket
pekerjaan untuk menentukan total biaya yang akan dijadikan acuan anggaran proyek [60] (PMBOK, 2008). Estimasi biaya dan penentuan anggaran saling berkaitan, estimasi yang jelek dapat menghasilkan anggaran yang tidak realistik, akibatnya dapat kehilangan kontrol dan menjadi persoalan bagi keuangan. Perbedaan antara estimasi biaya dengan anggaran adalah [61] (Ir. Asiyanto, 2005) : -
Estimasi biaya : diperlukan untuk menetapkan harga jual, diperlukan untuk penyajian pihak luar perusahaan, formatnya sesuai dengan permintaan pemilik proyek.
-
Anggaran : diperlukan untuk menetapkan biaya produksi atau biaya pelaksanaan, sebagai pedoman pembelanjaan dalam pelaksanaan proyek, untuk keperluan sendir, formatnya lebih cenderung satu macam.
2.4.4
Mengontrol Biaya Mengontrol biaya yang dimaksud disini adalah memonitor status proyek
untuk mengetahui status budget proyek dan mengontrol jika ada perubahan terhadap rencana biaya semula. Hal hal yang perlu diperhatikan pada pengontrolan biaya proyek adalah [62] (PMBOK, 2008) :
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
37
-
Memonitor kinerja biaya untuk mendeteksi dan mengerti faktor – faktor yang menyebabkan prubahan pada cost baseline.
-
Mencatat semua perubahan yang bertentangan dengan cost baseline secara akurat.
-
Melakukan pencegahan terhadap perubahan yang salah.
-
Menginformasikan para stakeholder untuk menyetujui perubahan.
-
Memastikan cost overruns yang diharapkan tidak melebihi batasan.
Ada beberapa metode pengontrolan biaya yang sering dipakai antara lain : earn value management, forecasting, to-complete performance index, performance reviews, variance analysis, project management software. [63] (PMBOK, 2008).
2.5
MANAJEMEN RISIKO Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai konsep manajemen risiko,
mulai dari pengertian risiko, bagian – bagian risiko dan tinjauan penelitian lain mengenai risiko dalam satu proyek. 2.5.1
General Manajemen risiko adalah suatu proses dalam melakukan perencanaan
risiko, identifikasi, analisa, respon, monitoring dan kontrol
risiko pada satu
proyek. Adapun definisi lain adalah risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu yang berdampak negatif terhadap sasaran, diukur dengan melihat konsekuensi yang mungkin terjadi dan besarnya probabilitas dari risiko tersebut. Sehingga risiko merupakan fungsi dari probabilitas atau kemungkinan terjadinya dan akibat dari tidak dapat dicapainnya tujuan proyek atau dinyatakan dengan model matematik : Risiko = Probabilitas x Akibat. [64] (Risk Management Standards Australia, AS/NZS 4360:1999). Gambaran manajemen risiko suatu proyek digambarkan pada gambar 2.10 secara garis besar manajemen risko mencakup [65] (PMBOK, 2008): -
Manajemen perencanaan risiko : memutuskan bagaimana melakukan pendekatan terhadap perencanaan dan pelaksanaan aktifitas dari manajemen risiko untuk proyek yg dilaksanakan.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
38
-
Melakukan identifikasi risiko : memastikan risiko mana saja yang mungkin terjadi atau memberikan dampak terhadap proyek dan mendokumentasikan karakteristik risiko – risiko tersebut.
-
Melakukan analisa risiko qualitatif dan kuantitatif : memprioritaskan risk untuk dianalisa lebih lanjut atau melakukan penilaian dan menggabungkan kemungkinan – kemungkinan yang terjadi dan berdampak .
-
Melakukan respon terhadap risiko : mengembangkan pilihan dan tindakan untuk meningkatkan kesempatan dan mengurangi ancaman terhadap tujuan proyek.
-
Melakukan pengontrolan dan monitor risiko : urutan identifikasi risiko, mengawasi risiko yang tersisa, mengidentifikasi risiko baru, pelaksanaan rencana respon terhadap risiko dan evaluasi seluruh efektifitasnya dalam proyek secara keseluruhan.
2.5.2
Manajemen Perencanaan Risiko Perencanaan manajemen risiko adalah proses untuk menentukan
pendekatan dan kegiatan – kegiatan menajemen risiko yang akan dilakukan. Proses perencanaan manajemen risiko penting untuk menentukan tingkatan, jenis dan
kelayakan
dari
risiko
yang
dikaji,
pengaruh
proyek
bagi
organisasi/perusahaan terhadap sumber daya dan waktu, dan untuk menentukan acuan yang disepakati untuk mengevaluasi risiko. Proses perencanaan manajemen risiko seharusnya dilakukan seawal mungkin selama perencanaan proyek.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
39
Gambar 2.10 Diagram Manajemen Risiko Sumber : PMBOK, 2008
2.5.3
Melakukan Identifikasi Risiko Identifikasi risiko dilakukan untuk menentukan risiko – risiko yang
mungkin mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan karakteristiknya. Identifikasi risiko merupakan proses yang berulang karena risiko baru mungkin diketahui sejalan dengan progress proyek. -
Iterasi pertama dapat dilakukan oleh sebagian dari tim proyek atau tim manajemen risiko.
-
Iterasi kedua dapat dilakukan oleh tim proyek dan stakeholder utama.
-
Untuk menghindari analisis yang bias, orang – orang yang tidak terlibat dalam proyek dapat dilibatkan pada iterasi terakhir
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
40
2.5.4
Melakukan Analisa Risiko Kualitatif dan Kuantitatif Analisis kualitatif menggunakan bentuk kata atau skala deskriptif untuk
menerangkan besaran potensi konsekuensi dan kemungkinan terjadinya konsekuensi tersebut. Skala – skala ini bisa diadaptasikan atau disesuaikan agar cocok dengan situasi yang ada, dan deskrisi yang berbeda – beda bisa digunakan untuk risiko – risiko yang berbeda – beda. Analisa qualitative yang digunakan adalah : -
Sebagai suatu aktifitas penyaringan awal untuk mengidentifikasi risiko – risiko yang membutuhkan analisis yang lebih rinci.
-
Dimana level risiko tidak menjustifikasi (membenarkan) waktu dan upaya yang dibutuhkan untuk melakukan suatu analisis yang lebih lengkap
-
Dimana data numeris tidak memadai untuk dilakukann ya suatu analisis kuantitatif.
Analisis risiko kuantitatif dilakuakan pada risiko yang diprioritaskan. Analisis risiko kuantitatif merupakan dampak dari kejadian risiko dan memberikan penilaian numerik pada risiko tersebut. Analisis risiko kuantitatif merupakan pendekatan kuantitatif untuk membuat keputusan dengan adanya ketidakpastian. Dalam beberapa kasus, analisa kuantitatif mungkin tidak diperlukan untuk menyusun respons yang efektif terhadap risiko. 2.5.5
Melakukan Respon Terhadap Risiko Fokus pada item yang berisiko tinggi setelah melalui kualitatif dan
kuantitatif analisis. Mengidentifikasi dan menempatkan pihak tertentu untuk menangani tiap risiko. Strategi yang digunakan pada risk monitoring and control adalah : -
Avoidance : menghindari risiko dengan mengganti rencana proyek.
-
Transference : pemindahan risiko kepada pihak lain yang dianggap mampu mengambil langkah – langkah dan mengurangi risiko.
-
Mitigation : mencoba mereduksi kemungkinan dan dampak dari setiap risiko yang masih masuk akal, butuh biaya dan waktu tetapi masih menjadi pilihan yang lebih baik dibanding tidak mengurangi sama sekali.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
41
-
Acceptance : manajer proyek dan tim memutuskan untuk menerima risiko yang pasti dan mengidentifikasi setiap strategi untuk menyelesaikan risiko.
2.5.6
Melakukan Pengontrolan dan Monitoring Risiko Mengontrol dan memonitor risiko adalah berfungsi untuk tetap
mengidentifikasi risiko yang ada, risiko yang masih sisa dan kemungkinan risiko yang baru, memastikan pelaksaaan respon pada risiko berjalan secara efektif. Yang termasuk dalam risk monitoring dan control adalah :
2.5.7
-
Memilih alternatif strategi lain untuk respon risiko.
-
Mengimplementasikan rencana kontigensi.
-
Menentukan tindakan koreksi.
-
Merencanakan ulang proyek.
Metode dan Cara dalam Manajemen Risiko Ada banyak cara dan alat untuk menganalisa risiko dan membuat
keputusan untuk hal yang tidak pasti mulai dari cara yang simpel sampai dengan bantuan komputer. Manajemen risiko adalah salah satu aspek dalam ilmu manajemen dan ada dua cara yang umum dipergunakan yaitu deterministic dan probabilistic/stochastic. Asumsi untuk deterministic adalah nilai variabel sudah pasti, sedangkan stokastik adalah faktor ketidakpastian yang tidak dapat diprediksi, biasanya berlaku pada dunia konstruksi. Beberapa teknik mengambil keputusan yang biasa dipakai pada manajemen risiko antara lain [66] (Roger Planagan, 1993) : -
The risk premium..
-
Risk adjsuted discount rate.
-
Subjective probabilitas.
-
Decision Analysis.
-
Sensitivity Analysis.
Teknik analisa risiko sudah lama dikenal sebagai alat dalam membantu mengambil keputusan untuk hal hal yang tidak pasti. Digunakan sangat terbatas karena mahal, susah mengoperasikan dan butuh syarat tertentu dalam aplikasi komputer. Tetapi perkembangan dunia komputer menjadi sangat memungkinkan teknik dapat dioperasikan oleh banyak pihak. Salah satu tools yang terbaru adalah
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
42
“@risk, suatu tool analisa risiko yang berbasis excel. Dengan @risk dan excel semua jenis risiko dapat diolah dalam bentuk pemodelan mulai dari bisnis pengetahuan dan rekayasa [67] (Palisade, 2005). Suatu proyek berskala besar harus mempunya framework yang terintegrasi untuk mengelola risiko yang ada. Bagan kerja pengelolaan risiko proyek yang konvensional cenderung menekankan risiko pada bisnis dan sering kali mengabaikan risiko operasionalnya. Proyek sering kali gagal diakibatkan karena rasiko operasional seperti : project leadership, contractor dan supplier yang tidak kompeten, kerumitan dari sisi teknikal. Analytic Hierarchy Process (AHP) salah satu alat yang sangat membantu untuk membuat keputusan yang dinamis selama proyek berjalan. AHP dapat menghasilkan mekanisme monitoring dan control yang efektif untuk semua stakeholder [68] (Dr. Prasanta Dey, 2009). Analisa dan evaluasi risiko pada proyek konstruksi dengan menggunakan Analytic Hierarchy Process juga sudah diterapkan lewat penelitian pada salah satu proyek di canada. Penggunaan AHP pada konststruksi juga sangat luas, sebuah metode estimasi risiko yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif [69] (HU Xingfu, 2009). Pengelolaan risiko dalam proyek juga tidak terbatas pada salah satu alat, sebagian besar manager proyek dikorea dalam mengambil keputusan masih menggunakan intuisi, pertimbangan dan belajar dari pengalaman sebelumnya dibandingkan dengan menggunakan suatu sistim yang sudah formal dalam mengelola risiko. Menurut hasil penelitian penulis bahwa hal ini terjadi karena kurang familiar dengan konsep dan methode risiko [70] (Soon Kim,et all, 2000). Risiko keterlambatan dalam proyek merupakan topik penelitian yang banyak dalam area manajemen risiko. Analisa risiko sebagian besar menggunakan metode PERT atau CPM, disamping itu monte carlo simulation juga menjadi salah satu metode yang digunakan untuk melakukan analisa risiko proyek [71] (Dr. Prasanta K Dey, 2001).
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
43
2.6
SENSITIVITAS ANALISA RESIKO
2.6.1
General Penentuan tingkat probabilitas faktor risiko,sifatnya sangat subyektif dan
sulit diukur secara pasti, tetapi hal tersebut penting untuk dilakukan. Oleh karena itu ada beberapa teknik untuk menentukan tingkat probabilitas antara lain [72] ( Ir. Asiyanto, 2009) : -
Brainstorming
-
Sensitivity Analysis
-
Probability Analysis
-
Delphi Method
-
Monte Carlo
-
Decision Tree Analysis
-
Utility Teori
-
Decision Teory
Saat kita ingin mengolah data untuk keperluan forecast, mengembangkan strategi dan membuat keputusan maka pasti kita akan mempertimbangkan dengan analisa risiko. Dari beberapa alternatif tools yang ada untuk analisa risiko software @risk 4.5 salah satu pilihan dimana @risk 4.5 mempunya kemampuan untuk pemodelan tingkat tinggi dan berbasis excel [73] (Palisade, 2005). 2.6.2
@Risk Sebagai Alat Analisa Risiko [74] (Palisade, 2005) Langkah pertama untuk menganalisa risiko dan pemodelan adalah
memahami risiko yang signifikan dan akan kebutuhannya. Beberapa contoh dibawah ini membantu kita untuk memahami risiko yang signifikan: -
Risiko untuk pemasaran dan pengembangan produk yang baru : apakah R&D sudah paham masalah tekniknya, apakah pesaing lain akan memasuki pasar.
-
Risiko untuk analisa dan manajemen aset: apakah manajemen baru akan berdampak pada harga pasar.
-
Risiko perencanaan dan manajemen operasi : apakah perlu stok tertentu untuk kebutuhan pasar yang belum terprediksi.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
44
-
Risiko untuk perencanaan dan konstruksi : apakah perlu forecast untuk biaya material dan pekerja, apakah mogoknya karyawan berdampak pada jadwal proyek.
-
Risiko investasi dan risiko kebijakan.
Analisa risiko dengan @risk 4.5 adalah metode kuantitatif untuk menentukan hasil dari suatu peluang yang terdistribusi. Secara umum teknik analisa risiko @risk 4.5 ada empat langkah yaitu : -
Tentukan Model : menentukan permasalahan dalam worksheet excel.
-
Identifikasi faktor ketidakpastian : variable dalam worksheet axcel, tentukan variable yang tidak pasti untuk dianalisa.
-
Lakukan simulasi untuk menganalisa model : untuk menentukan range dan kemungkinan yang mungkin terjadi terhadap variable worksheet.
-
Buat keputusan : berdasarkan hasil dan beberapa pilihan.
2.6.2.1 Menentukan Model @Risk 4.5 @risk 4.5 dan excel akan sangat membantu untuk membentuk pemodelan yang logis dan komplit dari setiap permasalahan yang ada dan kelebihan dari @risk 4.5 adalah kita bekerja dengan excel yang sudah familiar dalam kehidupan sehari hari. Variabel sebagai masukan menjadi salah satu elemen dasar excel yang perlu ditentukan untuk dianalisa, sebagai contoh jika pemodelan yang kita inginkan adalah simulasi keuangan maka yang menjadi variabel pemodelan adalah sesuatu tentang penjualan, biaya, pendapatan, keuntungan. Dalam penelitian ini pemodelan yang akan dilakukan adalah analisa biaya yang berdampak pada waktu, maka variabel yang akan dianalisa bisa berupa harga satuan, detail harga dan jumlah. 2.6.2.2 Menganalisa Pemodelan dengan Simulasi Simulasi dengan @risk 4.5 kadang disebut sebagai simulasi montecarlo. Simulasi @risk 4.5 menggunakan metode distribusi hasil akhir yang dilakukan komputer secara berulang ulang sampai didapatkan kombinasi nilai variabel yang paling optimal. Dalam @risk 4.5 simulasi menggunakan dua cara yang berbeda yaitu :
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
45
-
Dengan memilih variabel nilai yang sudah ditentukan pada worksheet excel.
-
Melakukan kalkulasi ulang dengan nilai yang baru.
Ada dua cara pendekatan untuk analisa risiko dengan menggunakan @risk 4.5 dimana kedua duanya baik yang bertujuan untuk mendapatkan peluang distribusi yang mungkin terjadi untuk setiap variabel yang tidak pasti. Cara pertama yaitu mendeskripsikan pemodelan yang kita inginkan dan @risk 4.5 akan melakukan analisa yang cepat dengan fitur yang ada didalamnya, sangat efektif untuk analisa data yang berjumlah besar. Sedangkan pendekatan kedua adalah pendekatan analisis yaitu setiap variabel yang ingin kita analisa dibentuk dalam persamaan matematika, hal ini kurang praktis untuk beberapa pengguna komputer, cenderung sulit dan tingkat kerumitan yang tinggi. 2.6.2.3 Membuat Keputusan : Interprasi Hasil Hasil analisa @risk 4.5 berupa tabel tabel distribusi kemungkinan, sehingga sipengambil keputusan harus menginterpretaskan hasil analisa sebelum mengambil keputusan. Beberapa cara untuk menginterpretasikan hasil analisa yaitu : -
Interpretasi dengan cara tradisional : Sebagian besar pengambil keputusan membandingkan hasil yang didapat terhadap satu standar atau nilai minimum yang menjadi acuan. Jika hasilnya paling bagus maka otomatis akan menggunakannya sebagai hasil tetapi banyak pengambil keputusan tidak memahami bahwa hasil keputusan tidak berdampak pada ketidakpastian.
-
Interpretasi dengan @risk 4.5 analisis : hasil analisa @risk 4.5 memberikan
gambaran
penuh
bagi
sipengambil
keputusan,
pengembangan yang luar biasa dalam melakukan pendekatan terhadap keadaan terburuk, yang diharapkan dan keadaan yang terbaik. Gambar 2.11 menggambarkan beberapa contoh distribusi probabilitas kejadian
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
46
Gambar 2.11 Beberapa Grafik Distribusi Probabilitas Risiko Sumber : Risk Analysis and Simulation add-in for Microsoft Excel, Palisade Coorporation, 2005
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
47
2.7
KERANGKA PENELITIAN Kerangka penelitian akan dijelaskan seperti diagram gambar 2.12 PERMASALAHAN
RUMUSAN PERMASALAHAN
¾ Proyek X mengalami keterlambatan secara berulang.
¾
Faktor risiko dominan apa saja yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping?
¾
Bagaimana mendapatkan biaya mitigasi yang optimal dari faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping?”
¾ Dari hasil analisa deduktif maka penyebab keterlambatan proyek adalah pekerjaan piping.
TINJAUAN PUSTAKA ¾ Laporan Proyek ¾ Buku dan jurnal jurnal ilmiah yang mencakup : Manajeman Scope, Manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen risiko, analisa sensitivitas
METODE PENELITIAN ¾ Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus keterlambatan proyek, kajian literatur yang barkaitan dengan penelitian, analisa lanjut dari penelitian sebelumnya, survey lanjutan, analisa dan simulasi
HIPOTESA ¾
¾
Untuk menghasilkan rekomendasi tindakan perbaikan yang tepat harus terlebih dahulu mendapatkan faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan piping.
¾ Mengacu pada penelitian sebelumnya untuk mendapatkan faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping
Simulasi beberapa rekomendasi tindakan perbaikan (mitigasi) dengan bantuan program analisa risiko @risk 4.5 akan mempermudah kita untuk mendapatkan biaya mitigasi yang optimal dari faktor risiko dominan yang berpengaruh pada pada keterlambatan pekerjaan piping.
¾ Mencari dampak & penyebab terjadinya faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan piping dan mendapatkan tindakan preventif dan korektif. Analisa kualitatif dan kuantitatif
`
¾ Melakukan simulasi untuk mendapatkan biaya mitigasi yang optimal dari tindakan preventif dan korektif
Hasil Analisa dan Rekomendasi
Gambar 2.12 Kerangka Berpikir Penelitian Sumber : Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
48
2.8
HIPOTESIS PENELITIAN Dari hasil perumusan kerangka berpikir dan landasan teori maka
didapatkan hipotesa seperti dibawah ini : 1.
Untuk menghasilkan rekomendasi tindakan perbaikan yang tepat harus terlebih dahulu mendapatkan faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan piping.
2.
Simulasi beberapa rekomendasi tindakan perbaikan (mitigasi) dengan
bantuan
program
analisa
risiko
@risk
4.5
akan
mempermudah kita untuk mendapatkan biaya mitigasi yang optimal dari
faktor
risiko
dominan
yang
berpengaruh
pada
pada
keterlambatan pekerjaan piping.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Pendahuluan Bab ini membahas mengenai metodologi penelitian yang digunakan
dalam penulisan tesis, instrument penelitian dan langkah – langkah penelitian mulai dari persiapan sampai dengan penyajian dan pengolahan data. Penelitian dilakukan untuk optimasi biaya mitigasi faktor risiko dominan yang berpengaruh pada kinerja waktu. Pada bab ini akan diuraikan mengenai tahapan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan yang terdiri dari kerangka pemikiran, pertanyaan penelitian, strategi penelitian, proses penelitian, variabel – variabel penelitian, instrument penelitian, proses pengumpulan dan analisa data.
3.2
Kerangka Pemikiran Dari pembahasan teori – teori pada bab 2 maka dapat disusun kerangka
pemikiran sebagai berikut : sasaran dari setiap proyek adalah tepat waktu, sesuai anggaran, sesuai dengan mutu dan memuaskan pelanggan. Mengingat setiap proyek mempunyai risiko maka pengontrolan dan pengendalian proyek merupakan hal yang mutlak dalam mencapai sasaran proyek. Sehingga ketika terjadi penyimpangan maka sebaiknya melakukan mitigasi sedini mungkin dan usaha yang dilakukan untuk mitigasi harus memperhitungkan biaya yang optimal. Sebelum melakukan mitigasi terlebih dahulu kita harus memahami faktor - faktor risiko apa saja yang berpengaruh pada kinerja yang diukur dan harus dapat menentukan mana faktor risiko dominan dan yang tidak dominan. Dalam melakukan mitigasi kita fokus pada faktor risiko dominan saja sehingga tindakan perbaikan menjadi tepat guna dan biaya yang digunakan benar – benar biaya yang optimal. Sehingga dalam penyusunan karya tulis ini, sangat perlu untuk mengatahui tahapan – tahapan yang penting dalam melakukan tindakan perbaikan dengan biaya yang optimal.
49 Universitas Indonesia Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
50
3.3
Pertanyaan Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka pertanyaan dalam
penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang sudah ditentukan pada bab 1 yaitu : -
Faktor risiko dominan apa saja yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping?
-
Bagaimana mendapatkan biaya mitigasi yang optimal dari faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping? Untuk menjawab Research Question pertama, penelitian ini mengacu
pada hasil penelitian sebelumnya yaitu untuk mendapatkan faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Tahapan penelitian sebelumnya akan dijelaskan secara umum pada penelitian ini. Untuk menjawab Research Question kedua,
maka terlebih dahulu
mendetailkan dampak dan penyebab faktor risiko dominan lewat survey lanjutan dalam bentuk wawancara kepada beberapa tim proyek yang berhubungan dengan pekerjaan piping dan kajian dari laporan kemajuan proyek. Selanjutnya hasil survey lanjutan ditabulasikan menjadi kuesioner pendahuluan untuk divalidasi kepada pakar proyek. Hasil validasi kuesioner pendahuluan selanjutnya dilakukan analisa deskriptif untuk mendapatkan nilai modus, dan variabel penyebab dominan yang didapat adalah variabel yang memiliki nilai modus dengan angka satu. Selanjutnya variabel penyebab dominan dikembalikan kepada pakar proyek untuk mendapatkan tindakan preventif dan korektif. Semua variabel tindakan preventif dan korektif yang sudah didapatkan dari pakar diolah menjadi kuesioner utama untuk disebar kepada responden untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang mana tindakan preventif dan korektif yang paling berdampak pada biaya. Langkah selanjutnya melakukan analisa biaya untuk tindakan preventif dan korektif dan simulasi dengan menggunakan program analisa risiko @risk 4.5.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
51
3.4
Strategi Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai, maka diperlukan strategi penelitian yang tepat. Ada beberapa jenis strategi penelitian antara lain : eksperimen, survey, analisa, historis dan studi kasus. Masing masing strategi diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tertentu. Strategi penelitian perlu mempertimbangkan 3 (tiga) hal, yaitu jenis pertanyaan yang digunakan, kendali terhadap peristiwa yang diteliti dan fokus terhadap peristiwa yang sedang berjalan atau baru diselesaikan [75] (Yin, R. K,. (1994)). Menurut Robet K Yin, ada beberapa strategi penelitian sesuai dengan perumusan masalah yang ada, seperti tabel 3.1 Bentuk Pertanyaan Penelitian Strategi
Kontrol dari penel
Tingkat fokus dari
iti dengan tindakan dari
kesamaan penelitian yang
penelitian yang aktual
lalu
Ya
Ya
Eksperimen
Bagaimana, Mengapa
Survey
Siapa, Apa, Dimana, berapa banyak
Tidak
Ya
Analisis
Siapa, Apa, Dimana, berapa banyak
Tidak
Tidak
Historis
Bagaimana, Mengapa
Tidak
Tidak
Studi Kasus
Bagaimana, Mengapa
Tidak
Ya
Tabel 3.1 Strategi Penelitian Sumber : Robet K Yin, “Studi Kasus Desain dan Metode”
Mengacu pada tabel di atas maka strategi penelitian yang cocok adalah menggunakan strategi studi kasus dan analisis keterlambatan pekerjaan piping proyek X pada PT Y.
3.5
Proses Penelitian Proses atau tahapan dalam penelitian ini mengacu pada alur penelitan
seperti pada gambar 3.1.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
52
MULAI Mendetailkan Dampak & Penyebab Faktor Risiko Dominan Sebagai Kuesioner Pendahuluan
Studi Literatur & Mengumpulkan Data Sekunder
Validasi Variabel Dampak & Penyebab Faktor Risiko Dominan Pada Pakar
Menentukan Variabel Penelitian (Studi Literartur)
Analisa Deskriptif Hasil Validasi Pakar
Validasi, Klarifikasi dan Verifikasi Pakar
Mendapatkan Tindakan Preventif dan Korektif dari Pakar Untuk Setiap Dampak & Penyebab
Kuesioner Pengumpulan dan Tabulasi Data
Tindakan Preventif & Korektif Selanjutnya Diolah Menjadi Kuesioner Utama Untuk Disebar Kepada Responden Proyek X
Uji Komparatif
Analisa Deskriptif
Mengolah Hasil Kuesioner Yang Diisi Oleh Responden Proyek X dan Menentukan Tindakan Preventif & Korektif Yang Paling Berdampak Pada Biaya (analisa deskriptif)
Uji Validitas dan Realibilitas Uji Normalitas Pengolahan Data Dengan AHP
Analisa Biaya dan Simulasi Tindakan Preventif & Korektif Dengan Menggunakan Software Analisa Risiko @Risk 4.5
Korelasi Non Parametris
Analisa dan Kesimpulan
Didapatkan Faktor Risiko Dominan
Selesai
Gambar 3.1 Proses dan Tahapan Penelitian Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
53
Secara garis besar tahapan penelitian ini adalah tahap identifikasi, survey lanjutan, validasi pakar, kuesioner, analisa kuesioner, analisa biaya, simulasi dan kesimpulan. 1.
Tahap Identifikasi Tahap ini dimulai dengan merumuskan masalah dari latar belakang yang telah dikemukakan, selanjutnya ditentukan topik penelitian yang akan dibahas. Kemudian melakukan studi literatur mengenai topik yang telah ditetapkan. Lalu dilakukan penyusunan referensi-referensi yang berkaitan dengan topik tersebut. Tahap selanjutnya adalah mengemukakan hipotesis serta menyusun alur mengenai metode yang akan digunakan pada penelitian ini.
2.
Data Primer dari Penelitian Sebelumnya Mengacu pada hasil penelitian sebelumnya yaitu mendapatkan faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping.
3.
Survey Lanjutan Melakukan survey lanjutan dalam bentuk wawancara kepada beberapa tim proyek yang terlibat dengan pekerjaan piping dan survey lewat laporan kemajuan proyek untuk mendapatkan dampak dan penyebab terjadinya faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Hasil survey ini menjadi kuesioner pendahuluan dan detail proses survey lanjutan akan dijelaskan pada sub bab pengolahan dan analisa data.
4.
Validasi Pakar Hasil survey selanjutnya ditabulasikan untuk divalidasi ke pakar proyek untuk memastikan variabel dampak dan penyebab yang paling berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Hasil validasi pakar selanjutnya dilakukan analisa deskriptif untuk menentukan mana variabel penyebab yang dominan, dengan mengacu kepada nilai modus yang bernilai satu. Selanjutnya variabel penyebab yang mempunyai nilai
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
54
modus sama dengan satu diserahkan kepada pakar untuk menentukan tindakan preventif dan korektif. Hasil tindakan preventif dan korektif selanjutnya diolah menjadi kuesioner utama yang akan disebar kepada responden Proyek X untuk menilai mana tindakan preventif dan korektif yang paling berdampak pada biaya. 5.
Tahap Analisis, Simulasi dan Kesimpulan Selanjutnya kuesioner utama yang sudah diisi oleh reponden Proyek X diolah untuk mendapatkan tindakan preventif dan korektif yang paling berdampak pada biaya, yang terlebih dahulu dilakukan analisa deskriptif untuk mendapatkan variabel – variabel tindakan preventif dan korektif yang palilng berdampak pada biaya. Selanjutnya melakukan analisa biaya untuk tindakan preventif dan korektif, melakukan simulasi dengan bantuan program analisa risiko @risk 4.5 untuk mendapatkan berapa biaya yang optimal untuk tindakan preventif dan korektif. Memberikan kesimpulan dan saran – saran sesuai dengan hasil penelitian.
3.6.
Variabel Penelitian Dalam penelitian ini diperlukan pengukuran terhadap variabel - variabel
baik variabel bebas maupun variabel terikat. Secara teoritis, variable didefinisikan sebagai atribut seseorang atau subyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain [76] (Prof. Dr. Sugiyono, 2010). Jadi dinamakan variabel karena ada variasinya (masing-masing dapat berbeda). Contoh: tinggi badan, berat badan, motivasi, sikap, perilaku, kualitas, harga, promosi, dan lain-lain. Jadi variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya. Macam-macam variabel penelitian adalah sebagai berikut : 1.
Variabel Independen Variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
55
bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). 2.
Variabel Dependen Disebut variabel output, variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi / respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel tergantung adalah variabel yang faktornya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.
3.
Variabel Moderator Adalah variabel bebas kedua yang sengaja dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh terhadap hubungan antara variabel bebas pertama dan variabel tergantung. Variabel moderat merupakan variabel yang faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel
tergantung.
(memperkuat
atau
Merupakan memperlemah)
variabel
yang
hubungan
mepengaruhi
antara
variabel
independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai variabel independen kedua. 4.
Variabel Intervening (Antara) Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur.
5.
Variabel Kontrol Dalam penelitian peneliti selalu berusaha menghilangkan atau menetralkan pengaruh yang dapat mengganggu hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Suatu variabel yang pengaruhnya akan dihilangkan disebut variabel kontrol. Variabel kontrol didefinisikan sebagai variabel yang faktornya dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Jika tidak dikontrol varibel tersebut akan mempengaruhi gejala yang sedang dikaji.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
56
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel penelitian biasanya disimbolkan dengan Y dan X.
Apabila
variabel Y disebabkan oleh variabel X, maka Y merupakan variabel terikat sedangkan X merupakan variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan terikat, dimana variabel terikat (Y) adalah besarnya biaya yang optimal untuk tindakan preventif dan korektif dan variabel bebas (X) adalah rekomendasi – rekomendasi yang berdampak pada biaya. Y = f(X) Dimana : Y
= Kinerja Waktu Yang Berdampak Pada Biaya
X
= Faktor Risiko Dominan Variabel awal untuk penelitian ini seperti tabel 3.2
Tabel 3.2 Variabel awal Penelitian
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
57
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
58
Variabel yang mengacu pada literatur, selanjutnya divalidasi sama pakar yang
berpengalaman
dibidang
proyek
EPC
(engineering,
procurement,
construction) sehingga didapatkan variabel yang selanjutnya diolah menjadi kuesioner yang akan disebar keresponden, seperti tabel 3.3 [77] (Ferian Fadhin, 2010).
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
59 Material 1 2 3 4 5 6 7 8
Tenaga Kerja 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21 22 23
Material disini adalah material yang dibutuhkan dalam pekerjaan piping Terjadi kehilangan material dalam pelaksanaan pekerjaan karena rendahnya pengawasan di gudang/tempat penyimpanan Terjadi kerusakan material dalam pelaksanaan pekerjaan karena kesalahan dalam proses pemindahan material Terjadi kerusakan material dalam pelaksanaan pekerjaan akibat cara penyimpanan yang buruk Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan akibat kesalahan perencanaan Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan akibat kesalahan perencanaan Terjadi kesalahan dalam penggunaan material akibat kecerobohan pekerja dalam proses pekerjaan Terjadi kekurangan material akibat kesalahan pekerja dalam urutan/sequence pemasangan pipa Terjadi reject material akibat tidak sesuainya material yang diadakan dengan spesifikasi yang diinginkan Seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan piping Terjadi penurunan kekompakan tim kerja akibat buruk/tidak adanya komunikasi antar tenaga kerja Terjadi ketidaksesuaian kebutuhan jumlah pekerja akibat alokasi atau estimasi jumlah tenaga kerja yang tidak tepat Terjadi pemborosan waktu kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat kurangnya kelengkapan yang dibutuhkan untuk menunjang proses pekerjaan Terjadi penurunan semangat kerja akibat nilai upah tidak sesuai dengan yang diharapkan tenaga kerja Terjadi penurunan motivasi kerja akibat tidak ada/sedikitnya nilai bonus yang didapatkan jika pekerjaan dapat selesai tepat/lebih cepat dari waktunya Terjadinya protes dalam bentuk mogok kerja atau bermalas2an dalam bekerja akibat keterlambatan dalam pembayaran upah para pekerja Terjadi kecemburuan antar tenaga kerja akibat adanya perbedaan dalam pemberian imbalan dan perhatian terhadap tiap tenaga kerja Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat kelelahan karena terlalu memaksakan diri dalam mengambil shift pekerjaan Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat perasaan jenuh dalam melakukan pekerjaan yang berulang dalam waktu yang lama Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat adanya perselisihan antar tenaga kerja Terjadi penundaan pelaksanaan pekerjaan akibat adanya kecelakaan kerja di lapangan Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat pekerja yang merasa tertekan akibat tuntutan pekerjaan Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat kurangnya/tidak dipakainya APD (Alat Pelindung Diri) yang disediakan oleh pihak proyek Terjadi penurunan efektifitas pekerjaan karena tingkat kedisiplinan tenaga kerja yang buruk
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
60 Peralatan 24 25 26 27 28 29 30 31
Manajemen Proyek Konstruksi 32 33 34 35 36 37
Perencanaan Pekerjaan 38 39 40 41 42
43 44
Seluruh jenis peralatan yang digunakan dalam pekerjaan piping Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan akibat kesalahan dalam schedule pengadaan Terjadi penurunan efektifitas pekerjaan karena kurangnya jumlah/komposisi peralatan Terjadi kehilangan alat – alat ringan dalam pelaksanaan pekerjaan akibat proses penyimpanan yang tidak baik Terjadi ketidakcocokan kapasitas alat dengan pekerjaan yang dilakukan akibat proses perencanaan yang kurang baik Terjadi kerusakan alat akibat dari alat yang bekerja terlalu berat diluar batas kewajaran Terjadi kerusakan alat akibat rendahnya kemampuan operator/pekerja dalam menggunakan alat Terjadi idle time (pekerjaan berhenti) karena tidak tersedianya stand by unit untuk menggantikan alat yang sedang diistirahatkan Terjadi penurunan produktivitas pekerjaan akibat kemampuan operator/pekerja yang rendah dalam menggunakan alat Manajemen proyek yang mempengaruhi kinerja pekerjaan piping
Terjadi pemborosan waktu pekerjaan akibat pemilihan metode kerja pemipaan yang salah Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena koordinasi dan komunikasi yang kurang antara kontraktor dan subkontraktor Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian akibat kurangnya staf tenaga ahli yang berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan Terjadi pekerjaan ulang karena kesalahan pekerja akibat kurangnya koodinasi dan pemahaman pekerja dalam melaksanakan pekerjaan Terjadi pekerjaan ulang karena kesalahan pekerja akibat instruksi kerja yang kurang jelas dari pimpinan Terjadi keterlambatan penyelesaian akibat tidak ada/kurangnya inovasi dari staff engineer dalam menghadapi permasalahan di lapangan Seluruh perencanaan dari pekerjaan piping Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena kesalahan dalam penyusunan urutan pekerjaan Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena kesalahan dalam penyusunan jadwal untuk tenaga kerja Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena kesalahan desain engineering Terjadi ketidaksesuaian waktu penyelesaian pekerjaan karena perencanaan estimasi waktu yang tidak akurat Terjadi change order dari permintaan owner dan tidak ada/lambatnya kesepakatan antara owner dan kontraktor mengenai waktu penyelesaian (apakah diberi waktu tambahan atau tidak, jika diberi apakah waktu tambahan sesuai dengan estimasi dari pihak kontraktor) Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik di dalam tim kerja sub kontraktor
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
61 45
Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan akibat keterkaitan dengan suplier/sub kontraktor lain yang tidak berlangsung dengan baik Terjadi keterlambatan dalaam penyelesaian pekerjaan akibat kurangnya monitoring dan pengendalian oleh kontraktor terhadap sub kontraktor Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan akibat terjadi permasalahan di dalam tubuh sub kontraktor (kesulitan finansial/kebangkrutan,perselisihan,dll)
46 47 48
Project Site 49 50 51 52 53 54
Keadaan Lingkungan 55 56 57 58 59 60 61
3.7
Keadaan di lapangan yang mempengaruhi kelangsungan pekerjaan piping Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat penataan site layout yang tidak baik dan tidak mendukung proses pelaksanaan pekerjaan Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat overcrowding/kepadatan lokasi pekerjaan Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat kurangnya kenyamanan kerja di lokasi proyek Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat kurangnya ketersediaaan penerangan pada saat proses pelaksanaan Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat minimnya jumlah atau jauhnya lokasi barak untuk para pekerja Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat minimnya atau jauhnya lokasi dasilitas umum (musholla, MCK) bagi para pekerja Keadaan lingkungan/alam di dalam maupun di sekitar lokasi proyek yang berpengaruh pada kelangsungan pekerjaan piping Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat aksesibilitas menuju atau pun ddi dalam lokasi proyek tidak mendukung Terjadi penundaan pelaksanaan pekerjaan akibat cuaca yang kurang baik dalam proses pelaksanaaan Terjadi penundaan pelaksanaaan pekerjaaan akibat timbulnya bencana alam yang mempengaruhi kelangsungan pekerjaan Terjadi penundaan pelaksanaan pekerjaan akibat adanya demonstrasi/protes warga sekitar kepada proyek yang dilaksanakan Terjadi kerusakan lingkungan, polusi udara, atau air karena proyek yang dilaksanakan dan berakibat terhambatnya proses pelaksanaan pekerjaan Terjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaanakibat tuntutan budaya masyarakat sekitar Terjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan karena adanya/banyaknya utilitas eksisting (pipa gas, air, listrik)yang tidak diketahui sebelumnya
Instrumen Penelitian Data awal dalam penelitian yang dilakukan ini mengacu pada hasil
penelitian sebelumnya yaitu menggunakan faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Survey lanjutan dan kuesioner sebagai instrumen penelitian.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
62
1.
Survey Lanjutan Dalam bentuk wawancara langsung dengan tim proyek dan juga survey lewat laporan kemajuan proyek untuk mendetailkan dampak dan penyebab terjadinya faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Mengingat penelitian ini adalah studi kasus maka survey difokuskan pada tim proyek yang benar benar memahami pekerjaan dan permasalahan pekerjaan piping. Maka yang harus diwawancara adalah tim yang mewakili pekerjaan enginering, procurement dan construction yaitu : Project Control Engineer, Scheduler, Piping Engineer, Piping Designer, Piping Procurement, Piping Construction.
2.
Kuesioner Pendahuluan Kuesioner ini merupakan hasil tabulasi dari survey lanjutan yang menjadi kuesioner pendahuluan yang ditujukan untuk pakar proyek dengan tujuan untuk memvalidasi variabel dampak dan penyebab
faktor
risiko
dominan
yang
berpengaruh
pada
keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping yang didapatkan dari hasil wawancara sebelumnya dan laporan kemajuan proyek. Sehingga didapatkan variabel dampak dan penyebab yang berpengaruh pada waktu penyelesaian pekerjaan piping lewat analisa deskriptif yaitu variabel dampak dan penyebab dengan nilai modus sama dengan nilai satu. Langkah selanjutnya adalah pakar proyek menentukan tindakan preventif dan korektif untuk setiap variabel dampak dan penyebab. Hasil tabulasi tindakan preventif dan korektif yang sudah ditentukan oleh pakar proyek selanjutnya diolah menjadi kuesioner utama. 2.1 Kriteria Pakar Kriteria pakar sebagai pihak yang melakukan validasi :
-
Terlibat dalam proyek sejak awal
-
Memahami proses proyek secara keseluruhan
-
Memiliki pendidikan yang menunjang di bidangnya
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
63
-
Pengalaman pada proyek refinery minimal 10 tahun
Dari kriteria diatas dan mengacu pada struktur organisasi yang ada pada proyek maka pakar yang akan memvalidasi hasil survey adalah : Vice President, Project Manager, Lead Project Engineer, Project Control Manager, Chief Construction Control, Senior Scheduler, Senior Designer, Construction Manager. 2.2 Skala Penelitian Sebagai penilaian, dalam kuesioner ini menggunakan skala Guttman yaitu skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Misalnya Yakin – Tidak Yakin, Ya – Tidak, Benar - Salah. Dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) skala nilai yang dimaksudkan agar hasil/data yang didapatkan lebih valid. Keterangan skala penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut : Skala 1
Dampak dan Penyebab
Keterangan
Signifikan
Dampak dan Penyebab sangat berpengaruh pada kinerja waktu
0
Tidak Signifikan
Dampak dan Penyebab tidak berpengaruh pada kinerja waktu
Tabel 3.4 Skala Penilaian Kuesioner Pendahuluan Sumber : Olahan Data Sendiri
3.
Kuesioner Utama Setelah
mendapatkan
tindakan
preventif
dan
korektif
selanjutnya diolah menjadi kuesioner utama yang akan disebar kepada seseorang atau sekelompok untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi terhadap setiap tindakan preventif dan korektif. 3.1 Kriteria Responden Kriteria responden yang diharapkan :
-
Terlibat dalam proyek
-
Memahami proses proyek secara keseluruhan
-
Memiliki pendidikan yang menunjang di bidangnya
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
64
3.2 Skala Penelitian Sebagai penilaian, dalam kuesioner ini menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang tindakan preventif dan korektif yang berdampak pada biaya. Dalam penelitian ini digunakan 5 (lima) skala nilai yang dimaksudkan agar data yang didapatkan lebih valid. Keterangan skala penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut : Kinerja Waktu Yang Berdampak Pada Biaya
Keterangan
1
Tidak Berpengaruh
Kinerja waktu tidak berdampak pada biaya
2
Kurang Berpengaruh
Kinerja waktu berdampak tidak signifikan pada biaya
3
Cukup Berpengaruh
Kinerja waktu berdampak cukup signifikan pada biaya
4
Berpengaruh
Kinerja waktu berdampak signifikan pada biaya
5
Sangat Berpengaruh
Kinerja waktu berdampak sangat signifikan pada biaya
Skala
Tabel 3.5 Skala Penilaian Kuesioner Utama Sumber : Olahan Data Sendiri
3.8
Pengumpulan dan Analisa Data
3.8.1
Jenis Penelitian Berdasarkan Data Jenis Penelitian secara umum dibagi menjadi dua, yaitu : Penelitian Primer dan Penelitian Sekunder 1.
Penelitian Primer Penelitian primer membutuhkan data atau informasi dari sumber pertama, dalam penelitian ini data primernya adalah faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Yang didapatkan dari hasil penelitian sebelumnya dari hasil penelitian sebelumnya.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
65
2.
Penelitian Sekunder Penelitian sekunder menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang diteliti. Data – data dan informasi yang digunakan untuk mendukung penelitian ini didapatkan dari tinjauan pustaka melalui buku, jurnal, artikel, penelitian sebelumnya, dan media internet.
3.8.2
Teknik Pengumpulan dan Analisa Data Tahap I Mendapatkan faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Data pada tahap pertama ini didapatkan dari hasil peneliti sebelumnya. Output penelitian sebelumnya ini menjadi inputan pada penelitian ini. Y = f(X1 + X2 + X3 + -- + Xn) Tahap II • Mendetailkan dampak dan penyebab terjadinya X1, X2, X3, -- , Xn dengan metode wawancara pada Project Control Engineer, Scheduler, Piping Engineer, Piping Designer, Piping Procurement, Piping Construction dan juga laporan kemajuan proyek. Hasil survey lanjutan ini menjadi kuesioner pendahuluan • Tujuan dengan metode wawancara : untuk efisiensi waktu dan mendapatkan informasi yang akurat. • Hasil yang diharapkan adalah sesuai dengan format tabel dibawah No 1
2
Faktor Dominan
Dampak
Penyebab
X-1
X-1.1 :............
X-1.1.1: ....................
X-1.2:.............
X-1.1.2: ....................
X-2.1 :............
X-2.1.1: ....................
X-2.2 :............
X-2.1.2: ....................
X-2
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
66
Tahap III • Melakukan validasi X1-1, X1-2, X2-1, X2-2, -- , Xn-n terhadap pakar • Menggunakan kuesioner, dengan skala penilaian seperti tabel 3.3 • Tujuannya untuk mendapatkan variabel dampak dan penyebab yang utama dalam penyelesaian pekerjaan piping • Format kuesioner pendahuluan seperti pada tabel di bawah Skala Penilaian No
Dampak
Penyebab
X-1.1.1
.................
....................
X-2.1.1
.................
.....................
---
.................
.....................
Xn-n
.................
.....................
1
0
Tahap IV • Mendapatkan tindakan preventif dan korektif untuk setiap dampak dan penyebab, didapatkan dari pakar proyek dengan analisa deskriptif • Hasil tindakan preventif dan korektif selanjutnya diolah menjadi kuesioner yang akan disebar ke responden untuk menilai tindakan preventif dan korektif yang paling berdampak pada biaya
No
Penyebab &
Tindakan
Tindakan
Penyebab
Preventif
Korektif
X-1.1.1
.................
....................
....................
X-2.1.1
.................
.....................
.....................
---
.................
.....................
.....................
Xn-n
.................
.....................
.....................
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
67
Tahap V • Mengolah tindakan preventif dan korektif menjadi kuesioner utama • Skala penilaian menggunakan tabel 3.4 • Format kuesioner utama seperti si bawah ini
Pada Tahapan EPC – Terjadi Perisitwa
Dampak & Penyebab
Skala Penilaian 1
-------------
Korektif
Skala Penilaian
Preventif 2
3
4
5
1
2
3
4
5
--------------
Tahap VI • Olah data dan analisa kuesioner • Analisa biaya tindakan preventif dan korektif
Tahap VII Kesimpulan dan Saran Saran
3.9
Kesimpulan Dalam penelitian ini digunakan dua metode penelitian yaitu survey dan analisis. Metode penelitian survey digunakan untuk mendapatkan dampak dan penyebab terjadinya faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping, mendapatkan tindakan preventif dan korektif yang paling berpengaruh kepada kinerja waktu dan berdampak pada biaya dan metode analisi digunakan untuk mendapatkan biaya tindakan preventif dan korektif yang optimal dari faktor risiko dominan yang berdampak pada biaya penyelesaian pekerjaan piping dengan bantuan simulasi program manajemen risiko @risk 4.5.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
BAB 4 STUDI KASUS PROYEK X
4.1
Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan biaya yang optimal
dalam
melakukan
mitigasi
faktor
risiko
dominan
yang
menyebabkan
keterlambatan pekerjaan piping pada proyek X di PT. Y. Proyek X dengan ruang lingkup pekerjaan EPC (engineering, procument dan construction). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dan analisa terhadap pekerjaan piping yang merupakan salah satu disiplin pekerjaan yang mengalami keterlambatan pada Proyek X.
4.2
Gambaran Umum EPC (Engineering, Procurement, Construction) EPC merupakan singkatan dari Engineering, Procurement, Construction.
Kadang-kadang juga ditambah Installation sehingga menjadi EPCI. Juga bisa ditambah C lain menjadi EPCIC jika dimasukkan Commissioning (test unjuk kerja). EPC adalah melakukan rekayasa (engineering) dari suatu proyek, melakukan pembelian (procure) barang yang terkait dan kemudian membangun (construct). Dalam pelaksanaannya perusahaan yang bergerak pada EPC menjembatani dan mengkordinasikan seluruh bagian yang terkait dalam pembangunan suatu proyek, mulai dari licensor, vendor, shipper bahkan sampai operator. Proyek EPC terdiri dari tiga fase, hubungan interaksi antara ketiga fase kegiatan dalam siklus proyek tersebut terlihat pada gambar 4.1 [78] [Radian Z. 2007] Project Life Cycle
ENGINEERING
PROCUREMENT
CONSTRUCTION
Gambar 4.1 Hubungan EPC dalam siklus proyek Sumber : Rahdian Z, 2007
68
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
69
4.3
Gambaran Umum Proyek X Sasaran Proyek X yang dilakukan PT. Y adalah Engineering,
Procurement, Construction, Commissioning dan Start up. Piping dalam suatu industri adalah suatu yang unik, karena tidak hanya sebatas menentukan desain saja, tapi kita juga harus bisa menentukan estetika untuk instalasi equipment yang terkoneksi dengan pipa. Dari sisi engineering, maka piping tidak lepas dari isometric drawing, dimana kaidah dalam isometric tidak hanya menjelaskan sumbu pipanya saja tapi disertai informasi mengenai line number, spool number, item number yang berhubungan dengan material list, weld number, dimensi pipe spool, elevasi, posisi dan identifikasi pipe support juga beberapa hal yang mungkin ingin ditambahkan oleh designer, seperti flow direction. Sebagian besar tahapan pekerjaan untuk piping adalah welding yang biasanya dibagi dua bagian besar yaitu field weld dan shop weld. Penentuan field weld maupun shop weld berdasarkan pertimbangan mendasar yang harus dilakukan oleh designer, seperti koneksi dengan equipment, tie-in dengan existing line dan sebagainya. Field dan shop weld juga mempertimbangkan biaya persiapan welding yang mungkin mahal karena harus mempersiapkan alat bantu akses contoh : scaffolding. Sebagai tools engineering dalam mendesign piping salah satunya adalah PDMS (Plant Design Management System), dengan program semacam PDMS bisa langsung keluar draft requisition for inquiry untuk piping material, valve, gasket, bolt & nuts, pipe support, dan lain-lain. Saat ini bisa dikatakan semua perusahaan EPC besar telah menggunakan perangkat lunak yang bisa menggambar 3D dalam merancang produknya. Ada kalanya diperlukan penggambaran pipe routing secara 3D, kemudian memproyeksikannya dalam pandangan isometric untuk memeriksa apakah ada clash dalam sistem perpipaannya. Field
weld
mempertimbangkan
jelas aspek
lebih safety,
rumit
dalam
accessibility,
pengerjaannya cost
dan
lebih
dengan besar
kemungkinannya terjadi weld defect pada field weld dibanding shop weld. Isometric dibuat untuk memudahkan pipe fitter dalam memfabrikasi spool dengan menunjukkan dimensi-dimensi kunci yang dibutuhkan, orientasi dan material-
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
70
material yang dibutuhkan sehingga spool tersebut bisa difabrikasi sesuai dengan keinginan pihak client. Risiko dalam dunia proyek suatu kejadian yang berpeluang terjadi dan tidak terjadi, sehingga pemahaman dan pengelolaan risiko dalam Proyek X ini sangatlah penting, terutama merespon risiko ketika ditemukan adanya penyimpangan dari target yang diharapkan. Merespon risiko selalu identik dengan biaya, untuk itu sangat diharapkan kalau risiko yang harus direspon adalah risiko yang berdampak tinggi terhadap pekerjaan secara keseluruhan.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
BAB 5 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
5.1
Pendahuluan Bab ini menjelaskan proses pengumpulan dan analisis data yang
dilakukan untuk mendapatkan hasil sesuai dengan pertanyaan penelitian. Pertama melakukan studi literatur yang mendukung topik penelitian, selanjutnya variabel yang didapat dari studi literatur divalidasi kepada para pakar yang sudah berpengalaman diproyek sehingga didapatkan variabel sebenarnya untuk diolah menjadi kuesioner yang akan disebar kepada responden. Setelah mendapatkan data kuesioner yang diisi responden maka pengolahan dan analisa data dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : -
Pengolahan dan analisa tahap pertama : menjelaskan secara umum tahapan dan analisa sampai didapatkan pertanyaan penelitian pertama, yaitu faktor risiko dominan yang berpengaruh pada kinerja waktu.
-
Pengolahan dan analisa tahap kedua : menjelaskan secara detail tahapan dan analisa untuk mendapatkan pertanyaan penelitian yang kedua, yaitu survei untuk mendetailkan dampak dan penyebab, validasi hasil survei kepada pakar, menentukan tindakan preventif dan korektif, survei responden untuk menentukan mana tindakan preventif dan korektif yang paling berdampak pada biaya, analisa data dan melakukan optimasi dengan bantuan software @risk 4.5 sampai didapatkan biaya yang optimal untuk tindakan preventif dan korektif.
5.2
Pengolahan Data dan Analisa Tahap Pertama Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan studi literatur dan
didapatkan 75 variabel awal untuk penelitian. Tahap kedua adalah melakukan verifikasi, klarifikasi dan validasi kepada para pakar yang dianggap memiliki kualifikasi dalam masalah keterlambatan pelaksanaan proyek. Dari hasil validasi pakar didapatkan variabel penelitian sebanyak 61. Tahap ketiga adalah mengolah variabel yang sudah disetujui oleh pakar menjadi kuesioner untuk didapatkan 71 Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
72
jawaban atas besarnya pengaruh dan dampak atas seluruh pertanyaan risiko dari variabel yang ada dan akan disebar kepada stakeholder yang terlibat langsung dalam pelaksanaan proyek EPC. Tahap keempat, adalah melakukan uji dan olah data hasil tanggapan responden untuk mendapatkan faktor risiko dominan yang berpengaruh kepada kinerja waktu. Jumlah kuesioner yang mendapta tanggapan dari responden adalah 25 buah dari total 64 yang disebar keresponden. 5.2.1
Uji Komparatif Uji komparatif yang digunakan ialah dengan pengujian K Sample bebas
(Uji Kruskal Wallis H). Uji ini diadakan untuk menguji perbedaan jawaban kuisoner oleh responden yang terdapat dalam sampel ke dalam dua kelompok dengan dua kriteria yang berbeda. Uji ini digunakan untuk menguji beda dengan menggunakan dua rata-rata variabel dan jumlah data sampel penelitian yang sedikit (kurang dari 30). Uji ini diterapkan pada pengalaman kerja, pendidikan, dan jabatan responden terhadap variabel yang ditanyakan. Untuk X8, X25,
X44, dan X60 dimana ada perbedaan persepsi
responden yang berbeda tingkat pengalaman. Untuk X2, X4, X5, X8, dan X18, dimana ada perbedaan persepsi responden yang berbeda tingkat pendidikan. Untuk variable X8 dimana ada perbedaan persepsi responden yang berbeda jabatan kerja. 5.2.2
Analisa Deskriptif Analisa deskriptif dilakukan untuk meringkas data hasil responden untuk
mengetahui nilai ringkasan statistik. Ringkasan nilai statistik bisa digambarkan dalam bentuk tabulasi dan grafik. Dangan bantuan SPSS makan untuk variabel kinerja waktu (Y) memiliki nilai mean sebesar 3.28, nilai median sebesar 3 dan nilai modus sebesar 4.
Gambar 5.1 Grafik nilai mean, median dan modus Sumber : Ferian Fadhin, 2010
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
73
5.2.3
Uji Validitas dan Reliabilitas Uji ini digunakan untuk mengetahui konsistensi atau stabilnya suatu
jawaban. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapat data tersebut valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunkan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut digunakan untuk obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan software SPSS maka didapatkan beberapa variabel yang tidak valid yaitu : -
X1 = Terjadi kehilangan material dalam pelaksanaan pekerjaan karena rendahnya pengawasan di gudang/tempat penyimpanan
-
X3 = Terjadi kerusakan material dalam pelaksanaan pekerjaan akibat cara penyimpanan yang buruk
-
X7 = Terjadi kekurangan material akibat kesalahan pekerja dalam urutan/sequence pemasangan pipa
-
X10 = Terjadi ketidaksesuaian kebutuhan jumlah pekerja akibat alokasi atau estimasi jumlah tenaga kerja yang tidak tepat
-
X23 = Terjadi penurunan efektifitas pekerjaan karena tingkat kedisiplinan tenaga kerja yang buruk
-
X40 = Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena kesalahan desain engineering
-
X60 = Terjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaanakibat tuntutan budaya masyarakat sekitar
Variabel di atas dinyatakan tidak valid setelah dilakukan uji validitas sehingga variabel tersebut harus dikeluarkan dalam pengolahan data selanjutnya. 5.2.4
Uji Normalitas Uji normalitas tidak selalu diperlukan dalam analisis akan tetapi hasil uji
statistik akan lebih baik jika telah dilakukan uji normlitas [80] [Imam Ghozali, 2001]. Uji ini dilakukan untuk mengetahui distribusi dari data yang telah didapatkan dari responden. Data dapat berdistribusi normal maupun tidak normal. Jenis distribusi yang didapatkan menentukan apakah analisa selanjutnya parametris atau non parametris. Hasil uji normalitas yang didapatkan bahwa data
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
74
terdistribusi tidak normal sehingga pengolahan data menggunakan non parametris dimana salah satunya menggunakan Analisa Hierarchy Process (AHP). 5.2.5
Analisa Hierarchy Process (AHP) Data yang telah ditabulasikan selanjutnya dianalisa dengan metode AHP
yang dimulai dengan perlakukan normalisasi matriks, perhitungan konsistensi matriks, konsistensi hirarki dan tingkat akurasi, dan perhitungan nilai faktor yang selanjutnya dibuat peringkat berdasarkan bobot hasil perhitungan. Dari analisa normalisasi matriks, perhitungan konsistensi matriks, hirarki dan tingkat akurasi, perhitungan nilai faktor maka didapatkan sepuluh variabel yang memiliki nilai faktor risiko dominan yang dominan (High Risk), yaitu variabel X4, X5, X6, X11, X15, X24, X43, X47, X48 dan X57. Variabel tersebut kemudian yang akan dikelola lebih lanjut karena dianggap memiliki konstribusi yang besar terhadap keterlambatan yang terjadi pada proyek yang menjadi tinjauan. 5.2.6
Korelasi Non Parametris Korelasi adalah suatu asosiasi (hubungan) antara variabel – variabel yang
diinginkan. Disini akan disoroti mengenai aspek untuk analisis korelasi, yaitu apakah data sampel yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan antara variabel – variabel dalam populasi asal sampel. Dan yang kedua, jika ada hubungan, seberapa kuat hubungan anatar variabel tersebut. Keeratan hubungan itu dinyatakan dengan nama koefisien korealasi [81] [Singgih Santoso, 2003]. Korelasi yang digunakan adalah menguji antara seluruh variabel X dengan variabel Y dengan menggunakan uji hubungan asosiatif dengan bantuan SPSS versi 17 memakai metode korelasi Spearman Rank. Metode korelasi Spearman Rank tidak terikat oleh asumsi bahwa populasi yang diselidiki harus berdistribusi normal. Untuk populasi sampel yang diambil sebagai sampel maksimal 5 < n < 30 pasang [82] [Riduwan, 2006]. Dari sepuluh variabel yang paling berpengaruh variabel X15 dan X57 memang
merupakan
faktor
risiko
dominan
yang
dapat
menyebabkan
keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan piping, namun kedua variabel teresbut tidak memiliki hubungan yang cukup kuat terhadapt variabel Y yaitu kinerja waktu dari proyek yang menjadi fokus studi kasus yang dilakukan.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
75
Dengan begitu variabel tersebut selanjutnya tidak digunakan dalam pembahasan selanjtunya. Sehingga didapatkan delapan faktor risiko dominan yang paling berpengaruh kepada kinerja waktu penyelesaian pekerjaan piping yaitu : -
Variabel X5 Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan
-
Variabel X4 Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan
-
Variabel X48 Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan akibat terjadi permasalahan di dalam
tubuh
sub
kontraktor
(kesulitan
finansial/kebangkrutan,perselisihan,dll) -
Variabel X6 Terjadi kesalahan dalam penggunaan material
-
Variabel X47 Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
-
Variabel X24 Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan
-
Variabel X11 Terjadi pemborosan waktu kerja
-
Variabel X43 Terjadi
keterlambatan
dalam
penyelesaian
pekerjaan
karena
instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor 5.3
Pengolahan Data dan Analisa Tahap Kedua
5.3.1
Faktor Risiko Dominan Dari hasil analisa data tahap pertama maka didapatkan delapan faktor
risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan piping seperti dijelaskan pada tabel 5.1 [83] [Feryan Fadhin, 2010]
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
76 No 1
Sub-Faktor
Variabel
X24
Peristiwa Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan akibat terjadi permasalahan di dalam tubuh sub kontraktor (kesulitan finansial/kebangkrutan,perselisihan,dll) Terjadi kesalahan dalam penggunaan material Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan
Material
X5
2
Material
X4
3
SubKontraktor
X48
4
Material
X6
5
SubKontraktor
X47
6 7
Peralatan Tenaga Kerja
X11
Terjadi pemborosan waktu kerja
8
SubKontraktor
X43
Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor
Tabel 5.1 Faktor Risiko Dominan Sumber : Ferian Fadhin, 2010
5.3.2
Survei Lanjutan Survei lanjutan adalah melakukan penelitian lanjut dari analisa dan
pengolahan data tahap pertama. Survei lanjutan ini dilakukan dalam bentuk wawancara langsung dengan beberapa tim proyek yang terlibat langsung dengan pekerjaan piping yang mewakili tahapan pekerjaan engineering, procurement dan constuction. Dasar pertimbangan survei dalam bentuk wawancara adalah supaya informasi yang didapatkan lebih cepat dan lebih akurat. Tujuan dari survei lanjutan ini adalah untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai penyebab dari faktor risiko dominan
yang berdampak pada keterlambatan
pekerjaan Piping pada Proyek X di PT. Y, sasaran pertanyaan untuk kedelapan faktor risiko dominan mewakili tahapan pekerjaan engineering, procurement dan construction. Disamping wawancara langsung survei lanjutan juga dilakukan terhadap laporan kemajuan proyek untuk mengetahui histori data pekerjaan piping. Responden yang terlibat dalam tahap survei lanjutan ini totalnya 11 orang
yang
mewakili
engineering,
procurement
dan
construction
dan
ditabulasikan sesuai dengan tabel 5.2 dan detail hasil survei dari responden didapatkan variabel dampak dan penyebab seperti pada tabel 5.3
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
77 No Urut
Posisi
Departemen
Pengalaman
A
Lead Project Engineer
Engineering
13 Tahun
B
Piping Engineer
Engineering
9 Tahun
C
Piping Engineer
Engineering
9 Tahun
D
PDS Lead
Engineering
15 Tahun
E
Purch Engineer
Procurement
5 Tahun
F
S/C Engineer
Procurement
5 Tahun
G
Sr. Scheduler
Project Management
14 Tahun
H
Sr. Const Control
Construction
10 Tahun
I
Project Control Engineer
Construction
3 Tahun
J
Site Control Engineer
Construction
6 Tahun
K
QA/QC
QA/QC
10 Tahun
Tabel 5.2 Responden Survei Lanjutan Sumber : Hasil Olah Sendiri
No 1
Kegiatan X5 (Material)
Peristiwa
Dampak
Penyebab
Engineering & Construction
Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan
Penambahan material dan Adanya kenaikan volume welding
Kesalahan perencanaan engineering
Kualitas pekerjaan rendah Waktu pengadaan akan menjadi lama
Kesalahan perencanaan engineering Engineer tidak memahami pekerjaan dan tools yang dipakai
Waktu pengadaan akan menjadi lama Waktu pengadaan akan menjadi lama Penambahan Material
Modifikasi dan drawing yang berubah rubah Kurang memahami kontrak induk proyek Pemakaian material yang tidak efektif Rework pekerjaan dilapangan
Penambahan Jam Kerja dan penambahan biaya kerja
Tabel 5.3 Survei Pendahuluan Detail Dampak dan Penyebab Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
78
No 2
Kegiatan X4 (Material)
Peristiwa
Dampak
Penyebab
Procurement
Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan
Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat
Kesalahan perencanaan engineering
Pemasangan material menjadi tertunda
Penunjukan subkontraktor (contract administration) terlambat Lamanya keputusan client terkait dengan pembelian material yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta
Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya 3
X48 (Subkontraktor)
Construction & Engineering
Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan
Produktifitas menurun Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik Kinerja subkontraktor rendah Kualitas design rendah
4
Instruksi kerja dan pengawasan tidak berjalan dengan baik Manajemen internal subkontraktor tidak bagus Salah memilih subkontraktor
Kinerja subkontraktor rendah Kualitas pekerjaan rendah
Gambar/Drawing engineering tidak sesuai Pekerja subkontraktor kurang berpengalaman Engineer yang kurang berpengalaman
Penggunaan material tidak efektif
Kecerobohan pekerja dalam proses pekerjaan
Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkan Banyak material yang reject Banyak material yang reject
Pengawasan yang kurang dari kontraktor
X6 (Material) Construction
Terjadi kesalahan dalam penggunaan material
Banyak material yang reject
Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor Gambar/drawing engineering yang tidak sesuai Engineer yang kurang berpengalaman
Tabel 5.3 Survei Pendahuluan Detail Dampak dan Penyebab - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
79 No 5
Kegiatan X47
Peristiwa
Dampak
Penyebab
Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
Produktifitas tidak sesuai dengan rencana
Gambar/drawing engineering yang tidak sesuai
(Subkontraktor)
Engineering & Construction
Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewok Pemborosan waktu kerja karena salah install 6
Penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan keahliannya
X42(Peralatan) Procurement
7
Pengawasan yang kurang dari kontraktor
Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan
Mobilisasi peralatan ke lapangan akan terlambat Produktivitas pekerjaan dilapangan akan berkurang Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat
Kesalahan dalam schedule pengadaan
Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak
Drawing terlambat
Fabrikasi akan terlambat
Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu
Pemasangan dilapangan akan terlambat
Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu
Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu
Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu
Kurang memahami sinkronisasi pekerjaan antar disiplin Pengawasan yang kurang dari kontraktor Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
X11 (Tenaga Kerja)
Engineering, Procurment and Construction
Terjadi pemborosan waktu kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah
Tabel 5.3 Survei Pendahuluan Detail Dampak dan Penyebab - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
80 No 8
Kegiatan X47
Peristiwa
Dampak
Penyebab
Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor
Peralatan konstruksi masih kurang seperti crane, trolley welding machine
Kesalahan schedule mobilisasi peralatan dari kontraktor dan subkontraktor
Target Pekerjaan tidak sesuai dengan schedule yang sudah disepakati Pemasangan dilapangan akan terlambat Produktifitas fabrikasi tidak sesuai dengan rencana semula Pengiriman Material dari shop ke field terlambat
Subkontraktor tidak punya target pekerjaan yang pasti
(Subkontraktor)
Engineering, Procurment and Construction
Perpanjangan durasi proyek
Perubahan schedule kerja dilapangan
Cash flow bermasalah
Produktifitas rendah
Mulai Pekerjaan terlambat
Produktifitas rendah Koordinasi kerja tidak maksimal
Tidak validnya data yang diterima subkontraktor dan tim konstruksi dilapangan Permasalahan isometric dan review spool drawing Kesalahan schedule pengiriman material dari shop ke field Beberapa Line mengalami revisi sehingga menambah dan mengurangi Joint karena perubahan design Monitoring schedule yang kurang dari kontraktor dan subkontraktor tidak bisa claim progress invoice karena target pekerjaan selalu lebih rendah dari nilai yang sudah disepakati dalam kontrak Hari libur dan perayaan hari besar keagamaan Keterlambatan pengurusan ijin dilokasi kerja untuk pekerjaan tertentu seperti tiein Cuaca yang tidak mendukung Management Subcon tidak punya kapabilitas dan Subcon tidak bisa berkomunikasi yang baik
Tabel 5.3 Survei Pendahuluan Detail Dampak dan Penyebab - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
81
5.3.3
Kuesioner Pendahuluan
5.3.3.1 Validasi Dampak dan Penyebab Hasil survei pendahuluan selanjutnya diolah menjadi kuesioner awal untuk divalidasi kepada pakar proyek. Tujuan dari validasi ini adalah untuk menentukan mana variabel dampak dan penyebab dari faktor risiko dominan yang paling tepat. Adapun kriteria pakar adalah : -
Memahami proses proyek secara keseluruhan
-
Memiliki pendidikan yang menunjang didalamnya
-
Pengalaman pada proyek refinery minimal 10 tahun Pada tahap validasi ini setiap pakar memilih, mengoreksi dan memberi
tanggapan
terhadap detail dampak dan penyebab dari delapan faktor risiko
dominan yaitu dengan menggunakan skala penilaian Guttman. Skala Guttman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas dan konsisten. Misalnya : Yakin – Tidak Yakin, Benar – Salah. Keterangan skala penilaian yang digunakan adalah seperti pada tabel 5.4 Skala Dampak & Penyebab 1 Signifikan
Keterangan Dampak & Penyebab sangat berpengaruh pada kinerja waktu 0 Tidak Signifikan Dampak & Penyebab tidak berpengaruh pada kinerja waktu Tabel 5.4 Skala Penilaian Kuesioner Pendahuluan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Kuesioner pendahuluan untuk divalidasi oleh pakar proyek seperti pada tabel 5.5
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
82 Tabel 5.5 Kuesioner Pendahuluan
No 1
Kegiatan X5 (Material) Engineering & Construction
Peristiwa Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan
Dampak
1. Penambahan material dan Adanya kenaikan volume welding 2. Kualitas pekerjaan rendah 3. Waktu pengadaan akan menjadi lama 4. Waktu pengadaan akan menjadi lama 5. Waktu pengadaan akan menjadi lama 6. Penambahan Material 7. Banyak Material yang tidak terpakai
2
X4 (Material) Procurement
Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan
1. Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat 2. Pemasangan material menjadi tertunda 3. Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya
Skala Penilaian 1 0
Penyebab
1. Kesalahan engineering
perencanaan
2. Kesalahan perencanaan engineering 3. Engineer tidak memahami pekerjaan dan tools yang dipakai 4. Modifikasi dan drawing yang berubah rubah 5. Kurang memahami kontrak induk proyek 6. Pemakaian material yang tidak efektif 7. Rework pekerjaan dilapangan
1. Kesalahan pengadaan
perencanaan
2. Penunjukan subkontraktor (contract administration) terlambat 3. Lamanya keputusan client terkait dengan pembelian material yang sesuai dengan
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Tanggapan
83 Tabel 5.5 Kuesioner Pendahuluan
No 3
Kegiatan
Peristiwa
Dampak
spesifikasi yang diminta X48 (Sub-Kontraktor) Construction Terjadi ketidakjelasan & Engineering proses pekerjaan
1. Produktifitas menurun 2. Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik 3. Kinerja subkontraktor rendah 4. Kualitas design rendah 5. Kinerja pekerja subkontraktor rendah 6. Kualitas pekerjaan rendah
4
X6 (Material) Construction
Terjadi kesalahan dalam penggunaan material
1. Penggunaan material tidak efektif 2. Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkan 3. Banyak material yang reject
X47 (Sub-Kontraktor) Engineering & Terjadi kesalahan hasil
1. Instruksi kerja dan pengawasan tidak berjalan dengan baik 2. Manajemen internal subkontraktor tidak bagus 3. Salah memilih subkontraktor 4. Gambar engineering tidak sesuai 5. Pekerja subkontraktor kurang berpengalaman 6. Engineer yang kurang berpengalaman
5. Banyak material yang reject
1. Kecerobohan pekerja dalam proses pekerjaan 2. Pengawasan yang kurang dari kontraktor 3. Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor 4. Gambar/drawing engineering yang tidak sesuai 5. Engineer yang kurang berpengalaman
1. Produktifitas tidak sesuai
1. Gambar/drawing
4. Banyak material yang reject
5
Skala Penilaian 1 0
Penyebab
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Tanggapan
84 Tabel 5.5 Kuesioner Pendahuluan
No
6
7
Kegiatan
Peristiwa
Construction
pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
X24 (Peralatan) Procurement Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan
X11 (Tenaga Kerja) Engineering, Terjadi pemborosan waktu Procurment kerja akibat keterampilan and maupun keahlian tenaga Construction kerja yang rendah
Dampak dengan rencana
Skala Penilaian 1 0
Penyebab engineering sesuai
yang
tidak
2. Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewok
2. Pengawasan yang kurang dari kontraktor
3. Pemborosan waktu kerja karena salah install
3. Penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan keahliannya
1. Mobilisasi peralatan ke lapangan akan terlambat 2. Produktivitas pekerjaan dilapangan akan berkurang 3. Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat 4. Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat
1. Kesalahan dalam schedule pengadaan 2. Kurang memahami sinkronisasi pekerjaan antar disiplin
1. Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak
1. Tidak Memahami Spesifikasi dalam kontrak
2. Pengadaan barang jadi terlambat
2. Metode kerja pengadaan yang kurang tepat
3. Pengawasan yang kurang dari kontraktor 4. Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Tanggapan
85 Tabel 5.5 Kuesioner Pendahuluan
No
Kegiatan
Peristiwa
Dampak 3. Fabrikasi akan terlambat 4. Pemasangan dilapangan akan terlambat 5. Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu
8
X43 (Sub-kontraktor) Engineering, Terjadi keterlambatan Procurment dalam penyelesaian and pekerjaan karena Construction instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor
1. Peralatan konstruksi masih kurang seperti crane, trolley welding machine 2. Target Pekerjaan tidak sesuai dengan schedule yang sudah disepakati 3. Pemasangan dilapangan akan terlambat 4. Produktifitas fabrikasi tidak sesuai dengan rencana semula 5. Pengiriman Material dari shop ke field terlambat
Skala Penilaian 1 0
Penyebab 3. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu 4. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu 5. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu 1. Kesalahan schedule mobilisasi peralatan dari kontraktor dan subkontraktor
2. Subkontraktor tidak punya target pekerjaan yang pasti dan kurang paham dengan managemen konstruksi 3. Tidak validnya data yang diterima subkontraktor dan tim konstruksi dilapangan 4. Permasalahan isometric dan review spool drawing, 5. Kesalahan schedule pengiriman material dari shop ke field
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Tanggapan
86 Tabel 5.5 Kuesioner Pendahuluan
No
Kegiatan
Peristiwa
Dampak 6. Perpanjangan pekerjaan
durasi
7. Perubahan schedule kerja dilapangan
8. Cash flow bermasalah
9. Produktifitas rendah 10. Mulai terlambat
Skala Penilaian 1 0
Penyebab
Pekerjaan
11. Produktifitas rendah 12. Koordinasi kerja tidak maksimal
6. Beberapa Line mengalami revisi sehingga menambah dan mengurangi Joint karena perubahan design 7. Monitoring schedule yang kurang dari kontraktor dan subkontraktor 8. tidak bisa claim progress invoice karena target pekerjaan selalu lebih rendah dari nilai yang sudah disepakati dalam kontrak 9. Hari libur dan perayaan hari besar keagamaan 10. Keterlambatan pengurusan ijin dilokasi kerja untuk pekerjaan tertentu seperti tie-in 11. Cuaca yang tidak mendukung 12. Management Subcon tidak punya kapabilitas dan Subcon tidak bisa berkomunikasi yang baik
Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Tanggapan
87
Profile pakar yang terlibat untuk validasi kuesioner pendahuluan adalah seperti pada tabel 5.6 No
Pakar
Umur
Posisi
Pengalaman
Tanggapan
1
Yusairi
45 Tahun
Vice President
20 Tahun
Mengurangi variabel
2
Juanto S
41 Tahun
PC Manager
15 Tahun
Mengurangi variabel
3
Hadiwijaya
45 Tahun
CCC
20 Tahun
Mengurangi variabel
4
Yayan S
36 Tahun
Lead PE Piping
13 Tahun
Mengurangi variabel
5
Wukir T W
40 Tahun
Sr. Scheduler
14 Tahun
Mengurangi variabel
Tabel 5.6 Profile Pakar Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Setelah divalidasi oleh pakar proyek maka beberapa dampak dan penyebab direvisi, maka dilakukan analisa deskriptif untuk mengetahui mana variabel dampak dan penyebab yang paling dominan yaitu dengan mengacu kepada nilai modus yang bernilai satu dari analisa deskriptif. Hasil analisa deskriptif seperti pada tabel 5.7 dimana variabel dampak dan penyebab dengan nilai modus bernilai < 1 selanjutnya dieliminir dan yang menjadi variabel dampak dan penyebab yang utama adalah variabel dengan nilai modus > 1.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
88
P1 P2 P3 P4 P5 Mean Median Modus
P1 P2 P3 P4 P5 Mean Median Modus
X5‐1 X5‐2 X5‐3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1,00 1,00 1,00
0,60 1,00 1,00
X5 X5‐4
1,00 1,00 1,00
0 1 0 0 1
X5‐5 0 0 0 0 0
0,40 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
X5‐6 1 1 1 1 0
X5‐7 1 1 1 1 1
0,80 1,00 1,00
1,00 1,00 1,00
1 1 1 0 1
X4 X4‐2 0 0 1 0 0
0,80 1,00 1,00
0,20 0,00 0,00
X4‐1
X4‐3 1 1 1 1 1
X48 X6 X48‐1 X48‐2 X48‐3 X48‐4 X48‐5 X48‐6 X6‐1 X6‐2 X6‐3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1,00 1,00 1,00
1,00 1,00 1,00
1,00 1,00 1,00
1,00 1,00 1,00
1,00 1,00 1,00
1,00 1,00 1,00
0,40 0,00 0,00
1,00 1,00 1,00
0,60 1,00 1,00
X6‐4
1,00 1,00 1,00
X6‐5
X47 X47‐2
X47‐1
0 0 0 0 1
0 1 0 0 1
1 0 1 0 1
1 0 1 0 1
0,20 0,00 0,00
0,40 0,00 0,00
0,60 1,00 1,00
0,60 1,00 1,00
X47‐3 1 1 1 1 1 1,00 1,00 1,00
X24‐1 X11 X43 X24‐1 X24‐2 X24‐3 X24‐4 X11‐1 X‐11‐2 X11‐3 X‐11‐4 X11‐5 X43‐1 X43‐2 X43‐3 X43‐4 X43‐5 X43‐6 X43‐7 X43‐8 X43‐9 X43‐10 X43‐11 X43‐12 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1,00 1,00 1,00
1,00 1,00 1,00
0,20 0,00 0,00
1,00 1,00 1,00
0,80 1,00 1,00
0,60 1,00 1,00
0,80 1,00 1,00
0,20 0,00 0,00
0,40 0,00 0,00
1,00 1,00 1,00
0,80 1,00 1,00
0,20 0,00 0,00
0,20 0,00 0,00
1,00 1,00 1,00
0,80 1,00 1,00
1,00 1,00 1,00
1,00 1,00 1,00
Tabel 5.7 Nilai Mean, Median dan Modus Hasil Validasi Pakar Untuk Variabel Dampak dan Penyebab Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
1,00 1,00 1,00
0,20 0,00 0,00
0,60 1,00 1,00
0,40 0,00 0,00
89
Dari hasil analisa deskriptif maka untuk variabel dampak dan penyebab yang mempunyai nilai modus > 1 menjadi variabel utama untuk dampak dan penyebab. Sehingga didapatkan perubahan variabel dampak dan penyebab seperti pada tabel 5.8 No
Faktor Risiko
Jumlah Dampak dan
Jumlah Dampak dan Penyebab
Dominan
Penyebab Sebelum
Sesudah Divalidasi
Divalidasi 1
X5 (Material)
7 buah
5 buah
2
X4 (Material)
3 buah
2 buah
3
X48 (Subkontraktor)
6 buah
5 buah
4
X6 (Material)
5 buah
3 buah
5
X47 (Subkontraktor)
3 buah
3 buah
6
X42 (Peralatan)
4 buah
3 buah
7
X11 (Tenaga Kerja)
5 buah
3 buah
8
X43 (Subkontraktor)
12 buah
7 buah
Tabel 5.8 Ringkasan Perubahan Dampak dan Penyebab Setelah Validasi Pakar Sumber : Hasil Olahan Sendiri
5.3.3.2 Menentukan Tindakan Preventif dan Korektif Setelah mendapatkan dampak dan penyebab yang sudah pasti, langkah selanjutnya adalah menentukan tindakan preventif dan korektif yang didapatkan dari pakar proyek. Dari hasil survei dan wawancara dengan pakar maka didapatkan tabulasi yang menjelaskan dampak dan penyebab dari setiap faktor risiko dominan. Tindakan preventif dan korektif selanjutnya diolah menjadi kuesioner utama yang akan disebar kepada seseorang atau sekelompok stakeholder proyek X untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi terhadap setiap tindakan preventif dan korektif. Adapun kriteria responden adalah : -
Terlibat dalam proyek dan memahami proses proyek secara keseluruhan
-
Memiliki pendidikan yang menunjang dibidangnya
Skala penilaian terhadap kuesioner utama ini menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi stakeholder tentang tindakan preventif dan korektif yang berdampak pada biaya. Dalam penelitian ini
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
90
digunakan 5 (lima) skala nilai yang dimaksudkan agar data yang didapatkan lebih valid. Keterangan skala penelitian yang digunakan adalah seperti pada tabel 5.9 Skala
Tindakan Yang Berdampak Pada Biaya
Keterangan
1
Tidak Berpengaruh
Tindakan tidak berdampak pada biaya
2
Kurang Berpengaruh
Tindakan berdampak tidak signifikan pada biaya
Cukup Berpengaruh
Tindakan berdampak cukup signifikan pada biaya
Berpengaruh
Tindakan berdampak signifikan pada biaya
Sangat Berpengaruh
Tindakan berdampak sangat signifikan pada biaya
3
4 5
Tabel 5.9 Skala Penilaian Kuesioner Utama Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Format skala kuesioner yang akan disebar kepada stakeholder proyek X adalah seperti pada tabel 5.10
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
91 I
Pada Tahap Engineering & Construction - Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan Skala Pengukuran Dampak & Penyebab
Tindakan Korektif 1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Skala Pengukuran
Tindakan Preventif 2
3
4
5
1
Penambahan material dan adanya kenaikan volume welding - Kesalahan perencanaan engineering
Melakukan pemahaman kontrak pada saat proyek baru dimulai
Memberikan training tentang design piping pada engineer sampai benar benar paham
Kualitas pekerjaan rendah Kesalahan perencanaan engineering
Merekrut tenaga piping engineer yang sudah berpengalaman
Menambah piping engineer yang senior untuk mendampingi piping engineer yang baru
Waktu pengadaan akan menjadi lama - Engineer tidak memahami pekerjaan & tools yang dipakai
Menyiapkan panduan design piping yang menjadi acuan bagi piping engineer baru
Meminjam material piping yang spesifikasinya sesuai dari proyek lain
Penambahan Material Pemakaian material yang tidak efektif
Menyiapkan prosedur permintaan material piping dari warehouse
Menambah material handling supervisor untuk memperketat pengawasan permintaan material
Banyak material yang tidak terpakai- Rework pekerjaan dilapangan
Menyiapkan prosedur metode konstruksi pekerjaan piping
Selalu menggunakan drawing revisi terakhir sebagai acuan pemasangan piping
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
92
II
Pada Tahap Procurement - Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan Skala Pengukuran Dampak & Penyebab
Tindakan Korektif 1
2.1
2.2
Skala Pengukuran
Tindakan Preventif 2
3
4
5
1
Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat Kesalahan perencanaan pengadaan
Menyiapkan schedule pengadaan material piping sesuai dengan kebutuhan konstruksi dan dikoordinasikan dengan tim pengadaan dan vendor
Pengiriman material piping secara berkala dan mengganti sistim transportasi pengiriman (yang tadinya pengiriman lewat darat menjadi lewat udara)
Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya- Lamanya keputusan client terkait dengan pembelian material yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta
Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen yang disepakati oleh client dan kontraktor
Membuat sistem yang mendukung approval client secara online (membuat sistim online yang bisa diakses orang orang tertentu untuk proses approve dokumen)
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
93 III
Pada Tahap Engineering & Construction - Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan Skala Pengukuran Dampak & Penyebab
Tindakan Korektif 1
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
Skala Pengukuran
Tindakan Preventif 2
3
4
5
1
Kualitas design rendahGambar engineering tidak sesuai
Memahami secara mendalam spesifikasi piping yang dijelaskan dalam kontrak
Mengganti piping designer yang lebih berpengalaman
Produktifitas menurun Instruksi kerja dan pengawasan tidak berjalan dengan baik
Subkontraktor harus menyiapkan metode kerja untuk piping yang direview oleh kontraktor
Menambah piping supervisor dilapangan untuk memperketat pengawasan pekerjaan subkontraktor
Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik Manajemen internal subkontraktor tidak bagus
Kontraktor seharusnya melakukan interview pada subkontraktor pada saat proses prakualifikasi
Mengganti manajemen subkontraktor sehingga perlu waktu untuk mereview dan memilih subkontraktor yang lebih mampu
Kinerja subkontraktor rendah- Salah memilih subkontraktor
Menyiapkan prosedur pemilihan subkontraktor yang sesuai dengan kebutuhan proyek
Memberikan finalti kepada subkontraktor sesuai dengan yang disepakati dalam kontrak
Kinerja pekerja subkontraktor rendahPekerja subkontraktor kurang berpengalaman
Kontraktor harus mereview calon pekerja subkontraktor sebelum diterjunkan ke lapangan
Memberikan training kepada subkontraktor
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
94 IV
Pada Tahap Construction - Terjadi Kesalahan Penggunaan Material Skala Pengukuran Dampak & Penyebab
Tindakan Korektif 1
4.1
4.2
4.3
Skala Pengukuran
Tindakan Preventif 2
3
4
5
1
Penggunaan material tidak efektif - Kecerobohan pekerja dalam proses pekerjaan pengelasan
Kontraktor harus menyiapkan metode kerja pengelasan
Menambah welding supervisor untuk mengawasi proses pekerjaan pengelasan
Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkanPengawasan yang kurang dari kontraktor
Menyiapkan manpower planning dan menyiapkan job description yang menjadi acuan bagi setiap personil sesuai dengan kebutuhan dilapangan
Menambah QA/QC supervisor untuk meningkatkan pengawasan kualitas pekerjaan
Banyak material yang reject- Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
Meminta subkontraktor menyiapkan Quality Plan yang direview oleh kontraktor
Memberikan pengarahan kepada subkontraktor sebelum pekerjaan dimulai
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
95 V
Pada Tahap Engineering & Construction - Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan Skala Pengukuran Dampak & Penyebab
Skala Pengukuran
Tindakan Preventif
Tindakan Korektif 1
2
3
4
5
1
Memberikan training tentang basic design piping
5.1
Produktifitas tidak sesuai dengan rencana - Gambar engineering yang tidak sesuai dengan design yang sebenarnya
Menambah jam kerja atau memberlakukan over time untuk mengejar ketertinggalan pekerjaan
5.2
Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewokPemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
Menyiapkan kontrak kerja yang jelas dan mudah dipahami oleh subkontraktor
Mengganti pekerja subkontraktor yang tidak berkualitas
5.3
Pemborosan waktu kerja karena salah install Penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan keahliannya
Kontraktor terlibat mereview pekerja subkontraktor sesuai dengan kualitas yang diinginkan
Mengarahkan pekerja subkontraktor sesuai dengan metode kerja yang sebenarnya
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
96
VI
Pada Tahap Procurement - Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan Skala Pengukuran Dampak & Penyebab
Skala Pengukuran
Tindakan Preventif
Tindakan Korektif 1
2
3
4
5
1
Menyiapkan rencana mobilisasi equipment sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan didiskusikan dengan tim terkait
Meminjam peralatan yang dibutuhkan dari proyek lain
6.1
Mobilisasi peralatan ke lapangan akan terlambatKesalahan schedule mobilisasi/demobilisasi peralatan
6.2
Produktivitas pekerjaan dilapangan akan berkurang Kurang memahami sinkronisasi pekerjaan antar disiplin
Menyiapkan metode I/O (input/output) proses supaya antar disiplin paham akan sequence pekerjaan
Meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan sistim pengontrolan dari tim project control
6.3
Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambatPemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
Subontraktor harus memahami secara detail isi kontrak kerja yang diberikan kontraktor
Menambah construction control engineer yang bisa membantu subkontraktor untuk memahami pekerjaan
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
97 VII
Pada Tahap Engineering, Procurement & Construction - Terjadi pemborosan waktu kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah Skala Pengukuran Dampak & Penyebab
Skala Pengukuran
Tindakan Preventif
Tindakan Korektif 1
2
3
4
5
1
7.1
Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak – Tidak memahami spesifikasi dalam kontrak
Menempatkan piping engineer yang mampu memahami kontrak dan spesifikasi piping
Melakukan reject dan rework pekerjaan secepat mungkin
7.2
Pengadaan barang jadi terlambat- Metode kerja pengadaan yang kurang tepat
Menyiapkan prosedur pengadaan material piping yang mudah dipahami
Membeli material yang ready stok
7.3
Fabrikasi akan terlambatLambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu
Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen pada setiap fabrikator
Menambah supervisor dan project control pada fabrikator
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
98 VIII
Pada Tahap Engineering, Procurement & Construction - Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor Skala Pengukuran Dampak & Penyebab
Tindakan Korektif 1
8.1
8.2
8.3
Skala Pengukuran
Tindakan Preventif 2
3
4
5
1
Perpanjangan durasi pekerjaan- Beberapa Line mengalami revisi sehingga menambah dan mengurangi Joint karena perubahan design
Finalisasi design proyek secara keseluruhan antara kontraktor dan owner proyek
Mempercepat proses review dan approve revisi design
Pengiriman material dari shop ke field terlambatkesalahan schedule pengiriman material dari shop ke field
Setiap fabrikator harus menyiapkan schedule pengiriman material dari shop ke field yang disetujui oleh kontraktor dan pemilik proyek dan schedule harus mengacu kepada schedule induk proyek
Menambah project control disetiap fabrikator untuk memonitor schedule pengiriman setiap saat
Perubahan schedule kerja dilapangan-monitoring schedule yang kurang dari kontraktor dan subkontraktor
Menyiapkan metode pengontrolan schedule konstruksi yang efektif sebagai acuan bagi kontraktor dan subkontraktor
Menambah construction control engineer dari kontraktor dan subkontraktor
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
99 Skala Pengukuran Dampak & Penyebab
Skala Pengukuran
Tindakan Preventif
Tindakan Korektif 1
2
3
4
5
1
8.4
Peralatan konstruksi masih kurang seperti crane, trolley welding mechine-kesalahan schedule mobilisasi peralatan dari kontraktor dan subkontraktor
Subkontraktor harus menyiapkan mobilisasi/demobilisasi peralatan sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan direview oleh kontraktor
Penambahan peralatan konstruksi sesuai dengan kebutuhan
8.5
Target pekerjaan tidak sesuai dengan schedule yang sudah disepakatisubkontraktor tidak punya target pekerjaan yang pasti dan kurang paham dengan managemen konstruksi
Kontraktor mengarahkan subkontraktor untuk menyiapkan target pekerjaan dan metode pemasangan piping
Menambah personil project control untuk mengarahkan subkontraktor menyiapkan dan memonitor rencana dan target kerja
8.6
Cashflow bermasalah – tidak bisa claim progress invoice karena target pekerjaan selalu lebih rendah dari nilai yang sudah disepakati dalam kontrak
Menyiapkan schedule pekerjaan dilapangan lebih singkat daripada schedule yang disepakati pada owner proyek
Merevisi kontrak kerja yang mengatur soal claim progres invoice supaya invoice tetap bisa diclaim sesuai dengan progres yang tercapai
8.7
Produktifitas rendah – hari libur, perayaan hari besar keagamaan dan cuaca hujan
Mempertimbangkan hari libur, hari besar keagamaan dan cuaca pada saat menyiapkan schedule induk
Untuk hari libur dan hari besar keagamaan tetap bekerja dengan memberikan insentif kepada pekerja
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
100
5.3.4
Analisa Kualitatif
5.3.4.1 Hasil Kuesioner Utama Survei kuesioner utama dilakukan kepada para stakeholder yang terlibat langsung dalam pelaksanaan proyek X. Kuesioner utama disebar sebanyak 48 buah dan responden yang memberikan tanggapan sebanyak 20 buah, berarti tingkat pengembalian sebesar 42%. Profile responden yang memberikan tanggapan terhadap kuesioner seperti pada tabel 5.11
Responden
Jabatan
Pengalaman (Thn)
Pendidikan
R1
Project Control Manager
15
S2
R2
Chief Construction Control
20
S1
R3
Lead Project Engineer Piping
13
S1
R4
Sr. Construction Control
10
S1
R5
Project Control
5
S2
R6
Sr. Scheduler
14
S2
R7
Construction Control
8
S1
R8
Piping Engineer
9
S1
R9
Piping Engineer
9
S1
R10
PDS Lead
15
S1
R11
Cost Control
8
S2
R12
Cost Control
9
S1
R13
Cost Control
8
S1
R14
Piping Field Engineer
8
S1
R15
Piping Suprintendent
15
S1
R16
Sr. Cost Control
20
S2
R17
Construction Manager
15
S1
R18
Purchase Coordinator
30
S1
R19
QC Engineer
10
S1
R20
Piping Engineer
7.5
S1
Tabel 5.11 Profile Responden Untuk Kuesioner Utama Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
101
Responden terdiri dari latar belakang pendidikan yang cukup memadai dan bisa memahami sasaran pada setiap pernyataan dalam setiap tindakan preventif dan korektif. Tiap responden mengisi kuesioner penelitian menentukan skala penilaian tindakan preventif dan korektif. Untuk analisa kualitatif maka hasil kuesioner dari setiap responden ditabulasikan seperti pada tabel 5.12 dan tabel 5.13, dimana penulisan varibel untuk tindakan preventif adalah PX1, PX2,.... PX31. Sedangkan penulisan variabel untuk tindakan korektif adalah CX1, CX2, ..., CX31. Hasil penilaian dari responden selanjutnya ditabulasikan untuk mengetahui ringkasan statistik penilaian dari distribusi data yang ada. Biasanya ukuran yang dipakai dalam ringkasan statistik adalah nilai mean, median, dan modus yang dijelaskan dalam bentuk grafik seperti gambar 5.2 dan 5.3
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
102
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20
PX1 PX2 PX3 PX4 PX5 PX6 PX7 PX8 PX9 PX10 PX11 PX12 PX13 PX14 PX15 PX16 PX17 PX18 PX19 PX20 PX21 PX22 PX23 PX24 PX25 PX26 PX27 PX28 PX29 PX30 PX31 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 1 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 4 2 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 1 3 3 2 3 2 3 3 1 1 3 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2 1 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 4 5 4 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 1 3 3 3 3 4 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3 2 2 3 3 2 4 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 2 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 4 4 4 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 4 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 3 3 4 3 2 3 1 2 2 3 4 2 2 4 3 1 1 3 3 2 4 2 4 2 3 2 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 4 2 3 3 2 4 3 2 4 3 2 3 3 4 4 3 2 4 2 3 4 3 1 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 1 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3
Mean Median Modus
2,15 1,85 2,30 2,55 2,45 2,65 2,65 2,45 2,70 2,35 2,60 2,30 2,65 2,20 2,65 2,90 2,45 2,60 3,05 2,85 2,35 2,30 2,90 2,85 2,90 3,00 2,55 2,95 2,50 2,55 2,60 2,00 2,00 2,50 3,00 2,50 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 2,00 2,50 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,50 3,00 2,50 2,50 2,50 3,00 1,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 2,00 2,00
Tabel 5.12 Hasil Tabulasi Kuesioner Untuk Tindakan Preventif Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
103
Gambar 5.2 Grafik Nilai Mean, Median dan Modus dari Tindakan Preventif Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
104
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20
CX1 CX2 CX3 CX4 CX5 CX6 CX7 CX8 CX9 CX10 CX11 CX12 CX13 CX14 CX15 CX16 CX17 CX18 CX19 CX20 CX21 CX22 CX23 CX24 CX25 CX26 CX27 CX28 CX29 CX30 CX31 3 5 2 4 2 3 4 3 5 3 2 4 4 4 2 4 4 2 3 3 5 2 3 5 1 5 5 3 5 3 4 3 5 2 4 2 3 4 4 4 4 2 4 5 5 2 4 4 2 2 3 5 2 3 5 1 4 4 4 4 2 4 4 5 1 5 1 4 3 3 4 4 2 4 5 5 2 4 4 3 2 3 5 2 2 5 2 4 5 4 4 3 3 5 5 2 5 3 4 4 2 5 4 1 5 5 5 3 5 4 2 3 2 5 3 2 5 1 5 5 5 4 3 3 5 5 2 5 2 5 5 3 5 5 3 3 4 5 2 5 4 2 2 3 5 3 2 5 3 5 4 5 5 2 4 4 5 2 4 2 5 3 2 5 5 2 5 5 5 2 5 5 2 2 3 4 3 4 5 2 3 3 5 5 2 5 3 3 2 3 2 4 3 2 5 3 3 4 5 5 3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 2 5 5 3 5 3 3 4 5 4 4 1 5 4 2 4 4 2 5 5 5 2 5 4 2 2 5 4 2 2 5 2 4 4 5 5 2 5 5 5 2 5 4 5 4 1 5 3 3 5 5 5 3 5 5 2 3 3 5 3 2 5 1 5 5 5 5 3 3 4 4 4 5 3 4 4 2 5 4 3 4 5 5 2 5 4 3 2 3 5 2 4 5 2 5 5 4 5 2 4 3 5 1 5 2 5 4 2 5 3 2 5 5 5 1 5 5 2 3 3 5 3 3 5 2 5 5 5 5 2 5 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 2 4 4 5 3 4 4 2 2 4 3 3 3 4 3 5 3 4 5 2 3 4 4 3 4 2 5 5 3 5 4 1 3 5 5 2 4 5 2 3 3 5 2 2 3 2 5 3 4 5 2 4 4 5 3 3 3 5 3 3 4 5 2 4 4 4 2 5 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 5 4 3 3 3 5 4 3 5 4 3 2 3 4 3 4 4 5 3 5 4 3 2 3 3 2 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4 5 2 5 3 5 5 2 5 5 2 3 5 5 3 5 5 5 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 5 2 5 4 5 4 5 3 4 4 1 5 4 2 4 5 5 2 4 4 2 2 4 5 2 2 5 2 5 5 3 5 2 4 5 5 2 5 3 5 5 2 5 4 3 5 5 5 2 5 4 2 4 4 5 3 2 5 3 5 5 5 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 2 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 3 4 5 5 5 3 3 4 4 4 3 4 5 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5
Mean Median Modus
3,95 4,70 2,65 4,15 2,50 4,35 3,90 2,45 4,60 3,85 2,30 4,10 4,65 4,80 2,30 4,50 4,25 2,45 2,60 3,25 4,30 2,55 2,65 4,45 2,15 4,50 4,25 4,20 4,60 2,45 3,85 4,00 5,00 2,00 4,00 2,00 4,00 4,00 2,00 5,00 4,00 2,00 4,00 5,00 5,00 2,00 5,00 4,00 2,00 2,00 3,00 5,00 2,00 2,50 5,00 2,00 5,00 4,00 4,00 5,00 2,00 4,00 4,00 5,00 2,00 5,00 2,00 4,00 4,00 2,00 5,00 4,00 2,00 4,00 5,00 5,00 2,00 5,00 4,00 2,00 2,00 3,00 5,00 2,00 2,00 5,00 2,00 5,00 5,00 4,00 5,00 2,00 3,00
Tabel 5.13 Hasil Tabulasi Kuesioner Untuk Tindakan Korektif Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
105
5,00
4,00
Mean
3,00
Median Modus 2,00
1,00 1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
31
Gambar 5.3 Grafik Nilai Mean, Median dan Modus dari Tindakan Korektif Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
106
5.3.4.2 Analisa Kualitatif Tindakan Preventif Dari hasil ringkasan statistik tindakan preventif seperti pada tabel 5.12 maka didapatkan nilai ringkasan seperti berikut : -
Nilai Mean untuk semua variabel berkisar antara 2.05 sampai dengan 3.05
-
Nilai Median untuk semua variabel berkisar antara 2.00 sampai dengan 3.00
-
Nilai Modus untuk semua variabel berkisar antara 2.00 sampai dengan 3.00 Sebagian besar responden menilai bahwa tindakan preventif lebih
cenderung berdampak tidak signifikan. Tindakan preventif dilakukan diawal sebelum peristiwa risiko terjadi, dalam studi kasus ini karena memang risiko sudah terjadi maka tindakan preventif ini digunakan sebagai lesson learn untuk proyek yang lain supaya tidak terjadi peristiwa risiko yang berulang. Beberapa variabel tindakan preventif dengan nilai mean, median dan modus < 3, seperti pada tabel 5.14 adalah “tindakan berdampak tidak signifikan terhadap biaya” dan variabel tersebut otomatis dieliminir untuk analisa kuantitatif. Variabel
Tindakan
No 1
PX2
Merekrut tenaga piping engineer yang sudah berpengalaman
2
PX8
Memahami secara mendalam spesifikasi piping yang dijelaskan dalam kontrak
3
PX10
Kontraktor seharusnya melakukan interview pada subkontraktor pada saat proses prakualifikasi
4
PX12
Kontraktor harus mereview calon pekerja subkontraktor sebelum diterjunkan ke lapangan
5
PX14
Menyiapkan manpower planning dan menyiapkan job description yang menjadi acuan bagi setiap personil sesuai dengan kebutuhan dilapangan
6
PX17
Menyiapkan kontrak kerja yang jelas dan mudah dipahami oleh subkontraktor
7
PX18
Kontraktor terlibat mereview pekerja subkontraktor sesuai dengan kualitas yang diinginkan
8
PX21
Subontraktor harus memahami secara detail isi kontrak kerja yang diberikan kontraktor
9
PX22
Menempatkan piping engineer yang mampu memahami kontrak dan spesifikasi piping
10
PX27
Menyiapkan metode pengontrolan schedule konstruksi yang efektif sebagai acuan bagi kontraktor dan subkontraktor
Tabel 5.14 Tindakan Preventif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus < 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
107 Variabel
Tindakan
No 11
PX29
Kontraktor mengarahkan subkontraktor untuk menyiapkan target pekerjaan dan metode pemasangan piping
12
PX30
Menyiapkan schedule pekerjaan dilapangan lebih singkat daripada schedule yang disepakati pada owner proyek
13
PX31
Mempertimbangkan hari libur, hari besar keagamaan dan cuaca pada saat menyiapkan schedule induk
Tabel 5.14 Tindakan Preventif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus < 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
5.3.4.3 Analisa Kualitatif Tindakan Korektif Dari hasil ringkasan statistik tindakan korektif seperti pada tabel 5.13 maka didapatkan nilai ringkasan seperti berikut : -
Nilai Mean untuk semua variabel berkisar antara 2.15 sampai dengan 4.70
-
Nilai Median untuk semua variabel berkisar antara 2.00 sampai dengan 5.00
-
Nilai Modus untuk semua variabel berkisar antara 2.00 sampai dengan 5.00 Dari hasil ringkasan statistik diatas, maka didapatkan beberapa hasil
analisa sebagai berikut : -
Didapatkan 11 buah variabel korektif yang mempunyai nilai mean, median dan modus < 3, sehingga dapat diartikan kalau tindakan korektif tersebut mempunyai dampak yang tidak signifikan terhadap biaya. Kesebelas variabel tersebut secara otomatis tidak akan dihitung dalam analisa kuantitatif. Adapun kesebelas variabel tersebut adalah : CX3, CX5, CX8, CX11, CX15, CX18, CX19, CX22, CX23, CX25 dan CX30.
-
Dari hasil nilai mean, median dan modus sebagian besar responden menilai bahwa tindakan korektif sangat berdampak pada biaya. Biaya untuk tindakan korektif jauh lebih besar karena risiko sudah terjadi dan tindakan korektif adalah tindakan untuk mengurangi dampak dari risiko tersebut.
-
Beberapa variabel tindakan korektif dengan nilai mean, median dan modus < 3, seperti pada tabel 5.15 adalah “tindakan berdampak tidak signifikan terhadap biaya” dan variabel tersebut otomatis dieliminir untuk analisa kuantitatif
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
108 Variabel
Tindakan
No 1
CX3
Meminjam material piping yang spesifikasinya sesuai dari proyek lain
2
CX5
Selalu menggunakan drawing revisi trakhir sebagai acuan pemasangan piping
3
CX8
Mengganti piping designer yang lebih berpengalaman
4
CX11
Memberikan finalti kepada subkontraktor sesuai dengan yang disepakati dalam kontrak
5
CX15
Memberikan pengarahan kepada subkontraktor sebelum pekerjaan dimulai
6
CX18
Mengarahkan pekerja subkontraktor sesuai dengan metode kerja yang sebenarnya
7
CX19
Meminjam peralatan yang dibutuhkan dari proyek lain
8
CX22
Melakukan reject dan rework pekerjaan secepat mungkin
9
CX23
Membeli material yang ready stok
10
CX25
Mempercepat proses review dan approval design
11
CX30
Merevisi kontrak kerja yang mengatur soal claim progres invoice supaya invoice tetap bisa diclaim sesuai dengan progres yang dicapai
Tabel 5.15 Tindakan Korektif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus < 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
5.3.5
Analisa Kuantitatif Selain analisa kualitatif maka dalam penelitian ini juga dilakukan analisa
kuantitatif, untuk mendapatkan biaya yang optimal antara biaya tindakan preventif dan tindakan korektif. Dalam analisa ini, dibagi dua yaitu analisa biaya tindakan preventif dan analisa biaya tindakan korektif. 5.3.5.1 Analisa Biaya Untuk Tindakan Preventif. Didapatkan 18 buah tindakan preventif yang mempunyai nilai mean, median dan modus > 3, seperti pada tabel 5.16. Variabel ini akan dipakai sebagai acuan untuk analisa kuantitatif, yaitu untuk mendapatkan total biaya yang optimal untuk tindakan preventif.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
109 No 1
Variabel PX1
Tindakan Melakukan pemahaman kontrak pada saat proyek baru dimulai
2
PX3
Menyiapkan panduan design piping yang menjadi acuan bagi piping engineer baru
3
PX4
Menyiapkan prosedur permintaan material piping dari warehouse
4
PX5
Menyiapkan prosedur metode konstruksi pekerjaan piping
5
PX6
Menyiapkan schedule pengadaan material piping sesuai dengan kebutuhan konstruksi dan dikoordinasikan dengan tim pengadaan dan vendor
6
PX7
Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen yang disepakati oleh client dan kontraktor
7
PX9
8
PX11
Subkontraktor harus menyiapkan metode kerja untuk piping yang direview oleh kontraktor Menyiapkan prosedur pemilihan subkontraktor yang sesuai dengan kebutuhan proyek
9
PX13
Kontraktor harus menyiapkan metode kerja pengelasan
10
PX15
Meminta subkontraktor menyiapkan Quality Plan yang direview oleh kontraktor
11 12
PX16 PX19
Memberikan training tentang basic design piping Menyiapkan rencana mobilisasi equipment sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan didiskusikan dengan tim terkait
13
PX20
Menyiapkan metode I/O (input/output) proses supaya antar disiplin paham akan sequence pekerjaan
14
PX23
Menyiapkan prosedur pengadaan material piping yang mudah dipahami
15
PX23
Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen pada setiap fabrikator
16
PX25
Finalisasi design proyek secara keseluruhan antara kontraktor dan owner proyek
17
PX26
Setiap fabrikator harus menyiapkan schedule pengiriman material dari shop ke field yang disetujui oleh kontraktor dan pemilik proyek dan schedule harus mengacu kepada schedule induk proyek
18
PX28
Subkontraktor harus menyiapkan mobilisasi/demobilisasi peralatan sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan direview oleh kontraktor
Tabel 5.16. Tindakan Preventif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus > 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Dari semua tindakan preventif di atas maka analisa biaya yang digunakan adalah total pemakaian manhour untuk melakukan tindakan preventif. Sebagai landasan perhitungan untuk analisa biaya tindakan preventif mengacu pada beberapa hal antara lain : -
Harga satuan yang digunakan mengacu pada proyek X
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
110
-
Analisa pendekatan dengan mengacu kepada “Surat Edaran Bersama Tentang Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional & Menteri Keuangan, 17 Maret 2000” dan “Pedoman Standar Minimal RAB & HPS, yang dikeluarkan Inkindo 2008, sebagai Konsultan Owner Untuk Proyek X”.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan bagi kontraktor Proyek X dalam mendapatkan harga satuan tenaga ahli kepada owner dan juga pertimbangan untuk mengeluarkan harga satuan kepada tenaga ahli untuk melaksanakan Proyek X : -
Mengingat sistim tender Proyek X ini bersifat terbuka maka proses penentuan kontraktor pemenang mengacu kepada harga penawaran yang sesuai dan lebih mendekati dengan owner estimate.
-
Untuk proyek ini owner menggunakan harga satuan yang dikeluarkan
oleh
konsultan
Inkindo
sebagai
acuan
dalam
menentukan owner estimate. -
Kontraktor Proyek X berusaha mendapatkan satuan harga manhours yang optimal dari owner.
-
Kontraktor Proyek X berusaha mengeluarkan satuan harga manhours tenaga ahli lebih kecil dari harga yang ditawarkan kepada owner tetapi harus tetap mengacu kepada “Surat Edaran Bersama Tentang Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional & Menteri Keuangan, 17 Maret 2000”.
-
Ketika susah mendapatkan sumber daya dalam kondisi tertentu, kontraktor Proyek X berusaha mengeluarkan harga maksimal tetapi tetap mempertimbangkan keuntungan.
Dari beberapa kondisi diatas maka kontraktor Proyek X mempunyai tiga kondisi dalam menentukan harga satuan yang akan dikeluarkan kepada tenaga ahli yang akan dilibatkan pada Proyek X, adapun kondisi harga satuan itu adalah : -
Harga Minimal : Harga dengan batasan minimal yang dikeluarkan kontraktor untuk mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan dan Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
111
tetap mengacu kepada batasan minimal yang dikeluarkan oleh Bappenas dan Menteri Keuangan tentang standar rencana anggaran biaya tenaga ahli. -
Harga Medium : Harga aktual yang dipakai PT. Y pada Proyek X. Harga ini tentunya sudah mempertimbangkan keuntungan. Data aktual harga satuan ini bisa menjadi acuan dalam menentukan harga minimal dan harga maksimal dengan mengacu kepada peraturan yang dikeluarkan oleh Bappenas & Menteri Keuangan dan harga satuan yang dikeluarkan oleh konsultan client.
-
Harga Maksimum : Harga yang harus dikeluarkan kontraktor untuk tetap memenuhi sumber daya sesuai dengan kebutuhan proyek. Pada dasarnya harga akan semakin tinggi ketika permintaan meningkat dengan sumber daya yang terbatas. Harga maksimum ini tentunya tetap mempertimbangkan keuntungan kontraktor.
Surat edaran bersama tentang rencana anggaran biaya yang dikeluarkan oleh Bappenas dan Menteri Keuangan 17 Maret 2000, Petunjuk penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk jasa konsultansi (Biaya Langsung Personil (Remuneration) dan Biaya Langsung Non Personil (Direct Reimbursable Cost)). Perhitungan Biaya Langsung Personil (BLP) dijelaskan seperti pada tabel 5.17
Tabel 5.17 Perhitungan Biaya Langsung Personil Proyek Sumber : Bappenas dan Menteri Keuangan, 2000
Simulasi dengan menggunakan tabel 5.17 maka kontraktor Proyek X mendapatkan nilai minimum dan maksimum dari owner dan juga nilai minimum dan maksimum yang dikeluarkan oleh kontraktor Proyek X, detailnya seperti pada tabel 5.18 Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
112
Komponen Gaji Asumsi Gaji Dasar ( Basic Salary) Beban Biaya Sosial - BBS (Social Charge) Beban Biaya Umum - BBU (Overhead) Tunjangan Penugasan - TP Keuntungan - K Total Biaya Langsung Personel
Harga Yang Didapat Kontraktor Minimal Maksimal 1.000 1.000 300 400 500 1.300 100 300 100 100 2.200 3.100
Harga Yang Dikeluarkan Kontraktor Minimal Maksimal 1.000 1.000 300 400 100
300
1.400
1.700
Tabel 5.18 Simulasi Perhitungan Biaya Langsung Personil Proyek Sumber : Bappenas dan Menteri Keuangan, 2000
Dengan asumsi Gaji Dasar/Basic Salary sebesar IDR 1.000,- maka akan didapatkan estimasi penawaran minimum dari kontraktor kepada owner sebesar IDR 2.200 dan penawaran maksimun IDR 3.100. Sedangkan biaya yang dikeluarkan kontaktor Proyek X tanpa memperhitungkan komponen BBU dan K, sehingga didapatkan nilai minimal manhours yang harus diberikan kontraktor kepada tenaga ahli ± 52.83% dan maksimum ± 64.15%. Satuan harga manhours yang digunakan kontraktor Proyek X seperti pada tabel 5.19 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Jabatan Project Manager Project Procurement Manajer Engineering Manager Project Control Manager HSE Manager QC Manager Construction Manager Sr. Piping Engineer Lead Engineer Piping Engineer Piping Field Engineer IT Engineer Project Control Engineer Logistik Engineer QC Engineer Piping Designer Construction Control Engineer Cost Control Material Handling Spv Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi
Mhrs 162.188 166.258 156.088 161.836 126.876 124.794 140.806 128.383 121.383 60.497 62.860 65.984 57.953 62.236 63.912 55.861 55.660 43.514 35.634 45.900 48.508 46.751 38.923
Satuan IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR
Tabel 5.19 Harga Satuan Manhour PT. X Sumber : Proyek X pada PT. Y
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
113
Perhitungan konversi minimum biaya langsung personil menurut satuan waktu yang dikeluarkan oleh Inkindo sebagai konsultan owner Proyek X adalah : - SBOM
= SBOS/4,1
- SBOH
= (SBOB/22) X 1.1
- SBOJ
= (SBOH/8) X 1,3
Dimana : - SBOB = Satuan Biaya Orang Bulan - SBOM = Satuan Biaya Orang Minggu - SBOH = Satuan Biaya Orang Hari - SBOJ = Satuan Biaya Orang Jam Biaya Langsung Personil Tahun 2008 untuk tenaga ahli S1/S2/S3 dengan undangan nasional berdasarkan pengalaman profesi yang setara, seperti pada tabel 5.20
Tabel 5.20 Biaya Langsung Personil Tahun 2008 untuk tenaga ahli S1/S2/S3 Sumber : Inkindo, 2008
Analisa pendekatan antara tabel 5.19 dan tabel 5.20, untuk beberapa tenaga ahli dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman maka didapatkan analisa perbandingan seperti pada tabel 5.21 Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
114 NO
POSISI
1 PROJECT MANAGER SBOB SBOM SBOH SBOJ 2 PROJECT PROCUREMENT MANAGER SBOB SBOM SBOH SBOJ 3 ENGINEERING MENAGER SBOB SBOM SBOH SBOJ 4 PROJECT CONTROL MANAGER SBOB SBOM SBOH SBOJ 5 CONSTRUCTION MANAGER SBOB SBOM SBOH SBOJ 6 LEAD PROJECT ENGINEER SBOB SBOM SBOH SBOJ 7 Sr. SCHEDULER SBOB SBOM SBOH SBOJ 8 PROJECT CONTROL SBOB SBOM SBOH SBOJ 9 ENGINEER SBOB SBOM SBOH SBOJ
TAHUN PENDIDIKAN INKINDO PENGALAMAN 2008 17 S1 33.250.000 8.109.756 1.662.500 270.156 20 S1 37.700.000 9.195.122 1.885.000 306.313 17 S1 33.250.000 8.109.756 1.662.500 270.156 15 S2 41.200.000 10.048.780 2.060.000 334.750 15 S1 30.250.000 7.378.049 1.512.500 245.781 13 S1 27.250.000 6.646.341 1.362.500 221.406 14 S2 28.750.000 7.012.195 1.437.500 233.594 3 S1 12.350.000 3.012.195 617.500 100.344 9 S1 21.300.000 5.195.122 1.065.000 173.063
Mhrs
PROYEK X % Terhadap Inkindo
162.188
60,03%
166.258
54,28%
156.088
57,78%
161.836
48,35%
140.806
57,29%
121.383
54,82%
128.383
54,96%
57.953
57,75%
60.497
34,96%
Tabel 5.21 Analisa perbandingan harga yg didapat dan dikeluarkan oleh kontraktor Proyek X Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Dari tabel 5.21 maka didapatkan analisa pendekatan bahwa harga yang dikeluarkan oleh kontraktor Proyek X sebesar ± 53.36% (berada antara 52.83% dan ± 64.15%) dari harga yang didapat dari owner. Sehingga dari analisa – analisa diatas didapatkan variabel harga satuan manhour yang dikeluarkan oleh kontraktor Proyek X Detail analisa biaya untuk tindakan preventif adalah : 1. Jenis tindakan preventif 2. Variabel biaya, bisa berupa manhours, mandays, material, dll 3. Total variabel yaitu jumlah variabel yang diperlukan untuk tindakan preventif, didapatkan sesuai dengan analisa tindakan yang sudah disetujui pakar proyek. Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
115
4. Unit biaya dari variabel, yang dibagi tiga kondisi yaitu : -
Harga Minimum
-
Harga Medium
-
Harga Maksimum
5. Total biaya dari tindakan dengan menggunakan alat bantu program analisa risiko @risk 4.5 Sebelum melakukan analisa biaya untuk tindakan preventive maka terlebih dahulu deskripsi setiap tindakan diverifikasi kepada salah satu pakar proyek. PX1 = Melakukan pemahaman kontrak pada saat proyek baru dimulai. Melakukan konsinyering kontrak proyek dan yang terlibat adalah tim inti proyek (Manajer dan Engineer Level 1) yang dilaksanakan selama empat sampai lima hari dikantor. Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.22 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan Project Manager Procurement Manager Engineering Manager Project Control Manager Construction Manager Lead Project Engineer Tiap Disiplin Engineer Tiap Disiplin Scheduler Cost Control Project Control Total Biaya Preventif PX1
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Min Max 32 40 32 40 32 40 32 40 32 40 224 280 224 280 32 40 32 40 32 40
Satuan Harga Variabel Min Med Max 160.578 162.188 194.987 164.607 166.258 199.880 154.539 156.088 187.654 160.229 161.836 194.564 139.408 140.806 169.281 120.178 121.383 145.930 59.897 60.497 72.732 57.378 57.953 69.673 43.082 43.514 52.314 57.378 57.953 69.673
Total Biaya 6.213.043 6.368.947 5.979.373 6.199.544 5.393.944 32.549.265 16.222.559 2.220.040 1.666.920 2.220.040 85.033.676
Tabel 5.22 Analisa Biaya Tindakan PX1 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX3 = Menyiapkan panduan design piping yang menjadi acuan bagi piping engineer baru. Panduan disiapkan oleh Lead Project Engineer selama tiga sampai empat hari, direview oleh Engineering Manager dan di approve oleh Project Manager. Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.23 No
Keterangan
1 Project Manager 2 Engineering Manager 3 Lead Project Engineer Piping Total Biaya Preventif PX3
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya Min Max Min Med Max 3 5 160.578 162.188 194.987,45 690.338 6 8 154.539 156.088 187.654,03 1.162.656 24 32 120.178 121.383 145.930,28 3.616.585 5.469.579
Tabel 5.23 Analisa Biaya Tindakan PX3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
116
PX4 = Menyiapkan prosedur permintaan material piping dari warehouse. Disiapkan oleh Logistik Engineer selama tiga sampai empat hari, direview oleh Procurement Manager dan approve oleh Project Manager. Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.24 No
Keterangan
1 Project Manager 2 Procurement Manager 3 Logistik Engineer Total Biaya Preventif PX4
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya Min Max Min Med Max 3 5 160.578 162.188 194.987 690.338 6 8 164.607 166.258 199.880 1.238.406 24 32 61.618 62.236 74.822 1.854.311 3.783.055
Tabel 5.24 Analisa Biaya Tindakan PX4 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX5 = Menyiapkan prosedur metode konstruksi pekerjaan piping. Disiapkan oleh Piping Engineer, Lead Project Engineer dan Construction Manager selama empat sampai lima hari, direview oleh Engineering Manager dan diapprove oleh Project Manager. Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.25 No
Keterangan
1 2 3 4 5
Project Manager Engineering Manager Construction Manager Lead Project Engineer Piping Piping Engineer Total Biaya Preventif PX5
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Min Max 3 5 6 8 32 40 32 40 32 40
Satuan Harga Variabel Min Med Max 160.578 162.188 194.987 154.539 156.088 187.654 139.408 140.806 169.281 120.178 121.383 145.930 59.897 60.497 72.732
Total Biaya 690.338 1.162.656 5.393.944 4.649.895 2.317.508 14.214.341
Tabel 5.25 Analisa Biaya Tindakan PX5 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX6 = Menyiapkan schedule pengadaan material piping sesuai dengan kebutuhan kontruksi dan dikoordinasikan dengan tim pengadaan dan vendor. Disiapkan oleh Scheduler selama empat sampai lima hari, direview oleh Lead Project Engineer, Engineering Manager, Project Control Manager, Procurement Manager, Construction Manager dan diapprove oleh Project Manager. Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.26 No
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
Project Manager Procurement Manager Engineering Manager Project Control Manager Construction Manager Lead Project Engineer Piping Scheduler Total Biaya Preventif PX6
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Min Max 3 5 16 24 6 8 16 24 16 24 16 24 32 40
Satuan Harga Variabel Min Med Max 160.578 162.188 194.987 164.607 166.258 199.880 154.539 156.088 187.654 160.229 161.836 194.564 139.408 140.806 169.281 120.178 121.383 145.930 57.378 57.953 69.673
Total Biaya 690.338 3.538.304 1.162.656 3.444.191 2.996.635 2.583.275 2.220.040 16.635.440
Tabel 5.26 Analisa Biaya Tindakan PX6 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
117
PX7 = Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen yang disepakati oleh client dan kontraktor. Disiapkan Project Control selama dua sampai tiga hari, direview oleh Project Control Manager, Enginering Manager, Construction Manager, Procurement Manager dan diapprove oleh Project Manager. Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.27 No 1 2 3 4 5 6
Keterangan Project Manager Engineering Manager Project Control Manager Procurement Manager Construction Manager Project Control Total Biaya Preventif PX7
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Min Max 3 5 6 8 6 8 6 8 6 8 16 24
Satuan Harga Variabel Min Med Max 160.578 162.188 194.987 154.539 156.088 187.654 160.229 161.836 194.564 164.607 166.258 199.880 139.408 140.806 169.281 57.378 57.953 69.673
Total Biaya 690.338 1.162.656 1.205.467 1.238.406 1.048.822 1.233.356 6.579.045
Tabel 5.27 Analisa Biaya Tindakan PX7 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX9 = Subkontraktor harus menyiapkan metode kerja untuk piping yang direview oleh kontraktor. Disiapkan subkontraktor, direview selama satu sampai dua hari oleh Lead Project Engineer Piping, Enginering Manager, Project Control Manager, Construction Manager dan diapprove oleh Project Manager. Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.28 No 1 3 4 5 6
Keterangan Project Manager Engineering Manager Project Control Manager Construction Manager Lead Project Engineer Piping Total Biaya Preventif PX9
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Min Max 3 5 8 16 8 16 8 16 8 16
Satuan Harga Variabel Min Med Max 160.578 162.188 194.987 154.539 156.088 187.654 160.229 161.836 194.564 139.408 140.806 169.281 120.178 128.383 145.930
Total Biaya 690.338 1.993.124 2.066.515 1.797.981 1.577.965 8.125.923
Tabel 5.28 Analisa Biaya Tindakan PX9 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX11 = Menyiapkan prosedur pemilihan subkontraktor yang sesuai dengan kebutuhan proyek. Disiapkan Lead Project Engineer dan Procurement Engineer selama empat sampai lima hari, direview oleh Enginering Manager, Procurement Manager, Project Control Manager, Construction Manager dan diapprove oleh Project Manager. Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.29 No 1 2 3 4 5 6 7
Keterangan Project Manager Procurement Manager Engineering Manager Project Control Manager Construction Manager Lead Project Engineer Piping Procurement Engineer Total Biaya Preventif PX11
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Min Max 3 5 8 16 8 16 8 16 8 16 32 40 32 40
Satuan Harga Variabel Min Med Max 160.578 162.188 194.987 164.607 166.258 199.880 154.539 156.088 187.654 160.229 161.836 194.564 139.408 140.806 169.281 120.178 121.383 145.930 61.618 62.236 74.822
Total Biaya 690.338 2.122.982 1.993.124 2.066.515 1.797.981 4.649.895 2.384.114 15.704.950
Tabel 5.29 Analisa Biaya Tindakan PX11 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
118
PX13 = Kontraktor harus menyiapkan metode kerja pengelasan. Disiapkan selama tiga sampai empat hari oleh Lead Project Engineer, Piping Engineer, QC Engineer, direview oleh Enginering Manager, Project Control Manager, QA/QC Manager, Construction Manager dan diapprove oleh Project Manager. Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.30 No
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
Project Manager Engineering Manager Project Control Manager Construction Manager QA/QC Manager Lead Project Engineer Piping QC Engineer Piping Engineer Total Biaya Preventif PX13
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Min Max 3 5 8 16 8 16 8 16 8 16 24 32 24 32 24 32
Satuan Harga Variabel Min Med Max 160.578 162.188 194.987 154.539 156.088 187.654 160.229 161.836 194.564 139.408 140.806 169.281 123.555 124.794 150.031 120.178 121.383 145.930 63.278 63.912 76.837 59.897 60.497 72.732
Total Biaya 690.338 1.993.124 2.066.515 1.797.981 1.593.524 3.616.585 1.904.251 1.802.507 15.464.825
Tabel 5.30 Analisa Biaya Tindakan PX13 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX15 = Meminta subkontraktor menyiapkan Quality Plan yang direview oleh kontraktor. Disiapkan oleh subkontraktor, direview selama satu sampai dua hari oleh Lead Project Engineer, Enginering Manager, Project Control Manager, QA/QC Manager, HSE Manager, Construction Manager dan diapprove oleh Project Manager. Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.31 No
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
Project Manager QA/QC Manager Engineering Manager Project Control Manager HSE Manager Construction Manager Lead Project Engineer Piping Total Biaya Preventif PX15
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Min Max 3 5 8 16 8 16 8 16 8 16 8 16 8 16
Satuan Harga Variabel Min Med Max 160.578 162.188 194.987 123.555 124.794 150.031 154.539 156.088 187.654 160.229 161.836 194.564 125.616 126.876 152.534 139.408 140.806 169.281 120.178 121.383 145.930
Total Biaya 690.338 1.593.524 1.993.124 2.066.515 1.620.102 1.797.981 1.549.965 11.311.549
Tabel 5.31 Analisa Biaya Tindakan PX15 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX16 = Memberikan training tentang basic design piping selama tiga sampai empat hari. Trainernya Senior Piping Engineer dan Pesertanya Piping Engineer sebanyak tiga orang dan Piping Designer sebanyak tiga orang. Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.32
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
119 No
Keterangan
1 Sr. Piping Engineer 2 Piping Engineer 3 Piping Designer Total Biaya Preventif PX16
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya Min Max Min Med Max 24 32 127.108 128.383 154.346 3.825.149 72 96 59.897 60.497 72.732 5.407.520 72 96 55.306 55.861 67.158 4.993.115 14.225.783
Tabel 5.32 Analisa Biaya Tindakan PX16 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX19 = Menyiapkan rencana mobilisasi equipment sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan didiskusikan dengan tim terkait. Disiapkan oleh Scheduler selama tiga sampai empat hari, direview oleh Lead Project Engineer Piping, Project Control Manager, Engineering Manager, Procurement Manager, Construction Manager, QA/QC Manager, HSE Manager dan diapprove oleh Project Manager . Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.33 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Keterangan Project Manager Procurement Manager Engineering Manager Project Control Manager Construction Manager QA/QC Manager HSE Manager Lead PE Piping Scheduler Total Biaya Preventif PX19
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Min Max 3 5 16 24 16 24 16 24 16 24 16 24 16 24 16 24 24 32
Satuan Harga Variabel Min Med Max 160.578 162.188 194.987 164.607 166.258 199.880 154.539 156.088 187.654 160.229 161.836 194.564 139.408 140.806 169.281 123.555 124.794 150.031 125.616 126.876 152.534 120.178 121.383 122.950 57.378 57.953 69.673
Total Biaya 690.338 3.538.304 3.321.874 3.444.191 2.996.635 2.655.874 2.700.170 2.430.073 1.726.698 23.504.157
Tabel 5.33 Analisa Biaya Tindakan PX19 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX20 = Menyiapkan Metode Input/Output proses supaya antar disiplin paham akan sequences pekerjaan. Disiapkan oleh Project Control selama tiga sampai empat hari, direview oleh Project Control Manager, Lead Project Engineer Semua Disiplin, Engineering Manager, Procurement Manager, Construction Manager, QA/QC Manager, HSE Manager dan dan diapprove oleh Project Manager . Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.34 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Keterangan Project Manager Procurement Manager Engineering Manager Project Control Manager Construction Manager QA/QC Manager HSE Manager Lead Project Engineer Semua Disiplin Project Control Total Biaya Preventif PX20
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Min Max 3 5 8 16 8 16 8 16 8 16 8 16 8 16 56 112 24 32
Satuan Harga Variabel Min Med Max 160.578 162.188 194.987 164.607 166.258 199.880 154.539 156.088 187.654 160.229 161.836 194.564 139.408 140.806 169.281 123.555 124.794 150.031 125.616 126.876 152.534 120.178 121.383 145.930 57.378 57.953 69.673
Total Biaya 690.338 2.122.982 1.993.124 2.066.515 1.797.981 1.593.524 1.620.102 10.849.755 1.726.698 24.461.020
Tabel 5.34 Analisa Biaya Tindakan PX20 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
120
PX23 = Menyiapkan prosedur pengadaan material piping yang mudah dipahami. Disiapkan selama dua sampai tiga hari oleh Lead Project Engineer Piping bersama Procurement Engineer, direview oleh Procurement Manager dan diapprove oleh Project Manager . Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.35 No
Keterangan
1 2 3 4
Project Manager Procurement Manager Lead Project Engineer Piping Procurement Engineer Total Biaya Preventif PX23
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Min Max 3 5 6 8 16 24 16 24
Satuan Harga Variabel Min Med Max 160.578 162.188 194.987 164.607 166.258 199.880 120.178 121.383 145.930 61.618 62.236 74.822
Total Biaya 690.338 1.238.406 2.583.275 1.324.508 5.836.527
Tabel 5.35 Analisa Biaya Tindakan PX23 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX24 = Menyiapkan prosedur approval dokumen pada setiap fabrikator. Disiapkan oleh Project Control Engineer selama tiga sampai empat hari, direview oleh Lead Project Engineer Piping, Procurement Manager, Project Control Manager dan diapprove oleh Project Manager . Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.36 No
Keterangan
1 2 3 4 5
Project Manager Procurement Manager Project Control Manager Lead Project Engineer Piping Project Control Total Biaya Preventif PX24
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Min Max 3 5 8 16 8 16 8 16 24 32
Satuan Harga Variabel Min Med Max 160.578 162.188 194.987 164.607 166.258 199.880 160.229 161.836 194.564 120.178 121.383 145.930 57.378 57.953 69.673
Total Biaya 690.338 2.122.982 2.066.515 1.549.965 1.726.698 8.156.498
Tabel 5.36 Analisa Biaya Tindakan PX24 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX25 = Finalisasi design proyek secara keseluruhan antara kontraktor dengan owner. Melakukan rapat rutin selama empat sampai lima hari antara owner dan kontraktor. Tim kontraktor yang terlibat adalah : Lead Project Engineer Semua Disiplin, Engineering Manager, Project Control Manager Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.37 No
Keterangan
1 Engineering Manager 2 Project Control Manager 3 Lead Project Engineer Semua Disiplin Total Biaya Preventif PX25
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya Min Max Min Med Max 32 40 160.578 162.188 194.987 6.213.043 32 40 160.229 161.836 194.564 6.199.544 224 280 120.178 121.383 145.930 32.549.265 44.961.853
Tabel 5.37 Analisa Biaya Tindakan PX25 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX26 = Setiap fabrikator harus menyiapkan schedule pengiriman material dari shop ke field yang disetujui oleh kontraktor dan pemilik proyek dan Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
121
schedule harus mengacu kepada schedule induk proyek. Tim kontraktor hanya mereview dan yang terlibat adalah : Project Control, Lead Project Engineer Semua Disiplin, Scheduler, Project Control Manager dan approve oleh Project Manager Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.38 No 1 2 3 4 5
Keterangan Project Manager Project Control Manager Lead Project Engineer Scheduler Project Control Total Biaya Preventif PX26
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Min Max 3 5 8 16 56 112 8 16 8 16
Satuan Harga Variabel Min Med Max 160.578 162.188 194.987 160.229 161.836 194.564 120.178 121.383 145.930 57.378 57.953 69.673 57.378 57.953 69.673
Total Biaya 690.338 2.066.515 10.849.755 740.013 740.013 15.086.635
Tabel 5.38 Analisa Biaya Tindakan PX26 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX28 = Subkontraktor harus menyiapkan mobilisasi/demobilisasi peralatan sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan direview oleh kontraktor. Tim kontraktor hanya mereview dan yang terlibat adalah : Lead Project Engineer Semua Disiplin, Scheduler, Project Control, Project Control Manager, Construction Manager, QA/QC Manager, HSE Manager dan diapprove oleh Project Manager Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.39 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Keterangan Project Control Manager Construction Manager Project Control Manager QA/QC Manager HSE Manager Lead Project Engineer semua Disiplin Project Control Scheduler Total Biaya Preventif PX28
Unit Variabel Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Total Variabel Min Max 5 8 8 16 8 16 8 16 8 16 56 112 8 16 8 16
Satuan Harga Variabel Min Med Max 160.578 162.188 194.987 139.408 140.806 169.281 160.229 161.836 194.564 123.555 124.794 150.031 125.616 126.876 152.534 120.178 121.383 145.930 57.378 57.953 69.673 57.378 57.953 69.673
Total Biaya 1.121.799 1.797.981 2.066.515 1.593.524 1.620.102 10.849.755 740.013 740.013 20.529.703
Tabel 5.39 Analisa Biaya Tindakan PX28 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
5.3.5.1.1 Optimasi Biaya Tindakan Preventive Untuk setiap biaya tindakan preventif dilakukan analisa optimasi biaya dengan bantuan program analisa risiko @risk 4.5, tujuan dari optimasi ini adalah untuk mendapatkan research question yang kedua yaitu melakukan optimasi untuk mendapatkan biaya yang optimal dengan probabilitas tertinggi dari setiap tindakan preventif. Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
122
Ada beberapa langkah - langkah dalam melakukan optimasi dengan bantuan program @risk 4.5 yaitu : -
Buka aplikasi @risk 4.5 dan file yang akan dioptimasi
-
Menentukan output dari estimasi
-
Menentukan setting iterasi
-
Menentukan jenis report atau output dari nilai yang akan dioptimasi
-
Running simulasi
Dari tahapan di atas maka untuk setiap nilai yang dioptimasi akan didapatkan probabilitas terjadinya nilai yang dioptimasi. Optimasi biaya tindakan untuk masing masing tindakan preventif disertakan dalam lampiran dan optimasi biaya tindakan preventif secara keseluruhan seperti pada gambar 5.4
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
123 Simulation Results for Total Biaya Untuk Tindakan Preventif / L219 Summary Information
Distribution for Total Biaya Untuk Tindakan Preventif/L219
Workbook Name
7
1
Number of Iterations
Mean=3.390801E+08
6
Values in 10^ -8
Analisa Tindakan Preventif Rev
Number of Simulations
10000
Number of Inputs
214
Number of Outputs
5 4
19
Sampling Type
Latin Hypercube
Simulation Start Time
13/12/2010 7:23
3
Simulation Stop Time
13/12/2010 7:24
2
Simulation Duration
00:01:07
Random Seed
75936538
1 0 315
327.5
340
352.5
365
Statistic
Values in Millions 5%
90%
5%
329.0373
349.3139
Distribution for Total Biaya Untuk Tindakan Preventif/L219 1.000 Mean=3.390801E+08
0.800 0.600
315.640.288
5% 329.037.280
Maximum
361.394.272
10% 331.215.648
Mean
339.080.097
15% 332.671.680
Std Dev
6.123.275
20% 333.859.264
Variance
3,74945E+13
25% 334.950.976
Skewness
0,052613345
30% 335.831.072
Kurtosis
2,931442763
35% 336.625.920
Median
339.028.704
40% 337.520.640
Mode
338.481.184
45% 338.286.688
Left X
329.037.280
50% 339.028.704
Left P
5%
55% 339.796.864
349.313.920
60% 340.618.176
Right P
0.200 0.000 315
327.5
340
352.5
365
5%
90%
349.3139
-1
/ / / / / / / / / / / / / / / /
Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
Biaya/L199 Biaya/L11 Biaya/L213 Biaya/L190 Biaya/L159 Biaya/L11 Biaya/L190 Biaya/L12 Biaya/L12 Biaya/L199 Biaya/L159 Biaya/L213 Biaya/L178 Biaya/L117 Biaya/L198 Biaya/L130
-0.75
-0.5
0
Diff P
90%
75% 343.205.696
0
80% 344.239.648
#Errors
Rank
.345 .342 .341 .339 .336 .245 .232 .168 .12 .086 .085 .08 .076 .073 .072 .071
-0.25
70% 342.279.200
0.25
0.5
85% 345.408.544 90% 346.959.552
#Filtered
Regression Sensitivity for Total Biaya Untuk Tindakan Pr... Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
65% 341.411.552
20.276.640
Filter Max
5%
329.0373
95%
Diff X
Filter Min
Values in Millions
0.75
1
Std b Coefficients
Value
Minimum
Right X
0.400
Summary Statistics Value %tile
0
95% 349.313.920
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya /
0,340
0,343
#2
Mhrs / Total Biaya /
0,338
0,328
#3
Mhrs / Total Biaya /
0,338
0,332
#4
Mhrs / Total Biaya /
0,338
0,329
#5
Mhrs / Total Biaya /
0,331
0,318
#6
Mhrs / Total Biaya /
0,243
0,219
#7
Mhrs / Total Biaya /
0,232
0,219
#8
Mhrs / Total Biaya /
0,169
0,152
#9
Mhrs / Total Biaya /
0,120
0,117
#10
Mhrs / Total Biaya /
0,086
0,080
#11
Mhrs / Total Biaya /
0,082
0,072
#12
Mhrs / Total Biaya /
0,073
0,075
#13
Mhrs / Total Biaya /
0,072
0,077
#14
Mhrs / Total Biaya /
0,069
0,077
#15
Mhrs / Total Biaya /
0,063
0,076
#16
Mhrs / Total Biaya /
0,059
0,075
Gambar 5.4 Hasil Simulasi Tindakan Preventif Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
124
Dari hasil simulasi dengan program @risk 4.5 maka didapatkan beberapa keputusan antara lain : -
Dari semua tindakan preventif maka probabilitas kejadian untuk biaya tindakan preventif adalah 50.36%, artinya nilai sebesar IDR 339.084.559 untuk tindakan preventif terhadap peristiwa resiko diatas probabilitasnya berada pada nilai rata – rata. Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 349.313.920
-
Dari hasil simulai dengan program @risk 4.5, maka didapatkan lima variabel yang memiliki nilai sensitivitas yang tinggi yang akan mempengaruhi biaya tindakan korektif yaitu penggunaan manhour Lead Project Engineer pada tindakan korektif PX26, PX1, PX28, PX25, PX23, artinya tindakan preventif sangat dipengaruhi oleh kemampuan Lead Project Engineer dalam mengidentifikasi tindakan tindakan preventif diawal proyek untuk mencegah terjadinya risiko, karena seorang Lead Project Engineer pada proyek X bertanggung jawab penuh pada tahapan pekerjaan dari awal sampai akhir (seorang Lead Project Engineer bertanggung jawab penuh terhadap semua tahapan pekerjaan Engineering, Procurement dan Construction).
-
Dari hasil simulasi diatas dapat disimpulkan bahwa peranan Lead Project Engineer sangat diharapkan untuk memahami secara cermat tindakan tindakan preventif yang mempengaruhi kinerja waktu pekerjaan piping antara lain : kemampuan mereview dokumen subkontraktor, memahami kontrak proyek sejak awal, menyiapkan prosedur dan finalisasi design proyek secara keseluruhan antara kontraktor dengan owner.
5.3.5.2 Analisa Biaya Untuk Tindakan Korektif. Dari hasil analisa kualitatif maka didapatkan 11 variabel dari total 31 variabel yang mempunya nilai mean, median dan modus < 3, sehingga kesepuluh varibel ini dieliminir dalam analisa kuantitatif. Total tindakan korektif yang mempunyai nilai mean, median dan modus > 3, seperti pada tabel 5.40. Variabel
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
125
ini akan dipakai sebagai acuan untuk analisa kuantitatif, yaitu untuk mendapatkan total biaya untuk tindakan korektif. Beberapa yang menjadi acuan dasar untuk menentukan analisa biaya tindakan korektif antara lain : -
Data proyek dan progres pekerjaan sampai dengan bulan Nopember 2009, ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pekerjaan piping sebelum melakukan tindakan korektif.
-
Sisa pekerjaan piping terhitung mulai bulan Desember 2009, sebagai dasar perhitungan untuk tindakan korektif supaya kinerja waktu tetap dapat tercapai
-
Harga satuan variabel untuk tindakan korektif adalah nilai medium dan nilai maksimum, hal ini diasumsikan bahwa harga satuan tindakan korektif cenderung jauh lebih besar dibanding dengan harga satuan tindakan preventif.
No 1
Variabel CX1
Tindakan Memberikan training tentang design piping pada engineer sampai benar benar paham
2
CX2
Menambah piping engineer yang senior untuk mendampingi piping engineer yang baru
3
CX4
Menambah material handling supervisor untuk memperketat pengawasan permintaan material
4
CX6
Pengiriman material piping secara berkala dan mengganti sistim transportasi pengiriman (yang tadinya pengiriman lewat darat menjadi lewat udara)
5
CX7
Membuat sistem yang mendukung approval client secara online (membuat sistim online yang bisa diakses orang orang tertentu untuk proses approve dokumen)
6
CX9
Menambah piping supervisor dilapangan untuk memperketat pengawasan pekerjaan subkontraktor
7
CX10
Mengganti manajemen subkontraktor sehingga perlu waktu untuk mereview dan memilih subkontraktor yang lebih mampu
8
CX12
Memberikan training kepada subkontraktor
9
CX13
Menambah welding supervisor untuk mengawasi proses pekerjaan pengelasan
Tabel 5.40 Tindakan Korektif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus > 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
126 No 10
Variabel CX14
Tindakan Menambah QA/QC supervisor untuk meningkatkan pengawasan kualitas pekerjaan
11
CX16
Menambah jam kerja atau memberlakukan over time untuk mengejar ketertinggalan pekerjaan
12
CX17
Mengganti pekerja subkontraktor yang tidak berkualitas
13
CX20
Meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan sistim pengontrolan dari tim project control
14
CX21
Menambah construction control engineer yang bisa membantu subkontraktor untuk memahami pekerjaan
15
CX24
Menambah supervisor dan project control pada fabrikator
16
CX26
Menambah project control disetiap fabrikator untuk memonitor schedule pengiriman setiap saat
17
CX27
Menambah construction control engineer dari kontraktor dan subkontraktor
18
CX28
Penambahan peralatan konstruksi sesuai dengan kebutuhan
19
CX29
Menambah personil project control untuk mengarahkan subkontraktor menyiapkan dan memonitor rencana dan target kerja
20
CX31
Untuk hari libur dan hari besar keagamaan tetap bekerja dengan memberikan insentif kepada pekerja
Tabel 5.40 Tindakan Korektif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus > 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Berdasarkan area pekerjaan maka pekerjaan piping dibagi menjadi dua area yaitu : -
ISBL (Inside Battery Limit Area)
-
OSBL (Outside Battery Limit Area) Sebagian besar pekerjaan piping adalah pekerjaan welding / pengelasan
dan komposisi pekerjaan welding dibagi menjadi dua kategori yaitu : -
Shop weld adalah pengelasan yang dilakukan ditempat fabrikasi
-
Field Weld adalah pengelasan yang dilakukan di lapangan Beberapa dasar analisa untuk tindakan korektif pekerjaan piping antara
lain : -
Data proyek X untuk pekerjaan piping menggunakan data per Nopember 2009, untuk mengetahui kinerja pekerjaan piping.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
127
-
Sisa pekerjaan untuk shop weld sudah harus diselesaikan Desember 2009 dan sisa pekerjaan untuk field weld sudah harus dikerjakan Pebruari 2009, sehingga pekerjaan lain yang terkait dengan piping dan pekerjaan test akan silaksanakan sampai dengan Juli 2010.
-
Jika sisa pekerjaan field weld tidak terselesaikan sampai dengan Pebruari 2010 maka akan dirubah metode pekerjaan, yaitu pekerjaan yang berhubungan dengan piping dan test dilakukan secara paralel.
-
Tindakan korektif disini tidak merubah critical path. Detail Analisa Biaya Untuk Tindakan Korektif. CX1 = Memberikan training tentang design piping pada engineer sampai
benar benar paham. Dari Laporan MM proyek X sampai dengan bulan Nopember 2010 terdapat 10 Engineer. Maka tindakan korektif untuk CX1 adalah melakukan training semua engineer selama tiga sampai empat hari dan trainernya cukup menggunakan Sr Engineer yang ada. Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.41 No
Keterangan 1 Sr. Piping Engineer 2 Piping Engineer Total Biaya Korektif CX1
Unit Variabel Mhrs Mhrs
Jumlah Variabel Biaya Variabel Total Biaya Min Max Med Max 48 64 128.383 154.346 7.916.411 240 320 60.497 72.732 18.652.063 26.568.475
Tabel 5.41 Analisa Biaya Tindakan CX1 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
CX2 = Menambah piping engineer yang senior untuk mendampingi piping engineer yang baru. Total Sr. Engineer sampai dengan Nopember 2010 ada dua orang sementara total Engineer 10 orang, untuk itu sebaiknya ada penambahan Sr. Engineer satu atau dua orang selama tiga bulan. Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.42 No
Keterangan 1 Sr. Piping Engineer
Unit Variabel Mhrs
Total Variabel Biaya Variabel Total Biaya Min Max Med Max 600 1200 128.383 154.346 127.228.041
Total Biaya Korektif CX2
127.228.041
Tabel 5.42 Analisa Biaya Tindakan CX2 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
CX7 = Membuat sistem yang mendukung approval client secara online. Membuat suatu sistem jalur komunikasi online yang bisa diakses oleh tim tertentu
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
128
sesuai dengan otoritas yang sudah ditentukan. Disiapkan oleh IT engineer selama tiga sampai emapt hari. Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.43 No
Keterangan 1 IT Engineer
Unit Variabel Mhrs
Total Variabel Biaya Variabel Total Biaya Min Max Med Max 24 40 65.984 79.328 2.324.987
Total Biaya Korektif CX7
2.324.987
Tabel 5.43 Analisa Biaya Tindakan CX7 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Analisa biaya tindakan korektif untuk variabel : CX4, CX9, CX13, CX10, CX13, CX14, CX20, CX21, CX24, CX26, CX27 dan CX29 akan didapatkan setelah analisa produktifitas pekerjaan piping sampai bulan Nopember 2009 dan analisa kinerja sisa pekerjaan piping. Beberapa landasan analisa tindakan korektif untuk variabel CX4, CX9, CX13, CX10, CX13, CX14, CX20, CX21, CX24, CX26, CX27 dan CX29 antara lain : -
Variabel minimum dan maksimum didapat dengan acuan analisa produktifitas pekerjaan.
-
Target pertama tindakan korektif adalah menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan schedule awal proyek yaitu pekerjaan harus sudah selesai Pebruari 2010 dan alternatif lainya adalah merobah metode pekerjaan yaitu sisa pekerjaan tetap bisa diselesaikan mundur dari schedule awal tetapi tidak merubah critical path dari proyek atau sisa pekerjaan bisa diselesaikan bersamaan dengan pekerjaan yang lainya, yaitu alternatif pertama pekerjaan diselesaikan Maret 2010, alternatif kedua pekerjaan diselesaikan April 2010, alternatif ketiga pekerjaan diselesaikan Mei 2010, alternatif pekerjaan diselesaikan Juni 2010 dan alternatif terakhir pekerjaan diselesaikan bulan Juli 2010.
-
Dasar analisa penambahan tenaga kerja untuk tindakan korektif dijelaskan pada tabel 5.44 Detail analisa biaya tindakan korektif untuk variabel : CX4, CX9, CX13,
CX10, CX13, CX14, CX20, CX21, CX24, CX26, CX27 dan CX29 seperti pada tabel 5.44
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
129 Shop Weld
Total Pekerjaan
214.931
Dia‐Inch
Analisa Tindakan Korektif Shop weld Dengan Target Schedule Des 2009
No
Pekerjaan 1 Fabrikator A ‐ OSBL Area Welder Productivity Productivity
Qty
Unit
58.339 14 252 18
Dia‐Inch MM DI/Day
Progres s/d Nop'09 Qty Unit 51.626
Dia‐Inch
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Des'2009 Area Kerja 1 Perlu Penambahan Welder dari subkontraktor
Kebutuhan MP Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 Material Handling‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total Welder Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 Fabrikator A ‐ ISBL Area Welder Productivity Productivity
156.591 20 500 25
1
Unit
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 Material Handling‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total Welder Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan
Unit
MM MM ‐
‐ MM
1
1
MM MM 1
1 MM
‐
‐
MM MM ‐
‐ MM
2
2
MM MM 2
2 MM
1
2
MM MM 1
2 MM
1
2
MM MM 1
2 MM
1
1
MM MM 1
1 MM
‐
‐
MM MM ‐
‐ MM
‐
1
‐
‐
‐
‐ 140.927
Dia‐Inch
15.664
15.664 681 27 7
Fabrikasi Kebutuhan MP Min Mak
Manpower Dari Kontraktor
Tambahan MP Min Mak
1
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Des'2009 Area Kerja 1 Perlu Penambahan Welder dari subkontraktor
DI/Month DI/Day Welder Welder
1 ‐
Dia‐Inch MM DI/Day
6.713
6.713 292 16 2
Fabrikasi
Manpower Dari Kontraktor
Des'09 Remaining Pekerjaan Qty Unit
1
Unit
DI/Month DI/Day Welder Welder
Tambahan MP Min Mak
Unit
1
1
MM MM ‐
‐ MM
1
1
MM MM 1
1 MM
‐
‐
MM MM ‐
‐ MM
3
3
MM MM 2
2 MM
1
2
MM MM 1
2 MM
1
2
MM MM ‐
1 MM
1
1
MM MM 1
1 MM
‐
‐
MM MM ‐
‐ MM
‐
‐
1
‐
1
‐
‐
Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
130 Field Weld
Total Pekerjaan
256.015
Dia‐Inch
Analisa Tindakan Korektif Dengan Target Schedule Awal Feb 2010
No
Pekerjaan
1 OSBL Area Welder Productivity Productivity
Qty
Unit
86.841 15 195 13
Dia‐Inch MM DI/Day DI/W/Day
Progres s/d Nop'09 Qty Unit 46.648
Dia‐Inch
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 Area Kerja 17 Perlu Penambahan Welder dari subkontraktor
Kebutuhan MP Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 Material Handling‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total Welder Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 ISBL Area Welder Productivity Productivity
169.174 18 234 13
4
Unit
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 Material Handling‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total Welder Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan
Unit
MM MM
3
4
MM MM 1
3
4
MM MM
4
5
MM MM 2
3 MM
3
4
MM MM 2
3 MM
‐
‐
MM MM ‐
‐ MM
3
4
MM MM 2
3 MM
3
4
MM MM 1
2 MM
4
2
1
‐
1
2 65.716
Dia‐Inch
(1) 0 MM
2 MM
(1) 0 MM
103.458
34.486 1.379 106 88
Area Kebutuhan MP Min Mak
Manpower Dari Kontraktor
Tambahan MP Min Mak
4
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 Area Kerja 21 Perlu Penambahan Welder dari subkontraktor
DI/Month DI/Day Welder
3 2
Dia‐Inch MM DI/Day DI/W/Day
40.193
13.398 536 41 26
Area
Manpower Dari Kontraktor
Des'09 Jan'10 Feb'10 Remaining Pekerjaan Qty Unit
4
Unit
1 Bulan Hari Welder Welder
Tambahan MP Min Mak
Unit
4
5
MM MM 0
1 MM
4
5
MM MM 2
3 MM
4
5
MM MM 0
1 MM
11
13
MM MM 9
11 MM
4
5
MM MM 3
4 MM
‐
‐
MM MM ‐
‐ MM
4
5
MM MM 3
4 MM
4
5
MM MM 2
3 MM
2
4
2
1
‐
1
2
Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
131 Field Weld
Total Pekerjaan
256.015
Dia‐Inch
Analisa Tindakan Korektif Dengan Target Maret 2010
No
Pekerjaan 1 OSBL Area Welder Productivity Productivity
Qty
Unit
86.841 15 195 13
Dia‐Inch MM DI/Day DI/W/Day
Des'09 Progres s/d Nop'09 Qty Unit 46.648
Dia‐Inch
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 Area Kerja 17 Perlu Penambahan Welder dari subkontraktor
Kebutuhan MP Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 Material Handling‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total Welder Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 ISBL Area Welder Productivity Productivity
169.174 18 234 13
4
Unit
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 Material Handling‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total Welder Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan
Unit
MM MM (1) 0 MM
3
4
MM MM 1
3
4
MM MM (1) 0 MM
3
4
MM MM 1
2 MM
3
4
MM MM 2
3 MM
‐
‐
MM MM ‐
‐ MM
3
4
MM MM 2
3 MM
3
4
MM MM 1
2 MM
4
2
1
‐
1
2 65.716
Dia‐Inch
2 MM
103.458
25.865 1.035 80 62
Area Kebutuhan MP Min Mak
Manpower Dari Kontraktor
Tambahan MP Min Mak
4
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 Area Kerja 21 Perlu Penambahan Welder dari subkontraktor
1 Bulan Hari Welder
3 2
Dia‐Inch MM DI/Day DI/W/Day
40.193
10.048 402 31 16
Area
Manpower Dari Kontraktor
Jan'10 Feb'10 Mar'10 Remaining Pekerjaan Qty Unit
4
Unit
1 Bulan Hari Welder Welder
Tambahan MP Min Mak
Unit
4
5
MM MM 0
1 MM
4
5
MM MM 2
3 MM
4
5
MM MM 0
1 MM
8
10
MM MM 6
8 MM
4
5
MM MM 3
4 MM
‐
‐
MM MM ‐
‐ MM
4
5
MM MM 3
4 MM
4
5
2
4
2
1
‐
1
2
MM MM
2
3 MM
Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
132 Field Weld
Total Pekerjaan
256.015
Dia‐Inch
Analisa Tindakan Korektif Dengan Target April 2010
No
Pekerjaan 1 OSBL Area Welder Productivity Productivity
Qty
Unit
86.841 15 195 13
Dia‐Inch MM DI/Day DI/W/Day
Des'09 Jan'10 Progres s/d Nop'09 Qty Unit 46.648
Dia‐Inch
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 Area Kerja 17 Perlu Penambahan Welder dari subkontraktor
Kebutuhan MP Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 Material Handling‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total Welder Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 ISBL Area Welder Productivity Productivity
169.174 18 234 13
Unit
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 Material Handling‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total Welder Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan
Unit
MM MM (1) 0 MM
3
4
MM MM 1
3
4
MM MM (1) 0 MM
2
3
MM MM 0
1 MM
3
4
MM MM 2
3 MM
‐
‐
MM MM ‐
‐ MM
3
4
MM MM 2
3 MM
3
4
MM MM 1
2 MM
2
4
2
1
‐
1
2 65.716
Dia‐Inch
2 MM
103.458
20.692 828 64 46
Area Kebutuhan MP Min Mak
Manpower Dari Kontraktor
Tambahan MP Min Mak
4
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 Area Kerja 21 Perlu Penambahan Welder dari subkontraktor
1 Bulan Hari Welder
3
4
Dia‐Inch MM DI/Day DI/W/Day
40.193
8.039 322 25 10
Area
Manpower Dari Kontraktor
Feb'10 Mar'10 Apr'10 Remaining Pekerjaan Qty Unit
Unit
1 Bulan Hari Welder Welder
Tambahan MP Min Mak
Unit
4
5
MM MM 0
1 MM
4
5
MM MM 2
3 MM
4
5
MM MM 0
1 MM
6
8
MM MM 4
6 MM
4
5
MM MM 3
4 MM
‐
‐
MM MM ‐
‐ MM
4
5
MM MM 3
4 MM
4
5
4
2
4
2
1
‐
1
2
MM MM
2
3 MM
Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
133 Field Weld
Total Pekerjaan
256.015
Dia‐Inch
Analisa Tindakan Korektif Dengan Target Mei 2010
No
Pekerjaan 1 OSBL Area Welder Productivity Productivity
Qty
Unit
86.841 15 195 13
Dia‐Inch MM DI/Day DI/W/Day
Des'09 Jan'10 Feb'10 Progres s/d Nop'09 Qty Unit 46.648
Dia‐Inch
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 Area Kerja 17 Perlu Penambahan Welder dari subkontraktor
Kebutuhan MP Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 Material Handling‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total Welder Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 1 ISBL Area Welder Productivity Productivity
169.174 18 234 13
4
Unit
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 Material Handling‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total Welder Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan
Unit
MM MM (1) 0 MM
3
4
MM MM 1
3
4
MM MM (1) 0 MM
2
3
MM MM 0
1 MM
3
4
MM MM 2
3 MM
‐
‐
MM MM ‐
‐ MM
3
4
MM MM 2
3 MM
3
4
MM MM 1
2 MM
4
2
1
‐
1
2 65.716
Dia‐Inch
2 MM
103.458
17.243 690 53 35
Area Kebutuhan MP Min Mak
Manpower Dari Kontraktor
Tambahan MP Min Mak
4
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 Area Kerja 21 Perlu Penambahan Welder dari subkontraktor
1 Bulan Hari Welder
3 2
Dia‐Inch MM DI/Day DI/W/Day
40.193
6.699 268 21 6
Area
Manpower Dari Kontraktor
Mar'10 Apr'10 Mei'10 Remaining Pekerjaan Qty Unit
Unit
1 Bulan Hari Welder Welder
Tambahan MP Min Mak
Unit
4
5
MM MM 0
1 MM
4
5
MM MM 2
3 MM
4
5
MM MM 0
1 MM
5
7
MM MM 3
5 MM
4
5
MM MM 3
4 MM
‐
‐
MM MM ‐
‐ MM
4
5
MM MM 3
4 MM
4
5
4
2
4
2
1
‐
1
2
MM MM
2
3 MM
Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
134 Field Weld
Total Pekerjaan
256.015
Dia‐Inch
Analisa Tindakan Korektif Dengan Target Juni 2010 Des'09 No
Pekerjaan 1 OSBL Area Welder Productivity Productivity
Qty
Unit
86.841 15 195 13
Dia‐Inch MM DI/Day DI/W/Day
Jan'10 Feb'10 Mar'10 Progres s/d Nop'09 Qty Unit 46.648
Dia‐Inch
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 Area Kerja 17 Perlu Penambahan Welder dari subkontraktor
Kebutuhan MP Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 Material Handling‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total Welder Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 1 ISBL Area Welder Productivity Productivity
169.174 18 234 13
Unit
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 Material Handling‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total Welder Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan
Unit
MM MM (1) 0 MM
3
4
MM MM 1
3
4
MM MM (1) 0 MM
2
2
MM MM (0) 0 MM
3
4
MM MM 2
3 MM
‐
‐
MM MM ‐
‐ MM
3
4
MM MM 2
3 MM
3
4
MM MM 1
2 MM
2
4
2
1
‐
1
2 65.716
Dia‐Inch
2 MM
103.458
14.780 591 45 27
Area Kebutuhan MP Min Mak
Manpower Dari Kontraktor
Tambahan MP Min Mak
4
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 Area Kerja 21 Perlu Penambahan Welder dari subkontraktor
1 Bulan Hari Welder
3
4
Dia‐Inch MM DI/Day DI/W/Day
40.193
5.742 230 18 3
Area
Manpower Dari Kontraktor
Apr'10 Mei'10 Jun'10 Remaining Pekerjaan Qty Unit
4
Unit
1 Bulan Hari Welder Welder
Tambahan MP Min Mak
Unit
4
5
MM MM 0
1 MM
4
5
MM MM 2
3 MM
4
5
MM MM 0
1 MM
5
6
MM MM 3
4 MM
4
5
MM MM 3
4 MM
‐
‐
MM MM ‐
‐ MM
4
5
MM MM 3
4 MM
4
5
2
4
2
1
‐
1
2
MM MM
2
3 MM
Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
135 Field Weld
Total Pekerjaan
256.015
Dia‐Inch
Analisa Tindakan Korektif Dengan Target Juni 2010
No
Des'09
Jan'10
Qty
Unit
86.841 15 195 13
Dia‐Inch MM DI/Day DI/W/Day
Pekerjaan 1 OSBL Area Welder Productivity Productivity
Feb'10 Mar'10 Apr'10 Progres s/d Nop'09 Qty Unit 46.648
Dia‐Inch
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 Area Kerja 17 Perlu Penambahan Welder dari subkontraktor
Kebutuhan MP Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 Material Handling‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total Welder Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 1 ISBL Area Welder Productivity Productivity
169.174 18 234 13
4
Unit
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 2 Material Handling‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total Welder Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan 8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja Manpower Sampai Nopember 2009 Kebutuhan
Unit
MM MM (1) 0 MM
3
4
MM MM 1
3
4
MM MM (1) 0 MM
2
2
MM MM (0) (0) MM
3
4
MM MM 2
3 MM
‐
‐
MM MM ‐
‐ MM
3
4
MM MM 2
3 MM
3
4
MM MM 1
2 MM
4
2
1
‐
1
2 65.716
Dia‐Inch
2 MM
103.458
12.932 517 40 22
Area
Manpower Dari Kontraktor
Tambahan MP Min Mak
4
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 Area Kerja 21 Perlu Penambahan Welder dari subkontraktor
1 Bulan Hari Welder
3 2
Dia‐Inch MM DI/Day DI/W/Day
40.193
5.024 201 15 0
Area
Manpower Dari Kontraktor
Mei'10 Jun'10 Jul'10 Remaining Pekerjaan Qty Unit
Kebutuhan MP Min Mak
Unit
1 Bulan Hari Welder Welder
Tambahan MP Min Mak
Unit
4
5
MM MM 0
1 MM
4
5
MM MM 2
3 MM
4
5
MM MM 0
1 MM
4
5
MM MM 2
3 MM
4
5
MM MM 3
4 MM
‐
‐
MM MM ‐
‐ MM
4
5
MM MM 3
4 MM
4
5
4
2
4
2
1
‐
1
2
MM MM
2
3 MM
Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
136
Dari analisa produktifitas sesuai dengan tabel 5.44 didapatkan analisa biaya tindakan korektif untuk variabel CX4, CX9, CX13, CX10, CX13, CX14, CX20, CX21, CX24, CX26, CX27 dan CX29 dengan lima kondisi antara lain : -
Simulasi-1 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan pekerjaan field weld selesai sampai dengan akhir Pebruari 2010, sesuai dengan tabel 5.45
-
Simulasi-2 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai dengan akhir Maret 2010, sesuai dengan tabel 5.46
-
Simulasi-3 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai dengan akhir April 2010, sesuai dengan tabel 5.47
-
Simulasi-4 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai dengan akhir Mei 2010, sesuai dengan tabel 5.48
-
Simulasi-5 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai dengan akhir Juni 2010, sesuai dengan tabel 5.49
-
Simulasi-6 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai dengan akhir Juli 2010, sesuai dengan tabel 5.50
-
Nilai total variabel minimum dan maksimum untuk penambahan manhours dibagi menjadi tiga kategori yaitu : -
Untuk piping engineer, material handling engineer, QA/QC supervisor, project control dan construction control, didapatkan nilai minumum variabel dengan kondisi 1 orang engineer bertanggung jawab untuk 5 area, sedangkan untuk nilai maksimum jika 1 orang engineer bertanggung jawab untuk 4 area kerja.
-
Untuk welding supervisor, penambahan manhours tergantung dari
jumlah
walder
yang
akan
diawasi.
Untuk
nilai
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
137
minimumnya didapat jika 1 welding supervisor mengawasi 10 orang welder dan nilai maksimumnya didapat jika 1 orang welding supervisor mengawasi 8 welder. Sehingga didapatkan detail analisa untuk tindakan korektif antara lain Shop Weld ‐ Desember 2009 No
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
OSBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer ISBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09
1 Bulan Unit Variabel
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
OSBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer ISBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer Total Biaya Field Weld ‐ Peb'10
Biaya Variabel Med Max
Total Biaya
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 250 ‐ 250 250 250 250 ‐
‐ 250 ‐ 250 500 500 250 ‐
60.497 62.236 45.900 48.508 46.751 38.923 57.953 55.660
72.732 74.822 55.182 58.318 56.205 46.794 69.673 66.916
‐ 17.132.256 ‐ 13.353.202 19.304.122 16.072.008 15.953.222 ‐
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 250 ‐ 500 250 ‐ 250 ‐
‐ 250 ‐ 500 500 250 250 ‐
60.497 62.236 45.900 48.508 46.751 38.923 57.953 55.660
72.732 74.822 55.182 58.318 56.205 46.794 69.673 66.916
‐ 17.132.256 ‐ 26.706.403 19.304.122 5.357.336 15.953.222 ‐ 166.268.148
Field Weld ‐ Februari 2010 No
Total Variabel Min Max
3 Bulan Unit Variabel
Total Variabel Min Max
Biaya Variabel Med Max
Total Biaya
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 750 ‐ 1.500 1.500 ‐ 1.500 750
‐ 1.500 ‐ 2.250 2.250 ‐ 2.250 1.500
60.497 62.236 45.900 48.508 46.751 38.923 57.953 55.660
72.732 74.822 55.182 58.318 56.205 46.794 69.673 66.916
‐ 77.095.153 ‐ 100.149.013 96.520.609 ‐ 119.649.162 68.949.319
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 1.500 ‐ 6.750 2.250 ‐ 2.250 1.500
750 2.250 750 8.250 3.000 ‐ 3.000 2.250
60.497 62.236 45.900 48.508 46.751 38.923 57.953 55.660
72.732 74.822 55.182 58.318 56.205 46.794 69.673 66.916
24.980.442 128.491.922 18.952.745 400.596.050 135.128.853 ‐ 167.508.827 114.915.531 1.452.937.628
Tabel 5.45 Simulasi-1 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
138
Shop Weld ‐ Desember 2009 No
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
OSBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer ISBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09
1 Bulan Unit Variabel
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
OSBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer ISBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer Total Biaya Field Weld ‐ Mar'10
Biaya Variabel Med Max
Total Biaya
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 250 ‐ 250 250 250 250 ‐
‐ 250 ‐ 250 500 500 250 ‐
60.497 62.236 45.900 48.508 46.751 38.923 57.953 55.660
72.732 74.822 55.182 58.318 56.205 46.794 69.673 66.916
‐ 17.132.256 ‐ 13.353.202 19.304.122 16.072.008 15.953.222 ‐
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 250 ‐ 500 250 ‐ 250 ‐
‐ 250 ‐ 500 500 250 250 ‐
60.497 62.236 45.900 48.508 46.751 38.923 57.953 55.660
72.732 74.822 55.182 58.318 56.205 46.794 69.673 66.916
‐ 17.132.256 ‐ 26.706.403 19.304.122 5.357.336 15.953.222 ‐ 166.268.148
Field Weld ‐ Maret 2010 No
Total Variabel Min Max
4 Bulan Unit Variabel
Total Variabel Min Max
Biaya Variabel Med Max
Total Biaya
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ ‐ 1000 2000 ‐ ‐ 1000 2000 2000 3000 ‐ ‐ 2000 3000 2000 1000
60497,35 62236,055 45899,543 48507,948 46750,503 38923,006 57952,996 55660,225
72731,674 74821,995 55181,766 58317,665 56204,814 46794,369 69672,777 66916,341
‐ 102.793.538 ‐ 80.119.210 128.694.146 ‐ 159.532.216 91.932.425
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 1000 2000 3000 ‐ 1000 6000 8000 3000 4000 ‐ ‐ 3000 4000 2000 3000
60497,35 62236,055 45899,543 48507,948 46750,503 38923,006 57952,996 55660,225
72731,674 74821,995 55181,766 58317,665 56204,814 46794,369 69672,777 66916,341
33.307.256 171.322.563 25.270.327 373.889.647 180.171.804 ‐ 223.345.103 153.220.708 1.723.598.944
Tabel 5.46 Simulasi-2 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
139 Shop Weld ‐ Desember 2009 No
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
OSBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer ISBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09
1 Bulan Unit Variabel
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
OSBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer ISBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer Total Biaya Field Weld ‐ Apr'10
Biaya Variabel Med Max
Total Biaya
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 250 ‐ 250 250 250 250 ‐
‐ 250 ‐ 250 500 500 250 ‐
60.497 62.236 45.900 48.508 46.751 38.923 57.953 55.660
72.732 74.822 55.182 58.318 56.205 46.794 69.673 66.916
‐ 17.132.256 ‐ 13.353.202 19.304.122 16.072.008 15.953.222 ‐
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 250 ‐ 500 250 ‐ 250 ‐
‐ 250 ‐ 500 500 250 250 ‐
60.497 62.236 45.900 48.508 46.751 38.923 57.953 55.660
72.732 74.822 55.182 58.318 56.205 46.794 69.673 66.916
‐ 17.132.256 ‐ 26.706.403 19.304.122 5.357.336 15.953.222 ‐ 166.268.148
Field Weld ‐ April 2010 No
Total Variabel Min Max
5 Bulan Unit Variabel
Total Variabel Min Max
Biaya Variabel Med Max
Total Biaya
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ ‐ 1250 2500 ‐ ‐ ‐ 1250 2500 3750 ‐ ‐ 2500 3750 1250 2500
60497,35 62236,055 45899,543 48507,948 46750,503 38923,006 57952,996 55660,225
72731,674 74821,995 55181,766 58317,665 56204,814 46794,369 69672,777 66916,341
‐ 128.491.922 ‐ 33.383.004 160.867.682 ‐ 199.415.270 114.915.531
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 1250 2500 3750 ‐ 1250 5000 7500 3750 5000 ‐ ‐ 3750 5000 2500 3750
60497,35 62236,055 45899,543 48507,948 46750,503 38923,006 57952,996 55660,225
72731,674 74821,995 55181,766 58317,665 56204,814 46794,369 69672,777 66916,341
41.634.070 214.153.204 31.587.909 333.830.042 225.214.755 ‐ 279.181.379 191.525.886 1.954.200.655
Tabel 5.47 Simulasi-3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
140 Shop Weld ‐ Desember 2009 No
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
OSBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer ISBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09
1 Bulan Unit Variabel
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
OSBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer ISBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer Total Biaya Field Weld ‐ Mei'10
Biaya Variabel Med Max
Total Biaya
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 250 ‐ 250 250 250 250 ‐
‐ 250 ‐ 250 500 500 250 ‐
60.497 62.236 45.900 48.508 46.751 38.923 57.953 55.660
72.732 74.822 55.182 58.318 56.205 46.794 69.673 66.916
‐ 17.132.256 ‐ 13.353.202 19.304.122 16.072.008 15.953.222 ‐
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 250 ‐ 500 250 ‐ 250 ‐
‐ 250 ‐ 500 500 250 250 ‐
60.497 62.236 45.900 48.508 46.751 38.923 57.953 55.660
72.732 74.822 55.182 58.318 56.205 46.794 69.673 66.916
‐ 17.132.256 ‐ 26.706.403 19.304.122 5.357.336 15.953.222 ‐ 166.268.148
Field Weld ‐ Mei 2010 No
Total Variabel Min Max
6 Bulan Unit Variabel
Total Variabel Min Max
Biaya Variabel Med Max
Total Biaya
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ ‐ 1500 3000 ‐ ‐ ‐ 1500 3000 4500 ‐ ‐ 3000 4500 1500 3000
60497,35 62236,055 45899,543 48507,948 46750,503 38923,006 57952,996 55660,225
72731,674 74821,995 55181,766 58317,665 56204,814 46794,369 69672,777 66916,341
‐ 154.190.307 ‐ 40.059.605 193.041.219 ‐ 239.298.324 137.898.638
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 1500 3000 4500 ‐ 1500 4500 7500 4500 6000 ‐ ‐ 4500 6000 3000 4500
60497,35 62236,055 45899,543 48507,948 46750,503 38923,006 57952,996 55660,225
72731,674 74821,995 55181,766 58317,665 56204,814 46794,369 69672,777 66916,341
49.960.884 256.983.845 37.905.491 320.476.840 270.257.706 ‐ 335.017.654 229.831.063 2.264.921.576
Tabel 5.48 Simulasi-4 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
141 Shop Weld ‐ Desember 2009 No
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
OSBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer ISBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09
1 Bulan Unit Variabel
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
OSBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer ISBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer Total Biaya Field Weld ‐ Jun'10
Biaya Variabel Med Max
Total Biaya
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 250 ‐ 250 250 250 250 ‐
‐ 250 ‐ 250 500 500 250 ‐
60.497 62.236 45.900 48.508 46.751 38.923 57.953 55.660
72.732 74.822 55.182 58.318 56.205 46.794 69.673 66.916
‐ 17.132.256 ‐ 13.353.202 19.304.122 16.072.008 15.953.222 ‐
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 250 ‐ 500 250 ‐ 250 ‐
‐ 250 ‐ 500 500 250 250 ‐
60.497 62.236 45.900 48.508 46.751 38.923 57.953 55.660
72.732 74.822 55.182 58.318 56.205 46.794 69.673 66.916
‐ 17.132.256 ‐ 26.706.403 19.304.122 5.357.336 15.953.222 ‐ 166.268.148
Field Weld ‐ Juni 2010 No
Total Variabel Min Max
7 Bulan Unit Variabel
Total Variabel Min Max
Biaya Variabel Med Max
Total Biaya
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 1750 ‐ ‐ 3500 ‐ 3500 1750
‐ 3500 ‐ ‐ 5250 ‐ 5250 3500
60497,35 62236,055 45899,543 48507,948 46750,503 38923,006 57952,996 55660,225
72731,674 74821,995 55181,766 58317,665 56204,814 46794,369 69672,777 66916,341
‐ 179.888.691 ‐ ‐ 225.214.755 ‐ 279.181.379 160.881.744
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 1750 3500 5250 ‐ 1750 5250 7000 5250 7000 ‐ ‐ 5250 7000 3500 5250
60497,35 62236,055 45899,543 48507,948 46750,503 38923,006 57952,996 55660,225
72731,674 74821,995 55181,766 58317,665 56204,814 46794,369 69672,777 66916,341
58.287.698 299.814.486 44.223.073 327.153.441 315.300.657 ‐ 390.853.930 268.136.240 2.548.936.094
Tabel 5.49 Simulasi-5 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
142 Shop Weld ‐ Desember 2009 No
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
OSBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer ISBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09
1 Bulan Unit Variabel
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
OSBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer ISBL AREA Piping Engineer Material Handling Piping Supervisor Welding Supervisor QA/QC Supervisor Supervisor Fabrikasi Project Control/scheduler Construction Control Engineer Total Biaya Field Weld ‐ Jul'10
Biaya Variabel Med Max
Total Biaya
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 250 ‐ 250 250 250 250 ‐
‐ 250 ‐ 250 500 500 250 ‐
60.497 62.236 45.900 48.508 46.751 38.923 57.953 55.660
72.732 74.822 55.182 58.318 56.205 46.794 69.673 66.916
‐ 17.132.256 ‐ 13.353.202 19.304.122 16.072.008 15.953.222 ‐
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 250 ‐ 500 250 ‐ 250 ‐
‐ 250 ‐ 500 500 250 250 ‐
60.497 62.236 45.900 48.508 46.751 38.923 57.953 55.660
72.732 74.822 55.182 58.318 56.205 46.794 69.673 66.916
‐ 17.132.256 ‐ 26.706.403 19.304.122 5.357.336 15.953.222 ‐ 166.268.148
Field Weld ‐ Juli 2010 No
Total Variabel Min Max
8 Bulan Unit Variabel
Total Variabel Min Max
Biaya Variabel Med Max
Total Biaya
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 2000 ‐ ‐ 4000 ‐ 4000 2000
‐ 4000 ‐ ‐ 6000 ‐ 6000 4000
60497,35 62236,055 45899,543 48507,948 46750,503 38923,006 57952,996 55660,225
72731,674 74821,995 55181,766 58317,665 56204,814 46794,369 69672,777 66916,341
‐ 205.587.076 ‐ ‐ 257.388.292 ‐ 319.064.433 183.864.850
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
‐ 2000 4000 6000 ‐ 2000 4000 6000 6000 8000 ‐ ‐ 6000 8000 4000 6000
60497,35 62236,055 45899,543 48507,948 46750,503 38923,006 57952,996 55660,225
72731,674 74821,995 55181,766 58317,665 56204,814 46794,369 69672,777 66916,341
66.614.512 342.645.127 50.540.654 267.064.033 360.343.608 ‐ 446.690.206 306.441.417 2.806.244.208
Tabel 5.60 Simulasi-6 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
143
Dan biaya total tindakan korektif untuk masing masing simulasi adalah seperti pada tabel 5.61 Total Tindakan Korektif Sampai Februari 2010
1.775.327.279
Total Tindakan Korektif Sampai Maret 2010
2.045.988.595
Total Tindakan Korektif Sampai April 2010
2.276.590.306
Total Tindakan Korektif Sampai Mei 2010
2.587.311.227
Total Tindakan Korektif Sampai Juni 2010
2.871.325.745
Total Tindakan Korektif Sampai Juli 2010
3.128.633.859
Tabel 5.61 Biaya Total Tindakan Korektif Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Sedangkan analisa tindakan korektif untuk variabel : CX6, CX12, CX16, CX17, CX28, CX31 dilakukan dengan analisa pendekatan deskriptif. CX6 = Pengiriman material piping secara berkala dan mengganti sistim transportasi pengiriman (yang tadinya pengiriman lewat darat menjadi lewat udara). Menurut studi literatur “The 2010 Global Construction Cost and Reference Yearbook 10th Annual Edition” perubahan pengiriman material dari inland freight menjadi air freight akan menaikkan biaya pengiriman sebesar : 5.5% - 6.5% dari total biaya material. CX10 = Mengganti manajemen subkontraktor sehingga perlu waktu untuk mereview dan memilih subkontraktor yang lebih mampu. Hal ini kurang efektif dilakukan karena akan memperlambat proses pekerjaan, sehingga alternatif lain adalah mengelola subkontraktor yang ada dengan penambahan pengawasan dari kontraktor. CX12 = Memberikan training kepada subkontraktor. Untuk efisiensi waktu dan biaya diharapkan tindakan korektif ini dapat dilakukan berupa pengarahan yang lebih intensif dari supervisor kepada subkontraktor. Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
144
CX16 = Menambah jam kerja atau memberlakukan over time untuk mengejar ketertinggalan pekerjaan. Mengingat semua pekerjaan pengelasan dikerjakan oleh subkontraktor, maka penambahan jam kerja harus menyesuaikan kemampuan dan ketersediaan dari subkontraktor. CX17 = Mengganti pekerja subkontraktor yang tidak berkualitas. Hal ini kurang efektif dilakukan karena akan memperlambat proses pekerjaan, sehingga alternatif lain adalah mengelola subkontraktor yang ada dengan penambahan pengawasan dari kontraktor. CX28 = Penambahan peralatan konstruksi sesuai dengan kebutuhan. Sebagian besar peralatan konstruksi untuk pekerjaan piping menjadi tanggung jawab dari subkontraktor, sehingga penambahan peralatan konstruksi berdampak tidak signifikan terhadap kontraktor. CX31 = Untuk hari libur dan hari besar keagamaan tetap bekerja dengan memberikan insentif kepada pekerja. Anggaran yang diberlakukan pada proyek X untuk insentif adalah sebesar 0.83% dari nilai kontrak pekerjaan. Jika insentif ini diberlakukan maka akan ada pengeluaran sebesar 0.83% dari nilai kontrak pekerjaan piping. 5.3.5.2.1 Optimasi Biaya Tindakan Korektif Untuk setiap biaya tindakan korektif dilakukan analisa optimasi biaya dengan bantuan program analisa risiko @risk 4.5, tujuan dari optimasi ini adalah untuk mendapatkan research question yang kedua yaitu melakukan optimasi untuk mendapatkan biaya yang optimal dengan probabilitas tertinggi dari setiap tindakan korektif. Ada beberapa langkah - langkah dalam melakukan optimasi dengan bantuan program @risk 4.5 yaitu : -
Buka aplikasi @risk 4.5 dan file yang akan dioptimasi
-
Menentukan output dari estimasi
-
Menentukan setting iterasi
-
Menentukan jenis report atau output dari nilai yang akan dioptimasi
-
Running simulasi
Dari tahapan di atas maka untuk setiap nilai yang dioptimasi akan didapatkan probabilitas terjadinya nilai yang dioptimasi. Optimasi biaya tindakan Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
145
untuk masing masing tindakan korektif disertakan dalam lampiran dan optimasi biaya tindakan korektif secara keseluruhan dengan enam simulasi adalah sebagai berikut : -
Simulasi-1 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan pekerjaan field weld selesai sampai dengan akhir Pebruari 2010, sesuai dengan gambar 5.5
-
Simulasi-2 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai dengan akhir Maret 2010, sesuai dengan gambar 5.6
-
Simulasi-3 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai dengan akhir April 2010, sesuai dengan gambar 5.7
-
Simulasi-4 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai dengan akhir Mei 2010, sesuai dengan gambar 5.8
-
Simulasi-5 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai dengan akhir Juni 2010, sesuai dengan gambar 5.9
-
Simulasi-6 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai dengan akhir Juli 2010, sesuai dengan gambar 5.10
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
146 Simulation Results for Total Tindakan Korektif Sampai Februari 2010 / Total Biaya / I195 Summary Information
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Februari...
Workbook Name
7
1
Number of Iterations
Mean=1,77458E+09
6
Values in 10^ -9
l Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations
10000
Number of Inputs
232
Number of Outputs
5
15
Sampling Type
4
Monte Carlo
Simulation Start Time
30/12/2010 22:15
3
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
2
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
1 0
1,55
1,7
1,85
2
Statistic
Values in Billions 5%
90%
5%
1,6717
1,8783
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Februari... 1,000 Mean=1,77458E+09
0,800 0,600
Summary Statistics Value %tile 1.550.722.944
5% 1.671.718.272
Maximum
1.998.967.936
10% 1.694.441.600
Mean
1.774.580.270
15% 1.709.266.176
Std Dev
62.388.554
20% 1.721.489.792
Variance
3,89233E+15
25% 1.731.941.504
Skewness
0,026939898
30% 1.741.234.176
Kurtosis
2,909161779
35% 1.749.797.632
Median
1.774.054.528
40% 1.758.301.440
Mode
1.679.420.288
45% 1.766.266.880
Left X
1.671.718.272
50% 1.774.054.528
Left P Right X
0,400
5% 1.878.273.920
Right P
0,200
Diff X
95% 206.555.648
Diff P
0,000
1,55
1,7
1,85
2
90%
1,8783
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
-1
/ / / / / / / / / / / / / / / /
Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
Biaya/I14 Biaya/I68 Biaya/I68 Biaya/I66 Biaya/I57 Biaya/I65 Biaya/I71 Biaya/I62 Biaya/I72 Biaya/I63 Biaya/I59 Biaya/I60 Biaya/I69 Biaya/I67 Biaya/I71 Biaya/I69
-0,75
-0,5
Rank
,392 ,37 ,339 ,239 ,235 ,232 ,221 ,22 ,214 ,212 ,186 ,18 ,179 ,175 ,143 ,114
-0,25
0
0,25
Std b Coefficients
0,5
0,75
1
60% 1.790.429.952 65% 1.799.223.040 70% 1.807.283.200 75% 1.816.707.328
0
80% 1.827.282.432 85% 1.839.377.664 90% 1.855.094.144
#Filtered
Regression Sensitivity for Cell I195
55% 1.782.110.848
90%
Filter Max
5%
1,6717
#Errors Filter Min
Values in Billions 5%
Value
Minimum
0
95% 1.878.273.920
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya /
0,390
0,390
#2
Mhrs / Total Biaya /
0,370
0,364
#3
Mhrs / Total Biaya /
0,335
0,328
#4
Mhrs / Total Biaya /
0,241
0,246
#5
Mhrs / Total Biaya /
0,231
0,219
#6
Mhrs / Total Biaya /
0,230
0,223
#7
Mhrs / Total Biaya /
0,217
0,205
#8
Mhrs / Total Biaya /
0,214
0,198
#9
Mhrs / Total Biaya /
0,209
0,217
#10
Mhrs / Total Biaya /
0,208
0,206
#11
Mhrs / Total Biaya /
0,188
0,203
#12
Mhrs / Total Biaya /
0,184
0,176
#13
Mhrs / Total Biaya /
0,181
0,171
#14
Mhrs / Total Biaya /
0,174
0,170
#15
Mhrs / Total Biaya /
0,147
0,147
#16
Mhrs / Total Biaya /
0,109
0,107
Gambar 5.5 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Pebruari 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
147 Simulation Results for Total Tindakan Korektif Sampai Maret 2010 / Total Biaya / I197 Summary Information
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Maret 20...
Workbook Name
6
1
Number of Iterations
Mean=2,045421E+09
10000
Number of Inputs
5
Values in 10^ -9
l Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations
232
Number of Outputs
4
15
Sampling Type
3 2 1 0
1,7
1,875
2,05
2,225
5%
30/12/2010 22:15 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
Statistic
90%
Minimum
5%
1,919
Simulation Start Time Simulation Stop Time
2,4
Values in Billions 2,1721
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Maret 20... 1,000 Mean=2,045421E+09
Summary Statistics Value %tile 1.755.001.088
Value
5% 1.918.980.352
Maximum
2.341.331.200
10% 1.947.168.640
Mean
2.045.421.115
15% 1.965.669.760
Std Dev
76.798.778
20% 1.980.241.536
Variance
5,89805E+15
25% 1.992.422.144
Skewness
0,058659188
30% 2.004.180.864
Kurtosis
2,939801334
Median
0,800
Monte Carlo
2.044.694.400
35% 2.015.619.584 40% 2.025.520.000
Mode
1.967.211.392
45% 2.034.922.368
0,600
Left X
1.918.980.352
50% 2.044.694.400
0,400
Right X
0,200
Diff X
Left P
5% 2.172.138.240
Right P
95% 253.157.888
Diff P
0,000
1,7
1,875
2,05
2,225
2,4
90%
1,919
2,1721
-1
/ / / / / / / / / / / / / / / /
Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
Biaya/I92 Biaya/I14 Biaya/I90 Biaya/I81 Biaya/I92 Biaya/I89 Biaya/I95 Biaya/I86 Biaya/I96 Biaya/I87 Biaya/I83 Biaya/I84 Biaya/I91 Biaya/I93 Biaya/I95 Biaya/I93
-0,75
-0,5
Rank
,404 ,318 ,258 ,258 ,258 ,253 ,242 ,239 ,232 ,23 ,2 ,194 ,192 ,19 ,153 ,124
-0,25
0
0,25
Std b Coefficients
80% 2.110.444.416
0,5
85% 2.125.375.360 90% 2.145.208.576
#Filtered
Regression Sensitivity for Cell I197 Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
75% 2.096.521.088
0
Filter Max
5%
0,75
1
65% 2.074.510.848 70% 2.085.554.048
90%
Filter Min
Values in Billions 5%
#Errors
55% 2.054.593.792 60% 2.064.410.880
0
95% 2.172.138.240
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya /
0,401
0,395
#2
Mhrs / Total Biaya /
0,314
0,302
#3
Mhrs / Total Biaya /
0,259
0,265
#4
Mhrs / Total Biaya /
0,258
0,245
#5
Mhrs / Total Biaya /
0,252
0,255
#6
Mhrs / Total Biaya /
0,250
0,232
#7
Mhrs / Total Biaya /
0,244
0,233
#8
Mhrs / Total Biaya /
0,241
0,232
#9
Mhrs / Total Biaya /
0,229
0,216
#10
Mhrs / Total Biaya /
0,226
0,214
#11
Mhrs / Total Biaya /
0,202
0,195
#12
Mhrs / Total Biaya /
0,198
0,191
#13
Mhrs / Total Biaya /
0,193
0,197
#14
Mhrs / Total Biaya /
0,192
0,177
#15
Mhrs / Total Biaya /
0,153
0,140
#16
Mhrs / Total Biaya /
0,122
0,119
Gambar 5.6 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Maret 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
148 Simulation Results for Total Tindakan Korektif Sampai April 2010 / Total Biaya / I199 Summary Information
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai April 20...
Number of Simulations
4,500
1
Number of Iterations
Mean=2,275968E+09
4,000
Values in 10^ -9
il Analisa Tindakan Korektif Rev
Workbook Name
10000
Number of Inputs
3,500
232
Number of Outputs
3,000
15
Sampling Type
2,500 2,000 1,500 1,000
Monte Carlo
Simulation Start Time
30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
0,500 0,000
1,9
2,1
2,3
2,5
2,7
Statistic
Values in Billions 5%
90%
5%
2,1248
2,4254
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai April 20... 1,000 0,800 0,600
1.941.428.480
5% 2.124.822.784
Maximum
2.612.318.464
10% 2.157.581.056
Mean
2.275.968.282
15% 2.179.523.328
Std Dev
92.204.068
20% 2.197.470.720
Variance
8,50159E+15
25% 2.211.895.040
Skewness
‐0,010723925
30% 2.226.201.088
2,898605245 2.275.774.976
40% 2.251.868.160
Mode
2.056.361.600
45% 2.264.286.208
Left X
2.124.822.784
50% 2.275.774.976
Right X
5% 2.425.434.368
Right P
0,200
Diff X
95% 300.611.584
Diff P
0,000
1,9
2,1
2,3
2,5
2,7
90%
2,4254
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
-1
/ / / / / / / / / / / / / / / /
Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
Biaya/I116 Biaya/I114 Biaya/I105 Biaya/I14 Biaya/I113 Biaya/I110 Biaya/I119 Biaya/I120 Biaya/I111 Biaya/I107 Biaya/I117 Biaya/I108 Biaya/I115 Biaya/I116 Biaya/I119 Biaya/I117
-0,75
-0,5
-0,25
Rank
,417 ,268 ,265 ,265 ,263 ,252 ,249 ,24 ,238 ,207 ,201 ,2 ,196 ,192 ,161 ,13
0
0,25
Std b Coefficients
0,5
0,75
1
65% 2.312.077.824 70% 2.325.666.560 75% 2.338.536.448
0
80% 2.354.180.608 85% 2.373.375.232 90% 2.393.811.968
#Filtered
Regression Sensitivity for Cell I199
55% 2.288.235.008 60% 2.300.962.560
90%
Filter Max
5%
2,1248
#Errors Filter Min
Values in Billions 5%
35% 2.240.321.536
Median
Left P
0,400
Value
Minimum
Kurtosis
Mean=2,275968E+09
Summary Statistics Value %tile
0
95% 2.425.434.368
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya / $
0,419
0,405
#2
Mhrs / Total Biaya / $
0,271
0,265
#3
Mhrs / Total Biaya / $
0,267
0,255
#4
Mhrs / Total Biaya / $
0,266
0,265
#5
Mhrs / Total Biaya / $
0,265
0,250
#6
Mhrs / Total Biaya / $
0,251
0,252
#7
Mhrs / Total Biaya / $
0,251
0,238
#8
Mhrs / Total Biaya / $
0,240
0,231
#9
Mhrs / Total Biaya / $
0,237
0,233
#10
Mhrs / Total Biaya / $
0,201
0,184
#11
Mhrs / Total Biaya / $
0,198
0,192
#12
Mhrs / Total Biaya / $
0,197
0,201
#13
Mhrs / Total Biaya / $
0,195
0,178
#14
Mhrs / Total Biaya / $
0,190
0,188
#15
Mhrs / Total Biaya / $
0,159
0,153
#16
Mhrs / Total Biaya / $
0,135
0,129
Gambar 5.7 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan April 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
149 Simulation Results for Total Tindakan Korektif Sampai Mei 2010 / Total Biaya / I201 Summary Information
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Mei 2010...
Workbook Name
4,000
1
Number of Iterations
Mean=2,587616E+09
3,500
Values in 10^ -9
l Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations
10000
Number of Inputs
3,000
Number of Outputs
2,500
Sampling Type
232 15 Monte Carlo
2,000
Simulation Start Time
30/12/2010 22:15
1,500
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
1,000 0,500 0,000
2,2
2,4
2,6
2,8
3
Statistic
Values in Billions 5%
90%
5%
2,4074
2,7721
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Mei 2010... 1,000 Mean=2,587616E+09
0,800 0,600
Summary Statistics Value %tile 2.210.119.680
5% 2.407.431.680
Maximum
2.977.118.464
10% 2.444.477.440
Mean
2.587.615.814
15% 2.470.446.336
Std Dev
110.595.455
20% 2.490.875.392
Variance
1,22314E+16
Skewness
0,062256717
30% 2.528.081.408
Kurtosis
2,810739366
35% 2.543.777.280
2.587.118.592
40% 2.559.043.328
Mode
2.418.272.256
45% 2.573.325.312
Left X
2.407.431.680
50% 2.587.118.592
Right X
5% 2.772.109.824
Right P
0,200
Diff X
95% 364.678.144
Diff P
0,000
2,2
2,4
2,6
2,8
3
90%
2,7721
-1
/ / / / / / / / / / / / / / / /
Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
Biaya/I140 Biaya/I129 Biaya/I138 Biaya/I137 Biaya/I134 Biaya/I143 Biaya/I144 Biaya/I135 Biaya/I14 Biaya/I131 Biaya/I141 Biaya/I132 Biaya/I139 Biaya/I143 Biaya/I140 Biaya/I141
-0,75
-0,5
-0,25
Rank
,417 ,269 ,269 ,261 ,252 ,249 ,24 ,238 ,221 ,21 ,202 ,2 ,199 ,16 ,153 ,13
0
0,25
Std b Coefficients
0,5
0,75
1
55% 2.600.834.048 60% 2.614.725.376 65% 2.628.472.832 70% 2.645.399.552 75% 2.662.845.184 80% 2.681.534.720 85% 2.704.327.424 90% 2.731.483.904
#Filtered
Regression Sensitivity for Cell I201 Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
0
Filter Max
5%
2,4074
90%
#Errors Filter Min
Values in Billions 5%
25% 2.510.449.664
Median
Left P
0,400
Value
Minimum
0
95% 2.772.109.824
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya / $
0,417
0,427
#2
Mhrs / Total Biaya / $
0,275
0,282
#3
Mhrs / Total Biaya / $
0,268
0,266
#4
Mhrs / Total Biaya / $
0,262
0,253
#5
Mhrs / Total Biaya / $
0,250
0,255
#6
Mhrs / Total Biaya / $
0,249
0,254
#7
Mhrs / Total Biaya / $
0,240
0,233
#8
Mhrs / Total Biaya / $
0,237
0,240
#9
Mhrs / Total Biaya / $
0,216
0,214
#10
Mhrs / Total Biaya / $
0,210
0,204
#11
Mhrs / Total Biaya / $
0,206
0,198
#12
Mhrs / Total Biaya / $
0,201
0,201
#13
Mhrs / Total Biaya / $
0,196
0,200
#14
Mhrs / Total Biaya / $
0,163
0,164
#15
Mhrs / Total Biaya / $
0,155
0,154
#16
Mhrs / Total Biaya / $
0,131
0,151
Gambar 5.8 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Mei 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
150 Simulation Results for Total Tindakan Korektif Sampai Juni 2010 / Total Biaya / I203 Summary Information
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Juni 201...
Workbook Name
3,500
1
Number of Iterations
Mean=2,871681E+09
3,000
Values in 10^ -9
il Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations
10000
Number of Inputs
232
Number of Outputs
2,500
15
Sampling Type
2,000
Monte Carlo
Simulation Start Time
30/12/2010 22:15
1,500
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
1,000
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
0,500 0,000
2,4
2,65
2,9
3,15
3,4
Statistic
Values in Billions 5%
90%
5%
2,6827
3,0606
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Juni 201... 1,000 Mean=2,871681E+09
0,800 0,600
Summary Statistics Value %tile 2.417.510.400
5% 2.682.735.616
Maximum
3.305.537.536
10% 2.724.386.816
Mean
2.871.680.618
15% 2.752.646.144
Std Dev
114.457.355
20% 2.775.291.392
Variance
1,31005E+16
25% 2.794.444.800
Skewness
‐0,010640265
30% 2.811.620.608
Kurtosis
2,955199479
35% 2.828.786.688
Median
2.870.935.040
40% 2.843.810.048
Mode
2.609.683.456
45% 2.857.679.104
Left X
2.682.735.616
50% 2.870.935.040
Left P Right X
0,400
5% 3.060.617.216
Right P
0,200
Diff X
95% 377.881.600
Diff P
0,000
2,4
2,65
2,9
3,15
3,4
5%
90%
3,0606
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
-1
/ / / / / / / / / / / / / / / /
Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
Biaya/I162 Biaya/I153 Biaya/I161 Biaya/I167 Biaya/I158 Biaya/I159 Biaya/I168 Biaya/I164 Biaya/I156 Biaya/I165 Biaya/I163 Biaya/I14 Biaya/I167 Biaya/I164 Biaya/I165 Biaya/I162
-0,75
-0,5
-0,25
Rank
,303 ,301 ,295 ,283 ,281 ,272 ,271 ,234 ,228 ,228 ,224 ,214 ,181 ,154 ,146 ,139
0
0,25
Std b Coefficients
0,5
0,75
1
60% 2.900.150.272 65% 2.915.506.944 70% 2.930.721.024 75% 2.949.279.488
0
80% 2.968.067.840 85% 2.991.797.760 90% 3.019.137.280
#Filtered
Regression Sensitivity for Cell I203
55% 2.886.481.920
90%
Filter Max
5%
2,6827
#Errors Filter Min
Values in Billions
Value
Minimum
0
95% 3.060.617.216
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya /
0,302
0,298
#2
Mhrs / Total Biaya /
0,302
0,303
#3
Mhrs / Total Biaya /
0,296
0,299
#4
Mhrs / Total Biaya /
0,283
0,279
#5
Mhrs / Total Biaya /
0,282
0,268
#6
Mhrs / Total Biaya /
0,272
0,271
#7
Mhrs / Total Biaya /
0,268
0,256
#8
Mhrs / Total Biaya /
0,230
0,218
#9
Mhrs / Total Biaya /
0,230
0,237
#10
Mhrs / Total Biaya /
0,227
0,231
#11
Mhrs / Total Biaya /
0,226
0,228
#12
Mhrs / Total Biaya /
0,215
0,211
#13
Mhrs / Total Biaya /
0,181
0,171
#14
Mhrs / Total Biaya /
0,153
0,140
#15
Mhrs / Total Biaya /
0,148
0,135
#16
Mhrs / Total Biaya /
0,139
0,140
Gambar 5.9 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Juni 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
151 Simulation Results for Total Tindakan Korektif Sampai Juli 2010 / Total Biaya / I205 Summary Information
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Juli 201...
Number of Simulations
3,500
1
Number of Iterations
Mean=3,131399E+09
3,000
Values in 10^ -9
l Analisa Tindakan Korektif Rev
Workbook Name
10000
Number of Inputs
232
Number of Outputs
2,500
15
Sampling Type
2,000
Monte Carlo
Simulation Start Time
30/12/2010 22:15
1,500
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
1,000
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
0,500 0,000
2,6
2,875
3,15
3,425
3,7
Statistic
Values in Billions 5%
90%
5%
2,9206
3,3433
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Juli 201... 1,000 Mean=3,131399E+09
0,800 0,600
Summary Statistics Value %tile 2.655.006.976
5% 2.920.618.752
Maximum
3.617.144.832
10% 2.966.793.472
Mean
3.131.399.460
15% 2.998.097.920
Std Dev
128.139.936 1,64198E+16
25% 3.044.237.312
Skewness
0,033313771
30% 3.063.780.608
Kurtosis
2,916272663 3.130.614.016
40% 3.096.953.088
Mode
2.983.297.792
45% 3.114.086.656
Left X
2.920.618.752
50% 3.130.614.016
5%
Diff X
2,875
3,15
3,425
3,7
95%
90%
#Errors
3,3433
-1
/ / / / / / / / / / / / / / / /
Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
Biaya/I177 Biaya/I186 Biaya/I185 Biaya/I182 Biaya/I191 Biaya/I183 Biaya/I192 Biaya/I188 Biaya/I189 Biaya/I180 Biaya/I187 Biaya/I14 Biaya/I191 Biaya/I189 Biaya/I186 Biaya/I182
-0,75
-0,5
-0,25
Rank
,308 ,304 ,298 ,288 ,288 ,274 ,272 ,241 ,233 ,233 ,227 ,191 ,185 ,149 ,144 ,132
0
0,25
Std b Coefficients
75% 3.218.206.720
0
80% 3.239.383.552
0,5
85% 3.266.586.112 90% 3.298.246.400
#Filtered
Regression Sensitivity for Cell I205 Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
70% 3.198.409.216
90%
Filter Max
5%
2,9206
65% 3.180.666.624
Filter Min
Values in Billions 5%
60% 3.162.371.328
422.650.624
Diff P
2,6
55% 3.145.963.008
3.343.269.376
Right P
0,000
35% 3.081.212.416
Median
Right X
0,200
20% 3.023.865.856
Variance
Left P
0,400
0,75
1
Value
Minimum
0
95% 3.343.269.376
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya /
0,307
0,306
#2
Mhrs / Total Biaya /
0,303
0,301
#3
Mhrs / Total Biaya /
0,297
0,303
#4
Mhrs / Total Biaya /
0,288
0,288
#5
Mhrs / Total Biaya /
0,284
0,261
#6
Mhrs / Total Biaya /
0,275
0,261
#7
Mhrs / Total Biaya /
0,272
0,274
#8
Mhrs / Total Biaya /
0,241
0,229 0,229
#9
Mhrs / Total Biaya /
0,239
#10
Mhrs / Total Biaya /
0,232
0,219
#11
Mhrs / Total Biaya /
0,225
0,218
#12
Mhrs / Total Biaya /
0,190
0,181
#13
Mhrs / Total Biaya /
0,184
0,163
#14
Mhrs / Total Biaya /
0,148
0,149
#15
Mhrs / Total Biaya /
0,144
0,159
#16
Mhrs / Total Biaya /
0,129
0,131
Gambar 5.10 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Juli 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
152
Dari hasil simulasi dengan program @risk 4.5 maka didapatkan beberapa keputusan antara lain : -
Dari semua tindakan korektif sampai dengan Pebruari 2010 maka probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 50.79%, artinya nilai sebesar IDR 1.775.327.279 untuk tindakan korektif terhadap peristiwa resiko diatas probabilitasnya berada pada nilai rata – rata. Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 1.878.273.920.
-
Dari semua tindakan korektif sampai dengan Maret 2010 maka probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 50.65%, artinya nilai sebesar IDR 2.045.988.595 untuk tindakan korektif terhadap peristiwa resiko diatas probabilitasnya berada pada nilai rata – rata. Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 2.172.138.240.
-
Dari semua tindakan korektif sampai dengan April 2010 maka probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 50.33%, artinya nilai sebesar IDR 2.276.590.306
untuk tindakan korektif
terhadap peristiwa resiko probabilitasnya dibawah nilai rata – rata. Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 2.425.434.368. -
Dari semua tindakan korektif sampai dengan Mei 2010 maka probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 50.07%, artinya nilai sebesar IDR 2.587.311.227 untuk tindakan korektif terhadap peristiwa resiko diatas probabilitasnya berada pada nilai rata – rata. Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 2.772.109.824.
-
Dari semua tindakan korektif sampai dengan Juni 2010 maka probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 50.13%, artinya nilai sebesar IDR 2.871.325.745
untuk tindakan korektif
terhadap peristiwa resiko diatas probabilitasnya berada pada nilai rata – rata. Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 3.060.617.216. Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
153
-
Dari semua tindakan korektif sampai dengan Juli 2010 maka probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 49.40%, artinya nilai sebesar IDR 3.128.633.859
untuk tindakan korektif
terhadap peristiwa resiko diatas probabilitasnya berada pada nilai rata – rata. Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 3.343.269.376. -
Dari hasil simulai dengan program @risk 4.5, maka didapatkan lima tindakan korektif yang paling sensitif kepada penambahan biaya tindakan korektif yaitu : penambahan welding supervisor, penambahan material handling engineer, penambahan piping engineer, penambahan project control engineer dan penambahan construction control engineer.
5.4
Kesimpulan Dari hasil penelitian dan tahapan – tahapan analisa yang sudah dilakukan
maka didapatkan beberapa saran antara lain : -
Setelah melakukan beberapa tahap penelitian dan analisa pada studi kasus penelitian ini, didapatkan perbandingan biaya untuk tindakan preventif dan korektif, sebagai masukan buat proyek proyek kedepan bahwa biaya tindakan pencegahan dampak dari suatu risiko jauh lebih besar dari biaya tindakan pencegahan risiko tersebut.
-
Untuk proyek – proyek kedepan diharapkan identifikasi dan analisa risiko supaya benar – benar dilakukan secara cermat.
-
Untuk proyek – proyek kedepan sangat perlu melakukan identifikasi tindakan preventif dalam upaya mengurangi terjadinya peristiwa risiko pada proyek maupun pada pekerjaan yang lebih spesifik.
-
Dalam melakukan tindakan korektif harus melakukan analisa yang mendalam berupa kajian atau optimasi, untuk mengetahui antara biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diperolah perusahaan baik itu owner, kontraktor maupun subkontraktor.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
154
-
Untuk mendapatkan biaya yang optimal dari suatu tindakan perlu dilakukan beberapa tahapan analisa data yang lebih detail sehingga didapatkan nilai yang optimal.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1
Pendahuluan Setelah melakukan serangkaian penelitian terhadap study kasus
keterlambatan pekerjaan piping proyek X di PT. Y maka pada bab ini akan dilakukan perbandingan analisa yang dilakukan pada penelitian terhadap validasi data aktual yang didapatkan dari proyek X.
6.2
Pembahasan
6.2.1
Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Dari hasil analisa deskriptif maka didapatkan kesimpulan antara lain : -
Biaya tindakan korektif jauh lebih besar dibandingkan biaya tindakan preventif, karena biaya untuk mengurangi dampak risiko yang sudah terjadi jauh lebih besar dari biaya mencegah terjadinya risiko tersebut.
-
Adanya perbandingan biaya tindakan preventif terhadap biaya tindakan korektif, menjadi lesson learn untuk proyek proyek kedepan supaya identifikasi tindakan preventif suatu risiko dilakukan secara cermat.
-
Untuk mendapatkan biaya yang optimal perlu melakukan beberapa tahapan analisa data sehingga biaya yang akan dikeluarkan merupakan biaya yang benar benar optimal dan hasil yang didapatkan maksimal.
-
Identifikasi tindakan preventif sedini mungkin akan mempengaruhi biaya penyelesaian pekerjaan dan semakin cepat melakukan tindakan korektif maka dampak risiko akan semakin cepat dieliminir dan tentunya biaya tindakan akan lebih sedikit.
-
Tindakan korektif untuk mengurangi dampak risiko yang sudah terjadi sangat mempengaruhi kinerja waktu suatu pekerjaan. Semakin cepat tindakan korektif dilakukan maka kinerja waktu akan semakin baik dan biaya tindakan perbaikannya cenderung lebih sedikit dan
155
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
156
semakin lama tindakan korektif dilakukan maka kinerja waktu akan bermasalah dan biaya tindakannya cenderung lebih besar. Sesuai dengan hasil dari serangkaian analisa sebelumnya maka semakin lama tindakan korektif maka biaya yang akan dikeluarkan akan semakin cenderung naik seperti dijelaskan pada gambar 6.1
3.500.000.000
Biaya Optimal Korektif vs Waktu
2.500.000.000
1.500.000.000 1
2
3
4
5
6
Gambar 6.1 : Biaya Korektif Terhadap Waktu Sumber : Hasil Olahan Sendiri
6.2.2
Validasi Hasil Analisa Untuk memperkuat hasil analisa pada penelitian ini maka dilakukan
validasi data yaitu dengan membandingkan hasil analisa terhadap data aktual proyek X. Didapatkan beberapa data aktual dari proyek X yang mendukung analisa penelitian, antara lain : -
Rencana schedule untuk pekerjaan piping proyek X seharusnya harus diselesaikan pada bulan Kesembilan belas pada jadwal proyek dan aktualnya pekerjaan piping diselesaikan pada bulan kedua puluh tiga.
-
Sampai dengan bulan kedua puluh empat, ada perbedaan biaya manpower pekerjaan piping antara rencana dan aktual, dimana nilai aktual lebih rendah dari rencana (kekurangan manpower dari yang sudah direncanakan).
-
Mundurnya schedule penyelesaian pekerjaan piping juga berdampak kepada penambahan biaya untuk material sebesar 42.44% dari anggaran yang sudah ditentukan.
-
Dampak dari penambahan biaya material sebesar 42.44% dari anggaran yang sudah ditentukan juga berdampak kepada penambahan
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
157
biaya pemasangan pekerjaan piping sebesar 36.84% dari anggaran yang sudah ditentukan.
6.3
Kesimpulan dan Saran Saran Dari pembahasan di atas maka disimpulkan beberapa hal antara lain : -
Dari hasil analisa diharapkan adanya penambahan manpower dari sisi engineering, procurement dan construction dengan biaya yang optimal dengan tujuan supaya tiap tahapan pekerjaan dapat dilakukan sesuai dengan schedule dan resources yang sudah direncanakan.
-
Dari data aktual dilapangan diketahui bahwa aktual biaya manpower tiap bulannya jauh lebih rendah dari biaya manpower yang sudah direncanakan, sedangkan biaya material dan biaya pemasangan mengalami penambahan yang cukup drastis.
-
Kekurangan manpower pada tahap eksekusi untuk pekerjaan engineering, procurement dan construction berdampak kepada penambahan jumlah pekerjaan yang berdampak kepada penambahan biaya material yang cukup signifikan. Penambahan jumlah material yang cukup signifikan juga menyebabkan waktu penyelesaian pekerjaan bertambah sehingga berdampak kepada penambahan biaya pemasangan yang cukup signifikan juga.
-
Kekurangan manpower sesuai dengan data aktual menjadi penguat hasil analisa bahwa seharusnya ada penambahan manpower supaya pembengkakan biaya material dan biaya pekerjaan dapat dikurangi. Perbandingan kekurangan biaya manpower antara analisa dan data aktual dijelaskan pada gambar 6.2. 3.500.000.000 Rencana
2.500.000.000
Analisa 1.500.000.000 1
2
3
4
5
6
Gambar 6.1 : Perbandingan Analisa dan Data Aktual Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
158
-
Perlu ditingkatkan pemahaman dan penanganan risiko yang berpengaruh pada kinerja waktu maupun biaya.
-
Tindakan
preventif
terhadap
suatu
risiko
jauh
lebih
baik
dibandingkan dengan tindakan korektif. Dampak biaya tindakan korektif jauh lebih besar daripada tindakan korektif, dalam studi kasus ini didapatkan perbandingan antara biaya korektif dan preventif, yaitu biaya korektif lebih besar ±(5.2 – 9.2) X biaya preventif. -
Pengelolaan
risiko
sebaiknya
mempertimbangkan
dampaknya
terhadap biaya penyelesaian pekerjaan dikarenakan biaya juga salah satu kinerja utama dari proyek. -
Melakukan simulasi untuk mendapatkan harga tindakan yang optimal sangat membantu untuk mengambil keputusan terhadap tindakan yang akan dilakukan.
-
Pemahaman yang mendalam alat bantu risiko sangat membantu untuk mendapatkan analisa yang lebih akurat.
-
Hasil analisa dalam penelitian ini menjadi lesson learn bagi PT. Y untuk proyek yang sama, seharusnya memperhitungkan adanya biaya biaya untuk pengelolaan risiko atau cost of quality yang dimasukkan pada saat proposal.
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
DAFTAR REFERENSI
[1]
Harold Kerzner, Ph.D, Project Management System Approach to Planning, Scheduling and Controlling, 8th Edition. Hal 3
[2]
Ir. Asiyanto, MBA, IPM., Construction Project Cost Manajement, Pradnya Paramita, Jakarta, 2005. Hal. 151
[3]
Massimoluigi C, PE CCE, Guidelines to Mitigate Schedule delay, from the owner viewpoint, Cost Engineering Journal, 2005
[4]
Murali S., Causes and effect of delay in Malasyan construction industri, International Jurnal of Project Management, 2007
[5]
Arlene M, Respect Triangle, Cost Engineering Journal Vol 5, 2009
[6]
www.ch2mhill.com
[7]
Jason W, Project Management Guide Book. Hal 4
[8]
PMBOK Guide 4th edition. Hal 43
[9]
PMBOK Guide 4th edition. Hal 39
[10]
PMBOK Guide 4th edition, Hal 103
[11]
PMBOK Guide 4th edition, Hhal 105
[12]
PMBOK Guide 4th edition, Hal 113
[13]
Radian Z, Bahan Kuliah Manajemen Proyek, 2009
[14]
PMBOK Guide 4th edition, Hal 123
[15]
PMBOK Guide 4th edition, Hal 125
[16]
Harold Kerzner, Ph.D, Project Management a System Approach to Planning, Scheduling and Controlling, 8th edition, 2003, Hal 380
[17]
Ibid, hal 378
[18]
Ibid, hal 387
[19]
Dr. Janaka Y R, Project Planning and scheduling its impact to projct outcome, AACE Journal, 2006
[20]
Dr. Tarek Hegazi, P.Eng, Simplified Project Management for Construction Practitioners, Cost Engineering Journal, 2006
[21]
PMBOK Guide 4th edition, hal 129
[22]
PMBOK Guide 4th edition, hal 133
[23]
PMBOK Guide 4th edition, hal 137
159
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
[24]
PMBOK Guide 4th edition, hal 128
[25]
PMBOK Guide 4th edition, hal 142
[26]
PMBOK Guide 4th edition, hal 147
[27]
PMBOK Guide 4th edition, hal 153
[28]
PMI Institut, The Practice Standard for Scheduling, PMI Global Standard, 2007. hal 1
[29]
James P Lewis, Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007, hal 72
[30]
James P Lewis, Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007, hal 73
[31]
Harold Kerzner, Ph.D, Project Management a System Approach to Planning, Scheduling and Controlling, 8th edition, 2003, hal 449 – 486
[32]
Ir. Abrar Husen, MT, Manajemen Proyek, Andi, Yogyakarta, 2009, hal. 146.
[33]
Ir. Abrar Husen, MT, Manajemen Proyek, Andi, Yogyakarta, 2009, hal. 147
[34]
PMBOK Guide 4th edition, hal 161
[35]
James P Lewis, Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007, hal 100
[36]
James P Lewis, Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007, hal 102
[37]
Mr. Nicholas J C, Analyse This, Project Control Analysis, AACE Journal, 2005
[38]
PMBOK Guide 4th edition, hal 162
[39]
Mr. Khalid S Al-Ghatani and Dr. Satish B. Mohan, Total Float Management for Delay Analysis, AACE 2005
[40]
Mr. Massimoluigi C, PE, CCE, Project Schedule Delay vs Strategic Project Planning, AACE 2005
[41]
Ahuja, H.N, “ Construction Performance Control by Network”, John Willey&Sons, New York, 1976
160
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
[42]
Clark Wilson,”An overview of Construction Claims : How they arised and how to avoid them”, Seminar for construction contracting for public entities in British Colombia, October, 31, 2002
[43]
CM Popescu, C Charoengam, ”Project Planning, Scheduling, And Control in Construction”,John Wiley & Sons, Canada, 1995, p.190
[44]
MZ Abd Majid and Ronald MC Cafffer, “ Factors of Nonexcusable Delays That Influence Contractors Performance”, Journal Of Management In Engineering vol 14 May/June, 1998, p 42-48
[45]
Mr. Nicholas J. Candela, Project Control Analysis, AACE 2005
[46]
Ir. Abrar Husen, MT, Manajemen Proyek, Andi, Yogyakarta, 2009, hal. 162
[47]
Oglesby. Productivity Improvement in Construction. Newyork. McGrawHill. 1989 : 5
[48]
H. Randolph Thomas, Carmen L. Napolitan. Quantitative Effect of Construction Changes on Labor Productivity, Journal of Construction Engineering and Management, September 1995 : 293
[49]
Oglesby. Op.Cit h.13
[50]
Oglesby. Op. Cit. H.14
[51]
Thomas and Mathew 1985
[52]
PMBOK Guide 4th edition, hal 165 – 167
[53]
Harold Kerzner, Ph.D, Project Management a System Approach to Planning, Scheduling and Controlling, 8th edition, 2003, hal 565
[54]
Bill G Tompkins, Project Cost Control for Manager, Hal 6
[55]
Dr. Janaka Ruwanpura and Dr. George J, P.Eng, Why Cost and Schedule Overruns on Mega Oil Sands Projects?, Cost Engineering Journal, 2010
[56]
Indriani Santoso, Analisa Overruns Biaya Pada Beberapa tipe Proyek Konstruksi, Jurnal Teknik Sipil UK Petra
[57]
Ir. Asiyanto,MBA,IPM, Construction Project Cost Management, Pradnya Paramita, 2005.Hal 30
[58]
PMBOK Guide 4th edition, hal 169
[59]
Ir. Asiyanto, MBA, IPM, Construction Project cost management, PP 2005. Hal 45
161
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
[60]
PMBOK Guide 4th edition, hal 175
[61]
Ir. Asiyanto,MBA,IPM, Construction Project Cost Management, Pradnya Paramita, 2005.Hal 132
[62]
PMBOK Guide 4th edition, hal 179
[63]
PMBOK Guide 4th edition, hal 183
[64]
Risk Management Standards Australia, AS/NZS 4360:1999
[65]
PMBOK Guide 4th edition, hal 274
[66]
Roger Planagan, Risk Management and Construction, Oxford 1993, Hal 97
[67]
Palisade,Risk Analysis and Simulation add-in for Microsoft Excel, Palisade Coorporation, 2005
[68]
Dr. Prasanta Dey, Managing Risk of Large Scale Construction Projects, Cost Engineering Jurnal, 2009
[69]
HU Xingfu,Analysis and Evaluation on the Risk of the Construction Project, Canadian Social Science Journal, 2009
[70]
Soon Kim and Deepak Bajaj,Risk Management in Construction : An Approach for Contractors in South Korea, Cost Engineering Jurnal, 2000
[71]
Dr. Prasanta K Dey, Sthepen O O,Project Time Risk Analysis Through simulation, Cost Engineering Jurnal, 2001
[72]
Ir. Asiyanto, MBA,IPM, Manajemen Risiko Untuk Kontraktor, Pradnya Paramita, 2009
[73]
Palisade,Risk Analysis and Simulation add-in for Microsoft Excel, Palisade Coorporation, 2005
[74]
Palisade,Risk Analysis and Simulation add-in for Microsoft Excel, Palisade Coorporation, 2005
[75]
Robet K Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, Rajagrafindo Perkasa, Jakarta. 2002. hal 7
[76]
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Jakarta. 2010. Hal 38
[77]
Feryan Fadhin, Strategi Pengendalian Waktu Berbasis Risiko Dalam Pelaksanaan Proyek EPC (Oil and Gas), UI, Jakarta. 2010. Hal 96
162
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
[78]
Radian Z. Hosen, Presentasi EPC Project Overview, Jakarta, 24 Januari 2007
[79]
Laporan bulanan Proyek X, 2010
[80]
Imam Ghozali, 2001
[81]
Singgih Santoso, 2003
[82]
Drs. Ridwan, M.B.A,. Skala Pengukuran Variabel Variabel Penelitian, Alfabeta Bandung 2002, hal 27
[83]
Feryan Fadhin, Strategi Pengendalian Waktu Berbasis Risiko Dalam Pelaksanaan Proyek EPC (Oil and Gas), UI, Jakarta. 2010. Hal 96, hal 159
163
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Harold Kerzner, Ph.D, Project Management System Approach to Planning, Scheduling and Controlling, 8th Edition. Ir. Asiyanto, MBA, IPM., Construction Project Cost Management, Pradnya Paramita, Jakarta, 2005. Massimoluigi C, PE CCE, Guidelines to Mitigate Schedule Delay, from the Owner Viewpoint, Cost Engineering Journal, 2005. Murali S., Causes and effect of delay in Malasyan Construction Industri, International Jurnal of Project Management, 2007. Arlene M, Respect Triangle, Cost Engineering Journal Vol 5, 2009. www.ch2mhill.com. Jason W, Project Management Guide Book. PMBOK Guide 4th edition. Radian Z, Bahan Kuliah Manajemen Proyek, 2009 Dr. Janaka Y R, Project Planning and Scheduling its Impact to Projct Outcome, AACE Journal, 2006. Dr. Tarek Hegazi, P.Eng, Simplified Project Management for Construction Practitioners, Cost Engineering Journal, 2006. PMI Institut, The Practice Standard for Scheduling, PMI Global Standard, 2007. James P Lewis, Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007. Ir. Abrar Husen, MT, Manajemen Proyek, Andi, Yogyakarta, 2009. Mr. Nicholas J C, Analyse This, Project Control Analysis, AACE Journal, 2005. Mr. Khalid S Al-Ghatani and Dr. Satish B. Mohan, Total Float Management for Delay Analysis, AACE 2005. Ahuja, H.N, Construction Performance Control by Network, John Willey&Sons, New York, 1976. Clark Wilson, An overview of Construction Claims : How they arised and how to avoid them, Seminar for construction contracting for public entities in British Colombia, October, 31, 2002. 164 Universitas Indonesia Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
CM Popescu, C Charoengam, Project Planning, Scheduling, And Control in Construction,John Wiley & Sons, Canada, 1995. MZ Abd Majid and Ronald MC Cafffer, Factors of Nonexcusable Delays That Influence Contractors Performance, Journal Of Management In Engineering vol 14 May/June, 1998. Mr. Nicholas J. Candela, Project Control Analysis, AACE 2005. Oglesby. Productivity Improvement in Construction. Newyork. McGraw-Hill. 1989. H. Randolph Thomas, Carmen L. Napolitan. Quantitative Effect of Construction Changes on Labor Productivity, Journal of Construction Engineering and Management, September 1995. Thomas and Mathew 1985 Bill G Tompkins, Project Cost Control for Manager. Dr. Janaka Ruwanpura and Dr. George J, P.Eng, Why Cost and Schedule Overruns on Mega Oil Sands Projects?, Cost Engineering Journal, 2010. Indriani Santoso, Analisa Overruns Biaya Pada Beberapa tipe Proyek Konstruksi, Jurnal Teknik Sipil UK Petra. Risk Management Standards Australia, AS/NZS 4360:1999. Roger Planagan, Risk Management and Construction, Oxford 1993. Palisade,Risk Analysis and Simulation add-in for Microsoft Excel, Palisade Coorporation, 2005. Dr. Prasanta Dey, Managing Risk of Large Scale Construction Projects, Cost Engineering Jurnal, 2009. HU Xingfu,Analysis and Evaluation on the Risk of the Construction Project, Canadian Social Science Journal, 2009. Soon Kim and Deepak Bajaj,Risk Management in Construction : An Approach for Contractors in South Korea, Cost Engineering Jurnal, 2000. Dr. Prasanta K Dey, Sthepen O O,Project Time Risk Analysis Through simulation, Cost Engineering Jurnal, 2001. Ir. Asiyanto, MBA,IPM, Manajemen Risiko Untuk Kontraktor, Pradnya Paramita, 2009.
165
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
Robet K Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, Rajagrafindo Perkasa, Jakarta. 2002. Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Jakarta. 2010.
166
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN 1 : Hasil Simulasi Tindakan Korektif
167
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Simulation Results for Total Biaya Korektif CX1 / Total Biaya / I8 Summary Information
Distribution for Total Biaya Korektif CX1 / Total Biaya/I8
Workbook Name
2,000
1
Number of Iterations
Mean=2,65491E+07
1,800
Values in 10^ -7
Analisa Tindakan Korektif Re
Number of Simulations
10000
Number of Inputs
232
1,400
Number of Outputs
15
1,200
Sampling Type
1,000
Simulation Start Time
30/12/2010 22:15
0,800
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
0,600
Simulation Duration
00:00:53
0,400
Random Seed
5005734
1,600
Monte Carlo
0,200 0,000
20
23,5
27
30,5
34
Statistic
Values in Millions 5%
90%
5%
23,4113
29,9433
Distribution for Total Biaya Korektif CX1 / Total Biaya/I8 Mean=2,65491E+07
0,800 0,600
21.127.866
5% 23.411.284
Maximum
32.655.748
10% 24.001.164
Mean
26.549.102
15% 24.415.756
Std Dev
1.985.520
20% 24.767.458
3,94229E+12
25% 25.082.832
Skewness
0,136626032
30% 25.376.404
Kurtosis
2,523305482
35% 25.667.484
Median
26.490.206
40% 25.960.338
Mode
24.084.744
45% 26.228.906
Left X
23.411.284
50% 26.490.206
Left P Right X
0,400
Right P
0,200
Diff X
0,000
#Errors
Diff P
20
23,5
27
30,5
34
Values in Millions 5%
90%
5%
23,4113
29,9433
Mhrs / Total Biaya/I7 Mhrs / Total Biaya/I7
,5
Mhrs / Total Biaya/I6 Mhrs / Total Biaya/I6
,332 ,212 -,001 -,001
Mhrs / Total Biaya/I115 Mhrs / Total Biaya/I107
-,001 -,001
Mhrs / Total Biaya/I117 Mhrs / Total Biaya/I85
Mhrs / Total Biaya/I84
,001 -,001
Mhrs / Total Biaya/I92
29.943.286 95% 6.532.002
55% 26.749.526 60% 27.007.890 65% 27.306.438 70% 27.605.376
90%
75% 27.943.254
0
80% 28.325.760 85% 28.737.050
Filter Max
90% 29.250.524
Rank
,767
5%
Filter Min
#Filtered
Regression Sensitivity for Total Biaya Korektif CX1 / To...
Value
Minimum
Variance
1,000
Summary Statistics Value %tile
0
95% 29.943.286
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya
0,767
0,771
#2
Mhrs / Total Biaya
0,500
0,490
#3
Mhrs / Total Biaya
0,332
0,315
#4
Mhrs / Total Biaya
0,212
0,216
#5
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,022
#6
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,019
#7
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,027
#8
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,021
#9
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,025
Mhrs / Total Biaya/I182
,001
#10
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,023
Mhrs / Total Biaya/I38 Mhrs / Total Biaya/I139
,001 ,001
#11
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,019
Mhrs / Total Biaya/I187
,001
#12
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,025
#13
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,019
#14
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,020
#15
Mhrs / Total Biaya Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,022
#16 Mhrs / Total Biaya Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
0,000
0,024
-1
-0,75
-0,5
-0,25
0
0,25
Std b Coefficients
0,5
0,75
1
Simulation Results for Total Biaya Korektif CX2 / Total Biaya / I16 Summary Information
Distribution for Total Biaya Korektif CX2 / Total Biaya/I16
Workbook Name Number of Simulations
1,400
Values in 10^ -8
232
Number of Outputs
15
Sampling Type
0,800
Monte Carlo
Simulation Start Time
30/12/2010 22:15
0,600
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
0,400
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
0,200 0,000
60
95
130
165
200
Statistic
Values in Millions 5%
90%
5%
88,2557
168,2881
Distribution for Total Biaya Korektif CX2 / Total Biaya/I16 1,000 0,800 0,600
5% 88.255.680
Maximum
184.856.912
10% 92.597.888
Mean
126.928.729
15% 97.076.376
Std Dev
25.416.371
20% 101.453.208
Variance
6,45992E+14
25% 105.436.720
Skewness
0,094046614
30% 109.721.424
40% 117.843.384
Mode
92.606.824
45% 121.911.840
Left X
88.255.680
50% 126.317.336
Diff X Diff P
60
95
130
165
200
5%
90%
168,2881
#Filtered
Regression Sensitivity for Total Biaya Korektif CX2 / To... Mhrs / Total Biaya/I14 Mhrs / Total Biaya/I14 Mhrs / Total Biaya/I118
,265 ,003
Mhrs / Total Biaya/I70
Mhrs / Total Biaya/I153 Mhrs / Total Biaya/I35 ,001
-,001 -,001 -,001 Total Total Total Total Total
Biaya/I191 Biaya/I161 Biaya/I113 Biaya/I138 Biaya/I158
Mhrs / Total Biaya/I45 Mhrs / Total Biaya/I168 Mhrs / Total Biaya/I143 ,001 ,001 ,001 ,001 ,001
-,001 -,001
-0,75
-0,5
Rank ,964
-,001 -,001
-0,25
0
Mhrs / Total Biaya/I57 Mhrs / Total Biaya/I106
0,25
Std b Coefficients
168.288.064 95% 80.032.384
0,5
0,75
1
55% 130.541.624 60% 134.983.136 65% 139.148.896 70% 143.698.304
90%
75% 147.644.608
0
80% 151.751.936 85% 156.402.512
Filter Max
5%
88,2557
#Errors
5%
Filter Min
Values in Millions
35% 113.887.064
126.317.336
Right P
0,000
1,974286239
Median
Right X
0,200
Value
77.952.816
Left P
0,400
Summary Statistics Value %tile
Minimum
Kurtosis
Mean=1,269287E+08
-1
10000
Number of Inputs
1,000
/ / / / /
1
Number of Iterations
Mean=1,269287E+08
1,200
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Analisa Tindakan Korektif Re
90% 161.570.512 0
95% 168.288.064
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya
0,964
0,966
#2
Mhrs / Total Biaya
0,265
0,246
#3
Mhrs / Total Biaya
‐0,001
0,021
#4
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,017
#5
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,018
#6
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,020
#7
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,021
#8
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,022
#9
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,018
#10
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,021
#11
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,017
#12
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,019 0,022
#13
Mhrs / Total Biaya
0,000
#14
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,018
#15
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,022
#16
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,024
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Simulation Results for Total Biaya Korektif CX7 / Total Biaya / I25 Summary Information
Distribution for Total Biaya Korektif CX7 / Total Biaya/I25
Workbook Name Number of Simulations
10
1
Number of Iterations
Mean=2322066
9
10000
Number of Inputs
8
Values in 10^ -7
Analisa Tindakan Korektif Re
232
7
Number of Outputs
6
Sampling Type
15
5
Simulation Start Time
30/12/2010 22:15
4
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
3
Simulation Duration
00:00:53
2
Random Seed
5005734
Monte Carlo
1 0
1,4
2
2,6
3,2
Statistic
Values in Millions 5%
90%
5%
1,763
2,9005
Distribution for Total Biaya Korektif CX7 / Total Biaya/I25 1,000 Mean=2322066
0,800 0,600
1.592.084
5% 1.763.007
Maximum
3.158.004
10% 1.842.789
Mean
2.322.066
15% 1.904.218
Std Dev
357.556
20% 1.964.885
Variance
1,27847E+11
25% 2.022.133
Skewness
0,067609239
30% 2.082.685
Kurtosis
2,049938884
35% 2.143.315
Median
2.323.487
40% 2.202.669
Mode
2.099.505
45% 2.263.843
Left X
1.763.007
50% 2.323.487
Right X Right P
0,200
Diff X Diff P
0,000
1,4
2
2,6
3,2
5%
90%
2,9005
#Filtered
Regression Sensitivity for Total Biaya Korektif CX7 / To... / / / /
Total Total Total Total
Biaya/I23 Biaya/I23 Biaya/I183 Biaya/I158
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
/ / / / /
Total Total Total Total Total
Biaya/I159 Biaya/I105 Biaya/I81 Biaya/I115 Biaya/I35
-0,75
-0,5
0
Std b Coefficients
85% 2.729.943 90% 2.796.896 0
95% 2.900.493
Sensitivity Name Regr
Corr 0,942 0,318
#3
Mhrs / Total Biaya
0,001
0,019
#4
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,017
#5
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,024
#6
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,017
#7
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,018
#8
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,023
#9
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,017
#10
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,024
Mhrs / Total Biaya/I138
#11
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,017
Mhrs / Total Biaya/I86
#12
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,018
0,5
#13
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,018
#14
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,023
#15
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,034
#16
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,018
Mhrs / Total Biaya/I153
0,25
80% 2.664.952
0,342
,001
-0,25
75% 2.603.718
0
0,941
Mhrs / Total Biaya/I134
-,001
90%
Mhrs / Total Biaya
,001
Mhrs / Total Biaya/I90
65% 2.494.560 70% 2.550.621
Mhrs / Total Biaya
,001 ,001 ,001 ,001 ,001
-,001
1.137.487
60% 2.440.587
#1
,001 ,001
-,001
95%
55% 2.380.852
#2
,342
Mhrs / Total Biaya/I165
-1
Rank ,941
-,001
2.900.493
Filter Max
5%
1,763
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
#Errors
5%
Filter Min
Values in Millions
Value
Minimum
Left P
0,400
Summary Statistics Value %tile
0,75
1
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Simulation Results for Total Biaya Field Weld ‐ Peb'10 / Total Biaya / I73 Summary Information
Distribution for Total Biaya Field Weld - Peb'10 / Total...
Workbook Name Number of Simulations
7
Values in 10^ -9
232
Number of Outputs
15
Sampling Type
4
Monte Carlo
Simulation Start Time
30/12/2010 22:15
3
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
2
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
1 0
1,25
1,35
1,45
1,55
1,65
Statistic
Values in Billions 5%
90%
5%
1,3609
1,5468
Distribution for Total Biaya Field Weld - Peb'10 / Total... 1,000 0,800 0,600
5% 1.360.877.696
Maximum
1.637.102.464
10% 1.380.803.584
Mean
1.452.528.519
15% 1.393.673.344
Std Dev
56.301.821
20% 1.404.584.960
Variance
3,1699E+15
25% 1.413.560.704
Skewness
0,0469709
30% 1.421.630.976
40% 1.437.495.936
Mode
1.341.261.184
45% 1.444.803.456
Left X
1.360.877.696
Diff X Diff P
1,25
1,35
1,45
1,55
1,65
5%
90%
1,5468
#Filtered
Regression Sensitivity for Total Biaya Field Weld - Peb'... Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
Biaya/I68 Biaya/I68 Biaya/I66 Biaya/I57 Biaya/I65 Biaya/I71 Biaya/I62 Biaya/I72 Biaya/I63 Biaya/I59 Biaya/I60 Biaya/I69 Biaya/I67 Biaya/I71 Biaya/I69 Biaya/I66
-0,75
-0,5
Rank
,408 ,374 ,265 ,261 ,257 ,245 ,244 ,237 ,234 ,206 ,198 ,198 ,193 ,157 ,128 ,122
-0,25
0
0,25
Std b Coefficients
1.546.763.520 95% 185.885.824
0,5
0,75
1
50% 1.452.351.488 55% 1.459.398.528 60% 1.466.712.192 65% 1.474.436.352 70% 1.481.872.384
90%
75% 1.490.650.368
0
80% 1.500.103.168 85% 1.510.910.592
Filter Max
5%
1,3609
#Errors
5%
Filter Min
Values in Billions
35% 1.429.831.424
1.452.351.488
Right P
0,000
2,880951168
Median
Right X
0,200
Value
1.268.560.256
Left P
0,400
Summary Statistics Value %tile
Minimum
Kurtosis
Mean=1,452529E+09
-1
10000
Number of Inputs
5
/ / / / / / / / / / / / / / / /
1
Number of Iterations
Mean=1,452529E+09
6
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
l Analisa Tindakan Korektif Rev
90% 1.525.758.848 0
95% 1.546.763.520
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya /
0,409
0,401
#2
Mhrs / Total Biaya /
0,370
0,363
#3
Mhrs / Total Biaya /
0,267
0,262
#4
Mhrs / Total Biaya /
0,259
0,240
#5
Mhrs / Total Biaya /
0,258
0,251
#6
Mhrs / Total Biaya /
0,245
0,237
#7
Mhrs / Total Biaya /
0,241
0,221
#8
Mhrs / Total Biaya /
0,234
0,237
#9
Mhrs / Total Biaya /
0,232
0,234
#10
Mhrs / Total Biaya /
0,206
0,220
#11
Mhrs / Total Biaya /
0,202
0,196
#12
Mhrs / Total Biaya /
0,199
0,188
#13
Mhrs / Total Biaya /
0,190
0,186
#14
Mhrs / Total Biaya /
0,159
0,159
#15
Mhrs / Total Biaya /
0,129
0,111
#16
Mhrs / Total Biaya /
0,121
0,111
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Simulation Results for Total Biaya Field Weld ‐ Jul'10 / Total Biaya / I193 Summary Information
Distribution for Total Biaya Field Weld - Jul'10 / Total...
Workbook Name Number of Simulations
3,500
Values in 10^ -9
232
Number of Outputs
15
Sampling Type
2,000
Monte Carlo
Simulation Start Time
30/12/2010 22:15
1,500
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
1,000
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
0,500 0,000
2,3
2,55
2,8
3,05
3,3
Statistic
Values in Billions 5%
90%
2,604
5%
3,0166
Distribution for Total Biaya Field Weld - Jul'10 / Total... 1,000 0,800 0,600
5% 2.604.032.512
Maximum
3.295.397.632
10% 2.648.919.808
Mean
2.809.347.709
15% 2.678.787.072
Std Dev
125.315.689
20% 2.703.600.896
Variance
1,5704E+16
25% 2.723.884.544
Skewness
0,026541114
30% 2.742.773.248
2,937432035
35% 2.760.280.576
Median
2.809.107.968
40% 2.776.748.032
Mode
2.584.052.480
45% 2.793.442.048
Left X
2.604.032.512
50% 2.809.107.968
Right X Right P
0,200
Diff X Diff P
0,000
2,3
2,55
2,8
3,05
3,3
5%
90%
3,0166
#Filtered
Regression Sensitivity for Total Biaya Field Weld - Jul'... Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
Biaya/I177 Biaya/I186 Biaya/I185 Biaya/I191 Biaya/I182 Biaya/I183 Biaya/I192 Biaya/I188 Biaya/I189 Biaya/I180 Biaya/I187 Biaya/I191 Biaya/I189 Biaya/I186 Biaya/I182 Biaya/I192
-0,75
-0,5
-0,25
Rank
,315 ,311 ,304 ,294 ,293 ,28 ,278 ,246 ,238 ,238 ,233 ,189 ,152 ,147 ,134 ,13
0
0,25
Std b Coefficients
55% 2.823.965.696
3.016.610.048
60% 2.840.295.680
95%
65% 2.856.477.696
412.577.536
70% 2.875.155.456
90%
75% 2.893.931.264
0
80% 2.915.436.544
0,5
0,75
85% 2.939.778.816
Filter Max
5%
2,604
#Errors
5%
Filter Min
Values in Billions
1
Value
2.339.646.208
Left P
0,400
Summary Statistics Value %tile
Minimum
Kurtosis
Mean=2,809348E+09
-1
10000
Number of Inputs
2,500
/ / / / / / / / / / / / / / / /
1
Number of Iterations
Mean=2,809348E+09
3,000
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
il Analisa Tindakan Korektif Rev
90% 2.972.761.856 0
95% 3.016.610.048
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya /
0,314
0,313
#2
Mhrs / Total Biaya /
0,311
0,307
#3
Mhrs / Total Biaya /
0,303
0,306
#4
Mhrs / Total Biaya /
0,297
0,292
#5
Mhrs / Total Biaya /
0,290
0,268
#6
Mhrs / Total Biaya /
0,281
0,268
#7
Mhrs / Total Biaya /
0,278
0,281
#8
Mhrs / Total Biaya /
0,251
0,232
#9
Mhrs / Total Biaya /
0,241
0,234
#10
Mhrs / Total Biaya /
0,239
0,225
#11
Mhrs / Total Biaya /
0,232
0,223
#12
Mhrs / Total Biaya /
0,190
0,173
#13
Mhrs / Total Biaya /
0,151
0,150
#14
Mhrs / Total Biaya /
0,147
0,163
#15
Mhrs / Total Biaya /
0,133
0,118
#16
Mhrs / Total Biaya /
0,132
0,133
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Simulation Results for Total Biaya Field Weld ‐ Jun'10 / Total Biaya / I169 Summary Information
Distribution for Total Biaya Field Weld - Jun'10 / Total...
Workbook Name Number of Simulations
3,500
Values in 10^ -9
232
Number of Outputs
15
Sampling Type
2,000
Monte Carlo
Simulation Start Time
30/12/2010 22:15
1,500
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
1,000
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
0,500 0,000
2,1
2,35
2,6
2,85
3,1
Statistic
Values in Billions 5%
90%
5%
2,3661
2,7329
Distribution for Total Biaya Field Weld - Jun'10 / Total... 1,000 0,800 0,600
5% 2.366.094.848
Maximum
3.004.252.928
10% 2.407.847.680
Mean
2.549.628.866
15% 2.433.905.920
Std Dev
111.059.812
20% 2.457.518.592
Variance
1,23343E+16
25% 2.474.673.664
Skewness
‐0,014818351
30% 2.491.213.312
40% 2.520.395.264
Mode
2.415.979.264
45% 2.535.866.624
Left X
2.366.094.848
Diff X Diff P
2,1
2,35
2,6
2,85
3,1
5%
90%
2,3661
5%
2,7329
Biaya/I162 Biaya/I153 Biaya/I161 Biaya/I167 Biaya/I158 Biaya/I159 Biaya/I168 Biaya/I164 Biaya/I156 Biaya/I165 Biaya/I163 Biaya/I167 Biaya/I164 Biaya/I165 Biaya/I162 Biaya/I158
-0,75
-0,5
-0,25
#Filtered
Rank
,313 ,311 ,303 ,291 ,289 ,281 ,278 ,242 ,235 ,234 ,231 ,186 ,158 ,15 ,144 ,132
0
0,25
Std b Coefficients
2.732.940.544 95% 366.845.696
0,5
0,75
1
50% 2.550.367.488 55% 2.563.239.168 60% 2.577.777.152 65% 2.593.244.160 70% 2.608.549.120
90%
75% 2.624.241.664
0
80% 2.643.675.904 85% 2.667.285.248
Filter Max
Regression Sensitivity for Total Biaya Field Weld - Jun'... Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
#Errors
5%
Filter Min
Values in Billions
35% 2.505.684.224
2.550.367.488
Right P
0,000
2,926376123
Median
Right X
0,200
Value
2.119.845.248
Left P
0,400
Summary Statistics Value %tile
Minimum
Kurtosis
Mean=2,549629E+09
-1
10000
Number of Inputs
2,500
/ / / / / / / / / / / / / / / /
1
Number of Iterations
Mean=2,549629E+09
3,000
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
l Analisa Tindakan Korektif Rev
90% 2.694.022.144 0
95% 2.732.940.544
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya /
0,313
0,306
#2
Mhrs / Total Biaya /
0,313
0,312
#3
Mhrs / Total Biaya /
0,303
0,308
#4
Mhrs / Total Biaya /
0,290
0,276
#5
Mhrs / Total Biaya /
0,286
0,286
#6
Mhrs / Total Biaya /
0,282
0,280
#7
Mhrs / Total Biaya /
0,275
0,262
#8
Mhrs / Total Biaya /
0,239
0,226
#9
Mhrs / Total Biaya /
0,235
0,234
#10
Mhrs / Total Biaya /
0,235
0,242
#11
Mhrs / Total Biaya /
0,233
0,238
#12
Mhrs / Total Biaya /
0,186
0,175
#13
Mhrs / Total Biaya /
0,157
0,145
#14
Mhrs / Total Biaya /
0,155
0,139
#15
Mhrs / Total Biaya /
0,143
0,144
#16
Mhrs / Total Biaya /
0,134
0,127
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Simulation Results for Total Biaya Field Weld ‐ Mar'10 / Total Biaya / I97 Summary Information
Distribution for Total Biaya Field Weld - Mar'10 / Total...
Workbook Name Number of Simulations
6
Values in 10^ -9
10000
Number of Inputs
5
232
Number of Outputs
4 3 2
0
1,4
1,6
1,8
5%
30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
Statistic
90%
1,6056
5%
1,8439
Distribution for Total Biaya Field Weld - Mar'10 / Total... 1,000 0,800 0,600
5% 1.605.568.000
Maximum
1.990.512.384
10% 1.629.882.752
Mean
1.723.369.364
15% 1.648.112.896
Std Dev
72.439.664
20% 1.662.039.040
Variance
5,2475E+15
25% 1.674.151.424
Skewness
0,064078627
30% 1.684.736.256
40% 1.704.404.864
Mode
1.584.610.304
45% 1.712.768.640
Left X
1.605.568.000
0,200
Diff X
0,000
#Errors
Diff P
1,8
2
5%
90%
1,6056
5%
1,8439
Biaya/I92 Biaya/I92 Biaya/I81 Biaya/I90 Biaya/I89 Biaya/I95 Biaya/I86 Biaya/I96 Biaya/I87 Biaya/I83 Biaya/I84 Biaya/I91 Biaya/I93 Biaya/I95 Biaya/I93 Biaya/I90
-0,75
-0,5
#Filtered
Rank
,429 ,274 ,273 ,273 ,269 ,258 ,254 ,246 ,245 ,212 ,204 ,203 ,203 ,163 ,132 ,126
-0,25
0
0,25
Std b Coefficients
1.843.923.840 95% 238.355.840
0,5
0,75
1
50% 1.722.033.408 55% 1.731.131.008 60% 1.740.860.416 65% 1.750.574.720 70% 1.760.979.072
90%
75% 1.772.212.352
0
80% 1.784.252.672 85% 1.799.198.976
Filter Max
Regression Sensitivity for Total Biaya Field Weld - Mar'... Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
5%
Filter Min
Values in Billions
35% 1.695.108.608
1.722.033.408
Right P
1,6
2,922860779
Median
Right X
1,4
Value
1.461.874.176
Left P
0,400
Summary Statistics Value %tile
Minimum
Kurtosis
Mean=1,723369E+09
Monte Carlo
Simulation Start Time
2
Values in Billions
/ / / / / / / / / / / / / / / /
15
Sampling Type
1
-1
1
Number of Iterations
Mean=1,723369E+09
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
l Analisa Tindakan Korektif Rev
90% 1.817.447.552 0
95% 1.843.923.840
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya /
0,427
0,424
#2
Mhrs / Total Biaya /
0,275
0,264
#3
Mhrs / Total Biaya /
0,273
0,278
#4
Mhrs / Total Biaya /
0,267
0,269
#5
Mhrs / Total Biaya /
0,265
0,244
#6
Mhrs / Total Biaya /
0,257
0,250
#7
Mhrs / Total Biaya /
0,257
0,244
#8
Mhrs / Total Biaya /
0,243
0,231
#9
Mhrs / Total Biaya /
0,239
0,229
#10
Mhrs / Total Biaya /
0,212
0,212
#11
Mhrs / Total Biaya /
0,209
0,202
#12
Mhrs / Total Biaya /
0,206
0,207
#13
Mhrs / Total Biaya /
0,203
0,187
#14
Mhrs / Total Biaya /
0,161
0,151
#15
Mhrs / Total Biaya /
0,134
0,128
#16
Mhrs / Total Biaya /
0,114
0,117
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Simulation Results for Total Biaya Field Weld ‐ Mei'10 / Total Biaya / I145 Summary Information
Distribution for Total Biaya Field Weld - Mei'10 / Total...
Workbook Name Number of Simulations
4,000
1
Number of Iterations
Mean=2,265564E+09
3,500
Values in 10^ -9
l Analisa Tindakan Korektif Rev
10000
Number of Inputs
232
3,000
Number of Outputs
2,500
Sampling Type
2,000
Simulation Start Time
30/12/2010 22:15
1,500
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
1,000
15 Monte Carlo
0,500 0,000
1,9
2,1
2,3
2,5
2,7
Statistic
Values in Billions 5%
90%
5%
2,0893
2,4464
Distribution for Total Biaya Field Weld - Mei'10 / Total... 1,000 0,800 0,600
1.923.797.632
5% 2.089.322.240
Maximum
2.655.968.512
10% 2.125.925.248
Mean
2.265.564.063
15% 2.152.334.592
Std Dev
107.506.234
20% 2.173.646.336
Variance
1,15576E+16
25% 2.192.209.152
Skewness
0,062189912
30% 2.208.239.616
40% 2.238.412.288
Mode
2.128.052.224
45% 2.251.422.208
Left X
2.089.322.240
Right P Diff X Diff P
0,000
1,9
2,1
2,3
2,5
2,7
5%
90%
2,4464
#Filtered
Regression Sensitivity for Total Biaya Field Weld - Mei'... Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
-1
/ / / / / / / / / / / / / / / /
Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
Biaya/I140 Biaya/I138 Biaya/I129 Biaya/I137 Biaya/I134 Biaya/I143 Biaya/I144 Biaya/I135 Biaya/I131 Biaya/I141 Biaya/I132 Biaya/I139 Biaya/I143 Biaya/I140 Biaya/I141 Biaya/I138
-0,75
-0,5
-0,25
Rank
,43 ,277 ,277 ,268 ,258 ,257 ,246 ,245 ,216 ,208 ,206 ,204 ,165 ,159 ,133 ,127
0
0,25
Std b Coefficients
2.446.448.896 95% 357.126.656
0,5
0,75
1
50% 2.264.896.768 55% 2.277.638.144 60% 2.290.808.576 65% 2.305.392.896 70% 2.321.301.760
90%
75% 2.337.703.424
0
80% 2.356.861.696 85% 2.377.810.688
Filter Max
5%
2,0893
#Errors
5%
Filter Min
Values in Billions
35% 2.223.538.944
2.264.896.768
Right X
0,200
2,86044548
Median
Left P
0,400
Value
Minimum
Kurtosis
Mean=2,265564E+09
Summary Statistics Value %tile
90% 2.404.886.016 0
95% 2.446.448.896
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya /
0,429
0,439
#2
Mhrs / Total Biaya /
0,280
0,289
#3
Mhrs / Total Biaya /
0,276
0,276
#4
Mhrs / Total Biaya /
0,268
0,260
#5
Mhrs / Total Biaya /
0,257
0,258
#6
Mhrs / Total Biaya /
0,254
0,266
#7
Mhrs / Total Biaya /
0,245
0,236
#8
Mhrs / Total Biaya /
0,245
0,249
#9
Mhrs / Total Biaya /
0,214
0,214
#10
Mhrs / Total Biaya /
0,211
0,207
#11
Mhrs / Total Biaya /
0,209
0,205
#12
Mhrs / Total Biaya /
0,202
0,205
#13
Mhrs / Total Biaya /
0,165
0,167
#14
Mhrs / Total Biaya /
0,158
0,162
#15
Mhrs / Total Biaya /
0,135
0,154
#16
Mhrs / Total Biaya /
0,116
0,129
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Simulation Results for Total Tindakan Korektif Sampai Februari 2010 / Total Biaya / I195 Summary Information
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Februari...
Workbook Name Number of Simulations
7
Values in 10^ -9
232
Number of Outputs
15
Sampling Type
4
Monte Carlo
Simulation Start Time
30/12/2010 22:15
3
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
2
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
1 0
1,55
1,7
1,85
2
Statistic
Values in Billions 5%
90%
5%
1,6717
1,8783
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Februari... Mean=1,77458E+09
0,800 0,600
5% 1.671.718.272
Maximum
1.998.967.936
10% 1.694.441.600
Mean
1.774.580.270
15% 1.709.266.176
Std Dev
62.388.554
20% 1.721.489.792
3,89233E+15
25% 1.731.941.504
Skewness
0,026939898
30% 1.741.234.176
Kurtosis
2,909161779
35% 1.749.797.632
Median
1.774.054.528
40% 1.758.301.440
Mode
1.679.420.288
45% 1.766.266.880
Left X
1.671.718.272
50% 1.774.054.528
Right X Right P
0,200
Diff X Diff P
0,000
1,55
1,7
1,85
2
Values in Billions 5%
90%
5%
1,6717
1,8783
#Errors
Biaya/I14 Biaya/I68 Biaya/I68 Biaya/I66 Biaya/I57 Biaya/I65 Biaya/I71 Biaya/I62 Biaya/I72 Biaya/I63 Biaya/I59 Biaya/I60 Biaya/I69 Biaya/I67 Biaya/I71 Biaya/I69
-0,75
-0,5
-0,25
0
0,25
0,5
0,75
206.555.648
65% 1.799.223.040 70% 1.807.283.200
90%
75% 1.816.707.328
0
80% 1.827.282.432 85% 1.839.377.664 90% 1.855.094.144
Rank
1
95%
55% 1.782.110.848 60% 1.790.429.952
Filter Max #Filtered
,392 ,37 ,339 ,239 ,235 ,232 ,221 ,22 ,214 ,212 ,186 ,18 ,179 ,175 ,143 ,114
5% 1.878.273.920
Filter Min
Regression Sensitivity for Cell I195 Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
Value
1.550.722.944
Left P
0,400
Summary Statistics Value %tile
Minimum
Variance
1,000
-1
10000
Number of Inputs
5
/ / / / / / / / / / / / / / / /
1
Number of Iterations
Mean=1,77458E+09
6
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
l Analisa Tindakan Korektif Rev
0
95% 1.878.273.920
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya /
0,390
0,390
#2
Mhrs / Total Biaya /
0,370
0,364
#3
Mhrs / Total Biaya /
0,335
0,328
#4
Mhrs / Total Biaya /
0,241
0,246
#5
Mhrs / Total Biaya /
0,231
0,219
#6
Mhrs / Total Biaya /
0,230
0,223
#7
Mhrs / Total Biaya /
0,217
0,205
#8
Mhrs / Total Biaya /
0,214
0,198
#9
Mhrs / Total Biaya /
0,209
0,217
#10
Mhrs / Total Biaya /
0,208
0,206
#11
Mhrs / Total Biaya /
0,188
0,203
#12
Mhrs / Total Biaya /
0,184
0,176
#13
Mhrs / Total Biaya /
0,181
0,171
#14
Mhrs / Total Biaya / / /
0,174
0,170
0,147
0,147
Std b Coefficients Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011 #15 Mhrs / Total Biaya /
Simulation Results for Total Tindakan Korektif Sampai Maret 2010 / Total Biaya / I197 Summary Information
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Maret 20...
Workbook Name Number of Simulations
6
Values in 10^ -9
232
Number of Outputs
4
15
Sampling Type
3 2 1 0
1,7
1,875
2,05
2,225
5%
30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
Statistic
90%
5%
1,919
2,1721
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Maret 20... Mean=2,045421E+09
0,800 0,600
5% 1.918.980.352
Maximum
2.341.331.200
10% 1.947.168.640
Mean
2.045.421.115
15% 1.965.669.760
Std Dev
76.798.778
20% 1.980.241.536
5,89805E+15
25% 1.992.422.144
Skewness
0,058659188
30% 2.004.180.864
Kurtosis
2,939801334
35% 2.015.619.584
Median
2.044.694.400
40% 2.025.520.000
Mode
1.967.211.392
45% 2.034.922.368
Left X
1.918.980.352
50% 2.044.694.400
Right X Right P
0,200
Diff X Diff P
0,000
1,7
1,875
2,05
2,225
2,4
Values in Billions 5%
90%
5%
1,919
2,1721
#Errors
Biaya/I92 Biaya/I14 Biaya/I90 Biaya/I81 Biaya/I92 Biaya/I89 Biaya/I95 Biaya/I86 Biaya/I96 Biaya/I87 Biaya/I83 Biaya/I84 Biaya/I91 Biaya/I93 Biaya/I95 Biaya/I93
-0,75
-0,5
-0,25
0
0,25
0,5
0,75
253.157.888
65% 2.074.510.848 70% 2.085.554.048
90%
75% 2.096.521.088
0
80% 2.110.444.416 85% 2.125.375.360 90% 2.145.208.576
Rank
1
95%
55% 2.054.593.792 60% 2.064.410.880
Filter Max #Filtered
,404 ,318 ,258 ,258 ,258 ,253 ,242 ,239 ,232 ,23 ,2 ,194 ,192 ,19 ,153 ,124
5% 2.172.138.240
Filter Min
Regression Sensitivity for Cell I197 Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
Value
1.755.001.088
Left P
0,400
Summary Statistics Value %tile
Minimum
Variance
1,000
Monte Carlo
Simulation Start Time
2,4
Values in Billions
-1
10000
Number of Inputs
5
/ / / / / / / / / / / / / / / /
1
Number of Iterations
Mean=2,045421E+09
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
l Analisa Tindakan Korektif Rev
0
95% 2.172.138.240
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya /
0,401
0,395
#2
Mhrs / Total Biaya /
0,314
0,302
#3
Mhrs / Total Biaya /
0,259
0,265
#4
Mhrs / Total Biaya /
0,258
0,245
#5
Mhrs / Total Biaya /
0,252
0,255
#6
Mhrs / Total Biaya /
0,250
0,232
#7
Mhrs / Total Biaya /
0,244
0,233
#8
Mhrs / Total Biaya /
0,241
0,232
#9
Mhrs / Total Biaya /
0,229
0,216
#10
Mhrs / Total Biaya /
0,226
0,214
#11
Mhrs / Total Biaya /
0,202
0,195
#12
Mhrs / Total Biaya /
0,198
0,191
#13
Mhrs / Total Biaya /
0,193
0,197
#14
Mhrs / Total Biaya / / /
0,192
0,177
0,153
0,140
Std b Coefficients Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011 #15 Mhrs / Total Biaya /
Simulation Results for Total Tindakan Korektif Sampai April 2010 / Total Biaya / I199 Summary Information
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai April 20...
Workbook Name Number of Simulations
4,500
1
Number of Iterations
Mean=2,275968E+09
4,000
Values in 10^ -9
il Analisa Tindakan Korektif Rev
10000
Number of Inputs
3,500
232
Number of Outputs
3,000
15
Sampling Type
2,500 2,000 1,500 1,000
Monte Carlo
Simulation Start Time
30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
0,500 0,000
1,9
2,1
2,3
2,5
2,7
Statistic
Values in Billions 5%
90%
5%
2,1248
2,4254
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai April 20... 1,000 0,800 0,600
1.941.428.480
5% 2.124.822.784
Maximum
2.612.318.464
10% 2.157.581.056
Mean
2.275.968.282
15% 2.179.523.328
Std Dev
92.204.068
20% 2.197.470.720
Variance
8,50159E+15
25% 2.211.895.040
Skewness
‐0,010723925
30% 2.226.201.088
2,898605245
35% 2.240.321.536
Median
2.275.774.976
40% 2.251.868.160
Mode
2.056.361.600
45% 2.264.286.208
Left X
2.124.822.784
50% 2.275.774.976
Left P Right X
0,400
Right P
0,200
Diff X Diff P
0,000
1,9
2,1
2,3
2,5
2,7
Values in Billions 5%
90%
2,1248
5%
2,4254
#Errors
-1
/ / / / / / / / / / / / / / / /
Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
Biaya/I116 Biaya/I114 Biaya/I105 Biaya/I14 Biaya/I113 Biaya/I110 Biaya/I119 Biaya/I120 Biaya/I111 Biaya/I107 Biaya/I117 Biaya/I108 Biaya/I115 Biaya/I116 Biaya/I119 Biaya/I117
-0,75
-0,5
-0,25
0
0,25
0,5
0,75
300.611.584
65% 2.312.077.824 70% 2.325.666.560
90%
75% 2.338.536.448
0
80% 2.354.180.608 85% 2.373.375.232 90% 2.393.811.968
Rank
1
95%
55% 2.288.235.008 60% 2.300.962.560
Filter Max #Filtered
,417 ,268 ,265 ,265 ,263 ,252 ,249 ,24 ,238 ,207 ,201 ,2 ,196 ,192 ,161 ,13
5% 2.425.434.368
Filter Min
Regression Sensitivity for Cell I199 Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Value
Minimum
Kurtosis
Mean=2,275968E+09
Summary Statistics Value %tile
0
95% 2.425.434.368
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya /
0,419
0,405
#2
Mhrs / Total Biaya /
0,271
0,265
#3
Mhrs / Total Biaya /
0,267
0,255
#4
Mhrs / Total Biaya /
0,266
0,265
#5
Mhrs / Total Biaya /
0,265
0,250
#6
Mhrs / Total Biaya /
0,251
0,252
#7
Mhrs / Total Biaya /
0,251
0,238
#8
Mhrs / Total Biaya /
0,240
0,231
#9
Mhrs / Total Biaya /
0,237
0,233
#10
Mhrs / Total Biaya /
0,201
0,184
#11
Mhrs / Total Biaya /
0,198
0,192
#12
Mhrs / Total Biaya /
0,197
0,201
#13
Mhrs / Total Biaya /
0,195
0,178
#14
Mhrs / Total Biaya / / /
0,190
0,188
0,159
0,153
Std b Coefficients Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011 #15 Mhrs / Total Biaya /
Simulation Results for Total Tindakan Korektif Sampai Mei 2010 / Total Biaya / I201 Summary Information
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Mei 2010...
Workbook Name Number of Simulations
4,000
1
Number of Iterations
Mean=2,587616E+09
3,500
Values in 10^ -9
l Analisa Tindakan Korektif Rev
10000
Number of Inputs
232
3,000
Number of Outputs
2,500
Sampling Type
2,000
Simulation Start Time
30/12/2010 22:15
1,500 1,000
15 Monte Carlo
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
0,500 0,000
2,2
2,4
2,6
2,8
3
Statistic
Values in Billions 5%
90%
5%
2,4074
2,7721
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Mei 2010... Mean=2,587616E+09
0,800 0,600
2.210.119.680
5% 2.407.431.680
Maximum
2.977.118.464
10% 2.444.477.440
Mean
2.587.615.814
15% 2.470.446.336
Std Dev
110.595.455
20% 2.490.875.392
1,22314E+16
25% 2.510.449.664
Skewness
0,062256717
30% 2.528.081.408
Kurtosis
2,810739366
35% 2.543.777.280
Median
2.587.118.592
40% 2.559.043.328
Mode
2.418.272.256
45% 2.573.325.312
Left X
2.407.431.680
50% 2.587.118.592
Left P Right X
0,400
Right P
0,200
Diff X Diff P
0,000
2,2
2,4
2,6
2,8
3
Values in Billions 5%
90%
5%
2,4074
2,7721
#Errors
-1
/ / / / / / / / / / / / / / / /
Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
Biaya/I140 Biaya/I129 Biaya/I138 Biaya/I137 Biaya/I134 Biaya/I143 Biaya/I144 Biaya/I135 Biaya/I14 Biaya/I131 Biaya/I141 Biaya/I132 Biaya/I139 Biaya/I143 Biaya/I140 Biaya/I141
-0,75
-0,5
-0,25
0
0,25
0,5
0,75
364.678.144
65% 2.628.472.832 70% 2.645.399.552
90%
75% 2.662.845.184
0
80% 2.681.534.720 85% 2.704.327.424 90% 2.731.483.904
Rank
1
95%
55% 2.600.834.048 60% 2.614.725.376
Filter Max #Filtered
,417 ,269 ,269 ,261 ,252 ,249 ,24 ,238 ,221 ,21 ,202 ,2 ,199 ,16 ,153 ,13
5% 2.772.109.824
Filter Min
Regression Sensitivity for Cell I201 Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Value
Minimum
Variance
1,000
Summary Statistics Value %tile
0
95% 2.772.109.824
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya / $
0,417
0,427
#2
Mhrs / Total Biaya / $
0,275
0,282
#3
Mhrs / Total Biaya / $
0,268
0,266
#4
Mhrs / Total Biaya / $
0,262
0,253
#5
Mhrs / Total Biaya / $
0,250
0,255
#6
Mhrs / Total Biaya / $
0,249
0,254
#7
Mhrs / Total Biaya / $
0,240
0,233
#8
Mhrs / Total Biaya / $
0,237
0,240
#9
Mhrs / Total Biaya / $
0,216
0,214
#10
Mhrs / Total Biaya / $
0,210
0,204
#11
Mhrs / Total Biaya / $
0,206
0,198
#12
Mhrs / Total Biaya / $
0,201
0,201
#13
Mhrs / Total Biaya / $
0,196
0,200
#14
Mhrs / Total Biaya / $ / /$
0,163
0,164
Std b Coefficients Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011 0,155 #15 Mhrs / Total Biaya / $
0,154
Simulation Results for Total Tindakan Korektif Sampai Juni 2010 / Total Biaya / I203 Summary Information
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Juni 201...
Number of Simulations
3,500
Values in 10^ -9
232
Number of Outputs
15
Sampling Type
2,000
Monte Carlo
Simulation Start Time
30/12/2010 22:15
1,500
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
1,000
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
0,500 0,000
2,4
2,65
2,9
3,15
3,4
Statistic
Values in Billions 5%
90%
5%
2,6827
3,0606
Distribution for Total Tindakan Korektif Sampai Juni 201... 1,000 0,800 0,600
5% 2.682.735.616
Maximum
3.305.537.536
10% 2.724.386.816
Mean
2.871.680.618
15% 2.752.646.144
Std Dev
114.457.355
20% 2.775.291.392
Variance
1,31005E+16
25% 2.794.444.800
Skewness
‐0,010640265
30% 2.811.620.608
2,955199479
35% 2.828.786.688
Median
2.870.935.040
40% 2.843.810.048
Mode
2.609.683.456
45% 2.857.679.104
Left X
2.682.735.616
50% 2.870.935.040
Right X Right P
0,200
Diff X Diff P
0,000
2,4
2,65
2,9
3,15
3,4
Values in Billions 5%
90%
2,6827
5%
3,0606
#Errors
Biaya/I162 Biaya/I153 Biaya/I161 Biaya/I167 Biaya/I158 Biaya/I159 Biaya/I168 Biaya/I164 Biaya/I156 Biaya/I165 Biaya/I163 Biaya/I14 Biaya/I167 Biaya/I164 Biaya/I165 Biaya/I162
-0,75
-0,5
-0,25
0
0,25
0,5
0,75
377.881.600
65% 2.915.506.944 70% 2.930.721.024
90%
75% 2.949.279.488
0
80% 2.968.067.840 85% 2.991.797.760 90% 3.019.137.280
Rank
1
95%
55% 2.886.481.920 60% 2.900.150.272
Filter Max #Filtered
,303 ,301 ,295 ,283 ,281 ,272 ,271 ,234 ,228 ,228 ,224 ,214 ,181 ,154 ,146 ,139
5% 3.060.617.216
Filter Min
Regression Sensitivity for Cell I203 Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
Value
2.417.510.400
Left P
0,400
Summary Statistics Value %tile
Minimum
Kurtosis
Mean=2,871681E+09
-1
10000
Number of Inputs
2,500
/ / / / / / / / / / / / / / / /
1
Number of Iterations
Mean=2,871681E+09
3,000
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
il Analisa Tindakan Korektif Rev
Workbook Name
0
95% 3.060.617.216
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya /
0,302
0,298
#2
Mhrs / Total Biaya /
0,302
0,303
#3
Mhrs / Total Biaya /
0,296
0,299
#4
Mhrs / Total Biaya /
0,283
0,279
#5
Mhrs / Total Biaya /
0,282
0,268
#6
Mhrs / Total Biaya /
0,272
0,271
#7
Mhrs / Total Biaya /
0,268
0,256
#8
Mhrs / Total Biaya /
0,230
0,218
#9
Mhrs / Total Biaya /
0,230
0,237
#10
Mhrs / Total Biaya /
0,227
0,231
#11
Mhrs / Total Biaya /
0,226
0,228
#12
Mhrs / Total Biaya /
0,215
0,211
#13
Mhrs / Total Biaya /
0,181
0,171
#14
Mhrs / Total Biaya / / /
0,153
0,140
0,148
0,135
Std b Coefficients Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011 #15 Mhrs / Total Biaya /
Simulation Results for Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09 / Total Biaya / I49 Summary Information
Distribution for Total Biaya Shop Weld - Des'09 / Total ...
Workbook Name Number of Simulations
6
Values in 10^ -8
10000
Number of Inputs
5
232
Number of Outputs
4 3 2
0
140
153,75
167,5
181,25
5%
30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time
30/12/2010 22:16
Simulation Duration
00:00:53
Random Seed
5005734
Statistic
90%
5%
154,1928
178,5173
Distribution for Total Biaya Shop Weld - Des'09 / Total ... 1,000 0,800 0,600
5% 154.192.800
Maximum
191.558.448
10% 156.768.960
Mean
166.251.854
15% 158.485.472
Std Dev
7.382.569
20% 159.898.512
Variance
5,45023E+13
25% 161.148.224
Skewness
0,054161429
30% 162.253.984
40% 164.211.920
Mode
154.135.456
45% 165.201.472
Left X
154.192.800
50% 166.123.968
Diff X Diff P
140
153,75
167,5
181,25
195
5%
90%
178,5173
#Filtered
Regression Sensitivity for Total Biaya Shop Weld - Des'0... Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total Total
Biaya/I36 Biaya/I45 Biaya/I46 Biaya/I37 Biaya/I44 Biaya/I45 Biaya/I36 Biaya/I33 Biaya/I42 Biaya/I37 Biaya/I38 Biaya/I47 Biaya/I35 Biaya/I46 Biaya/I60 Biaya/I189
-0,75
-0,5
-0,25
Rank
,504 ,501 ,42 ,419 ,192 ,14 ,138 ,124 ,123 ,116 ,115 ,113 ,096 ,038 ,002 ,001
0
0,25
Std b Coefficients
178.517.344 95% 24.324.544
0,5
0,75
1
55% 167.083.648 60% 168.071.632 65% 169.111.056 70% 170.205.408
90%
75% 171.381.200
0
80% 172.673.648 85% 174.084.192
Filter Max
5%
154,1928
#Errors
5%
Filter Min
Values in Millions
35% 163.241.472
166.123.968
Right P
0,000
2,763101854
Median
Right X
0,200
Value
142.642.896
Left P
0,400
Summary Statistics Value %tile
Minimum
Kurtosis
Mean=1,662519E+08
Monte Carlo
Simulation Start Time
195
Values in Millions
/ / / / / / / / / / / / / / / /
15
Sampling Type
1
-1
1
Number of Iterations
Mean=1,662519E+08
Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs Mhrs
Analisa Tindakan Korektif Re
90% 175.871.088 0
95% 178.517.344
Sensitivity Name Regr
Corr
#1
Mhrs / Total Biaya
0,503
0,502
#2
Mhrs / Total Biaya
0,500
0,493
#3
Mhrs / Total Biaya
0,421
0,390
#4
Mhrs / Total Biaya
0,418
0,415
#5
Mhrs / Total Biaya
0,193
0,189
#6
Mhrs / Total Biaya
0,139
0,124
#7
Mhrs / Total Biaya
0,138
0,126
#8
Mhrs / Total Biaya
0,124
0,111
#9
Mhrs / Total Biaya
0,123
0,106
#10
Mhrs / Total Biaya
0,116
0,113
#11
Mhrs / Total Biaya
0,114
0,103
#12
Mhrs / Total Biaya
0,114
0,105
#13
Mhrs / Total Biaya
0,096
0,075
#14
Mhrs / Total Biaya
0,000
‐0,024
#15
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,030
#16
Mhrs / Total Biaya
0,000
0,027
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
DAFTAR LAMPIRAN 2 : Kuesioner Pendahuluan
168
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU (Studi Kasus: Proyek X Pada PT. Y)
KUESIONER PENELITIAN TESIS KEPADA PAKAR PROYEK
MARUAHAL SIHOMBING 08064775605
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK SALEMBA OKTOBER 2010
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Pendahuluan Proyek X Yang dikerjakan oleh PT Y dengan ruang lingkup pekerjaan EPC (Engineering, Procurement & Construction) mengalami keterlambatan beberapa periode, dengan mengacu pada data proyek ditemukan salah satu penyebab keterlambatan proyek adalah pekerjaan piping. Keterlambatan pekerjaan piping ini akan berdampak kepada kinerja waktu proyek dan juga kinerja biaya. Keterlambatan pekerjaan piping menjadi sangat menarik untuk diteliti. Sebelumya untuk keterlambatan pekerjaan piping ini sudah dilakukan penelitian yaitu mengidentifikasi faktor – faktor risiko apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pada pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Penelitian tahap pertama pada studi kasus ini didapatkan “delapan faktor risiko dominan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pekerjaan piping”. Untuk itu sangat perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengetahui seberapa besar dampak keterlambatan terhadap biaya yang diperlukan untuk melakukan mitigasi (tindakan perbaikan) supaya proyek tetap dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menindaklanjuti penelitian sebelumnya, mengetahui dampak dan penyebab faktor risiko dominan yang sudah didapatkan dari penelitian sebelumnya, menyusun tindakan preventive dan corrective selanjutnya menghitung biaya yang optimal dalam melakukan mitigasi sehingga pekerjaan tetap bisa diselesaikan tepat waktu.
Kerahasiaan Informasi Seluruh informasi yang diberikan dalam survey ini akan dirahasiakan dan hanya dipakai untuk keperluan akademis sesuai dengan peraturan pada Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Proyek Universitas Indonesia. Mengetahui :
2
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Data Peneliti Nama : Maruahal Sihombing NPM : 0806477560 Apabila anda memiliki pertanyaan dan memerlukan keterangan lebih lanjut mengenai kuisioner ini, silahkan hubungi kami pada : Nama Maruahal Sihombing Prof. Ir. Yusuf Latief, MT. Ir. Edy Subiyanto, MM, MT.
Telepon 081383962772 08158977999 0816918124
Email
[email protected] [email protected] [email protected]
Data Responden 1. Nama (Pengisi Kuisioner)
:
2. Jenis Kelamin
:
3. Umur
:
4. Nama Proyek
:
5. Jabatan Pada Proyek
:
6. Proyek Mulai
: Tanggal
Bulan
Tahun
7. Rencana Selesai
: Tanggal
Bulan
Tahun
8. Lokasi Proyek
:
9. Pemilik Proyek
:
10. Perusahaan
:
11. Pengalaman Kerja
:
12 Pendidikan Terakhir
: SLTA / D3 / S1 / S2 / S3 (coret yang tidak perlu)
13. Tanda tangan
:
3
(tahun)
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Petunjuk Pengisian
a. Kepada Bapak/ Ibu/ Saudara, mohon kesabarannya untuk membaca kuisioner dengan teliti. b. Kepada Bapak/ Ibu/ Saudara, setelah membaca dengan teliti mohon untuk memberikan tanda (√) pada salah satu kolom skala penilaian. Beri tanda (√) pada kolom yang bertanda 1 Jika pernyataan pada kolom “Penyebab” benar dan beri tanda (√) pada kolom yang bertanda 0 Jika pernyataan pada kolom “Penyebab” tidak benar. c. Kepada Bapak/ Ibu/ Saudara, mohon kesediaannya untuk mengisi kolom tanggapan sesuai dengan pemahaman Bapak/ Ibu/ Saudara dan berhubungan dengan pernyataan yang ada. Atas kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian ini, Kami ucapkan terima kasih.
Keterangan untuk skala penilaian Skala Penilaian
Keterangan
1
Ya
Dampak dan Penyebab sangat berpengaruh pada kinerja waktu
0
Tidak
Dampak dan Penyebab tidak berpengaruh pada kinerja waktu
4
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Contoh Pengisian
No
Kegiatan
Peristiwa
1
Engineering & Construction
Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan
Dampak
Penyebab
Penambahan material Kesalahan engineering Amandemen kontrak pengadaan material
perencanaan
Skala Penilaian 1 0 √
Tenaga engineer yang kurang berpengalaman
Setalah membaca dengan seksama dan pernyataan pada kolom penyebab benar, maka beri tanda pada kolom bertanda “1”
Beri tanggapan untuk pernyataan yang ada sesuai dengan pemahaman bapak/ibu/saudara
5
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Tanggapan
BATASAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan dampak dan penyebab dari faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan piping pada Proyek X dan selanjutnya menyusun tindakan preventive dan corrective, sehingga dapat dihitung berapa biaya yang optimal untuk melakun mitigasi. Di dalam penelitian ini dilakukan beberapa pembatasan masalah sesuai dengan fokus masalah yang ingin penulis angkat diantaranya : 1. Penelitian dilakukan dari sisi internal perusahaan PT. Y 2. Penelitian dilakukan pada proyek X yang masih berlangsung (rentang waktu tahun 2008 - 2010). 3. Proyek tersebut merupakan proyek yang mengalami penyimpangan waktu (keterlambatan) 4. Fokus penelitian ini adalah untuk mendapatkan tindakan preventive dan corrective dan biaya yang optimal untuk melakukan mitigasi.
KUISIONER PENELITIAN
6
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
No
Kegiatan
Peristiwa
Dampak
Skala Penilaian 1 0
Penyebab
1
X5 (Material) Engineering & Construction
Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan
1. Penambahan material dan Adanya kenaikan volume welding 2. Kualitas pekerjaan rendah 3. Waktu pengadaan menjadi lama
akan
4. Waktu pengadaan menjadi lama 5. Waktu pengadaan menjadi lama
akan akan
6. Penambahan Material
2
X4 (Material) Procurement
Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan
2. Kesalahan perencanaan engineering 3. Engineer tidak memahami pekerjaan dan tools yang dipakai 4. Modifikasi dan drawing yang berubah rubah 5. Kurang memahami kontrak induk proyek 6. Pemakaian material yang tidak efektif 7. Rework pekerjaan dilapangan
1. Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat
1. Kesalahan pengadaan
material
3. Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya X48 (Sub-Kontraktor) Construction & Terjadi ketidakjelasan proses Engineering pekerjaan
perencanaan
7. Banyak Material yang tidak terpakai
2. Pemasangan menjadi tertunda
3
1. Kesalahan engineering
1. Produktifitas menurun 2. Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik 3. Kinerja subkontraktor rendah 4. Kualitas design rendah
perencanaan
2. Penunjukan subkontraktor (contract administration) terlambat 3. Lamanya keputusan client terkait dengan pembelian material yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta 1. Instruksi kerja dan pengawasan tidak berjalan dengan baik 2. Manajemen internal subkontraktor tidak bagus 3. Salah memilih subkontraktor 4. Gambar sesuai
engineering
7
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
tidak
Tanggapan
No
Kegiatan
Peristiwa
Dampak
Penyebab
5. Kinerja pekerja subkontraktor rendah
5. Pekerja subkontraktor kurang berpengalaman 6. Engineer yang kurang berpengalaman
6. Kualitas pekerjaan rendah 4
X6 (Material) Construction
Terjadi kesalahan dalam penggunaan material
1. Penggunaan material tidak efektif 2. Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkan 3. Banyak material yang reject 4. Banyak material yang reject 5. Banyak material yang reject
5
6
7
X47 (Sub-Kontraktor) Engineering & Terjadi kesalahan hasil Construction pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
X24 (Peralatan) Procurement
Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan
X11 (Tenaga Kerja) Engineering, Terjadi pemborosan waktu
1. Kecerobohan pekerja dalam proses pekerjaan 2. Pengawasan yang kurang dari kontraktor 3. Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor 4. Gambar/drawing engineering yang tidak sesuai 5. Engineer yang kurang berpengalaman
1. Produktifitas tidak sesuai dengan rencana
1. Gambar/drawing yang tidak sesuai
2. Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewok 3. Pemborosan waktu kerja karena salah install
2. Pengawasan yang kurang dari kontraktor 3. Penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan keahliannya
1. Mobilisasi peralatan ke lapangan akan terlambat 2. Produktivitas pekerjaan dilapangan akan berkurang 3. Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat 4. Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat
1. Kesalahan dalam schedule pengadaan 2. Kurang memahami sinkronisasi pekerjaan antar disiplin
1. Kualitas
1. Tidak Memahami Spesifikasi
pekerjaan
tidak
engineering
3. Pengawasan yang kurang dari kontraktor 4. Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
8
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Skala Penilaian 1 0
Tanggapan
OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU (Studi Kasus: Proyek X Pada PT. Y)
KUESIONER PENELITIAN TESIS KEPADA PAKAR PROYEK KUISIONER-2
MARUAHAL SIHOMBING 08064775605
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK SALEMBA OKTOBER 2010
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Pendahuluan Proyek X Yang dikerjakan oleh PT Y dengan ruang lingkup pekerjaan EPC (Engineering, Procurement & Construction) mengalami keterlambatan beberapa periode, dengan mengacu pada data proyek ditemukan salah satu penyebab keterlambatan proyek adalah pekerjaan piping. Keterlambatan pekerjaan piping ini akan berdampak kepada kinerja waktu proyek dan juga kinerja biaya. Keterlambatan pekerjaan piping menjadi sangat menarik untuk diteliti. Sebelumya untuk keterlambatan pekerjaan piping ini sudah dilakukan penelitian yaitu mengidentifikasi faktor – faktor risiko apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pada pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Penelitian tahap pertama pada studi kasus ini didapatkan “delapan faktor risiko dominan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pekerjaan piping”. Setelah didapatkan variabel dampak dan penyebab pada kuisioner pertama, selanjutnya perlu untuk diketahui tindakan tindakan preventive maupun tindakan corrective untuk setiap variabel penyebab. Dimana tindakan preventive adalah tindakan yang semestinya dilakukan sebelum peristiwa terjadi sedangkan tindakan corrective adalah tindakan perbaikan yang seharusnya dilakukan supaya kinerja waktu tetap bisa dicapai dan tidak berdampak pada kinerja biaya. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menindaklanjuti penelitian sebelumnya, mengetahui dampak dan penyebab faktor risiko dominan yang sudah didapatkan dari penelitian sebelumnya, menyusun tindakan preventive dan corrective selanjutnya menghitung biaya yang optimal dalam melakukan mitigasi sehingga pekerjaan tetap bisa diselesaikan tepat waktu.
Kerahasiaan Informasi Seluruh informasi yang diberikan dalam survey ini akan dirahasiakan dan hanya dipakai untuk keperluan akademis sesuai dengan peraturan pada Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Proyek Universitas Indonesia. Mengetahui :
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Data Peneliti Nama : Maruahal Sihombing NPM : 0806477560 Apabila anda memiliki pertanyaan dan memerlukan keterangan lebih lanjut mengenai kuisioner ini, silahkan hubungi kami pada : Nama Maruahal Sihombing Prof. Ir. Yusuf Latief, MT. Ir. Edy Subiyanto, MM, MT.
Telepon 081383962772 08158977999 0816918124
Email
[email protected] [email protected] [email protected]
Data Responden 1. Nama (Pengisi Kuisioner)
:
2. Jenis Kelamin
:
3. Umur
:
4. Nama Proyek
:
5. Jabatan Pada Proyek
:
6. Proyek Mulai
: Tanggal
Bulan
Tahun
7. Rencana Selesai
: Tanggal
Bulan
Tahun
8. Lokasi Proyek
:
9. Pemilik Proyek
:
10. Perusahaan
:
11. Pengalaman Kerja
:
12 Pendidikan Terakhir
: SLTA / D3 / S1 / S2 / S3 (coret yang tidak perlu)
13. Tanda tangan
:
(tahun)
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Petunjuk Pengisian
Kepada Bapak/ Ibu/ Saudara, mohon kesediaannya untuk mengisi kolom tindakan preventive dan tindakan corrective untuk setiap dampak & penyebab yang sudah saudara tentukan pada kuisioner pertama. Atas kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian ini, Kami ucapkan terima kasih.
Contoh Pengisian No
Kegiatan
Peristiwa
1
Engineering & Construction
Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan
Dampak Penambahan material
Amandemen kontrak pengadaan material
Penyebab
Tindakan Preventive
Tindakan Corrective
Kesalahan perencanaan engineering Tenaga engineer yang kurang berpengalaman Untuk setiap dampak dan penyebab yang sudah disetujui pada kuisioner pertama, mohon supaya memberikan tindakan preventivenya Untuk setiap dampak dan penyebab yang sudah disetujui pada kuisioner pertama, mohon supaya memberikan tindakan correctivenya
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
BATASAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan tindakan preventive dan corrective, sehingga dapat dihitung berapa biaya yang optimal untuk melakun mitigasi. Di dalam penelitian ini dilakukan beberapa pembatasan masalah sesuai dengan fokus masalah yang ingin penulis angkat diantaranya : 1. Penelitian dilakukan dari sisi internal perusahaan PT. Y 2. Penelitian dilakukan pada proyek X yang masih berlangsung (rentang waktu tahun 2008 - 2010). 3. Proyek tersebut merupakan proyek yang mengalami penyimpangan waktu (keterlambatan) 4. Fokus penelitian ini adalah untuk mendapatkan tindakan preventive dan corrective dan biaya yang optimal untuk melakukan mitigasi.
KUISIONER PENELITIAN
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
No
Kegiatan
Peristiwa
Dampak
Penyebab
Tindakan Preventive
Tindakan Corrective
1
X5 (Material) Engineering & Construction
Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan
Penambahan material dan Adanya kenaikan volume welding
Tenaga engineer yang kurang berpengalaman
Kualitas pekerjaan rendah
Waktu pengadaan akan menjadi lama
Penambahan Material
Kesalahan engineering
• Semua tim inti proyek • Memberikan training pada seharusnya melakukan engineer pemahaman yang • Menambah engineer yang mendalam tentang sudah senior mendampingi perencanaan deliverable engineer yang baru terlibat proyek/memahami isi dalam proyek kontrak pada saat proyek baru dimulai
• Menyiapkan prosedur rekruitmen tim proyek lengkap dengan requirement engineer yang diperlukan • Seleksi engineer yang akan terlibat dalam proyek sudah berpengalaman dalam proyek yang sama • Menyiapkan prosedur / panduan design yang menjadi acuan bagi Engineer tidak memahami engineer baru pekerjaan dan tools yang • Semua engineer yang dipakai terlibat dengan design engineering diberikan training tools yang dipakai pada proyek Modifikasi dan drawing yang • Memberikan training berubah rubah khusus pada tim piping untuk memahami pekerjaan design
• Memberikan training pada engineer yang terlibat • Menambah engineer senior mendampingi engineer baru
• Memberikan training kembali sampai engineer benar benar paham
• Melakukan training secara periodik • Melibatkan senior engineer untuk coaching tim designer
Kurang memahami kontrak induk proyek Pemakaian material yang • Menyiapkan prosedur • Pembelian material yang tidak efektif untuk request material ke ready stock warehouse • Pengawasan yang lebih ketat
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
No
Kegiatan
Peristiwa
Dampak
Penyebab
Tindakan Preventive
Tindakan Corrective
2
X4 (Material) Procurement
Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan
Penambahan Jam Kerja dan penambahan biaya kerja
Rework pekerjaan dilapangan
• Penambahan pengawasan yang ketat dari kontraktor • Menambah jam kerja
Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat
• Pengiriman material secara berkala • Membeli material yang ready stock • Mengganti moda transportasi pengiriman
Penunjukan subkontraktor (contract administration) terlambat Lamanya keputusan client • Menyiapkan prosedur terkait dengan pembelian untuk approval dokumen material yang sesuai dengan yang disepakati oleh client spesifikasi yang diminta dan kontraktor • Menyiapkan prosedur sebagai acuan dalam memilih subkontraktor Instruksi kerja dan yang sudah berpengalaman pengawasan tidak berjalan pada proyek yang sama dengan baik • S/C harus menyiapkan prosedur metode kerja yang direview oleh kontraktor Manajemen internal • Menyiapkan prosedur subkontraktor tidak bagus panduan dalam memilih S/C yang sesuai
Pemasangan material menjadi tertunda
Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya
3
X48 (Subkontraktor) Construction & Terjadi ketidakjelasan Engineering proses pekerjaan
Produktifitas menurun
Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik
Kesalahan engineering
• Menyiapkan prosedur sebagai acuan dalam memilih subkontraktor yang sudah berpengalaman pada proyek yang sama • Subkontraktor harus menyiapkan prosedur metode kerja dan harus direview oleh kontraktor • Semua tim inti proyek seharusnya melakukan pemahaman yang mendalam tentang perencanaan deliverable proyek/memahami isi kontrak pada saat proyek baru dimulai
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
• Menambah jam kerja dan resources terkait • Melakukan rapat koordinasi secara berkala • Menambah supervisor pengawasan • Melakukan refresh untuk memahami tujuan proyek • Menambah jam kerja
• Mengganti manajemen S/C sehingga perlu waktu untuk mereview dan
No
Kegiatan
Peristiwa
Dampak
Penyebab
Tindakan Preventive
Tindakan Corrective
Kinerja subkontraktor rendah
Salah memilih subkontraktor
Kualitas design rendah
Gambar/Drawing engineering tidak sesuai
Kualitas pekerjaan rendah
Engineer yang berpengalaman
4
X6 (Material) Construction
Penggunaan material tidak efektif
Terjadi kesalahan dalam penggunaan material
kurang
Kecerobohan pekerja dalam proses pekerjaan
Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkan
Pengawasan yang kurang dari kontraktor
Banyak material yang reject
Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
Gambar/drawing engineering yang tidak sesuai
• Kontraktor seharusnya melakukan interview pada S/C pada saat prakualifikasi • Menyiapkan prosedur panduan dalam memilih S/C yang sesuai • Proses pemilihan S/C harus lebih ketat • Semua tim inti proyek seharusnya melakukan pemahaman yang mendalam tentang deliverable proyek/memahami isi kontrak pada saat proyek baru dimulai • Memberikan pelatihan dan training kepada engineer • Menyiapkan buku panduan yang bisa menjadi panduan bagi engineer • Kontraktor harus menyiapkan metode kerja dan prosedur handling material • Menyiapkan manpower planning dan menyiapkan job description yang menjadi acuan bagi setiap personil sesuai dengan kebutuhan dilapangan • Meminta S/C menyiapkan Quality Plan yang direview oleh kontraktor
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
memilih S/C yang lebih mampu • Menambah jumlah supervisor dilapangan berikut resources yang terkait • Memberikan training pada engineer • Melibatkan engineer senior mendampingi engineer yang baru
• Menambah personil QA supaya pengawasan kualitas pekerjaan lebih ketat • Melakukan training • Penambahan supervisor • Penambahan pengawasan • Menambah QA untuk mengawasi pekerjaan dilapangan • Penambahan pengawasan dari kontraktor
No
Kegiatan
Peristiwa
Dampak
Penyebab
Tindakan Preventive
Tindakan Corrective
5
X47 (Subkontraktor) Engineering & Terjadi kesalahan hasil Construction pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak
Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewok
6
X42 (Peralatan) Procurement
Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan
Mobilisasi peralatan ke lapangan akan terlambat
kurang • Memberikan pelatihan dan training pada saat awal proyek • Menyiapkan panduan kerja untuk engineer baru • Semua tim inti proyek seharusnya melakukan Gambar/drawing engineering pemahaman yang yang tidak sesuai mendalam tentang deliverable proyek/memahami isi kontrak pada saat proyek baru dimulai • Memberikan pelatihan dan training Pengawasan yang kurang dari kontraktor Pemahaman pekerjaan yang • S/C harus benar benar kurang dari subkontraktor memahami kontrak kerjanya dengan kontraktor sesuai dengan scope pekerjaan Penempatan pekerja yang • S/C Menyiapkan prosedur tidak sesuai dengan pengadaan manpower keahliannya yang direview oleh kontraktor • Membentuk tim rekruitmen menentukan kriteria pekerja yang melibatkan orang lokal • Menyiapkan detail schedule pengadaan yang Kesalahan dalam schedule disepakati dengan semua pengadaan tim terkait Engineer yang berpengalaman
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
• Menambah personil QA supaya pengawasan kualitas pekerjaan lebih ketat • Melakukan kembali pelatihan dan training • Melibatkan engineer senior dan berpengalaman untuk segera koreksi pekerjaan yang salah
• Melakukan training secara khusus untuk pemahaman design • Menambah Pengawasan • Melakukan training dan coaching terhadap S/C
• Mempercepat mobilisasi peralatan kelapangan • Menambah jam kerja dengan mengoptimalkan peralatan yang ada
No
Kegiatan
Peristiwa
Dampak
Penyebab
Tindakan Preventive
Tindakan Corrective
Produktivitas pekerjaan dilapangan akan berkurang
Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat
7
Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak
X11 (Tenaga Kerja) Engineering, Terjadi pemborosan Procurment waktu kerja akibat and keterampilan maupun Construction keahlian tenaga kerja yang rendah
Fabrikasi akan terlambat
8
X43 (Subkotraktor) Engineering, Terjadi keterlambatan Procurment dalam penyelesaian and pekerjaan karena Construction instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub
Pemasangan dilapangan akan terlambat Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu Pengadaan barang jadi terlambat
Pengadaan barang jadi terlambat
Kurang memahami • Menyiapkan prosedur sinkronisasi pekerjaan antar metode kerja dan metode disiplin I/O proses supaya antar disiplin paham akan sequence pekerjaan Pengawasan yang kurang dari kontraktor
• Menambah supervisor dari kontraktor • Meningkatkan target pekerjaan
Pemahaman pekerjaan yang • S/C harus memahami kurang dari subkontraktor kontrak kerja • S/C harus menyiapkan metode kerja yang direview oleh kontraktor • Memberikan pelatihan dan Drawing terlambat training • Memahami isi kontrak secara teknis
• Menambah supervisor dari kontraktor • Meningkatkan target pekerjaan • Menambah engineer yang senior dan lebih berpengalaman dalam design
Metode kerja yang kurang • Menyiapkan tepat metode kerja
prosedur • Mengganti moda pengiriman material • Membeli material read stock Lambat mengambil • Menyiapkan prosedur • Menambah jam kerja untuk approval dan • Menambah manpower dan keputusan sehingga waktu communication procedure resources lainya kerja cenderung menunggu
• Menambah jam kerja
• Menambah jam kerja
Drawing dari engineering • Menyiapkan prosedur • Melakukan diskusi rutin selalu berubah dan approval untuk review dan approval antara owner/kontraktor drawing tidak cepat dari sisi dan S/C owner dan kontraktor • Mengganti moda transportasi • Pengiriman partial
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
No
Kegiatan
Peristiwa
Dampak
Penyebab
Tindakan Preventive
Tindakan Corrective
kontraktor
Fabrikasi akan terlambat
Waktu yang relatif lama bagi engineering untuk memberi keputusan pada saat eksekusi pekerjaan dilapangan.
• •
• Prioritas sesuai dengan pengiriman dilapangan Menyiapkan prosedur • Menambah jam kerja untuk approval dokumen • Menambah supervisor Menempatkan engineer • Menambah pekerja senior yang bisa jadi decision maker dilapangan Semua tim inti proyek • Menambah jam kerja dan seharusnya melakukan resources yang terkait pemahaman yang mendalam tentang deliverable proyek/memahami isi kontrak pada saat proyek baru dimulai
Pemasangan dilapangan akan terlambat
Tidak validnya data yang • diterima subkontraktor dan tim konstruksi dilapangan
Produktifitas fabrikasi tidak sesuai dengan rencana semula
Cash flow proyek akan bermasalah
Perpanjangan durasi proyek
Pembengkakan biaya proyek untuk memperpanjang penggunaan alat
Permasalahan isometric dan review spool drawing, sehingga persiapan shop di masing‐masing area yang masih terdapat kekurangan Resources yang belum • Menyiapkan manpower • Meningkatkan mencukupi plan sebelum proyek produktifitas supaya dimulai progress bisa dikejar dan bisa submit invoice penagihan Beberapa Line mengalami • Menyiapkan prosedur • Menambah engineer yang revisi sehingga menambah drafting senior dan mengurangi Joint karena • Melakukan training • Menambah QA/QC perubahan design • Menambah drafter Modifikasi erection sesuai • Melakukan training • Melakukan erection method yang sepatutunya • Menyiapkan prosedur dengan perubahan drawing drafting • Menyiapkan prosedur Perubahan schedule kerja • Develop project detail • Merubah metode kerja, schedule yang benar benar untuk beberapa pekerjaan dilapangan direview oleh tim proyek yang memungkikan inti dilakukan paralel
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
No
Kegiatan
Peristiwa
Dampak
Penyebab
Tindakan Preventive
Tindakan Corrective
Pengiriman material dari • Menyiapkan prosedur shop ke field terlambat. pengiriman material yang sudah disepakati dengan vendor Piping belum bisa dikerjakan menunggu equipment terpasang Peralatan konstruksi masih • Menyiapkan equipment kurang seperti crane belum plant yang sudah ada, trolley welding mechine disepakati bersama antara devisi pengadaan dan devisi konstruksi S/C tidak punya target • S/C seharusnya pekerjaan yang pasti dan Menyiapkan project kurang paham dengan manajemen plan yang managemen konstruksi. disetujui dan direview oleh kontraktor Hari libur dan perayaan hari • Develop project detail schedule dengan besar keagamaan yang mempertimbangkan hari mempengaruhi produktivitas hari libur pada calender schedule Keterlambatan pengurusan ijin dilokasi kerja untuk pekerjaan tertentu seperti tie‐in
• Mengirim material secara partial • Menggangti moda pengiriman material
Cuaca sangat mempengaruhi • Pada saat Develop project detail schedule harus produktivitas pekerjaan mempertimbangkan konstruksi rencana produktifitas pada musim hujan Subcon tidak bisa berkomunikasi yang baik Management Subcon tidak punya kapabilitas
• Memberikan intensif • Menambah jam kerja pada hari kerja lain
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
• Menambah eqipment sesuai dengan kebutuhan di lapangan
• Pembinaan S/C lewat training, membantu review dan diskusi dalam rapat
• Memberikan intensif • Menambah jam kerja pada hari kerja lain
No
Kegiatan
Peristiwa
Dampak
Procurment and Construction
kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah
Penyebab
sesuai dengan kontrak
2. Pengadaan terlambat
barang
dalam kontrak
jadi
3. Fabrikasi akan terlambat 4. Pemasangan dilapangan akan terlambat 5. Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu 8
X43 (Sub-kontraktor) Engineering, Terjadi keterlambatan dalam Procurment and penyelesaian pekerjaan Construction karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor
1. Peralatan konstruksi masih kurang seperti crane, trolley welding machine 2. Target Pekerjaan tidak sesuai dengan schedule yang sudah disepakati 3. Pemasangan dilapangan akan terlambat 4. Produktifitas fabrikasi tidak sesuai dengan rencana semula 5. Pengiriman Material dari shop ke field terlambat 6. Perpanjangan pekerjaan
durasi
7. Perubahan schedule kerja dilapangan
2. Metode kerja pengadaan yang kurang tepat 3. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu 4. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu 5. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu 1. Kesalahan schedule mobilisasi peralatan dari kontraktor dan subkontraktor
2. Subkontraktor tidak punya target pekerjaan yang pasti dan kurang paham dengan managemen konstruksi 3. Tidak validnya data yang diterima subkontraktor dan tim konstruksi dilapangan 4. Permasalahan isometric dan review spool drawing, 5. Kesalahan schedule pengiriman material dari shop ke field 6. Beberapa Line mengalami revisi sehingga menambah dan mengurangi Joint karena perubahan design 7. Monitoring schedule yang kurang dari kontraktor dan subkontraktor
9
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Skala Penilaian 1 0
Tanggapan
No
Kegiatan
Peristiwa
Dampak
Penyebab
8. Cash flow bermasalah
9. Produktifitas rendah 10. Mulai terlambat 11.
Pekerjaan
Produktifitas rendah
12. Koordinasi tidak maksimal
kerja
8. tidak bisa claim progress invoice karena target pekerjaan selalu lebih rendah dari nilai yang sudah disepakati dalam kontrak 9. Hari libur dan perayaan hari besar keagamaan 10. Keterlambatan pengurusan ijin dilokasi kerja untuk pekerjaan tertentu seperti tie-in 11. Cuaca yang tidak mendukung 12. Management Subcon tidak punya kapabilitas dan Subcon tidak bisa berkomunikasi yang baik
10
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Skala Penilaian 1 0
Tanggapan
DAFTAR LAMPIRAN 3 : Kuesioner Utama
169
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU (Studi Kasus: Proyek X Pada PT. Y)
KUESIONER PENELITIAN TESIS
MARUAHAL SIHOMBING 08064775605
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK SALEMBA OKTOBER 2010
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Pendahuluan Proyek X Yang dikerjakan oleh PT Y dengan ruang lingkup pekerjaan EPC (Engineering, Procurement & Construction) mengalami keterlambatan beberapa periode, pekerjaan piping salah satu penyebab keterlambatan. Keterlambatan pekerjaan piping ini akan berpengaruh kepada kinerja waktu dan berdampak pada biaya proyek. Keterlambatan pekerjaan piping ini menarik untuk diteliti dan sebelumnya untuk keterlambatan pekerjaan piping ini sudah dilakukan penelitian yaitu mengidentifikasi faktor – faktor risiko dominan apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pada pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Penelitian tahap pertama pada studi kasus ini didapatkan “delapan faktor risiko dominan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pekerjaan piping”. Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian sebelumnya, sehingga tahapan selanjutnya adalah menjelaskan dampak dan penyebab dari delapan faktor risiko dominan, menentukan tindakan preventive dan corrective untuk setiap penyebab. Menentukan mana tindakan preventive dan corrective yang paling berdampak pada biaya. Menghitung biaya yang optimal untuk tindakan preventive dan corrective. Tindakan preventive adalah tindakan yang semestinya dilakukan sebelum peristiwa terjadi sedangkan tindakan corrective adalah tindakan perbaikan yang seharusnya dilakukan supaya kinerja waktu tetap bisa dicapai. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : Mengetahuai mana tindakan preventive dan corrective yang paling berdampak pada biaya penyelesaian pekerjaan piping dan menghitung biaya yang optimal untuk tindakan preventive dan corrective pada Proyek X di PT Y.
Kerahasiaan Informasi Seluruh informasi yang diberikan dalam survey ini akan dirahasiakan dan hanya dipakai untuk keperluan akademis sesuai dengan peraturan pada Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Proyek Universitas Indonesia. Mengetahui :
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Data Peneliti Nama : Maruahal Sihombing NPM : 0806477560 Apabila anda memiliki pertanyaan dan memerlukan keterangan lebih lanjut mengenai kuisioner ini, silahkan hubungi kami pada : Nama Maruahal Sihombing Prof. Ir. Yusuf Latief, MT. Ir. Edy Subiyanto, MM, MT.
Telepon 081383962772 08158977999 0816918124
Email
[email protected] [email protected] [email protected]
Data Responden 1. Nama (Pengisi Kuisioner)
:
2. Jenis Kelamin
:
3. Umur
:
4. Nama Proyek
:
5. Jabatan Pada Proyek
:
6. Proyek Mulai
: Tanggal
Bulan
Tahun
7. Rencana Selesai
: Tanggal
Bulan
Tahun
8. Lokasi Proyek
:
9. Pemilik Proyek
:
10. Perusahaan
:
11. Pengalaman Kerja
:
12 Pendidikan Terakhir
: SLTA / D3 / S1 / S2 / S3 (coret yang tidak perlu)
13. Tanda tangan
:
(tahun)
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Petunjuk Pengisian
1. Jawaban merupakan persepsi Bapak/Ibu. Mohon memberikan pilihan pada setiap pernyataan apakah tindakan preventive dan corrective berdampak pada biaya sesuai dengan skala pengukuran yang sudah ditentukan. 2. Pengisian kuesioner dilakukan dengan memberikan tanda X pada kolom yang telah disediakan. Atas kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian ini, Kami ucapkan terima kasih. Keterangan Penilaian Untuk Dampak Dari Terjadinya Risiko Tindakan Yang Berdampak Pada Biaya
Keterangan
1
Tidak Berpengaruh
Tindakan tidak berdampak pada biaya
2
Kurang Berpengaruh
Tindakan berdampak tidak signifikan pada biaya
3
Cukup Berpengaruh
Tindakan berdampak cukup signifikan pada biaya
4
Berpengaruh
Tindakan berdampak signifikan pada biaya
5
Sangat Berpengaruh
Tindakan berdampak sangat signifikan pada biaya
Skala
Batasan Penelitian Di dalam penelitian ini dilakukan beberapa pembatasan masalah sesuai dengan fokus masalah yang ingin penulis angkat diantaranya : 1. Penelitian dilakukan dari sisi internal perusahaan PT. Y 2. Proyek tersebut merupakan proyek yang mengalami penyimpangan waktu (keterlambatan) 3. Fokus penelitian ini adalah untuk mendapatkan tindakan preventive dan corrective yang paling berdampak pada biaya. 4. Pada kolom “Dampak & Penyebab” Tulisan cetak miring merupakan penyebab
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
KUISIONER PENELITIAN I
Pada Tahap Engineering & Construction ‐ Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan Skala Pengukuran
Dampak & Penyebab
Tindakan Corrective 1
1
2
3
4
5
Skala Pengukuran
Tindakan Preventive 2
3
4
5
1
Penambahan material dan adanya kenaikan volume welding ‐ Kesalahan perencanaan engineering
Melakukan pemahaman kontrak pada saat proyek baru dimulai
Memberikan training tentang design piping pada engineer sampai benar benar paham
Kualitas pekerjaan rendah ‐ Kesalahan perencanaan engineering
Merekrut tenaga piping engineer yang sudah berpengalaman
Menambah piping engineer yang senior untuk mendampingi piping engineer yang baru
Waktu pengadaan akan menjadi lama ‐ Engineer tidak memahami pekerjaan & tools yang dipakai
Menyiapkan panduan design piping yang menjadi acuan bagi piping engineer baru
Meminjam material piping yang spesifikasinya sesuai dari proyek lain
Penambahan Material ‐ Pemakaian material yang tidak efektif
Menyiapkan prosedur permintaan material piping dari warehouse
Menambah material handling supervisor untuk memperketat pengawasan permintaan material
Selalu menggunakan drawing revisi terakhir sebagai acuan pemasangan piping
Banyak material yang tidak Menyiapkan prosedur terpakai‐ Rework metode konstruksi pekerjaan pekerjaan dilapangan piping
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
II
Pada Tahap Procurement ‐ Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan Skala Pengukuran
Dampak & Penyebab
Tindakan Corrective 1
6
7
Skala Pengukuran
Tindakan Preventive 2
3
4
5
1
Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat ‐ Kesalahan perencanaan pengadaan
Menyiapkan schedule pengadaan material piping sesuai dengan kebutuhan konstruksi dan dikoordinasikan dengan tim pengadaan dan vendor
Pengiriman material piping secara berkala dan mengganti sistim transportasi pengiriman (yang tadinya pengiriman lewat darat menjadi lewat udara)
Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya‐ Lamanya keputusan client terkait dengan pembelian material yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta
Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen yang disepakati oleh client dan kontraktor
Membuat sistem yang mendukung approval client secara online (membuat sistim online yang bisa diakses orang orang tertentu untuk proses approve dokumen)
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
III
Pada Tahap Engineering & Construction ‐ Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan Skala Pengukuran
Dampak & Penyebab
Tindakan Corrective 1
8
9
10
11
12
Skala Pengukuran
Tindakan Preventive 2
3
4
5
1
Kualitas design rendah‐ Gambar engineering tidak sesuai
Memahami secara mendalam spesifikasi piping yang dijelaskan dalam kontrak
Mengganti piping designer yang lebih berpengalaman
Produktifitas menurun ‐ Instruksi kerja dan pengawasan tidak berjalan dengan baik
Subkontraktor harus menyiapkan metode kerja untuk piping yang direview oleh kontraktor
Menambah piping supervisor dilapangan untuk memperketat pengawasan pekerjaan subkontraktor
Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik ‐ Manajemen internal subkontraktor tidak bagus
Kontraktor seharusnya melakukan interview pada subkontraktor pada saat proses prakualifikasi
Mengganti manajemen subkontraktor sehingga perlu waktu untuk mereview dan memilih subkontraktor yang lebih mampu
Kinerja subkontraktor rendah‐ Salah memilih subkontraktor
Menyiapkan prosedur pemilihan subkontraktor yang sesuai dengan kebutuhan proyek
Memberikan finalti kepada subkontraktor sesuai dengan yang disepakati dalam kontrak
Kinerja pekerja subkontraktor rendah‐ Pekerja subkontraktor kurang berpengalaman
Kontraktor harus mereview calon pekerja subkontraktor sebelum diterjunkan ke lapangan
Memberikan training kepada subkontraktor
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
IV
Pada Tahap Construction ‐ Terjadi Kesalahan Penggunaan Material Skala Pengukuran
Dampak & Penyebab
Tindakan Corrective 1
13
14
15
Skala Pengukuran
Tindakan Preventive 2
3
4
5
1
Penggunaan material tidak efektif ‐ Kecerobohan pekerja dalam proses pekerjaan pengelasan
Kontraktor harus menyiapkan metode kerja pengelasan
Menambah welding supervisor untuk mengawasi proses pekerjaan pengelasan
Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkan‐ Pengawasan yang kurang dari kontraktor
Menyiapkan manpower planning dan menyiapkan job description yang menjadi acuan bagi setiap personil sesuai dengan kebutuhan dilapangan
Menambah QA/QC supervisor untuk meningkatkan pengawasan kualitas pekerjaan
Banyak material yang reject‐ Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
Meminta subkontraktor menyiapkan Quality Plan yang direview oleh kontraktor
Memberikan pengarahan kepada subkontraktor sebelum pekerjaan dimulai
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
DAFTAR LAMPIRAN 4 : Lembar Asistensi
170
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
V
Pada Tahap Engineering & Construction ‐ Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan Skala Pengukuran
Dampak & Penyebab
Skala Pengukuran
Tindakan Preventive
Tindakan Corrective 1
2
3
4
5
1
Memberikan training tentang basic design piping
16
Produktifitas tidak sesuai dengan rencana ‐ Gambar engineering yang tidak sesuai dengan design yang sebenarnya
Menambah jam kerja atau memberlakukan over time untuk mengejar ketertinggalan pekerjaan
Menyiapkan kontrak kerja yang jelas dan mudah dipahami oleh subkontraktor
17
Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewok‐ Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
Mengganti pekerja subkontraktor yang tidak berkualitas
Kontraktor terlibat mereview pekerja subkontraktor sesuai dengan kualitas yang diinginkan
18
Pemborosan waktu kerja karena salah install ‐ Penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan keahliannya
Mengarahkan pekerja subkontraktor sesuai dengan metode kerja yang sebenarnya
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
VI
Pada Tahap Procurement ‐ Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan Skala Pengukuran
Dampak & Penyebab
Skala Pengukuran
Tindakan Preventive
Tindakan Corrective 1
2
3
4
5
1
Menyiapkan rencana mobilisasi equipment sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan didiskusikan dengan tim terkait
Meminjam peralatan yang dibutuhkan dari proyek lain
19
Mobilisasi peralatan ke lapangan akan terlambat‐ Kesalahan schedule mobilisasi/demobilisasi peralatan
Menyiapkan metode I/O (input/output) proses supaya antar disiplin paham akan sequence pekerjaan
20
Produktivitas pekerjaan dilapangan akan berkurang ‐ Kurang memahami sinkronisasi pekerjaan antar disiplin
Meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan sistim pengontrolan dari tim project control
Subontraktor harus memahami secara detail isi kontrak kerja yang diberikan kontraktor
21
Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat‐ Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
Menambah construction control engineer yang bisa membantu subkontraktor untuk memahami pekerjaan
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
VII
Pada Tahap Engineering, Procurement & Construction ‐ Terjadi pemborosan waktu kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah Skala Pengukuran
Dampak & Penyebab
Skala Pengukuran
Tindakan Preventive
Tindakan Corrective 1
2
3
4
5
1
Menempatkan piping engineer yang mampu memahami kontrak dan spesifikasi piping
22
Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak – Tidak memahami spesifikasi dalam kontrak
Melakukan reject dan rework pekerjaan secepat mungkin
Menyiapkan prosedur pengadaan material piping yang mudah dipahami
23
Pengadaan barang jadi terlambat‐ Metode kerja pengadaan yang kurang tepat
Membeli material yang ready stok
Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen pada setiap fabrikator
24
Fabrikasi akan terlambat‐ Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu
Menambah supervisor dan project control pada fabrikator
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
VIII
Pada Tahap Engineering, Procurement & Construction ‐ Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor Skala Pengukuran Dampak & Penyebab
Tindakan Corrective 1
25
26
27
Skala Pengukuran
Tindakan Preventive 2
3
4
5
1
Perpanjangan durasi pekerjaan‐ Beberapa Line mengalami revisi sehingga menambah dan mengurangi Joint karena perubahan design
Finalisasi design proyek secara keseluruhan antara kontraktor dan owner proyek
Mempercepat proses review dan approve revisi design
Pengiriman material dari shop ke field terlambat‐ kesalahan schedule pengiriman material dari shop ke field
Setiap fabrikator harus menyiapkan schedule pengiriman material dari shop ke field yang disetujui oleh kontraktor dan pemilik proyek dan schedule harus mengacu kepada schedule induk proyek
Menambah project control disetiap fabrikator untuk memonitor schedule pengiriman setiap saat
Perubahan schedule kerja dilapangan‐monitoring schedule yang kurang dari kontraktor dan subkontraktor
Menyiapkan metode pengontrolan schedule konstruksi yang efektif sebagai acuan bagi kontraktor dan subkontraktor
Menambah construction control engineer dari kontraktor dan subkontraktor
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
VIII
Pada Tahap Engineering, Procurement & Construction ‐ Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor ‐ Lanjutan Skala Pengukuran
Dampak & Penyebab
Skala Pengukuran
Tindakan Preventive
Tindakan Corrective 1
2
3
4
5
1
Subkontraktor harus menyiapkan mobilisasi/demobilisasi peralatan sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan direview oleh kontraktor
Penambahan peralatan konstruksi sesuai dengan kebutuhan
28
Peralatan konstruksi masih kurang seperti crane, trolley welding mechine‐ kesalahan schedule mobilisasi peralatan dari kontraktor dan subkontraktor
Kontraktor mengarahkan subkontraktor untuk menyiapkan target pekerjaan dan metode pemasangan piping
29
Target pekerjaan tidak sesuai dengan schedule yang sudah disepakati‐ subkontraktor tidak punya target pekerjaan yang pasti dan kurang paham dengan managemen konstruksi
Menambah personil project control untuk mengarahkan subkontraktor menyiapkan dan memonitor rencana dan target kerja
Menyiapkan schedule pekerjaan dilapangan lebih singkat daripada schedule yang disepakati pada owner proyek
30
Cashflow bermasalah – tidak bisa claim progress invoice karena target pekerjaan selalu lebih rendah dari nilai yang sudah disepakati dalam kontrak
Merevisi kontrak kerja yang mengatur soal claim progres invoice supaya invoice tetap bisa diclaim sesuai dengan progres yang tercapai
Mempertimbangkan hari libur, hari besar keagamaan dan cuaca pada saat menyiapkan schedule induk
31
Produktifitas rendah – hari libur, perayaan hari besar keagamaan dan cuaca hujan
Untuk hari libur dan hari besar keagamaan tetap bekerja dengan memberikan insentif kepada pekerja
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
2
3
4
5
DAFTAR LAMPIRAN 4 : Lembar Asistensi
170
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
DAFTAR LAMPIRAN 5 : Risalah Sidang Tesis
171
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROYEK PROGRAM PENDIDIKAN S2 SALEMBA PERNYATAAN PERBAIKAN PROPOSAL TESIS
Dengan ini menyatakan bahwa: Hari
: Jumat, 07 Januari 2011
Jam
: 15.00 WIB - Selesai
Tempat
: Ruang A101 Pasca Sarjana Depok
Telah berlangsung Ujian Tesis Semester Ganjil 2010/2011 Program Studi Teknik Sipil, Program Pendidikan Magister Bidang Ilmu Teknik Manajemen Proyek, Fakultas Teknik Universitas Indonesia dengan peserta: Nama Mahasiswa
: Maruahal Sihombing
No Mahasiswa
: 0806477560
Judul Tesis
: Optimasi Biaya Mitigasi Faktor Risiko
Dominan Yang Berpengaruh Pada Kinerja Waktu (Studi Kasus Pekerjaan Piping Proyek X Pada PT Y)
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Dan dinyatakan harus menyelesaikan perbaikan tesis yang dimintakan Dosen Penguji, yaitu:
Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, MT No 1
Pertanyaan dan Saran Apakah faktor risiko dominan dari penelitian sebelumnya divalidasi lagi?
2
Munculkan Perbandingan antara biaya preventif dan korektif
Perbaikan yang sudah dilakukan Hasil penelitian sebelumnya sudah divalidasi dan tidak perlu dilakukan validasi ulang. Penjelasan pada bab 5 – Hal 75 Analisa sudah ditambah dan dimasukkan pada pembahasan pada bab 6 – Hal 157
Dosen Pembimbing: Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT No 1
Pertanyaan Harga satuan dapat dari mana ?
2
Analisa biaya hasilnya divalidasi ?
3
Bagaimana menentukan biaya respon ?
Perbaikan yang sudah dilakukan Harga satuan didapat dari data aktual proyek X, analisa pendekatan Surat Edaran Bersama Tentang Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional & Menteri Keuangan, 17 Maret 2000. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 110 - 115 Divalidasi/dibandingkan dengan data aktual proyek X. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 115 Sesuai dengan tindakan yang didapat dari pakar proyek X. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 115
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Dosen Penguji I: Juanto Sitorus, S.Si, MT, CPM, PMP No 1 2
Pertanyaan Revisi latar belakang masalah Revisi latar belakang proyek
Perbaikan yang sudah dilakukan Bab 1 sudah revisi – Hal 2 Bab 4 sudah revisi – Hal 68
Dosen Penguji II: Ir. Wisnu Isvara, MT No 1
Pertanyaan Bagaimana menentukan resources untuk tindakan preventif dan korektif ?
2
Bagaimana menentukan unit cost untuk tindakan preventif dan korektif ?
3
Bagaimana validasinya ?
Perbaikan yang sudah dilakukan Sesuai dengan tindakan yang didapat dari pakar proyek X. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 115 Harga satuan didapat dari data aktual proyek X, analisa pendekatan Surat Edaran Bersama Tentang Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional & Menteri Keuangan, 17 Maret 2000. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 110 - 115 Divalidasi/dibandingkan dengan data aktual proyek X. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 115
Dosen Penguji III: Bayu Aditya, ST, MT No 1
Pertanyaan Faktor faktor resiko dominan diperoleh dari mana ?
Perbaikan yang sudah dilakukan Dari hasil penelitian sebelumnya. Penjelasan pada bab 5 – Hal 76
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
Tesis ini telah selesai diperbaiki sesuai dengan Ujian Tesis tanggal 07 Januari 2011 dan telah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing
Jakarta, Januari 2011
Menyetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
(Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, MT)
(Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT)
Penguji I
Penguji II
(Juanto Sitorus, S.Si, MT, CPM, PMP)
(Ir. Wisnu Isvara, MT)
Penguji III
(Bayu Aditya, ST, MT)
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011