FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP KONSTRUKSI PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA WAKTU Haureta Nova Aisyah, Yusuf Latief, Suratman Teknik Sipil,Fakultas Teknik ,Universitas Indonesia
[email protected]
Abstrak Meningkatknya kebutuhan akan fasilitas kesehatan harus selalu diselaraskan dengan pembangunan infrastruktur tersebut yaitu Rumah Sakit. Namun beberapa Rumah Sakit dalam tahap konstruksi atau pembangunan mengalami keterlambatan. Terdapat faktor-faktor permasalahan yang mungkin mengakibatkan keterlambatan tersebut. Faktor faktor permasalahan merupakan salah satu sumber risiko. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor risiko yang berpengaruh, penyebab risiko dominan dan rekomendasi risiko. Melalui metode survey terhadap kontraktor utama untuk mengetahui sumber risiko yang selanjutnya dianali dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengetahui peringkat risiko, kemudian dengan faktor risiko SNI dicari risk level. Untuk menganalisis risiko dominan digunakan metode korelasi antara risiko yang muncul dengan kinerja waktu proyek dari metode survey. Hasil penelitian berupa faktor risiko dominan yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pada tahap konstruksi Rumah Sakit yaitu. Terdapat dua faktor risiko dominan yaitu “Periode Pembayaran Tidak Sesuai Kontrak” dan “Perubahan Desain”. Faktor-faktor risiko tersebut dibahas secara menyeluruh dari penyebab risiko, dampak risiko hingga rekomendasi respon risiko. Risk Factors in Construction Phase of Hospital Project that Affect on Time Project Performance Abstract The increasing need for health facilities should always be aligned with the infrastructure development ie Hospital. However, several hospitals are under construction or development has been delayed. There are factors that may lead to problems such delay. Factors issues are one source of risk. The purpose of this study was to identify factors influencing risk, the risk causes dominant and recommendation of risk. Through survey methods against the main contractor to find out the source of risk is then analyzed by Analytical Hierarchy Process (AHP) to determine the risk rating, then the risk factor SNI sought risk level. To analyze the risk of correlation between the predominantly used method of risk that comes with the project time performance of survey methods. The results is the dominant risk factors that affect the performance of time at the hospital construction. There are two dominant risk factor is "Payment Period that Not Suitable from The Contract " and "Change Design". The risk factors discussed thoroughly of the cause of the risk, the impact of risk until risk response recommendations. Keyword: hospital; project time ; risk analysis; risk identification; risk response
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
Pendahuluan Pelayanan kesehatan merupakan kebutuhan setiap orang. Pelayanan kesehatan yang optimal juga harus didukung oleh berbagai infrastuktur nya.Kebutuhan yang meningkat akan infrastruktur Rumah Sakit akan selalu diselaraskan dengan pembangunan infrastuktur tersebut. Namun pada kenyataan nya tidak selamanya pembangunan Rumah Sakit selalu berjalan lancar. Beberapa Rumah Sakit dalam tahap konstruksi atau pembangunan mengalami keterlambatan. Beberapa Rumah Sakit yang mengalami keterlambatan diantara nya : a.
RSUD Malang, terhitung dari tanggal 9 April 2013 baru terselesaikan 60% pekerjaan. Ditargetkan selesai akhir tahun 2013, namun diragukan dalam penyelesaian nya [1].
b.
Rumah Sakit Sanglah Denpasar, direncanakan selesai dalam 129 hari kerja, namun eksekusi nya menjadi 131 hari kerja [2].
c.
Rumah Sakit Mohammad Husein Palembang, direncanakan selesai dalam 132 hari kerja namun eksekusi nya menjadi 164 hari kerja [3].
d.
Rumah Sakit Zainal Abidin Banda Aceh, direncanakan selesai dalam 139 hari kerja namun eksekusi nya menjadi 168 hari kerja [3].
e.
Rumah Sakit Ulin Banjarmasin, direncanakan selesai dalam 168 hari kerja namun eksekusi nya menjadi 199 hari kerja [3].
f.
Rumah Sakit Pendidikan Universitas Mataram,terlambat penyelasaian pekerjaan karena masalah finansial. Pekerjaan yang tidak dilaksanakan sudah dibayarkan serta adanya item Contract Change Order yang tidak sesuai [4].
g.
Rumah Sakit Pendidikan UGM, terlambat karena masalah finansial. Terdapat ketidak sesuaian dalam harga penawaran oleh penyedia jasa dengan anggaran yang diberikan. Selain itu masalah penetapan estimasi Rencana Anggaran Biaya yang tidak berdasarkan faktual dan gambar rencana [5]. Permasalahan yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan penyelesaian tahap
konstruksi, dapat disebabkan banyak faktor. Faktor-Faktor negatif merupakan salah satu sumber risiko dan ketidakpastian yang selalu ada dalam proyek konstruksi sehingga akan mempengaruhi kinerja proyek yaitu dapat mengakibatkan tertunda nya jadwal pelaksanaan [6].
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
Pada penelitian ini akan dilakukan proses identifikasi faktor-faktor risiko yang terjadi selama tahap konstruksi Rumah Sakit. Kemudian faktor-faktor tersebut akan dianalisis dampaknya terhadap kinerja waktu proyek. Manajemen proyek terdiri dari beberapa aspek pengetahuan, diantaranya adalah manajemen risiko dan manajemen waktu proyek. Risiko merupakan hal atau kondisi yang tidak pasti yang dapat terjadi di proyek konstruksi. Risiko tidak dapat serta merta dihilangkan namun dapat secara efektif ditangani untuk memitigasi dampak yang dapat memperngaruhi kinerja proyek [7]. Proses-proses identifikasi risiko yang berdampak pada kinerja waktu merupakan usaha untuk meningkatkan kinerja waktu proyek. Adanya faktor-faktor risiko yang muncul akan sulit dihindari dalam suatu proyek konstruksi. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam proyek (internal) maupun berasal dari luar proyek (eksternal). Hal ini tentunya akan memiliki dampak terhadap kinerja proyek terutama waktu pelaksanaan proyek. Maksud dan tujuan penelitian “Faktor-faktor Risiko Pada Tahap Konstruksi Pembangunan Rumah Sakit yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Waktu” adalah sebagai berikut: a.
Mengidentifikasi risiko yang terjadi pada tahap konstruksi Rumah Sakit yang beperngaruh terhadap kinerja waktu proyek.
b.
Identifikasi penyebab faktor risiko dominan yang terjadi.
Tinjauan Teoritis Risiko adalah kejadian yang tidak pasti, jika terjadi mempunyai dampak negatif atau positif terhadap tujuan dan sasaran proyek [8]. Harold Kezner mendefinisikan risiko sebagai kegiatan-kegiatan atau faktor-faktor yang apabila terjadi akan meningkatkan kemungkinan tidak tercapainya tujuan proyek yaitu sesuai dengan waktu, biaya dan performa. PMBOK guide 2008 mendefinisikan manajemen risiko proyek adalah proses yang sistematik dari identifikasi, analisis, respon dan pengendalian risiko proyek. Tujuan manajemen risiko adalah memaksimalkan peluang dan konsekuensi dari kejadian-kejadian positif dan meminimalkan peluang dan konsekuensi dari kejadian-kejadian negatif terhadap sasaran proyek. Proses-proses dalam manajemen risiko menurut PMBOK Guide (2008) [9] adalah: a.
Risk Management Planning-menetapkan bagaimana pendekatan dan rencana aktivitas pengelolaan risiko pada proyek.
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
b.
Risk Identification-menentukan risiko yang mana yang mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan karakteristik/sifat-sifatnya.
c.
Qualitative Risk Analysis-melakukan analisis kualitatif risiko dan kondisi/ syaratsyarat untuk prioritas pengaruhnya terhadap kinerja proyek.
d.
Quantitive Risk Analysis- mengukur peluang dan kosekuensi risiko dan estimasi implikasinya terhadap kinerja proyek.
e.
Risk Response Planning-mengembangkan prosedur dan teknik untuk mempertinggi kesempatan dan mengurangi ancaman sasaran proyek.
f.
Risk Monitoring and Control-memonitor sisa risiko, identifikasi risiko yang baru, melaksanakan rencana merespon risiko dan menghitung efektifitasnya selama umur proyek. Menurut Harold Kerzner (1995), risiko memiliki tiga elemen utama, yaitu:
a.
Kejadian (event), yaitu peristiwa atau situasi yang terjadi pada tempat tertentu selama selang waktu tertentu.
b.
Probabilitas atau kemungkinan (likelihood), merupakan deskripsi kualitatif dari probabilitas atau frekuensi.
c.
Dampak (consequences), yaitu hasil dari sebuah kerjadian, baik kuantitatif, maupun kualitatif, yang berupa kehilangan atau kerugian Salah satu tujuan utama dalam mendirikan perusahaan adalah mencari keuntungan.
Setiap kegiatan usaha akan memunculkan adanya peluang memperoleh keuntungan yang selalu berdampingan dengan risiko menderita kerugian baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, salah satu fungsi manajemen yang termasuk penting adalah melaksanakan manajemen risiko, menganalisis dan memberikan respons yang baik, serta melakukan pengendalian terhadap kemungkinan terjadinya risiko yang telah teridentifikasi Risk Response Planning adalah tindakan yang merupakan proses, teknik, dan strategi untuk menanggulangi risiko yang mungkin timbul. Tanggapan dapat berupa tindakan menghindari risiko, tindakan mencegah kerugian, tindakan memperkecil dampak negative serta tindakan mengkesploitasi dampak positif. Tanggapan tersebut termasuk juga tata cara untuk meningkatkan pengertian dan kesadaran personil dalam organisasi [10]. Risk respon yang direncanakan harus tepat terhadap risiko yang signifikan, biaya yang sesuai, tepat waktu, realistis didalam konteks proyek dan harus disetujui oleh pihak-
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
pihak yang terlibat. Strategi untuk risk response dapat dilakukan dengan bantuan tools dan technique, antara lain [11] : a.
Strategi untuk risiko negatif atau ancaman Ada tiga strategi yang biasa dilaksanakan untuk risiko yang mempunyai dampak negatif terhadap kinerja proyek. Strategi-strategi tersebut adalah : a)
Avoid, menghindari risiko dengan cara melakukan perubahan terhadap rencana manajemen proyek untuk mengeliminasi ancaman risiko, mengisolasi sasaran dari dampak yang akan timbul, seperti mengurangi scope pekerjaan atau memperpanjang waktu pekerjaan.
b)
Transfer, mentransfer dampak negatif risiko termasuk tanggung jawab kepada pihak ketiga. Transfer risiko selalu terkait dengan pembayaran suatu premi risiko kepada pihak yang menerima pelimpahan risiko, seperti asuransi. Kontrak dapat digunakan untuk mentransfer risiko termasuk tanggung jawab kepada pihak lain. Didalam banyak kasus, penggunaan kontrak type cost based adalah mentransfer risiko kepada pemilik (owner), sementara kontrak type fixed-price risiko ditransfer ke kontraktor jika desain proyek sudah matang.
c)
Mitigate, mengurangi peluang dan dampak dari suatu kejadian risiko kepada ambang batas yang dapat diterima. Melakukan tindakan dini untuk mengurangi peluang dan atau dampak risiko di proyek sangat efektif daripada melakukan perbaikan setelah kerusakan terjadi. Langkah-langkah mitigasi dilakukan dengan mengadopsi proses yang tidak kompleks, melakukan perbaikan setelah kerusakan terjadi. Langkah-langkah mitigasi dilakukan dengan mengadopsi proses yang tidak kompleks, melakukan lebih banyak test, atau memilih supplier/vendor yang lebih berpengalaman.
Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian, penulis harus mengusahakan agar hasil penelitian yang didapat relevan dan optimal. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut, penulis harus melakukan pemilihan strategi penelitian yang tepat. Untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini, maka dikembangkan suatu metode penelitian yang sesuai. Menurut Yin, R. K. Dalam buku Case Study Research : Design and method, terdapat beberapa jenis strategi penelitian. Berdasarkan referensi tersebut, dapat ditentukan jenis strategi penelitian yang akan digunakan dengan mengkaitkan strategi dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
sebelumnya. Untuk menjawab pertanyaan “apa” dan “bagaimana”, maka berdasarkan tabel di atas, strategi penelitian yang dapat digunakan dalam penelitian adalah metode survey dan studi kasus. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka akan digunakan suatu penelitian yang menerapkan strategi penelitian survey dan studi kasus. Identifikasi faktor-faktor risiko awal dilakukan dengan mencari referensi mengenai sumber risiko. Dilanjutkan dengan menggunakan kuisioner terhadap para pakar risiko konstruksi agar faktor-faktor risiko yang telah dikumpulkan dapat diminmalisir dan lebih valid. Survey, pengambilan dan pengolahan data langsung dilakukan dari kontraktor pelaksana proyek. Urutan dari tahapan penelitian diperlihatkan pada diaram alir di bawah ini
Survey contoh proyek Rumah Sakit
Studi Literatur (jurnal dan buku)
Penemuan Variabel Penelitian
Kuisioner I (Validasi Pakar)
Kuisioner II (Pilot Survey)
Kuisioner III (Responden Tim Proyek)
Analisis Non Parametrik
Uji Validitas dan Reliabilitas
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis Peringkat Risiko dengan Metode AHP
Penentuan Level Risiko dengan Metode SNI
Analisis Korelasi Variabel Ranking Risiko
Kuisioner IV (Validasi akhir Pakar)
Gambar 1. Tahapan penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel X berupa jenis risiko yang terjadi pada tahapan konstruksi Rumah Sakit, dan variabel Y berupa kinerja waktu proyek. Dimana variabel X
bersumber dari studi
literatur maupun survey langsung ke lokasi proyek, yang kemudian akan diproses pada tahapan penelitian.
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
Tabel 2. Variabel X penelitian Kode
Variabel
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
Adanya kerusuhan, ketidak amanan dan tindak kejahatan adanya tindak KKN di lingkungan perbedaan kebudayaan antar pekerja Banjir Gempa Longsor Kebakaran
X8
Angin puting beliung Kontraktor tidak cukup baik mengontrol kinerja kuantitas kerja, penjadwalan dan biaya subkon Inflasi Naik turun nya suku bunga dan tidak stabil nya nilai mata uang Lemahnya Kekuatan keuangan dari subkon Periode pembayaran tidak sesuai kontrak karena adanya keterlambatan pembayaran dari owner Kemacetan di sekitar lokasi proyek Kesulitan transportasi alat berat ke lokasi proyek adanya limbah yang ditimbulkan dan berbahaya gangguan warga sekitar lokasi proyek Pemahaman yang kurang atas pelaksanaan kontruksi yang ramah lingkungan Pemahaman spesifikasi pelaksanaan yang berbeda standar penerimaan suatu pekerjaan yang berbeda penambahan fungsi, terkait kebutuhan penggunaan ruangan campur tangan atau intervensi owner Dispute, masalah kontraktual Penyerahan lahan oleh pihak lain terlambat keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang mendahului sumber daya belum tersedia di awal pekerjaan pengadaan tenaga kerja, material dan peralatan tidak sesuai dengan jadwal Flow koordinasi dan komunikasi kurang efisien karena belum/ tidak disepakati bersama Akurasi yang buruk dari program proyek Kondisi yang bervariasi pada keadaan tanah, karena ketidaksesuaian antara hasil survey dengan kondisi lapangan Keterlambatan pada pekerjaan di jalur kritis (critical path) Kurangnya keahlian pekerja dan jumlah staf yang berkualitas Perencanaan Penjadwalan yang buruk buruknya koordinasi dengan subkon Fluktuasi upah pekerja dan harga material Kenaikan harga yang tidak diperhitungkan dalam kontrak turunnya produktivitas kerja Kualitas penyusunan WBS yang kurang baik karena tidak dilakukan klarifikasi semua spesifikasi pekerjaan yang tidak jelas sebelum memulai pekerjaan Tidak membuat database mengenai WBS dari proyek sejenis Tidak tersedianya atau tidak terpakainya job description masing masing fungsi atau jabatan
X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40
Sumber Soon Kim, Deepak Bajaj, 2000 Akintoye, Macleod,1997 He Zhi,1995 He Zhi,1995 He Zhi,1995 Al Bahar, Crandaal, 1990 Al Bahar, Crandaal, 1990 Chul Kim, Seoon Yooon Hoon Pack, 2005 He Zhi,1995 He Zhi,1995 He Zhi,1995 He Zhi,1995 Al Bahar, Crandaal, 1990 Al Bahar, Crandaal, 1990 Al Bahar, Crandaal, 1990 Al Bahar, Crandaal, 1990 Al Bahar, Crandaal, 1990 Al Bahar, Crandaal, 1990 Al Bahar, Crandaal, 1990 Al Bahar, Crandaal, 1990 Alfata 2011 Alfata 2011 Kerzer 2009 Rudi Iskandar 2002 Hawari 2009 Alfata 2011 He Zhi,1995 He Zhi,1995 Asiyanto, 2009 Asiyanto, 2009 Asiyanto, 2009 Asiyanto, 2009 Asiyanto, 2009 Asiyanto, 2009 He Zhi,1995 Flanagan And Norman 1985 Flanagan And Norman 1985 Flanagan And Norman 1985 Flanagan And Norman 1985 Al Fata 2011
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
Tabel 2. Sambungan Kode
Variabel tidak tersedianya prosedur operasi proyek untuk setiap X41 kegiatan atau proses X42 Kesalahan penanganan pekerjaan oleh manajemen Ketidakjelasan lingkup pekerjaan antara main contractor dan X43 subkon X44 perubahan desain X45 Informasi desain yang tidak lengkap maupun salah X46 Bahan yang digunakan dalam desain tidak tersedia di pasaran X47 perubahan lingkup proyek X48 kecelakaan kerja X49 Pembagian tanggung jawab pekerjaan kurang jelas X50 Kurang familiar dengan kondisi proyek X51 permasalahan pekerja X52 perbedaan sistem pengukuran Kinerja subkon tidak memenuhi standar kualitas yang X53 diharapkan X54 Pemesanan material yang terlambat X55 kerusakan atau kehilangan material dan peralatan kekurangan tempat penyimpanan material yang baru maupun X56 sisa material kurangnya ketersediaan material dan peralatan serta kapasitas X57 alat berat yang tidak memenuhi standar X58 ketidaksesuaian material dengan spesifikasi yang diminta Adanya pekerjaan yang harus diulang (rework) karena tidak X59 memenuhi standar kualitas Metode yang salah diterapkan pada proyek, baik metode baru X60 maupun metode yang sudah dikenal X61 penyusunan rangkaian proyek yang kurang baik Tidak memakai Alat Perlindungan Diri (APD) dengan X62 semestinya Rambu-rambu keselamatan di sekitar proyek dan di tempat X63 pengoperasian alat berat tidak ada/belum lengkap X64 Ketaatan dalam menjalankan aturan keselamatan kerja kurang Pekerjaan dihentikan oleh owner karena standar keselamatan kerja tidak digunakan dengan baik X65 X66 kesalahan intrepretasi dari kontraktor terhadap kontrak Prosedur persetujuan perencanaan dan ijin yangyang berbelit X67 belit X68 Perubahan hukum dan peraturan pemerintah Sumber: Hasil olahan
Sumber Asiyanto 2009 Soon Kim, Deepak Bajaj, 2000 Flanagan And Norman 1985 Flanagan And Norman 1985 He Zhi,1995 He Zhi,1995 He Zhi,1995 He Zhi,1995 Asiyanto, 2009 Asiyanto, 2009 Asiyanto, 2009 Asiyanto, 2009 Asiyanto 2009 Asiyanto 2009 Asiyanto 2009 Asiyanto 2009 Ritter 2009 Al Fata 2011 Ritter 2009 Asiyanto 2009 Al Fata 2011 Hlaing,Singh,Tiong, 2008 Hlaing,Singh,Tiong, 2008 Hlaing,Singh,Tiong 2008 Hlaing,Singh,Tiong 2008 Hlaing,Singh,Tiong, 2008 Hlaing,Singh,Tiong 2008 Hlaing,Singh,Tiong, 2008
Berikut merupakan penjelasan dari Gambar 1. Tahapan penelitian yang dikaitkan dengan variabel penelitian a.
Survey Contoh Proyek Rumah Sakit Melakukan survey langsung proyek Rumah Sakit dalam tahap konstruksi untuk mengetahui variabel risiko yang berpengaruh pada tahap Konstruksi Proyek Rumah Sakit.
b.
Studi Literatur Mempelajari jurnal dan buku mengenai Manajemen Risiko untuk mengetahui variabel penelitian pada jurnal maupun buku yang sudah terpublikasi.
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
c.
Penemuan Variabel Penelitian Variabel terangkum dari Survey Proyek dan Studi Literatur
d.
Kuisioner I Merupakan kuisioner yang bertujuan untuk memvalidasi variabel bebas oleh pakarpakar yang sudah berpengalaman dalam bidang konstruksi Rumah Sakit maupun bangunan gedung. Jumlah variabel bebas dapat dieleminasi sesuai dengan hasil analisis pakar. Karena format pengisian kuisioner hanya berupa kolom variabel dapat digunakan atau tidak.
e.
Kuisioner II Untuk mengetahui kekurangan kuisioner, dengan cara menyebarkan kepada contoh responden yaitu tim proyek Rumah Sakit. Kuisioner berisi variabel hasil validasi pakar, kuisioner I. Dimana cara pengisian didasarkan tingkat frekuensi terjadi dan dampak akibat risiko.
f.
Kuisioner III Hasil dari validasi pakar awal (Kuisioner I) dan masukan dari Kuisioner II. Penyebaran kuisioner ini kepada tim proyek dari kontraktor yang pernah menangani proyek Rumah Sakit, untuk mengetahui nilai frekuensi dan dampak risiko. Dengan kriteria responden yang memiliki pendidikan yang menunjang dan pengalaman yang memadai di bidang konstruksi. Sehingga variabel hasil validasi pakar sebanyak 68 variabel.
g.
Analisis Non Parametrik Analisis non parametrik bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh dari pendidikan terakhir, penalaman dan jabatan responden. Analisis ini akan dikaitkan dengan jawaban yang diberikan para responden pada pengumpulan data tahap ketiga. Analisis non parametrik ini menggunakan bantuan program statistik SPSS 21.0 untuk membantu pengujian.
h.
Uji Validitas dan Reliabilitas Untuk menguji instrumen penelitian berupa variabel, diperlukan instrumen yang valid dan reliabel. Validitas menunjukan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Reliabilitas menunjukan hasil pengukuran konsisten walau digunakan mengukur berkali kali. Pengujian ini juga menggunakan SPSS 21.0
i.
Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan langkah untuk mengetahui gambaran dari data yang diperoleh. Data yang diperoleh dari hasil analisis deskriptif ini berupa data mean,
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
median, nilai maksimum, nilai minimum dan modus. Pengujian ini juga menggunakan SPSS 21.0 j.
Analisis Peringkat Risiko dengan Menggunakan AHP Sampel data yang berupa frekuensi dan dampak risiko pada setiap variabel yang merupakan hasil pengisian responden, menjadi input analisis dengan metode AHP yang dimulai dengan perlakuan normalisasi matriks, perhitungan konsistensi matriks, konsistensi hirarki dan tingkat akurasi, perhitungan nilai lokal frekuensi, dan perhitungan nilai lokal dampak, lalu dari hasil perhitungan ini akan didapat nilai akhir faktor risiko (FR) dan peringkat berdasarkan bobot hasil perhitungan. Pada pengujian ini dilakukan dengan bantuan Ms. Excel untuk tabulasi dan perhitungan metode AHP.
k.
Penentuan Level Risiko Dari perhitungan rata-rata nilai lokal frekuensi dan dampak terhadap perubahan lingkup, selanjutnya dapat ditentukan tingkat risiko dengan persamaan faktor risiko.
i.
Analisis Korelasi Analisisi Korelasi digunakan untuk menguji hubungan antara variabel X dan Y yang memiliki kerkuatan hubungan yang baik berdasarkan peringkat risiko dari proses sebelumnya. Analisis ini menggunakan program SPSS 21.0
l.
Kuisioner IV Kuisioner ini merupakan validasi akhir dari data-data yang telah didapat dan diproses. Merupakan tindakan preventif serta korektif ,untuk mencegah terjadinya risiko yang signifikan yang dapat menganggu kinerja waktu proyek pada masa konstruksi rumah sakit. Dalam penelitian terdapat skala pengukuran yang digunakan. Dikarenakan metode
pengumpulan data dengan menggunakan pengisian kuisioner. Ukuran yang digunakan menggunakan skala ordinal yang memungkinkan setiap pengisian dapat disusun menurut peringkatnya yang dihasilkan. Dari yang paling buruk hingga paling baik. Data tersebut dinamakan data peringkat. Pada Kuisioner II dan III pengisian berupa tingkat frekuensi dan dampak dari vaiabel risiko. Terdapat suatu skala pengukuran yang dapat dipilih oleh responden dalam menjawab pertanyaan kuisioner. Skala yang digunakan pada kolom “Frekuensi” adalah 1=sangat rendah; 2=rendah; 3=sedang; 4=tinggi dan 5=sangat tinggi. Sedangkan skala yang digunakan pada kolom “Dampak” adalah 1= tidak berpengaruh; 2=rendah; 3=sedang; 4=tinggi dan 5= sangat tinggi.
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
Hasil Penelitian Dengan mengikuti tahapan penelitian yang telah disebutkan di atas, maka akan dihasilkan hasil penelitian. Pertama, dari profil dari responden yang akan dilanjutkan dengan analisis non parametrik akan diproses untuk mengetahui perbedaan persepsi masing-masing responden mengenai kuisioner yang diisi.
Pendidikan 3% 11% 1 D3 2 S1 86%
3 S2
Gambar 2. Diagram Pie untuk kategori Pendidikan Terakhir
Jabatan 1 Direktur 2 PM
5%
3% 6%
3 SEM 20%
17%
4 SOM 5 Administra>on Manager
6%
20%
8% 6%
6 Cost Adminitra>on 7 QS 8 QC
6%
3%
9 Engineer 10 GSI 11 Procurement
Gambar 3. Diagram Pie untuk kategori Jabatan Responden
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
Pengalaman Kerja
17% 43%
10%
1 0-‐5 tahun 2 6-‐10 tahun 3 11-‐15 tahun
13% 17%
4 16-‐20 tahun 5 21-‐25 tahun
Gambar 4.2. Diagram Pie untuk kategori Pengalaman Kerja
Dari pengujian validitas, dinyatakan ke-68 variabel seluruhnya valid. Dengan pengujian reliabilitas akan menghasil nilai Cronbach Alpha yang menyatakan tingkat reliabilitas. Berdasarkan pengujian tersebut didapat nilai 0,988 yang menunjukakan bahwa kuisioner penelitian memiliki faktor reliabilitas yang sempurna. Karena keseluruhan variabel valid dan reliabel, maka keseluruhan variabel dapat diproses untuk tahap penentuan level risiko dengan menggunakan metode AHP. Hasil akhir proses AHP berupa rata-rata nilai lokal frekuensi dan dampak. Selanjutnya yang akan diproses untuk menentukan peringkat risiko dengan cara SNI. Dalam penentuan risiko dapat dicari dengan persamaan faktor risiko SNI berikut. FR= L+I-(LxI) Dimana :
FR=faktor risiko dengan skala 0-1 L= probabilitas atau frekuensi kejadian risiko I = besaran dampak risiko dalam bentuk terlambatnya kinerja waktu proyek dari perencanaan
Dibawah ini merupakan acuan tabel SNI yang digunakan untuk pengkategorian level risiko.
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
Tabel 2. Faktor Risiko dan peringkat Frekuensi dan Dampak Nilai FR
Kategori
Langkah Penanganan
> 0,7
Risiko Tinggi
Harus dilakukan penurunan risiko ke tingkat yang lebih rendah
0,4-0,7
Risiko Sedang
Langkah penanganan dibutuhkan dalam jangka waktu tertentu
<0,4
Risiko Rendah
Langkah perbaikan bila memungkinkan
Sumber: Risk Management Guidelines (1993)
Berikut hasil peringkat risiko berdasarkan peringkat tertinggi Tabel 2. Faktor Risiko dan peringkat Frekuensi dan Dampak
Kode
X13 X44 X31 X24 X45 X47 X36 X67 X5
Variabel Periode pembayaran tidak sesuai kontrak karena adanya keterlambatan pembayaran dari owner Perubahan desain Keterlambatan pada pekerjaan di jalur kritis (critical path) Penyerahan lahan oleh pihak lain terlambat Informasi desain yang tidak lengkap maupun salah Perubahan lingkup proyek Kenaikan harga yang tidak diperhitungkan dalam kontrak Prosedur persetujuan perencanaan dan ijin yangyang berbelit belit Gempa Inflasi
X10 Sumber: Hasil olahan
Rata-rata Nilai Lokal Frekuensi
Rata-rata Nilai Lokal Dampak
FR
Peringkat
0.376
0.560
0.725
1
0.380
0.544
0.717
2
0.349
0.521
0.688
3
0.344
0.488
0.664
4
0.334
0.489
0.660
5
0.369
0.446
0.650
6
0.347
0.443
0.636
7
0.320
0.439
0.619
8
0.291
0.457
0.615
9
0.351
0.403
0.612
10
Dari hasil nilai FR atau faktor risiko akan dikategorikan dalam tiga golongan yaitu: >0,7=risiko tinggi; 0,4-0,7=risiko sedang;<0,4=risiko rendah. Namun dari hasil peringkat risiko belum mewakili risiko dominan, harus ada uji korelasi variabel peringkat risiko. Dimana pengujian melibatkan variabel X (kecuali X13 dan X44 karena peringkat risiko tertinggi dengan kategori risiko tinggi) terhadap variabel Y yaitu kinerja waktu proyek. Kinerja waktu proyek didapat dari pengisian kuisioner oleh responden. Nilai korelasi yang diambil adalah nilai negatif yang menyatakan hubungan linier yang saling meniadakan. Dengan analogi, ketika variabel X sering terjadi maka akan menurunkan kinerja sesuai variabel Y. Berikut adalah hasil dari uji korelasi yang merupakan variabel dominan:
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
Tabel 3. Faktor Risiko dan peringkat Frekuensi dan Dampak Variabel
Pearson Correlation
Sig. (2tailed)
N
Keterangan Korelasi
X24
-.484 *
.049
35
Korelasi cukup dan memiliki signifikansi sangat baik
X31
-.330 *
.043
35
Korelasi cukup dan memiliki signifikansi sangat baik
X36
-.372 *
.028
35
Korelasi cukup dan memiliki signifikansi sangat baik
X47
-.362 *
.032
35
Korelasi cukup dan memiliki signifikansi sangat baik
X54
-.324 *
.058
35
Korelasi cukup dan memiliki signifiknsi cukup baik Korelasi rendah dan tidak signifikan
X66 .207 Sumber: Hasil olahan
.232
35
Variabel yang dinyatakan memiliki tingkat korelasi yang cukup dan signifikansi baik adalah X 31,X 24, X 47,X 67, X 14 dan X 54. Sehingga variabel-variabel dominan yang akan dibahas lebih lanjut tertera pada tabel berikut : Tabel 4. Risiko Dominan terhadap Kinerja Waktu Proyek No
Variabel
1
X13
Deskripsi Periode pembayaran tidak sesuai kontrak karena adanya keterlambatan pembayaran dari owner
2
X44
Perubahan desain
3
X31
4
X24
Keterlambatan pada pekerjaan di jalur kritis (critical path) Penyerahan lahan oleh pihak lain terlambat
5
X47
Perubahan lingkup proyek
6
X36
7
X67
Kenaikan harga yang tidak diperhitungkan dalam kontrak Prosedur persetujuan perencanaan dan ijin yangyang berbelit belit
8 X54 Pemesanan material yang terlambat Sumber: Hasil olahan
Level Risiko T T S S S S S
S
Penyebab Risiko Keuangan pemilik proyek tidak kuat Ketidaksesuaian kondisi di lapangan dengan perencanaan Kurangnya sumber daya yang optimal dalam pengerjaan pekerjaan jalur kritis Sengketa lahan antara masyarakat dengan owner Adanya permintaan perubahan dari pemilik proyek Kebijakan pemerintah mengenai ketentuan harga yang berubah sewaktu waktu Birokrasi yang panjang dan berbelit-belit Perencanaan penjadwalan yang tidak memperhitungkan faktor kebutuhan material dan kedatangan material
Dari tabel 6 di atas, merupakan risiko dominan yang akan dibahas dengan bersumber dari hasil Kuisioner IV yaitu Validasi Pakar Akhir. Format kuisioner berisi variabel, penyebab, tindakan preventif dan korektif. Pengisian kuisioner dilakukan oleh 5 pakar yang
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
terlibat dalam proyek Rumah Sakit yang sedang berjalan. Hasil kuisioner dikembangkan oleh penulis dengan membaca literatur-literatur terkait. Pembahasan Temuan dari penelitian ini adalah analisis risiko dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process serta analisis SNI risiko untuk mengetahui peringkat dan level dari faktorfaktor risiko teridentifikasi. Tujuan dari analisis ini adalah menjawab pertanyaan penelitian mengenai faktor-faktor risiko dominan apa saja yang mempengaruhi terhadap kinerja waktu proyek pada tahap konstruksi rumah sakit. Variabel-variabel yang akan dibahas tertera pada Tabel 6. Variabel pertama yaitu Periode Pembayaran
Tidak Sesuai Kontrak Karena
Keterlambatan Pembayaran dari Owner. Pemilihan kontrak untuk suatu proyek konstruksi didasarkan pada karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut pandang pemilik proyek (owner), hal ini erat kaitannya dengan antisipasi dan penanganan risiko yang ada pada proyek tersebut. Dalam kontrak juga harus disebutkan dengan jelas jangka waktu penyelesaian proyek tersebut dan kewajiban yang harus dipenuhi kontraktor jika terjadi keterlambatan dan perubahan lingkup proyek. Penyebab dari penyimpangan tersebut yaitu kekuatan keuangan dari owner yang kurang mumpuni. Biasanya hal ini dapat terjadi jika dana aliran proyek berasal dari pihak swasta, dimana kekuatan keuangan yang belum terjamin dengan baik. Namun, jika proyek memiliki dana aliran dari pemerintah, maka hal ini akan jarang terjadi. Karena dalam anggaran negara sudah tercatat jelas kapan dana keluar dalam bentuk pembayaran proyek. Sehingga ketersediaan dana proyek terjamin. Penyimpangan yang terjadi adalah jika progress proyek tidak sesuai degan rencana maka akan terlambat pula pembayaran dari pemilik proyek. Karena sistem pembayaran per progress pekerjaan yang digunakan. Selanjutnya adalah Perubahan Desain. Dalam pelaksanaan kontruksi seharusnya tidak terjadi perubahan terhadap desain yang sudah disepakati dalam kontrak. Perubahan desain ini dapat berupa penambahan atau pengurangan pekerjaan. Perubahan desain dapat disebabkan oleh berbagai faktor, terutama jika situasi proyek dengan kepemilikan yang kurang berpengalaman dapat mengarahkan kepada ketidakpastian desain yang mengakibatkan perubahan rencana, spesifikasi hingga perubahan pasal kontrak. Perubahan desain juga dapat terjadi pada perubahan manajemen dalam pemberian kerja. Perubahan desain merupakan suatu hal yang wajib diperhatikan. Hal-hal terkait perubahan desain harus segera dikonfirmasikan kepada pemberi kerja. Hal tersebut disebabkan oleh perubahan desain harus
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
diawali dengan surat dalam format yang diakui secara kontraktual, yaitu berupa Surat Instruksi (SI). Variabel selanjutnya adalah Keterlambatan Pada Pekerjaa di Jalur Kritis. Jalur kritis adalah jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total durasi terlama dan menunjukkan waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Makna jalur kritis penting bagi pelaksana proyek, karena pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Dengan pengertian mengenai jalur kritis telah jelas bahwa keterlambatan merupakan hal yang harus dihindari pada pekerjaan tersebut. Dengan memiliki jalur terpanjang pada durasi proyek, jika terjadi keterlambatan pada salah satu pekerjaan nya akan mengakibatkan efek domino terhadap pekerjaan yang lain dan berpengaruh secara siginifikan dalam penambahan durasi proyek secara keseluruhan Selanjutnya adalah Penyerahan Lahan Oleh Pihak Lain Terlambat. Sebelum memulainya proyek konstruksi pihak pemilik proyek sudah menetapkan di lahan manakah proyek tersebut akan dikerjakan. Namun permasalahan persengketaan lahan sering terjadi di Indonesia. Walaupun pada dasarnya kontraktor tidak ikut terlibat dalam proses penyerahan lahan melainkan pemilik proyek yang harus menyediakan dan memastikan lahan siap dibangun, permasalahan keterlambatan penyerahan lain praktis akan membuat mulainya proyek akan terlambat. Sehingga terjadi ketidakjelasan kapan proyek dapat dimulai. Variabel kelima adalah Perubahan Lingkup Proyek. Perubahan lingkup kerja adalah hal yang umum terjadi dalam suatu proyek. Kontraktor terutama akan sangat memperhatikan perubahan ini. Perubahan lingkup kerja yang tidak teridentifikasi, akan mengakibatkan tambahan biaya yang tidak diimbangi dengan tambahan income bagi Kontraktor. Akibatnya terjadi budget overrun, target margin tidak tercapai atau bahkan proyek akan rugi. Dalam perubahan lingkup terdapat prosedur pengajuan yang akan datang dari kedua belah pihak yaitu pemilik proyek dan kontraktor agar terdokumentasi dengan baik setiap perubahan yang ada. Pemilik akan mengeluarkan permintaan perubahan yang berisi penjelasan tentang perubahan yang diperlukan. Kontraktor menganalisa cost / time impact dari perubahan tersebut dan mengajukan Change Proposal.
Setelah me-review Change Proposal dari
Kontraktor, Client akan memutuskan apakah perubahan tersebut dilaksanakan atau tidak. Jika perubahan dilaksanakan, pemilik akan mengeluarkan surat perintah perubahan sebagai suatu perintah formal. Variabel selanjutnya adalah Kenaikan Harga yang Tidak Diperhitungkan Dalam Kontrak. Pada proyek konstruksi, penyedia jasa atau kontraktor telah memiliki acuan harga
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
sumber daya yang digunakan dan tertera dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB). RAB tertera dalam dokumen lelang yang berisi volume dan harga satuan pekerjaan berdasarkan sumber daya yang digunakan. Harga sumber daya tersebut berasal dari jurnal tahunan yang bersumber dari harga pasaran. Ketika terjadi kenaikan harga yang tidak diperhitungkan dalam kontrak sebelumnya, maka kontraktor harus mengajukan semacam claim kepada pemilik proyek dikarenakan tidak mungkin mengorbankan neraca keuangan proyek. Proses klaim sendiri merupakan proses yang panjang yang harus diketahui oleh kedua belah pihak yaitu pemilik proyek dan kontraktor. Variabel Prosedur Persetujuan Perencanaan dan Ijin yang Berbelit Belit sangat berkaitan dengan jenis proyek pemerintah. Jika proyek yang dilaksanakan adalah proyek pemerintah, maka proses perijinan akan jauh lebih sulit karena banyak pihak yang terlibat. Walaupun dalam perijinan dan persetujan tidak sepenuhnya kontraktor yang mengurus, jika proses ini memakan waktu lama maka akan mepengaruhi waktu mulai nya proyek. Ketika pemenang lelang proyek telah diumumkan, dan pembuatan detail engineering design telah dibuat namun masalah perijinan mulai nya proyek di lokasi tertentu belum juga tuntas, maka waktu mulai nya proyek pun akan semakin lama, yang mengakibatkan durasi proyek akan makin tertunda. Variabel yang terakhir yaitu Pemesanan Material yang Terlambat. Salah satu komponen yang diperhitungkan adalah ketersediaan material penunjang proyek. Sehingga jadwal yang telah dibuat dalam proses perencanaan telah memperhitungkan faktor ketersediaan material. Ketika proyek berjalan, dengan acuan jadwal yang ada maka tim proyek dapat memperhitungkan kapan harus memesan material sebelum suatu pekerjaan dilakukan. Jika material yang dibutuhkan terlambat untuk dipesan tentunya akan mempengaruhi pekerjaan proyek. Akan ada tenggat waktu yang diperlukan hingga material datang dan suatu pekerjaan akan dimulai kembali. Kesimpulan Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: a.
Faktor-faktor risiko dominan dari hasil pengolahan data yang terjadi pada tahapan konstruksi Rumah Sakit yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek sesuai hasil analisis peringkat risiko AHP serta level risiko SNI faktor risiko dengan bobot kategori Sedang (S) dan Tinggi (T)
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
b.
Faktor-faktor risiko dominan tiap sumber risiko yang memengaruhi perubahan waktu pekerjaan bangunan gedung Rumah Sakit. Level Risiko yang dihasilkan merupakan hasil dari validasi pakar akhir. Terdapat dua variabel dengan level risiko tinggi yaitu variabel “Periode Pembayaran Tidak Sesuai Kontrak Karena Adanya Keterlambatan Pebayaran dari Owner” dan “Perubahan Desain”.
c.
Risiko dominan yang dihasilkan tentunya memiliki penyebab timbulnya risiko. Penyebab risiko masing masing variabel tersebut terdapat pada tabel di bawah ini
Tabel 5. Penyebab Risiko No
Variabel
Deskripsi Periode pembayaran tidak sesuai kontrak karena adanya keterlambatan pembayaran dari owner
1
X13
2
X44
3
X31
Perubahan desain Keterlambatan pada pekerjaan di jalur kritis (critical path)
4
X24
Penyerahan lahan oleh pihak lain terlambat
5
X47
6
X36
7
X67
Perubahan lingkup proyek Kenaikan harga yang tidak diperhitungkan dalam kontrak Prosedur persetujuan perencanaan dan ijin yang berbelit belit
8 X54 Pemesanan material yang terlambat Sumber : Hasil olahan
a.
Penyebab Risiko Keuangan pemilik proyek tidak kuat Ketidaksesuaian kondisi di lapangan dengan perencanaan Kurangnya sumber daya yang optimal dalam pengerjaan pekerjaan jalur kritis Sengketa lahan antara masyarakat dengan owner Adanya permintaan perubahan dari pemilik proyek Kebijakan pemerintah mengenai ketentuan harga yang berubah sewaktu waktu Birokrasi yang panjang dan berbelit-belit Perencanaan penjadwalan yang tidak memperhitungkan faktor kebutuhan material dan kedatangan material
Risk response preventif dan korektif terhadap risiko dominan yang muncul yang berdampak terhadap kinerja waktu, antara lain:
Tabel 6. Respon Risiko No
Variabel
2
X44
3
X31
4
X24
Respon Preventif Kesepakatan yang baik antara kontraktor dan owner jika keuangan pemilik proyek tidak memungkinkan membayar jasa Memastikan dari tahap awal kontrak, halhal terkait standar pelaksanaan, seperti gambar teknis, spesifikasi, kesepakatan desain, bill of quantity sudah jelas tanpa adanya perubahan Menyediakan dan menambah sumber daya (manusia,material, perubahan metode) pada keterlambatan di jalur kritis Melakukan negosiasi sebelum proyek dimulai dengan jagka waktu yang telah diperhitungkan sebelumnya
1
X13
5
X47
Membuat kesepakatan dalam klausul
Respon Korektif Perubahan kontraktual terhadap cara pembayaran dan tenggat waktu Jika perubahan desain berada dalam zona pekerjaan jalur kritis, maka bersiap untuk melakukan klaim permintaan tambahan waktu segera Menyiapkan kegiatan jalur kritis secara terencana lebih dari pekerjaan lain Mempersiapkan segala kelengkapan dokumen yang diperlukan sebagai alat argumentasi atas pemanfaatan lahan Sistem pelaporan dan pencatatan harian
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
Tabel 6. Sambungan No
Variabel
6
X36
7
X67
8 X54 Sumber : Hasil olahan
Respon Preventif kontrak mengenai perubahan lingkup, yang hanya direspon setelah adanya surat persetujuan Melakukan berbagai skenario RAB dengan memperhitungkan kenaikan biaya pada level tertentu Melengkapi setiap kelengkapan dokumen yang dibutuhkan dalam perijinan Memperhitungkan dalam penjadwalan proyek, kapan pekerjaan harus dimulai disertai dengan jadwal pengadaan
Respon Korektif sebagai bukti kegiatan yang dilakukan dalam bentuk formal Perubahan kontraktual sesuai denan kesepakatan antara kontraktor dan pemilik proyek Koordinasi dengan setiap pemangku jabatan Adanya mekanisme yang jelas mengenai pemesanan material dan diketahui oleh setiap tim proyek yang bertanggung jawab
Saran Saran yang dapat diberikan untuk penelitian ini adalah: a.
Melakukan penelitian serupa pada jenis proyek yang telah terkategori, seperti proyek Design and Build, Semi-Design and Build, Detailed Design, Fasttracking.
b.
Melakukan penelitian serupa dengan mengidentifikasi faktor dominan penyebab perubahan lingkup pekerjaan, namun dilihat dampaknya terhadap biaya dan kualitas pelaksanaan proyek.
c.
Perlu dilakukan penelitian sejenis terutama pada proyek fasilitas umum dimana pemilik proyek nya adalah pemerintah
Daftar Referensi [1]
Awang Sukmawan, Dewan Desak Dinas Kesehatan Segera Tuntaskan Pembangunan RSUD Malang, 9 April 2013, http://rri.co.id/index.php/berita/48482/Dewan-DesakDinas-Kesehatan-Segera-Tuntaskan-#.UfksPdKmh7A.
[2]
Dewa Ketut Sudarsana, Pengendalian Biaya dan Jadual Terpadu Pada Proyek Konstruksi, Jurnal ilmiah teknik sipil vol 12, No2, 2008, hal 1.
[3]
Bab 1 Tesis Universitas Bina Nusantara, Februari 2010, http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2010-2-00464-TI%20BAB%201.pdf.
[4]
Rumah Sakit Pendidikan Universitas Mataram Dilanjutkan, 18 Juni 2012, http://lomboknews.com/2012/06/18/rumah-sakit-pendidikan-universitas-mataramdilanjutkan/.
[5]
Anggi Kusumadewi, Mohammad Adam, Pengelolaan Anggaran di UGM juga Bermasalah, 2 Februari 2012, http://nasional.news.viva.co.id/news/read/284939-bpk-ada-masalah-pengelolaan-anggaran-di-ugm.
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013
[6]
Kim soon and Deepak Bajaj ,Risk Management in Construction: An approach for Contractors in South Korea, (Proquest Journal, Januari 2000), hal 1.
[7]
Mark W Cohen and Glen R Palmer ,Project Risk Identification and Management, (Proquest Journal, 2004), hal 1.
[8]
A guide to the Projet Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) 2008 4th edition, hal 275.
[9]
A guide to the Projet Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) 2008 4th edition, hal 273.
[10] A guide to the Projet Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) 2008 4th edition, hal 301. [11] A guide to the Projet Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) 2008 4th edition, hal 303.
Faktor-faktor..., Haureta Nova Aisyah, FT UI, 2013