PENGARUH KEGUNAAN, KEMUDAHAN DAN KENYAMANAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI (STUDI PADA BIRO UMUM SEKRETARIAT PROVINSI SULAWESI TENGGARA) Oleh: Yaumil Zyaqhidah Wahyuni Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara ABSTRACT This research aimed of presented to examine the effect of Usefulnes, Easy of Uses, and Enjoyment to Technology Acceptance in bureau of the public southeast sulawesi secretariat. The data used is the qualitative and quantitative data as well as data source in this research are primary and secondary data. Multiple Linear Regression using as an approach to analyze data. The results of this research indicate that usefulness of information technology gave significant effect partially toward Acceptance of information technology, easy of uses didn’t significantly affect partially toward information technology acceptance, enjoyment didn’t significantly affect partially toward Acceptance of information technology, usefulness, easy of uses and enjoyment of easy of uses didn’t significantly affect partially toward information technology gave significant effect simultaneously toward easy of uses didn’t significantly affect partially toward Acceptance of information technology. Keywords: Technology acceptance model, Usefulness, Easy of uses, Enjoyment. I.
PENDAHULUAN Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi memasuki era baru dengan hadirnya teknologi informasi dan komunikasi.Telah banyak bukti bahwa perkembangan teknologi memberi pengaruh yang signifikan pada keberhasilan organisasi.Perkembangan teknologi informasi dalam hal ini komputer dapat menunjang pembuatan keputusan di dalam organisasi-organisasi modern yang memungkinkan pekerjaan di dalam organisasi dapat diselesaikan secara cepat, akurat, dan efisien.Teknologi informasi (TI) didefinisikan sebagai teknologi yang digunakan untuk memperoleh, manipulasi, menyajikan dan memfaatkan data. Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan utama akuntansi adalah melahirkan informasi keuangan melalui proses pencatatan, pelaporan, dan interpretasi atas data-data ekonomi. Perkembangan TI berperan penting dalam bidang akuntansi. Motivasi dan perilaku dari pelaksana sistem informasi akuntansi menjadi aspek penting dari suatu sistem informasi akuntansi.Oleh karena itu akuntansi tidak hanya terbatas pada pengertian akuntansi keuangan saja tetapi kini akuntansi memiliki aspek lain yaitu akuntansi keperilakuan dimana akuntansi keperilakuan mempelajari efek dari perilaku manusia sehingga bisa mempengaruhi data-data akuntansi serta pengambilan keputusan atau sebaliknya. Urusan pemerintah pada dasarnya merupakan pekerjaan yang kaya informasi.Dengan demikian, informasi merupakan aset vital dan strategis yang harus dikelola dengan baik.Dengan sistem pemerintahan yang sudah semakin desentralistis, maka intensitas, kompleksitas dan volume pengelolaan informasi bagi pemerintah Jurnal Akuntansi (JAk)
65
daerah maupun pusat semakin meningkat.Cara pengelolaan informasi secara manual tidak lagi memadai. Meskipun komputer sudah banyak digunakan di instansi pemerintah namun penggunaanya masih sebatas mendukung pekerjaan administratif ringan.Berbagai penelitian menunjukkan bahwa saat ini penyebab terbesar dari kegagalan penerimaan TI di dalam organisasi bukan lagi disebabkan oleh kualitas teknis dari teknologi maupun informasi yang dihasilkan, tetapi lebih disebabkan oleh aspek keprilakuannya.Oleh karena itu, pengidentifikasian faktor – faktor penentu penerimaan teknologi informasi masih menjadi penting untuk pegembangan suatu teknologi informasi di bidang akuntansi sehingga fasilitas teknologi informasi menjadi termanfaatkan dan mampu mendukung seluruh kegiatan akuntansi.Model Penerimaan Teknologi / Technology Acceptance Model (TAM) yang diusulkan Davis (1989) telah diuji dan menjadi dasar untuk penelitian tentang penerimaan seseorang terhadap TI baru.Technology Acceptance Model menjadi model yang baku karena dipercaya sebagai model yang mampu memprediksi perilaku pemakai suatu teknologi secara sempurna. Salah satu unsur pemerintahan daerah yang menggunakan teknologi informasi secara langsung ialah Biro umum sekretariat daerah yang memiliki tugas dan fungsi pokok seperti merumuskan kebijakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi perumusan kebijakan dibidang keuangan meliputi gaji dan perjalanan dinas, perbendaharaan dan verifikasi, pelaporan dan akuntansi. Namun penggunaan TI dalam menunjang tugas dan fungsi pegawai pada Biro Umum Sekretariat Provinsi Sulawesi Tenggara dalam bidang akuntansi masih belum optimal.Hal ini disebabkan karena beberapa faktor dari sistem teknologi yang mempengaruhi perilaku pegawai dalam menerima dan menerapkan sistem teknologi informasi tersebut pada proses pengelolaan data keuangan. Berdasarkan fenomena tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu (1) Apakah Kegunaan Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Teknologi Informasi? (2)Apakah Kemudahan Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Teknologi Informasi?(3) Apakah Kenyamanan Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Teknologi Informasi? (4) Apakah Kegunaan, Kemudahan dan Kenyamanan Teknologi Informasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Teknologi Informasi?. Tujuan penelitian ini adalah (1)Untuk mengetahui pengaruh Kegunaan Teknologi Informasi terhadap penerimaan Teknologi Informasi. (2)Untuk mengetahui pengaruh Kemudahan Teknologi Informasi terhadap penerimaan Teknologi Informasi. (3) Untuk mengetahui pengaruh Kenyamanan Teknologi Informasi terhadap penerimaan Teknologi Informasi. (4)Untuk mengetahui pengaruh Kegunaan, Kemudahan, dan Kenyamaan Teknologi Informasi secara simultan terhadap penerimaan Teknologi Informasi. II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Akuntansi Keperilakuan Akuntansi, biasanya hanya terpusat pada pelaporan informasi keuangan. Pada beberapa dekade terekhir para manajer dan akuntan professional mulai mengetahui kebutuhan akan tambahan informasi ekonomi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi. Oleh karena itu informasi ekonomi dapat ditambahkan dengan tidak hanya melaporkan data-data keuangan saja, tetapi juga data-data non keuangan yang terkait dengan proses pengambilan keputusan. Berdasarkan kondisi ini adalah wajar jika akuntansi sebaiknya memasukkan dimensi-dimensi keperilakuan dari berbagai pihak yang terkait dengan informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi. Akuntansi Keperilakuan (Behavioral Accounting) merupakan bagian dari disiplin akuntansi yang mempelajari tentang hubungan antara perilaku manusia dan sistem Jurnal Akuntansi (JAk)
66
akuntansi, serta dimensi sosial dari organisasi dimana manusia dan sistem akuntansi tersebut berada. Jadi, terdapat tiga pilar utama Akuntansi Keperilakuan yaitu: perilaku manusia, akuntansi, dan organisasi. Untuk itulah maka sering dikatakan pula bahwa Akuntansi Keperilakuan merupakan bidang studi yang mempelajari aspek manusia dari akuntansi (human factors of accounting). Dalam perkembangan selanjutnya bahkan diperluas lagi bagaimana akuntasi dan masyarakat saling mempengaruhi, sehingga aspek sosial dari Akuntansi (social aspect of accounting) juga sering dimasukkan sebagai bagian dari Akuntansi Keperilakuan. Adapun ruang lingkup dari Akuntansi Keperilakuan antara lain : a) Mempelajari pengaruh perilaku manusia terhadap sistem informasi akuntansi. b) Mempelajari pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap perilaku manusia. c) Menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya 2. Technology Acceptance Model (TAM) TAM diperkenalkan pertama kali oleh Davis pada tahun 1986 merupakan adopsi dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang dibuat khusus untuk pemodelan penerimaan pengguna terhadap teknologi informasi. TAM adalah teori mengenai teknologi informasi yang membuat model tentang bagaimana pengguna mau menerima dan menggunakan teknologi. Menurut Davis (1989), tujuan utama TAM adalah untuk memberikan dasar untuk penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan pengguna.Dalam TAM, penerimaan pemakai terhadap suatu sistem informasi ditentukan oleh dua faktor kunci, yaitu persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use).Pada tahun 1992 Davis kembali melakukan penelitian bersama Bagozzi dan Warshaw dengan menambahkan 1 faktor kedalam TAM yaitu Persepi Kenyamanan (Perceived Enjoyment) sebagai salah satu variabel yang memeiliki pengaruh terhadap penerimaan teknologi. Kang (1998) dalam Haryono (2013:9) menambahkan, TAM merupakan perbaikan dari model TRA (Theory of Reasoned Action), TAM mengadopsi komponen tetap dari model TRA umumnya dan menerapkannya komponen-komponen tersebut sebagai domain khusus dari teknologi komputer dan yang lainnya untuk teknologi informasi. Namun yang membedakan keduanya (TRA dan TAM) adalah penempatan faktor-faktor sikap dari TRA. Adapun gambar dari model penerimaan teknologi (Technologi Acceptance Model) adalah sebagai berikut : Gambar 1 Technology Acceptance Model (TAM) Perceived Usefulness External Variables
Attitude of Use
Behaviour Intention of use
System Acctual Use
Perceived Ease of use
Sumber : Davis (1989) a)
Penerimaan Teknologi Informasi (Acceptance of Technology Information)
Jurnal Akuntansi (JAk)
67
b)
c)
d)
Penerimaan teknologiinformasi (acceptance of technology information) dapat didefinisikan sebagai kesediaan pengguna untuk menggunakan teknologi untuk mendukung tugas yang telah dirancang (Teo 2011).Penerimaanini sebenarnya meliputi variabel intensitas perilaku penggunaan teknologiinformasi dan penggunaan teknologi informasi secara aktual. Indikator dari penerimaan teknologi informasi meliputi selalu menggunakan, selalu mengakses, maupun tercipta kepuasan penggunanya. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness) Kegunaan (Perceived Usefulness) adalah tingkatan dimana seseorang berfikir bahwa menggunakan suatu sistem akan meningkatkan kinerjanya. Davis (1989) mendefinisikan persepsi mengenai kegunaan (usefulness) ini berdasarkan definisi dari kata useful yaitu capable of being used advantageously, atau dapat digunakan untuk tujuan yang menguntungkan. Indikator dari persepsi kegunaan meliputi mempercepat pekerjaan (work more quickly), meningkatkan kinerja (improve job performance), meningkatkan produktivitas (increase productivity), efektifitas (effectiveness), mempermudah pekerjaan (make job easier), bermanfaat (useful) Persepsi Kemudahan (Perceived Easy Of Use) Kemudahan dalam penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana individu percaya bahwa sistem teknologi dapat dengan mudah dipahami dan digunakan (Davis, 1989).Suatu sistem dapat dikatakan berkualitas jika sistem tersebut dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui kemudahan dalam menggunakan sistem tersebut.Indikator dari persepsi kemudahan meliputi mudah dipelajari (easy to learn), dapat dikontrol (controllable), jelas & dapat dipahami (clear & understandable), fleksibel (flexible), mudah untuk menjadi terampil/mahir (easy to become skillful), mudah digunakan (easy to use). Persepsi Kenyamanan (Perceived Enjoyment) Kenyamanan (Perceived Enjoyment) dalam penggunaan adalah sejauh mana suatu kegiatan menggunakan suatu teknologi komputer dipersepsikan menjadi sesuatu yang secara pribadi menyenangkan diluar dari nilai instrumental teknologinya (Davis 1992).Atas dasar ini, kenyamanan yang dirasakan adalah bentuk motivasi intrinsik dan menekankan pada kesenangan dan kepuasan yang melekat dari aktivitas tertentu.Indikator dari persepsi kenyamanan meliputi membuat merasa nyaman dan senang saat penggunaan.
3. Penelitian Terdahulu Fred Davis (1989) melakukan penelitian yang berjudul “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Uses and Acceptance of Information System Technology”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh persepsi kegunaan dan kemudahan baik secara parsial maupun simultan terhadap penerimaan teknologi informasi.Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang kembali dilakukan oleh Davis, Bogozzi dan Warshaw (1992) yaitu “Extrinsic And Intrinsic Motivation To Use Computer In The Workplace”yang menemukan bahwa persepsi kegunaan, pesepsi kemudahan dan persepsi kenyamanan berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap penerimaan teknologi informasi. Namun kedua penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Eniyati dan Purwatiningtyas (2010) yang berjudul “Peranan Teknologi Informasi Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Publik” yang menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan terhadap penerimaan teknologi informasi. 4. Kerangka Pikir dan Paradigma Penelitian Sebagai salah satu unsur dari pemerintahan yang memiliki tugas dan fungsi yang berhubungan langsung dengan penggunaan teknologi informasi, pegawai Biro Umum Sekretariat Daerah diharapkan dapat lebih menguasai penggunaan teknologi Jurnal Akuntansi (JAk)
68
informasi guna mengoptimalkan pekerjaannya di bidang akuntansi.Sangat perlu diperhatikan faktor–faktor yang mempengaruhi penerimaan teknologi. Berdasarkan Davis, Bagozzi dan Warshaw (1992) persepsi kegunaan, persepsi kemudahan dan persepsi kenyamanan merupakan faktor yang paling mempengaruhi penerimaan tersebut. Pola hubungan antara variabel X dan Y digambarkan dalam paradigma penelitian sebagai berikut:
Skema 1 Paradigma Penelitian
5. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang akan dibuktikan dalam penelitian ini diformulasikan sebagai berikut : H1 : Kegunaan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi H2 : Kemudahan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi H3 : Kenyamanan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi H4 : Kegunaan, Kemudahan dan Kenyamanan teknologi informasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi III. METODE PENELITIAN Objek penelitian ini adalah Kegunaan, Kemudahan dan Kenyamanan Teknologi informasi sebagai variabel independen dan Penerimaan teknologi informasi sebagai Jurnal Akuntansi (JAk)
69
variabel dependen oleh pegawai dan staf di Biro umum secretariat provinsi Sulawesi Tenggara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Biro Umum Sekretariat Provinsi Sulawesi Tenggara yang menggunakan teknologi informasi dan terlibat dalam proses akuntansi yang berjumlah 43 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Metode Sensus.Jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa uraian penjelasan dari variabel dan objek penelitian dan juga pernyataan dalam kuisioner yang akan diklasifikasikan kedalam kategori menggunakan skala likert. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah jawaban responden atas pertanyaan kuisioner yang diukur menggunakan skor dari skala Likert.Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh dengan memberikan angket (kuesioner) kepada pegawai dan staf yang bertindak sebagai sampel, sedangkan data sekunder bersumber dari berbagai bahan referensi maupun laporan penelitian yang mempunyai relevansi dengan penelitian. Teknik pengumpulan data meliputi angket atau kuesioner dan dokumentasi.Untuk menentukan nilai jawaban angket dari masing-masing pertanyaan yang diajukan dengan modifikasi skala likert yang mempunyai skor 1 sampai 5. Dengan skor 5(SS=Sangat Setuju), 4(S=Setuju),3(N=Netral), 2(TS=TidakSetuju), dan 1 (STS=Sangat Tidak Setuju). Selanjutnya dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data tentang gambaran umum lokasi penelitian.Sedangkan metode pengolahan data yang digunakan adalah editing, tabulasi dan interpretasi data.Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan analisis inferensial.Analisis deskriptif yang digunakan adalah analisis deskriptif persentase. Selanjutnya kriteria interprestasi skor kuisioner yang digunakan yaitu Angka 0%-20%= Sangat lemah, 21%-40% = Lemah, 41%-60%= Cukup, 61%-80%=Kuat, 81%100%=Sangat Kuat (Sugiyono,2010). Selanjutnya pada pengujian hipotesis untuk mengetahui masing-masing pengaruh variabel bebas baik secara parsial maupun simultan terhadap variabel terikat dengan kriteria sebagai berikut : 1. Untuk menentukkan nilai t tabel ditentukkan dengan tingkat signifikansi 5% maka : - Bila nilai thitung > ttabel atau nilai signifikansi < α = 0,05 berarti variabel bebas mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel terikat. - Bila nilai thitung < ttabel atau nilai signifikansi > α = 0,05 berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel terikat. 2. Untuk menentukkan nilai F tabel, tingkat signifikansi yang digunakan 5% maka : - Bila nilai Fhitung > Ftabel atau nilai signifikansi < α = 0,05 berarti variabel bebas mempunnyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat. - Bila nilai Fhitung < Ftabel atau nilai signifikansi > α = 0,05 berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat. Adapun Hubungan antara variabel tersebut dapat digambarkan dalam persamaan sebagai berikut :
Y = a+b1 X1+ b2 X2+ b3 X3 + є Ket:
Y = Penerimaan Teknologi Informasi a = Nilai konstanta X1 = Kegunaan Teknologi Informasi X2 = Kemudahan Teknologi Informasi X2 = Kenyamanan Teknologi Informasi b1, b2, b3 = Koefisien regresi dari masing-masing variabel
Adapun Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional variabel dijelaskan sebagai berikut : 1. Kegunaan Teknologi Informasi Jurnal Akuntansi (JAk)
70
Kegunaan (X1) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan persepsi para pegawai mengenai suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan teknologi informasi akan meningkatkan kinerjanya dalam proses akuntansi. Indikator Kegunaan Teknologi Informasi (X1) yang diadopsi dari penelitian Davis (1989) yang meliputi Berguna, Menambah produktifitas, Mempertinggi efektifitas, dan Mengembangkan kinerja pekerjaan. 2. Kemudahan Teknologi Informasi Kemudahan (X2) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan persepsi para pegawai mengenai suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan teknologi informasi dalam proses akuntansi tidak diperlukan usaha apapun. Indikator Kemudahan Teknologi Informasi (X2) yang diadopsi dari penelitian Davis (1989) yang meliputi Tidak sulit mempelajari teknologi informasi, Teknologi informasi mudah menyelesaikan pekerjaan, Teknologi informasi menjadikan interaksi dan memahami lingkup pekerjaan lebih mudah dan Tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan Teknologi Informas. 3. Kenyamanan Teknologi Informasi Kenyamanan (X3) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan persepsi para pegawai mengenai sejauh mana suatu kegiatan menggunakan teknologi informasi dalam proses akuntansi dipersepsikan menjadi sesuatu yang secara pribadi dirasakan nyaman dan menyenangkan. Indikator Kenyamanan Teknologi Informasi (X3) yang diadopsi dari penelitian Davis (1992) yang meliputi Membuat merasa nyaman dan Senang saat penggunaan. 4. Penerimaan Teknologi Informasi Penerimaan Teknologi Informasi (Y) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan keinginan dan perilaku pegawai dalam menggunakan sistem teknologi informasi yang ada untuk melaksanakan pekerjaannya dalam proses akuntansi. Indikator Peneriamaan Teknologi Informasi (Y) yang diadopsi dari penelitian Teo (2011) yang meliputi Selalu menggunakan Teknologi Informasi dan Tercipta Kepuasan. IV. METODE PENELITIAN 1. Hasil Penelitian Variabel independen dalam penelitian ini adalah kegunaan (X1), kemudahan (X2), dan kenyamanan teknologi informasi (X3), sedangkan penerimaan teknologi informasi (Y) sebagai variabel dependen. Hasil penelitian deskripsi variabel kegunaan menurut tanggapan responden sangat kuat, yaitu nilai persepsi rerata keseluruhan variabel komitmen organisasi menurut tanggapan responden sebesar 4,10 atau sebesar 82 %, variabel kemudahan dikategorikan kuat dengan persepsi rerata keseluruhan variabel sebesar 4,01 atau sebesar 79,8 %, sedangkan variabel kenyamanan dikategorikan kuat dengan persepsi rerata keseluruhan variabel sebesar 3,80 atau sebesar 76 %. Variabel penerimaan teknologi informasi dikategorikan sangat kuat dengan persepsi rerata keseluruhan variabel sebesar 4,05 atau sebesar 81 %.Adapun distribusi frekuensi jawaban responden pada masing-masing variabel tersebut disajikan pada tabel berikut:
Jurnal Akuntansi (JAk)
71
Tabel 1 Rekapitulasi distribusi frekuensi jawaban responden
Sumber: Hasil pengolahan data Primer, 2016 Selanjutnya pada hasil uji validitas dan reliabilitas, keseluruhan variabel penelitian menunjukkan hasil yang valid dan reliabel. Keputusan ini diambil karena nilai koefisien korelasi dari hasil cronbach’s alpha diatas 0,60, dengan tingkat sangat signifikan (0,000). Hasil uji analisis faktor menunjukan bahwa ketiga indikator dari masing-masing variabel sangat signifikan membentuk variabel tersebut dengan nilai 0,000.Hasil analisis faktor untuk variabel kegunaan terlihat bahwa indikator menambah produktifitas paling dominan membentuk variabel dengan loading faktor sebesar 0,846.Hasil analisis faktor untuk variabel kemudahan terlihat bahwa indicator Teknologi informasi mudah menyelesaikan pekerjaan paling dominan membentuk variabel dengan loading faktor sebesar 0,887.Hasil analisis faktor untuk variabel kenyamanan terlihat bahwa indicator membuat merasa nyaman dan indikator senang saat penggunaan sama-sama dominan membentuk variabel dengan loading faktor sebesar 0,947.Hasil analisis faktor untuk variabel penerimaan teknologi informasi terlihat bahwa indicator selalu menggunakan teknologi informasi dan indicator tercipta kepuasan sama-sama dominan membentuk variabel dengan loading faktor sebesar 0,854. Hasil uji asumsi klasik untuk mendeteteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari hubungan antar variabel bebas yang ditunjukkan oleh angka Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila angka tolerance> 0,10 dan VIF < 10 maka menunjukkan adanya multikolinearitas dalam model regresi. Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini menunjukan bahwa angka tolerance untuk masing-masing variabel berada diatas 0,10 yaitu 114,161 dan ,160 maka tidak terjadi multikolinearitas. Selain angka tolerance, angka pada VIF juga berada dibawah 10 yaitu 8743, 6227, 6239 yang menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas. Berdasarkan output summary sebagaimana pada angka Durbin-Watson (D-W) adalah 1,937 dimana angka tersebut berada diantara -4 sampai +4 yang berarti tidak terjadi autokorelasi. Selanjutnya pada uji heteroskedastisitas dilakukan melalui scatter plot (diagram pancar), dari variabel bebas terhadap variabel terikat terpenuhi jika diantara nilai residual dan nilai prediksinya tidak membentuk pola tertentu.Berdasarkan hasil penelitian bahwa pada grafik scatter plot tersebut terlihat Jurnal Akuntansi (JAk)
72
secara visual nilai residual dan nilai prediksinya tidak membentuk pola tertentu (acak), sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas.Uji normalitas dapat diketahui dari tampilan normal probability plot.Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.Uji normalitas juga menghasilkan grafik normal probability plot terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi layak dipakai. Hasil estimasi linear berganda pengaruh keguaan, kemudahan dan kenyamanan teknologi informasi pada pegawai dan staf di biro umum secretariat provinsi Sulawesi Tenggata disajikan pada tabel berikut : Tabel 2 Hasil Estimasi Linear Berganda Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model Std. B Beta Error (Constant) ,294 ,266 Kegunaan (X1) ,640 ,168 ,622 1 Kemudahan(X2) ,156 ,117 ,185 Kenyamanan (X3) ,132 ,108 ,170 Sumber: Hasil pengolahan data Primer, 2016
t
Sig.
1,105 3,805 1,339 1,228
,278 ,001 ,190 ,229
Berdasarkan hasil koefisien regresi pada tabel 2 maka dapat diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = 0,294 + 0,640
+ 0,156
+ 0,132
+€
a) Nilai konstanta sebesar 0,294, yang artinya bila nilai Kegunaan, Kemudahan dan Kenyamanan 0 maka penerimaan teknologi informasi sebesar 0,294.
b) Nilai koefisien regresi untuk variabel Kegunaan (β1) adalah 0,640 yang dapat
diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara Kegunaan Terhadap Penerimaan Teknologi Informasi. Sehingga apabila variabel Kegunaan terjadi kenaikan satu satuan maka akan menyebabkan kenaikkan pada variabel Penerimaan Teknologi Informasi sebesar 0,640 dengan mengabaikan variabel Kemudahan (X2=0) dan Kenyamanan (X3=0) c) Nilai koefisien regresi untuk variabel Kemudahan (β2) adalah sebesar 0,156 dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara Kemudahan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi. Sehingga apabila variabel Kemudahan terjadi kenaikan satu satuan maka akan menyebabkan kenaikkan pada variabel Penerimaan Teknologi Informasi 0,156 dengan mengabaikan variabel Kegunaan(X1=0) dan Kenyamanan (X3=0) d) Nilai koefisien regresi untuk variabel Kenyamanan (β3) adalah sebesar 0,132 dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara Kenyamanan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi. Sehingga apabila variabel Kenyamanan terjadi kenaikan satu satuan maka akan menyebabkan kenaikkan pada variabel Penerimaan Teknologi Informasi 0,156 dengan mengabaikan variabel Kegunaan (X1=0) dan Kemudahan (X2=0)
Jurnal Akuntansi (JAk)
73
Hasil Pengujian Hipotesis Variabel kegunaan, kemudahan dan kenyamanan secara parsial dan simultan mempunyai pengaruh terhadap penerimaan teknologi informasi, dapat dibuktikkan dengan menggunakan uji t dan uji F yaitu sebagai berikut : a) Uji Parsial (Uji-t ) H1 :Kegunaan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi Berdasarkan tabel 1 diperoleh t-hitung untuk kegunaan yaitu sebesar 3,805 atau dengan tingkat signifikan t sebesar 0,001 < pada α = 0,05, yang berarti bahwa kegunaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penerimaan teknologi informasi. Dengan demikian hipotesis pertama diterima. H2 :Kemudahan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi Berdasarkan tabel 1 diperoleh t-hitung untuk kegunaan yaitu sebesar 1,339atau dengan tingkat signifikan t sebesar 0,190< pada α = 0,05, yang berarti bahwa kemudahan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan teknologi informasi. Dengan demikian hipotesis kedua ditolak. H3 :Kenyamanan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi Berdasarkan tabel 1 diperoleh t-hitung untuk kegunaan yaitu sebesar 1,228atau dengan tingkat signifikan t sebesar 0,229< pada α = 0,05, yang berarti bahwa kenyamanan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan teknologi informasi. Dengan demikian hipotesis ketiga ditolak. b) Uji Simultan (Uji-F) Hasil perhitungan regresi secara simultan diperoleh sebagai berikut :
Tabel 3 Hasil Uji-F Model
Sum of df Mean Squares Square 1 Regression 12,199 3 4,066 Residual 1,276 31 ,041 Total 13,475 34 Sumber : Hasil pengolahan data Primer, 2016
F
Sig.
98,752
,000b
H4 :Kegunaan, kemudahan dan kenyamanan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi Berdasarkan table3 diperoleh nilai F_hitung= 98,753 yang lebih besar dari F_tabel= 2,91 (98,753>2,91) dengan nilai signifikansi = 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan 5% (0,000< 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% dinyatakan secara simultan variabel Kegunaan, Kemudahan dan Kenyamanan berpengaruh terhadap Penerimaan Tejknologi Informasi.Dengan demikian H4 diterima dan H0 ditolak. 2. Pembahasan a) Pengaruh Kegunaan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi Jurnal Akuntansi (JAk)
74
Hasil pengujian hipotesis pertama, ditemukan adanya bukti yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Kegunaan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi di dalam proses akuntansi dipengaruhi oleh persepsi kegunaan. Pegawai di Biro Umum Sekreatriat Provinsi Sulawesi Tenggara percaya bahwa dengan menggunakan teknologi informasi akan berguna atau memiliki manfaat bagi mereka dalam proses akuntansi. Niat penggunaan TI di kalangan pegawai Biro Umum Sekretariat Provinsi Sulawesi Tenggara dipengaruhi oleh persepsi pegawai terhadap kegunaan atau manfaat yang ditimbulkan dari teknologi Informasi dalam proses akuntansi. Semakin pegawai merasa bahwa penggunaan Teknologi Informasi dalam proses akuntansi dapat menghasilkan manfaat, maka semakin besar niat mereka untuk menggunakan TI di lingkungan kerja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Davis (1989) yang menemukan bahwa persepsi kegunaan mempunyai hubungan yang lebih kuat dan konsisten dengan penerimaan teknologi informasi dibandingkan dengan variabel lain, seperti sikap, kepuasan, dan ukuran-ukuran persepsian yang lain. b) Pengaruh Kemudahan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi Hasil pengujian hipotesis kedua, ditemukan adanya bukti yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif namun tidak signifikan antara Kemudahan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi. Kondisi ini menunjukkan penggunaan teknologi informasi di dalam proses akuntansi dipengaruhi oleh persepsi kemudahan namun pengaruhnya belum memiliki kontribusi yang berarti. Pegawai di Biro Umum Sekreatriat Provinsi Sulawesi Tenggara belum begitu merasakan kemudahan dari penggunaan teknologi informasi dalam proses akuntansi. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Davis (1989) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh persepsi kenyamanan terhadap penerimaan teknologi informasi. Penerimaan teknologi informasi dalam proses akuntansi pada biro umum sekretariat provinsi Sulawesi tenggara masih kurang optimal karena pegawai memiliki persepsi bahwa penggunaan teknologi informasi pada proses akuntansi dalam menunjang pekerjaan mereka merupakan hal yang sulit dalam penggunaannya. Banyak faktor yang mempengaruhi, diantaranya rendahnya kemampuan sumber daya manusia, kurangnya dukungan pimpinan maupun peraturan serta masih minimnya dana. Pada Biro Umum Sekretariat Provinsi Sulawesi Tenggara, kemampuan sumber daya manusia dalam memahami teknologi informasi. Masih sedikit pegawai dan staff yang memiliki persepsi bahwa teknologi informasi mudah untuk digunakan. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor interface atau tampilan dari sebuah sistem yang masih rumit untuk dipahami oleh beberapa kalangan. Pemerintah perlu meningkatkan kemampuan kemampuan pegawai dengan melakukan pelatihan teknologi informasi khususnya di bidang akuntansi secara berkesinambungan dan mengubah budaya face to face menjadi face to technology.Kondisi ini juga harus didukung dengan kemudahan untuk memperoleh teknologi informasi dengan harga yang terjangkau dan kemampuan teknologi yang baik. c) Pengaruh Kenyamanan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi Hasil pengujian hipotesis kedua, ditemukan adanya bukti yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif namun tidak signifikan.antara Kemudahan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi. Kondisi ini menunjukkan walaupun pegawai merasakan manfaat yang diperoleh dari penggunaan teknologi informasi dalam proses akuntansi, tetapi tidak selalu berakhir dengan penggunaan Jurnal Akuntansi (JAk)
75
teknologi informasi. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Davis (1989) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh persepsi kenyamanan terhadap penerimaan teknologi informasi. Beberapa pegawai di Biro Umum Sekretariat Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki persepsi bahwa walaupun tercipta kepuasan terhadap hasilnya namun penggunaan teknologi informasi dalam proses akuntansi bukan hal yang nyaman dan menyenangkan bagi mereka. Kondisi ini menunjukkan walaupun pegawai merasakan manfaat yang diperoleh dari penggunaan teknologi informasi dalam proses akuntansi, tetapi tidak selalu berakhir dengan penggunaan teknologi informasi yang oprimal. Beberapa faktor dapat mempengaruhi kenyamanan pegawai dalam penggunaan teknologi informasi dalam proses akuntansi, seperti faktor lingkungan. Lingkungan sekitar tempat bekerja sangatlah penting bagi kenyamanan pengguna computer.Dengan adanya lingkungan tempat bekerja yang tenang, bersih dan kondusif dapat meningkatkan tingkat kenyamanan dan kesenangan pengguna computer. Faktor psikologi dan usia juga mempengaruhi kenyamanan seseorang dalam menggunakan computer. Dengan tingkat lamanya bekerja dengan menggunakan computer yang tinggi dalam sehari dapat menyebabkan kelelahan dan rasa penat sehingga timbul ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pengguna. Selain itu mayoritas pegawai dan staff di Biro Umum Sekretariat Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki umur diatas 40 tahun ke atas, dimana pada jenjang usia ini tingkat kenyamanan dalam menggunakan teknologi computer mulai menurun. d) Pengaruh Kegunaan, Kemudahan dan Kenyamanan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi Hasil pengujian hipotesis ke-empat, ditemukan adanya bukti yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Kegunaan, Kemudahan, dan kenyamanan teknologi informasi secara simultan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi. Walaupun tidak terdapat pengaruh secara parsial yang signifikan antara Kegunaan dan Kemudahan terhadap Penerimaan Teknologi informasi seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, namun tingkat penerimaan teknologi informasi dalam proses akuntansi masih tinggi. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukak oleh Davis (1992) yang menemukan adanya pengaruh Kegunaan, Kemudahan dan Kenyamanan terhadapa Penerimaan Teknologi Informasi. Terdapat faktor lain yang juga mempengaruhi penerimaan teknologi informasi seperti faktor sosial yang ditemukan oleh Vankatesh (2003) dimana faktor social yang dimaksud merupakan suatu tingkat dimana seorang individu menganggap bahwa orang lain menyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan sistem tersebut. Selain itu terdapat juga faktor tekanan peraturan yang dikemukakan oleh safarudin(2010) dimana dengan adanya aturan untuk pengembangan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah agar tercipta penyajian laporan keuangan pemerintah daerah yang cepat, akurat, dan akuntabel. Dengan adanya peraturan tersebut maka akan timbul unsur keharusan untuk menggunakan teknologi informasi dalam proses akuntansi yang dirasakan oleh pegawai Biro Umum Sekretariat Provinsi Sulawesi Tenggara. V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa (1) Kegunaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penerimaan teknologi informasi. (2) Kemudahan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penerimaan teknologi informasi.(3) Kenyamanan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penerimaan teknologi informasi. (4) Kegunaan, kemudahan dan Jurnal Akuntansi (JAk)
76
kenyamanan selara simultan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan teknologi informasi. Adapun saran yang diajukan oleh penulis dari penelitian yang telah dilakukan ini, antara lain (1) Bagi akademisi penelitian yang akan datang sebaiknya memperbanyak variabel-variabel yang dapat disertakan dalam metode TAM agar hasil penelitian berikutnya dapat dilihat dan dinilai dari sudut pandang yang lebih luas dan sebaiknya memperluas area penelitian serta menambah jumlah sampel agar dapat lebih digeneralisasi (2) Bagi praktisi diharapkan melakukan pengembanganan kualitas pengguna sistem teknologi informasi agar dapat meningkatkan kinerja pegawai, sehingga terjadi peningkatan sikap penerimaan sistem teknologi informasi yang dimplementasikan oleh pengguna. Pengguna sistem teknologi informasi seharusnya pegawai yang masih produktif antara umur 25-40 tahun sehingga diharapakan produktifitas yang tinggi dalam pemanfaatan sistem teknologi informasi.selain itu sebaiknya penerimaan pegawai untuk tenaga teknologi informasi minimal berpendidikan diploma tiga (D3) sehingga mempunyai kemampuan di bidang sistem teknologi informasi. DAFTAR PUSTAKA Davis, F.D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use dan Acceptance of Information System Technology.MIS Quartery, Vol. 13, No. 3, h.319-339. Davis F, Bagozzi, & Warshaw P 1992.Extrinsic and intrinsic motivation to use computers at workplace. Journal of Applied psychology,22(14),h.1111-1132 Handayani, Rini, 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi Dan Penggunaan Sistem Informasi (Studi EmpirisPada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Jakarta Ikhsan, Arfan, 2005. Akuntansi Keperilakuan,Salemba Empat, Jakarta. Jogiyanto. 2003. Sistem Teknologi Informasi, Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. Andi Offset. Yogyakarta. Lestari, Diana 2015. Aspek Keperilakuan dalam Akuntansi. STIE YPPI Rembang Purwatingtyas. 2010. Peranan Teknologi Informasi Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Publik. Safaruddi.2010. Pengaruh Kualitas Sistem Informasi dan Tekanan Peraturan Terhadap Penerimaan Teknologi Informasi dengan Persepsi Kegunaan dan Persepsi Kemudahan Penggunaan sebagai Variabel Intervening. Malang, Universitas Brawijaya. Subhan, M. 2007.Pengaruh Variable Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, dan Psychological Attachment Terhadap Pemanfaatan teknologi Informasi.Yogyakarta.UGM. Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung, Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode penelitian bisnis, pendekatan kuantitatif,kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. Teo, Timothy. 2011. Technology Acceptance in Education: Research and Issues. Netherlands: Sense Publishers.
Jurnal Akuntansi (JAk)
77