ANALISIS PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PT. PUTRA WIRAWAN GAS KENDARI Oleh Abd. Manaf Mulyati Akib Kusmiyati Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara ABSTACK This study aimed to determine whether the inventory method applied to PT. Putra Wirawan Gas Kendari accordance with PSAK No. 14. Inthe preparation of this paper, the authors chose the research object merchandise inventory at PT. Putra Wirawan Gas Kendari. The method used in the valuation og inventory at PT. Putra Wirawan Gas Kendari is Deskriptive data analysis methods,namely the method of processing the data by way of expalaining the method of inventory valuating made by the company with inventory valuating method in accordance with PSAK No. 14 in 2012. The result of this study indicate that inventory valuation done PT. Putra Wirawan Gas Kendari. Not in accordance with statement of financial Accounting Standars (SFAS) No. 14 because the company did not record the purchase cost of goods (cost to transport) increase in value of inventories end represented less than the value that should be at the end the year Keywords : Stock Estimastion I.
PENDAHULUAN Secara umum laporan keuangan merupakan output atau hasil akhir dari sautu proses. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam pemgambilan keputusan. Disamping itu sebagai infromasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggung jawaban sekaligus menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan modal/ekuitas, dan catatan atas laporan
Jurnal Akuntansi (JAk)
1
keuangan. Tiap laporan keuangan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Laporan keuangan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat dilihat pada neraca dan laporan laba rugi. Angka persediaan yang tertera pada neraca tersebut merupakan jumlah persediaan yang dicatat dan diakui dalam periode yang dilaporkan. Semua perusahaan mempunyai persediaan yang merupakan investasi terbesar dalam aktiva lancar, baik dalam perusahaan jasa, dagang, maupun manufaktur. Persediaan barang dagang yang tercantum pada neraca mencerminkan nilai barang yang ada pada tanggal neraca, sedangkan persediaan barang dagang yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya (harga pokok penjualan) akan tercantum pada laporanlaba rugi. Persediaan merupakan aset yang sangat sensitif terhadap keusangan, penurunan harga pasar, pencurian, pemborosan, kerusakan,dan efisiensi biaya akibat kurang efektifnya pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, persediaan juga membutuhkan investasi yang sangat besar. Berdasarkan karateristik persediaan di atas, maka dibutuhkan suatu sistempengendalian yang efektif tidak selalu mensyaratkan penyelengggaraan tingkat persediaan yang rendah. Semua faktor harus dipertimbangkan dan diseimbangkan secara wajar. Disatu sisi perusahaan harus mengembangkan tingkat persediaan yang paling ekonomis, disisi yang lainjuga harusmemperhatikan semua kebutuhan untuk produksi, penjadwalan, biaya,dan keinginan pelanggan.Penilaian persediaan dalam suatu perusahaan bertujuan untuk mengetahui jumlah persediaan yang tersedia pada akhir periode, mengetahui jumlah persediaan yang telah terpakai dan mencatat hasilnya dalam laporan keuangan, serta mengetahui jumlah barang yang tersedia untuk dijual. Berdasarkan uraian yang dejelaskan pada paragraf diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah PenilaianPersediaan yang diterapkan PT. Putra Wirawan Gas telah sesuai dengan PSAK No.14 Tahun 2012. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah Penilaian Persediaan yang diterapkan PT. Putra Wirawan Gas telah sesuai dengan PSAK No.14 Tahun 2012. II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Persediaan Menurut Kieso & Wedgant ( 2001:444) persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam proses operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan dalam memproduksi barang yang akan dijual. Persediaan merupakan penghubung antara produksi dan penjumlahan produk. Suatu
Jurnal Akuntansi (JAk)
2
perusahaan pabrik harus menyimpan sejumlah persediaan tertentu sepanjang periode produksi yang dikenal sebagai persediaan barang dalam proses produksi. Dimana tingginya persediaan memberikan keuntungan bagi perusahaan ( James VH., 1986). Persediaan merupakan salah satu dari unsur yang paling efektif dalam perusahaan, yang secara berkelanjutan diperoleh, diproduksi atau dijual. Sebagian besar sumber daya perusahaan seringkali di investasikan dalam barang-barang yang dibeli atau diproduksi. Adapun beberapa definisi persediaan : Ikatan Akuntansi Indonesia (2012 : 14:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 14 ) menjelaskan bahwa pengertian persediaan yaitu “persediaan adalah aset : 1. Tersedia untuk di jual dalam kegiatan usaha normal 2. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut atau 3. Dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberi jasa. 2. Pengertian Penilaian Persediaan Penilaian persediaan adalah menentukan nilai persediaan yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Penilaianpersediaan mempunyai pengaruh penting dalam pendapatan yang dilaporkan pada posisi keuangan perusahaan. Untuk mencapai laba yang optimal maka perusahaan dapat menggunakan tiga metode yaitu metode FIFO, yang digunakan pada saat harga-harga yang terus menenjak akan menghasilkan laba yang tinggi dalam laporan perhitungan laba rugi, tetapi memberikan penghematan pajak penghasilan. Metode rata-rata tertimbang adalah merupakan gabungan antara FIFO dan LIFO. Untuk mnghindari kerugian atas resiko akibat persediaan, maka diperlukan metode penilaian persediaan yang baik oleh manajemen untuk mengoptimalkan persediaan sehingga nilai dari persediaan tersebut disajikan secara wajar dalam laporan keuangan. Terdapat berbagai macam metode yang digunakan untuk penilaian persediaan yaitu metode FIFO, metode LIFO, dan metode rata-rata. Sebelum PSAK 14 mengadopsi IAS 2 inventories, perusahaan dalam menilai persediaan boleh menggunakan metode LIFO, FIFO, dan ratarata. Tetapi, pada tahun 2008 PSAK mengadopsi IAS 2 Inventories, dimana adanya perubahan metode yang boleh digunakan oleh perusahaan dalam menilai persediaan perusahaan. Menurut PSAK 14 tahun 2012 revisi 2008 paragraf 24, metode penilaian persediaan adalah sebegai berikut :
Jurnal Akuntansi (JAk)
3
”Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam paragraf, harus dihitung dengan menggunakan rumus biaya MPKP atau rata-rata tertimbang. Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua biaya persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda, rumusan biaya yang berbeda diperkenankan”. Berdasarkan penjelasan metode penilaian persediaan sesuai PSAK No. 14 tahun 2012 diatas, maka didapat kesimpulan bahwa pada saat ini hanya metode FIFO dan rata-rata yang boleh digunakan untuk menilai persediaan. 3. Biaya Yang Dimasukan Dalam Persediaan 1. Biaya produk adalah biaya-biaya yang melekat pada persediaan dan dicatat dalam akun persediaan. Biaya ini berhubungan langsung dengan transfer barang ke lokasi bisnis pembeli dan pengubahan barang tersebut ke kondisi yang siap dijual. Beban seperti itu mencakup ongkos pengangkutan barang yang dibeli, biaya pembelian langsung lainnya, dan biaya tenaga kerja serta produksi lainnya yang dikeluarkan dalam memproses barang ketika dijual. 2. Biaya Periode merupakan biaya yang terkait secara tidak langsung dengan akuisisi atau produksi barang. Biaya-biaya periode seperti beban penjualan dan, dalam kondisi yang biasa, beban umum serta administrasi tidak dianggap sebagai bagian dari biaya persediaan. Namun dalam konseptual, beban ini merupakan biaya pokok seperti halnya harga beli awal dan ongkos pengangkutan. 3. Biaya rata-rata, menghitung harga pos-pos yang terdapat dalam persediaan atas dasar biaya rata-rata barang yang sama yang tersedia selama satu periode. 4. Penentuan Elemen Persediaan Masalah utama yang muncul dalam akuntansi adalah penentuan elemen persediaan. Untuk menentukan apakah suatu aktiva termasuk persediaan atau dapat dilihat dari dua segi yaitu kepemilikan dan tujuan. Dikatakan Suatu aset dan elemen persediaan apabila kedua persyaratan yaitu: 1. Milik perusahaan ( dari segi kepemilikan ) atau 2. Dengan maksud untuk dijual atau dipakai dalam kegiatan utama perusahaan dari sisi tujuan. Apabila salah satu dari dua persyaratan tersebut tidak terpenuhi maka aktiva yang bersangkutan tidak boleh.
Jurnal Akuntansi (JAk)
4
5. Metode Penilaian Persediaanyang Digunakan Dalam akuntansi, dikenal tiga metode yang dapat digunakan dalam menghitung besarnya nilai persediaan akhir, yaitu : metodeFIFO( First-In, FirstOut), Metode LIFO(Last-In, First-Out), dan metode biaya rata-rata (Average cost method). Dengan menggunakan metode FIFO, harga pokok dari barang yang pertama kali dibeli adalah yang akan diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan. Dalam hal ini, tidak berarti bahwa unit atau barang yang pertama kali dibeli adalah unit atau barang yang pertama kali akan dijual. Jadi penekanannya disini bukan kepada unit atau fisik barangnya, melainkan lebih kepada harga pokoknya. Dengan menggunakan metode FIFO, yang akan menjadi nilai persediaan akhir adalah harga pokok dari unit atau barang yang terakhir kali dibeli. Sebaliknya, dengan menggunakan metode LIFO, harga pokok dari barang yang terakhir kali dibeli adalah yang akan diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan. Dalam hal ini, tidak berarti bahwa unit atau barang yang terakhir kali dibeli adalah unit atau barang yang pertama kali dijual. Sama seperti metode FIFO, penekanannya bukan kepada unit atau fisik barangnya, melainkan harga pokoknya. Dengan menggunakan metode LIFO, yang akan menjadi nilai persediaan akhir adalah harga pokok dari unit atau barang yang pertama kali dibeli. Sedangkan dengan menggunakan metode rata-rata, harga pokok penjualan per unit dihitung berdasarkan rata-rata harga perolehan per unitdari barang yang tersedia untuk dijual. 6. Penilaian Persediaan Dalam Sistem Pencatatan Perpetual Dalam sistem persediaan perpetual akan secara terus menerus menunjukan berapa besarnya saldo persediaan barang dagangan yang ada digudang untukmasing-masing jenis persediaan. Dengan sistem pencatatan perpetual, harga pokok dari barang yang dijual ditentukan setiap kali penjualan terjadi. Yang perlu diperhatikandalam mencatat transaksi barang dagangan dengan menggunakan metode atau sistem perpetual ini adalah bahwa akun ongkos angkut masuk tidak akan pernah digunakan. Seluruh akun-akun tersebut digantikan dengan akun persediaan barang dagangan. 7. Penilaian Persediaan Dalam Sistem Pencatatan Periodik Jika sistem persediaan periodik digunakan maka,hanya ada pendapatan saja yang akan dicatat ketika penjualan kredit terjadi, tidak ada ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat besarya harga pokok penjualan. Nantinya, pada setiap
Jurnal Akuntansi (JAk)
5
akhir periode akuntansi, perhitungan fisik atas persediaan akan dilakukan untuk menentukan besarnya persediaan akhir dan harga pokok penjualan. Hal utama yang membedakan antara sistem pencatatan periodik dangan sistem pencatatan perpetual adalah terletak pada komponen penentu harga pokok penjualan, dimana dalam sistem pencatatan perpetual tidaklah mengenal akun pembelian, potongan pembelian, retur pembelian, termasuk akunongkos angkut masuk. Dalam sistem periodik maupun perpetual tidak ada perbedaan dalam hal pencatatan atas akun ongkosangkut keluar dan potongan penjualan, hal ini dikarenakan bahwa ongkos angkut keluar dari potongan penjualan bukanlah merupakan komponen dalam menghitung besarnya harga pokok penjualan. 8. Pengungkapan Persediaan Adapun pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Nomor 14 tahun 2012, yaitu sebagai berikut : 1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan. 2. Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas. 3. Jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. 4. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan. 5. Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan. 6. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yag diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan. 7. Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan. 8. Nilai tercatat persediaan yang diperuntukan sebagai jaminan kewajiban. 9. Skema Paradigma Penelitian Penilaian persediaan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dikatakan sudah sesuai dengan PSAK No. 14 Tahun 2012, apabila perusahaan tersebut sudah mengaplikasikan atau menggunakan sistem pencatatan fisik atau sistem perpetual yang mana terdapat klasifikasi pencatatan LIFO dan rata-rata tertimbang dalam pencatatan persediaannya. Adapun skema paradigm penelitian ini adalah sebagai berikut.
Jurnal Akuntansi (JAk)
6
Skema 1: Paradigma Penelitian
Penilaian Persediaan
Sistem Fisik Dan Sistem Perpetual: a. LIFO b. Rata-Rata Tertimbang
III METODE PENELITIAN Objek dalam Penelitian ini adalah Penilaian Persediaan pada PT. Putra Wirawan Gas Kendari yang beralamat di Jalan Brigjend Madjied JoenoesNo. 185 Kendari untuk Tahun 2014. Jenis data yang yang dipergunkan dalam penelitian ini adalah: (1) Data Kualitatif yaitudata yang berupa informasi tentang sejarah singkat perusahaan,struktur organisasi, dan kegiatan-kegiatan operasional pada PT. Putra Wirawan Gas Kendariyang tidak berbentuk angkaangka.(2) Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka yang diperoleh langsung dari PT. Putra Wirawan Gas Kendari. Adapun sumber data yang digunakan adalah : (1)Data primer, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan baik data kualitatif maupun data kuantitatif. (2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh berupa data-data persediaan barang, daftar penjualan, literatur yang relevan dengan objek penelitian. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini sebagaiberikut : (1) Wawancara atau interview yaitu data yang diperoleh melalui tanya jawab langsung dengan pimpinan dan sejumlah karyawan perusahaan yang berhubungan dengan objek penelitian.(2)Dokumentasi yaitu pengambilan data yang didokumentasikan oleh perusahaan dalam bentuk laporan keuangan atau bentuk lain secara tertulis.(3) Observasi yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Untuk menjawab permasalah digunakan analisis perbandingan deskriptif, yaitu membandingkan antara praktek akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan PT. Putra Wirawan Gas Kendaridengan teori akuntansi persediaan barang dagang. Adapun definisi operasional yaitu : (1) Penilaian dalam akuntansi adalah penentuan jumlah persediaan dalam unit dan rupiah yang akan disajikan dalam laporan keuangan.(2) Metode penilaian persediaan adalah cara menentukan nilai persediaan yang dicantumkan dalam neraca.(3) Persediaan adalah barang dagangberupa tabung gas elpiji berukuran 12 Kg dan 50 Kg dalam hal iniyang dimiliki oleh PT. Putra Wirawan Gas Kendari. (4)Metode fisik adalah metode pencatatandalam akuntansi persediaan dimana harga pokok penjualan dan persediaan ditetapkan secara berkala melalui perhitungan fisik terhadap
Jurnal Akuntansi (JAk)
7
persediaan yang ada. (5) Metode perpetual adalah metode pencatatan dalam akuntansi persediaan dimana harga pokok penjualan dan persediaan ditetapkan setiap kali terjadi transaksi dalam persediaan.(6) Metode FIFO adalah metode pencatatan persediaan yang pertama masuk dan pertama keluar pada PT. Putra Wirawan Gas Kendari.(7)Metode rata-rata adalah metode pencatatan persediaan secara rata-rata dalam menghitung persediaan yang mana harga beli dibagi dengan kuantitas barang pada PT. Putra Wirawan Gas Kendari.(8)Harga pokok pembelian adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang sampai barang tersebut siap untuk dijual. (9) Harga pokok penjualan adalah nilai pokok dari suatu produk jadi yang siap dijual. IV 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pada umunya dalam sebuah perusahaan dagang selama menjalankan operasinya perusahaan selalu memiliki dan menyimpan persediaan yang terdiri dari berbagai macam dan jenis barang untuk dijual kembali tanpa mengubah lebih lanjut (barang jadi).Berdasarkan hasil penelitian, persediaan yang ada pada PT. Putra Wirawan Gas Kendari adalah persediaan tabung Gas LPG 12 Kg dan 50 Kg. Jumlah Persediaan tabung gas LPG yang dimiliki oleh perusahaan pada tahun 2014 yang disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1 Persediaan tabung Gas LPG pada PT. Putra Wirawan Gas Kendari periode 1 Desember 2014 No.
Jenis Barang
Unit (Kg)
Harga/Unit (Rp)
Jumlah (Rp)
1.
12 Kg
733
124.097
90.962.815,31
2.
50 Kg
20
619.205
1.284.115,4
Sumber : Data diolah PT. Putra Wirawan Gas 2015 PT. Putra Wirawan Gas Kendari mencatat harga pokok persediaan untuk menunjukan harga perolehan persediaan sampai persediaan tersbut siap untuk dijual. Harga pokok persediaan yang dilakukan oleh perusahaan yaitu mencatat harga beli sebesar harga pembelian barang. Sistem pembelian yang dilakukan oleh perusahaa adalah FOB Shipping point yaitu pada saat barang dipindahkan kealat pengangkutan yang akan membawa persediaan ke gudang pembeli maka hak kepemilikan dipindahkan ke tangan pembeli dan baiya yang
Jurnal Akuntansi (JAk)
8
dikeluarkan untuk membayar biaya pengadaan yaitu biaya angkut tersebut tidak dimasukkan ke dalam harga pokok persediaan. Bagi perusahaan, biaya ini hanya dicatat sebagai beban operasional. Berdasarkan perhitungan MPKP dalam perhitungan harga pokok penjualan untuk periode 31 desember 2014 sebagai berikut : Harga pokok penjualan tabung gas LPG 12 Kg Persediaan barang awal Rp. 90,963,101 Pembelian Rp. 1.102.241.651 Biaya angkut Rp. 600.000 Barang siap untuk dijual Rp. 1.193.804.752 Persediaan Akhir (Rp. 104.986.062) Harga Pokok Penjualan Rp. 1.088.818.690 Harga pokok penjualan tabung gas LPG 50 Kg Persediaan barang awal Pembelian Biaya angkut Barang siap untuk dijual Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan
Rp. 12,384,100 Rp. 79.877.445 Rp. 600.000 Rp. 92.861.545 (Rp. 11,145,690) Rp. 81.715.855
Berdasarkan perhitungan Metode Rata-rata (Average) dalam perhitungan maka diperoleh perhitungan harga pokok penjualan untuk periode 31 desember 2014 sebagai berikut : Harga pokok penjualan tabung gas LPG 12 Kg Persediaan barang awal Rp. 90,963,101 Pembelian Rp. 1.102.241.651 Biaya angkut Rp. 600.000 Barang siap untuk dijual Rp. 1.193.804.752 Persediaan Akhir (Rp. 92.576.362) Harga Pokok Penjualan Rp. 1.101.228.390 Harga pokok penjualan tabung gas LPG 50 Kg Persediaan barang awal Pembelian Biaya angkut Barang siap untuk dijual Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan
Jurnal Akuntansi (JAk)
Rp. 12,384,100 Rp. 79.877.445 Rp. 600.000 Rp. 92.861.545 (Rp. 11,145,690) Rp. 81.715.855
9
Dari hasil perhitungan diatas, perbandingan antara metode penilaian persediaan dapat dilihat pada ttabel berikut ini : Tabel 2 Perbandingan Antara Metode MPKP dan Average Metode Penilaian Persediaan No. Keterangan Average MPKP (Rp) (Rp) 1. Persediaan Akhir a. Tabung Gas 12 Kg 104.986.062 92.576.362 b. Tabung Gas 50 Kg 11,145,690 11,145,690 2. Harga Pokok Penjualan a. Tabung Gas 12 Kg 1.088.818.690 1.101.228.390 b. Tabung Gas 50 Kg 81.715.855 81.715.855 Sumber; Data diolah, 2015 Berdasarkan tabel diatas, untuk persediaan akhir tabung Gas 12 Kg dan 50 Kg bulan desember didasarkan pada kedua metode yang tertinggi adalah metode MPKP. Sedangkan untuk Harga Pokok Penjualan yang tertinggi adalah Metode MPKP. 2. Pembahasan Persediaan tabung gas LPG 12 Kg dan 50 Kg pada PT. Putra Wirawan Gas Kendari adalah aset terbesar yang merupakan aset lancar berupa barang untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan yang dimaksudkan untuk dijual kepada masyarakat. Dimana PT. Putra Wirawan Gas Kendari melakukan pengisian ulang tabung gas LPG 12 Kg dan 50 Kg pada PT. Karunia Harapan Sejati Stasiun Pengisian Ulang Bahan Bakar Elpiji ( SPBBE) yang terletak di Kota Kendari. Pengakuan persediaan tabung gas LPG 12 Kg dan 50 Kg pada PT. Putra Wirawan Gas Kendari yaitu pada saat diterima hak kepemilikannya berpindah, dimana pada akhir periode akuntansi catatan persediaan disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik oleh bagian pencatatan persediaan tabung gas LPG 12 Kg dan 50 Kg pada PT. Putra Wirawan Gas Kendari. Sistem pencatatan persediaan tabung gas LPG 12 Kg dan 50 Kg pada PT. Putra Wirawan Gas Kendari menggunakan sistem pencatatan perpetual. Untuk menjamin keakuratan pencatatan secara perpetual maka sebaiknya setiap persediaan tabung gas LPG 12 Kg dan 50 Kg yang masuk dan keluar dicatat dalam jurnal. Berikut ini adalah jurnal pada persediaan tabung gas LPG 12 Kg dan 50 Kg terkait dengan transaksi pembelian selama periode 31 Desember tahun 2014 sebesar Rp 1.102.241.651 dan penjualan selama periode 31 Desember tahun
Jurnal Akuntansi (JAk)
10
2014 adalah sebesar Rp. 1.181.520.000 (Untuk tabung Gas LPG 12 Kg), dan pembelian selama periode 31 Desember tahun 2014 sebesar Rp. 79.877.445 dan penjualan selama periode 31 Desember tahun 2014 adalah sebesar Rp. 92.130.000 (Untuk tabung Gas LPG 50 Kg). Tabel 3 Jurnal untuk Transaksi Pembelian dan Penjualan Persediaan Tabung Gas LPG 12 Kg dan 50 KG Tabung Gas LPG 12 Kg Transaksi Pembelian
Penjualan
Jurnal Persediaan Barang Dagang Kas Kas Penjualan
Penjualan
Jurnal
Kredit
1.102.241.651 1.102.241.651 1.181.520.000 1.181.520.000
HPP 1.088.330.690. Persediaan Barang Dagang Tabung Gas LPG 50 Kg
Transaksi Pembelian
Debet
Debet
Persediaan Barang Dagang Kas Kas Penjualan
79.877.445
HPP Persediaan Barang Dagang
68.731.755
1.088.330.690. Kredit 79.877.445
92.130.000 92.130.000
68.731.755
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengakuan persediaan tabung gas LPG 12 Kg dan 50 Kg pada PT. Putra Wirawan Gas Kendari telah sesuai dengan pengakuan persediaan berdasarkan PSAK 14 tentang Akuntansi Persediaan. Pengukuran persediaan tabung gas LPG 12 Kg dan 50 Kg pada PT. Putra Wirawan Gas Kendari disajikan sebesar biaya perolehan karena diperoleh dengan pembelian. Persediaan tabung gas LPG 12 Kg dan 50 Kg pada PT. Putra Wirawan Gas Kendari tersebut dinilai dengan menggunakan metode sistematis yaitu metode FIFO. Persediaan tabung gas LPG 12 Kg dan 50 Kg dinilai dengan menggunakan metode First In First Out (FIFO). Dengan data hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai penilaian Tabung Gas LPG 12 Kg dan 50 Kg pada PT. Putra Wirawan Gas Kendari,
Jurnal Akuntansi (JAk)
11
perusahaan menggunakan metode Masuk Pertama Keluar Pertama. PT. Putra Wirawan Gas Kendari memilih metode MPKP karena metode ini memudahkan perusahaan dalam melakukan penilaian persediaan setiap saat, dan meningkatkan pendapatan perusahaan jika suatu saat harga mengalami fluktuasi dimana metode MPKP sangat berpengaruh terhadap besarnya nilai persediaan lebih tinggi karena harga pokok dari barang yang dijual dianggap sesuai denga urutan pembeliannya dan harga pokok persediaan yang dibeli/diterima lebih awal rendah dari pembelian akhir. Meskipun perusahaan telah menggunakan metode perpetual tetapi nilai persediaan akhir y disajikan belum dapat menyajikan nilai persediaan yang sesungguhnya karena perusahaanbelum mencatat biaya pembelian barang dagang dengan menambah harga pokok persediaan dalam setiap pembelian. Persediaan yang dimiliki PT. Putra Wirawan Gas Kendari terlalu rendah karena biaya pembelian barang dagang (biaya angkut) tidak didistribusikan ke dalam harga pokok persediaan. Hal tersebut akan akan berpengaruh terhadap persediaan awal pada tahun 2015 yang akan terlalu rendah. Dimana persediaan awal pada tahun 2015 merupakan persediaan akhir tahun 2014. V
KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan penilaian persediaan pada PT. Putra Wirawan Gas Kendari, terlihat bahwa pengakuan persediaan, penilaian persediaan yang dilakukan PT. Putra Wirawan Gas Kendari sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14 (PSAK No. 14) dengan mengunakan metode rata-rata perpektual sedangkan penilaiannya menggunakan metode MPKP. Akan tetapi pengukuran persediaan Tabung Gas LPG 12 Kg dan 50 Kg belum sesuai dengan PSAK No. 14. Ini disebabkan karena berdasarkan hasil pembahasan penetuan harga pokok persediaan barang dagang pada PT. Putra Wirawan Gas Kendari, bahwa penentuan harga pokok persediaan barang dagang untuk tahun 2014 tidak sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14. Karena perusahaan tidak menambah biaya pembelian barang dagang yang dalam hal ini biaya angkut ke dalam harga pokok persediaan dagangnya. . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akuntansi persediaan pada Tabung Gas LPG 12 Kg dan 50 Kg yang diterapkan oleh PT. Putra Wirawan gas Kendari belum sepenuhnya sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 tentang Akuntansi Persediaan. Berdasarkan kesimpulan diatas, maka disarankan agar pimpinan PT. Putra Wirawan Gas Kendari dapat mempertahankan penerapan pencatatan akuntansi persediaannya dimasa yang akan datang. Selain itu, disarankan juga
Jurnal Akuntansi (JAk)
12
untuk menambah biaya pembelian barang dagang yaitu biaya angkut ke dalama harga pokok persediaan barang dagangnya. DAFTAR PUSTAKA Armanto Witjaksono, 2005. Akuntansi Biaya. Graha Ilmu. Drs. Hadri Mulya, M.Si, 2010Memahami Akuntansi Dasar Pendekatan Teknis Siklus Akuntansi Edisi 2. Mitra Wqcana Media. Dr. Erhans, Junaedi Yusuf, SE.Ak, 2000. Akuntansi Berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia Perusahaan Dagang dan Industri Pengantar 2.PT. Ercontara Rajawali Donald E. Kieso Jerry J. Weygandt Terry D. Warfield, Akuntansi Intermediate Edisi Kedua Belas Jilid . Herry, S.E., M.Si, 2008, Pengantar Akuntansi 1. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hery, S.E., M.Si, 2013. Akuntansi Dasar 1 dan 2. PT. Gramedia WIdiasarana Indonesia. Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba empat. Kieso, Weygant, 1995. Akuntansi Intermediate edisi ketujuh jilid satu.Diterjemahkan Oleh Herman Wibowo. Banipura Aksara. Grogol Jakarta Barat. Indonesia. Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga. L.M Samryn, S.E., MM, 2012. Pengantar Akuntansi. PT. Raja Grafindo Pesada, Nurlia. 2012. Evaluasi Penilaian Persediaan Pada PT. Putra Wirawan Gas Kendari. Skripsi. Program S1-Reguler Akuntansi, Universitas Halu Oleo Kendari. Prof. Dr. Dermawan Sjahrial, M.M. 2009. Pengantar Manajemen Keuangan. Mitra Wacana Media. Ristono, Agus. 2009. Manajemen Persediaan. Yogyakarta. Graha Ilmu. Susiyanti. 2014. Evaluasi Penilaian Akuntansi Persediaan Pada Perum Bulog Divisi Regional Sulawesi Tenggara. Skripsi. Program S1-reguler Sore Akuntansi, Universitas Halu OLeo Kendari. Soemarso S.R, Akuntansi Dasar Suatu Pengantar Revisi BUKU 1 Edisi 5, 2004, Salemba Empat.
Jurnal Akuntansi (JAk)
13