SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM PERSIAPAN MENGHADAPI PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ULUMAHUAM KECAMATAN SILANGKITANG KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2015
Oleh : SURIA NINGSIH 1102040
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN 2015
SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM PERSIAPAN MENGHADAPI PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ULUMAHUAM KECAMATAN SILANGKITANG KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2015 Skripsi ini diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan &Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan
Oleh : SURIA NINGSIH 1102040
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN 2015
i
ii
LEMBAR PERNYATAAN
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNANKECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM PERSIAPAN MENGHADAPI PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ULUMAHUAM KECAMATAN SILANGKITANG KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2015
SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain dalam naskah ini, kecuali tertulis dan tercantum dalam daftar pustaka.
Medan, 4 Agustus2015
Suria Ningsih
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A.
IdentitasDiri 1.
Nama
: Suria Ningsih
2.
Tempat/Tanggallahir
: Aceh, 27 September 1993
3.
Agama
: Islam
4.
Nama Ayah
: Narsidi
5.
NamaIbu
: Zainabon
6.
AnakKe
: 3(tiga) dari5 (lima) bersaudara
7.
Alamat
: Jln. Banjar Tengah, Desaaek goti, Kec. Silangkitang, Kab. Labuhanbatu Selatan
B.
8.
Hp
: 082274116018
9.
Email
:
[email protected]
RiwayatPendidikan 1.
Tahun 1999 - 2005
: SD Negeri118370Silangkitang
2.
Tahun 2005 - 2008
: SMP Negeri 1 Silangkitang
3.
Tahun 2008 - 2011
: SMA Negeri1 Silangkitang
4.
Tahun 2011 - Sekarang
: Sedang menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan
iv
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN Skripsi, Juli 2015 Suria Ningsih Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Kecemasan Ibu Primigravida Trimester III dalam Persiapan Menghadapi Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2015 Xiii + 51 hal + 6 tabel + 2 skema + 11 lampiran ABSTRAK Aromaterapi merupakan salah satu terapi non farmakologis untuk mengurangi kecemasan ibu hamil, yaitu sebuah terapi komplementer yang melibatkan penggunaan wewangian berasal dari minyak esensial. Kecemasan yang dialami ibu antara lain dikarenakan baru pertama kali hamil dan melahirkan. Penelitian ini menggunakan desain Quasi eksperiment dengan bentuk rancangan one-groupe pre-post test designyang bertujuan untuk melihat pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan kecemasan ibu primigravida trimester III di Wilayah kerja Puskesmas Ulumahuam Kabupaten Labuhanbatu. Populasi penelitian adalah ibu primigravida trimester III sebanyak 42 orang dan pengambilan sampel penelitian menggunakan tehnik non probability sampling (puposive sampling) dengan jumlah sampel 25 responden. Hasil analisis statistik menggunakan uji Wilcoxonmenunjukkan bahwa (p=0,001; p<0.05), artinya ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap penurunan kecemasan ibu primigravida trimester III dalam persiapan menghadapi persalinan.Kesimpulan bahwa aromaterapi lavender dapat menurunkan tingkat kecemasan ibu primigravida dalam menghadapi persiapan persalinan. Saran kiranya aromaterapi lavender dapat diterapkan untuk menurunkan kecemasan pada ibu primigravida dalam menghadapi persiapan persalinan
Kata kunci Daftar Pustaka
: Aromaterapi, Kecemasan, Primigravida : 30 (1997-2013)
v
SCHOOL OF NURSING FACULTY OF NURSING & MIDWIFERY UNIVERSITY OF SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN
Scription, July 2015 Suria Ningsih Effect ofAromatherapyLavenderAgainstDecreaseAnxietyprimigravidaTrimesterIIIinPre paring for Childbirthinworking area inPuskesmasUlumahuamSilangkitangLabuhanbatuDistrictsouth 2015 Xiii+51page+6 table + 2 scheme +11 attachment ABSTRACT Aromatherapy is one of the non-pharmacological therapy to reduce maternal anxiety, which is a complementary therapy that involves the use of fragrances derived from essential oils. Anxiety experienced by mothers include because of first pregnancy and childbirth. This study used a quasy experimental design with one-group pre-post test design. The purposeof this study was to see the effect of lavender aromatherapy to decrease anxiety in the third trimester primigravidain working area of Puskesmas Ulumahuam southLabuhanbatu District. The study population was primigravida third trimester as many as 42 people and sampling studies using non-probability sampling technique (purposive sampling) with a sample of 25 respondents. Results of statistical analysis using Wilcoxon test showed (p = 0.001; p <0.05), meaning that there is the effect of lavender aromatherapy to decrease anxiety primigravida third trimester in preparation for childbirt. The conclusion of this study is aromatherapy lavender can reduce anxiety in the third trimester primigravida in preparation for childbirth in working area of Puskesmas Ulumahuam southLabuhanbatu District. Recommendation on this research that, presumbly aromatherapy lavender can be applied for maternal anxietyin preparation for childbirth.
Keywords : Aromatherapy, Anxiety, Primigravida. References: 30(1997-2013)
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Kecemasan Ibu Primigravida Trimester III dalam Persiapan Menghadapi Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2015”disusun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan program sarjana di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terimakasih yang setulusnya kepada yang terhormatBapak/Ibu: 1.
Perlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.
2.
Dr. Ivan Elisabeth Purba M.Kes, selaku RektorUniversitasSari Mutiara Indonesia.
3.
Ns. Janno Sinaga, M.Kep, Sp.KMB, selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4.
Ns. RincoSiregar, S.Kep, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5.
H. Ibsah, SKM, selaku Kepala Puskesmas Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang telah memberikan izin dalam pengambilan data.
6.
Honglianta Saragih, M.Pd, selaku Ketua Penguji yang telah membantu dan meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7.
Ns. Flora Sijabat, MNS, selaku Dosen Penguji I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, membantu,serta masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
8.
Ns. Rossety Sipayung, M.Kep, selaku Dosen Penguji II yang telah membantu dan meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan saran, memberikan motivasi maupun masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
9.
Ns. OsakSitorus, M.Kep, selaku Dosen Penguji III yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, membantu, serta memberikan petunjuk dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Dosen dan seluruh staf pegawai Program Pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi NersFakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia. 11. Teristimewa Ayah peneliti tercinta Narsidi dan Ibu tercinta Zainabon serta keluarga penelititidak henti-hentinya memberikan dukungan moril maupun materil, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 12. Terima kasih kepada teman-teman Mahasiswa/i PSIK Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan UniversitasSari Mutiara Indonesia yang telah banyak memberikan dukungan, motivasi, dan upaya dalam membantu menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata peneliti berharap semoga skripsiini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan di Pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia.Sebelum dan sesudahnya peneliti mengucapkan terimakasih.
Medan, Agustus 2015 Peneliti
(Suria Ningsih)
viii
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM .................................................................................................. LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... SURAT PERNYATAAN......................................................................................... DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................ ABSTRAK................................................................................................................ ABSTRACT ............................................................................................................. KATA PENGANTAR ............................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................................ DAFTAR TABEL .................................................................................................... DAFTAR SKEMA................................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................
Hal i ii iii iv v vi vii ix xi xii xiii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................... A. LatarBelakang .................................................................................... B. RumusanMasalah............................................................................... C. TujuanPenelitian ................................................................................ D. ManfaatPenelitian ..............................................................................
1 1 5 5 6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS.......................................................................... A. Konsep Kehamilan............................................................................. 1. Defenisi Kehamilan .................................................................... 2. Klasifikasi Kehamilan................................................................. 3. Ibu Primigravida...... ................................................................... 4. Faktor Fisiologis Dan Psikologis Pada Kehamilan..................... B. Konsep Kecemasan ............................................................................ 1. Defenisi Kecemasan ................................................................... 2. Faktor Penyebab Kecemasan ...................................................... 3. Tanda dan Gejala pada Kecemasan ............................................ 4. Tingkat Kecemasan..................................................................... 5. Alat Ukur Kecemasan ................................................................. C. Kecemasan pada Ibu Hamil Trimester III.......................................... 1. Definisi........................................................................................ 2. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan .......................................... 3. Dampak Kecemasan ................................................................... 4. Cara Mengatasi Kecemasan........................................................ D. Aromaterapi Lavender ....................................................................... 1. Defenisi ....................................................................................... 2. Zat yang Terkandung pada Minyak Lavender ............................ 3. Efek Farmakologi untuk Relaksasi ............................................. 4. Cara Penggunaan Aromaterapi ................................................... 5. Kerja Ekstra Lavender Sebagai Media Relaksasi ....................... 6. Manfaat Ekstrak Lavender.......................................................... E. Kerangka Konsep............................................................................... F. Hipotesis ............................................................................................
7 7 7 7 8 9 11 11 11 15 15 16 17 17 17 18 18 19 19 21 23 24 26 27 28 28
ix
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... A. DesainPenelitian ................................................................................ B. PopulasidanSampel ............................................................................ C. TempatPenelitian ............................................................................... D. Waktu Penelitian................................................................................ E. Defenisi Operasional.......................................................................... F. AspekPengukuran .............................................................................. G. AlatdanProsedurPenelitian................................................................. H. EtikaPenelitian ................................................................................... I. PengolahandanAnalisa Data .............................................................. 1. Pengolahan Data ......................................................................... 2. Analisis Data...............................................................................
29 29 30 31 31 32 32 33 36 38 38 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .................................................................................. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 2. Analisis Univariat ....................................................................... 3. Analisis Bivariat ......................................................................... B. Pembahasan ....................................................................................... 1. Interprestasi Dan Diskusi Hasil .................................................. 2. Keterbatasan Penelitian............................................................... C. AnalisisBivariat.................................................................................. 1. InterprestasidanDiskusiHasil...................................................... 2. KeterbatasanPenelitian ...............................................................
41 41 42 43 44 44 46 48 48 50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................ B. Saran ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
x
51 51
DAFTAR TABEL Hal Tabel2.1
Komposisi minyak lavender ...................................................................
22
Tabel3.1
Defenisi Operasional ..............................................................................
32
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden Di Puskesmas
Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2015 (n=25) .......................................................................................42 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skala kecemasan responden sebelum pemberian aromaterapi
lavender
di
Puskesmas
Ulumahuam
Kecamatan
Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2015 ..................
42
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skala kecemasan responden setelah pemberian aromaterapi
lavender
di
Puskesmas
Ulumahuam
Kecamatan
Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2015 ..................
43
Tabel 4.4 Pengaruh skor kecemasan responden sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi
lavender
di
Puskesmas
Ulumahuam
Kecamatan
Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2015 ..................
xi
43
DAFTAR SKEMA Hal Skema 2.1
Kerangka Konsep Penelitian ................................................................
28
Skema 3.2
Desain Penelitian..................................................................................
29
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2
Kuisioner Penelitian
Lampiran 3
Lembar Prosedur Pemberian Aromaterapi
Lampiran 4
Surat Izin Memperoleh Data Dasardari Pendidikan Universitas Sari Mutiara Indonesia
Lampiran 5
Surat IzinBalasan Memperoleh Data Dasardari Puskesmas Ulumahuam
Lampiran 6
Surat Izin Melaksanakan Penelitian dari Pendidikan Universitas Sari Mutiara Indonesia
Lampiran 7
Surat Izin Balasan Melaksanakan Penelitian dari PuskesmasUlumahuam
Lampiran 8
Surat Selesai Penelitian dari Puskesmas Ulumahuam
Lampiran 9
Tabel Frekuensi
Lampiran 10 Master Data Lampiran 11 Lembar Berita AcaraKonsul
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan World Health Organization (WHO) tahun 2001 menjelaskan bahwa status kesehatan jiwa secara global memperlihatkan 25% penduduk pernah mengalami gangguan mental dan perilaku, namun hanya 40% yang terdiagnosis. Selain itu, 10% populasi orang dewasa mengalami gangguan mental dan perilaku, sedangkan sekitar 20% pasien teridentifikasi mengalami gangguan jiwa. Data WHO memperkirakan peningkatan sekitar 5%-10% untuk semua gangguan mental (Naim, 2010).
Masalah kesehatan jiwa di indonesia setiap tahunnya selalu meningkat secara signifikan. Riset kesehatan Dasar Tahun 2009 menjelaskan bahwa di indonesia prevelensi gangguan jiwa sekitar 4,6%. Sedangkan, gangguan mental emosional jauh lebih besar yakni sebesar 11,6%. Tingginya angka gangguan emosional tersebut mengidentifikasikan bahwa individu mengalami suatu perubahan emosional yang apabila tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi patologi (Naim, 2010).
Salah satu masalah gangguan emosional yang sering ditemui di masyarakat dan menimbulkan dampak psikologis cukup serius adalah ansietas/kecemasan. Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh mahluk hidup dalam kehidupan sehari-hari (Marlindawani, et al. 2012). Kecemasan dapat disebabkan oleh adanya perasaan takut tidak diterima dalam lingkungan tertentu, pengalaman traumatis akan perpisahan atau kehilangan, rasa frustasi akibat kegagalan dalam mencapai tujuan dan ancaman terhadap integritas diri maupun konsep diri (Suliswati, 2005 dalam Naim, 2010).
1
2
Salah satu contoh kecemasan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah cemas saat menghadapi kejadian traumatik misalkan kecemasan menghadapi persalinan terutama ibu yang pertama kali akan melahirkan (Naim, 2010).Hasil Penelitian oleh Anik (2008) di wilayah kerja Puskesmas Tanon I Kecamatan Tanon, Sragen, data tahun 2007 tercatat angka ibu melahirkan sebanyak 422 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil wawancara terhadap ibu yang baru pertama menghadapi persalinan mengatakan bahwa terdapat 20% ibu mengalami kecemasan. Di RSUD Arifin achmad Pekanbaru diperoleh data, primigravida mayoritas berada pada tingkat kecemasan berat 46,7% (Resmaniasih, 2014)
Persalinan dan kehamilan merupakan suatu peristiwa yang membahagiakan bagi seorang ibu dan seluruh keluarga, ibu hamil akan membayangkan perubahan dan kegembiraan yang akan ia alami sembilan bulan berikutnya, tubuh bertambah besar dan gerakan pertama dari bayi didalam perutnya (Nolan, 2003). Selain itu juga merupakan saat yang paling dramatis apalagi bagi ibu yang pertama kali mengalaminya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang bercampur baur, antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan dialaminya waktu menghadapi persalinan (Naim, 2010).
Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Seiring persiapannya menghadapi peran baru, wanita mengubah konsep dirinya supaya siap menjadi orang tua. Pertumbuhan ini membutuhkan penguasaan tugas-tugas tertentu, menerima kehamilan, mengidentifikasi peran ibu, mengatur hubungan dengan pasangannya, membangun hubungan dengan anak yang belum lahir dan mempersiapkan diri menghadapi persalinannya (Naim, 2010).
Trimester III merupakan klimaks kegembiraan emosi menanti kelahiran bayi, terutama ibu primigravida, yaitu seorang ibu yang baru melahirkan pertama kali (Bobak, 2004). Hal senada juga diungkapkan oleh Kartono (1992 dalam Naim 2010)
3
bahwa pada usia kandungan tujuh bulan keatas, tingkat kecemasan ibu hamil semakin akut dan intensif seiring dengan mendekatnya kelahiran bayi pertamanya. Pada trimester ini merupakan masa riskan terjadinya kelahiran prematur sehingga menyebabkan tingginya kecemasan ibu hamil. Hal yang mempersulit proses persalinan selain bersifat klinis seperti plasenta previs, suasana psikologis ibu yang tidak mendukung ternyata ikut andil misalkan, ibu dalam kondisi cemas berlebihan, khawatir dan takut tanpa sebab, sehingga pada akhirnya berujung pada stres. Cemas yang berlebihan menyebabkan kadar hormon stres meningkat (beta-enorphin, hormon adrenokortikotropik (ACTH), kortisol dan epinefrin. Efek kadar hormon yang tinggi dalam menghambat persalinan dapat dikaitkan dengan persalinan distosia. Cemas yang berlebihan dapat menghambat dilatasi serviks normal, sehingga dapat meningkatkan persepsi nyeri dan mengakibatkan persalinan (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2004).
Agar ibu hamil tidak mengalami kecemasan perlu mempersiapkan segala hal yang dapat membantu selama masa kehamilan dan saat proses melahirkan. Pencegahan dengan beberapa metode diperlukan untuk meringankan dan mempersiapkan ibu dalam menjaga kehamilan dan proses persalinannya. Pencegahan komplikasi persalinan bertujuan untuk membuat ibu dan bayi baru lahir dapat memperoleh derajat kesehatan yang tinggi dan terhindar dari berbagai ancaman dan fungsi reproduksi. Oleh karena itu keseimbangan tubuh dan pikiran harus selalu terpelihara untuk menciptakan pikiran tenang dan nyaman serta keduanya bisa bekerja seimbang. Sehingga akan mengarah pada kehamilan dan persalinan yang tenang dan membahagiakan (Brooker, 2009).
Aromaterapi merupakan salah satu terapi non farmakologis untuk mengurangi kecemasan ibu hamil, yaitu sebuah terapi komplementer yang melibatkan penggunaan wewangian berasal dari minyak esensial. Minyak esensial dapat dihirup atau di massase ke kulit yang utuh (Brooker, 2009).Indra penciuman memiliki peran yang sangat penting dalam kemampuan kita untuk bertahan hidup
4
dan meningkatkan kualitas hidup kita. Dalam sehari kita bisa mencium lebih kurang 23.040 kali. Bau-bauan dapat memberikan peringatan pada kita akan adanya bahaya dan juga dapat memberikan efek menenangkan (Brooker, 2009).
Tubuh dikatakan dalam keadaan relaksasi adalah apabila otot-otot di tubuh kita dalam keadaan tidak tegang. Keadaan relaksasi dapat dicapai dengan menurunkan tingkat stres, baik stres fisik maupun psikis, serta siklus tidur yang cukup dan teratur. Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang memiliki efek menenangkan. Kandungan utama penyusun minyak lavender adalah linalool yaitu sebanyak 25-26%. Linalool adalah kandungan aktif utama yang berperan pada efek anti cemas (relaksasi) pada lavender (Brooker, 2009). . Hasil Penelitian oleh Suprijati (2013) tentang efektivitas pemberian aromaterapi menunjukkan tingkat penurunan kecemasan ibu hamil sebelum diberi aromaterapi 43,75% dan setelah diberi aromaterapi menjadi 25%. Hasil penelitian Utami (2009) tentang pemberian aromaterapi untuk menurunkan kecemasan ibu hamil. Nilai ratarata skala kecemasan menghadapi kelahiran anak pertama pada saat pree test sebesar 59,60 sedangkan nilai rata-rata pada saat post test sebesar 46,70.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti kepada 5ibu primigravidadi wilayah kerja Puskesmas Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Dari hasil wawancara3 ibu mengatakan khawatir menghadapi persalinan dikarenakan takut membayangkan rasa nyeri karena ini pengalaman pertamanya. 2 orang ibu primigravida merasa cemas karenapernah mendengar trauma atau kegagalan dalam kehamilan dan persalinan. Untuk mengatasi kecemasanIbu menghadapi persalinan ibu mengatakan bahwa selama ini tim kesehatan dipuskesmas tersebut hanya memberikan penyuluhan saja tetapi hal tersebut belum cukup untuk mengurangi kegelisahan ibu, sampai saat ini belum ada terapi lain yang diterapkan oleh Puskesmas Ulumahuam untuk mengatasi kecemasan ibu. Maka dari uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian aromaterapi lavender untuk menurunkan kecemasan
5
ibu hamil trimester III dalam persiapan menghadapi persalinan di wilayah kerja Puskesmas Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui “Bagaimana Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan di wilayah kerja Puskesmas Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2015. C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui bagaimana pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan diwilayah kerja Puskesmas Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2015.
2.
Tujuan Khusus a.
Untuk mengetahui penurunan tingkat kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan sebelum dilakukan pemberian aromaterapi lavenderdi wilayah kerja Puskesmas Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2015.
b.
Untuk mengetahui penurunan tingkat kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan sesudah dilakukan pemberian aromaterapi lavenderdi wilayah kerja Puskesmas Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2015.
6
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan evaluasi yang dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya memberikan pelayanan atau intervensi keperawatan pada wanita hamil trimester III yang sedang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan.
2.
Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat memberikan informasi dan data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan pemanfaatan aromaterapi dalam menurunkan kecemasan ibu hamil trimester III.
3.
Bagi Responden Dapat memberikan masukan informasi kepada masyarakat tentang sistem atau cara mengurangi kecemasan ibu hamil trimester III dengan teknik yang sederhana.
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Kehamilan 1. Defenisi Kehamilan Kehamilan adalah proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita dimana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisiologis yang meliputi perubahan fisik, psikologis dan sosial. Kehamilan berlangsung selama kira-kira 10 bulan lunar atau 9 bulan kalender atau 40 minggu atau 280 hari, lama kehamilan dihitung dari hari pertama periode menstruasi terakhir (LMP{last menstruasi period}), Kehamilan dibagi menjadi 3 periode atau trimester : trimester I adalah periode minggu pertama sampai minggu ke-13, trimester II adalah periode minggu ke-14 sampai ke-26, sedangkan trimester III adalahminggu ke-27 sampai kehamilan cukup bulan yaitu 38 sampai 40 minggu (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2004).
2. Klasifikasi Kehamilan Menurut Bobak, Lowdermik & Jensen (2004) Kehamilan dibagi menjadi 3 periode: a. Trimester I Pada trimester I tanda dan gejala presumsi kehamilan dapat muncul akibat kondisi selain gestasi, misalnya amenore dapat muncul akibat gangguan endokrin, kelemahan dan keletihan dapat merupakan tanda anemia atau infeksi dan mual atau muntah dapat disebabkan oleh gangguan pada saluran cerna. b. Trimester II Pada trimester II kehamilan biasanya telah didiagnosis dengan pasti. Wanita dan keluarganya telah melalui waktu untuk menyesuaikan diri dengan kehamilan, bagi banyak wanita rasa tidak nyaman yang umum pada trimester pertama mereda, namun terlalu dini untuk memusatkan perhatian pada persalinan dan kelahiran.
7
8
c. Trimester III Kehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan terakhir kehamilan yang dimulai pada minggu ke-27 sampai minggu ke-40. Pada wanita hamil trimester III akan mengalami perubahan Fisiologis dan psikologis yang disebut sebagai periode penantian.
3. Ibu Primigravida Primigravida adalah wanita yang baru hamil untuk pertama kalinya. Seorang ibu primigravida biasanya mendapatkan kesulitan dalam mengenali perubahanperubahan yang terjadi dalam tubuhnya yang menyebabkan ketidaknyamanan selama kehamilannya berlangsung. Hal ini mempengaruhi psikologis ibu, karena kurangnya pengetahuan ibu hamil tersebut. Kurangnya pengetahuan ini juga menyebabkan ibu primigravida tidak tahu cara mengatasi ketidaknyamanan yang ibu rasakan (Mahmuda, 2010).
Pada primigravida umumnya belum mempunyai gambaran mengenai kejadiankejadian yang akan dialami saat hamil dan cara mengatasi ketidaknyamanan atau hal-hal yang terjadi pada saat hamil. Oleh sebab itu penting sekali mempersiapkan ibu dengan memberikan penjelasan yang diperlukan mengenai kehamilan dan bagaimana harus menjalani kehamilan itu supaya kehamilan tidak berubah menjadi suatu hal yang tidak normal. Sedangkan pada ibu yang sudah pernah mempunyai anak akan mempenyai gambaran dan pengalaman dalam menjalani kehamilan sehingga ibu yang sudah pernah hamil akan lebih tanggap apabila ada hal-hal yang mengganggu kenyamanannya, sehingga akan lebih siap dalam menjalani sebuah kehamilan. Setiap ibu yang akan melahirkan anak pertama akan merasakan kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang sudah pernah melahirkan anak pertamanya (Ambaryani, 2010)
9
4. Faktor Fisiologi Dan Psikologi Pada Kehamilan a. Menurut Bobak, 2004 Perubahan fisiologi yang terjadi pada ibu hamil trimester III 1) Uterus mulai menekan kearah tulang belakang, menekan vena kava dan aorta sehingga aliran darah tertekan. Pada akhir kehamilan sering terjadi kontraksi uterus yang disebut his palsu (braxton hicks). Itmus uteri menjadi bagian korpus dan berkembang menjadi segmen bawah rahim yang lebih lebar dan tipis, servik menjadi lunak sekali dan lebih mudah dimasuki dengan satu jari pada akhir kehamilan. 2) Sirkulasi Darah dan Sistem Respirasi Volume darah meningkat 25% dengan puncak pada kehamilan 32 minggu diikuti pompa jantung meningkat 30%. Ibu hamil sering mengeluh sesaknafas akibat pembesaran uterus yang semakin mendesak kearah diafragma. 3) Traktus Digestivusyaitu ibu hamil dapat mengalami nyeri ulu hati dan regurgitasi karena terjadi tekanan keatas uterus. 4) Traktus urinariusterjadi bila kepala janin mulai turun ke PAP, maka ibu hamil akan kembali mengeluh sering buang air kecil. 5) Pada sistem muskoloskeletal selama trimester III otot rektus abdominis dapat memisah menyebabkan isi perut menonjol ke garis tengah tubuh. 6) Pada kulit ditemui striae gravidarum, mengeluh gatal, kelenjar sebacea lebih aktif. 7) Perubahan metabolisme seperti terjadi kenaikan metabolisme basal sebesar 15-20% dari semula terutama pada trimester ketiga, penurunan keseimbangan asam basa dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter akibat hemodelusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil seperti : kalsium 1,5 gram setiap hari dan 30-40 gram untuk
10
pembentukan tulangjanin, Fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari, Zat besi 800 mg atau 30-50 mg per hari dan air yang cukup. 8) Perubahan Kardiovaskuler Volume darah total ibu hamil meningkat 30-50%, yaitu kombinasi antara plasma 75% dan sel darah merah 33% dari nilai sebelum hamil. Peningkatan volume darah mengalami puncaknya pada pertengahan kehamilan dan berakhir pada usia kehamilan 32 minggu, setelah itu relatif stabil.
b. Perubahan psikologi pada ibu hamil trimester III Periode ini sering disebutperiode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya, menunggu tanda-tanda persalinan. Perhatian ibu berfokus pada bayinya, gerakan janin dan membesarnya uterus mengingatkan pada bayinya. Sehingga ibu selalu waspada untuk melindungi bayinya dari bahaya, cedera dan akan menghindari orang/hal/benda yang dianggapnya membahayakan bayinya. Persiapan aktif dilakukan untuk menyambut kelahiran bayinya, membuat baju, menata kamar bayi, membayangkan mengasuh/merawat bayi, mendugaduga akan jenis kelaminnya dan rupa bayinya (Walyani, 2015).
Pada trimester III biasanya ibu merasa khawatir, takut akan kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan, nyeri persalinan dan ibu tidak akan pernah tahu kapan ia akan melahirkan. Ketidaknyamanan pada trimester ini meningkat, ibu merasa dirinya aneh dan jelek, menjadi lebih ketergantungan, malas dan mudah tersinggung serta merasa menyulitkan. Disamping itu ibu merasa sedih akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang akan diterimanya selama hamil, disinilah ibu memerlukan keterangan, dukungan dari suami, bidan dan keluarganya (Walyani, 2015).
11
Masa ini disebut juga masa krusial/penuh kemelut untuk beberapa wanita karena ada kritis identitas, karena mereka mulai berhenti bekerja, kehilangan kontak dengan teman. Mereka merasa kesepian dan terisolasi dirumah. Wanita mempunyai banyak kekhawatiran seperti tindakan medikalisasi saat persalinan, perubahan body imagemerasa kehamilannya sangat berat, tidak praktis, kurang atraktif, takut kehilangan pasangan (Walyani, 2015). Stres yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti. Ini terjadi jika stres pada ibu tidak tertangani dengan baik (Suririnah, 2005).
B. Konsep Kecemasan 1. Defenisi Kecemasan Menurut Sheldon (2009)kecemasan adalah disaat seseorang berhadapan dengan ancaman kesehatan dan kesehjateraannya, reaksi alami yang muncul adalah kecemasan. Perasaan cemas dapat disebabkan oleh rasa takut, frustasi, konflik atau sebagai respon umum terhadap tekanan dan ketidaktahuan. Cemas merupakan perasaan takut atau gelisah yangtidak nyaman dan sumber perasaan ini bisa diketahui maupun tidak. Kecemasan tingkat rendah malah dapat meningkatkan fungsi mental dan fisik serta ingatan dengan lingkungan menurun, mengganggu ingatan dan fungsi tubuh.Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh mahluk hidup dalam kehidupan sehari-hari (Marlindawani, et al. 2012)
2. Faktor Penyebab Kecemasan Menurut Resmaniasih (2014)Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kecemasan, yaitu: a. Lingkungan Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengan keluarga,
12
sahabat ataupun dengan rekan kerja. Sehingga individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya. Faktor lingkungan termasuk juga dukungan moril dari orang terdekat. Dukungan moril dari keluarga atau suami dapat menimbulkan rasakesenangan dan ketenangan pada istri sehingga dapat mempengaruhi kecemasan ibu.
b. Emosi yang ditekan Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama.
c. Sebab-sebab fisik Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi seperti misalnya kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-perubahan perasaan lazim muncul dan ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan.
d. Usia Gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua tingkat perkembangan usia. Usia mempengaruhi psikologis seseorang, semakin bertambah usia semakin baik tingkat kematangan emosi seseorang serta kemampuan dalam menghadapi berbagai persoalan. Kehamilan dan persalinan yang aman adalah umur 20-30 tahun yaitu pada usia reproduksi sehat. Seorang wanita yang umurnya kurang dari 20 tahun mungkin sudah matang secara seksual, namun belum matang secara emosional dan sosial. Usia ikut menentukan tingkat kecemasan yaitu kecemasan sering terjadi pada golongan usia muda. Usia ibu hamil dibawah 20 tahun atau di atas 35 tahun merupakan usia hamil risiko tinggi karena dapat terjadi kelainan atau gangguan pada janin, sehingga dapat menimbulkan kecemasan pada ibu hamil tersebut. Pendapat
13
ini sesuai dengan penelitian yang menemukan bahwa kecemasan dan depresi yang dialami oleh ibu hamil dipengaruhi oleh umur ibu hamil itu sendiri. Hal ini juga dibenarkan dalam penelitian yang menyatakan bahwa ibu hamil yang berumur 16-20 tahun memiliki stres yang lebih tinggi dibandingkan ibu yang berumur lebih dari 36 tahun.
e. Pengalaman Menjalani Pengobatan Jumlah anak dengan premature dapat memberikan gambaran pengalaman awal dalam pengobatan merupakan pengalaman yang sangat berharga yang terjadi pada individu terutama untuk masa-masa yang akan datang. Pengalaman awal merupakan bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi kondisi mental pasien dan keluarganya dikemudian hari. Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menghadapi stressor yang sama.
f. Kondisi Medis Terjadinya gejala kecemasan yang berhubungan dengan kondisi medis sering ditemukan walaupun insidensi gangguan bervariasi untuk masing-masing kondisi medis
g. Tingkat Pendidikan Pendidikan bagi setiap orang memiliki arti yang beragam. Pendidikan pada umumnya berguna dalam merubah pola pikir, pola tingkah laku dan pola pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan yang cukup akan lebih mudah dalam mengidentifikasi stressor dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi kesadaran dan pemahaman terhadap stimulus. Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah atau mereka yang tidak berpendidikan. Kecemasan adalah respon yang dapat
14
dipelajari. Dengan demikian pendidikan yang rendah menjadi faktor penunjang terjadinya kecemasan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan turut menentukan rendah tidaknya seseorang menyerap atau menerima dan memakai pengetahuannya. Pendapat ini ditunjang oleh beberapa penelitian yang menyatakan bahwa kecemasan dan depresi yang dialami oleh ibu hamil dapat dipengaruhioleh status pendidikan ibu hamil tersebut.
h. Tingkat Ekonomi dan Pekerjaan Seseorang dengan status ekonomi rendah cenderung lebih tegang dan seseorang dengan status ekonomi tinggi cenderung lebih santai. Pekerjaan juga berpengaruhdalam menentukan stressor seseorang yang mempunyai aktivitas bekerja di luar rumah memungkinkan mendapat pengaruh yang banyak dari teman dan berbagai informasi serta pengalaman dari orang lain yang dapat mempengaruhi cara pandang seseorang dalam menerima stressor dan mengatasinya. Dukungan materil yang diberikan anggota keluarga untuk mewujudkan suatu rencana merupakan hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau pengaruh pada tingkah laku seseorang.
i. Jenis Kelamin Gangguan kecemasan lebih sering dialami wanita daripada pria. Perempuan memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan subjek berjenis kelamin laki-laki. Dikarenakan perempuan lebih peka dengan emosinya, yang pada akhirnya peka juga terhadap perasaan cemasnya. Perbedaan ini bukan hanya dipengaruhi oleh faktor emosi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor kognitif. Perempuan cenderung melihat hidup atau peristiwa yang dialaminya dari segi detail, sedangkan laki-laki cara berpikirnya cenderung global atau tidak detail. individu yang melihat lebih detail, akan juga lebih mudah dirundung oleh kecemasan karena informasi yang dimiliki lebih banyak dan itu akhirnya bisa benar-benar menekan perasaannya.
15
3. Tanda dan Gejala pada Kecemasan Menurut Marlidawani, et al. (2012) tanda dan gejala kecemasan terbagi atas tiga respon: a. Respon fisik yang mungkin ditemukan antara lain : Sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, konstipasi, gelisah, berkeringat, tremor, sakit kepala dan sulit tidur. b. Respon kognitif 1) Lapangan persepsi menyempit 2) Tidak mampu menerima rangsangan luar 3) Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya c. Respon perilaku dan emosi 1) Gerakan tersentak-sentak 2) Bicara berlebihan dengan cepat 3) Perasaan tidak aman
4. Tingkat Kecemasan Menurut Marlindawani, et al. (2012)mengidentifikasi kecemasan dalam tiga tingkatan: a. Cemas Ringan Cemas yang normal yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Cemas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan kreativitas. b. Cemas Sedang Cemas yang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. c. Cemas Berat Cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi seseorang, individu cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal yang lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
16
ketegangan, individu ini memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. d. Panik Tingkat panik dari suatu kecemasan berhubungan dengan terperangah, ketakutan, teror. Rincian terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian.
Dengan
panik,
terjadi
peningkatan
aktivitas
motorik,
menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan yang sangat dan bahkan kematian.
5. Alat Ukur Kecemasan Menurut Kaplan dan Saddok (1998, dalam Naim, 2010) Kecemasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan instrumen Hamilton anxiety rating scale, Analog Anxiety Scale, Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) dan Trait Anxity Inventory Form Z-I (STAI form Z-I).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen Zung Self-Ratting Anxity Scale (ZSAS), yang merupakan instrumen yang dirancang untuk meneliti tingkat kecemasan secara kuantitatif, kemudian dilakukan beberapa modifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Instrumen ZSAS dikembangkan oleh William W.K Zung (1997), dikembangkan berdasarkan gejala kecemasan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-II).
Batasan keadaan kecemasan adalah suatu pengalaman manusia universal berbentuk respon emosional yang tidak menyenangkan, ditandai oleh perasaan takut dan khawatir terhadap ancaman bahaya yang tidak teridentifikasi dan bersumber pada konflik-konflik di dalam diri sendiri, disertai gejala-gejala fisik
17
Disebabkan rangsangan sistem syaraf simpatik. Berdasarkan analisis statistik, ZSAS mampu membedakan dengan jelas penderita kecemasan dengan diagnosa lain dan juga hubungan antara setiap pertanyaan dengan total skor yang didapat adalah bermakna (Na’im, 2010).
C. Kecemasan pada Ibu Hamil Trimester III 1. Defenisi Kecemasan pada ibu hamil trimester III adalah suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh rasa ketakutan serta gejala fisik yang menegangkan serta tidak diinginkan yang dialami oleh ibu hamil pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40 kehamilan (Remarniasih, 2014).
2. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Faktor-faktor yang meningkatkan kecemasan pada ibu hamil diantaranya pendidikan, pendapatan, dukungan sosial, kekhawatiran yang berkaitan dengan kesehatan janin, takut melahirkan bayi cacat, kehamilan pertama, kehamilan yang tidak direncanakan dan riwayat keguguran sebelumnya merupakan faktor risiko yang mempengaruhi intensitas kekhawatiran ibu hamil (Resmaniasih, 2014).
Sumber lain menyebutkan bahwa paritas dan kunjungan ANC juga merupakan faktor penyebab kecemasan. Setiap kehamilan dan persalinan mempunyai sifat dan kondisi tersendiri yang berbeda sehingga kecemasan bisa terjadi pada primigravida maupun multigravida. Namun kemampuan ibu untuk beradaptasi juga berperan dalam menciptakan kondisi psikologisnya. Primigravida lebih membutuhkan usaha keras daripada multigravida yang sudah berpengalaman sebelumnya. Dalam kehamilan asuhan antenatal yang telah diterima oleh ibu juga sangat berperan karena dalam perawatan antenatal sudah dipantau kemajuan kehamilan yang memastikan kesehatan ibu dan pertumbuhan janinnya. Dengan demikian ibu bersalin yang melakukan pengawasan antenatal cukup dianggap telah memahami peristiwa kehamilan (Resmaniasih, 2014).
18
Pendapat lain juga menyebutkan bahwa faktor gravida juga dapat mempengaruhi kecemasan
pada
kehamilan.Ibu
yang
pernah
hamil
dan
melahirkan(multigravida)sudah berpengalaman dalam menghadapi proses yang terjadi saat persalinan dan melahirkan, maka mereka akan lebih bisa memahami dan merasa lebih tenang. Sedangkan pada ibu primigravida atau ibu yang baru pertama kali hamil dan belum pernah melahirkan, kehamilan dan persalinan merupakan hal asing bagi mereka, apalagi bila pernah mendengar trauma atau kegagalan dalam kehamilan dan persalinan, hal ini dapat menimbulkan kecemasan (Resmaniasih, 2014).
3. Dampak Kecemasan Kecemasan antenatal dianggap faktor risiko terhadap masalah kesehatan mental ibu, seperti meningkatkan kemungkinan depresi pasca melahirkan selanjutnya. Studi longitudinal telah menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan dari ibu hamil dengan kecemasan tinggi akan berisiko lebih besar mengalami masalah perilaku pada masa neonatus dan balita(Resmaniasih, 2014). Begitu juga dengan kecemasan spesifik seperti takut melahirkan bayi cacat berhubungan dengan peningkatan kortisol saliva pada masa neonatus. Hal tersebut sangat jelas bahwa mekanisme peningkatan kecemasan dapat memicu hasil yang merugikan, yang dipicu oleh over-stimulasi dari hipotalamushipofisis-adrenal (HPA), dengan peningkatan sekresi gluco-corticoids seperti kortisol, terdapat penelitian yang menghubungkan peningkatan resiko kelahiran prematur terhadap peningkatan skor kecemasan antara trimester II dan III (Resmaniasih, 2014).
4. Cara Mengatasi Kecemasan Kecemasan seseorang dapat dikurangi dengan melakukan respon perilaku adaptif atau positif lewat sebuah pembelajaran sehingga seseorang dapat belajar dan beradaptasi. Terapi-terapi tersebut dikenal dengan terapi komplementer yang dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan dengan menciptakan suasana
19
relaksasi. Diantaranya adalah relaksasi otot pregresif visualisasi, aromaterapi, yoga, meditasi, terapi musik, pernapasan diafragma (Resmaniasih, 2014). D. Aromaterapi Lavender 1. Definisi Aromaterapi merupakan suatu metode yang menggunakan essential oil untuk meningkatkan kesehatan fisik dan juga mempengaruhi kesehatan emosi seseorang. Essential oil merupakan minyak alami yang diambil dari tanaman aromatik. Minyak jenis ini dapat digunakan sebagai minyak pijat (massage), inhalasi, produk untuk mandi dan parfum (Koensoemardiyah, 2009). Essential oil adalah bahan berbau yang dihasilkan oleh bahan alam yang menghasilkan senyawa yang beraroma adalah tanaman. Karena bahan yang mengandung aroma itu biasanya bahan tanaman (herbs) maka aromaterapi digolongkan dalam terapi herbal, yaitu terapi yang menggunakan tanaman atau bahan tanaman sebagai sarana pengobatan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan bahan tanaman adalah minyak yang terkandung dalam tanaman tersebut (Koensoemardiyah, 2009).
Aromaterapi merupakan terapi yang munggunakan essential oil atau sari minyak murni untuk membantu memperbaiki semangat, membangkitkan semangat, menyegarkan serta menenangkan jiwa dan raga. Kata aroma berarti bau wangi atau keharuman dari tumbuhan. Kadang, aroma ini bisa kita temukan di halaman rumah kita sendiri seperti aroma bunga melati atau mawar misalnya. Alam memang merupakan sebuah “lemari obat” yang sangat besar yang dapat kita manfaatkan. Sementara terapi adalah upaya membangkitkan semangat, menyegarkan dan menjaga kesehatan pikiran, jiwa dan raga, serta merangsang proses penyembuhan dengan menggunakan essential oil (Hutasoit, 2002)
Essential oilyang digunakan disini merupakan cairan hasil sulingan dari berbagai jenis bunga, akar, pohon, biji, getah, daun dan rempah-rempah, yang memiliki khasiat untuk mengobati. Penggunaan
essential oilsecara rutin dapat
menyamarkan suasana hati dan pikiran, memperbaiki kondisi kesehatan dan juga
20
meningkatkan kepekaan. Essential oil mempengaruhi kita dengan 3 cara: secara fisik-tubuh, kulit, rambut dan organ tubuh, secara energi-aura dan pikiran secara sadar dan dibawah sadar (Hutasoit, 2002).
Minyak lavender adalah merupakan hasil ekstraksi dengan destilasi uap bunga dari tanaman lavandula agustifolia. Bunga lavender memiliki 25-30 spesies, beberapa diantaranya adalah Lavandula angustifolia, lavandula lattifolia, lavandula stoechas (Fam. Lamiaceae). Penampakan bunga ini adalah berbentuk kecil, berwarna ungu kebiruan, dan tinggi tanaman mencapai 72 cm. Asal tumbuhan ini adalah dari wilayah Selatan Laut Tengah sampai Afrika tropis dan ke Timur sampai India. Lavender termasuk tumbuhan menahun, tumbuhan dari jenis rumput-rumputan, semak pendek dan semak kecil. Tanaman ini juga menyebar di Kepulauan Kanari, Afrika Utara dan Timur, Eropa selatan, Mediterania, Arabia dan India. Karena telah ditanam dan dikembangkan di taman-taman di seluruh dunia. tumbuhan ini sering ditemukan tumbuh liar di daerah di luar daerah asalnya (Nelson, 2013).
Tanaman ini tumbuh baik pada daerah dataran tinggi, dengan ketinggian berkisar antara 600-1.350 m di atas permukaan laut. Untuk mengembangbiakkan tanaman ini tidaklah sulit, dimana menggunakan biji dari tanaman lavender yang sudah tua dan disemaikan. Bila sudah tumbuh, dapat dipindahkan ke polybag. Bila tinggi tanaman telah mencapai 15-20 cm, dapat dipindahkan ke dalam pot atau bisa ditanam di halaman rumah (Nelson, 2013).
Nama lavender berasal dari bahasa Latin “lavera” yang berarti menyegarkan dan orang-orang Roma telah memakainya sebagai parfum dan minyak mandi sejak zaman dahulu. Bunga lavender dapat digosokkan ke kulit, selain memberikan aroma wangi, lavender juga dapat menghindarkan diri dari gigitan nyamuk. Bunga lavender kering dapat diolah menjadi teh yang dapat kita konsumsi. Manfaat lain bunga lavender adalah dapat dijadikan minyak esensial yang sering dipakai sebagai aromaterapi karena dapat memberikan manfaat relaksasi dan
21
memiliki efek sedasi yang sangat membantu pada orang yang mengalami insomnia. Minyak esensial dari lavender biasanya diencerkan terlebih dahulu dengan minyak lain dari tumbuh-tumbuhan (carrier oil) seperti sweet almond oil, apricot oil, dan grapeseed oil agar dapat diaplikasikan pada tubuh untuk massage aromaterapi (Dewi,2013).
2. Zat yang Terkandung pada Minyak Lavender Kandungan kimia dari lavandula angustifolia ini sangatlah bervariasi tergantung dari musim dan maturasi dari tanaman tersebut sewaktu dipanen. Selain itu cara ekstraksi juga sangatlah berpengaruh terhadap konsentrasi zat yang terdapat dalam minyak atsirinya (Chu, et al. 2001 dalam Nelson, 2013). Tetapi dengan metode destilasi uap minyak atsirinya dapat mengandung alfa-terpinol, linalool dan linalil asetat dalam konsentrasi yang paling tinggi dibandingkan dengan metode destilasi air superfisial (Chu, et al. 2001 dalam Nelson, 2013).
Nama minyak atsiri dari Lavandula angustifoliaadalah minyak lavender dan biasanya diperoleh dengan ekstraksi dari bunga segar dan dari kumpulan bunga pada tangkainya dengan menggunakan metode destilasi uap. Kandungan minyak atsiri yang didapat dengan metode ini adalah 1-3% (WHO monograph, 2007 dalam gruenwald, et al. 2009).Kandungan utama penyusun minyak lavender adalah linalool 26 – 49 % (Price, 2000), 25 – 38% (Bowels, 2003) dan linalil asetat 36 – 53% (Price, 2007), 25 – 45% (Bowels, 2003). Kandungan lengkap dari minyak lavender dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
22
Tabel 2.1 KomposisiMinyak Lavender Keluarga Hidrokarbon
Alkohol
Aldehida (2%)
Esters (40-55%)
Oksida
Keton
Lakton, kaumarin (0,3%)
Sumber: Price, 2007
Komposisi Monoterpena - α-pinena - Cis-ocimena - trans-β-ocimena - Limonena - Cis- β-limona - β-pinena - Camphena - σ-3-carena - Allo-ocimena 2. Seskuiterpena - β-cariopillena - β-farnesena
1.
Monoterpenol - Linalool - Terpinen-4-ol - α-terpineol - Borneol - Geraniol - Lavandulol 1. Monoterpenal - Mirtenal - Neral dan geranial 2. Aromatik - Kuminal - Benzaldehida 1. Monoterpenil - Linalil asetat - lavandulil asetat - Terpenil asetat - Geranil asetat 1. Monoterpenoid - 1,8-sineol - linalool oksida 2. Seskuiterpenoid - Kariofilena oksida 1. Monoterpenon - Kamfor 2. Lain-lain - Oktanon - Unsur-renik herniarin - Unsur-renik butanolid - Koumarin - Umbelliferon - Santonin
Jumlah 4 – 5% 0,02 – 1,1% 1,3 – 10,9% 0,8 – 5,8% 0,2 – 7% 1,3 – 10,0% 0,1 – 0,2% 0,1 – 0,3% 0,5% <1%
2,6-7,6% 1%
1.
26 – 49% 0,03 – 6,4 % 0,1 – 1,4% 1% 0,5 – 1,5%
0,1% 0,4% 0,4% 0,2% 36 – 53% 36 -53% 0,2 – 5,9% 0,5% 0,5% 0,5 – 2,5% Tidak terlacak Tidak terlacak <1% 0,5 – 3% Tidak terlacak Tidak terlacak 0,04% Tidak terlacak Tidak terlacak
23
Kandungan terbesar dari minyak lavender ini adalah linalool dan linalil asetat. Linalool memiliki struktur monoterpenol yang merupakan struktur alkohol dengan cirinya memiliki rantai hidroksil (-OH) yang berikatan dengan struktur terpen. Struktur alkohol ini sangat baik sebagai tonik untuk sistem sarat dan dapat menstimulasi respon imunitas tubuh (Pengelly, 2003).
Diteliti efek dari tiap kandungan bunga lavender untuk mencari tahu zat mana yang memiliki efek anti-anxiety(efek anti cemas/relaksasi) menggunakan Geller conflict testdan Vogel conflict test. Cineol, terpinen-4-ol, alpha-pinene, dan betamyrcene tidak menghasilkan efek anti cemas yang signifikan pada tes Geller. Linalil asetat sebagai salah satu kandungan utama pada lavender tidak menghasilkan efek anti cemas yang signifikan pada kedua tes. Borneol dan camphene memberikan efek anti cemas yang signifikan pada tes Geller, tapi tidak signifikan pada tes Vogel. Linalool, yang juga merupakan kandungan utama pada lavender, memberikan hasil yang signifikan pada kedua tes. Dapat dikatakan, linalool adalah kandungan aktif utama yang berperan pada efek anti cemas (relaksasi) pada lavender (Dewi, 2013).
3. Efek Farmakologi Untuk Relaksasi Sifat farmakologi dari minyak lavender dalam menimbulkan efek relaksasi di pengaruhi oleh kandungan terbesarnya yaitu linalool dan linalil asetat serta sedikit dipengaruhi oleh kandungan geraniolnya. Efek farmakologi dalam menimbulkan relaksasi secara fisik dan psikologis dari minyak lavender ini cukup lengkap.
Menurut Price (2007 dalam Nelson, 2013) berikut ini efek farmakologi untuk relaksasi yang bisa ditimbulkan oleh minyak lavender: a.
Memiliki sifat analgesik
b.
Memiliki sifat menenangkan
c.
Memiliki efek sedatif
24
d.
Antidepresan
e.
Antiansietas
f.
Memiliki sifat antispasmodik (menurunkan kontraktilitas otot lurik)
g.
Menyeimbangkan sisitem saraf tepi
h.
Meningkatkan daya kontraksi
Secara farmakologis minyak lavender memang memiliki efek teraupetik yang cukup luas dalam mempengaruhi sistem saraf simpatis, parasimpatis dan sistem limbik.
4. Cara Penggunaan Aromaterapi Terapi aroma dapat digunakan melalui berbagai cara yaitu melalui: a. Inhalasi Inhalasi merupakan salah satu cara yang di perkenalkan dalam penggunaan metode terapi aroma yang paling simpel dan cepat. Inhalasi juga merupakan metode yang paling tua dalam penggunaan aromaterapi. Aromaterapi masuk dari luar tubuh ke dalam tubuh dengan satu tahap dengan mudah, melewati paru-paru di alirkan ke pembuluh darah melalui alveoli (Koensoemardiyah, 2009).
Hidung mempunyai dua fungsi yang jelas yaitu sebagai penghangat dan penyaring udara yang masuk, dimana merupakan salah satu bagian dari sistem olfactory. Inhalasi sama dengan penciuman, dimana dapat dengan mudah merangsang olfactory setiap kali bernafas dan tidak akan mengganggu pernafasan normal apabila mencium bau yang berbeda dari minyak esensial (koensoemardiyah, 2009).Bagaimanapun aroma dapat memberikan efek yang cepat dan kadang hanya dengan memikirkan baunya dapat memberikan bau yang nyata. Bau cepat memberikan efek terhadap fisik dan psikologis (koensoemardiyah, 2009).
25
Cara inhalasi biasanya di peruntukkan untuk seorang klien, yaitu dengan menggunakan cara inhalasi langsung tetapi cara inhalasi dapat juga di gunakan secara bersamaan misalnya dalam satu ruangan. Metode tersebut disebut inhalasi tidak langsung.
Adapun
cara
penggunaan
aromaterapi
secara
langsung
menurut
koensoemardiyah (2009) adalah sebagai berikut: 1) Dengan bantuan botol semprot Botolsemprot (spray bottle) biasa digunakan untuk menghilangkan udara yang berbau kurang enak pada kamar pasien. Dengan dosis 10-12 tetes dalam 250 ml air, setelah dikocok kuat-kuat terlebih dahulu, kemudian disemprotkan ke kamar pasien.
2) Dihirup melalui tissue Inhalasi dari kertas tissue yang mengandung minyak atsiri 5-6 tetes (3 tetes pada anak kecil, orang tua, atau wanita hamil) sangat efektif bila dibutuhkan hasil yang cepat (immediate result), dengan 2-3 kali tarikan nafas dalam-dalam. Untuk mendapatkan efek yang panjang, tissue dapat diletakkan di dada sehingga essential oil yang menguap akibat panas badan tetap terhirup oleh nafas pasien.
3) Penguapan Cara ini digunakan untuk mengatasi problem respirasi dan masuk angin (common cold). Untuk kebutuhan ini digunakan suatu wadah dengan air panas yang kedalamannya diteteskan essential oilsebanyak 4 tetes, atau 2 tetes untuk anak dan wanita hamil. Kepala pasien menelungkup diatas wadah dan disungkup dengan handuk sehingga tidak ada uap yang keluar dan pasien dapat menghirupnya secara maksimal. Selama penanganan pasien diminta untuk menutup matanya. Untuk mengobati pasien asmatik hanya digunakan 1 tetes karena bila terlalu banyak maka ia akan tersedak.Mengisi wadah tungku dengan air 5cc, kemudian menambahkan
26
1-5 tetes minyak esensial dalam anglo pemanas atau penguapan yang telah diisi air tersebut, selanjutnya menyalakan lilin di bawah mangkuk tersebut, Letakkan alat tersebut di samping atau sejajar kepala pasien. Anjurkan pasien menghirup selama 10 menit. Ajurkan pasien untuk menutup mata dan melepaskan kontak lensa atau kacamata selama inhalasi, karena dapat menyebabkan pedih.
5. Kerja Ekstrak Lavender Sebagai Media Relaksasi Mekanisme kerja bahan aromaterapi lavender adalah melalui sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman.Organ penciuman merupakan satu-satunya indera perasa dengan berbagai reseptor saraf yang berhubungan langsung dengan dunia luar dan merupakan saluran langsung ke otak, hanya sejumlah 8 molekul sudah dapat memicu impuls elektrik pada ujung saraf. Dibutuhkan kurang lebih sekitar 40 ujung saraf yang harus di rangsang sebelum seseorang sadar baru apa yang sedang dicium.
Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap langsung ke udara. Apabila masuk ke rongga hidung melalui pernafasan, akan diterjemahkan oleh otak sebagai proses penciuman. Proses penciuman terbagi akan tiga tahap: a. Penerima molekul bau tersebut oleh saraf olfactory epithelium, yang merupakan suatu reseptor yang berisi 20 juta ujung saraf. b. Ditransmisikannya bau tersebut sebagai pesan ke pusat penciuman yang terletak pada bagian belakang hidung. Pusat penciuman ini hanya sebesar biji buah delima pada pangkal otak. Pada tempat ini berbagai sel neuron menginterpretasikan bau tersebut dan mengantarkanya ke sistem limbik yang selanjutnya akan dikirim ke hipotalamus untuk diolah. Bila minyak esensial dihirup, molekul yang mudah menguap akan membawa unsur aromatik yang terdapat dalam kandungan minyak tersebut ke puncak hidung. c. Rambut getar yang terdapat didalamnya akan berfungsi sebagai reseptor, akan mengantarkan pesan elektrokimia ke pusat emosi dan daya ingat seseorang yang selanjutnya akan mengantarkan pesan balik ke seluruh tubuh
27
melalui sistem sirkulasi. Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan dikonversikan menjadi suatu aksi dengan pelepasan substansi neurokimia berupa perasaan senang, rileks, tenang.Melalui penghirupan sebagian molekul akan masuk ke paru-paru. Molekul aromatik akan diserap oleh lapisan mukosa pada saluran pernafasan, baik pada bronkus atau pada cabang halusnya (bronchiole) kemudian terjadi pertukaran gas di dalam alveoli, molekul tersebut akan diangkat oleh sistem sirkulasi darah di dalam paru-paru. Pernafasan yang dalam akan meningkatkan jumlah bahan aromatik yang ada ke dalam tubuh. Respon bau yang dihasilkan akan merangsang kerja sel neurokimia otak (Guyton & Hall, 2007)
Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek menenangkan. Menurut penelitian yang dilakukan terhadap tikus, minyak lavender memiliki efek sedasi yang cukup baik dan dapat menurunkan aktivitas motorik mencapai 78%, sehingga sering digunakan untuk manajemen stres. Beberapa tetes minyak lavender dapat membantu menanggulangi insomnia, memperbaiki mood seseorang, dan memberikan efek relaksasi(Dewi, 2013).
Penelitian lain yang dilakukan terhadap manusia mengenai efek aromaterapi lavender untuk relaksasi, kecemasan, mood, dan kewaspadaan pada aktivitas EEG (Electro Enchepalo Gram) menunjukkan terjadinya penurunan kecemasan, perbaikan mood, dan terjadi peningkatan kekuatan gelombang alpha dan beta pada EEG yang menunjukkan peningkatan relaksasi. Didapatkan pula hasil yaitu terjadi peningkatan secara signifikan dari kekuatan gelombang alpha di daerah frontal, yang menunjukkan terjadinya peningkatan rasa kantuk (Dewi, 2013).
6. Manfaat Ekstrak Lavender Minyak lavender berwarna jernih sampai kuning pucat dengan bau wangi yang sangat khas. Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek sedatif, hypnotic, dan anti-neurodepresivebaik pada hewan maupun pada manusia. Karena minyak lavender dapat memberi rasa tenang,
28
sehingga dapat digunakan sebagai manajemen stres. Kandungan utama dalam minyak lavender adalah linalool asetat yang mampu mengendorkan dan melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf dan otot-otot yang tegang. Dikatakan juga linalool menunjukkan efek hypnoticdan anticonvulsivepada percobaan menggunakan tikus. Karena khasiat inilah bunga lavender sangat baik digunakan sebagai aromaterapi. Selain itu, beberapa tetes minyak lavender dapat membantu menanggulangi insomnia, memperbaiki moodseseorang, menurunkan tingkat kecemasan,
meningkatkan
tingkat
kewaspadaan,
dan
tentunya
dapat
memberikan efek relaksasi (Dewi, 2013)
E. Kerangka konsep Skema 2.1 KerangkaKonsepPenelitian
Tingkat kecemasan Aromaterapi Lavender
-Sebelum -Sesudah
-
F. Hipotesis Ha : Ada pengaruh aromaterapi lavender dalam menurunkan kecemasan ibu hamil trimester III.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian, yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian (Dharma, 2011).Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain Quasi eksperiment dengan bentuk rancangan one-groupe pre-post test design yang bertujuan untuk melihat pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan kecemasan ibu primigravida trimester III di Wilayah kerja Puskesmas Ulumahuam Kabupaten Labuhanbatu. Penelitian ini menggunakan satu kelompok yaitu kelompok intervensi. Rancangan penelitian dapat di gambarkan sebagai berikut:
Skema 3.1 Desain Penelitian
Pre test
Perlakuan
01
X
post test 02
Sumber : Setiadi, 2007 Keterangan: 01
: Pengukuran pertama (sebelum )
X
: Perlakuan
02
: Pegukuran kedua (sesudah)
29
30
B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu primigravidatrimester III yang berada di wilayah kerja Puskesmas Ulumahuam sebanyak 42 orang Tahun 2015.
2. Sampel Sampel pada penelitian ini adalah ibu primigravida trimester III di wilayah kerja puskesmas. Dengan cara non probability sampling (purposive sampling) yaitu suatu pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri-ciri atau kriteria inklusi yang telah ditetapkan (Notoadmodjo, 2002) a. Kriteria inklusi Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang ditemui saat dilakukan penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut: 1) Ibu hamil berusia 20-35 tahun (Mellya, 2001) 2) Ibu hamil yang tidak alergi terhadap aromaterapi lavender 3) Ibu bersedia menjadi responden 4) Ibu yang mengalami kecemasan sedang
Rumus pengambilan sampel (Asmoro, 2002) ( =⦋ =⦋
( ,
+ ,
d ,
= [4,72]²
)x )
,
,
⦌²
⦌²
= 22
Keterangan n : Perkiraan jumlah sampel Zα : Kesalahan Tipe 1(2,58) Zβ: Kesalahan Tipe 2(1,64)
31
Sd : Simpangan Baku d : Selisih rerata kelompok
Jadi jumlah sampel yang ingin dicapai dalam penelitian ini setelah didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri-ciri atau kriteria inklusi yang telah ditetapkan adalah sebanyak 22 orang. Untuk mengantisipasi sampel yang gugur selama penelitian ini di tambah sebanyak 10% dari jumlah sampel, sehingga jumlah sampel seluruhnya adalah n= 22+(10% x 22) = 22+ 3= 25 orang
C. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2015.
D. Waktu Penelitian Penelitian di mulai periode 5 juni - 23 Juni Tahun 2015
32
E. Defenisi Operasional Tabel 3.1. DefinisiOperasional Variabel Variabel Independent Aromaterapi lavender Variabel Dependent Tingkat kecemasan ibu trimester III dalam menghadapi persalinan
Defensis Operasional Terapi yang diberikan kepada ibu hamil berupa minyak essensialyang berasal dari tumbuhan lavender yang bermanfaat untuk merileksasikan pikiran dan menenangkan perasaan Perasaan atau kondisi psikologis ibu yang tidak menyenangkan dikarenakan adanya perubahan fisiologis yang menyebabkan ketidakstabilan kondisi psikologis disertai gejala berupa respon fisiologi, perilaku kognitif dan afektifdan terjadi saat individu mengalami tekanan perasaan, frustasi, khawatir, serta ketakutan dalam menghadapi proses persalinan pada usia kehamilan trimester III
Alat Ukur -
Hasil Ukur -
kuesioner hasil modifikasi skala ZSAS sebanyak 20 pernyataan 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat 4 = berat sekali
Skor tingkat kecemasan interval selanjutnya di kelompokkan menjadi 0= Tidak cemas (20 – 40) 1= Cemas ringan (41 – 60) 2= Cemas sedang (61 – 80) 3= Cemas berat (81 -100)
Skala -
Interval
F. Aspek Pengukuran Untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan kecemasan maka responden diukur terlebih dahulu tingkat kecemasan sebelum diberikan aromaterapi lavender. Pemberian aromaterapi dilakukan dengan inhalasi atau dihirup dengan menggunakan kertas tissu, cara nya teteskan 3 tetes essential oil pada tissu, anjurkan pasien menghirup selama 10 menit lalu kemudian peneliti melakukan observasi, dilakukan selama 4 hari berturut-turut. Untuk mengukur kecemasan ibu hamil digunakan alat ukur berupa rentang cemas dengan menggunakan skala ZSAS dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar pernyataan untuk megukur tingkat kecemasan ibu hamil trimester III, yang terdiri dari 20 pernyataan dengan karakteristik kecemasan meliputi 5 sikap dan 15 gejala somatik.
33
G. Alat dan Prosedur Penelitian 1. Alat Penelitian a. Aromaterapi lavender Terapi menggunakan essential oil dilakukan dengan inhalasi cara nya teteskan 3 tetes minyak esensial pada tissu selama 10 menit dengan 2-3 kali tarikan nafas dalam. b. Kuesioner Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuisioner yang diadopsi dan dimodifikasi dari peneliti lain yang berhubungan dengan kecemasan yang meneliti tentang “pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan di wilayah kerja
Puskesmas
Ulumahuan
Kecamatan
Silangkitang
Kabupaten
Labuhanbatu selatan Tahun 2015”Kuesioner terbagi dalam 2 bagian yaitu : 1) Kuesioner Karakteristik Responden Kuesioner ini berisi pertanyaan tentang karakteristik responden yang meliputi: Kode responden, alamat, umur,pendidikan terakhir, pekerjaan.
2) Kuisioner Kecemasan Kuisioner ini hasil modifikasi ZSAS dengan menggunakan kuisioner yang berisi daftar pernyataan untuk mengukur tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III. Kuisioner ini terdiri dari 20 butir pernyataan dengan karakteristik kecemasan meliputi 5 sikap dan 15 gejala somatik dan digolongkan ke dalam empat tingkatan cemas yaitu tidak ada kecemasan, cemas ringan, cemas sedang dan cemas berat. Responden memilih satu dari lima pilihan jawaban yang ada pada kuisioner dengan menggunakan Skala Likert, dimana digunakan skoring atau nilai jawaban sebagai berikut:
34
Untuk alternatif jawaban selalu diberikan skor 5 untuk pernyataan positif dan skor 1 untuk penyataan negatif, untuk alternatif jawaban sering diberikan skor 4 untuk penyataan positif dan skor 2 untuk pernyataan negatif, untuk alternatif jawaban kadang diberikan skor 3 untuk pernyataan positif dan skor 3 untuk pernyataan negatif, untuk alternatif jawaban jarang diberikan skor 2 untuk pernyataan positif dan skor 4 untuk penyataan negatif, untuk alternatif jawaban tidak pernah diberikan skor 1 untuk pernyataan positif dan skor 5 untuk pernyataan negatif (Nursalam, 2003).
Rumus statistik menurut Notoatmodjo (2005) sebagai berikut : P= Keterangan: P
= Panjang kelas interval
Rentang
= Nilai skor terbesar dikurangi nilai skor terkecil
Banyak kelas
= Jumlah kategori kelas yang diinginkan dalam hal ini adaempat, yaitu tidak cemas, cemas ringan, cemas sedang dan cemas berat.
Sehingga dari rumus diatas diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut: Nilai 20 – 40
:Tidak cemas
Nilai 41 – 60
:Cemas ringan
Nilai 61 – 80
:Cemas sedang
Nilai 81 – 100 :Cemas berat
c. Uji Validitas dan Uji Reabilitas Apabila instrumen data sudah ada yang standar, maka bisa digunakan oleh peneliti (Suryono, 2011). Pada penelitian ini, peneliti tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas karena peneliti menggunakan alat ukur ZSAS yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebelumnya.
35
1) Uji validitas Berdasarkan penelitian yang dilakukan Na’im (2010) Taraf kepercayaan yang digunakan dalam uji validitas item adalah 95% dengan jumlah responden 15 (N=15). 2) Uji Reliabilitas Berdasarkan penelitian yang dilakukan Na’im (2010) uji skala ZSAS menunjukkan reliabilitas 0,87.
2. Prosedur Penelitian a. Prosedur Administratif 1) Permohonan ijin penelitian yang ditujukan kepada Kepala Puskesmas Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebagai tempat penelitian. 2) Sosialisasi penelitian kepada bagian KIA yaitu bidan koordinator dan staf. 3) Persamaan persepsi dengan asisten peneliti dengan memberikan penjelasan terkait dengan penelitian dan prosedur penelitian.
b. Pelaksanaan 1) Peneliti mengumpulkan data tentang ibu hamil trimester III dari catatan yang ada di puskesmas. 2) Melakukan penapisan terhadap calon sampel untuk memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. 3) Peneliti menemui calon responden, kemudian memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur penelitian 4) Peneliti meminta ibu hamil menandatangani lembar informed consent bagi yang bersedia menjadi responden penelitian. 5) Peneliti menjelaskan tentang cara pengisian kuesioner kepada responden. 6) Pengkajian kecemasan sebelum pelaksanaan penelitian pada responden dengan memberikan kuesioner pre test.
36
7) Mengukur hasil skor kecemasan, dan memilih responden dengan tingkat kecemasan yang sama sesuai dengan jumlah penghitungan sampel yang telah ditentukan. 8) Setelah selesai mengisi kuesioner maka responden diberi perlakuan terapi aromaterapi lavender
yang diberikan selama 10 menit dilanjutkan
dengan diskusi, memberi kesempatan ibu untuk bertanya dan menceritakan perasaannya setelah dilakukan pemberian aromaterapi.
c. Personalia Pengumpul Data Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh bidan desa yang bertugas sebagai pemberi penyuluhan kelas ibu hamil di masing-masing desa dengan kualifikasi pendidikan Diploma III Kebidanan. Bidan diberi arahan tentang cara mengisi kuesioner setelah memiliki persepsi yang sama dengan peneliti maka bidan tersebut dilibatkan dalam pengumpulan data.
H. Etika Penelitian Penelitian keperawatan pada umumnya melibatkan manusia sebagai subjek penelitian. Oleh karena itu pertimbangan etik penelitian menjadi perhatian peneliti. Peneliti menyakinkan bahwa responden terlindungi dengan memenuhi prinsip etik. Untuk itu penelitimeminta persetujuan keikutsertaan pada subjek penelitian sebelum penelitian dilakukan melalui informend consent.
Secara umum menurut Polit dan Beck(2006, dalam Dharma, 2011) terdapat empat prinsip utama dalam etik penelitian keperawatan yaitu: 1. Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect for human dignity) Penelitian harus dilakukan tanpa adanya paksaan, dimana subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomy). Subjek berhak memperoleh informasi yang jelas tentang pelaksanaan penelitian meliputi tujuan dan manfaat penelitian, prosedur penelitian, resiko penelitian, keuntungan yang mungkin di dapat dan kerahasiaan informasi. Setelah mendapatkan informasi yang jelas subjek menentukan apakah
37
ikut atau menolak penelitian, yang tertuang dalam pelaksanaan informedconsent. Sesuai dengan prinsip tersebut, dalam penelitian ini responden diberikan penjelasan mengenai pelaksanaan penelitian, dan setelah menyetujui responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi subjek penelitian.
Informed consent adalah persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap dan terbuka dari peneliti tentang keseluruhan pelaksanaan penelitian. Berbagai hal yang berhubungan dengan informed consent antara lain (Dharma, 2011) : a. Mempersiapkan formulir persetujuan yang akan ditandatangani oleh subjek penelitian. b. Memberikan penjelasan langsung kepada subjek mencakup seluruh penjelasan pemahaman yang tertulis dalam formulir informend consentdan penjelasan yang tertulis dalam formulir informed consentdan penjelasan lain yang diperlukan untuk memperjelas pemahaman subjek tentang pelaksanaan penelitian. c. Memberikan kesempatan kepada subjek untuk bertanya tentang aspek-aspek yang belum dipahami dari penjelasan peneliti dan menjawab seluruh pertanyaan subjek dengan terbuka. d. Memberikan waktu yang cukup kepada subjek untuk menentukan pilihan ikut atau menolak ikut serta sebagai subjek penelitian. e. Meminta subjek untuk menandatangani formulir informed consent, jika ia menyetujui untuk ikut serta dalam proses penelitian.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (Respect for privacy and confidentiality) Proses penelitian memungkinkan menyebabkan terbukanya informasi subjek, sehingga peneliti perlu merahasiakan sebagai informasi yang menyangkut privasi subjek, dengan cara meniadakan identitas seperti nama dan alamat subjek kemudian diganti dengan kode tertentu. Seperti pada pelaksanaan penelitian ini
38
lembar kuesioner diisi dengan menggunakan inisial untuk melindungi kerahasiaan dan informasi yang diberikan kepada responden.
3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect justice inclusiveness) Prinsip keadilan dan inklusivitas mengandung makna bahwa penelitian dapat memberikan keuntungan dan beban secara merata sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan subjek. Dalam penelitian ini hanya menggunakan kelompok perlakuan tanpa adanya pembanding, yang menjadi pembanding dalam penelitian ini adalah dirinya sendiri.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (Blancing harm and benefit). Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus mempertimbangkan manfaat yang sebenar-benarnyabagi subjek penelitian dan populasi dimana hasil penelitian akan diterapkan (benefience). Penelitian harus mempertimbangkan rasio antara manfaat dan kerugian/resiko dari penelitian yang akan dilakukan.
I. Pengolahan Dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Menurut Notoadmodjo (2010) setelah data-data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah mengolah data sedemikian rupa
dengan menggunakan
program komputer, langkah-langkah pengolahan tersebut adalah: a. Editing Setelah kuisioner diisi oleh responden peneliti melakukan cross check terhadap kelengkapan data yang diisi oleh responden sesuai dengan pernyataan di kuisioner, hal ini dilakukan untuk menghindari pengumpulan data berulang. Seluruh kuisioner yang telah terisi lengkap atau tidak ada yang gugur sehingga dapat dilanjutkan pada tahap selanjutnya
39
b. Coding Pemberian kode identitas responden untuk menjaga kerahasian dan mempermudah proses penelusuran biodata responden bila diperlukan. Setiap jawaban untuk memudahkan peneliti dengan mengubah data yang sudah diedit dalam bentuk angka, dengan memberikan kode pada usia <20 tahun diberi kode “1”, usia 21-35 tahun diberi kode “2” dan usia >35 tahun diberi kode “3”. Pendidikan terakhir responden untuk SD diberi kode “1”, untuk SMP diberi kode “2”, untuk SMA diberi kode “3”, untuk perguruan tinggi diberi kode “4”. Untuk pekerjaan responden untuk pegawai negeri diberi kode “1”, untuk wiraswasta diberi kode “2”, untuk ibu rumah tangga diberi kode “3”, untuk buruh diberi kode “4”, untuk lainnya diberi kode “5”.Untuk tingkat kecemasan ibu primigravida untuk tidak cemas diberi kode “0” dengan rentang 20-40, cemas ringandiberi kode “1” dengan rentang 41-60, untuk cemas sedang diberi kode “2” dengan rentang 61-80, untuk cemas berat diberi kode “3” dengan rentang 81-100.
c. Entri Data Setelah dilakukan pengelompokkan data, maka data umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, hasil jawaban kuisioner tingkat kecemasan sebelum pemberian aromaterapi lavender, hasil jawaban tingkat kecemasan setelah pemberian aromaterapi lavenderdimasukkan dalam komputer dengan menggunakan program spssdan diolah dengan menggunakan uji statistik wilcoxon dengan bantuan program komputerisasi.
d. Tabulating Setelah selesai memberikan penilaian kemudian dilakukan tabulasi dengan memasukkan semua jawaban ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk mempermudah analisa data lalu di interpretasikan.
40
2. Analisis Data Data dianalisis dan diinterpretasikan dengan menguji hipotesis menggunakan komputer SPSS dengan tahapan analisis sebagai berikut : a.
Analisis Univariat Statistik univariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa data dari suatu variabel yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian. Pada penelitian ini analisa data dengan metode statistik univariat digunakan untuk menjelaskan karakteristik dari responden penelitian meliputi umur, pendidikan terakhir, pekerjaan dalam bentuk nilai distribusi dan frekuensi.
b. Analisis Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara kedua variabel (Hastono, 2007). Kedua variabel yang ingin dibuktikan adalah pengaruharomaterapi lavenderdengan tingkat kecemasan ibu primigravida di
Puskesmas
Ulumahuam
Kecamatan
Silangkitang
Kabupaten
Labuhanbatu Selatan. Analisa data dilakukan dengan uji wilcoxon dengan tingkat kemaknaan 5% dan kekuatan uji 95%.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelahmelakukanpenelitiankelokasipenelitian, adapungambaranlokasidanhasilpenelitian
yang
dapatdisampaikanolehpenelitian
adalahsebagaiberikut: 1.
GambaranUmumLokasiPenelitian PuskesmasUlumahuammerupakansalahsatupuskesmas
yang
menjadipusatpembangunan, pembinaandanpelayanankesehatan.Puskesmasinimelayanikesehatanmasyarakat di
3
(tiga)
desayaituDesaRintis,
DesaUlumahuam,
Desa
Dame,Puskesmasinimulaiberdirisejaktahun PuskesmasUlumahuaminiterletak
di
Suka 2001.
Jalan
UjungPadang
no
40
DesaUlumahuamKecamatanSilangkitangkabupatenLabuhanbatuSelatan.Luasw ilayahkerjaPuskesmasUlumahuam 176,98 Ha denganjumlahpenduduk 24.046 jiwadankepadatanpenduduk
6,84%.
LuasbangunanPuskesmasUlumahuam
831,5m² denganluastanah 351,83 m. Penduduk yang berada di wilayah kerja puskesmas Ulumahuam sebagian besar bersuku batak dan jawa meskipun dalam pergaulan sehari-hari menggunakan bahasa daerah nya masing-masing dan bahasa indonesia pada saat diadakan acara-acara resmi.
Rata-rata penduduk memiliki tingkat pendidikan yang rendah kebanyakam dari mereka tidak memilih melanjutkan sekolah dikarenakan ekonomi dan keinginan untuk menikah.Adapun visi Puskesmas Ulumahuam Sebagai pusat pelayanan yang sistematis menuju Kecamatan sehat 2015 sedangkan misi Puskesmas Ulumahuam Sebagai pusat pelayanan yang sistematis menuju kecamatan sehat 2015 dengan cara Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di kecamatan Silangkitang, Mendorong kemandirian hidup sehat, Memelihara dan meningkatkan mutu serta pemerataan pelayanankesehatan,
41
memelihara dan meningkatkan kesejahteraan perorangan, keluarga dan masyarakat.
42
43
2.
AnalisisUnivariat a.
KaraktrisrikResponden Tabel 4.1 DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkan Karakteristikdi Puskesmas Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu SelatanTahun 2015 (n=25) Karakteristik Umur - < 20Tahun - 21-35Tahun Pendidikan - SMP - SMA - Perguruan Tinggi Pekerjaan - Pegawai Negeri - Wiraswasta - Ibu Rumah Tangga
f
(%)
1 24
4 96
7 5
52 28 20
13
1
4 6 18
24 72
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas umur responden 2135 tahun sebanyak 96%, pendidikan SMP sebanyak 52%, dan pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 72%.
b. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Kecemasan Responden Tabel 4.2 DistribusiFrekuensi Tingkat Kecemasan Responden Sebelum Pemberian Aromaterapi Lavender di Puskesmas Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2015 (n=25) Tingkat Kecemasan
F
(%)
Cemas sedang(61 – 80)
25
100
Berdasarkan
tabel
4.2
dapatdilihat
bahwa
tingkatkecemasansebelummendapatkantindakan pemberian aromaterapi lavender adalah cemas sedangsebanyak100%.
44
Tabel 4.3 DistribusiFrekuensi Tingkat Kecemasan Responden Sesudah Pemberian Aromaterapi Lavender di Puskesmas Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2015 (n=25)
Tingkat Kecemasan
f
(%)
Cemas ringan(41 – 60)
10
40
Cemassedang(61 – 80)
15
60
Berdasarkan
tabel
4.3dapatdilihat
bahwa
tingkatkecemasan
sesudahmendapatkantindakan pemberian aromaterapi lavender adalah cemas ringan sebanyak 40% dan cemas sedang sebanyak 60%.
3. Analisis Bivariat a. Tingkat Kecemasan Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Aromaterapi Lavender di Puskesmas Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2015
Tabel 4.3 Hasil Analisis Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Kecemasan Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Aromaterapi Lavender di Puskesmas Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2015 (n=25) Tingkat Kecemasan
N
Sebelum diaromaterapi Sesudah diaromaterapi
25 25
Median (minimummaksimum) 69 (63-80) 63 (41-80)
p 0,001
Hasil analisis menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh p value = 0,001 (p<0,05). Hasil ini menunjukkan Ha sehingga hasilnya ada pengaruh yang signifikan antara pemberian aromaterapi lavender dalam
45
menurunkan kecemasan menghadapi persalinan. Nilai median (minimalmaksimal) kecemasan menghadapi persalinan sebelum diberi perlakuan aromaterapi adalah 69 (63-80). Nilai median (minimal-maksimal) kecemasan menghadapi persalinan sesudah diberi perlakuan aromaterapi lavender adalah 63 (41-80). Nilai median ini dapat diinterprestasikan bahwa ada penurunan atau selisih median kecemasan ibu primigravida trimester III menghadapi persalinan sebelum dan sesudah diberi perlakuan (aromaterapi lavender).
Dengan demikian pemberian aromaterapi lavender pada kecemasan ibu hamil primigravida trimester III memiliki pengaruh yang nyata. Pengaruh ini membuktikan bahwa pemberian aromaterapi lavender pada kecemasan ibu primigravida trimester III efektif dalam menurunkan tingkat kecemasannya.
B. Pembahasan 1.Analisis Univariat a.
Kecemasan Sebelum Pemberian Aromaterapi Lavender Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil penelitian bahwa Sebelum pemberian aromaterapi lavender keseluruhan tingkat kecemasan responden adalah tingkat sedang yaitu 25 responden (100%). Hal ini berkaitan dengan penelitian sebelumnya mengenai kecemasan ibu primigravida yang menyatakan bahwa sebelum diberikan aromaterapi lavender sebanyak 18 responden (100%) mengalami kecemasan sedang (Utami, 2009)
Munculnya kecemasan sedang tersebut pada ibu primigravida disebabkan karena hamil dan melahirkan merupakan pengalaman pertama bagi ibu. Hal ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Suprijati (2013) Setiap ibu hamil yang akan melahirkan anak pertama akan merasakan kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang sudah
46
pernah melahirkan anak pertamanya, prevalensinya tidak diketahui karena tidak adanya informasi yang tersedia. Kecemasan pada ibu disebabkan adanya rasa takut terhadap kesehatan, usia kehamilan, kesulitan keuangan dan masalah-masalah pokok lain dalam kehidupan (Kartono, 2002 dalam Suprijati 2013).
Hasil kuesioner yang mendukung bahwa responden memiliki kecemasan sedang yaitu 16 responden (64%) menjawab sering merasa emosi kurang stabil, 16 responden (64%) menjawab selalu melamun ketika bekerja karna terbayang hal-hal negatif mengenai keselamatan bayi, 18 responden (72%) mengatakan sering kaku atau mati rasa selama hamil. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Utami (2009) mengenai gejala kecemasan yang sering muncul pada ibu hamil adalah mengalami rasa khawatir, was-was, sering melamun, gelisah,emosi yang tidak stabil,mati rasa dalam menghadapi kehamilannya. Perasaan-perasaan yang muncul antara lain berkaitan dengan keadaan janin yang dikandungnya, ketakutan dan kecemasan dalam menghadapi persalinan, serta perubahan perubahan fisik dan psikis yang terjadi.
Pernyataan dari ibu hamil primigravida trimester III sebelum di berikan aromaterapi lavender berkaitan dengan faktor penyebab kecemasan yang dialami ibu hamil trimester III yaitu usia, faktor usia yang lebih muda akan lebih mudah untuk menderita stress atau kecemasan daripada usia tua. Selain itu, menurut Heyles dan Feinlab (2001 dalam suprijati, 2013) menyatakan bahwa usia ikut menentukan kecemasan dan sering terjadinya kecemasan pada golongan usia muda.
Pendapatinisesuaidenganpenelitian
yang
menemukanbahwakecemasandandepresi
yang
dialamiolehibuhamildipengaruhiolehumuribuhamilitusendiri(Resmaniasih, 2014).Dengan demikian dapat disimpulkan pada penelitian ini bahwa
47
sebagianbesar ibu juga akan mengalami kecemasan dikarenakan faktor umur yang masih muda.
Menurut hasil penelitian terhadap tingkat pendidikan diketahui sebagian besar ibu hamil trimester III berpendidikan SMP yaitu sebanyak 13 responden(52%). Menurut Soekanto (2003), pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.Pendidikan bagi setiap orang memiliki arti yang beragam. Pendidikan pada umumnya berguna dalam merubah pola pikir, pola tingkah laku dan pola pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan yang cukup akan lebih mudah dalam mengidentifikasi stressor dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi kesadaran dan pemahaman terhadap stimulus. Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah atau mereka yang tidak berpendidikan. Kecemasan adalah respon yang dapat dipelajari. Dengan demikian pendidikan yang rendah menjadi faktor penunjang terjadinya kecemasan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan turut menentukan rendah tidaknya seseorang menyerap atau menerima dan memakai pengetahuannya.
Pendapat ini ditunjang oleh beberapa penelitian yang dilakukan Resmaniasih, 2014yang menyatakan bahwa kecemasan dan depresi yang dialami oleh ibu hamil dapat dipengaruhioleh status pendidikan ibu hamil tersebut.
Menurut hasil penelitian terhadap pekerjaan diketahui sebagian besar ibu primigravida trimester III adalah seorang ibu rumah tangga yaitu sebanyak 18 (72%).Pekerjaanjugaberpengaruhdalammenentukan stressor, seseorang
48
yang
mempunyaiaktivitasbekerja
di
luarrumahmemungkinkanmendapatpengaruh banyakdaritemandanberbagaiinformasisertapengalamandari
yang orang
lain
yang dapatmempengaruhicarapandangseseorangdalammenerima stressor danmengatasinya(Resmaniasih, 2014).
Dari penelitian ini dapat diasumsikan bahwa kecemasan yang terjadi pada ibu hamil primigravida trimester III dalam menghadapi persalinan bisa dikarenakan faktor internal dan bisa juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti faktor usia, pendidikan dan pekerjaan.
b. Kecemasan Setelah Pemberian Aromaterapi Lavender Hasil penelitian sesudah diberikan intervensi aromaterapi lavender yang mengalami kecemasan ringan ada 10 responden (40%) dari 25 responden (100%). Hal ini dapat diketahui dari hasil kuesioner yang diberikan pada responden dimana sebanyak 11 responden (44%) menyatakan rasa takut tanpa alasan sudah jarang dialami, sebanyak 10 responden (40%) menyatakan sudah jarang mengalami mimpi buruk, 10 (40%) responden menyatakan sudah tidak merasakan mati rasa dan kaku.Maka dapat disimpulkan terjadi penurunan kecemasan sesudah diberikan aromaterapi lavender.
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti tersebut berkaitan dengan penelitian sebelumnya mengenai kecemasan ibu hamil yaitu sebelum diberikan aromaterapi lavender kecemasan semua responden sedang dan setelah diberikan lavender 9 responden (50%) kecemasan nya turun menjadi cemas ringan (Utami, 2009).
Perubahan jumlah responden ke arah tingkat kecemasan yang lebih rendah ini dimungkinkan karena adanya intervensi yang diberikan yaitu
49
aromaterapi
Lavender.
Aromaterapi
lavender
diberikan
untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran, dan jiwa.
Aromaterapilavender mempunyai efek positif, karena aroma yang segar dan harum akan merangsang sensori dan reseptor, yang pada akhirnya mempengaruhi organ lain sehingga dapat menimbulkan efek kuat terhadap emosi dan mampu bereaksi terhadap stress. Aromaterapi mempunyai beberapa keuntungan sebagai tindakan supportive seperti efek relaksasi maupun perangsang, menenangkan kecemasan dan menurunkan depresi (Primadiati, 2003 dalam Arwani, 2013).
Minyak lavender berwarna jernih sampai kuning pucat dengan bau wangi yang sangat khas. Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek sedatif, hypnotic, dan anti-neurodepresive. Karena minyak lavender dapat memberi rasa tenang, sehingga dapat digunakan sebagai manajemen stres. Kandungan utama dalam minyak lavender adalah linalool asetat yang mampu mengendorkan dan melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf dan otot-otot yang tegang. Karena khasiat inilah bunga lavender sangat baik digunakan sebagai aromaterapi. Selain itu, beberapa tetes minyak lavender dapat membantu menurunkan tingkat kecemasan dan tentunya dapat memberikan efek relaksasi (Dewi, 2013)
Dari penelitian ini dapat diasumsikan bahwa terjadi nya penurunan kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester III dalam persiapan menghadapi persalinandikarenakan pemberian aromaterapi lavender yang memberikan efek relaksasi kepada ibu.
50
C. Analisis Bivariat a.
Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Tingkat Kecemasan Berdasarkan hasil uji statistik diketahui ada pengaruh pemberian aromaterapi terhadap tingkat kecemasan ibu primigravida trimester III dalam menghadapi persalinan (p< 0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh suprijati (2013) menyatakan dalam penelitiannya bahwa pemberian aromaterapi lavender dapat menurunkan kecemasan ibu hamil trimester III dalam persiapan menghadapi persalinan.
Hasil penelitian oleh Conrad dan Adams (2012) menunjukkan bahwa pemberian aromaterapi dapat menurunkan secara signifikan tingkat kecemasan dan
depresi
pada wanita melahirkan dengan resiko
tinggi.HasilpenelitianUtami pemberianaromaterapisecara
(2009)
Menunjukkan
bahwa
signifikanmenurunkankecemasanibuhamil.
Penelitian yang dilakukan oleh Woelk dan Schlafke (2010) juga menunjukkan bahwa pemberian lavender sangat efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan umum (generalized anxiety disorder) dibandingkan dengan pemberian Lorazepam. Dampak positif aromaterapi terhadap penurunan tingkat kecemasan ini disebabkan karena aromaterapi lavender diberikan secara langsung (inhalasi). Mekanisme melalui penciuman jauhlebih cepat dibanding rute yang lain dalam penanggulangan problem emosional seperti stres dan kecemasan, termasuk sakit kepala, karena hidung/penciuman mempunyai kontak langsung dengan bagian-bagian otak yang bertugas merangsang terbentuknya efek yang ditimbulkan oleh aromaterapi. Hidung sendiri bukanlah organ untuk membau, tetapi hanya memodifikasi suhu dan kelembaban udara yang masuk. Saraf otak (cranial) pertama bertanggung jawab terhadap indera pembau dan menyampaikan pada sel-sel reseptor(Koensoemardiyah, 2009 dalam Arwani, 2012)..
51
Ketika aromaterapi dihirup, molekul yang mudah menguap dari minyak tersebut dibawa oleh udara masuk ke dalam hidung dimana silia-silia yang lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-molekul itu menempel pada rambut-rambut tersebut, suatu pesan elektro kimia akan ditransmisikan melalui bola dan olfactory ke dalam sistem limbik. Hal ini akan merangsang memori dan respons emosional. Hipotalamus berperan sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan-pesan ke bagian otak serta bagian tubuh yang lain. Pesan yang diterima kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa pelepasan senyawa elektrokimia yang menyebabkan euporia, relaks atau sedative. Sistem limbic ini terutama digunakan untuk sistem ekspresi emosi (Koensoemardiyah, 2009 dalam Arwani, 2012). Penelitian lain yang dilakukan mengenai efek aromaterapi lavender untuk relaksasi, kecemasan, mood, dan kewaspadaan pada aktivitas EEG (Electro Enchepalo Gram)
menunjukkan terjadinya
penurunan kecemasan,
perbaikan mood, dan terjadi peningkatan kekuatan gelombang alpha dan beta pada EEG yang menunjukkan peningkatan relaksasi. Didapatkan pula hasil yaitu terjadi peningkatan secara signifikan dari kekuatan gelombang alpha di daerah frontal, yang menunjukkan terjadinya peningkatan rasa kantuk (Dewi, 2013). Namun
demikian
padaperubahan
tidak
selamanyapemberian
penurunan
tingkatkecemasan.
lavender
berdampak
Muzzarelli,
Force,
danSebold (2006 dalam, Arwani 2013) melaporkan dalampenelitiannya bahwa tidak adaperbedaan tingkat kecemasan antarakelompok yang diberikan
aromaterapi
lavender
dengan
kelompok
kontroltanpa
aromaterapi (p = 0.47).Walaupun tidak bermakna secara statistik, namun hasil penelitian tersebut melaporkan bahwa kelompok yang diberikan lavender merasa lebih nyaman.
52
Dari penelitian ini dapat diasumsikan bahwa pemberian aromaterapi lavender pada ibu primigravida trimester III dapat menurunkan kecemasan dalam menghadapi persiapan persalinan. 2.
Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan penelitian antara lain: a.
Responden yang semuanya adalah ibu hamil yang memiliki tingkat emosi yang lebih tinggi dan perubahan mood yang terjadi menyebabkan responden terkadang mengulur waktu untuk mengikuti terapi yang diberikan dengan melakukan aktivitas lain seperti bercerita dengan ibu hamil lainnya.Pada saat pengambilan data dan pemberian terapi dilakukan melalui 2 cara, yaitu mendatangi responden di rumahnya serta menunggu responden saat melakukan pemeriksaan di puskesmas atau posyandu. Sehingga terdapat perbedaan dalam mengisi instrumen dan pemberian aromaterapi lavender sehingga memberikan hasil yang berbeda dan peneliti tidak dapat melakukan penelitian pada jam yang sama setiap harinya.
b.
Pengisian data kuesioner bersifat subjektif sehingga kebenaran data sangat bergantung pada kejujuran responden.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkanpenelitianmengenai “Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Penurunan Kecemasn Ibu Primigravida Trimester III dalam persiapan menghadapi persalinan di wilayah kerja Puskesmas Ulumahuam Kecamatan SilangkitangKabupaten
Labuhanbatu
Selatan”
makadapatdiambilkesimpulansebagaiberikut: 1. Sebelum diberikanaromaterapi lavender sebanyak 100% responden mengalami cemas sedang 2. Sesudah diberikanaromaterapi lavender sebanyak 40% respondan mengalami cemas ringan. 3. Ada pengaruh pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap penurunan kecemasan ibu primigravida dalam menghadapi persalinan dengan P value 0,001
B. Saran 1.
Bagi Responden Ibu hamil dapat melakukan kegiatan relaksasi dengan aromaterapi pada saat menjelang atau persiapan kelahirannya sehingga dapat benar-benar bermanfaat dan membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.
2.
Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya perlu adanya kelompok kontrol (pembanding) agar dapat dikontrol pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap penurunan kecemasan pada ibu primigravid trimester III dalam menghadapi persalinan.
53
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Edisi Revisi Ke-6. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Arwani, Sriningsih, Hartono (2013) Pengaruh Pemberian Aromaterapi Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum Operasi dengan Anestesi Spinal di RS Tugu Semarang. Jurnal. Semarang.
Bobak, Lowdermik, Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta. EGC.
Brooker, C. (2009). Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta. EGC.
Conrad, Adams (2012) Pengaruh Pemberian aromaterapi Dalam Menurunkan Kecemasan dan Depresi Pada Wanita Melahirkan Dengan Resiko Tinggi. Jakarta.
Dewi (2013). Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi. Jurnal. Bali. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Dharma. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta. Trans Info Media.
Dina Indrati Dyah Sulistyowati (2007). Efektivitas Terapi Aroma Lavender Terhadap Tingkat Nyeri Dan Kecemasan Persalinan Primipara Kala I di Rumah Sakit Dan Klinik Bersalin. Skripsi.
Dyah Anggraini Putri Utami (2009). Pengaruh Aromaterapi terhadap penurunan kecemasan ibu menghadapi kelahiran anak pertama di poliklinik Desa Sisoharjo. Jurnal.
Hutasoit, A.S. (2002). Panduan Aromaterapi Untuk Pemula, Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Koensoemardiyah. (2009). A-Z Aromaterapi untuk Kesehatan, Kebugaran dan Kecantikan. Yogyakarta. Lily Publisher.
Marlidawani, J. Dkk (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien Dengan Masalah Psikososial Dan Gangguan Jiwa. Edisi kedua. Medan:KDT
Martalisa, Budsetyani. (2013). Hubungan Intensitas Keikutsertaan Hypnobirthing dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil di Gianyar. Jurnal Psikologi Udayana. Bali. Universitas Udayana
Na’im, J. (2010).Hubungan Dukungan keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Primipara Menghadapi Persalinan di Puskesmas pamulang kota Tangerang Selatan. Skripsi. Jakarta. Universitas islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Nelson, R. (2013).Efektifitas Campuran Minyak Esensial Indonesia: sereh wangi, Kenanga dan Nilam terhadap relaksasi secara inhalasi. Tesis. Universitas indonesia.
Nolan Marry, (2003). Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta. Arcan
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapam Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Martalisa, budisetyani. (2013). Hubungan Intensitas Keikutsertaan Hypnobirhting dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil di Gianyar. Jurnal psikologi udayana. Bali. Universitas udayana.
Price. (2000).Aromaterapi Praktis. Jakarta. Abdi Tandur Prasetyo, B. (2014). Metode penelitian kuantitatif : Teori dan Aplikasi. Edisi 1. Jakarta. Rajawali Pers.
Priyatno, D. (2012). Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Nonparametrik dengan SPSS. Yogyakarta. Gava Media
Remarniasih, K (2014). Pengaruh Tehnik Pernapasan Diagfragma terhadap Penurunan kecemasan Ibu Hamil Trimester III. Skripsi. Jakarta. Universitas indonesia.
Sadock, (1997).Sinopsis Psikiatri. Edisi 7 Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara
Sastro, A (2002). Penelitian Kedokteran. Jakarta
Saddock, Kaplan,. (1998). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta. Widya Medika.
Saptono. Dkk. (2013). Jalan Terjal Menurunkan Angka Kematian Ibu. Jakarta.INFID.
Setiadi. (2008). Konsep Proses Keperawatan Keluarga. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sheldon, L. K. (2009 ).Komunikasi Untuk Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Erlannga
Sundeen. (1998).Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Utami, S. (2013). Pengaruh relaksasi aromaterapi terhadap kecemasan ibu hamil primipara di RSIA Sakina Idaman Sleman Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Walyani, S, W. ( 2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta. Pustaka Baru Press.
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN(INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Kode responden
: .............................................
Umur
: ................ Tahun
Alamat
: .............................................
No. HP/Telepon
: .............................................
Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang penelitian dengan judul “Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan di Puskesmas Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2015” Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Medan, Maret 2015
(
)
KUESIONER A Berikut ini saya membutuhkan informasi mengenai saudara. Saya memohon kesediaan saudara untuk mengisi data-data dibawah ini: Berikan tanda Checklist (√) pada jawaban yang sesuai
Kode responden
Usia
Pendidikan terakhir saudara :
:
: ..................Tahun
o SD o SMP o SMA o Perguruan tinggi (D3/S1/S2/S3)
Pekerjaan saudara : o Pegawai Negeri o Wiraswasta o Ibu Rumah Tangga o Buruh o Lainnya :
KUESIONER B Berikan tanda Checklist (√), pada pilihan jawaban yang menurut saudara paling menggambarkan keadaan yang saudara rasakan. Dengan penelitian : Tidak Pernah
: jika perasaan tersebut dirasakan tidak pernah
Jarang
: jika perasaan tersebut dirasakan kadang-kadang
Sering
: jika perasaan tersebut dirasakan sering
Selalu
: jika perasaan tersebut dirasakan selalu
Ketika saya mengalami kecemasan akibat akan menghadapi persalinan, maka yang saya lakukan adalah : No
Cara mengatasi
1
Saya merasa lebih gelisah membayangkan tentang keselamatan bayi saya nanti Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas karena waktu melahirkan semakin dekat (menyangkut persalinan, diri dan bayi saya) Emosi saya kurang stabil dalam mengalami kehamilan ini Saya merasa mudah marah/tersinggung atau panik dari biasanya karena waktu melahirkan yang semakin dekat Saya merasa sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri saya ataupun pada bayi saya saat melahirkan nanti Membayangkan proses melahirkan membuat saya gemetaran Saya merasa terganggu dengan sakit kepala/nyeri leher, nyeri otot karena mendekati persalinan Badan saya terasa lemah dan cepat lelah akhir-akhir ini
2
3 4
5
6 7
8
Selalu
Sering
KadangTidak Jarang pernah kadang
No
Cara mengatasi
9
Saya tidak dapat istirahat dengan tenang karena memikirkan proses persalinan nanti Saya merasa jantung saya berdebar sangat cepat karena waktu melahirkan sudah dekat Saya merasa pusing yang diikuti dengan pandangan menjadi gelap Saya melamun ketika bekerja karena terbayang hal-hal negatif mengenai keselamatan bayi saya Saya mudah sesak nafas karena memikirkan waktu melahirkan nanti Saya merasa kaku atau mati rasa karena waktu melahirkan yang semakin dekat Saya merasa sakit perut atau mengalami gangguan pencernaan mendekati saat-saat melahirkan Tangan saya kering dan berkeringat setelah melihat ada bayi yang cacat fisik Wajah saya terasa panas dan kemerahan karena waktu melahirkan semakin dekat Saya sulit tidur pada malam hari karena memikirkan waktu melahirkan nanti (berkaitan dengan keselamatan diri saya atau bayi saya) Saya mengalami mimpi buruk berkaitan dengan proses melahirkan yang akan saya hadapi Saya buang air kecil lebih dari biasanya menjelang melahirkan
10
11 12
13
14
15
16
17
18
19
20
Selalu
Sering
KadangTidak Jarang pernah kadang
PROSEDUR PELAKSANAAN TEKNIK AROMATERAPI SECARA INHALASI PROSEDUR PELAKSANAAN TEKNIK AROMATERAPI SECAE DENGAN MENGGUNAKAN TISSUE PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGERTIAN
Memberikan minyak esensial lavender ke pada ibu hamil untuk menurunkan kecemasan
TUJUAN DAN MANFAAT
a) Mengurangi rasa cemas pada ibu b) Membuat ibu merasa nyaman
PERALATAN
a) b) c) d) 1. 2. 3.
PROSEDUR PELAKSANAAN
Kuisioner Minyak essensial lavender Tissue Arloji Mengucapakan salam kepada responden Memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan dan manfaat relaksasi aromaterapi : a) Mengurangi rasa cemas pada ibu b) Membuat rasa nyaman 4. Menjelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan : a) Mengkaji dan mencatat cemas yang dirasakan responden dengan kuisioner b) Teteskan minyak essensial lavender sebanyak 3 tetes keatas kertas tissue c) Peneliti memberi aromaterapi pada kertas tissue dan meminta ibu menghirupnya dengan 2-3 kali sambil menarik nafas dalam.Anjurkan pasien menghirup selama 10 menit, lalu membiarkan klien untuk rilek selama 30 menit sambil tetap menghirup aromaterapi. Dilakukan 4 hari berturut-turut. d) Mengkaji kembali dan mencatat tingkat kecemasan responden dengan memberikan kuisioner tingkat cemas dengan menunjukkan skala ZSAS 5. Mengucapkan salam dan terimakasih kepada responden 6. Mencatat hasil di form observasi
1. Uji nomalitas pre post kuesioner kecemasan Case Processing Summary
pretest posttest
Valid N Percent 25 100,0% 25 100,0%
Cases Missing N Percent 0 ,0% 0 ,0%
Total N Percent 25 100,0% 25 100,0%
Descriptives Statistic pretest
Mean 95% Confidence Lower Bound Interval for Upper Bound Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis posttest Mean 95% Confidence Lower Bound Interval for Upper Bound Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
71,20 68,29
Std. Error 1,408
74,11 71,17 69,00 49,583 7,042 63 80 17 16 ,359 -1,717 60,64 56,63
,464 ,902 1,945
64,65 60,77 63,00 94,573 9,725 41 80 39 6 -,949 ,947
,464 ,902
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic Df Sig. pretest ,254 25 ,000 posttest ,273 25 ,000 a Lilliefors Significance Correction
Shapiro-Wilk Statistic df Sig. ,790 25 ,000 ,831 25 ,001
2. uji wilcoxon Descriptive Statistics
N pretest posttest
25 25
Mean 71,20 60,64
Std. Deviation 7,042 9,725
Minimu Maximu m m 63 80 41 80
Ranks
N posttest pretest
Negative Ranks Positive Ranks Ties Total
Mean Rank
Sum of Ranks
15(a)
9,00
135,00
1(b)
1,00
1,00
9(c) 25
a posttest < pretest b posttest > pretest c posttest = pretest Test Statistics(b)
Z Asymp. Sig. (2tailed) a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test
posttest - pretest -3,467(a) ,001
3. KARAKTERISTIK RESPONDEN Umur Ibu Hamil
Valid <20 tahun 21-35 tahun Total
Frequenc y 1
Valid Cumulative Percent Percent 4,0 4,0
Percent 4,0
24
96,0
96,0
25
100,0
100,0
100,0
Pendidikan Responden
Valid SMP SMA Perguruan Tinggi Total
Frequenc y 13 7
Valid Cumulative Percent Percent 52,0 52,0 28,0 80,0
Percent 52,0 28,0
5
20,0
20,0
25
100,0
100,0
100,0
Pekerjaan Ibu Hamil
Valid Pegawai Negri Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Total
Frequenc y 1 6
Percent 4,0 24,0
Valid Cumulative Percent Percent 4,0 4,0 24,0 28,0
18
72,0
72,0
25
100,0
100,0
100,0
4. Tingkat kecemasan
Tingkat Kecemasan Sebelum Pemberian Aromaterapi Frequenc y Valid cemas sedang
25
Percent 100,0
Valid Percent
Cumulative Percent
100,0
100,0
Tingkat Kecemasan Setelah Pemberian Aromaterapi
Valid cemas ringan cemas sedang Total
Frequenc y 10
Percent 40,0
Valid Cumulative Percent Percent 40,0 40,0
15
60,0
60,0
25
100,0
100,0
100,0
TABEL KUISIONER KECEMASAN PRE TEST Kode responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 1 2 1 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2
3 2 2 3 2 2 3 2 4 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 1 2 2
4 4 4 2 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 2 4 2 4 4
5 4 4 2 4 4 3 1 2 4 4 2 1 2 5 2 1 3 3 2 3 4 4 4 4
3 3 3 5 3 3 3 5 3 3 3 2 5 2 3 4 5 4 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 5 5 3 3 2 5 2 3 3 5 3 4 2 3 3 3 3 3
2 4 4 2 4 4 2 5 3 4 4 3 4 3 3 3 4 5 3 3 5 4 3 4 4
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 2 2 3 4 3 3 2 5 3 3 3 3
3 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 3 4 5 3 3 4 3 4 3 4 4
3 5 5 3 5 5 4 3 3 5 5 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 5 3 5 5
4 2 2 5 2 2 3 2 2 2 2 4 3 4 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 2
4 5 5 5 5 5 5 4 2 5 5 4 5 4 5 5 5 3 4 2 3 5 5 5 5
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5
4 5 5 3 5 5 5 2 5 5 5 5 2 5 4 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5
3 5 5 3 5 5 2 2 4 5 5 5 3 5 3 3 3 4 4 3 4 5 4 5 5
4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 2 5 5 4 4 5 3 5 5
2 5 5 3 5 5 1 5 2 5 5 3 3 3 2 3 3 1 3 4 5 5 4 5 5
3 5 5 5 5 5 3 2 1 5 5 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 5 2 5 5
Keterangan: Nilai 5 : selalu Nilai 4 : Sering Nilai 3 : Kadang-kadang Nilai 2 : Jarang Nilai 1 : Tidak pernah
Nilai 20 – 40 Nilai 41 – 60 Nilai 61 – 80 Nilai 81 – 100
:Tidak cemas :Cemas ringan :Cemas sedang :Cemas berat
P2 0 2 4 4 2 4 4 1 1 1 4 4 5 1 5 2 1 1 1 2 2 2 4 2 4 4
Kode 0 : tidak cemas Kode 1 : cemas ringan Kode 2 : cemas sedang Kode 3 : cemas berat
Total
kode
64 80 80 69 80 80 64 68 64 80 80 70 63 70 67 65 63 65 70 64 68 80 66 80 80
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
TABEL KUISIONER KECEMASAN POST TEST Kode responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
Total Kode
3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 1 3 2 3 2 2 2 1 1 2 1 3 1 3
3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3
4 4 3 2 3 2 4 4 5 5 5 4 2 3 1 2 4 3 4 3 2 3 4 3 2
5 4 1 2 1 2 3 3 5 5 5 2 2 1 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2
3 3 5 2 5 2 3 3 4 4 4 2 3 5 4 4 3 4 2 2 3 2 2 2 2
3 3 5 2 5 2 4 4 3 3 3 2 2 5 3 3 4 3 2 2 3 2 2 2 2
2 4 4 2 4 3 2 2 5 5 5 3 2 4 3 3 2 5 3 3 5 3 3 3 2
3 3 4 2 4 2 3 3 5 5 5 2 2 4 3 3 3 3 2 3 5 3 2 3 2
3 4 5 2 5 2 3 3 3 3 3 5 2 5 3 4 3 3 5 3 3 3 4 3 2
3 5 2 2 2 1 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2
4 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 4 1 3 5 5 3 2 4 2 2 2 3 2 2
4 5 5 1 5 2 5 5 2 2 2 4 1 5 3 5 5 3 4 3 3 3 2 3 2
3 5 4 2 4 2 5 5 2 2 2 4 2 4 5 5 5 5 4 2 4 2 5 2 2
4 5 2 2 2 1 5 5 2 2 2 5 2 2 5 2 5 5 5 3 5 3 5 3 2
3 5 3 2 3 2 2 2 2 2 2 5 1 3 3 3 2 4 5 4 4 4 3 4 2
4 5 5 2 5 2 3 3 3 3 3 5 2 5 5 4 3 5 5 3 5 3 4 3 2
3 5 2 2 2 2 5 5 2 2 2 5 1 2 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 2
2 5 3 5 3 2 1 1 1 1 1 3 2 3 5 3 1 1 3 4 5 4 4 4 2
3 5 2 1 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 1 3 3 2 3 4 2 4 3 4 2
2 4 1 2 1 2 1 1 2 2 2 5 5 1 2 1 1 1 5 5 2 5 2 5 2
64 80 63 41 63 41 64 64 60 60 60 70 41 63 67 65 64 65 70 59 68 59 64 59 42
Keterangan: Nilai 5 : selalu Nilai 4 : Sering Nilai 3 : Kadang-kadang Nilai 2 : Jarang
Nilai 1 : Tidak pernah Nilai 20 – 40 :Tidak cemas Nilai 41 – 60 :Cemas ringan Nilai 61 – 80 :Cemas sedang Nilai 81 – 100 :Cemas berat
Kode 0 : tidak cemas Kode 1 : cemas ringan Kode 2 : cemas sedang Kode 3 : cemas berat
2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1
Kode Responden
Umur
Kode Umur
Pekerjaan
Pendidikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
30 20 26 25 25 25 28 23 29 24 25 25 23 23 27 26 24 26 23 24
2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3
3 2 2 4 4 2 2 3 3 2 2 4 2 2 4 3 2 4 2 2
Kode Umur
Pekerjaan
Pendidikan
1=<20
1= Pegawai Negeri
1= SD
2= 20-35
2= Wiraswasta
2=SMP
3= Ibu Rumah Tangga
3=SMA
4= Buruh
4=Perguruan Tinggi