MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TARI BAMBU PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VII 1 DI SMP NEGERI 1 MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO OLEH Nama
: Sriyulyanti Mahadjani
Nim
: 911 409 090
Jurusan
: Pendidikan Ekonomi
Program Studi
: Pendidikan Ekonomi Perkantoran
Pembimbing I
: Dra. Hj. Salma Bouwtha, M.Pd
Pembimbing II
: Radia Hafid, S.Pd, M.Si
ABSTRAK Penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu pada mata pelajaran IPS terpadu di kelas VII 1 di SMP Negeri 1 Mootilango kabupaten Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. subyek penelitian berjumlah 32 orang. Variabel penelitian terdiri dari variabel input, proses dan output. Tahapan penelitian terdiri dari persiapan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, analisis dan refleksi. Teknik pengumpulan data yakni menggunakan instrumen penelitian berupa observasi dan tes. Teknik analisis data dilaksanakan secara kuantitatif serta menggunakan kriteria penilaian prestasi hasil belajar. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah hipotesis penelitian yang berbunyi: “jika guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu pada kelas VII 1 SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten Gorontalo maka hasil belajar akan meningkat, dapat diterima karena didukung dengan hasil belajar siswa yang
meningkat pada tahap observasi awal hasil belajar hanya 43,75% atau 14 siswa, setelah dilakukan siklus I meningkat menjadi 62,5% atau 20 siswa dan meningkat lagi setelah dilakukan siklus II menjadi 84,37% atau 27 siswa. Hasil pengamatan kegiatan guru juga meningkat dari 70% pada siklus I menjadi 86,67% pada siklus II. Hasil pengamatan kegiatan siswa juga meningkat dari 69,56% pada siklus I menjadi 86,95% pada siklus II. Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari Bambu ABSTRACT Sriyulyanti Mahadjani. 911 409 090. 2013. “Increasing Student’s Learning Achievement through Cooperative Learning Model Bamboo Dancing Type on Integrated Social Sciences subject at VII 1 Class of SMP Negeri 1 Mootilango, Gorontalo District. Skripsi Major of Office Education, Study Program of Economics Education, Department of S1 Economics Education, Faculty of Economics and Business, Universitas Negeri Gorontalo. The principal supervisor was Dra. Hj. Salma Bouwtha, M.Pd and the co-supervisor was Radia Hafid S.Pd, M.Si. This research aimed to understand the in increase of student’s achievement through Cooperative Learning Model Bamboo Dancing Type on Integrated Social Sciences subject at VII 1 Class of SMP Negeri 1 Mootilango, Gorontalo District. Method of research applied a classroom action research with total of research subject were 32 students. Variable of research consisted of input, process and output variable. Stage of research consisted of plan, implementation, observation and evaluation, analysis and reflection. Technique of collectinthe data was instruments which were observation and test. Data was analyzed quantitatively also used learning achievement score criteria. The problem of the research was whether or not the applying of cooperative learning model Bamboo Dancing type can increase student’s learning
achievement on intergrated social sciences subject at VII 1 Class of SMP Negeri 1 Mootilango, Gorontalo District. To sum pu, the research hypothesis which stated “if teacher applied cooperative learning model Bamboo Dancing type at VII 1 Class of SMP Negeri 1 Mootilango, Gorontalo District, then student’s learning achievement will increase” is accepted. It is supported by the result of student’s learning achievement which increased from prior observation as 43,75% for 14 students to 62,5% for 20 students in the first cycle and increased more to 84,37% for 27 students in the second cyle. The result of student’s activities observation also increased from 69,56% of first cycle become 86,95% of second cycle. Keywords: Student’s Learning Achievement, Cooperative Learning Model Bamboo Dancing Type PENDAHULUAN Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal, bahwasanya di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen yang meliputi guru, siswa dan mata pelajaran. Interaksi antara ketiga komponen ini terjadi dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan sarana dan prasarana yang diharapkan dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan bagi siswa serta meningkatkan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Adapun faktor lain yang menyebabkan belum optimalnya hasil belajar siswa, ini disebabkan karena proses pembelajaran yang lebih terpusat pada guru, dengan perkataan lain dalam proses pembelajaran materi IPS guru tersebut kurang memberikan kesempatan terhadap siswa untuk belajar secara mandiri dalam kelompok-kelompok kecil, dimana dalam kelompok tersebut mereka membahas bersama-sama materi yang dibelajarkan. Berdasarkan ketepatan penggunaan model pembelajaran dalam belajar dapat meningkatkan semangat belajar yang tinggi dan hasil belajar yang diinginkan, oleh karena itu model pembelajaran yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar haruslah tepat, dalam
hal ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten Gorontalo kelas VII 1 khususnya pada mata pelajaran IPS peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Hamalik ( 2001: 159) mengatakan bahwa “hasil belajar adalah keseluruhan pengukuran, pengelolaan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Menurut Purwanto (dalam Thobroni dan Mustofa, 2011:31-34), berhasil atau tidaknya perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan sebagai berikut : 1) Faktor yang ada pada diri organisme tersebut yang disebut faktor individual, yang meliputi hal-hal berikut : a) Faktor kematangan atau pertumbuhan Faktor ini berhubungan erat dengan kematangan atau tingkat pertumbuhan organ-organ tubuh manusia. b) Faktor kecerdasan atau intelegensi Di samping faktor kematangan, berhasil atau tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dipengaruhi pula oleh faktor kecerdasan. c) Faktor latihan dan ulangan Dengan rajin berlatih, sering melakukan hal yang berulang-ulang, kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki menjadi semakin dikuasai dan makin mendalam. d) Faktor motivasi Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. e) Faktor pribadi
Setiap manusia memiliki sifat kepribadian masing-masing yang berbeda dengan manusia lain. 2) Faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial. Termasuk ke dalam faktor di luar individual atau faktor sosial antara lain sebagai berikut : a) Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga b) Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar dialami anak-anak. c) Faktor guru dan cara mengajari. Saat anak belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting. d) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar e) Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia f) Faktor motivasi sosial. Motivasi sosial dapat berasal dari orang tua maupun dari orang lain. Slavi (dalam Isjoni, 2009:15), “pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok hetorogen”. Sedangkan Sunal dan Hans (dalam Isjoni 2009:15) mengemukakan “pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar berkerjasama selama proses pembelajaran”. Hanafiah dan Suhanah (2012:56) Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu mempunyai langkah-langkah sebagai berikut : a.) Separuh kelas atau seperempat kelas, jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri berjajar. Jika cukup ruangan mereka bisa berjajar didepan kelas. Kemungkinan lain peserta didik berjajar disela-sela deretan bangku. cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena memerlukan waktu relatif singkat. b.) Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama. c.) Dua peserta didik yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi
d.) Kemudian, satu atau dua peserta didik yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. dengan cara ini, masing-masing peserta didik mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan di SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten Gorontalo khususnya di kelas VII 1 adalah sebagian besar hasil belajar siswa belum optimal terutama pada mata pelajaran IPS ekonomi ini dikarenakan siswa belum mengusai materi, itu disebabkan kurangnya kreatifitas guru dalam menggunakan model, metode, dan strategi pembelajaran. Ini berakibatkan pada nilai hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten Gorontalo kelas VII 1 khususnya pada mata pelajaran IPS itu cukup rendah dikarenakan guru tersebut
masih
menggunakan
model
pembelajaran
konvensional
yaitu
menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas sehingga hasil belajar siswa cukup rendah. Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan pada siswa kelas VII 1 yang jumlahnya 32 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 14 siswi perempuan, bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas VII 1 pada mata pelajaran IPS hanya mencapai 43,75 %
atau hanya 14 orang siswa yang
mendapatkan nilai 75 ke atas sedangkan sesuai dengan tuntutan kurikulum minimal 75% dari jumlah siswa harus tuntas belajar atau mendapatkan nilai hasil belajar minimal 75. Selain itu proses belajar mengajar di sekolah hendaknya mengacu pada konsep belajar tuntas yang menekankan agar siswa menguasai materi pelajaran secara utuh dan bertahap sebelum melanjutkan ke pembelajaran berikutnya. Belum optimalnya hasil belajar siswa ini disebabkan karena siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran IPS. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe Tari Bambu dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS terpadu di kelas VII 1 pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten Gorontalo ? Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu itu dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VII 1 pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten Gorontalo ? METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini di lakukan di SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten Gorontalo khususnya dikelas VII 1 tahun ajaran 2012/2013 yang jumlah siswanya 32 orang, yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Dalam metode penelitian ini saya menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) artinya penilitian ini berbasis pada kelas yang kita amati. Variabel penelitian yang digunakan adalah vaiabel input, vairabel proses, variabel output. Adapun prosedur dalam penelitian ini terdiri atas (1)tahap perencanaan tindakan, (2)tahap pelaksanaan tindakan (3) tahap pemantauan dan evaluasi (4) tahap analisis dan refleksi. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yang terdiri dari: (1) lembar pengamatan untuk menilai kegiatan guru, (2) lembar pengamatan untuk menilai kegiatan siswa, dan (3) lembar tes untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yang terdiri dari: (1) lembar pengamatan untuk menilai kegiatan guru, (2) lembar pengamatan untuk menilai kegiatan siswa, dan (3) lembar tes untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan Analisis data dilaksanakan secara kuantitatif pada setiap akhir silkus pembelajaran. Data hasil observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa serta data hasil belajar siswa. Indikator kinerja
pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa akan
meningkat dari 43,75%, menjadi 80%. Indikator ini mengacu pada kriteria ketuntasan belajar yang terdapat pada kurikulum SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten Gorontalo, dimana siswa telah dikatakan tuntas belajar apabila secara individu memperoleh nilai 75 atau daya serap telah mencapai 75% dan secara klasikal siswa telah dinyatakan tuntas belajar apabila mencapai 80% dari jumlah siswa telah memperoleh 75 ke atas.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian tindakan kelas pada siklus 1 menunjukan bahwa pengamatan terhadap kegiatan guru dari 30 aspek yang diamati, kualifikasinya kriteria sangat baik berjumlah 6 aspek, kemudian yang memperoleh kriteria baik berjumlah 15 aspek, sedangkan yang memperoleh kriteria cukup berjumlah 5 aspek. serta yang memperoleh kriteria kurang ada berjumlah 4 aspek. Selanjutnya pengamatan terhadap kegiatan siswa dari 23 aspek yang diamati, kualifikasinya sebagai berikut : kriteria sangat baik 3 aspek, ada 13 aspek yang masuk kriteria baik dan masih ada 4 aspek yang masuk di kriteria cukup serta 3 aspek masuk di kriteria kurang. Pada tahap selanjutnya untuk hasil belajar siswa diperoleh hasil sebagai berikut, dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas adalah sebanyak 20 orang atau 62,5% dan siswa yang memperoleh nilai dibawah 75 adalah sebanyak 12 orang atau 37,5% serta daya serap siswa pada siklus 1 ini yaitu 74,96%. Dari data siklus 1 yang telah diuraikan diatas menggambarkan secara klasikal belum mencapai ketuntasan belajar, dimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa belum mencapai kriteria yang diharapkan. Oleh sebab itu perlu adanya perbaikan, dan perhatian dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa seperti yang kita inginkan. Menindak lanjuti hal tersebut maka perlu adanya perbaikan dan perhatian maka oleh sebab itu dilakukan siklus II dengan cara memperbaiki dan meningkatkan kualiatas proses belajar mengajar untuk dapat meningkatkan hasil yang telah dicapai pada siklus 1, setelah dilakukan siklus II ternyata terjadi peningkatan dari berbagai aspek yaitu terjadi perubahan dan kemajuan pada kegiatan guru, siswa dan hasil belajar siswa tersebut. pada hasil pengamatan kegiatan guru yang terdiri dari 30 aspek yang diamati diperoleh kualifikasi sebagai berikut : terdapat 9 aspek yang masuk kategori sangat baik dengan capaian 30% dan 17 aspek yang masuk kategori baik dengan capaian 56,67% serta 4 aspek masuk kategori cukup dengan capaian 13,33%. Selanjutnya dari hasil pengamatan kegiatan siswa juga
mengalami peningkatan sebagai berikut : dengan kualifikasi 8 aspek masuk kategori sangat baik, 12 aspek masuk kategori baik dan 3 aspek masuk pada kriteria cukup. Dari data diatas ini menunjukkan bahwa pada kegiatan proses kegiatan belajar mengajar guru dan siswa yang dilakukan oleh guru dan siswa telah mencapai hasil yang maksimal sesuai yang peneliti harapkan. Hal ini disebabkan kegiatan guru dan siswa yang memiliki kriteria kurang sudah tidak ada. sedangkan untuk hasil belajar siswa yang telah memperoleh nilai 75 ke atas sebanyak 27 orang atau 84,37% dan yang memperoleh nilai dibawah 75 adalah 5 orang atau 15,63 % dan untuk daya serap pada siklus II ini mencapai 81,09%. Dari hasil penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu dalam kegiatan belajar mengajar ternyata dapat benar benar meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu. Adapun perubahan peningkatan hasil belajar dalam kualifikasi pembelajaran tersebut yaitu pada awal observasi hasil belajar siswa hanya 43,75%, setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu pada siklus 1 itu ternyata hasil belajar meningkat menjadi 62,5 % dan setelah dilakukan perubahan serta perbaikan pada siklus II tentang proses pembelajaran maka ditemukan hasil belajar siswa itu meningkat dari 62,5% pada siklus 1 menjadi 84,37% pada siklus II. Berdasarkan gambaran yang telah peneliti uraikan ternyata model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu memiliki dampak yang begitu besar terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Oleh karena itu berdasarkan hipotesis tindakan yang telah peneliti rumuskan sebagai berikut “ jika guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu pada kelas VII 1 di SMP 1 mootilango Kabupaten Gorontalo maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS akan meningkat’’. Hal ini telah teruji kebenarannya berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka peneliti mengemukakan kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan selama II siklus maka hipotesis penelitian yang berbunyi “ jika guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu pada kelas VII 1 di SMP 1 mootilango Kabupaten Gorontalo maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS akan meningkat, itu dapat diterima karena didukung dengan hasil analisis data. Adapun analisis data sebagai berikut : 1) siswa yang memperoleh hasil belajar minimal 75 meningkat dari observasi awal 43,75% atau 14 siswa menjadi 62,5% atau 20 siswa hasil siklus 1 dan meningkat lagi menjadi 84,37% atau 27 pada hasil siklus II , 2) hasil pengamatan kegiatan guru yang termasuk pada kategori sangat baik dan baik meningkat dari 70% siklus 1 menjadi 86,67% pada siklus II, dan 3) hasil pengamatan kegiatan siswa yang termasuk pada kategori sangat baik dan dan baik meningkat dari 69,56% pada siklus 1 menjadi 86,95% pada hasil siklus II. SARAN Berdasarkan hasil penelitian , maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut: 1. Dalam menentukan model pembelajaran itu harus disesuaikan dengan materi pembelajaran. 2. Agar kiranya model pembelajaran Tari Bambu dapat selalu diterapkan karena sesuai hasil penelitian yang peneliti lakukan model tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS oleh sebab itu harus di biasakan untuk menggunakan model pembelajaran tersebut 3. Guru agar kirannya dapat meningkatkan kemampuan untuk menggunakan model pembelajaran 4. penelitian ini agar kiranya mendapat perhatian dan dukungan dari semua unsur terkait, karena penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Serta hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam menggunakan model pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Hamalik, oemer. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara Hanafiah dan suhanah. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Rifika Aditama. Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Thobroni dan Mustofa. 2011. Belajar Dan Pembelajaran Penembangan Wacana Dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional. Jokjakarta : AR-RUZZ MEDIA.