Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
FRAMING PEMBERITAAN PADA SKH TABENGAN DAN SKH KALTENG POS TENTANG PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR KALTENG 2010 (Studi Analisis Framing Robert N. Entmant Tentang Berita Pemilukada Cagub dan Cawagub pada Headline Surat Kabar Harian Tabengan dan Surat Kabar Harian Kalteng Pos Periode Kampanye) Oleh Srie Rosmilawati Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Abstract Media cetak berupa surat kabar harian terkemuka di Kalimantan Tengah adalah SKH Tabengan dan Kalteng Pos, sesuai dengan aktualitas dan kelengkapan data yang disajikan oleh kedua media tersebut. Ketepatan waktu dan kelengkapan data yang penulis maksud adalah berita yang disajikan selalu up to date. Peristiwa pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Tengah 2010 dilaporkan oleh kedua media cetak tersebut, menimbulkan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Kalimantan Tengah, khususnya pada konstruksi sikap dan realitas yang dibentuk dalam menyajikan berita Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Tengah. SKH Tabengan Koran Harian dan Kalteng Pos tidak memiliki kerangka yang berbeda dalam menyajikan berita tentang realitas pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Tengah pada tahun 2010, terutama pada masa kampanye. SKH Tabengan menafsirkan peristiwa ini terkait bagaimana memilih sosok figur kandidat yang layak untuk menjadi pemimpin masa depan Kalimantan Tengah. Sebaliknya SKH Kalteng Pos menafsirkan peristiwa ini sebagai masalah proses demokrasi terkait dengan pelaksanaan pemilihan yang demokratis. Proses yang telah dilakukan oleh kedua media, melihat dua strategi penekanan yang berbeda di bagian-bagian tertentu dari pembaca berita yang digunakan dalam rangka memberikan kontribusi pemikiran mereka masing-masing. .
Kata Kunci : Analisis Framing, Pemebritaaan, Pemilukada PENDAHULUAN Pemilu (Pemilihan Umum) adalah instrumen penting dalam demokrasi. Salah satu amanat dari reformasi adalah terselenggaranya pemilu secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pemilukada (Pemilihan Umum Kepala Daerah) Gubernur dan Wakil Gubernur. Dimana rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam demokrasi dapat menentukan haknya sendiri untuk memilih pimpinan yang tepat sesuai dengan keinginan rakyat. Penyelenggaraan Pemilu berpedoman kepada asas; mandiri, jujur, adil,
kepastian hukum, tertib penyelenggara pemilu, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efiensiensi dan efektifitas. Seiring dengan perkembangan demokrasi di Kalteng (Kalimantan Tengah) pelaksanaan Pemilukada Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng 2010 adalah pemilihan langsung kedua. Dengan demikian banyak faktor yang mengelilingi proses pelaksanaannya sehingga sesuai dengan citacita rakyat dan Undang-Undang Dasar 1945. Sedemikian pentingnya pelaksanaan Pemilukada 2010 ini, tidak hanya memilih calon pemimpin yang akan melangsungkan pemerintahan selama lima tahun kedepan.
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 65
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
Akan tetapi hal ini juga sebagai sarana konsolidasi gagasan apa yang akan dilakukan calon terpilih selama lima tahun kedepan. Diperlukan komunikasi yang positif antara kontestan dan konstituen. Sehingga masyarakat sebagai pemilih dapat merasionalisasi program yang diusung oleh para Cagub (Calon Gubernur) dan Cawagub (Calon Wakil Gubernur) yang pada akhirnya dapat terpilih pemimpin yang benar-benar tepat sesuai dengan keinginan masyarakat kalteng. Dalam konteks inilah media massa memiliki peran strategis dalam pelaksanaan Pemilu, media massa tidak hanya sebagai ajang sosialisasi wajah para kontestan, akan tetapi ia juga sebagai pembentukan citra ataupun opini publik. Media massa seharusnya tidak boleh kalah hanya sebagai alat kepentingan politik tetapi bisa juga sebagai sarana komunikasi politik yang efektif sehingga terjadi proses pendidikan politik yang baik. Media diharapkan dapat berdiri dalam dua kaki sehingga tidak terjadi ketimpangan politik yang berdampak pada sistem demokrasi. Pada tanggal 5 Juni 2010 Masyarakat Kalteng mengadakan pesta demokrasi lagi untuk memilih secara langsung pasangan baru sebagai pemimpin di tahun 2010-2015. Oleh sebab itu, para calon-calon beraksi menojolkan kelebihan dirinya masing-masing di media massa khususnya media cetak surat kabar lokal. Para kandidat memasang strategi untuk menarik perhatian masyarakat agar dapat masuk dalam bursa Pemilukada dan dapat menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur. Ada yang memasang foto diri sebesar-besarnya pada baleho bahkan memuat berita positif tentang setiap kegiatannya selama pemilukada. Media massa digunakan untuk menyampaikan berita, penilaian dan gambaran tentang diri Cagub (Calon Gubernur) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) berupa hal-hal yang bersifat
menguntungkan ataupun merugikan namun hal ini sangatlah berisiko karena dapat terbentuk keberpihakan media kepada salah satu calon apabila yang diberitakan tidak merata atau memilah-milah dalam memberitakannya. Untuk itu pers sebagai kekuatan keempat harus bisa menyeimbangkan pemberitaan yang ditulis ataupun yang disiarkan kepada khalayak agar tidak terjadi kesalahan informasi. Banyak muncul pemberitaan mengenai para kandidat tersebut diberitakan berbagai media massa diantaranya oleh dua buah media cetak lokal terbesar di Kalteng, yaitu SKH (Surat Kabar Harian) Tabengan dan SKH Kalteng Pos. Di Kalimantan Tengah SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos mempunyai peranan dalam menyampaikan informasi yang perlu diketahui warga Kalteng, untuk itu perlu disadari bahwa dalam menyampaikan berita, SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos seyoganya memberikan informasi yang baik dan benar dari segi penulisan ataupun pemberitaan yang disampaikan. Pada dasarnya berita merupakan laporan dari peristiwa. Peristiwa disini adalah realitas atau fakta yang diliput oleh wartawan yang pada gilirannya akan dilaporkan secara terbuka melalui media massa, maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa seluruh isi surat kabar merupakan realitas yang telah dikonstruksikan. Media massa mengolah informasi melalui proses kerja jurnalistik. Dan ini berlaku untuk semua organisasi yang bergerak di bidang penerbitan pers, tanpa terkecuali. Berita sebagai hasil konstruksi realitas dari suatu proses manajemen produksi institusi media cetak surat kabar atau majalah. Disini, berita merupakan hasil dari suatu proses kerja manajemen redaksional dengan sejumlah panduan atau kriteria, mulai dari pencarian dan peliputan peristiwa di lapangan oleh reporter, proses editing di redaktur dan redaktur pelaksana, kemudian sampai pada proses seleksi layak muat pada sidang meja
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 66
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
redaksi. Dimana sebuah laporan jurnalisme sebaiknya memiliki kelengkapan 5W+1 H (what, who, where, when, why dan how). Berita yang banyak muncul dalam media massa, pada dasarnya dapat digolongkan atas tiga macam, yaitu berita langsung (straight news), berita ringan (soft news) dan berita kisah (feature). Surat Kabar Harian Tabengan merupakan surat kabar lokal yang masih berusia lebih muda dibandingkan dengan SKH lainnya yang ada di Kalteng karena baru pada tanggal 12 0ktober Tahun 2009 didirikan dan dikembangkan namun sudah mulai diminati oleh masyarakat Kalteng. Sedangkan SKH Kalteng Pos adalah sebuah surat kabar harian yang pertama dan terbesar terbit di Kalimantan Tengah yang termasuk dalam Grup Jawa Pos didirikan dari Tahun 1994. Menjelang Pemilihan tanggal 5 Juni 2010 SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos berlomba-lomba menuliskan berita-berita mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Pemilukada Kalteng. Penelitian ini akan diarahkan kepada media berbentuk cetak yang dimiliki oleh kedua harian tersebut karena keaktualan dan kelengkapan data yang ada pada kedua media tersebut. Yang dimaksud aktual dan lengkap data yang dimilikinya yaitu berita yang disajikan merupakan suatu peristiwa yang baru terjadi (Up to date) dimana setiap ada peristiwa tentang Pemilukada maka media cetak harian dapat memberikan setiap laporan perkembangan situasi pemilihan kepala daerah tersebut dari hari ke hari, selain itu melalui kantor yang dimiliki masing-masing media tersebut setiap orang dapat secara mudah mendapatkan beritaberita yang diinginkan hanya dengan berlangganan atau meminjam arsip pada SKH yang bersangkutan. Sehingga setiap ada peristiwa yang berhubungan dengan Pemilukada Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Kalteng penulis dapat memperoleh seluruh data mengenai
beritanya lebih lengkap, cepat dan mudah pada media cetak tersebut. Oleh karena itu, alasan menggunakan media cetak surat kabar adalah didasarkan atas pedapat Onong Uchjana Effendy, mengenai empat ciri yang dapat dikatakan sebagai syarat yang harus dipenuhi Surat Kabar, antara lain: Publisitas (Publicity) Yang mengandung arti penyebaran kepada publik. Karena diperuntukan untuk khalayak umum, isi atau informasi dalam surat kabar ini terdiri dari berbagai kepentingan yang berkaitan dengan umum. Periodisitas (Periodicity) Yang berarti keteraturan dalam penerbitannya. Keteraturan ini bisa satu kali sehari bisa juga satu atau dua kali terbit dalam seminggu. Universalitas (universality) Yang berarti kemestaan dan keragaman. Isinya yang datang dari berbagai penjuru dunia. Aktualitas (Actuality) Menurut kata asalnya aktualitas, berarti “kini” dan “keadaan sebenarnya”. Tetapi yang dimaksud aktualitas sebagai ciri Surat Kabar adalah pertama, yaitu kecepatan laporan , tanpa menyampingkan pentingnya kebenaran berita. Selain itu, penulis lebih memilih berita pada media cetak dibandingkan media elektronik dikarenakan perbedaan yang signifikan antara kedua media tersebut yaitu dari segi mediumnya dimana yang satu audio/ audio visual dan satunya lagi tercetak. Karena itu, secara teknis ada hal-hal tertentu yang membuat mereka berbeda antara lain: Jadwal terbit. Media elektronik waktu tayangnya sudah terprogram sehingga sulit untuk khalayak jika ingin memutar kembali berita yang sudah ditayangkan, kecuali menunggu jika ada siaran ulang sedangkan, media cetak terbit secara teratur, berkala baik harian dan mingguan sehingga
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 67
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
media cetak ini jika kita ingin membaca kembali atau mengkliping beritanya akan lebih mudah dan abadi karena dapat diulang-ulang membacanya (terdokumentasikan). Distribusi. Jangkauan distribusi Media cetak sangat luas dapat mencapai daerah pelosok atau terpencil, apabila sudah selesai dicetak media tersebut dapat langsung di distribusikan kepada khalayak ramai. Sedangkan, media elektronik jangkauan distribusinya terbatas karena diatur wilayah layanannya sesuai dengan kanal atau master plan yang telah ditentukan sehingga tidak seluruh khalayak tentunya dapat menerima siaran berita. Daya Akses/ jangkaunya adalah ekonomis dan lebih mudah mendapatkan berita (karena harga berlangganan koran lebih terjangkau atau murah). Sedangkan media elektronik agak sulit mendapatkan beritanya karena tidak semua khalayak khususnya di daerah terpencil juga memiliki media elektronik. Dengan demikian dapat diketahui perbedaannya dengan jelas terutama dari kelebihan yang ada pada media cetak yaitu informasi yang ada dalam media cetak lebih tajam, jelas atau kompleks, lamanya siaran berita pada halaman media cetak lebih leluasa lagi dalam menampung aneka peristiwa dan bersifat abadi atau tahan lama sehingga dapat dibaca berulang-ulang (repeatable) selain itu, segmen tingkat baca atau penggunanya lebih tinggi karena dapat diketahui dari oplah surat kabar tersebut. Agar penelitian lebih fokus maka obyek dalam penelitian ini dibatasi adalah headline (berita utama) pemberitaan dari Surat Kabar Harian Tabengan dan Kalteng Pos hanya pada 14 hari saja yaitu dari tanggal 19 Mei sampai dengan 1 Juni 2010. Alasan pada tanggal ini karena tanggal tersebut adalah masa kampanye yang telah dijadwalkan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) Kalteng atau tiga hari sebelum
pemilihan dan masa tenang. Selain itu, berita pada masa kampanye ini diambil sebagai objek penelitian karena dilatarbelakangi asumsi bahwa pada masa kampanye pemilu mulai terlihat lebih ramainya pemberitaan tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 dimana akan terjadi banyak sekali perebutan pengaruh dari berbagai kepentingan. Dengan demikian, realitas politik akan menjadi semakin dinamis. Dalam situasi semacam ini, biasanya, mediatermasuk di dalamnya media cetak akan mudah terjebak ke dalam agenda setting pihak lain. Sedangkan alasan penulis mengambil hanya headline (berita utama) dan bukan di halaman lainnya karena jika dilihat dari proses kerja jurnalistik di ruang redaksi, redaktur media massa menyeleksi dan menentukan berita-berita yang dianggap paling menarik dan penting maka menempatkannya sebagai headline. Kebijakan ini diambil karena headline merupakan titik awal untuk meraih perhatian khalayak. Dalam pemberitaan kedua media tersebut terdapat sesuatu yang dianggap menarik yang perlu untuk diteliti lebih lanjut. Dimana ketika pemberitaan mengenai cagub dan cawagub terangkat jadi berita terlihat adanya konstruksi realitas manajemen redaksional media dalam menyikapi proses pemilukada tersebut. Perbedaan mencolok bahkan dapat dikatakan yaitu bagaimana kedua media ini mengkonstruksi berita tersebut dalam pemberitaan dari strategi wacana yang digunakan oleh kedua media tersebut yang digunakan untuk membuat dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi bermakna dan diingat khalayaknya. Misal, penempatan mencolok sebagai headline dan pemakaian grafis seperti foto dengan captions termasuk frekuensi pemberitaan dengan tujuan memperkuat atau mendukung berita. Dimana hal ini terlihat jelas pada SKH Tabengan dalam beberapa pemberitaan menyajikan berita-beritanya dengan
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 68
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
memberikan judul langsung yang mendukung figure pasangan incumbent nomor urut dua Agustin Teras Narang dan Achmad Diran (Teras-Diran) dan disertai foto-foto yang bergambar pasangan tersebut seperti pada tanggal 21 Mei 2010 yaitu, “Teras-Diran Pemimpin yang Sukses” dan tanggal 29 Mei 2010 “Teras-Diran Bakal Menang 1 Putaran”. Sedangkan, pada SKH Kalteng Pos dalam setiap pemberitaannya lebih berhati-hati yaitu cenderung ingin menunjukan bahwa mereka bersikap netral dengan menuliskan berita berdasarkan prinsip jurnalistik both sides writing yaitu bahwa keempat kandidat cagub dan cawagub sama-sama memiliki porsi hak jawab yang sama dalam berita. Sehingga realitas Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 dimaknai sebagai proses demokrasi. Hal ini terlihat secara tidak langsung dalam headline, lead dan pernyataan-pernyataan yang terdapat pada berita-berita yang diturunkannya salah satunya beritanya tanggal 19 Mei 2010 dengan headline “Jangan Bicara Agama dan Suku”. Dengan demikian menjadi relevan untuk melihat bagaimana kedua media ini mengkonstruksi pemberitaan mengenai Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010. Dengan analisis Framing diharapkan dapat terjawab mengapa perbedaan tersebut bisa terjadi. Masing-masing pihak dari Surat Kabar Harian Tabengan dan Kalteng Pos berusaha untuk menyajikan perspektif mereka untuk memberikan pemaknaan terhadap permasalahan atas suatu realitas yang berkaitan dengan berita Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 agar diterima oleh khalayak. Dan kedua media tersebut berusaha mempengaruhi opini publik masing-masing pembacanya bahwa versi merekalah yang paling benar. Hal ini memperlihatkan bahwa media ternyata menjadi sebuah arena pertarungan dimana
media berperan dalam menentukan arti penting sebuah isu di hadapan khalayak. Alasan peneliti memilih berita tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 bukan berita yang lain adalah karena sesuai dengan unsur-unsur nilai berita yang dijadikan patokan oleh para praktisi media massa di seluruh dunia yaitu selain berita itu aktualitas, berita harus memiliki unsur penting, ketokohan, keluarbiasaan, ketegangan yang ditimbulkan, pertentangan dalam berita, serta emosi yang ditimbulkan sebuah berita. Selain itu peneliti melihat antara kedua media tersebut memiliki konstruksi yang berbeda dalam melihat realitas yang ada dalam pemberitaan tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010. Seperti diketahui bahwa, media massa pada dasarnya memang merupakan media diskusi publik tentang suatu masalah yang akan melibatkan tiga pihak, yakni wartawan (manajemen redaksional), sumber berita, dan khalayak. Sehingga, media merupakan faktor yang sangat penting bagi pembentukan image, citra maupun stigma. Dari medialah kita memperoleh informasi mengenai realitas yang tengah berlangsung di tempat lain. Sementara, realitas yang dihadirkan media ke hadapan kita belum tentu realitas yang sesungguhnya, tetapi realitas yang sudah dibentuk, dibingkai, dan dipoles sedemikian rupa oleh media tersebut. Melalui analisis framing maka kita tahu betapa secara diamdiam media mendikte otak kita mengenai realitas tanpa kita sadari. Analisis framing dimaksudkan untuk membuat dan mengelola informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, dan lebih ingin diketahui khalayak. Oleh sebab itu, jurnalis/ pekerja media (wartawan) sangat dituntut kecerdasan dalam pemberitaan. Konsep framing (pembingkaian) selalu digunakan oleh media untuk menggambarkan sebuah peristiwa dengan menonjolkan aspek tertentu dan sekaligus
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 69
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
menempatkan informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu mendapat alokasi dan perhatian yang lebih besar daripada isu yang lain. Dalam praktiknya, framing dijalankan media dengan menyeleksi isu tertentu dengan mengabaikan isu yang lain; menonjolkan aspek tertentu dari isu tersebut dengan menyembunyikan dan bahkan membuang aspek yang lain. Pertama Surat Kabar Harian Tabengan dan Kalteng Pos mengembangkan bingkai dan konstruksi yang berbeda tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010. Pada pemberitaan kedua media tersebut terlihat sekali perbedaan bingkainya dalam memahami dan mengkonstruksikan peristiwa yang terjadi. Peristiwanya sama tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010, tetapi konstruksi/ penafsirannya berbeda. Sehingga, dari bingkai yang berbeda tersebut maka, hasil pemberitaan pun cenderung berbeda pula. Kedua media berupaya mempengaruhi opini publik masing-masing. Dalam pemberitaannya Surat Kabar Harian Tabengan dan Surat Kabar Harian Kalteng Pos terlihat saling bertolak belakang. Dimana SKH Tabengan cenderung terlihat pro dengan Salah satu kandidat Cagub dan Cawagub, dimana peneliti melihat SKH Tabengan mempunyai konstruksi bahwa realitas Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 adalah masalah kefiguran terkait figure dari Pasangan incumbent nomor urut dua Teras-Diran yang merupakan pemimpin yang memiliki figure dan elektabilitas. Sementara itu, SKH Kalteng Pos sebaliknya terlihat memiliki kecenderungan berhati-hati dalam pemberitaannya dengan berusaha menjelaskan pada pembacanya bahwa di dalam setiap pemberitaannya bersikap netral yaitu tidak mendukung salah satu pun dari empat kandidat Cagub dan Cawagub dengan memberikan ruang yang sama dalam pemberitaannya, dimana peneliti melihat bahwa SKH Kalteng Pos terlihat
mempunyai konstruksi bahwa Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 adalah suatu proses demokrasi. Perbedaanperbedaan di antara kedua media ini dapat dengan mudah terlihat jika kita perhatikan dengan seksama dari judul/ headline dan isi berita-berita yang diterbitkan oleh masingmasing media. Untuk memperoleh gambaran yang jelas lagi tentang pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010, maka diperlukan interprestasi atau suatu teknik analisis yang dapat membantu sebagai sarana untuk dapat lebih memahami makna sebuah berita yaitu dengan menggunakan analisis framing. Framing berkaitan dengan opini publik, karena isu tertentu ketika dikemas dengan bingkai tertentu dapat mengakibatkan pemahaman khalayak yang berbeda atas sebuah isu. Framing/ frame atau bingkai merupakan salah satu teknik untuk mengetahui bagaimana realitas atau peristiwa dibingkai oleh media dalam konstruksi tertentu, sehingga nantinya yang akan dipahami adalah bagaimana konstruksi media dalam menulis sebuah berita. Oleh karena itu analisis ini nantinya akan digunakan penulis untuk menjelaskan makna konstruksi realitas yang dibentuk Surat Kabar Harian Tabengan dan Surat Kabar Harian Kalteng Pos dalam menyajikan berita tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan teknik analisis framing yang menggunakan salah satu model analisis framing yaitu Model Framing Robert N. Entman sebagai acuan. Menurut Robert N. Entman, analisis framing adalah proses dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Konsep framing sering digunakan untuk menggambarkan
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 70
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas media. Framing dapat dipandang sebagai penempatan informasi secara khusus sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih besar dari isu yang lain. Sehingga penulis dalam penelitian ini berharap dapat mengkonstruksikan dan membingkai realitas tentang pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 yang dilakukan oleh kedua media tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dirumuskan pokok permasalahan yang akan dikaji sebagai berikut: Bagaimana konstruksi realitas Surat Kabar Harian Tabengan terhadap Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 Periode Kampanye ? Bagaimana konstruksi realitas Surat Kabar Harian Kalteng Pos terhadap Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 Periode Kampanye ? Bagaimana sikap Surat Kabar Harian Tabengan dan Kalteng Pos yang tercermin dalam pemberitaannya masing-masing ? Bagaimana realitas peristiwa yang sama dikemas secara berbeda sehingga menghasilkan berita yang berbeda ? TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui konstruksi realitas Surat Kabar Harian Tabengan terhadap Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 Periode Kampanye. Untuk mengetahui konstruksi realitas Surat Kabar Harian Kalteng Pos terhadap Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 Periode Kampanye. Untuk mengetahui bagaimana sikap Surat Kabar Harian Tabengan dan Kalteng Pos yang tercermin dalam pemberitaannya masing-masing. Untuk mengetahui bagaimana realitas peristiwa yang sama dikemas secara berbeda sehingga menghasilkan berita yang berbeda.
KERANGKA PEMIKIRAN Kalteng yang merupakan provinsi yang sedang mengalami perkembangan sangat membutuhkan informasi-informasi dari media massa terutama media cetak. Untuk itu media cetak dapat dianggap sebagai alat kampanye yang penyebaran informasinya cukup efektif dan merata karena masyarakat Kalteng dapat mengetahui informasi-informasi mengenai pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur melalui media cetak. Dalam penelitian ini penulis meneliti mengenai berita-berita yang dituliskan oleh Surat Kabar Harian lokal yang ada di Kalteng yaitu SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos karena sebagai surat kabar lokal yang ada di Kalteng kedua SKH ini sangat memiliki peranan dalam pembangunan Provinsi Kalteng dan sangat membantu dalam melakukan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat Kalteng. SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos memberitakan hal-hal yang perlu diketahui warga Kalteng, untuk itu perlu disadari bahwa dalam menyampaikan berita, SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos harus memberikan informasi yang baik dan benar baik dari segi penulisan ataupun pemberitaan yang disampaikan agar tidak terjadi salah komunikasi atau penyampaian berita yang salah. Menjelang Pemilukada yang akan berlangsung di Kalteng, baik SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos menuliskan berita-berita mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010. Untuk itu perlu dicermati pemberitaan yang dituliskan oleh kedua SKH tersebut, karena pemberitaan yang dituliskan mengenai realitas pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 otomatis dapat membentuk opini dan pencitraan terhadap para calon gubernur dan wakil gubernur yang akan menjadi pemimpin Kalteng di masa mendatang.
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 71
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
Masyarakat Kalteng menjadikan peristiwa Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 sebagai topik yang penting untuk diikuti perkembangannya. Sehingga, banyak muncul pemberitaan mengenai Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 diberitakan oleh berbagai media massa salah satunya dengan melalui Surat Kabar, seperti yang dilakukan oleh dua buah surat kabar harian lokal di Kalteng, yaitu SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos. Dalam pemberitaan kedua media tersebut terdapat perbedaan yang mencolok bahkan saling bertolak belakang. Dengan menggunakan kedua media tersebut sebagai sarana penelitian, maka peneliti memilih melakukan analisis terhadap berita dari masing-masing media dengan menggunakan model analisis framing Robert N. Enmant sebagai acuan. Dan peneliti memperhatikan bahwa kedua media tersebut memiliki frame berbeda dalam menampilkan berita tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 periode kampanye. Dalam menuliskan pemberitaannya para wartawan dari SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos menggunakan frame untuk menunjang berita yang akan disajikan kepada khalayak. Karena sebuah berita merupakan hasil dari rekonstruksi wartawan dan tidak terjadi begitu saja. Sama seperti penulisan pemberitaan yang lain, dalam penulisan berita mengenai realitas Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 juga mengalami proses framing atau pembingkaian kata. Untuk mengetahui frame berita tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 masing-masing media tersebut maka dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis framing. Framing atau sering juga disebut frame atau bingkai merupakan salah satu teknik untuk mengetahui bagaimana realitas atau peristiwa dibingkai oleh media dalam konstruksi tertentu, sehingga yang akan dipahami nantinya
bukan apakah media memberikan berita negatif atau positif, melainkan bagaimana konstruksi media dalam menulis sebuah berita. Teknik ini juga digunakan untuk menganalisis data yang telah didapatkan, yang nantinya akan menjelaskan dan mengolah data yang sudah diperoleh sehingga dapat diketahui makna konstruksi realitas yang dibentuk SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos dalam menyajikan berita tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010. Berita-berita seputar realitas Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 pada periode kampanye di SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos yang telah penulis ambil kemudian dianalisis melalui teknik analisis framing model Robert N. Entmant dengan membedakan frame masingmasing media sehingga dapat diketahui perbedaan konstruksi realitas yang dibentuknya METODE PENELITIAN Tipe Penelitian Dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan konstruksi realitas dalam pemberitaannya seputar Pemilihan Umum Kepala Daerah Cagub dan Wagub Kalteng 2010 yang dilakukan SKH Tabengan dan Kalteng Pos dengan berlandaskan paradigma konstruktivisme. Sehingga tergolong pada penelitian bersifat kualitatif. Berdasarkan perspektif konstruktivisme pemahaman tentang suatu realitas, atau temuan suatu penelitian merupakan produk antar peneliti dengan yang diteliti. Dimana realitas merupakan konstruksi sosial dan kebenaran suatu realitas bersifat relatif. Selain itu, penelitilah yang secara aktif memilih model analisis dan melakukan penafsiran atau pemaknaan terhadap objek yang diteliti. Sehingga dalam penelitian framing ini, peneliti secara intens berhubungan dengan teks, melakukan
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 72
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
interaksi, penafsiran dan melakukan pemahaman terhadap teks. Penelitian yang dilakukan ini pada prosesnya tidak akan sampai pada membedah kepentingan atau ideologi yang ada berada di balik teks media. Akan tetapi, penelitian ini hanya sampai pada bagaimana media mengkonstruksikan atau membahasakan realitas. Sehingga peneliti dalam penelitian ini hanya sampai pada satu level saja yaitu level teks media. Di level teks media, peneliti menampilkan sedikit analisis isi dan analisis politik bahasa, guna memperkuat bagaimana strategi manajemen redaksional dari masing-masing suratkabar dalam mengemas realitas menjadi berita. Satu sisi, ini tampaknya menjadi kelemahan dari penelitian paradigma konstruktivisme. Namun memang demikianlah karakteristik dari penelitian dengan paradigma ini. 1 Walaupun paradigma penelitian ini bersifat kualitatif tetapi peneliti juga melakukan proses kuantifikasi yang dimaksudkan untuk kelengkapan data yang akan digunakan baik dalam tahapan analisis itu sendiri maupun tahapan berikutnya, yakni interpretasi data. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah headline (berita utama) pemberitaan dari Surat Kabar Harian Tabengan dan Kalteng Pos pada masa kampanye sesuai yang telah dijadwalkan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) Kalteng atau tiga hari sebelum pemilihan dan masa tenang yaitu dari tanggal 19 Mei sampai dengan 1 Juni 2010. Alasan penulis memilih tanggal ini karena pada tanggal tersebut dianggap penulis mulai terlihat ada perbedaan yang sangat mencolok dalam pemberitaan kedua media tersebut dibandingkan masa yang lain. Selain itu, berita pada masa kampanye ini diambil sebagai objek penelitian karena
dilatarbelakangi asumsi bahwa pada masa kampanye pemilu mulai terlihat lebih ramainya pemberitaan tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 dimana akan terjadi banyak sekali perebutan pengaruh dari berbagai kepentingan. Dengan demikian, realitas politik akan menjadi semakin dinamis. Dalam situasi semacam ini, biasanya, media-termasuk di dalamnya media cetak akan mudah terjebak ke dalam agenda setting pihak lain. Sedangkan alasan penulis mengambil hanya headline (berita utama) dan bukan di halaman lainnya karena jika dilihat dari proses kerja jurnalistik di ruang redaksi, redaktur media massa menyeleksi dan menentukan berita-berita yang dianggap paling menarik dan penting maka menempatkannya sebagai headline. Kebijakan ini diambil karena headline merupakan titik awal untuk meraih perhatian khalayak. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data dari dokumen dan arsip data yang terdapat di kantor yang bersangkutan yaitu pada Surat Kabar Harian Tabengan dan Kalteng Pos khususnya berita yang berkaitan dengan pemberitaan Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 periode kampanye. Selain itu dalam penelitian ini juga menggunakan metode observasi. Namun, dalam penelitian analisis framing ini observasi yang dilakukan bukan seperti observasi pada umumnya yang ditujukan untuk keperluan pengumpulan data lapangan tetapi dalam penelitian ini ditujukan pada teks media, dalam hal ini adalah berita-berita seputar Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010. di SKH Tabengan dan Kalteng Pos. Metode observasi ini berguna untuk menentukan berita-berita mana saja yang akan diteliti pada tahapan analisis framing, berguna juga untuk
1. Birowo, M.Antonius ; Op. Cit, hal :185 Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 73
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
mencermati bagaimana posisi berita dan sikap redaksional yang tercermin dalam pemberitaan, narasumber yang dipilih, serta bagaimana kedua media mendeskripsikan realitas menjadi berita. Dan penulis juga menggunakan studi pustaka, yaitu mencari data atau sumbersumber tertulis dan buku-buku ilmiah sebagai landasan teoritis serta pencatatan dari berbagai literatur yang relevan berhubungan dengan analisis framing dan obyek kajian. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis framing. Framing atau sering juga disebut frame atau bingkai merupakan salah satu teknik untuk mengetahui bagaimana realitas atau peristiwa dibingkai oleh media dalam konstruksi tertentu, sehingga yang dapat dipahami nantinya bukan apakah media memberikan berita negatif atau positif, melainkan bagaimana konstruksi media dalam menulis sebuah berita. Teknik ini juga digunakan untuk menganalisis data yang sudah didapatkan, yang nantinya akan menjelaskan dan mengolah data yang sudah diperoleh sehingga dapat diketahui makna konstruksi realitas yang dibentuk SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos dalam menyajikan berita tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub 2010. Untuk melakukan penelitian dengan menggunakan teknik analisis framing tersebut maka, tahapan yang peneliti lakukan dapat diurutkan sebagai berikut : Peneliti menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, dalam hal ini adalah dari analisis dokumen (teks berita). Dokumen berita tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 yang telah dikumpulkan dari arsip data dibuat deskripsi umumnya. Berita tersebut dipisahkan dan disusun ke dalam tabel berdasarkan kategori
masing-masing media (SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos). Menentukan model analisis framing yang akan digunakan untuk memframe berita. Peneliti melakukan analisis dengan membaca terlebih dahulu teks berita-berita yang telah dikelompokkan tersebut, meresapi dan mengerti ke dalam media yang diteliti. Peneliti memahami dan mencoba berempati dengan media yang diteliti yaitu bagaimana media memberitakan dengan cara tertentu. Peneliti memberikan penafsiran dan pemaknaan sehingga dapat diketahui apa makna sebenarnya yang ada di balik pemberitaan media tersebut melalui keempat cara dari model analisis framing yang telah ditentukan yaitu model analisis framing Robert N. Entman. Oleh sebab itu, penulis dalam penelitian ini menggunakan model analisis framing Robert N. Entman sebagai acuan. Menurut Robert N. Entman ada empat cara yang sering dilakukan oleh media dalam proses mendefinisikan realitas. Keempatnya merupakan strategi media yang membawa konsekuensi tertentu atas realitas media, yaitu : 1. Define Problems, merupakan elemen yang pertama kali dilihat sebagai framing. Elemen ini merupakan master atau bingkai utama, menekankan bagaimana suatu peristiwa dipahami (didefinisikan) oleh wartawan. Artinya, ketika terdapat masalah atau peristiwa, bagaimana peristiwa atau isu tersebut dipahami atau didefinisikan. Peristiwa yang sama dapat didefinisikan atau dipahami secara berbeda. Dan bingkai atau frame yang berbeda ini dapat menyebabkan realitas bentukan yang berbeda pula. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis pada kedua media yang memiliki frame yang berbeda, peneliti memahami dan mendefinisikan teks masing-masing berita tentang peristiwa Pemilukada
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 74
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 bahwa kedua media memiliki frame yang berbeda dimana SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos cenderung memiliki penekanan masalah yang berbeda sehingga diperoleh bingkai utamanya 2. Diagnose Causes, merupakan elemen framing yang digunakan untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor dari suatu peristiwa. Penyebab di sini bisa berarti siapa (who), namun juga dapat berarti apa (what). Bagaimana suatu peristiwa dipahami, tentu juga melibatkan apa dan siapa yang menjadi sumber suatu masalah. Karena itu, masalah yang dipahami secara berbeda, penyebab masalahnya pun secara tidak langsung juga akan dipahami secara berbeda pula. Pada tahap ini peneliti mencari penyebab terjadinya peristiwa atau isu Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 pada periode kampanye tersebut, yaitu dengan membingkai siapa atau apa yang menjadi penyebab atau sumber masalah pada peristiwa tersebut, sehingga peneliti menemukan antara kedua media yaitu SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos memiliki frame yang berbeda tentang penyebab isu terkait Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 pada periode kampanye. 3. Make Moral Judgement, merupakan elemen framing yang dipakai untuk membenarkan dan memberikan argumen pada pendefinisian masalah yang sudah dibuat. Ketika suatu peristiwa atau masalah sudah dipahami atau didefinisikan, kemudian penyebab masalah sudah ditentukan, maka dibutuhkan argumentasi yang kuat untuk mendukung gagasan tersebut. Gagasan yang dikutip berhubungan dengan suatu yang familiar dan dikenal oleh khalayak. Pada tahap ini peneliti mencari pembenaran atau argumentasi yang
tertulis dalam berita kedua media tersebut yang diperkuat dari narasumber yang sekiranya berkompetensi dalam permasalahan ini. Dengan mengambil kutipan-kutipan gagasan yang mendukung. 4. Treatment Recommendations, elemen ini dipakai untuk menilai apa yang dihendaki wartawan, maksudnya jalan apa yang dipilih oleh wartawan untuk menyelesaikan suatu masalah. Penyelesaian ini tentu saja bergantung pada bagaimana peristiwa tersebut dipahami, siapa yang menjadi aktor penyebabnya, dan bagaimana argumen yang diajukan. Pada tahap ini peneliti mencari kutipan-kutipan yang merupakan solusi yang ditawarkan oleh masing-masing media pada pemberitaannya. Sehingga, dari solusi yang ada pada kedua media tersebut diketahui cara menyelesaikan permasalahan yang terjadi lalu dideskripsikan. Dengan demikian, penulis dalam penelitian ini hanya akan menampilkan bagaimana analisis framing model Robert N. Entman yang bekerja pada level teks media Untuk mengetahui framing apa yang digunakan oleh SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos tersebut dalam beritanya. Untuk meneliti objek penelitian ini penulis menggunakan Analisis Framing model Robert N. Entman sebagai teknik untuk menganalisa pemberitaan SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 terkait dengan sikap institusi media pada Pemilukada tersebut. Dan edisi berita yang penulis ambil sebagai objek penelitian adalah pada pemberitaan periode kampanye. Dari keseluruhan berita yang ditulis pada periode kampanye oleh SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos penulis hanya mengambil berita tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 yang menjadi
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 75
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
headline /halaman depan (berita utama) pada periode kampanye. Alasan penulis memilih headline dalam mengklasifikasikan berita yang akan di analisis adalah karena dalam media cetak, headline merupakan berita yang paling banyak dibaca dan menarik perhatian. Jika peristiwa itu dijadikan headline maka pihak terkait atau khalayak menganggapnya sebagai peristiwa penting. Di sinilah media sangat berperan membentuk opini publik (public opinion). 2 DESKRIPSI UMUM MEDIA Profil SKH Tabengan Harian Tabengan yang dimodali oleh keluarga Narang dengan Pemimpin Umum/ Pemimpin Perusahaan Andrey L. Narang, dimaksudkan sebagai jembatan informasi bagi masyarakat Kalimantan Tengah. Jembatan informasi aktual, dan penting (bahkan vital) dalam menumbuhkan spirit membangun masyarakat Kalteng. Tanggal 12 Oktober 2009 di Kalteng telah lahir sebuah surat kabar harian baru di antara tiga suratkabar Harian lainnya yaitu Kalteng Pos, Palangka Post dan Dayak Pos. Harian baru itu diberi nama Tabengan, yang berarti titian, sebuah nama khas Dayak. Kata titian atau tabengan itu sendiri sudah melukiskan peran kehadiran di tengah masyarakat yaitu menyambung tebing-tebing yang sebelumnya terpisah satu sama lain, entah tebing itu bernama komunitas, etnik atau kelompok atau kelas-kelas sosial. Surat kabar Harian Tabengan melalui kehadirannya ingin menghilangkan sekatsekat, menyambungkan ruang pemisah itu. Merekatkan mereka jadi satu sebagai Uluh Kalteng melalui informasi dan opini yang ia bawakan. Melalui berita dan opini mencerahkan karena memang salah satu fungsi media massa memang bersifat edukatif. Ketika ruang pemisah atau sekatsekat itu tersambung oleh sebuah tabengan ide, ketika kesadaran Uluh Kalteng lahir,
maka pertanyaan berikutnya: Mau ke mana dan mau apa Uluh Kalteng itu? Harian Tabengan menjawabnya dengan motto yang selalu tertera saban terbit bahwa ide atau spirit itu ditujukan untuk “Membangun Kalteng”. Seperti diketahui wartawan adalah profesi yang punya jam kerja tanpa batas, memerlukan keberanian, kecerdikan dan etos kerja tinggi. Dengan cara-cara kerja, pandangan dan sikap demikian, sesungguhnya Harian Tabengan tidak lain dari sebuah sekolah jurnalistik sekaligus. Harian ini jugalah yang memulai jurnalisme investigasi di Kalteng. Dari kantornya di Jalan Imam Bonjol, Harian Tabengan meniupkan angin segar baru bagi dunia jurnalistik dan intelektualitas di Kalteng. Setahun bukanlah waktu yang panjang, apalagi untuk kehidupan sebuah media massa. Dalam waktu pendek ini, paling tidak Harian Tabengan telah menjadi salah satu harian penting di Kalteng. Apa bagaimana selanjutnya seperti apa dan siapapun diuji oleh waktu sebagaimana halnya dengan seekor kuda diuji dalam perjalanan jauh. 3 Profil SKH Kalteng Pos Berdiri pada September 1993 dengan nama koran yang sangat berpihak pada daerah; “Kalteng Pos”. Enam bulan ujicoba, ditegur keras Departemen Penerangan (Deppen). Sebab, Ijin Usaha Penerbitan (SIUP) koran yang digunakan adalah “Pelita Pembangunan” bukan “Kalteng Pos”.Sertamerta kita mengubah “Kalteng Pos” menjadi “Pelita Pembangunan”. Nama yang sangat panjang dan sangat tidak menjual. Lima tahun lebih terbit dengan nama “Pelita Pembangunan” angin segar berembus, reformasi bergulir, orde baru tumbang. Payung hukum Pers pun berubah total. Untuk mendirikan koran tidak lagi harus memiliki SIUP, cukup ada badan hukum, semua bisa. Begitu juga untuk 3. http://media.hariantabengan.com
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 76
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
mengurus perubahan nama di SIUP. Cukup pemberitahuan, prosedur perubahan nama pun diproses Deppen, nama yang sangat dekat dengan daerah itu kembali kami gunakan. “KALTENG POS”, sekitar tahun 1998 hingga sampai kini. Di era 90-an, Kalteng termasuk provinsi terbanyak ke-2 yang masyarakatnya suka mengirim “surat kaleng” ke Setneg, Depdagri, dan Presiden. Memaksa Gubernur Suparmanto (alm) saat itu memikirkan perlu wadah menyalurkan aspirasi masyarakat untuk mengurangi frekwensi “surat kaleng ke pusat. Maka Gubernur Suparmanto (alm) menemui Menteri Penerangan yang saat itu dijabat oleh Harmoko, langsung Gubernur mengemukakan keingin agar di Kalteng ada surat kabar harian. Maka Menpen Harmoko saat itu merespon keinginan Gubernur Kalteng dengan memanggil Dahlan Iskan, agar menginvestasikan sebagian uangnya untuk mendirikan surat kabar harian di Kalteng. Hasil survei secara profit tidak layak saat itu mendirikan koran harian, namun karena ada kepentingan yang lebih besar, akhirnya sepakat membangun koran harian di Kalteng dengan pemegang saham adalah Jawa Pos, Pemda Kalteng, dan Yayasan Pelita Press. Selama ini Kalteng Pos dianggap tidak netral, alasannya, ada saham Pemda. Padahal semua itu tidak benar. Karena dalam MoU tidak menyebutkan bahwa pemegang saham berhak mutlak atas policy dan arah kebijakan redaksi. Pemegang saham tahunya setiap tahun pada RUPS, Kalteng Pos untung dan tidak rugi, serta setiap Triwulan, performance perusahaan tetap bertumbuh. Anggapan itu tetap membuat Kalteng Pos risih, di tahun 2000 ke atas, Kalteng Pos sangat ingin lepas dari Pemda. Kalteng Pos sangat ingin pemda mencabut sahamnya, tapi Kalteng Pos tidak tahu bagaimana caranya. Era Gubernur Asmawi Agani, sudah muncul keinginan mencabut saham Pemda di Kalteng Pos, sayang latarbelakangnya karena Gubernur
marah dengan Kalteng Pos menurut versi dia, tidak bersahabat dalam pemberitaan. Hal sama kembali terjadi pada era Gubernur Teras Narang periode pertama. Kalteng Pos memang tidak bisa sepenuhnya probirokrat, karena fungsi social control itulah yang membuat koran ini selalu dicari pembaca. Belakangan muncul tuntutan dari korankoran kecil agar Pemda bersikap adil, mencabut sahamnya dari Kalteng Pos. Saat itu, mereka berpikir, Kalteng Pos akan tamat. Padahal, sesungguhnya, Kalteng Pos bertepuktangan dan bersukacita atas itu. Tidak perlu repot-repot, saham itu segera dicabut. Hingga menjelang tahun ke empat kepemimpinannya di Kalteng, Teras Narang memutuskan mencabut saham Pemda. Oleh karena itu, Kalteng Pos bersyukur karena sudah bebas lepas dan bisa lebih independen. Dalam catatan, setidak-tidaknya ada dua kejadian besar selama 17 Tahun Kalteng Pos eksis di Kalimantan Tengah. Pertama, konflik etnik yang maha dahsyat, kedua kebakaran yang meluluhlantakkan gedung biru Kalteng Pos. Konflik etnik yang terjadi di Sampit dan sebagian daerah lainnya adalah lembar kelamnya masyarakat Kalteng, menjadi catatan sejarah besar yang tak akan terlupakan. Sungguh menyedihkan karena pencatatan sejarah itu lewat kliping koran ludes ikut terbakar ketika kantor Kalteng Pos diluluhlantakkan api. Kejadian kedua; Pada tanggal 25 Juli 2009 Kantor Gedung Biru Kalteng Pos terbakar. Kebakaran yang menghabiskan semua aset perusahaan. Menangis saja lagi tidak. Semua harapan itu terbakar api. Semua hasil yang Kalteng Pos dapat bertahun-tahun atas kantor dan semua aset perusahaan, hanya dalam waktu 2 jam habis tak bersisa. Musibah itu pada gilirannya membuat Kalteng Pos semakin kuat. Cobaan itu tidak membuat Kalteng Pos meratap lalu tidak berbuat. Kalteng Pos bisa bangkit hingga
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 77
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
sampai saat ini, mampu membangun gedung biru yang lebih megah. 4 B. DESKRIPSI UMUM TENTANG BERITA SEPUTAR REALITAS PERISTIWA PEMILUKADA CAGUB DAN CAWAGUB KALTENG 2010 DI SKH TABENGAN DAN SKH KALTENG POS Paling tidak terdapat beberapa pemberitaan yang berkaitan dengan peristiwa Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010. Pemberitaan pada SKH Tabengan dan Kalteng Pos tersebut menunjukan ada penekanan berbeda yang mencolok dalam beritanya tentang Pemilukada tersebut, khususnya pada periode Kampanye. Hal ini dapat terlihat dari headline-headline berita yang diturunkan oleh masing-masing media tersebut. SKH Tabengan menurunkan setiap beritanya cenderung terlihat pro terhadap salah satu pasangan calon dalam Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 dua contoh headline beritanya dengan judul “ Teras Diran Pemimpin yang Sukses” dan “Teras-Diran Bakal Menang Satu Putaran”, di mana SKH Tabengan memandang bahwa dalam peristiwa Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 Teras Diran adalah pemimpin yang sukses yang bakal menang satu putaran. Hal ini dapat terlihat dari kutipan pernyataan Tokoh Masyarakat Kapuas Saidul mutassimi, Kepala Adat Kedemangan Kapuas Simpei Ilon dan direktur Eksekutif LSI Denny JA. Sehingga SKH Tabengan medefinisikan masalah pada peristiwa Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 adalah kefiguran dimana Teras Narang dan Diran adalah figure Cagub dan Cawagub yang memiliki elektabilitas yang tak tertandingi dan layak menjadi Pemimpin Kalteng untuk kedepan. Sedangkan SKH Kalteng Pos sebaliknya mengkonstruksikan 4. Dirun, F. Wahyudi, 2010. Paparan Company Profile PT Kalteng Pos Press padaLatihan Jurnalistik Kalteng Pos 27-29 November 2010
pemberitaan tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 ini sangat berbeda dari SKH Tabengan. SKH Kalteng Pos terlihat berusaha menjelaskan bahwa mereka tidak memihak pada salah satu kandidat atau bersikap netral akan adanya peristiwa Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010. Di mana berdasarkan perspektif yang tercermin dalam setiap headline berita SKH Kalteng Pos terlihat lebih berhati-hati dengan menuliskan berita berdasarkan prinsip jurnalistik both sides writing yaitu bahwa keempat kandidat cagub dan cawagub samasama memiliki porsi hak jawab yang sama dan menjalankan fungsi imperatif sosial pada setiap peristiwa Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010. Hal ini terlihat jelas dalam headline, lead dan pernyataanpernyataan yang terdapat pada badan beritaberita yang diturunkannya dengan Judul “Jangan Bicara Agama dan Suku”,”Debat Tanpa Adu Pendapat”, “Seru, Visi Misi di DPRD”, “Panwas Temukan Sekarung Surat Bersampul Teras-Diran”, ”Tim Teras Diran Protes“, “Debat Teras-Amur Sempat Adu Argumen”, “Belakang Amur-Bahar, Depannya Teras-Diran”, “Tim Teras Diran Klarifikasi”, Survei Terkini Amur Menang,”Survei Bukan Suara Rakyat”. Dalam pemberitaannya itu SKH Kalteng Pos memberikan penekanan secara tidak langsung bahwa peristiwa Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 tersebut adalah proses demokrasi dan dalam lingkungan masyarakat demokratis, SKH Kalteng Pos menjalankan fungsi imperatif sosial secara obyektif dalam proses menghubungkan warga dengan kehidupan politik. Pada periode kampanye tersebut, baik SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos terlihat sama-sama cukup intens dalam memberitakan realitas Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010. Bahkan di dalam berita kedua media tersebut terdapat banyak kutipan dari hasil wawancara. Di
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 78
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
mana tercatat SKH Tabengan memiliki 15 buah item berita, sedangkan SKH Kalteng Pos memiliki 18 buah item berita yang seluruhnya ditempatkan pada halaman bagian depan harian atau sebagai berita utama (headline). Jadi jika diperbandingkan antara keduanya secara kuantitatif, terpaut hanya tiga buah berita lebih banyak berita pada SKH Kalteng Pos. Namun, isi pada pemberitaan kedua media tersebut jelas mempunyai penekanan masalah yang berbeda walaupun beritanya sama yaitu tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010. Jika kita bandingkan antara item-item berita yang ada pada kedua media tersebut maka akan terlihat frame yang berbeda dalam penulisan beritanya. Adapun item-item berita yang ditampilkan oleh kedua media cetak tersebut yang mendukung perbedaannya adalah sebagai berikut:
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 79
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
Tabel 2 Item berita SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos (Seputar Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 SURAT KABAR SKH Tabengan
PERIODE
NO
19 Mei 2010 20 Mei 2010
1 2 3 4
21 Mei 2010 25 Mei 2010
5 6
27 Mei 2010
7
29 Mei 2010
8 9 10
SKH Kalteng Pos
31 Mei 2010
11 12 13
1 Juni 2010
14 15 1 2 3 4
19 Mei 2010 20 Mei 2010 23 Mei 2010 25 Mei 2010
5 6 26 Mei 2010 27 Mei 2010
7 8 9 10
28 Mei 2010
11
29 Mei 2010
12
JUDUL BERITA Genderang Kampanye Damai Ditabuh. - Visi-Misi Teras-Diran Paling Optimis. - Wahyudi Siap Jadi Jurkam Teras-Diran - Kampanye Hitam Ala Pejabat di Bawah Pohon. Teras-Diran Pemimpin yang Sukses. SDA Harus Dikelola Berbasis Lingkungan Panwaslu: Diperbolehkan Direct Mail Campaign Teras-Diran Bakal Menang Satu Putaran. Kongres: Pemuda Dayak Sepakat Memilih TerasDiran. Kampanye di Bartim Siap Memimpin dengan Adil. Luar Biasa, Pesona Teras-Diran. Survei: Hasil LSI, Beragam Tanggapan Mercy Subahagio Simpati Dukung Teras-Diran. Debat Kandidat Tegang Teras-Diran Akan terus Membangun.
Jangan Bicara Agama dan Suku. Seru, Visi Misi Di DPRD. Debat Tanpa Adu Pendapat. Panwas Temukan Sekarung Surat Bersampul TerasDiran. Tim Teras-Diran Protes. Debat Berpacu dengan Letusan Kembang Api. - Hari ini, Lapor Panwas Provinsi. - Siap Lancarkan Protes Resmi Panwaslu Teras-Amur Sempat Adu Argumen. Akhirnya Beredar Bebas. Surat Teras-Diran yang Sempat Ditahan Panwas Kotim Belakang Amur-Bahar, Depannya Teras-Diran. -Diprediksi Menang Satu Putaran. Hasil Survei Dinilai Pesanan. Tim Teras Diran Klarifikasi. Debat Bahas Balas Budi Tim.
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 80
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
30 Mei 2010 1 Juni 2010
13 14 15 16 17 18
Survei Terkini Amur Menang. Survei Bukan Suara Rakyat. Uji Frase Mengecoh Pasangan Calon.
Dari tabel di atas dapatlah disimak, pada SKH Tabengan bahwa dari setiap judul dan isi berita yang ditampilkannya pada periode Kampanye adalah pemberitaan tentang orang-orang yang Pro atau mendukung salah satu Kandidat Cagub dan Cawagub yaitu Agustin Teras Narang – Achmad Diran. Hal ini terlihat secara langsung dari setiap judul yang ditampilkan adalah harapan orang-orang yang ingin agar pasangan incumbent nomor urut dua TerasDiran menang dan memimpin kembali Provinsi Kalimantan Tengah. Dengan demikian dapat terlihat dengan jelas bahwa media SKH Tabengan lebih menekankan dukungannya terhadap salah satu kandidat atau tidak bersikap netral/ objektif dalam melakukan pemberitaan Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010, sehingga frame beritanya lebih dititik beratkan pada kefiguran dari pasangan incumbent tersebut. karena terkait dengan pernyataan-pernyataan yang tertulis pada setiap headline, lead dan badan beritanya tersebut. Hal ini dapat terlihat dari kutipan pernyataan Tokoh Masyarakat Kapuas Saidul mutassimi, Kepala Adat Kedemangan Kapuas Simpei Ilon dan Direktur Eksekutif LSI Denny JA. Di mana dalam peristiwa pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 tergambar harapan orang-orang bahwa pasangan TerasDiran adalah pasangan yang sukses dan layak menang untuk menjadi pemimpin di Kalteng. SKH Tabengan telah memanfaatkan posisinya sebagai surat kabar lokal dengan prinsip proximity dalam jurnalistik yang mengandung arti bahwa dalam peliputan berita cenderung berpihak kepada salah satu
pasangan calon yang memiliki kedekatan dengan institusinya, yaitu baik kedekatan geografis, kultural, sosiologis, maupun kedekatan psikologis. SKH Tabengan dinilai belum secara penuh menerapkan kaidahkaidah yang berlaku dalam kasanah penulisan berita yang mengacu pada prinsip jurnalistik. Dalam membuat berita mengenai Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 yang diantaranya memberitakan tentang calon Gubernur dan wakil Gubernur Kalteng, SKH Tabengan dalam memberitakan mengenai Pemilukada tersebut secara garis besar dalam membuat frame tentang Pemilukada lebih banyak memberitakan tentang figur pasangan incumbent nomor urut dua Teras-Diran (Tedi). Hal ini dapat dilihat dari frame yang diberitakan oleh SKH Tabengan yang dalam menyusun berita, mengisahkan, menuliskan dan menekankan fakta dalam teks beritanya lebih banyak memberitakan dan berupaya membuat pencitraan tentang pasangan Teras dan Diran. Dari analisis teks yang dilakukan dalam penelitian ini penulis juga melihat bahwa kecenderungan keberpihakan SKH Tabengan tersebut disebabkan oleh kepemilikan modal dari perusahaan yang menerbitkan Harian ini. Sedangkan SKH Kalteng Pos baik dari setiap headline berita, judul, lead dan isinya lebih terlihat bertolak belakang dimana terlihat dengan jelas bahwa SKH Kalteng Pos berusaha menjelaskan kepada pembacanya bahwa mereka bersikap netral tidak memihak salah satu kandidat pun yaitu dengan menyajikan berita tentang peristiwa pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 dengan porsi yang seimbang. Sehingga
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 81
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
pemberitaan SKH Kalteng Pos menekankan bahwa peristiwa Pemilukada Cagub dan Cawagub adalah proses demokrasi dan dalam lingkungan masyarakat demokratis, SKH Kalteng Pos menjalankan fungsi imperatif sosial secara obyektif dalam proses menghubungkan warga dengan kehidupan politik. Dimana ketika ada peristiwa salah satu pasangan yang bermasalah pada saat kampanye SKH Kalteng Pos berusaha memberitakan realitas tersebut tidak hanya dari sisi pihak yang menganggap pasangan calon bermasalah tapi juga menyediakan porsi berita tanggapan dari pihak yang dianggap bermasalah. Hal ini terlihat jelas dalam pernyataan-pernyataan yang terdapat pada berita-berita yang diturunkannya dengan Judul “Jangan Bicara Agama dan Suku”, ”Debat Tanpa Adu Pendapat”, “Seru, Visi Misi di DPRD”, “Panwas Temukan Sekarung Surat Bersampul Teras-Diran”, ” Tim Teras Diran Protes“, “Debat Teras-Amur Sempat Adu Argumen”, “Belakang AmurBahar, Depannya Teras Diran”, “Tim Teras Diran Klarifikasi”, “Survei Terkini Amur Menang, ”Survei Bukan Suara Rakyat”. Dalam pemberitaannya itu SKH Kalteng Pos memberikan penekanan secara tidak langsung bahwa peristiwa Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 tersebut adalah proses demokrasi dan dalam lingkungan masyarakat demokratis, SKH Kalteng Pos menjalankan fungsi imperatif sosial secara obyektif dalam proses menghubungkan warga dengan kehidupan politik. SKH Kalteng Pos berupaya menyajikan berita yang mengacu kepada kaidah-kaidah dasar jurnalistik antara lain berita berisi kebenaran (truth), relevansi dengan kondisi wilayah, berimbang (cover both side), netral (tidak berpihak), obyektif dan faktual. Pembingkaian atau frame berita mengenai Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 secara implisit menyampaikan bahwa pemilukada Kalteng 2010 adalah
kejadian penting dan merupakan pesta demokrasi yang menggambarkan pada prosedur dan kriteria menuju ke “pesta“ sebagai even terbesar masyarakat Indonesia terdiskripsikan dengan baik, yaitu pemberitaan berasal dari pelosok wilayah Kalteng. Fakta ini adalah kelebihan dari Kalteng Pos dan kelebihan ini adalah potensi besar bagi Kalteng Pos untuk lebih memantapkan institusinya sebagai media independen. Jadi, dari tabel 2 dapat didentifikasikan bahwa terdapat perbedaan frame antara SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos dalam mengkonstruksikan pemberitaannya tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 . C. DESKRIPSI RINGKAS BERITA PEMILUKADA CAGUB DAN CAWAGUB KALTENG 2010 SKH TABENGAN PERIODE KAMPANYE. Untuk realitas seputar Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010, SKH Tabengan menyajikan berita di halaman depan sebanyak lima belas buah berita yang terdiri dari tanggal 19, 20, 21, 25, 27, 28, 29, 31 Mei dan 01 Juni 2010. Namun karena media yang dipakai untuk meneliti adalah media cetak maka pada beberapa tanggal tertentu terdapat lebih dari satu berita. Adapun rincian singkat mengenai kelima belas berita tersebut adalah sebagai berikut :
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 82
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
Tabel 3 Deskripsi ringkas Berita-Berita Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 di SKH Tabengan Periode Kampanye JUDUL
ISI BERITA/ WAWANCARA
SUMBER BERITA
Genderang Kampanye Damai Ditabuh.
Kampanye Damai keempat Pasang Calon Gubernur dan Wagub yang diwarnai pelanggaran oleh beberapa kandidat. Dimana Dalam berita ini juga terselip lead yang bertulis Pendukung Teras-Diran (Tedi) yang membludak di Desa Kalahein dan ajakan untuk mendukung Teras-Diran.
Faridawaty Darlan Atceh (Ketua KPU Provinsi Kalteng), Hafiz Anshary (Ketua KPU Pusat). Barombon (Ketua Panwaslu Provinsi), Issu Roni (anggota Tim Sukses Tedi), Aprianus dan Suwendi (Simpatisan Teras-Diran), Indrawanto (Ketua Dewan Pakar Pangan Pulang Pisau).
Pemaparan Visi Misi, dan program keempat peserta pemilukada Kalteng di DPRD Kalteng. dimana dari seluruh calon visi-misi Teras-Diran yang terlihat paling optimis karena mengandalkan berbagai keberhasilan pembangunan infrastruktur
Keempat pasang calon gubernur dan cawagub.
(19 Mei 2010)
Visi-Misi Teras-Diran Optimis.
Wahyudi Siap Teras-Diran
Jadi
Paling
Jurkam
Pernyataan dukungan kepada pasangan Teras-Diran oleh Bupati Kotim Wahyudi K Anwar dimana Teras Diran dianggap pasangan terbaik dan tetap layak memimpin Kalteng
Kampanye Hitam Ala Pejabat di Bawah Pohon (20 Mei 2010)
Adanya pendukung salah satu kandidat yang melakukan kampanye dengan menjelek-jelekan calon pasangan lain
Teras Diran Pemimpin yang Sukses
Pernyataan, komentar dan dukungan bahwa pasangan Teras-Diran adalah pasangan calon yang layak dan
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Wahyudi K (Bupati Kotim).
Anwar
Tiga orang ibu rumah tangga
Saidul Mutassimi, (tokoh masyarakat Kapuas), Simpei Ilon (Kepala Adat
Hal | 83
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015 (21 Mei 2010)
sukses dalam membangun Kalteng
Kedemangan Kapuas)
SDA Harus Dikelola Berbasis Lingkungan
Cawagub Kalteng Diran dalam debat keempat Cawagub yang mengatakan, SDA untuk perkebunan harus dilakukan di areal yang tidak produktif untuk tanaman pangan (padi) serta pernyataan Diran saat kampanye di kabupaten Lamandau untuk memperjuangkan anggaran bagi kabupaten yang mendukungnya.
Achmad Diran (Cawagub Kalteng)
Pernyataan Panwaslu Kotim dan klarifikasi tim kampanye Teras-Diran bahwa kampanye terbuka melalui surat yang dilakukan pasangan Teras-Diran disahkan dan tidak melanggar aturan seperti yang dituduhkan pihakpihak tertentu.
Panwaslu Kotim dan HM. Saily Muchtar (sekretaris Tim Kampanye Teras-Diran)
(25 Mei 2010)
Panwaslu: Diperbolehkan Direct Mail Campaign (27 Mei 2010)
Teras-Diran Bakal Menang Satu Putaran
Kongres: Pemuda Dayak Sepakat Memilih Teras-Diran
Kampanye di Bartim Siap Memimpin dengan Adil (29 Mei 2010)
Luar Biasa, Pesona Teras-Diran
Survei: Hasil Tanggapan
LSI
Beragam
Mercy Subahagio Simpati Dukung Teras-Diran (31 Mei 2010) Debat Kandidat Tegang
Hasil survei dan analisis LSI bahwa pasangan TerasDiran berpotensi menang satu putaran karena figure, kharisma, elektabilitas dan kesuksesan pasangan ini yang sebelumnya menjadi pemimpin di Kalteng tidak ada yang dapat menandinginya. Pernyataan kongres Pemuda Dayak yang memutuskan mendukung pasangan Teras-Diran.
Kampanye dialogis cagub Teras di Ampah yang mengatakan bahwa Teras-diran selalu berlaku adil pada 14 Kabupaten/ Kota se-Kalteng.
Denny JA Eksekutif LSI)
Organisasi Dayak
(Direktur
Pemuda
Teras Narang (Cagub)
Kampanye pasangan incumbent Teras-Diran di Kotim dan Kobar yang mempesona dihadiri puluhan Ribu warga dan pernyatan dukungan ustad Arsyad, dua orang ibu dan Taufik Kiemas kepada pasangan TerasDiran.
-Ustad M. arsyad , dua orang ibu, dan Taufik Kiemas
Beragam tanggapan dari masyarakat Kalteng tentang hasil Survei LSI
-Yusuf Ayub (Tokoh masyarakat Seruyan), Hertin Kilat (Tokoh Masyarakat Barut), Haril Mantal (warga Buntok), Ustad M. Arsyad, Sidik R.Usop pengamat Politik)
Dukungan terhadap Teras-Diran yang dinyatakan oleh istri DPC Demokrat Kobar. Debat kandidat yang menegangkan pada saat sesi Tanya jawab dan uji frase. Selain itu dalam berita ini terselip juga lead berita Rano Karno tampil dalam
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Mercy Subahagio (istri DPC Demokrat Kobar) Teras Narang (Cagub)
Hal | 84
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015 kampanye Teras-Diran. Teras-Diran Membangun (01 Juni 2010)
Akan
terus
Kampanye Teras-Diran di Kuala Kapuas yang mengharapkan dukungan dan menegaskan akan terus membangun untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat Kalteng.
FRAME SKH TABENGAN: PEMILUKADA CAGUB DAN CAWAGUB KALTENG PERIODE KAMPANYE, MASALAH KEFIGURAN Contoh kutipan berita SKH Tabengan adalah sebagai berikut: Teras-Diran Bakal Menang Satu Putaran (29 Mei 2010) Elektabilitas pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng nomor urut dua Agustin Teras Narang dan H.Achmad Diran (Teras-Diran) masih tak tertandingi. “Pemilukada Kalteng berpotensi satu putaran dan pasangan yang akan memenanginya adalah Agustin Teras Narang dan H.Achmad Diran.”kata Direktur Eksekutif LSI Denny JA, dijelaskan kemungkinan Teras-Diran akan menang satu putaran karena unggul dari berbagai sisi dibanding pasangan lainnya. Secara figur Teras-Diran dikenal dan disukai. Denny juga menyebutkan tidak ada pasangan yang bisa menyamai kharisma yang dimiliki Teras-Diran. Menurut Denny, warga yang puas dengan kinerja incumbent cenderung menginginkan pemimpin itu untuk meneruskan atau melanjutkan. Dalam survei ini, warga yang meminta teruskan lebih banyak dibanding yang meminta perubahan. Ini menunjukkan keunggulan Teras-Diran,” kata Denny. Selain unggul secara figur, tidak ada isu yang bisa menjatuhkan Teras-Diran, termasuk isu primodial yang berbau sectarian. Berkaca dari segudang pengalaman Pemilukada, Denny optimis prediksi LSI untuk Pemilukada di Kalteng tidak akan meleset.
Saily Muchtar (sekretaris Tim Sukses Teras-Diran)
Dari contoh kutipan pernyataan berita di atas terlihat SKH Tabengan ingin menyampaikan kepada pembacanya bahwa memilih pasangan calon yang memiliki kefiguran yang tepat sangat berkaitan dengan figur yang sangat dikenal dan disukai oleh masyarakat karena SKH Tabengan beranggapan sulitnya memilih pasangan calon yang memiliki figur seperti pasangan calon incumbent nomor urut dua Teras-Diran. Peristiwa Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 sangatlah berkaitan dengan pemilihan figur pemimpin yang tepat untuk kemajuan pembangunan di Kalteng karena SKH Tabengan beranggapan masih banyak daerah di Kalteng yang perlu dukungan dari pemimpin yang memiliki kefiguran untuk membantu dalam memajukan dan mengembangkan Kalteng. Sehingga SKH Tabengan berusaha agar Pemilukada Kalteng Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 tersebut dapat terpilih pasangan yang memiliki figur yang tepat terkait dengan sosok yang pasangan calon yang dikenal dan disukai masyarakat Kalteng. Jadi, dari contoh kutipan pernyataan di atas terlihat bahwa banyak pihak yang menyukai dan mendukung pasangan TerasDiran dan berusaha agar pasangan tersebut tetap terpilih kembali menjadi pemimpin Kalteng. sehingga SKH Tabengan mengidentifikasikan berita tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 ini adalah karena masalah kefiguran terkait dengan sosok pasangan Teras-Diran yang dikenal dan disukai oleh masyarakat Kalteng. Selain itu jika diperhatikan
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 85
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
pencantuman profesi narasumber yang diambil pernyataannya seperti pernyataan dari tokoh masyarakat dan tokoh agama seolah hendak memberi keyakinan pembaca bahwa peristiwa Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 itu adalah murni masalah kefiguran terkait memilih pasangan calon yang memiliki figur yang layak untuk memimpin kalteng periode 2010-2015. Pernyataan-pernyataan dari narasumber yang berasal dari berbagai pihak seperti di atas, adalah sebuah pengambilan posisi ideologis yang menunjukkan adanya kecenderungan SKH berpihak pada salah satu calon tertentu. Bila kemudian ada dukungan banyak teks berita di SKH Tabengan ditambah pernyataan kutipan beritanya yang menyatakan demikian tentu hal ini dapat semakin menguatkan arah kecenderungan pemberitaan harian ini. Pilihan ini adalah pilihan yang didasarkan pada kepemilikan modal surat kabar ini yang memang cenderung memiliki kedekatan dengan pasangan calon Agustin Teras Narang. A. DESKRIPSI RINGKAS BERITA PEMILUKADA CAGUB DAN CAWAGUB KALTENG 2010 SKH KALTENG POS PERIODE KAMPANYE. Untuk realitas seputar Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010, SKH Kalteng Pos pada bulan tersebut mulai menurunkan berita tercatat pada tanggal 19 Mei 2010 yaitu sama dengan SKH Tabengan yang juga memberitakannya mulai pada tanggal tersebut. Walaupun tanggal mulai menerbitkan berita tentang seputar Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 itu sama tapi isi berita yang ditampilkan antara kedua media tersebut sangat berbeda dan saling bertolak belakang begitu pula dengan jumlah beritanya di mana SKH Kalteng Pos menyajikan beritanya sebanyak delapan belas buah berita terdiri dari tanggal 19, 20, 23, 25, 26, 27,28, 29, 30 Mei dan 01 Juni
2010. Adapun rincian dari berita-berita tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Deskripsi ringkas Berita-Berita Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 di SKH Kalteng Pos Periode Kampanye JUDUL
ISI BERITA/ WAWANCARA
SUMBER BERITA
Jangan Bicara Agama dan Suku
Kampanye damai yang dihadiri empat pasangan calon dan imbauan dari ketua KPU Pusat untuk jangan bicara agama dan suku pada saat kampanye dan imbauan Sekda Provinsi Kalteng kepada PNS agar bersikap netral tidak memihak pada calon tertentu.
Hafiz anshary (Ketua KPU Pusat), Thampunah Sinseng (Sekda Provinsi Kalteng)
Penyampaian Visi Misi di DPRD yang diwarnai dengan saling serang di podium dan teguran untuk para pendukung kandidat
Keempat pasangan calon Gubernur, R.Atu Narang (Ketua DPRD Provinsi)
Debat perdana kandidat yang tidak diisi dengan saling mendebat.
Keempat pasangan calon Gubernur
(19 Mei 2010)
Seru, Visi Misi Di DPRD
(20 Mei 2010)
Debat Tanpa Adu Pendapat (23 Mei 2010)
- Panwas - Ditemukannya - Panwaslu Kotim Temukan surat oleh Panwas Sekarung Kotim yang berisi Surat ajakan kepada PNS Bersampul Guru untuk - Saily Muchtar Teras-Diran. memilih Teras-
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 86
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015 - Tim Teras- Diran. (Tim Kampanye Diran Protes. - Protes keras Tim Teras-Diran) Kampanye Teras- - Faridawaty Diran tentang (Ketua KPU surat kampanye Pusat) mereka yang - Debat dilarang oleh Berpacu Panwas Kotim. dengan - Debat Cawagub Letusan yang Kembang Api sesungguhnya (25 Mei makin seru tapi 2010) kurang khidmat karena beriring dengan letusan kembang api pada Ultah Kalteng ke 53. - Hari ini, - Panwaslu Kotim - Ir.Fachri Lapor yang akan Mashuri, SH Panwas melapor ke (Ketua Provinsi. Panwaslu Panwaslu Provinsi Kalteng Kotim) tentang masalah penemuan dua karung amplop yang berindikasi melanggar karena dianggap berisi ajakan Saily untuk memilih - HM - Siap Muchtar pasangan Lancarkan (Sekretaris incumbent Protes Tim Teras-Diran. Resmi Kampanye Panwaslu Teras-Diran) - (26 Mei 2010)
- Tim kampanye Teras-Diran yang tidak tinggal diam dengan melapor ke Panwaslu Provinsi terhadap tindakan panwas Kotim yang menahan surat kampanye direct mail campaign mereka.
- - Teras-Amur Sempat Adu Argumen.
- -
Akhirnya, Beredar Bebas
- (27 Mei 2010)
-
Debat Cagub yang kian seru dan semarak sebab sempat terjadi perdebatan antara kandidat no.1 Amur dengan kandidat no.2 Teras yang juga sempat membawa nama Cagub no.3 Yuliansyah. Dan pernyataan ketua KPU Kalteng tentang visi misi seluruh kandidat yang masih kurang memberi perhatian tentang perlindungan anak dan perempuan.
Keempat pasangan calon Gubernur, Faridawaty (Ketua KPU Provinsi Kalteng)
Ir.Fachri Mashuri, SH (Ketua Panwaslu Kotim), Barombon, I Made (ketua dan Anggota Panwaslu Provinsi Kalteng), Kepala Kantor Pos Palangka Raya Adrian Kurniawan.
- Surat Teras-Diran yang Sempat ditahan Panwaslu Kotim akhirnya bebas diedarkan namun Panwaslu Kotim tetap menunggu petunjuk Panwaslu Provinsi. Dan sikap dari panwaslu Provinsi yang menganggap bahwa penahanan
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 87
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015 surat kampanye Teras-Diran itu adalah tindakan preventif dan penjelasan bahwa surat protes tim Kampanye Teras-Diran telah diterima dan sedang dipelajari. Belakang Amur-Bahar, Depannya Teras-Diran
(28 Mei 2010)
-
-
-
Penemuan baju kampanye aneh pada kampanye Tim Amur-Bahar di Bukit Ngalangkang Kuala Kapuas dimana pada baju tersebut belakangnya gambar AmurBahar tapi depannya kandidat lain yaitu TerasDiran .
--
dapat menjadi tantangan untuk mencari dukungan sebanyakbanyaknya.
Tim TerasDiran Klarifikasi
(29 Mei 2010)
Norhasanah (Ketua DPW PPP Kalteng)
Dipredik - Hasil Survei Citra - Denny JA si Publik Indonesia (Direktur Menang (CPI) atau Eksekutif Satu Lembaga Survei LSI) Putaran Indonesia (LSI) yang - Drs.H. Rinco memprediksi Hasil Norkim Teras-Diran Survei (Ketua Tim menang satu Dinilai Kampanye putaran. Pesanan - Tanggapan dari AmurBahar), Indra Tim Kampanye J Piliang (Tim Amur-Bahar, Kampanye Yuliansyah-Didik Yuliansyahdan Cawagub Didik), dan Basuki bahwa Cawagub survei LSI adalah Basuki. pesanan pasangan calon - Saily Mochtar (sekretaris tim Teras-Diran, kampanye Irasional, Tedi) meragukan dan
Debat Bahas Balas Budi Tim
(30 Mei 2010)
- -
Survei Terkini Amur Menang.
Klarifikasi Tim Kampanye Teras-Diran terkait penemuan “Kaos aneh “Tim Kampanye Amur-Bahar di Kapuas
Debat terakhir Cawagub terakhir kali yang tidak seseru seperti debat calon gubernur sebelumnya karena perdebatan tersebut masih seperti sebuah tanya jawab biasa antara panelis dan calon yang justru seru adalah pendukung masing-masing kandidat yang beradu yel-yel. -
Hasil Survei 14 kabupaten dan kota yang dilakukan internal PKS menempatkan Amur-Bahar menang
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Keempat pasangan calon Wakil Gubernur
Sugianto, Asnawi SP, Heru Hidayat, ST (Tim Survei Internal PKS).
Hal | 88
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
- -
- -
dengan suara tertinggi.
Survei Bukan Suara Rakyat.
Uji Frase Mengecoh Pasangan Calon
-
- Tanggapan dari Tim Kampanye Teras-Diran, Yuliansyah-Didik dan Cagub Yuandrias bahwa survei internal PKS adalah bukan suara Rakyat.
Tim Kampanye Teras-Diran, YuliansyahDidik, Cagub Yuandrias,
Keempat pasangan cagub dan cawagub, Fessy Alwi (Presenter TV Pemilu)
Pada penampilan kali terakhir yang ditayangkan secara langsung oleh Metro TV ini, rupanya para kandidat pasangan calon pun berupaya tampil dengan elegan dan semenarik mungkin. Dalam hal ini, pasangan nomor urut 1 Amur-Bahar mengenakan baju koko berwarna putih, pasangan nomor urut 2 Teras-Diran mengenakan pakaian hem casual berwarna hitammerah, pasangan nomor urut 3 AyuDik mengenakan pakaian batik khas Kalteng dan pasangan nomor urut 4 Yuandrias-Basuki yang mengenakan pakaian adat daerah Dayak dan Jawa. ................................................................................. .........................................................
(01 Juni 2010) -
Penampilan debat terakhir kali cagub dan cawagub Kalteng dimana para kandidat tampak terkecoh pada saat uji frase dengan menjawab sekenanya saja.
B. FRAME SKH KALTENG POS : PEMILUKADA CAGUB DAN CAWAGUB KALTENG 2010 PERIODE KAMPANYE, MASALAH DEMOKRASI. Contoh kutipan berita SKH Kalteng Pos adalah sebagai berikut: Uji Frase Mengecoh Pasangan Calon (01 Juni 2010) Acara debat publik pasangan calon gubernur dan wakil gubernurKalteng periode 2010-2015 telah berakhir. Tidak seperti sebelumnya, debat kali terakhir yang bertempat di Gedung Pertemuan Umum (GPU) Tambun Bungai, diikuti oleh calon gubernur dan wakil gubernur sekaligus.
Saat uji frase ini rupanya tidak ada satu kandidat pasangan calonpun yang secara benar dan tepat dalam memberikan jawaban. Bahkan, setiap jawaban yang terlontar secara spontan dari tiap-tiap pasangan calon, justru membuat para pendukung dan tamu undangan di GPU Tambun Bungai semakin bersorak sambil tertawa. Hal ini lantaran dalam memberikan jawaban terhadap uji frase yang dilontarkan oleh Fessy Alwi, masing-masing kandidat tampak sekali tidak menyadarinya dan agak terkecoh. Sehingga, jawaban yang mereka sampaikan ratarata diucapkan dengan sekenanya saja. Di akhir segmen debat publik, Fessy Alwi menyampaikan pertanyaan penutup yang meminta jawaban dari tiap-tiap pasangan calon seandainya tidak terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Kalteng periode 2010-2015. Dalam jawabannya terhadap pertanyaan ini, tidak ada satupun dari pasangan calon yang akan kecewa seandainya tidak terpilih pada Pemilukada 5 Juni mendatang. Sebagai bukti bahwa setiap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur ini samasekali tidak menaruh perasaan dendam terhadap calon pasangan lainnya selama pelaksanaan debat publik maupun selama masa kampanye ini, maka
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 89
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
usai acara tiap-tiap dari bersalaman dan berpelukan.
pasangan
saling
Demikian pula halnya dengan seluruh pendukungnya, masing-masing dari mereka turut larut dalam kegembiraan lantaran telah menyelesaikan tahapan terakhir dalam Pemilukada Kalteng dan akan memasuki masa tenang pada tanggal 2 hingga 4 Juni mendatang. Dari contoh kutipan dan pernyataan berita di atas, terlihat dengan jelas SKH Kalteng Pos dalam pemberitaanya berusaha memberikan porsi atau peluang sama kepada para cagub dan cawagub. SKH Kalteng Pos berusaha memberitakan peristiwa Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 dari berbagai sisi seperti menggunakan angle gabungan dalam memberitakan penyampaian visi dan misi para kandidat. Artinya, selain melihat apa yang terjadi di dalam forum debat, harian ini juga melihat ada realitas lain yang terkait dengan kejadian ini. Sehingga SKH Kalteng Pos terlihat tidak berpihak kepada salah satu kandidat calon. Selain itu terdapat kutipan bahwa SKH Kalteng Pos menegaskan Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 harus dijalankan dengan aman dan damai salah satunya caranya menggunakan forum debat kandidat untuk menyampaikan visi-misi dan program masing-masing pasangan calon. Dimana hal itu berarti bahwa SKH Kalteng Pos berupaya menyadarkan pemikiran pembacanya, bahwa melaksanakan pemilukada Kalteng Cagub dan Cawagub 2010 secara demokratis merupakan solusi terbaik guna menghadirkan proses demokrasi sesuai dengan keinginan rakyat. G. PERBANDINGAN FRAME SKH TABENGAN DAN SKH KALTENG POS Pembahasan di atas menunjukan bagaimana peristiwa yang sama bisa dimaknai dan didefinisikan secara berbeda. Pendefinisian yang berbeda tersebut menyebabkan peristiwa bisa berubah secara total. Dalam menurunkan berita tentang
Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 Periode Kampanye, antara SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos mempunyai definisi yang berbeda atas berita tersebut. SKH Tabengan mendefinisikan berita tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 bertolak belakang dengan SKH Kalteng Pos Dimana SKH Tabengan mempunyai frame bahwa berita tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 adalah masalah kefiguran. Walaupun SKH Tabengan tidak secara langsung menyebutkan dalam beritanya bahwa masalahnya adalah kefiguran namun, dalam hal ini apabila diperhatikan secara seksama dari setiap berita yang diturunkannya banyak terdapat pernyataan-pernyataan yang secara tidak langsung bersinggungan dengan masalah kefiguran yaitu mengarah kepada keberadaan sosok pemimpin yang memiliki figure yang layak untuk menjadi pemimpin Kalteng. Memilih sosok pemimpin yang memiliki figur yang layak untuk menjadi pemimpin Kalteng dilihat sebagai penyebab mengapa SKH Tabengan lebih pro atau berpihak pada salah satu pasangan calon saja yaitu Teras-Diran. Selain itu, untuk lebih memperkuat berita yang diturunkannya atau agar lebih meyakinkan pembacanya SKH Tabengan menyajikan beberapa berita dengan menggunakan foto. Bahkan, berita tersebut diberikan judul langsung berupa berita foto yang pro terhadap pasangan calon incumbent nomor urut dua Teras-Diran. Sebaliknya, SKH Kalteng Pos melihat berita tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 bukan sebagai masalah kefiguran, melainkan sebagai sebuah proses demokrasi. Hal ini dapat terlihat baik dari judul dan isi berita yang diturunkannya. Walaupun SKH Kalteng Pos tidak secara langsung menyebutkan dalam beritanya bahwa masalahnya adalah masalah proses demokrasi namun, dalam hal ini apabila diperhatikan secara seksama dari setiap berita yang diturunkannya banyak terdapat
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 90
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
pernyataan-pernyataan yang secara tidak langsung bersinggungan dengan masalah bahwa pemilukada merupakan sebuah proses demokrasi yaitu mengarah kepada bahwa keberadaan pemilukada Cagub dan Cawagub kalteng 2010 adalah sebuah proses demokrasi yang dapat mempengaruhi stabilitas keamanan dan kedamaian Kalteng jika pemberitaan Pemilukada Kalteng Cagub dan Cawagub 2010 tersebut tidak diberitakan secara objektif dan seimbang. Sehingga, dalam setiap beritanya SKH Kalteng Pos juga mencantumkan foto dengan caption sebagai penguat berita dimana dalam foto tersebut menggambarkan bahwa mereka tidak berpihak pada salah satu pasangan calon pun. Pendefinisian yang berbeda ini akan berakibat pula pada apa yang dianggap penyebabnya. Ketika masalah tentang realitas Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 periode kampanye dilihat sebagai masalah kefiguran oleh SKH Tabengan, maka yang dianggap sebagai penyebabnya adalah memilih pasangan Cagub dan Cawagub yang memiliki kefiguran untuk Kalteng ke depan dimana keberadaan sosok Teras-Diran yang memiliki figure, dikenal, disukai, optimis dan berkharisma ini diyakini para pedukungnya sebagai pasangan yang layak memimpin Kalteng dan menang dalam pemilukada. Sebaliknya, ketika masalah tentang Realitas Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 periode Kampanye
dilihat sebagai sebuah proses demokrasi, yang menjadi penyebabnya adalah harapan agar kalteng menjadi contoh pemilukada yang aman dan damai. Selain perbedaan yang telah diuraikan tersebut ada perbedaan mencolok dapat terlihat dari kedua media tersebut dengan tanpa melihat dari isi beritanya yaitu, jika diperhatikan atau bandingkan dengan seksama dari setiap judul berita yang diturunkan oleh masing-masing media itu yang terlihat berlawanan. Dan hal ini jugalah yang membuat penulis pertama kali tertarik untuk menjadikannya sebagai obyek penelitian. Pada akhirnya, semua ini berimbas pada bagaimana masalah tersebut direkomendasikan penyelesaiannya oleh masing-masing media. SKH Tabengan, untuk menyelesaikan masalah tersebut mengusulkan agar pembaca untuk Mendukung Teras-Diran sebagai sosok yang dikenal, disukai, optimis, sukses dan berkharisma karena figure dan elektabilitasnya itu sehingga layak jadi pemenang dan memimpin Kalteng 2010-2015. Sebaliknya, SKH Kalteng Pos. menawarkan solusi yaitu agar Pemilukada Kalteng 2010 berjalan aman dan damai sesuai azas demokrasi maka Pemilukada perlu dilaksanakan secara demokratis seperti dalam forum debat dengan menyajikan visimisi masing-masing pasangan calon.
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 91
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
TABEL 5 PERBANDINGAN FRAME SKH TABENGAN DAN SKH KALTENG POS ELEMEN
SKH TABENGAN
SKH KALTENG POS Berita Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 adalah sebuah proses Demokrasi dimana dalam lingkungan masyarakat demokratis, SKH Kalteng Pos menjalankan fungsi imperatif sosial secara obyektif dalam proses menghubungkan warga dengan kehidupan politik
Frame
Berita tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 adalah masalah kefiguran terkait dengan figure yang dimiliki oleh pasangan calon incumbent Teras-Diran yang dikenal, disukai, optimis, sukses dan berkharisma yang dianggap layak sehingga diharapkan jadi pemenang sebagai pemimpin Kalteng
Problem Identification/ Masalah kefiguran Define Problems (Pendefinisian Masalah) Causal Interpretation/ Diagnose Causes (Memperkirakan Masalah/ Sumber Masalah)
Masalah proses Demokrasi
inti dari persoalan Sumber masalah bermuara pada harapan adalah memilih agar kalteng menjadi contoh pemilukada pasangan Cagub dan yang aman dan damai Cawagub yang memiliki kefiguran dan elektabilitas untuk menjadi pemimpin Kalteng ke depan dimana keberadaan sosok Teras-Diran yang memiliki figure, dikenal, disukai, optimis dan berkharisma ini diyakini para pedukungnya yang layak menang dan memimpin Kalteng.
Make Moral Judgement/ SKH Tabengan Pemilukada Kalteng merupakan pesta Moral Evaluation mengidentifikasikan demokrasi dimana setiap calon pasangan mempunyai peluang yang sama untuk (Membuat Keputusan peliputan Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 92
Pencerah Publik Vol. 2 Nomor 1 April Tahun 2015
Moral)
Teras-Diran dalam menang. Pemilukada Kalteng 2010 merujuk pada figure Teras-Diran yang tidak diragukan lagi kefiguran dan elektabilitasnya bahwa Teras-Diran sosok yang begitu dikenal dan disukai hampir seluruh Masyarakat Kalteng.
Treatment Recommendation (Menekankan Penyelesaian)
Menyodorkan kepada pembaca untuk Mendukung TerasDiran sebagai sosok yang dikenal, disukai, optimis, sukses dan berkharisma karena figur dan elektabilitasnya sehingga layak menang dan memimpin Kalteng 2010-2015
KESIMPULAN Berdasarkan pengolahan dan analisis data pada Pemberitaan SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos tentang Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 dengan mengunakan formula analisis Framing Robert N. Entman, maka penulis menarik beberapa kesimpulan penelitian ini sebagai berikut : Jika kita memperhatikan teks media sebuah berita dengan seksama maka dapat dilihat bahwa ternyata teks media sebuah berita dari media massa ada yang hadir dan tidak hadir dalam kondisi netral, berimbang atau tidak memihak. Dengan kata lain media menyajikan berita adalah sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Seperti halnya pada kasus berita surat kabar mengenai Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 di SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos.
Pemilukada harus tetap bisa membuat masyarakat Kalteng aman dan damai sehingga harus dilaksanakan secara demokratis dimana setiap pasangan calon pada saat kampanye ataupun berdebat benar-benar menyampaikan visi-misi, bukan saling menghujat dan menjatuhkan
1. SKH Tabengan mengkonstruksikan atau membingkai berita tentang realitas Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 Periode Kampanye sebagai masalah kefiguran terkait figur dari pasangan incumbent nomor urut dua Agustin Teras Narang – Achmad Diran yang merupakan pemimpin yang dianggap memiliki figur dan elektabilitas. 2. SKH Kalteng Pos mempunyai konstruksi realitas yang berbeda dari SKH Tabengan tentang berita seputar realitas Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010. SKH Kalteng Pos mengkonstruksikan atau memframe peristiwa Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 tersebut adalah masalah proses demokrasi dimana dalam lingkungan masyarakat demokratis, SKH Kalteng Pos menjalankan fungsi imperatif sosial secara obyektif dalam proses
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal | 93
Pencerah Publik Vol 2 Nomor 1 April 2015
menghubungkan warga dengan kehidupan politik. 3. SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos dalam memberitakan realitas seputar Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 sebenarnya bukan hanya sekedar ingin memenuhi rasa ingin tahu pembaca akan adanya realitas Pemilukada Kalteng. Namun, kedua media juga terlibat dalam perang realitas tersebut. Kedua media tersebut berusaha mempengaruhi opini publik masing-masing pembacanya bahwa versi merekalah yang paling benar, SKH Tabengan sikapnya terlihat lebih Pro atau mendukung pada salah satu pasangan yaitu pasangan incumbent nomor urut Teras-Diran sedangkan SKH Kalteng Pos terlihat lebih berhati-hati dengan berupaya menyajikan berita yang mengacu kepada kaidah-kaidah dasar jurnalistik antara lain berita berisi kebenaran (truth), relevansi dengan kondisi wilayah, berimbang (cover both side), netral (tidak berpihak), obyektif dan faktual. Di sana terlihat adanya harapan agar pembaca turut mendukung apa yang menjadi pemikiran mereka masingmasing melalui proses pemberitaan yang telah dilakukan. 4. Meskipun topik yang dihadirkan oleh SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos sama yaitu mengenai Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010. Namun, dalam melakukkan konstruksi terhadap suatu realitas berita ternyata masingmasing media mempunyai frame yang berbeda terhadap topik tersebut. Dengan teknik analisis framing Robert N. Enmant empat tahap yaitu Define Problems (Pendefinisian Masalah), Diagnosa Causes (Sumber Masalah), Make Moral Judgement (Keputusan Moral) dan Treatment Recommendations (Penyelesaian Masalah) dapat diketahui bagaimana realitas yang sama tersebut dikemas secara berbeda. SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos
dinilai mempunyai strategi wacana yang berbeda untuk menarik perhatian pembacanya. Dimana SKH Tabengan dan SKH Kalteng Pos sama-sama telah melakukan frame terhadap berita yang disajikan melalui cara-cara sebagaimana penggunaan teknik framing, antara lain melakukan penonjolan isu tertentu melalui penempatan pada halaman tertentu, pengambilan dan pencantuman profesi narasumber, penggunaan bahasa baik untuk judul maupun tubuh berita, pemuatan foto dengan caption, pemuatan sebagai penguat dalam beberapa terbitan berita yang secara substansi sama tetapi dengan judul berita dan foto caption yang berbeda yaitu sesuai dengan sikap institusinya masing-masing terhadap isu tersebut. SARAN Berdasarkan hasil dari analisis data dan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Sebaiknya sebelum pembaca membaca sebuah berita, disarankan agar lebih selektif dan kritis dalam memilih berita agar tidak terjebak jauh dalam pemikiran media yang menghadirkan berita. 2. Pembaca perlu mempunyai wawasan yang luas atau referensi, baik dari media cetak, elektronik ataupun media lain untuk membantu pembaca menjadi lebih kritis dalam melihat realitas yang sesungguhnya yang dihadirkan sebuah media. Sehingga pembaca tidak mudah terpengaruh dengan pemikiran media, karena setiap media tentu mempunyai strategi sendiri dalam menyajikan suatu masalah atau peristiwa. 3. Apabila ingin membuat emosi pembaca tergugah sebaiknya media menggunakan kata-kata yang mudah dicerna atau yang dapat masuk ke dalam pikiran pembaca. 4. Untuk SKH Tabengan sebaiknya bersikap lebih obyektif dalam membuat sebuah
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal 94
Pencerah Publik Vol 2 Nomor 1 April 2015
peristiwa menjadi berita, yaitu mengikuti prinsip-prinsip jurnalistik yang aktual dan faktual. 5. Kecenderungan SKH Tabengan yang memihak terhadap salah satu pasangan dalam menyajikan berita mengenai Pemilukada Cagub dan Cawagub Kalteng 2010 sangat mencederai citra dari SKH Tabengan yang memiliki pembaca cukup banyak di Palangka Raya. Seharusnya SKH Tabengan tidak hanya mementingkan kepemilikan modal tapi lebih mementingkan asas netralitas dan prinsip jurnalistik yang baik sehingga dapat mengiringi masyarakat kepada proses demokrasi yang baik. 6. Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan penelitian diketahui bahwa SKH Kalteng Pos sudah memenuhi aspek objektivitas karena tidak banyak ditemukan indikasi banyaknya berita yang mengandung unsur-unsur penyebab berita menjadi tidak objektif. Maka, disarankan agar SKH Kalteng Pos dapat mempertahankan dan meningkatkan unsur-unsur pendukung keseimbangan (balance) dan netralitas (neutrality) dalam setiap peliputan beritanya sehingga lebih memantapkan institusinya sebagai media independen. 7. Dalam menuliskan berita tentang peristiwa Pemilukada sebaiknya, setiap wartawan institusi media lebih bersikap profesional tidak hanya memberitakan pendapat dari salah satu pihak saja sesuai dengan kepentingan institusinya baik berupa politik dan bisnis namun, lebih baik menjalankan fungsi control social dan imperatif sosial mendengarkan masukanmasukan yang diberikan oleh berbagai pihak yang terlibat dalam peristiwa pemilukada tersebut. Sehingga tidak membuat masyarakat berpikir bahwa institusi media berat sebelah yang hanya memikirkan kepentingan institusinya sendiri tanpa melihat kepentingan
subyektif pihak khalayaknya.
lain
yang
bukan
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Aceng, 2001. Press Relations: Kiat Berhubungan dengan Media Massa, PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Abrar, Ana Nadhya, 1995. Penulisan Berita, Universitas Atma Jaya. Yogyakarta. Assegaf, Dja’far H, 1991. Jurnalistik Masa Kini, Ghalia Indonesia. Jakarta. Bungin, Burhan, 2008. Konstruksi Sosial Media Massa, Prenada Media. Jakarta. Basuki, Maryono, 1983. Teknik Mencari dan Menulis Berita, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo. Jakarta. Barus, Sedia Willing, 2010. Jurnalistik : Petunjuk Teknis Menulis Berita, Erlangga. Jakarta. Birowo, M Antonius, 2004. Metode Penelitian Komunikasi Teori dan Aplikasi, Gitanyali. Yogyakarta. Choiriyati, Wahyu, 2009. Manifestasi Pragmatisme dalam Ekonomi Politik : Studi Wacana Kritis Popularitas Selebriti sebagai Komoditas Poitik dalam Media Cetak, Jurnal Penelitian Komunikasi Volume kedelapan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia. Drajat, Dede, Studi Analisis Framing Isu Konflik dalam Penyajian Berita pada Surat Kabar Mercusuar, dikutip dari http://frirac.multiply.com/journal/it em/22. Djuroto, Totok, 2000. Manajemen Penerbitan Pers, PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal 95
Pencerah Publik Vol 2 Nomor 1 April 2015
Dirun, Wahyudi, 2010. Paparan Company Profile PT Kalteng Pos Press padaLatihan Jurnalistik Kalteng Pos 27-29 November 2010. Effendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti. Bandung. _______, 1993. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya. Bandung. Eriyanto, 2001. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, LKIS. Yogyakarta.
Nugroho, Bimo, 1999. Politik Media Mengemas Berita, ISAI. Jakarta. Nugroho,Bimo, Eriyanto, Frans Sudiarsis, 1999, Politik Media dalam Mengemas Berita, Habibie dalam Pemberitaan Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka, Jakarta : ISAI. Rakhmat, Jalaludin, 2001. Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya. Bandung.
_______, 2002. Analisis Framing (Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media), LKIS.Yogyakarta.
Severin,Werner J. & James W. Tankard, Jr, 2005. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode & Terapan di dalam Media Massa (Edisi Kelima), Kencana. Jakarta.
Hamad, Ibnu, 2010, Komunikasi Sebagai Wacana, La Tofi Enterprise. Jakarta.
Sudibyo, Agus, 2001. Politik Media dan Pertarungan Wacana, LKIS. Yogyakarta.
_______, 2005, Analisis Wacana, Discourse Analysis, Diktat Kuliah, Program Magister Ilmu Komunikasi.
Sobur,Alex, 2009. Analisis Teks media,Cetakan Kelima, Remaja Rosdakarya. Bandung.
Kriyantono, Rachmat, 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai contoh Praktis Riset Media, Public Relations, advertising, komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Kencana. Jakarta. Romadi , I Dewa Putu Wijana Muhammad, 2010, Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori dan Analisis, Yuma Pustaka. Surakarta.
Tamin, Indrawardi, 1989. Surat kabar-Surat kabar Indonesia, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Umar, Husein, 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi, PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Lain-lain : Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi kedua), Balai Pustaka, Jakarta,1995, hal.123. http://media.hariantabengan.com
McQuail, Dennis, 2002. Teori Komunikasi Massa (Edisi Kedua), Erlangga. Jakarta. _______. 1992. Media Performance: Mass Communication and the Public Interest. London: Sage Publications. Mulyana, Deddy, 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
http : //www. google. co.id/ kata kunci analisis framing http://www.google.co.id/blogkomunikasi http://id.wikipedia.org/wiki/Robert_N._En tman http://www.scribd.com/doc/24111727/Ana lisis-Framing
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal 96
Pencerah Publik Vol 2 Nomor 1 April 2015
http://mitrapustaka.blogspot.com/2011/06/ studi-analisis-framing-isu-konflik.html
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Hal 97