MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 12 KOTA GORONTALO Oleh Nama
: Rani Risky Lakudju
Jurusan
: Pendidikan Ekonomi
Program Studi
: S1. Pendidikan Ekonomi
ABSTRAK Rani Risky Lakudju. NIM. 211407136. 2013 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIB Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 12 Kota Gorontalo. Pembimbing I Dra. Hj. Salma Boutha M.Pd dan Pembimbing II Agil Bahsoan, S.Ag, M.Ag. Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni : Apakah hasil belajar siswa kelas VIIIB
SMP Negeri 12 Kota Gorontalo dapat di tingkatkan melalui penerapan
model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation pada pata pelajaran IPS?. Tujuan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIB melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation Pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 12 Kota Gorontalo.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dibagi dalam dua siklus dan masing-masing siklus dilaksanakan dua tahapan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa setelah dilakukan tindakan siklus I dan siklus II diperoleh peningkatan hasil belajar siswa Kelas VIIIB melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 12 Kota Gorontalo meningkat dari 67% ke 81% dengan nilai minimal 75. Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Group Investigation PENDAHULUAN Latar Belakang Observasi awal di SMP Negeri12 Kota Gorontalo siswa yang belum mencapai ketuntasan berjumlah 10 orang atau 47% dari 21 siswa dan 11 orang atau 52,38% yang sudah mencapai ketuntasan. Hal in dipengaruhi antara lain metode ceramah yang lebih dominan dan kurangnya penggunaan meodel-model pembelajaran yang variatif. Berdasarkan observasi ini peneliti ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif Group Investigation dalam proses pembelajaran. Group Investigation adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Guru dan siswa memilih topik yang akan diberikan pada setiap kelompok, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopic yang telah dipilh, kemudian menyiapkan dan menyajikan dalam suatu laporan didepan kelas secara keseluruhan Berdasarkan penjelasan di atas maka dirumuskan judul penelitian sebagai berikut: “Meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif Group Investigation pada mata pelajaran IPS Terpadu pada siswa kelas VIIIB SMP 12 Kota Gorontalo”
Identifikasi Masalah. Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : (1) Metode ceramah yang lebih dominana, (2) Kurangnya penggunaan model-model pembelajaran yang lebih variatif.
Rumusan masalah. Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah : “Apakah dengan mengguanakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu”. Cara Pemecahan masalah. Sehubungan dengan masalah peningkatan hasil belajar siswa kelas VIIIB pada mata pelajaran IPS, peneliti akan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Guru melakukan pembentukan kelompok sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan sebelumnya yang beranggotakan 4-5 siswa dan menamainya. b. Guru menjelaskan materi tentang pemerintah dan kerjasama internasional. c. Guru membuka tanya jawab berkaitan dengan materi yang telah dijelaskan. d. Setiap anggota kelompok harus memberikan pendapat tentang pemerintah dan kerjasama internasional. e. Siswa mendiskusikan hasil pekerjaan dengan teman satu kelompok. f. Guru meminta perwakilan kelompok membaca hasil pekerjaan kelompok g. Kelompok lain mengoreksi hasil pekerjaan yang dibacakan oleh perwakilan kelompok.
h. Belajar dilakukan oleh setiap manusia dalam hidupnya. Belajar merupakan proses yang dilaksanakan seumur hidup dari saat manusia lahir hingga ia mati. Proses belajar banyak sekali melibatkan kegiatan yang kompleks. Makna belajar itu sendiri sangat beragam tergantung sudut pandang masing-masing individu yang emakainya. i. Suparno (2001: 19) mengungkapkan dalam bukunya Membangun Kompetensi Belajar, mengatakan: Belajar merupakan suatu aktifitas yang menimbulkan perubahan yang relative permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Perubahan-perubahan tersebut tidak disebakan faktor kelelahan (fatique), kematangan, ataupun karena mengkonsumsi obat tertentu. Belajar juga dihasilkan melaui kegiatan-kegiatan meniru hal-hal yang diamati lingkungan, misalnya seseorang yang belajar bagaimana orang yang makan menggunakan pisau dan garpu, makna yang cara paling efektif untuk melakukannya adalah melalui peniruan oaring-orang yang sedang makan menggunakan sendok dan garpu. Meniru adalah pekerjaan yang sangat efektif didalam proses belajar. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi dari tujuan penelitian ini adalah: “untuk meningkatkan hasil belajar IPS terpadu pada siswa kelas VIIIB SMP 12 Kota Gorontalo model pembelajaran kooperatif Group Investigation”. Metode Penelitian a.
Dapat memberikan gambaran kepada siswa, guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation.
b.
Memberikan sumbangan pada teori model pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.
c.
Hasil penelitian ini diharapan memberikan kontribusi pemikiran serta kerangka acuan bagi peneliti lain untuk penelitian-penelitian lebih lanjut pada masa mendatang.
d.
Menambah wawasan dan meningkatkan professional peneliti dalam mengelola proses belajar mengajar sesuai teori-teori yang ada pada mata pelajaran IPS, melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
Indicator Kinerja Indicator kerja yang dugunakan untuk menilai keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah mengacu pada criteria ketuntasan belajar yang terdapat pada kurikulum pada SMP tahun 2012/2013. Hal ini tercantum dalam petunjuk pelaksanaan proses belajar mengajar yakni secara individual/perorangan siswa memperoleh nilai 65 atau daya serap telah mencapai 75% maka siswa tersebut telah tuntas belajar. Dan secara klasikal siswa dikatakan tuntas belajar apabila 80% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai 75 keatas. Dengan adanya proses pembelajaran ini, maka siswa mencapai ketuntasan dari 47,62% menjadi 80%.
Perkembangan siswa di sekolah ini sejak didirikan dan beroperasi pada tahun 2002 mengalami peningkatan. Berikut ini akan dijelaskan tentang perkembangan siswa di SMP 12 Gorontalo dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2009 sampai 2013) yaitu perkembangan jumlah siswa di SMP 12 Gorontalo tertinggi di kelas VII adalah pada tahun 2012/ 2013 dengan jumlah siswa 100 orang. Perkembangan ternggi pada siswa kelas VIII adalah pada tahun 2012/2013 dengan jumlah siswa 98 orang, sedangkan perkembangan siswa kelas IX paling tinggi yakni pada tahun 2013 yang berjumlah 84 orang.
HASIL DAN PEMBAHASAN SMP Negeri 12 Gorontalo yang beralamatkan di Jalan. Lupoyo Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo didirikan dan mulai dioperasi pada tahun 2002. SMP Negeri 12 Gorontalo memiliki NNS. 201176103502 dan NPWP. 003683281822000.
Berdasarkan data pada profil sekolah tahun 2013 diperoleh data tenaga pendidik dan tata usaha di SMP Negeri 12 Gorontalo terdapat 20 orang tenaga guru yang berstatus PNS dan 4 orang guru sekolah. 24 guru ini memang sangat berperan aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah dengan tujuan dapat meningkatkan kualitas lulusan siswa di sekolah ini. Tenaga tata usaha disekolah ini berjumlah 4 orang yang berstatus PNS. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksaan penelitian mengacu pada prosedur penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya yang meliputi : a.
Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti bersama guru mitra melakukan diskusi untuk merancang pelaksanaan tindakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigasion pada siswa kelas VIIIB di SMP 12 Gorontalo. Hal-hal yang dilaksanakan bersama guru mitra adalah menyusun skenario pembelajaran, menyiapkan materi pelajaran dan menyusun skenario penelitian berupa lembar pengamatan kegiatan guru dan siswa serta tes untuk kerja.
b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 12 Gorontalo dilaksanakan pada tanggal 19 april 2013 dengan alokasi waktu masing-masing siklus 2 jam pelajaran
(2 x 45
menit). Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar sebanyak 21 orang. c.
Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Hasil pengamatan Kegiatan Guru dalam Pembelajaran
Pengamatan dilakukan oleh guru mitra terhadap pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 12 Gorontalo. Adapun format pengamatan kegiatan belajar mengajar mencakup 24 langkah kegiatan, baik dari pra pembelajaran sampai dengan kegiatan penutup. Untuk lebih jelasnya hasil pengamatan kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3 kegiatan belajar mengajar siklus 1 pada lampiran 2. Memperhatikan data hasil kegiatan belajar mengajar siklus I pada tabel tersebut, tampaklah pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target indikator kinerja yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 12 langkah yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terdapat 2 langkah yang mencapai kriteria sangan baik dengan presentase 16.7%, 4 langkah yang hanya dapat dilaksanakan dengan kriteria baik dengan presentase 33.3%, terdapat 4 langkah yang hanya dapat dilaksanakan dalam kriteria cukup dengan presentase 33.3% dan masih terdapat 2 langkah yang dilaksanakan dengan kriteria kurang dengan presentase 16.7%. Langkah-langkah yang dapat terlaksana dengan kriteria kurang dan cukup merupakan kegiatan inti dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, sehingga hal ini masih perlu dilanjutkan ke kegiatan tindakan kelas siklus II.
Hasil Pengamatan Siswa Peningkatan kemampuan siswa diukur dengan melakukan observasi pada proses kegiatan belajar mengajar.
Hasil Belajar Siswa
Aspek penilaian yang harus dicapai berupa hasil belajar siswa kelas VIIIB pada mata pelajaran IPS SMP Negeri 12 Gorontalo. Pada siklus I Peneliti memperoleh data dari hasil belajar siswa yang masih berbeda-beda. hasil belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 12 Gorontalo pada siklus I yakni terdapat 8 orang (38%) yang memperoleh nilai 85-100 dengan kriteria baik, siswa yang memperoleh nilai 76-84 dengan kriteria cukup berjumlah 6 orang (29%) sedangkan siswa yang memperoleh nilai <75 dengan kriteria kurang (33%). Dari hasil tersebut maka penelitian akan dilanjutkan ke kegiatan tindakan siklus II karena siswa yang mendapat nilai diatas indikator keberhasilan dengan nilai minimal 75 masih berjumlah 14 orang (67%) dan belum mencapai nilai di atas 75 berjumlah 7 orang (33%). Hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan tindakan kelas siklus I belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yakni hasil belajar siswa kelas VIIIB di SMP Negeri 12 Gorontalo dapat belajar IPS pada siswa kelas VIIIB pada kegiatan tindakan kelas siklus I dilakukan perhitungan presentase dengan menggunakan rumus.
Refleksi Dari hasil pengamatan kegiatan guru menunjukan bahwa proses pembelajaran belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Hal ini disebabkan karena masih terdapat 4 aspek atau 33.3% kegiatan belajar mengajar yang terlaksana dengan kriteria cukup dan terdapat 2 aspek atau 16.7% yang hanya dapat dilaksanakan dengan kriteria kurang sehingga masih perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya
Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus II Kegiatan pelaksanaan tindakan kelas siklus II merupakan tidak lanjut dari tindakan kelas siklus I yang telah dilaksanakan sebelumnya. Tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada tanggal 17 mei 2013. Berikut ini adalah tahapan pelaksanaan kegiatan siklus II.
A. Tahap perencanaan Pada tahap ini, peneliti bersama guru mitra menyusun rancangan kegiatan perbaikan yang ditemui baik kekurangan pada diri peneliti dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation maupun upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus I yang belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. B. Tahap indakan Pelaksanaan tindakan kelas siklus II sama seperti pelaksanaan tindakan kelas siklus I namun lebih menitikberatkan pada aspek-aspek yang mengalami kendala dan belum terlaksanakan dengan baik pada kegiatan tindakan kelas siklus I terutama dari kemampuan guru untuk merangsang siswa aktif dalam kegiatan kelompok seperti memberikan pendapat dan pertanyaan atas hasil kerja kelompok lain melalui pembelajaran model Group Investigation. C. Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam Peembelajaran Pada aspek ini guru mitra melakukan pengamatan kembali terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan peneliti pada siswa kelas VIIIB yang berjumlah 21 orang dengan materi lanjutan pada pelajaran IPS seperti yang dilaksanakan pada kegiatan belajar mengajar siklus I. Sebelum peneliti melakukan pembelajaran, terlebih dahulu melakukan perbaikan dan penyempurnaan rencana pembelajaran bersama guru bidang studi. Dari 12 aspek yang diamati pada pelaksanaan kegiatan belajar ternyata telah menunjukan hasil yang diharapkan. Berdasarkan data hasil kegiatan belajar mengajar (KBM) siklus II tampaklah pengelolaan pembelajaran yang peneliti laksanakan telah memenuhi target yang diharapkan. Dari 12 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terdapat 4 aspek yang
mencapai kriteria sangat baik dengan presentase 33.3%, 7 aspek yang dapat dilaksanakan dengan kriteria baik dengan presentase 58.4%, dan masih terdapat 1 aspek yang dilaksanakan dengan kriteria cukup dengan presentase 8.3%.
Hasil Pengamatan Siswa Peningkatan kemampuan siswa diukur dengan melakukan observasi pada proses kegiatan belajar mengajar. Kemampuan siswa pada kegiatan belajar mengajar tindakan kelas siklus II mengalami peningkatan yakni terdapat 3 aspek atau 37.5% yang biasa terlaksana dengan kriteria sangat baik, terdapat 4 aspek atau 50% yang dapat dilaksanakan dengan kriteria baik. Pada kegiatan tindakan siklus II ini masih terdapat 1 aspek atau 12.5% yang dapat dilaksanakan dengan kriteria cukup.
Hasil Belajar Siswa Pada kegiatan kelas siklus II, siswa diberikan soal yang berbeda dengan soal kegitan tindakan kelas siklus I namun materi adalah materi lanjutan mata pelajaran IPS. Aspek penilaian lebih ditetapkan pada kemampuan siswa untuk aktif bekerja sama dengan kelompok dan kemampuan dengan memecahkan masalah dengan menjawab pertanyaan dalam tes tulis. Berdasarkan data hasil belajar siklus II diperoleh hasil belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 12 Gorontalo terdapat 10 orang (48%) yang memperoleh nilai 85-100 dengan kriteria baik, siswa yang memperoleh nilai 76-84 dengan kriteria cukup berjumlah 7 orang (33%) sedangkan siswa yang memperoleh nilai <75 dengan kriteria kurang masih berjumlah 4 orang (19%). Dari hasil tersebut maka penelitian akan dilanjutkan ke kegiatan tindakan siklus II karena siswa yang mendapat nilai diatas indikator keberhasilan dengan nilai minimal 75 telah mencapai 17 orang (81%) sedangkan yang mendapat nilai di bawah 75 masih
berjumlah 4 orang (19%). Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS pada siswa kelas VIIIB pada tindakan kelas siklus II tetap dilakukan perhitungan presentase.
Refleksi Berdasarkan refeksi terhadap pelaksanaan kegiatan tindakan kelas siklus II yang meliputi pengamatan kegiatan pembelajaran maupun hasil belajar siswa sebagaimana telah diuraikan pada tahap pemantauan dan evaluasi telah terjadi peningkatan yang signifikan. Dari setiap indikator penentu keberhasilan penelitian berupa peningkatan hasil belajar IPS telah menunjukan hasil yang baik, hal ini dapat dilihat dari pencapaian siklus II terdapat 17 orang (81%) yang mendapat nilai 75 keatas walaupun masih terdapat 4 0rang (19%) yang mendapat nilai 75.
Pembahasan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dua siklus bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 12 Gorontalo telah menunjukan hasil yang memuaskan. Setelah dilakukan analisis terdapat data hasil sebagai berikut. Dari 12 langkah kegiatan belajar mengajar terdapat 4 langkah yang mencapai kriteria sangat baik dengan presentase 33.3%, terdapat 7 langkah yang dapat dilaksanakan dengan kriteria baik dengan presentase 58.4%, dan masih terdapat I langkah yang dilaksanakan dengan kriteria cukup dengan presentase 8.3%. Hasil belajar mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yang dilaksanakan pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 12 Gorontalo pada siklus I menunjukan bahwa terdapat 8 orang (38%) yang memperoleh nilai 85-100 dengan kriteria baik, siswa yang memperoleh nilai 76-84 dan kriteria
cukup berjumlah 6 orang (29%) sedangkan siswa yang memperoleh nilai <75 dengan kriteria kurang 7 oran (33%). Dari 21 siswa kelas VIIIB SMP Negeri 12 Gorontalo dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai hasil belajar dengan kategori tuntas melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation berjumlah 14 orang (67%) dan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil pengamatan awal yakni siswa yang mencapai nilai tuntas berjumlah 7 orang (33%). Pada siklus II hasil dari penelitian tindakan kelas menunjukan adanya peningkatan baik dari kegiatan belajar mengajar maupun hasil belajar siswa yang diuji melalui tes untuk kerja. Hal terlihat pada data berikut ini. Dari 12 langkah kegiatan belajar mengajar terdapat 4 langkah yang mencapai kriteria sanagat baik dengan presentase 33.3%, terdapat 7 langkah yang dapat dilaksanakan dengan kriteria baik dengan presentase 58.4%, dan masih terdapat 1 langkah yang dilaksanakan dengan kriteria cukup dengan presentase 8.3% Hal belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 12 Gorontalo pada siklus II diketahui bahwa terdapat 10 orang (48%) yang memperoleh nilai 85-100 dengan kriteria baik, siswa yang memperoleh nilai 76-84 dengan kriteria cukup berjumlah 7 orang (33%) sedangkan siswa yang memperoleh nilai <75 dengan kriteria yang kurang masih berjumlah 4 orang (19%). Pada kegiatan tindakan siklus II terdapat 17 orang (81%) yang terdapat nilai 70 keatas walaupun masih terdapat 4 orang (19%) terdapat nilai dibawah 75. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa jumlah siswa kelas VIIIB SMP Negeri 12 Gorontalo yang mengalami peningkatan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation setelah dilaksanakan siklus II mengalami peningkatan yakni 17 orang (81%) dibandingkan kegiatan siklus I
yakni 14 orang (67%). Hasil belajar siswa ini telah melebihi target pencapaian indikator kinerja yakni 80% dari 21 siswa terdapat nilai rata-rata nilai minimal 75. Untuk lebih jelasnya perkembangan hasil belajaar IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 12 Gorontalo pada observasi awal. Mencermati tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Setelah dilakukan tindakan kelas siklus I dan siklus II diperoleh peningkatan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 12 Gorontalo yang mendapat nilai minimal 75 mencapai 17 orang (81%) sedangkan yang mendapat nilai dibawah 75 berjumlah 4 orang (19%). Berdasarkan data tentang hasil belajar siswa siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 12 Gorontalo. Dengan demikian hipotesis penelitian tindakan kelas yang mengatakan bahwa “jika guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation maka hasil belajar siswa kelas VIIIB SMP Negeri 12 Kota Gorontalo dalam mata pelajaran IPS dapat ditingkatkan” dapat diterima. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka peneliti dapat memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut. a.
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 12 Gorontalo.
b.
Pada tindakan kelas Siklus I terjadi peningkatan hasil belajar yakni dari 21 siswa kelas VIIIB SMP Negeri 12 Gorontalo yang mencapai hasil belajar
dengan kategori tuntas yang berjumlah 14 orang atau (67%) dan mengalami peningkatan jika mencapai nilai tuntas berjumlah 9 orang atau (43%). c.
Pada tindakan kelas siklus II terdapat 17 orang atau (81%) yang mendapatkan nilai 75 ke atas namun masih terdapat 4 orang atau (19%) yang mendapat nilai di bawah 75. Hasil belajar siswa siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil siklus I yakni siswa yang mencapai nilai tuntas masih berjumlah 14 orang (67%).
Saran Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran berikut. a.
Sekiranya hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Negeri 12 Gorontalo karena dari hasil penelitian terbukti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah siswa yang mendapat nilai dengan kategori tuntas.
b.
Sebaiknya guru dapat menguasai berbagai metode pembelajaran kooperatif serta dapat menggunakan media pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA Arends, R.I. 1997. Clashroom instruction and management. New Jersey : The Mc. Graw Hill. Compaines, Inc Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Djamaroh, S.B. 2004. Spikologi Belajar. Rineka Cipta : Jakarta Gafur Abd. DR. 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Modul Pkn B.O. Ditjen Dikdasmen. Jakarta Dipdiknas
Kadir, Abdul Suhaida, 2002. Perbandingan Pembelajaran Kooperatif dan Tradisional, Terhadap Prestasi, Atribusi Pencapaian, Konsep Akademik dan Hubungan Sosial, Dalam Pendidikan Peraukanan. Malaysia: University Putra Malaysia Kagan, Spencer, 1985. “Dimensionof Coopertaive Classroom Structure” dalam Slavin, R.E. learning to Cooperate, Cooperate to Learn. 72-73. London: Plenum Presss. M. Nur. 1996. Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : IKIP Suparno, A. suhaenah. 2001. Membangun kompetensi Belajar. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Deparetemen Pendidikan Nasional.