ARTIKEL ILMIAH
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA MATERI GAYA, USAHA DAN ENERGI DI KELAS VIIIF SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI
OLEH RANI JUWITA MALASARI A1C309033
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI FEBRUARI, 2014
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA MATERI GAYA, USAHA DAN ENERGI DI KELAS VIIIF SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI OLEH (1).Rani Juwita Malasari (2). Drs.H. Menza Hendri, M.Pd (3) Drs.Darmaji, M.Si ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakang oleh rendahnya hasil belajar fisika di kelas VIIIF SMP Negeri 11 Kota Jambi, yang disebabkan oleh guru menggunakan metode ceramah, mendominasi aktivitas belajar dan kurang melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa cendrung pasif. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan upaya dengan menerapkan metode Quantum Learningdimana siswa yang menjelaskan kembali apa yang telah di pelajari dalam proses belajar mengajar, dengan cara menggunakan catatan mind mapping sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus dengan menggunakan metode Quantum Learning dalam proses belajar mengajar. Subjek penelitian ini adalah siswa – siswi kelas VIIIF SMP Negeri 11 Kota Jambi, dengan jumlah siswa 41 orang yang terdiri dari 11 siswa laki – laki 30 perempuan. Waktu pelaksanaan semester II tahun ajaran 2013/2014 pada materi Gaya, Usaha dan Energi. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah observasi dan evaluasi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa pada tiap siklus. Peningkatan aktivitas siswaterlihat dari rata – rata persentase aktivitas siswa pada siklus I 70,15%, meningkat pada siklus II menjadi 72,59%, dan meningkat lagi pada pada siklus III menjadi 90,24%. Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus I 67,56 dengan jumlah yang berhasil 20 orang (48,78%), meningkat pada siklus II menjadi 71,81 dengan jumlah yang berhasil 26 orang (63,42%), kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 82,65dengan jumlah siswa yang berhasil 36 orang (87,80%). Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Quantum Learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika pada materi Gaya, Usaha dan Energi di kelas VIIIF SMP Negeri 11 Kota Jambi. Kata Kunci: Metode Quantum Learning,Aktivitas, Hasil Belajar
Keterangan: 1) Mahasiswa Pendidikan Fisika PMIPA FKIP Universitas Jambi 2) Pembimbing I 3) Pembimbing II
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA MATERI GAYA, USAHA DAN ENERGI DI KELAS VIIIF SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI RINGKASAN Upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan dengan menggerakkan seluruh komponen yang menjadi subsistem dalam suatu sistem mutu pendidikan. Subsistem yang pertama dan utama dalam peningkatan mutu pendidikan adalah faktor guru. Di tangan gurulah hasil pembelajaran yang merupakan salah satu indikator mutu pendidikan lebih banyak ditentukan. Mutu pendidikan pada hakikatnya adalah bagaimana PBM yang dilakukan guru di kelas berlangsung secara bermutu dan bermakna. Jadi, mutu pendidikan ditentukan di dalam kelas melalui PBM. Guru banyak mengalami persoalan pembelajaran, baik itu yang berhubungan dengan pemahaman materi, penggunaan metode, media, alat peraga maupun alat evaluasi. Untuk mengatasi persoalan tersebut guru melakukan tindakan-tindakan secara sistematis, terarah dalam suatu proses sehingga ada perubahan dan perbaikan. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal dibutuhkan guru yang kreatif dan inovatif yang selalu mempunyai keinginan terus menerus untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu PBM di kelas. Karena dengan peningkatan mutu PBM di kelas, mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui, dengan menggunakan metode Quantum Learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika pada materi gaya, usaha dan energi di kelas VIIIF SMP Negeri 11 Jambi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase aktivitas dan hasil belajar siswa setiap siklus. Pada siklus I aktivitas siswa sebesar 70,15% meningkat pada siklus II menjadi 72,59%, dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 90,24%. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 67,56 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 20 orang meningkat pada siklus II menjadi 71,81 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 orang, kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 82,65 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 36 orang. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Quantum learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi gaya, usaha dan energi di kelas VIIIF SMP Negeri 11 Kota Jambi. I. PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan penting dalam membangun suatu bangsa. Oleh karena itu bidang pendidikan harus dikembangkan secara terusmenerus sesuai dengan kemajuan zaman. Menurut sahertian (2008), ”pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan”. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah.
Salah satu tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Dari hasil observasi dan wawancara di SMP Negeri 11 Kota Jambi diperoleh lah data nilai rata-rata semester siswa kelas VIIIF tahun ajaran 2013/2014 sebagai berikut: No . 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai
Frekuensi
Rata – rata
90 – 100 80 – 89 70 – 79 60 – 69 0 – 60
0siswa 8 siswa 15 siswa 11 siswa 9 siswa 43 siswa
0% 18,60% 34,88% 25,58% 20,93%
Sumber: guru fisika kelas VIIIF SMP Negeri 11 Kota Jambi Dari data diatas memperlihatkan bahwa nilai rata-rata ulangan harian siswa kelas VIIIF belum mencapai KKM. Dari data diatas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas VIIIF paling rendah jika dibandingkan dengan kelas lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru fisika diperoleh informasi bahwa rendahnya hasil belajar siswa kelas VIIIF disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu rendahnya minat belajar dan rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran siswa serta siswa menganggap fisika itu sulit selain itu juga pembelajaran masih dalam bentuk transfer pengetahuan dari guru ke siswa akibatnya siswa kurang termotivasi dalam belajar. Untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa, guru sebagai orang yang memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar berperan dalam menciptakan situasi yang mendukung. Salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Dengan adanya model pembelajaran yang bervariasi, siswa dapat mengkontruksi pengetahuannya. Siswa lebih mudah menemukan dan memahami pemecahan konsep yang sulit. Salah satu upaya untuk mendorong aktivitas dan meningkatkan hasil belajar fisika siswa adalah dengan menggunakan metode pembelajaran Quantum Learning. Hal ini sejalan dengan pendapat Menurut Deporter, dkk (2007), pembelajaran Quantum Learning merupakan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Menurut Bobbi Deporter dan Mike hernacki (2002) ada tiga metode dalam pembelajaran Quantum Learning yaitu: Speed readingyang artinya membaca cepat Super memory sistem yang artinya menoptimalkan daya ingat Mind mapping yang artinya peta pikiran.
Materi pokok yang dipilih dalam penelitian ini adalah gaya, usaha dan energi yang terdiri dari perhitungan dan pemahaman untuk diselesaikan secara sendiri dan bersama dengan membuat catatan mind mapping. Menurut Triluqman (2007), keunggulan dan kelemahan Quantum Learning adalah sebagai berikut: Keunggulan Quantum Learning a) Pembelajaran Quantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna. b) Pembelajaran Quantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. c) Pembelajaran Quantum sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat- buat. d) Pembelajaran Quantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran. e) Pembelajaran Quantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. f) Pembelajaran Quantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan (dalam ), hidup dan prestasi fisikal atau material. g) Pembelajaran Quantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran. Pembelajaran Quantum mengutamakan keberagaman kebebasan, bukan keseragaman dan kertiban. h) Pembelajaran Quantum mengintekgrasikan totalitas tubuh dan fikiran dalam proses pembelajaran.
Delapan kunci keunggulan Quantum Learning: integritas bersikap jujur, tulus menyeluruh. Selaraskan dengan nilai – nilai yang ada pada diri kita.Kegagalan awal dari kesuksesan pahamilah bahwa kegagalan hanyalah memberikan informasi yang anda butuhkan untuk sukses. Bicaralah dengan niatan baik, berbicaralah dengan pengertian positif dan bertanggung jawablah untuk berkomunikasi yang jujur dan lurus .komitmen penuhilah janji dan kewajiban, laksanakan fisi dan lakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.bertanggungjawablah atas tindakan anda. Sikap pleksibel bersikap terbuka terhadap perubahan baru yang dapat membantu kita memperoleh hasil yang kita inginkan.Keseimbangan jaga keselarasan fikiran, tubuh dan jiwa.Sisihkan waktu untuk membangun dan memelihara ketiganya. II. TINJAUAN PUSTAKA Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar.Belajar, mengajar, dan pembelajaran terjadi bersama-sama.Mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.Apa yang dilakukan agar proses belajar mengajar berjalan lancar serta dapat membuat siswa merasa nyaman merupakan aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk mengimplementasikan kurikulum dalam kelas. Sementara itu pembelajaran adalah suatu usaha melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.Istilah “pembelajaran” itu menunjukkan pada usaha siswa mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat perlakuan guru. Proses pembelajaran yang dilakukan siswa tidak mungkin terjadi tanpa pelakuan guru (Sanjaya, 2009). Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensil istilah ini dengan pengajaran adalah pada tindak ajar.Pada pengajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta
didiknya untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik.(Suprijono, 2009). Pembelajaran menurut Isjoni (2012) adalah suatu proses yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidikan untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Menurut Trianto 2010, Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.Pembelajaran secara simpel dan dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara perkembangan dan pengalaman hidup.Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu hal yang sangat diperlukan dalam belajar fisika yaitu adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas maka proses pembelajaran tidak akan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Terlepas dari kegiatan mendengarkan, mencatat dan mengerjakan latihan masih banyak lagi aktivitas yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar adalah perubahan tingkah laku orang yang belajar. Perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru tampak dalam perilaku yang nyata dan dapat pula berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah terjadi. Menurut Arikunto (2003), “hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan guru.
III. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan peneitian tindakan kelas yang dilakukan dalam tiga siklus. Pada setiap siklus memiliki tahap-tahap sesuai tahapan tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kurt Levin (dalam Arikunto 2010) yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, analisis dan refleksi. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang dikumpulkan melalui ulagan formatif dan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa melalui lembar observasi. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan persentase dari ketuntasan hasil belajar dan rata-rata hasil tes formatif siklus I, II dan III. Begitu juga dengan data kualitatif dianalisis dengan cara menghitung persentase keaktivan siswa.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan tindakan dalam siklus I dilakukan 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama mengenai submateri menggambarkan gaya – gaya yang bekerja pada suatu benda secara proporsional dan melukis penjumlahan gaya
dan selisih gaya – gaya segaris baik yang searah maupun berlawanan. Dan pertemuan yang kedua materi mengenai submateri mengidentifikasi gejala hukum newton dan penerapannya pada kehidupan sehari – hari, menyelidiki besar gaya gesekan antara dua permukaan benda dan menyebutkan beberapa contoh gaya gesekan yang menguntungkan dan yang merugikan. Dan pertemuan yang ketiga materi mengenai submateri submateri mengukur berat dan massa suatu benda. Langkah-langkah pada siklus I ini dilakukan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga.Pelaksanaan pembelajaran ini lebih menitikberatkan pada aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Learning.Hal ini dilakukan dalam rangka upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa. Pada pertemuan siklus akhir I siswa dberikan tes yang diadakan dalam bentuk tes formatif 1.Hal ini untuk mengetahui penguasaan siswa pada materi yang telah diajarkan.Tes ini terdiri dari 11 soal plihan ganda yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Hasil yang diperoleh dari tes formatif siklus I ini rata – rata yang diperoleh siswa yaitu sebesar Setelah pelaksanaan tindakan siklus I berlangsung, maka diadakan ulangan formatif yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Hasil yang diperoleh dari tes formatif siklus I ini nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu sebesar 67,56% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 20 0rang, sedangkan aktivitas siswa sebesa 70,15%. Berdasarkan hasil refleksi siklus I dilaksanakan perbaikan tindakan pada siklus II dengan langkah-langkah yang dilakukan tiap siklus sama seperti siklus I sesuai dengan rencana pembelajaran I dan pembelajaran II. tindakan yang dilaksanakan pada siklus II dibagi dalam dua kali pertemuan, pertemuan pertama mengenai materi bentuk – bentuk energi dan perubahan energi dan pertemuan kedua mengenai energi kinetik dan energi potensial. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung, maka diadakan ulangan formatif yang terdiri dari 12 soal pilihan ganda yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Hasil yang diperoleh dari tes formatif siklus II ini nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu sebesar 71,81% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 0rang, sedangkan aktivitas siswa sebesar 72,59%. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus III sama halnya dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II yaitu terdiri dari dua kali pertemuan. Pertemuan pertama mengenai submateri hukum kekekalan energi dan menjelaskan kaitan antara energi dan usaha, sedangkan pada pertemuan kedua mengenai daya. Silkus III merupakan lanjutan dan perbaikan dari siklus-silkus sebelumnya. Proses pembelajaran yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi tindakan pada siklus II. untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pada siklus III, maka dilakukan tes formatif dengan jumlah soal 9 butir soal pilihan ganda yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Hasil yang diperoleh dari tes formatif siklus III ini nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu sebesar 82,65% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 36 0rang, sedangkan aktivitas siswa sebesar 90,24%. Setelah pengolahan data serta evaluasi data, revisi dan refleksi tindakan, dari penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa maka hasil belajar siswa pun turut meningkat.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi gaya, usaha dan energi di kelas VIIIF SMP Negeri 11 Kota Jambi. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase aktivitas dan hasil belajar siswa setiap siklus. Pada siklus I aktivitas siswa sebesar 70,15% meningkat pada siklus II menjadi 72,59%, dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 90,24%. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 57,67 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 20 orang meningkat pada siklus II menjadi 72,64 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 orang, kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 82,4 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 36 orang. Dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa maka hasil belajar siswa pun turut meningkat. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh di atas serta untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa, penulis menyarankan kepada guru supaya menerapkan model pembelajaran Quantum Learning pada materi gaya, usaha dan energi sebagai alternatif dalam pembelajaran, khususnya pelajaran fisika.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi. Jakarta: Rineka Cipta. .
.2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. dan Jabar,S.A.2010.Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arikunto, S. dan Suhardjono. 2011. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya. Halliday Resnick. Silaban, Pantur dan Sucipto, Erwin. 1998. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga (edisi mahasiswa).Jakarta: Erlangga Hamalik, O. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Huda, Miftahul. 2013. Cooperative learning (Metode, Teknik, Struktur dan Model Pembelajaran). Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni. 2007. Cooperative learning, Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Kanginan, Marthen. 2007. FISIKA untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Kunandar.2008.Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sardiman, A. M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning ( Teori, Riset dan Praktik ). Bandung: Nusa Media. Sudjana, N. 2006. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Trianto.
2007. Model-Model Pembelajaan Inovatif Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka Publisher.
Berorientasi
. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.