PELAKSANAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERPENGARUH TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROKOK PT. INDONESIAN TOBACCO MALANG Oleh: Mohamad Zainur Rofiq *) Hadi Sunaryo **) Agus Widarko ***) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Unisma Malang ABSTRACT The implementation of work safety and health management (K3) in the industrial environment related with cigarette manufacture high risk is needed. It is done to ensure the security of employees as the main mover in the production process during their work so it motivates them to work more productively. The implementation of work safety, health is needed and important, because it helps to embody the good employee maintenance, so they understand the important meaning of health, safety, for themselves or the company. With the K3 program, employee will feel safe, protected and guaranteed their safety, so it will reach good efficiency from cost, time, labor sides, and able to improve work productivity. The research used explanatory method with qualitative approach. Data collection by questionnaire to 70 employees as sample. Data analysis by multiple regression, F ant t tests. The results showed that. First, work safety, health simultaneously influence significantly to the employee work productivity. Second, work safety, health, partially influence significantly to the employee work productivity. Third, work savety, influence dominantly to employee work productivity. Key word : Work Safety, Health, Productivity PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Keselamatan dan kesehatan kerja di katakana sebagai sutu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil kerja dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Indonesia hingga saat ini masih memiliki tingkat keselamtan kerja yang rendah jika dibandingkan dengan Negara-negara maju yang telah sadar betapa pentingnya regulasi dan peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja ini untuk diterapkan. Regulasi ini sangat penting untuk dilaksankan dan dipatuhi dalam dunia kerja karena dapat mendatangkan manfaat yang positif untuk meningkkatkan produktivitas pekerja dan mampu meningkatkan probability usia kerja karyawan dari suatu perusahaan menjadi lebih panjang. Pemerintah sendiri sebenarnya telah mengeluarkan aturan yang cukup tegas dan cukup jelas tentang regulasi keselamatan dan kesehatan kerja yang harus diterapkan oleh perusahaan – perusahan yang beroperasi ditanah air. Namun entah mengapa dalam pelaksanaannya masih carut marut tidak jelas. Mungkin perusahaan – perusahaan yang telah go – internasional seperti dibidang migas yang telah menerapkan dengan cukup baik aturan ini, selebihnya susah untuk dilakukan pengontrolan.
Mohamad Zainur Rofiq, Hadi Sunaryo dan Agus Widarko
337
Keselamatan kerja merupakan hal yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu oleh para pekerja, terutama pekerjaan yang memang pada dasarnya memiliki tingkat resiko kecelakaan yang amat tinggi. Saat ini keselamatan kerja telah menjadi hal yang dipermasalahkan yang banyak menyita berbagai organisasi karena mencakup permasalahan segi kemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi, aspek hokum, pertanggung jawaban serta citra organisasi itu sendiri. Keselamatan kerja merupakan saran untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Adanya program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja secara material, karena mereka akan lebih jarang absen bekerja dengan lingkungan yang menyenangkan, sehingga secara keseluruhan akan mampu bekerja lebih lama berarti lebih produktif. Kesehatan kerja dapat dilakukan dengan penciptaan lingkungan kerja yang sehat. Mengingat begitu pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seharusnya tidak terpinggirkan oleh hal – hal strategis pekerja lainnya seperti nilai gaji yang layak, dan hak – hak lainnya. Yang terpenting adalah pekerja disini adalah objek dan sekaligus sebagai subjek dari regulasi K3 itu sendiri, sehingga jika K3 dilaksanakan dengan baik maka pekerja itu sendiri akan menerima efek positifnya dan begitu juga untuk keadaan sebaliknya. Namun sampai sekarang jaminan keselamatan dan kesehatan yang diberikan pemerintah masih relatif berbatas, masih lebih mengutamakan pemeliharaan yang relative atau pemeliharaan yang bersifat kuratif atau pengobatan dari pada pemeliharaan yang bersifat preventif atau pencegahan, karena semakin berat resiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja berarti tenaga kerja yan dalam proses produksi tersebut tanpa diimbangi dengan usaha pencegahan dan kerjasama antara pemerintah dengan pihak perusahaan. Demikian juga pada perusahaan rokok PT. INDONESIAN TOBACCO MALANG yang bergerak bidang rokok yang mana bahan baku yang diperoleh dan pengelolaannya bisa meningkatkan gangguan pada saluran pernafasan, maka dari pihak perusahaan harus lebih meningkatkan program keselamatan dan kesehatan kerja karyawan karena iklim kerja yang sehat akan mendorong sikap keterbukaan baik dari pihak karyawan maupun dari pihak pengusaha sehingga mampu menimbulkan lingkungan kerja yang searah antara karyawan dan pengusaha dalam rangka menciptakan ketentraman kerja dan kelangsungan hidup usaha terhadap peningkatan produktivitas kerja maka perusahaan harus mengerti apa yang diminta oleh karyawannya dalam bekerja. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada perusahaan rokok PT. Indonesian Tobacco Malang?; b) Diantara varibel keselamatan, kesehatan kerja variabel manakah yang lebih dominan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Indonesian Tobaco Malang?? TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada perusahaan rokok PT. Indonesian Tobacco Malang; 2) Untuk mengetahui variable keselamatan dan kesehatan kerja yang memiliki pengaruh dominan terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Indonesian Tobacco Malang.
338
Mohamad Zainur Rofiq, Hadi Sunaryo dan Agus Widarko
KONTRIBUSI PENELITIAN Adapun konstribusi yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak perusahaan agar dapat memberikan perhatian yang lebih besar lagi khususnya bagian produksi terhadap masalah keselamatan dan kesehatan kerja supaya produktivitas kerja karyawannya meningkat. b. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuhan untuk informasi bagi karyawan dan serikat kerja tentang permasalahan program keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga mereka memperoleh kepastian dan kenyamanan dalam bekerja memberi dampak terhadap peningkata produktivitas para karyawan. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENELITIAN TERDAHULU Ari (2011) melakukan penelitian mengenai pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dibanyak perusahaan di Indonesia masih dilihat sebelah mata. Banyak perusahaan yang menganggap masalah K3 adalah masalah ringan yang tidak perlu focus untuk menerapkan manajemen K3 secara khusus. Sumberdaya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam proses produksi. Dari semua faktor produksi seperti tenaga manusia, bahan baku, bahan penolong, uang, mesin, metode dan sebagainya, manusia merupakan faktor yang paling utama, bukan saja karena manusia dapat mempengaruhi jumlah mutu produk yang dihasilkan, akan tetapi karena manusia pulalah yang menentukan penggunaan faktor – faktor lain tersebut. Penerapan dengan baik akan regulasi keselamatan dan kesehatan kerja bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga tanggung jawab semua elemen yang terlibat didalamnya seperti pihak perusahaan atau wirausaha, pekerja, dan masyarakat secara keseluruhan. Pihak manajemen perlu proaktif dan raktif dalam pengembangan prosedur dan rencana tentang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Proaktif berarti pihak manajemen perlu memperbaiki terus menerus prosedur dan rencana sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan karyawan. Sementara arti raktif, pihak manajemen perlu segera mengatasi masalah keselamatan dan kesehatan kerja setelah suatu kejadian timbul. Pihak perusahaan dapat menggunakan tingkat derajat keselamatan dan kesehatan kerja yang rendah sebagai faktor promosi perusahaan ke khalayak luas. Artinya perusahaan dinilai sangat peduli dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Nia (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa Pertama, Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, dan Jaminan Sosial secara simultan bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan. Kedua Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, dan Jaminan Sosial secara parsial mempunyai pengarus signifikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan. Ketiga, Kesehatan Kerja berpengaruh dominan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan. Catarina (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa keselamatan kerja dan kesejahteraan (K3) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan yang dimediasi oleh variabel motivasi kerja. PT. PLN (Persero) APJ Semarang seharusnya untuk meningkatkan K3 bagi karyawan agar motivasi kerja mereka menjadi lebih tinggi, sehingga mereka dapat memberikan performa yang maksimal. Dari ketiga hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan dilaksanakannya program keselamatan dan kesehatan kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan dengan baik, maka akan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, maka pihak karyawan akan
Mohamad Zainur Rofiq, Hadi Sunaryo dan Agus Widarko
339
merasakan kebetahan, kenyamanan dan kesenangan dalam melakukan aktifitas sehingga memungkinkan produktivitas kerja karyawan semakin meningkat tentunya dari beberapa unsur tersebut dapat diterapkan dengan baik. Oleh karena itu antara pihak perusahaan dan karyawan tidak saling dirugikan sehingga kegiatan perusahaan terus kontinue tidak ada hambatan atau rintangan. PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA Dalam setiap pekerjaan yang kita hadapi, kecelakaan kerja seringkali sulit dihindari sehingga dalam hal ini para tenaga kerja atau karyawan berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan mampu meningkatkan produktivitas kerjanya. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pendapat para ahli yang mendefinisikan tentang keselamatan kerja. Menurut Schuler dan Jackson (1999 : 222), mengemukakan bahwa “ keselamatan kerja adalah menunjukkan pada kondisi-kondisi fisiologis, fisik dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan “. Sedangkan menurut Pangabean (2002 : 112), mengemukakan bahwa “ keselamatan kerja adalah suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memberikan perlindungan kepada karyawan dari kecelakaan kerja ditempat kerja“. Sedangkan menurut Mangkunegara (2004 : 161) mendefinisikan bahwa “ keselamatan kerja menunjuk pada kondisiyang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja yang dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan “ Menurut Pangabean (2002 : 112), mengemukakan bahwa pada dasarnya tujuan keselamatan kerja adalah : 1. Untuk menciptakan lingkungan dan perilaku kerja yang menunjang keselamatan dan keamanan karyawan. 2. Untuk membangun dan mempertahankan lingkungan kerja fisik yang aman, yang dapat dirubah untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Jadi keselamatan kerja sebagai sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja, maka oleh karena itu pihak perusahaan harus memperhatikan keselamatan kerja karyawannya agar kesinambungan proses produksi tetap berjalan dengan lancar. PENGERTIAN KECELAKAAN KERJA Kecelakaan kerja didalam suatu perkerjaan terkadang sulit untuk di hindari apabila berkenaan dengan kemajuan teknologi yang berarti terdapatnya alat-alat dan mesin-mesin yang berbahaya. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pendapat para ahli yang mendefinisikan kecelakaan kerja. Menurut Silalahi (1995 : 22), menjelaskan definisi “Kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan “. Menurut Heidjrachman dan Husnan (2002 : 249), mengemukakan bahwa “ kecelakaan kerja adlah suatu peristiwa yang tak terencanakan, yang dapat mengakibatkan kerusakan baik itu pada barang ataupun karyawannya “. Sedangkan menurut Pangabean (2002 : 114), mendefinisikan bahwa “ kecelakaan kerja adalah suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan, tidak diduga dan tidak direncanakan serta harus dianalisa dari segi biaya dan sebab-sebabnya karena dapat mengganggu kelangsungan aktifitas produksi “
340
Mohamad Zainur Rofiq, Hadi Sunaryo dan Agus Widarko
Dari pendapat diatas saya menyimpulkan bahwa pengertian kecelakaan kerja adalah suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi secara kebetulan dan tidak direncanakan yang dapat mengakibatkan kondisi tidak selamat atau kerusakan baik itu baarang maupun karyawan sehingga dapat mengganggu kontinuitas produksi.. PENGERTIAN KESEHATAN KERJA Menurut Heidjrachman dan Husnan (2004 : 261), mengemukakan bahwa kesehatan menyangkut kesehatan fisikmaupun mental yang mana kesehatan para karyawan bisa terganggu karena penyakit, stress (ketegangan) maupun karena kecelakaan. Menurut Mangkunegara (2002 : 161), mendefinisikan bahwa “ kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja “ Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian kesehatan kerja merupakan suatu kondisi atau keadan yang bebas dari gangguan fisik, mental atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja yang mampu menyebabkan penyakit, stress (ketegangan) maupun kecelakaan. Jadi kesehatan kerja bertujuan agar para karyawan mendapat perhatian khusus terhadap jaminan kesehatan yang dalam hal fisik, mental maupun sosial karena bagaimanapun juga kemampuan kerja seorang karyawan tergantung dari kesehatannya. PENGERTIAN PRODUKTIVITAS KERJA Menurut Gomes (2002 : 160), menyatakan bahwa “Produktivitas merupakan fungsi perkalian dari usaha pegawai, yang didukung dengan motivasi tinggi, dengan kemampuan pegawai yang diperoleh melalui latihan-latihan”. Sedangkan menurut Martoyo (1998 : 152), mengemukakan bahwa produktivitas pada tenaga kerja antara lain dipengaruhi oleh keinginan karyawan yang ingin dicapai yang antara lain mencakup gaji/upah yang baik, pekerjaan yang aman secara ekonomis, rekan kerja yang kompak, penghargaan terhadap pekerjaan yang dijalankan, pekerjaan yang berarti. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas yang meningkat, yang diberikan oleh perusahaan terhadap tenaga kerjanya berupa motivasi dan pemberian insentif atas prestasi dan peningkatan kemampuan kerja yang dihasilkan oleh seorang karyawan terhadap suatu perusahaan. Dari pengertian produktivitas kerja tersebut, maka dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan produktivitas kerja karyawan adalah suatu kemampuan karyawan untuk melaksanakn tugas yang dapat menghasilkan barang dan jasa yang ditujukan untuk menjadikan hari esok lebih baik dari hasil hari ini dengan menggunakan sumber daya yang seminimal mungkin. HIPOTESIS Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan tinjuan pustaka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: H1 : Terdapat pengaruh antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktifitas kerja karyawan bagian produksi. H2 : Bahwa variabel keselamatan kerja berpengaruh dominan terhadap produktivitas kerja.
Mohamad Zainur Rofiq, Hadi Sunaryo dan Agus Widarko
341
METODE PENELITIAN JENIS, LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanasi (explanatory research). Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan rokok PT. Indonesian Tobaccao Malang, adapun lokasi perusahaan adalah di jalan Letjen S. Parman 92 Malang, Kecamatan Blimbing, kota Malang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2014. POPULASI DAN SAMPEL Populasi dalam penelitian ini yakni seluruh karyawan bagian produksi perusahaan rokok PT. Indonesian Tobacco Malang yang berjumlah 700 orang. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 10% dari total populasi yaitu sebanyak 70 orang responden DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL a. Variabel keselamatan kerja (X1) Merupakan suatu usaha atau tindakan yang aman / selamat dari penderitaan yang dilakukan oleh organisasi atau instansi guna memberikan perlindungan (dalam hal ini kondisi fisiologi, fisik, psikologis) kepada karyawan agar mudah terhindar dari kecelakaan ditempat kerja yang dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan. Indikator keselamatan kerja, meliputi : Tata ruang kerja, Sistem perlindungan mesin, Persedian alat pelindung kerja, Persediaan alat PMK b. Variabel kesehatan kerja (X2) Merupakan suatu kondisi atau keadaan yang bebas dari gangguan fisik, mental atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja yang mana mampu menyebabkan penyakit, stress (ketegangan) maupun kecelakaan. Indikator kesehatan kerja, meliputi : Kebersihan lingkungan kerja, Sarana penerangan, Pembuangan sampah (limbah), Suhu udara di pabrik c. Variabel produktivitas kerja (Y) Merupakan suatu kemampuan karyawan untuk melaksanakan tugas yang dapat menghasilkan barang atau jasa yang ditujukan untuk menjadikan hari esok lebih baik dari hasil hari ini dengan menggunakan sumber daya yang seminimal mungkin. Indikator produktivitas kerja, meliputi : Kepusan kerja, Absensi / kehadiaran, Kepatuhan terhadap tata tertib, Hasil kerja yang diperoleh MODEL PENELITIAN Keselamatan kerja (X1) Produktivitas Kerja (Y) Kesehatan Kerja (X2) Gambar 1 Model Penelitian
342
Mohamad Zainur Rofiq, Hadi Sunaryo dan Agus Widarko
SUMBER DAN METODE PENGUMPULAN DATA Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sedang pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuisioner METODE ANALISIS DATA Analisis data dalam penelitian adalah menggunakan analisis regresi linier berganda. Adapun tahap analisisnya adalah sebagai berikut: Uji Instrumen, Uji Normalitas, Regresi Linier Berganda, Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Instrumen Penelitian Uji Validitas Hasil pengujian validitas instrumen dapat dilihat pada table berikut: Tabel 1 Uji Validitas Variabel Item r hitung Signifikansi Keterangan Keselamatan X1.1 0,771 0,000 Valid (X1) X1.2 0,810 0,000 Valid X1.3 0,807 0,000 Valid X1.4 0,765 0,000 Valid Kesehatan (X2) X2.1 0,713 0,000 Valid X2.2 0,743 0,000 Valid X2.3 0,704 0,000 Valid X2.4 0,773 0,000 Valid Produktifitas Y1 0,915 0,000 Valid (Y) Y2 0,712 0,000 Valid Y2 0,915 0,000 Valid Y2 0,714 0,000 Valid Berdasarkan tabel 1 di atas, pada semua indikator masing-masing variabel, didapatkan koefisien korelasi positif, lebih dari 0,3 dan p-value hasil pengujian kurang dari α = 0,05. Sehingga dari pengujian ini dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian pada masingmasing variabel telah valid. Uji Reliabilitas Hasil uji validitas dapat dilihat pada table berikut: Tabel 2 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Koefisien Reliabilitas Keterangan Keselamatan (X1) 0,796 Reliabel Kesehatan (X2) 0,714 Reliabel Produktifitas (Y) 0,834 Reliabel Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa semua variabel memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6. Sehingga dapat dikatakan instrumen pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini sudah reliabel atau dapat dihandalkan. Uji Normalitas Hasil uji validitas dapat dilihat pada table berikut:
Mohamad Zainur Rofiq, Hadi Sunaryo dan Agus Widarko
343
Tabel 3 Uji Asumsi Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Dif f erences
Keselamatan 70 17.93 2.129 .274 .207 -.274 .564 .908
Mean St d. Dev iation Absolute Positiv e Negativ e
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Kesehatan 70 14.29 1.737 .160 .126 -.160 .711 .693
Produktiv it as 70 16.80 2.164 .299 .155 -.299 .822 .508
a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom data.
Berdasarkan pengujian Kolmogorov-Smirnov di atas, didapatkan koefisien p-value pada semua variabel lebih besar daripada α = 0,05. Karena p-value lebih besar daripada α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas residual terpenuhi. HASIL UJI ASUMSI KLASIK Uji Multikolinearitas Hasil uji Multikolinearitas dapat dilihat pada table berikut: Tabel 4 Uji Asumsi Multikolinieritas Variabel VIF Hasil Keselamatan 1.012 Tidak multikolinieritas Kesehatan 1.012 Tidak multikolinieritas Dari hasil perhitungan yang ada di Tabel 4 masing-masing variabel bebas menunjukkan nilai VIF yang tidak lebih dari 10, maka asumsi tidak terjadi multikolinieritas telah terpenuhi. Uji Heteroskedastisitas Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar berikut: Scatterplot
Dependent Variable: Produktivitas
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-4 -3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
344
Mohamad Zainur Rofiq, Hadi Sunaryo dan Agus Widarko
Dari gambar scatterplot diatas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. HASIL ANALISIS REGRESI BERGANDA Hasil Analisis Regresi Berganda dapat dilihat pada table berikut: Tabel 5 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Coefficientsa
Model 1
Unstandardized Coeff icients B Std. Error 1.698 2.076 .612 .092 .289 .113
(Constant) Keselamatan Kesehatan
Standardized Coeff icients Beta
t .818 6.648 2.558
.602 .232
Correlations Zero-order
Sig. .416 .000 .013
.648 .351
a. Dependent Variable: Produktiv itas
Model regresi yang didapatkan berdasarkan Tabel 6 adalah sebagai berikut : Y = 1.698 + 0.612 X1 + 0.289 X2 Dimana : Y : Produktifitas X1 : Keselamatan X2 : Kesehatan KOEFISIEN DETERMINASI Model Summary Model 1
R .687a
R Square .472
Adjusted R Square .456
St d. Error of the Estimate 1.597
a. Predictors: (Constant), Kesehatan, Keselamatan
Besarnya sumbangan atau kontribusi dari variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen, berdasarkan hasil perhitungan dengan nilai koefisien determinasi atau Adjusted R Square = 0,456 maka sumbangan atau kontribusi dari variabel independen yaitu: Keselamatan, dan Kesehatan secara simultan terhadap Produktifitas, adalah sebesar 45,6%, sedangkan 54,4% lainnya disumbangkan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam persamaan ini. UJI HIPOTESIS 1) Hasil Uji Secara Simultan No
Hipotesis
Nilai
Status
1
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Keselamatan, Kesehatan terhadap Produktifitas
F = 29,894 Sig F = 0,000 Ftabel = 3,133
H0 ditolak / H1 diterima
Mohamad Zainur Rofiq, Hadi Sunaryo dan Agus Widarko
345
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa diperoleh nilai Fhitung sebesar 29,894 sedangkan Ftabel sebesar 3,133 karena Fhitung > Ftabel dan memiliki sig F < 0,05 yaitu sebesar 0,000 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa secara simultan variabel Keselamatan (X1), dan Kesehatan (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel Produktifitas (Y). 2) Hasil Pengujian Secara Parsial No Hipotesis Nilai Status 1 Variabel Keselamatan berpengaruh t = 6,648 H0 ditolak / H1 secara signifikan terhadap Sig t = 0,000 diterima Produktifitas . ttabel = 1,994 2 Variabel Kesehatan berpengaruh t = 2,558 H0 ditolak / H1 secara signifikan terhadap Sig t = 0 .013 diterima Produktifitas . ttabel = 1,994 a. Variabel Keselamatan (X1) Hipotesis uji yang digunakan adalah: H0 : β1 = 0 (variabel X1 (Keselamatan) tidak berpengaruh signifikan terhadap Produktifitas) H1 : β1 ≠ 0 (variabel X1 (Keselamatan) berpengaruh signifikan terhadap Produktifitas) Dengan menggunakan test dua arah dan taraf nyata 5%, diperoleh nilai ttabel sebesar 1,994 sedangkan dengan pengujian statistik diperoleh thitung sebesar 6,648 karena nilai |thitung | > |ttabel| maka dapat disimpulkan tolak H0 atau disimpulkan bahwa variabel Keselamatan (X1) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Produktifitas (Y). b. Variabel Kesehatan(X2) Hipotesis uji yang digunakan adalah: H0 : β2 = 0 (variabel X2 (Kesehatan) tidak berpengaruh signifikan terhadap Produktifitas) H1 : β2 ≠ 0 (variabel X2 (Kesehatan) berpengaruh signifikan terhadap Produktifitas) Dengan menggunakan test dua arah dan taraf nyata 5%, diperoleh nilai ttabel sebesar 1,994 sedangkan dengan pengujian statistik diperoleh thitung sebesar 2,558 karena nilai |thitung > ttabel| maka dapat disimpulkan tolak H0 atau disimpulkan bahwa variabel Kesehatan (X2) berpengaruh sinifikan secara parsial terhadap Produktifitas (Y). Kesimpulan bahwa semua variabel Keselamatan (X1), dan Kesehatan (X2), secara sendiri-sendiri (parsial) berpengaruh secara signifikan terhadap Y (Produktifitas ). Untuk mengetahui variabel yang paling dominan berpengaruh pada Produktifitas, maka digunakan Standardized Koefisien Beta tertinggi yang menunjukkan variabel bebas yang dominan berpengaruh terhadap variabel terikat. Variabel Standardized Coefficients Beta Sig. X1 0.602 .000 X2 0.232 .013 Sumber : Data Primer diolah 2014 Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel yang memiliki nilai Standardized Coefficients Beta tertinggi adalah Keselamatan (X1) sebesar 0,602, hal ini menunjukkan bahwa variabel Keselamatan (X1) memiliki pengaruh paling dominan terhadap Produktifitas (Y) dibandingkan variabel bebas yang lain (Kesehatan).
346
Mohamad Zainur Rofiq, Hadi Sunaryo dan Agus Widarko
Dari hasil penelitian sesuai dengan apa yang diteliti oleh Nia (2012) dan Catarina (2012), bahwa keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktitas kerja karyawan dan keselamatan memiliki pengaruh paling dominan terhadap produktivitas kerja karyawan
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 29,894 sedangkan Ftabel sebesar 3,133 karena Fhitung > Ftabel dan memiliki sig F < 0,05 yaitu sebesar 0,000 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa secara simultan variabel Keselamatan, dan Kesehatan berpengaruh signifikan terhadap variabel Produktivitas. Jadi berdasarkan data tersebut diatas, dengan demikian hipotesis pertama diterima. 2. Secara parsial dengan menggunakan test dua arah dan taraf nyata 5%, diperoleh nilai ttabel sebesar 1,994 sedangkan dengan pengujian statistik diperoleh thitung sebesar 6,648 karena nilai |thitung | > |ttabel| maka dapat disimpulkan tolak H0 atau disimpulkan bahwa variabel Keselamatan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Produktifitas. Sedangkan variabel kesehatan nilai ttabel sebesar 1,994 sedangkan dengan pengujian statistik diperoleh thitung sebesar 2,558 karena nilai |thitung > ttabel| maka dapat disimpulkan tolak H0 atau disimpulkan bahwa variabel Kesehatan berpengaruh sinifikan secara parsial terhadap Produktivitas. Kesimpulan bahwa semua variabel Keselamatan, dan Kesehatan, secara sendiri-sendiri (parsial) berpengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas. 3. Dari hasil analisis diketahui bahwa variabel yang memiliki nilai Standardized Coeffisient Beta tertinggi adalah Keselamatan sebesar 0,602, hal ini menunjukkan bahwa variabel Keselamatan memiliki pengaruh paling dominan terhadap Produktifitas dibandingkan variabel bebas yang lain (Kesehatan) SARAN Agar dapat memperoleh gambaran yang lebih mendalam serta komprehensif maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Variabel keselamatan merupakan variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Indonesian Tobacco Malang, hendaknyadiperhatikan dan ditingkatkan dalam rangka memperhatikan dan memperbaiki produktivitas kerja karyawan. 2. Hendaknya dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui variabel-variabel lain yang memepengaruhi produktivitas kerja karyawan karena variabel keselamatan dan kesehatan hanya mempunyai kontribusi sebesar ± 45,6 % sedangkan 54,4 % lainnya disumbangkan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam persaman ini. DAFTAR PUSTAKA Anggarani, Ari, Winadi Prsetyoning Tyas. 2011. Pentingnya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Meningkatkan Produktifitas Kerja Karyawan. Jurnal, Fakultas Ekonomi Universitas EsaUnggal, Jakarta. Forum Ilmiah Volum 8, nomer 3 september 2011.
Mohamad Zainur Rofiq, Hadi Sunaryo dan Agus Widarko
347
Bennet N.B Silalahi dan Rumondang B. Silalahi, 1995, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Cetakan Ketiga, Jakarta, Penerbit LPPM dan PT. Pustaka Binaman Pressindo. Faustino Cardoso Gomes, 2002, Manajemen Sumber Daya manusia, Edisi Pertama, Cetakan Kelima, Yogyakarta, Penerbit Andi. Fitri Agustinah 2003, Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja karyawan pada Perusahaan Wafer stick Karina Jaya Malang, Skripsi, FE Universitas WidyaGama Malang. Heidjachman dn Suad Husnan,2002, Manajemen Personalia, Edisi Keempat, Cetakan Kesepuluh, Yogyakarta, Penerbit BPPE. J Supranto,1995, statistik Teori Dan Aplikasi, Penerbit Erlangga, Yogyakarta. J supranto, M.A, 2000, Statistik Teori Dan Aplikasi, Edisi ke-6 penerbit Erlangga, Jakarta. Malinasari, Nia. 2012. Pengaruh Program Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) Dan Jaminan sosial Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan. Jurnal Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Mutiara Prabu Mangkunegara,2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Jakarta, Ghalia Indonesia. Paramita, Catarina Cori Pradnya dan Andi Wijayanto. 2012. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. PLN (persero) APJ Semarang. Jurusan Administrasi Bisnis FISIP Universitas Diponegoro. Administrasi Bisnis Volume I Nomer 1 september 2012. Prabu Mangkunegara 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan kelima Bandung PT. Rosdakarya Offset. Sri Santi Puryanti 2005, Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi Perusahaan Rokok PT. Ongkowidjojo Malang, Skripsi FE Universitas WidyaGama Malang. Surachman Winarno, 1990, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik, Bandung Penerbit Tarsita.
*) Mohamad Zainur Rofiq adalah alumnus Fakultas Ekonomi Unisma **) Hadi Sunaryo adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Unisma ***) Agus Widarko adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Unisma
348
Mohamad Zainur Rofiq, Hadi Sunaryo dan Agus Widarko