PENGARUH FIRM SIZE, TOTAL DEBT TO TOTAL ASSET (DEBT) , FREE CASH FLOW (FCF), RETURN ON ASSET (ROA) dan DIVIDEN PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Moh. Adi Hariyanto *) Ronny Malavia Mardani **)
[email protected] Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang ABSTRACT The aim of this research is to know the influence of Firm Size, Total Debt to Total Asset (DEBT), Free Cash Flow (FCF), Return on Asset (ROA), and Dividend Payout Ratio (DPR) variables to re-purchase stock, whether simultaneous or partial way. The population of this research is the business manufacture which enrolled in the BEI during 2011 till 2013. The method of data analysis of this research is linear bifilar regression. The result of this research is the variables Firm Size, Total Debt to Total Asset (DEBT), Free Cash Flow (FCF), Return on Asset (ROA), and Dividend Payout Ratio (DPR) are influencing the re-purchase stock for about 11,8% simultaneously. Partially, only Firm Size and Dividend Payout Ratio (DPR) that influence the repurchase stock, whereas the DEBT, free cash flow and return on assets variables are not influence the re-purchase stock. Keyword : Firm Size, Total Debt to Total Asset (DEBT), Free Cash Flow (FCF), Return On Asset (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR), Re-purchase stock 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pembelian kembali saham yang beredar adalah suatu aksi korporasi yang dilakukan perusahaan untuk membeli kembali sahamnya yang telah beredar di pasar bursa. Hal yang lumrah bagi perusahaan melakukan buy back karena kondisi keuangan Indonesia yang berfluktuatif. Pembelian Kembali saham atau buy back merupakan tindakan perusahaan publik yang membeli kembali sahamnya sendiri baik melalui proses (tender offer, open market, dan blockholder). Umumnya setiap pemegang saham yang dengan kepemilikan setidaknya 1 sampai 5 persen saham dikategorikan sebagai pemegang saham blok. Faktor utama alasan perusahaan buy back adalah untuk menjaga nilai nominal dari total modal disetor dan ditempatkan, jika sebagian dari modal tersebut tidak likuid di pasar dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, Pembelian kembali saham merupakan sarana bagi pemegang saham untuk mengawasi kinerja manajer. Menurut El Hooline (2013) segala bentuk pendistribusian cash flow (payout) kepada pemegang saham merupakan mekanisme yang efisien untuk mengurangi konflik keagenan. Dividen dan pembelian kembali saham beredar termasuk bentuk pendistribusian cash flow kepada pemegang saham yang digunakan sebagai instrument oleh perusahaan untuk memberikan informasi kepada pemegang saham, mereka berpendapat bahwa dividen dan pembelian kembali saham sebagai suatu sinyal atas kondisi dan prospek suatu perusahaan. Pembelian kembali dapat juga dipandang sebagai suatu tindakan perusahaan dalam mendistrbusikan aliran dana kas keluar kepada pemegang saham.
JEMA Vol. 13 No. 1 Februari 2015
| 13
Buy back juga merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk mendistribusikan cash flow yang dimiliki perusahaan kepada para pemegang sahamnya selain dalam bentuk dividen. Pada saat membeli kembali saham yang telah beredar biasanya perusahaan akan membeli diatas harga pasar. Kelebihan atas harga pasar inilah yang menjadi keuntungan bagi para pemegang saham yang dikenal dengan istilah capital gain. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana pengaruh Firm Size, Total Debt to Total Asset (DEBT) , Free Cash Flow (FCF), Return On Asset (ROA) dan Dividen Payout Ratio (DPR) secara simultan terhadap pembelian kembali saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 2) Bagaimana pengaruh Firm Size, Total Debt to Total Asset (DEBT) , Free Cash Flow (FCF), Return On Asset (ROA) dan Dividen Payout Ratio (DPR) secara parsial terhadap pembelian kembali saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Pengaruh Firm Size, Total Debt to Total Asset (DEBT) , Free Cash Flow (FCF), Return On Asset (ROA) dan Dividen Payout Ratio (DPR) secara simultan terhadap pembelian kembali saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Pengaruh Firm Size, Total Debt to Total Asset (DEBT) , Free Cash Flow (FCF), Return On Asset (ROA) dan Dividen Payout Ratio (DPR) secara parsial terhadap pembelian kembali saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 1.4 Kontribusi Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan yang obyektif dalam pengambilan keputusan kebijakan pembelian kembali saham dalam membuat prediksi pada masa yang akan datang 2. Bagi pihak lain diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau referensi bagi peneliti-peneliti berikutnya yang mengambil topik yang sama. 2. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Awangga (2013) mengenai pengaruh kepemilikan yang meliputi kepemilikan institusional dan manajerial terhadap keputusan perusahaan untuk membeli kembali sahamnya yang beredar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa a) Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan pembelian kembali saham. b) Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan pembelian saham. Selanjutnya SIZE (ukuran perusahaan) yang diukur dengan total asset memperlihatkan pengaruh positif terhadap pembelian kembali saham. c) Variabel DEBT tidak signifikan terhadap variabel Net Repurchase. d) Free cash flow pengaruh positif terhadap pembelian kembali saham. e) Variabel ROA (profitabilitas) memperlihatkan pengaruh negatif terhadap pembelian kembali saham.
14 |
JEMA Vol. 13 No. 1 Februari 2015
Mulia (2009) menguji pengaruh Stock Repurchase terhadap Stockholder, Bondholder, dan Value perusahaan di Indonesia Periode 2001-2007. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa harga penutupan saham harian perusahaan yang berada di Indonesia dan melakukan pengumuman buy back dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2007 dengan jumlah sampel akhir 30 pengumuman. Metode yang digunakan adalah event studi. Hasil yang diperoleh yaitu Average Cumulative Abnormal Return (ACAR) yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman buy back. Penelitian mengenai pengaruh suatu event atau kejadian terhadap reaksi pasar antara lain dilakukan oleh Rasbrant (2011) yang berjudul The Price Impact of Open Market Share Repurchase. Studi ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari pengumuman transaksi buy back dengan metode open market repurchase terhadap reaksi pasar bursa di Swedia. Data dalam penelitian ini dari NASDAQOMX Stockholm. Hasil dari penelitian ini mendokumentasi pengumuman informasi buy back berpengaruh signifikan menaikkan abnormal return perusahaan-perusahaan Swedia yang melakukan buy back sebesar 1,94 % return perusahaan mengalami kenaikan positif. 2.2 Kerangka Teoritis 2.2.1 Struktur Kepemilikan Saham Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan. Tujuan perusahaan sangat ditentukan oleh struktur kepemilikan, motivasi pemilik dan kreditur corporate governance dalam proses insentif yang membentuk motivasi manajer. Kepemilikan saham dibagi menjadi dua kelompak dasar, yaitu kepemilikan institusional dan kepemilikan individu (Margin dan Tutle ,1990). Kepemilikan individu misalnya seperti seseorang yang membeli saham pada suatu perusahaan sedangkan kepemilikan institusional seperti perusahaan asuransi, dana pensiun dan perusahaan yang menanamkan sahamnya di perusahaan lain. 2.2.2 Firm Size Firm Size / Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dinyatakan dengan total aktiva atau total penjualan bersih. Semakin besar total aktiva maupun penjualan maka semakin besar pula ukuran suatu perusahaan. Semakin besar aktiva maka semakin besar modal yang ditanam, sementara semakin banyak penjualan maka semakin banyak juga perputaran uang dalam perusahaan. Ukuran perusahaan sangat bergantung pada besar kecilnya perusahaan yang juga berpengaruh terhadap struktur modal, terutama berkaitan dengan kemampuan memperoleh pinjaman (Wiliandri, 2011: 101). 2.2.3 Total Debt to Total Asset (DEBT) Debt Ratio merupakan rasio antara total utang (total debt) baik hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang terhadap total aktiva (Ang, 1997). Rasio ini menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar Debt To Total Assets Ratio (TDTA) menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan terhadap pihak luar dan berdampak pada profitabilitas yang semakin berkurang, sehingga pada akhirnya hak para pemegang saham (dividen) juga semakin menurun. Syahbana (2007) menyatakan Debt to Total Asset mempunyai pengaruh negatif terhadap pembelian kembali saham. Varibel ini membandingkan jumlah hutang, baik hutang jangka pendek ataupun hutang jangka panjang dengan jumlah asset yang dimiliki oleh perusahaan.
JEMA Vol. 13 No. 1 Februari 2015
| 15
2.2.4 Free Cash Flow (FCF) Free Cash Flow merupakan gambaran dari arus kas yang tersedia untuk perusahaan dalam suatu periode akuntansi, setelah dikurangi dengan biaya operasional dan pengeluaran lainnya. Arus kas ini merefleksikan tingkat pengembalian bagi penanam modal, baik itu dalam bentuk hutang atau ekuitas. Free Cash Flow dapat digunakan untuk membayar hutang, pembelian kembali saham, pembayaran dividen atau disimpan untuk kesempatan pertumbuhan perusahaan masa mendatang. Free cash flow merupakan salah satu indikator untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mengembalikan keuntungan bagi para pemegang saham (investor) melalui pengurangan hutang, peningkatan dividen atau pembelian saham kembali. Free cash flow berpengaruh negatif terhadap pembelian kembali saham. 2.2.5 Return on Asset (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return on Assets (ROA) merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on Assets yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila Return on Assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Variable ROA memperlihatkan pengaruh negative trhadap pembelian sasham. Di samping itu hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin rendah rasio ini semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. 2.2.6 Dividen Payout Ratio (DPR) Dividend Payout Ratio (DPR) adalah rasio yang membandingkan antara dividen yang dibagikan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk presentase. Semakin tinggi Dividend Payout Ratio akan menguntungkan para investor, tetapi bagi pihak perusahaan hal tersebut akan memperlemah Internal Financial karena memperkecil laba ditahan. Perusahaan yang memiliki resiko tinggi cenderung untuk membayar Dividend Payout Ratio lebih kecil supaya tidak memotong dividen jika laba yang diperoleh turun. Syahbana (2007) menemukan bahwa dividen berpengaruh positif terhadap pembelian kembali saham. 2.2.7 Pembelian Kembali Saham/ Buy Back Stock repurchase atau pembelian kembali saham atau yang dikenal dengan istilah buy back stock adalah tindakan yang dilakukan oleh emiten maupun perusahaan publik untuk membeli sahamnya yang telah beredar di masyarakat luas baik yang melalui bursa atau di luar bursa. Tujuan pembelian kembali saham yang beredar adalah untuk meningkatkan likuiditas saham, memperoleh keuntungan dengan menjual kembali setelah harga mengalami kenaikan atau sebagai langkah untuk mengurangi modal disetor. 2.3 Hipotesis Berdasarkan penelitian terdahulu dan tinjauan teori diatas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai beikut: H1 : Secara simultan variabel Firm Size, Total Debt to Total Asset (DEBT) , Free Cash Flow (FCF), Return On Asset (ROA) dan Dividen Payout Ratio berpengaruh terhadap pembelian kembali saham
16 |
JEMA Vol. 13 No. 1 Februari 2015
H1a : Secara parsial variabel ukuran perusahaan (Firm Size) berpengaruh terhadap pembelian kembali. H1b : Secara parsial variabel rasio Total Debt to Total Asset (DEBT) berpengaruh terhadap pembelian kembali saham. H1c : Secara parsial variabel Free Cash Flow (FCF), berpengaruh terhadap pembelian kembali saham. H1d : Secara parsial variabel Return On Asset (ROA) secara parsial berpengaruh terhadap pembelian kembali saham. H1e : Secara parsial variabel Dividen Payout Ratio secara parsial berpengaruh terhadap pembelian kembali saham. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011 – 2013. Sedangkan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan di bidang Manufaktur yang go publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011 - 2013. 2. Perusahaan Manufaktur yang melaporkan Annual Report selama tahun 2011 – 2013. 3. Perusahaan Manufaktur yang mengungkapkan informasi pembelian kembali saham/ buyback dalam tahunan (annual report) selama tahun 2011 – 2013. 4. Perusahaan Manufaktur yang mendistribusikan dividen kepada pemegang saham selama tahun 2011 – 2013. 3.2 Sumber dan Metode Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sedang metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi. 3.3 Definisi Operasional Variabel 1. Pembelian Saham Kembali Oleh Perusahaan (Y) Pembelian kembali saham oleh perusahaan diukur menggunakan jumlah saham yang dibeli kembali oleh perusahaan selama satu tahun, kemudian dikurangi dengan jumlah saham yang terjual dan ditransfer. 2. Ukuran Perusahaan (Firm Size) (X1) Ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari nilai total asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Dapat dirumuskan sebagai berikut : Firm Size = Log (total asset) 3. Rasio Total Debt to Total Asset (X2) Varibel ini membandingkan jumlah hutang, baik hutang jangka pendek ataupun hutang jangka panjang dengan jumlah asset yang dimiliki oleh perusahaan. Dapat dirumuskan sebagai berikut : DEBT = Total Debts Total Asset 4. Free Cash Flow (X3) Variable ini menggambarkan kas yang tersedia yang dipegang oleh manajer untuk memenuhi kebutuhan perusahaan setelah dikurangi pengeluaran yang digunakan untuk pendanaan dan pemeliharaan modal yang diukur dengan laba bersih
JEMA Vol. 13 No. 1 Februari 2015
| 17
dikurangi dividen dan ditambah dengan depresiasi, kemudian dibagi dengan total asset perusahaan. Atau dapat dirumuskan sebagai berikut : FCF = Net profit – Dividens + Depreciation Total Assets 5. Return On Asset (X4) Variable ini menggambarkan Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Formula yang digunakan: ROA = Net Profit After Texas Total Assets 6. Dividen Payout Ratio (X5) Variabel ini menggambarkan tingkat pendistribusian dividen kepada pemegang saham yang diproksikan dengan nilai logaritma natural dari rasio dividen terhadap laba bersih. Dividen distribution rate ini dilambangkan dengan DIV. DIV = Ln (dividen ) EAT 3.4 Metode Analisis Data Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda. Model regresi linear berganda dapat digunakan pada penelitian ini yang memeiliki formula sebagai berikut : Y = a + b1.X1 + b2.X2+b3.X3+b4.X4+b5.X5+e Dimana : Y = Pembelian kembali saham oleh perusahaan a = Konstanta ; b = Parameter, X1 = Firm Size; X2 =Total Debt to Total Asset (DEBT); X3 = Free Cash Flow (FCF); X4= Return On Asset (ROA); X5 = Dividen Payout Ratio (DPR); e = Standar estimasi (error) 3.5 Model Penelitian Firm Size (X1)
DEBT (X2)
FCF (X3)
Pembelian Kembali Saham (Y)
ROA (X4)
DPR (X5) Gambar 1 Model Penelitian 18 |
JEMA Vol. 13 No. 1 Februari 2015
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Sampel Penelitian Hasil Pemilihan menghasilkan 30 perusahaan yang melakukan pembelian kembali saham dalam periode tahun 2012-2013. Rincian proses pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel 1 Table 1 Sampel Penelitian No Kualifikasi Sampel Jumlah Perusahaan 1 Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 134 2011-2013 2 Perusahaan manufaktur yang konsisten melaporkan 100 annual report secara lengkap periode 2011-2013 3 Jumlah Perusahaan Manufaktur yang mendistribusikan 120 dividen kepada pemegang saham tahun 2011 – 2013 4 PerusahaanManufaktur yang mengungkapkan informasi 30 pembelian kembali saham/ buyback 2011-2013 Berdasarkan tabel 1, sampel dipilih adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 134 perusahaan. Reduksi sampel yang pertama adalah perusahaan yang menerbitkan Annual Report secara lengkap selama tahun 20112013. Hasil diperoleh sebanyak 100 perusahaan. Reduksi yang kedua adalah perusahaan yang membagikan dividen kepada pemegang saham secara terus-menerus selama tahun 2011-2013. Hasil diperoleh sebanyak 120 perusahaan yang terus-menerus membagikan dividennya selama tahun 2011-2013. Reduksi yang ketiga adalah perusahaan yang mengungkapkan pembelian kembali saham atau buy back selama tahun 2011-2013. Hasil diperoleh 30 perusahaan yang mengungkapkan pembelian kembali saham selama tahun 2011-2013. Setelah dilakukan pemilihan sampel sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, diperoleh 30 perusahaan yang melakukan pembeian kembali saham. 4.1.2 Statistik Deskriptif Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics N St at ist ic Pembelian Saham Kembali Firm Size DEBT Free Cash Flow Return On Assets Div iden Pay Out Ratio Valid N (listwise)
Range St at ist ic
Minimum St at ist ic
Maximum St at ist ic
Mean St at ist ic St d. Error
St d. Dev St atiation ist ic
90
8.390
9.590
17.980
15.56800
.151419
1.436488
90 90 90 90 90 90
3.6100 1.114 1.948 .882 .969
4.2600 .012 1.039 .110 .028
7.8700 1.125 2.987 .992 .997
6.851333 .55930 1.67848 .51371 .42160
.0533121 .026713 .046753 .027557 .028143
.5057627 .253426 .443538 .261424 .266984
Dari tabel 2 dapat dlihat bahwa rata-rata (mean) untuk variable pembelian kembali saham oleh perusahaan adalah 15,56800, dengan standart deviasi 1,436488, nilai maksimal sebesar 17,980, dan nilai minimum sebesar 9,590. Variable Firm Size memiliki rata-rata (mean) 6,851333, nilai maksimum sebesar 7,8700, dan minimum 4,2600, dengan standart deviasi 0,5057627. Variabel Total Debt to Total Asset nilai rata-ratanya adalah (mean) 0,55930, nilai maksimum1,125, dan minimum 0,012, dengan standart deviasi 0,253426. Variable free cash flow memiliki nilai rata-rata (mean) JEMA Vol. 13 No. 1 Februari 2015
| 19
1,67848, nilai maksimum 2,987, dan minimum 1,039, dengan standart deviasi 0,443538. Variable return on asset memiliki nilai rata-rata (mean) 0,51371, nilai maksimum 0,992, dan minimum 0,110, dengan standart deviasi 0,261424. Variable dividen payout ratio nilai rata-ratanya (mean) sebesar 0,42160, nilai maksimum 0,997, dan minimum 0,028, dengan standart deviasi sebesar 0,266984. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Uji Normalitas Data Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Dif f erences
Mean Std. Dev iat ion Absolute Positiv e Negativ e
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Pembelian Saham Kembali 90 15.56800 1.436488 .083 .052 -.083 .792 .557
Firm Size 90 6.851333 .5057627 .115 .096 -.115 1.088 .187
DEBT 90 .55930 .253426 .124 .060 -.124 1.179 .124
Free Cash Flow 90 1.67848 .443538 .104 .104 -.081 .991 .279
Return On Assets 90 .51371 .261424 .095 .095 -.092 .901 .392
Div iden Pay Out Ratio 90 .42160 .266984 .128 .128 -.103 1.211 .107
Hasil ini menunjukkan bahwa Asymp.sig (2-tailed) > level of significant (α=5%). Hal ini berarti seluruh variabel dinyatakan berdistribusi normal. a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom data.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Hasil uji Multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa masing-masing variable memiliki nilai tolerance-nya lebih dari 0,10 dan VIF kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi masalah multikolinearitas. b. Uji Heteroskedastisitas Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coeffi ci entsa Model 1
(Constant) Firm Size DEBT Free Cash Flow Return On Assets Div iden Pay Out Ratio
Unstandardized Coef f icients B St d. Error 2.039 1.305 -.100 .169 -.416 .336 -.204 .193 .588 .324 .003 .318
St andardized Coef f icients Beta -.063 -.132 -.113 .192 .001
t 1.562 -.591 -1.240 -1.056 1.818 .008
Sig. .122 .556 .218 .294 .073 .994
Zero-order -.052 -.126 -.090 .199 -.010
Correlations Part ial -.064 -.134 -.114 .195 .001
a. Dependent Variable: Abs_Res1 Dari hasil pengujian sebagaimana pada tabel 5 diperoleh hasil bahwa seluruh variabel memiliki nilai Sig > level of significant (α=5%). Hal ini berarti variable Deviden Payout Ratio dinyatakan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
20 |
JEMA Vol. 13 No. 1 Februari 2015
Part -.062 -.131 -.111 .191 .001
Collinearity S Tolerance .968 .981 .964 .991 .983
4.2.3 Model Regresi Berganda Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah : Y= 10,072 + 0,735X1 + 0,369X2 – 0,186X3 + 0.220X4 + 1,269X5 Berikut disajikan hasil analisis regresi berganda yang terdiri dari Uji F,R Square dan Uji t pada tabel 6 di bawah ini : Tabel 6 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
4.2.4 Uji Hipotesis a) Uji F-Statistik (Uji Simultan) Hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7 Hasil Uji F Statistik
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa hasil pengujian memberikan nilai F sebesar 2,354 dengan tingkat signifikansi 0,039 < 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan variable Firm Size, Total Debt to Total Asset (DEBT), Free Cash Flow (FCF), Return On Asset (ROA), Dividen Payout Ratio (DPR) berpengaruh terhadap pembelian kembali saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama kurun waktu 2011-2013. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Awangga (2013) yang menyatakan bahwa Firm Size, Total Debt to Total Asset (DEBT), Free Cash Flow (FCF), Return On Asset (ROA),Dividen Payout Ratio (DPR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pembelian kembali saham. b) Koefisien Determinasi (R Square) Model Summaryb Tabel 8 Hasil Uji R Square Change Statistics Model 1
R R Square .344a .118
Adjusted R Square .066
Std. Error of the Estimate 1.388502
R Square Change .118
F Change 2.252
df 1
df 2 5
84
Sig. F Change .057
DurbinWatson 2.224
a. Predictors: (Constant), Dividen Pay Out Ratio, Firm Size, Return On Assets, DEBT, Free Cash Flow
Dari hasil uji yang tertera pada tabel 8 diperoleh nilai R Square sebesar 0,118 yang mana hal ini berarti 11,8% variable pembelian kembali saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama 2011-2013 dipengaruhi oleh variable Firm Size,Total,Debt to Total Asset (DEBT), Free Cash Flow (FCF), Return On Asset (ROA),Dividen Payout Ratio (DPR). Sedangkan 88,2% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Hal ini menunjukkan jika variable Firm Size, Total Debt to Total Asset (DEBT), Free Cash Flow (FCF), Return On Asset (ROA), Dividen Payout Ratio (DPR) memiliki hubungan yang b. Dependent Variable: Pembelian Saham Kembali
JEMA Vol. 13 No. 1 Februari 2015
| 21
positif terhadap pembelian kembali saham, akan tetapi hubungan tersebut tidak memiliki keberartian yang cukup karena pengaruhnya hanya sebesar 11,8%. Sehingga kemampuan variable Firm Size,Total,Debt to Total Asset (DEBT), Free Cash Flow (FCF), Return On Asset (ROA),Dividen Payout Ratio (DPR) dalam menjelaskan variable pembelian kembali saham adalah sangat terbatas. c) Uji t-Statistik (Uji Parsial) Variabel Firm Size memiliki nilai t hasil uji sebesar 2,484 dengan tingkat signifikansi 0,015 < 0,05. Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel Firm Size berpengaruh positif secara signifikan terhadap variabel pembelian kembali saham. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang besar dan yang sedang berkembang lebih termotivasi untuk menginvestasikan 100% cash flow mereka untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan, ketika perusahaan memiliki kelebihan dana perusahaan mendistribusikan (payout) kepada pemegang saham. Hal ini menggambarkan bahwa ukuran perusahaan berkontribusi terhadap kebijakan pembelian kembali saham. Variabel DEBT memiliki nilai t hasil uji sebesar 0,630 dengan tingkat signifikansi 0,531> 0,05. Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel DEBT tidak berpengaruh terhadap variabel pembelian kembali saham. Hal ini menggambarkan perusahaan yang memiliki hutang rendah maka perusahaan tersebut tidak akan membeli kembali sahamnya karena hutang perusahaan yang relative kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa hampir tidak ada perusahaan yang melakukan pembelian kembali saham dengan tujuan untuk mencapai struktur modal tertentu.Variabel free cash flow memiliki nilai t hasil uji sebesar -0,550 dengan tingkat signifikansi 0,584> 0,05. Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel free cash flow tidak berpengaruh terhadap variabel pembelian kembali saham. Hal ini menggambarkan bahwa free cash flow memliki profit yang stabil dalam jangka panjang, maka perusahaan tidak termotivasi untuk melakukan pembelian kembali saham akan tetapi lebih termotivasi untuk meningkatkan pembayaran dividennya kepada pemegang saham. Variabel return on assets memiliki nilai t hasil uji sebesar 0,390 dengan tingkat signifikansi 0,698> 0,05. Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel return on assest tidak berpengaruh terhadap variabel pembelian kembali saham, karena jika perusahaan mempunyai return on assets (ROA) yang tinggi maka perusahaan tersebut tidak akan melakukan pembelian kembali saham dan perusahaan lebih termotivasi meningkatkan pembayaran dividennya karena perusahaan mampu menghasilkan profit yang stabil dalam jangka waktu tertentu. Variabel dividen payout ratio memiliki nilai t hasil uji sebesar 2,282 dengan tingkat signifikansi 0,041< 0,05. Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel dividen payout ratio berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel pembelian kembali saham. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat pembayaran dividen merupakan factor yang yang kuat untuk melakukan pembelian kembali saham, sehingga perusahaan-perusahaan di BEI sangat mempertimbangkan tingkat pembayaran dividen ketika memutuskan untuk melakukan pembelian kembali saham. 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Secara simultan variable Firm Size,Total,Debt to Total Asset (DEBT), Free Cash Flow (FCF), Return On Asset (ROA),Dividen Payout Ratio (DPR) berpengaruh terhadap pembelian kembali saham. 22 |
JEMA Vol. 13 No. 1 Februari 2015
2) Dari hasil uji t yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa hanya variabel firm size dan dividen payout ratio yang berpengaruh terhadap pembelian kembali saham. Sedangkan variabel DEBT, free cash flow dan return on assets tidak berpengaruh terhadap pembelian kembali saham. 5.2 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dari penelitian ini adalah : 1) Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan manufaktur, sedangkan perusahaan yang terdaftar di BEI terdiri dari banyak sektor. 2) Sampel dalam penelitian ini hanya 30 perusahaan karena disesuaikan dengan metode pemilihan sampel yaitu purposive sampling, sehingga hanya perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu yang menjadi sampel dalam penelitian ini. 3) Periode waktu yang digunakan dalam penelitian ini hanya 3 tahun, yaitu 2011-2013. 4) Variabel independent yang digunakan digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada firm size. DEBT, free cash flow, return on assets dan dividen payout ratio. Sedangkan banyak variabel lain yang mempengaruhi pembelian kembali saham seperti harga saham, net profit dan sebagainya. 5.3 Saran Dalam penelitian ini, tentunya penulis memiliki beberapa saran demi kebaikan dan kesempurnaan penelitian selanjutnya. Adapun saran-saran tersebut antara lain: 1) Menggunakan sector lain dalam penelitian seperti : sector keuangan, sector pertambangan, sector jasa dan sebagainya. 2) Menambah periode penelitian. 3) Menambah atau menggunakan variabel independen lainnya yang mempengaruhi pembelian kembali saham seperti earning after tex, harga saham, kinerja keuangan perusahaan dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA Ardiani, Anita, 2007. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Semarang. Arifin , 2004. Pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang, kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan serta kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusinal terhadap nilai perusahaan: sebuah persepektif agency theory. Skripsi. Program studi S1 akuntansi Universitas Brawijaya. Malang. Awangga Perdana, 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Kebijakan Pembelian Kembali Saham pada Perusahaan yang Terdaftar du Bursa Efek Indonesia. Jakarta : Universitas Indonesia Dr. Nur Indriantoro, M.Sc., Akuntan, Drs. Bambang Supomo, M.Si. Akuntan, 2002. Metedologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : Edisi Pertama, Penerbit BPFE. Ghozali, Imam, 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Harahap, Sofyan Gujarati, Damodar. 2003. Ekonomi Dasar. Terjemahan : Sumarno Zain,. Jakarta : Erlangga Jensen, M.C., & W.H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial behavior, Agency cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics p. 3-24 JEMA Vol. 13 No. 1 Februari 2015
| 23
Jonas Rasbrant. 2011. The Price Impact of Open Market Share Repurchase. Swedia Swandari, Fifi. 2003. Pengaruh Perilaku Risiko dan Struktur kepemilikan terhadap Kebangkrutan Bank di Indonesia : Kasus Krisis Ekonomi Tahun 1997. Symposium Nasional Akuntansi VI, 227-248. Syafri, 2008. Analisis Kritis atasLaporan keuangan, Edisi Kedua, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Tarjo.2008.” Pengaruh konsentrasi kepemilikan Institusional dan Leverage terhadap Manajemen laba, Nilai pemegang saham serta Costs of Equity capital” Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak. www.Idx.co.id *) Moh. Adi Hariyanto adalah alumni Prodi Manajemen FE Unisma **) Ronny Malavia Mardani adalah dosen tetap pada Prodi Manajemen FE Unisma
24 |
JEMA Vol. 13 No. 1 Februari 2015