Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 PENINGKATAN KARAKTER DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI GUDEP MADRASAH ALIYAH NEGERI BABAKAN LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL TAHUN 2016/ 2017 Oleh : Krisno Handoko Email :
[email protected] Abstrak
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Menganalisis pengaruh kegiatan pramuka di Gudep Madrasah Aaliyah Negeri Babakan Lebaksiu Kabupaten Tegal Tahun 2016 terhadap peningkatan karakter disiplin dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila an Kewarganegaraan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, Dalam penelitian ini, populasinya adalah siswa kelas XI MAN Babakan Lebaksiu yang berjumlah 319 siswa. Sampel diambil dengan teknik random dengan cara Quota random sampling dengan mengambil sampel sebanyak 15-20 % dari populasi, dengan hasil perhitungan yang berjumlah 67 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Metode angket. Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pengaruh kegiatan pramuka terhadap karakter disiplin.. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertama triangulasi sumber dengan membandingkan apa yang dikatakan siswa dan guru. Triangulasi metode yaitu pembuktian dengan observasi mengenai pelaksanaan kegiatan Pramuka. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kritis komparatif. Pelaksanaan ini dilakukan dalam satu siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1). Kegiatan kepramukaan dapat meningkatkan Karakter Disiplin sebesar 82,30%, yaitu berhubungan dengan pembentukan dan ketercapaian kompetensi warga Negara melalui civic responsibility dalam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. 2). Integrasi nilai- nilai karakter, dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tidak hanya melekat dalam kurikulum, tetapi dapat juga diintegrasikan dalam kegiatan ekstra kurikuler, seperti Kegiatan pramuka. 3). Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya. Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.
Kata Kunci : Karakter, Disiplin, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pramuka
64
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 IMPROVING CHARACTER OF DISCIPLINE ON EDUCATIONAL AND CITIZENSHIP EDUCATION THROUGH SCOUT ACTIVITIES IN GUDEP MADRASAH ALIYAH DOMESTICS LABAKAN LEBAKSIU REGENCY TEGAL YEAR 2016/2017 By : Krisno Handoko Abstract The objective of this research is to analyze the influence of scout activities in Gudep Madrasah Aaliyah Negeri Babakan Lebaksiu Tegal District Year 2016 to increase the character of discipline in learning Education Pancasila and Citizenship. This research is a classroom action research. In this study, the subject is class XI MAN Babakan Lebaksiu students, consisting of 319 students. The sample was taken by random technique by Quota random sampling by taking 67 students as the samples (15-20%) out of the population. Data collection techniques in this study using questionnaire method. The questionnaire method is used to collect data on the influence of scout activities on the character of the discipline. The triangulation used in this study is triangulation of sources by comparing what the students and teachers say. Triangulation method is proof with observation about the implementation of Scout activities. Critical comparative technique was employed to analyze the data. This implementation is done in a cycle consisting of planning, implementation, observation, and reflection. The result shows that 1). Scouting activities can improve the Character of Discipline, which is related 82.30% to the formation and achievement of citizens' competence through civic responsibility in Pancasila and Citizenship Education. 2). The integration of character values, in the learning of Pancasila and Citizenship Education is not only embedded in the curriculum, but also be integrated in extra-curricular activities, including Scouting Activities. 3). Character is interpreted as a way of thinking and behave that is typical of each individual to live and cooperate, either within the scope of family, society, nation, and country. Individuals with good character are individuals who can make decisions and are prepared to account for any consequences of their decisions. Scouting is a process of education outside the school environment and outside the family environment in the form of interesting, fun, healthy, organized, directional, practical activities conducted in the open with the Basic Principles of Scouting and Scouting Method, in which the ultimate goal is the building of character, morals and character. Keyword : Character, Dicipline, Civic Education, Pramuka
65
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 anak
pemuda
di
lingkungan
pendidikan ketiga, yaitu pendidikan di luar
A. PENDAHULUAN Dapat
dan
bahwa
pendidikan
keluarga
dan
pembentukan karakter merupakan sesuatu
pendidikan
sekolah,
yang
yang
dari
pendidikan non formal dan beroperasi di
kehidupan. Oleh karena itu diperlukan
masyarakat dengan menggunakan prinsip-
kepedulian oleh berbagai pihak, baik oleh
prinsp dasar pendidikan kepramukaan dan
pemerintah, masyarakat, keluarga maupun
sistem among.
tidak
dikatakan
dapat
dipisahkan
sekolah untuk mensukseskan implementasi
Membentuk
di
luar
bersifat
manusia
yang
pendidikan karakter bangsa agar biasa
Pancasilais dan mempunyai kepribadian
diimplementasikan
yang
pada
masyarakat
berkarakter,
sehingga
mampu
Indonesia khususnya kepada generasi-
menjadi kader pernbangunan bangsa yang
generasi muda kita yang notabennya hidup
tangguh, mampu mandiri, diperlukan suatu
di jaman global sekarang ini. Dengan
proses pendidikan yang harmonis antara
demikian,
perlu
pendidikan di lingkungan ketiga, yang
diintegrasikan ke seluruh aspek kehidupan,
beroperasi di masyarakat sehingga ketiga
termasuk kehidupan sekolah. Lembaga
lingkungan pendidikan itu sama fungsinya
pendidikan, khususnya sekolah dipandang
dan sama pentingnya bagi anak-anak dan
sebagai
pemuda
pendidikan
tempat
karakter
yang
strategis
untuk
membentuk karakter. Hal ini dimaksudkan
dan
mencapai
Banyak terjadi kasus tawuran antar
mencerminkan
pelajar sekarang ini salah satu bentuk
karakter yang baik dan kuat (Muhammad
contoh kurangnya pendidikan karakter
Furqon, 2010:3).
bagi para siswa. Melalui kegiatan pramuka
Gerakan
prilakunya
untuk
kedewasaan.
agar peserta didik dalam segala ucapan, sikap,
Indonesia
Pramuka
adalah
Gerakan
inilah yang nantinya bisa membentuk dari
Pendidikan Kepanduan yang diberi tugas
kepribadian para siswa, sehingga nantinya
untuk mendidik anak-anak dan pemuda
harapan dari bangsa ini bisa terwujud
Indonesia, agar berwatak luhur dan tinggi
secara utuh. Dimana harapan dari bangsa
mental, moral, cerdas, trampil serta sehat
ini adalah dituangkan dalam Pembukaan
jasmani dan rohaninya sehingga menjadi
Undang-Undang
manusia Pancasilais yang mampu sebagai
menciptakan masyarakat yang adil dan
kader pembangunan bangsa.
makmur.
Salah
Dasar
satu
1945
upaya
yaitu
bentuk
Gerakan Pramuka rnerupakan satu
mencapai cita-cita yang luhur tersebut
wadah dan sarana untuk mendidik anak-
haruslah melalui jalur pendidikan, Maka 66
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 pendidikan
ini
nantinya
harus
dapat
tidak memiliki kepribadian yang baik
meningkatkan kualitas bangsa Indonesia,
seperti kurang disiplin di sekolah, selalu
yaitu manusia yang bertaqwa kepada
melanggar peraturan sekolah.
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
B.
luhur, berkepribadian, berdisiplin bekerja keras,
tangguh,
bertanggung
KAJIAN TEORI Pengertian Karakter Disiplin
jawab,
Rohinah
M.Noor.(2012:55)
mandiri, trampil, cerdas serta sehat dan
berpendapat bahwa “Pengertian karakter”
memperdalam
tanah
menurut pusat bahasa Depdiknas adalah
Kebangsaan
“bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi
dan rasa kesetiakawanan sosial sehingga
pekerti, personalitas, sifat, tabiat, watak”.
mampu
Adapun berkarakter adalah “kepribadian,
rasa
cinta
air,mempertebal semangat
mewujudkan
pembangunan yang dirinya
sendiri,
manusia-manusia dapat membungun
serta
berperilaku,
Mengingat
dan
Dalam
kamus
besar
bahasa
tampung
Indonesia karakter di definisikan sebagai
pendidikan formal terbatas sekali maka
tabiat,sifat-sifat kejiwaan, akhlak matau
untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah
budi pekerti yang membedakan seseorang
mengambil
dengan orang lain, watak,sedang kata
langkah
daya
bertabiat,
berwatak”.
bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
bersifat,
dengan
jalan
membuka pendidikan non Formal yaitu
berkarakter
diterjemahkan
sebagai
dengan cara mengharuska para siswa
mempunyai
mengiktui kegiatan pramuka.
keprbadian, berwatak. Karakter adalah
tabiat,
mempunyai
Kegiatan pramuka yang ada di
sikap pribadi yang stabilhasil proses
sekolah, bisa kita bedakan atau kita lihat
konsolidasi secara progresif dan dinamis,
perbedaannya antara siswa yang aktif
integrasi prnyataan dan tindakkan.
mengikuti pramuka dengan siswa yang
Karakter juga bisa berarti huruf,
tidak aktif mengikuti kegiatan pramuka.
angka, ruang, simbul khusus yang dapat
Dimana siswa yang aktif dalam kegiatan
dimunculkan pada layar dengan papan
pramuka memiliki kepribadian yang baik
ketik (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008:
seperti selalu mengutamakan kedisiplinan
682). Orang berkarakter berarti orang yang
dalam sekolah, selalu menaati tata tertib
berkepribadian,
sekolah, serta sopan santun dalam bergaul
bertabiat, atau berwatak. Dengan makna
juga selalu di utamakan. Tetapi berbeda
seperti ini berarti karakter identik dengan
dengan siswa yang pasif atau tidak suka
kepribadian
mengikuti kegiatan pramuka ini, mereka
merupakan ciri atau karakteristik atau sifat 67
atau
berperilaku,
akhlak.
bersifat,
Kepribadian
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 khas dari diri seseorang yang bersumber
terbaik atau unggul, dan individu juga
dari bentukan-bentukan yang diterima dari
mampu
lingkungan, misalnya keluarga pada masa
kesadarannya tersebut. Karakter adalah
kecil,
realisasi perkembangan positif sebagai
dan
juga
bawaan
sejak
lahir
(Koesoema, 2007: 80).
bertidak
sesuai
potensi
dan
individu (intelektual, emosional, sosial,
Karakter berasal dari bahasa
etika, dan perilaku).
Yunani yang berarti “to mark” atau
Berdasarkan kajian nilai-nilai agama,
menandai dan memfokuskan bagaimana
norma-norma
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam
etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM,
bentuk
laku,
telah teridentifikasi butir-butir nilai yang
sehingga orang yang tidak jujur, kejam,
dikelompokkan menjadi lima nilai utama,
rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan
yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam
orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha
yang perilakunya sesuai dengan kaidah
Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan
moral disebut dengan berkarakter mulia.
lingkungan
tindakan
atau
tingkah
Karakter mulia berarti individu
adalah
memiliki pengetahuan tentang potensi
sosial,
serta
daftar
peraturan/hukum,
kebangsaan.
nilai-nilai
Berikut
utama
yang
dimaksud dan deskripsi ringkasnya:
dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai
a) Nilai
karakter
dalam
seperti reflektif, percaya diri, rasional,
hubungannya dengan Tuhan
logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif,
Yaitu religius; pikiran, perkataan
mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab,
dan tindakan seseorang
cinta
diupayakan
ilmu,
sabar,
berhati-hati,
rela
selalu
berdasarkan
nilai-nilai
ketuhanan
berkorban, pemberani, dapat dipercaya,
pada
jujur, menempati janji, adil, rendah hati,
dan/atau ajaran agamanya.
malu
berbuat
lembut,
setia,
ulet/gigih, positif,
salah, bekerja
pemaaf,
berhati
keras,
tekun,
b) Nilai
karakter
dalam
hubungannya dengan diri sendiri
teliti,
berinisiatif,
berpikir
(personal), antara lain:
disiplin,
antisipatif,
inisiatif,
(1) Jujur
visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis,
Perilaku
hemat/efisien,
pada
menghargai
yang
waktu,
yang upaya
didasarkan menjadikan
pengabdian/dedikatif, pengendalian diri,
dirinya sebagai orang yang
produktif, ramah, cinta keindahan (estetis,
selalu dapat dipercaya dalam
sportif, tabah, terbuka, tertib. Individu juga
perkataan
memiliki kesadaran untuk berbuat yang 68
tindakan,
dan
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 perkerjaan, baik terhadap diri
Sikap
dan pihak lain.
kemampuan
(2) Bertanggung jawab
yakin
akan
diri
terhdapat
sendiri
pemenuhan
Sikap dan perilaku seseorang
tercapainya setiap keinginan
untu melaksanakan tugas dan
dan harapannya.
kewajibannya
sebagaimana
(7) Berjiwa wirausaha
yang seharusnya dia lakukan,
Sikap
terhadap
mandiri
diri
sendiri,
masyarakat,
lingkungan
dan
baru,
negara dan Tuhan YME.
produksi
(3) Bergaya hidup sehat
pandai
atau
dan
menentukan
operasi
upaya
yang
berbakat mengenali produk
(alam, sosial dan budaya),
Segala
perilaku
untuk
menyusun mengadaan
produk
baru,
menerapkan kebiasaan yang
memasarkannya,
serta
baik
menciptakan
mengatur
sehat
operasinya.
dalam
hidup
yang
menghindarkan buruk
untuk
baru,
cara
dan
kebiasaan
yang
permodalan
(8) Berpikir logis, kritis, dan
dapat
inovatif
mengganggu kesehatan.
Berpikir
(4) Disiplin
dan
melakukan
sesuatu secara kenyataan atau
Tindakan yang menunjukkan
logika untuk menghasilkan
perilaku tertib dan patuh pada
cara atau hasil baru dan
berbagai
termutakhir dari apa yang
ketentuan
dan
peraturan.
telah dimiliki.
(5) Kerja keras
(9) Mandiri
Perilaku yang menunjukkan
Sikap dan perilaku yang tidak
upaya
mudah tergantung pada orang
dalam
sungguh-sungguh mengatasi
berbagai
hambatan
guna
menyelesaikan
tugas
(belajar/pekerjaan)
lain
dalam
menyelesaikan
tugas-tugas.
dengan
(10) Ingin tahu
sebaik-baiknya.
Sikap dan tindakan yang
(6) Percaya diri
selalu
berupaya
untuk
mengetahui lebih mendalam 69
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 dan meluas dari apa yang
terpakasa, atau dengan kata lain kesadaran
dipelajarinya,
hati menjalankan tugas sesuai dengan
dilihat,
dan
didengar.
peratuiran, tata tertib dengan sunguh-
(11)
Cinta ilmu
sungguh serta dengan rasa tanggung jawab
Cara berpikir, bersikap dan
yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa
berbuat yang menunjukkan
displin adalah pengaruh sikap seseorang
kesetiaan, kepedulian, dan
untuk
penghargaan
pearaturan, norma, tata tertib yang disertai
yang
tinggi
terhadap pengetahuan.
menaati
segala
ketentuan,
oleh adanya kesadaran norma-norma dan
kedispilinan berasal dari kata
kewajiban yang telah disepakati bersama
dasar “displin” yang menjadi
dalam melaksanakan tugas.
awalan “ke“ dan akhiran “an”.
a. Tujuan dan Manfaat Displin
Sedangkan
yang
dimaksud
1. Tujuan displin
dispilin menurut Yoyok HS.
Displin yang menjadi perhatian
2004:24) adalah “sikap mental
kita, terutama sekali displin yang
yang
berhubungan dengan pendidikan,
mengandung
kerelaan
mematuhi semua ketentuan,
yang
peraturan dan norma yang
manusia yang mempunyai displin
berlaku
menunaikan
tinggi. Yang dapat menjadi anggota
tanggungjawab”.
masyarakat yang bahagia, yang
Atau displin dapat diartikan
bebas merdeka terlepas dari segala
sebagai
ikatan-ikatan
tugas
dalam dan
berikut:
pengaruh
bertujuan
membentuk
yang menghambat
untuk menolong anak untuk
terlaksananya masyarakat yang adil
mempelajari cara menhadapi
dan makmur (Balnadi Sutadipura,
tuntutan-tuntutan
dari
1998 : 85 ).
cara
Selanjutnya
lingkungan
dan
mengembangkan tutunanya digunakan
yang atau
(2015),
tuntutan-
“Pendidikan
ingin
menurut
Trisiana,
menyatakan
A.
bahwa:
karakter
dapat
dikembangkan melalui berbagai model
diajukan
terhadap lingkunganya. Jadi dengan kedisplinan merupakan
pembelajaran
yang
berdampak
pada
inovatif
yang
ketercapaian
kompetensi skala sikap (afektif) yang
suatu keadaan yang tertib, taat dan
bermuara pada nurturant effect dalam
bertanggungjawab menjalankan tugas dan peraturan yang telah ada tanpa rasa 70
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 proses pembelajaran sebagai dampak
berbuat sesuai dengan pearturan
pengiring”.
atau tata tertib yang berlaku, hal
Berdasarkan
tersebut
ini sering disebut dengan berbuat
diatas maka tujuan displin dalam hal ini
displin, tetapi orang dlam berbuat
adalah
displin mematuhi tata tertib atau
untuk
ikatan-ikatan
pendapat
mencegah yang
terbuntuknya
tidak
sesuai
norma yang berlaku dipengaruhi
denganfitrahnya suapaya dapat merasa hidup
bahagia
dengan
oleh beberapa faktor.
ikatan-ikatan
Adapaun
tersebut.
mempengaruhi 2. Manfaat Displin Manfaat
faktor-faktor kedisplinan
yang menurut
Sambani Suharjo (2003:75) antara lain
dispilin
bagi
adalah :
kehidupan masyarakat yaitu
1. Faktor Keluarga
menciptakan suasana tertib,
Karena anak pertama kali
aman, tentram sejahtera lahir
memperoleh
dan batin serta menciptkan
didalam
kehidupan yang selaras dan
pendidikan
seimbang
orang
antar
sesama
pendidikan
keluarga
yaitu
dari tua.
kedua Dengan
manusia. Sedang bagi bangsa
demikian anak selanjutnya
Indonesia
displin
ditentukan oleh bagaimana
menciptakan
sejak semula kedisplinan itu
adalah
manfaat
untuk
bangsa yang mengerti hak dan
diterapkan
kewajiban
orang tuanya.
dan
tidak
merugikan bangsa lain.
oleh
kedua
2. Faktor Masyrakat
b. Faktor-faktor Kedisplinan
Kehidupan
manusia
Setiap masyarakat mempunyai
mungkin
lepas
kewajiban
kehidupan
untuk
mendidik
tak dari
masyarakat
warganya, termasuk orang tua
disekitranya dan hal ini
atau
juga berlaku bagi anak-
dampak
ibu
guru
berkewajiban mendidik anaknya
anak,
disekolah,
kehidupan
tentang
apa
yang
namun yang
dalam normal
dianggap baik dan yang dianggap
mereka harus berhubungan
buruk.
atau
Dalam kehidupan tentunya setiap
mengenal lingkunganya.
orang ingin berbuat baik, yaitu
berinteraksi
3. Faktor Sekolah 71
dengan
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 Sekolah
sebagai
lembaga
Prinsip Dasar Kepramukaan dan
setelah
Metode Kepramukaan, yang sasaran
pendidikan dalam keluarga turut pula
akhirnya pembentukan watak, akhlak
mempengaruhi
dan
pendidikan
kedua,
kehidupan
anak
budi
pekerti
luhur.
dalam melaksanakaan kedispilinan.
Kepramukaan
adalah
sistem
Bagaimana setelah memberi sanksi-
pendidikan
kepanduan
saksi kepada anak yang melanggar
disesuaikan
dengan
tata tertib, benarkah sanksi itu
kepentingan
berjalan atau dijalankan, hal ini
masyarakat dan bangsa Indonesia.
sangat berarti bagi anak. Jika sanksi
dan
yang keadaan,
perkembangan
a. Sifat-sifat dari kegiatan pramuka
tidaknya dijalankan akan membuat
Lambang Pramuka Indonesia
acuh tak acuh terhadap peraturan
yaitu tunas kelapa yang dijahitkan di
yang
kerah kiri baju pramuka (untuk
berasal
dari
keluarga,
masyarakat mapuan faktor yang
wanita).
berasal dari sekolah. Maka sudah
Internasional
barang tentu akan menimbulkan
kerah kanan baju pramuka (untuk
macam-macam kedisplin.
wanita). Bagi pria, tunas kelapa
Kajian Pendidikan Kepramukaan
berada di kantung sebelah kiri,
Pramuka sebutan
bagi
merupakan anggota
kanan
Siaga,
Pramuka
wilayah
Pramuka
Penegak
Penggalang, Pramuka
Pembina
kemeja.
Pramuka,
tahun
Kepramukaan adalah proses
1924
Denmark,
lingkungan
yaitu :
keluarga dalam bentuk kegiatan
2) Nasional,
teratur,
menyenangkan, terarah,
praktis
resolusi
Kepanduan
Sedunia
di
Kopenhagen,
maka
kepanduan
mempunyai tiga sifat atau ciri khas,
sekolah dan di luar lingkungan
menarik,
Pramuka
Berdasarkan
Kwartir dan Majelis Pembimbing.
luar
lokasi
lengan kanan baju Pramuka.
Konferensi
di
Emblem
Gerakan
Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf
pendidikan
Pramuka
(berdasarkan provinsi) dijahitkan di
Pandega. Kelompok anggota yang yaitu
Lambang
di
Internasional dijahitkan pada sebelah
Pramuka, yang meliputi; Pramuka
lain
Pramuka
yang dijahitkan
sedangkan
Gerakan
dan
Lambang
sehat,
yang
organisasi
yang
berarti
suatu yang
menyelenggarakan kepanduan di
dilakukan di alam terbuka dengan
suatu 72
negara
haruslah
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 menyesuaikan pendidikannya itu
aturan permainan, jadi bukan
dengan keadaan, kebutuhan dan
kegiatan
kepentingan masyarakat, bangsa
hiburan saja. Karena itu lebih
dan negara.
tepat kita sebut saja kegiatan
3) Internasional, yang berarti bahwa
hanya
bersifat
menarik.
organisasi kepanduan di negara
2) Pengabdian bagi orang dewasa.
manapun di dunia ini harus
Bagi orang dewasa kepramukaan
membina dan mengembangkan
bukan lagi permainan, tetapi suatu
rasa
tugas
persaudaraan
persahabatan
dan
antara
sesama
yang
keikhlasan,
memerlukan kerelaan,
dan
Pandu dan sesama manusia, tanpa
pengabdian. Orang dewasa ini
membedakan kepercayaan/agama,
mempunyai
golongan,
secara
tingkat,
suku
dan
bangsa.
kewajiban
untuk
sukarela
membaktikan
demi
suksesnya
dirinya
4) Universal, yang berarti bahwa
pencapaian tujuan organisasi.
kepanduan dapat dipergunakan di
3) Alat
mana saja untuk mendidik anak-
organisasi.
bagi
masyarakat
Kepramukaan
dalam pelaksanaan pendidikannya
bagi masyarakat untuk memenuhi
selalu
kebutuhan masyarakat setempat,
menggunakan
Prinsip
Pramuka
Kwartir
Buku
untuk
Gerakan
Daerah
alat
dan juga alat bagi organisasi
Fungsi dari kegiatan pramuka Menurut
merupakan
dan
anak dari bangsa apa saja, yang
Dasar dan Metode Kepanduan. b.
yang
mencapai
organisasinya.
Jawa
kepramukaan
tujuan
Jadi
kegiatan
yang
diberikan
Tengah (2011 : 37) Dengan landasan
sebagai latihan berkala dalam
uraian di atas, maka kepramukaan
satuan pramuka itu sekedar alat
mempunyai fungsi sebagai berikut:
saja,
1) Kegiatan menarik bagi anak atau
pendidikannya.
pemuda. Kegiatan
dan
bukan
tujuan
c. Tujuan dari kegiatan pramuka menarik
dimaksudkan
di
kegiatan
sini
Menurut
yang
Pramuka
Buku
Kwartir :
Daerah 23)
Jawa
menyenangkan dan mengandung
Tengah
pendidikan. Karena itu permainan
Pramuka bertujuan mendidik anak-
harus mempunyai tujuan dan
anak dan pemuda Indonesia dengan 73
(2011
Gerakan
Gerakan
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 prinsip-Prinsip Dasar dan Metode
Kerangka Berfikir
Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan
dengan
kepentingan
dan
keadaan,
Pendidikan karakter sangat erat
perkembangan
hubungannya dengan aspek kejujuran yang
bangsa dan masyarakat Indonesia
seharusnya
dengan tujuan agar:
pendidikan
1) Anggotanya yang
menjadi
manusia
berkepribadian
sudah
diterapkan
melalui
karakter.Undang-Undang
No.14 tahun 2005 tentang Guru dan
dan
Dosen,
dimana
dalam
pasal
6
tinggi
menyebutkan bahwa,”kedudukan guru dan
mental, moral, budi pekerti dan
dosen sebagai tenaga profesional bertujuan
kuat keyakinan beragamanya.
untuk melaksanakan sistem pendidikan
berwatak
luhur
2) Anggotanya yang
serta
menjadi
tinggi
manusia
kecerdasan
nasional
dan
kejujuran
menjadi
manusia
yang
menjadi
menjadi
para
manusia
warga
sehingga
menjadi
masyarakat
yang
berguna, mampu
yang
bertujuan
untuk
siswa,
khususnya
memunculkan
negara C. METODE PENELITIAN
setia dan patuh kepada Negara Republik
juga
implementasi praktek sikap kejujuran.
Indonesia yang berjiwa Pancasila,
Kesatuan
tujuan
menanamkan akhlak yang baik kepada
yang kuat dan sehat fisiknya. 4) Anggotanya
mewujudkan
pendidikan nasional. Di sisi lain penerapan
keterampilannya. 3) Anggotanya
dan
Jenis Penelitian
Indonesia;
Jenis penelitian ini adalah
angota
penelitian
baik
dan
penelitian
sanggup
dan
prosedur penelitian dengan tindakan
menyelanggarakan
substansi,
tindakan yang
suatu
kelas
yaitu
mengkombinasikan
tindakan
yang
pembangunan bangsa dan negara.
dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau
Tujuan tersebut merupakan cita-
suatu
usaha
seseorang
untuk
cita Gerakan Pramuka. Karena itu semua
memahami apa yang sedang terjadi,
kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur
sambil terikat dalam sebuah proses
dalam Gerakan Pramuka harus mengarah
perbaikan dan perubahan. Adapun
pada pencapaian tujuan tersebut.
langkah-langkah
rancangan
pelaksanaan PTK, Suharsimi Arikunto (2010: 108) sebagai berikut: 1. Perencanaan 74
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 Perencanaan dalam kegiatan ini
Sumber data yang akan dimanfaatkan
meliputi
dalam penelitian ini adalah:
identifikasi
masalah
melalui observasi awal, analisis
1. Informasi data yang diperoleh dari
penyebab masalah dan menetapkan
narasumber, yaitu guru kelas X MAN
solusi.
Babakan Lebaksiu.
2. Pelaksanaan Tindakan
2. Hasil
pengamatan/observasi
Pelaksanaan tindakan merupakan
pelaksanaan pembelajaran PPKn dan
suatu
kegiatan pramuka.
kegiatan
dilaksanakannya
skenario pembelajaran yang telah
3. Arsip atau dokumen, yaitu foto kegiatan
direncanakan.
proses belajar mengajar pada siklus I.
3. Pengamatan Pengamatan adalah suatu kegiatan
Teknik Pengumpulan Data
mengamati jalannya tindakan untuk memantau
sejauh
kegiatan
pramuka
mana
Teknik pengumpulan data merupakan
efek
cara yang digunakan untuk mengumpulkan
terhadap
data. Penelitian ini menggunakan teknik
karakter disiplin.
pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
4. Refleksi
Metode Wawancara
Pada tahap ini data-data yang diperoleh
melalui
Wawancara dalam penelitian ini
pengamatan
digunakan untuk mengetahui, mempelajari
dikumpulkan dan dianalisis, guru
kegiatan yang tidak dapat diamati secara
mengetahui seberapa jauh tindakan
langsung
telah membawa perubahan dan
secara luas mengenai pelaksanaan tindakan
perubahan apa yang terjadi.
kelas berhasil atau tidak. Sehingga dalam
dan
memperoleh
gambaran
wawancara ini dapat ditentukan arah yang akan dilanjutkan selanjutnya.
Data dan Sumber data Jenis yang diperlukan dalam penelitian ini
Wawancara dilakukan dengan guru
adalah :
kelas X untuk memperoleh informasi
1. Data kualitatif yang meliputi daftar
mengenai kondisi sekolah dan kondisi
hadir,
data
identitas
siswa,
dan
siswa kelas X MAN Babakan Lebaksiu.
perangkat pembelajaran PPKn.
Hasil
2. Data kualitatif yang meliputi daftar nilai siswa
sebelum
dan
wawancara
digunakan
untuk
menggali dan mencari keterangan yang
sesudah
jelas dan pasti mengenai pola dan sebab
dilaksanakan penelitian.
karakter siswa. Metode angket 75
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 Angket digunakan untuk mengukur ketercapaian
ranah
afektif
Kondisi Awal Penelitian
yang
Permasalahan
karakter
dalam
menunjukkan indicator karakter disiplin
pembelajaran
siswa dalam kegiatan pramuka yang
Kewarganegaraan adalah salah satu tujuan
mereka ikuti.
yang
Dokumentasi
pembelajaran di kelas maupun di luar
Pendokumentasian
dan
Pendidikan
mengarah
pada
kegiatan
perekaman
kelas. Hasil observasi awal menunjukan
dengan kamera foto, dapat memperjelas
bahwa dalam proses belajar mengajar guru
berbagai deskripsi dalam berbagai situasi
masih menggunakan metode mengajar
dan perilaku subjek yang diteliti. Analisis
ceramah sehingga anak hanya sebagai
dokumentasi dilakukan untuk mengetahui
pendengar dan kurang aktif, motivasi
profil kemampuan siswa kelas X MAN
siswa dalam mengikuti pembelajaran mata
Babakan Lebaksiu Tegal.
pelajaran PPKn relatif rendah, masih
Teknik Analisis Data
banyak siswa yang tidak memperhatikan
Pada penelitian ini, data dianalisis sejak tindakan
pembelajaran
dikembangkan
selama
dilakukan proses
guru ketika mengikuti proses belajar
dan
mengajar.
refleksi
penelitian
ini
kegiatan
belum mengarah pada afektif.
kesinambungan dan kedalaman pengajaran dalam
bahwa
pembelajaran masih bersifat kognitif, dan
sampai proses penyusunan laporan. Untuk
data
Artinya
Berdasarkan kondisi awal tersebut, ada
digunakan
dua hal pokok yang perlu diatasi ataupun
analisis deskriptif komparatif dan kritis,
diperbaiki, yaitu masih rendahnya disiplin
untuk mengukur apakah karakter disiplin
siswa, dan kurang kreatifnya guru dalam
tersebut tampak dalam kegiatan pramuka
melakukan inovasi pembelajaran. Untuk
mata pelajaran PPKn dari kondisi awal,
itu kegiatan pramuka dapat dijadikan salah
siklus I dan siklus II.
satu
Dalam melakukan analisis deskriptif kritis
komparatif
peneliti
alternatif
untuk
meningkatkan
karakter disiplin.
melakukan
Aktivitas Siswa
analisis dengan membandingkan hasil
Aktifitas
siswa
pembelajaran
siklus II dilanjutkan dengan analisis kritis
menunjukan
yaitu
belajar mengajar anak menunjukkan sikap
selanjutnya
yang
dilakukan
terjadi
untuk
perbaikan pada
yang
belum
bahwa
kondisi
proses
evaluasi pada kondisi awal, siklus I dan
kelemahan
pada
dalam
selama
mencerminkan
awal kegiatan
disiplin
siklus berikutnya.
sehingga beberapa peraturan yang sudah
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
ada banyak mengalami suatu pelanggaran. 76
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 keberhasilan sebagai berikut: Apabila
Perencanaan Siklus I Siklus pertama ini dilaksanakan pada
pada siklus pertama ketuntasan klasikal
hari Jumat tanggal 22 juli 2016 di kelas X
belum mencapai 80%, maka penelitian
MAN Babakan Lebaksiu Kabupaten Tegal
dilanjutkan ke siklus selanjutnya hingga
Tahun
ketuntasan klasikal mencapai 80%.
Ajaran
2016/2017
dengan
menerapkan karakter disiplin.
KKM
yang
digunakan
dalam
Sejumlah indikator keberhasilan
pembelajaran sebelumnya adalah 65
program pendidikan karakter oleh peserta
dengan pengukuran skala sikap pada
didik, di antaranya mencakup:
angket. Selanjutnya
a. Mengamalkan ajaran agama yang dianu
sesuai
dengan
terjadinya
tahapan
pemecahan
menjamin masalah/solusi
untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar
perkembangan remaja. b. Memahami
untuk
kekurangan
yang
dan
dihadapi
oleh
siswa.
dan terakhir memastikan bahwa pada akhir
kelebihan diri sendiri
program
c. Menunjukkan sikap percaya diri
pembelajaran,
siswa
perlu
memiliki kompetensi pengetahuan, sikap,
d. Memetuhi aturan-aturan sosial yang
dan
berlaku dalam lingkungan yang lebih
keterampilan
yang
diperlukan
berkaitan dengan nilai-nilai karakter pada
luas
aspek civic knowledge, civic skill dan
e. Menghargai
keragaman
agama,
civic disposition. Dalam hal ini ditetapkan
budaya, suku, ras, dan golongan
langlah-langkah ( Trisiana, 2015) :
sosial ekonomi dalam lingkungan
(1) Penjelasan tentang informasi sesuai
nasional
dengan sajian kompetensi dasar
f. Menghargai
adanya
perbedaan
(2) Mengidentifikasi masalah berbasis
pendapat
pada nilai karakter
g. Memanfaatkan lingkungan secara
(3) Memilih suatu masalah untuk dikaji
bertanggung jawab
oleh kelas berbasis pada nilai
h. Memiliki jiwa kewirausahaan i. Berkomunikasi
dan
karakter;
berinteraksi
(4) Mengumpulkan informasi yang
secara efektif dan santun.
terkait pada masalah itu;
j. Menghargai karya seni dan budaya
(5) Mengembangkan portofolio kelas
nasional.
berbasis pada nilai karakter;
Selanjutnya
indicator
(6) Menyajikan portofolio;
keberhasilan karakter tersebut akan terlihat
dalam
angket,
(7) Melakukan refleksi pengalaman
dengan
belajar berbasis pada nilai karakter 77
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 Di negara kita sebagaimana di negara-negara persekolahan
lainnya, ini
pemerintah
pendidikan
maupun
yang
dikelola oleh pihak swasta. Di mana
untuk
kursus-kursus tcrsebut, diberikan di luar
memberikan kesempatan kepada warga
sistem persekolaahan dan lazimnya
negara
untuk
disebut pendidikan non rormal. Dengan
mengikuti atau memperoleh setidaknya
demikian, maka pendidikan non formal
setiap
yang
seluas-luasnya
warga
memperoleh
diharapkan
sendiri
Negara
minimal
ini sangat penting artinya dalarn upaya
pendidikan
setingkat
pemerataan pendidikan seperti yang
dengan Pendidikan dasar. Hal demikian
diamanatkan
sesuai dengan bunyi Undang-Undang
1945. Salah satu pendidikan non formal
Dasar 1945 pasal 31 ayat 1, bahwa
yang diselenggarakan oleh sekolah-
'Tiap-tiap
sekolah adalah Gerakan Pramuka.
warga
negara
berhak
mendapatkan pengajaran.
Undang-Undang
Dasar
Jadi jelaslah bahwa Gerakan
Tetapi menurut kenyataannya,
Pramuka itu rnerupakan satu wadah dan
belum semua warga negara dapat
sarana untuk mendidik anak-anak dan
menikmati sekolah-sekolah yang ada,
pemuda
di
dan bahkan banyak pula warga negara
ketiga,
yaitu
yang sudah menikmati bangku sekolah
pendidikan
keluarga
dan
putus di tengah Jalan. Mereka tidak
pendidikan
sekolah,
yang
dapat melanjutkan sekolah atau putus
pendidikan non formal dan beroperasi
sekolah dengan berbagai macam sebab,
di masyarakat dengan menggunakan
misalnya : Kurangnya kesadaran orang
prinsip-prinsp
tua
anak-
kepramukaan.
anaknya, Karena keadean ekonomi
Untuk
untuk
menyekolahkan
lingkungan pendidikan
di
luar
di
luar
bersifat
dasar
pendidikan
dapat
membentuk
orang tua yang kurang mampu untuk
manusia
membiayai anaknya masuk sekolah,
mempunyai
Karena
berkarakter, sehingga mampu menjadi
keadaan
anak
itu
sendiri,
yang
pendidikan
Pancasilais kepribadian
pernbangunan
bangsa
dan yang
misalnya lemah mental, lemah Fisik
kader
yang
dan lain sebagainya.
tangguh, mampu mandiri, diperlukan
Untuk menanggulangi masalah
suatu proses pendidikan yang harmonis
tersebut di atas, maka oleh pemerintah
antara pendidikan di lingkungan ketiga,
didirikanlah kursus-kursus keterampilan
yang beroperasi di masyarakat sehingga
ataupun
yang
ketiga lingkungan pendidikan itu sama
menunjang, baik yang dikelola oleh
fungsinya dan sama pentingnya bagi
pendidikan
lainnya
78
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 anak-anak dan pemuda Indonesia untuk
Kepramukaan juga digunakan sebagai
mencapai kedewasaan.
sebagai suatu sistem yang terdiri atas
Dari kegiatan pramuka inilah nantinya
siswa
memperoleh
terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya
pembelajaran tambahan di luar proses
mempunyai fungsi pendidikan yang
belajar di dalam kelas. Dimana siswa
spesifik dan saling memperkuat serta
diajarkan
menunjang tercapainya tujuan.
kegiatan
akan
unsur-unsur yang merupakan subsistem
bagaimana secara
melakukan
disiplin,
dari
Sehingga dari penerapan metode selalu
pembelajaran disiplin inilah nantinya
diterapkan untuk kegiatan pramuka di
siswa diharapkan menerapkannya di
MAN ini. Dan hasilnya sangat baik
lingkungan masyarakat dimana mereka
dimana siswa itu mampu menerapkan dan
tinggal.
seiring dengan pelaksanaan pendidikan
Adapun metode yang digunakan
karakter di sekolah ini. Dalam kegiatan
dalam kegiatan pramuka di MAN
pramuka di ajarkan bagaimana siswa
Babakan Lebaksiu ini merupakan cara
memiliki dan menerapkan sikap disiplin di
belajar progresif melalui:
dalam kehidupan sehari hari. Sehingga
a. Pengamalan
Kode
Kehormatan
siswa itu di wajibkan untuk memiliki sikap
Pramuka;
disiplin dan saling menolong. Sehingga
b. Belajar sambil melakukan;
dari pelaksanaan pendidikan karakter di
c. Sistem berkelompok;
MAN ini sangat maju dan bisa dikatakan
d. Kegiatan
yang
meningkat
menantang
serta
pendidikan
yang
dan
berhasil. Bisa dilihat di diri para siswa
mengandung
sudah tertanam sikap yang mencerminkan
sesuai
dengan
karakter.
Perkembangan rohani dan jasmani
Hasil dari aktivitas yang di ikuti
pesertadidik;
oleh siswa itu bisa di katakan sangat
e. Kegiatan di alam terbuka;
berpengaruh pada sikap siswa yang di
f. Sistem tanda kecakapan;
dalam kegiatan belajar mengajar di ajarkan
g. Sistem satuan terpisah untuk putera
tentang apa itu pendidikan karakter dan
dan untuk puteri; Metode
bagaimana
Kepramukaan
pada
siswa
menerapkannya.
mampu
Sehingga
menerapkannya
dalam
hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan
Prinsip
pondok maupun lingkungan tempat tinggal
Keterkaitan
Dasar itu
Kepramukaan. terletak
pada
mereka. Sehingga pengaruh dari kegiatan
pelaksanaan Kode Kehormatan. Metode
pramuka terhadap pelaksanaan pendidikan 79
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 karakter di MAN Babakan Lebaksiu ini
mengamalkan pendidikan pramuka dalam
sangat baik dan terbukti.
kehidupan berbangsa dan bernegara seperti
Dari pelaksanaan kegiatan pramuka di
contoh
MAN Babakan Lebaksiu ini dapat dilihat
mewujudkan bangsa yang kuat dan tertib.
berpengaruh pada karakter anak seperti
2). Integrasi nilai- nilai karakter, dalam
jujur/dapat dipercaya, bertanggung jawab
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
dalam melaksanakan suatu tugas atau
Kewarganegaraan tidak hanya melekat
kewajibannya
dalam
masing-masing,
disiplin
sikap
kedisiplinan
kurikulum,
tetapi
dapat
diintegrasikan
berlaku, kerja keras dalam menghadapi
kurikuler, seperti Kegiatan pramuka.
segala hambatan yang dihadapi, Berpikir
3).
logis,
untuk
berpikir dan berperilaku yang khas tiap
menghasilkan suatu karya yang baru dan
individu untuk hidup dan bekerjasama,
bermanfaat, mandiri dalam menghadapi
baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
kehidupan dan tidak menggantungkan
bangsa, dan negara.
orang lain.
Saran
kritis,
dan
inovatif
kegiatan
juga
dalam melaksanakan tata tertib yang
Karakter
dalam
untuk
dimaknai
ekstra
sebagai
cara
1. Bagi Kepala Sekolah KESIMPULAN DAN SARAN
Kepala
Kesimpulan
mempunyai
strategi
dalam
pengambilan
kebijakan
dalam
1).
Kegiatan
kepramukaan
dapat
Sekolah
hendaknya
meningkatkan Karakter Disiplin sebesar
menerapkan pendidikan karakter ,
82,30%,
salah satunya melalui kegiatan
yaitu
berhubungan
dengan
pembentukan dan ketercapaian kompetensi
pramuka
warga Negara melalui civic responsibility
memberikan motivasi kepada guru
dalam
untuk
Pendidikan
Pancasila
dan
sehingga
memaksimalkan
banyak
setiap
Kewarganegaraan. Peran pramuka sebagai
kemampuannya dalam pendidikan
salah satu bentuk pendidikan non formal
karakter tentang kedisplinan siswa.
dalam upaya meningkatkan karakter siswa. Pengembangan membentuk
gerakan
manusia
2. Bagi Guru
pramuka
Pancasilais
Meningkatkan
dan
pembelajaran
berkarakter. Penerapan
yang kegiatan
pramuka
yang
sebagai
pendidik
professional
dalam
pembentukan karakter anak dalam
bertujuan untuk membentuk karakter pada
kedispilinan.
siswa,
mendapatkan
sehingga
mampu
kualitas
untuk 80
Guru
harus
program-program
Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 pelatihan secara tersistem agar
pramuka.Semarang
tetap
Daerah 11 Jawa Tengah.
memiliki
profesionalisme
:
Kwartir
yang tinggi dan siap melakukan adopsi inovasi dalam proses belajar
Moh Said. 2011. Pendidikan Karakter Di
mengajar
sekolah. Jakarta: PT Temprina
3. Bagi Siswa
Media Grafika.
Diharapkan
siswa
dapat
Mulyasa. 2011.
meningkatkan kedisiplinan dalam proses
karakter.
belajar
Aksara.
mengajar
sehingga
menjadi
Manajemen Pendidikan Jakarta:
PT
Bumi
pribadi-pribadi yang berkarakter kuat di sekolah,
masyarakat
dan
berbangsa
Rohinah M.Noor. 2012.
bernegara.
Curriculum
The Hidden
Melalui
Ekstrakurikuler.
kegiatan
Yogyakarta:
Insan Madani.
DAFTAR PUSTAKA
Samani Muchlas. 2012. Konsep dan Model Dharma Kesuma,Cepi Triatna & Johar Permana.
2011.
Pendidikan Karakter. Bandung:
Pendidikan
PT Remaja Rosdakarya Trisiana,
Karakter Kajian Teori Dan Praktik Di Sekolah.Bandung: Remaja Rosdakarya. Doni Koesoema. 2011. Stategi Mendidik Anak Di Zaman Global. Jakarta: Grasindo. D.Yahya
Khan.
Zainal Aqib. 2011. Pendidikan Karakter 2010.
Pendidikan
Membangun perilaku Positif anak
Karakter Berbasis Potensi Diri.
Bangsa. Bandung: Yrama Widya.
Yogyakarta: Pelangi Publishing. Gerakan Pramuka Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah. 2011. Kursus Mahir Dasar
A. (2015). The Development Strategy Of Citizenship Education in Civic Education Using Project Citizen Model in Indonesia. Journal of Psychological and Educational Research (JPER), 23 (2), pp. 111124.
untuk
pembina
81