HUBUNGAN KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA-ANAK DAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA Artikel Ilmiah Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Andrian Achmad Handoko 132009108
PROGRAM STUDI S1 BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013 i
ii
iii
Hubungan antara Kualitas Komunikasi Orang Tua-Anak dan Kontrol Diri dengan Perilaku Seks Pranikah Mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Andrian Achmad Handoko 132009108 Progdi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga email :
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas komunikasi orang tua-anak dan kontrol diri dengan perilaku seks pranikah mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasi. Penelitian ini melibatkan 175 mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga angkatan 2009 s/d 2012 yang dipilih menggunakan teknik Simple Random Sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Korelasi Ganda yang bertujuan untuk mencari korelasi kualitas komunikasi orang tua-anak (X) dengan perilaku seks pranikah (Y) yang dimoderasi oleh kontrol diri (Z). Hasil penelitian ini diperoleh hipotesis yaitu ada hubungan yang negatif signifikan antara kualitas komunikasi orang tua-anak dan kontrol diri dengan perilaku seks pranikah mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, dengan skor koefisien korelasi X sebesar (r) -0,245 dengan signifikansi (p) 0,001 dan skor koefisien korelasi Z sebesar (r) -0,381 dengan signifikansi (p) 0,000. Hasil tersebut berarti semakin tinggi kualitas komunikasi orang tua-anak dan kontrol diri maka semakin rendah perilaku seks pranikah pada mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Kualitas komunikasi orang tua-anak dan kontrol diri memberikan relatif sumbangan pengaruh sebesar 15,3% sedangkan sisanya 84,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar kualitas komunikasi orang tua-anak dan kontrol diri. Kata Kunci : Komunikasi, Kontrol Diri, Perilaku Seks Pranikah.
iv
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan sosial remaja dari latar belakang budaya serta pemikiran yang berbeda mempunyai kelekatan yang besar pada remaja yang jauh dari jangkauan pola asuh keluarga khususnya remaja kalangan mahasiswa yang bertempat tinggal di lingkungan kos-kosan yang jauh dari kontrol orang tua serta lekat dengan pengaruh teman sebaya. Dengan berbagai alasan tersebut kalangan mahasiswa sangat rentan terjerumus dalam pergaulan yang salah dan akhirnya mengarah pada perilaku seks pranikah. Perilaku seks pranikah yang muncul pada remaja pada dasarnya bukan murni tindakan yang muncul dalam diri, melainkan terdapat faktor pendukung dari luar yang menyebabkan munculnya dorongan-dorongan yang mengarah pada perilaku seks pranikah. Menurut Sarwono (2006) keadaan fisik, dan psikologis pada masa remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat yaitu mulai berfungsinya alat-alat reproduksi dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh. Perubahan itu terjadi karena mulai aktifnya hormon seksual dalam tubuh. Hormon seksual tersebut sangat besar pengaruhnya dalam menimbulkan dorongan seksual. Hal tersebut yang menjadi titik rawan karena remaja mempunyai sifat selalu ingin tahu dan mempunyai kecenderungan untuk selalu mencoba hal-hal yang baru. Faktor keterikatan antara orang tua dengan anak berperan penting dalam menentukan arah perkembangan remaja yang cenderung kritis dan menuntut ke arah otonomi. Demikian pula mengenai keefektifan komunikasi yang terjalin antara orang tua dengan anak dalam berbagai permasalahan pada nilai kehidupan yang mengarah pada perilaku sosial remaja yang sehat dalam bermasyarakat. Penelitian survei yang dilakukan oleh Esti (2006) terhadap 61 partisipan terdiri dari 47 wanita dan 17 laki-laki pada salah satu Universitas di Jawa Tengah selama bulan Juli 2006, dari 46% partisipan mengaku bahwa ibunya pernah menjelaskan tentang masalah seks, sedangkan 54% partisipan mengaku bahwa ibunya tidak pernah menjelaskan atau memberikan informasi mengenai seks. Sebanyak 72% partisipan mengaku bahwa ayah mereka tidak pernah menjelaskan atau memberi informasi mengenai masalah seksual sedangkan hanya 28% yang menyatakan bahwa ayah mereka pernah membahas mengenai masalah seksual. Donenberg dan Wilson (2004) menyatakan bahwa kuantitas dan kualitas komunikasi orang tua memainkan peranan penting dalam hal sejauh mana orang tua mampu mempengaruhi anak-anak mereka dan peran potensi komunikasi orang tua dalam hal mengurangi kecenderungan perilaku seks pranikah pada remaja dengan meningkatkan tanggung jawab pengambilan keputusan yang berkaitan dengan seksualitas. Berkaitan dengan kapasitas tanggung jawab, pada masa remaja cenderung mengalami dorongan gejolak seksual yang hebat dalam diri. Maka dari itu peranan remaja dalam mengontrol gejolak seksual dalam diri diharapkan menjadi salah satu upaya yang tidak kalah pentingnya dengan peran komunikasi orang tua-anak dalam perkembangan moral remaja. Calhoun dan Acocella (dalam Amalia 2010), kontrol diri adalah pengaturan proses-proses fisik dan psikologis dari perilaku seseorang, dengan kata lain kontrol diri merupakan keseluruhan dari proses yang membentuk diri individu yang mencakup proses pengaturan fisik, psikologis dan perilaku.
1
Penelitian yang dilakukan Fajri (2008) mengenai hubungan antara komunikasi orang tua dan anak mengenai seksualitas dengan sikap remaja terhadap perilaku seks pranikah siswa-siswi kelas XII SMU Negeri 1 Pandaan Kab. Malang, diperoleh hipotesis bahwa terdapat hubungan yang negatif signifikan antara komunikasi orang tua dan anak dengan sikap remaja terhadap perilaku seks pranikah dengan (r) -0,473 dan (p) 0,000. Penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Panggalo (2010) mengenai hubungan antara komunikasi orang tua-remaja tentang seksualitas dengan perilaku seksual pranikah remaja tengah dengan hipotesis bahwa tidak ada hubungan negatif yang signifikan antara variabel komunikasi orang tua-remaja tentang seksualitas dengan perilaku seksual pranikah dengan (r) -0,169 dan (p) 0,063. Wahyuningsih (2008) meneliti tentang hubungan antara konsep diri dan kontrol diri dengan perilaku seks pranikah pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Malang, diperoleh hipotesis yaitu ada hubungan yang negatif signifikan antara kontrol diri dengan perilaku seks pranikah dengan (r) -0,277 dan (p) 0,031. Lilik Mufidah (2008) yang melakukan penelitian mengenai hubungan antara kontrol diri dengan perilaku seks pranikah siswa SMK N 2 di Kota Malang. Diperoleh hipotesis yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku seks pranikah dengan (r) 0,035 dan (p) 0,830. Penelitian Amalia (2010) mengenai Hubungan Antara Kualitas Komunikasi Orang tua-Anak Mengenai Seksualitas dan Kontrol Diri dengan Perilaku Seks Pranikah Remaja Pada SMA Negeri 1 Kademangan Kab. Blitar, dari hasil korelasi pada analisis regresi linier berganda diketahui bahwa hubungan antara variabel komunikasi orang tua-anak mengenai seksualitas dan variabel perilaku seks pranikah adalah sebesar (r) -0,284 dengan nilai (p) 0,001. Menurut pengamatan peneliti, sebagian kalangan khususnya mahasiswa Progdi BK UKSW menganggap perilaku seks pranikah merupakan perilaku yang dianggap wajar walaupun masih dianggap tabu untuk diperbincangkan. Selain hal tersebut, berdasarkan berita yang beredar dan wawancara mendalam yang dilakukan peneliti, terdapat 5 mahasiswi menyatakan telah hamil terlebih dahulu sebelum adanya ikatan pernikahan. Selain itu yang lebih ironis lagi, 2 mahasiswa yang ditemui peneliti mengaku pernah melakukan usaha aborsi untuk mencegah terjadinya kehamilan pada pacarnya akibat hubungan seksual pranikah. Berdasarkan beberapa paparan kalimat latar belakang permasalahan di atas serta adanya perbedaan beberapa temuan penelitian tentang hal ini, maka peneliti menggunakan judul penelitian mengenai “Hubungan antara Kualitas Komunikasi Orang Tua-Anak dan Kontrol Diri dengan Perilaku Seks Pranikah Mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dihasilkan rumusan masalah penelitian ini yaitu adakah hubungan antara kualitas komunikasi orang tua-anak dan kontrol diri dengan perilaku seks pranikah pada mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga?
2
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dihasilkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui taraf signifikansi hubungan antara kualitas komunikasi orang tuaanak dan kontrol diri dengan perilaku seks pranikah pada mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
LANDASAN TEORI A. Perilaku Seks Pranikah 1. Pengertian Perilaku Seks Pranikah Sarwono (2006) menyatakan perilaku seks adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama. Obyek seksualnya dapat berupa orang lain, orang dalam khayalan ataupun dari diri sendiri. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Menurut Sarwono (2006), perilaku negatif remaja yang berhubungan dengan perilaku seks pranikah dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang menyebabkan terjadinya perilaku seks pranikah antara lain : a. Meningkatnya libido seksualitas, dimana menurut Sigmuen Freud bahwa energienergi seksual berkaitan erat dengan kematangan fisik. b. Proses kematangan organ tubuh yang menyangkut perkembangan fisik maupun kematangan organ-organ seksual dikendalikan oleh kelenjar endokrin yang terletak pada dasar otak. Kelenjar pituari ini menghasilkan dua hormon, yaitu hormon pertumbuhan yang mempengaruhi ukuran dan bentuk fisik tubuh individu, dan hormon gonadotropik yang merangsang kelenjar gonad (kelenjar seks) menjadi lebih aktif sehingga menimbulkan rangsangan-rangsangan seksual. c. Kualitas diri pribadi seperti kurangnya kontrol diri atau pengendalian diri, motivasi kesenangan, pengalaman emosional yang kurang sehat, terhambatnya perkembangan hati nurani yang agamis, ketidakmampuan mempergunakan waktu luang dengan baik. Faktor-faktor eksternal yang menjadi penyebab terjadinya perilaku seks pranikah antara lain: a. Kurangnya informasi tentang seks Hubungan seks dianggap ekspresi rasa cinta. Selain itu tidak tersedianya informasi yang akurat dan benar tentang kesehatan reproduksi memaksa remaja mencari akses dan mengeksplorasi sendiri. Majalah, buku dan film pornografis yang memaparkan kenikmatan hubungan seks tanpa mengajarkan tanggung jawab yang harus disandang dan resiko yang harus dihadapi, menjadi acuan utama mereka. b. Percintaan, hubungan seks pada remaja umumnya akibat berpacaran atau percintaan dan beberapa di antaranya berorientasi pada pemuasan nafsu. c. Kurangnya komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak sehingga memperkuat munculnya perilaku yang menyimpang.
3
d. Pergaulan. Menurut Hurlock, perilaku seksual sangat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya, terutama pada masa pubertas dimana pengaruh teman sebaya lebih besar dibandingkan orang tua. e. Adanya penundaan usia perkawinan yang menyebabkan tidak segera dilakukan penyaluran kebutuhan biologis yang tepat. 3. Aspek-aspek Perilaku Seks Pranikah Menurut PKBI (dalam Bhakti 2010) menjelaskan aspek-aspek perilaku seks pranikah yang dilakukan selama masa remaja diantaranya adalah : a. Bermesraan Aspek ini mengungkap aktivitas psikologis dua individu yang berlainan jenis dalam kesamaan tujuan untuk saling berbagai rasa yang diungkap dalam kata-kata manis, pendangan mata yang mesra, namun belum sampai pada aktivitas bercumbu. b. Bercumbu Aspek ini mengungkap pendekatan-pendekatan fisik yang dilakukan seperti berpegangan tangan, berciuman, berpelukan atau saling merangkul, petting, dan aktivitas yang dapat membangkitkan gairah seks namun belum sampai pada hubungan kelamin. c. Hubungan Kelamin Hubungan kelamin berarti melakukan senggama atau hubungan seks dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan seksual pada masing-masing individu. 4. Dampak Perilaku Seks Pranikah Remaja Menurut Sarwono (2006), perilaku seksual pranikah pada remaja dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada remaja, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Dampak psikologis Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada remaja diantaranya perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa. b. Dampak Fisiologis Dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah tersebut diantaranya dapat menimbulkan kehamilan tidak diinginkan dan aborsi. c. Dampak sosial Dampak sosial yang timbul akibat perilaku seksual yang dilakukan sebelum saatnya antara lain dikucilkan, putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil, dan perubahan peran menjadi ibu. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut. d. Dampak fisik Dampak fisik merupakan salah satu penyebab berkembangnya penyakit menular seksual di kalangan remaja, dengan frekuensi penderita Penyakit Menular Seksual (PMS) yang tertinggi antara usia 15 s/d 24 tahun. Infeksi penyakit menular seksual dapat menyebabkan kemandulan dan rasa sakit kronis serta meningkatkan risiko terkena PMS dan HIV/AIDS.
B. Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communion dan community yang berarti kebersamaan (Slater, 1990). De Vito (dalam Slater, 1990)
4
mendefinisikan pengertian komunikasi interpersonal sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. 2. Karakteristik Komunikasi yang Efektif Karakteristik komunikasi antar pribadi yang efektif menurut Devito (dalam Rakhmat, 2007) adalah sebagai berikut: a. Keterbukaan (openness) Adalah sejauh mana individu memiliki keinginan untuk terbuka dengan orang lain dalam berinteraksi. Keterbukaan yang terjadi dalam komunikasi memungkinkan perilakunya dapat memberikan tanggapan secara jelas terhadap segala pikiran dan perasaan yang diungkapkan. Kualitas keterbukaan mengacu pada 3 aspek dari komunikasi antar pribadi, antara lain: 1) Adanya kesediaan komunikator untuk membuka diri pada individu yang diajak berinteraksi, mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut. 2) Kesediaan komunikator untuk bereaksi jujur terhadap stimulus yang datang. 3) Menyangkut kepemilikan, perasaan dan pikiran. b. Empati (empathy) Empati adalah suatu perasaan individu yang merasakan sama seperti yang dirasakan oleh orang lain, tanpa harus secara nyata terlibat dalam perasaan ataupun tanggapan orang tersebut. c. Dukungan (supportivenness) Hubungan antar pribadi yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung. Adanya dukungan dapat membantu seseorang lebih bersemangat dalam melakukan aktivitas serta meraih tujuan yang diinginkan. Dukungan ini lebih diharapkan dari orang terdekat yaitu keluarga. d. Rasa positif (positiveness) Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif. Apabila seseorang berpikir positif tentang dirinya, maka akan berpikir positif juga terhadap orang lain, sebaliknya bila menolak diri sendiri, maka akan menolak orang lain. e. Kesetaraan /kesamaan (equality) Komunikasi antar pribadi akan lebih efektif bila suasananya setara, artinya harus ada pengakuan diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Untuk mencapai kesamaan pemahaman diperlukan usaha-usaha komunikatif antar anggota keluarga. 3. Komunikasi Orang tua-Anak Tentang Seksualitas Menurut Erwin J. Skripsiadi (2005), membicarakan persoalan seks secara terbuka bagi masyarakat timur masih dianggap hal yang tabu. Namun mengingat ini merupakan salah satu dari bagian kehidupan manusia, maka harus mendapat perhatian yang serius agar tidak terdapat salah pengertian tentang seks. Erwin J. Skripsiadi (2005) juga mendeskripsikan bahwa komunikasi orang tua dan anak mengenai seksualitas bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pandangan seluasluasnya dari berbagai sudut pandang serta memberikan informasi yang benar dan faktual kepada anak khususnya mengenai hal seksualitas, sehingga anak memiliki
5
pengetahuan yang lengkap tentang seksualitas dan tidak terjerumus dalam penyimpangan seksual termasuk perilaku seks pranikah. C. Kontrol Diri 1. Pengertian Kontrol Diri Menurut Calhoun dan Acocella (dalam Amalia 2010), kontrol diri adalah pengaturan proses-proses fisik dan psikologis dari perilaku individu, dengan kata lain kontrol diri merupakan keseluruhan dari proses yang membentuk diri individu yang mencakup proses pengaturan fisik, psikologis dan perilaku. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri Hurlock (1980) mengemukakan bahwa kontrol diri dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah : a. Faktor internal yang mempengaruhi kontrol diri seseorang adalah faktor usia dan kematangan. Semakin bertambahnya usia seseorang maka akan semakin baik kontrol dirinya, individu yang matang secara psikologis juga akan mampu mengontrol perilakunya karena telah mampu mempertimbangkan mana hal yang baik dan yang tidak baik bagi dirinya. b. Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga terutama orang tua akan menentukan bagaimana kemampuan kontrol diri seseorang. Bila orang tua menerapkan kepada anaknya sikap disiplin secara intens sejak dini dan orang tua bersikap konsisten terhadap semua konsekuansi yang dilakukan anak bila menyimpang dari yang sudah ditetapkan, maka sikap konsisten ini akan diinternalisasi oleh anak, akan menjadi kontrol bagi dirinya. D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho : Tidak ada hubungan antara kualitas komunikasi orang tua-anak dan kontrol diri dengan perilaku seks pranikah Mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Ha : Ada hubungan antara kualitas komunikasi orang tua-anak dan kontrol diri dengan perilaku seks pranikah Mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
6
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional. Sugiyono (2009) menyatakan bahwa penelitian korelasional merupakan jenis penelitian yang sifatnya menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, variabel-variabel penelitian yang akan diteliti antara lain: a. Variabel bebas (X), adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kualitas Komunikasi Orang Tua-Anak (X) b. Variabel Moderator (Z), adalah variabel yang memperkuat dan memperlemah hubungan antara variabel bebas dan terikat serta dapat disebut sebagai variabel bebas kedua. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah Kontrol Diri (Z). c. Variabel Terikat (Y), adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Perilaku Seks Pranikah (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang masih aktif serta berstatus belum menikah yang berjumlah 299 orang. Menurut Sugiyono (2009) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sugiyono (2009) juga menyatakan bahwa anggota sampel yang tepat digunakan dalam penelitian tergantung dari pada tingkat kesalahan yang dikehendaki. Untuk menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan tingkat kesalahan 5% maka diperoleh jumlah sampel sebesar 175 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling yaitu merupakan teknik pengambilan anggota sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas, satu variabel moderator dan satu variabel terikat yang masing-masing mempunyai jenis skala data ordinal dan disesuaikan dengan salah satu tujuan penelitian yaitu memberikan gambaran tentang bentuk hubungan dari variabel X (kualitas komunikasi orang tua-anak) dengan Y (perilaku seks pranikah) yang di moderasi oleh variabel Z (kontrol diri), maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik Analisis Korelasi Ganda. Seluruh perhitungan dalam teknik analisis data menggunakan bantuan program perangkat lunak komputer SPSS 15.0 for Windows.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 April s/d 4 Mei 2013 di lingkungan civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana Jalan Diponegoro No. 52-60 Kotamadya Salatiga Jawa Tengah. Keseluruhan subyek penelitian adalah Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Kristen Satya Wacana angkatan 2009 s/d 2012 yang masih aktif mengikuti perkuliahan serta berstatus belum menikah yang berjumlah 175 orang.
7
Hasil analisis tabel korelasi ganda dan koefisien determinan dengan menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 15.00 for Windows, diperoleh skor koefisien korelasi variabel kualitas komunikasi orang tua-anak sebesar (r) -0,245 dengan signifikansi (p) 0,001 dan variabel kontrol diri sebesar (r) -0,381 dengan signifikansi (p) 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan kualitas komunikasi orang tua-anak dan kontrol diri dengan perilaku seks pranikah mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dengan arah hubungan yang negatif signifikan, maka dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ha diterima sedangkan Ho ditolak. B. Pembahasan Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2010) mengenai hubungan antara kualitas komunikasi orang tua-anak mengenai seksualitas dan kontrol diri dengan perilaku seks pranikah remaja pada siswa SMA Negeri 1 Kademangan Kab. Blitar yang melibatkan subyek penelitian sebanyak 115 siswa, diperoleh hipotesis terdapat hubungan yang negatif signifikan antara kualitas komunikasi orang tua-anak mengenai seksualitas dan kontrol diri dengan perilaku seks pranikah pada siswa SMA Negeri 1 Kademangan Kab. Blitar dengan koefisien korelasi (r) -0,284 dan signifikansi (p) 0,001. Selain sesuai dengan hasil penelitian Amalia (2010), hasil uji hipotesis penelitian ini jika ditinjau dari variabel kualitas komunikasi orang tua-anak, juga sesuai dengan pernyataan Donenberg dan Wilson (2004) bahwa kuantitas dan kualitas komunikasi orang tua memainkan peranan penting dalam hal mengurangi kecenderungan perilaku seks pranikah remaja dengan meningkatkan tanggung jawab pengambilan keputusan yang berkaitan dengan seksualitas. Sedangkan jika ditinjau dari variabel kontrol diri, hasil uji hipotesis penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan Sarwono (2006) bahwa kecenderungan perilaku seks pranikah remaja salah satunya diakibatkan oleh faktor internal yaitu kualitas diri pribadi seperti kurangnya kontrol diri atau pengendalian diri. Sedangkan ditinjau dari hasil koefisien determinasi (R square), kualitas komunikasi orang tua-anak dan kontrol diri hanya memberikan sumbangsih sebesar 15,3% sedangkan sisanya 84,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya diluar kualitas komunikasi orang tua-anak mengenai seksualitas dan kontrol diri. Hal tersebut sesuai dengan faktor-faktor penyebab perilaku seks pranikah remaja yang diungkapkan Sarwono (2006) bahwasannya selain kontrol diri dan efektivitas komunikasi orang tuaanak mengenai seksualitas, perilaku seks pranikah remaja juga disebabkan karena meningkatnya libido seksualitas, proses kematangan kelenjar dan hormon yang hiperaktif, kurangnya informasi tentang seks yang sehat dari media massa, serta pengaruh teman sebaya.
PENUTUP Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Hasil penelitian ini diperoleh hipotesis bahwa ada hubungan yang negatif signifikan antara kualitas komunikasi orang tua-anak dan kontrol diri dengan perilaku seks pranikah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang ditunjukkan dengan skor koefisien korelasi variabel kualitas komunikasi orang tua-anak mengenai seksualitas sebesar (r) -0,245 dengan signifikansi
8
(p) 0,001 dan skor koefisien korelasi variabel kontrol diri sebesar (r) -0,381 dengan signifikansi (p) 0,000. Sedangkan komunikasi orang tua-anak mengenai seksualitas dan kontrol diri memberikan relatif sumbangan pengaruh sebesar 15,3% sedangkan sisanya 84,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Amalia, Henny. 2010. Hubungan Antara Kualitas Komunikasi Orangtua-Anak Mengenai Seksualitas Dan Kontrol Diri Dengan Perilaku Seks Pranikah Pada Siswa SMAN 1 Kademangan, Kabupaten Blitar. Skripsi. lib.uinmalang.ac.id/06410008.pdf. Diakses pada Sabtu, 08 September 2012. Anggraini Fajri, Dhita. 2008. Hubungan Antara Komunikasi Orang Tua dan Anak Mengenai Seksualitas dengan Sikap Remaja Terhadap Perilaku Seks Pranikah. Skripsi. eprints.umm.ac.id/. Diakses pada Sabtu, 08 September 2012. Anonim. 2012. Data Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. http://jateng.bps.go.id/index.php. Diakses pada Senin, 03 September 2012. Anonim. 2009. Sungguh Mengerikan dan Mencengangkan. http://tumplungblogspot.com/2009/02/sungguh-mengerikan-dan mencengankan.html. Diakses pada Senin, 03 September 2012. Averill, J. R. 1973. Personal Control Over Aversive Stimuli and it’s Relationship to Stress. Online Journal Bull 80:286-303. Massachusetts. Department Psychology University of Massachusetts. garfield.library.upenn.edu/classics/A1983QP6120001.pdf. Diakses pada Sabtu, 08 September 2012. Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Belajar. Bhakti, A. K. 2010. Hubungan Antara Religiusitas dengan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja Tengah di Lokasi Bawen. Skripsi. Salatiga. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Donenberg, G dan Wilson, H. W. 2004. Quality of Parent Communication About Sex and Its Risky Sexual Behaviour Among Youth and Psychiatric Care : A Pilot Study Vol 45. Online Jurnal. www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14982251. Diakses pada Sabtu, 06 Oktober 2012. Erwin J, Skripsiadi. 2005. Pendidikan Dasar Seks untuk Anak. Yogyakarta. Curiosita. Esti, Berta. 2006. Seks Pranikah Di Mata Remaja Akhir. Jurnal. Salatiga. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Hurlock. E. B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta. Erlangga.
9
Liana, Lie. 2009. Penggunaan MRA dengan SPSS untuk Menguji Pengaruh variabel Moderating Terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen. Online Jurnal. http://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/view/95. Diakses pada Sabtu, 06 Mei 2013. Mufidah, Lilik. 2008. Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Seks Pra-Nikah Siswa SMKN 2 di Kota Malang. Online Jurnal. lib.uin-malang.ac.id/04410047lilik-mufidah.pdf. Diakses pada Sabtu, 08 September 2012. Muninjaya, A. A. Gde. 1995. AIDS dan Remaja. Jakarta. Jaringan Epidemiologi Nasional. Panggalo, Iindarda S. 2010. Hubungan Antara Komunikasi Orang tua-Remaja tentang Seksualitas dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja Tengah. Skripsi. Salatiga. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Santrock, J. W. 2003. Perkembangan Remaja. Edisi ke enam (terjemahan). Jakarta. Erlangga. Sarwono, W. S. 2006 . Psikologi remaja . Jakarta. Grafindo Persada. Sarwono, W. S & Siamsidar, Ami. 1986. Peranan Orang Tua dalam Pendidikan Seks. Jakarta: CV Rajawali. Slater, Ted. 1990. A definition A Model Communication. Online Journal. Diakses pada Sabtu, 23 Februari 2013 Somers, C. L and Canivez, G. L. 2003. The Sexual Communication Scale : A Measure of Frequency of Sexual Communication Between Parents and Adolescents. Online Journal Adolescents Vol. 38 no. 49. www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12803453. Diakses pada Sabtu, 08 September 2012. Sudimanto, Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS. Yogyakarta. Graha Ilmu Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta. Wahyuningsih, Ratna. 2008. Hubungan Antara Konsep Diri dan Kontrol Diri Dengan Perilaku Seks Pranikah Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Malang. Online Jurnal. Malang. Universitas Islam Negeri Malang.
10