HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI SMA NUSANTARA INDAH, SINTANG (RELATION BETWEEN THE HEALTH’S KNOWLEDGE OF SEXUAL REPRODUCTION AND THE TEENAGERS’S ATTITUDES TOWARDS PRE-MARRIAGE SEXUAL UNDERSTANDING (RELATION) IN NUSANTARA INDAH SENIOR HIGH SCHOOL, SINTANG)
Oleh : “Lidya Sare”
ARTIKEL ILMIAH
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIK SINT CAROLUS, JAKARTA FEBRUARI 2013
Abstrak Masalah : Pengetahuan kesehatan reproduksi merupakan salah satu aspek yang diperlukan oleh remaja dalam masa transisi kehidupannya, pada masa remaja terjadi perubahan fisik dan perubahan fungsi fisiologi organ reproduksi yang menjadikan remaja semakin ingin mengetahui tentang segala aspek yang berhubungan dengan organ reproduksi termasuk adanya dorongan seksual yang timbul dari dalam dirinya yang dapat mempengaruhi sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah di SMA Nusantara Indah, Sintang. Metode : Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif korelatif dan menggunakan metode cross sectional serta menggunakan uji statistik kendal tau b. Hasil : Hasil penelitian ini didapatkan nilai r = -,093 dan nilai P = 0,445 (nilai P > nilai α 0,05). Kesimpulan : tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah di SMA Nusantara Indah, Sintang. Kata Kunci : Pengetahuan Kesehatan Reproduksi, Sikap Remaja, Seksualitas Remaja
ABSTRACT Introduction: Health’s knowledge of sexual reproduction is one of the aspects with which the teenagers need to know in their growing live, at this teen-age, their sexual reproduction are going into maturity physically. The more they grow physically the more they want to know about all aspects related to their sexual reproduction and their sex-appeal which arise along with their growing. The desire to know about their sexual-reproduction changes often influence their attitudes, behaviors, and actions towards the others. The purpose of this research is to know and understand relation between Health’s Knowledge of Sexual Reproduction and behavior of teenagers about pre-marriage sexual understanding (relation) at Nusantara Indah Senior High School, Sintang. Method: This research made use of descriptive-corelative and cross-sectional method along with Kendal tau B statistic-test. Result: The result was -,093 for R value and 0.445 for P value (P value > α value). Conclusion: The conclusion of this research showed that there was no significant relation between the Health’s Knowledge of Sexual Reproduction and The Teenagers’s attitudes towards pre-marriage sexual understanding (relation) in Nusantara Indah Senior High School, Sintang. It is suggested for school-staff to give more understanding and knowledge to His/her disciples on how to take care of their sexual reproduction and to anticipate sexual-primer signs for the teenagers. Keywords : Health’s Knowledge of Sexual Reproduction, The Teenagers’s attitudes, The Teenagers’s Sexuality
A.
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Remaja
merupakan
penerus
bangsa
yang
tidak
bisa
diabaikan
perkembangannya begitu saja. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini mempengaruhi remaja terutama dalam perkembangan kognitifnya. Pengetahuan yang diperoleh oleh remaja bisa berasal dari mana saja dan tentang apa saja. Salah satunya ialah pengetahuan tentang kesehatan dalam hal ini kesehatan reproduksi. Definisi remaja secara fisik yaitu ditandai oleh perubahan pada penampilan fisik dan fungsi fisiologis terutama yang terkait dengan kelenjar seksual, dan secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami perubahan – perubahan dalam aspek kognitif, emosional, sosial dan moral, diantara masa anak – anak menuju dewasa (Kusmiran, 2011). Karena perubahan – perubahan yang terjadi dalam diri remaja yaitu proses perubahan fisik (seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan perubahan fungsi fisiologis (berupa kematangan organ – organ seksual yang terjadi dalam dirinya) serta diikuti dengan peningkatan perkembangan kognitif, membuat remaja merasa penasaran sehingga muncullah keingintahuan remaja tentang hal itu dan diperlukan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural (KESPRO, 2008). Pada masa remaja, pengetahuan kesehatan reproduksi berkaitan erat dengan pengetahuan tentang seksual pranikah. Pinem (2009) mengatakan kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi pada dasarnya karena kurangnya pengetahuan tentang biologi dasar pada remaja, sehingga mencerminkan kurangnya pengetahuan resiko yang berhubungan dengan tubuh mereka dan cara menghindarinya. Pengetahuan kesehatan reproduksi yang terbatas, tidak cukup kuat untuk membentuk ketahanan diri dalam menghadapi pengaruh dari luar yang semakin deras terutama informasi yang dapat merugikan kesehatan reproduksi. Hal ini mengakibatkan remaja akan semakin dihadapkan dengan permasalahan reproduksi yang tidak sehat, salah satunya adalah hubungan seksual pranikah. Azwar (2009) berpendapat, sikap seksual pranikah remaja dipengaruhi oleh banyak hal, selain dari faktor pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor
kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, pengalaman pribadi, lembaga pendidikan, lembaga agama dan emosi dari dalam individu. Remaja mulai mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa, termasuk dalam aspek seksualnya. Dengan demikian memang dibutuhkan sikap yang bijaksana dari para orang tua, pendidik dan masyarakat pada umumnya serta tentunya dari remaja itu sendiri, agar mereka dapat melewati masa transisi itu dengan selamat (Sarwono, 2006). Representatif UNFPA Jose Ferraris memaparkan jumlah anak muda Indonesia terus meningkat. Saat ini ada 64 juta anak muda perempuan dan laki-laki yang berumur 10-24 tahun. Angka ini setara dengan 27 persen dari total penduduk Indonesia dimana sebagian besar dari mereka memiliki akses yang kecil dan terbatas atas informasi dan pendidikan. Anak muda ini juga sulit menjangkau akses pelayanan kesehatan reproduksi dan seksualitas. Padahal akses ini dinilai sangat penting bagi kaum muda guna membentengi diri dari masalah kehamilan tidak diinginkan dan penyakit menular seperti HIV (UNFPA, 2011). Di Indonesia, Pengetahuan remaja umur 15 – 24 tahun tentang kesehatan reproduksi masih rendah. Berdasarkan Hasil Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2007, menyebutkan, hanya 29 % wanita dan 32 % pria memberi jawaban yang benar bahwa seorang perempuan mempunyai kesempatan besar menjadi hamil pada pertengahan siklus periode haid. (BKKBN, 2012). Di SMA Nusantara Indah sendiri dalam setiap tahunnya selalu terjadi kasus siswi mengundurkan diri sebelum menyelesaikan pendidikan karena hamil diluar nikah. Hal ini didukung dengan data yang diperoleh dari bagian administrasi SMA Nusantara Indah bahwa dari tahun 2006 – 2011 (5 tahun terakhir), presentase jumlah siswi yang mengundurkan diri karena hamil diluar nikah tiap kelasnya antara lain pada kelas 10 ada 39 %, kelas 11 ada 35 %, dan kelas 12 ada 26 %. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merasa tertarik untuk mengambil judul ” Hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah di SMA Nusantara Indah “. 2. Rumusan Masalah Tahap perkembangan remaja dalam proses menuju pendewasaan diri beriringan dengan meningkatnya fungsi organ – organ reproduksi, sehingga dalam diri remaja, terdapat kecenderungan untuk mengetahui segala aspek yang berhubungan dengan organ reproduksi termasuk adanya dorongan seksual yang tumbuh di dalamnya. Setiap tahun di SMA Nusantara Indah terjadi kasus siswi
mengundurkan diri sebelum menyelesaikan pendidikan karena hamil diluar nikah, oleh karena itu diperlukanlah suatu pengetahuan yang memadai tentang kesehatan reproduksi untuk membentengi diri terhadap sikap yang mengarah pada hubungan seksual pranikah. Berdasarkan uraian ini dapat dirumuskan bahwa apakah ada hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah di SMA Nusantara Indah Sintang? 3. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah di SMA Nusantara Indah Sintang. b. Tujuan Khusus 1) Diketahui tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada siswa SMA Nusantara Indah Sintang. 2) Diketahui sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah di SMA Nusantara Indah Sintang. 3) Diketahui hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah di SMA Nusantara Indah Sintang. B.
METODE PENELITIAN Metode penelitian menggunakan pendekatan
deskriptif korelatif dan
menggunakan metode cross sectional serta menggunakan uji statistik kendal tau b. Populasi pada penelitian ini adalah siswa – siswi kelas 10, 11, dan 12 SMA Nusantara Indah, yang berjumlah 552 orang dan didapatkan sampel 226 orang. C.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat Deskriptif Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Tabel Distribusi Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Di SMA Nusantara Indah Agustus 2012 Variabel Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Baik Buruk Total
Frekuensi
Persentase ( %)
218 8 226
96,5 3,5 100
(Sumber : Data primer yang sudah diolah)
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh responden sebesar 218 responden (96,5%) memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi yang baik, sedangkan hanya 8 responden (3,5 %) yang memiliki pengetahuan yang buruk tentang kesehatan reproduksi. Notoadmodjo (2007) mengatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan melalui panca indera manusia terhadap suatu objek tertentu dimana sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan mencakup domain kognitif yang mempunyai 6 tingkatan, dimulai dari tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis sampai evaluasi. International Conference On Population and Development (ICPD) di Kairo, Mesir (1994) dalam Pinem (2009) menetapkan tentang pengertian kesehatan reproduksi yaitu kesehatan yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan sosial, dan bukan sekadar tidak adanya penyakit atau gangguan di segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsinya maupun proses reproduksi itu sendiri. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi secara khusus tidak pernah mereka terima selama masa sekolah baik di SMP atau selama di SMU karena tidak ada mata ajar kesehatan reproduksi pada remaja, akan tetapi pengetahuan ini masuk dalam mata pelajaran biologi berupa anatomi dan fisiologi sistem reproduksi manusia yang mereka terima di SMP dan SMU. Walaupun tidak pernah diberikan secara khusus, siswa – siswi SMU Nusantara Indah mampu menjawab pernyataan – pernyataan tentang kesehatan reproduksi pada remaja dengan baik. Hal ini ditunjang dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian dimana sebagian besar responden (96,5 %) memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi. 2. Analisis Univariat Deskriptif Sikap Remaja Tentang Hubungan Seksual Pranikah Tabel Distribusi Sikap Remaja Tentang Hubungan Seksual Pranikah Di SMA Nusantara Indah Agustus 2012 Sikap Remaja Tentang Hubungan Seksual Pranikah Setuju Tidak Setuju
Frekuensi
Persentase ( %)
8 218
3,5 96,5
Total
226
100
(Sumber : Data primer yang sudah diolah)
Dari tabel C.2 diatas dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh responden remaja sebesar 218 responden (96,5 %) memiliki sikap tidak setuju tentang hubungan seksual pranikah, sedangkan hanya 8 responden remaja (3,5 %) yang memiliki sikap setuju tentang hubungan seksual pranikah. Notoadmodjo (2003) mengemukakan bahwa sikap (attitude) merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek. Kasali dalam Azwar (2011) berpendapat, ada tiga keadaan umum yang mewarnai sikap, diantaranya adalah sikap positif yang ditandai dengan kata – kata setuju, benar dan sikap negatif yang ditandai kata – kata tidak setuju, membantah. Sikap penolakkan akan hubungan seksual pranikah dilakukan oleh siswa – siswi dikarenakan pada umumnya mereka mengetahui dan menyadari akan dampak dari hubungan seksual pranikah dimana dalam teori disebutkan, bahwa hubungan seksual pranikah membawa pengaruh buruk baik remaja, keluarga dan masyarakat. Hal tersebut ditunjang dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian dimana sebagain besar responden (96,5 %) diantaranya memiliki sikap tidak setuju terhadap hubungan seksual pranikah, dengan kata lain, sebagian besar responden tahu dan sadar akan dampak dari hubungan seksual pranikah. 3. Analisis Bivariat dan Bivariat Deskriptif Hubungan Antara Pengetahuan
Kesehatan Reproduksi dengan Sikap Remaja Tentang Hubungan Seksual Pranikah Tabel Distribusi Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Remaja Tentang Hubungan Seksual Pranikah Di SMA Nusantara Indah Agustus 2012 No. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
1 2
Baik Buruk Total
Sikap Remaja Setuju Tidak Setuju (Mendukung (Tidak hubungan mendukung seksual hubungan pranikah) seksual pranikah) N % N % 7 3,1 211 93,4 1 0,4 7 3,1 8 3,5 218 96,5
Total
N 218 8 226
% 96,5 3,5 100
Nilai P
0.445
(Sumber : Data primer yang sudah diolah)
Dari 218 responden yang memiliki pengetahuan baik tentang kesehatan reproduksi, 93,4 % mempunyai sikap tidak setuju terhadap hubungan seksual
pranikah dan sisanya 3,1 % mempunyai sikap setuju terhadap hubungan seksual pranikah. Dari 8 responden yang memiliki pengetahuan buruk tentang kesehatan reproduksi, 3,1 % mempunyai sikap tidak setuju terhadap hubungan seksual pranikah, dan sisanya 0,4 %, mempunyai sikap setuju atau mendukung terhadap hubungan seksual pranikah. Berdasarkan hasil uji kendal tau b diperoleh nilai p value 0.445 dengan nilai α 0,05 (nilai p 0.445> nilai α 0,05). Artinya tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah di SMA Nusantara Indah Sintang, Kalimantan Barat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suwarni, Linda (2005), yang menyatakan tidak ada hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap tentang hubungan seksual pranikah, dan bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mubarok, Muhamad Amin (2004) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap remaja terhadap hubungan seksual pranikah. Sebagian besar siswa – siswi SMU Nusantara Indah memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi dan mempunyai sikap penolakkan terhadap hubungan seksual pranikah, tetapi tidak mempunyai hubungan yang bermakna.. Hasil temuan penelitian ini mendukung teori bahwa sikap terdiri dari 3 komponen yang penting yaitu konsep/pemikiran/pengetahuan, emosi dan kecenderungan untuk bertindak, dimana ketiga komponen tersebut bersama – sama membentuk sikap yang utuh, sehingga komponen – komponen ini tidak bisa terpisahkan antara satu dengan yang lain. Notoadmojdo (2007) menguraikan bahwa pengetahuan berasal dari hasil penginderaan dimana sebagian besar berasal mata dan telinga, dan dalam setiadi (2007), Notoadmdjo juga berpendapat tentang cara memperoleh pengetahuan yaitu melalui non ilmiah yang diantaranya berdasarkan pengalaman pribadi dan jalan pikiran seseorang serta melalui ilmih yaitu penelitian. Akan tetapi, pengetahuan saja tidak cukup menentukan sikap seseorang akan sesuatu. Boonggarts dalam Pinem (2009) mengatakan bahwa pada masa remaja banyak kejadian penting dalam hal biologis dan demografi yang sangat menentukan kualitas kehidupan remaja di masa depan. Kesejahtaraan mereka tergantung dari pemanfaatan kesempatan untuk pengembangan pribadi serta pencegahan putus
sekolah dan berperilaku sosial yang menyimpang seperti hubungan seksual terlalu dini dan atau hubungan seksual pranikah. Sikap terhadap hubungan seksual pranikah, tidak semata – mata ditentukan oleh keyakinan atau pengetahuan yang dimiliki oleh seorang remaja tentang kesehatan reproduksi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor yang lain antara lain emosi, konsep diri, peran orang tua, lingkungan dan budaya setempat. Dengan demikian, tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah di SMA Nusantara Indah Sintang. Peneliti juga melakukan uji dimensi di dalam penelitian ini dan mendapatkan hasil sebagai berikut : Tabel Distribusi Korelasi Dimensi Variabel X (Pengetahuan Kesehatan Reproduksi) Terhadap Variabel Y (Sikap Remaja Tentang Hubungan Seksual Pranikah) Di SMA Nusantara Indah Agustus 2012 Variabel X No Variabel Y Sikap Pengetahuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
ρ
-,033
-,018
-,023
-,026
,025
P
0,620
0,791
0,735
0,703
0,714
ρ
-,189
-,170
-,155
-,201
-,086
P
0,004
0,01
0,02
0,002
0,197
ρ
-,105
-,133
-,125
-,095
,041
P
0,116
0,045
0,061
0,153
0,537
ρ
-,057
-,068
-,073
-,034
,039
P
0,390
0,311
0,276
0,608
0,564
ρ
-,114
-,030
-,034
-,005
,094
P
0,08
0,065
0,607
0,936
0,161
ρ
-,280
-,273
-,263
-,269
-,065
P
0,000
0,000
0,000
0,000
0,30
ρ
-,145
-,008
,007
-,030
-,026
P
0,02
0,908
0,912
0,650
0,685
(Sumber : Data primer yang sudah diolah)
Keterangan : X ( Variabel pengetahuan kesehatan reproduksi); X1: Dimensi pengertian kesehatan reproduksi X2: Dimensi tanda – tanda munculnya seksual primer X3: Dimensi karakteristik perkembangan seksual sekunder pada remaja X4: Dimensi hormon yang mempengaruhi perkembangan remaja X5 : Dimensi organ reproduksi interna dan eksterna pada pria dan wanita X6 : Dimensi cara pemeliharaan organ reproduksi X7 : Dimensi ruang lingkup masalah kesehatan reproduksi pada remaja Y (Variabel sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah); Y1 : Dimensi faktor emosional Y2 : Dimensi pengalaman pribadi Y3 : Dimensi pengaruh orang lain Y4 : Dimensi pengaruh kebudayaan Y5 : Dimensi pengaruh agama Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari korelasi antar dimensi variabel X (pengetahuan kesehatan reproduksi) terhadap variabel Y (sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah) yang mempunyai nilai korelasi yang erat terbesar dan hubungan yang signifikan yaitu yaitu korelasi antara dimensi cara pemeliharaan organ reproduksi dengan faktor emosional dengan nilai P 0,000 dan nilai ρ (rho) ,280; korelasi antara dimensi cara pemeliharaan organ reproduksi dengan pengalaman pribadi dengan nilai P 0,000 dan nilai ρ (rho) -,273; korelasi antara dimensi cara pemeliharaan organ reproduksi dengan pengaruh orang lain dengan nilai P 0,000 dan nilai ρ (rho) -,263; dan korelasi antara dimensi cara pemeliharaan organ reproduksi dengan pengaruh kebudayaan dengan nilai P 0,000 dan nilai ρ (rho) -,269. Walaupun secara keseluruhan pada penelitian ini ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah, siswa – siswi SMA Nusantara Indah mengetahui secara baik tentang cara pemeliharaan organ reproduksi dan tanda munculnya seksual primer sehingga membuat sikap mereka secara tegas menolak terhadap hubungan seksual pranikah. Hal ini menunjukkan semakin tinggi pengetahuan mereka tentang cara pemeliharaan organ reproduksi dan tanda
munculnya seksual primer semakin tinggi pula sikap remaja untuk menolak hubungan seksual pranikah. D.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada siswa SMA Nusantara Indah Sintang yaitu sebagian besar siswa mempunyai pengetahuan yang baik dan hanya sebagian kecil siswa yang mempunyai pengetahuan yang buruk tentang kesehatan reproduksi. b. Sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah di SMA Nusantara Indah Sintang yaitu sebagian besar siswa memiliki sikap yang tidak menyetujui hubungan seksual pranikah dan hanya sebagian kecil siswa yang memiliki sikap menyetujui hubungan seksual pranikah c. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah di SMA Nusantara Indah Sintang, Kalimantan Barat. 2. Saran a. Bagi SMA Nusantara Indah 1) Peningkatan pengetahuan remaja tentang cara pemeliharaan organ reproduksi. a) Bagi para guru Untuk memberikan pengetahuan yang sebaik – baiknya tentang cara pemeliharaan organ reproduksi, karena apabila siswa – siswi mengetahui dengan sangat baik tentang cara pemeliharaan organ reproduksi maka akan meningkatkan kesadaran pentingnya kebersihan dan pemeliharaan organ reproduksi pada diri mereka masing - masing. Kesadaran yang tinggi ini akan meningkatkan rasa peduli dan tanggungjawab terhadap diri mereka sendiri terutama yang melekat pada tubuh mereka, yaitu organ reproduksi sehingga dalam diri mereka muncul sikap menolak terhadap hubungan seksual pranikah dan menghindari perilaku tersebut. Selain itu, pihak sekolah dapat bekerjasama dengan instansi kesehatan terkait dalam memberikan penyuluhan tentang cara pemeliharaan organ reproduksi baik pada laki – laki maupun perempuan.
b) Bagi siswa – siswi Meningkatkan pengetahuan tentang cara pemeliharaan organ reproduksi melalui sumber – sumber terpercaya antara lain petugas kesehatan, guru, dan artikel kesehatan. Pemeliharaan organ reproduksi merupakan salah satu hal penting yang harus diketahui oleh remaja yang sedang menuju kedewasaan dan proses pematangan diri karena pada remaja masih terdapat sikap labil atau berubah – ubah, dan dengan pengetahuan yang hanya sekedar cukup saja tidak akan mampu menumbuhkan sikap tanggungjawab pada diri remaja. 2) Peningkatan pengetahuan remaja tentang tanda – tanda munculnya seksual primer pada remaja Pengetahuan yang baik tentang bagaimana sistem reproduksi remaja mulai berfungsi, baik haid pertama yang remaja putri alami dan mimpi basah yang dialami pertama kali pada remaja putra, akan memberikan dampak yang positif dimana mereka akan secara sadar menganggap hal tersebut adalah normal dan tidak menganggapnya tabu, jorok atau jijik serta tidak dijadikan candaan. Apabila mereka secara baik memahami hal – hal tersebut sebagai bagian pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi secara normal dalam setiap individu dalam proses menuju kematangan diri maka mereka akan mampu memandang seksual secara positif. Selain itu, remaja mampu membicarakannya dalam konteks ilmiah atau sebagai bahan belajar sehingga mampu mengerti dan memahami diri sendiri, teman disekitarnya dan orang lain, sehingga remaja dapat mengetahui dengan baik dan menyadari dampak negatif dari hubungan seksual pranikah yang akan merugikan diri sendiri dan pada akhirnya remaja mampu memilih sikap menolak terhadap hubungan seksual pranikah. b. Bagi Profesi Keperawatan Meningkatkan pengetahuan perawat tentang kesehatan reproduksi dalam hubungannya dengan sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah yaitu dengan cara memberikan pendidikan seksual (sex education) pada remaja secara tepat dan jelas antara lain tanda – tanda munculnya seksual primer pada remaja dan pentingnya pemeliharaan organ reproduksi pada remaja putra dan remaja putri, dengan demikian memaksimalkan dalam memberikan pendidikan dan asuhan keperawatan pada remaja dan keluarga.
c. Bagi Penelitian Yang Lebih Lanjut Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut di SMA Nusantara Indah mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah dan hubungan antara budaya dengan sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah.
E.
DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2005). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. _______. (2009). Sikap Manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. _______. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukuran Edisi 2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. Bunga, Asnet Leo & Emiliana Tarigan. (2011). Panduan Riset Keperawatan Program S1 Keperawatan. Jakarta: STIK Sint Carolus Kasali, Rhenald. (2005). Manajemen Perubahan dan Harapan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Kerlinger, Fred N. 2004. Asas – Asas Penelitian Behavior Edisi ke – 3. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Kusmiran, Eny. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika. Martini, F. H. (2001). Fundamental Of Anatomy & Physiology Fifth Edition. New Jersey: Prentice Hall. Notoatmodjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : EGC _________ . (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka. Cipta. _________. (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta PKBI. (2000). Disertasi Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta. Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel – variabel. Bandung : Alfabeta Sarwono, Sarlito Wirawan. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali ____________________. (2006). Psikologi Remaja.
Jakarta :PT Raja Grafindo
Persada. Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Sibagariang, Eva. Rangga Pusmaka. Rismalinda. (2010). Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Trans Info Media. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian cetakan ke – 11. Bandung : Alfabeta.
Susilo, W.H. (2010). Statistik & Aplikasi Untuk Penelitian Ilmu Kesehatan. Jakarta : Trans Info Media Susilo, W.H & Nanda, L. (2012). Cermat Menyusun Kuesioner Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Trans Info Media Tim Penyusun Pusat Kamus. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Pinem, Saroha. (2009). Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media. Wawan, A dan Dewi M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika. Linda Suwarni. Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dan Ketaatan Beragama dengan Sikap Tentang Hubungan Seksual Pranikah Pada Siswa Kelas II SMAN 2 Pontianak. Jurnal pendidikan Undip 2010. Muhamad Amin Mubarok. Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dan Ketaatan Beragama dengan Sikap Terhadap Hubungan Seks Pranikah ( Studi Pada Siswi Kelas II SMAN Semarang ). Jurnal pendidikan Undip 2010. Ni Made Aryastini. Hubungan Antara Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi dan Motivasi Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja di Dusun Polengan Kelurahan Bokoharjo. Jurnal Pendidikan Stikes 2009. Rizki Tri Astuti. Hubungan Persepsi Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Jurnal Pendidikan Gunadarma 2012. Taufiq Hidayat. Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Remaja Terhadap Hubungan Seksual Pranikah Pada Siswa – siswi SMAN 4 Malang. Jurnal Pendidikan UMM 2012. Chyntia,
A.
2003.
”Pendidikan
Seks”.http://www.scribd.com/doc/14823326
/Pendidikanseks. http://www.kespro.info/?q=node/380 diperoleh 1 Juni 2012 http://www.bkkbn.go.id/ diperoleh 8 April 2012 http://metrotvnews.com/read/news/2011/10/27/69690/UNFPA diperoleh 15 Mei 2012