KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MANAJEMEN PEMERINTAHAN (Studi di Kantor Kelurahan Pakowa, Kecamatan Wanea, Kota Manado)
Oleh :
LIDYA DEBORA ANIS
Abstrak Penelitian difokuskan kepada bagaimanakah Kepemimpinan Lurah Perempuan di Kelurahan Pakowa, Kecamatan Wanea, Kota Manado. Hasil penelitian menunjukan pemimpin perempuan di Kelurahan Pakowa dinilai mampu dalam menjalankan organisasi pemerintahan dan telah mengalami kemajuan dari sebelumnya, dilihat dari peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan pembangunan di Kelurahan Pakowa. Kepemimpinan Lurah Pakowa adalah pemimpin yang dekat dengan bawahan dalam pengambilan keputusan sering melibatkan bawahan atau disebut pemimpin demokratis dan bukan otoriter, bertanggung jawab, berkomunikasi baik, memiliki sikap partisipasi yang tinggi. Tetap mencari titik keseirnbangan antara kehidupan pribadi dan sosial yang dihadapi. Lurah perempuan di Kelurahan Pakowa mampu mencari solusi dalam pembagian tugas yang akan dilaksanakan para pegawainya. Sehingga tugas yang di amanatkan kepada pegawai mampu berjalan optimal untuk melayani urusan masyarakat. Kata kunci : Kepemimpinan, Perempuan, Manajemen Pemerintahan PENDAHULUAN Kemampuan dalam memimpin antara laki - laki dan perempuan tentu berbeda - beda. Struktur sosial dalam masyarakat masih menjadikan pemimpin laki - laki lebih memegang peranan penting dalam sektor pubik dibandingkan dengan pemimpin perempuan. Pemimpin laki - laki sering dianggap mempunyai status yang lebih tinggi dari perempuan. Dalam sektor publik, jabatan yang dapat diduduki oleh perempuan masih dirasa sangat sedikit. Perempuan sendiri dianggap rentan untuk mengurusi hal- hal yang bersifat besar dan formal apalagi menjadi kepala dalam suatu organisasi. Lelaki sudah menjadi simbol kepemimpinan sejak dulu kala dan perempuan selalu identik dengan kelemahan, kelembutan dan emosional.
Kepemimpinan perempuan selalu diperbincangkan, dan telah memancing debat antara yang pro dan kontra terhadap pemimpin perempuan dalam sebuah negara. Contohnya, ketika Megawati mencalonkan diri sebagai Presiden Republik Indonesia menggantikan K.H Abdurrahman Wahid, dianggap tidak pantas untuk memimpin dikarenakan berjenis kelamin perempuan dan dianggap tidak akan mampu mengelola pemerintahan. Walaupun terdapat pengakuan atas hak asasi manusia yang memberikan kesetaraan gender antara wanita dan pria, tetap memberikan penilaian yang kurang terhadap sosok kepemimpinan perempuan. Masih minimnya ruang serta kesempatan yang dimiliki oleh perempuan untuk mencapai puncak karirnya juga merupakan salah satu alasan bahwa pemimpin perempuan belum bisa memberikan referensi yang dapat diakui kemampuannya dalam memimpin. Bisa dikatakan bahwa perempuan memiliki kepemimpinan yang baik dalam memimpin, karena tidak memiliki batasan struktural antara atasan dan bawahan. Namun, masih saja adanya diskriminasi gender dilihat dari sangat sedikitnya perempuan yang menjadi pemimpin struktural baik dalam kelembagaan pemerintahan maupun organisasi swasta. Khusunya di tatanan pemerintahan Kelurahan Pakowa, banyak jumlah yang ditunjukan untuk kaum lelaki dibandingkan untuk kaum perempuan. Sejalan dengan perkembangan zaman perempuan tidak dipandang lagi sebagai sosok lemah yang selalu berada pada garis belakang, namun mereka bisa tampil di garis depan sebagai pemimpin yang sukses dalam berbagai sektor kehidupan, yang selama ini justru dikuasai oleh kaum laki - laki. Lurah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Undang - Undang 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan telah jelas dipaparkan ketentuan pemerintah tentang pemilihan dan pengangkatan kepala lurah. Orientasi Lurah dalam melaksanakan tugas - tugas dapat secara efektif dilaksanakan apabila mampu berkoordinasi dengan pegawainya yang didukung oleh karakteristik seorang Lurah. Perempuan mempunyai karakteristik, yaitu percaya diri, disiplin, memimpin orang lain bukan menguasai orang lain, bersikap tegas, bekerja untuk kepentingan orang lain, kerja keras, berkompetensi diri, dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan.
Kelurahan Pakowa yang dipimpin oleh Perempuan, apakah sebagai perempuan mampu memimpin sehingga pengambilan keputusan dapat mensejahterakan masyarakat. Sebagaimana permasalahan penelitian difokuskan kepada kepemimpinan Lurah Perempuan, oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Kantor Kelurahan Pakowa, Kecamatan Wanea, Kota Manado. Berdasarkan uraian yang telah di jelaskan, maka yang menjadi pokok rumusan masalahnya yaitu : Bagaimanakah Kepemimpinan Lurah Perempuan di Kelurahan Pakowa, Kecamatan Wanea, Kota Manado ?
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kepemimpinan Lurah Perempuan Di Kelurahan Pakowa Kecamatan Wanea Kota Manado Kepemimpinan Lurah Jullia Sanger, S.STP dilihat dari cara, sikap dan kepribadian merupakan pemimpin pekerja keras dan bertanggung jawab yang tidak kalah performanya dengan laki-laki. Memperbaiki dan menambahi apa yang masih dirasanya kurang untuk terwujudnya kelancaran aktivitas kerja dan keberhasilan di kantor dalam melayani masyarakat. Ibu Lurah selain memiliki wajah yang cantik, beliau juga memiliki sifat yang mudah tersenyum, ramah, pengertian, berkomunikasi baik dengan orang - orang, dan juga memiliki sikap partisipasi yang tinggi serta terbuka kepada seluruh jajaran aparaturnya, terutama kegiatan dilingkungan masyarakat Kelurahannya. Dengan usia tergolong muda diantara para pegawai yang ada, juga sebagai Ibu bagi kedua anak-anak dan keluarga, pengetahuan yang didapati pada pendidikannya di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan juga pengalaman menjabat Lurah sebelumnya di Titiwungen Kecamatan Sario, mampu menerapkan yang baik di lingkungan yang sekarang ini di Kelurahan Pakowa.
Dalam kepemimpinannya Ibu Lurah selalu mendapat dukungan dari keluarga, teman serta para pegawai yang ada. Kepemimpinan Ibu Lurah memiliki gaya kepemimpinan demokratis, dimana pemimpin berasumsi bahwa keberhasilannya menjadi pemimpin dan pengelola organisasi karena adanya dukungan dari bawahan. Sehingga dalam mengambil keputusan perlu melibatkan para bawahan. Berikut hasil penuturan beliau mengatakan: saya bisa menjadi lurah untuk yang kedua kalinya ini, berkat dukungan orang tua saya, dukungan suami, serta teman - teman dekat saya. Saya seorang Ibu untuk kedua anak saya, bagaimana saya menjaga anak dan keluarga saya, begitupun juga saya lakukan di organisasi yang saya pegang ini serta pengetahuan, didikan, pelatihan yang saya dapati selama pendidikan, itu juga yang saya praktekan dalam dunia kerja. Kalau ada masalah di dalam keluarga, saya tidak bawakan ke tugas saya sebagai pemimpin karena akan berdampak buruk khususnya pada saya, kerja tidak akan berjalan dengan baik. Saya berusaha untuk memberikan yang terbaik, agar penilaian masyarakat juga baik terhadap kinerja pemerintah kelurahan dan lebih khususnya dalam masa kepemimpinan saya. Ibu Lurah juga dinilai sungkan untuk membantu tugas pegawai. Menurut pantauan penulis, ketika salah seorang mengurus berkas di kantor, saat itu juga langsung dikerjakan oleh Ibu Lurah sendiri karena para pegawai lagi tidak berada di kantor. Dalam hal ini ibu Lurah tidak membiarkan masyarakat menunggu lama dalam pengurusan berkas di kantor. Untuk itu dapat menimbulkan kesan yang baik pada kepemimpinannya, selalu memberikan kemudahan kepada masyarakat Kelurahan untuk mengurus keperluan mereka.
Dan dalam membagikan informasi, Ibu Lurah melakukannya secara transparan atau tidak ada yang ditutup - tutupi kepada masyarakat terkait pelaksanaan program - program. Ibu Lurah lebih banyak melakukan kesempatan untuk penyampaian informasi seperti di organisasi yang berada tepat di kantor Kelurahan, yaitu Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), PKK, Karang Taruna dan juga pertemuan seperti menghadiri acara kematian anggota Kelurahan ataupun acara lainnya yang dapat dihadiri oleh Ibu Lurah. Dan adapun keberhasilan yang didapati menurut hasil pengambilan data dari penulis yaitu, beliau mendapat penghargaan dari Wali Kota dalam rangka kemajuan Kelurahan, dilihat dari beberapa pembangunan serta program dari usulan masyarakat maupun pemerintah yang terlaksana. Pada Jumat (13/3) kemarin, Wali Kota datang ke Kelurahan Pakowa untuk menandatangani prasasti peresmian proyek pembangunan Ipal (Instalasi Pembuangan Air), dalam hal ini terlihat kemampuan Lurah perempuan membuat Kelurahan semakin maju serta dinilai masyarakat Pakowa luar biasa berpartisipasi dalam pembangunan Kelurahan guna untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Berikut wawancara dengan Sekertaris Kelurahan, beliau mengatakan : sosok seorang Ibu Lurah yang memilki kerja keras dan ramah, meskipun ada sedikit rasa tidak enak atau perasaan kepada kami para pegawai, kerena faktor usia Ibu lebih mudah dari para pegawai disini. Tetapi selebihnya Ibu Lurah telah menjalankan tugas dengan baik dan penuh tanggung jawab. Contohnya, program Kelurahan dalam pembangunan pembuangan air limbah boleh dengan sukses terlaksana.
Dan kemudian dilanjutkan wawancara dengan Kepala Seksi Pelayanan Umum, Ibu Reiny mengatakan: sejauh ini Ibu Lurah berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam melaksanakan tugas, karna sifatnya bekerja keras dan dekat dengan kami para pegawai, sehingga ada beberapa perubahan yang terjadi dalam kepemimpinannya. B. Cara Lurah Pakowa Dalam Menggerakkan Bawahan Salah satu tugas Lurah selaku pemimpin organisasi Kelurahan adalah menggerakan bawahan. Hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah, karena setiap bawahan mempunyai latar belakang , harapan, persepsi yang berdeda-beda. Untuk itu pemimpin berupaya keras untuk memberikan dorongan dan motivasi kepada bawahan agar merasa lebih bertanggung jawab atas tugas yang mereka dapat. Dengan memperbaiki atau merubah kebiasaan-kebiasaan pegawai yang kurang dan terbawa dari kepemimpinan dulu. Dalam usaha untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja bawahan, maka oleh pemerintah atas yaitu Camat dan Walikota memberi instruksi dan arahan Lurah untuk melakukan tugas dan fungsinya dengan sebaik - baiknya. Meskipun baru 1 tahun 7 bulan masa kerjanya, tetapi berani menunjukkan porsinya kepada pegawai dalam melaksanakan tugas. Berikut hasil wawancara dengan Ibu Lurah mengenai kerja pegawai: saya berusaha dekat dengan para pegawai yang ada, agar situasi di kantor terasa nyaman. Saling membatu dan saling mengisi, apa yang kurang dari pegawai boleh saya kerjakan. Dan selalu terbuka untuk menyampaikan apa saja kegiatan yang akan dilakukan kepada masyarakat. Intinya saya berusaha menjalin hubungan yang baik dengan pegawai agar mereka semangat dalam
melakukan pekerjaan. Serta aturan apa yang saya dapat dari camat dan walikota, itu tetap saya laksanakan sebagai tanggung jawab saya. Lurah perempuan di Kelurahan Pakowa mampu mencari solusi dalam pembagian tugas yang akan dilaksanakan para pegawainya. Sehingga tugas yang di amanatkan kepada pegawai mampu berjalan optimal untuk melayani urusan masyarakat. Keefektifan sistem pembagian tugas terhadap pelayanan kepada masyarakat dirasakan dampak positifnya dari masyarakat. Dimana masyarakat merasakan kinerja pelayanan dari pegawai dapat berjalan dengan cepat dan tidak mengakibatkan menunggu terlalu lama untuk dilayani. Dalam pengambilan keputusan pemimpin melakukan dengan cara demokratis sering melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya memihak kepada keinginan dirinya sendiri, agar dapat memberikan kesempatan untuk menyatakan pendapat yang mungkin juga berbeda dan bertantangan dengan lainnya. Tetapi semuanya itu pada akhirnya atas keputusan bersama bukan hanya satu pihak. Dalam hal ini terjalin komunikasi secara terbuka, mendorong partisipasi semua anggota organisasi dan pemimpin dekat dengan bawahan. Keberhasilan kepemimpinan Lurah tergantung kepada kemampuannya untuk melibatkan bawahan baik pada waktu pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil dengan melibatkan bawahan akan dilaksanakan oleh bawahan dengan baik dan senang hati serta adanya kesamaan pengharapan antara atasan dan bawahannya sehingga menimbulkan semangat kerja, keakraban, kerukunan. Sehingga dari pantauan penulis, terlihat bahwa dengan cepat dan bertanggung jawab pegawai melakukan kerja dalam melayani keperluan
masyarakat. Dilihat dari keadaan sekarang bahwa Kelurahan jelas semakin maju dengan segala program dari usulan masyarakat maupun pemerintah yang terlaksana dan juga prestasi yang didapati, sehingga masyarakat dan pegawai merasa lebih maju dan nyaman dengan kepemimpinan Ibu Lurah. C. Cara Lurah Pakowa Dalam Pengawasan Kerja Dalam mensejahterakan rakyat, dapat dilihat dari keikutsertaan Lurah bersama Kepala Seksi dalam pengawasan pembangunan serta keputusan keputusan yang diambil untuk kepentingan masyarakat. Ibu Lurah sebagai pemimpin juga sering kali memberikan perhatian dan mengkoordinir pegawainya dengan baik. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Patricia selaku Kasie Pemberdayaan Masyarakat, beliau mengatakan: Ya sering, saya sendiri koordinasi dengan beliau. Beliau selalu menanyakkan dan mengontrol apa saja yang kurang dan kendala dalam pemberdayaan masyarakat khususnya. Lurah melakukan monitoring dan evaluasi setiap bulan, seperti kinerja pegawai, dan pelayanan umum kepada masyarakat. Semua data monitoring dipertanggung jawabkan dari Lurah Pakowa kepada Camat Wanea. Dalam hal monitoring dan evaluasi kepada camat telah dilakukan dengan baik. Apabila ada kekurangan, dengan cepat ditangani melihat hasil evaluasi tugas dan program kerja. Ibu Lurah mampu mengevaluasi program - program dari pemerintah yang telah dilaksanakan serta mengawasi pengeluaran keuangan dalam pembelian keperluan Kantor Kelurahan. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pemerintahan, Ibu Livia mengatakan: Paling dijaga soal keuangan, Ibu Lurah sendiri sering
menanyakan berapa pengeluaran dari berbagai program yang telah dilaksanakan. Dalam hal ini Ibu Lurah selalu memperhatikan soal keuangan yang tercatat di surat pengesahan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran (SPJ Belanja).
C. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai kepemimpinan perempuan di Kantor Lurah Pakowa, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemimpin perempuan di Kelurahan Pakowa dinilai mampu dalam menjalankan organisasi pemerintahan dan telah mengalami kemajuan dari sebelumnya, dilihat dari peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan pembangunan di Kelurahan Pakowa. 2. Kepemimpinan Lurah Pakowa adalah pemimpin yang dekat dengan bawahan dalam pengambilan keputusan sering melibatkan bawahan atau disebut pemimpin demokratis dan bukan otoriter, bertanggung jawab, berkomunikasi baik, memiliki sikap partisipasi yang tinggi. Tetap mencari titik keseirnbangan antara kehidupan pribadi dan sosial yang dihadapi. 3. Lurah perempuan di Kelurahan Pakowa mampu mencari solusi dalam pembagian tugas yang akan dilaksanakan para pegawainya. Sehingga tugas yang di amanatkan kepada pegawai mampu berjalan optimal untuk melayani urusan masyarakat. 4. Masyarakat Pakowa mampu berpatisipasi dalam pembangunan Kelurahan. 5. Masyarakat merasakan kinerja pelayanan dari pemimpin perempuan serta pegawai dapat berjalan dengan cepat dan tidak mengakibatkan menunggu terlalu lama untuk dilayani.
D. Saran 1. Seorang pemimpin perempuan harus lebih tegas dalam mengambil keputusan serta mampu menggerakkan para pegawai untuk lebih tepat waktu.
2. Pelayanan prima kepada masyarakat harus dijunjung tinggi sebagai kepuasan masyarakat terhadap segala urusan-urusan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA Alfian, Alfan. 2012. Kekuatan Pemimpin. Jakarta Selatan: Kubah Ilmu Azis, Asmaeny. 2012. Perempuan Di Persimpangan Parlemen. Yogyakarta: Rangkang Education. Badeni. 2013. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta Frankel, Lois, P. 2006. Kiat Sukses Memimpin Bagi Perempuan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Haikal, Husain. 2012. Wanita Dalam Pembinaan Karakter Bangsa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kaelan. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta: Paradigma. Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika Kencana, Syafiie, I. 2011. Manajemen Pemerintahan. Jakarta: Pustaka Reka Cipta. Kreatif Tim. 2007. Pemerintahan Desa dan Kelurahan (Buku Kesatu). Yogyakarta: Fokus Media. Moekijat. 2005. Pengantar Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Mandar Maju. Pasolong, Harbani. 2013. Kepemimpinan Organisasi. Bandung: Alfabeta Sembiring. 2010. Pemerintah Daerah. Bandung: Nuansa Aulia. Siagian, Sondang, P. 1991. Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta: CV. Haji Mas Agung
Sumber Lain : Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan. Peraturan Daerah Kota Manado No. 6 Tahun 2008 Tentang Tata Kerja Pemerintah Kelurahan Undang - Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Azasi Manusia (HAM). Undang - Undang Nomor 11 Pasal 3 Tahun 2005 dan Undang - Undang Nomor 12 Pasal 3 Tahun 2005 Tentang Kesetaraan Hak.