UPAYA GURU MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR MELALUI BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS RUMAH PADA SISWA KELAS V SDI DIPONEGORO SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : Ambar Budi Suprihatin (11502094) Abstract The purpose of the research is to find out an effort of teacher to improve discipline in learning through guidance of learning by giving homework method at the fifth grade students of SDI Diponegoro Surakarta in the academic year f 2015/2015. This research is a classroom action research. The population of the research is the fifth grade students of SDI Diponegoro, nameliy 30 students. Methods of collecting data used interview, observation, and documentation. Triangulation used triangulation data and method triangulation. Methods of analyzing data used analysis of descriptive qualitative consisting of data reduction, data display, and drawing a conclusion. Based on the result of interview and observation, it can known that after giving learning guidance service by giving homework method, there is a good change. It can be proven by doing exercise at schools are decreased and the students’ discipline in learning are improved. Keywords: Discipline of Learning, Guidance of Learning, Method of Giving Home work.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Keadaan siswa pada saat ini sudah menggejala pada kemalasan belajar. Hal ini dapat dilihat dengan berkurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran, kelalaian dalam mengerjakan tugas, kelalaian dalam mengerjakan pekerjaan rumah, permintaan penundaan ulangan harian dan sebagainya. Gejala kemalasan belajar ini mengakibatkan prestasi belajar yang diraih rendah. Gejala-gejala ini dimungkinkan karena kurang disiplin belajar siswa. Kedisiplinan belajar menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Perilaku disiplin belajar juga akan membuat kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik dan teratur. Dalam belajar mengajar, kedisiplinan belajar yang dimiliki siswa sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar. Kedisiplinan belajar bisa dicapai oleh siswa melalui beberapa hal salah satunya adalah melalui proses bimbingan belajar. Bimbingan belajar sengaja akan membantu siswa berkembang ke arah baik dan benar yang diwujudkan dalam perubahan perilaku belajarnya. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan.
Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya. Melihat keadaan tersebut di atas guru ikut merasa terpanggil dan sangat prihatin atas kenyataan hasil belajar siswa yang terbilang rendah, yang menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajarnya. Bimbingan belajar merupakan upaya guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya, maka guru perlu mengadakan bimbingan belajar dengan jalan memberikan motivasi agar minat belajar siswa meningkat dan untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa yang baik. Bimbingan belajar yang dilakukan oleh guru kepada siswa, maka siswa dapat menyadari perlunya disiplin belajar dan dengan demikian siswa dapat mengubah cara belajarnya yang pada akhirnya nilai yang diperoleh menjadi lebih baik. Bimbingan belajar yang dilakukan salah satunya adalah melalui metode pemberian tugas rumah agar dapat mengubah cara dan perilaku dalam belajar bukan hanya di sekolah namun juga dimulai di rumah. Melalui pembiasaan belajar di rumah dengan berbagai tugas rumah yang diberikan guru maka akan membuat siswa menjadi disiplin dalam belajar. Berdasarkan uraian hasil penelitian yang relevan di atas maka perlu diteliti
tentang : “Upaya Guru Meningkatkan Kedisiplinan Belajar melalui Bimbingan Belajar dengan Metode Pemberian Tugas Rumah pada Siswa Kelas V SDI Diponegoro Surakarta Tahun pelajaran 2014/2015”.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa melalui bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah pada siswa kelas V SDI Diponegoro Surakarta tahun pelajaran 2014/2015.
Identifikasi Masalah 1. Ada 65% siswa yang kurang memiliki kedisiplinan belajar sehingga terpengaruh pada kebiasaannya belajarnya. 2. Belum optimalnya pemberian bimbingan belajar di sekolah dengan metode pemberian tugas rumah secara rutin. 3. Masih rendahnya hasil prestasi belajar harian siswa. 4. Siswa banyak yang mengerjakan tugas rumah dikerjakan di sekolah sebelum pelajaran di mulai.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis : Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan peningkatan kedisiplinan belajar melalui bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh guru 2. Manfaat Praktis : untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa, untuk mendukung siswa dalam bimbingan belajar melalui metode pemberian tugas, dan untuk mengoptimalkan tugas guru dengan bimbingan belajar untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa.
Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada upaya guru meningkatkan kedisiplinan belajar melalui bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah pada siswa kelas V SDI Diponegoro Surakarta tahun pelajaran 2014/2015.
METODE PENELITIAN Setting Penelitian Kegiatan penelitian tindakan kelas melalui bimbingan belajar dengan pemberian tugas rumah pada siswa kelas V SDI Diponegoro Surakarta tahun pelajaran 2014/2015 permasalahan yang dibahas adalah mengupayakan peningkatan kedisiplinan siswa melalui bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah.
Perumusan Masalah Bagaimana upaya guru meningkatkan kedisiplinan belajar melalui bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah pada siswa kelas V SDI Diponegoro Surakarta tahun pelajaran 2014/2015?
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDI Diponegoro Surakarta. Adapun alasan pemilihan sekolah di SDI Diponegoro Surakarta tersebut sebagai lokasi penelitian yaitu : 1. Tempat penelitian strategis. 2. Kedisiplinan belajar siswa masih rendah. 3. Sebelumnya guru telah memberikan tugas rumah namun belum efektif diterapkan. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan dimulai pada tanggal 30 Maret 2015 sampai dengan tanggal 30 April 2015.Tahap pelaksanaan pada bulan April 2015 dan tahap pelaporan pada awal bulan Mei.
1. Peristiwa, yaitu kegiatan pembelajaran dengan metode pemberian tugas rumah pada anak kelas V SDI Diponegoro Surakarta tahun ajaran 2014/2015. 2. Dokumen/arsip yaitu berupa materi pembelajaran, silabus dan rencana pembelajaran yang telah dibuat peneliti dan daftar evaluasi. Tehnik Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007: 186) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2007:72). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini mengenai bimbingan belajar dan upaya guru dalam mengunakan metode pemberian tugas rumah. 2. Observasi Observasi sebagai metode pengumpul data, digunakan dengan jalan mengamati, mencatat gejala-gejala yang diselidiki. Pengamatan dapat dibagi atas pengataman terbuka dan
Bentuk dan Strategi Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru melalui bimbingan belajar dengan melakukan refleksi diri yang tujuannya untuk meningkatkan kedisiplinan belajar anak. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara langsung pada saat proses layanan bimbingan belajar dengan alat bantu instrumen yang disusun oleh guru selaku peneliti. Sumber Data Penelitian Sumber data yang digunakan penelitian ini meliputi :
dalam
pengataman tertutup. Pengamatan terbuka ini adalah pengamat dan latar penelitian. Pengamatan secara terbuka, kehadiran pengamat diketahui oleh subyek, dan para subyek dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi, dan mereka menyadari bahwa ada orang yang mengamati terhadap hal-hal yang mereka lakukan. Sebaliknya pada pengamatan tertutup, pengamat beroperasi dan mengadakan pengamatan tanpa diketahui oleh para subyeknya (Moleong, 2006: 176). Penelitian ini, penulis melakukan pengamatan terbuka artinya kehadiran peneliti diketahui oleh subyek dan subyek memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengamati. Pada penelitian ini pengamatan dilakukan pada peristiwa yang diamati adalah selama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berlangsung. 3. Catatan Lapangan Catatan lapangan, untuk mencatat segala kegiatan siswa, guru selama kegiatan belajar berlangsung. 4. Cek list Cek list digunakan untuk mencatat hasil pengamatan dalam kegiatan proses pembelajaran.
Untuk itu maka pengembangan validitas data perlu dilakukan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik triangulasi data. Menurut Moeloeng triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan data dari sumber dengan dicek dari sumber lain untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data (2002: 178) Banyak cara yang ditempuh dalam proses penelitian kualitatif. Beberapa cara diantaranya adalah triangulasi. Pada penelitian ini menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Triangulasi data, yaitu menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama, dengan demikian data yang satu akan dikontrol dengan data yang sama dari sumber yang berbeda. Teknik triangulasi data atau yang sering disebut triangulasi sumber ini mengarahkan penulis untuk menggunakan beragam sumber data yang tersedia di dalam mengumpulkan fakta. Penulis membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi atau data yang telah diperoleh melalui data primer (wawancara) dengan data sekunder. Triangulasi sumber berarti peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil kuesioner. Adapun triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data yang sejenis, yaitu dengan wawancara dan observasi.
Keabsahan Data Keabsahan data (Validitas data) merupakan jaminan bagi kemantapan kesimpulan sebagai hasil dari penelitian.
a. Observasi sebelum anak diberikan bimbingan belajar. b. Observasi saat pelaksanaan bimbingan belajar. c. Observasi untuk evaluasi yang dilakukan setelah anak selesai mendapatkan bimbingan belajar. 4. Tahap refleksi Pada tahap ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini peneliti dapat melakukan refleksi dengan cara revisi perbaikan, terhadap rencana awal dan selanjutnya merencanakan untuk perbaikan pada seklus berikutnya.
Prosedur Penelitian 1. Tahap persiapan/rencana Tahap persiapan/rencana ini akan menyusun rencana terhadap bimbingan belajar. Rencana tindakan bimbingan belajar meliputi : a. Membuat bimbingan belajar dengan 2 kali tindakan dengan 4 kali pertemuan setiap kali tindakan 2 pertemuan. b. Menyiapkan instrumen bimbingan belajar. c. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti bimbingan belajar 2. Tahap tindakan Tahap tindakan ini adalah pelaksanaan penelitian dengan melakukan tindakan yang dilakukan dalam bimbingan belajar untuk siswa yang tidak disiplin belajar. Tindakan yang dilakukan antara lain : a. Membuat bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah b. Menyiapkan instrumen yang akan digunakan untuk bimbingan belajar c. Memberi pengarahan pada siswa berkaitan dengan kedisiplinan belajar yang dialaminya. d. Membimbing siswa untuk dapat mengimplementasikan kemampuannya mengatasi kedisiplinan belajar. 3. Tahap observasi Tahap observasi ini akan mengamati pelaksanaan tindakan bimbingan belajar. Observasi yang dilakukan :
Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan ini digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian ini dapat dirumuskan indikator-indikator (Zainal Aqib, 2008: 81) sebagai berikut : 1. Sekurang-kurangnya 75% siswa meningkat prestasi belajarnya. 2. Sekurang-kurangnya 75% siswa mampu mengatasi kedisiplinan belajar mengerjakan PR di rumah dan tepat waktu. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Pada awal pengamatan siswa kelas V SDI Diponegoro Surakarta
tahun ajaran 2014/2015 kedisiplinan belajar siswa nampak kurang sekali bahkan mencapai 65% siswa kurang disiplin belajarnya hal tersebut berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Setelah mengetahui kondisi siswa yang mengalami ketidakdisiplinan belajar berikutnya dilakukan pengamatan lanjutan untuk mengetahui penyebab siswa kurang disiplin belajar sehingga membuat rendah pula prestasi belajar siswa. Setelah dilakukan pengamatan maka dapat diketahui hal-hal berikut : a. Siswa malas untuk belajar b. Siswa kurang konsentrasi dalam kegiatan belajar mengajar c. Siswa kesulitan memahami pelajaran yang sulit d. Siswa merasa tertekan dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar e. Siswa mengerjakan tugas rumah di sekolah Dari hasil pengamatan tersebut dapat memberikan gambaran akan kondisi awal kedisiplinan belajar siswa rendah karena disebabkan minat belajarnya kurang. Hal itu berarti bahwa siswa yang disiplin belajarnya rendah memiliki kesulitan untuk mencapai prestasi yang optimal, dan itu menuntut guru untuk memberikan tindakan berupa bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah belum terprogram untuk siklus I dan bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah pada siklus II.
2. Deskripsi Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I (pertama) dari berbagai sumber data yang diperoleh ternyata siswa kurang disiplin belajarnya. Berdasarkan hasil pengamatan dengan memberikan skor pada daftar ceklist diperoleh skor 17 yang menunjukkan adanya perubahan kedisiplinan belajar siswa setelah dilakukannya bimbingan belajar belum terprogram dengan hasil pengamatan yang mendapatkan skor 17 masuk pada kategori baik. Namun demikian siswa menurut guru masih perlu untuk mendapatkan bimbingan belajar pada siklus berikutnya. 3. Deskripsi siklus II Berdasarkan berbagai sumber data yang diperoleh ternyata siswa mulai rajin masuk sekolah dan tidak lagi terlambat, sudah mengerjakan PR sendiri, mulai peduli dengan lingkungan dan teman, sudah berani bertanya saat pelajaran, dan nilai harian mulai meningkat. Berdasarkan hasil pengamatan dengan memberikan skor pada daftar ceklist diperoleh skor 27 yang menunjukkan adanya perubahan besar pada kedisiplinan belajar siswa setelah dilakukannya tindakan bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah hasil pengamatan yang mendapatkan skor 27 masuk pada kategori amat baik. Hal itu menunjukkan bahwa tindakan
bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah dapat berjalan dengan baik sehingga dapat merubah kebiasaan siswa yang disiplin belajarnya rendah sekarang sudah meningkat tinggi disiplin belajarnya.
merasa takut dan bersalah atas kebiasannya yang tidak disiplin belajar dengan tidak biasa mengerjakan tugas rumahnya. 2. Guru dengan bimbingan belajar menggunakan metode pemberian tugas rumah belum terprogram nampak kurang begitu melakukan persiapan yang mendalam. Hasil tindakan bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah belum terprogram ini dikatakan sudah menampakkan peningkatan disiplin belajar selain itu siswa yang tidak mengerjakan tugas rumah juga mulai berkurang walaupun masih ada 7 orang siswa yang selalu tidak mengerjakan tugas rumahnya. Hal itu berarti disiplin belajar siswa mulai ada siswa mulai dapat memahami diperlunya disiplin belajar sehingga dapat memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar setiap harinya, sehingga akan membuat siswa memahami perlunya belajar yang rajin di sekolah maupun di rumah agar prestasi belajarnya meningkat juga. Perubahan yang terjadi setelah dilakukannya tindakan bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah belum terprogram disiplin belajar siswa meningkat. Hal itu berarti bahwa pada siklus I bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah belum terprogram mampu mengatasi masalah disiplin belajar siswa namun pada siklus I ini peningkatannya belum begitu nyata sehingga perlu bagi guru untuk melakukan
Pembahasan Bentuk tindakan bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah belum terprogram ini dipilih oleh peneliti karena siswa V yang bermasalah dengan disiplin belajar akan membuat guru mampu mengarahkan siswa yang kurang disiplin belajar menjadi disiplin untuk belajar baik di sekolah maupun di rumah sesuai dengan keinginannya sendiri karena sadar akan pentingnya belajar. Tindakan bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah belum terprogram pada siklus I ini guru memberikan penegasan mengenai penekanan motivasi siswa untuk memotivasi siswa agar belajar rajin, dimana guru akan menjabarkan beberapa hal yang bisa membuat siswa termotivasi untuk belajar. Selain itu guru juga menguatkan mental siswa. Guru juga mempelajari cara belajar yang praktis dan sistimatis, dan guru akan memberikan penjelasan cara belajar yang mudah dan cepat. Guru juga mengarahkan siswa untuk menggerjakan tugas rumahnya. Pada kegiatan tersebut sesuai dengan hasil refleksinya diketahui : 1. Siswa terlihat tegang dan takut menatap guru, menurut pengakuan siswa karena
bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah pada siklus 2 dengan bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah sudah terprogram. Tindakan bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah pada siswa kelas V SDI Diponegoro pada siklus 2 untuk mengatasi masalah disiplin belajar dilakukan tindakan bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah sudah terprogram. Bentuk bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah sudah terprogram ini dipilih oleh peneliti untuk mengoptimalkan bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah konsultasi pada siswa yang bermasalah. Tindakan bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah sudah terprogram siklus 2 ini guru memberikan penegasan dan mengevaluasi kebiasaan belajar dan merencanakan perubahan. Pada kegiatan tersebut yang nampak sesuai dengan hasil pengamatan tindakan bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah sudah terprogram pada siklus 2 adalah : 1. Selama mengikuti bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah sudah terprogram siswa terlihat tenang dan nyaman, karena mungkin sdah tidak melakukan kesalahan lagi. 2. Guru dalam pelaksanaan bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah sudah terprogram terlihat lebih intensif dan konsentrasi penuh menangani siswa secara langsung.
3. Hasil belajar meningkat yang berarti prestasi belajar siswa juga meningkat. Perubahan terjadi secara signifikan setelah dilakukannya tindakan bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah sudah terprogram. Hal itu berarti bahwa pada siklus 2 bimbingan belajar dengan metode pemberian tugas rumah sudah terprogram mampu mengatasi disiplin belajar siswa hal itu terbukti pada peningkatan disiplin belajar siswa dengan kebiasaan belajar di rumah dan juga kemauan siswa menggerjakan tugas rumahnya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Setelah diadakan penelitian pada siklus I dengan tugas rumah yang belum terprogram, dari 30 siswa yang mendapat bimbingan, masih ada 7 orang siswa yang belum menunjukkan kedisiplinan belajar, mereka masih mengerjakan tugas rumah di sekolah. Berikutnya setelah siklus II dilaksanakan dengan pemberian tugas rumah yang sudah terprogram, hasil pengamatan berdasarkan checklist diperoleh skor 27 dari skor maksimal 32, ini termasuk kategori amat baik. Dengan demikian terjadi perubahan yang signifikan pada kedisiplinan belajar siswa. Saran 1. Siswa hendaknya selalu mengerjakan tugas rumah yang diberikan guru dengan penuh tanggung jawab.
2. Orangtua hendaknya dapat melakukan kontrol dan pendampingan terhadap anak ketika sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 3. Guru diharapkan lebih meningkatkan bimbingan belajar kepada siswa agar kedisiplinan belajar siswa meningkat sehingga prestasi belajarnya juga lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Lexi Moleong, 2006, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sugiyono, 2007, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta. Zainail Aqib, 2008, Penelitian Tindakan Kelas Sarana Meraih Prestasi, Bandung: Remaja Rosda Karya.